Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PELAKSANAAN KOORDINASI PENERBITAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Oleh: MARADEN TAMBUNAN NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis Pelaksanaan Koordinasi Penerbitan Pedagang Kaki Lima Di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data yang digunakan adalah rencananya para PKL dan Camat beserta jajarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku PKL disebabkan belum adanya sanksi yang tegas tehadap PKL yang melakukan pelanggaran yang berjualan sepanjang jalan Kecamatan Rasau Jaya. Selain itu PKL juga telah disediakan tempat jualan yang lebih layak di sekitar pelabuhan antar Kabupaten Kubu Raya, namun dengan alas an tidak banyaknya konsumen atau pembeli maka PKL tidak mau menemapati apa yang telah disediakan oleh pihak yang berwenang. Kata-kata Kunci : PKL, Koordinasi dan Penelitian
1 MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTATION COORDINATION CONTROL OF STREET VENDORS IN DISTRICT RASAU KUBU RAYA JAYA Oleh: MARADEN TAMBUNAN NIM : E21109028 Thesis of State Administration of Science Program Faculty of Social and Political Sciences, University Tanjungpura Pontianak 2015
ABSTRACT Coordinating the implementation of the Control of Street Vendors In District Rasau jaya Kubu Raya . The method used in this research is descriptive qualitative method. Data sources used were key informants who were the street vendors and sub-district and its board. In this study, the authors also conducted interviews and documentation in order to obtain data on how to coordinate street vendors in the field based on existing data. The author seeks to develop the data in a systematic, factual and accurate information on the facts, nature, and the relationship between the phenomenon exists. The results showed that the behavior of PKL due to the absence of strict sanctions against the street vendors who sell along the road offenses Rasau Desa Jaya. In addition PKL has also provided a more viable sales around the harbor between Kubu Raya, but the reason is not the number of consumers or buyers of the vendors do not want to occupy what has been provided by the authorities. Keywords: PKL, Coordination and Research
2 MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
para Para Pedagang Kaki Lima yang
PENDAHULUAN
begitu 1.
penanganan
Latar Belakang Masalah Pedagang Kaki Lima ( PKL )
merupakan
salah
satu
pesat
permasalahan
kurang
dan
disamping
pemerintah
kurang
juga
dalam
itu masih
memberikan
penyuluhan tentang dampak serta sebab
perekonomian yang dialami oleh sebagian
akibat
masyarakat
Sebagian
disembarang tempat. Oleh karena itu
masyarakat tersebut memilih salah satu
sering terjadi bentrok antara Pedagang
alternatif usaha di sektor informal dengan
Kaki Limadan Satpol PP pada saat
modal relatif kecil yang sering kita kenal
penertiban bangunan sedang berlangsung.
dengan sebutan pedagang kaki lima.
Para Pedagang Kaki Lima ini telah
Pedagang kaki lima ini kebanyakan
dianggap mengganggu para pengguna
berjualan dengan memanfaatkan area
jalan, karena para Pedagang Kaki Lima
pinggir jalan raya untuk mengais rezeki
tersebut telah memakan ruas jalan dalam
dengan
atau
menggelar dagangannya. Namun bila kita
gerobaknya di pingir-pinggir perlintasan
menengok kembali pada masa penjajahan
jalan raya. Bila melihat sejarah dari
belanda dahulu, antara ruas jalan raya,
permulaan adanya Pedagang Kaki Lima,
trotoar harus ada jaraknya yaitu jarak dari
sudah ada sejak masa penjajahan kolonial
jalan
Belanda. Seiring perjalanan waktu para
kenyataanya Satuan Polisi Pamong Praja (
Pedagang Kaki Lima ini tetap ada hingga
Satpol PP ) mengalami kesulitan dalam
sekarang, namun ironisnya para Pedagang
mengatasi yaitu dengan meningkatnya
Kaki
dianggap
para Pedagang Kaki Lima yang begitu
mengganggu para pengguna jalan karena
pesat, dan disamping itu penanganan
para Pedagang Kaki Lima tersebut telah
pemerintah juga masih kurang dalam
memakan ruas jalan dalam menggelar
memberikan penyuluhan tentang dampak
daganggannya.
serta
di
Indonesia.
menggelar
Lima
menengok
dagangannya
ini
telah
Namun
kembalin
bila pada
kita masa
dsri
ke
membuka
dagangannya
pemukiman.
sebab
akibat
Namun
dari
pada
membuka
dagangan disembarangan tempat.
penjajahan Belanda dahulu, antara ruas jalan raya, trotoar harus ada jaraknya yaitu jarak dari jalan ke pemukiman. Namun pada kenyataanya Satuan Polisi Pamong
2. Rumusan Masalah Berpedoman penelitian
dengan
latar
diatas
dapat
Praja ( Satpol PP ) mengalami kesulitan
belakang
dalam mengatasi, dengan meningkatnya
dirumuskan permasalahan penelitian yaitu 3
MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“ Bagaimana Pelaksanaan Koordinasi
khususnya dalam Pelaksanaan Koordinasi
Penertiban
Penertiban
Pedagang
Kaki
Lima
di
Pedagang
Kaki
Lima
di
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu
Raya “.
Raya. 2. Manfaat Praktis adalah Penelitian ini dapat
3. Tujuan Penelitian Setiap
kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya
dilakukan harus memiliki tujuanyang
tentang sejumlah kekurangan yang ada
jelas.
untuk
dalam Pelaksanaan Koordinasi Pedagang
memberikan arahan bagi pelaksanaan
Kaki lima dan pelaksanaan yang di
kegiatan agar sesuai dengan maksud yang
lakukan oleh Satpol PP.
itu
yang
masukan
hendak
Hal
kegiatan
member
dimaksudkan
di laksanakan kegiatan tersebut. Demikian juga penlitian
ini bertujuan untuk
5. Tinjauan Pustaka
mengetahui dan menganalisis pelaksanaan
Dalam sebuah organisasi setiap
koordinasi penertiban yang di lakukan
pimpinan perlu melakukan koordinasi
oleh
kepada
Satpol
Penertiban
PP
dan
Pedagang
menjalankan
Kaki
Lima
di
anggota
menyelesaikan
organisasi tugas.
Kecamatan Rasau Jaya Kasbupaten Kubu
penyampaian
informasi
Raya.
pengkomunikasianyang
dalam melalui
yang
jelas,
tepat
dan
pembagian pekerjaan yang baik kepada anggota organisasi, maka seyiap individu
4. Manfaat Penelitian Penelitian akan lebih bermanfaat
akan mengerjakan pekerjaanya sesuai
apa bila mempunyai data yang akurat dan
dengan wewenang yang diterima dan
dapat menambah wawasan pembaca, oleh
tanpa adanya koordinasi didalam sebuah
karena itu, penulis merumuskan manfaat
organisasi maka tujuan perusahaan tidak
peneliti sebagai berikut :
akan
1.
Manfaat
pengertian
Koordinasi menurut Handoko ( 2003 : 15
mengembangkan ilmu dan pengetahuan
) berpendapat “Koordinasi adalah sebagai
bagi
Pelaksanaan
proses pengintegrasian dan kegiatan -
Koordinasi Pertiban Pedagang Kaki Lima
kegiatan pada satuan - satuan yang
di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten
terpisah ( Departemen - departemen atau
Kubu
hasil
bidang - bidang fungsional ) pada suatu
penelitian ini dapat memberi pemikiran
organisasi untuk mencapai tujuan secara
bagi perkembangan ilmu pengetahuan
efisien”.
Raya.
adalah
Adapun
untuk
peneliti
Teoritis
tercapai.
mengenai
Serta
diharapkan
4 MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pada
hakekatnya
koordinasi
diharapkan dapat berfungsi dalam dalam
memerlukan kesadaran setiap anggota
usaha
mewujutkan
organisasi atau satuan organisasi lainya
organisasi.
tujuan
suatu
agar anggota atau satuan organisasi
Rivai ( 2005:444 ) menyatakan
tersebut tidak berjalan sendiri - sendiri.
pengertian disiplin kerja adalah suatu alat
Oleh sebab itu konsep kesatuan tindakan
yang digunakan para manajer untuk
adalah inti dari pada usaha berarti bahwa
berkomunikasi dengan karyawan agar
pemimpin harus mengatur sedemikian
mereka bersedia untuk mengubah suatu
rupa usaha -usahanya dari pada tiap
perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
kegiatan
terdapat
meningkatkan kesadaran dan kesediaan
mencapai
seseorang mentaati semua peraturan dan
adanya hasil.
individu keserasian
Kesatuan
sehingga didalam
tindakan
ini
adalah
norma - norma social yang berlaku.
merupakan suatu kewajiban dari pimpinan
Dari pengertian diatas sangatlah
untuk memperoleh suatu koordinasi yang
jelas bahwa dalam melaksanakan sebuah
baik dengan mengatur jadwal waktu yang
koordinasi diperlukan ketertiban Agar
dimaksudkan bahwa kesatuan usaha itu
dalam pencapaian harus ditangani dengan
dapat berjalan sesuai dengan waktu yang
baik. Kata penertiban jika ditinjau dari
telah direncanakan.
kamus Besar Indonesia modern karangan
Secara Teoritis tujuan dalam suatu
Daryanto S.S. menjelaskan tentang aturan,
organisasi adalah untuk mencapai tujuan
teratur, rapi, dan sopan. Maksudnya disini
bersama dimana individu tidak dapat
adalah berisi aturan - aturan yang berlaku
mencapainya sendiri. Di dalam kelompok
dimasyarakat yang harus dipenuhi melihat
terdapat dua atau lebih orang yang bekerja
fenomena dan fakta social yang terjadi di
bersama secara koo peratif dan di
masyarakat cukup beragam, hal yang
koordinasikan yang dapat mencapai hasil
sama juga dikatakan oleh salah satu
lebih dari pada dilakukan perseorangan.
masyarakat yang berada di Kecamatan
Dalam suatu organisasi, tiang dasarnya
Rasau Jaya. Bapak Ahmad desember 2012
adalah prinsip pembagian kerja ( Difision
menjelaskan bahwa dalam mengartikan
of labor ). Prinsip pembagian kerja ini
sebuah
adalah maksudnya jika suatu organisasi
dengan kata disiplin dan tentunya juga
diharapkan untuk dapat berhasil dengan
untuk mendisiplinkan masyarakat dimulai
baik dalam usaha mencapai tujuanya,
dengan aparat Dinas Pemerintahan yang
maka hendaknya dilakukan pembagian
beklerja didalamnya baru diterapkan ke
kerja.
masyarakat. Itulah betapa pentinganya
Dengan
pembagian
kerja
ini
kata
penertiban
sangat
jelas
5 MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
peranan penertiban bagi manusia karena
dalam menangani masalah yang terjadi
dari situ dapat membawa manusia kearah
anatara Satpol PP dan Pedagang Kaki
yang lebih baik.
Lima (PKL) sehingga penelitian ini dapat bermanfaat. Waktu
penelitian
direncanakan
setelah proposal ini disetujui menjadi
A. METODE PENELITIAN
proposal penelitian. Rencannya mulai dari pengumpulan data dan penulisan laporan
1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
metode
sekitar 3 (tiga) bulan, seperti tercantum dalam table skedul penelitian.
deskriptif. Metode deskriptif dan kualitatif dapat diartikan yaitu dengan penelitian
3. Subjek dan Objek Penelitian
oleh peneliti dan mengumpulkan semua
Subjek penelitian ini terdiri dari
data di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten
penulis,
Kubu Raya yang kemudia dianalisis dan
Muspika, pemuka masyarakat setempat
dibandingkan berdasarkan kenyataan yang
dan khususnya Satpol PP Kecamatan
berlangsung dan mencoba untuk member
Rasau
pemecahan masalanya. Metode penelitian
Penentuan informan dalam penelitian ini
yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan
bertujuan untuk memberikan gambaran
didasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat
mengenai
koordinasi
yang telah diketahui sebelumya, dan
Lima
di
diketahui memahami atau menangani
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu
masalah yang sedang diteliti (Sugiono,
Raya.
2004:96), sedangkan objek penelitian oini
penertiban
pelaksanaan Pedagang
Kaki
pejabat
Jaya
daerah
Kabupaten
secara
setempat,
Kubu
purposive
Raya.
yakni
adalah Pedagang Kaki Lima (PKL) di 2. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian tentang kordinasi
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya.
penertiban Pedagang Kaki Lima didaerah Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah disamping menghemat biaya,
dan
tenaga
karena
waktu,
4. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Wawancara Data
yang
diperlukan
dalam
penelitian
penelitian ini mencakup data primer dan
berdomisili di Kabupaten Kubu Raya.
data sekunder. Teknik yang digunakan
Pemerintah di daerah tersebut juga peduli
dalam penelitian ini adalah: 6
MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
1. Teknik Observasi
terjadi pelanggaran terhadap Perda yang
Teknik observasi yaitu teknik yang
ditetapkan.
digunakan untuk mengamati fenomena
Pedagang
Lima
sebagai
koordinasi
penertiban Pedagang Kaki
merupakan orang- orang yang kalah
Lima (PKL) di Kecamatan Rasau Jaya
dalam pertarungan perebutan ekonomi dan
yang
negara
prosedur
koordinasi
tidak
ekonomi
(PKL)
yang terkait dengan masalah kegiatan
meliputi
pelaku
Kaki
bisa
informal
memenuhi
dan
pertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
melindunginya. Demikian juga dengan
dilakukan oleh Satpol PP.
arus urban yang tinggi karena di pedesaan
2. Teknik Wawancara
sudah kehilangan lapangan kerja dan
Teknik wawancara yaitu dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan
mengacu
pada
akhirnya menimbukan beban baru di perkotaan, misalnya masalah pemukiman.
panduan
Kebutuhan akan Satpol PP yang
wawancara. Teknik ini digunakan untuk
bervisi baru dalam rangka Otonomi
menjaring
data
dari
Daerah
informan
tentang
erat
memperoleh kesamaan pandangan baik
dan
informasi
hal-hal
yang
hubungannya dengan masalah penelitian.
ini
sangat
penting
untuk
dari Satpol PP sendiri, masyarakat, dan pemegang
kebijakan
daerah
dan
sebagainya. Diakui atau tidak dalam awal pembentukannya jaman colonial Polisi
PEMBAHASAN
Pamong Praja ditempatkan sebagai alat penguasa (pemerintah colonial) untuk
a. Tugas Satpol PP Dengan tugas dan fungsi baru
menertibkan
masyarakat
dan
Pemerintahan Daerah yaitu perwujudan
mengendalikan keamanan yang melanggar
kesejahteraan rakyat, maka tugas dan
Peraturan Daerah setempat.
fungsi
Satpol
kemajuan.
PP
Jika
juga
sebelumnya
mengalami bertugas
menjalankan keamanan dan ketertiban,
b. Perspektif Sistem Penyelenggaraan Tugas Penertiban
sekarang lebih komplek karena bergeser
Pada tahap perspektif system yang
kepada masalah-masalah yang berkaitan
dimaksud adalah menggunakan system
dengan gejolak social. Untuk melihat
terbuka, yakni dalam proses penegakan
pelanggaran
oleh
Perda Satpol PP memiliki keterbukaan
Pedagang Kaki Lima tidak serta merta
dengan instansi-instansi lain sehingga
bisa dilihat bahwa secara material telah
memungkinkan melakukan kerja sama
yang
dilakukan
7 MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan isntansi terkait, seperti pada saat
melakukan koordinasi vertiakal adalah
Satpol PP melakukan razia atau operasi
bagaimana kerjasama antara pimpinan dan
penertiban terhadap Pedagang Kaki Lima.
bawahan. Apabila bawahan sulit untuk
Apabila Satpol PP melakukan penertiban
diatur maka pimpinan bisa memberikan
terhadap Pedagang Kaki Lima secara
sanksi yang tegas kepada bawahan. Dalam
besar-besaran maka Satpol PP akan
konteks penelitian ini adalah Satpol PP
berkerja sama dengan Polri, TNI.
dan
jika Pedagang Kaki Lima yang berada di
memberikan
pasar, maka Satpol PP akan berkerja sama
penertiban
dengan Dians Pasar, sedangkan apabila
Limam sesuai Perda yang berlaku dengan
melakukan penertiban di jalan raya maka
melalui berbagai prosedur.
Satpol PP bekerja sama dengan Dinas
Sedangkan
Perhubungan.
anggotanya.
Kepala
arahan terhadap
agar
Satpol
melakukan
Pedagang
dalam
PP
Kaki
koordinasi
horizontal, koordinasi ini dilakukan oleh Satpol PP dalam menertibkan Pedagang
c. Pengendalian oleh Satpol PP dalam
Kaki Lima agar mau disiplin dengan aturan Perda yang ada di Kabupaten Kubu
Menertibkan PKL Pengendalian yang dilakukan oleh
Raya. Apabila Pedagang Kaki Lima dalam
aparat Satpol PP terhadap para Pedagang
menertibkan melakukan perlawanan maka
Kaki Lima yang terbukti melanggar
Satpol PP berhak memberi sanksi. Sejauh
Peraturan Daerah. Apabila Pedagang Kaki
ini Satpol PP telah banyak melakukan
Lima
koordinasi dengan Pedagang Kaki Lima
yang sudah diberikan teguran
tersebut dan masih melanggar maka akan
dengan berbagai cara.
dilakukan operai penertiban, dan para Pedagang penertiban
Kaki
Lima
wajib
yang
terkena
mengurus
e. Koordinasi dengan Kasi Trantib
dan
Kasi
Trantib
merupakan
menyelesaikannya ke kantor Satpol PP
komandan tertinggi Satpol PP dalam
untuk mengambil barangnya kembali
ruang lingkup sebuah kecamatan. Begitu
setalh didata dan ditindak lanjuti oleh
juga dengan Kecamatan Rasau Jaya, Kasi
Penyidik Satpol PP terlebih dahulu.
Trantib yang dipimpin salah satu Satpol PP
ini
merupakan
instruktruk
d. Koordinasi Satpol PP terhadap PKL
perpanjangan tangan dari seorang Camat
Dalam koordinasi vertical didalam
dalam hal keputusan lapangan berkaitan
sebuah struktur organisasi pastinya ada
dengan
keamanan
dan
ketertiban.
pimpinan. Kunci sukses dalam bagaimana
Berbagai hal yang dilakukan Satpol PP 8
MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
selain mengawasi Perda, Satpol PP juga
1. Sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
banyak terlibat dalam pengamanan dan
ayat (1) huruf d mempunyai tugas
penertiban
melaksanakan
untuk
kepentingan
daerah
dimana mereka bertugas. Maraden
ketertiban
Tambunan
sebagai
1. Mengadakan
serta
sekaligus
tugas-tugas
kedinasan lainnya.
di
dimaksudkan pada ayat (1), Seksi
sebagai
Kentertraman dan ketertiban yang
coordinator lapangan sesuai dengan
mempunyai fungsi.
perintah
f. Turun ke Lapangan
Kasi
perlindungan
2. Melakasanakan tugas sebagaimana
kegiatan-kegiatan
lapangan
dan
masyarakat
wakil Kasi Trantib Kecamatan Rasau Jaya bertugas dan melaksanakan :
kentetraman,
Ketentraman
dan
Ketertiban.
Setelah mendapat surat instruksi
2. Mendampingin Camat bila berpergian mengadakan
kegiatan
lapangan,
dan
ke
Lima, Satpol PP kembali turn kelapangan
melaksanakan
dengan bekal surat tersebut. Diharapkan
kegiatan-kegiatan anggota Satpol PP
dengan membawa surat instruksi Camat
dilapangan.
ini para Pedagang Kaki Lima mau pindah
3. Memonitoring semua
dan
turun
dari Camat untuk para Pedagang Kaki
mengevaluasi
kegiatan-kegiatan
anggota
Satpol PP dilapangan.
atau
membongkar
lapaknya
dengan
sukarela. Namun kadang-kadang apa yang diharapkan
tidak
sesuai
kenyataan.
4. Menjaga dan melindungi kentetraman
Demikianlah yang terjadi di Rasau
dan kertertiban umum dilingkungan
Jaya, para Pedagang Kaki Lima seolah tuli
Kantor Camat Rasau Jaya maupun di
dengan teguran-teguran yang ada dan
luar Kantor Camat Rasau Jaya.
tidak memperdulikan.
5. Menugaskan anggota Satpol PP untuk membuat surat dan melaporkan sesuai dengan
situasi
lingkungan
dan
kondisi
wilayah
di
Apa yang dilakukan oleh Satpol
Kecamatan
PP Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten
Rasau Jaya. Zainal
KESIMPULAN
Kubu Raya melakukan koordinasi vertical Abidin
Ketentraman
dan
Kecamatan
Rasau
sebagai
Ketertiban Jaya
Kasi
sudah sesuai prosedur dan aturan yang
Kantor
ada. Yaitu dengan melakukan koordinasi
bertugas
dari atasan dengan bawahan. Apabila
melaksanakan :
bawahan atau anggota Satpol PP Rasau Jaya tidak taat pada aturan atau menyalahi 9
MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
apa yang menjadi tata tertib maka akan
Sebagai warga Negara Indonesia
mendapatkan sanksi yang tegas dari
yang baik, marilah kita patuhi semua
atasannya. Dalam hal ini, Satpol PP
peraturan-peraturan
dibawah naungan seorang Camat dan Kasi
undangan yang telah dibuat agar Negara
Trantib akan melakukan koordinasi terus
kita ini menjadi Negara yang bersinar
menerus
guna
akan ketaatan hukum warga negaranya
mereka
sehingga terciptanya lingkungan yang
dengan
merumuskan
anggota
kebijakan
yang
jalankan.
perundang-
indah, bersih, sehat, dan nyaman sehingga
Satpol PP mengalami kesulitan dikarenakan Pedagang Kaki Lima sulit diajak
dan
dalam
melakukan
ke
Kantor
penyakit.
koordinasi.
Contonya pada saat Pedagang Kaki Lima diundang
kita dapat terhindar dari berbagai macam
Camat
DAFTAR PUSTAKA
untuk
membahas tentang pelanggaran Perda yamg mereka lakukan, namun sangat jarang Pedagang Kaki Lima yang mau
Buku-buku: Faisal, sanafiah. 2000. Penelitian kualitatif: Dasar-dasar dan aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.
hadir ke kantor camat untuk secara bersama-sama membahas dan mencari solusi atau jalan tengah.
SARAN Untuk
pelaksanaan
koordinasi
Gibson, J.L Dkk. 1990 : Proses dan struktur perilaku organisasi, Jakarta.Erlangga Handoko. H.T. 2009; Manajemen,BPFE, Yogyakarta. Islamy Irfan, M. 2007 : Prinsip-prinsip perumusan kebijakan Negara, Jakarta, Bumi aksara.
vertical penulis menyarankan agar dalam melakukan koordinasi dari atasan dan
Moekijat. 1993 ; Teori Bandung, Mandar Maju.
komunikasi,
bawahan jangan samapai ada salah paham atau apa yang di instruksikan atasan tidak dilaksanakan melakukan
oleh
penertiban
mempertimbangkan seperti
apa
bawahan.
yang
Dalam harus
berbagai
aspek
diberikan
kepada
Pedagang Kaki Lima dan apa solusi untuk memberikan Pedagang Kaki Lima tempat berjualan yang sesuai dengan aturan Pedagang Kaki Lima.
Moenir A.S 2000 ; Manajemen Pelayanan umum di Indonesia, Jakarta, Bumi aksara Moenir A.S 1987 ; Pendekatan Manusia dan Organisasi terhadap pembinaan pegawai, Jakarta, Gunung agung. Mulyana Deddy. 2007 ; Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Rosda karya. Mulyana Deddy. 2006 ; Komunikasi Organisasi, Bandung, Rosda karya. Morissan. 2009 ; Teori Komunikasi Organisasi, Bogor, Ghalia. 10
MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Sugiono. 2011 ; Statistika Penelitian, Bandung, Alfabeta.
Untuk
Hasibuan, Malayu S.P, 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara.
11 MARADEN TAMBUNAN, NIM : E21109028 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN