JIMT Vol. 14 No. 1 Juni 2017 (Hal 1 - 10) ISSN
: 2450 β 766X
PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-BUSUR BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER π³π (π; π; π) DAN π³π (π; π, π; π) Nurjana1, I W. Sudarsana2, dan Resnawati3 1,2,3
Program Studi Matematika Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Jalan Sukarno-Hatta Km. 9 Palu 94118, Indonesia
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT A bijection π: π βͺ πΈ β {1, 2, 3, β¦ , π£ + π} is called an b-edge consecutive edge-magic total labeling (b-edge consecutive EMT labeling) of πΊ with vertices π£ and edges π if π is an edge-magic total labeling of πΊ and π(πΈ) = {π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π}, with 0 β€ π β€ π£. If a connected graph G has b-edge consecutive EMT labeling with π β {1,2,3, β¦ , π£ β 1} then G is a tree. Lobster is one of tree that consists of a single path, where which every vertex has distance at most t from the vertices in the main path, with t is an integer. Furthermore, an investigation will be conducted about b-edge consecutive EMT labeling on lobster πΏπ (2; π; π‘) and πΏπ (2; π, π ; π‘) for π β₯ 1; π, π β₯ 2; and π‘ β₯ 2. The results show that lobster πΏπ (2; π; π‘) and πΏπ (2; π, π ; π‘) for π β₯ 1; π, π β₯ 2; and π‘ β₯ 2 have b-edge consecutive EMT labelings. Keywords
: B-Edge Consecutive Edge-Magic Total Labeling, Lobster Graph.
ABSTRAK Suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β {1, 2, 3, β¦ , π£ + π} disebut suatu pelabelan total busur-ajaib b-busur berurutan (PTBA b-busur berurutan) dari πΊ yang memiliki banyaknya titik π£ dan banyaknya sisi π jika π adalah suatu pelabelan total busur-ajaib dari πΊdan π(πΈ) = {π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π}, 0 β€ π β€ π£. Jika graf terhubung G mempunyai PTBA b-busur berurutan dengan π β {1,2,3, β¦ , π£ β 1} maka G adalah suatu graf pohon. Graf lobster merupakan salah satu graf pohon yang terdiri dari satu lintasan, dimana setiap simpul memiliki jarak paling banyak t terhadap titik-titik di lintasan utama, dengan t adalah suatu bilangan bulat. Selanjutnya, akan dilakukan investigasi mengenai PTBA b-busur berurutan pada graf lobster πΏπ (2; π; π‘) dan graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) untuk π β₯ 1; π, π β₯ 2; dan π‘ β₯ 2.Hasil yang diperoleh adalah grafl obster πΏπ (2; π; π‘)dan graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) untuk π β₯ 1; π, π β₯ 2; dan π‘ β₯ 2memiliki PTBA b-busurberurutan. Kata Kunci
: Graf Lobster, Pelabelan Total Busur Ajaib B-busur Berurutan.
1
I.
PENDAHULUAN 3.1.
Latar Belakang Teori graf adalah cabang kajian yang mempelajari sifat-sifat graf. Secara umum, suatu
graf πΊ adalah pasangan himpunan (π(πΊ), πΈ(πΊ)) dengan π(πΊ) yang merupakan himpunan titik yang tak kosong dan πΈ(πΊ) yang merupakan himpunan sisi (pasangan elemen) dari π.Salah satu materi graf yang berkembang dan mendapat perhatian khusus adalah pelabelan graf. Pelabelan pada suatu graf adalah pemetaan bijektif yang memasangkan unsur-unsur graf (simpul atau busur) dengan bilangan bulat positif. Jika domain dari pelabelan adalah himpunan simpul, maka pelabelannya disebut pelabelan simpul ( vertex labeling), sedangkan jika domain dari pelabelan adalah himpunan busur, maka pelabelannya disebut pelabelan busur (edge labeling). Jika domain dari pelabelan adalah gabungan himpunan simpul dan busur, maka pelabelannya disebut pelabelan total ( total labeling). Kini sudah banyak jenis pelabelan graf yang telah dikembangkan, diantaranya pelabelan gracefull, pelabelan total tak beraturan, pelabelan ajaib, pelabelan anti ajaib, dan pelabelan total super ajaib. Dalam pelabelan total super ajaib, dikenal pula pelabelan total simpul ajaib dan pelabelan total busur ajaib, serta pelabelan berurutan yang merupakan pengembangan dari pelabelan total super ajaib itu sendiri. Konsep penelitian mengenai pelabelan total busur ajaib semakin berkembang, sehingga Sugeng dan Miller [4] mengkaji dan memperkenalkan istilah pelabelan total busurajaib busur berurutan. Suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β {1, 2, 3, β¦ , π£ + π} disebut suatu pelabelan total busur-ajaib b-busur berurutan (PTBA b-busur berurutan) dari πΊ jika π adalah suatu pelabelan total busur-ajaib dari πΊ dan π(πΈ) = {π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π}, 0 β€ π β€ π£. Jika suatu graf memiliki PTBA b-busur berurutan maka banyak maksimum busur pada πΊ adalah π£ β 1 atau dengan kata lain π β€ π£ β 1. Jika suatu graf terhubung πΊ mempunyai PTBA
b-busur berurutan dengan π β {1, 2, 3, β¦ , π£ β 1} maka πΊ adalah suatu graf pohon. Penelitian mengenai graf pohon terus berkembang, salah satunya diperkenalkan oleh Khan, Pal, dan Pal [1] yaitu graf lobster. Dalam paper Khan, Pal, dan Pal [1] mengatakan bahwa graf lobster adalah graf pohon yang terdiri dari satu lintasan (dengan panjang maksimum) dimana setiap simpul memiliki jarak paling banyak t terhadap lintasan utama, dengan t adalah suatu bilangan bulat. Dalam graf lobster, jarak yang dimaksud adalah jarak antara simpul lain dengan simpul terdekat pada lintasan. Kemudian adapula penelitian mengenai PTBA b-busur berurutan pada suatu graf G, penelitian ini juga telah banyak dilakukan. Sehingga Rachmawati [2] melakukan penelitian mengenai PTBA b-busur berurutan pada graf Lobster πΏπ (2; π) dan πΏπ (2; π, π ) dengan π‘ = 2.
2
3.2.
Rumusan Masalah Bagaimana memperoleh pelabelan total busur-ajaib busur-berurutan (PTBA b-busur
berurutan) pada graf Lobster πΏπ (2; π; π‘) dan graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘)untuk π‘ β₯ 2. 3.3.
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah memperoleh pelabelan total busur-ajaib busur-berurutan
(PTBA b-busur berurutan) pada graf Lobster yaitu graf Lobster πΏπ (2; π; π‘)dan graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) untuk π‘ β₯ 2. 3.4.
Manfaat Penelitian Adapun Manfaat yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:
1.
Sebagai tambahan informasi dan wawasan pengetahuan tentang pelabelan total busur-ajaib busur-berurutan pada graf Lobster
2.
Sebagai bahan kepustakaan yang dijadikan sarana pengembangan wawasan keilmuwan khususnya di jurusan matematika pada mata kuliah teori graf dan pelabelan graf.
3.5. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pelabelan total busur-ajaib busur-berurutan khususnya pada graf Lobster πΏπ (2; π; π‘) untuk π‘ β₯ 2,dan graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) untuk π‘ β₯ 2. II.
METODE PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
a.
Memulai penelitian.
b.
Melakukan studi literatur dengan mengumpulkan materi dari buku-buku, artikel dan jurnal yang didapat dari perpustakaan dan perpustakaan online.
c.
Menotasikan simpul pada Graf Lobster πΏπ (2; π; π‘)dan Graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘).
d.
Mendefinisikan fungsi pelabelan simpul.
e.
Menunjukkan label-label simpul merupakan gabungan dari 2 himpunan bilangan berurutan.
f.
Menunjukkan himpunan π = {π(π₯) + π(π¦)|π₯π¦ β πΈ} membentuk himpunan bilangan bulat positif berurutan.
g.
Menunjukkan Graf Lobster πΏπ (2; π; π‘)dan Graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) merupakan PTBA b-busur berurutan dengan konstanta ajaib π = π + π + π€.
h.
Menyimpulkan hasil penelitian.
