1
Pelaksanaan Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi
Sri Sudiarti
Abstract: Fokus penelitian ini terletak pada pelaksanaan metode pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Puti As’ad Olak Kemang. Permasalahan pada penelitian ini di antaranya guru Bahasa Arab lebih dominan menggunakan metode qiraah (membaca), tidak menggunakan RPP, kualifikasi jenjang pendidikan yang belum terpenuhi, serta tidak tersedianya sarana dan prasarana yang bisa menunjang sistem pembelajaran Bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan subjek penelitian. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara mereduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Verifikasi keterpercayaan hasil penelitian diperoleh dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan metode pembelajaran Bahasa
Arab di Madrasah Tsanawiyah Puti As’ad Olak Kemang belum bisa terpenuhi dengan maksimal karena metode pembelajaran yang diterapkan bersifat teacher oriented serta lemahnya kompetensi guru, kurangnya motivasi siswa dalam belajar dan sarana prasarana yang kurang mendukung. I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap orang dan kelompok masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya bahasa adalah alat komunikasi antara individu dengan lingkungannya. Dalam perspektif bahasa Arab sebagai bahasa budaya, hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena pada umumnya bahasa Arab hanya digunakan oleh mereka yang berkultur komunikasi dengan menggunakan bahasa tersebut, yakni masyarakat Timur Tengah pada umumnya. Hanya saja ketika bahasa Arab dipahami sebagai bahasa agama sering kali menimbulkan masalah yang krusial. Masalah tidak saja pada tataran bagaimana menggunakan bahasa Arab untuk mengamankan pemaknaan dan pemahaman agama, tetapi juga
2
bagaimana mengajarkan kemampuan berbahasa Arab kepada pemeluk Agama Islam. Mempelajari bahasa Arab penting sekali bagi kita kaum muslimin, karena ucapan kita dalam sholat dengan bahasa Arab. Oleh karena itu negeri Islam dipentingkan sekali mempelajari bahasa Arab, bukan saja di pesantrenpesantren melainkan di sekolah-sekolah pun diajarkan juga. Masalah pendidikan merupakan kepentingan yang memperoleh prioritas utama sejak awal kehidupan manusia. Bahkan Rasulullah sendiri telah mengisyaratkan bahwa proses belajar mengajar bagi setiap insan adalah sejak masih dalam kandungan ibunya sampai mendekati liang kubur. Madrasah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional dan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Meskipun karakteristik
tersendiri,
demikian, madrasah sehingga
dalam
memiliki ciri khas dan konteks
kurikulum,
perlu
menampakkan karakteristik tersebut. Oleh karena itu, kurikulum madrasah perlu dirumuskan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga di satu sisi memiliki relevansi dengan perkembangan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang diberikan di sekolah, di sisi lain mencerminkan eksistensi dan jati diri madrasah sebagai suatu pendidikan Islam yang menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Kualitas pendidikan sangat terkait dengan mutu tenaga pendidik artinya, tercapainya tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan dan mutu individu guru sebagai penyampai pesan (bahan ajar) kepada siswa secara umum. Ada lima variabel pengajaran yang utama, yaitu; 1) tujuan instruksional, 2) isi ajaran, 3) rancangan instruksional, 4) cara mengajar, dan 5) evaluasi hasil belajar. Kemampuan yang harus disiapkan oleh guru bahasa Arab adalah: 1. Kemampuan dari sisi bahasa (Lughawi. 2. Kemampuan dari segi budaya (Tsaqofi). 3. Kemampuan dari segi profesionalisme (Mihni).
3
4. Kemampuan kejiwaan (Nafsi).1 Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah mempunyai standar kompetensi. Secara umum standar kompetensi bidang studi bahasa Arab pada Madrasah Tsanawiyah yaitu: (1) Menyimak, memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan (berbentuk gagasan atau dialog sederhana), (2) Berbicara, mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman, serta informasi melalui kegiatan bercerita dan bertanya jawab, (3) Membaca, memahami berbagai ragam teks tulis dalam bentuk gagasan atau dialog sederhana, baik fiksi dan atau non fiksi melalui kegiatan membaca, menganalisis dan menemukan pokok pikiran, (4) Menulis, mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, baik fiksi dan atau non-fiksi melalui kegiatan menulis.2 Jadi seorang guru yang berkompeten harus mampu mengembangkan standar kompetensi tersebut. Intinya bahwa kompetensi ini wajib dimiliki oleh setiap guru yang mengajar bahasa Arab sebagai bentuk profesionalisme dan tanggung jawab moral terhadap siswa dan institusi. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran khususnya bahasa Arab sangat urgen, dan oleh karena itu dibutuhkan tenaga pendidik yang kompeten dalam arti; profesional, metode pembelajaran yang diterapkan up to date dan sistematis, sistem evaluasi yang cocok dan alokasi waktu yang memadai. Tetapi kenyataannya setelah peneliti mengadakan Grand Tour atau pengamatan awal yang peneliti lakukan di Madrasah Tsanawiyah Putri Olak Kemang Kota Jambi, ada beberapa permasalahan yang ditemukan diantaranya:3 Metode pembelajaran yang digunakan bersifat klasikal dan tradisional,monoton, guru lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia dalam metode kaidah dan terjemah dan keterampilan berbicara( muhadatsah), tidak tersedianya laboratorium bahasa 1
