Pelaksanaan Pembelajaran .... (Erich Lina Susilawati) 728
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KESEHATAN REPRODUKSI BAGI ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI 2 BANTUL
THE IMPLEMENTATION OF REPRODUCTION EXTRACURRICULAR'S LEARNING PROCESS FOR DEAF CHILDREN IN SLB NEGERI 2 BANTUL
Oleh: Erich Lina Susilawati Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Partisipan penelitian ini adalah satu orang guru pengampu ekstrakurikuler kesehatan reproduksi dan 4 siswa tunarungu yang mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancaraa dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi dilaksanakan di ruangan tertutup. Materi untuk pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi terdapat 15 bab dan cara penyampaiannya harus secara berurutan. Guru menyampaikan materi menggunakan bahasa oral dan bahasa isyarat agar anak lebih mudah memahami. Guru menerapkan metode dan media pembelajaran agar anak tidak mudah bosan dalam proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi dilaksanakan di akhir pembelajaran atau setelah beberapa pertemuan melalui penugasan-penugasan. Kata kunci: pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi, anak tunarungu Abstract This research is aimed to describe the implementation of reproduction in extracurricular's learning for deaf children in SLB Negeri 2 Bantul. This research is a descriptive research. The participants of this research is one of the homeroom reproduction extracurricular teachers and four deaf students who participate in the reproduction extracurricular's learning process. The validity of the data are done using triangular source and techinique. The data analyzing techinque consist of data reduction, data presenting, and data concluding. The research shows that the reproduction extracurricular's learning process is held in closed room. There are 15 chapters of material in the reproduction extracurricular's learning process and it has to be delivered sequentially. Teacher delivers the material using oral language and sign language in order to make the students easier to understand. Teacher is implementing learning methods and media to reduce the boredom of the students in the learning process. The evaluation of reproduction extracurricular's learning process is held at the end of the learning process or after several meetings through assignments. Keywords : reproduction extracurricular's learning process, deaf children
729 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 7 Tahun 2016
(1996: 27), pengertian anak tunarungu yaitu
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
untuk
seseorang yang mengalami kekurangan atau
mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan
kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian
demi
atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak
meningkatkan
kualitas
wadah
sumber
daya
manusia. Ilmu pengetahuan yang diberikan
berfungsinya
kepada siwa tentunya dapat digunakan sebagai
pendengaran, sehingga tidak dapat menggunakan
bekal untuk kehidupan sehari-hari seperti ilmu
alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari
tentang
yang membawa dampak terhadap kehidupan
kesehatan
reproduksi
reproduksi.
seluruh
alat
secara kompleks. Dampak dari ketunarunguan
cakupan materinya sangat luas, bukan hanya
tersebut dapat menyebabkan perkembangan anak
materi tentang organ-organ reproduksi tetapi
menjadi terhambat yaitu dapat menghambat
meliputi tentang perkembangan fisik, pergaulan
perkembangan inteligensi, sosial dan emosi.
yang
Erna
Selain itu dampak dari ketunarunguan dapat
Setiyaningrum (2015: 129) kesehatan reproduksi
berpengaruh dalam perkembangan bahasa dan
adalah keadaan sehat secara menyeluruh yang
bicara
meliputi aspek fisik, mental sosial, bukan sekedar
kemampuan berbahasa anak tunarungu.
dan
pembelajaran
atau
yang
sehat,
merupakan
Kesehatan
sebagian
lain-lain.