3
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum disajikan hasil penelitian ini, terlebih dahulu diberikan Lemma danTeorema-teorema
penting yang telah ditemukan sebelumnya yang akan digunakan untuk membuktikan hasil baru dalam penelitian ini. Teorema-teorema tersebut adalah: Lemma 3.1 Suatu graf πΊ dengan π£ simpul dan π busur adalah suatu graf busur ajaib b-busur berurutan jika dan hanya jika terdapat suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β {1, 2, 3, β¦ , π£ + π} sedemikian
sehingga
π(π) = {1,2,3, β¦ , π£ + π} β {π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π}, 0 β€ π β€ π£
dan
himpunan π = {π(π₯) + π(π¦)|π₯π¦ β πΈ} terdiri dari e bilangan bulat positif berurutan. (Silaban & Sugeng, [3]). Teorema 3.1 Setiap graf busur-ajaib b-busur berurutan mempunyai pelabelan simpul busur antiajaib. Teorema 3.2 Dual dari pelabelan total busur-ajaib b-busur berurutan untuk suatu graf G adalah suatu pelabelan total busur ajaib (π£ β π) -busur berurutan. Teorema 3.3 Jika suatu graf terhubung G mempunyai pelabelan total busur-ajaib b-busur berurutan dengan π β {1, 2, 3, β¦ , π£ β 1} maka G adalah suatu graf pohon. 3.1.
PTBA b-Busur Berurutan pada Graf Lobster π³π (π; π; π) Graf lobster πΏπ (2; π; π‘), adalah graf lobster teratur dengan π menyatakan banyak
simpul pada lintasan, 2 menyatakan banyak simpul berjarak 1 dari setiap simpul lintasan, r menyatakan banyak daun pada simpul terjauh dari setiap simpul lintasan dan t menyatakan panjang maksimum (jarak) dari simpul lintasan. 1
u1t v13
v1tr
v12
u12
u1tr
u13
1 2t
v11
C1
u11 u2t
u2t1 u2t2
...
v2t
...
v v2t2
u1t1 u1t2
...
v1t
...
v1t 2 v1t
v2tr
v23
v22
u22
u2tr
u23
1
v3t v21
v3t2
C2
u3t1 u3t2
u21
...
u3t
...
v3t v3t r
v33
v32
u32
u3tr
u33
vnt1 v31
C3
u31 unt
vnt r
unt1 unt2
...
vnt
...
vnt2
vn3
vn2
un2 vn1
Cn
un3
untr
un1
Gambar 1 : Penotasian simpul pada graf lobster πΏπ (2; π; π‘) 4
Banyaknya simpul pada graf lobster πΏπ (2; π; π‘) adalah π£ = 2ππ + 2ππ‘ β π = π(2π + 2π‘ β 1) dan banyaknya busur adalah π = 2ππ + 2ππ‘ β π β 1 = π(2π + 2π‘ β 1) β 1. Teorema 3.1.1. Setiap graf Lobster πΏπ (2; π; π‘) memiliki PTBA b-Busur Berurutan dengan πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π‘ + 2π β 1 , π = ganjil, t = ganjil 2 πβ1 π= (2π + 2π‘ β 1) + π‘ , π = ganjil, t = genap 2 π (2π + 2π‘ β 1) , π = πππππ { 2 Bukti: Berikan label simpuldari graf lobster πΏπ (2; π; π‘) masing β masing pada t ganjil dan t genap sebagai berikut : Label simpul pada t ganjil : πβ1 π‘+π (2π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘+πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π£ππ ) = π π‘+π π + (2π + 2π‘ β 1) β π β ( ) + 1 , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘+πβ1 (2π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π genap, π β πΌ, π β π { 2 2 .......................................................................................................... (1) πβ1 π‘βπ (2π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘βπβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π’ππ ) = π π‘βπ π + (2π + 2π‘ β 1) β π β ( ) + 1 , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘βπβ1 (2π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π genap, π β πΌ, π β π {2 2 .......................................................................................................... (2) πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π , π ganjil, π β πΌ, π β π
π(π£ππ ) = { 2 π π + (2π + 2π‘ β 1) β 2π β π‘ + π + 1 , π genap, π β πΌ, π β π
2 .......................................................................................................... (3) πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π + π‘ + π β 1 , π ganjil, π β πΌ, π β π
π(π’ππ ) = { 2 π π + (2π + 2π‘ β 1) β π + π , π genap, π β πΌ, π β π
2 .......................................................................................................... (4) πβ1 π‘β1 (2π + 2π‘ β 1) + ( π+ )+1 , π ganjil, π β πΌ 2 2 π(ππ ) = { π π‘β1 (2π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π β πΌ 2 2 .......................................................................................................... (5) 5
Label simpul pada t genap : πβ1 π‘+πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘+π (2π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π£ππ ) = π π‘+πβ1 π + (2π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘+π (2π + 2π‘ β 1) β π β ( )+1 , π genap, π genap, π β πΌ, π β π {2 2 .......................................................................................................... (6) πβ1 π‘βπβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘βπ (2π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π’ππ ) = π π‘βπβ1 π + (2π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘βπ (2π + 2π‘ β 1) β π β ( )+1 , π genap, π genap, π β πΌ, π β π { 2 2 .......................................................................................................... (7) πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π π+ , π ganjil, π β πΌ, π β π
2 π(π£ππ ) = { π (2π + 2π‘ β 1) β 2π β π‘ + π + 1 , π genap, π β πΌ, π β π
2 .......................................................................................................... (8) π(π’ππ ) = {
π+
πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π + π‘ + π β 1 , π ganjil, π β πΌ, π β π
2
π (2π + 2π‘ β 1) β π + π , π genap, π β πΌ, π β π
2 .......................................................................................................... (9)
πβ1 π‘ (2π + 2π‘ β 1) + π + ( ) π+ , π ganjil, π β πΌ 2 2 π(ππ ) = { π π‘ (2π + 2π‘ β 1) β π β ( ) + 1 , π genap, π β πΌ 2 2 .......................................................................................................... (10) Dengan label tersebut diperoleh : 3π(2π + 2π‘ β 1) + 2π β 1 π = {3π(2π + 2π‘ β 1) β 2π + 1 3π(2π + 2π‘ β 1)
3.2.
, ,
π = ganjil, t = ganjil π = ganjil, t = genap , π = πππππ
PTBA b-Busur Berurutan pada Graf Lobster π³π (π; π, π; π) Graf lobster πΏπ (2; π, π ; π‘), adalah graf lobster teratur dengan π menyatakan banyak
simpul pada lintasan, 2 menyatakan banyak simpul berjarak 1 dari setiap simpul lintasan, r menyatakan banyak daun pada simpul terjauh dari simpul lintasan pada simpul pertama, s 6
menyatakan banyak daun pada simpul terjauh dari simpul lintasan pada simpul kedua dan t menyatakan panjang maksimum (jarak) dari simpul lintasan. 1
u1t
u1t1 u1t2 u1t3
...
v1t
...
v1t v1t2
v13
v1tr
v12
u12
u1tr
u13
1 2t
v v2t2
v11
C1
u11
...
u2t
...
v2t
u2t1 u2t2 u2t3
v2tr
v23
v22
u22
u2tr
u23
1
v3t v21
v3t2
C2
u21
u3t1 u3t2 u3t3
...
u3t
...
v3t
v3t r
v33
v32
u32
u3tr
u33
1 nt
v31
C3
u31
vnt r
unt
unt1 unt2 unt3
...
vnt
...
v vnt2
vn3
vn2
un2 vn1
Cn
un3
untr
un1
Gambar 2 : Penotasian simpul pada graf lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) Banyaknya simpul pada graf lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) adalah π£ = ππ + ππ + 2ππ‘ β π = π(π + π + 2π‘ β 1) dan banyaknya busur adalah π = ππ + ππ + 2ππ‘ β π β 1 = π(π + π + 2π‘ β 1) β 1. Teorema 3.2 Setiap graf Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) memiliki PTBA b-Busur Berurutan dengan
Bukti:
πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π + π + π‘ β 1 2 πβ1 π= (π + π + 2π‘ β 1) + π‘ 2 π (π + π + 2π‘ β 1) { 2
,
π = ganjil, t = ganjil
,
π = ganjil, t = genap , π = πππππ
Berikan label simpul dari graf lobster πΏπ (2; π, π ; π‘) masing β masing pada t ganjil dan t genap sebagai berikut : Label simpul pada t ganjil : πβ1 π‘+π (π + π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘+πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π£ππ ) = π π‘+π π + (π + π + 2π‘ β 1) β π β ( ) + 1 , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘+πβ1 (π ) , π genap, π genap, π β πΌ, π β π { 2 + π + 2π‘ β 1) β ( 2 .......................................................................................................... (11)
7
πβ1 π‘βπ (π + π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘βπβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π’ππ ) = π π‘βπ π + (π + π + 2π‘ β 1) β π β ( ) + 1 , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘βπβ1 (π ) , π genap, π genap, π β πΌ, π β π { 2 + π + 2π‘ β 1) β ( 2 .......................................................................................................... (12) π(π£ππ )
π(π’ππ )
πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π , π ganjil, π β πΌ, π β π
={ 2 π π + (π + π + 2π‘ β 1) β π β π β π‘ + π + 1 , π genap, π β πΌ, π β π
2 .......................................................................................................... (13) πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π + π‘ + π β 1 , π ganjil, π β πΌ, π β π
={ 2 π π + (π + π + 2π‘ β 1) β π + π , π genap, π β πΌ, π β π
2 .......................................................................................................... (14)
πβ1 π‘β1 (π + π + 2π‘ β 1) + ( π+ )+1 , π ganjil, π β πΌ 2 2 π(ππ ) = { π π‘β1 (π + π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π β πΌ 2 2 .......................................................................................................... (15) Label simpul pada t genap: πβ1 π‘+πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘+π (π + π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π£ππ ) = π π‘+πβ1 π + (π + π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘+π (π , π genap, π genap, π β πΌ, π β π { 2 + π + 2π‘ β 1) β π β ( 2 ) + 1 .......................................................................................................... (16) πβ1 π‘βπβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π‘ β ( ) , π ganjil, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 πβ1 π‘βπ (π + π + 2π‘ β 1) + π + π‘ β ( π+ ) , π ganjil, π genap, π β πΌ, π β π 2 2 π(π’ππ ) = π π‘βπβ1 π + (π + π + 2π‘ β 1) β ( ) , π genap, π ganjil, π β πΌ, π β π 2 2 π π‘βπ (π , π genap, π genap, π β πΌ, π β π { 2 + π + 2π‘ β 1) β π β ( 2 ) + 1 .......................................................................................................... (17) πβ1
(π + π + 2π‘ β 1) + π π+ , π ganjil, π β πΌ, π β π
2 π(π£ππ ) = { π (π + π + 2π‘ β 1) β π β π β π‘ + π + 1 , π genap, π β πΌ, π β π
2
.......................................................................................................... (18) 8
π(π’ππ )
πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π + π‘ + π β 1 , π ganjil, π β πΌ, π β π
π+ 2 ={ π (π + π + 2π‘ β 1) β π + π , π genap, π β πΌ, π β π
2 .......................................................................................................... (19)
πβ1 π‘ (π + π + 2π‘ β 1) + π + ( ) π+ , π ganjil, π β πΌ 2 2 π(ππ ) = { π π‘ (π + π + 2π‘ β 1) β π β ( ) + 1 , π genap, π β πΌ 2 2 .......................................................................................................... (20) Dengan label tersebut diperoleh :
3π(π + π + 2π‘ β 1) + π + π β 1 π = {3π(π + π + 2π‘ β 1) β π β π + 1 3π(π + π + 2π‘ β 1) IV.
, , ,
π = ganjil, t = ganjil π = ganjil, t = genap π = πππππ
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk graf lobster
πΏπ (2; π; π‘) dan πΏπ (2; π, π ; π‘) memiliki PTBA b-busur berurutan. Hasil-hasil yang diperoleh diberikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 1 : PTBA b-busur berurutan pada graf lobster Graf
Lobster πΏπ (2; π; π‘)
Lobster πΏπ (2; π, π ; π‘)
b
k
πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π‘ + 2π β 1 2
3π(2π + 2π‘ β 1) + 2π β 1
πβ1 (2π + 2π‘ β 1) + π‘ 2 π (2π + 2π‘ β 1) 2 πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π + π + π‘ 2 β1 πβ1 (π + π + 2π‘ β 1) + π‘ 2 π (π + π + 2π‘ β 1) 2
3π(2π + 2π‘ β 1) β 2π + 1 3π(2π + 2π‘ β 1) 3π(π + π + 2π‘ β 1) + π +π β1
Keterangan
n ganjil t ganjil n ganjil t genap n genap n ganjil t ganjil n ganjil
3π(π + π + 2π‘ β 1) β π βπ +1
t genap
3π(π + π + 2π‘ β 1)
n genap
9
DAFTAR PUSTAKA [1]
Khan, N., Pal, A., & Pal, M., 2009, Edge Colouring of Cactus Graphs.
[2]
Rachmawati, Syarifani., Pelabelan Total Busur-Ajaib B-Busur-Berurutan (PTBA B-Busur
Berurutan) Pada Graf Lobster πΏπ (2; π) Dan πΏπ (2; π, π ), 2012, FMIPA UI, Depok. [3]
Silaban, D. R, & Sugeng, K. A., Pelabelan Total Busur Berurutan Busur Ajaib Pada Graf
Terhubung Bukan Graf Pohon, 2010. [4]
Sugeng, K.A., & Miller, M., 2008, On Consecutive Edge Magic Total Labeling Of Graph, Journal Of Discrete Algoritms.
10