PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Oleh : RIZA NASRULLOH 002010129
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian sidang sarjana program strata satu (S1) Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2008
PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN
Oleh : RIZA NASRULLOH 002010129
Menyetujui Bandung .......................... 2008
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Rudi Martiawan, M.Si
Drs. Ikin Sodikin, M.Si
Mengetahui : Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Drs. Ikin Sodikun, M.Si
SURAT PERNYATAAN
Bersama surat ini, saya menyatakan : 1.
skripsi ini, asli hasil karya tulis saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana, Magister, atau Doktor), baik di Universitas Pasundan maupun di Perguruan Tinggi lainnya.
2.
Skripsi ini murni gagasan, rumusan, hasil karya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari para pembimbing dan penguji / pembahas.
3.
Skripsi ini, didalamnya tidak memuat karya atau pendapat yang telah ditulis dan dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas sebagai rujukan dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh berdasarkan karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan hukum yang diberlakukan di Perguruan Tinggi ini.
Bandung,
2008
Yang Membuat Pernyataan
RIZA NASRULLAH 002010129
ABSTRAK
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung menunjukan bahwa kinerja pegawai masih rendah hal ini terlihat dari 1) Kuantitas kerja pegawai masih rendah. 2) Keterampilan/pengetahuan kerja belum optimal. Permasalahan tersebut diduga disebabkan oleh, 1) Tidak adanya pendayagunaan dalam menciptakan suasana/iklim yang baik antara atasan dan bawahan. 2) Pimpinan kurang memperkuat potensi/daya yang dimiliki masing-masing pegawai. Tujuan dan kegunaan penelitian untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya serta usaha-usaha yang dilakukan oleh pimpinan dalam mengatasi hal tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekriptif dengan cara mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang ada serta mengumpulkan data dan menunagkan data melalui observasi, angket dan wawancara untuk kemudian dianalisis. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kecamatan pangalengan kabupaten bandung adalah Camat kurang memperhatikan hasil kerja pegawai serta kurang memperhatikan kualitas dan pengetahuan serta keterampilan kerja para pegawainya. Usaha-usaha yng dilakukan untuk menanggulangi hambatan-hambatan tersebut Camat berusaha melakukan Faktor kuantitas/hasil kerja pegawai dengan tidak memberikan sifat kepemimpinannya yang monoton serta tidak menekan para pegawainya. Camat berusaha untuk memperhatikan kualitas dan pengetahuan kerja pegawai dengan memberikan teknik-teknik bekerja dengan baik, memberikan kebebasan pegawai untuk mengembangkan potensi, keahluan yang ada mengenai dunia teknologi dan informasi agar mendapatkan Suber Daya Manusia yang berkualitas dan produktif. Kesimpulan yang diambil oleh peneliti adalah fungsi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung belum sepenuhnya diterapkan dan dilaksanakan dengan baik. Belum terciptanya suatu usaha nyata bagi terciptanya SDM yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai iptek, serta belum optimal dalam kemampuan manajemen untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif.
ABSTRACT
Pursuant to result of research which is researcher to do at District of Pangalengan Sub-Province of Bandung to refer that officer performance still lower this matter seen from 1) amount work officer still lower 2) skill/knowledge of job or activity not yet is optimal. The problems anticipated because of 1) utilization inexistance in creating atmosphere/good climate between subordinate and superior 2) head less is strengthening of potency / energy had by the each officer. Target and usefulness of research to know how execution of enableness of human resource in improving officer performance at District of Pangalengan SubProvince of Bandung. Knowing resistances in its execution and also the effort done by head in overcoming the mentioned. Result of this research is can be exploited in searching way out to solve problem in execution of enableness of human resource in improving officer performance. Research method the used is method of deskritif by collecting information of the fact in detail defining existing symptom, identifying problem of check existing practice and condition and also collect file and pour file to pass observation, interview and enquette to is later, then analysed. Resistance faced in execution of enableness of human resource in improving officer performance at Distric of Pangalengan Sub-Province of Bandung is Sub-Regency chief less paying attention result of officer job or activity and also less is paying attention of quality and knowledge of job all its officer. Effort to done overcome the resistances of Sub-Regency chief make an attempt on amount factor / result of officer jog whitout giving the nature of its leadership which is monoton and also do not depress all its officer. Out for to SubRegency chief also pay attention quality and knowledge of officer job by giving techniques work better, giving freedom of officer to develop potency, existing membership regarding world technology and information so that getting human resource which quality and is productive. Conclusion taken by researcher is function enableness of human resource at officer district of Pangalengan Sub-Province of Bandung not yet is fully applied and executed better. Creation not yet an effort reality to creation of SDM which with quality, owning ability exploit, developing and mastering technology of knowledge, and also net yet in ability of management to be able to fulfill challenge is make-up of growth which efficient faster and productive.
ABSTRAK
Dumasar kana hasil panitren ani digarap ku paniten di Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung ngebrehkeun yen kinerja pagawe masih keneh lemah. Hal ieu katinggali tina, 1) kalolobanana pagawe samanget gawena kurang rancage, 2) kurangna kabisa jeung elmu/kanyaho dina pagawean. Persoalan seperti kita kira-kira balukar tina, 1) teu ayana tarekah dina enggoning nyiptakeun suasana gawe anu harmonis antara pimpinan jeung anu di pimpin. 2) pimpinan kurang nguatan/nyumangatan kamampuh anu dipimilik ku masingmasing pagawe. Maksud jeung kaperluan paniteran pikeun mikanyaho kumaha prakprakanana ngaberdayakeun sumber daya manusia dina enggoning ngaronjatkeun kinerja pagawe di Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Mikanyaho halangan-halangan dina palaksanana serta tarekah anu dilaksanakeun ku pimpinan dina ngungkulan hal seperti itu. Hasil paniten ieu diharapkeun bisa dimanfaatkeun pikeu neangan cara memeres masalah-masalah dina ngalaksanakeun pemberdayaan sumber daya manusia dina enggoning ngaronjatkeun kinerja pegawe. Metode panitenan anu dipake nyaeta metode deskripsi ku cara ngumpulkeun pamanggih balarea anu nyata kalayan rinci, ngebrehkeun kanyataan anu sabenerna maluruh masalah atawa mitenan kanyataanjeung ngumpulkeun data ku jalan observasi, nyebarkeun angket, ngayakeun wawancara anu saterusna sakabeh hasilna dipilah-pilah, ditarik kasimpulanana. Sakabeh halalang ani disingharepan dina enggoning ngalaksanakeun pembedayaan sumber daya manusia dina ngaronjatkeun kinerja pagawe di kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung nyaeta Camat ngalaksanakeun faktor kuantitas / hasil gawe pagawe kujalan heunteu ngajalankeun sifat kapamimpinan anu monoton, tapi oge henteu aya panekanan ka para pagawe. Camat oge ngayakeun tarekah pikeun titen kana hasil gawe pagawe ku jalan mere pituduh cara gawe anu hade, mere kabebasan pagawe pikeun mekarkeun bakat, kaalihan anu aya ngenan dunia teknologi jeung informasi supaya ngawujudken sumber daya manusia anu mapar tur rancage. Kasimpulan paniten nyaeta fungsi pemberdayaan sumber daya manusia di Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung can sagemblengna diterapkeun jeung dilaksanakeun kalawan hade, encan ngawujud hiji tarekah ngembangkeun jeung parigel ngenaan iptek serta can nyugemakeun sakumaha anu dipihareup dina kaparigelan ngamanajemen pikeun nyangharepan tantangan kamajuan anu sing salwa modern.
KATA PENGANTAR
Bismillah hirohmanirrohim Puja dan puji peneliti panjatkan kehadirat ALLOH SWT karena berkat rahmat dan karunianya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN
KINERJA
PEGAWAI
PADA
KECAMATAN
PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG. Tidak lupa peneliti haturkan salawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta sahabatnya dan keluarganya juga kepada kita selaku umatnya. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Selesainya skripsi ini bagi peneliti merupakan suatu kebahagiaan yang tak ternilai, karena peneliti menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang berakibat masih banyaknya kesalahan yang membuat skripsi ini jauh dari sempurna. Berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil yang sangat berarti bagi peneliti, pada akhirnya skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Rudi Martiawan, M.Si dan Bapak Drs. Ikin Sodikin, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan, nasehat, serta saran yang sangat berguna dalam proses pembuatan skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat : 1.
Bapak Prof. Dr. Didi Turmudzi, Drs. M.Si
selaku rektor
Universitas Pasundan Bandung. 2.
Bapak Aswan Haryadi, Drs. M.Si selaku Dekan Universitas Pasundan Bandung.
3.
Bapak Drs. H. Thomas Bustoni, M.Si selaku Pembantu Dekan I
4.
M. Budiana, S.IP, M.Si selaku Pembantu Dekan II
5.
Bapak Drs. Deden Ramdhan M.Si selaku Pembantu Dekan III
6.
Bapak Drs. Ikin Sodikin, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
7.
Ibu Dra. Imas Sumiati, M.Si selaku Wakil Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan juga sebagai dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
8.
Ibu Dra. Lia Muliawati, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
9.
Kepada seluruh Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP Unpas Bandung.
10.
Bapak/Ibu Pegawai dan Staf Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung yang telah memberikan izin dan membantu peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
11.
Mamah dan Bapa tercinta terimakasih atas semua pengorbanan yang kalian berikan selama ini, serta kakak-kakaku yang selalu mendorong dan memberikan semangat, terimakasih semuanya.
Semoga ALLOH membalas segala kebagaikan dan bantuan yang telah diberikan dengan imbalan yang setimpal, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bandung,
Peneliti
2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi : Nama
: Riza Nasrulloh
Tempat /Tgl. Lahir
: Bandung, 22 Mei 1982
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Suku
: Sunda
Alamat
: Jl. Warung Awi Rt. 06/012 Desa Pangalengan Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung 40378
Data Keluarga : Nama Ayah
: Uday Sudayat
Nama Ibu
: Dasyati
Riwayat Pendidikan : SDN Pangalengan IV
: Lulus Tahun 1994
SLTP I Pangalengan
: Lulus Tahun 1997
SLTA Kifayatul Achyar
: Lulus Tahun 2000
Diterima pada Jurusan Administrasi Negara FISIP UNPAS Bandung Pada Tahun 2000
DAFTAR ISI
Pernyataan ....................................................................................................... i Abstrak (Indonesia).......................................................................................... ii Abstrak (Sunda) ............................................................................................... iii Kata Pengantar ................................................................................................ iv Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vi Daftar Isi ........................................................................................................ x Daftar Tabel .................................................................................................... x Daftar Gambar ................................................................................................. xi Lampiran ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 6 D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 7 E. Hipotesis ............................................................................................... 11 F. Lokasi dan Lamanya penelitian ............................................................ 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Manfaat dan Proses-proses Pemberdayaan SDM .............. 12 1. Pengertian Pemberdayaan SDM ................................................... 12 2. Manfaat Pemberdayaan SDM ....................................................... 16 3. Proses ............................................................................................ 16 B. Kinerja Pegawai ................................................................................... 17 1. Pengertian Kinerja Pegawai ............................................................ 17 C. Hubungan Antara Pemberdayaan SDM Dengan Kinerja .................... 19
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN A. Metode Penelitian ................................................................................. 26 B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30 C. Populasi ................................................................................................ 31 D. Teknik Analisis Data............................................................................. 32 E. Objek Penelitian .................................................................................... 32 1.
Latar Belakang ............................................................................... 32
2.
Profil Wilayah .............................................................................. 32
3.
Visi dan Misi Kecamatan Pangalengan ........................................ 34
4.
Kedudukan, Tufeksi Kecamatan Pangalengan ............................. 35
5.
Struktur Organisasi, Uraian Fungsi ............................................... 37 a. Struktur Organisasi ................................................................. 43 b. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ............................................ 44 i. Keadaan Pegawai .............................................................. 43 ii. Fasilitas kerja ................................................................... 44
F. 1. Gambaran Umum Mengenai Fungsi Pemberdayaan SDM .............. 45 1) Suasana/iklim .......................................................................... 46 2) Potensi/daya ............................................................................ 47 3) Memberdayakan ...................................................................... 47 2. Gambaran Umum Kinerja Pegawai ................................................. 48 BAB IV PEMBAHASAN A. Fungsi Pemberdayaan SDM ................................................................. 52 B. Hambatan-hambatan ............................................................................. 82 C. Usaha-usaha yang dilakukan ................................................................ 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 85 B. Saran ...................................................................................................... 86 Daftar Pustaka .................................................................................................. 100
DAFTAR TABEL
1.
Tabel I
Operasional Variabel Bebas .....................................
28
2.
Tabel II
Operasional Variabel Terikat ...................................
29
3.
Tabel III
Keadaan Pegawai Menurut Jenis Kelamin ...............
43
4.
Tabel IV
Keadaan Pegawai Berdasar Tingkat Pendidikan ......
44
5.
Tabel V
Fasilitas Kerja ...........................................................
44
6.
Tabel VI
Faktor Pendayagunaan .............................................
54
7.
Tabel VII
Faktor Potensi Pegawai ............................................
55
8.
Tabel VIII
Langkah-langkah Positif Penentu Pelaksanaan SDM
56
9.
Tabel X
Faktor Peluang yang Diberikan ................................
57
10.
Tabel XI
Konsep Pemberdayaan .............................................
59
11.
Tabel XI
Faktor Peningkatan Taraf Hidup ..............................
60
12.
Tabel XII
Faktor Pengukuran Nilai / Prestasi Kerja .................
62
13.
Tabel XIII
Faktor Kualitas Kerja Yang Menjadi Tolak Ukur ....
63
14.
Tabel XIV Faktor Tanggung Jawab ...........................................
65
15.
Tabel XV
67
16.
Tabel XVI Faktor Gagasan Yang Dimunculkan Dalam
Faktor Pengetahuan Kerja ........................................
Menyelesaikan Pekerjaan .........................................
69
17.
Tabel XVII Faktor Kerjasama .....................................................
71
18.
Tabel XVIII Faktor Kehadiran Sebagai Pembentuk Peningkatan Kinerja ......................................................................
73
19.
Tabel XIX Faktor Semangat Kerja Pegawai ..............................
74
20.
Tabel XX
Faktor Integritas Pribadi Pegawai ............................
76
21.
Tabel XXI Faktor Kepemimpinan ..............................................
78
22.
Tabel XXII Rekapitulasi Pelaksanaan Pemberdayaan SDM........
80
DAFTAR GAMBAR
1. Pendekatan Pemberdayaan SDM .....................................................
21
2. Struktur Organisasi Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung .
38
3. Jadwal Kegiatan Penelitian
LAMPIRAN
1.
Pedoman Observasi .......................................................................
89
2.
Pedoman Wawancara ....................................................................
90
3.
Surat Pengantar Angket ................................................................
93
4.
Angket ............................................................................................
94
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Sejak dikeluarkannya keputusan Bupati Nomor 21 Tahun 2001 tentang pelimpahan sebagian kewenangan Bupati. Keputusan Bupati Bandung Nomor 8 Tahun 2004 kepada Camat yang merupakan penjabaran dari pasal 66 ayat 4 UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah serta tindak lanjut peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 7 Tahun 2001 tentang pembentukan organisasi
perangkat Daerah Kabupaten Bandung. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Kecamatan-kecamatan mengalami perubahan yang mendasar, implikasinya adanya perubahan Kecamatan diposisikan sebagai perangkat Daerah yang mempunyai pelimpahan kewenangan dari Bupati. Perubahan ini sesuai dengan tuntutan masyarakat yang menginginkan pelayanan dan kinerja Pemerintahan Daerah yang efisien dan efektif dengan pendekatan public service yang sesuai dengan standar pelayanan. Berdasarkan jenis organisasi, Kecamatan dikategorikan sebagai teritorial organization. Hal ini terlihat jelas pada Peraturan Daerah Kabupaten Bandung nomor 7 Tahun 2001 tentang pembentukan struktur organisasi pemerintahan Kabupaten Bandung yang menempatkan Kecamatan sebagai unsur lini kewilayahan dalam struktur pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung. Pemerintahan Kecamatan merupakan Camat beserta perangkatnya yang menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
umum
diwilayah
Kecamatan.
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan pada intinya adalah pemberian pelayanan terhadap masyarakat, oleh karena itu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung memiliki potensi yang strategis apabila dilihat dari fungsi tadi, yaitu melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat dalam usaha mencapai visi dan misi Kecamatan Pangalengan.
Adapun visi dari pada Kecamatan Pangalengan adalah
“ Menciptakan masyarakat Pangalengan yang tenteram, adil sejahtera melalui pengembangan agro bisnis dan agro wisata dalam nuansa kehidupan religius dan peka lingkungan”. Sedangkan misi dari Kecamatan Pangalengan adalah : 1. Menciptakan wilayah Pangalengan sebagai kawasan yang aman, tenteram tertib serta taat hukum agar kondusif dalam upaya mempercepat terwujudnya kesejahteraan menuju kearah keadilan bagi seluruh masyarakat Pangalengan. 2. Menyediakan, memelihara, mengembangkan dan meningkatkan fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk dapat mendukung terwujudnya Pangalengan sebagai daerah agro bisnis dan agro wisata yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Pangalengan. 3. Melindungi,
menata
dan
melestarikan
serta
memanfaatkan
wilayah
Pangalengan secara bijaksana agar dapat memberikan nilai tambah secara berkelanjutan dan tetap punya daya dukung dan daya tampung bagi kesejahteraan masyarakat Pangalengan. Dalam upaya mencapai tujuan dari visi dan misi tersebut diperlukan adanya aspek-aspek Sumber Daya Manusia yang sempurna. Selain adanya aspek teknologi dan aspek ekonomi. Manusia merupakan sumber daya paling penting
dalam usaha organisasi mencapai tujuan, visi dan misi. Sumber daya ini menunjang organisasi dengan karya, bakat, kreativitas dan dorongan. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan agar sumber daya manusia didalam organisasi dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia itu sendiri adalah untuk memberikan dorongan, motivasi serta kemampuan yang dimiliki untuk dikembangkan guna kepentingan Intansi dengan cara memberikan kekuasaan atau mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada pihak lain. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia diharapkan mampu meningkatkan kredibilitas kerja yang pada akhirnya dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja pegawai agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
diembannya.
Secara
umum
kinerja
pegawai
dapat
dilihat
dari
kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya secara tepat waktu dan memuaskan. Berdasarkan
penjajagan
yang
peneliti
lakukan
pada
Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung, kinerja pegawai masih rendah. Hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut : 1. Masih adanya pegawai yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan tepat pada waktunya. Contoh : hal ini terlihat dari pegawai seksi perencanaan dalam pembuatan laporan diklat pegawai yang sering terlambat dan tidak tepat waktu, yang seharusnya pembuatan laporan diklat pegawai selesai dalam waktu satu minggu dari tanggal 8 Agustus 2006, namun pada tanggal 12 September 2006 laporan diklat itu baru selesai.
2.
Masih
kurangnya
pengetahuan
dan
keteramplan
dalam
memahami
pengoperasian komputer. Contoh : pada sub seksi perencanaan, masih ada pegawai yang kurang terampil dalam menggunakan fasilitas komputer yang tersedia, dalam penyelesaian pembuatan surat-surat atau laporan, sehingga surat-surat
atau
laporan-laporan
tersebut
sering
terlambat
dalam
penyelesaiannya dan hasil pekerjaannya kurang maksimal. Masalah tersebut diatas, peneliti menduga disebabkan oleh salah satunya karena faktor Pemberdayaan Sumber Daya Manusia yang belum dijalankan dengan tepat. Hal ini terlihat dari : 1. Tidak adanya pendayagunaan dalam menciptakan suasana/iklim yang baik antara atasan dan bawahan didalam lingkungan Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, agar para pegawai itu merasa nyaman dan termotivasi dalam melaksanakan segala tugas dan tanggung jawabnya, tanpa ada rasa tekanan dari manapun sehingga pelaksanaan pekerjaan akan tercapai sesuai dengan waktu yang ditentukan. 2. Camat kurang memperkuat potensi/daya yang dimiliki oleh masing-masing pegawai, khususnya dalam peningkatan taraf pendidikan, akses sumbersumber kemajuan ekonomi seperti teknologi dan informasi, sehingga pegawai Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung tersebut kurang memiliki pengetahuan dan keahlian didalam memanfaatkan fasilitas kantor yang telah tersedia, sehingga dalam pelaksanaan akan pekerjaannya tidak maksimal. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bidang pemberdayaan sumber dayua manusia yang
akan dilakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Oleh karenanya peneliti akan menuangkannya dalam bentuk skiripsi dengan judul : PELAKSANAAN
PEMBERDAYAAN
SUMBER
DAYA
MANUSIA
DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka peneliti berusaha merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia yang dilakukan
dalam
meningkatkan
kinerja
pegawai
Kecamatan
Pangalengan kabupaten Bandung 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memperoleh data tentang berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberdayaan dengan tujuan utama sebagai berikut ; 1. Menemukan data dan informasi tentang pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung 2. Mengembangkan
data
dan
informasi
mengenai
pelaksanaan
pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung 3. Menerapkan data dan informasi secara teoritis pemecahan masalah tentang usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan daapat memberikan manfaat
bagi
peneliti
terutama
dalam
mendalami
bidang
pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
b. Secara teoritis, untuk mengembangkan pemikiran dibidang khzanah ilmu
pengetahuan
khususnya
administrasi
Negara
tentang
pemberdayaan sumber daya manusia dan kinerja pegawai pada kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja pegawai pada kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung
D. Kerangka Pemikiran Peranan Sumber Daya Manusia sangat universal karena hasil suatu kegiatan dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari sumber daya manusia dimana masing-masing pihak yang terlibat dalam organisasi dapat menjalankan perannya dengan baik apabila baginya tersedia sumber daya manusia yang baik pula. Didalam usaha pencapaian tujuan diperlukan adanya organisasi yang didalam organisasi itu mutlak harus adanya pemberdayaan yang dapat mengatasi hambatan-hambatan yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan kerja seperti yang telah dikemukakan oleh stewart dalam bukunya yang berjudul “Empowering people” (1998:22), yang diterjemahkan oleh Agus M. Hardjana, yaitu : “Pemberdayaan Sumber Daya Manusia merupakan cara yang amat praktis dan produktif untuk mendapatkan yang terbaik dari diri kita dan dari staf kita, dituntut lebih dari sekedar pendelegasian agar kekuasaan ditempatkan secara tepat sehingga dapat digunakan secara efektif”
Pendapat
lain
dari
Ginandjar
Kartasasmita
dalam
bukunya
Pemberdayaan Masyarakat (1996:24) mengemukakan : “Pemberdayaan adalah upaya untuk mengembangkan daya itu dengan mendorong, memotivasikan dan memnbangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya” Pemberdayaan merupakan suatu usaha dalam mendorong dan memberikan setiap orang tanggung jawab untuk melakukan tugasnya dan memberikan sesuatu untuk tujuan organisasi. Ini membutuhkan sebuah hasil cipta dari kebudayaan yang keduanya mendorong manusia pada setiap tingkatan bahwa mereka bisa mengubah
(membuat
perbedaan)
dan
mendorong
mereka
memperoleh
kepercayaan diri dan keahlian untuk melakukan apa saja. Selanjutnya pengertian dasar dari pada Sumber Daya Manusia yang dikemukakan
oleh
Tulus
dalam
Sedarmayanti
dengan
bukunya
“Restrukturisasi Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan” (1999:124), yaitu : “Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian konpensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat”
Adapun pendapat lain dari pada Sumber Daya Manusia yang dipandang secara mikro, dalam arti lingkungan suatu unit kerja, menurut Sedarmayanti dalam bukunya “Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas” (2001:27), mengemukakan : “Sumber Daya Manusia adalah tenaga kerja atau pegawai
didalam suatu organisasi yang mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan” Kemudian menurut Sedarmayanti dalam bukunya “Restrukturisasi Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan” (1999:123), memberikan definisi sebagai berikut : “Pemberdayaan Sumber Daya Manusia adalah salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen. Meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia untuk memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif, harus dilakukan terus menerus sehingga tetap menjadikan sumber daya manusia yang produktif”
Selanjutnya
untuk
mengetahui
penerapannya
apakah
pelaksanaan
pemberdayaan telah dilaksanakan dengan baik, maka dapat ditinjau dengan melihat kepada proses-proses pemberdayaan. Seperti yang dikemukakan oleh Ginandjar
dalam
Sedarmayanti
dengan
bukunya
yang
berjudul
”Restrukturisasi Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan” (1999:121-122), sebagai berikut : 1.Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi manusia berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah membangun daya itu dengan mendorong, membangun dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk memngembangkannya. 2.Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh manusia, upaya ini meliputi langkah nyata dan menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan akses pada berbagai peluang yang membuat manusia menjadi berdaya. Dan upaya utamanya adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, dan akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi. 3.Proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurang berdayaannya dalam
menghadapi yang kuat. Dan perlu adanya peraturan perundangan yang secara jelas melindungi yang lemah.
Kemudian peneliti akan mengemukakan pengertian kinerja menurut Dharma dalam bukunya “Manajemen Supervisi” (2001:105), sebagai berikut : “Kinerja adalah sesuatu yng dicapai oleh pegawai, prestasi yang dicapai oleh pegawai dan kemampuan kerja yang berkaitan dengan peralatan kantor.” Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan” (2000:67), memberikan pengertian sebagai berikut : “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya” Adapun pendapat dari Benandin & rusell yang dikutip oleh Gomez dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:135), mengenai pengertian kinerja atau performansi, sebagai berikut : “Performansi adalah catatan atau out come yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu” Selanjutnya tipe kriteria performansi atau kinerja yang menilai dan/atau mengevaluasi performansi kerja berdasarkan deskrifsi perilaku yang spesifik, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Quantity of work Quality of work Job knowledge Creativeness Cooperation Dependability Initiative Personal qualities
Dengan demikian Pemberdayaan Sumber Daya Manusia memiliki keterkaitan dengan kinerja pegawai,. yaitu, pemberdayaan sumber daya manusia merupakan cara baru yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya serta bertambahnya efektivitas juga meningkatkan kinerja yang lebih baik. Pemberdayaan juga bermanfaat untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan pegawai sehingga hasil kerja pegawai dapat terwujud dengan hasil yang lebih baik.
E. Hipotesis Bertitik tolak dari anggapan tersebut diatas, selanjutnya peneliti mencoba merumuskan hipotesisnya sebagai berikut : “Jika pemberdayaan sumber daya manusia
dilaksanakan berdasarkan proses-proses pemberdayaan, maka
kinerja pegawai pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung akan meningkat”
F. Lokasi dan Lamanya penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung yang beralamat di jalan alun-alun Pangalengan. Nomor telepon (022) 5979404 2. Lamanya Penelitian Lamanya penelitian dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai pada saat pengujian selama enam bulan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Manfaat dan Proses-proses Pemberdayaan Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan yang dikenal dengan bahasa Inggris yaitu empowerment, adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikran masyarakat dan kebudayaan barat, terutama Eropa. Guna memahami konsep pemberdayaan secara benar, memerlukan upaya pemahaman latar belakang konseptual yang melahirkannya. konsep tentang pemberdayaan telah luas diterima dan digunakan, mungkin dengan pengertian dan persepsi yang berbeda satu dengan yang lain. Pemakaian konsep tersebut secara kritikal meminta adanya ketelaahan yang sifatnya mendasar dan jernih. Munculnya konsep pemberdayaan ini pada awalnya merupakan gagasan yang ingin menempatkan manusia sebagai subyek dari dunianya sendiri. Oleh karena itu, wajar apabila konsep ini menampakkan dua kecenderungan. Pertama, pemberdayaan menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kemampuan atau kekuatan (power) kepada masyarakat, organisasi atau individu agar menjadi lebih berdaya. Proses ini sering disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.
Kedua, kecenderungan sekunder, menekankan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasikan individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya. Menurut Webster dalam Oxford English Dictionary kata “Empower” mengandung dua arti. Pengertian pertama adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable. Dalam pengertian pertama, diartikan sebagai memberikan kekuasaan, mengalihkan kkekuatan atau mendelegasikan otoritas kepada pihak lain. Sedangkan dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan. Pemberdayaan
merupakan
proses
yang
memerlikan
perencanaan
menyeluruh, pemikiran mendalam tentang mekanisme pemantauan dan peningkatan secara terus menerus. Rencana untuk mengadakan pemberdayaan akan memberi dasar membentuk kejadian penting dan mengukur prestasi. Pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur atau alat-alat manajemen, yaitu man, money, matherials, methods, machines and market. Keenam unsur manajemen tersebut sangatlah penting/menentukan bagi jalannya kegiatan suatu organisasi. Berdasarkan unsur-unsur manajemen tersebut diatas, ada salah satu unsure yang memegang peran penting dalam suatu organisasi, yaitu Manusia. Karena manusia merupakan sumber daya yang menggerakkan jalannya organisasi. Efektif tidaknya suatu organisasi tergantung pada manusia mengelola sumber daya lainnya yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu manusia (pegawai), harus dikelola secara baik.
Agar manusia dalam organisasi dapat lebih meningkatkan kualitas, kesetian serta tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, maka perlu dilakukan suatu pemberdayaan bagi para pegawai dalam struktur organisasi. Dalam hal ini, pemimpin memegang peran untuk memberdayakan para pegawainya agar tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai. Hasil akhir yang diharapkan dari pemberdayaan adalah meningkatnya peranan pegawai dalam berbagai aktivitas organisasi termasuk birokrasi pemerintahan. Ini berarti berkaitan dengan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dalam kaitan ini, United Nation Development Programme (UNDP) 1999 yang dikutip Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan berpendapat bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah : Pengembangan manusia (sumber daya manusia) adalah proses meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia (melalui investasi pada manusia itu sendiri) dan pada pemanfaatan kemampuan itu (melalui penciptaan kerangka keterlibatan manusaia untuk mendapatkan penghasilan dan perluasan ruang kerja)
Sedangkan menurut pendapat Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia berpendapat bahwa pengembangan pegawai (2001:69), adalah : Pengembangan pegawai adalah kegiatan dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tulus dalam Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi
Dinamika
Perubahan
Lingkungan
dikemukakan
sebagai
(1999:80), berikut : Pemberdayaan adalah perubahan yang terjadi pada falsapah manjemen, yang dapat membantu menciptakan suatu lingkungan dimana setiap individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan organisasi
Kemudian menurut Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Restrukturisasi
dan
Pemberdayaan
Organisasi
Untuk
Menghadapi
Dinamika Perubahan Lingkungan (1999:123), sebagai berikut : Pemberdayaan SDM adalah salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasaia iptek, serta kemampuan manajemen, meningkatkan mutu SDM untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif, harus dilakukan secara terus menerus sehingga tetap menjadikan SDM yang produktif
Uraian tersebut menunjukan bahwa dengan adanya pemberdayaan pegawai tiada lain agar manusia dalam suatu organisasi dapat lebih meningkatkan kualitas, esetiaan serta tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, maka perlu dilakukan suatu pemberdayaan bagi para pegawai dalam suatu organisasi. Dalam hal ini pimpinan memegang peranan untuk memberdayakan para pegawainya agar tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai.
2. Manfaat Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jika proses pemberdayaan sudah dilaksanakan, perlu suatu pemantauan proses tersebut dan menilai keberhasialn. Untuk meyakinkan bahwa segala usaha sungguh-sungguh telah mendatangkan hasil yang sesuai dengan usaha. Berikut
ini
peneliti
kemukakan
beberapa
manfaat
dari
proses
pemberdayaan baik abagi individu maupun organisasi, menurut Stewart dalam bukunya Empowering People yaitu sebagai berikut : a.
Meliputi kesempatan untuk meningkatkan kecakapan-kecakapan baru dan pengalaman-pengalaman yang beraneka ragam
b.
Pemberdayaan juga memberi kepada staf rasa berprestasi yang lebih besar
c.
Bertambahnya efektivitas organisasi
3. Proses-proses Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Menurut
Sedarmayanti
dalam
bukunya
Restrukturisasi
dan
Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan, menyebutkan bahwa pemberdayaan pegawai merupakan cara yang amat praktis dan produktif untuk mendapatkan yang terbaik dari diri kita dan dari staf kita. Dalam kaitannya dengan pegawai didalam organisasi, Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Restrukturisasi dan Pemberdayaan Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan, menyatakan terdapat 3 proses dalam memberdayakan pegawai, yaitu sebagai berikut : 1.
Menciptakan suasana/iklim yang memungkinkan potensi manusia berkembang, titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
2.
3.
manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, pemberdayaan adalah membangun daya itu dengan mendorong, membangun dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki manusia, upaya ini meliputi langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan pada berbagai peluang yang membuat manusia menjadi berdaya dan upaya utamanya adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, dan akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi. Proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah oleh karena kekurangberdayaannya dalam menghadapi yang kuat, dan perlu adanya peraturan perundangan yang secara jelas melindungi yang lemah.
B. Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja Pegawai Pada dasarnya seorang pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya diharapkan untuk menunjukan suatu performance yang terbaik yang bisa ditunjukkan oleh pegawai tersebut. Selain itu performance yang ditunjukkan oleh seorang pegawai tentu saja dipengaruhi oleh berbagai factor yang penting artinya bagi peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari organisasi atau intansi dimana pegawai tersebut bekerja. Performansi atau kinerja ini perlu senantiasa diukur oleh pimpinan agar dapat diketahui sampai sejauh mana perkembangan kinerja dari seorang pegawai pada khususnya dan pada organisasi pada umumnya. Pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Anwar Prabu Mangkunegara
dalam
bukunya
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Perusahaan (2000:67), adalah sebagai berikut : “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Pendapat tersebut diatas dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang didalam suatu organisasi. Berikut pedoman dalam mengukur kinerja pegawai menurut Gomez dalam bukunya Manajmen Sumber Daya Manusia (2003:142), yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
Quantity of work ; jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu tang ditentukan. Quality of work ; kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya. Job knowledge ; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. Creativeness ; keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. Cooperation ; kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesame anggota organisasi). Dependability ; kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan. Initiative ; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawab. Personal qualities ; menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi.
Kalau ukuran pencapaian kinerja sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya dalam mengukur kinerja pegawai adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan hal tersebut dari seseorang selam periode tertentu. Dengan membandingkan hasil ini dengan standar yang dibuat oleh periode waktu yang bersangkutan, akan dapat meningkatkan kinerja dari seorang pegawai. Secara ringkasnya dapatlah dikatakan bahwa pengukuran tentang kinerja pegawai tergantung kepada jenis pekerjaannya dan tujuan dari organisasi yang bersangkutan.
C. Hubungan Antara Pemberdayaan SDM Dengan Kinerja Organisasi baik swasta maupun pemerintah yang berkeinginan untuk maju, tentunya mempunyai suatu kegiatan yang dapat membantu para pegawai untuk mendapatkan suatu keterampilan yang diperluikan oleh pegawai dalam tujuan organisasi. Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan cara baru yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya serta bertambahnya efektivitas juga dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi. Pemberdayaan juga bermanfaat untuk meningkatkan kecakapan-kecakapan yang penting, terutama pada masa sekarang ketika jaminan kerja semakin kurang didasarkan persyaratan-persyaratan awal dan lamanya bekerja, melainkan lebih pada kemampuan untuk mendapatkan dan memasarkan kecakapan-kecakapan baru dalam pengalaman yang beraneka ragam, selain itu juga pemberdayaan bermanfaat untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan yang disesuaikan dengan bidang pekerjaannya masing-masing. Didalam pemberdayaan harus memperkuat potensi/daya yang dimiliki oleh setiap pegawai, agar lebih berkembang dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya, dan menggali terus semua kemampuan yang ada agar setiap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditentukan, sehingga dapat membangun pegawai yang berkualitas. Melalui pemberdayaan sumber daya manusia pimpinan dituntut untuk memberikan kepercayaan yang lebih besar pada kecakapan dan pengetahuan pegawai, dan meniadakan rintangan-rintangan yang pikirannya menghalangi
untuk menggunakan kecakapan dan keterampilan mereka. Yang hasilnya adalah terbangunnya suatu tim kerja dimana pegawai menjadi sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan secara penuh, dapat diandalkan dan memenuhi standar kualitas yang ada. Selain itu juga Pimpinan dituntut untuk selalu menghargai setiap hasil kerja yang dicapai oleh pegawai, dan menerima setiap gagasangagasan yang dimunculkan oleh pegawai dalam setiap menyelesaikan persoalanpersoaln pekerjaan. Apabila Pemberdayaan Sumber Daya Manusia berjalan dengan baik, maka organisasi akan mendatangkan keuntungan kompetitif, yaitu Pimpinan dan Pegawai akan merasakan kepuasan pribadi yang lebih besar dalam bekerja. Selain itu organisasi akan mendapatkan keuntungan yang berdasarkan kepada biaya yang relatif besar. Setelah mengetahui arti dari Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Kinerja, maka keduanya mempunyai hubungan yang saling berkaitan antara satu degan yang lainnya. Hal ini terlihat jika Pemberdayaan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja pegawai.
PENDEKATAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KINERJA INPUT 1. Sumber daya yang terdiri dari : • Man • Money • Method • Material • Machines • Market 2. Tupoksi
-
PROSES
OUTPUT
Pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja dengan menggunakan bahanbahan pemberdayaan sumber daya manusia, yaitu : 1. Menciptakan suasana/iklim yang memungkinkan potensi manusia berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. 2. Memperkuat potensi/daya yang memiliki oleh manusia. Upaya ini meliputi langkah nyata dan menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan akses pada berbagai peluang yang membuat manusia menjadi berdaya. 3. Proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurang berdayaanya menghadapi yang kuat.
Meningkatkan kinerja pegawai dilihat dari unsurunsurnya adalah sebagai berikut : 1. Ouantity of work : Jumlah kerja 2. Quality of work : Kualitas kerja 3. Job Knowledge : Luasnya pengetahuan. 4. Creativeness : keaslian gagasan-gagasan. 5. Cooperation : bekerjasama 6. Dependability : kesadaran dan dapat dipercaya. 7. Initiative : semangat 8. Personal qualities : menyangkut kepribadian, kepemimpinan.
FEED BACK Adanya Tanggung jawab Tercapainya TUPOKSI Meningkatnya semangat kerja pegawai
Sumber modifikasi peneliti yang diambil dari teori : 1. Aileen Mitchel Stewart dalam bukunya Empowering People (1998 : 112) 2. Faustino Cardoso Gomez dalam bukunya MSDM (2003 : 142) 3. Sedarmayanti dalam bukunya Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi Untuk menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan (1999:121)
Penjelasan gambar : A. Masukan (Input) a. Sumber Daya Kegiatan akan terlaksana dengan baik apabila didukung oleh sumbersumber atau sarana manajemen yang disingkat menjadi 6M yang terdiri dari : - Man, Tenaga kerja Manusia; - Money, Uang atau modal yang dipakai untuk mencapai tujuan; - Method, Cara atau system pencapaian tujuan; - Matherials, Bahan-bahan yang diperlukan; - Market, Pasar atau tempat memasarkan hasil produksi; - Machines, Alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan; b. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Tugas pokok dan fungsi perlu diperhatikan sebab tugas pokok dan fungsi (tupoksi) ini menerangkan kedudukan dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pegwai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung didalam mencapai tujuan.
B. PROSES Menggunakan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia sebagai alat proses untuk menghasilkan output berupa kinerja pegawai yang tinggi, peneliti menggunakan proses-proses pemberdayaan Sumber Daya Manusia dari Sedarmayanti dalam bukunya Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan, yaitu sebagai berikut :
1. Menciptakan suasan/iklim yang memungkinkan potensi manusia berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah membangun daya itu dengan mendorong, membangun dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkannya. 2. Memperkuat potensi/daya yang dimiliki oleh manusia, upaya ini meliputi langkah nyata dan menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan akses pada berbagai peluang yang membuat manusia menjadi berdaya, dan utamanya adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan dan akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi. 3. Proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaannya menghadapi yang kuat, dan perlu adanya peraturan perudangan yang secara jelas melindungi yang lemah.
C. KELUARAN Setelah melalui proses dengan variabel pemberdayaan sumber daya manusia, sumber-sumber yang terangkum dalam input menghasilkan output berupa kinerja yang diukur dengan indicator-indikator sebagai berikut : 1. Quantity of work ; Jumlah hasil kerja 2. Quality of work ; Kualitas kerja 3. Job knowledge ; Luasnya pengetahuan kerja 4. Creativeness ; Keaslian gagasan-gagasan 5. Cooperation ; Kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain
6. Dependability ; Kehadiran 7. Initiative ; Semangat kerja 8. Personal qualities ; Kepribadian, kepemimpinan Tujuan dari pemberdayaan sumber daya manusia akan terlaksana, maka mutu sumber daya manusia sudah sepantasnya diperbaiki dengan berbagai usaha antara lain dengan menerapkan bahan-bahan pemberdayaan manusia, dituntut untuk lebih dari sekedar pendelegasian agar kekuasaan ditempatkan secara tepat sehingga dapat digunakan secara efektuf, yakni dengan pelanggan. Ini berarti bukan hanya perlu pelimpahan tugas, melainkan juga pelimpahan proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab secara penuh untuk mencapai tujuan dari organisasi.
D. Umpan Balik Sesuai dengan uraian tersebut diatas bahwa usaha untuk mencapai tujuan diperlukan adanya pegawai-pegawai yang benar-benar memliki kemampuan, semangat
kesnggupan,
dan
loyalitas
yang
tinggi
dalam
pelaksanaan
pemberdayaan sumber daya manusia sehingga pemberdayaan tersebut dapat meningkat. Dari uraian tersebut, maka akan diketahui bahwa kinerja pegawai dapat dicapai apabila didukung oleh pegawai yang mempunyai kualitas kerja, inisiatif dan kemampuan yang menunjang terhadap pekerjaan dengan hasil yang diharapkan.
Dengan demikian hubungan pemberdayaan sumber daya manusia dengan kinerja pegawai adalah mengerahkan kemampuan, pengetahuan, keahlian, serta memberikan waktu untuk menetapkan pengembangan strategis dan perencanaan. Hasil proses pemberdayaan sumber daya manusia berupa tinggi rendahnya kinerja pegawai menjadi umpan balik untuk ditindak lanjuti sebagai bahan masukan bagi proses pada fase selanjutnya setelah didapat masukan lain dari lingkungan.
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN
A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif, yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifkasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku, serta mengumpulkan data dan menuangkan data dari lapangan melalui observasi, angket dan wawancara untuk kemudian dianalsis. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2004:11), yang merupakan penelitian survey atau penelitian observasional, yaitu : Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Tujuan dari penelitian Deskriptif adalah untuk mengembangkan masalhmasalah dari suatu fenomena yang dihubungkan dengan teori untuk memecahkan masalah itu secara rasional. 2. Operasional Variabel Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabaran variabel-variabel yang masih berbentuk konsep-konsep abstrak agar didapat suatu bentuk lebih nyata. Proses tersebut dinamakan operasionalisasi variabel, untuk memudahkan didalam
pembahasan dan pengujiannya, perlu peneliti kemukakan definisi operasional, sebagai berikut : 1. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia adalah salah satu upaya yang wajib dilakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung bagi terciptanya SDM yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan
dan
menguasai
Iptek,
serta
kemampuan
manajemen,
meningkatkan mutu SDM untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadikan SDM yang produktif, dan juga hal tersebut harus
memperhatikan
proses
dari
pemberdayaan.
Yaitu,
Suasana/iklim,
potensi/daya dan memberdayakan. 2. Kinerja pegawai adalah hasil evaluasi kerja dari pegawai kantor kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung baik secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya pada kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung dengan memperhatikan aspek-aspek: Quantity of work, Quality of work, Job knowledge, Creativeness, Cooperation, Dependability, Initiative, Personal qualities. 3. Meningkat artinya suatu kondisi perubahan cara kerja ke arah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya dengan hasil yang lebih baik dari pada hasil sebelumnya, berdasarkan waktu dan kualitas dari sebelumnya. Operasional Variabel merupakan penjelasan dan pengertian teoritis variabel untuk dapat diteliti da diukur. Adapun variabel-variabel yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah Pemberdayaan Sumber Daya Manusia sebagai variabel bebas dan Kinerja Pegawai sebagai variabel terikat. Maka peneliti akan menguraikan operasionalisasi variabel secara lengkap yang disajikan pada tabel ;
TABEL I OPERASIONAL VARIABEL BEBAS VARIABEL Variabel bebas: Pemberdayaan SDM
DIMENSI 1. Suasana/iklim
INDIKATOR a. Pemberdayaan yang bertitik tolak pada potensi untuk dikembangkan
ITEM 01
2. Potensi/daya
b. Langkah-langkah positif dengan menciptakan suasana/iklim yang baik c. Pembuatan akses pada berbagai peluang dalam meningkatkan taraf pendidikan agar lebih berdaya d. Proses pemberdayaan dan konsep pemberdayaan perlu adanya peraturan perundangan secara jelas melindungi golongan yang lemah
04
3. Memberdayakan
08
12
Sumber : Modifikasi peneliti dari buku Restrukturisasi Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan, Sedarmayanti, (1999:121-122)
TABEL II OPERASIONAL VARIABEL TERIKAT VARIABEL Variabel terikat “kinerja pegawai”
DIMENSI 1. Quantity of work
INDIKATOR a. Jumlah kerja dalam suatu periode waktu yang ditentukan
ITEM 16
2. Quality of work
b. Kualitas kerja berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya
17
3. Job knowledge
c. Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya
24
4. Creativeness
d. Keaslian gagasan yang dimunculkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul
25
5. Cooperation
e. Kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain
27
6. Dependability
f. kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja
28
7. Initiative
g. Semangat untuk melaksanakan tugastugas baru dalam memperbesar tanggung jawab
29
8. Personal qualities
h. Kepribadian, kepemimpinan, integritas pribadi
30
Sumber :Faustino Cardoso Gomez dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:142)
B. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti pergunakan dalam penyusunan skiripsi ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan, yaitu cara memperoleh data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisis berupa literature dari buku-buku, catatancatatan,
diktat-diktat,
peraturan
perundang-undangan,
arsip-arsip
dan
dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan materi dan pembahasan skripsi ini. b. Penelitian lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan secara langsung terjun kelapangan atau obyek penelitian yaitu kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung, yang terdiri atas ; 1. Observasi non partisipan yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatn masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian secara non partisipan yang artinya penelitisendiri tidak terlibat langsung dalam proses kerja di kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung. 2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan kepala kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung yang terkait dengan proses pelaksanaan pemberdayaan sumber daya manusia pada kantor kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung. 3. Angket yaitu pengumpulan data dengan cara menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan jenis tertutup yang disediakan alternatif-alternatif jawabannya yang diberikan kepada para pegawai kantor Kecamatan Pangalengan
Kabupaten Bandung guna memperoleh keterangan mengenai masalah yang sedang diteliti. C. Populasi Populasi yaitu objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Peneliti menggunakan Teknik Sensus dimana seluruh anggota populasi pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung dijadikan sebagai responden. Jumlah anggota populasi yang terdiri dari 1 Kepala Kecamatan, 1 Sekretaris Kecamatan dan 21 Pegawai, karena Camat selalu mendelegasikan wewenang kepada Sekretaris Kecamatan, maka Camat dan Sekretaris Kecamatan tersebut tidak diikut sertakan untuk dijadikan sampel oleh peneliti, sehingga jumlah keseluruhan responden menjadi 21 orang dan dihomogenkan, dalam artian oleh peneliti disejeniskan semuanya sebagai pegawai, dimana anggota sampel pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung sebanyak 21 orang/pegawai yang terdiri dari : Kasi perencanaan
: 1
Kasi pemerintahan
: 1
Kasi trantib
: 1
Kasi pemeliharaan saran umum
: 1
Kasi pemberdayaan masyarakat
: 1
Kasi pendapatan daerah
: 1
Kasi informasi dan kehumasan
: 1
Staff/pelaksana
: 14
Jumlah
: 21
D. Teknik Analisis Data Pengukuran data, peneliti menggunakan uji proposisi dan presentase (%), yang dikutip dari pendapat Sudjana dalam bukunya Metode Statistik (1985;86), yaitu ; P=fi Keterangan : P : Presentase fi : Frekuensi ke I n : Banyaknya responden
Adapun perhitungan presentase secara keseluruhan item soal dengan langkah-langkah pengolahan sebagai berikut : a. Setiap item soal dicari jumlah frekuensi jawaban sebanyak dari presentase b. Membuat kolom tabulasi c. Membuat kriteria pencapaian yang dapat ditafsirkan 1.
75 % - 100% - baik/meningkat
2.
56% - 75%
- cukup/cukup meningkat
3.
40% - 55%
- kurang/kurang meningkat
4.
<40%
- tidak/tidak meningkat
E. OBJEK PENELITIAN 1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, pasal 66, Kecamatan merupakan perangkat Daerah berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati untuk melaksanakan tugas sebagian dari tugas Bupati yang dilimpahkan kepada Camat. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan pada intinya adalah pemberian pelayanan terhadap masyarakat, oleh karena itu Kecamatan memiliki potensi yang strategis apabila dilihat dari fungsi tadi, yang melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
2. Profil Wilayah a. Aspek geografis 1) Luas wilayah = 25.557.877 Ha Batas wilayah : -
Sebelah Utara
: Kecamatan Cimaung
-
Sebelah Timur
: Kecamatan Kertasari
-
Sebelah Selatan : Kecamatan Garut
-
Sebelah Barat
: Kecamatan Pasir Jambu
2) Data tanah menurut klasifikasi - Tanah sawah
: 573.695
Ha
- Tanah darat
: 7.710.660
Ha
- Tanah basah
: 71.343
Ha
- Tanah hutan
: 9.316.880
Ha
- Tanah perkebunan
: 6.992.908
Ha
- Tanah fasilitas umum : 3.344.060
Ha
3) Ketinggian dataran
= 1500 mdl
Suhu
= 16-22’C
Iklim
= 2.400-2.500 mm/th
Curah hujan
= Datar/Berbukit/Lereng Gunung
4) Jarak/orbitasi kantor Kecamatan dengan : - Desa Terjauh
= 18 Km
- Ibu kota kabupaten = 32 Km - Ibu kota propinsi
= 32 Km
- Ibu kota Negara
= 80 Km
- Bakorwil
=
b. Aspek Demografis : Kecamatan Pangalengan yang mempunyai luas wilayah 25.557.877 Ha, merupakan salah satu dari 45 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. Terdiri dari : - Desa
= 13
(Desa)
- Dusun
= 32
(Dusun)
- Rukun Warga
= 146 (RW)
- Rukun Tetangga
= 934 (RT)
- Jumlah Penduduk
= 124.703 jiwa
3. Visi dan Misi dari pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Adapun visi Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung adalah “menciptakan masyarakat Pangalengan yang tenteram, adil sejahtera melalui
pengembangan agro bisnis dan agro wisata dalam nuansa kehidupan religius dan peka lingkungan”. Sedangkan misi dari Kecamatan Pangalengan adalah : 1
Menciptakan wilayah Pangalengan sebagai kawasan yang aman, tenteram tertib serta taat hukum agar kondusif dalam upaya mempercepat terwujudnya kesejahteraan menuju kearah keadilan bagi seluruh masyarakat Pangalengan.
2
Menyediakan, memelihara, mengembangkan dan meningkatkan fasilitas umum dan fasilitas social untuk dapat mendukung terwujudnya Pangalengan sebagai daerah argo bisnis dan argo wisata yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat Pangalengan.
3
Melindungi, menata dan melestarikan serta memanfaarkan wilayah Pangalengan secara bijaksana agar dapat memberikan nilai tambah secara berkelanjutan dan tetap punya daya dukung dan daya tampung bagi kesejahteraan masyarakat Pangalengan.
4. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung a. Kedudukan Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat Daerah yang mempunyai pelimpahan kewenangan dari Bupati. Yang berada dilingkungan pemerintah Kabupaten Bandung yang memiliki wilayah kerja tertentu. Dipimpin oleh Camat yang bertanggung jawab kepada Bupati, melalui Sekretaris Daerah.
b. Tugas Pokok Pemerintah Kecamtan mempunyai tugas menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di wilayah Kecamatan berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati. c. Fungsi Pemerintah Kecamatan dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana ayat 1 pasal (3), mempunyai fungsi : 1. Penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan 2. penyelenggaraan pembangunan di Kecamatan 3. Penyelenggaraan pembinaan kemasyarakatan di Kecamatan 4. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas intansi di Kecamatan 5. Pembinaan terhadap pemerintah Kelurahan 6. Pembimbingan dan fasilitasi terhadap pemerintahan Desa 7. Penyelenggraan pelayanan umum kepada Masyarakat 8. Penggalian pendapatan Daerah 9. Pemeliharaan dan pembinaan keamanan dan ketertiban 10. Pembinaan kesejahteraan Masyarakat 11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas pokoknya
5. Struktur Organisasi, Uraian Fungsi dan Tugas Pokok Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung a. Struktur Organisasi
Struktur yang terdapat pada setiap organisasi pada dasarnya merupakan kerangka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawai yang melaksanakan pekerjaan. Setiap struktur harus dirancang dan ditata sebaik mungkin dengan mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, kejelasan struktur yang terdapat dalam suatu organisasi akan segera dapat diketahui hubungan kerjanya secara fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 2001, tentang pembentukan struktur organisasi yang menempatkan Kecamatan sebagai unsur lini kewilayahan, terdapat tiga unsur organisasi Kecamatan, yaitu : Camat sebagai unsur Pimpinan, Sekretaris Kecamatan sebagai unsur pembantu Pimpinan dan Pelaksana adalah seksi-seksi, yaitu ; Seksi Perencanaan, Seksi Pemerintahan, Seksi Pengendalian Ketenteraman dan Ketertiban, Seksi Pemeliharaan Sarana Umum, Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Seksi Pengembangan Potensi Pendapatan Daerah, Seksi Informasi dan Kehumasan. Bagan struktur organisasi Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung merupakan bagian yang tidak terpisahkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari bagan struktur organisasi Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
b. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan penjelasan struktur organisasi mengenai Tugas Pokok dan Fungsi setiap bagian masing-masing adalah sebagai berikut : 1. Camat sebagai unsur
Pimpinan dalam organisasi mempunyai Tugas
Pokok melaksanakan sebagian kewenangan Bupati dalam melaksanakan, mengkoordinasikan, merumuskan tujuan dan sasaran penyelenggaraan Pemerintah Daerah di wilayah Kecamatan. Sesuai keputusan Bupati Bandung Nomor 8 Tahun 2004 tentang pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada Camat disebutkan terdapat 25 kewenangan yang diserahkan, antara lain pengelolaan ketatausahaan, pertanian, pengendalian ketenteraman dan ketertiban, perencanaan, pengembangan otonomi desa, pemeliharaan sarana umum, pemberdayaan masyarakat, kehumasan, dan pengembangan pendapatan daerah. 2. Sekretaris Kecamatan a. Sekretaris Kecamatan merupakan unsur auxiliary staff atau disebut juga staf pimpinan yang bertanggung jawab kepada Camat. b. Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian serta mengkoordinasiakn
pelayanan
administrasi
public
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di wilayah Kecamatan. c. Dalam
menjalankan
Tugas
Pokok
Sekretaris
Kecamatan
mempunyai fungsi, sebagai berikut ; pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, keuangan dan kepegawian, pengkoordinasian
pelayanan administrasi publik ; dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas pemerintahan daerah dengan satuan kerja dilingkungan Kecamatan. d. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Kecamatan dibantu oleh Kepala Urusan Kepegawaian, Kepala Urusan Keuangan. 3. Seksi Perencanaan Seksi Perencanaan sebagai unsure pelaksana kegiatan teknis operasional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat dalam penyusunan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan serta penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah diwilayah Kecamatan. Sedangkan fungsinya antara lain pelaksanaan penyusunan rencana
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah,
pengkoordinasian
penyusunan rencana penyelenggaraan daerah diwilayah Kecamatan dengan pemerintah desa, perangkat daerah dan institusu lainnya. 4. Seksi Pemerintahan Seksi Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat
dalam
merumuskan
dan
melaksanakan
penyelenggaraan
pemerintahan daerah di wilayah Kecamatan. Sedangkan fungsinya antara lain pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian pembinaan pemerintahan Desa, pengelolaan bidang kependudukan dan catatan sipil serta keagrariaan.
5. Seksi Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Seksi pengendalian Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian
tugas
Camat
dalam
merumuskan
dan
melaksanakan pengendalian ketenteraman dan ketertiban. Adapun fungsinya antara lain pembinaan ketentraman dan ketertiban serta pengendalian satuan polisi pamong praja, pembinaan perlindungan masyarakat, fasilitasi penyelenggaraan Pemilu. 6. Seksi Pemeliharaan Sarana Umum Seksi pemeliharaan sarana umum mempunyai tigas pokok melaksanakan sebagian
tugas
Camat
dalam
merumuskan
dan
melaksanakan
penyelenggaraan sarana umum. Sedangkan fungsinya antara lain penyusunan dan perumusan kebijakan penyelenggaraan pemeliharaan sarana umum di bidang kebudayaan dan pariwisata, PU Bina Marga, PU Pengairan, PU Pemukiman dan Tata Wilayah, PU Kebersihan serta lalu lintas dan angkutan jalan. 7. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis operasional dan koordinasi penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat. Fungsi yang dimilikinya antara lain penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat di bidang ketahan masyarakat, pemberdayaan perempuan, ekonomi desa, pendidikan, kesehatan pertanian tanaman
pangan, peternakan dan perikanan, kehutanan dan perkebunan, koperasi usaha kecil menengah, tenaga kerja dan kesejahteraan sosial. 8. Seksi Pengembangan Potensi Pendapatan Daerah Seksi Pengembangan Potensi Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian
melaksanakan
tugas
kebijakan
Camat
teknis
dalam
operasional
merumuskan dan
dan
koordinasi
penyelenggaraan pengembangan potensi pendapatan daerah. Sedangkan fungsinya antara lain penyelengaraan pengkajian, penganalisaaan dan pendataan potensi-potensi daerah yang ada di wilayah Kecamatan, pendataan wajib pajak/retribusi baru, penggalian potensi pendapatan daerah dan pelaksanaan itensifikasi pendapatan daerah. 9. Seksi Informasi dan Kehumasan Seksi Informasi dan Kehumasan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat dalam merencanakan dan melaksanakan teknis operasional
dan
koordinasi
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
informasi dan kehumasan. Adapun fungsinya antara lain penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daeran, sosialisasi produk-prodfuk hukum, pengawasan dan pengendalian informasi melalui media cetak.
c. Keadaan Pegawai dan Fasilitas Kerja pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Tersedianya pegawai dan fasilitas kerja atau perlengkapan yang memadai serta memenuhi terhadap kebutuhan kerja, akan sangata berarti sekali pada suatu
usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Karena tujuan organisasi akan tercapai apabila kualitas sumber daya manusia berpotensi tinggi
dan
perlengkapannya
memadai.
Menyelenggarakan
Kecamatan
Pangalengan Kabupaten Bandung harus didukung oleh sumber-sumber daya yang ada. Antara lain : 1. Keadaan Pegawai Manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan adalah syarat utama sebagai unsur penyelenggara, oleh karena itu manusia dalam suatu organisasi merupakan sumber daya paling dominant, karena manusia merupakan unsure pelaksana kerja, baik yang berbentuk fisik, maupun pikiran dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan
pemikiran
tersebut
diatas
mengantarkan
peneliti
untuk
memperoleh data-data tentang keadaan pegawai yang dimiliki oleh kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, dengan jumlah orang yang meliputi Tabel III Keadaan pegawai menurut jenis kelamin : No
Jenis kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
19
2
Perempuan
4
Jumlah
23
Jumlah pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung yang tercatat pada tabel diatas adalah 23 orang termasuk Camat dan Sekretaris
Kecamatan dengan jumlah pegawai laki-laki 19 orang dan pegawai perempuan sebanyak 4 orang.
Tabel IV Keadaan Pegawai berdasar tingkat pendidikan No
Tingkat pendidikan
Jumlah
1
Sarjana srata 1
4
2
Sarjana muda
5
3
SLTA
9
4
SLTP
5
5
SD
-
Jumlah
23
2. Fasilitas kerja Tabel IV Fasilitas kerja No
Nama barang
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Rak arsip Komputer OHP Mesin tik besi Mesin tik kain Lemari buku Kursi lipat Mej biro sedang Meja setengah biro Kursi tamu Lemari arsip TV 20” Wareless Brankas Monitor Proyektor Filling kabinet Mobil operasional Motor operasional
1987 2000 2000 1980 1990 2003 1990 1990 1990 1990 2000 2000 2002 2002 2002 2002 2003 2002 2002
Jumlah (buah) 1 4 1 1 1 4 5 11 3 5 1 2 1 1 2 1 1 1 3
Keterangan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
F. Gambaran Umum Mengenai Fungsi Pemberdayaan SDM Dalam Meningkatkan
Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pangalengan
Kabupaten Bandung.
1. Gambaran Umum Mengenai Fungsi Pemberdayaan SDM Camat
melaksanakan
tugasnya
dibantu
oleh
pegawai
yang
menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi untuk merancanakan dan melaksanakan pembangunan di wilayah Kecamatan yang menentukan terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan. Agar para pegawai tersebut bekerja secara efektif maka dibutuhkan suatu tindakan. Dalam hal ini suatu keputusan yang matang dan tepat sebagai pedoman dan landasan bagi pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pemberdayaan SDM, penyusunan dan penyiapan program kerja pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung diwujudkan dengan pembagian tugas yang jelas. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin komplek tantangan yang dihadapi pimpinan dan pegawai organisasi sehingga harus dituntut untuk pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Dengan adanya hal demikian dapat dipengaruhi oleh makin meningkatnya pendidikan, pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang menuntut perubahan totalitas dalam orientasi pimpinan terhadap fungsi pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka Kepala Kecamatan Pangalengan
semaksimal mungkin menekan dan mengatasi dampak yang akan merugikan kepentingan organisasi. Camat dalam Pemberdayaan SDM merupakan keharusan mutlak apabila setiap organisasi ingin melaksanakan tugas dan kinerja pegawai secara efektif dan efisien sudah dilaksanakan sebaik-baiknya. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu pegawai untuk memecahkan masalah secara lebih baik, pengambilan keputusan dapat membantu suatu organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawainya. Berdasarkan penelitaian yang dilakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan abupaten Bandung dikemukakan gambaran umum tentang pelaksanaan Pemberdayaan SDM, penyusunan dan penyiapan program kerja berdasarkan tahap-tahap pemberdayaan SDM, adalah sebgai berikut :
1) Suasana/iklim Camat dengan pelaksanaan Pemberdayaan SDM dalam organisasi harus dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, pada dasarnya sudah melaksanakan proses-proses Pemberdayaan SDM dengan menciptakan suasana/iklim yang baik, untuk dapat meningkatkan potensi setiap pegawai agar lebih berkembang (enabling) dan titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada sumber daya manusia atau pegawai yang tanpa daya, karena kalau demikian Pemberdayaan SDM dalam mengembangkan potensi setiap pegawai tidk terlaksana.
Pemberdayaan
adalah
membangun
daya
itu
dengan
mendorong
(encourage) dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
2) Potensi/daya Camat dalam melaksanakan proses-proses Pemberdayaan SDM dengan cara memperkuat potensi/daya yang dimiliki oleh setiap pegawai, merupakan untuk meningkatkan kinerja pegawai pada dasarnya Pemberdayaan SDM sudah dilaksanakan, dan untuk dapat terimplementasikan dengan baik maka diperlukan langkah nyata, selain dari suasana/iklim, upaya ini meliputi dan menyangkut penyediaan berbagai masukan, serta pembukaan akses pada berbagai peluang (opportunities) yang membuat para pegawai menjadi berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya utamanya adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan dan akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi, seperti modal, teknologi, informasi, lapangan pekerjaan dan pasar.
3) Memberdayakan Camat melaksanakan Pemberdayaan SDM dengan memberdayakan setiap potensi pegawai, untuk lebih berkembang dan dapat meningkatkan kinerja pegawai, memberdayakan juga mengandung arti melindungi dalam proses pemberdayaan, harus dicergah yang lemah menjadi bertambah lemah oleh karena kekurang berdayaanya menghadapi yang kuat, sehubungan dengan hal tersebut perlakuan dan pemihakan sifatnya dalam konsep pemberdayaan pegawai, dalam
kaitan ini perlu adanya peraturan perundangan yang secara jelas melindungi golongan yang lemah. Setelah mengemukakan dan menguraikan serta membahas proses-proses Pemberdayaan SDM yang dilakukan oleh pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung dalam meningkatkan Kinerja Pegawai, sedangkan mengenai kinerja pegawai yang rendah dapat dilihat adanya waktu hasil kerja pegawai yang belum terlaksana berdasarkan waktu yang telah ditentukan, dan kualitas kerja yang diharapkan belum efektif, berdasarkan pengamatan peneliti hal tersebut tidak sesuai dengan kinerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
2. Gambaran Umum Kinerja Pegawai Peneliti akan mencoba menggambarkan keadaan kinerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, keadaan ini menunjukan bahwa pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh pegawai masih dirasakan belum optimal sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Berikut ini gambaran umum kinerja pegawai menunjukkan belum optimalnya pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut : 1) Quantity Of Work/Jumlah Hasil Kerja Penggunaan waktu yang telah ditetapkan oleh pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung tidak efektif, dalam pengembangan penyelesaiaan pekerjaan tidak sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan, dan hal ini menunjukan masih rendahnya kinerja pegawai dimana dalam
menyelesaikan pekerjaan menunjukkan ketidak tepatan waktu yang ditentukan, hal ini terlihat dari terlambatnya pembuatan laporan Diklat pegawai, waktu yang seharusnya selesai dalam satu minggu namun dapat selesai dalam waktu satu bulan. 2) Quality Of Work/Kualitas Kerja Kualitas kerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung masih rendah dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan, dimana pegawai belum terlatih dengan baik hal ini terlihat dari pad sub seksi perencanaan, yang pada waktu peneliti melihat masih ada pegawai yang menggunakan mesin tik manual dalam penyelesaian surat-surat/laporan-laporannya, sementara tersedia computer untuk melaksanakannya. 3) Job knowledge/ Pengetahuan kerja Pengetahuan kerja pegawai tidak diterapkan dengan baik sesuai dengan tingkat pendidikan masing-masing pegawai, sehingga yang terjadi benar-benar menghambat proses pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai, dengan kurangnya pemberdayaan terhadap potensi pengetahuan, dan keahlian membuat pegawai tersebut tidak berkualitas dan professional dalam bekerja. 4) Creativeness/Gagasan Dalam setiap permasalahan yang menghambat proses kerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut, tergantung pada apa yang diberikan oleh Pimpinan (Camat) dan para pegawai tidak memiliki sikap mandiri dengan memberikan gagasan/ide pemikiran bagaimana agar dapat memecahkan masalah yang ada pada
kantor
Kecamatan
Pangalengan
Kabupaten
Bandung
tersebut
sehingga
pemberdayaan terhadap kinerja pegawai akan meningkat. 5) Cooperation/Kerjasama Kesediaan dalam bekerjasama antar pegawai pada kntor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, masih sangat rendah dikarenakan dalam proses pekerjaan, terlalu mengandalkan diri masing-masing dan mengabaikan kerjasama dengan pegawai yang lain,karena dengan kerja masing-masing seperti itulah banyaknya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada proses pekerjaan sehingga kinerja yang ada tidak tercapai secara maksimal. 6) Dependability/Kehadiran Dalam hal kehadiran yang dilakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung telah terlaksana dengan baik, mengingat adanya sanksi atau hukuman yang diberlakukan dan ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang memiliki tujuan untuk memperbaiki dan mendidik PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. 7) Initiative/Semangat Kerja Semangat kerja untuk melaksanakantugas-tugas baru dan memperbesar tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai, sudah sesuai dan terlaksanadengan baik terlihat dari kehadiran yang selalu penuh dan bersemangat dalam kerja karena adanya penghargaan (reward) yang diberikan bagi pegawai yang selalu siap bekerja dan berprestasi, dan penghargaan tersebut berupa gaji, keamanan,
pujian, promosi kedudukan (posisi), dan pengakuan sehingga pegawai selalu bersemangat dalam bekerja. 8) Personal Qualities/Integritas Pribadi Keperibadian yang baik pada seorang pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung dan kepemimpinan yang ada tidak sesuai dengan keinginan dan harapan pegawai, karena kepemimpinan tersebut tidak dapat dijadikan contoh tauladan bagi para pegwainya, karena jarang hadirnya Pimpinan (Camat) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Fungsi Pemberdayaan SDM Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan oleh peneliti sebelumnya, untuk menganalisis pemberdayaan yang dilakukan dengan cara menelaah indicator-indikator tersebut, kemudian dijabarkan kedalam bentuk pertanyaan angket, sehingga dari jawabannya akan diperoleh gambaran tentang Pemberdayaan SDM maupun Kinerja Pegawai. indicator-indikator tersebut nantinya akan dapat memberikan gambaran factor-faktor yang menjadi penghambat dan usaha-usaha yang bisa dilakukan dalam menanggulangi hambatan-hambatan peningkatan Kinerja Pegawai. Pemberdayaan SDM dalam meningkatkan Kinerja Pegawai, dapat dilihat dari proses-proses pemberdayaan dalam jabatan atau tolak ukur peningkatan kinerja pegawai. Maksud dilakukan pemberdayaan bukan untuk mencari-cari kesalahan,
tetapi
pelaksanaannya
adalah
untuk
menghindari
terjadinya
penyimpangan atau kesalahan-kesalahan dari pelaksanaan pekerjaan para pegawai agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehubungan denganhal tersebut, maka untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut perlu ditunjang oleh adanya tingkat kinerja pegawai dalam penyelesaian pekerjaan sesuai dengan standar atrau pedoman baku yang telah ditetapkan dalam rencana semula. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya
pelaksanaan Pemberdayaan SDM yang berdasarkan pada proses-proses pokok pemberdayaan SDM dalam jabatan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung menganggap Pemberdayaan SDM memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja pegawai. peneliti mencoba untuk melihat masalah yang timbul dalam pelaksanaan Pemberdayaan SDM melalui prosesproses pokok pemberdayaan dalam jabatan. Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung sebagai suatu organisasi yang memerlukan pelaksanaan Pemberdayaan SDM yang berdasarkan prosesproses pemberdayaan dalam jabatan, dari tujuan organisasi tersebut dapat berjalan dengan rencana yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Setiap pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan harus didasarkan kepada latar belakang pendidikan dalam melaksanakan Pemberdayaan SDM agar sesuai dengan kemampuannya, sebab dari masing-masing pegawai memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan hal ini perlu untuk diketahui oleh Pimpinan (Camat) tentang latar belakang pendidikan pegawai dalam mengerjakan pekerjaan secara optimal. Pelaksanan Pemberdayaan yang dilakukan pada Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung apabila dihubungkan dengan proses-proses pokok pemberdayaan dalam jabatan dapat peneliti uraikan sebagai berikut :
1. Faktor pendayagunaan dalam menciptakan suasana/iklim yang baik TABEL VI TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG PENDAYAGUNAAN DALAM MENCIPTAKAN SUASANA/IKLIM YANG BAIK DALAM MELAKSANAKAN PEMBERDAYAAN SDM (N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu dikembangkan
5
24
2
Kadang-kadang berkembang
11
52
3
Ttidak dikembangkan
5
24
Jumlah
21
100
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada kecamatan Pangalengan
Kabupaten
Bandung,
tidak
adanya
pendayagunaan
dalam
menciptakan susana/iklim yang baik antara atasan dan bawahan. Hal ini terlihat dari tidak adanya pengarahan dan petunjuk yang diberikan camat kepada para pegawainya untuk penyelesaian tugas dan pekerjaan sering dalam pemberian tugas dan pekerjaan tidak sesuai dengan bidang dan kemampuan para pegawai sehingga para pegawai merasa tertekan. Berdasarkan
wawancara
dengan
camat
Pangalengan
Kabupaten
Bandung, bahwa dalam menciptakan suasana/iklim pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung dilakukan agar para pegawai tidak merasa segan dan takut untuk berpendapat, karena setiap pegawai mempunyai hak untuk mengemukakan, mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, Camat berusaha melakukan pengawasan dan pengarahan dalam penyelesaian pekerjaan serta selalu memberikan pengarahan dan berusaha untuk tidak menekan para pegawanya.
Berdasarkan observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisisa tidak adanya pendayagunaan dalam menciptakan suasana/iklimyang baik pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, terbukti tidak adanya pengarahan dan petunjuk untuk penyelesaian tugas-tugas yang diberikan kepada para pegawai, tugas yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan dan bidang pegawai tersebut, sedangkan untuk mengelola suatu organisasi atau intansi diperlukan adanya suasana kebersmaan dan keserasian dalam penyelesaian tujuan, ini untuk meningkatkan
kontribusi
pegawai
terhadap
organisasi
dalam
rangka
meningkatkan kinerja pegawai, karena dengan terciptanya suasana/iklim yang baik akan menjauhkan terjadinya ketegangan dan perasaan tertekan dalam penyelesaian pekerjaan.
2 Faktor Potensi Pegawai dan Upaya-upaya Nyata TABEL VII TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG FAKTOR POTENSI PEGAWAI YANG MENJADI PERTIMBANGAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBERDAYAAN SDM (N=21) No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
1
Selalu menentukan
5
24
2
Kadang-kadang menentukan
11
52
3
Tidak menentukan
5
24
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa factor potensi yang dimiliki oleh masing-masing pegawai sudah dapat dikatakan cukup dan sudah sesuai dengan
bidang pekerjaan pegawainya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan potensi yang dimiliki pegawai sesuai dengan keahlian atau skill mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung mengatakan bahwa potensi yang dimiliki oleh setiap pegawai telah sesuai dengan bidang pekerjaan mereka masing-masing. Karena hal ini merupakan kebutuhan yang sangat sesuai penting bagi seorang pegawai didalam melaksanakan segala tugas yang diberikan kepadanya. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, peneliti telah menganalisis bahwa factor potensi merupakan hal yang utama bagi seorang pegawai didalam melaksanakan segala tugas yang ada demi untuk memperbesar tanggung jawabnya, sehingga tujuan yang ada dalam suatu badan usaha atau organisasi tersebut dapat tercapai dengan hasil yang maksimal, karena mengingat banyaknya persaingan kerja yang begitu ketat sehingga keunggulan kerja begitu diperhatikan oleh setiap organisasi baik swasta maupun pemerintah, maka pegawai yang memiliki potensi bagus sangat diharapkan dan dibutuhkan dalam dunia kerja. TABEL VIII TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG LANGKAH-LANGKAH POSITIF YANG MENJADI PENENTU UTAMA DALAM PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN SDM (N=21) No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Presentase
1
Selalu membutuhkan
5
24
2
Kadang-kadang membutuhkan
11
52
3
Tidak membutuhkan
5
24
Jumlah
21
100
Dan lebih jelasnya peneliti akan mengemukakan tanggapan responden mengenai langkah-langkah positif yang diambil pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, dalam pelaksanaan Pemberdayaan SDM bahwa langkah-langkah positif itu berupa pemberian peluang atau kesempatan bagi setiap pegawai untuk mengembangkan kemampuannya agar pelaksanaan Pemberdayaan SDM tercapai dengan hasil yang lebih baik lagi, dan melihat kenyataan itu bahwa langkah-langkah positif tersebut telah benar-benar dijadikan penentu bagi keberhasilan tujuan yang akan dicapai.
TABEL IX TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG PELUANG YANG DIBERIKAN UNTUK PENGEMBANGAN PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN PEMEBRDAYAAN SDM (N=21) No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Presentase
1
Selalu diberikan
5
24
2
Kadang-kadang diberikan
11
52
3
Tidak diberikan
5
24
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa factor peluang yang diberikan pada setiap pegawai telah sesuai dengan standar yang ada terbukti dengan adanya pembukaan akses pada berbagai peluang yang upaya utamanya adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan dan akses-akses yang lain, sehingga kualitas kerja dan potensi pegawai dapat berkembang sesuai dengan
yang diharapkan,dengan demikian pelaksanaan pekerjaan akan selesai dengan arahan dan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa setiap pegawaia telah diberikan peluang untuk mengembangkan kamampuannya masing-masing. Karena ketika pegawai melaksanakan tugas yang dibebankan harus didasarkan pada latar belakang pendidikan dalam melaksanakan Pemberdayaan SDM agar sesuai dengan kemampuannya, sebab dari masing-masing pegawai memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga Pimpinan (Camat) mengupayakan langkah-langkah positif dengan memberikan akses-akses peluang yang berupa peningkatan taraf pendidikan dan derajat kesehatan agar pegawai mampu mengembangkan kualitas dan kemampuannya masing-masing. Ini berarti Pimpinan (Camat) telah memperkatikan factor peluang yang diberikan pada masing-masing pegawai sehingga para pegawai tersebut tidak merasa tertekan dalam melaksanakan tugastugas yang diberikan kepadanya. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, peneliti telah menganalisis bahwa pemberdayaan terhadap potensi yang dimiliki oleh setiap pegawai telah disesuaikan dengan bidang pekerjaannya tersebut. Dengan adanya factor peluang yang diberikan kepada pegawai tersebut maka pegawai akan terlepas dari ketidak bebasannya untuk lebih mengembangkan potensi yang dimilikinya, tanpa adanya tekanan yang dapat menghambat perkembangan sumber-sumber potensi pegawai tersebut.
2. Faktor Konsep Pemberdayaan atau Peraturan TABEL X TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG FAKTOR KONSEP PEMBERDAYAAN SDM YANG DITERAPKAN DAN DILAKSANAKAN OLEH SETIAP PEGAWAI (N=26) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu sesuai
8
31
2
Kadang-kadang sesuai
12
46
3
Tidak sesuai
6
23
Jumlah
26
100
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, factor konsep pemberdayaan yang disesuaikan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku sudah cukup diperhatikan. Hal ini terlihat ketika adanya pegawai yang melanggar pelaksanaan pekerjaan, maka pegawai tersebut langsung mendapat sanksi yang telah ditetapkan sesuai dengan perturan yang ada. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, mengatakan bahwa konsep Pemberdayaan SDM merupakan hal yang paling penting dan selalu diterapkan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung tersebut, sehingga bila ada pegawai yang melanggar dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan maka pegawai tersebut akan mendapat sanksi berupa teguran baik secara lisan maupun tulisan, dan pernyataan tidak puas secara tertulis, penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun, penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lam satu tahun, penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lam satu tahun, serta pembebasan dari jabatan. Dan
apabila sanksi-sanksi tersebut tidak diindahkan maka Pimpinan (Camat) akan menindak tegas dengan menskorsing pegawai yang melanggar perturan tersebut. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa factor konsep perturan tersebut memang sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan dengan adanya sanksi-sanksi yang tegas maka diharapkan para pegawai bisa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga tercapai hasil kerja yang maksimal. Dan konsep pemberdayaan merupakan gagasan yang ingin menempatkan manusia itu sebagai subyek dari dunianya sendiri. Konsep pemberdayaan ini menekankan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu dari pegawai agar mempunyai kemampuan dan pemberdayaan yang dimiliki oleh setiap pegwai. Namun hal itu tidak lepas dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan bersama. TABEL XI TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG PENINGKATAN TARAF PENDIDIKAN SEBAGAI FAKTOR KEBERHASILAN DALAM PEKERJAAN ( N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu berkembang
11
52
2
Kadang-kadang berkembang
5
24
Tidak berkembang
5
24
Jumlah
21
100
3
Berdasarkan hasil observasi, bahwa peningkatan taraf pendidikan sangat diperhatikan hal ini terlihat dari pendidikan yang cukup sesuai dengan standar yang ada. Jumlah pegawai pada Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung sebanyak 23 orang termasuk amat dan Sekretaris kecamatan, adapun
rincian dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para pegawai yaitu S1dan S2 sebanyak 4 orang, dan DIII 5 Orang dan jumlah pegawai yang mempunyai tingkat p[endidikan tinggi sebanyak 9 orang sedangjan yang berpendidikan menengah yaitu SLTA 9 Orang, dan SLTP 5 Orang jadi jumlah totalnya hanya 14 orang dan tidak ada yang berpendidikan SD. Dengan demikian tingakat pendidikan pegawai sudah memenuhi standar kepegawaian yang ada, sehingga tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai dapat menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan pekerjaan dengan hasil yang lebih maksimal. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dengan Camat Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa didalam memberdayakan SDM yang berkualitas salah satu factor utama yang menunjang adalah tingkat pendidikan yang dimiliki oleh setiap pegawai tersebut. Karena dengan pendidikan pegawai yang tinggi tersebut dapat menjadi penentu keberhasilan dari suatu pekerjaan dan memudahkan setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian tingkat pendidikan yang dimiliki setiap pegawai sangat diperhatikan oleh Camat Pangalengan Kabupaten Bandung, karena pendidikan merupakan factor penting bagi seorang pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Faktor Pengukuran Nilai/prestasi kerja TABEL XII TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG HASIL KERJA PEGAWAI BERDASARKAN PERIODE WAKTU YANG DITENTUKAN DALAM PEMBERDAYAAN SDM (N=21) No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu sesuai
6
29
2
Kadang-kadang sesuai
11
52
3
Tidak sesuai
4
19
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi, bahwa hasil kerja yang dicapai pegawai belum dapat memenuhi standar kinerja pegawai yang sesungguhnya, dan kurang diperhatikan oleh Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, hal ini terlihat dengan adanya pegawai yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan selesai tepat pada waktu yang ditentukan, ini membuktikan pegawai belum menyadari akan arti penting dari ketepatan waktu seorang pegawai didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga hasil kinerjanya pun kurang memuaskan dan tidak maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa mengenai tidak efektifnya pegawai didalam melaksanakan melaksnakan tugas-tugasnya berdasarkan batas waktu yang telah ditentukan, memang kurang diperhatikan oleh pegawainya itu sendiri, namun Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung selalu berusaha untuk mengatasi hal tersebut, dengan memberikan pengarahan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak menyimpang dari waktu yang telah ditentukan, memberlakukan
aturan-aturan yang ada agar para pegawai menanggapinya dengan serius bahwa profesionalisme kerja bias lebih ditingkatkan sesuaio dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing pegawai tersebut. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket, peneliti menganalisis bahwa hasil kerja dari kinerja pegawai tidak tepat pada waktu yang ditentukan, merupakan inti permasalahan dari Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dari pegawai itu sendiri yang seharusnya
menjadi
tanggung
jawab
pegawai,
namun
mereka
tidak
melaksanakannya dengan baik, walaupun kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung sering memberikan himbauan dan peringatan keras, serta melakukan pengawasan yang intensif pada jam-jam kerja, namun hal ituy kurang ditanggapi dengan baik oleh pegawainya. Adapun usaha-usaha lain yang dilakukan adalah dengan memberikan semangat dan penghargaan kepada pegawai yang mampu bekerja dengan baik, berdasarkan waktu yang telah ditentukan tapi tetap sja hal itu terjadi berulangkali, sehingga kinerja yang ada tidak memuaskan. TABEL XIII TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG KUALITAS KERJA YANG MENJADI TOLAK UKUR DALAM PELAKSANAAN PKERJAAN (N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu menjadi tolak ukur
5
24
2
Kadang-kadang menjadi tolak ukur
10
48
3
Tidak menjadi tolak ukur
6
29
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi, bahwa kualitas kerja yang dimiliki pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung kurang diperhatikan dan tidak sesuai dengan standar yang ada, hal ini terlihat dari masih adanya pegawai yang kurang bisa memanfaatkan dan menggunakan system komputerisasi yang tersedia dalam penyelesaian pembuatan surat-surat atau laporan-laporan pekerjaan, sehingga sering terlambat dalam penyelesaiannya dan tidak memuaskan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keahlian dibidang teknologi dan informasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa factor kualitas kerja pegawai menjadi tolak ukur dalam penyelesaian pekerjaan dan diterapkan sesuai dengan kemampuan pegawai. Hal tersebut dilakukan untuk dapat menghasilkan kinerja secara optimal, dan factor kualitas kerja dari setiap pegawai tersebut memang benar-benar diperhatikan oleh Kepala Kecamatan, karena setiap pegawai benar-benar membentuk kualitas kerja itu secara tepat dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap peningkatan kinerja pegawai, dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan pegawai itu maing-masing. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganilisis kurang adanya perhatian akan kualitas kerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, terbukti dengan adanya pegawai yang kurang bias menggunakan dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas kantor yang ada. Pegawai tersebut lebih menggunakan fasilitas yang cukup menghambat dalam penyelesaian pekerjaan, sedangkan kualitas dan kemampuan seorang pegawai sangat
dibutuhkan karena sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting arti dan keberadaannya bagi peningkatan kinerja pegawai dilingkungan organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya mampu meningkatkan kinerja tetapi akan mampu pula menciptakan dan memperluas system kerja yang baik, karena manusia itu sendiri merupakan salah satu unsure terpenting yang menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan mengembangkan misinya. Oleh karena itu sumber daya manusia yang berkualitas sangat menunjang organisasi untuk dapat lebih maju dan berkembang. TABEL XIV FAKTOR TANGGUNG JAWAB PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAANNYA (N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu bertanggung jawab
5
24
2
Kadang-kadang bertanggung jawab
13
62
3
Tidak bertanggung jawab
3
14
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa faktor tanggung jawab kurang diperhatikan oleh pegawainya, pegawai yang tidak menggunakan waktu dengan efektif merupakan kesalahan yang cukup besar, karena tugas dan tanggung jawab itu tidak hanya terbatas pada beberapa hal saja, tapi tentunya mencakup berbagai hal yang harus diselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan. Dengan demikian pegawai tersebut, tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, sedangkan tanggung jawab seorang pegawai harus dipenuhi karena merupakan kewajiban untuk kemudian mendapatkan hak sebagai seorang pegawai
pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, jika seluruh pihak dalam suatu organisasi selalu melaksnakan tugas dan tanggung jawabnya masingmasing, maka pencapaian tujuan yang ada akan terwujud dengan hasil yang optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, telah mengupayakan untuk memperhatikan factor tanggung jawab tersebut, dalam rangka memberdayakan sikap tanggung jawab yang harus dimiliki pegawai dengan cara mengadakan pengawasan ke setiap-tiap ruangan disaat jam kerja dimulai, dan pengawasan tersebut berupa pengawasan represif ataupun pengawasan prepentif. Pengawasan represif mempunyai fungsi untuk mencegah atu memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan, dan dikerjakan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan pengawasan prepentif yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum rencana itu dilakukan, dan pengawasan yang dilakukan tersebut, masalah tanggung jawab pegawai yang tidak dilaksanakan akan dapat teratasi dengan baik, sehingga pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket, peneliti menganalisis bahwa factor tanggung jawab pegawai belum diterapkan dengan baik sebagaimana mestinya, akan tetapi kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung kurang memperhatikan factor tanggung jawab pegawai sebagai dasr untuk Pemberdayaan SDM, selain itu peneliti melihat dampak dari kurangnya
factor tanggung jawab dalam rangka Pemberdayaan SDM. Hal tersebut terjadi karena pegawai merasakan tekanan dan kejenuhan dalam melaksanakan pekerjaan, karena suasana lingkungan kerja tidak mendukung, dan kurangnya interaksi social antar pegawai serta tidak adanya variasi atau tantangan baru dalam pekerjaan. Sehingga mengakibatkan hasil pekerjaan yang dicapai belum maksimal, dan tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaannya tidak berjalan secara efektif, karena sikap tanggung jawab pegawai tidak dimiliki oleh pribadinya masing-masing. TABEL XV FAKTOR PENGETAHUAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (N=21) Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
No 1
Selalu diterapkan
4
19
2
Kadang-kadang diterapkan
12
57
3
Tidak diterapkan
5
24
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi bahwa pengetahuan kerja bagi seorang pegawai
tidak
diperhatikan,
masih
adanya
pegawai
yang
tidak
bias
menyeimbangkan tingkat pendidikan mereka dengan pengetahuan yang ada, sedangkan pengetahuan dan wawasan merupakan hal yang paling penting didalam suatu pekerjaan, hal ini dibuktikan masih banyak pegawai yang tidak menggunakan dan memanfaatkan fasilitas komputerisasi yang merupakan alat yang efektif dan mudah didalam penyelesaian pekerjaan, dibanding denga system manualisasi, sedangkan pegawai yang mampu menyelesaikan pekerjaannya secara
baik dan efektif sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pegawai sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa aktor pengetahuan kerja yang dimiliki masingmasing pegawai sangat diperhatikan, karena adanya The right man in the right place, yaitu Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten bandung telah menempatkan pegawai sesuai dengan pengetahuan dan bidangnya masing-masing. Karena pengetahuan merupakan salah satu tuntutan untuk menyongsong masa depan yang selalu berubah setiap tahunnya, dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat, sehingga pengetahuan, kualitas dan kemampuan setiap pegawai menjadi kebutuhan dan penunjang keberhasilan bagi peningkatan kinerja yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket, peneliti menganalisis bahwa factor pengetahuan kerja masih kurang diperhatiakan. Ini terlihat dari masih adanya paegawai yang belum bisa dan kurang terampil dalam pengoperasian fasilitas komputerisasi. Ini terjadi karena kurangnya pendidikan dan pelatihan kerja, karena pendidikan yang tinggi sekalipun tidak menjamin pegawai tersebut menjadi mahir dan terampil dalam penggunaan fasilitas tersebut jika tidak adanya pelatihan kerja, karena dengan kahlian dan pengetahuan tersebut akan dapat meningkatkan kinerja pegawai dan mampu mempercepat penyelesaian tugas dan pekerjaan secara optimal dan memuaskan.
TABEL XVI TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG GAGASAN-GAGASAN YANG DIMUNCULKAN PEGAWAI DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN-PERSOALAN DALAM PEKERJAAN (N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu menerima gagasan
3
14
2
Kadang-kadang menerima gagasan
13
62
3
Tidak menerima gagasan
5
24
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan
Kabupaten
Bandung,
bahwa
Camat
memang
kurang
memeperhatikan tentang gagasan-gagasan yang dimunculkan oleh setiap pegawai. Sudah seharusnya para pegawai memiliki gagasan atau ide kreatif yang dimunculkan pada penyelesaian persoalan yang menghambat pekerjaan dan tidak hanya bergantung kepada Pimpinan, begitu pula dengan Kepala Kecamatan harus selalu siap menerima dan memberikan kebebasan kepada setiap pegawai untuk memberikan gagasan-gagasan yang positif dalam memberikan solusi terhadap penyelesaian pekerjaan. Dengan demikian semua unsur didalam suatu organisasi ikut andil didalam menyelesaikan setiap persoalan-persoalan yang ada. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa ketika sedang menghadapi permaslahan atau persoalan yang menyangkut pekerjaan diakuai memang setiap pegawai kurang bias memberikan gagasan atau ide-ide kreatif untuk menyelesaikan persoalan tersebut, dalam hal pekerjaan. Namun Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, telah benar-benar memperhatikan setiap pendapat, gagasan atau ide
kreatif yang diberikan pegawainya, dan Kepala Kecamatan memberikan kesempatan penuh bagi pegawai yang selalu siap memberikan gagasannya, guna untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Kepala Kecamatan selalu memberikan motivasi dan penghargaan (Reward) terutama bagi pegawai yang berprestasi dan selalu memberikan gagasn-gagasan didalam menyelesaikan persoalan-persoalan pekerjaan. Agar Pemberdayaan SDM terhadap kinerja pegawainya benar-benar diterapkan dan dapat berhasil dengan lebih baik. Namun ternyata semua cara yang dilakukan tidak mendapat respon dari setiap pegawai, sehingga segala pemikiran atau ide kreatif pun tidak berkembang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa pemikiran atau gagasan dari setiap pegawai kurang diterapkan oleh pegawainya itu sendiri, hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran yang melandasi diri pegawai bahwa betapa pentingnya partisipasi setiap pribadi pegawai dengan memberikan gagasan positif ketika Kantor Kecamatan Pangalengan menghadapi kesulitan yang menyangkut pekerjaan. Namun semua itu tidak dimanfaatkan dengan baik, sedangkan jika seorang pegawai mampu menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang sifatnya membangun dan positif untuk dapat memberikan solusi serta pemecahan terhadap permasalahan yang timbul. Hal itu tetunya merupakankesempatan bagi seorang pegawai untuk lebih berkembang, pegawai dapat bebas memutuskan sesuatu tanpa harus melapor terlebih dahulu atau merasa khawatir akan reaksi dari Pimpinan, tentunya dalam organisasi yang memiliki pemberdayaan. Setiap pegawai akan dihormati karena
peranan penting mereka dalam menunjang keberhasilan organisasi, mereka memiliki wewenang dan fleksibilitas guna memastikan adanya hasil akhir yang berkualitas, organisasi yang mengupayakan pemberdayaan pada dasarnya mudah untuk diajak berusaha lebih keras, karena seluruh pola kerjanya darahkan pada sikap penuh tanggung jawab. Namun pemberdayaan tidak timbul begitu saja hanya karena pimpinan memberitahu stafnya bahwa mereka sekarang telah diberi wewenang dan kemudian akan berhasil pada saat mereka bekerja. Pemberdayaan merupakan proses yang memerlukan perencanaan menyeluruh, pemikiran mendalam tentang mekanisme pemantauan dan peningkatan secara terus menerus rencana untuk mengadakan pemberdayaan akan memberi dasar membentuk kejadian penting dan mengukur prestasi. TABEL XVII TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG KERJASAMA YANG DILAKUKAN ANTAR PEGAWAI DIDALAM MENYELESAIKAN SUATU PEKERJAAN (N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu dilakukan
4
19
2
Kadang-kadang dilakukan
10
48
3
Tidak dilakukan
7
33
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa memang kerjasama antar pegawai kurang diperhatikan, terbukti dengan adanya pegawai yang bekerja secara masingmasing ketika ada persoalan-persoalan yang timbul, penyelesaian yang mereka lakukan hanya menunggu Pimpinan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
tersebut, bahkan pegawai tidak memiliki kesadaran dan kepercayaan untuk bekerjasama dengan pegawai yang lainnya dalam memecahkan persoalan pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa menyadari akan kurangnya kesadaran pegawai untuk saling bekerjasama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pekerjaan yang menghambat proses kinerja pada Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, dan hal itu merupakan hambatan yang dapat merusak hubungan antar pegawai. Namun, Kepala Kecamatan selalu berusaha untuk mengadakan pendekatan dengan pegawai, mengadakan komunikasi kerja untuk mengarahkan pegawainya bahwa kerjasama antar pegawai dapat meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik, karena dalam setiap organisasi selalu adanya saling ketergantungan dari seluruh pihak yang terkait (pegawai) yang saling membutuhkan satu sama lain. Tentunya kerjasama yang tidak dilaksanakan oleh para pegawai merupakan salah satu hambatan dalam proses penyelesaian permasalahan, persoalan pekerjaan. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket, peneliti menganalisis factor kerjasama kurang diterapkan oleh pegawainya itu sendiri, dan mereka menganggap itu adalah hal yang biasa, sedangkan kerjasama kelompok merupakan salah satu tanggung jawab mereka sebagai seorang pegawai, saling bekerjasama dengan sesame anggota organisasi merupakan proses social yang melibatkan diri pegawai dalam organisasi untuk mencapai keberhasilan. Dan hanya yang dapat menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok yang dapat
bekerjasama dalam tim kerja dan merupakan kunci keberhasilan dalam bekerja, sehingga Pemberdayaan SDM terhadap kinerja pegawai akan terwujud dengan hasil yang lebih baik, namun tentunya kerjasama yang dilakukan tidak berdasarkan ancaman dan tekanan, melainkan karena kesadaran dan kepercayaan dari diri pegawainya itu sendiri. TABEL XVIII FAKTOR KEHADIRAN SEBAGAI BENTUK PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI (N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu terimplementasikan
11
52
2
Kadang-kadang terimplementasikan
5
24
3
Tidak terimplementasikan
5
24
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi, bahwa kehadiran kerja pegawai sangat diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, terbukti ketika peneliti tiba sekitar pukul 07:00 WIB pagi di kantor Kecamatan Pangalengan untuk penelitian, para pegawai telah berada di tempat, dan pada pukul 12:00-12:30 WIB waktu istirahat pegawai sampai akhirnya pada pukul 15:00 WIB pegawai bersiap untuk pulang kerja. Dengan demikian absent kehadiran pegawai penuh sesuai dengan peraturan yang diterapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa factor kehadiran sangat diperhatikan karena memiliki sanksi-sanksi bagi mereka yang tidak melaksanakan disiplin dalam kehadiran pegawai. Karena Kepala Kecamatan Pangalengan menganggap disiplin kerja
merupakan pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman organisasi, dan Kepala Kecamatab Pangalengan menerapkan dua bentuk disiplin kehadiran pegawai yaitu, disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif yaitu, suatu upaya untuk menggerakan pegawai berdisiplin diri, dalam artian pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta memenuhi peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Sedangkan disiplin korektif yaitu, suatu upaya untuk menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa factor kehadiran telah diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, Karena dengan adanya disiplin korektif yang diterapkan merupakan disiplin pegawai. Dan bagi yang melanggar disiplin tersebut akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
No
TABEL XIX FAKTOR SEMANGAT KERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS BARU DALAM MEMPERBESAR TANGGUNG JAWABNYA TERHADAP PEKERJAN (N=21) Alternatif jawaban Frekuensi Presentase
1
Selalu bersemangat
10
48
2
Kadang-kadang bersemangat
6
29
3
Tidak bersemangat
5
24
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi, bahwa semangat kerja yang dimiliki masingmasing pegawai sudah cukup diperhatikan, hal ini terlihat dari kehadiran pegawai yang selalu penuh hal itu bias dikatakan bahwa para pegawai memiliki semangat kerja yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaan, yang sudah merupakan tugas dan tanggung jawab pegawai itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa semangat kerja pegawai telah sesuai dengan apa yang diharapkan, karena merupakan langkah awal bagi seorang pegawai untuk memulai melaksanakan pekerjaan, karena tanpa adanya semangat kerja yang tinggi maka pelaksanaan kerja tidak akan berjalan secara efektif sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang ada. Kepala Kecamatan Pangalengan tidak hanya memberikan motivasi dan arahan saja namun juga memberikan semangat kepada pegawai untuk selalu bekerja dengan cepat dan penuh ketelitian. Dan tentinya hal itu didukung dengan suasana lingkungan organisasi yang membuat para pegawai tidak merasa jenuh dan tertekan dalam bekerja, menciptakan kenyamanan, ketenangan dan suasana keakraban dalam lingkungan kerja tersebut. Selain itu juga penghargaan (reward) bagi pegawai yang berprestasi merupakan salah satu factor yang dapat menumbuhkan semangat kerja pegawai semakin tinggi. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa semangata kerja pegawai cukup diperhatikan, karena dengan adanya berbagai usaha yang dilakukan, dimana tugas dan tanggung jawab seorang Pimpinan tidak hanya memberikan bimbingan dan arahan saja, tetapi juga memberikan motivasi, semangat dan penghargaan bagi para pegawainya demi
kelangsungan dan kebutuhan suatu organisasi. Pemberian motivasi itu sendiri merupakan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Sedangkan semangat kerja tumbuh dari diri pribadi pegawai dengan ditunjang suasana lingkungan kerja yang baik, dan merupakan kebutuhan yang paling dasar, kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi yang dimiliki setiap pegawai. Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan yang terpenuhi itu, maka para pegawai akan selalu bersemangat dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya, berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya masingmasing.
TABEL XX FAKTOR INTEGRITAS PRIBADI PEGAWAI YANG MENJADI PENENTU KEBERHASILAN DALAM PEKERJAAN (N=21) No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu jadi pedoman
4
19
2
Kadang-kadang menjadi pedoman
12
57
3
Tidak menjadi pedoman
6
29
Jumlah
21
100
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, dalam hal kepribadian pegawainya kurang diterapkan, hal tersebut terbuktu kurang diperhatikannya pegawai dalam berpenampilan dan juga etika dalam pekerjaannya, sebagai contoh dalam pelaksanaan apel pagi yang seharusnya setiap pegawai tertib dan rapih dalam apel tersebut, tapi masih ada sebagian pegawai yang tidak tertib dan rapih dalam berpakaian, sedangkan penampilan dari seorang pegawai dapat
mencerminkan suatu kepribadian diri yang dimiliki oleh pegawai tersebut, sedangkan kepribadian itu sendiri memiliki arti bagaimana seseorang tersebut tampak dihadapan orang lain, bagaimana seseorang itu beretika sehingga dapat dinilai baik dan buruknya. Berdsarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Pangalengan, bahwa integritas pribadi yang dimiliki seorang pegawai kurang diperhatikan, dari pegawainya itu sendiri, yang seharusnya kepribadian seorang pegawai dijadikan pedoman didalam melayani public yang dapat menentukan suatu image pegawai dan intansi pemerintahan tersebut, namun Kepala Kecamatan selalu berusaha untuk menerapkan dan mengingatkan para pegawainya untuk selalu menjaga integritas pribadi yang baik, dan mengarahkan pegawainya untuk menjaga nama baik intansi dimana dia bekerja untuk mendapat pandangan baik dari public (good image), yang merupakan nilai tambah bagi para pegawainya dalam meningkatkan kinerjanya . Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa kepribadian seorang pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, tidak diperhatikan oleh pegawainya itu sendiri, padahal Kepala Kecamatan Pangalengan sudah mengupayakan berbagai cara dengan mengrahkan dan membimbing agar pegawainya dapat melihat integritas pribadi sebagai salah satu penunjang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Hal itu perlu dilakukan karena pegawai yang bekerja pada suatu intansi pemerintah merupakan public servic yang mampu dan handal dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.
TABEL XXI FAKTOR KEPEMIMPINAN YANG DITERAPKAN SESUAI DENGAN KINERJA PEGAWAI (N=21) No Alternatf jawaban Frekuensi Presentase 1
Selalu diterapkan
7
33
2
Kadang-kadang diterapkan
10
48
3
Tidak diterapkan
4
19
Jumlah
21
100
Berdasarkan Pangalengan
observasi
Kabupaten
yang
Bandung,
dilakukan bahwa
pada
factor
kantor
Kecamatan
kepemimpinan
kurang
diperhatikan oleh pegawainya itu sendiri, karena ketika peneliti mengadakan penelitian dengan dating setiap hari ke kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung peneliti tidak pernah melihat sekalipun kehadiran Kepala Kecamatan dengan alasan sedang melaksanakan tugas luar, melihat kejadian itu, bagaimana mungkin para pegawai dapat menjadikan kepemimpinan yang diterapkan itu sebagai contoh dan tauladan yang baik untuk diikuti pegawai karena Kepala Kecamatannya sendiri tidak pernah hadir, padahal sanksi-sanksi yang ada telah ditetapkan, namun ternyata sanksi itu hanya berlaku untuk para pegawai. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, bahwa factor kepemimpinan cukup diperhatikan dan peran kepemimpinan menjadi panutan bagi para pegawainya, karena pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung peran kepemimpinan dari seorang kepala merupakan hal terpenting untuk dapat memberikan bimbingan, mengarahkan dan memberikan motivasi kepada pegawainya dalam meningkatkan kinerja yang maksimal. Dan Kepala Kecamatan Pangalengan selalu membangun
dibawah kepemimpinan yang merupakan cirri yang melekat pada diri seorang pemimpin, agar selalu dapat dipatuhi dan diikuti oleh para pegawainya. Adapun cirri yang dimiliki oleh kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung yaitu mempunyai otoritas diri, mempunyai sikap yang tegas terhadap pegawai, memiliki citra diri, mempunyai kebiasaan berkomunikasi dengan baik dan selalu mengutamakan kepentingan para pegawai karena dengan kepemimpinan yang baik, maka hasil kerja pegawai akan tercapai dengan hasil yang baik pula. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa factor kepemimpinan kurang diperhatikan, sedangkan kepemimpinan yang baik merupakan elemen organisasi yang sangat menentukan implementasi strategi, keberadaan pimpinan sebagai symbol atau sebagai tokoh dimana pimpinan melaksanakan berbagai kegiatan social, dan legak dalam organisasi. Peran pimpinan yang seharusnya dilaksanakan yaitu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kerja pegawai, bias mengatasi berbagai gangguan yang ditimbulkan oleh perubahan yang terjadi dilingkungan organisasi tersebut. Dan pimpinan memiliki kekuasaan tertentu, mungkin melebihi semua orang dalam organisasi yang bersangkutan. Kekuasan pimpinan tersebut akan tampak ketika pimpinan dapat memotivasi seluruh pegawainya, untuk berupaya menampilkan kinerja yang memuaskan, dan sudah sepatutnya pimpinan melakukan segala tindakan untuk meningkatkan kinerja pegawai dengan cara mengklarifikasi tanggung jawab yang ada, meningkatkan motivasi dan menambah pemahaman terhadap sasaran, mencapai sasaran dan imbal jasa yang dikaitkan dengan tujuan akhir. Dan salah satu cirri kepemimpinan yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan adalah
memiliki naluru tepat waktu, artinya pimpinan yang efektif adalah orang yang mengetahui waktu yang tepat untuk bertindak dan melakukan sesuatu, namun kepemimpinan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandungbelim bias dikatakan mempunyai karakteristik dan peran yang dapat dijadikan contoh yang baik bagi para pegawainya. Setelah peneliti membahas pelaksanaan Pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, berikut peneliti akan sajikan rekapitulasi proses pelaksanaan Pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja pegawai pada kantor Kecamatan PAngalengan Kabupaten Bandung, yaitu sebagai berikut :
No
TABEL XXII REKAPITULASI PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN SDM DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG (N=21) Indikator – indikator F % Keterangan
1
2
3
4
5
Pemberdayaan SDM 1
Suasana/iklim yang baik
11
52
Selalu dikembangkan
1
Potensi pegawai
11
52
Kadang – kadang menjadi kebutuhan
2
a. Langkah – langkah Nyata
11
52
Kadang – kadang menjadi penentu keberhasilan
b.Peluang
11
52
Kadang – kadang diberikan
c. Peningkatan taraf
11
52
Selalu dilakukan
12
57
Selalu diterapkan dengan baik
Pendidikan 3
Konsep Pemberdayaan Jumlah
67
317
Jumlah rata – rata
50
Pemberdayaan SDM belum sepenuhnya terlaksana yang didasarkan pada proses – proses pemberdayaan
Kinerja Pegawai 4
Jumlah hasil kerja berdasarkan
11
52
Kadang – kadang sesuai
10
48
Kadang – kadang menjadi
Periode waktu yang ditentukan 5
a. Kualitas kerja
tolak ukur b. Bertanggung jawab
13
62
Kadang – kadang bertanggung jawab
6
Pengetahuan Kerja
7
Gagasan
12
57
Kadang – kadang diterapkan Kadang – kadang memberikan gagasan
8
Saling Bekerjasama
10
48
Kadang – kadang dilakukan
9
Kehadiran
11
52
Selalu terimplementasikan
10
Semangat kerja
10
48
Selalu bersemangat
11
a. Kepribadian
12
57
Kadang – kadang dijadikan pedoman
b. Kepemimpinan
10
48
Kadang – kadang mempunyai karakteristik
Jumlah Jumlah rata - rata
112
534 54
Kinerja pegawai tidak sesuai Dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut bahwa pelaksanaan Pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja pegawai menunjukan hasil kurang terlaksana dengan baik, yaitu sebesar 50% dimana pemberdayaan sumber daya manusia
belum sepenuhnya dilaksanakan berdasar proses proses pemberdayaan, sedangkan kinerja pegawai menunjukan angka 54% yang berarti kinerja belum terwujud dengan baik. B. Hambatan-hambatan Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan SDM Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Pelaksanaan Pemberdayaan SDM merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu SDM dalam memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif. Sehingga kinerja pegawai dapat terlaksana dengan baik, namun pada kenyataannya hal tersebut belum dapat dilaksanakan sepenuhnya, dikarenakan pelaksanaan pemberdayaan SDM yang dilakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung masih terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi dan mengakibatkan kinerja pegawai masih rendah. Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, bahwa hambatanhambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja adalah sebagai berikut : 1. Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, kurang memperhatikan hasil kerja pegawai yang tidak sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan, yang harus dilakukan pegawai dalam melakukan pemberdayaan SDM, sehingga hal ini dapat mempengaruhi bahkan menghambat proses kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya.
2. Kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, kurang memperhatikan pengtahuan dan keterampilan pegawai dalam pelaksanaan pemberdayaan SDM, hal ini terlihat karena adanya pegawai yang kurang bisa dan kurang terampil menggunakan serta memfaatkan fasilitas yang tersedia, dikarenakan kurangnya keahlian dan keterampilan. Karena walupun tingkat pendidikannya cukup tinggi, tetapi keahlian tidak dimiliki seorang pegawai, maka hasil kerja yang ada tidak akan berjalan secara efektif dan optimal, naming dalam hal ini andil seorang pimpinan sangat dibutuhkan, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan betapa pentingnya kualitas dari seorang pegawai agar pencapaian tujuan bias terwujud dengan hasil yang lebih baik.
C. Usaha-usaha Yang Dilakukan Dalam Menanggulangi Hambatanhambatan Dalam Pelaksanaan SDM Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Usaha-usaha yng dilakukan untuk mengatasi masalah yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah sebagai berikut : 1. Dalam upaya pemberdayaan SDM, Kepala Kecmatan Pangalengan Kabupaten Bandung berusaha melakukan factor kuantitas/hasil kerja pegawai dengan tidak memberikan sifat kepemimpinan yang monoton yang tidak menekan pegawai dalam melaksnakan pekerjaannya, namun tetap tegas dan selalu memberlaukan
sanksi-sanksi
yang
ada,
memberikan
peringatan
dan
menjelaskan kepada pegawa bahwa begitu pentingnya menggunakan dan
memanfaatkan waktu yang tersedia agar hasil dari pekerjaan tersebut berjalan secara optimal. Selain itu pimpinan sering memberikan motivasi, semangat dan penghargaan (reward) bagi pegawai yang berprestasi. 2. Kepala Kecamatan Paqngalengan Kabupaten Bandung telah berusaha memperhatikan pengetahuan/keterampilan memberikan teknik-teknik bekerja yang baik, memberikan kebebasan pegawai untuk dapat mengembangkan potensi, keahlian/keterampilan yang ada, mengenai dunia teknologi dan informasi agar mendapatkan SDM yang lebih berkualitas dan berdaya guna.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, maka dapat disimpulkan : 1. Fungsi Pemberdayaan SDM pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung terhadap kinerja pegawainya adalah merupakan suatu upaya nyata bagi terciptanya SDM yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai iptek, serta kemampuan manajemen. Untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif. 2. Faktor penghambat dari kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, adalah kurangnya kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung dalam memperhatikan kuantitas/jumlah hasil kerja dan keterampilan pegawai, dikarenakan kurangnya ketegasan dari kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung memberikan peringatan dan pengarahan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki para pegawai harus diseimbangkan dan disesuaikan dengan keahlian dan pengetahuan kerja, agar seseorang pegawai mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan berkualitas. 3. Usaha yang dilakukan kepala Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, dengan tidak memberikan sifat kepemimpinan yang monoton yang tidak menekan pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, namun tetap tegas dan selalu memberlakukan sanksi yang ada, memberi peringatan dan
menjelaskan kepada pegawai bahwa begitu pentingnya menggunakan dan memanfaatkan waktu yang tersedia agar hasil dari pekerjaan tersebut berjalan secara optimal, selain itu pimpinan sering memberikan motivasi, semangat dan penghargaan (reward) bagi pegawai yang berprestasi. Dan selalu memberikan teknik bekerja yang baik untuk dapat mengembangkan potensi, keahlian dan keterampilan pegawai mengenai dunia teknologi dan informasi. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, saran yang dapat dianjurkan adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat meningkatkan Pemberdayaan SDM pada kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, diperlukan pegawai yang berwawasan mengenai iptek maupun dibidangnya, memiliki skill untuk lebih ditingkatkan, berpengalaman, selalu mengembangkan potensi dan kemampuannya, agar menjadikan seorang pegawai lebih berkualitas, untuk dapat meningktakan perkembangan yang cepat, efisien dan produktif didalam pekerjaannya sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan hasil kerja yang maksimal. 2. Seiring dengan berjalannya era globalisasi, dan semakin ketatnya persaingan kerja
seharusnya
Camat
Pangalengan
Kabupaten
Bandung
lebih
memperhatikan keterampilan pegawai, dari tingkat pendidikan mereka yang disesuaikan dengan keahlian atau keterampilan berdasarkan kebutuhan organisasi pada masa sekarang, dan harus bertindak tegas terhadap pegawai yang tidak melaksanakan pekerjaannya dengan memberikan sanksi yang
seharusnya. Tindakan tegas tersebut diambil agar hasil kerja pegawai sesuai dengan standar yang ada, namun tentunya agar hasil pekerjaan itu dapat sempurna haruslah didukung dengan menciptakan suasana linkungan kerja yang baik, agar pegawai tidak merasa tertekan didalam melaksanakan pekerjaannya, dengan demikian ada hubungan timbal balik antara pimpinan dan bawahan untuk saling mengisi sebagai tugas dan tanggung jawabnya. 3. Seharusnya pimpinan meniadakan batasan-batasan bahwa pimpinan adalah seorang yang mempunyai wewenang penuh didalam pengambilan setiap keputusan dalam pekerjaan, walaupun memang pimpinan mempunyai wewenang penuh tersebut, karena didalam lingkungan organisasi yang baik, adalah dengan adanya saling dukungan dan jarak antara pimpinan kepada bawahan, sehingga pegawai tidak menganggap bahwa seorang pimpinan adalah orang yang harus ditakuti dan disegani, dan dapat membuat para pegawai tidak berkembang dan akhirnya pegawai selalu bekerja dengan penuh tekanan, yang dapat menghambat proses pekerjaan, namun tentunya semua itu dilandasi semata-mata untuk kepentingan dan kebutuhan organisasi atau intansi tersebut, dan pimpinan tidak menganggap bahwa bawahan adalah objek untuk pimpinan melakukan hal yang sewenang-wenang ketika pegawai melakukan kesalahan dalam pekerjaan, pimpinan langsung menegur didepan pegawai yang lainnya dengan penuh kemarahan, dan tanpa ada kesopanan yang melandasi dirinya sebagai pimpinan, sedangkan didalam suatu organisasi atau intansi tersebut antara pimpinan dan bawahan saling bergantung satu
sama lain agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat terwujud dengan hasil yang lebih baik.
PEDOMAN OBSERVASI
No 1 1
2
3
4 5
6 7
PERNYATAAN 2 Pemberdayaan titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembengkan Pemberdayaan mendorong dan membangkitkan kesadran dari potensi yang dimiliki Langkah-langkah positif pendayagunaan untuk meningkatkan taraf pendidikan, kesehatan, sumbersumber kemajuan ekonomi dan konsep pemberdayaan membutuhkan peraturan perundangan untuk melindungi yang lemah Tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan Kualitas dan kuantitas kerja untuk mengukur keberhasilan suatu pekerjaan yang berdasarkan pada pengetahuan dan keterampilan Selalu siap bekerjasama dengan orang lain Selalu bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugas dalam memperbesar tanggung jawab
Keterangan : A : Baik sekali B : Baik C : Cukup D : Kurang
A 3
KEPALA B C D 4 5 6
A 7
PEGAWAI B C D 8 9 10
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apakah menurut Bapak, pemberdayaan yang bertitik tolak pada potensi pegawainya itu sendiri, bisa diterapkan secara langsung ? 2. Apakah menurut Bapak, dengan melaksanakan pemberdayaan yang intensif dalam mengembangkan potensi yang ada dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan pada pelaksanaan pekerjaannya? 3. Apakah para pegawai telah ditempatkan pada bagian yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing? 4. Apakah menurut Bapak, dengan adanya suasana/iklim yang baik dapat memungkinkan potensi berkembang secara tepat dan dapat menghilangkan kejenuhan? 5. Apakah menurut Bapak, dalam menerapkan proses-proses pemberdayaan selalu menghadapi kesulitan tertentu? 6. Apakah menurut Bapak, proses pemberdayaan harus didasarkan penilaian jujur tentang budaya dalam organisasi atau badan pada saat terakhir? 7. Apakah menurut Bapak, dengan adanya pemberdayaan dapat memacu inovasi dan kreativitas setiap individu pegawai? 8. Menurut Bapak, apakah semua pegawai sudah diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya? 9. Apakah Bapak mempunyai cara-cara khusus dalam menerapkan kinerja pegawai yang lebih baik untuk masa yang akan datang?
10. Apakah menurut Bapak, faktor lingkungan dapat mempengaruhi setiap perkembangan potensi semua pegawai? 11. Apakah Bapak selalu memberikan peluang kepada setiap pegawai untuk mengembangkan kualitas dan kemampuannya? 12. Bagaimana menurut Bapak, jika upaya utama dari pemberdayaan hanya sebatas peningkatan taraf pendidikan saja? 13. Menurut Bapak, apakah dalam setiap pemberdayaan sangat membutuhkan langkah-langkah positf didalam pengembangan kualitas pegawai? 14. Apakah Bapak, selalu menetapkan snksi-sanksi terhadap pegawai yang menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan? 15. Apakah konsep pemberdayaan yang Bapak terapkan sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang ada? 16. Apakah menurut Bapak, jika pengukuran terhadap kualitas pegawai lebih ditingkatkan bisa menentukan keberhasilan dari pelaksanaankegiatan yang dilakukan? 17. Apakah Bapa selalu melakukan penilaian terhadap ketepatan waktu pada semua pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya? 18. Apakah menurut Bapak, keahlian/skill dapat menjadi tolak ukur dalam menetapkan kinerja pegawai? 19. Bagaimana cara-cara yang Bapak terapkan dalam memberdayakan inerja setiap pegawai? 20. Apakah bapak selalu memberikan penghargaan terhadap pegawai yang bekerja dengan baik?
21. Apakah menurut Bapak, peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas? 22. Menururt Bapak, apakah luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan dapat meningkatkan kinerja dari setiap pegawai? 23. Apakah Bapak selalu memberikan kesempatan pada para pegawai untuk memberikan gagasan-gagasan dan ide pemikiran dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ada 24. Apakah menurut Bapak, gagasan-gagasan yang dimunculkan oleh pegawai dapat menyelesaikan persoalan yang ada? 25. Apakah Bapak selalu bekerjasama dengan para pegawai tanpa ada rasa merendahkan bawahan? 26. Apakah menurut Bapak, kesadaran dan kehadiran yang cukup dapat terimplementasikan segala kegiatan kerja secara maksimal? 27. Apakah Bapak selalu memberikan semangat kerja pada pegawai, dalam melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggung jawab? 28. Apakah Bapak dalam memimpin segala kegiatan kerja, selalu dengan integritas yang baik? 29. Hambatan-hambatan apa saja yang Bapak dapatkan dalam mewujudkan kinerja pegawai yang baik? 30. Usaha-usaha apa saja yang Bapak lakukan untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut?
SURAT PENGANTAR ANGKET
Kepada Yth. Bapak/Ibu Di Kantor Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
Assalammuallaikum Wr,Wb Dengan hormat, Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Pasundan Bandung, sedang mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi. Skripsi ini digunakan untuk kegiatan yang bersifat ilmiah dalam rangka pembuatan laporan penelitian, dan tidak ada hubungannya dengan mencari kesalahan pihak manapun atau maksud lainnya. Saya memahami betapa sibuknya Bapak/Ibu dalam menghadapi tugas dan pekerjaan, namun demikian mengingat pentingnya tujuan dari penyebaran angket ini, maka sudi kiranya Bapak/Ibu ditengah-tengah kesibukannya meluangkan waktu untuk mengisi angket ini berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Saya harap pertanyaan-pertanyaan ini dapat diisi dan tidak ada yang dilewatkan. Atas informasi yang Bapak/Ibu berikan kerahasiaannya terjamin dan tidak akan mempengaruhi kondisi Bapak/Ibu. Atas bantuan, kesediaan dan partisipasinya dalam pengisisan angket ini, peneliti mengucapkan terima kasih. Wassalammualaikum Wr, Wb
Bandung,
Peneliti
2007
ANGKET
KETERANGAN : 2. Berikan tanda silang pada jawaban yang telah disediakan dengan tanda (X) 3. Jawaban yang diragukan mohon dikosongkan/jangan diisi 4. Semua jawaban dari para pegawai akan kami rahasiakan 5. Data akan dipergunakan seperlunya 1. Apakah menurut Bapak/Ibu, pemberdayaan yang bertitik tolak pada potensi setiap pegawai itu bisa diterapkan secara langsung? a. Bisa diterapkan b. Tidak diterapkan c. Kadang-kadang diterapkan 2. Apakah menurut Bapak/Ibu, pemberdayan yang dilakukan tidak menentukan perkembangan potensi yang dimiliki masing-masing pegawai a. Menentukan b. Tidak menentukan c. Kadang-kadang menentukan 3. Apakah menurut Bapak/Ibu, dengan diadakannya pemberdayaan dapat membangun, mendorong dan membangkitkan kesadaran para pegawai akan potensi yang dimilikinya? a. Dapat membangun kesadaran pegawai b. Tidak bisa membangun kesadaran pegawai c. Kadang-kadang membangun kesadaran pegawai 4. Apakah menurut Bapak/Ibu, setiap pemberdayaan tidak membutuhkan langkah-angkah positif didalam pengembangan kualitas? a. Membutuhkan b. Tidak membutuhkan c. Kadang-kadang membutuhkan
5. Apakah menurut Bapak/Ibu, Bapak Camat sudah menentukan upayaupaya nyata tentang pemberdayaan yang harus dilakukan untuk para pegawai? a. Sudah menentukan b. Tidak menentukan c. Kadang-kadang menentukan 6. Apakah menurut Bapak/Ibu, pengetahuan-pengetahuan dan kemampuan yang baik, dapat memungkinkan seorang pegawai melaksanakan tugas sesuai standar bekerja? a. Memungkinkan b. Tidak memungkinkan c. Kadang-kadang memungkinkan 7. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, apabila pemberdayaan tidak membuka akses pada berbagai peluang akan dapat mewmpengaruhi semua pegawai yang lebih berdayaguna pada setiap bidangnya masing-masing? a. Mempengaruhi b. Tidak mempengaruhi c. Kadang-kadang mempengaruhi 8. Apakah menurut Bapak/Ibu, Bapak Camat selalu memberikan peluang kepada pegawai untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan setiap pegawai? a. Memberikan peluang b. Tidak memberikan peluang c. Kadang-kadang memberikan peluang 9. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, jika upaya utama dari pemberdayaan hanya sebatas peningkatan taraf pendidikan saja, dapat mengembangkan potensi dari setiap pegawai itu secara tepat? a. Bisa mengembangkan b. Tidak bisa mengembangkan c. Kadang-kadang bisa mengembangkan
10. Menurut Bapak/Ibu, apakah dengan memadainya sarana dan prasarana yang ada, dapat mengembangkan potensi dari pegawai itu sendiri? a. Bisa mengembangkan b. Tidak bisa mengembangkan c. Kadang-kadang bisa mengembangkan 11. Menurut Bapak/Ibu, jika proses pemberdayaan yang dilakukan secara tidak terarah dan terencana, dapat mencegah organisasi atau badan itu dari kelemahan-kelemahan yang ada? a. Dapat mencegah b. Tidak dapat mencegah c. Kadang-kadang dapat mencegah 12. Apakah Bapak Camat, selalu menetapkan sanksi-sanksi terhadap pegawai yang menyimpang dari peraturan-peraturan yang telah ditetapkan? a. Selalu menetapkan sanksi terhadap pegawai b. Tidak menetapkan sanksi pada pegawai c. Kadang-kadang menetapkan sanksi pada pegawai 13. Apakah konsep pemberdayaan yang Bapak Camat terapkan, sesuai dengan peraturan perundangan yang ada? a. Sesuai b. Tidak sesuai c. Kadang-kadang sesuai 14. Apakah menurut Bapak/Ibu, proses pemberdayaan yang diterapakan oleh Bapak Camat sudah berdasar pada penilaian jujur tentang budaya dalam organisasi atau badan yang ada? a. Sudah berdasarkan penilaian b. Tidak berdasarkan penilaian c. Kadang-kadang berdasarkan penilaian 15. Apakah menurut Bpak/Ibu, dengan diterapkannya proses pemberdayaan sudah menunjukan hasil yang baik dan sesuai terhadap para pegawai? a. Sudah sesuai dan menunjukan hasil yang baik b. Belum sesuai dan menunjukan hasil yang baik
c. Kadang-kadang sesuai dan menunjukan hasl yang baik 16. Apakah cara-cara yang dilakukan Bapak Camat dalam menerapkan pemberdayaan kinerja pegawai, agar selalu tepat waktu tidak menentukan kedisiplinan pada individu masing-masing? a. Menentukan b. Tidak menentukan c. Kadang-kadang menentukan 17. Apakah menurut Bapak/Ibu, penilaian kerja yang dilakukan secara informal dapat meningkatkan kinerja dari para pegawai itu sendiri? a. Meningkatkan b. Tidak dapat meningkatkan c. Kadang-kadang meningkatkan 18. Apakah menurut Bapak/Ibu, keahlian atau skill pegawai bisa menjadi tolak ukur dalam menentukan kinerja pegawai? a. Menjadi tolak ukur b. Tidak menjadi tolak ukur c. Kadang-kadang menjadi tolak ukur 19. Apakah menurut Bapak/Ibu, jika pengukuran terhadap kualitas pegawai lebih ditingkatkan lagi, tidak dapat menentukan keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai? a. Menentukan b. Tidak menentukan c. Kadang-kadang menentukan 20. Apakah Bapak Camat, sudah memperkenalkan teknik bekerja dan memberikan penghargaan terhadap pegawai yang bekerja dengan baik? a. Sudah
memperkenalkan
teknik
bekerja
dan
memberikan
teknik
bekerja
dan
memberikan
penghargaan b. Tidak
memperkenalkan
penghargaan c. Kadang-kadang memperkenalkan dan memberikan penghargaan
21. Apakah menurut Bapak/Ibu, sumber daya perlu dikelola dengan baik dalam suatu kegiatan tertentu sehingga akan dapat lebih mencapai suatu keunggulan? a. Perlu dikelola dengan baik b. Tidak perlu dikelola c. kadang-kadang dikelola dengan baik 22. Apakah menurut Bapak/Ibu, sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengisi lapangan kerja yang terbuka? a. Mampu mengisi lapangan kerja yang terbuka b. Tidak mampu mengisi lapangan kerja yang terbuka c. Kadang-kadang mampu mengisi lapangan kerja yang terbuka 23. Apakah menurut Bapak/Ibu sumber daya manusia yang baik akan mampu meningkatkan kinerja pegawai yang baik pula? a. Mampu meningkatkan kinerja pegawai b. Tidak mampu meningkatkan kinerja pegawai c. Kadang-kadang mampu meningkatkan kinerja pegawai 24. Menurut Bapak/Ibu, apakah luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan dapat meningkatkan kinerja dari setiap pegawai? a. Dapat meningkatkan kinerja b. Tidak dapat meningkatkan kinerja c. Kadang-kadang meningkatkan kinerja 25. Apakah Menurut Bapak/Ibu, Bapak Camat selalu mendengarkan dan menerima setiap gagasan-gagasan yang dimunculkan agar dapat menyelesaikan persoalan yang ada? a. Selalu menerima gagasan dari pegawai b. Tidak menerima gagasan dar pegawai c. Kadang-kadang menerima gagasan dari pegawai 26. Menurut Bapak/Ibu, apakah Bapak Camat selalu memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk memberikan gagasan-gagasan dan ide-idenya untuk memecahkan persoalan yang ada? a. Selalu memberikan kesempatan
b. Tidak memberikan kesempatan c. Kadang-kadang memberikan kesempatan 27. Apakah Bapak Camat selalu bersedia bekerja sama dengan para pegawainya tanpa ada rasa merendahkan bawahan? a. Selalu bersedia bekerjasama b. Tidak bersedia bekerjasama c. Kadang-kadang bersedia bekerjasama 28. Apakah menurut Bapak/Ibu, kesadaran dan kehadiran yang cukup dari pegawai dapat terimplementasikan segala kegiatan kerja secara maksimal? a. Dapat terimplementasikan b. Tidak dapat terimplementasikan c. Kadang-kadang terimplementasikan 29. Menurut Bpak/Ibu, jika masing-masing pegawai mempunyai tanggung jawab yang besarterhadap pekerjaannya,apakah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan? a. Dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan b. Tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan c. Kadang-kadang bisa mencapai tujuan yang ditetapkan 30. Menurut Bapak/Ibu, jika seorang pemimpin mempunyai integritas pribadi yang baik, apakah akan dapat memimpin segala kegiatan kerje? a. Dapat memimpin segala kegiatan b. Tidak dapat memimpin segala kegiatan c. Kadang-kadang dapat memimpin segala kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
A.BUKU Gomez, Faustinu Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi. Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi aksara. Kartasasmita, Ginanjar.1996. Pemberdayaan Masyarakat. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Prijono, Onny. S., dan A.M.W Pranaka.1996. Pemberdayaan Konsep Kebijakan dan Implementasi Sedarmayanti.1999. Restrukturisasa Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : CV. Mandar Maju.