Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 1
ANALISIS SATUAN BIAYA PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DI SMK NEGERI 1 DEPOK SLEMAN THE ANALYSIS OF VOCATIONAL EDUCATION BUDGET IN SMK NEGERI 1 DEPOK SLEMAN Oleh: Kholifatun Azizah Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Sukirno Staf Pengajar Jurusan P. Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar biaya operasional nonpersonalia per siswa dan mengetahui besar biaya operasional pendidikan nonpersonalia per siswa berdasarkan perhitungan dengan pendekatan Activity Based Costing (ABC) tahun anggaran tahun anggaran 2014/2015 di SMK Negeri 1 Depok Sleman. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui pembebanan biaya operasional nonpersonalia per siswa tanpa melibatkan bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah ialah sebesar Rp3.791.384,00 dalam satu tahun. Dengan menggunakan pendekatan Activity Based Costing (ABC), diketahui biaya operasional nonpersonalia tiap-tiap kompetensi keahlian adalah sebagai berikut: (1) total biaya kompetensi keahlian Akuntansi Rp1.084.090.366,00 pertahun sehingga biaya persiswa dalam satu tahun sebesar Rp3.790.526,00 atau Rp315.877,00 perbulan; (2) total biaya kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran sebesar Rp1.074.357.477,00 pertahun sehingga biaya persiswa dalam satu tahun sebesar Rp3.787.376,00 atau Rp315.615 per bulan; (3) total biaya kompetensi keahlian Pemasaran sebesar Rp713.962.554,00 sehingga biaya persiswa satu tahun Rp3.777.580,00 atau Rp314.798,00 per bulan; (4)total biaya kompetensi keahlian Busana Butik sebesar Rp362.878.273,00 pertahun sehingga biaya persiswa dalam satu tahun sebesar Rp3.779.982,00 atau Rp314.999,00 perbulan. Kata kunci: Satuan Biaya Pendidikan, SMK Negeri 1 Depok Sleman
Abstract This research aims to know the amount of the operational cost of the nonpersonnel education per student and it is to find out the operational cost of the nonpersonnel education per student 2014/2015 by using Activity Based Costing (ABC) approach in SMK Negeri 1 Depok Sleman. The data collection methods used in this research were interview and documentary study. Based on the results of this research, it is known that the operational cost of the non-personnel education charged to each student is Rp3.791.384,00 or Rp315.949,00 a month. By using Activity Based Costing (ABC), it is found out that cost of nonpersonnel education for each program are: (1) total cost Accounting Program is Rp1.084.090.366,00 in a year, so unit cost is Rp3.790.526,00 in a year or Rp315.877,00 a month; (2) total cost of Office Administration Program is Rp1.074.357.477,00 in a year, so unit cost is Rp3.787.376,00 in a year or Rp315.615 a month; (3) total cost of Marketing Program is Rp713.962.554 in a year, so unit cost is Rp3.777.580,00 a year or Rp314.798,00 for a month; (4)total cost of Boutique Fashion Program is Rp362.878.273,00 in a year, so unit cost is Rp3.779.982,00 in a year or Rp314.999,00 a month. Keywords: Education Cost, SMK Negeri 1 Depok Sleman
2 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
dalam
PENDAHULUAN Dewasa ini masyarakat tidak lagi meragukan
pendidikan
sebagai
aspek
waktu
kesuksesan.
singkat
untuk
Oleh
mencapai
karena
itu,
diberlakukanlah jenjang pendidikan untuk
penting dalam kehidupan. Masyarakat kini
mempermudah
berlomba
jenjang
proses pembelajaran sesuai dengan minat
pendidikannya baik untuk dirinya sendiri
dan kebutuhan Pendidikan di Indonesia
maupun keluarga atau anak-anaknya. Hal ini
terdiri dari berbagai jenjang pendidikan,
dikarenakan
tingkat
mulai dari tingkat dasar hingga perguruan
kompetisi atau persaingan dalam dunia
tinggi. Pendidikan paling dasar ialah sekolah
kerja. Sehingga tidak heran jika investasi
dasar (SD) dimana siswa diberikan pelajaran
pendidikan disebut-sebut sebagai investasi
terkait dengan pengetahuan dasar yang
masa depan.
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan
meningkatkan
makin
tingginya
Investasi pendidikan ialah proses untuk
menjadikan
seseorang
atau
madrasah
masyarakat
ibtidaiyah
memperdalam
(MI)
pendidikan
yang
lebih
Islam
untuk
Berlanjut
pada
masyarakat memiliki potensi, kemampuan,
kehidupan
dan kecapakan tertentu. Seseorang atau
tingkat menengah pertama yaitu sekolah
masyarakat
kemudian
menengah pertama (SMP) dimana siswa
melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan
mulai diperkenalkan dengan ilmu yang lebih
sebagai
menciptakan
beragam. Sederajat dengan SMP, terdapat
kemahiran dalam diri seseorang dengan
pula madrasah tsanawiyah (MTs) yang juga
berbagai fasilitas yang menunjang proses.
lebih memperdalam pendidikan Islam secara
Dengan demikian terciptalah keuntungan-
lebih mendetail. Pada tingkat manengah
keuntungan
Menurut
atas, mulai dilakukan kelas peminatan.
Suhardan dkk (2012: 2) terdapat dua
Kelas peminatan ialah pengelompokkan
keuntungan pendidikan, yaitu meningkatkan
siswa berdasarkan minat atau bakat yang
harga diri dan kemampuan produktivitas
dipilih oleh siswa sehingga siswa terfokus
masyarakat
Dengan
untuk mempelajari beberapa mata pelajaran
kemampuan yang dimiliki, seseorang dapat
yang diminati. Pada tingkat ini, terdapat 3
melakukan berbagai hal yang berkaitan
jenis sekolah, yaitu sekolah menengah atas
dengan tuntutan pekerjaan yang diminati.
