i
Halaman pengesahan jurnal
PELAKSANAAN ASIMILASI NARAPIDANA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Mataram)
Oleh:
ISMUL AZIM D1A 108 130
Menyetujui , Pada tanggal : Pembimbing Utama
LALU PARMAN,SH., M.hum NIP. 19580408 1986021 001
ii
PELAKSANAAN ASIMILASI NARAPIDANA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Mataram)
Oleh:
ISMUL AZIM D1A 108 130
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2012
iii
ABSTRAK PELAKSANAAN ASIMILASI NARAPIDANA STUDI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN MATARAM Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pelaksanaan asimilasi dan untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan asimilasi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris menggunakan metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan sosiologis. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Menurut hasil penelitian ini, Asimilasi di Lembaga Pemasyarakatan Mataram dilaksankan melalui kegiatan bengkel mebel dan pencucian motor serta kegiatan ibadah di luar Lembaga Pemasyarakatan Mataram sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing narapidana. Selain itu pihak Lembaga Pemasyarakatan Mataram juga mengundang penceramah keagamaan setiap hari Sabtu untuk memberikan siraman rohani sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing narapidana. Di Lembaga Pemasyarakatan Mataram adalah lamanya pemberitahuan dari Kejaksaan Negeri mengenai ada tidaknya perkara lain yang menjerat narapidana dan sikap tidak antusias dari narapidana dalam mengikuti kegiatan asimilasi.
Kata kunci: Asimilasi, Narapidana ABSTRACT ASSIMILATION STUDY OF PRISONERS IN PRISON OF MATARAM The purpose of this study is: To know the implementation of assimilation and to know the constraints in the implementation of assimilation Penitentiary inmates in Mataram. This study is an empirical juridical approach using legislation and sociological approaches. The data obtained and analyzed by descriptive qualitative. According to these results, Assimilation in Mataram Penitentiary workshop activities are conducted through the furniture and washing motor and worship activities outside Mataram Correctional Institution in accordance with the religion and beliefs of each inmate. Besides the prison Mataram also invite religious speakers every Saturday to provide spiritual spray in accordance with the religion and beliefs of each inmate. In Mataram Correctional Institution is the length of the notice of the District Court regarding the existence of other cases that ensnared inmates and enthusiastic attitude of the inmates in following assimilation.
Keywords: Assimilation, Prisoners
iv
PELAKSANAAN ASIMILASI NARAPIDANA (Study di Lembaga Pemasyarakatan Mataram)
Oleh Ismul Azim D1A 108 130
I.
PENDAHULUAN
Pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) adalah bagian paling akhir dari sistem pemidanaan setelah penyidikan di Kepolisian, penuntutan di Kejaksaan dan pembuktian dan penjatuhan keputusan di Pengadilan. Dalam konteks sistem pemasyarakatan, pembinaan merupakan suatu sistem, maka pembinaan narapidana mempunyai beberapa komponen yang bekerja saling berkaitan untuk satu tujuan. Komponen-komponen tersebut terdiri dari semua pihak yang terlibat dalam proses pembinaan seperti narapidana, petugas LAPAS, dan masyarakat yang akan menerima kembali kehadiran narapidana setelah bebas nantinya. Lembaga
pemasyarakatan
melalui
sistem
pemasyarakatan
memberikan perlakuan yang lebih manusiawi kepada narapidana dengan pola pembinaan. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1995
v
Tentang Pemasyarakatan Pasal 3, fungsi sistem pemasyarakatan adalah “menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.” Untuk melaksanakan sistem pemasyarakatan
dibutuhkan
keikutsertaan
masyarakat
baik
dengan
mengadakan kerjasama dalam pembinaan maupun dengan sikap bersedia menerima kembali narapidana yang telah selesai menjalani pidananya. 1Salah satu bentuk pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan yang bertujuan untuk membaurkan kembali narapidana tersebut dengan masyarakat sebelum bebas adalah melalui asimilasi. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan menyebutkan dalam Pasal 14 huruf j bahwa asimilasi merupakan salah satu hak yang diperoleh narapidana. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: {1} bagaimanakah pelaksanaan asimilasi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mataram? ; {2} apakah kendala-kendala dalam pelaksanaan asimilasi di Lembaga Pemasyarakatan Mataram? Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah {a} untuk mengetahui pelaksanaan asimilasi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mataram; {b} untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan asimilasi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mataram. Manfaat penelitian secara akademis untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Mataram, secara teoritis untuk {1} 1
Adi Sujatno, Sistem Pemsyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri, (Jakarta: Direktoran Jendral Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM RI), 2004. Hal. 22-23.