dan media yang mendukung keterampilan
.Muhammad bin Muhammad Salim, Numuzaj Muqtarah Li Barnamij I’dad Mu’allimii Al-Lughah Al- ‘Arabiyyah Lighairi Al- Natiqina Biha, di dalam Al-Muwajjih Fi Ta’lim Al-Lughah Al- Arabiyyah Lighairi Al-Natiqina Biha, Jami’ah Al- Imam MuhammadIbn Su’ud AlIslamiyyah Ma’had Al-‘Ulum Al-Islamiyyah Wa –Al’ Arabiyyah bi Indunisiyyah,( Jakarta, 1998), hal. 21-22 2 .H. Darsono dkk, Fasih Berbahasa Arab (PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri 2007 ), hal.4 3 .Observasi, Olak Kemang tanggal 7 Mei 2012
4
mendengar( istima’), jumlah jam pelajaran yang tidak memadai, selain itu juga tidak mencakup empat kompetensi Pembelajaran bahasa Arab yaitu : Menyima’, Muhadatsah, Qiroah, dan Kitabah .4 Oleh karena itu, menurut penulis kajian sangat menarik untuk diteliti untuk melihat bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran bahasa Arab serta mengapa kenyataannya belum sesuai dengan yang diharapkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan gejala-gejala umum yang ditemukan pada Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi tersebut di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan secara deskriptif tentang pelaksanaan metode pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi. Dengan kata lain, fokus penelitian ini adalah menjawab pertanyaan mengapa Pelaksanaan Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Jambi belum optimal? C. Kerangka Teori Tinjauan mengenai Pembelajaran Bahasa Arab 1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Pembelajaran bahasa Arab. Adapun yang dimaksud pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses yang diarahkan untuk membina dan mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi dan interaksi sosial, baik secara lisan maupun tulisan, kegiatan pembelajaran bahasa terutama ditekankan pada komponen pemahaman dan penggunaan, sedangkan komponen kebahasaan dimaksudkan hanya sebagai dasar teoritis sebagai penunjang kedua kemampuan tersebutMenurut Badan Standar
Nasional
Pendidikan
(BSNP),Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
4
. R.Z. Wawancara, Olak Kemang tanggal 1 Juni 2012
5
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.5 Adapun rambu-rambu yang ditetapkan dalam rumusan KTSP mata pelajaran bahasa Arab adalah: (1)
Menerapkan
pendekatan
kompetensi,
dengan
pola
pembelajaran yang dikembangkan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan
pendidikan
yaitu; lingkungan
keluarga,
madrasah,
dan
masyarakat.(2) Penerapan konsep-konsep pembelajaran Bahasa Arab di madrasah adalah belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, bukan untuk mendalami struktur kalimat itu sendiri.(3) Memanfaatkan teknologi komunikasi ini dapat berupa media cetak dan elektronika. (4) KTSP/silabus dan RPP yang sudah disusun hanya sebagai model yang masih dapat dikembangkan atau disederhanakan sesuai dengan kondisi masing-masing. Mencermati perubahan kurikulum di atas maka dilakukan telaah metodologi pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutannya yang dilakukan oleh pakar yang berkompeten yang salah satunya adalah menyusun kembali beberapa buku ajar baik secara total maupun sebahagian.
Reformulasi
materi
ajar
bahasa
Arab
dilakukan
mengingat tema-tema yang ada selama ini yang hanya seputar kegiatan sehari-hari dan tema keIslaman (aqidah dan ibadah) dirasa masih kurang memenuhi
standar
kurikulum
dengan memperhatikan
kebutuhan
pembelajar .6 2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Adapun tujuan tersebut antara lain: a) Tujuan umum pembelajaran bahasa Arab 5
.Badan Standar Pendidikan Nasional Pendidikan, Penyususnan KTSP Kabupaten/kota: panduan penyususnan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta, 2006)hal.5 6 .http://miftahulanwarma.wordpress.com/2008/11/21/pembelajaran-bahasa-arab-%E2% 80%8Eberbasisi-cross-cultural-understanding/
6
Menurut Abu Bakar Muhammad“ Tujuan umum ialah tujuan dari pelajaran itu sendiri dan yang bertalian dengan bahan pelajaran tersebut”.7 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, menjelaskan tujuan (jangka panjang) pembelajaran bahasa Arab adalah: 1) Memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber hukum dan Ajaran Islam. 2) Memahami buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dengan bahasa Arab. 3) Supaya pandai berbicara dan mengarang menggunakan bahasa Arab 4) Menggunakan bahasa Arab sebagai alat pembantu keahlian lainnya. 5) Menjadi ahli bahasa yang profesional.8
b) Tujuan khusus pembelajaran bahasa Arab Adapun tujuan pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah sesuai dengan standar isi yang ditetapkan pemerintah , pelajaran bahasa Arab terdiri dari empat komponen pembelajaran bahasa pada umumnya, yaitu menyimak (mendengarkan) , berbicara, membaca , dan menulis. Keempat komponen tersebut dirangkaikan dalam satutema sehingga mampu memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. 3. Prinsip-prinsip pengajaran bahasa Arab (asing) Ada tiga prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab asing, yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip berjenjang: 1. Perspektif metode ideal dalam pembelajaran bahasa Arab
