Pelaksanaan Asesmen untuk .... (Fithroh Roshinah) 1156
PELAKSANAAN ASESMEN UNTUK LAYANAN PENDIDIDKAN ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF ASSESSMENT FOR AUTISTIC EDUCATION SERVICE IN SEKOLAH KHUSUS AUTIS BINA ANGGITA YOGYAKARTA Oleh: Fithroh Roshinah, Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan asesmen untuk layanan pendidikan anak autis di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah tim asesmen di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan yaitu panduan wawancara dan panduan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi, bahan referensi, serta member check. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: 1) pelaksanaan asesmen di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta terbagi ke dalam tiga tahapan yaitu a) persiapan, meliputi: koordinasi dengan orangtua, persiapan guru pengampu dan instrumen; b) pengumpulan data asesmen, mencakup metode dan instrumen yang digunakan; dan c) tindak lanjut hasil asesmen mencakup: penyusunan profil asesmen, case conference dan penyusunan PPI; 2) tim asesmen menghadapi beberapa kendala baik yang muncul dari orangtua, siswa, tim asesmen, maupun dalam teknis pelaksanaannya; 3) beberapa upaya yang dilakukan meliputi; komunikasi dengan orang tua, melakukan sharing antar anggota tim asesmen, melakukan pembagian tugas antar anggota tim asesmen, melakukan diskusi secara internal, dan memberikan asesmen berulang. Kata kunci: asesmen, layanan pendidikan, anak autis Abstract
This study aims to described the implementation of assessment for autistic education service in Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta. This research used a type of descriptive research. The subject of this research was a team of assessment in Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta year 2015/2016. Data collection techniques were used i.e. interview and documentation. The instruments used, interview guide and documentation guide. Technique of data analysis used a model of the Miles and Huberman consists of three stages, data reduction, data display, and conclusion. Testing the validity of the data used the test of credibility with triangulation, reference materials, and member check. Based on the research results obtained: 1) the implementation of the assessment in Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta is divided into three stages, namely a) preparations, including: coordination with parents, preparation the teacher and instruments; b) assessment data collection, including methods and instruments used; and c) follow-up results of assessment include: the preparation of the profile assessment, case conference and the preparation of PPI; 2) assessment team faced several obstacles that arise from either parent, student, team assessment, technical as well as in its implementation; 3) some efforts made include; communication with parents, doing the sharing between assessment team members, doing the division of tasks between members of the team assessment, conduct discussions internally, and gives a repeated assessment. Keywords: assessment, education services, autistic children
1157 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
PENDAHULUAN Anak autis adalah seorang anak yang
layanan individual. Oleh sebab itu perlu adanya
mengalami
yang
informasi secara keseluruhan tentang individu
mempengaruhi kemampuan otak dan berdampak
autis tersebut untuk dapat mengetahui dan
pada area komunikasi, interaksi sosial, serta
memberikan layanan pendidikan yang tepat dan
perilaku.
Association
sesuai dengan kebutuhan anak autis. Kegiatan
(APA) (1987) menekankan tiga kunci dalam
pengumpulan informasi tersebut dengan kegiatan
istilah autism. Pertama, seorang anak yang
asesmen.
gangguan
American
neurologis
Psychiatric
suatu kegiatan yang cermat untuk menggali
Asesmen
mengalami kegagalan dalam menjalin suatu
dalam
pendidikan
anak
hubungan pertemanan. Kedua, seorang anak yang
berkebutuhan khusus adalah suatu proses yang
mengalami
melibatkan pengumpulan informasi tentang siswa
kegagalan
dalam
pengembangan yang
untuk tujuan membuat keputusan. Informasi yang
mengalami gejala perilaku repetitif (Naila Rashid,
dikumpulkan berupa kekuatan dan kebutuhan
2012:
mempunyai
siswa dalam semua bidang (Salvia & Ysseldyke,
karakteristik yang berbeda dengan gangguan
2007; Friend & Bursuck, 2006; dalam Pierangelo
lainnya seperti tunagrahita, dan lain sebagainya.
& Giuliani, 2013: 4). Hasil dari asesmen tersebut
Sehingga anak autis memerlukan layanan yang
dijadikan sebagai landasan dalam membuat
dapat membantunya berkembang secara optimal.
penempatan dan penyusunan program pendidikan
bahasa.
Ketiga
34).
yaitu
Gangguan
seorang
tersebut
anak
Salah satu layanan yang dapat diberikan
bagi anak autis. Oleh sebab itu pelaksanaan
kepada anak autis adalah layanan pendidikan.
asesmen menjadi suatu kegiatan penting yang
Layanan pendidikan merupakan suatu hak yang
harus
harus didapatkan oleh anak autis khususnya.
pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kondisi
Sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun
serta kebutuhan anak autis.
dilakukan
Fakta
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5
untuk
yang
pemberian
terjadi
di
layanan
lapangan
(Kopendium Indonesia, 2010) bahwa warga
pelaksanaan asesmen adakalanya tidak sesuai
negara yang memiliki kelanian fisik, emosional,
seperti yang diharapkan. Seperti halnya temuan
mental,
awal di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
intelektual,
dan/atau
sosial
berhak
Yogyakarta menunjukkan beberapa permasalahan
memperoleh pendidikan khusus. Kebutuhan layanan pendidikan anak autis
yaitu pemahaman mengenai prosedur asesmen
yang terpenuhi diharapkan dapat mencapai suatu
belum dikuasai oleh guru yang baru mengajar.
kemandirian hidup sehingga anak autis dapat
Selain
berpartisipasi secara optimal dalam kehidupan
pelaksanaan asesmen untuk layanan pendidikan
bermasyarakat. Menurut Tjutju Soendari (2009:
anak autis di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
1). Hal yang menjadi karakteristik layanan
Yogyakarta.
pendidikan anak autis salah satunya adalah
itu,
belum
diketahui
secara
rinci
Berdasarkan permasalahan di atas, pada
pada
penelitian ini difokuskan pelaksanaan asesmen
kebutuhan anak atau layanan yang berfokus pada
untuk layanan pendidikan anak autis di Sekolah
layanan
pendidikan
yang
mengacu
Pelaksanaan Asesmen untuk .... (Fithroh Roshinah) 1158
Khusus Autis Bina Anggita belum diketahui
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
secara rinci.. Oleh sebab itu peneliti akan meneliti
Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta yang
bagaimana pelaksanaan asesmen untuk layanan
bertempat
pendidikan anak autis di Sekolah Khusus Autis
Banguntapan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Bina
Waktu penelitian ini dilakukan bulan Maret
Anggita
dilakukan
Yogyakarta. untuk
Penelitian
mengetahui
ini dan
mendeskripsikan proses pelaksanaan asesmen
di
Jalan
Kanoman
Tegalpasar,
sampai Mei 2016. Subjek Penelitian
untuk layanan pendidikan anak autis yang
Subjek penelitian ini adalah tim asesmen
dilakukan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
yang meliputi beberapa guru yang memiliki masa
Yogyakarta. Setelah mengetahui proses asesmen
kerja 16 tahun dan berpengalaman dalam bidang
yang dilakukan diharapkan dapat membantu
penanganan anak autis. Tim asesmen tersebut
berbagai pihak dalam memahami proses asesmen
terdiri dari kepala sekolah, guru wali kelas, guru
sehingga dapat memberikan program layanan
bidang kesiswaan, serta guru bidang kurikulum.
pendidikan yang dapat mengembangkan potensi
Tim asesmen tersebut merupakan tim yang
anak autis secara optimal.
melakukan kegiatan pelaksanaan asesmen untuk layanan pendidikan anak autis di Sekolah Khusus
METODE PENELITIAN
Autis Bina Anggita Yogyakarta.
Jenis Penelitian Penelitian
ini
penelitian
deskriptif.
merupakan
jenis
menggunakan Penelitian
penelitian
jenis
deskriptif
yang
berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi subjek sesuai dengan apa adanya (Best, dalam Hamid, 2011: 145). Penelitian deskriptif digunakan untuk mengungkapkan proses pelaksanaan asesmen untuk layanan pendidikan anak autis di Sekolah Khusus
Autis
Bina
Anggita
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data bersifat
deskriptif
yang
dilakukan
dengan
menghimpun data dari berbagai sumber mengenai pelaksanaan asesmen untuk layanan pendidikan anak
autis.
Penggunaan
metode
deksriptif
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam dan analisis dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa panduan wawancara dan panduan dokumentasi. Teknik Keabsahan Data dan Analisis Data Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi, bahan referensi, dan member check. Teknis Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
diharapkan data yang diperoleh lebih lengkap, kredibel,
dan
bermakna
sehingga
penelitian dapat tercapai. Waktu dan Tempat Penelitian
tujuan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Asesmen di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta merupakan kegiatan yang
Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5Oktober No 11 Tahun 1159 4 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Edisi 2016 2016
harus ditegakan terutama di sekolah khusus autis.
Yogyakarta dapat dibagi ke dalam tiga tahapan
Pernyataan tersebut ditekankan oleh guru senior
utama yaitu persiapan pelaksanaan asesmen,
selaku (koordinator tim asesmen) dan guru wali
pelaksanaan pengumpulan data asesmen, serta
kelas selaku (tim pelaksana) yang menjelaskan
tindak lanjut hasil pelaksanaan asesmen untuk
bahwa pentingnya dilakukan asesmen untuk
layanan pendidikan anak autis di Sekolah Khusus
mengetahui serta menggali kemampuan dasar
Autis Bina Anggita Yogyakarta. Ketiga tahapan
siswa autis untuk kemudian dijadikan sebagai
tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
landasan pembuatan program pembelajaran serta
Persiapan Asesmen
penempatan kelas yang sesuai dengan kebutuhan
Hal
pertama
yang
dilakukan
dalam
siswa autis. Tujuan pelaksanaan asesmen di
pelaksanaan asesmen untuk layanan pendidikan
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta,
anak autis di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
sebagaimana yang dijelaskan tim asesmen adalah
Yogyakarta
untuk mengetahui serta menggali lebih dalam
asesmen. Persiapan asesmen
kelebihan dan kekurangan siswa autis serta
seorang siswa baru diterima di Sekolah Khusus
potensi yang masih dimiliki oleh siswa autis.
Autis Bina Anggita Yogyakarta. Siswa baru
Setelah diketahuinya kebutuhan siswa autis
tersebut tentunya sudah mempunyai diagnosa
tersebut maka dapat ditentukan program serta
atau keterangan yang menerangkan bahwa dia
penempatan kelas yang sesuai dengan kondisi
mengalami gangguan autisme.
siswa autis.
adalah
melakukan
persiapan
dimulai ketika
Persiapan yang dilakukan saat akan
Alur pelaksanaan asesmen di Sekolah
melaksanakan asesmen adalah tim asesmen
Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta dapat
melakukan koordinasi dengan orangtua siswa
dilihat melalui skema berikut ini.
baru.