vi
memberikan sumbangan pemikiran pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya; dan {2} untuk menambah bahan referensi dan bahan masukan untuk penelitian selanjutnya, sedangkan secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan bahan informasi pemikiran dan pertimbangan bagi mahasiswa, aparat penegak hukum, dan pemerintah khususnya dalam pelaksanaan asimilasi narapidana Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris yaitu suatu jenis penelitian yang dilakukan dengan melakukan penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Mataran dan kemudian dikaitkan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, dengan metode pendekatan {a} Pendekatan Undang-Undang (Statute Approach) adalah pendekatan yang dilakukan dengan menelusuri Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, dan {b} Pendekatan Sosiologis (Sociological Approach) adalah Pendekatan yang dilakukan dengan melakukan studi kasus di Lembaga Pemasyarakatan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan asimilasi narapidana. II. PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Asimilasi Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Mataram Tahap asimilasi yang dilaksanakan pada LAPAS adalah bagian dari sistem pemasyarakatan. Pemikiran tentang teori dasar tujuan pemidanaan yang digunakan di dalam sistem pemasyarakatan secara umum juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tahap asimiliasi.
vii
Tahap asimilasi mengedepankan kepada tujuan akhir dari sistem pemasyarakatan yaitu agar narapidana dapat diterima kembali oleh masyarakat. Diselenggarakannya pembinaan terhadap narapidana adalah dalam rangka mencapai tujuan sistem pemasyarakatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Sebagaimana diketahui bahwa asimilasi merupakan kegiatan pembinaan narapidana dengan membaurkannya dalam kehidupan masyarakat dengan tujuan membangkitkan motivasi atau dorongan pada diri narapidana kearah pencapaian tujuan pembinaan yang diwujudkan melalui pembinaan sikap, mental, dan keagamaan. Tujuan asimilasi berikutnya yaitu memberi kesempatan kepada narapidana untuk pendidikan dan keterampilan guna mempersiapkan diri hidup mandiri di tengah masyarakat diwujudkan melalui kegiatan kerja produktif. Kegiatan ini berguna untuk menambah keterampilan narapidana sebagai modal mendapatkan pekerjaan setelah bebas. Dengan adanya kegiatan kerja produktif sebagai modal keterampilan, maka akan semakin memberikan kesiapan bagi narapidana untuk menjalani kehidupan setelah bebas. Pada Lembaga Pemasyarakatan Mataram upaya membangkitkan motivasi atau dorongan pada diri narapidana kearah pencapaian tujuan pembinaan didukung oleh perlakuan yang baik layaknya keluarga dari petugas Lembaga Pemasyarakatan Mataram kepada narapidana serta pendekatan secara personal kepada narapidana dengan memberikan
viii
masukan yang baik untuk membangkitkan motivasi dalam menjalankan kegiatan pembinaan. Selain itu narapidana juga diberikan kesempatan beribadah di luar LAPAS sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing. Setiap hari Sabtu pihak Lembaga Pemasyarakatan Mataram juga mengundang penceramah keagamaan untuk memberikan siraman rohani kepada narapidana sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing.2 Untuk pemberian pendidikan dan keterampilan pada Lembaga Pemasyarakatan Mataram dilaksanakan melalui kegiatan bengkel mebel dan pencucian motor yang berada di dalam lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Mataram. Pada bengkel mebel narapidana diberikan keterampilan membuat furniture seperti meja, kursi, lemari dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan pencucian motor, narapidana diberdayakan sebagai karyawan yang bertugas mencuci motor sehingga narapidana dapat berintegrasi langsung dengan masyarakat. Dengan kegiatan tersebut diharapan saat bebas kelak mereka memiliki tambahan keterampilan yang produktif guna menunjang kehidupan narapidana setelah bebas.3 Pada Pasal 7 huruf c Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI No. M.01.PK.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat disebutkan bahwa salah satu syarat 2
Wawancara dengan Kasubsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram, Soelistiyaningsih, SE, pada 29 Juni 2012. 3 Wawancara dengan Kasubsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram, Soelistiyaningsih, SE, pada 29 Juni 2012.
ix
administratif yang harus dipenuhi bagi narapidana yang mendapat kesempatan berasimilasi adalah surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian asimilasi. Namun di Lembaga Pemasyarakatan Mataram tidak ada narapidana yang akan mendapat kesempatan asimilasi diberitahukan sebelumnya tentang rencana tersebut kepada pihak Kejaksaan Negeri Mataram. Menurut Kasubsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan, Soelistiyaningsih, pihak Lembaga Pemasyarakatan
Mataram
hanya
menunggu
pemberitahuan
dari
Kejaksaan Negeri mengenai ada tidaknya perkara lain yang menjerat warga binaan di Lembaga Pemasyaratan Mataram. Jika tidak ada pemberitahuan dari Kejaksaan Negeri, maka narapidana yang dianggap telah
memenuhi
syarat
subtantif
pemberian
asimilasi
dapat
direkomendasikan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Mataram.4 Berikut adalah data narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram yang mendapat kesempatan berasimilasi dan cuti menjelang bebas Tahun 2011. Tabel 1 Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram Yang Menjalani Asimilasi dan Cuti Menjelang Bebas Tahun 2011 NO
Bulan
Asimilasi /orang
1
Januari
6
2
Februari
9
4
Tindak Pidana Yang Dilakukan 2 orang tindak pidana pencurian 3 orang tindak pidana narkotika 1 orang tidak pidana penganiayaan 2 orang tindak pidana korupsi 5 orang tindak pidana narkotika
Wawancara dengan Kasubsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram, Soelistiyaningsih, SE, pada 29 Juni 2012.
x
2 orang tindak pidana pencurian NO
Bulan
Asimilasi /orang
3
Maret
4
4
April
6
5
Mei
4
6
Juni
4
7
Juli
4
8
Agustus
4
9
September
4
10
Oktober
4
11
November
3
12
Desember
5
Tindak Pidana Yang Dilakukan 2 orang tindak pidana narkotika 2 orang tindak pidana asusila 3 orang tindak pidana pencurian 2 orang tindak pidana penganiayaan 1 orang tindak pidana narkotika 1 orang tindak pidana asusila 2 orang tindak pidana korupsi 1 orang tindak pidana pencurian 2 orang tindak pidana pencurian 1 orang tindak pidana narkotika 1 orang tidak pidana penganiayaan 4 orang tindak pidana narkotika 3 orang tindak pidana pencurian 1 orang tindak pidana narkotika 1 orang tindak pidana korupsi 2 orang tindak pidana KDRT 1 orang tindak pidana asusila 2 orang tindak pidana penganiayaan 2 orang tindak pidana narkotika 1 orang tindak pidana pencurian 1 orang tindak pidana asusila 1 orang tindak pidana narkotika 3 orang tindak pidana narkotika 2 orang tindak pidana penganiayaan
Jumlah 57 Sumber: Subsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram
Berikut data narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram yang menjalani asimilasi bulan Januari sampai dengan Juni 2012.
xi
Tabel 3 Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram Yang Menjalani Asimilasi dan Cuti Menjelang Bebas Tahun 2012 No
Bulan
Asimilasi/orang
Tindak Pidana Yang Dilakukan
1
Januari
6
3 orang tindak pidana pencurian 2 orang tindak pidana penganiayaan 1 orang tindak pidana narkotika
2
Februari
2
2 orang tindak pidana narkotika
3
Maret
2
4
April
5
No
Bulan
Asimilasi/orang
5
Mei
5
6
Juni
10
Jumlah
1 orang tindak pidana pencurian 1 orang tindak pidana penganiayaan 1 orang tindak pidana korupsi 2 orang tindak pidana pencurian 1 orang tindak pidana asusila 1 orang tindak pidana KDRT Tindak Pidana Yang Dilakukan 3 orang tindak pidana narkotika 2 orang tindak pidana pencurian 2 orang tindak pidana korupsi 1 orang tindak pidana asusila 4 orang tindak pidana pencurian 1 orang tindak pidana narkotika 2 orang tindak pidana penganiayaan 30
Sumber: Subsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram
Pada tabel 3 narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram yang menjalani asimilasi dari bulan Januari sampai dengan Juni 2012 adalah sejumlah 30 orang. Ada penurunan jumlah narapidana yang menjalani asimilasi dari 33 orang selama Januari – Juni 2011 menjadi 30 orang selama Januari – Juni 2012. Hal ini dikarenakan sebagian besar warga
xii
binaan Lembaga Pemasyarakatan Mataram belum menjalani ½ (setengah) dari masa pidananya dan tidak sedikit yang mendapat hukuman disiplin sehingga meskipun telah memenuhi ½ (setengah) atau ⅔ (dua per tiga) dari masa pidananya tetap tidak dapat diberi kesempatan berasimilasi karena dikenai hukuman disiplin.5 Narapidana yang mendapatkan kesempatan asimilasi dapat dicabut haknya jika:6 {a} Hidup secara tidak teratur, suka membuat onar, mabuk-mabukan, bermain judi, mengunjungi tempat mesum, menggangu ketentraman umum atau masyarakat; {b} Malas bekerja; {c} Bergaul dengan residivis; {d} Mengulangi tindak pidana; {e} Menimbulkan keresahan dalam masyarakat; {f}Melanggar tata tertib. Namun menurut keterangan Soelistiyaningsih belum pernah ada ijin asimilasi yang dicabut dari narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram.7 Narapidana yang menjalani asimilasi diawasi oleh petugas Pegawai Lembaga Pemasyarakatan. Dalam menjalankan tugasnya petugas Lembaga Pemasyarakatan dapat berpakaian preman, namun tetap dalam keadaan waspada. Hasil-hasil pengawasan dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan dengan menggunakan Formulir APC-06.
5
Wawancara dengan Kasubsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram, Soelistiyaningsih, SE, pada 29 Juni 2012. 6 Ibid 7 Ibid
xiii
B. Kendala-kendala
Dalam
Pelaksanaan
Asimilasi
di
Lembaga
Pemasyarakatan Mataram Tujuan akhir dari pembinaan narapidana dalam tahap asimilasi adalah agar narapidana dapat diterima dengan baik di lingkungan masyarakat. Setelah narapidana bebas dari menjalani hukumannya, maka ia akan dikembalikan lagi ke dalam lingkungan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut sangat penting sekali bagaimana peran LAPAS dalam menjadikan narapidana dapat diterima dan menyatu dengan lingkungannya secara baik dan tentunya dengan tidak melakukan kejahatan lagi. Namun dalam pelaksanaannya tentu ada kendala-kendala yang dihadapi.
Kasubsi
Binkemas
Asimilasi
Narapidana
Lembaga
Pemasyarakatan Mataram menyatakan ada 2 (dua) kendala utama yang menghambat kegiatan asimilasi narapidana yaitu: 8 1.
Lamanya pemberitahuan dari Kejaksaan Negeri mengenai ada tidaknya perkara lain yang menjerat narapidana. Lamanya pemberitahuan dari Kejaksaan Negeri mengenai ada tidaknya perkara lain yang melibatkan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Mataram berimbas pada terlambatnya pemberian rekomendasi pemberian ijin asimilasi bagi narapidana. Akibatnya lamanya masa asimilasi bagi narapidana juga berkurang. Selain itu, mereka yang seharusnya telah siap dikembalikan ke masyarakat
8
Wawancara dengan Kasubsi Binkemas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram, Soelistiyaningsih, SE, pada 17 Juli 2012.
xiv
menjadi rendah diri karena kesempatan berintegrasi langsung dengan masyarakat melalui asimilasi berkurang intensitasnya. 2.
Sikap tidak antusias dari narapidana dalam mengikuti kegiatan asimilasi. Untuk
pemberian
pendidikan
dan
keterampilan
pada
Lembaga Pemasyarakatan Mataram dilaksanakan melalui kegiatan bengkel mebel dan pencucian motor yang berada di dalam lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Mataram. Pada bengkel mebel narapidana diberikan keterampilan membuat furniture seperti meja, kursi, lemari dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan pencucian motor, narapidana diberdayakan sebagai karyawan yang bertugas mencuci motor sehingga narapidana dapat berintegrasi langsung dengan masyarakat. Dalam prosesnya, narapidana terlihat tidak antusias terhadap program-program kegiatan asimilasi yang telah dibuat oleh Lembaga Pemasyarakatan Mataram. Narapidana terkesan setengah hati mengikuti kegiatan pembinaan asimilasi berupa bengkel mebel dan pencucian motor.9 Berikut pendapat narapidana Terhadap Program Pembinaan Yang Dilaksanakan pada Lembaga Pemasyarakatan Mataram.
9
Wawancara dengan Petugas Pengawas Asimilasi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Mataram, M. Sahri, pada 17 Juli 2012.
xv
Tabel 5 Pendapat Narapidana Terhadap Program Pembinaan Yang Dilaksanakan pada Lembaga Pemasyarakatan Mataram No
Pendapat Narapidana
Jumlah
Persentase (%)
1
Bermanfaat sebagai bekal setelah bebas
12
80
2
Kurang bermanfaat
3
20
3
Tidak bermanfaat
0
0
15
100
Jumlah
Sumber: Penelitian Lapangan pada Lembaga Pemasyarakatan Mataram 3 (tiga) orang narapidana menyatakan bahwa program pembinaan yang diberikan terutama pelatihan keterampilan dirasa kurang bermanfaat. Alasannya adalah karena keterampilan membuat furniture telah mereka miliki sebelumnya, sementara itu usaha pencucian motor kurang memberikan keterampilan tambahan karena dirasa terlalu biasa dan tentu membutuhkan modal besar saat mereka bebas kelak dan ingin membuka usaha sejenis.10
10
Wawancara dengan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Mataram yang menjalani asimilasi, Nurdin, pada 17 Juli 2012.