Menurut
anak
tunarungu,
seperti
terbatasnya
tidak ada penyakit/gangguan di segala hal yang
Terbatasnya kemampuan berbahasa anak
berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya
disebabkan karena informasi yang diterima anak
dan proses reproduksi. Pembelajaran tentang
juga
kesehatan reproduksi banyak diberikan pada
ketidakmampuan
anak-anak normal di sekolah umum. Akan tetapi,
memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Hal ini
tidak
sesuai
hanya
anak-anak
normal
saja
yang
terbatas
dengan
sehingga anak
pendapat
menyebabkan
tunarungu
dalam
Myklebust
dalam
mendapatkan pembelajaran tentang kesehatan
Permanarian Somad & Tati Hernawati (1996: 13)
reproduksi, anak berkebutuhan khusus seperti
bahwa daya abstraksi yang kurang pada beberapa
anak tunarungu juga berhak untuk mendapatkan
tugas hanya akibat dari terbatasnya kemampuan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Sesuai
berbahasa anak, bukan merupakan suatu keadaan
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
mental retardation (terbelakang mental). Jika
nomor
kemampuan berbahasanya ditingkatkan, maka
61
tahun
2004
tentang
kesehatan
reproduksi yaitu remaja berhak mendapatkan layanan kesehatan reproduksi tanpa diskriminasi. Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami
kelainan
pendengarannya
dalam
sehingga
kemampuan mengabstraksipun bertambah. Kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk kehidupan sehari-hari anak yang sudah
fungsi
menginjak masa remaja. Menurut Miron & Miron
menimbulkan
(2006: 73) masa remaja menandakan datangnya
dan
identitas seksual bagi semua remaja tidak
berkurangnya informasi yang diterima oleh anak.
terkecuali bagi anak-anak yang mengalami
Menurut Permanarian Somad & Tati Hernawati
keterbelakangan
hambatan
dalam
berkomunikasi
emosi,
fisik
dan
mental.
Pelaksanaan Pembelajaran .... (Erich Lina Susilawati) 730
Perkembangan seksual pada masa remaja juga
dituangkan
meliputi mulai timbulnya keinginan, bayangan,
tersendiri. Berdasarkan hasil observasi dan
dan rangsangan seksual. Hal tersebut membuat
wawancara yang dilakukan di SLB Negeri 2
remaja
Bantul bahwa sekolah tersebut telah mengadakan
khususnya
membutuhkan
remaja
informasi,
tunarungu
kegiatan
ekstrakurikuler
serta
berbagai jenis ekstrakurikuler yaitu menari,
panduan informasi tentang kesehatan reproduksi
melukis, pertanian, pramuka, TPA, bina wicara,
yang benar agar tidak terjerumus pada informasi
atletik, pramuka, drum band dan kesehatan
yang salah. Dalam pembelajaran kesehatan
reproduksi. Ekstrakurikuler yang diadakan di
reproduksi untuk anak tunarungu membutuhkan
sekolah tersebut ada yang bersifat wajib dan juga
metode
anak
bersifat pilihan. Salah satu ekstrakurikuler yang
kemampuan
bersifat wajib yaitu ekstrakurikuler kesehatan
yang
tunarungu
menarik
lebih
dukungan,
dalam
dikarenakan
memanfaatkan
visualnya dalam menerima informasi.
reproduksi. Proses pelaksanaan pembelajaran
Banyak yang kurang mengerti tentang kesehatan
cenderung
tunarungu belum diketahui secara rinci sehingga
beranggapan bahwa kesehatan reproduksi itu
perlu dilakukan penelitian mendalam tentang
hanya informasi tentang seks saja. Selain itu,
proses pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler
siswa justru banyak mendapatkan pengetahuan
kesehatan reproduksi untuk anak tunarungu di
tentang seks dari teman sebayanya atau dari
SLB Negeri 2 Bantul.
media
reproduksi,
sosial.
Nasria
siswa
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi untuk anak
Putriani
(2009:
10)
Berdasarkan latar belakang yang telah
mengatakan bahwa faktanya sebanyak 31,51%
diuraikan,
remaja mendapatkan infromasi tentang kesehatan
“Pelaksanaan
reproduksi dari internet, dari majalah 21,92%,
Kesehatan Reproduksi bagi Anak Tunarungu di
dari teman 30,14% dan dari pacar sebanyak
SLB
16,44%. Masalah yang ditimbulkan dari mencari
dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan untuk
sendiri informasi di internet adalah bahwa yang
memperoleh
gambaran
didapat tidak hanya tentang hal-hal positif saja,
pelaksanaan
pembelajaran
tetapi banyak juga hal-hal atau informasi negatif
kesehatan reproduksi untuk anak tunarungu.
yang belum sesuai dengan umur remaja.