7
.Abu Bakar Muhammad, Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981),hal.5 8 .Tayar yusuf dan Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan bahasa Arab, (Jakarta: PT. Raja Grasindo, 1997), hal.189-190
7
Kesalahan ini akan fatal ketika proses kajian teks-teks keagamaan yang disebabkan karena kurangnya pemahaman budaya. Selain itu pembelajaran kultur dari bahasa target juga dapat menarik minat sekaligus memudahkan pembelajar dalam belajar bahasa Arab yang selama ini pembelajar merasa kesulitan sekaligus menganggap bahasa Arab tidak penting. Penguasaan kemampuan komunikasi yang baik tidak hanya tertumpu pada penguasaan linguistik semata tetapi mencakup penguasaan seseorang untuk memilih bentuk bahasa yang sesuai dengan konteks, sehingga diperlukan pemahaman terhadap budaya penutur yang berlaku di samping penguasaan yang baik terhadap budayanya sendiri. Usaha ini yang dinamai pemahaman silang budaya untuk menghindari kekeliruan dan kesalah pahaman. Pemahaman silang budaya bermula dari perbandingan beberapa bahasa dalam rangka melihat sisi-sisi kesamaan dan perbedaan dalam hal fonetik, morfologi, sintaksis dan semantik . Ahmad Fuad Effendy dalam bukunya” Metodologi Pengajaran Bahasa Arab” menjelaskan berbagai metode pembelajaran Bahasa Arab, diantara metode pembelajaran tersebut antara lain: a) Metode Gramatika – Terjemahan (Thariqah Al-qowa’id Wal-tarjamah) b) Metode Langsung (Al-Thariqah Al-Mubasyirah) c) Metode Membaca (Thariqah al-Qira’ah) d) Metode Audiolingual (At-Thariqah As-Sam’iah Asy-Syafawiyah) e) Metode Komunikatif (At-Thariqah Al-Ittishaliyah) f) Metode Eklektif (At- Thariqah al-intiqaiyyah) 2. Standar Kompetensi Kelulusan Mata Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Arab adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai hasil dari mempelajari
8
Bahasa
Arab.
Agar
kegiatan
pembelajaran
Bahasa
Arab
dapat
terselenggara dengan baik, maka pola pembelajaran yang dikembangkan, menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, madrasah dan masyarakat. Untuk itu, ada beberapa konsep penting yanng mendasari pendekatan ini : 1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui tata bahasa, dan kosa kata. 2. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kompetensi. 3. Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik secara lisan, maupun tulisan. 4. Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi dalam bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan, maupun tulisan. 5. Motivasi belajar peserta didik merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. 6. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan, minat, tata nilai dan masa depan peserta didik. 7. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diperlakukan sebagai subjek utama, bukan sebagai objek, guru sebagai fasilitator.9 3. Upaya
Peningkatan
Kualitas
Guru
Dalam
Melaksanakan
Pembelajaran Guru sebagai tenaga profesional, seharusnya selalu berusaha meningkatkan profesionalisasi di bidangnya dengan cara: a. Meningkatkan kemampuan merencanakan proses pembelajaran.
9
.Departemen Agama RI, Standar Isi Madrasah Aliyah, ( Dirjen Pendidikan Islam, 2006),
hal.64
9
b. Meningkatkan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, yaitu dengan mengubah cara belajar yang hanya terdiri dari aktivitas duduk, dengar, catat, dan hafalkan ke arah siswa dan guru aktif. c. Meningkatkan kemampuan menilai proses dan hasil belajar.10 Selain itu juga pendidikan dan pelatihan dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya. Piet A. Sahertian, menjelaskan ada tiga macam penataran yaitu : 1. Penataran penyegaran. 2. Penataran peningkatan kualifikasi. 3. Penataran penjenjangan.11 4. Kompetensi Guru dan Kemampuan Guru Bahasa Arab Sementara secara lengkapnya kemampuan guru Bahasa Arab adalah : a. Kemampuan dari sisi bahasa (lughawi). b. Kemampuan dari sisi budaya (tsaqafi). c. Kemampuan dari segi profesional (mihni). d. Kemampuan kejiwaan (nafsi).12 5. Problematika Ada dua faktor yang mempengaruhi problematika pembelajaran bahasa Arab, yaitu : a) Faktor Linguistik 1) Tata bunyi Di berbagai madrasah, pasantren, mesjid, bahkan rumahrumah penduduk, pembelajaran Al-Qur’an di iringi oleh tata-bunyi Bahasa Arab yang disebut makhraj al-huruf, istilah yang biasa dikenal ilmu tajwid. Ilmu ini hanya menitik beratkan pada kemahiran membaca Al-Qur’an bukan untuk tujuan pengembangan kemahiran 10
.Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, hal.251 .Piet A . Sahertian, Profil Pendidik profesional, (Yogyakarta : Penerbit Andi Offset,1999), hal.70 12 .Muhammad bin Muhammad Salim, Numuzaj Muqtarah Li Barnamij I’dad Mu’allimi Al-Lughah Al-Arabiyyah Lighairi Al- Natiqina Biha, di dalam Al- Muwajjih Fi Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Lighairi Al-Natiqina Biha, hal.21-22 11
10
Bahasa Arab. Padahal tidak semua aturan tata bunyi dalam tajwid Al-Qur’an diperlakukan sama bagi penggunaan Bahasa Arab. 2) Kosa Kata Faktor yang menguntungkan para pelajar Bahasa Arab dan guru Bahasa Arab di Indonesia adalah kosa kata atau perbendaharaan kata. Sudah banyak kata dan istilah Arab yang diserap dan dimasukkan ke dalam kosa kata bahasa Indonesia. Semakin banyak kata-kata