Individu Autis
Asesmen (kemampuan bahasa & komunikasi, motorik, interaksi sosial dan emosi, kemandirian, dan pre akademik.
Bentuk
koordinasi
tersebut
berupa
wawancara dengan orangtua terkait kondisi siswa autis. Selain itu, orangtua mengisi formulir terkait identitas siswa yang sudah disediakan oleh tim asesmen. Berdasarkan koordinasi tersebut tim
Pembuatan keputusan oleh tim asesmen (case conference)
Kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan anak autis (profil asesmen)
asesmen dapat mengetahui informasi awal siswa autis yang berkenaan tentang riwayat kesehatan anak, riwayat kelahiran anak, serta kemampuan
Perumusan program (PPI/IEP)
Pelaksanaan program pembelajaran
dasar anak. Persiapan
selanjutnya
adalah
mempersiapkan guru yang akan mengampu siswa Evaluasi
autis Skema Pelaksanaan Asesmen untuk Layanan Pendidikan Anak Autis di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta.
tersebut.
Guru
bidang
kesiswaan
berkoordinasi dengan guru bidang ketenagaan untuk
menentukan
guru
pengampu.
Guru
Mencermati skema di atas, pelaksanaan
pengampu merupakan guru yang bertanggung
asesmen di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
jawab terhadap siswa autis tersebut dimulai dari
Pelaksanaan Asesmen untuk .... (Fithroh Roshinah) 1160
pengumpulan data awal asesmen sampai proses
autis di bidang pendidikan termasuk pengarahan
pembelajaran selama dua semester. Penentuan
tentang pelaksanaan asesmen. Psikolog berperan
guru pengampu tersebut dilihat dari situasi dan
untuk menggali informasi siswa autis yang terkait
keadaan guru tersebut. Hal ini berdasarkan sistem
dengan sisi psikologis.
yang diterapkan di Sekolah Khusus Autis Bina
Pengumpulan Data Asesmen
Anggita Yogyakarta yaitu sistem one-on-one
Tahapan
pengumpulan
data
asesmen
yang mempunyai makna satu guru satu murid
dalam penelitian ini adalah suatu tahapan dimana
dalam
Guru
guru pengampu mulai melakukan pengumpulan
pengampu yang ditunjuk oleh tim asesmen
data tentang kemampuan siswa autis setelah
kemudian diberikan dokumen instrumen asesmen
dilakukan
untuk melakukan pengumpulan data siswa autis
Pelaksanaan
baru yang diampunya.
siswa autis dilakukan di ruang kelas. Guru
pelaksanaan
pembelajaran.
persiapan
oleh
pengumpulan
tim data
asesmen. kemampuan
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
pengampu menggunakan beberapa metode dalam
mempunyai struktur asesmen tersendiri. Struktur
pengumpulan data kemampuan siswa autis.
tim asesmen tersebut disusun pada tahun ajaran
Metode
2015/2016. Tim asesmen Sekolah Khusus Autis
pengampu
Bina Anggita Tahun Ajaran 2015/2016 meliputi
dokumentasi, observasi, serta perlakuan.
yayasan,
kepala
sekolah,
koordinator
yang
biasa
adalah
digunakan
oleh
guru
metode
wawancara,
tim
Metode wawancara dilakukan pada saat
asesmen, psikolog, pedagog, dan tim pelaksana.
siswa autis baru diterima di Sekolah Khusus
Pelaksanaan asesmen di Sekolah Khusus Autis
Autis Bina Anggita. Tim asesmen melakukan
Bina Anggita berada di bawah naungan sebuah
wawancara dengan orangtua untuk menggali data
yayasan. Kepala Sekolah dalam struktur tim
tentang identitas siswa serta kemampuan dasar
asesmen berperan sebagai penanggung jawab
awal siswa. Setelah melakukan wawancara siswa
pemantau pelaksanaan asesmen. Pemantauan
autis baru mulai dilakukan observasi oleh guru
pelaksanaan asesmen yang dilakukan oleh kepala
pengampu.
sekolah berupa pengecekan terhadap dokumen
pengamatan terhadap aspek-aspek kemampuan
asesmen yang diberikan oleh tim asesmen.
yang sudah tertera pada alur pelaksanaan asesmen
Guru
pengampu
melakukan
Koordinator tim asesmen bertugas untuk
dan dokumen instrumen asesmen. Di samping
mengakomodir jalannya pelaksanaan asesmen.
guru pengampu melakukan pengamatan, guru
Koordinator tim asesmen juga merupakan salah
pengampu juga memberikan perlakuan atau
satu guru senior yang sudah berpengalaman di
intervensi
bidang penanganan anak autis khususnya bidang
kemampuan yang dimiliki oleh siswa autis
asesmen.
Sekolah
tersebut. Pengumpulan data lewat dokumentasi
Khusus Autis Bina Anggita terdiri dari guru
dilakukan apabila siswa autis tersebut merupakan
bidang kurikulum, guru bidang ketenagaan, serta
siswa pindahan. Guru pengampu dapat melihat
guru bidang kesiswaan. Pedagog berperan untuk
dokumen-dokumen berupa rapor serta buku
memberi pengarahan terkait penanganan anak
pelajaran dari sekolah sebelumnya.