METODE PENELITIAN
Beberapa sekolah luar biasa (SLB) yang didalamnya terdapat siswa tunarungu sebagian sudah
memberikan
pembelajaran
tentang
kesehatan reproduksi. Salah satu sekolah yang sudah
memberikan
pembelajaran
tentang
kesehatan reproduksi adalah SLB Negeri 2 Bantul. Di SLB Negeri 2 Bantul pemberian pembelajaran
tentang
kesehatan
reproduksi
maka
penelitian
Pembelajaran 2
Negeri
Bantul”
yang
berjudul
Ekstrakurikuler penting
tentang
untuk
proses
ekstrakurikuler
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang
bertujuan
pelaksanaan
untuk
menggambarkan
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi untuk anak tunarungu di SLB
Negeri 2
Bantul.
Selain itu, untuk
mengungkapkan dan mendeskripsikan fakta-fakta
731 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 7 Tahun 2016
yang
ada
dilapangan
pembelajaran
tentang
pelaksanaan
kesehatan reproduksi sedang berlangsung dengan
ekstrakurikuler
kesehatan
berpegang pada pedoman observasi yang telah
reproduksi untuk anak tunarungu di SLB Negeri
disusun
2 Bantul. Menurut Nana Syaodih (2015: 72)
pencatatan
pengertian penelitian deskriptif adalah suatu
menggunakan lembar catatan.
bentuk penelitian yang paling dasar yang
2. Wawancara
ditujukan
untuk
mendeskripsikan
sebelumnya, secara
peneliti
melakukan
sistematis
dengan
atau
Peneliti menggunakan teknik wawancara
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
untuk mendapatkan informasi secara langsung
baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
dari
rekayasa manusia.
sumber primer. Dalam wawancara menggunakan
Partisipan Penelitian
atau membawa instrumen sebagai pedoman untuk
Penelitian ini mendiskripsikan pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi. Partisipan
informan
(pemberi
informasi)
sebagai
wawancara. 3. Dokumentasi
dalam penelitian ini adalah 1 guru ekstrakurikuler
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan
kesehatan reproduksi dan 4 siswa kelas 7 SMPLB
agar dapat memberikan gambaran mengenai
tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul yang
kemampuan siswa dalam pembelajaran kesehatan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kesehatan
reproduksi
reproduksi.
pembelajaran kesehatan reproduksi yaitu tentang
Lokasi Penelitian
metode, media, dan lain-lain. Dokumen yang
Penelitian dilakukan di SLB Negeri 2 Bantul
dan
gambaran
tentang
proses
digunakan dapat rencana program pembelajaran
yang beralamatkan di Jl.Imogiri Barat km 4,5,
(RPP).
Bangunharjo, Sewon, Bantul. Alasan pemilihan
Analisis Data
SLB Negeri 2 Bantul sebagai tempat penelitian
Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis
yaitu sekolah ini menyelenggarakan pendidikan
secara kualitatif yang terdiri dari reduksi data,
formal
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
bagi
menyelenggarakan
anak
tunarungu
pembelajaran
dan tentang
kesehatan reproduksi yang dilaksanakan dalam
HASIL PENELITIAN Pelaksanaan
pembelajaran
ekstrakurikuler
kegiatan ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu terdiri
Teknik Pengumpulan Data
dari
1.
Observasi
pembelajaran, tahap proses pembelajaran dan
Teknik observasi yang digunakan dalam
tahap evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil
penelitian ini adalah observasi langsung, yakni
penelitian, maka didapatkan informasi sebagai
peneliti mengamati kegiatan subyek secara
berikut:
langsung tanpa melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Observasi langsung dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran ektrakurikuler
tiga
tahap
yaitu
tahap
perencanaan
1. Perencanaan pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi
Pelaksanaan Pembelajaran .... (Erich Lina Susilawati) 732
Pelaksanaan
pembelajaran
ekstrakurikuler
(2). Guru Guru
kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu di SLB
yang
mengajar
pembelajaran
Negeri 2 Bantul diawali dengan persiapan dan
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi di SLB
penetapan
yang
Negeri 2 Bantul yaitu berjumlah tiga orang.
disiapkan oleh guru. Komponen- komponen
Ketiga guru tersebut saling bekerja sama satu
pembelajarannya meliputi tujuan, guru, siswa,
sama
bahan ajar atau materi, metode pembelajaran,
melaksanakan
media pembelajaran dan evaluasi. Perencanaan
kesehatan reproduksi. Dari ketiga guru tersebut
pembelajaran
sudah mendapatkan beberapa pelatihan tentang
komponen
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan
lain,
saling
pembelajaran
reproduksi yang dilakukan oleh guru antara lain
kesehatan reproduksi.