yang
berasal
dari
kata-kata
Arab
yang
terjadi
perbendaharaan kata bahasa Indonesia (bahasa ibu) semakin mudah utnuk membina kosa kata dan pengertiannya, serta meletakkan ke dalam ingatan seseorang. Selain memberi keuntungan, perpindahan dan penyebaran kata-kata dari bahasa asing ke dalam bahasa pelajar dan menimbulkan banyak kerugian. Kerugian tersebut antara lain: a) Terjadinya penggeseran arti b) Lafaznya berubah dari bunyi aslinya. c) Lafaznya tetap, tetapi artinya sudah berubah 3) Tata Kalimat Ilmu Nahwu bukanlah ilmu yang hanya mempelajari, i’rab perubahan akhir kata karena berubahnya fungsi kata tersebut dalam sebuah kalimat; dan bina, yaitu tidak adanya perubahan akhir kata meskipun kata itu berubah-ubah fungsi dalam kalaimat. I’rab memang tidak mudah dipahami oleh pelajar bahasa yang berasal dari Indonesia karena, ia sudah menguasai gramatika bahasa Indonesia, ia takkan dapat menemukan perbandingannya dalam bahasa Indonesia. 4) Tulisan Kemahiran menulis Arab dengan kaidah imla’, harus sudah mulai diperkenalkan sejak usia dini, diajarkan pada tingkat dasar dan menengah serta dikuasai ditingkat atas.
11
5) Penerjemahan Setiap bahasa memiliki kelebihan tersendiri yang berbeda dengan bahasa lainnya yang ada di dunia ini. Perbedaan inilah yang memungkinkan terjadinya kesulitan ketika proses penerjemahan sebuah bahasa ke dalam bahasa lainnya dilakukan.
b) Faktor Nonlinguistik Faktor Non-linguistik yang sangat mempengaruhi pembelajaran Bahasa Arab adalah faktor sosial budaya. Problematika ini sebenarnya bisa diminimalisir, bila setiap umat Islam mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan sosial kemasyarakatan memberikan perhatian yang memadai mengenai pengajaran Bahasa Arab bagi anak didik mereka. Pendekatan yang paling efektif adalah apabila pemancar-pemancar radio (yang muslim) dan stasiun TV dan lainnya juga menyediakan program siaran yang berbaru Bahasa Arab sebagai tandingan penetralisir dari hegemoni budaya barat tersebut.
D. Metode Penelitian penulis menggunakan metode field research, kemudian dalam mengumpulkan data dan fakta yang berhubungan dengan metode tersebut, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi, berkaitan dengan Kemampuan Guru dalam melaksanakan Kurikulum Bahasa Arab. Mengingat bahwa kompetensi guru sangat perlu diperhatikan sehingga secara umum untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami berbagai perilaku manusia dari kerangka acuan si pelaku sendiri, yaitu bagaimana si pelaku memandang dan menafsirkan aktivitas.
12
Peneliti berusaha memahami dan menggambarkan apa yang dipahami dan digambarkan oleh subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13 Penelitian kualitatif ini tidak dimaksudkan untuk menghasilkan generalisasi sebagaimana penelitian kuantitatif, yang memberlakukan berbagai prinsip hasil penelitian secara universal untuk semua kasus. Penelitian secara mendalam dimaksudkan untuk membentuk suatu model atau teori berdasarkan keterkaitan antar data yang ditemukan, kemudian berdasarkan temuan yang dihasilkan, para pengguna penelitian dapat memanfaatkan hasil penelitian sesuai dengan situasi dan kondisi. 2. Setting dan Subjek Penelitian a) Setting Penelitian Penelitian ini bersifat kasus yang diangkat dari realita dan fenomena pelaksanaan metode pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi. Peneliti memilih kelas VIII MTs Putri As’ad yang akan diteliti. Adapun alasan memilih madrasah ini karena pengajaran Bahasa Arab belum optimal, selain itu juga karena masalah ini belum pernah diteliti sebelumnya. b) Subjek Penelitian Berdasarkan
tujuan
penelitian
yang
dilakukan
yaitu
pelaksaanaan metode pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Jambi, maka peneliti akan menentukan subjek penelitian ini, seperti kepala sekolah MTs. Putri As’ad Jambi, guru Bahasa Arab, karyawan, dan siswa. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memperoleh informasi dari pihak lain yang ada kaitannya dengan implementasi metode pembelajaran Bahasa Arab. 13
.Robert C. Bogdan, Participant Observation in Organizational Settings (New York : Syracuse University Press, 1975) , hal. 5
13
dalam prosedur penentuan subjek penelitian ini penulis melakukannya
dengan
dengan
menggunakan
teknik
purposive
sampling, yaitu pengambilan subjek penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian atau unit sampel yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.14 Dalam penerapannya penelitian akan menentukan responden dan informan dengan pertimbangan bahwa orang yang dijadikan responden dan informan tersebut tidak bisa diganti dengan orang lain agar informasi yang diterima dapat secara utuh, akurat dan terpercaya. Melalui teknik purposive sampling ini peneliti menetapkan guru Bahasa Arab di MTs Putri As’ad Olak Kemang Jambi sebagai informan kunci (key informan) dilanjutkan dengan kepala sekolah sebagai pembina guru, dan siswa. 3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data Jenis data yang dipergunakan dalam proses penelitian ini terbagi menjadi dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Data primer (data utama) Data primer adalah data langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti untuk tujuan penelitian secara umum.15Data yang dimaksud berupa informasi yang diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada informan mengenai Pelaksanaan Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad. 2) Data sekunder (data penunjang) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumen-dokumen seperti struktur organisasi Madrasah 14
.Hadri Nawawi. Metode Penelitian bidang Sosial. (Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Cet. Kelima. 1991) , hal 157 15 .Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, Teknik (Bandung: Tarsito, 1998), hal.163
14
Tsanawiyah Putri As’ad, data tentang kepala sekolah, jumlah guru dan karyawan, pangkat dan golongan serta keadaan siswa. b. Sumber Data Adapun yang menjadi sumber data untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari manusia, peristiwa atau suasana dan dokumen, yang ada di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Putri. Sumber data berupa manusia meliputi informan, yaitu Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, guru Bahasa Arab, siswa. Sumber data yang berupa peristiwa atau suasana adalah setiap peristiwa atau suasana yang terkait dengan aktivitas keseharian yanng terdiri dari perilaku yang nampak sehubungan dengan Pelaksanaan Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Jambi. Sumber data yang berupa dokumen adalah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini, yang akan berfungsi sebagai indikator dari produk komitmen subjek penelitian. Dokumen ini akan terkait dengan keseluruhan subjek penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan keperluan penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu : a. Observasi Metode Observasi adalah “ pengamatan atau pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.”16 Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk kepentingan tersebut.17 Teknik yang dipergunakan adalah observasi 16
.Sutrisno Hadi,Metodologi research jilid 11 (Yogyakarta: Fakultas psikologi UGM,1994), hal.136 17 .Nazir, Metode Penelitian ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal.212
15
semi partisipan, artinya peneliti tidak melaksanakan observasi partisipan secara penuh, yang bertujuan untuk melihat bagaimana guru dalam mengajarkan Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad. Melalui teknik observasi ini diperoleh gambaran tentang bagaimana pembelajaran Bahasa Arab yang dilakukan guru Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad. b. Wawancara Metode wawancara adalah ”sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.” 18
Menurut
Moleong, “wawancara ini
berstruktur dan tak berstruktur.”
19
dapat
dilakukan
secara
Wawancara dilakukan untuk
menggali apa yang diketahui, dialami, dan dihayati oleh subjek penelitian beserta faktor-faktor yang terlibat di dalam pelaksanaan dan interaksi sosial Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad pada periodeperiode tertentu, dengan metode wawancara dalam berbagai situasi, bentuk, dan domisili (formal atau informal, terjadwal atau tidak terjadwal, tempat resmi atau tidak resmi) guna menciptakan dan sekaligus menjaga kealamian (tanpa rekayasa) suasana. Kemudian, secara perlahan
ditindaklanjuti dengan pertanyaan yang dapat
menggiring responden ke arah fokus penelitian. Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur atau terpimpin. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian, guru Bahasa Arab, Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum dan Siswa. Adapun materi wawancara dalam penelitian ini adalah: 1) Terhadap Kepala Madrasah mengenai strategi dalam pelaksanaan metode pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri
18
.Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Penelitian Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 126 19 .Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), hal. 143
16
As’ad, kendala yang dihadapi, dan upaya dalam menuntaskan kendala-kendala tersebut. 2) Terhadap guru Bahasa Arab mengenai pembuatan perangkat pengajaran, kendala yang dihadapi dalam membuat perangkat tersebut, upaya-upaya yang ditempuh dalam menyelesaikan kendala tersebut, kendala dalam proses pembelajaran di kelas, dan upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran Bahasa Arab. 3) Terhadap Wakil Kepala Bidang Kurikulum mengenai kelengkapan dokumen dan distribusi dokumen. 4) Terhadap siswa mengenai minat belajar Bahasa Arab, kendala dalam belajar Bahasa Arab, dan cara mengajar yang diterapkan guru Bahasa Arab. c. Dokumentasi Metode ini diarahkan pada penelaahan dokumen-dokumen penting dan diperlukan untuk mendukung data-data penelitian yang telah ditetapkan melalui metode observasi dan wawancara. Data-data yang dimaksud, antara lain tentang: silabus, program mengajar, program kepala sekolah dan stafnya, sumber daya, jumlah guru, dan latar pendidikan, jumlah siswa. Selain itu juga metode penelitian ini digunakan untuk melihat data tentang historis, dan geografis, struktur organisasi, keadaan Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad, serta sarana dan prasarana yang ada. 5. Teknik Analisis Data Analisis Data dilakukan sejak awal penelitian dimulai di lapangan sampai dilakukan penulisan hasil penelitian, bahkan analisis data dilaksanakan
sejak
menetapkan
perumusan
masalah.
