Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
PELAKSANAAN KONSELING ISLAMI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU (SMPIT) UKHUWAH BANJARMASIN Oleh: Jumiati Abstrak Pelaksanaan Konseling Islami di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin dikategorikan baik, hal ini dapat dilihat: Pertama, Perencanaan yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dari matangnya perencanaan yang dilakukan sehingga menghasilkan program kerja yang dibukukan. Program kerja inilah yang menjadi bekal guru BK SMPIT Ukhuwah dalam melakukan kerjanya selama 1 tahun ajaran. Kedua, Pelaksanaan praktik konseling Islam dapat berjalan dengan baik yang meliputi pengumpulan data, observasi, analisis data, diagnosis, prognosis, dan konseling. Pada pelaksanaan ini sudah diintegrasikan nilai-nilai Islam baik pada saat memberikan motivasi kepada siswa yang bermasalah maupun saat memberikan jalan keluar bagi permasalahan siswa tersebut. Ketiga, Evaluasi konseling yang dilakukan juga sudah baik. Evaluasi yang dilakukan sudah melibatkan orang-orang yang berhubungan dengan siswa baik orang tua, guru mata pelajaran, maupun wali kelas siswa. Keempat, Analisa terhadap permasalahan siswa, keadaan fisik dan kesehatan, kepribadian, serta tingkah laku siswa sudah dilakukan dengan alat yang tepat. Kelima, Tindak lanjut yang dilakukan sudah tepat. Apabila ada permasalahan yang tidak bisa ditindak lanjuti oleh guru BK SMPIT Ukhuwah maka guru BK SMPIT Ukhuwah merujuk kepada yang lebih ahli. Kata Kunci: Pelaksanaan, Konseling dan Islami A. Pendahuluan Allah telah menjelaskan dalam banyak surah yang tertera di dalam kitab suci-Nya bahwa manusia itu sungguh memiliki banyak sifat buruk. Salah satunya adalah manusia tempatnya salah dan lupa. Ayat di atas menerangkan bahwa sangatlah perlu kita sebagai manusia saling mengingatkan satu sama lain. Apalagi dalam hal mengerjakan kebajikan. Dalam dunia pendidikan pun sangat diperlukan saling nasehat menasehati ini. Hal ini terangkum dalam layanan Bimbingan Konseling yang ada di sekolah. Di sekolah Islam, bimbingan konseling yang diberikan adalah bimbungan konseling Islami. Seperti yang diberikan di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin.
Abdullah Nasih ‘Ulwan, sebagaimana dikutip oleh Tim Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, membagi garapan pendidikan Islam dalam sembilan bidang: Pendidikan Jasadi, dengan ramburambu sebagai berikut: 1) Mengembangkan semua potensi jasmani secara sehat dalam rangka membentuk kepribadian yang integral, seimbang, berkualitas ‘abdillah. 2) Menyiapkan mukmin yang kuat dan siap berjuang mempertahankan agama Allah. 3) Memperhatikan aspek kesehatan jasmani, seperti menjaga kebersihan, menjaga diri dari berbagai penyakit. Pendidikan akal, dengan ramburambu: Menumbuhkan pikiran serta didik agar menjadi insan ‘abid yang shaleh, Menggunakan perasaan dalam mengem-
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [ 69
]
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
bangkan aspek pikiran, Mengembangkan akal manusia dan berbagai potensinya lewat eksperimen ilmiah, Memberi kesempatan akal untuk berlatih menganalisis dari peristiwa-peristiwa yang menimpa umat terdahulu dan sekarang untuk dijadikan pelajaran bagi kehidupan masa depan, Memperhatikan pendidikan bashiroh melalui ketakwaan, Semua sasaran tersebut harus komitmen dengan etika penelitian ilmiah dan akhlak Islam. Pendidikan aqidah, dengan ramburambu: Membentuk kecintaan kepada aqidah, menyampaikan berbagai macam bukti kebenaran aqidah yang bisa melahirkan keimanan kepada Allah Swt., membentuk perilaku anak didik untuk menerapkan aqidah Islamiyah dalam kehidupan. Pendidikan akhlak, dengan ramburambu: Mengembangkan aspek fitrah yang ada pada manusia ke arah kebaikan dengan cara mengimani akhlak-akhlak Al-Qur’an, Memberi bekal pengetahuan dan membuktikan kehendak manusia untuk senantiasa memilih yang hak dan yang baik, memaparkan semua akhlak Al-Qur’an secara integral dan menyeluruh disesuaikan dengan situasi dan kondisi, Akhlak ditanamkan dengan cara praktik melalui lembaga-lembaga sosial, ibadah, dakwah, dan latihan, Akhlak ditanamkan lewat semua aspek-aspek yang ada pada manusia baik psikis, intelektual. 1. Pendidikan kejiwaan dengan ramburambu: Mengembangkan watak manusia secara utuh, mengembalikan kehendak manusia dengan memberi segala kebutuhan dan menanam rasa cinta, harapan dan sikap optimis sehingga manusia terlepas dari stress dan penyakit kejiwaan. 2. Pendidikan keindahan (estetika) dengan rambu-rambu: Melalui AlQur’an menumbuhkan rasa keindahan dengan cara mempelajarinya, mengajarkannya, dan menghafal-kannya, melalui alam dan beberapa peristiwanya baik yang dipaparkan Al-Qur’an
maupun kehidupan nyata, memahami hubungan antar makhluk, membedakan berbagai macam bentuk ukuran, warna, rasa, bau, dan apa yang di dengar, dan menggunakan semua potensi agar menjadi seorang seniman. 3. Pendidikan kemasyarakatan dengan cara: Memperhatikan keluarga dan ibu, memperhatikan masa kanakkanak dan remaja, Membentuk kesadaran ekonomi sehingga menjadi manusia produktif, menambahkan kesadaran politik dan Membentuk wawasan internasional. 4. Pendidikan peran jinsiyah (menyadarkan peran, status dan adab jinsiyah) 5. Pendidikan ‘amaliyah (melatih keterampilan dan kecakapan: Keterampilan manajemen bisnis dan wirausaha, keterampilan riset alamiah, Keterampilan mekanik, elektronik, dan komputer, keterampilan kepanduan, dan keterampilan pertukangan, pertanian, dan perkebunan. (JSIT, 2010: 6-8) Bimbingan konseling Islami di sekolah Islam Terpadu beracuan pada halhal yang tertera di atas. Oleh karena itulah bimbingan konseling Islami di sekolah tersebut sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam secara utuh. Sedangkan karakteristik Bimbingan Konseling Islami yang bisa kita lihat dari penjelasan di atas adalah adanya konsentrasi metode pada keIslaman. Hal ini terlihat pada bidang-bidang garapan pendidikannya yang diikuti oleh rambu-rambu yang mengarah pada nilai-nilai keIslaman. Namun, pelaksanaan di lapangan banyak sekali mengalami kendala. Di antaranya adalah terjadinya pergantian guru BK yang terkesan sering karena sekolah tersebut menganut sistem kontrak untuk guru-gurunya. Selain itu, yang tak kalah penting adalah bagaimana administrasi BK itu terarsip dengan baik oleh sekolah tersebut. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis pada BK Sekolah
[ 70 ] Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin, penulis menemukan kendala-kendala yang tertera di atas. B. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan berupa deskriptif. Yaitu melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. (Jalaluddin Rakhmat, 1988: 22) Biasanya juga disebut penelitian lapangan (field research). Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan mengacu pada pelaksanaan Konseling Islami di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian dalam hal ini adalah guru BK, Kepala Sekolah, dan Wali kelas di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin. Objek penelitian adalah tentang pelaksanaan Konseling Islami di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Data dan Sumber Data Data primer (pokok) yang digunakan dalam penelitian ini berupa segala sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Islam Terpadu Ukhuwah, meliputi: Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami pada siswa di Sekolah Menengah pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin, melalui beberapa kegiatan berikut: Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisa serta tindak lanjut Data sekunder (pelengkap/ penunjang) merupakan data yang mendukung data pokok yang berkenaan dengan gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi: Letak geografis dan sejarah singkat berdirinya SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, data mengenai keadaan BK SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, data lain mengenai murid, guru, dan karyawan tata usaha di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, fasilitas sekolah.
Sumber Data, data dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui sumber data sebagai berikut: Responden, satu orang guru BK di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, Informan, kepala sekolah, guru-guru, dan staf tata usaha di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, dokumen sekolah yaitu berupa catatan data atau bukti tertulis mengenai objek penelitian ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: Observasi, teknik ini berguna untuk menjelaskan, memerikan, dan merinci gejala yang terjadi. Menulis mencatat segala hal yang dilihat pada pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin. Lebih khususnya penulis mengambil teknik observasi non partisipan. Artinya penulis hanya menjadi pengamat pada pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin, bukan sebagai orang yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Wawancara, wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden, merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya. (Masri Singarimbun, dan Sofian Effendi, 1989: 192-192) Hal inilah yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh data. Instrumen ini merupakan instrumen utama bagi penulis dalam menggali data yang diperlukan dalam pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin yang ditujukan kepada guru yang bersangkutan ditambah hasil wawancara dengan informan. Dokumenter, penulis menggali data lainnya melalui teknik ini. Yaitu mencari data melalui dokumen-dokumen yang
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [ 71
]
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
dimiliki oleh guru mengenai pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin. Selain itu, penulis juga mencari data mengenai letak geografis sekolah, sejarah singkat berdirinya Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin, data mengenai keadaan guru, murid, staf tata usaha, dan keadaan fasilitas sekolah sebagai data pelengkap/penunjang. 4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data, beberapa teknik yang digunakan dalam pengolahan data dalam penelitian ini, sebagai berikut: Pencatatan, teknik ini merupakan upaya merekam kejadian-kejadian dengan menggunakan catatan lapangan. Melalui teknik ini penulis mencatat segala hal yang diperlukan mengenai Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin. Editing, penulis meneliti kembali data yang telah didapat dan merangkum serta memfokuskan data yang diperoleh menjadi lebih terarah. Koding, teknik ini adalah proses menyederhanakan catatan-catatan ini melalui reduksi data. Melalui teknik ini, penulis akan membuat klasifikasi data yang benar-benar diperlukan untuk penelitian dan akan mereduksi data yang dianggap tidak perlu. Interpretasi Data, kegiatan ini dilakukan agar dapat melihat kejelasan dari data yang ada dengan menafsirkan data tersebut dalam bentuk uraian dan penjelasan. Analisis Data, analisis kualitatif pada dasarnya mempergunakan pemikiran logis, analisa dengan logika, dengan induksi, deduksi, analogi, komparasi, dan sejenisnya. Setelah data disajikan secara deskriptif berupa uraian-uraian yang dapat memberikan gambaran secara jelas permasalahan yang diteliti, selanjutnya dilakukan analisis data secara deskriptif kualitatif dan kesimpulan akhir tentang penelitian ini diambil berdasarkan faktafakta khusus yang penulis temukan di
lapangan tentang penerapan metode pembiasaan dengan menggunakan metode induktif (khusus ke umum). (Anselm Strauss dan Juliet Gorbin, 1997: 11) C. Temuan Penelitian 1. Pelaksanaan Konseling Islami di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin Visi SMPIT Ukhuwah Banjarmasin adalah berakhlak selain berprestasi dan mandiri. Kenapa akhlak lebih diutamakan dari prestasi akademik, karena banyak orang cerdas tapi tidak berakhlak dan sedikit sekali orang cerdas yang berakhlak baik. Oleh karena itu, SMPIT Ukhuwah Banjarmasin didirikan dengan tujuan menciptakan sebuah generasi yang memiliki akhlak yang baik tetapi juga bisa berprestasi tinggi dan mempunyai kemandirian. Dalam hal ini, adanya guru Bimbingan Konseling merupakan sesuatu yang sangat menunjang dalam rangka mewujudkan visi tersebut. Apalagi yang dilaksanakan adalah Bimbingan Konseling Islami. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah sekaligus pengajar SBK pada kelas IX, diperoleh keterangan bahwa sejak tahun pertama berdiri, perkembangan SMPIT Ukhuwah sangat pesat. Dikatakan oleh beliau bahwa Allah memudahkan segalanya. Baik itu dari guru-gurunya maupun siswa-ssiwinya. Pesatnya perkembangan siswa baik dari segi kuantitas maupun kualitas ini menimbulkan banyak gejolak permasalahan siswa. Jika permasalahan ini hanya diserahkan kepada guru BK mungkin menjadi sesuatu yang berat. Untuk optimalnya penanganan masalah siswa, SMPIT Ukhuwah punya formula sendiri. Setiap guru memiliki tiga predikat, yaitu saya Guru Bidang Studi, saya Guru Agama, dan saya Guru BK. Tiga hal ini yang selalu ditanamkan kepada setiap guru yang mengajar di ukhuwah. Konseling Islami yang diterapkan di SMPIT Ukhuwah ujung-ujungnya akan mengarah pada nilai keIslaman. Meskipun
[ 72 ] Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
banyak teori yang diambil berasal dari Barat. Tapi SMPIT Ukhuwah berusaha mengambil hal-hal positif darinya dan mengintegrasikannya dengan nilai-nilai Islam yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan siswa yang muttaqina imama. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam pelaksanaan Konseling Islami di SMPIT Ukhuwah penulis menyajikannya dalam bentuk uraian secara umum yang merupakan kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap guru Guru BK SMPIT Ukhuwah. Menurut guru BK SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada siswa untuk membantu siswa mandiri, sadar akan lingkungannya. Konseling adalah pertemuan antara klien dan kosneor secara tatap muka untuk memecahkan masalah klien. Bimbingan Konseling Islami adalah proses pemberian bimbingan/bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. SMPIT Ukhuwah merupakan sekolah yang mengintegrasikan nilai keIslaman dalam setiap kegiatannya. Begitu juga dalam kegiatan-kegiatan lakukan dalam konseling di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin. Seperti itulah proses yang di lakukan dalam setiap konseling yang di laksanakan pada SMPIT Ukhuwah Banjarmasin. Setiap konseling akan menghadirkan nilai-nilai keIslaman seperti kisah-kisah tauladan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat, kisah-kisah dalam Al-Qur’an, hadits, dan lain-lain. Selain itu SMPIT Ukhuwah juga memiliki acuan Standar mutu dari Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) seperti yang tertulis pada Bab I. Contoh kasus: Saat seorang anak bernama M. Fadhilah Ihsan (autis) mengamuk, kami menyuruhnya berwudhu. Setelah itu ia terlihat lebih tenang. Setelah kondisi jiwanya kembali normal barulah kami ngobrol ringan tentang dirinya. Kami
mengeluarkan bahasa-bahasa positif untuknya. Dan hasilnya lumayan bisa dibanggakan. Sekarang dia sudah lebih banyak tenang. Perencanaan, berhasil merencanakan sama dengan merencanakan keberhasilan. Sebaliknya, gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan. Begitu juga dengan perencanaan konseling. Merencanakan sebuah konseling berarti menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Baik itu alat tes yang akan digunakan, ruangan yang akan dipakai buat konseling, maupun sarana dan prasarana lainnya. Sebelum melaksanakan konseling, guru BK SMPIT Ukhuwah menyiapkan program kerja, form observasi dan form problem cheklist. (Terlampir) Pelaksanaan, yaitu 1) Mengumpulkan data: Data dapat diperoleh melalui beberapa tes yang dilakukan oleh SMPIT Ukhuwah pada siswa. SMPIT Ukhuwah menyimpan hasil tes psikologi (terlampir) semua siswa. Dan ini merupakan salah satu sarana yang dijadikan acuan dalam pengumpulan data. Selain itu, guru BK SMPIT Ukhuwah juga menanyakan kepada wali kelas dan guru mata pelajaran yang dianggap mengetahui siswa bersangkutan. Agar apa yang dilihat di lapangan tidak menjadikan salah tafsirkan. Lebih lanjut, guru BK SMPIT Ukhuwah langsung terjun ke lapangan untuk mengobservasi siswa bersangkutan. Observasi sebenarnya dilakukan untuk melihat siswa mana yang berpotensi bermasalah dan mana yang aman dari permasalahan. Khusus untuk kelas IX yang akan melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menengah Atas/sederajat, di suguhi angket minat bakat dan Personal Intelegent Test yang dirangkum dalam Bimbingan Karir. Observasi (pengamatan siswa di kelas), observasi dilakukan secara berkala oleh guru BK SMPIT Ukhuwah. Dalam kegiatan ini guru BK SMPIT Ukhuwah bertugas memperhatikan setiap gerak gerik siswa saat dalam pembelajaran di kelas.
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [ 73
]
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
Guru BK SMPIT Ukhuwah akan mencatat siswa yang berpotensi bermasalah. Pada awal observasi, guru BK SMPIT Ukhuwah mendata permasalahan siswa melalui pembagian angket problem checklist. Dari situ akan ketahuan permasalahan apa yang siswa alami saat itu. Kebanyakan permasalahan yang ditemukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah adalah masalah siswa dalam mata pelajaran dan masalah penyesuaian diri terrhadap kurikulum yang ada di SMPIT Ukhuwah. Menganalisis data, analisa data dilakukan setelah semua data tentang diri siswa terkumpul. Analisa data melalui data rekaman siswa. Diagnosis, pada tahap ini guru BK SMPIT Ukhuwah Banjarmasin melakukan proses konseling. Siswa yang dirasa perlu untuk segera ditangani akan dipanggil oleh guru BK melalui Wali kelasnya. Namun, tak jarang juga ada siswa yang dengan kesadaran sendiri datang dan memaparkan permasalahan yang sedang dihadapinya. Prognosis, setelah melakukan diagnosis siswa, guru BK SMPIT Ukhuwah mengkomunikasikannya dengan wali kelasnya masing-masing dan wakasek bagian kesiswaan. Karena wali kelas merupakan orang tua bagi siswa di sekolah, apapun yang terjadi dengan siswa haruslah diketahui oleh wali kelasnya. Sedangkan wakasek bagian kesiswaan adalah orang yang mengontrol guru BK SMPIT Ukhuwah dalam bekerja. Jadi di sini, BK SMPIT tidak bekerja sendiri melainkan dalam bimbingan dan pengawasan wakasek bagian kesiswaan. Konseling, setelah semua data terkumpul, keadaan diri siswa diketahui oleh guru BK SMPIT Ukhuwah, selanjutnya adalah proses konseling. Konseling yang dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah ada yang berbentuk konseling kelompok dan ada yang berbentuk konseling individual (Client Centre Therapy). Pada tahap inilah akan ditemukan solusi dari permasalahan siswa melalui diri siswa sendiri dengan dibantu oleh guru BK SMPIT Ukhuwah.
Evaluasi, evaluasi dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah Banjarmasin setelah melihat perkembangan anak. Hasilnya akan dikomunikasikan kepada wali kelas siswa. Analisa, analisa yang dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah meliputi analisa masalah, keadaan fisik dan kesehatan, kepribadian, dan tingkah laku. Tindak Lanjut, tindak lanjut yang pernah dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah adalah mengomunikasikan dengan wali kelas siswa, menanyakan kepada teman-teman yang bersangkutan mengenai perkembangannya, dan mengulang proses konseling. Analisis Data. Setelah data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang berkenaan dengan Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin, penulis memberikan analisis data secara sederhana, sehingga pada akhirnya dapat memberikan gambaran apa yang diinginkan dalam penelitian ini. Agar analisis ini lebih terarah, penulis menyajikannya berdasarkan pokokpokok permasalahan yang telah ditetapkan di bagian awal. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMPIT Ukhuwah yang sekaligus mengajar SBK pada kelas IX, diperoleh keterangan bahwa sejak tahun pertama berdiri, perkembangan SMPIT Ukhuwah sangat pesat. Dikatakan oleh beliau bahwa Allah memudahkan segalanya. Baik itu dari guru-gurunya maupun siswassiwinya. Pesatnya perkembangan siswa baik dari segi kuantitas maupun kualitas ini menimbulkan banyak gejolak permasalahan siswa. Jika permasalahan ini hanya diserahkan kepada guru BK mungkin menjadi sesuatu yang berat. Untuk optimalnya penanganan masalah siswa, SMPIT Ukhuwah punya formula sendiri. Setiap guru memiliki tiga predikat, yaitu saya Guru Bidang Studi, saya Guru Agama, dan saya Guru BK. Tiga hal ini yang selalu
[ 74 ] Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
ditanamkan kepada setiap guru yang mengajar di ukhuwah. Konseling Islami yang diterapkan di SMPIT Ukhuwah ujung-ujungnya akan mengarah pada nilai keIslaman. Meskipun banyak teori yang diambil berasal dari Barat. Tapi SMPIT Ukhuwah berusaha mengambil hal-hal positif darinya dan mengintegrasikannya dengan nilai-nilai Islam yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan siswa yang muttaqina imama. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada siswa untuk membantu siswa mandiri, sadar akan lingkungannya. Konseling adalah pertemuan antara klien dan koselor secara tatap muka untuk memecahkan masalah klien. BKI adalah proses pemberian bimbingan/bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang bersumber dari AlQur’an dan As-Sunnah.” (Guru BK SMPIT Ukhuwah) SMPIT Ukhuwah merupakan sekolah yang mengintegrasikan nilai keIslaman dalam setiap kegiatannya. Begitu juga dalam kegiatan-kegiatan lakukan dalam konseling di SMPIT Ukhuwah Banjarmasin. Seperti itulah proses yang di lakukan dalam setiap konseling yang di laksanakan pada SMPIT Ukhuwah Banjarmasin. Setiap konseling akan menghadirkan nilai-nilai keIslaman seperti kisah-kisah tauladan Nabi Muhammad Saw dan para sahabat, kisah-kisah dalam Al-Qur’an, hadits, dan lain-lain. Selain itu SMPIT Ukhuwah juga memiliki acuan dari JSIT. Ada standar mutu yang harus dilakukan. Contoh kasus: Saat seorang anak bernama M. Fadhilah Ihsan (autis) mengamuk, guru BK SMPIT Ukhuwah Banjarmasin menyuruhnya berwudhu. Setelah itu ia terlihat lebih tenang. Setelah kondisi jiwanya kembali normal barulah kami ngobrol ringan tentang dirinya. Kami mengeluarkan bahasa-bahasa positif untuknya. Dan hasilnya lumayan bisa dibanggakan. Sekarang dia sudah lebih banyak tenang.
Perencanaan, sebelum melaksanakan konseling, guru BK SMPIT Ukhuwah menyiapkan program kerja, form observasi dan form problem cheklist. (Terlampir) Program kerja tersebut merupakan hasil dari rapat kerja yang dilakukan oleh Guru SMPIT Ukhuwah pada waktu yang sudah ditentukan oleh yayasan. Pelaksanaan, mengumpulkan data: Data dapat diperoleh melalui beberapa tes yang dilakukan oleh SMPIT Ukhuwah pada siswa. SMPIT Ukhuwah menyimpan hasil tes psikologi (terlampir) semua siswa. Dan ini merupakan salah satu sarana yang dijadikan acuan dalam pengumpulan data. Guru BK SMPIT Ukhuwah langsung terjun ke lapangan untuk mengobservasi siswa bersangkutan. Observasi sebenarnya dilakukan untuk melihat siswa mana yang berpotensi bermasalah dan mana yang aman dari permasalahan. Khusus untuk kelas IX yang akan melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menengah Atas sederajat, disuguhi angket minat bakat dan Personal Intelegent Test yang dirangkum dalam Bimbingan Karir. Observasi (pengamatan siswa di kelas), observasi dilakukan secara berkala oleh guru BK SMPIT Ukhuwah. Guru BK SMPIT Ukhuwah mendata permasalahan siswa melalui pembagian angket problem checklist. Setelah angket problem checklist terkumpul, guru BK SMPIT Ukhuwah akan melakukan observasi selanjutnya yaitu melihat lebih jelas individu ketika terjadi pembelajaran di kelas. Pada tahap ini guru BK SMPIT ukhuwah menggunakan form observasi untuk mencatat segala kejadian yang telah diamati di dalam kelas. Kalau dirasa belum cukup, guru BK akan meminta data serta informasi siswa dari guru kelas maupun guru mata pelajaran yang berkaitan dengan siswa. Setelah observasi selesai, guru BK membuat data rekaman siswa yang akan membantu proses analisis data. Menganalisis data, analisa data dilakukan setelah semua data tentang diri
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [ 75
]
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
siswa terkumpul. Analisa data melalui data rekaman siswa. Diagnosis, pada tahap ini guru BK SMPIT Ukhuwah Banjarmasin melakukan proses konseling. Siswa yang dirasa perlu untuk segera ditangani akan dipanggil oleh guru BK melalui Wali kelasnya. Namun, tak jarang juga ada siswa yang dengan kesadaran sendiri datang dan memaparkan permasalahan yang sedang dihadapinya. Prognosis, guru BK mengomunikasikan kembali keadaan siswa pada wali kelas dan orang-orang yang bersangkutan serta bisa membantu penyelesaian permasalahan siswa. Prognosis bisa dilihat pada hasil rekaman konseling. Konseling, konseling yang dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah ada yang berbentuk konseling kelompok dan ada yang berbentuk konseling individual (Client Centre Therapy). Proses konseling yang dilakukan adalah: 1) Siswa bermasalah dipanggil oleh guru BK SMPIT Ukhuwah atau datang sendiri ke ruangan BK SMPIT Ukhuwah, 2) Guru BK menyambut dengan senyuman dan mempersilakan siswa duduk pada kursi yang sudah disediakan, percakapan dibuka seringan mungkin dengan menanyakan kabar siswa, kabar keluarga, dan sebagainya serta mengucapkan kata-kata positif untuk siswa. Setelah itu, barulah masuk ke pokok bahasan, 3) Guru BK SMPIT Ukhuwah mendengarkan dengan seksama penjelasan dari siswa tentang permasalahannya, guru BK memberikan masukan-masukan kepada siswa dengan mengutip surah dari AlQur’an maupun hadits dan menjelaskannya secara ringan kepada siswa, 4) Guru BK mendengarkan feedback/tanggapan dari siswa, memberikan motivasi dan kata-kata positif kembali kepada siswa, 5) Guru BK menutup konseling. Evaluasi, evaluasi dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah Banjarmasin setelah melihat perkembangan anak. Hasilnya akan dikomunikasikan kepada wali kelas siswa.
Analisa, analisa yang dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah meliputi: Analisa masalah, keadaan fisik dan kesehatan, kepribadian, dan tingkah laku. Tindak Lanjut, tindak lanjut yang pernah dilakukan oleh guru BK SMPIT Ukhuwah adalah mengomunikasikan dengan wali kelas siswa, menanyakan kepada teman-teman yang bersangkutan mengenai perkembangannya, dan mengulang proses konseling. Jika terdapat kasus yang tidak bisa ditangani oleh guru BK yang berkaitan dengan spesialis profesi, maka guru BK SMPIT Ukhuwah akan merujuk siswa kepada spesialis profesi tersebut. D. Simpulan Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan pada penyajian data dan analisis data sebelumnya, maka pada bagian ini akan penulis berikan kesimpulan sebagai berikut: Pelaksanaan Konseling Islami di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Ukhuwah Banjarmasin dikategorikan baik, hal ini dapat dilihat pada: 1) Perencanaan yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dari matangnya perencanaan yang dilakukan sehingga menghasil-kan program kerja yang dibukukan. Program kerja inilah yang menjadi bekal guru BK SMPIT Ukhuwah dalam melakukan kerjanya selama 1 tahun ajaran. 2) Pelaksanaan praktik konseling Islam dapat berjalan dengan baik yang meliputi pengumpulan data, observasi, analisis data, diagnosis, prognosis, dan konseling. Pada pelaksanaan ini sudah diintegrasikan nilai-nilai Islam baik pada saat memberikan motivasi kepada siswa yang bermasalah maupun saat memberikan jalan keluar bagi permasalahan siswa tersebut. 3) Evaluasi konseling yang dilakukan juga sudah baik. Evaluasi yang dilakukan sudah melibatkan orang-orang yang berhubungan dengan siswa baik orang tua, guru mata pelajaran, maupun wali kelas siswa. 4) Analisa terhadap permasalahan
[ 76 ] Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
siswa, keadaan fisik dan kesehatan, kepribadian, serta tingkah laku siswa sudah dilakukan dengan alat yang tepat. 5) Tindak lanjut yang dilakukan sudah tepat. Apabila ada permasalahan yang tidak bias ditindak lanjuti oleh guru BK SMPIT Ukhuwah maka guru BK SMPIT Ukhuwah merujuk kepada yang lebih ahli.
Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X [ 77
]
Jumiati, Pelaksanaan Konseling...
DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, 2006. Konseling & Psikoterapi Islam, Jogjakarta: Fajar Pustaka Baru. Amin, Samsul Munir, 2010. Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah. Amirin, Tatang M., 1995. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Effendi, Masri Singarimbun, Sofian, 1989. Metode Penelitian Survai, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Rakhmat, Jalaluddin, 1998. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya Sukardi, Dewa Ketut, 1995. Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Rineka Cipta. Syamil Qur’an, 2007. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Syamil. Tim Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), 2010. Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu, Jakarta. Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[ 78 ] Jurnal: Guidance and Counseling, Volume 1 Issue 2, ISSN 2442-403X