Tim
pelaksana
asesmen
untuk
mengetahui
sejauh
mana
1161 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
Berdasarkan digunakan
metode-metode
tersebut,
asesmen
menyebutnya
dengan
istilah
case
pengampu
conference. Case conference merupakan suatu
menggunakan dokumen instrumen yang sudah
forum dimana tim asesmen, guru pengampu,
disiapkan oleh tim asesmen. Dokumen instrumen
psikolog, pedagog beserta orangtua berkumpul
asesmen tersebut berupa form tabel yang terdiri
bersama untuk mendiskusikan hasil pengumpulan
dari kolom aspek kemampuan yang diasesmen
data asesmen yang telah dilakukan sehingga
serta kolom informasi tertutup dan terbuka.
didapatkan beberapa saran dan rekomendasi
Kolom informasi tertutup ditunjukkan dengan
untuk perumusan program pembelajaran untuk
kemampuan
siswa.
“dapat/tidak
guru
yang
dapat”,
sedangkan
kolom informasi terbuka ditunjukkan dengan
Pelaksanaan case conference di Sekolah
kolom “keterangan”. Instrumen asesmen di
Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta belum
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita meliputi
dapat menghadirkan anggota tim asesmen secara
beberapa
dan
lengkap. Hal tersebut disebabkan oleh kendala
komunikasi, motorik, interaksi sosial dan emosi,
waktu dari masing-masing anggota tim asesmen
kemandirian, dan pre akademik.
terutama pedagog dan psikolog yang mengalami
Tindak Lanjut Hasil Asesmen
kesulitan menentukan waktu yang sesuai untuk
aspek,
Pelaksanaan
yaitu:
aspek
asesmen
bahasa
tidak
terhenti
sampai pada pengumpulan data siswa. Setelah
duduk bersama secara intensif membahas data hasil asesmen.
pengumpulan data dilakukan, guru pengampu
Salah satu upaya yang dilakukan oleh tim
menyusun profil asesmen. Profil asesmen di
asesmen menghadapi kesulitan tersebut adalah
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita merupakan
dengan menyimpulkan secara internal dalam
hasil dari asesmen yang dilakukan. Profil
artian hanya berdiskusi dengan anggota tim lain
asesmen mempunyai format yang sama dengan
dari bidang kurikulum, kesiswaan, ataupun
instrumen asesmen. Profil asesmen tersebut
ketenagaan. Jadi, belum melibatkan psikolog dan
merupakan instrumen asesmen yang sudah terisi
pedagog. Setelah tim internal menyimpulkan
berdasarkan perlakuan dan pengamatan yang
hasil asesmen, hasil asesmen tersebut kemudian
dilakukan oleh guru pengampu untuk mengetahui
dikonsultasikan dengan psikolog dan pedagog.
kemampuan siswa autis. Profil asesmen tersebut
Pertemuan dengan psikolog khususnya, guru
dilengkapi dengan tanda tangan orangtua/wali,
bidang kesiswaan (tim pelaksana asesmen) harus
kepala sekolah, dan guru pengampu.
melakukan konfirmasi dengan psikolog terlebih
Berdasarkan
profil
asesmen
tersebut,
dahulu untuk penjadwalan konsultasi terkait hasil
dapat diketahui gambaran kekuatan, kelemahan,
asesmen siswa autis. Konsultasi yang dilakukan
serta kebutuhan pendidikan siswa autis. Profil
oleh tim asesmen dengan psikolog juga harus
asesmen yang disusun oleh guru pengampu
dihadiri oleh orangtua siswa tersebut.
kemudian didiskusikan bersama tim asesmen.
Hasil dari diskusi yang dilakukan oleh tim
Kegiatan diskusi tersebut dilakukan untuk
asesmen berupa saran dan rekomendasi kemudian
membahas hasil pengumpulan data asesmen, tim
dijadikan bahan untuk perumusan Program
Pelaksanaan Asesmen untuk .... (Fithroh Roshinah) 1162
Pembelajaran Individual (PPI) atau Individualized
Pelaksanaan asesmen di Sekolah Khusus
Educational Program (IEP). PPI/IEP di Sekolah
Autis juga melibatkan peran orangtua siswa.
Khusus Autis Bina Anggita merupakan suatu
Dalam hal ini keterlibatan orangtua yang lebih
rancangan program pembelajaran yang disusun
intens akan memaksimalkan perolehan data yang
berdasarkan
tersebut
lengkap. Orangtua siswa autis dilibatkan pada
digunakan sebagai acuan kegiatan pembelajaran
proses awal asesmen, yaitu pada saat persiapan
siswa autis selama 3 bulan. Beberapa poin yang
asesmen berlangsung. Orangtua siswa autis
terdapat dalam PPI/IEP di Sekolah Khusus Autis
memberi informasi awal mengenai kondisi siswa
Bina Anggita Yogyakarta meliputi: 1) identitas
autis melalui metode wawancara yang dilakukan
siswa; 2) hasil asesmen/gambaran umum; 3)
oleh tim asesmen. Pada saat pengumpulan
fokus perhatian; 4) kemampuan saat ini; 5) tujuan
asesmen, orangtua siswa autis belum dilibatkan.
jangka panjang; 6) tujuan jangka pendek; 7)
Setelah
bentuk kegiatan/tindakan,
selesai, tim asesmen akan melakukan diskusi lagi
hasil
asesmen.
PPI
8) materi/media; 9)
waktu pelaksanaan dan; 10) penanggung jawab. Langkah selanjutnya yang dilakukan guru pengampu
setelah
disusun
PPI/IEP
adalah
menyusun sebuah rancangan pembelajaran yang disebut
sebagai
Rancangan
proses
pengumpulan
data
asesmen
dengan orangtua untuk membahas hasil asesmen yang telah dilakukan. Kendala yang Muncul dalam Pelaksanaan Asesmen
Program
Pelaksanaan
asesmen
untuk
layanan
Pembelajaran (RPP). Selanjutnya guru pengampu
pendidikan anak autis di Sekolah Khusus Autis
melaksanakan program pembelajaran yang telah
Bina Anggita Yogyakarta tidak jarang menemui
disusunnya melalui RPP. Guru pengampu akan
beberapa kendala. Kendala yang muncul pada
melakukan evaluasi pembelajaran setiap tiga
saat pelaksanaan asesmen dapat dikategorikan
bulan
sebagai berikut.
dan
membuat
laporan
hasil
dari
pelaksanaan program yang telah dilakukan.