Pekerjaan
mengumpulkan data bagi penelitian kualitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, dan menyajikan. Analisis data bertujuan utuk membuat data itu dappat
17
dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan bisa dikomunikasikan kepada orang lain dan meringkas data untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengetahuan yang berkenaan dengan model teori. Teknik analisis data dilakukan dengan mengungkap berbagai kawasan dan tema yang ditemukan di lapangan yang dikaitkan dengan pengaruh kuat dari penelitian lapangan. Analisis data penelitian ini menggunakan konsep analisis data mengalir (Flow Model Analysis). Model ini pada prinsipnya analisis data dilakukan sepanjang kegiatan penelitian. Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Menurut Bogdan dan Taylor20 menyatakan analisis data sebagai proses yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan ide itu. Selanjutnya Gay,21 menyatakan analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain. Juga Sujana22 menyatakan analisis data kualitatif bertolak dari fakta/ informasi di lapangan. Fakta atau informasi tersebut kemudian diseleksi dan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Penelitian ini mengikuti langkah-langkah yang dikemukakan berdasarkan pendapat-pendapat yang tersebut di atas. Pertama, reduksi data, langkah ini dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap fokus masalah penelitian, yakni pemberian motivasi kepada kepala sekolah terhadap guru. Kedua, display data, langkah ini dilakukan dengan cara setelah data direduksi, kemudian dibuat bentuk matriks-matriks dan grafik untuk memudahkan menguasai data. Ketiga, mengambil kesimpulan dan
20
.Bogdan dan Taylor dalam Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, GP press, 2009, hal.221 21 .Gay dalam Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, GP Press, 2009, hal.221 22 . Sujana dalam Iskandar, Metodologi Penelitian dan Sosial, GP Press,2009, hal. 221
18
verifikasi, kesimpulan merupakan hasil temuan yang diperoleh peneliti selama mengadakan penelitian di lapangan, sedangkan verifikasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data baru apabila masih diperlukan. 6. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menetapkan kepercayaan data, tentunya diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan teknik untuk menguji kepercayaan data dengan cara perpanjangan keikutsertaan, ketekunan observasi, triangulasi.
19
II. PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH TSANAWIYAH PUTRI AS’AD OLAK KEMANG KOTA JAMBI A. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab 1. Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MTs As’ad Putri diampu oleh guru berlatar belakang Madrasah Aliyah Negeri dan sudah mempunyai pengalaman mengajar selama 18 tahun. Dan sepanjang pengamatan penulis, pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MTs As’ad Putri Olak Kemang Jambi belum berjalan secara optimal karena masih terdapat guru yang mengajarkan bahasa Arab bersifat teacher oriented, pembahasan materi pelajaran monoton pada guru dan bersifat monolog, jarang sekali melibatkan siswa. Dari pengamatan penulis ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam pelaksanaan pembelajaran di Madrsah Tsanawiyah As’ad Putri yaitu: a. Kegiatan awal Sebelum guru mengadakan pre tes (tes awal ) terlebih dahulu guru mengisi absensi siswa, setelah itu baru menanyakan materi apa yang sudah diberikan sebelumnya, setelah itu baru dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.Selanjutnya memberikan pertanyaan kepada siswi sebagai pretes. b. Kegiatan inti c. Dalam proses pembelajaran guru memakai buku paket bahasa arab.Ada pun judul bukunya buku pintar bahasa Arab. Kegiatan akhir Biasanya diakhir pelaksanaan pembelajaran guru bahasa Arab mengajukan pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari terkadang juga sering membuat pertanyaan di papan tulis, kemudian menyuruh siswi untuk mengisi jawabannya, tetapi cara ini sering tidak disukai oleh siswi
20
B. Metode Pembelajaran Bahasa Arab Pemilihan metode pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsnawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi belum sepenuhnya mengarah pada pemilihan metode yang dianjurkan dalam KTSP. Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan guru bahasa Arab terungkaplah bahwa pemilihan metode pembelajaran tidak mempertimbangkan hal-hal yang seharusnya diperhatikan seperti, gradasi,seleksi, repetisi, dan presentasi tetapi hanya berdasarkan kebiasaaan dan tradisi yang konservatif selama mengajar, dengan alasan sebagaimana diungkapkan” Saya sering memberikan materi pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode membaca, karena pada umumnya siswi masih banyak yang belum bisa mengaji, kalau sudah tidak bisa mengaji otomatis metode lain susah untuk diterapkan, penyebabnya adalah siswi-siswi pada umunya merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) yang sama sekali tidak pernah belajar bahasa Arab.’”23 Secara ringkas metode pembelajaran bahasa Arab yang sering digunakan oleh guru bahasa Arab adalah dengan menerapkan metode menulis, membaca tulisan , kemudian dilanjutkan dengan menterjemahkan , selanjutnnya menghafal kosa kata.Terkadang dengan metode demontrasi yaitu guru terlebih dahulu membaca teks , kemudian diikuti oleh siswi, kemudian barulah menterjemahkan materi.Sedangkan untuk latihan para siswi diberi banyak latihan menerapkan kaidah-kaidah yang sudah dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh aspek pembelajaran baik itu aspek membaca, menulis dan menterjemah dapat berjalan secara bersamaan, sementara mendengar dan berbicara tidak tercapai.
C. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab Selain itu juga dalam proses pembelajaran bahwa evaluasi itu sendiri punya fungsi, tujuan,dan ruang lingkup sebagai berikut: 24 23
.RZ, Guru bahasa Arab, Wawancara, Olak Kemang, Tanggal,7 Septembewr 2012 .http://blog.sunan-ampel.ac.id/muhammadthohir/2011/12/19/desain-instrumentevaluasi-pembelajaran-bahasa-arab/. 24
21
1. Fungsi Evaluasi Adapun fungsi Evaluasi sebagai berikut: a. Evaluasi berfungsi selektif. Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain: 1) Untuk Memilih siswa yang dapat di terima disekolah tertentu. 2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya. 3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa. b. Evaluasi berfungsi diognatik. Yaitu untuk mengetahui kelebihan ataupun kelemahan yang dimiliki siswa, sehingga lebih mudah dicari solusinya. c. Evaluasi berfungsi sebagai perbaikan d. Memperbaiki proses belajar mengajar. e. Menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bagi siswa yang mendapat hasil yang rendah, maka hasil evaluasi menjadi cambuk semangat untuk lebih berhasil dalam belajar. f. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan dalam suatu sistem pendidikan. g. Menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. 2. Tujuan Evaluasi Adapun tujuan evaluasi yaitu sebagai berikut: a) Untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjut. Adapun tindak lanjut evaluasi itu berupa: penempatan pada tempat yang tepat, diagnosis kesulitan belajar siswa, dan penentuan kelulusan.
22
b) Untuk mengetahui seberapa efektif program pembelajaran yang telah dilaksanakan. c) Untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja masing-masing komponen ( tujuan, materi, metode, maupun proses evaluasi itu sendiri)sebagai faktor penting yang mendukung kelancaran dalam perencanaan pembelajaran. d) Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar peserta didik dalam bidang studi. e) Untuk
menilai
sejauh
mana
perencanaan
pembelajaran
dapat
memberikan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. f)
Untuk mengetahui sampai sejauh mana proses dapat memberikan perubahan perilaku secara optimal.
3. Ruang Lingkup Evaluasi Sesuai dengan tujuan evaluasi yang telah disebutkan dalam suatu pengembangan pembelajaran, maka ruang lingkup evaluasi menurut Stufflebeam, diantaranya sebagai berikut: input, out put dan transformasi. a) Input, yang termasuk kedalam input antara lain: b)
Hasil belajar. Sampai mana hasil belajar atau indeks prestasi peserta didik dalam pengembangan bidang pembelajaran. Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik
c) Inteligensi atau bakat sekolah (scholastic aptitude). Menurut Terman inteligensi yaitu sebagi kecakapan untuk berpikir secara abstrak. d) Minat ( intrest). Dari hasil evaluasi dapat diketahui minat dan bakat masing-masing siswa, dan kecondongan mereka dalam bidang ilmu pengetahuan. Anak- anak tidak perlu mendapatkan dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minatnya (Wrigstone). Kenapa pentingnya sebuah minat? Karena sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak didik tentang study atau pembelajaran yang cocok bagi mereka. e) Hubungan sosial. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh ahli psikologi dan para psikhiatri menunjukkan, bahwa banyak kegagalan
23
dalam penyesuaian sosial bersumber pada masa anak-anak. Jadi penyesuaian atau hubungan sosial merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan dalam hal tingkat prestasi siswa. f) Sikap dan kepribadian. g) Evaluasi Transformasi. Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain-lain. Adapun istilah-istilah yang terdapat evaluasi antara lain: Evaluasi sebagai fungsi sumatif, yaitu bisa mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai dalam suatu program yang direncanakan. Evaluasi sebagi fungsi formatif, berhubungan dengan prbaikan bagian-bagian dalam suatu proses agar program yang direncanakan mencapai hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, formatif ini digunakan selama proses pelaksanaan berlangsung25 Secara garis besar alat evaluasi digolongkan menjadi 2: 1. Tes. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan secara sistematis dan objektif untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan cepat dan tepat. 2. Non tes. Non tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui minat atau sikap siswa dalam pembelajaran. a) Macam-macam tes: 1. Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahankelemahan dari tes bentuk esai. 2. Tes subjektif adalah tes yang dalam pemeriksaaannya dapat dilakukan secara subjektif. Tes ini umumnya berbentuk esai (uraian). b) Bentuk Instrument Evaluasi Tes 1. Tes objektif a) Pilihan Ganda b) Benar-salah c) Menjodohkan d) Tes isian (melengkapi) 25
.http://ziee-lughotuna.blogspot.com/2012/06/evaluasi-pengembangan pembelajaran. html #!/2012/06/evaluasi-pengembangan-pembelajaran.html
24
2. Tes subjektif a. Uraian (esai). c) Bentuk Instrument Evaluasi Non-tes 1.
Kuisioner
2.
Daftar cocok (check list)
3.
Wawancara
4.
Pengamatan (observation).
III. FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT
PELAKSANAAN
METODE
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH TSANAWIYAH PUTRI AS’AD OLAK KEMANG KOTA JAMBI A. Kompetensi guru dalam pelaksanaan metode pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi. 1. Pengertian Kompetensi dan Kompetensi guru kompetensi
guru
adalah
pengetahuan,
keterampilan
dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.”26 Penguasaan materi pembelajaran adalah satu hal yang paling utama, karena tidaklah mungkin seorang guru bahasa Arab akan bisa mentransfer kemampuan bahasa Arab nya sementara dia sendiri tidak bisa dan mengerti bahasa Arab.
