PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEKNIK LEMMILL PADA EKSTRAKURIKULER KALIGRAFI DI MIN SINGARAJA Babat Nufus Tarenaksa S., Jajang Suryana, Agus Sudarmawan. Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini penelitian deskritif kualitatif, bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi di MIN Singaraja. Data dikumpulkan menggunakan teknik pendokumentasian untuk memperoleh hasil yang akan di deskripsikan, teknik wawancara untuk mendapatkan data tentang pendapat guru terkait dengan proses pembelajaran Teknik Lemmill pada ekstrakurikuler kaligrafi di MIN Singaraja. Hasil penelitian tentang pelaksaanaan ekstrakurikuler kaligrafi di MIN Singaraja disusun dalam pola kegiatan sebagai berikut: 1). (a) peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan diberikan kepada guru pembina, sebagai bahan tugas pembelajaran teknik lemmill (b) guru menyiapkan kelas (c) mencatat atau mengisi daftar hadir anak -anak yang mengikuti pembelajaran kaligrafi teknik lemmill sekaligus pemberian media berupa tripleks dan contoh kaligrafi, (d) guru menjelaskan langkah-langkah pembuatan dan pengenalan contoh kaligrafi yang menggunakan teknik lemmill, (f) pembelajaran pemembuatan sket kaligrafi, (g) membuat adonan, menyiapkan bahan pewarna, dan menyiapkan adonan jadi kedalam plastik piping bag atas bimbingan dan pengawasan guru pembiming (h) membuat kaligrafi teknik lemmill, (i) pembersihan alat -alat, (j) efaluasi yang dilakukan oleh guru. Melalui proses tersebut akan tercipta sebuah pembelajaran skill dan inovasi kepada anak-anak. 2). Dari data hasil wawancara dengan pengajar didapatkan pernyataan bahwa pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi berbasis teknik lemmill ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kedepannya dan diharapkan siswa akan lebih berkreatifitas lebih lagi dan bagi guru pembina sebagai bahan acuan serta sebagai alternative dalam melakukan proses belajar mengajar khususnya seni kaligrafi, dan mendapatkan inovasi baru dalam berkarya, selain itu pada proses pembelajaran anak -anak yang mengikuti pembelajran teknik lemmill ini sangat berantusias dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan dalam pelaksanaanya lebih kepada bermain sambil belajar. Kata Kunci: pelaksanaan pembelajaran, kaligrafi teknik lemmill,
Abstract This research is descriptive qualitative research, aimed to describe the implementation of extracurricular learning of calligraphy in MIN Singaraja. Data collected using documentation techniques to obtain the results to be described, interview techniques to obtain data about teacher opinions related to the process of learning Lemmill Technique on extracurricular calligraphy in MIN Singaraja. Results of research on the implementation of extracurricular calligraphy in MIN Singaraja are arranged in the following activity patterns: 1). (A) the researcher prepares the tools and materials that will be given to the teacher of the builder, as the material for the teaching of lemmill technique (b) the teacher prepares the class (c) records or fills the attendance list of children who follow the calligraphy learning of lemmill technique as well as the giving of plywood and (D) the teacher explains the steps of making and introducing examples of calligraphy using lemmill techniques, (f) learning of calligraphy sketches, (g) making dough, preparing dyes, and preparing the dough into plastic piping bag for guidance and Tutor teacher supervision (h) make calligraphy lemmill techniques, (i) cleaning tools, (j) the teacher's evaluations. Through the process will create a learning skill and innovation to children. 2). From the data of interviews with teachers, it was found that the extracurricular apocalypse learning based on lemmill technique is very beneficial for the future children and it is expected that the students will be more creative and more for the guidance teacher as reference material and as an alternative in doing the teaching learning process especially the art of calligraphy, And get a new innovation in the work, in addition to the learning process of children who follow learning lemmill technique is very enthusiastic in following the learning because in the implementation more to play while learning. Keywords: learning implementation, calligraphy of lemmill technique,
PENDAHULUAN Mata pelajaran seni dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat individual, sosial, dan kultural yang tidak mampu dilayani oleh mata pelajaran lain. Pendidikan seni memenuhi kebutuhan yang bersifat individual karena melalui kegiatan berolah cipta seni dan berapresiasi terhadap nilai keindahan yang merupakan inti sari pendidikan seni, anak mendapatkan pengalaman individual yang memungkinkannya untuk berkembang menjadi manusia yang utuh, mandiri, dan bertanggung jawab. Melalui seni, anak memperoleh pengalaman estetis yang berkaitan dengan elemen visual, bunyi dan gerak. Pengalaman estetis ini disebut sebagai sesuatu pengalaman yang khas dalam kehidupan. Manusia yang berpengalaman utuh adalah mereka yang memilliki kematangan intelektual dan emosional sekaligus.