xvi
III. PENUTUP A. Simpulan Dari uraian yang telah dikemukakan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan asimilasi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Mataram dilaksanakan melalui kegiatan bengkel mebel dan pencucian motor Narapidana yang mendapat ijin asimilasi pada tahun 2011 sebanyak 23 orang adalah narapidana tindak pidana narkotika, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 12 orang adalah narapidana tindak pidana pencurian, dengan lama masa asimilasi yang bervariasi sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM. 2. Kendala-kendala
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
asimilasi
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mataram adalah surat pemberitahuan dari Kejaksaan Negeri mengenai ada tidaknya tindak pidana lain yang melibatkan narapidana dan sikap tidak antusias dari narapidana dalam mengikuti kegiatan asimilasi.
B. Saran 1. Agar dapat berjalan lebih optimal, pelaksanaan asimilasi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mataram hendaknya kegiatan berupa pemberian keterampilan bagi narapidana lebih bervariasi sehingga narapidana lebih antusias dalam mengikuti program yang ada.
xvii
2. Agar pelaksanaan asimilasi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Mataram lebih lancar hendaknya surat pemberitahuan dari Kejaksaan Negeri mengenai ada tidaknya tindak pidana lain yang melibatkan narapidana
dapat
disiasati
dengan
cara
pihak
Lembaga
Pemasyarakatan Mataram yang lebih aktif bersurat terlebih dahulu kepada Kejaksaan Negeri mengenai rencana pemberian asimilasi narapidana.
xviii
Daftar Pustaka
A. Buku, Majalah, dan Artikel Anwar, Yesmil dan Adang, Sistem Peradilan Pidana (Konsep, Komponen, & Pelaksanaannya Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia. 2009. Bandung: Widya Padjadjaran. Arief, Barda Nawawi dan Muladi, Teori-Teori Dan Kebijakan Pidana, (Bandung: Alumni), 1992. Armasanthi, Ni Wayan. 2011. Perlindungan Hukum Narapidana Wanita Dalam Sistem Pemasyarakatan, Denpasar: Universitas Udayana. Atmasasmita, Romli. 1996. Beberapa Catatan Pemasyarakatan, Bandung: Rineka.
Isi
Naskah
RUU
-------------------------------. 1996. Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System):Perspektif Eksistensialisme Dan Abolisionisme, Jakarta: Bina Cipta. Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia. 2004. Buku Pedoman Hak Asasi Manusia Bagi Tahanan Dan Narapidana, Jakarta: Departemen Hukum dan HAM RI. Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan Departemen Kehakiman. 1997. Sejarah Pembentukan UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Jakarta: Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan Departemen Kehakiman. Hamzah, Andi, Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita). 1993 Kehakiman, Departemen. 1990. Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan, Jakarta: Departemen Kehakiman. Lamintang, P.A.F dan Theo . 2010. Hukum Penitensier Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Sinar Grafika. Muladi, Lembaga Pidana Bersyarat, (Bandung: PT. Alumni), 2004. Poernomo, Bambang. 1986. Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan, Yogyakarta; Liberty.
xix
Priyatno Dwidja. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama. Sahetapy , J.E., Suatu Studi Khusus Mengenai Ancaman Pidana Mati Terhadap Pembunuhan Berencana, (Jakarta: Rajawali). 1982 Samosir, Djisman. 1982. Fungsi Pidana Penjara Dalam Sistem Pembinaan Narapidana di Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita. Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Ed. I, Cet Ke-4, (Bandung: PT. Alumni), 2010. Sujatno, Adi. 2004. Sistem Pemasyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri, Jakarta: Direktorat Jendral Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM RI. Weda, Made Darma. 1996. Kriminologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. B. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas PP Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.01.PK.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : E.06-PK.04.10 TAHUN 1992 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat dan Cuti Menjelang Beba.
C. Internet
xx
Tholib, Pemberdayaan Lapas Terbuka Sebagai Wujud Pelaksanaan Community Based Corrections Di Indonesia, Dikutip dari http://www.ditjenpas.go.id, Diakses pada tanggal 15 Juli 2012.