26
.Undang-Undang Guru dan Dosen: UU RI No. 14 Th.2005, Jakarta: Asa Mandiri, h. 43
25
IV. UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN DI MADRASAH TSANAWIYAH PUTRI AS’AD OLAK KEMANGKOTA JAMBI Untuk mengoptimalkan pelaksanaan metode pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Putri As’ad Olak Kemang Kota Jambi berbagai upaya sudah dilakukan, antara lain: A. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan komite sekolah. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ketua yayasan yang menjelaskan bahwa” Sistem pembelajaran di yayasan pondok pesantren As’ad adalah menggabungkan kurikulum Kementrian Agama dengan kurikulum pondok, tetapi waktu belajar dan materinya berbeda.Pada pagi belajar kurikulum Kementrian Agama sedangkan pada waktu siang belajar kurikulum
pondok,
termasuk
belajar
kitab
kuning,yang
materinya
kebanyakan kitab kitab yang bertuliskan arab gundul.27 Selain itu juga peran Komite Sekolah sangatlah penting dalam kemajuan dan peningkatan kwalitas siswi, karena Komite Sekolah mempunyai hak memberikan arahan, pengawasan pada tingkat satuan pendidikan. Berhubungan dengan hal di atas upaya-upaya yang mesti dilakukan adalah: a) Adanya dukungan dari pihak sekolah dan guru bidang studi Bahasa Arab untuk dapat memberikan kesempatan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. b) pihak sekolah menyediakan kamus bahasa Arab atau buku-buku teks yang berbahasa Arab serta menyediakan tape recorder yang digunakan untuk metode istima’ dalam pembelajaran bahasa Arab.. c) Pihak sekolah juga seharusnya lebih apresiasi terhadap guru –guru yang berprestasi dengan memberikan reward maupun penghargaan. d) Kepada wali murid agar lebih mengintensifkan belajar dan memperlancar membaca Al-Qur’an terhadap anak-anak dirumah. 27
2012
. NQ, Ketua Yayasan, Wawancara, Olak Kemang Kota Jambi, Tanggal 13 september
26
e) Selalu memotivasi siswi agar lebih fokus dan menyukai belajar bahasa Arab. B. Upaya yang Dilakukan Oleh Guru Adapun penggunaan metode yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu: 1) Hendaknya metode yang akan digunakan sesuai dengan karakter siswa, tingkat perkembangan akalnya, serta kondisi sosial yang melingkupi kehidupan mereka. 2. Guru memperhatikan kaidah umum dalam menyampaikan pelajaran. 3. Mempertimbangkan perbedaan kemampuan siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. 4. Bisa menciptakan situasi siswa yang kondusif sepanjang tahapan-tahapan pelajaran,. 5. Menumbuhkan konsentrasi dan motivasi siswa serta membangkitkan sikap kreatif. 6. Metode yang dipakai bisa menjadikan pembelajaran. 7. Hendaknya metode menganut dasar-dasar pembelajaran Selain
pertimbangan
metode
pembelajaran
yang
harus
dipertimbangkan oleh seorang guru prisip-prinsip pengembangan silabus juga harus diperhatikan. Adapun prinsip-prinsip pengembangan silabus yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan Departemen Pendidikan Nasional tentang petunjuk teknis pengembangan silabus mata pelajaran Bahasa Arab sebagai berikut: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh.28
Berdasarkan pengamatan peneliti ada beberapa upaya konkrit yang harus dilakukan oleh guru bahasa Arab diantaranya : 1. Meningkatkan kemampuan , profesionalisme, wawasan dan kreatifitas dan kepedulian terhadap perkembangan zaman.
28
. Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan
27
2. Guru bahasa Arab harus berupaya mencari dokumen-dokumen kurikulum bahasa Arab dan berusaha membuat RPP agar sistem dan tujuan pembelajaran lebih terarah. 3. Guru memberi saran kepada siswa supaya mempunyai kamus bahasa Arab. 4. Guru memberikan kosa kata baru di setiap belajar. 5. Guru harus bisa memakai metode yang variatif supaya siswa lebih enjoy dan senang ,karena dengan metode yang konservatif membuat siswa menjadi bosan. V. Kesimpulan Setelah membaca dan meneliti serta menganalisis uraian dalam bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam pelaksanaan metode pembelajaran bahasa arab di madrasah Tsanawiyah Putri As’ad belum sepenuhnya bisa berjalan baik karena masih adanya guru dalam mengajar dengan tidak membuat bahkan tidak menggunakan RPP sama sekali. Metode pembelajaran seharusnya bersifat variatif, tapi kenyataannya bersifat monoton dan cendrung konservatif. Dalam pembelajaran siswa seharusnya bersifat aktif dan dialogis agar tercipta suasana yang asyik dan menyenangkan. 2.
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan metode pembelajaran bahasa Arab seperti tidak tersedianya laboratorium bahasa sebagai tindak lanjut dari keterampilan istima’ dalam bahasa Arab. Kurangnya motivasi siswi yang jelas terlihat bahwa masih adanya siswi yang kurang menyenangi pelajaran bahasa arab dikarenakan mereka tidak bisa tulis baca Al-Qur’an, apalagi bahasa Arab tanpa harokat (baris).
3.
Upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan pelaksanaan metode pembelajaran
bahasa
Arab
diantaranya:
Pihak
sekolah
sudah
mengupayakan belajar tambahan yang merupakan muatan dan materi pondok ,tetapi bisa menunjang pemahaman siswa terhadap pembelajaran bahasa