(SMA) dimana siswa mempelajari ilmu-
sebagai
proses
dari
input
untuk
pendidikan.
yang lebih besar.
Masyarakat
perlu
sehari-hari.
melakukan
mempelajari
ilmu yang nantinya akan diteruskan menuju
berbagai hal dalam kehidupan agar dapat
jenjang yang lebih tinggi, sekolah menengah
menyesuaiakan dengan tuntutan
masa
kejuruan (SMK) dimana siswa mempelajari
depan, dan hal tersebut bisa dilakukan
ilmu-ilmu kejuruan dan dicetak untuk siap
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 3
pada dunia kerja, dan Madrasah Aliyah
beberapa kelompok, yaitu: biaya langsung
(MA) dimana siswa mempelajari ilmu
(direct cost), biaya tidak langsung (indirect
umum dan ilmu agama Islam secara lebih
cost), privat cost, social cost, monetary cost,
mendetail. Pada tingkatan paling tinggi ialah
dan biaya belajar.
perguruan tinggi dimana mahasiswa akan
Pembiayaan dari pemerintah ialah
mempelajari berbagai teori-teori keilmuan
dari APBN dan APBD. Namun pengelolaan
secara lebih kompleks.
pembiayaan secara teknisnya diserahkan
Seperti yang diketahui oleh umum,
kepada
masing-masing
harapan
fasilitas dalam aspek
pendidikan bagi
pendidikan secara efektif dan efisien sesuai
masyarakatnya. Tidak hanya pemerintah
dengan kebutuhan dan kondisi masing-
yang
masing
andil
dalam
dunia
sekolah.
tercipta
dengan
bahwa pemerintah di Indonesia memberikan
memiliki
agar
sekolah
Hal
ini
pembiayaan
dicantumkan
pendidikan,
masyarakat
pun
ikut
Undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 51
berpartisipasi
dalam
pendidikan.
ayat (1) yang berbunyi: “Pengelolaan satuan
Indonesia
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
terbagi menjadi dua macam, yaitu sekolah
dan pendidikan menengah dilaksanakan
negeri dan sekolah swasta.
berdasarkan standar pelayanan minimal
Sehingga
dunia
sekolah-sekolah
di
Sekolah negeri dikelola dan diawasi
dengan
pemerintah
intensif
sekolah/madrasah”.
terutama dari segi pembiayaan pendidikan.
Pembiayaan
oleh
secara
lebih
prinsip
manajemen
pendidikan
berbasis
dari
Biaya pendidikan (Suhardan skk, 2012: 22)
pemerintah untuk masing-masing jenjang
ialah total biaya yang dikeluarkan baik oleh
sekolah di berbagai daerah disesuaikan
individu
yang
sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah.
menyekolahkan anak, warga masyarakat
Pengalokasian besarnya pembiayaan diatur
perorangan, kelompok masyarakat maupun
tiap tahunnya oleh pemerintah dalam dana
yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
alokasi khusus bidang pendidikan dan
kelancaran
pendidikan.
Jadi,
biaya
dituangkan dalam Peraturan Kementrian
pendidikan
ialah
yang
harus
Keuangan. Pengelolaan biaya pendidikan
ditanggung
bersama,
peserta
didik,
aspek
keluarga
menuntut
seluruh
tahun
anggaran
2014
diatur
dalam
elemen untuk turut andil agar pendidikan
Permenkeu RI no 180/PMK.07/2013 tentang
dapat dilaksanakan secara efektif untuk
Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi
mencapai tujuan. Sedangkan jenis-jenis
Khusus Tahun Anggaran 2014. Dalam
biaya pendidikan disebutkan oleh Suhardan
Permenkeu no 180 tahun 2013 bab II pasal 2
dkk
ayat (2) poin a disebutkan alokasi DAK
(2012:
23)
dikategorikan
dalam
4 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
untuk bidang pendidikan ialah sebesar
pakai; dan biaya operasi pendidikan tidak
Rp10.041.300.000.000,00 (sepuluh triliun
langsung
empat puluh satu miliar tiga ratus juta
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan
rupiah)
dari
prasarana,
uang
triliun
konsumsi,
pajak,
yang
terdiri
Rp4.016.520.000.000,00
(empat
enam belas miliar lima ratus dua puluh juta rupiah)
untuk
sekolah
dasar
berupa
daya,
air,
lembur,
jasa
transportasi,
asuransi,
dan
lain
sebagainya.
(SD),
Bastian
(2015:
303-305)
Rp2.510.325.000.000,00 (dua triliun lima
menyebutkan pula bahwa biaya operasional
ratus sepuluh miliar tiga ratus dua puluh
dapat digolongkan menjadi dua bagian,
lima juta rupiah) untuk sekolah menengah
yaitu biaya operasional personalia dan biaya
pertama (SMP), Rp1.506.195.000.000,00
operasional
non
(satu triliun lima ratus enam miliar seratus
operasional
personalia
sembilan puluh lima juta rupiah) untuk
operasional sekolah yang berkaitan dengan
sekolah
sumberdaya manusia satuan pendidikan baik
menengah
atas
Rp2.008.260.000.000,00
(SMA) (dua
dan triliun
pendidik
personalia.
Biaya
ialah
biaya
maupun tenaga kependidikan.
delapan miliar dua ratus enam puluh juta
Biaya operasonal personalia ini meliputi
rupiah) untuk sekolah menengah kejuruan
lokakarya,
(SMK).
penataran dan pendidikan untuk personal.