Dalam kaitannya dengan aspek pembelajaran, tujuan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, kepekaan rasa, dan keterampilan motorik anak. Ketiga aspek tersebut tercermin pada rumusan tujuan pendidikan seni yang bersifat generic. Setelah mengikuti program pendidikan seni di sekolah, anak diharapkan mampu (sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangannya) untuk: (1) Memilliki pengetahuan tentang hakikat karya seni dan prosedur penggubahnya (baik yang dihasilkan murid atau seniman professional dari masa dan latar belakang etnis&budaya). (2) Memilliki kepekaan rasa yang memungkinkannya untuk mencerap nilai-nilai keindahan yang ada di sekelilingnya serta membuat penilaian yang sensitif terhadap kualitasartistik suatu karya seni. (3) Memilliki keterampilan yang memungkinkannya untuk berekspresi melalui media rupa, bunyi/suara, gerak atau lakon secara lancer atau menciptakan karya seni untuk kehidupan pribadi dan sosialnya.
Kegiatan proses belajar mengajar seni budaya khususnya seni rupa kebanyakan siswa dihadapkan banyak permasalahan dalam berkarya. Misalnya mereka bingung apa yang akan mereka kerjakan, bahan apa yang mereka akan gunakan, bahkan mungkin mereka akan terfokus dengan satu media saja, dan mungkin itu sering digunakan pada saat berkarya seni. Kekurangan berekspresi mungkin karena siswa sudah terpaku, membuat karya seperti kebanyakan yang pernah dilihat. Di tingkat Sekolah Dasar dan Ibtidaiyah sangat akrab dengan jenis bahan dalam membuat karya seni rupa seperti krayon, spidol, dan pensil warna. Namun mengolah tekstur di perkirakan belum dilakukan oleh guru di sekolah. Pada ekstrakulikuler seni kaligrafi di MIN Singaraja ini siswa cederung menghasilkan karya dengan teknik mengkontur saja, maksudnya dengan spidol, pensil atau yang lebih jauhnya dengan pewarnaan dari pensil warna. Sehingga dengan menemukan keadaan itu di lapangan, peneliti ingin memberikan inovasi baru dalam proses belajar membuat kaligrafi dengan menggunakan bahan dari mill sebagai media yang baru dalam berkarya seni, dan dengan persetujuan dari guru pembimbing ektrakukiluler juga diharapkan siswa akan mampu membuat atau berkreatifitas lebih lagi. Karena berkarya dengan mewarnai menggunakan teknik mentekstur bisa jadi jarang didapatkan di tingkat sekolah dasar, padahal pengerjaan atau berkarya tekstur sangat membantu mengembangkan kreativitas dalam berkarya seni. Salah satu bahan yang bisa dijadikan tekstur adalah mill, serbuk kayu, pasir ,bubur kertas dan lainnya yang sekarang mungkin didapat dengan mudah. Namun diantara bahan ini salah satunya akan dicoba diterapkan di tingkat sekolah dasar. Dalam penerapannya akan mencoba bahan mill dan lem fox dalam membuat tekstur kaligrafi untuk mengembangkan kretifitas dan melihat imajinasi dalam berkrya seni. Dengan memanfaatkan mill dan lem fox menjadi bahan ajar seni tekstur untuk pelajaran SBK (Seni Budaya dan Keterampilan) khususnya seni rupa diharapkan akan merangsang kreatifitas anak agar lebih berkembang dan
berkreatifitas berbeda dari karya sebelumnya. Pada proses berkarya di harapkan dapat mengembangkan imajinasi mereka dengan mengolah bahan menggunakan kantong plastic (piping bag) untuk membuat karya tekstur atau memadukan dengan alat yang lain menjadi karya seni kaligrafi. Disini seorang guru harus bisa setidaknya mengurangi pemikiran sempit siswa untuk berkreatifitas tanpa ada batasan dalam membuat seni kaligrafi dengan bahan dan alat dalam berkarya seni kaligrafi bertekstur. Selain itu bahan dan alat untuk membuat karya seni kaligrafi bertekstur tersebut tergolong sangat mudah di dapatkan karena banyak di jual di tokotoko terdekat, dan kaligrafi yang sudah jadi dibuat akan cepat mongering apa lagi dikarenakan daerah MIN Singaraja bisa di katakan jarang turun hujan dan akan mempercepat keringnya mill yang sudah berbentuk kaligrafi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini antara lain: Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi bertekstur dengan menggunakan teknik lemmill di MIN singaraja? Tujuan yang dapat dicapai dari perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut: Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kaligrafi di MIN singaraja. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu: 1) Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan penulis tentang metode pengajaran terhadap siswa dengan memanfaatkan mill dan serbuk kayu sebagai tekstur dalam pembelajaran ekstrakulikuler seni kaligrafi di MIN Singaraja. 2) Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan serta sebagai alternatif dalam melakukan proses belajar mengajar khususnya seni kaligrafi. Dan mendapatkan inovasi baru dalam berkarya seni. 3) Bagi Siswa Dengan memberikan hal yang baru, tentu diharapkan siswa akan lebih berkreatifitas dan mengembangkan terus
sesuai dengan kreatifitas dan imajinasinya dalam berkarya seni. 4) Bagi Lembaga Penelitian ini dapat dijadikan arsip dan bahan informasi apa bila di butuhkan untuk bahan perkuliahan yang menyangkut masalah pembelajaran mentekstur. METODE PENELITIAN Penulis menggunakan metode peneitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena metode ini dirasa lebih cocok digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan. Lokasi penelitian di MIN Singaraja, Jl. Dewi Sartika Utara, Kaliuntu, Kec. Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali 81116, Indonesia,. Adapun subjek dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran adalah kelas ekstrakurikuler di MIN Singaraja, 2017. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dikemukakan oleh Patton (dalam Lexy J.Moleong (2002:103) menjelaskan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan data, megorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian. Sedangkan menurut Taylor (1975:79), analisis data adalah cara atau usaha untuk menemukan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan berdasarkan data penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler kaligrafi Bertekstur dengan Menggunakan Teknik Lemmill di MIN Singaraja Hasil data penelitian yang diperoleh dari penelitian pelaksanaan pembelajaran kaligrafi teknik lemmill pada ekstrakurikuler di MIN Singaraja menerapkan satu paket proses pembelajaran dalam pembuatan kaligrafi teknik lemmill yaitu di antaranya, (1) peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan diberikan kepada guru pembina, sebagai bahan tugas pembelajaran teknik lemmill (2) guru menyiapkan kelas (3) mencatat atau mengisi daftar hadir anakanak yang mengikuti pembelajaran kaligrafi teknik lemmill sekaligus pemberian media berupa tripleks dan contoh kaligrafi, (4) guru menjelaskan langkah-langkah pembuatan
dan pengenalan contoh kaligrafi yang menggunakan teknik lemmill, (5) pembelajaran pemembuatan sket kaligrafi, (6) membuat adonan, menyiapkan bahan pewarna, dan menyiapkan adonan jadi kedalam plastik piping bag atas bimbingan dan pengawasan guru pembiming (7) membuat kaligrafi teknik lemmill, (8) pembersihan alat-alat, (9) evaluasi yang dilakukan oleh guru. proses tersebut akan tercipta sebuah pembelajaran yang cukup untuk memberi skill dan inovasi kepada anak-anak kedepannya. untuk Semua proses pembelajaran itu kemudian akan diperoleh melalui teknik pendokumentasian, dan teknik wawancara, selanjutnya penelitian ini dilaporkan oleh peneliti sebagai berikut. 1.1 Pendokumentasian alat dan bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran teknik lemmill pada ekstrakurikuler kaligrafi di MIN Singaraja Tabel 1 Alat dan Bahan yang dipergunakan dalam Pembelajaran Ekstrakurikuler Kaligrafi Bertekstur Di Min Singaraja, kelas Ekstrakurikuler No 1
Alat dan Bahan Alat
1) Gunting
2) Sendok makan/Palet
3) Penyaring bubuk
7) Penghapus
8) Plastik segitiga (Piping bag) 4) Ember Kecil
9) Cutter 5) Pensil
10) 6) Penggaris
Tripleks
2
Baha n
11) Masker
4) Sabun Cuci/Deterjen
1) Calsium Carbonat (mill)
5) Contoh Kaligrafi
2) Pewarna (Pigmen/cat Poster)
3) Lem Kayu warna putif (lem fox)
6) Cat Tembok Warna Putih
1.2 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Kaligrafi Bertekstur dalm Ekstrakurikler MIN Singaraja Kelas ekstrakurikuler kaligrafi merupakan kelas yang terdiri dari delapan belas siswa dan siswi yang terdiri dari beberapa kelas yaitu di antaranya kelas satu, kelas dua, kelas tiga, kelas empat dan kelas enam. Kelas satu terdiri dari satu siswi, kelas dua terdiri dari tujuh siswi dan tiga siswa, kelas tiga terdiri dari dua siswi, kelas empat terdiri dari satu siswi dan kelas enam terdiri dari empat siswi. Berikut adalah siswa-siswi yang terhitung dalam absensi kelas ekstrakurikuler yang mengikuti pelajaran teknik lemmill.
Gambar 4 Kegiatan pembuatan adonan teknik lemmill
Gambar 1 Kegiatan absensi sekaligus pembagian media triplek dan contoh kaligrafi berlafash Al haq
Gambar 5 Kegiatan peroses pembuatan kaligrafi teknik lemmill (1) Karya Putri Restiana kelas 2C Di bawah ini adalah karya dari Putri Restiana kelas 2C, karya ini mengandung banyak warna dan memiliki pola yang tegas dan mampu menguasai bidang gambar selain itu dari karyanya cukup rapi karyanya tersebut bisa dikatakan anak yang bernama Putri restiana ini percaya diri dan kreatif meskipun dia baru kelas 2 MIN.
Gambar 2 Kegiatan guru mendemonstrasikan cara pembuatan kaligrafi teknik lemmill
Gambar 6 Karya Putri Restiana kelas 2C
Gambar 3 Kegiatan murid membuat sketch kaligrafi berlafas Al haq
(2). Karya Shafira Anastasia kelas 6B Karya dari anak yang bernama Shafira Anastasia kelas 6B ini sangat kreatif karena memiliki warna yang cukup beragam, mampu memnguasai ruang, dan selain itu karya anak ini memiliki bentuk dan pola yang beragam dalam pengerjaannya terlihat anak ini cukup tekun dan sabar.
Gambar 7 Karya Shafira Anastasia kelas 6B (3). Karya Dinda Fitriana, kelas 1A dan Sahira Faris kelas 2B Karya dari anak yang bernama Dinda Fitriana ini belum dikerjakan sampai dengan selesai, sedangkan sket yang sudah dibuat oleh anak ini tujuannya untuk diisi oleh lemmill akan tetapi dalam karya ini belum diisi dengan tekstur, dapat dilihat sket yang belum diisi dibagian sudut atas sebelah kanan yang berbentuk jantung, Warna yang terkandung juga sedikit sedangkan semakin banyak pemilihan warna yang dipilih semakin bagus dalam karya seni rupa anak.
Gambar 9 Karya Sahara Faris kelas 2B (4). Karya M. Ivandar Z, kelas Dari karya anak yang bernama M. Ivandar.Z dan Garad Aif Baraka ini memiliki sedikit warna dan yang paling bisa kita lihat dari karya mereka berdua adalah ketidak rapian dari karya mereka selain itu ada masih sket yang di gambar dengan tujuan untuk diisi tekstur berwarna akan tetapi tidak diselesaikan sampai selesai, dari karya mereka terlihat bahwa keduanya tergolong kurang sabar dan kreatif dalam proses pengerjaanya.
Gambar 8 Karya Dinda Fitriana, kelas 1A Gambar 10 Karya M. Ivandar Z, kelas 2C (4). Karya Shafira Faris, kelas 2B Karya anak ini terlihat sangat sederhana dengan warna yang sedikit yang digunkan, dan juga pemberian tekstur dalam sket yang sudah dibuat olehnya yang bertujuan untuk diisi belum di berikan seperti bentuk bunga di bagian atas kiri bidang triplek, pengisian tekstur warna pada lafaz kaligrafi tidak terisi penuh, dapat kita lihat pada gambar 4.13 di bawah ini bahwa anak ini kurang sabar dan kreatif dalam proses pembuatan kaligrafi tekstur dengan teknik lemmill
Gambar 11 Karya Garad Aif Baraka, kelas 2B 1.3 Wawancara peneliti kepada guru pembina terkait pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler teknik lemmill di MIN Singaraja Adapun wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru pembina
ekstrakurikuler kaligrafi di MIN Singaraja terkait pelaksanaan pembelajaran kaligrafi teknik lemmill di antaranya:. (1) Peneliti : bagaiman proses pembelajaran teknik lemmill dalam kelas berlangsung? Guru Pembina : Kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi berlangsung setiap hari sabtu sore setelah selesai waktu ashar, sekitar kurang lebih pukul 15:40 am, dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran teknik lemmill ini dimulai dari pemberian tugas yitu seperti ember kecil, sendok, dan masker setelah itu dalam pertemuan selanjutnya barulah mulai melaksanakan pembelajaran teknik lemmill ini yang dimulai dari melihat kesiapan murid-murid dalam melaksanakan pembelajan, menugaskan salah satu murid untuk memimpin doa sebelum melaksanakan proses pembelajaran, selesai membaca doa dilanjutkan dengan mencatat atau mengisi daftar absensi murid-murid yang mengikuti pembelajaran kaligrafi teknik lemmill bersamaan dengan pembagian tripleks dan contoh kaligrafi yang berlafaz Al haq sebagai media untuk membuat kaligrafi bertekstur yang akan di sketch ulang pada tripleks yang sudah di bagikan, dan kegiatan selanjutnya, saya memperlihatkan contoh hasil kaligrafi dengan menggunakan teknik lemmill bersamaan dengan menjelaskan langkah-langkah pembuatannya, dilanjutkan dengan murid-murid membuat sketch di tripleks dengan ukuran HVS sesuai seperti contoh kaligrafi yang dibagikan, setelah pembuatan sketch selesai, saya mengajak murid-murid untuk membuat adonan di luar kelas untuk menghindari ruangan belajar di dalam kelas tidak kotor selanjutnya menyuruh murid-murid untuk memakai masker yang sudah dibawa untuk mengatasi bubuk mill tidak mengganggu pernafasan, menyuruh murid-murid menunggu bagian untuk pembagian bahan-bahan seperti mill dan lemm fox, selanjutnya untuk pewarnaan itu sendiri tergantung dari keinginan muridnya itu sendiri mau memilih warna
apa dan saya membantunya untuk pemberian warna, setelah adonannya selesai barulah saya bagikan pelastik piping bag bersamaan dengan membantu murid memasukan adonan itu, dilanjutkan dengan mengajak murid untuk membuat kaligrafi teknik lemmill setelah pembuatan adonan sampai memasukan adonan kedalam pelastik piping bag selesai, murid-murid mulai berproses membuat kaligrafi menggunakan teknik lemmill atas bimbingan saya. (2) Peneliti : Adakah metode khusus dalam pembelajaran pembelajaran teknik lemmill? Guru Pembina : sebenarnya untuk metode dalam pembelajaran teknik lemmill itu sendiri tidak ada hanya saja kita harus selalu memperhatikan dan membina anak-anak yang belum mengerti bagaimana dari cara pembuatan adonan sampai proses pembuatan kaligrafinya. (3) Peneliti : Bagaimana proses evalusai hasil karya anak - anak? Guru Pembina : untuk mengevaluasi anak itu sendiri saya melihat dari segi keseriusan dalam proses pembelajaran, dan hasil akhir dari karya murid-murid yang mengikuti pembelajaran tenik lemmill. (4) Peneliti : Bagaimana tanggapan guru pembina terkait hasil karya kaligrafi menggunakan teknik lemmill? Guru Pembina : Untuk hasilnya itu sendiri cukup beragam dan bagus-bagus, meskipun ada beberapa yang terlihat kurang rapi, dari sini bisa kita lihat ketekunan dan kreasi anak-anak dalam membuat kaligrafi anak-anak karena meskipun objek kaligrafinya sama tapi cara pembuatan teksturnya berbeda-beda. (5) Peneliti : Adakah permasalahan yang guru hadapi dalam pembelajaran teknik lemmill? Guru Pembina : permasalahan yang dihadapi ada, yaitu ada anak berusia 7
tahun yang masih belum terlalu kuat untuk menekan plastik piping bag yang berisi adonan untuk mengluarkan tekstur dikarenakan lubang tekstur yang diinginkan terlalu kecil sehingga kadang harus dibantu oleh saya jika muridnya kelelahan., selain itu tugas yang disuruh ketika sebelum pelaksanaan pembelajran teknik lemmill dilaksanaakan ada beberapa murid yang tidak membawanya sehingga harus meminjam atau berbagi dengan temannya yang lain. (6) Peneliti : Bagaimana tanggapan guru tentang pembelajaran teknik lemmill? Guru Pembina : untuk pembelajaran teknik lemmil ini sangat bermanfaat bagi bekal ilmu untuk anak-anak kedepannya, selain itu pada proses pembelajaran anak-anak yang mengikuti pembelajran teknik lemmill ini sangat berantusian dalam mengikuti dikarenakan dalam pelaksanaanya lebih kepada bermain sambil belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarklan hasil penelitian atas Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Lemmill Pada Ekstrakurikuler Kaligrafi Di Min Singaraja, dapat disimpulkan bahwa: Pada bab 4 membahas tentang hasil pendokumentasian terkait pelaksanaan pembelajaran teknik lemmill pada ekstrakurikuler kaligrafi di MIN Singaraja seperti, di antaranya, (1) peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan diberikan kepada guru pembina, sebagai bahan tugas pembelajaran teknik lemmill (2) guru menyiapkan kelas (3) mencatat atau mengisi daftar hadir anak-anak yang mengikuti pembelajaran kaligrafi teknik lemmill sekaligus pemberian media berupa tripleks dan contoh kaligrafi, (4) guru menjelaskan langkah-langkah pembuatan dan pengenalan contoh kaligrafi yang menggunakan teknik lemmill, (5) pembelajaran pemembuatan sketch kaligrafi, (6) membuat adonan, menyiapkan bahan pewarna, dan menyiapkan adonan jadi kedalam plastik piping bag atas bimbingan dan pengawasan guru pembiming (7) membuat kaligrafi teknik
lemmill, (8) pembersihan alat-alat, (9) evaluasi yang dilakukan oleh guru. Semua catetan proses pembelajaran itu diperoleh melalui teknik pendokumentasian, melalui wawancara terhadap guru pengajar kaligrafi didapatkan data tentang pendapat guru terkait dengan proses pembelajaran teknik lemmill pada ekstrakurikuler kaligraf. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada BAB IV, Pelaksanaan pembelajran teknik lemmill pada ekstrakurikuler kaligrafi di MIN Singaraja demi mamajukan serta lebih meningkatkan mutu pembelajaran terkait ekstrakurikuler kaligrafi, peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1) Saran Pada Guru Sebagai guru pembimbing di MIN Singaraja harus memiliki wawasan pengetahuan terkait pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak didiknya, terutama pada pembelajaran kaligrafi teknik lemmill. Pembelajaran kaligrafi teknik lemmill haruslah dilakukan dengan metode pendekatan individual selain dalam lingkup klasikal, sehingga setiap anak dapat lebih aktif mengikuti kegiatan kaligrafi teknikk lemmill. Setiap pembelajaran hendaknya guru juga harus memberikan penilaian secara optimal, sehingga pencapaian anak tidak berdasarkan sudut pandang orang dewasa, melainkan pencapaian berdasarkan proses kerja anak. 2) Saran Pada Sekolah Sekolah seharusnya memfalitasi atau menyediakan alat dan bahan untuk anakanak yang mengikuti pembelajaran kaligrafi seperti halnya dalam pembelajaran teknik lemmill pada ekstrakurikuler kaligrafi. 3) Saran Pada peneliti lanjutan Untuk penelitian lanjutan ada hal yang menarik sebagai bahan penelitian lanjut yaitu penggunaan bahan kaligrafi yang lebih panjang dan pemberian tekstur yang penuh baik di bidang gambar maupun warna. DAFTAR PUSTAKA Al furqi, Ismail Raji. 1999. “Seni Tauhid”. Yayasan Bentang Budaya.
Aswan Zain & Saiful Bahri Djamarah. 2006. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2006. “Metode Penelitian Kualitatif”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. “Guru Dan Anak Didik Dalam InteraksI Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis”. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Djamarah, Syaiful Bahri & Zain Aswan. 2006. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta: Asdi Mahasatya. Ghony, M. Djunaidi & Fauzan Almanshur. 2012. “Metode Penelitian Kualitatif“. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Hamalik Oemar. 2011. “Proses Belajar Mengajar”. Jakarta : PT.Bumi Aksara Hamzan B.Uno. 2007. ”Model Pembeljaran, Menciptakan Proses belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif”. Jakarta :PT. Bumi Aksara. Suryobsubroto, B. 2002. “Proses Belajar Mengajar Di sekolah”. Jakarta: Anggota IKAPI. Sudijono, Anas. 2006. “Pengantar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Undiksha, 2014. “Pedoman Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir Program Sarjana Dan Diploma 3 Universitas Pendidikan Ganesha Edisi Revisi”. Singaraja:Undiksha.