Kendala dari Orangtua
Pelaksanaan asesmen merupakan proses
Kendala yang muncul dari orangtua
yang dilakukan berkelanjutan. Tim asesmen di
berupa
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta
pelaksanaan asesmen. Sikap tersebut ditunjukkan
masih berencana untuk melakukan asesmen
dengan terlalu over protektif terhadap anak
lanjutan bagi siswa lama, sehingga pelaksanaan
sehingga
asesmen di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
asesmen, kurang keterbukaan orangtua terhadap
Yogyakarta belum terlaksana. Oleh sebab itu,
pemberian informasi awal mengenai kemampuan
guru pengampu dalam menentukan program
awal, hilangnya komunikasi (lost contact) dengan
pembelajaran selanjutnya tidak didasarkan pada
orangtua, kurang obyektifnya orangtua dalam
asesmen
tetapi
mengisi deskripsi kemampuan awal siswa, serta
didasarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan
kurang dapat memberikan waktu luang dalam
melalui UTS dan UAS.
pelaksanaan asesmen.
secara
komprehensif,
akan
sikap
kurang
menghambat
Kendala dari Siswa
kooperatif
pengumpulan
dalam
data
1163 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
Kendala yang muncul dari siswa berupa perilaku siswa seperti tantrum yang muncul saat
Upaya Mengatasi Kendala yang Muncul dalam Pelaksanaan Asesmen
pelaksanaan pengumpulan data asesmen. perilaku tersebut
muncul
beradaptasinya
siswa
dikarenakan terhadap
belum lingkungan
Berdasarkan kendala yang muncul pada saat
pelaksanaan
asesmen
untuk
layanan
pendidikan anak autis di Sekolah Khusus Autis
dimana siswa tersebut diasesmen, kondisi anak
Bina
yang mengantuk saat diasesmen, dan anak yang
melakukan beberapa upaya untuk menangani
terkadang tidak masuk saat asesmen. Kondisi
kendala tersebut. Upaya yang dilakukan adalah
siswa
sebagai berikut.
tersebut
menyebabkan
tim
asesmen
kesulitan mengumpulkan data asesmen karena
Anggita
Yogyakarta.
Tim
asesmen
Upaya Mengatasi Kendala dari Orangtua
harus menyesuaikan dengan kondisi siswa autis
Upaya yang dilakukan oleh tim asesmen
terlebih dahulu, sehingga pelaksanaan asesmen
dalam menangani kendala dari orangtua adalah
menjadi tertunda.
melakukan komunikasi dengan orangtua siswa
Kendala dari Tim Asesmen
autis. Komunikasi yang dilakukan adalah untuk
Kendala yang muncul dari tim asesmen
menjelaskan bahwa keterlibatan orangtua sangat
berupa manajemen waktu pelaksanaan asesmen.
diharapkan dalam pelaksanaan asesmen untuk
Tim asesmen mengalami kesulitan mengatur
siswa autis untuk menghasilkan perolehan data
waktu dalam pengumpulan data asesmen. Hal
yang lengkap.
tersebut
Upaya Mengatasi Kendala dari Siswa
disebabkan
karena
tim
asesmen
mempunyai kewajiban sebagai guru pengampu
Upaya yang dilakukan tim asesmen dalam
siswa autis lain dan juga tim asesmen mempunyai
menangani kendala yang muncul dari siswa
kegiatan di luar yang tidak bisa ditinggalkan
adalah melakukan sharing antar anggota tim
sehingga menjadi kendala dalam pengumpulan
asesmen untuk menghadapi kondisi siswa autis.
data asesmen.
Selain itu tim asesmen dan guru pengampu
Kendala dalam teknis pelaksanaan
melakukan kembali pelaksanaan pengumpulan
Kendala yang muncul dalam teknis pelaksanaan berupa pelaksanaan case conference
data asesmen yang tertunda. Upaya Mengatasi Kendala dari Tim Asesmen
yang belum dapat menghadirkan anggota tim
Upaya yang dilakukan oleh tim asesmen
asesmen secara lengkap disebabkan kendala
adalah melakukan pembagian tugas antar anggota
waktu dari masing-masing anggota tim asesmen
tim. Pembagian tugas tersebut dilakukan untuk
terutama pedagog dan psikolog yang mengalami
membantu guru pengampu dalam pengumpulan
kesulitan menentukan waktu yang sesuai untuk
data asesmen siswa autis.
duduk bersama secara intensif membahas data
Upaya Mengatasi Kendala dalam Teknis
hasil asesmen siswa autis. Kendala lainnya adalah
Pelaksanaan Asesmen
kurang terungkapnya data asesmen siswa autis
Upaya yang dilakukan oleh tim asesmen
dikarenakan munculnya perilaku ekstrem siswa
melakukan diskusi secara internal antar anggota
autis pada setelah asesmen dilakukan.
tim asesmen, setelah itu bila ada waktu
Pelaksanaan Asesmen untuk .... (Fithroh Roshinah) 1164
dijadwalkan untuk konsultasi dengan psikolog
asesmen. Hal ini berbeda dengan pemaparan dari
dan pedagog. Selain itu, upaya yang dilakukan
Nani Triani (2012: 15) bahwa tahap awal yang
dalam mengatasi kendala kurang terungkapnya
harus dilakukan adalah identifikasi. Mumpuniarti,
data asesmen adalah tim asesmen melakukan
dkk (2014: 8) menjelaskan identifikasi dilakukan
observasi kembali untuk mengungkap data yang
ketika guru kelas menemukan masalah dengan
belum terungkap pada saat asesmen berlangsung
siswa dan jika guru kelas tidak dapat mengatasi
dan memberikan program tambahan.
masalah
tersebut
maka
Pembahasan
(pengalihtanganan)
ke
Pelaksanaannya
lapangan
Berdasarkan
hasil
penelitian
tujuan
di
diperlukan
referal
guru
khusus.
anak
sudah
autis
yang
pelaksanaan asesmen di Sekolah Khusus Autis
teridentifikasi
Bina
untuk
dibuktikan dengan diagnosa dari medis atau
mengetahui serta menggali lebih dalam kekuatan
psikolog dan langsung ditangani oleh guru
dan kelemahan siswa autis serta potensi yang
khusus.
Anggita
Yogyakarta
adalah
masih dimiliki siswa autis. Setelah diketahuinya
sebagai
Metode
yang
siswa
digunakan
dalam
kebutuhan siswa autis tersebut maka dapat
pelaksanaan pengumpulan data asesmen di
ditentukan program serta penempatan pendidikan
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita adalah
yang sesuai dengan kondisi anak. Hal tersebut
metode wawancara, dokumentasi, perlakuan, dan
sesuai
National
pengamatan (observasi). Wawancara dilakukan
Information Center for Children and Youth
untuk mengetahui riwayat kondisi anak serta
Disabilities (Pierangelo & Giuliani, 2013: 6)
kemampuan
yang
Pengamatan
dengan
penuturan
menjelaskan
bertujuan
bahwa
untuk
dari
proses
mendapatkan
asesmen
yang dan
masih intervensi
dimiliki
anak.
dilakukan
guru
informasi
pengampu terhadap aspek-aspek kemampuan
mengenai kemampuan yang dimiliki siswa,
yang sudah tertera pada alur pelaksanaan asesmen
hambatan yang dihadapi siswa, menentukan
dan dokumen instrumen asesmen. Dokumentasi
program yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
dilakukan apabila siswa tersebut merupakan
menentukan program pembelajaran individual,
siswa pindahan, maka perlu untuk mengetahui
serta menentukan program pendidikan anak.
kemampuan siswa di sekolah sebelumnya dengan
Keterlaksanaan asesmen untuk layanan
melihat dokumen siswa berupa rapor atau buku
pendidikan anak autis di Sekolah Khusus Autis
pelajaran. Pemaparan tersebut sedikit berbeda
Bina Anggita dapat dibagi ke dalam tiga tahapan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lerner
yaitu: persiapan asesmen, pelaksanaan asesmen,
J dalam Mumpuniarti (2014) bahwa terdapat
dan tindak lanjut hasil asesmen. Persiapan yang
beberapa metode pengumpulan data selama
dilakukan
adalah
proses asesmen berlangsung antara lain: 1)
berkoordinasi dengan orangtua, mempersiapkan
sejarah kasus atau wawancara, 2) observasi
guru yang akan mengampu anak autis tersebut,
perilaku anak, 3) rating scale, 4) penelusuran
serta menyiapkan form-form instrumen yang akan
kasus, dan 5) tes terstandar. Pelaksanaanya di
digunakan dalam proses pengumpulan data
lapangan pengumpulan data asesmen di Sekolah
oleh
tim
ahli
asesmen
1165 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta tidak menggunakan rating scale dan tes terstandar. Instrumen
yang
dalam
yang tersusun dalam struktur tim asesmen SLB
pengumpulan data asesmen di Sekolah Khusus
Bina Anggita tahun pelajaran 2015/2016. Tim
Autis Bina Anggita adalah instrumen yang berupa
asesmen tersebut terdiri dari yayasan, kepala
form untuk menggali data tentang kemampuan
sekolah, koordinator tim asesmen (guru senior),
anak di bidang komunikasi dan bahasa, motorik,
tim pelaksana (guru bidang kurikulum, guru
interaksi sosial dan emosi, kemampan bina diri
kesiswaan,
dan kemampuan pre akademik. Hal tersebut
psikolog serta paedagog. Penentuan tim asesmen
sedikit berbeda dengan pendapat Ysseldyke &
tersebut didasarkan pada kemampuan guru yang
Algozzine (2006) dalam Mumpuniarti, dkk
mumpuni
(2014) yang memaparkan tentang beberapa
mengasesmen anak autis. Selain itu tim asesmen
informasi yang dapat diperoleh guru berdasarkan
juga melibatkan partisipasi aktif dari orangtua.
observasi
Hal
perilaku
kemampuan
digunakan
mempunyai tim multidisipliner atau tim asesmen
anak
intelektual,
antara 2)
lain:
1)
kemampuan
dan
di
bidang
bidang
tersebut
penjelasan
guru
tidak
dari
menangani
jauh
Developmental
Services
beradaptasi,
multidisipliner
merupakan
perkembangan
bahasa,
6)
serta
berbeda
California
akademik, 3) kepekaan sensori, 4) kemampuan 5)
ketenagaan),
dengan
Departemen
(2002)
bahwa
komponen
of tim
yang
perkembangan psikologis, dan 7) perkembangan
penting dalam proses asesmen terutama dalam
perseptual motor. Hal serupa juga dipaparkan
proses
oleh Yosfan Azwandi (2005: 58) mengenai
multidisipliner sangat penting untuk mendapatkan
sasaran
adalah
pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu tentang
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anak di
perkembangan anak. Pierangelo & Giuliani
bidang: kognitif, motorik halus, motorik kasar,
(2009) menambahkan bahwa anggota dari tim
bahasa
sosial,
multidisipliner seringkali terdiri dari dari guru
kemampuan bantu diri, penglihatan, pendengaran,
reguler, psikolog sekolah, evaluator pendidikan
nutrisi, dan otot-otot mulut. Instrumen asesmen
khusus,
yang digunakan di lapangan terdapat beberapa
komunikasi, terapis okupasi dan fisik, pekerja
aspek yang tidak diungkap dalam instrumen
sosial, konselor, orangtua, dan perawat sekolah.
asesmen di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
Setiap anggota mempunyai peranan yang berbeda
Yogyakarta seperti aspek kepekaan sensori (yang
tergantung pada sekolah masing-masing.
dari
dan
digunakan
asesmen
anak
komunikasi,
untuk
autis
interaksi
mengetahui:
kemampuan
asesmen
guru
Setelah
anak
autis.
khusus,
Adanya
terapis
pengumpulan
data
tim
spesialis
asesmen
pendengaran, penglihatan, perabaan, penciuman,
selesai, guru pengampu menyusunprofil asesmen.
dan perasa), perkembangan psikologis, serta
Profil asesmen tersebut memuat identitas siswa,
kemampuan beradaptasi. Aspek perkembangan
kemampuan yang dimiliki siswa autis, kelemahan
psikologis langsung ditangani oleh ahli psikolog
yang dihadapi siswa autis, serta strategi intervensi
yang bekerjasama dengan Sekolah Khusus Autis
yang
Bina Anggita Yogyakarta.
Penjelasan tersebut sedikit berbeda dengan
berupa
kesimpulan
dan
rekomendasi.
Pelaksanaan Asesmen untuk .... (Fithroh Roshinah) 1166
pendapat dari Nani Triani (2012: 75) bahwa
bersangkutan dapat menyusun PPI/IEP. PPI/IEP
Setelah semua data yang diperlukan diperoleh,
tersebut memuat: 1) identitas siswa; 2) hasil
selanjutnya tim asesmen melakukan penafsiran
asesmen/gambaran umum; 3) fokus perhatian; 4)
terhadap hasil olahan data tersebut. langkah
kemampuan saat ini; 5) tujuan jangka panjang; 6)
selanjutnya
tujuan
adalah
menyimpulkan
dengan
jangka
pendek;
7)
bentuk
menyusun laporan hasil asesmen berupa profil
kegiatan/tindakan,
anak. California Departement of Developmental
pelaksanaan dan; 10) penanggung jawab. Hal
Services (2002) menambahkan laporan yang
tersebut sedikit berbeda dengan pendapat Nani
dibuat harus spesifik, menggambarkan semua
Triani (2012: 24) bahwa setelah mengetahui hasil
informasi
dan
asesmen maka dapat dilakukan penyusunan PPI.
asesmen
PPI anak autis dirumuskan dengan melakukan
intervensi,
penyesuaian antara capaian yang diharapkan dari
pelaksanaan program, dan gaya belajar. Pada
kurikulum dengan kemampuan yang dimiliki
profil asesmen di Sekolah Khusus Autis Bina
siswa berdasarkan hasil asesmen. PPI anak autis
Anggita Yogyakarta terdapat beberapa aspek
memuat tujuan jangka panjang dan jangka
yang tidak tercakup di dalamnya, yaitu: informasi
pendek, metode atau strategi pembelajaran,
mengenai pengujian asesmen kebutuhan lebih
materi pembelajaran, aktivitas pembelajaran,
lanjut, pelaksanaan program, dan gaya belajar.
serta evaluasi. Namun pada dokumen PPI/IEP di
yang
mencakup:
kebutuhan
anak,
kebutuhan
lebih
kekuatan
pengujian lanjut,
dan
strategi
Lamgkah selanjutnya setelah diperoleh hasil asesmen berupa profil asesmen, tim asesmen
8) materi/media; 9) waktu
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita tidak mencantumkan poin evaluasi di dalamnya.
mengadakan forum diskusi (case conference) secara internal antar anggota tim asesmen
SIMPULAN DAN SARAN
(koordinator tim asesmen dan tim pelaksana
Simpulan
asesmen)
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, dapat
untuk
mendiskusikan
hasil
pengumpulan data asesmen. Hal tersebut sesuai
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
dengan
oleh
1. Pelaksanaan asesmen Sekolah Khusus Autis
Mumpuniarti, dkk (2014) yaitu pada tahap
Bina Anggita Yogyakarta terbagi ke dalam
selanjutnya, setelah dilakukan identifikasi dan
tiga tahapan yaitu: persiapan pelaksanaan
pengumpulan data asesmen selesai, kemudian
asesmen, pengumpulan data asesmen, serta
diadakan pertemuan untuk membuat rancangan
tindak
Program Pembelarajan Individual (PPI) yang
pelaksanaan asesmen meliputi: tim asesmen
dilakukan oleh kepalas sekolah, guru kelas, dan
melakukan koordinasi dengan orangtua siswa
guru
untuk
autis, tim asesmen mempersiapkan guru
diperlukan
pengampu siswa autis dan mempersiapkan
penjelasan
khusus.
memberikan
yang
Penentuan layanan
dipaparkan
kelayakan
khusus
berdasarkan hasil diskusi tim asesmen.
dan
guru
pengampu,
maka
hasil
asesmen.
Persiapan
instrumen asesmen yang akan digunakan
Berdasarkan diskusi yang dilakukan tim asesmen
lanjut
guru
oleh guru pengampu dan tim asesmen. Pengumpulan data asesmen dilakukan oleh
1167 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016
tim asesmen melalui metode wawancara,
melakukan pembagian tugas antar anggota
dokumentasi, perlakuan, dan pengamatan.
tim asesmen; d) melakukan diskusi secara
Instrumen asesmen meliputi beberapa aspek
internal antar anggota tim asesmen; e) tim
kemampuan
yang
asesmen melakukan observasi kembali dan
kemampuan
bahasa
motorik,
di
interaksi
asesmen dan
yaitu:
komunikasi,
sosial
dan
emosi,
kemampuan bina diri, dan kemampuan pre akademik. Tindak lanjut hasil asesmen yang dilakukan
oleh
tim
asesmen
meliputi:
memberikan program tambahan; Saran 1) Praktisi pendidikan a. Praktisi
pendidikan
dalam
melaksanakan asesmen disarankan
menyusun profil asesmen, melakukan diskusi
untuk
secara
hasil
kemampuan yang diasesmen berupa
Program
kemampuan kepekaan sensori serta
internal
asesmen,
untuk
dan
membahas
menyusun
Pembelajaran Individual (PPI/IEP).
dapat
menambah
aspek
kemampuan beradaptasi.
2. Kendala yang muncul saat pelaksanaan
b. Praktisi
pendidikan
dalam
asesmen untuk layanan pendidikan anak autis
melaksanakan asesmen disarankan
di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita yaitu:
untuk
a)
conference setelah pengumpulan data
orangtua
belum
kooperatif
dalam
dapat
melakukan
case
pemberian informasi awal mengenai kondisi
selesai
dan kemampuan dasar siswa autis; b) kondisi
evaluasi. sehingga dapat mengetahui
siswa autis yang masih dalam penyesuaian
kebutuhan
pada saat pengumpulan data kemampuan
mendalam.
siswa autis; c) terkendala waktu dalam pengumpulan
data
anak
pelaksnaan
autis
secara
c. Praktisi pendidikan disarankan untuk dapat mengikuti pelatihan terutama
asesmen; d) pelaksanaan case conference
pelatihan terkait pelaksanaan asesmen
yang
untuk
terlaksana
oleh
setelah
tim
belum
asesmen
dan
secara
baik
siswa
autis,
agar
dapat
kemampuan
yang
disebabkan belum dapat duduk bersama
meningkatkan
dengan psikolog dan pedagog; e) kurang
profesional dalam menangani anak
terungkapnya data asesmen siswa.
autis.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang muncul saat pelaksanaan
2) Peneliti selanjutnya. Peneliti
selanjutnya
disarankan
asesmen untuk layanan pendidikan anak autis
untuk menggali informasi terkait sistem
di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita yaitu:
manajerial pelaksanaan asesmen untuk
a) tim asesmen melakukan komunikasi
layanan pendidikan anak autis.
dengan orangtua siswa; b) tim asesmen dan guru pengampu melakukan sharing dan
DAFTAR PUSTAKA
melakukan
California Departemen of Developmental Service.(2002).Autism Spectrum Disorders:
kembali
pengumpulan
data
asesmen yang tertunda; c) tim asesmen
Pelaksanaan Asesmen untuk .... (Fithroh Roshinah) 1168
Best Practice Guidelines for Screening, Diagnosis and Assessment. Diakses dari http://www.dds.ca.gov/Autism/docs/ ASD_Best_Practice2002.pdf pada tanggal 15 Februari 2016 pukul 19.38 WIB Hamid Darmadi.(2011).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Kopendium Indonesia.(2010).Perjanjian, Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak Untuk Kualitas Pendidikan Dalam Cara Inklusif.Edisi Keempat. Diakses dari http://www.idpeurope.org/docs/Compendium_Indonesia_i ndonesia_4.pdf pada tanggal 13 Februari 2016 pukul 08.54 WIB Mumpuniarti, dkk.(2014).Peningkatan Ketrampilan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus untuk Guru Sekolah Luar Biasa.Laporan Program Pengabdian Pada Masyarakat. Fakultas Ilmu Pendidikan.Universitas Negeri Yogyakarta. Naila Rashid.(2012).Assessment of Stress and Coping of Parents of Disabled Children: Parental Stress and Coping of Children with Disabilities. Germany: LAP LAMBERT Academic Publishing. Nani Triani.(2012).Panduan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: PT Luxima Metro Media
Pierangelo, Roger & Guiliani, George A.(2009).Assesment in Special Education: a Practical Approach. 4th Edition. United States of America: Pearson Pierangelo, Roger & Guiliani, George A.(2013).Assesment in Special Education: a Practical Approach. 4th Edition. Singapore: Pearson Education South Asia Tjutju Soendari.(2009).Asesmen sebagai Dasar Penyusunan Program Intervensi Anak Berkebutuhan Khusus.Makalah.Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEN D._LUAR_BIASA/195602141980032TJUTJU_SOENDARI/Makalah/Asesmen_ _makalah_.pdf pada tanggal 8 November 2015 pukul 15.50 WIB Yosfan Azwandi.(2005).Mengenal dan Membantu Penyandang Autisme.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional