PELAKSANAAN TATA TERTIB SEKOLAH DALAM RANGKA PEMBINAAN MORAL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 NAWANGAN KABUPATEN PACITAN
ARTIKEL
OLEH REVIN SEPTIANDHO NIM 108811410341
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MEI 2013
PELAKSANAAN TATA TERTIB SEKOLAH DALAM RANGKA PEMBINAAN MORAL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 NAWANGAN KABUPATEN PACITAN THE IMPLEMENTATION OF SCHOOL ORDERLINESS TOWARD MORAL FOSTERING AT STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL (SMK) 1 NAWANGAN, PACITAN DISTRICT
Septiandho, Revin. 2013. Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah dalam Rangka Pembinaan Moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Nawangan Kabupaten Pacitan. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. A. Rosyid Al Atok, M.H, M.Pd, (II) Nuruddin Hady, S.H, M.Hum. Septiandho, Revin, 2013. The Implementation of School Orderliness Toward Moral Fostering at State Vocational High School (SMKN) 1 Nawangan, Pacitan District. Final Paper, Department of Law and Citizenship, Faculty of Social Science, State University of Malang. Advisors: (I) Dr. A. Rosyid Al Atok, M.H., M.Pd, (II) Nuruddin Hady, S.H., M.Hum. E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) muatan pembinaan moral dalam tata tertib di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Nawangan, (2) pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pembinaan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Nawangan, (3) kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pembinaan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Nawangan, dan (4) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pembinaan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Nawangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa, muatan pembinaan moral dalam tata tertib SMKN 1 Nawangan terdapat dalam tata tertib guru, karyawan/TU dan siswa SMKN 1 Nawangan. Pelaksanaan tata tertib sekolah dalam rangka pembentukan pembinaan moral di sekolah dibagi menjadi pelaksanaan tata tertib guru, karyawan/TU, dan tata tertib siswa. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib di SMKN 1 Nawangan meliputi kendala yang dialami guru, karyawan/TU dan siswa. Dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendalakendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib sekolah dengan cara memberikan teguran kepada guru, karyawan/TU yang melanggar tata tertib sekolah, serta berusaha untuk mengatasi permasalahan dalam tata tertib. Dari hasil penelitian ini saran-saran yang diajukan kepada kepala sekolah, guru dan karyawan/ TU SMKN 1 Nawangan diharapkan memberikan contoh positif, memberikan motivasi, perlu dibangun sarana dan prasarana, dan memberikan peringatan serta sanksi yang tegas.
Kata Kunci: Tata Tertib, Pembinaan Moral. ABSTRACT: The objective of research is to understand: (1) the content of moral fostering behind the implementation of orderliness at State Vocational High School (SMKN) 1 Nawangan; (2) the implementation of school orderliness as method of moral fostering at State Vocational High School (SMKN) 1 Nawangan; (3) the barriers against the implementation of school orderliness as method of moral fostering at State Vocational High School (SMKN) 1 Nawangan; and (4) the efforts to deal with the barriers against the implementation of school orderliness as method of moral fostering at State Vocational High School (SMKN) 1 Nawangan. Research type is descriptive qualitative. Findings of research indicate that the content of moral fostering behind the implementation of orderliness at SMKN 1 Nawangan has been stated within the teacher orderliness, school staff orderliness, and student orderliness of SMKN 1 Nawangan. The implementation of school orderliness in order to establish moral fostering at school is divided into the implementation of teacher orderliness, school staff orderliness, and student orderliness. The barriers against the implementation of orderliness at SMKN 1 Nawangan include the barriers subjected by teacher, school staff and student. And the one main action is by giving warning to the teacher and the school staff who violate the school orderliness. Based on result of research, it may be suggested that the principal, teacher, and school staff of SMKN 1 Nawangan are expected to give positive model, shall motivate, structure and infrastructure must be built, and give warning and strict discipline. Keywords: Orderliness, Moral Character
Dalam skripsi ini, penulis meneliti pelaksanaan tata tertib sekolah dalam rangka pembinaan moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Nawangan Kabupaten Pacitan. Dari hasil pengamatan awal di lapangan yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Nawangan, diketahui kasus atau pelanggaran terhadap tata tertib sekolah masih sering dilakukan siswa. Pelanggaran tersebut meliputi tidak masuk tanpa keterangan (alpa), meninggalkan pelajaran tanpa izin, baju tidak dimasukkan, mencorat-coret seragam sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kasus atau pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa masih cukup tinggi. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah menunjukkan siswa kurang patuh terhadap peraturan sekolah. Sedangkan pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan oleh guru dan karyawan/Tu selama ini adalah keterlambatan kehadiran. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mencapai tujuan tersebut, data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan meliputi data yang berasal dari hasil wawancara dan observasi kepada guru pendidikan agama dan guru pendidikan kewarganegaraab SMA Negeri 2 Jombang. Untuk menjaga validitas data, maka
peneliti melakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, pelibatan teman sejawat, dan member check. Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum SMKN 1 Nawangan SMKN 1 Nawangan merupakan sekolah menengah kejuruan pertama di kecamatan Nawangan yang berdiri pada tanggal 20 Oktober 2003. Pada awal berdiri SMKN 1 Nawangan hanya membuka dua jurusan yaitu anyaman dan pertanian.Di awal berdirinya SMKN 1 Nawangan masih satu atap dengan SMPN 1 Nawangan yang pada saat itu dikepalai oleh bapak Edi Sutrisno S.Pd, M.Pd dengan struktur organisasi sekolah yang masih sangat sederhana. Pada saat itu sekolah ini hanya memiliki enam orang tenaga pendidik dan lima orang karyawan. Seiring berjalanya waktu SMKN 1 Nawangan semakin berkembang, SMKN 1 Nawangan dilanjutkan menambah program keahlian yang dimiliki yakni desain produksi kriya kayu, teknik kendaraan ringan, akuntansi, busana butik dan APKJT. Mulai bulan Mei tahun 2012 SMKN 1 Nawangan dipimpin oleh Bapak Bambang Hadisucipto hingga sampai saat ini. Muatan Pembinaan Moral dalam Tata Tertib SMKN 1 Nawangan. Hal-hal yang diatur dalam tata tertib guru di SMKN 1 Nawangan antara lain (1) pakaian/seragam, (2) tingkah laku, (3) kehadiran , dan (4) kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru. Sedangkan muatan pembinaan moral yang terkandung dalam tata tertib Guru meliputi (1) sopan santun, sopan dalam berpenampilan dan santun dalam berbicara, (2) bertingkah laku dan bertindak, (3) tanggung jawab, bertanggung jawab dengan semua tugasnya sebagai pengajar, dan (4) tertib/ketertiban dalam jam kehadiran maupun jam mengajar. Pembinaan moral dalam tata tertib karyawan/TU di SMKN 1 Nawangan diketahui bahwa muatan pembinaan moral yang terkandung dalam tata tertib karyawan/TU meliputi. (1) sopan santun, sopan dalam berpenampilan dan santun dalam berbicara, (2) tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai karyawan/TU, dan (3) tertib/ketertiban dalam jam kehadiran di sekolah. Muatan pembinaan moral dalam tata tertib siswa di SMKN 1 Nawangan diketahui bahwa, muatan pembinaan moral yang terkandung dalam tata tertib siswa SMKN 1 Nawangan antara lain (1) Etika berpakaian, sebagai siswa akan dibiasakan mengenakan pakaian yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku hal ini dilakukan agar siswa terbiasa dengan cara berpakaian yang rapi dan sopan saat nanti terjun di masyarakat dan dunia kerja. (2) Sopan santun terhadap guru, hal ini bertujuan agar siswa nantinya dapat terbiasa menghormati orang yang lebih tua. (3) Bertingkah laku terhadap teman baik sebaya maupun adik kelas dan kakak kelas, hal ini bertujuan agar siswa dapat menghormati dan menghargai sesamanya. (4) Ketepatan waktu/kedisiplinan, karena siswa SMK disiapkan untuk terjun ke dunia kerja maka ketepatan waktu sangat diperlukan untuk menunjang siswa saat sudah terjun ke dunia kerja. (5) Ketakwaan, ketakwaan terhadap Tuhan YME dipupuk karena diharapkan nantinya selain siswa menjadi masyarakat yang terdidik juga menjadi masyarakat yang bertakwa. Dan (6) kejujuran, kejujuran sangat penting di kehidupan bermasyarakat dan juga di dunia kerja.
Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pembinaan moral di SMKN 1 Nawangan. Dalam pelaksanaan tata tertib guru di SMKN 1 Nawangan masih ditemui beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh Guru namun pelanggaran tersebut tidak sering dilakukan oleh Guru. Pelanggaran tata tertib yang masih sering dilakukan oleh Guru adalah dalam perihal kehadiran yaitu keterlambatan kehadiran guru pada jam pertama. Pelanggaran yang paling sering dilakukan adalah keterlambatan kehadiran karyawan/TU di sekolah. Dalam pelaksanaan tata tertib siswa di SMKN 1 Nawangan masih ada pelanggaran yang dilakukan oleh siswa terutama dalam perihal pakaian/seragam: siswa tidak mengenakan seragam yang sesuai dengan ketentuan yang telah ada, kehadiran: masih saja ada siswa yang terlambat hadir di sekolah pada jam pertama, masih dijumpai siswa yang tidak segera masuk kedalam kelas setelah tanda masuk dibunyikan, dan perijinan: masih dijumpai siswa yang memalsukan tanda tangan orang tua/wali dalam pembuatan surat ijin. Selain ketiga pelanggaran tersebut juga ada pelanggaran-pelanggaran lain yaitu Menggunakan hp pada waktu kbm, Atribut tidak lengkap, Sabuk tidak sesuai dengan ketentuan, Baju tidak dimasukkan, Terlambat 10 Menit, Menilaikan pekerjaan teman, Membolos mulai jam ke 2 sampai terakhir, Memalsu surat keterangan, Tidak menyerahkan surat keterangan tugas dari RT, Membawa rokok, Melindungi teman yang melanggar tatib, Knalpot motor tidak standart, Parkir motor diluar lingkungan sekolah, Tidak ikut upacara, Tidak masuk 3 hari berturut-turut, Memakai pewarna rambut, Menyimpan film porno di HP, Tidak melaksanakan piket kelas, Memakai sandal (bukan karena sakit), dan Membolos dengan alasan kegiatan sekolah Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib di SMKN 1 Nawangan. Kendala dalam pelaksanaan tata tertib bagi guru adalah faktor alam yaitu letak geografis dan cuaca yang sering hujan, dan transportasi yang kurang memadai, selain itu kondisi gedung yang terbagi menjadi dua gedung dan berjarak lumayan jauh menyebabkan guru kurang bisa efektif dalam menjalankan fungsinya. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib bagi karyawan dan TU sebenarnya tidak terlalu tampak. Yang menjadi menghambat pelaksanaan tata tertib karyawan/TU di sekolah adalah kondisi geografis cuaca dan juga transportasi. Selain itu kendala dalam pelaksanaan tata tertib siswa sangat bermacam-macam. Kendala tersebut antara lain karena faktor cuaca dan transportasi serta kurang adanya semangat dan motivasi dari siswa untuk datang ke sekolah. Belum terbentuknya mental peserta didik menjadi kendala siswa kurang dapat mematuhi aturan seragam sekolah, selain itu kondisi alam yang sering hujan juga menjadi kendala. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana Pembinaan Moral. Usaha/upaya yang dilakukan dari sekolah untuk mengatasi permasalahan dalam tata tertib adalah dengan memberikan teguran kepada guru, karyawan/TU dan siswa yang melanggar tata tertib sekolah, selain itu, sekolah juga berusaha untuk mengatasi permasalahan dalam tata tertib dengan cara: memajukan jam masuk pertama, jadi
yang pada awalnya masuk jam 07.00 sekarang diubah menjadi jam 07.15. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka keterlambatan siswa dan guru, memperbaiki akses jalan masuk ke lingkungan sekolah. Karena sebelumnya akses masuk ke SMKN 1 Nawangan ini pada saat hujan sangat becek sekali jadi mungkin karena keadaan tersebut siswa jadi malas ke sekolahu, untuk mengontrol dan menangani pelanggaran tata tertib siswa maka dibuat jadwal piket untuk tim satuan tugas pelaksana pembinaan kesiswaan (STP2K), memberikan motivasi dan sosialisasi kepada siswa mengenai sekolah dan tata tertib. memberi poin pelanggaran kepada siswa yang melanggar tata tertib untuk menimbulkan efek jera. PENUTUP Kesimpulan Muatan Pembinaan Moral dalam Tata Tertib guru di SMKN 1 Nawangan meliputi (I) sopan santun, sopan dalam berpakaian dan santun dalam berbicara. (II) tanggung jawab, bertanggung jawab dengan semua tugasnya sebagai pengajar. (III) ketertiban, tertib dalam jam kehadiran di sekolah maupun jam mengajar. Dan (IV) tata krama,bertingkah laku yang baik dan sesuai dengan perannya sebagai pengajar.Sedangkan muatan pembinaan moral dalam tata tertib karyawan/TU di SMKN 1 Nawanganmeliputi (I) sopan santun, sopan dalamberpenampilan dan santun dalam berbicara,(II) tanggung jawab, dan (III) ketertiban dalam jam.Pelaksanaan tata tertib guru dan karyawan/TU di SMKN 1 Nawangan masih ditemui beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh Guru namun pelanggaran tersebut tidak sering dilakukan oleh Guru. Pelanggaran tata tertib yang masih sering dilakukan oleh Guru adalah dalam perihal kehadiran yaitu keterlambatan kehadiran guru pada jam pertama. Pelaksanaan tata tertib siswa di SMKN 1 Nawangan masih ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa terutama dalam perihal pakaian/seragam, kehadiran, dan perijinan. Selain ketiga pelanggaran tersebut juga ada pelanggaranpelanggaran lain yaitu Menggunakan hp pada waktu kbm, Atribut tidak lengkap, Sabuk tidak sesuai dengan ketentuan, Baju tidak dimasukkan, Terlambat 10 Menit, Menilaikan pekerjaan teman, Membolos mulai jam ke 2 sampai terakhir, Memalsu surat keterangan, Tidak menyerahkan surat keterangan tugas dari RT, Membawa rokok, Melindungi teman yang melanggar tatib, Knalpot motor tidak standart, Parkir motor diluar lingkungan sekolah, Tidak ikut upacara, Tidak masuk 3 hari berturutturut, Memakai pewarna rambut, Menyimpan film porno di HP, Tidak melaksanakan piket kelas, Memakai sandal (bukan karena sakit), dan Membolos dengan alasan kegiatan sekolah.Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib di SMKN 1 Nawangan.Kendala dalam pelaksanaan tata tertib bagi guru adalah faktor alam yaitu letak geografis dan cuaca yang sering hujan, dan transportasi yang kurang memadai, selain itu kondisi gedung yang terbagi menjadi dua gedung dan berjarak lumayan jauh menyebabkan guru kurang bisa efektif dalam menjalankan fungsinya.Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tata tertib bagi karyawan dan TU sebenarnya tidak terlalu tampak. Yang menjadi menghambat pelaksanaan tata tertib karyawan/TU di sekolah adalah kondisi geografis cuaca dan juga transportasi.Selain itu kendala dalam pelaksanaan tata tertib siswa sangat bermacam-macam. Kendala
tersebut antara lain karena faktor cuaca dan transportasi serta kurang adanya semangat dan motivasi dari siswa untuk datang ke sekolah. Belum terbentuknya mental peserta didik menjadi kendala siswa kurang dapat mematuhi aturan seragam sekolah, selain itu kondisi alam yang sering hujan juga menjadi kendala.Usaha/upaya yang dilakukan dari sekolah untuk mengatasi permasalahan dalam tata tertib adalah dengan memberikan teguran kepada guru, karyawan/TU dan siswa yang melanggar tata tertib sekolah, selain itu, sekolah juga berusaha untuk mengatasi permasalahan dalam tata tertib.Memajukan jam masuk pertama, jadi yang pada awalnya masuk jam 07.00 sekarang diubah menjadi jam 07.15. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka keterlambatan siswa dan guru. Saran Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan/ TU SMKN 1 Nawangan diharapkan memberikan contoh positif dengan cara tidak melakukan pelanggaran tata tertib sekolah dan juga kepada guru dan tim STP2K agar memberikan tindakan yang tegas kepada setiap pihak yang melanggar tata tertib sekolah. Hal tersebut sebagai upaya pemberian stimulus positif terhadap pola berperilaku siswa. DAFTAR PUSTAKA Abidin, M.Z. 2012. Pengertian pembinaan menurut psikologi. (online), (http:// masbied.com diakses 4 Februari 2013) Arikunto. S. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta. Bertens, K. 2002. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral (suatu study teori dan aplikasi sosiologipendidikan). Jakarta: Erlangga. Dzauzi. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara Endraswara, Suwardi. 2003. Budi Pekerti dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Media. Fajri, riyan. 2010. Perkembangan Peserta Didik, (online), (http//:riyanfajri.blogspot.com/2010/perkembangan-peserta-didik/), diakses tanggal 04 Februari 2013. Hadiwardoyo, Purwa. 2001. Moral Dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius. Haricahyono, Cheppy. 1988. Pendidikan Moral dalam Beberapa Pendekatan. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP SemarangPeress. Harini, Sri dan Al Hawani, Aba Firdaus. 2003. Mendidik Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Kreasi Wacana Iman, Slamet Santoso. 1981. Pembinaan Watak Tugas Utama Pendidikan. Jakarta: UI Press. Miles, H.B dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif.Terjemahan oleh Rohendi Rahidi. Jakarta: Universitas Indonesia press Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta Poedjawiyatna. 1996. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT Rineka Cipta. Poespradja. 1986. Filsafat Moral Kesusilaan dalam Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Karya Sari, Sinta Eka. 2006. Pelaksanaan Tata Tertib di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Erlangga Scaefer, Charles. 1996. Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Mitra Utama SMKN 1 Nawangan. 2010. Profil SMKN 1 Nawangan.(online), (http://smkn1nawangan.co.id. Diakses pada 13 Maret 2013) Sugiyono. 2008, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalamPenelitian. Surakarta: UNS Press Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wiyono, Suko. 2011. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Malang: Wisnuwardhana Press Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang. Malang: Universitas Negeri Malang.