Standar
magang,
pelatihan,
pendidikan
Biaya operasional non personalia ialah biaya
diatur dalam PP no 19 tahun 2005 pada bab
operasional yang dikeluarkan bukan untuk
IX pasal 62 tentang standar pembiayaan
kesejahteraan
menyebutkan
pembiayaan
kependidikan. Komponen biaya operasional
pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
non personal mencakup alat tulis sekolah
operasi, dan biaya personal. Biaya investasi
(ATS) buku-buku, alat dan bahan habis
ialah
dan
pakai, daya dan jasa, biaya pembinaan
prasarana, pengembangan sumber daya
peserta didik, biaya hubungan industri,
manusia, dan modal kerja tetap. Biaya
biaya pembianaan pengawasan pemantauan
personal ialah biaya yang harus dikeluarkan
dan pelaporan, biaya rapat, dan operasional
oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
komite sekolah.
biaya
pembiayaan
seminar,
bahwa
penyediaan
sarana
pendidik
maupun
tenaga
proses pembelajaran secara teratur dan
Pembiayaan pendidikan lain dari
berkelanjutan. Biaya operasional meliputi
pemerintah ialah berupa subsidi kepada
gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
sekolah negeri. Subsidi pemerintah ini
segala tunjangan yang melekat pada gaji;
disebut
bahan atau peralatan pendidikan habis
Sekolah (BOS). BOS ialah penyediaan dana
dengan
Bantuan
Operasional
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 5
biaya operasi non personalia. Pengelolaan
non-akademis, dan benar-benar berkaitan
BOS tahun anggaran 2014 diatur dalam
dengan bidang tertentu, pekerjaan, atau
Permendikbud RI no 161 tahun 2013
panggilan.
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban
SMK memiliki berbagai jurusan
Keuangan
Dana
yang memang dibuat dengan kurikulum
Sekolah
Tahun
yang sedikit berbeda dibandingkan dengan
Anggaran 2014. Peraturan tersebut juga
SMA. Jurusan didalam SMK juga lebih
mengatur mengenai sasaran program BOS,
bervariasi dibandingkan dengan SMA yang
yaitu
SD/SDLB,
hanya terdiri dari ilmu pengetahuan alam,
SMP/SMPLB/ SMPT, dan SD-SMP Satap,
ilmu pengetahuan sosial, dan bahasa. SMK
baik negeri maupun swasta yang memiliki
memiliki jurusan akuntansi, boga, teknik,
nomor pokok sekolah nasional dan sudah
dan lain-lain. Disebutkan dalam Panduan
terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan
Perhitungan
(Dapodik).
Pendidikan versi Juni 2011 (DBE1MG,
Bantuan
Operasional
semua
sekolah
Kembali pendidikan, pembiayaan
pada
telah yang
pembiayaan
dijelaskan dilakukan
Biaya
bahwa
terdapat 75 program keahlian di SMK.
ialah
Begitu bervariasi jurusan di SMK juga mempengaruhi
sekolah di berbagai daerah. Termasuk pula
didalamnya.
sekolah
kebutuhannya
kejuruan.
Satuan
2011: 8) bahwa BSNP telah menghitung
berdasarkan pada kebutuhan masing-masing
menengah
Operasional
Sekolah
biaya Karena
operasional keperluan
disesuaikan
atau dengan
menengah kejuruan (SMK) ialah sekolah
kebutuhan masing-masing jurusan untuk
yang dibentuk untuk mencetak peserta didik
mendukung pembelajaran yang efektif. Dari
yang berkompeten dan siap menghadapi
penentuan besarnya biaya yang ditanggung
dunia kerja. Supriadi (2002 dalam Supriadi,
masing-masing
2004:
bahwa
kemudian dapat menentukan besarnya biaya
dibandingkan dengan SMA, SMK juga
yang harus ditanggung baik oleh pemerintah
berbeda dalam hal kelembagaannya. SMK
maupun wali murid.
182)
menyebutkan
diarahkan untuk menyiapkan lulusannya
Seperti
jurusan,
yang
pihak
sekolah
diketahui
bahwa
untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga
perhitungan biaya pendidikan yang telah
semi-profesional.
Bastian
dilakukan belum berhasil membawa dampak
bahwa
yang memuaskan bagi dunia pendidikan.
(2015:
72)
juga
Djalal
dalam
menyebutkan
pendidikan kejuruan menyiapkan peserta
Seringkali
ditemui
didik untuk pekerjaan yang didasarkan pada
peralatan sekolah sudah tidak layak pakai,
kegiatan manual atau praktis, tradisional
bangunan
yang
perlengkapan
perlu
direnovasi,
dan
gaji
6 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
pendidik dan tenaga kependidikan yang
pengajaran yang sudah ketinggalan jaman,
masih dianggap kurang memadai, peralatan
kurangnya peran orangtua dalam pendidikan
praktikum
anak-anaknya, dan juga pengelolaan biaya
yang terbatas dan lain-lain
menjadi polemik bagi sekolah. Dengan
pendidikan yang tidak efisien.
berbagai permasalahan-permasalahan seperti ini
tidak
jarang
membuat
kegiatan
pembelajaran menjadi tidak efektif. United
Nation
Pengelolaan biaya pendidikan ini berkaitan dengan peran pemerintah dan sekolah.
Peran
pemerintah
dimana
Development
pemerintah seharusnya memperhitungkan
Program (UNDP) dalam Majalah Fakultas
besarnya biaya yang harusnya diberikan
Ekonomi
kepada
Universitas
Gunadarma
sekolah.
Bastian
(2006:
165)
mengumumkan bahwa Human Development
menyebutkan bahwa subsidi yang diberikan
Index masyarakat Indonesia berada di urutan
pemerintah untuk sektor pendidikan selama
ke 108 dari 187 negara pada tahun 2013,
ini masih jauh dari standar minimal yang
atau tidak mengalami perubahan dari tahun
dianjurkan. Pola pembiayaan pendidikan
2012. Skor HDI Indonesia ialah sebesar
yang dilakukan oleh pemerintah dikatakan
0,684 atau masih dibawah rata-rata dunia
belum
yaitu sebesar 0,702. Selain itu, Indeks
masyarakat. Hal ini memperlihatkan bahwa
Pembangunan Pendidikan atau Education
keterlibatan
Development Index (EDI) dalam Serambi
pendidikan masih relatif kecil.
Indonesia dan Kementrian Agama Sulawesi
berorientasi
pada
pemerintah
kebutuhan
kepada
dunia
Peran sekolah dalam pengelolaan
Utara menempatkan Indonesia di posisi 69
pembiayaan
dari 127 negara di dunia (data dalam
memperhitungkan
Education For All (EFA) Global Monitoring
pendidikan sesuai dengan aktivitas atau
Report
kegiatan
2011)
dari
yang
sebelumnya
pendidikan
ialah
besarnya
masing-masing
biaya
sekolah.
menempati peringkat 65 pada tahun 2010.
Perhitungan biaya pendidikan berdasarkan
Hal ini merupakan permasalahan pendidikan
aktivitas disebut dengan activity based
Indonesia yang cukup besar. Bastian (2015:
costing (ABC). Untuk tingkat menengah dan
19) menyebutkan bahwa kelemahan yang
kejuruan
perlu mandapat catatan dalam pendidikan
penentuan biaya pendidikan berdasarkan
Indonesia ialah rendahnya kualitas dan
kebutuhan masing-masing jurusan.
relevansi pendidikan di banyak sekolah dasar,
ketimpangan
akses
juga
harus
mendetail
pada
Dengan penentuan biaya berdasarkan
menuju
aktivitas (activity based costing/ ABC),
pendidikan tingkat menengah, pengelolaan
keuntungan atau kelebihan yang didapat
pendidikan yang tidak efisien, metode
ialah
membantu
pihak
sekolah
untuk
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 7
mengambil keputusan (making decision) dan
terget dan capaian yang lebih tinggi
membantu
dibandingkan
pihak
perbaikan
sekolah
secara
dalam
hal
berkesinambungan
dengan
nasional/sekolah
sekolah
mandiri.
Target
SMK
(continus improvement) melalui analisis
Negeri 1 Depok Sleman tidak hanya
aktivitas. ABC memudahkan pihak sekolah
meningkatkan
untuk menentukan mana biaya yang relevan
profesionalitas bertaraf nasional, akan tetapi
dengan pembelajaran dan mana biaya yang
juga
kurang relevan. Dengan demikian dapat
Pencapaian
dilakukan
didampingi
analisis
yang
akurat
agar
sampai
kompetensi
pada
target
taraf
internasional.
tersebut
dengan
dan
juga
harus
manajemen
dan
pembiayaan pendidikan dapat dilakukan
pengelolaan segala aspek dengan baik tanpa
secara efektif.
melupakan
Hal ini lah yang masing belum dilakukan oleh sekolah. Penentuan biaya pendidikan besaran
tiap-tiap
yang
sama
jurusan dengan
kultur
dan
ciri
khasnya,
termasuk pula di dalamnya pengelolaan pembiayaan pendidikan.
memiliki
Oleh
karena
itu,
dengan
latar
tingkat
belakang yang telah diuraikan, peneliti
kebutuhan yang berbeda tiap jurusannya.
tertarik untuk melakukan penelitian di SMK
Penetapan biaya seperti ini akan berdampak
Negeri 1 Depok Sleman tentang pembiayaan
pada proses pembelajaran karena proses
pendidikan dengan judul Analisis Satuan
pembelajaran menjadi tidak efektif dan tidak
Biaya Pendidikan Menengah Kejuruan di
efisien. Seperti yang kita ketahui bahwa
SMK Negeri 1 Depok Sleman.
perhitungan pembiayaan pendidikan yang
Penelitian ini dilakukan bertujuan
tepat akan membantu pihak sekolah dalam
untuk mengetahui besar biaya operasional
pengambilan keputusan untuk mencapai
nonpersonalia
tujuan pendidikan.
anggaran 2014/2015 dalam satu tahun dan
per
siswa
dalam
tahun
SMK Negeri 1 Depok Sleman ialah
untuk mengetahui besar biaya operasional
salah satu sekolah kejuruan negeri yang
nonpersonalia per siswa dalam satu tahun
berada di Sleman Yogyakrta. Sebelumnya
dengan menggunakan pedekatan Activity
SMK Negeri 1 Depok Sleman bernama
Based Costing (ABC). Selain itu, penelitian
SMEA 1 Yogyakarta. Sekolah yang terletak
ini
di Jl. Ringroad utara Maguwoharjo Depok
nonpersonalia.
Sleman ini mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 pada tangga 12 Oktober 2010. Sebagai sekolah yang memiliki kualitifikasi tinggi, SMK Negeri 1 Depok mempunyai
berfokus
pada
biaya
operasional
8 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
Objek penelitian dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN
adalh biaya operasional nonpersonalia tahun
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
anggaran 2014/2015.
expost facto. PenelitianeExpost facto adalah penelitian yang mengguankan data yang
Prosedur
sudah terjadi.
a)
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
denga
pendekatan
Reduksi Data Dalam
metode
penelitian
yang
dilakukan, peneliti mendapatkan data
kualitatif, karena disajikan menggunakan
anggaran
sekolah
tahun
anggaran
data kualitatif.
2014/2015 kemudian mereduksi data sesuai dengan tujuan yaitu fokus pada anggaran operasional non personalia
Waktu dan Tempat Penelitian Penyusunan
dan
pelaksanaan
SMK N 1 Depok tahun anggaran
penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 hingga Januari 2016. Lokasi penelitian
2014/2015. b) Display Data
adalah SMK Negeri 1 Depok Sleman yang beralamat
di
Jalan
Ringroad
Dalam
Utara
dilakukan,
Maguwoharjo Depok Sleman.
penelitian peneliti
yang
melakukan
penyajian data dalam bentuk tabel kemudian peneliti akan melakukan deskripsi
Subjek dan Objek Penelitian
untuk
menginterpratasikan
Subjek penelitian dalam penelitian
data-data yang telah diolah. Penyajian
ini ditentukan dengan teknik purposive
dalam bentuk tabel dimaksudkan agar
sampling.
memudahkan dalam interpretasi.
Teknik
purposive
sampling
adalah teknik penentuan narasumber denagn melakukan
pertimbangan-pertimbangan
c)
Kesimpulan dan Verifikasi Tahap
selanjutnya
yaitu
tertentu agar dapat mencapai tujuan. Subjek
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
penelitian ditentukan oleh peneliti dengan
Kesimpulan
pertimbangan
penelitian
menjawab permasalahan. Temuan dapat
tersebut merupakan pihak yang memiliki
berupa deskripsi atau gambaran suatu
peran
objek yang sebelumnya masih belum
dan
bahwa
andil
subjek
dalam
pengelolaan
keuangan dan aktivitas pembelajaran di sekolah. Pihak-pihak yang dijadikan sebagai subjek penelitian oleh peneliti yaitu Kepala Sekolah, Bendahara Sekolah, dan Guru.
yaitu
pasti kebenarannya.
temuan
untuk
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 9
Data,
Intrumen,
dan
Teknik
3) Menyusun unit cost atau biaya
Pengumpulan
satuan baik secara total maupun
a) Data
secara unit Jenis data dalam penelitian ini
adalah
data
pengumpulan melakukan
kualitatif. data
studi
wawancara.
yaitu
dengan
antara biaya tetap (fixed cost) dan
dan
data
biaya
yang
wawancara.
melakukan
dilakukan
dengan
variabel
perhitungan
(variable
cost)
terhadap biaya penggerak (driver
digunakan yaitu checklist dan pedoman
cost). 4) Menyusun alokasi biaya berdasarkan
b) Teknik Analisis Data Teknik
ini
Teknik
dokumentasi
Instrumen
Penentuan
aktivitas
analisis
data
yang
pada
tiap
kompetensi
keahlian
dilakukan adalah analisis data kualitatif
Melakukan penentuan biaya
secara deskriptif dengan tiga langkah,
per
yaitu:
perhitungan yang telah dilakukan
reduksi
data,
display
data,
kesimpulan, dan verifikasi data.
kompetensi
keahlian
dari
sebelumnya.
Sedangkan untuk mengetahui atau melakukan perhitungan biaya operasional
HASIL
nonpersonalia
PEMBAHASAN
dengan
digunakan
pendekatan
perhitungan
Activity
PENELITIAN
DAN
Based
Dari penelitian yang telah dilakukan,
Costing (ABC) melalui beberapa langkah
peneliti mendapatkan data mengenai kondisi
berikut ini:
umum SMK Negeri 1 Depok Sleman
1) Analisis aktivitas
diantaranya
Analisis aktivitas dilakukan dengan mengidentifikasi
yaitu
kondisi
fisik
dan
manajemen sekolah.
aktivitas
Siswa yang ada di SMK Negeri 1
menjadi 2 kategori yaitu aktivitas
Depok
utama dan aktivitas pendukung.
keahlian, yaitu: Akuntansi, Administrasi
2) Analisis objek biaya Mengidentifikasi
dari
empat
kometensi
Perkantoran, Pemasaran, dan Busana Butik. dan
menetapkan biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya penggerak (driver cost).
terdiri
Berikut ialah data jumlah siswa berserta proporsinya.
10 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
Tabel 1.
No 1 2
3 4
Proporsi Siswa Berdasarkan Kompetensi Keahlian
Kompetensi keahlian Akuntansi (AK) Adm. Perkantoran (AP) Pemasaran (PM) Busana Butik (BB) Total
Tabel 2.
Jumlah siswa 286
memiliki 69 orang tenaga pendidikBerikut ialah data jumlah tenaga pendidik sekaligus proporsinya. Tabel 4.
283
22,13
96
11,24
854
100
Jumlah siswa 288 283 283 854
Rekapitulasi Jumlah Guru Berdasarkan Kelas Mengajar
33,14
189
Proporsi Siswa Tingkatan Kelas
No Kompetensi keahlian 1 X 2 XI 3 XII Total
Proporsi (%) 33,49
SMK Negeri 1 Depok Sleman
Berdasarkan
Proporsi (%) 33,72 33,14 33,14 100
No
Kelas
1 2 3 4
AK AP PM BB Total
Mapel Norma tif & Adapti f 15 14 11 4 44
Ma Tot Propo pel al rsi Kej (%) uru an 8 23 33,06 10 24 34,92 4 15 21,94 3 7 10,10 25 69 100
Secara umum, pendanaan di SMK Negeri 1 Depok Sleman terdiri dari lima sumber yaitu: Dana BOSNAS, BOSDA, JPPD, Rapus, dan SPP. Dalam pelaksanaan pembiayaan, SMK Negeri 1 Depok Sleman
Tabel 3.
Proporsi Rombel
Siswa
Berdasarkan
melakukan
perencanaan,
pelaksanaan,
pelaporan, dan pengawasan. Kompetensi Keahlian Akuntansi
Kelas X XI XII
Jumlah Administrasi X Perkantoran XI XII Jumlah Pemasaran X XI XII Jumlah Busana X Butik XI XII Jumlah Total
Rombel Proporsi (%) 3 3 3 9 33,33 3 3 3 9 33,33 2 2 2 6 22,22 1 1 1 3 11,11 27 100
Umumnya
perhitungan
dan
penentuan yang dilakukan oleh sekolah ialah dalam rangka menentukan biaya SPP atau biaya yang harus dibayarkan oleh orangtua/ wali murid setiap bulannya. Hal ini dilakukan dengan menjumlah semua biaya
yang
ada
kemudian
dilakukan
pengurangan terhadap dana-dana bantuan. Setelah dilakukan pengurangan, langkah selanjutnya ialah membagi biaya yang masih tersisa sejumlah siswa yang ada di sekolah, kecuali siswa yang kurang mampu dari segi perekonomian. Dengan pola yang
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 11
sama
tanpa
melibatkan
bantuan
dari
pemerintah, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
pengeluaran
nonpersonalia
biaya
per
operasional
siswa
sebesar
Rp3.791.384,00 dalam satu tahun. Tahap yang dilakukan pertama kali ialah menentukan dan mengidentifikasikan aktivitas kedalam 2 kategori yaitu aktivitas utama
dan
pendukung.
Berikut
ialah
identifikasi aktivitas utama: Tabel 5. Identifikasi Aktivitas Utama dan Aktivitas Pendukung Aktivitas Utama Pengembangan Standar Isi Penyusunan Perangkat Pembelajaran Penyusunan Bahan Ajar
Pembelajaran Luar Kelas/ Sekolah Kegiatan Ekstrakulikuler Masa Orientasi Siswa OSIS dan Pembinaan Karakter dan Wawasan Kebangsaan Pembinaan Lomba-lomba Akademik Pembinaan Lombalomba Non Akademik Praktik Kerja
Aktivitas Pendukung Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Evaluasi Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan Sekolah Pelaporan Perkembangan Kelas dan Wali Kelas Pameran Sekolah
Bedah SKL Pengembangan SKL Sosialisasi Ujian
Porsenitas
Fasilitas Kegiatan Kesiswaan Pelaksanaan UKS
Industri Kunjungan Pengembangan Industri dan Studi Standar Pendidik Banding dan Tenaga Pendidik Kegiatan Pemeliharaan Remidial Lingkungan Sekolah Lomba Pemeliharaan Kompetensi Siswa Sarana dan Prasarana Bursa Kerja Rehabilitasi Gedung Khusus/ Sekolah Pemasaran Tamatan Unit Produksi dan Pengadaan ATK Jasa Kegiatan MTQ Pengadaan Alat Kebersihan Kegiatan Pengadaan Alat Keagamaan Listrik dan Elektronik Pentas Seni Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah Pengembangan Penyusunan RPS/ Kewirausahaan RKS/ RKAS/ RAPBS Penerimaan Pelaksanaan Peserta Didik Akreditas Sekolah Baru Kegiatan Home Kegiatan Visit Operasional Komite Analisis dan Kehumasan Penentuan KKM Pengembangan Penjaminan Mutu Perangkat Model Pendidikan/ ISO Penilaian Ulangan Harian Penyelenggaraan Rapat Dinas Ulangan Tengah Pengelolaan Semester Kerumahtanggaan Ulangan Akhir Penelusuran Alumni Semester Ulangan Kenaikan Pemberian Beasiswa Kelas Latihan Ujian Partnership Nasional Ujian Sekolah Penyusunan Laporan Keuangan
12 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
Sekolah Ujian Nasional Perjalanan Dinas Uji Sertifikasi Pengadaan/ Keahlian Fotokopi Uji Kompetensi Cetak dan Jilid Keahlian Sekolah Uji Kompetensi Keahlian Nasional Remidial Pelaporan Hasil Belajar Penyusunan Bank Soal Analisis Hasil Penilaian
2
3
Selanjutnya melakukan identifikasi biaya
dari
aktivitas-aktivitas
tersebut.
Identifikasi dilakukan dengan membedakan
4
biaya menjadi dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Berikut merupakan identifikasi biaya tetap: Tabel 6. Identifikasi Biaya Tetap
N Keterangan Jumlah (Rp) o 1 Biaya Perencanaan kebutuhan dan pengembangan siswa Telaah/ analisis 5.438.500 standar isi Pengembangan 26.611.000 kurikulum Pengembangan silabus 8.974.000 dan RPP Penyusunan prog 980.000 pengembangan diri Penyusunan 640/000 kurikulum muatan local Pelaksanaan uji publik 5.987.500 kurikulum Pelaksanaan penelitian 8.652.500 tindakan kelas Penguatan kompetensi Evaluasi pelaksanaan 124.843.500
5
6
pengendalian Laporan 26.000.000 perkembangan kelas dan wali kelas Bedah SKL 4.180.000 Pengembangan SKL 4.789.000 Sosialisasi Ujian 9.051.500 Porsenitas 12.651.100 Biaya perencanaan pembelajaran Penyusunan perangkat 16.200.000 pembelajaran Penyuunan bahan ajar 10.830.500 Proses pelaksanaan pembelajaran dan pendukungnya Pelaksanaan UKS 16.600.000 Pentas seni 17.623.000 Fasilitas kegiatan 7.806.000 kesiswaan Pengembangan 19.752.500 kewirausahaan Proses evaluasi pembelajaran Analisis penentuan 2.553.000 KKM Pengembangan 2.842.000 perangkat model penilaian Penyusunan bank soal 3.713.500 Analisis hasil 2.012.000 penilaian Pelaporan hasil belajar 8.000.000 Pengembangan pendidikdan tenaga kependidikan MKKS/KKKS/K3SK 19.330.000 KKG/ MGMP 5.400.000 Workshop 6.898.500 pengembangan kompetensi Pembinaan mental dan 17.050.000 kepribadian Pemilihan guru dan 9.878.000 karyawan berrestasi Pemeliharaan sarana prasarana pemeliharaan 45.650.000 lingkungan sekolah Pemeliharaan 21.800.000 peralatan kantor Pemeliharaan alat-alat 71.720.000 pendidikan Pemeliharaan gedung 207.261.000
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 13
7
Pemeliharaan kamar mandi Pemeliharaan kendaraan sekolah Pendampingan dana pembangunan Pemeliharaan mebeler Pemeliharaan buku Pemeliharaan alat-alat laboratorium Rehabilitasi gedung sekolah Pengembangan perpustakaan Pengembangan mebeler Pengadaan komputer, printer, LCD Pengadaan alat-alat praktik Pengadaan buku Pengadaan alat peraga Pengadaan ATK Pengadaan alat kebersihan Pengadaan alat listrik dan elektronik Pengadaan alat keselamatan dan keamanan Pengembangan sekolah Promosi/ pameran sekolah Pelaksanaan evaluasi diri sekolah Penyusunan RPS/ RKS/ RKAS/ RAPBS Pelaksanaan akreditasi sekolah Pengembangan sistem informasi manajemen sekolah (SIM) Pelaksanaan operasional komite Kehumasan Penjaminan mutu pendidikan/ISO Penyelenggaraan rapat dinas
63.319.200 20.000.000 69.556.000 6.454.500 68.000.000 272.366.000 9.000.000 48.610.000 97.560.000 202.978.400 127.600.000 125.200.000 255.495.650 24.995.000 19.585.000 72.851.000
8.700.000 5.113.000 11.737.000 5.000.000
20.961.900 24.052.500 49.480.400 29.882.400
8
Pengelolaan 5.800.000 kerumahtanggaan Pengelolaan administrasi dan keuangan Penyusunan laporan 9.753.750 keuangan sekolah Langganan jasa kantor 105.007.525 Berikut merupakan identifikasi biaya
variabel: Tabel 7. Identifikasi Biaya Variabel N Keterangan Jumlah (Rp) o 1 Proses pelaksanaan pembelajaran dan pedukungnya Pembelajaran diluar 6.796.800 kelas/ sekolah Kegiatan 77.130.000 ekstrakulikuler Kegiatan OSIS dan 13.871.850 pembinaan karakter Pembinaan lomba- 12.705.000 lomba bidang akademik Pembinaan lomba- 24.227.050 lomba bidang non akademik Praktik kerja industri 70.000.000 Kunjungan industri 32.956.800 dan studi banding Kegiatan remidial 2.197.500 Lomba kompetensi 86.559.500 siswa Unit produksi dan jasa 4.727.100 Kegiatan MTQ 4.437.750 Kegiatan keagamaan 3.950.500 2 Proses evaluasi pembelajaran Ulangan harian 889.500 Ulangan tengah 12.510.500 semester Ulangan akhir 35.421.500 semester Ulangan kenaikan 31.311.000 kelas Latihan ujian nasioanl 33.764.400 / try out Ujian sekolah 40.023.200
14 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
3
4
5
Ujian nasional 20.166.500 Uji sertifikasi keahlian 5.153.000 (SMK) Uji kompetensi 15.000.000 keahliian sekolah Uji kompetensi 40.000.000 keahlian nasional Pelaksanaan 3.180.000 remidial/pengayaan Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan Pengiriman peserta 19.800.000 seminar, simposium, siktat, dan workshop Pengelolaan siswa Penerimaan peserta 12.960.000 didik baru Masa orientasi 5.379.000 sekolah (MOS) Kegiatan home visit 1.255.000 Pemasaran tamatan 11.656.300 Penelusuran alumni/ 731.200 tamatan Proses pengelolaan administrasi dan keuangan Pemberian beasiswa 2.160.000 (berprestasi) partnerhip 37.870.000 Perjalanan/ transport 20.000.000 dinas Penggandaan/ 35.372.500 fotokopi Cetak dan jilid 2.900.000
Tabel 8.
Alokasi Biaya Berdasarkan Keahlian
Biaya TC
AK 1.084 .090. 336
AP PM BB 1.074.3 713.96 363.878 57.447 2.554 .273
UC
3.790 .068 2.939 .068 851.4 58 315.8 87
3.787.3 3.777. 3.779.9 76 580 82 2.940.7 2.939. 2.932.3 51 466 41 843.33 838.11 847.641 5 3 315.61 314.79 314.999 5 8
FC/ Ltd VC/ Ltd UC/ Moh
Pada bahasan sebelumnya diketahui pembebanan biaya operasional personalia per siswa pada tahun anggaran 2014/2015 ialah
sebesar
perhitungan
atau
siswa di SMK Negeri 1 Depok Sleman dibebankan biaya yang sama baik dari keluarga yang mendapatkan keringanan biaya maupun yang tidak mendapatkan keringanan biaya. pembebanan
biaya
telah
operasional non personalia yang dilakukan
dilakukan dengan pendekatan Activity Based
berdasarkan aktivitas atau Activity Based
Costing (ABC) terhadap biaya operasional
Costing (ABC) didapatkan hasil yang tidak
nonpersonalia di SMK Negeri 1 Depok
terlalu
Sleman tahun 2014/2015 didapatkan alokasi
kompetensi
biaya berdasarkan kompetensi keahlian
dilakukan dengan melakukan perhitungan
mulai dari kompetensi keahlian akuntansi
sesuai dengan Driver Cost masing-maisng
(Ak),
biaya.
administrasi
yang
Rp3.791.384,00
315.949,00 tiap bulan. Ini berarti semua
Dengan Dari
per Siswa Kompetensi
perkantoran
(AP),
jauh
untuk
keahlian.
Driver
Cost
masing-masing Pembebanan
yang
ini
digunakan
pemasaran (PM), dan Busana butik (BB)
umumnya ialah jumlah siswa masing-
dengan rincian sebagai berikut:
masing
kompetensi
keahlian,
jumlah
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 15
rombongan belajar (rombel) masing-masing
nonpersonalia
kompetensi keahlian, dan jumlah guru
dibebankan
masing-masing kompetensi keahlian.
sesuai kompetensi keahlian masing-masing
Dari
perhitungan
yang
telah
tahun pada
2014/2015
yang
masing-masing
siswa
memiliki perbedaan yang tidak jauh berbeda
dilakukan didapatkan hasil, yaitu: total biaya
dengan
operasional
dengan pendekatan Activity Based Costing
keahlian
non
personalia
kompetensi
Akuntansi
sebesar
perhitungan
(ABC)
biaya
berdasarkan
pendidikan
masing-masing
Rp1.084.090.336,00 dalam satu tahun, total
kompetensi keahlian. Hal ini karena biaya
biaya
operasional nonpersonalia merupakan biaya
operasional
kompetensi Perkantoran
non
personalia
keahlian sebesar
Administrasi
Rp1.074.357.477,00
yang
dilekurkan
kegiatan
unutk
aktivitas
atau
yang secara umum memiliki
dalam satu tahu, total biaya operasional non
kesamaan pada masing-masing kompetensi
personalia kompetensi keahlian Pemasaran
keahlian.
sebesar Rp713.962.554,00 dalam satu tahun, dan total biaya operasional non personalia
Saran
kompetensi keahlian Busana Butik sebesar Rp362.878.273,00 dalam satu tahun.
Dari penelitian yang telah dilakukan, saran-saran yang diberikan oleh peneliti
Dari hasil diatas dapat diketahui
ialah untuk berbagai pihak. Pihak sekolah
meskipun total biaya mengalami perbedaan
dan
yang signifikan akan tetapi biaya yang
mempertimbangkan
dibebankan pada tiap-tiap siswa memiliki
perhitungan
perbedaan yang tidak terlalu jauh. hal ini
pendekatan Activity Based Costing (ABC)
terjadi karena biaya operasional masing-
sebagai dasar perencanaan dan evaluasi.
masing
Pihak
kompetensi
keahlian
memiliki
pemerintah,
biaya
hendaknya
dapat
penggunaan (unit
akademisi,
cost)
dengan
disarankan
kesamaan secara umum. Biaya operasional
penelitian
nonpersonalia
yang
kekurangan dari penelitian ini diantaranya:
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang
(a) Melengkapi informasi pendanaan di
secara umum ada dan memiliki kesamaan
sekolah
pada masing-masing kompetensi keahlian.
pendanaan, (b) Memperhitungkan umur
merupakan
biaya
selanjutnya
termasuk
agar
untuk menutupi
informasi
realisasi
ekonomis peralatan pembelajaran, sehingga SIMPULAN DAN SARAN
hasil penelitian lebih valid, (c) melengkapi
Simpulan
informasi-informasi yang berkaitan dengan
Dari
penelitian
yang
dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa biaya operasional
aktivitas
di
sekolah
sehingga
dalam
penentuan biaya penggerak (driver cost)
16 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
http://fe.gunadarma,ac,id/majalah/20 14/12/30/human-development-index2014/ pada tanggal 27 April 2014
tiap-tiap aktivitas dapat lebih sesuai an hasilnya akan lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Juanda dan Nikki Vertik Lestari. (2012). “Analisis Perhitungan Biaya Satuan Pendidikan (Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran (Studi Kasus Pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang)”. Diambil dari http://ejournal.umm.ac.id/index.php/j rak/article/viewFile/719/743, pada tanggal 30 Mei 2015. Bachtiar Hasan. “Pendidikan Kejuruan di Indonesia”. Diambil dari http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JU R._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/19 5512041981031BACHTIAR_HASAN/PENDIDIKA N_KEJURUAN_DI_INDONESIA.p df, pada tanggal 9 Juni 2015 Basuki Sulistyo. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: Penaku. Dadang Suhardan dkk. (2012). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung. Decentralized Basic Education 1 Management & Govenance. (2011). Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan. Dedi
Supriadi. (2004). Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Eko
Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fakultas Ekonomi Gunadarma. (2014). “Human Develompent Index 2014”. Diambilo dari
Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen. (2009). Managerial AccountingAkuntansi Manajerial Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Homgren, Charles T, dkk. (2008). Introduction to Management Accounting Fourtheenth edition chapter 1-17. USA: Pearson Education International Ibnu
Prakosa. (2010). Analisis Biaya Pendiidkan Satuan Pendidikan Dasar (Studi Kasus di Kabupaten Sragen). Tesis.
Indra
Bastian. (2006). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
_______. (2015). Akuntansi Pendidikan Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Kptk.weebly.com. “Sistem Pendidikan Kejuruan Indonesia”. Diambil dari http://kptk.weebly.com/indonesia.ht ml, pada tanggal 10 Juni 2015. M. A. Mulyono. (2010) Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Masyudi AM. (2008). “Analisis Biaya Dengan Metode Activity Based Costing Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula di Rumah Sakit Kedokteran (Studi Kasus di Rumah Sakil Islam Sultan Agung).” Tesis tidak diterbitkan. PPs - UNDIP Mulyadi. (2007). Activity Baesd Soct System. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Analisis Satuan Biaya... (Kholifatun Azizah) 17
Nanang Fattah. (2008). “Pembiayaan Pendidikan: Landasan Teori dan Studi Empiris”. Jurnal Pendidikan Dasar (No 9 – April 2008) _______. (2009). Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurkholis. (2000). Ironi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 161 tahun 2013 tentang Petuntuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2014 Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pembiayaan. Peraturan Pemerintah nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Peraturan Pemerintah Keuangan Republik Indonesia nomor 180/PMK 07/2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi husus Tahun Anggaran 2014. Putu Sudira. (2012). Filosofi dan Teori Vokasi dan Kejuruan. Yoryakarta: UNY Press. S. Munawir. (2002). Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Santi
Setyaningrum. (2014). “Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) Untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan”. Skripsi tidak diterbitkan. Sarjana – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Simamora. (1999). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Solopos.com. (2015). “17 SMA/SMK Miliki ISO 9001-2008”. Diambil dari http://m.solopos.com/2015/01/19/sek olah-sleman-17-smasmk-miliki-iso9001-2008-569131, pada 14 Maret 2015 Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Sukardi. (2006). Penelitian KualitatifNaturalistik dalam Pendidikan. Jakarta : Usaha Keluarga. Tjutju Soendari. “Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif”. Dalam http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR. _PEND._LUAR_BIASA/195602141 980032TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_ Perkuliahan/Penelitian_PKKh/Tekni k_analisis_dt.kual.ppt_%5BCompati bility_Mode%5D.pdf Diunduh pada 7 Oktober 2015 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Weygandt, Jerry J dkk. (2012). Managerial Accounting Internasional Student Version Wixth Edition. Singapura: Wiley.