yaitu:
(3). Siswa
(1). Tujuan Pelaksanaan
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi di SLB Negeri 2 Bantul bertujuan untuk menambah pengetahuan anak tunarungu tentang kesehatan reproduksi. Karena sebagian siswa beranggapan bahwa kesehatan reproduksi hanya masalah tentang seks saja. Untuk
menanggulangi
pengetahuan
tentang
melengkapi
dalam
ekstrakurikuler
Pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi diikuti oleh siswa tunarungu mulai dari kelas 6 SDLB sampai dengan kelas 3 SMALB. Selain siswa tunarungu, ada juga siswa tunagrahita
yang
mengikuti
pembelajaran
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi. (4). Bahan ajar atau materi Bahan
kesehatan reproduksi yang salah tersebut, maka
ajar
atau
materi
kesehatan
diadakan ekstrakurikuler kesehatan reproduksi.
reproduksi ada 15 bab. Materi tentang kesehatan
Selain itu tujuan pembelajaran ekstrakurikuler
reproduksi ini terdapat pada Modul Pendidikan
kesehatan reproduksi yaitu untuk membentuk
Kesehatan Reproduksi untuk SMPLB dan pada
siswa menjadi mandiri. Mendapatkan bekal
program
pengetahuan untuk kehidupan sehari-hari yang
Tunarung) dalam bentuk softfile. Kelimabelas bab
akan dilalui.
tersebut yaitu semua dimulai dari saya, perubahan
Sedangkan tujuan pembelajaran
MAJU
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi dalam setiap
emosi,
bab atau materi sudah tercantum dalam RPP.
hubungan
(
perubahan
Media
tubuh,
lainnya,
Kespro
Remaja
pertemanan
dan
(laki-laki
dan
jender
RPP (rencana program pembelajaran) yang
perempuan), perjuangkan hakmu, seksualitas dan
dirumuskan untuk pembelajaran ekstrakurikuler
cinta, kehamilan, lindungi dirimu dari IMS
kesehatan reproduksi dibuat secara klasikal untuk
&HIV/ AIDS, HIV/AIDS kamu juga punya
semua siswa. RPP dibuat sama untuk semua
peran,
siswa walaupun yang mengikuti pembelajaran
seharusnya tidak menyakiti, masa depan, impian
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi berbeda-
dan rencanamu, catatan kreatifku, pameran. Dan
beda.
setiap materi harus diselesaikan dalam beberapa kali
narkoba
pertemuan.
dan
Cara
dunia
remaja,
penyampaian
cinta
materi
733 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 7 Tahun 2016
tersebut harus secara urut tidak boleh melompat-
digunakan untuk mengukur seberapa besar
lompat. Jika penyampaian materi belum selesai
kemampuan yang sudah dimiliki oleh siswa.
maka
Evaluasi dalam pembelajaran ekstrakurikuler
pada
pembelajaran
selanjutnya
tetap
melanjutkan materi tersebut. Dari kelimabelas
kesehatan
bab tersebut sudah menyangkut aspek-aspek yang
dilakukan ketika proses pembelajaran sedang
perlu
berlangsung ataupun terkadang ketika di akhir
dibekalkan
pembelajaran
dalam
pelaksanaan
ekstrakurikuler
kesehatan
reproduksi
pembelajaran.
bagi
Evaluasi
anak
pada
tunarungu
pembelajaran
reproduksi bagi anak tunarungu.
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi biasanya
(5) Metode pembelajaran
dilihat
cara
melalui
penugasan-penugasan
yang
Metode pembelajaran merupakan suatu
diberikan oleh guru. Selain itu guru juga menilai
yang
siswa
digunakan
oleh
guru
untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Metode pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan
yang akan diajarkan untuk siswa. Berdasarkan hasil
wawancara
dengan
RK,
metode
digunakan
dalam
pembelajaran
yang
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan
reproduksi adalah metode ceramah, metode permainan, metode bermain peran, diskusi, dan metode demonstrasi.
2. Proses
Media pembelajaran biasanya digunakan oleh guru agar memudahkan siswa memahami materi
yang disampaikan oleh guru. Apalagi
untuk anak tunarungu harus dibantu dengan menggunakan media yang menarik agar anak bisa memahami dan tertarik dengan pembelajaran. Media
yang
pembelajaran
disiapkan
oleh
guru
ekstrakurikuler
untuk
kesehatan
reproduksi biasanya media-media yang mudah dicari ataupun media yang sudah ada.
Proses
penilaian.
Evaluasi
selama
pelaksanaan
pembelajaran
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul meliputi: a) Kegiatan Awal Kegiatan
awal
pembelajaran
yang
dilakukan
ekstrakurikuler
dalam
kesehatan
reproduksi meliputi beberapa persiapan terlebih Persiapan
yang dilakukan sebelum
pembelajaran dimulai yaitu persiapan ruangan, persiapan materi, media, pengumpulan dan pengkondisian siswa. Dalam persiapan ruangan, ruangan yang digunakan untuk pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu yaitu ruangan TK. Karena yang mengikuti
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi jumlahnya lumayan banyak, maka menggunakan ruangan yang lebih besar. Persiapan
yang
Komponen pembelajaran yang terakhir yaitu atau
siswa
materi
untuk
pembelajaran
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi yaitu materi
(7). Evaluasi
evaluasi
sikap
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi
dahulu.
(6). Media pembelajaran
dari
pembelajaran.
reproduksi yang akan digunakan guru yaitu biasanya memilih metode sesuai dengan materi
dilihat
biasanya
diajarkan
pertemuan pembelajaran
melanjutkan
selanjutnya.
materi
Karena
ekstrakurikuler
pada dalam
kesehatan
Pelaksanaan Pembelajaran .... (Erich Lina Susilawati) 734
reproduksi, materi yang akan diberikan harus
yang berbeda-beda. RK menunjuk beberapa siswa
diberikan secara berurutan tiap babnya. Media
untuk maju ke depan kelas bermain peran dengan
yang disiapkan oleh guru untuk pembelajaran
cerita yang berbeda-beda. Para siswa berekspresi
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi biasanya
sesuai dengan kreativitas masing-masing.
media-media yang mudah dicari ataupun media
c) Kegiatan Penutup
yang sudah ada. Selain persiapan yang dilakukan
Kegiatan penutup atau kegiatan akhir pada
diatas yaitu persiapan dalam mengumpulkan
pembelajaran
siswa dan pengkondisian siswa di kelas. Sebelum
reproduksi yaitu dilakukan oleh satu guru.
pembelajaran
Kegiatan akhir dilakukan sekitar 10 menit.
reproduksi
ekstrakurikuler dimulai,
terlebih
kesehatan dahulu
guru
ekstrakurikuler
Berdasarkan
hasil
observasi
kesehatan
peneliti,
pada
memberitahukan kepada siswa jika pembelajaran
kegiatan akhir RK menjelaskan inti dari bermain
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi akan segera
peran tersebut dan menyimpulkan pembelajaran
dimulai.
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi hari ini. Langkah kegiatan akhir selanjutnya yaitu RK
b) Kegiatan Inti
menyampaikan
Kegiatan
inti
pada
pembelajaran
materi
ekstrakurikuler
kesehatan
pembelajaran reproduksi
untuk
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak
minggu depan, setelah itu berdoa bersama untuk
tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul menerapkan
mengakhiri
beberapa
kesehatan
metode
dan
media
dalam
pembelajaran reproduksi.
ekstrakurikuler
Dalam
berdoa
RK
penyampaiannya. Berdasarkan hasil observasi
menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin
dan
pembelajaran
doa penutup. Setelah itu guru menutup dengan
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak
salam dan para siswa secara bergantian berjabat
tunarungu menggunakan beberapa metode yang
tangan dengan guru sebelum keluar kelas.
wawancara,
pelaksanaan
menarik agar anak tidak merasa bosan saat pembelajaran sedang berlangsung.
kesehatan
reproduksi
yaitu
sebelum guru menyampaikan materi pada hari ini, terlebih dahulu guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya. Hal tersebut bertujuan agar siswa masih ingat pembelajaran yang sudah disampaikan. Karena setiap materi kesehatan reproduksi
yang
disampaikan
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi
Langkah kegiatan inti dalam pembelajaran ekstrakurikuler
3. Evaluasi
akan
selalu
berkaitan satu sama lain. Pada kegiatan inti RK memberikan contoh bermain peran dengan cerita
Evaluasi
pelaksanaan
pembelajaran
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul tidak tertulis secara terstruktur. Evaluasi dilaksanakan di akhir pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan
reproduksi. Evaluasi pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler
kesehatan
reproduksi
dilaksanakan melalui penugasan-penugasan yang diberikan
oleh
pembelajaran reproduksi
guru.
Pada
saat
ekstrakurikuler guru
melihat
secara
proses
kesehatan langsung
735 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 7 Tahun 2016
bagaimana reaksi siswa. Seperti contohnya, saat
pembelajaran. Menurut Toto Ruhimat (2013:
permainan guru melihat bagaimana ekspresi anak,
147),
apakah sudah memahami atau belum.Tindak
meliputi: guru, siswa, tujuan pembelajaran, bahan
lanjut jika ada salah satu anak yang belum
ajar atau materi, metode pembelajaran, media
memahami materi yang sudah disampaikan oleh
pembelajaran dan evaluasi. Guru yang mengajar
guru yaitu anak diberikan penjelasan secara
pembelajaran
individual sampai dengan anak benar-benar
reproduksi di SLB Negeri 2 Bantul terdiri dari 3
paham dengan materi tersebut.
orang guru. Setiap guru saling bekerja sama satu
PEMBAHASAN
sama
Pembelajaran tentang kesehatan reproduksi di SLB Negeri 2 Bantul dituangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal tersebut sedikit berbeda dengan sekolah khusus lainnya yang pemberian tentang kesehatan reproduksi di tuangkan pada pelajaran seperti pada pelajaran IPA. Alasan pelaksanaan pembelajaran tentang kesehatan reproduksi
dimasukkan
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler yaitu karena belum semua guru di SLB Negeri 2 Bantul mendapatkan pelatihan tentang kesehatan reproduksi. Selain itu agar waktu yang digunakan lebih efisien. Akan tetapi pelaksanaan
pembelajran
ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi di SLB Negeri 2 Bantul
komponen-komponen
lain.
pembelajaran
ekstrakurikuler
Akan
tetapi
kesehatan
berdasarkan
hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti, peran dari masing-masing guru belum terlihat secara jelas. Dari setiap guru belum ada pembagian tugastugas
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi. Dari hasil observasi,
dalam
ekstrakurikuler
pelaksanaan
kesehatan
pembelajaran
reproduksi
dari
beberapa pertemuan yang terlihat sering mengajar hanya satu guru saja. Seharusnya dari setiap masing-masing guru dibagi tugas yang jelas. Karena
peranan
pembelajaran
guru
dalam
pelaksanaan
ekstrakurikuler
kesehatan
reproduksi sangatlah penting. Tujuan
pembelajaran
ekstrakurikuler
sudah sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu di SLB
oleh Wahjosumidjo (2007: 256), yaitu kegiatan-
Negeri 2 Bantul yaitu membentuk perilaku siswa
kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang
agar siswa dapat mandiri. Selain itu, siswa
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah,
mendapatkan
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan.
mengurus diri sendiri. Tujuan pembelajaran
Pelaksanaan
ekstrakurikuler
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi di SLB
kesehatan reproduksi di SLB Negeri 2 Bantul
Negeri 2 Bantul sesuai dengan pendapat yang
dilaksanakan setiap hari kamis mulai pukul 12.30
diungkapkan oleh Daryanto (2010: 58) tentang
– 13.30 WIB setelah jam pembelajaran selesai.
tujuan
Pelaksanaan
pembelajaran
pembelajaran
ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi di SLB Negeri 2 Bantul tetap
memperhatikan
komponen-komponen
ketrampilan-ketrampilan
pembelajaran.
menggambarkan
Tujuan
pengetahuan,
dalam
yang
kemampuan,
ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki peserta
didik
sebagai
akibat
dari
hasil
Pelaksanaan Pembelajaran .... (Erich Lina Susilawati) 736
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
tubuh dan masalah-masalah yang dihadapi oleh
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
siswa.
Materi untuk anak tunarungu dengan anak
Metode pembelajaran yang digunakan oleh
normal sedikit berbeda. Materi untuk anak
guru
tunarungu lebih bersifat mendasar. Hal tersebut
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak
dikarenakan kondisi antara anak normal dan anak
tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul sangat
tunarungu
tunarungu
beragam. Menurut RK metode pembelajaran yang
memiliki keterbatasan dalam memahami hal-hal
digunakan seperti metode bermain peran, metode
yang bersifat abstrak sehingga materi yang
permainan, diskusi, dan lain-lain. RK mencari
disampaikan untuk anak tunarungu lebih bersifat
metode yang menarik agar anak tidak bosan
mendasar. Menurut Departemen Kesehatan RI
dalam pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan
(2007: 71) aspek-aspek kesehatan reproduksi
reproduksi.
remaja meliputi organ reproduksi, konsepsi,
pembelajaran
kehamilan,
kesehatan
yang
reproduksi dilaksanakan di siang hari setelah
bertanggung
jawab,
seksual
semua pembelajaran selesai, pada jam tersebut
beresiko. Menurut Departemen Kesehatan RI
anak sudah mulai lelah dan harus diberikan
diatas, aspek-aspek kesehatan reproduksi lebih
dengan metode yang menarik. Hal tersebut sesuai
bersifat umum. Materi pembelajaran yang akan
dengan pendapat dari Suryosubroto (2002: 140)
disampaikan dalam ekstrakurikuler kesehatan
tentang metode pembelajaran adalah cara-cara
reproduksi berjumlah 15 bab. Setiap bab harus
yang digunakan oleh guru dalam proses belajar
disampaikan secara berurutan, tidak boleh loncat
mengajar
karena setiap bab tersebut saling berkaitan satu
pembelajaran,
sama lain. Setiap bab terdiri dari beberapa
mencapai tujuan pembelajaran.
berbeda.
Pada
dan
anak
reproduksi perilaku
pertemuan sehingga dalam penyampaian materi
dalam
pelaksanaan
Selain
yang
itu
pembelajaran
karena
pelaksanaan
ekstrakurikuler
kesehatan
disesuaikan
sehingga
dengan
memudahkan
materi siswa
Media pembelajaran yang digunakan dalam
sangat lama sampai siswa benar-benar paham
pelaksanaan
dengan materi yang disampaikan. Berbeda halnya
kesehatan
ketika ada siswa yang sudah membutuhkan
boneka, celemek, dan lain-lain. Media-media
materi tentang kesehatan reproduksi tetapi belum
tersebut digunakan oleh guru agar memudahkan
disampaikan saat pembelajaran pada tiap hari
anak memahami isi materi yang disampaikan oleh
Kamis, guru memberikannya secara pribadi yaitu
guru. Selain itu media tersebut dapat berguna
biasanya melalui bimbingan pribadi diluar jam
untuk merangsang perhatian anak tunarungu
pembelajaran. Subyek MN, AA dan YF yang
ketika mengikuti pembelajaran. Hal tersebut
sudah menginjak masa remaja dan sudah
sesuai dengan pendapat Daryanto (2013: 6),
mengalami
diberikan
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
bimbingan pribadi terkait dengan perubahan
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
menstruasi
sering
pembelajaran reproduksi
pembelajaran)
berupa
sehingga
dapat
ekstrakurikuler media
video,
merangsang
737 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 7 Tahun 2016
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa
kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu di SLB
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
Negeri 2 Bantul mencakup:
pembelajaran.
a. Perencanaan pembelajaran ekstrakurikuler
Evaluasi
pelaksanaan
pembelajaran
kesehatan reproduksi di SLB Negeri 2
ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak
Bantul terdiri dari berbagai persiapan
tunarungu di SLB Negeri 2 Bantul tidak tertulis
yang
secara terstruktur. Evaluasi dilaksanakan di akhir
pembelajaran. Persiapan tersebut meliputi
pembelajaran
kesehatan
persiapan media, metode, silabus, RPP.
reproduksi. Terkadang evaluasi dilaksanakan
Silabus dan RPP dibuat sebagai pedoman
setelah beberapa pertemuan, kemudian baru
dalam melaksanakan pembelajaran. RPP
dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan
yang
dalam bentuk penugasan-penugasan. Evaluasi
ekstrakurikuler
dilakukan
hanya satu RPP.
ekstrakurikuler
untuk
mengukur
seberapa
besar
kemampuan siswa dalam memahami materi yang
tercantum
dibuat
b. Proses
dalam
dalam
pembelajaran
kesehatan
pembelajaran
komponen
reproduksi
ekstrakurikuler
telah disampaikan oleh guru. Jika terdapat salah
kesehatan reproduksi di SLB Negeri 2
seorang siswa yang belum memahami materi,
Bantul diikuti oleh siswa tunarungu.
maka guru menjelaskan secara individual sampai
dalam proses pembelajaran siswa disuruh
anak tersebut benar-benar paham dan mengerti.
duduk
Seharusnya
evaluasi
ekstrakurikuler
untuk
pembelajaran
kesehatan
reproduksi
secara
lesehan
membentuk
setengah lingkaran dengan ruang kelas bersifat tertutup. Materi yang dipersiapkan
direncanakan secara terstruktur supaya guru dapat
dalam
melihat bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler
kesehatan reproduksi yaitu materi lanjutan
kesehatan reproduksi yang diberikan selama ini.
dari pertemuan sebelumnya. Materi untuk
Karena menurut pendapat Zainal Arifin (2013: 2)
pembelajaran tidak dibedakan walaupun
evaluasi merupakan salah satu komponen yang
yang mengikuti pembelajaran mulai dari
penting
kelas 6 SDLB sampai kelas III SMALB.
dan
evaluasi
harus
dilalui
atau
dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan selama ini.
pembelajaran
Penyampaian
Kegiatan
Kesimpulan
inti
pada kesehatan
pembelajaran reproduksi
menerapkan beberapa metode dan media.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
pelaksanaan
anak
tunarungu harus banyak disertai dengan
ekstrakurikuler
dapat
untuk
contoh-contoh agar anak bisa paham.
KESIMPULAN DAN SARAN
maka
materi
ekstrakurikuler
ditarik
kesimpulan
pembelajaran
bahwa
ekstrakurikuler
Guru berusaha untuk menerapkan metode yang menarik agar anak tidak mudah bosan seperti metode bermain peran. Selain metode bermain peran guru juga
Pelaksanaan Pembelajaran .... (Erich Lina Susilawati) 738
menggunakan bimbingan
metode
secara
diskusi
pribadi
jika
untuk anak
memiliki masalah. Dalam penyampaian materi guru menggunakan bahasa oral dan dibantu dengan bahasa isyarat untuk mempermudah anak memahami materi yang disampaikan oleh guru. c. Evaluasi
pembelajaran
kesehatan
ekstrakurikuler
reproduksi.
Evaluasi
pembelajaran ekstrakurikuler kesehatan reproduksi bagi anak tunarungu tidak tertulis secara terstuktur. Pelaksanaan evaluasinya terkadang dilakukan di akhir pembelajaran maupun dilakukan setelah beberapa pertemuan. Evaluasi biasanya dilaksanakan
melalui
penugasan-
penugasan. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan pada bab IV, maka terdapat beberapa saran yang diajukan, yakni sebagai berikut: 1. Bagi guru Guru diharapkan melakukan evaluasi secara
keseluruhan
selama
satu
semester di akhir semester pada pembelajaran kesehatan reproduksi. 2. Bagi sekolah Sebaiknya materi yang disampaikan untuk
siswa
dibedakan
jenjangnya. DAFTAR PUSTAKA Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
setiap
Departemen Kesehatan RI. (2007). Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan peduli remaja. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Erna Setiyaningrum. (2015). Pelayanan keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media. Miron, Amy G. M.S & Charles D.Miron, Ph.D. (2006). Bicara soal cinta, pacaran, dan seks kepada remaja (panduan guru dan orang tua). Jakarta: Esensi Erlangga Group. Nana Syaodih. ( 2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasria Putriani. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA Mojogedang. Semarang: s.n. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Reproduksi. Permanarian, Somad & Tati Hernawati. (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Depdikbud Dirjen Dikti. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Toto Ruhimat. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Wahjosumidjo. (2007). Model-Model Pembelajaran. Bandung: PT Aneka. Zainal Arifin. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya.