UNIVERSITAS INDONESIA
PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-BUSUR BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER SEMI TERATUR π³π (π, π; π, π) DAN π³π (π, π; π, π)
SKRIPSI
SRI WAHYUNI WULANDARI 0806325756
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JUNI 2012
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-BUSUR BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER SEMI TERATUR π³π (π, π; π, π) DAN π³π (π, π; π, π)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains
SRI WAHYUNI WULANDARI 0806325756
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JUNI 2012
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Sri Wahyuni Wulandari
NPM
: 0806325756
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 13 Juni 2012
iii Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh Nama
: Sri Wahyuni Wulandari
NPM
: 0806325756
Program Studi : Matematika Judul Skripsi
: Pelabelan Total Busur Ajaib b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π )
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk meraih gelar Sarjana Sains pada Program Studi S1 Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dra. Denny R. Silaban, M.Kom Penguji
: Prof. Dr. Djati Kerami
Penguji
: Dra. Nora Hariadi, M.Si
Penguji
: Dr. Alhaji Akbar B., M.Sc
Ditetapkan di : Depok Tanggal : Juni 2012
iv Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis sadar bahwa penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada : 1) Dra. Denny R. Silaban, M.Kom selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan masukan-masukan yang berguna bagi penyelesaian penulisan tugas akhir ini; 2) Dra. Netty Sunandi, M.Si selaku pembimbing akademis penulis selama menjalani masa perkuliahan; 3) Dosen pengajar Departemen Matematika Universitas Indonesia, Dr. Kiki Ariyanti S, Dra. Nora Hariadi, M.Sc, Dra. Siti Aminah, M.Kom, Prof. Dr. Djati Kerami, dan lain-lain yang telah memberikan saran dan kritik selama masa skripsi; 4) Keluarga penulis, yaitu ibu, kakak-kakak, keponakan-keponakan, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan bantuan dan dukungannya baik berupa doβa ataupun moral; 5) Seluruh karyawan Departemen Matematika Universitas Indonesia, yaitu mba Santi, pak Saliman, dan lain-lain yang telah memberi bantuan dalam urusan administrasi dan penyediaan perlengkapan penunjang saat skripsi; 6) Teman-teman SMP penulis, yaitu Dona, Mariana, Winarti, Awan, Dharma, dan Ino yang telah memberikan persahabatan yang indah dalam kehidupan penulis dan juga selalu memberikan dukungan, doβa serta perhatian dan kerinduan bagi penulis sehingga penulis dapat bersemangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini;
v Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
7) Kedua temanku Siti Nurul Kania dan Wuri Listyarini yang telah berbagi halhal menarik yang sama-sama kita sukai mulai dari drama, komik, dan terutama persahabatan sebagai teman sebangku penulis semasa SMA; 8) Teman-teman SMA penulis, yaitu Satrio, Srunny, Subkhi, Saphie, Memed, Lintang, Veli, dan Wulan yang bersedia berkumpul bersama disaat liburan. Penulis berharap dapat berkumpul lagi dengan kalian semua; 9) Teman terdekat di angkatan 2008, Dian Nurhayati, terima kasih karena selama ini sudah menemani dan membantu semasa kuliah dan skripsi; 10) Teman-teman SP fungsi kompleks, Isyah Dianora M., Novikasari, dan Uci Lestiana yang sudah sama-sama berbagi keceriaan saat menonton dan mengunduh drama-drama Korea; 11) Teman-teman satu kelompok bimbingan, Fani dan Arief terima kasih selama in sudah banyak memberi dukungan, semangat, bantuan, dan sarannya. Semoga di masa depan kita dapat menjadi orang yang sukses; 12) Semua angkatan 2008 yang lain, Asri, Nadia, Uchi, Yulial, Siwi, Maulia, Anisah, Dhila, Ifah, Nita, Kiki, Citra, Ega, Sita, Ines, Cindy, Hindun, Mei, Resti, May, Olin, Risya, Tuti, Dhewe, Numa, Ade, Agnes, Dhea, Luthfa, Janu, Eka, Ica, Emy, Yulian, dan lain-lain terima kasih atas dukungan dan semangat dari kalian. Momen-momen bersama kalian semua adalah hal yang sangat berharga;
Penulis juga ingin mengucapkan terima ksih kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
2012
vi Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah in: Nama : Sri Wahyuni Wulandari NPM : 0806325756 Program Studi : Sarjana Departemen : Matematika Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul: Pelabelan Total Busur Ajaib b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ) Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Tanggal : 13 Juni 2012 Yang menyatakan
(Sri Wahyuni Wulandari)
vii Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
ABSTRAK Nama
: Sri Wahyuni Wulandari
Program studi : Matematika Judul
: Pelabelan Total Busur Ajaib b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ π, 0; 1, π dan πΏπ π, 0; 1, π
Misalkan suatu graf G = (V, E) dengan v = |V| simpul dan e = |E| busur adalah graf berhingga, sederhana, dan tidak berarah. Pelabelan total busur ajaib pada πΊ adalah pemetaan bijektif f dari π βͺ πΈ ke himpunan bilangan bulat 1, 2, 3, β¦ , π£ + π , dimana terdapat suatu konstanta π sedemikian sehingga bobot busur π€π π₯π¦ = π π₯ + π π₯π¦ + π π¦ = π untuk setiap π₯π¦ β πΈ. Jika π adalah suatu pelabelan total busur ajaib dari G dan π πΈ = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π£ maka π adalah pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan. Pada makalah ini diberikan konstruksi pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan pada salah satu kelas graf pohon, yaitu graf lobster semi reguler πΏπ π, 0; 1, π dan πΏπ π, 0; 1, π dengan π, π, dan π adalah bilangan-bilangan bulat positif.
Kata kunci
: Pelabelan total busur ajaib, Pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan, graf lobster, graf semi teratur.
Xii + 75 halaman
; 23 gambar; 1 tabel
Daftar Pustaka
: 10 (1986-2012)
viii Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Sri Wahyuni Wulandari
Study Program : Mathematics Title
: A b-Edge Consecutive Edge Magic Total Labeling on Semi Regular Lobster Graph πΏπ π, 0; 1, π and πΏπ π, 0; 1, π
Let G = (V, E) be a finite, simple, and undirected graph with v = |V| vertices and e = |E| edges. An edge magic total labeling of G is a bijection f from π βͺ πΈ to the set of consecutive integers 1, 2, 3, β¦ , π£ + π , where there is a constant π such that π€π π₯π¦ = π π₯ + π π₯π¦ + π π¦ = π for all π₯π¦ β πΈ. If π is an edge magic total labeling of G and π πΈ = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π£, then π is an bedge consecutive edge magic total labeling. In this skripsi will be given constructions of b-edge consecutive magic total lebeling for a class of tree graph, that is semi regular lobster graph πΏπ π, 0; 1, π and πΏπ π, 0; 1, π with π, π, and π are positive integers.
Keywords
: Edge magic total labeling, b-edge consecutive edge magic total labeling, lobster graph, semi regular graph.
Xii + 75 pages ; 23 pictures; 1 table Bibliography : 10 (1986-2012)
ix Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................iii KATA PENGANTAR .............................................................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii ABSTRAK .............................................................................................................................. viii DAFTAR ISI ..............................................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................xi DAFTAR TABEL.................................................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ............................................................................... 5 1.3 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan .............................................................. 5 1.4 Tujuan ........................................................................................................................... 6 2. LANDASAN TEORI ......................................................................................................... 7 2.1 Definisi dan Istilah dalam Graf .................................................................................... 7 2.2 Jenis-jenis Graf ........................................................................................................... 10 2.3 Pelabelan Graf ............................................................................................................ 14 2.4 Pelabelan Total Busur Ajaib (PTBA) b-Busur Berurutan .......................................... 17 3. PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-BUSUR BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER SEMI TERATUR πΏπ (π, 0; 1, π) DAN πΏπ (π, 0; 1, π ) ............................... 20 3.1 PTBA b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π).................. 22 3.2 PTBA b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π ).................. 42 4. KESIMPULAN ................................................................................................................ 72 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 75
x Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 1.2
Kura-kura sungai Lo ........................................................................ 2 Persegi ajaib 3x3 yang ada pada cangkang kura-kura ..................... 3
Gambar 2.1. Gambar 2.2. Gambar 2.3.
(a) Multigraf (b) Pseudograf (c) Graf sederhana ............................ 8 Graf yang memiliki 5 simpul dan 5 busur ...................................... 9 (a) Graf lingkaran dengan 6 simpul (b) Graf lintasan dengan 6 simpul ....................................................10 Gambar 2.4. (a) Graf bintang π5 (b) Graf caterpillar (c) Graf firecracker ........... 11 Gambar 2.5. (a) Graf lobster dengan π‘ = 4 (b) Graf lobster teratur dengan π‘ = 2 ............................................. 12 Gambar 2.6. (a) Graf lobster semi teratur πΏ4 4, 0; 1, 4 (b) Graf lobster semi teratur πΏ4 (3, 0; 1, 5)....................................... 13 Gambar 2.7. (a) Pelabelan simpul (b) Pelabelan busur (c) Pelabelan total pada C6 ............................................................................................ 14 Gambar 2.8. (a) Pelabelan total simpul ajaib pada graf C5 dengan π = 14 (b) Pelabelan total busur ajaib pada graf C8 dengan π = 22 ................ 15 Gambar 2.9. (a) PTBA pada graf πΆ8 dengan π = 22 (b) Pelabelan dual dari PTBA pada graf πΆ8 dengan π = 29 ........................................................... 16 Gambar 2.10. Pelabelan total busur ajaib (PTBA) 36 βbusur berurutan pada graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 dengan π = 160 ............................................. 17 Gambar 2.11. Pelabelan dual dari Gambar 2.10 yaitu, PTBA 8 βbusur berurutan pada graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 dengan π = 104 ............................. 18 Gambar 3.1. Gambar 3.2. Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5. Gambar 3.6. Gambar 3.7.
Penamaan simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) ......... 23 (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4 .......................... 29 (a) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ9 (4, 0; 1, 4) (b) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ8 (4, 0; 1, 4) (c) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ6 (4, 0; 1, 4) ........................ 39 (a) PTBA 40-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ9 (4, 0; 1, 4) (b) PTBA 36-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ8 (4, 0; 1, 4) (c) PTBA 27-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (4, 0; 1, 4) .................................................................................... 40 PTBA 6-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (4 ,0; 1, 4) dengan π = 78 ................................................................................. 41 Penamaan simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) ......... 43 (a) Kasus 1 (b) Kasus 2 (c)Kasus 3 (d) Kasus 4 .............................. 52 xi Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
(a) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ9 (3, 0; 1, 5) (b) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ8 (3, 0; 1, 5) (c) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ6 (3, 0; 1, 5) ........................ 68 Gambar 3.9. (a) PTBA 39-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ9 (3, 0; 1, 5) (b) PTBA 36-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ8 (3, 0; 1, 5) (c) PTBA 27-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (3, 0; 1, 5) ................................................................ 69 Gambar 3.10. PTBA 6-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (3, 0; 1, 5) dengan π = 78 ................................................................................. 70
Gambar 3.8.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Pelabelan Total Busur Ajaib b-Busur berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ) .................................. 71
xii Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu bagian dari matematika diskrit yang masih
terus berkembang hingga saat ini. Pada dasarnya teori graf digunakan sebagai alat bantu untuk mengilustrasikan dan menyelesaikan suatu masalah atau persoalan agar lebih mudah untuk dipahami dan diselesaikan. Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E) dimana V adalah himpunan tak kosong dan E adalah himpunan (mungkin kosong) pasangan tak terurut dari elemen-elemen V. Elemen-elemen dari V disebut simpul dari G dan elemen-elemen dari E disebut busur dari G. Banyak anggota dari V dan E dinyatakan dengan π£ = π dan π = πΈ (Hartsfield dan Ringel, 1994). Beberapa jenis graf diantaranya adalah graf lingkaran, yaitu graf terhubung yang setiap simpulnya berderajat dua. Graf yang diperoleh dari graf lingkaran dengan menghapus satu busur disebut graf lintasan. Graf caterpillar adalah graf yang diperoleh dari graf lintasan dengan menambahkan sejumlah simpul daun pada setiap simpul graf lintasan (Baca dan Miller, 2008). Graf caterpillar teratur adalah graf caterpillar dimana banyak simpul daun dari setiap simpul pada graf lintasan adalah sama. Hutan adalah graf yang tidak mengandung lingkaran. Graf pohon adalah hutan yang terhubung (Wilson, 1996). Salah satu kelas bagian dari graf pohon adalah graf lobster. Graf lobster adalah suatu graf pohon yang mengandung lintasan dengan panjang maksimum dimana setiap simpul lain dari graf tersebut memiliki jarak maksimum t terhadap lintasan, dimana t adalah suatu bilangan bulat (Khan, Pal, dan Pal, 2009). Graf lobster teratur adalah graf yang diperoleh dengan menambahkan sejumlah yang sama simpul daun pada setiap simpul daun dari graf caterpillar teratur. Pada skipsi ini akan dibahas salah satu kasus khusus dari graf lobster dengan π‘ = 2,
1
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
2
yaitu graf lobster semi teratur yang dinotasikan dengan πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ). Graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) adalah graf lobster dengan π‘ = 2 dimana π adalah banyaknya simpul pada lintasan, π dan 0 menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul ganjil pada lintasan, dan 1 dan π menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul genap pada lintasan. Graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) adalah graf lobster dengan π‘ = 2 dimana π adalah banyaknya simpul pada lintasan, π dan 0 menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul ganjil pada lintasan, dan 1 dan π menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul genap pada lintasan. Dalam teori graf tidak hanya mempelajari bagaimana cara menyederhanakan suatu masalah ke dalam bentuk graf tetapi juga mempelajari tentang pelabelan graf. Pelabelan graf muncul berdasarkan ide dari persegi ajaib. Sejarah persegi ajaib muncul sekitar 2800 SM di daratan China kuno. Pada waktu itu terjadi banjir besar yang melanda sungai Lo di China. Masyarakat setempat berusaha untuk menenangkan kemarahan sang penguasa sungai. Tak lama kemudian seekor kurakura muncul ke permukaan sungai Lo dan pada cangkangnya terdapat pola bilangan aneh. Bilangan-bilangan tersebut tersusun menjadi pola persegi ukuran 3x3 yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan persegi ajaib seperti pada Gambar 1.1. Penjumlahan bilangan-bilangan pada dari setiap baris, kolom, dan diagonal persegi ajaib menghasilkan bilangan yang sama yaitu 15. Kemudian persegi ajaib pertama yang berukuran 4x4 ditemukan terpahat di dinding gua Khajuraho, India (Jahannathan, 2005).
Gambar 1.1. Kura-kura sungai Lo yang pada cangkangnya terdapat pola persegi ajaib.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
3
Persegi ajaib nxn adalah suatu matriks berukuran nxn yang entri-entrinya adalah susunan himpunan bilangan bulat berurutan 1, 2, β¦ , π2 dimana semua elemen dari sembarang baris, kolom, atau diagonalnya dijumlahkan dan menghasilkan bilangan yang sama (Wallis, 2001). Pola cangkang kura-kura yang muncul di sungai Lo dapat direpresentasikan sebagai persegi ajaib 3x3 dimana jumlah entri-entri dari setiap baris, kolom, dan diagonalnya adalah 15 seperti pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. Persegi ajaib 3x3 yang ada pada cangkang kura-kura.
Pelabelan graf merupakan perluasan dari ide persegi ajaib. Pelabelan dari suatu graf G merupakan pemetaan elemen-elemen dari graf G ke himpunan bilangan bulat positif atau nonnegatif (Wallis, 2001). Jika domain dari pelabelan adalah himpunan simpul, maka pelabelan merupakan pelabelan simpul. Jika domainnya adalah himpunan busur, maka pelabelan meupakan pelabelan busur. Jika domainnya adalah himpunan semua simpul dan busur, maka pelabelan merupakan pelabelan total. Bobot dari suatu simpul pada G atas pelabelan π adalah jumlah dari label simpul dan label busur-busur yang hadir pada simpul tersebut. Bobot dari suatu busur pada G atas pelabelan π adalah jumlah dari label busur dan label simpul-simpul ujung dari busur tersebut (Wallis, 2001). Apabila pelabelan menghasilkan bobot yang sama atau suatu konstanta untuk setiap busur dan atau simpul, maka pelabelan tersebut disebut pelabelan ajaib. Konstanta tersebut disebut bilangan ajaib. Namun jika pelabelan menghasilkan bobot yang berbeda untuk setiap busur dan atau simpul, maka pelabelan tersebut merupakan pelabelan anti ajaib. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai pelabelan total ajaib.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
4
Beberapa jenis pelabelan total ajaib adalah pelabelan total simpul ajaib dan pelabelan total busur ajaib. Suatu pelabelan total simpul ajaib pada graf G adalah suatu pemetaan bijektif dari gabungan himpunan simpul dan himpunan busur ke himpunan bilangan bulat positif 1, 2, β¦ , π£ + π dengan sifat bobot setiap simpul pada G adalah suatu bilangan konstan. Graf dengan pelabelan total simpul ajaib disebut graf simpul ajaib. Suatu pelabelan total busur ajaib dari graf G adalah suatu pemetaan bijektif dari gabungan himpunan simpul dan himpunan busur ke himpunan bilangan bulat positif 1, 2, β¦ , π£ + π dengan sifat bobot dari busur-busur pada graf G adalah suatu bilangan konstan (Wallis, 2001). Suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β 1, 2, 3, β¦ , π£ + π disebut pelabelan total busur ajaib π-simpul berurutan dari G jika π adalah suatu pelabelan total busur ajaib dari G dan π π = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π£ , 0 β€ π β€ π. Sebaliknya, π: π βͺ πΈ β 1, 2, 3, β¦ , π£ + π disebut pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan dari G jika π adalah suatu pelabelan total busur ajaib dari G dan π πΈ = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π£. Jika π = 0 (atau π = 0) maka π disebut pelabelan super simpul (atau busur) busur ajaib. Suatu graf yang memiliki pelabelan total busur ajaib π-simpul berurutan (atau π-busur berurutan) disebut graf busur ajaib π-simpul berurutan (atau π-busur berurutan) (Sugeng dan Miller, 2008). Apabila suatu graf terhubung G memiliki pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan dengan π β 1, 2, 3, β¦ , π£ β 1 maka jumlah maksimum busur pada G adalah π£ β 1. Dengan demikian kelas graf terhubung yang memenuhi kondisi tersebut adalah graf pohon (Silaban dan Sugeng, 2010). Pada skripsi ini akan dibahas mengenai pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan untuk salah satu kelas graf pohon. Hasil yang telah diperoleh berdasarkan hasil penelitian pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan adalah setiap graf busur ajaib π -busur berurutan memiliki pelabelan simpul anti ajaib. Hasil lainnya yaitu dual dari pelabelan total busur ajaib π -busur berurutan untuk suatu graf G adalah suatu pelabelan total busur ajaib (π£ β π)-
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
5
busur berurutan. Hasil untuk kelas graf pohon antara lain, setiap graf caterpillar dan graf firecracker memiliki pelabelan busur ajaib π -busur berurutan untuk setiap π. Beberapa penelitian mengenai pelabelan total busur ajaib π-busur beurutan juga telah dilakukan pada jenis-jenis graf lain seperti graf lingkaran, graf matahari, graf hairycycle, graf korona, graf dumbbell, graf kecebong, dan lainnya. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai pelabelan total busur ajaib (PTBA) π βbusur berurutan untuk graf lobster. Hal ini dikarenakan penelitian mengenai pelabelan total busur ajaib πbusur beurutan belum dilakukan pada salah satu jenis graf pohon, yaitu graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ).
1.2
Permasalahan dan Ruang Lingkup Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana konstruksi
pelabelan total busur ajaib (PTBA) π-busur berurutan pada salah satu jenis graf pohon,yaitu kelas graf lobster. Penelitian dilakukan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ).
1.3
Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian dasar,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh suatu pengetahuan baru dan dilakukan melalui percobaan atau melakukan pekerjaan teoritis. Metode yang digunakan adalah mengkonstruksi pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ) dengan cara mencari pola untuk mendapatkan pelabelan graf lobster, mendefinisikan rumus fungsi pelabelan, dan membuktikan bahwa pelabelan yang dirumuskan berlaku secara umum.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
6
1.4
Tujuan Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengkontruksi pelabelan total busur
ajaib (PTBA) π- busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ).
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi-definisi serta istilah-istilah dalam graf, jenis-jenis graf, pelabelan pada graf, pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan, dan hasil-hasil yang telah diketahui dari pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan berdasarkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan. 2.1
Definisi dan Istilah dalam Graf Definisi-definisi yang digunakan pada bab ini pada umumnya mengacu pada
sumber yang ditulis oleh Hartsfield dan Ringel (1994). Suatu graf G adalah pasangan dari himpunan (V,E) dimana V adalah himpunan tak kosong dan E adalah himpunan (mungkin kosong) pasangan tak terurut dari elemen-elemen V. Elemen-elemen dari V disebut sebagai simpul dari G dan elemen-elemen dari E disebut sebagai busur dari G. Kedua himpunan V dan E ini juga sering dinotasikan sebagai V(G) dan E(G) dari graf G. Elemen-elemen dari V dan E dinyatakan dengan huruf kecil atau bilangan bulat, contohnya π = π£1 , π£2 , π£3 , π£4 , π£5 yang terdiri dari lima simpul dan πΈ = π1 , π2 , π3 , π4 , π5 , π6 , π7 , π8 yang terdiri dari delapan busur. Suatu graf bisa berhingga atau tak berhingga tergantung kepada himpunan V. Kardinalitas atau banyak anggota dari himpunan simpul pada suatu graf G disebut order dari G dan dinotasikan π£ = π , sedangkan kardinalitas dari himpunan busur disebut ukuran dari G dan dinotasikan dengan π = πΈ . Sehingga graf (π£, π) dikatakan memiliki order π£ dan ukuran π (Chartrand and Lesniak, 1986). Ada beberapa istilah-istilah dasar dalam teori graf. Misalkan π₯ dan π¦ adalah dua simpul sembarang pada graf G. Dua simpul π₯ dan π¦ dikatakan bertetangga (adjacent) jika terdapat busur yang menghubungkan kedua simpul tersebut. Busur tersebut dinotasikan dengan π₯π¦. Simpul π₯ dan π¦ disebut sebagai titik ujung
7
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
8
(endpoint) dari busur π₯π¦ tersebut. Dua busur π1 dan π2 dikatakan bertetangga jika π1 dan π2 adalah dua busur yang berbeda pada G dan terhubung dengan simpul yang sama pada salah satu ujungnya. Simpul π₯ dikatakan terhubung (incident) dengan busur π jika simpul π₯ adalah titik ujung dari busur π. Graf umumnya tidak memiliki dua simpul yang dihubungkan oleh lebih dari satu busur. Jika di dalam graf tersebut terdapat dua simpul yang dihubungkan oleh lebih dari satu busur atau terdapat busur ganda, maka graf tersebut disebut multigraf (multigraph). Gelung (loop) adalah busur yang memiliki titik ujung (endpoint) atau simpul yang sama. Jika pada suatu graf terdapat gelung, maka graf tersebut disebut pseudograf. Graf yang tidak mengandung gelung dan busur ganda disebut graf sederhana (simple graph). Contoh dari multigraf, pseudograf, dan graf sederhana ditunjukkan pada Gambar 2.1.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.1. (a) Multigraf (b) Pseudograf (c) Graf sederhana.
Derajat (degree) dari simpul π₯ pada G, π(π₯), adalah banyak busur yang hadir pada simpul tersebut. Simpul yang mempunyai derajat nol atau π π₯ = 0 disebut simpul terisolasi (isolated vertex), sedangkan simpul yang mempunyai derajat satu atau π π₯ = 1 disebut simpul ujung (end vertex). Graf dimana setiap simpulnya memiliki derajat yang sama disebut graf teratur (regular graph). Jika pada suatu graf setiap simpul berderajat π, maka graf tersebut disebut graf teratur berderajat π
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
9
atau π-teratur (Wilson, 1986). Contoh graf G yang memiliki 5 simpul yaitu, π£1 , π£2 , π£3 , π£4 , π£5 dan 5 busur yaitu, π1 , π2 , π3 , π4 , π5 ditunjukkan pada Gambar 2.2.
v1
e1
v2
e2
e5
v3
e4
v4
e3
v5
Gambar 2.2. Graf yang memiliki 5 simpul dan 5 busur.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka terlihat bahwa simpul π£1 bertetangga dengan simpul π£2 dan π£4 . Simpul π£2 bertetangga dengan simpul π£1 , π£3 , dan π£5 , dan seterusnya. Simpul π£1 terhubung dengan busur π1 dan π2 . Simpul π£2 terhubung dengan busur π1 , π4 , dan π5 , dan seterusnya. Derajat dari simpul π£1 , π£4 , dan π£5 adalah π π£1 = π π£4 = π π£5 = 2. Derajat dari simpul π£2 adalah π π£2 = 3 dan derajat dari simpul π£3 adalah π π£3 = 1 sehingga simpul π£3 merupakan simpul ujung. Jalan (walk) pada graf G dinyatakan dengan barisan dari simpul π1 , π2 , π3 , β¦ , ππ dan busur π1 , π2 , π3 , β¦ , ππβ1 , yaitu π1 π1 π2 π2 π3 β¦ ππβ1 ππβ1 ππ dengan sifat bahwa setiap busur ππ terhubung dengan ππ dan ππ+1 , dan ππ β ππ+1 jika ππ bukan gelung. Jika π1 β ππ , maka jalan tersebut merupakan jalan terbuka (open walk). Jika π1 = ππ , maka jalan tersebut merupakan jalan tertutup (close walk). Jalur (trail) pada graf G adalah jalan pada G dimana tidak ada busur yang berulang. Lintasan (path) pada graf G adalah jalan pada G dimana tidak ada simpul yang berulang. Panjang (length) dari lintasan adalah banyak busur pada lintasan. Suatu jalur tertutup (closed trail) adalah jalur yang titik ujungnya merupakan simpul yang sama. Jalur tertutup disebut sirkuit (circuit). Lintasan tertutup (closed path) adalah
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
10
suatu lintasan yang titik ujungnya merupakan simpul yang sama. Lintasan tertutup disebut lingkaran (cycle). Suatu graf G dikatakan terhubung (connected) jika terdapat lintasan yang menghubungkan setiap dua simpul sembarang pada G. Selanjutnya akan dibahas mengenai jenis-jenis graf. 2.2
Jenis-jenis Graf Pada skripsi ini akan dibahas mengenai graf terhubung, berhingga, dan tak
berarah. Graf lengkap (complete graph) adalah graf sederhana dimana setiap pasang dari simpul-simpul yang berbeda bertetangga. Jika himpunan simpul dari suatu graf G dapat dipisahkan menjadi dua himpunan A dan B yang saling lepas sedemikian sehingga setiap busur pada G menghubungkan simpul pada himpunan A dan simpul pada himpunan B, maka G adalah graf bipartit (bipartite graph). Graf bipartit lengkap (complete bipartite graph) adalah graf bipartit dimana setiap simpul pada himpunan A dihubungkan dengan setiap simpul pada himpunan B oleh tepat satu busur (Wilson, 1996). Beberapa jenis graf yang akan dibahas selanjutnya adalah graf lingkaran, graf lintasan, dan graf pohon. Graf lingkaran (cycle graph) adalah graf terhubung yang setiap simpulnya berderajat dua. Graf lingkaran dengan π simpul dinotasikan dengan Cn. Graf lintasan (path graph) adalah graf yang diperoleh dari graf lingkaran dengan menghapus satu busur (Wilson, 1996). Jadi, graf lintasan terdiri dari π simpul dan π β 1 busur. Simpul-simpul pada graf lintasan memiliki derajat 2, kecuali pada simpul awal dan simpul akhir yang memiliki derajat 1. Graf lintasan dengan π simpul dinotasikan dengan Pn. Contoh dari graf lintasan dan graf lingkaran dengan banyak simpul 6 yaitu, C6 dan P6, ditunjukkan pada Gambar 2.3.
(a)
(b)
Gambar 2.3. (a) Graf lingkaran dengan 6 simpul (b) Graf lintasan dengan 6 simpul.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
11
Hutan (forest) adalah graf yang tidak mengandung lingkaran. Graf pohon (tree) adalah hutan yang terhubung (Wilson, 1996). Salah satu sifat dari graf pohon adalah terhubung dan memiliki π β 1 busur. Dengan demikian, salah satu contoh dari graf pohon adalah graf lintasan. Jenis-jenis lain dari graf pohon adalah graf bintang, graf caterpillar, graf firecracker, dan graf lobster. Graf bipartit lengkap dengan himpunan partisi A dan B dimana π΄ = 1 dan π΅ = π disebut graf bintang (Chartrand & Lesniak, 1986). Graf bintang sering dinotasikan dengan ππ dengan π adalah banyaknya simpul daun pada graf bintang. Graf caterpillar adalah graf yang diperoleh dari graf lintasan dengan cara menambahkan sejumlah simpul daun pada setiap simpul graf lintasan (Baca dan Miller, 2008). Jika banyak simpul daun yang ditambahkan pada setiap simpul graf lintasan sama, maka graf tersebut disebut Graf caterpillar teratur. Graf caterpillar dapat dipandang sebagai barisan dari graf bintang ππ 1 βͺ ππ 2 βͺ ππ 3 βͺ β¦ βͺ ππ π , dimana setiap ππ π adalah graf bintang dengan pusat ππ dan ππ simpul daun, π = 1,2,3, β¦ , π (Sugeng dan Miller, 2008). Graf firecracker adalah graf yang diperoleh dari rangkaian graf bintang dengan cara menghubungkan salah satu dari simpul-simpul daun pada setiap graf bintang (Galian, 2008). Contoh dari graf bintang, graf caterpillar, dan graf firecracker ditunjukkan pada Gambar 2.4.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.4. (a) Graf bintang πΊπ (b) Graf caterpillar (c) Graf firecracker.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
12
Graf lobster adalah suatu graf pohon yang mengandung lintasan (dengan panjang maksimum) dimana setiap simpul lain dari graf tersebut memiliki jarak maksimum t terhadap lintasan, dimana t adalah suatu bilangan bulat (Khan, Pal, dan Pal, 2009). Jarak suatu simpul graf lobster ke lintasan (pada graf lobster) adalah jarak simpul tersebut ke simpul lintasan yang terdekat dari simpul tersebut. Graf lobster yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah graf lobster dengan π‘ = 2. Graf lobster dengan π‘ = 2 dapat dipandang sebagai graf yang diperoleh dari graf caterpillar dengan menambahkan sejumlah simpul daun pada setiap simpul daun graf caterpillar. Graf lobster teratur adalah graf yang diperoleh dengan menambahkan sejumlah yang sama simpul daun pada setiap simpul daun dari graf caterpillar teratur. Contoh dari graf lobster dengan π‘ = 4 dan graf lobster teratur dengan π‘ = 2 ditunjukkan pada Gambar 2.5. u1 u2 u5
u6
u3 u7
c1 v11
v6 v7
u4 u8
u9 u10 u11 u12 u13
c3
c2
v10 v4
v5
v8 v9
v3 (a)
v2 v1
(b)
Gambar 2.5. (a) Graf lobster dengan π = π (b) Graf lobster teratur dengan π = π.
Pada Gambar 2.5 (a) terlihat bahwa simpul π£1 memiliki jarak maksimum terhadap simpul π3 , yaitu π‘ = 4, sehingga Gambar 2.5 (a) adalah contoh graf lobster dengan π‘ = 4. Pada Gambar 2.5 (b) terlihat bahwa banyak simpul daun pada setiap simpul lintasan adalah sama (dua), banyak simpul daun yang ditambahkan pada setiap simpul daun dari graf caterpillar adalah sama (empat), dan jarak maksimum
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
13
dari setiap simpul lainnya terhadap simpul pada lintasan adalah dua. Oleh karena itu, Gambar 2.5 (b) adalah contoh graf lobster teratur dengan π‘ = 2. Pada skipsi ini akan dibahas salah satu kasus khusus dari graf lobster dengan π‘ = 2, yaitu graf lobster semi teratur yang dinotasikan dengan πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ). Graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) adalah graf lobster dengan π‘ = 2 dimana π adalah banyaknya simpul pada lintasan, π dan 0 menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul ganjil pada lintasan, dan 1 dan π menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul genap pada lintasan. Graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) adalah graf lobster dengan π‘ = 2 dimana π adalah banyaknya simpul pada lintasan, π dan 0 menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul ganjil pada lintasan, dan 1 dan π menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul genap pada lintasan. Contoh dari graf lobster semi teratur πΏ4 4,0; 1,4 dan πΏ4 (3,0; 1,5) ditunjukkan pada Gambar 2.6.
(a)
(b)
Gambar 2.6. (a) Graf lobster semi teratur πΏ4 4,0; 1,4 . (b) Graf lobster semi teratur πΏ4 (3,0; 1,5).
Pada Gambar 2.6 (a) terlihat bahwa pada graf lobster πΏ4 (4,0; 1,4) banyak simpul pada lintasan adalah 4, banyak simpul yang berjarak 1 dari simpul ganjil pada lintasan dan berjarak 2 dari simpul genap pada lintasan adalah sama (empat). Pada Gambar 2.6 (b) terlihat bahwa pada graf lobster πΏ4 (3,0; 1,5) banyak simpul pada lintasan adalah 4, banyak simpul yang berjarak 1 dari simpul ganjil pada lintasan
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
14
adalah 3, dan banyak simpul yang berjarak 2 dari simpul genap pada lintasan adalah 5. Pada subbab selanjutnya akan dibahas mengenai pelabelan graf.
2.3
Pelabelan Graf Pelabelan π dari suatu graf G merupakan pemetaan elemen-elemen dari graf
G ke himpunan bilangan bulat positif atau nonnegatif (Wallis, 2001). Bilangan hasil pemetaan π disebut label. Jika domain dari pelabelan adalah himpunan simpul, maka pelabelan merupakan pelabelan simpul. Jika domainnya adalah himpunan busur, maka pelabelan meupakan pelabelan busur. Jika domainnya adalah gabungan himpunan simpul dan busur, maka pelabelan merupakan pelabelan total. Contoh pelabelan simpul, pelabelan busur, dan pelabelan total pada graf C6 ditunjukkan pada Gambar 2.7 .
1 1
2
2
6
6
3
3
5
4
5 4
(a)
(b)
1 7
12
6
2 8
11
5
3 9
10 4
(c)
Gambar 2.7. (a) Pelabelan simpul (b) Pelabelan busur (c) Pelabelan total pada C6.
Pada skripsi ini akan dijelaskan mengenai pelabelan total ajaib. Beberapa jenis dari pelabelan total ajaib adalah pelabelan total simpul ajaib dan pelabelan total busur ajaib. Suatu pelabelan total simpul ajaib dari graf G adalah suatu pemetaan bijektif
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
15
π dari himpunan simpul V dan himpunan busur E ke himpunan bilangan bulat positif 1, 2, β¦ , π£ + π dengan sifat untuk setiap simpul π₯ pada G, bobot dari simpulsimpul pada graf G adalah suatu bilangan konstan π atau π π₯ +
π¦βπ(π₯) π(π₯π¦)
=π
dimana π(π₯) adalah semua simpul π¦ yang bertetangga dengan simpul π₯. Bilangan konstan π disebut bilangan ajaib untuk π. Graf dengan pelabelan total simpul ajaib akan disebut graf simpul ajaib. Suatu pelabelan total busur ajaib dari graf G adalah suatu pemetaan bijektif π dari himpunan simpul V dan himpunan busur E ke himpunan bilangan bulat positif 1, 2, β¦ , π£ + π dengan sifat jika diberikan sembarang busur π₯π¦ pada G maka bobot dari busur-busur pada graf G adalah suatu bilangan konstan π atau π π₯ + π π₯π¦ + π π¦ = π. Graf dengan pelabelan total busur ajaib akan disebut graf busur ajaib. Suatu pelabelan total busur ajaib dikatakan sebagai pelabelan total super busur ajaib apabila terdapat sifat tambahan yaitu simpulsimpulnya dilabel dengan bilangan terkecil (Wallis, 2001). Contoh pelabelan total simpul ajaib dan pelabelan total busur ajaib untuk graf πΆ5 dan πΆ8 ditunjukkan pada Gambar 2.8. 10
5
9
6 4
5 8
2
(a)
1
10
3
1
16
7
9
7
12
11
8
4
2 15
14 3
13
(b)
6
Gambar 2.8. (a) Pelabelan total simpul ajaib pada graf C5 dengan π = 14 (b) Pelabelan total busur ajaib pada graf C8 dengan π = 22.
Pada Gambar 2.8 (a) terlihat bahwa bobot simpul untuk setiap simpul pada πΆ5 akan menghasilkan suatu bilangan konstan, yaitu π = 14. Contohnya, bobot simpul
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
16
dari simpul π₯ dengan label 10 adalah π€ = π π₯ +
π¦ βπ(π₯) π(π₯π¦)
= 10 + 1 + 3 =
14. Pada Gambar 2.8 (b) terlihat bahwa bobot busur untuk setiap busur pada πΆ8 akan menghasilkan suatu bilangan konstan, yaitu π = 22. Contohnya, bobot busur dari busur π₯π¦ dengan label 10 adalah π€ = π π₯ + π π₯π¦ + π π¦ = 7 + 10 + 5 = 22. Pada pelabelan total busur ajaib didefinisikan pelabelan dual. Diberikan suatu pelabelan π: π βͺ πΈ β 1, 2, 3, β¦ , π£ + π yang merupakan pelabelan total busur ajaib dari G. Pelabelan dual, yaitu πβ² didefinisikan sebagai berikut. π β² π₯ = π£ + π + 1 β π π₯ , βπ₯ β π π β² π₯π¦ = π£ + π + 1 β π π₯π¦ , βπ₯π¦ β πΈ Pelabelan dual dari suatu pelabelan total busur ajaib juga merupakan pelabelan total busur ajaib (Sugeng dan Miller, 2008). Contoh pelabelan dual pada graf πΆ8 ditunjukkan pada Gambar 2.9. 5
16
1
10
12 9 12
11
8
6
4
2
13
14 3
13
(a)
6
16 8
7
7
15
1
10
5 9 15 2
3 14
4
(b)
11
Gambar 2.9. (a) PTBA pada graf πΆ8 dengan π = 22 (b) Pelabelan dual dari PTBA pada graf πΆ8 dengan π = 29.
Pada Gambar 2.9 diketahui bahwa untuk graf πΆ8 , π£ = 8 dan π = 8 sehingga π£ + π + 1 = 17. Label-label simpul dan busur pada pelabelan dual dari PTBA untuk graf πΆ8 diperoleh dengan cara mengurangkan π£ + π + 1 dengan label-label dari simpul atau busur. Contohnya, untuk simpul π₯ dengan label 5 pada Gambar 2.9 (a) akan diperoleh π β² π₯ = π£ + π + 1 β π π₯ = 17 β 5 = 12 dan untuk busur π₯π¦
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
17
dengan label 16 pada Gambar 2.9 (a) akan diperoleh π β² π₯π¦ = π£ + π + 1 β π π₯π¦ = 17 β 16 = 1. Salah satu pengembangan dari pelabelan total busur ajaib adalah pelabelan total busur ajaib (PTBA) b-busur berurutan. Pada subbab selanjutnya akan dibahas mengenai PTBA b-busur berurutan.
2.4
Pelabelan Total Busur Ajaib (PTBA) b-Busur Berurutan Suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β 1, 2, 3, β¦ , π£ + π disebut pelabelan
total busur ajaib π-busur berurutan dari G jika π adalah suatu pelabelan total busur ajaib dari G dan π πΈ = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π£. Jika π = 0 maka π disebut pelabelan total super busur ajaib. Suatu graf yang memiliki pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan disebut graf busur ajaib π-busur berurutan (Sugeng dan Miller, 2008). Contoh pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan pada graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 ditunjukkan pada Gambar 2.10. 1
2
79
3 77
78
4
76
8
70
5
75
80
11
14
67
64
73
61
7
19
57
20
21
56
55
58
22
54
63 66
10
13
71
16
6
48
23
29
32
45
42
51
35
39
36
38
86
37
52
83
69
26
53
84
59
81 72
18
60
82
74
17
85 62
68
65
9
12
87
50
41
47 15
25
28
49
44 31
40
46 34
24
27
43 30
33
Gambar 2.10. Pelabelan total busur ajaib (PTBA) 36 βbusur berurutan pada graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 dengan π = 160. Padas Gambar 2.10 terlihat bahwa bobot busur untuk setiap busur pada graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 adalah π = 160. Oleh karena itu, pelabelan graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 merupakan pelabelan total busur ajaib. Label-label dari busur membentuk himpunan bilangan positif berurutan dengan π = 36, yaitu π πΈ =
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
18
π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π = 37, 38, β¦ , 79 . Berdasarkan definisi PTBA bbusur berurutan, maka Gambar 2.10 merupakan contoh dari pelabelan total busur ajaib (PTBA) 36 βbusur berurutan pada graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 dengan π = 160. Ada beberapa teorema yang telah diketahui mengenai pelabelan total busur ajaib (PTBA) b-busur berurutan. Berdasarkan sifat dari pelabelan dual, jika suatu graf G memiliki pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan akan berlaku Teorema 2.1. Teorema 2.1 (Sugeng dan Miller, 2008). Dual dari pelabelan total busur ajaib π -busur berurutan untuk suatu graf G adalah suatu pelabelan total busur ajaib (π£ β π)-busur berurutan.
Contoh pelabelan dual dari graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 ditunjukkan pada Gambar 2.11. 87
86
9
85 11
10
84
12
80
18
83
13
8
77
74
21
24
15
27
81
69
31
68
67
32
33
30
66
34
19
22
78
75
17
72
82
79
56
43
46
37
53
49
51
23 76
1
38
47
41 73
63
60
52
50
2
3 26
20
40
65
59
36
5 25
62
35
4
29
7 16
70
28
6
14
71
39
44 57
48
42 54
64
61
45 58
55
Gambar 2.11. Pelabelan dual dari Gambar 2.10 yaitu, PTBA 8 βbusur berurutan pada graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 dengan π = 104.
Pada Gambar 2.11 diketahui bahwa untuk graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 , π£ = 44 dan π = 43 sehingga π£ + π + 1 = 88. Label-label simpul dan busur pada pelabelan dual dari PTBA b-busur berurutan untuk graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 diperoleh dengan cara mengurangkan π£ + π + 1 dengan label-label dari simpul atau busur. Contohnya,
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
19
untuk simpul π₯ dengan label 5 pada Gambar 2.10 akan diperoleh π β² π₯ = π£ + π + 1 β π π₯ = 88 β 5 = 83 dan untuk busur π₯π¦ dengan label 37 pada Gambar 2.10 akan diperoleh π β² π₯π¦ = π£ + π + 1 β π π₯π¦ = 88 β 37 = 51. Berdasarkan Teorema 2.1 dan sifat pelabelan dual, maka graf lobster πΏ8 4, 0; 1, 4 memiliki pelabelan dual, yaitu PTBA π£ β π = 44 β 36 = 8 βbusur berurutan dengan π = 104 dengan label-label busurnya membentuk himupunan bilangan bulat positif berurutan, yaitu π πΈ = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π = 9, 10, β¦ , 51 . Teorema lain yang telah diketahui mengenai pelabelan total busur ajaib (PTBA) b-busur berurutan diberikan pada Teorema 2.2. Teorema 2.2 (Sugeng dan Miller, 2008). jika G adalah suatu graf terhubung dan memiliki pelabelan total busur ajaib (PTBA) b-busur berurutan dimana π β 1, 2, β¦ , π£ β 1 , maka G adalah graf pohon. Hasil yang telah diperoleh berdasarkan penelitian pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan untuk kelas graf pohon antara lain, setiap graf caterpillar memiliki pelabelan total busur ajaib π -busur berurutan, dimana
π=
π+1 2 π+1 2
+ +
π ππ£ππ
ππ β 2
π ππ£ππ ,π<π
ππ β 2 + (ππ β 1)
jika π ganjil jika π genap
(Sugeng dan Miller, 2008). Setiap firecracker teratur dan setiap caterpillar like-tree teratur memiliki pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan, dimana π =
π 2
π +
π 2
dengan π
menyatakan banyaknya simpul daun pada graf bintang dan π menyatakan jumlah graf bintang yang memiliki simpul daun sebanyak π (Silaban dan Sugeng, 2008). Graf bintang ganda ππ 1 ,π 2 memiliki pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan untuk suatu π β 1, 2, β¦ , π dimana jika π = 1, maka ππ 1 ,π 2 adalah graf bintang atau jika π > 1, maka π = π2 + 1 (Sugeng dan Miller, 2008). Pada bab selanjutnya akan dibahas mengenai konstruksi pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan untuk
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
20
salah satu kelas graf pohon, yaitu graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ).
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
BAB 3 PELABELAN TOTAL BUSUR AJAIB b-BUSUR BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER SEMI TERATUR π³π π, π; π, π DAN π³π (π, π; π, π)
Pada bab ini akan dibahas mengenai konstruksi pelabelan total busur ajaib (PTBA) b-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ π, 0; 1, π dan πΏπ (π, 0; 1, π ). Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β 1, 2, 3, β¦ , π£ + π disebut pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan dari G jika π adalah suatu pelabelan total busur ajaib dari G dan π πΈ = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π£. Jika π = 0 maka π disebut pelabelan total super busur ajaib. Suatu graf yang memiliki pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan disebut graf busur ajaib π-busur berurutan (Sugeng dan Miller, 2008). Pada skripsi ini akan dibahas pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan untuk 0 < π < π£. Untuk membuktikan konstruksi pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan dari suatu graf G dapat digunakan Lemma 3.1. Lemma 3.1 (Silaban dan Sugeng, 2010). Suatu graf πΊ dengan π£ simpul dan π busur adalah suatu graf busur ajaib b-busur-berurutan jika dan hanya jika terdapat suatu fungsi bijektif π: π βͺ πΈ β {1, 2, 3, β¦ , π£ + π} sedemikian sehingga π(π) = { 1, 2, 3, β¦ , π£ + π} β { π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π} ,0 β€ π β€ π£ dan himpunan π = {π(π₯) + π(π¦)|π₯π¦ β πΈ} terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan. Dalam kasus ini, π dapat ditingkatkan menjadi suatu PTBA b-busur berurutan pada πΊ dengan konstanta ajaib π = π + π + π€ dengan π€ = min π dan π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ} = π β π + 1 , π β π + 2 , β¦ , π β ( π + π) .
20
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
21
Lemma 3.1 menjelaskan bahwa pada suatu graf G terdapat suatu fungsi bijektif dari gabungan himpunan simpul dan himpunan busur ke 1, 2, β¦ , π£ + π sedemikian sehingga himpunan label-label simpul adalah π(π) = { 1, 2, 3, β¦ , π£ + π} β { π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π} dan himpunan dari penjumlahan label-label simpul ujung pada setiap busur, yaitu π = π π₯ + π(π¦) π₯π¦ β πΈ adalah himpunan π bilangan bulat positif berurutan. Terlihat bahwa jika 0 < π < π£, maka himpunan label-label simpul membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π dimana himpunan pertama adalah 1, 2, β¦ , π dan himpunan kedua adalah π + π + 1, π + π + 2, β¦ , π£ + π . Karena π π βͺ πΈ = π π + π(πΈ), maka π π = π π βͺ πΈ β π πΈ = { 1, 2, 3, β¦ , π£ + π} β { π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π}. Sehingga, himpunan label-label busur pada G adalah π πΈ = { π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π} yang merupakan himpunan bilangan berurutan. Himpunan bobot busur pada G adalah himpunan dari penjumlahan label busur dan label-label simpul ujungnya atau dapat ditulis ππ = π(π₯π¦) π₯π¦ β πΈ + π dengan π πΈ = π(π₯π¦) π₯π¦ β πΈ . Karena π merupakan himpunan π bilangan bulat positif berurutan dan π(πΈ) adalah himpunan bilangan yang berurutan pula, maka akan diperoleh nilai- nilai anggota dari ππ yang konstan dengan cara menjumlahkan nilai-nilai anggota dari π mulai dari yang terkecil dengan nilai-nilai anggota dari π(πΈ) mulai dari yang terbesar. Karena diperoleh π(πΈ) adalah himpunan bilangan yang berurutan dan himpunan bobot busur konstan, maka graf G adalah graf busur ajaib b-busur berurutan dan bilangan konstannya adalah π = π + π + π€ dengan π€ = min π . Hal yang sama juga akan diperoleh dari penjelasan sebaliknya. Berdasarkan penjelasan tersebut, secara garis besar langkah-langkah untuk membuktikan bahwa suatu graf G memiliki pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan adalah sebagai berikut: ο·
Definisikan fungsi pelabelan untuk simpul.
ο·
Tunjukkan bahwa label-label dari simpul membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
22
ο·
Tunjukkan bahwa himpunan π = {π(π₯) + π(π¦)|π₯π¦ β πΈ} merupakan himpunan yang terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan.
Pada subbab selanjutnya akan diberikan konstruksi pelabelan total busur ajaib bbusur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π).
PTBA b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π)
3.1
Graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) adalah graf lobster dengan π‘ = 2 dimana π adalah banyaknya simpul pada lintasan, π dan 0 menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul ganjil pada lintasan, dan 1 dan π menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul genap pada lintasan. Pelabelan total busur ajaib (PTBA) b-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) diberikan pada Teorema 3.1. Teorema 3.1. Setiap graf lobster semi teratur πΏπ π, 0; 1, π untuk π β’ 3 mod 4 memiliki PTBA π βbusur berurutan dimana π 4
4
β3 π+2 π
π = ππ + 2 , 2
π 4
π 4
β 1 , π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4.
2π + 1 ,
π β‘ 0 mod 4
Bukti. Nyatakan πΌ = 1, 2, β¦ π dan π½ = 1, 2, β¦ , π . Kemudian beri penamaan untuk setiap simpul-simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ π, 0; 1, π yaitu, ππ adalah π
simpul ke-π pada lintasan dimana π β πΌ, π’π adalah simpul daun ke-π pada simpul daun ke-π dari simpul pada lintasan untuk π ganjil, π β πΌ dan π β π½, π£π adalah simpul π
daun ke-π dari simpul pada lintasan untuk π genap, π β πΌ, dan π£π adalah simpul daun ke-π pada simpul daun ke-π dari simpul pada lintasan untuk π genap, π β πΌ dan π β π½. Penamaan simpul-simpul dari graf lobster semi teratur, πΏπ π, 0; 1, π ditunjukkan pada Gambar 3.1. Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
23
1
2
1
1
u u
u
r
c c
1
2
i ο1
i ο1
u u
1
u
c
2
c
1
v 2
2
2
v
v
i
i ο1
2
1
v v
r i ο1
1
r
i
2
r
v vi
v
i
2
i
Gambar 3.1. Penamaan simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π). Nyatakan, 2 4
π 4
π
π = π 2π + 1 + 2 8
π 4
π
β3 π+2 2
π+2 2
4
π 2
β3 ,
β 1,
2 π
4
+
3.1 .
π β‘ 2 mod 4
π
+
π β‘ 1 mod 4
β 1,
2
π β‘ 0 mod 4
Kemudian label simpul-simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dengan cara seperti berikut. π π β 1 π + , π β‘ 2 mod 4, π β πΌ 2 π ππ = π 2π + 1 , π β‘ 0 mod 4, π β πΌ 2 π + π, π β‘ 1,3 mod 4, π β πΌ
π
π π’π
=
πβ1 , 2 πβ1 + 2
πβ1 π+π+ π β 2 π + 3π
3.2
π β‘ 1 mod 4, π β πΌ ,
3.3
π β‘ 3 mod 4, π β πΌ
π π£π = π + π, π β‘ 0,2 mod 4, π β πΌ π β 1 π + 3π + π
π π£π =
π β 3 π + 3π + πβ1 π+π+
πβ2 , 2 πβ6 , 2
π , 2
3.4
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ ; π β π½ 3.5
π β‘ 0 mod 4, π β πΌ ; π β π½ π = π dimana π β‘ 2 mod 4 ; π β π½
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
24
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa label-label simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π. Nyatakan, πΏ1 = π ππ π β‘ 2 mod 4, π β πΌ 2
=
6
2 β 1 π + 2 , 6 β 1 π + 2 , 10 β 1 π + πβ1 4
= π + 1, 5π + 3, 9π + 5, β¦ , 4
10 ,β¦, 2
β3 π+2
4
πβ1 4
πβ1 4
β2β1 π+
4
π β1 4
β2
2
β1 .
πΏ2 = π ππ π β‘ 0 mod 4, π β πΌ =
4 2
8
2π + 1 , 2 2π + 1 ,
12 2
4
2π + 1 , β¦ ,
π 4
2
= 2 2π + 1 , 4 2π + 1 , 6 2π + 1 , β¦ , 2
π 4
(2π + 1)
2π + 1 .
πΏ3 = π ππ π β‘ 1,3 mod 4, π β πΌ = π + 1, π + 3, π + 5, β¦ , π + 2
π 2
β1 .
π
πΏ4 = π π’π π β‘ 1 mod 4, π β πΌ ; π β π½ =
1β1 π+1+ 5β1 ,β¦, 2
1β1 , 2
1β1 π+2+
1β1 ,β¦, 2
1β1 π+π+
5β1 ,β¦, 2
4
π 4
= 1, 2, 3, β¦ , π, 4π + 3, β¦ , 5π + 2, β¦ , 4
π 4
β 4 π + 1 + 2(
5β1 π+π+
3β1 π+π+
π + 2(
π 4
4
π 4
β3β1 π+1+
1β1 , 2 4
π 4
5β1 π+1+
β3β1 2
,β¦, 4
π 4
β
β3β1 2 π 4
β 1), β¦ , 4
π 4
β4 π+
β 1) .
π
πΏ5 = π π’π π β‘ 3 mod 4, π β πΌ ; π β π½
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
25
=
3β2 π+3+ 3β1 , 2 π 4
4
3β1 , 2
7β2 π+3+
β1β1 2
π 4
,β¦, 4
3β2 π+6+ 7β1 ,β¦, 2
3β1 , 2
3β2 π+9+
7 β 2 π + 3π +
β 1 β 2 π + 3π +
4
π 4
7β1 ,β¦, 2
π 4
β 3 π + 3π + 2
π 4
π 4
4
3 β 2 π + 3π +
β1β2 π+3+
β1β1 2
= π + 4, π + 7, π + 10, β¦ , 4π + 1, 5π + 6, β¦ , 8π + 3, β¦ , 4 1, β¦ , 4
3β1 ,β¦, 2
π 4
π 4
β3 π+3+2
β
β1 .
πΏ6 = π π£π π β‘ 0,2 mod 4, π β πΌ = π + 2, π + 4, π + 6, π + 8, β¦ , π + 2 π
πΏ7 = π π£π =
.
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ ; π β π½
2β1 π+3+ 2β2 , 2 4
π 2
2β2 , 2
6β1 π+3+
π β1 4
β2β2
2
,β¦, 4
2β1 π+6+ 6β2 ,β¦, 2
πβ1 4
2β2 , 2
2β1 π+9+
6 β 1 π + 3π +
β 2 β 1 π + 3π +
4
6β2 ,β¦, 2
π β1 4
π
πΏ8 = π π£π =
πβ1 4
β2β1 π+3+
β2β2
πβ1 4
β3 π+3+2
πβ1 4
β1 .
4β6 2
, 4β3 π+6+
4β3 π+9+
4β6 ,β¦, 2
4 β 3 π + 3π +
4
π 4
= π + 1, π + 5, π + 8, β¦ , 4π β 2, 5π + 4, β¦ , 8π + 1, β¦ , 4
π 4
β3 π+3+2
π 4
2
β6
8β3 π+3+ ,β¦, 4
3, β¦ , 4
π 4
π 4
8β6 ,β¦, 2
4β6 , 2
8β6 ,β¦, 2
4
β
π β‘ 0 mod 4, π β πΌ; π β π½
4β3 π+3+ 4β6 , 2
πβ1 4
β 3 π + 3π + 2
πβ1 4
2 β 1 π + 3π +
2
= π + 3, π + 6, π + 9, 4π, 5π + 5, β¦ , 8π + 2, β¦ , 4 1 ,β¦, 4
4
2β2 ,β¦, 2
8 β 3 π + 3π +
β 3 π + 3π +
β 3 π + 3π + 2
π 4
4
π 4
β3 π+3+
β6
2 π 4
β
β3 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
26
π
πΏ9 = π π£π
π = π = 2 mod 4, π β πΌ ; π β π½ π
π
π
π
π
=
π β 1 π + 1 + 2 , π β 1 π + 2 + 2 ,β¦, π β 1 π + π + 2
=
π β 1 π + 1 + 2 , π β 1 π + 2 + 2 , β¦ , ππ + 2 .
π
Berdasarkan pendefinisian fungsi dari label simpul, maka pembuktian selanjutnya akan dibagi menjadi tiga kasus, yaitu untuk π β‘ 1 mod 4, π β‘ 2 mod 4, dan π β‘ 0 mod 4 . Himpunan label-label simpul dari graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π), diperoleh dari gabungan himpunan πΏ1 , πΏ2 , β¦, πΏ9 sesuai dengan kasuskasus yang telah disebutkan, yaitu: Kasus 1: π β‘ 1 mod 4 π(π) = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ πΏ4 βͺ πΏ5 βͺ πΏ6 βͺ πΏ7 βͺ πΏ8 = π + 1, 5π + 3, 9π + 5, β¦ , 4 1 , 6 2π + 1 , β¦ , 2
π 4
πβ1 4
2π + 1
β3 π+2
π 4
β 1 βͺ 2 2π + 1 , 4 2π +
βͺ π + 1, π + 3, π + 5, β¦ , π + 2
π 4
π 4
β3 π+3+2
π 4
β 1 βͺ π + 2, π + 4, π + 6, π + 8, β¦ , π + 2
π 2
β 4 π + 1 + 2(
β 3 π + 3π + 2
πβ1 4
π 4
β 3 π + 3π + 2
2, 5π + 4, β¦ , 8π + 1, β¦ , 4 2
π 4
π 4
β
β 1) βͺ
π + 3, π + 6, π + 9, 4π, 5π + 5, β¦ , 8π + 2, β¦ , 4 1 ,β¦, 4
β1 βͺ
β 1), β¦ , 4
π 4
π + 4, π + 7, π + 10, β¦ , 4π + 1, 5π + 6, β¦ , 8π + 3, β¦ , 4 1, β¦ , 4
π 2
π 4
1, 2, 3, β¦ , π, 4π + 3, β¦ , 5π + 2, β¦ , 4 4 π + π + 2(
πβ1 4
πβ1 4
β1
πβ1 4
β3 π+3+2
πβ1 4
β βͺ
β
βͺ π + 1, π + 5, π + 8, β¦ , 4π β
π 4
β3 π+3+2
π 4
π 4
β 1) βͺ π + 1, π + 2, β¦ , π + 2
β 3, β¦ , 4
π 4
β 3 π + 3π +
β3
= 1, 2, β¦ , 4
π 4
β 3 π + 2(
π 2
β1 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
27
Kasus 2: π β‘ 2 mod 4 π(π) = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ πΏ4 βͺ πΏ5 βͺ πΏ6 βͺ πΏ7 βͺ πΏ8 βͺ πΏ9 = π + 1, 5π + 3, 9π + 5, β¦ , 4 π 2
πβ1 4
β3 π+2
π
πβ1 4
β 1 βͺ β¦βͺ
πβ1 π+1+
π
, π β 1 π + 2 + 2 ,β¦, π β 1 π + π + 2
= 1, 2, β¦ , ππ +
π 2
βͺ π + 1, π + 2, β¦ , π + 2
π 2
.
Kasus 3: π β‘ 0 mod 4 π(π) = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ πΏ4 βͺ πΏ5 βͺ πΏ6 βͺ πΏ7 βͺ πΏ8 = π + 1, 5π + 3, 9π + 5, β¦ , 4
πβ1 4
β3 π+2
8, β¦ , 4π β 2, 5π + 4, β¦ , 8π + 1, β¦ , 4 3 π + 3π + 2 π 4
= 1, 2, β¦ , 2
π 4
π 4
πβ1 4
β 1 βͺ β¦ βͺ π + 1, π + 5, π +
β3 π+3+2
π 4
β 3, β¦ , 4
π 4
β
β3
2π + 1
βͺ π + 1, π + 2, β¦ , π + 2
π 2
.
Terlihat bahwa himpunan label-label simpul dari graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π), membentuk dua himpunan bilangan berurutan, yaitu: π
1, β¦ , 4 π π =
1, β¦ , ππ + 1, β¦ , 2
β 3 π + 2(
4
π 2
π 4
π 4
β 1) βͺ π + 1, β¦ , π + 2
βͺ π + 1, β¦ , π + 2
2π + 1
π 2
,
βͺ π + 1, β¦ , π + 2
π 2
β 1 , π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4
π 2
,
3.6
.
π β‘ 0 mod 4
Dari ketiga himpunan label-label simpul tersebut diperoleh tiga nilai π yang berbeda, yaitu: π 4
4
β3 π+2 π 2
π = ππ + , 2
π 4
π 4
β 1 , π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4 .
2π + 1 ,
π β‘ 0 mod 4
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
28
Pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) diketahui bahwa π 4
4
π
π = ππ + 2 + 2 4
π 4
π 4
β3 π+2
π+2
π 2 π 4
+
π 2
β2 ,
β 1, +
π 2
π β‘ 1 mod 4 3.7 .
π β‘ 2 mod 4 β 1,
π β‘ 0 mod 4
Apabila persamaan (3.1) disubtitusikan ke persamaan (3.6), maka akan diperoleh bahwa jarak antara kedua himpunan label-label simpul adalah sebesar π + 1 β π + 1 = π β π yang hasilnya sama dengan persamaan (3.7), yaitu: ο·
Untuk π β‘ 1 mod 4, π β π = 2 4 4
ο·
β3 π+2
π 4
β1
= 4
π 4
π 2
β3 π+2 π 2
π 4
+
+ π 2
π 2
β3
β
β2 =π π
π
β 1 β ππ + 2 = ππ + 2 +
β1=π
Untuk π β‘ 0 mod 4, π β π = 8 1
π 4
β3 π+2 2
Untuk π β‘ 2 mod 4, π β π = π 2π + 1 + 2 2
ο·
π 4
π 4
=4
π 4
π+2
π 4
+
π 2
π 4
π+2 2
π 4
+
π 2
β1 β 2
π 4
2π +
β 1 = π.
Dengan demikian, himpunan label-label simpul pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π. Selanjutnya akan ditunjukkan pula bahwa himpunan π = π π₯ + π π¦ | π₯π¦ π πΈ dari graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π), membentuk himpunan π bilangan bulat positif berurutan. Pembuktian akan dibagi menjadi empat kasus sesuai dengan pendefinisian fungsi dari label simpul pada graf, yaitu: π
Kasus 1: ππ π’π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2
β 1, π β πΌ dimana π β’ 3 mod 4 dan π β π½.
Kasus 2: ππ ππ+1 untuk 1 β€ π β€ π β 1, π β πΌ. Kasus 3: ππ π£π untuk 1 β€ π β€ 2 π
Kasus 4: π£π π£π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2 π 2
, π β πΌ. , π β πΌ dan π β π½.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
29
Pembagian kasus-kasus menjadi empat kasus yang sesuai dengan pendefinisian fungsi dari label simpul pada graf ditunjukkan pada Gambar 3.2. 1
2
1
1
u u
u
r
c c
1
2
i ο1
i ο1
u u
1
u
c
2
c
1
v
2
2
2
2
1
1
r
1
2
i
i
v v
2
u
r
r
i ο1
c
2
2
2
v
v
r
1
2
1
1
u
r
c c
2
i ο1
i ο1
u
c
c
1
2
2
2
v v
r
1
2
i
i
v v
2
1
u
r
r
i ο1
i
v
u
r i
1
2
2
2
v v
r i ο1
c
2
c v
i
2
i ο1
1
i
v
1
u u
1
c c
v r
2
1
i
i ο1
2
v
1
u u
i ο1
2
1
v
2
i
i
(b)
1
u u
1
1
v v
2
i
i ο1
2
1
v v
r i ο1
2
(a)
u u
u
c v
i
2
i ο1
1
i
v
1
u u
1
c
i
c
v
v
1
u u
i ο1
2
1
v v
r i ο1
i ο1
v
2
v
r
1
2
i
i
v v
2
i
i
v
r i
(d )
(c)
Gambar 3.2. (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4.
π
Kasus 1 : ππ π’π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2
β 1, π β πΌ dan π β π½.
Pada kasus 1 pembuktian akan dibagi menjadi dua subkasus, yaitu untuk π β‘ 1 mod 4 dan π β‘ 3 mod 4. Untuk π β‘ 1 mod 4 dan π β π½, π
π€1 = π ππ + π(π’π ) = π+π + πβ1 π+π+
πβ1 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
30
=π+ πβ1 π+π+
3πβ1 . 2
Substitusikan π β‘ 1 mod 4 dan π β π½ maka akan diperoleh himpunan π1 =
π
π ππ + π(π’π ) π β‘ 1 mod 4 dan π β π½ 3β1 ,π 2
+ 1β1 π+2+
3β1 ,β¦,π 2
15β1 ,β¦,π 2
+ 5β1 π+π+
15β1 ,β¦,π 2
= π+ 1β1 π+1+ 5β1 π+1+ 3(4
π 4
β3 )β1 2
,β¦,π + 4
π 4
β3 β1 π+π+
3(4
π 4
+ 1β1 π+π+ + 4
π 4
π 4
β 5, β¦ , π + 4
π 4
β3 π+6
π 4
+
β3 β1 π+1+
β3 )β1 2
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1, π + 4π + 8, β¦ , π + 5π + 7, β¦ , π + 4 6
3β1 ,π 2
π 4
β4 π+1+
β5 .
Untuk π β‘ 3 mod 4 dan π β π½, π
π€2 = π ππ + π(π’π ) = π + π + π β 2 π + 3π + = π + π β 2 π + 3π +
πβ1 2
3πβ1 . 2
Substitusikan π β‘ 3 mod 4 dan π β π½ maka akan diperoleh himpunan π2 =
π
π ππ + π(π’π ) π β‘ 3 mod 4 dan π β π½
= π+ 3β2 π+3+ 7β2 π+3+ 3(4
π 4
β1)β1 2
9β1 ,π 2
21β1 ,β¦,π 2
,β¦,π + 4
π 4
+ 3β2 π+6+
9β1 ,β¦,π 2
+ 7 β 2 π + 3π +
β 1 β 2 π + 3π +
+ 3 β 2 π + 3π +
21β1 ,β¦,π 2
3(4
π 4
+ 4
π 4
9β1 ,π 2
+
β1β2 π+3+
β1)β1 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
31
= π + π + 7, π + π + 10, β¦ , π + 4π + 4, π + 5π + 13, β¦ , π + 8π + 10, β¦ , π + 4
π 4
β3 π+3+6
π 4
β 2, β¦ , π + 4
π 4
π+6
π 4
β2 .
Kasus 2 : ππ ππ+1 untuk 1 β€ π β€ π β 1, π β πΌ. Pada kasus 2 pembuktian akan dibagi menjadi dua subkasus yaitu, untuk π β‘ 1,3 mod 4 dan π β‘ 0,2 mod 4. Untuk π β‘ 1,3 mod 4 dan (π + 1) β‘ 2 mod 4, π€3 = π ππ + π ππ+1 = π+π+ π+1β1 π+ = π + ππ +
π+1 2
3π+1 . 2
Substitusikan π β‘ 1 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π3 = π ππ + π ππ+1 π β‘ 1 mod 4, π β πΌ = π+π+
3+1 ,π 2
+ 5π +
15+1 ,β¦,π 2
= π + π + 2, π + 5π + 8, β¦ , π + 4
+ 4 πβ1 4
πβ1 4
β3 π+
β3 π+6
3 4
πβ1 4
π β1 4
β3 +1
2
β4 .
Untuk π β‘ 1,3 mod 4 dan π + 1 β‘ 0 mod 4 , π€4 = π ππ + π ππ+1 = π+π+
π+1 2π + 1 2
= π + (π + 1)π +
3π+1 . 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
32
Substitusikan π β‘ 3 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π4 = π ππ + π ππ+1 π β‘ 3 mod 4, π β πΌ = π+ 3+1 π+
9+1 ,π 2
+ 7+1 π+ π 4
= π + 4π + 5, π + 8π + 11, β¦ , π + 4
21+1 ,β¦,π 2
π+6
π 4
+ 4
π 4
β1+1 π+
3(4
π 4
β1)+1 2
β1 .
Untuk π β‘ 0,2 mod 4 dan π + 1 β‘ 3 mod 4 , π€5 = π ππ + π ππ+1 π = πβ1 π+ +π+π+1 2 = π + (π β 1)π +
3π+2 . 2
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π5 = π ππ + π ππ+1 π β‘ 2 mod 4, π β πΌ = π+ 2β1 π+
6+2 ,π 2
+ 6β1 π+
= π + π + 4, π + 5π + 10, β¦ , π 4
π 4
18+2 ,β¦,π 2
β3 π+6
+ 4 π 4
π 4
β2 β1 π+
3(4
π 4
β2 )+2 2
β2 .
Untuk π β‘ 0, 2 mod 4 dan π + 1 β‘ 1 mod 4, π€6 = π ππ + π ππ+1 π = (2π + 1) + π + π + 1 2 = π + ππ +
3π+2 . 2
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π6 = π ππ + π ππ+1 π β‘ 0 mod 4, π β πΌ
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
33
= π + 4π +
12+2 ,π 2
+ 8π +
24+2 ,β¦,π 2
= π + 4π + 7, π + 8π + 13, β¦ , π + 4
Kasus 3 : ππ π£π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2
+ 4 π 4
π 4
β4 π+
β4 π+6
π 4
3 4
π 4
β4 +2 2
β5 .
, π β πΌ.
Pada kasus 3 pembuktian akan dibagi menjadi dua subkasus, yaitu untuk π β‘ 2 mod 4 dan π β‘ 0 mod 4. Untuk π β‘ 2 mod 4, π€7 = π ππ + π π£π π = πβ1 π+ +π+π 2 3π
= π + π β 1 π + 2.
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π7 = π ππ + π π£π π β‘ 2 mod 4, π β πΌ 6
= π + 2 β 1 π + 2,π + 6 β 1 π + 1 π+
3 4
π β1 4
18 ,π 2
+ 10 β 1 π +
30 ,β¦,π 2
+ 4
πβ1 4
β2β
β2
2
= π + π + 3. π + 5π + 9. π + 9π + 15, β¦ , π + 4
πβ1 4
β3 π+6
πβ1 4
β3 .
Untuk π β‘ 0 mod 4, π€8 = π ππ + π π£π π = (2π + 1) + π + π 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
34
3π
= π + ππ + 2 .
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π8 = π ππ + π π£π π β‘ 0 mod 4, π β πΌ = π + 4π +
12 ,π 2
+ 8π +
24 ,β¦,π 2
+ 4
= π + 4π + 6, π + 8π + 12, β¦ , π + 4
π
Kasus 4 : π£π π£π untuk 1 β€ π β€ 2
π
π 4
π 4
π+
3 4
π+6
π 4
2
π 4
.
, π β πΌ dan π β π½
2
Pada kasus 4 pembuktian akan dibagi menjadi tiga subkasus, yaitu untuk π β‘ 2 mod 4, π β‘ 0 mod 4, dan π = π dimana π β‘ 2 mod 4. Untuk π β‘ 2 mod 4 dan π β π½, π
π€9 = π π£π + π π£π
= π + π + π β 1 π + 3π + = π + π β 1 π + 3π +
πβ2 2
3πβ2 . 2
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π
π9 = π π£π + π π£π
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ
= π+ 2β1 π+3+ 18β2 ,π 2 3 4
π β1 4
2
6β2 ,β¦,π 2
+ 6 β 1 π + 3π + β2 β2
,β¦,π + 4
+ 2 β 1 π + 3π +
18β2 ,β¦,π 2
πβ1 4
+ 4
πβ1 4
β 2 β 1 π + 3π +
6β2 ,β¦,π 2
+ 6β1 π+3+
β2β1 π+3+ 3 4
π β1 4
β2 β2
2
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
35
= π + π + 5, β¦ , π + 4π + 2, β¦ , π + 4 4
πβ1 4
π+6
πβ1 4
πβ1 4
β3 π+3+6
πβ1 4
β 4, β¦ , π +
β4 .
Untuk π β‘ 0 mod 4 dan π β π½, π
π€10 = π π£π + π π£π
= π + π + π β 3 π + 3π + = π + π β 3 π + 3π +
πβ6 2
3πβ6 . 2
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 dan π β π½ maka akan diperoleh himpunan π
π10 = π π£π + π π£π
π β‘ 0 mod 4, π β πΌ
= π+ 4β3 π+3+ 3(4
π 4
2
)β6
,β¦,π + 4
π 4
12β6 ,β¦,π 2
+ 4 β 3 π + 3π +
β 3 π + 3π +
3(4
= π + π + 6, β¦ , π + 4π + 3, β¦ , π + 4 6
π 4
π 4
12β6 ,β¦,π 2
+ 4
π 4
β3 π+3+
)β6
2 π 4
β3 π+3+6
π 4
β 3, β¦ , π + 4
π 4
π+
β3 .
Untuk π = π dimana π β‘ 2 mod 4 dan π β π½, π
π€11 = π π£π + π π£π
=π+π+ πβ1 π+π+
π 2
3π 2
=π+ πβ1 π+π+ .
Substitusikan π = π dimana π β‘ 2 mod 4 dan π β π½ maka akan diperoleh himpunan π
π11 = π π£π + π π£π
π = π dimana π = 2 mod 4
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
36
= π+ πβ1 π+1+
3π 3π 3π ,π + π β 1 π + 2 + ,β¦,π + π β 1 π + π + 2 2 2
= π+ πβ1 π+1+
3π 2
,π + π β 1 π + 2 +
3π 2
3π 2
, β¦ , π + ππ +
.
Berdasarkan pendefinisian fungsi dari label simpul, maka pembuktian selanjutnya akan dibagi menjadi tiga kasus, yaitu untuk π β‘ 1 mod 4, π β‘ 2 mod 4, dan π β‘ 0 mod 4 . Himpunan π = π π₯ + π π¦ | π₯π¦ππΈ dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) diperoleh dari gabungan himpunan π1 , π2 , β¦, π11 sesuai dengan kasus-kasus yang telah disebutkan, yaitu: Kasus 1: π β‘ 1 mod 4 π = π1 βͺ π2 βͺ π3 βͺ π4 βͺ π5 βͺ π6 βͺ π7 βͺ π8 βͺ π9 βͺ π10 = π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1, π + 4π + 8, β¦ , π + 5π + 7, β¦ , π + 4 6
π 4
β 5, β¦ , π + 4
π 4
π 4
β3 π+6
π 4
π+6
π 4
13, β¦ , π + 4 πβ1 4
π 4
β4 π+6
β3 π+6
πβ1 4
π 4
π 4
πβ1 4
π 4
β 2, β¦ , π +
β3 π+6
πβ1 4
β
π 4
β1 βͺ
β3 π+6
π 4
β 2 βͺ π + 4π + 7, π + 8π +
β3 βͺ
β3 π+3+6
π 4
πβ1 4
π + π + 6, β¦ , π + 4π + 3, β¦ , π + 4 6
π 4
πβ1 4
π 4
β 5 βͺ π + π + 3. π + 5π + 9. π + 9π + 15, β¦ , π +
π + 4π + 6, π + 8π + 12, β¦ , π + 4 2, β¦ , π + 4
β3 π+3+6
π+6
4 βͺ π + 4π + 5, π + 8π + 11, β¦ , π + 4
4
π 4
β 2 βͺ π + π + 2, π + 5π + 8, β¦ , π + 4
π + π + 4, π + 5π + 10, β¦ , π + 4
β4 π+1+
β 5 βͺ π + π + 7, π + π + 10, β¦ , π + 4π +
4, π + 5π + 13, β¦ , π + 8π + 10, β¦ , π + 4 4
π 4
π+6
π 4
βͺ π + π + 5, β¦ , π + 4π +
β 4, β¦ , π + 4
πβ1 4
π 4
β3 π+3+6
π 4
β5 .
π 4
π+6
πβ1 4
β4 βͺ
β 3, β¦ , π + 4
π 4
π+
β3
= π + 2, π + 3, β¦ , π + 4
π 4
β3 π+6
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
37
Kasus 2: π β‘ 2 mod 4 π = π1 βͺ π2 βͺ π3 βͺ π4 βͺ π5 βͺ π6 βͺ π7 βͺ π8 βͺ π9 βͺ π10 βͺ π11 = π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1, π + 4π + 8, β¦ , π + 5π + 7, β¦ , π + 4 6
π 4
β 5, β¦ , π + 4
πβ1 π+2+
3π 2
π 4
π 4
β3 π+6
, β¦ , π + ππ +
= π + 2, π + 3, β¦ , π + ππ +
π 4
β4 π+1+
β 5 βͺ β¦βͺ π + π β 1 π + 1 +
3π 2
,π +
3π 2
3π . 2
Kasus 3: π β‘ 0 mod 4 π = π1 βͺ π2 βͺ π3 βͺ π4 βͺ π5 βͺ π6 βͺ π7 βͺ π8 βͺ π9 βͺ π10 = π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1, π + 4π + 8, β¦ , π + 5π + 7, β¦ , π + 4 6 4
π 4
β 5, β¦ , π + 4 π 4
π 4
β3 π+3+6
= π + 2, π + 3, β¦ , π + 4
π 4
β3 π+6 π 4
π+6
π 4
β4 π+1+
β 5 βͺ β¦ βͺ π + π + 6, β¦ , π + 4π + 3, β¦ , π +
β 3, β¦ , π + 4 π 4
π 4
π 4
π+6
π 4
β3
.
Terlihat bahwa himpunan π dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) membentuk himpunan yang terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan, yaitu: π + 2, π + 3, β¦ , π + 4 π=
π 4
π + 2, π + 3, β¦ , π + ππ + π + 2, π + 3, β¦ , π + 4
π 4
π 4
β3 π+6 3π 2
,
π+6
β 5 , π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4.
π 4
,
π β‘ 0 mod 4
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, karena himpunan label-label simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π dan himpunan π = π π₯ + π π¦ | π₯π¦ππΈ merupakan himpunan yang terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan, maka
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
38
terbukti bahwa graf lobster semi teratur, πΏπ π, 0; 1, π , memiliki PTBA π - busur berurutan dengan π 4
4
π 4
β3 π+2 π 2
β 1 , π β‘ 1 mod 4
π = ππ + , 2
π 4
π β‘ 2 mod 4.
2π + 1 ,
β
π β‘ 0 mod 4
Berdasarkan Lemma 3.1, bilangan ajaib dari pelabelan total busur ajaib bbusur berurutan adalah π = π + π + π€ dengan π€ = min π = π + 2. Kemudian akan dicari nilai dari bilangan ajaib tersebut. Substitusikan persamaan (3.7) dan nilainilai b, maka akan diperoleh: π+2 4
π 4
β3 π+2 2
π = π + π 2π + 1 + 2 π 4
π+8
π+2 2
π 2 π 4
π 4
+
π 2
β 2 , π β‘ 1 mod 4
β 1, +
π 2
π β‘ 2 mod 4 + 1,
(3.8).
π β‘ 0 mod 4
Dengan mensubstitusi persamaan (3.1) ke persamaan (3.8), maka diperoleh: 4 4
π 4
π = 2π 2π + 1 + 2 2 16
π 4
π 4
β3 π+2 4
π+4 2
π 4
π 2
+
+2
β1 , π 2
,
π 2
β5 ,
π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4 . π β‘ 0 mod 4
Contoh pelabelan simpul dengan menggunakan persamaan (3.2)-(3.5) ditunjukkan pada Gambar 3.3. Pada Gambar 3.3, terlihat bahwa label-label simpul membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang tepisah sejauh π. Pada Gambar 3.3 (a) terbentuk himpunan 1,2, β¦ ,40 dan π + 1, π + 2, β¦ , π + 9 , Gambar 3.3 (b) terbentuk himpunan 1,2, β¦ ,36 dan π + 1, π + 2, β¦ , π + 8 sedangkan Gambar 3.3 (c) terbentuk himpunan 1,2, β¦ ,27 dan π + 1, π + 2, β¦ , π + 6 . Dengan demikian diperoleh nilai π yang berbeda untuk (a), (b), dan (c) yaitu π = 40, π = 36, dan π = 27. Terlihat pula bahwa pada Gambar 3.3 akan diperoleh himpunan π yang berbeda untuk (a), (b), dan (c) yaitu π + 2, π + 3, β¦ , π + 49 , π + 2, π + 3, β¦ , π +
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
39
44 , dan π + 2, π + 3, β¦ , π + 33 yang masing-masing merupakan himpunan π bilangan bulat positif berurutan. Kemudian jika disubstitusikan nilai π untuk (a), (b), dan (c) yaitu π = 88, π = 79, dan π = 59 serta label-label busurnya, maka akan diperoleh pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan seperti pada Gambar 3.4. 1
2
3
4
8
11
14
17
5
19
20
22 26
p+3 p+4
10
13
16
6
35
12
25
15
38
p+7
39
40
p+9 p+8
p+6
9
37
36
p+5
p+2
32
29
23
18
p+1
7
21
28
31
34
24
27
30
33
32
35
(a) 1
2
3
4
8
11
14
17
5
19
20
p+2
16
6
36
p+7
p+5 p+4
13
29
23
p+3
10
22 26
18
p+1
7
21
p+8
p+6
9
12
25
28
19
20
15
31
34
24
27
30
33
(b) 1
2
3
4
8
11
14
17
5
p+2
10
22
23
18
p+3
p+1
7
21
p+5 p+4
13
16
6
9
p+6
12
15
24
25
26
27
(c)
Gambar 3.3. (a) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ9 (4, 0; 1,4), (b) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ8 (4, 0; 1,4), (c) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ6 (4, 0; 1,4).
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
40
1
2 88
3
4
86
87
85
8
11
17
73
82
84
89
76
79
5
14
64
67
63
10
16
3
4
77
78
6
76 75
80
14
67
64
73
15
61
7
25
19
57
60
63
13
45
58
34
20
21
22
56
55
54
62
48
23
97
30
29
32
45
42
51
33
35
39
36
38
86
37 87 41
25
49
44
47 15
41
52
27
26
50
12
42
40
49
24
53
84
65
9
39
43
46
85
68 6
44
52
71
16
38
36
47
95
31
58
37
55
83
10
48
53
28
(a)
18
81 66
35
96
59
69
51
50
56
17
82
74 72
54
60
59
12
11
70
5
32
61
74 9
8
57
23
29
94
77
13
26
62
93
71
80
75
2
79
22
92 72
78
1
21
65
68
90 81
7
20
66
18
69
91
83
70
19
28
40
46
31
34
24
27
43 30
33
(b) 1
2
59
3
4
57
58
56
8
5
11
50
55
60
14
47
53
17
44
41
40
62
54
43
10
37
21
36
38
35
22
34
51
46 13
16
6
23
33
64
32
63
52
7
20
39
61 49
18
19
65
48
45
9
12
42
31
15
24
30 25
29 26
28
27
(c)
Gambar 3.4. (a) PTBA 40-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ9 (4, 0; 1,4) (b) PTBA 36-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ8 (4, 0; 1,4) (c) PTBA 27-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (4, 0; 1,4). Pada Gambar 3.4 terlihat bahwa setelah mensubstitusi nilai π dan menambahkan label busur pada Gambar 3.3, maka akan diperoleh suatu bilangan ajaib untuk masing-masing (a), (b), dan (c) yaitu π = 1 + 88 + 89 = 178, π = 1 + 79 + 80 = 160, dan π = 1 + 59 + 60 = 120. Pada Teorema 2.1 telah dijelaskan bahwa dual dari pelabelan total busur ajaib π -busur berurutan untuk suatu graf G adalah suatu pelabelan total busur ajaib
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
41
(π£ β π)-busur berurutan. Berdasarkan teorema tersebut, diperoleh Akibat 3.1 dimana nilai b pada Akibat 3.1 adalah banyak simpul π£ dikurangi dengan nilai π pada Teorema 3.1. Akibat 3.1. Setiap graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π), memiliki pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan dimana 2 π= 2 2
π 2 π 2 π 2
β 1, π β‘ 1 mod 4 ,
π β‘ 2 mod 4.
,
π β‘ 0 mod 4
Contoh pelabelan dual dari Gambar 3.4 (c), yaitu PTBA π-busur berurutan pada graf lobster semi teratur, πΏ6 (4, 0; 1,4), ditunjukkan pada Gambar 3.5. 65
64
63
8
62
58
52
19
9
7
55
61
11
47
46
48
26
32
2
12
27
5
59
34
3
14
43
33
28
4
6
44
31
29
25
13
45
30
22
16
10
49
23
17
20
56
53
1 24
15
50
60
18
21
57
54
35
51
42
38
36
37
41
40
39
Gambar 3.5. PTBA 6-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (4, 0; 1,4) dengan π = 78.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan didefinisikan pelabelan dual dan simpul-simpul pada pelabelan dual dilabel dengan cara mengurangkan π£ + π + 1 dengan label simpul yang terkait. Contohnya, pada Gambar 3.5 terlihat bahwa simpul π1 yang semula diberi label 60 pada Gambar 3.4 (c) berubah menjadi π£ + π + 1 β π π1 = 33 + 32 + 1 β 60 =
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
42
66 β 60 = 6. Nilai π pada pelabelan dual dari graf lobster semi teratur πΏ6 (4, 0; 1,4) adalah π = 6. Dengan demikian pelabelan dual untuk PTBA 27-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (4, 0; 1,4) (Gambar 3.4.c) adalah PTBA 6-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (4, 0; 1,4) dengan π = 78. Pada subbab selanjutnya akan diberikan konstruksi pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ).
PTBA b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π )
3.2
Graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) adalah graf lobster dengan π‘ = 2 dimana π adalah banyaknya simpul pada lintasan, π dan 0 menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul ganjil pada lintasan, dan 1 dan π menyatakan banyak simpul yang berjarak 1 dan 2 dari simpul genap pada lintasan. Pelabelan total busur ajaib (PTBA) b-busur berurutan pada graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π ), diberikan pada Teorema 3.2. Teorema 3.2. Setiap graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π ), untuk π β’ 3 mod 4 memiliki PTBA π βbusur berurutan dimana π 4
2 π=
β1 π+ 2
π 4
β2
π + 1 , π β‘ 1 mod 4
π 2
π+π +1 ,
π β‘ 2 mod 4.
2
π 4
π β‘ 0 mod 4
π+π +1 ,
Bukti. Nyatakan πΌ = 1, 2, β¦ π , π½ = 1, 2, β¦ , π , dan π = 1, 2, . . , π . Kemudian beri penamaan untuk setiap simpul-simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ π, 0; 1, π π
yaitu, ππ adalah simpul ke-π pada lintasan dimana π β πΌ, π’π adalah simpul daun ke-π pada simpul ke-π dari simpul pada lintasan untuk π ganjil, π β πΌ dan π β π½, π£π adalah
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
43
π
simpul daun ke-π dari simpul pada lintasan untuk π genap, π β πΌ, dan π£π adalah simpul daun ke-π pada simpul daun ke-π dari simpul pada lintasan untuk π genap, π β πΌ dan π β π. Penamaan simpul-simpul dari graf lobster semi teratur, πΏπ π, 0; 1, π ditunjukkan pada Gambar 3.6. 1
2
1
1
u u
u
r
c c
1
2
i ο1
i ο1
u u
1
u
c
2
c
1
v 2
2
2
v v
i
i ο1
2
1
v v
r i ο1
1
s
i
2
v
v vi
s
i
i
2
Gambar 3.6. Penamaan simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) . Nyatakan, 2 2
π 4
π = π π+π +1 +2 4
π 4
π 4
β1 π+2 2 π 2
π+π +1 +2
β2 π +2 2
π 4
+
π 2
β3 ,
π β‘ 1 mod 4
β 1,
π β‘ 2 mod 4
π 2
π β‘ 0 mod 4
β 1,
3.9 .
Kemudian label simpul-simpul dari graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π ), dengan cara seperti berikut. π πβ2 π+1 + π , 2 2 π ππ = π π+π +1 , 2 π + π,
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ 3.10
π β‘ 0 mod 4, π β πΌ π β‘ 1,3 mod 4, π β πΌ
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
44
π
π π’π = πβ1 2 πβ1 2 πβ1 2 πβ1 2
π + π + 1 + π, π+1 + π+1 + π+1 +
πβ3 π 2 πβ3 π 2 πβ3 π 2
π β‘ 1 mod 4, π β πΌ ; π β π½
+ 3π,
π β‘ 3 mod 4, π β πΌ ; π β π½ ; π < π
+ 3π,
π β‘ 3 mod 4, π β πΌ ; π = 1,2, β¦ , π ; π > π
3.11
+ 3π β 2, π β‘ 3 mod 4, π β πΌ ; π = π + 1, β¦ , π ; π > π
π π£π = π + π,
, π β‘ 0,2 mod 4, π β πΌ
3.12
π
π π£π = πβ2 π π+ 2 π 2 πβ2 π π+ 2 π 2 πβ2 π π+ 2 π 2 πβ4 πβ2 π+ 2 2 πβ4 πβ2 π+ 2 2 πβ4 πβ2 π+ 2 2 πβ2 π π+ 2 π 2
+ 1 + 3π,
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π β π; π > π
+ 1 + 3π,
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π = 1,2, β¦ , π + 1 ; π < π
+ 1 + 3π β 1,
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π = π + 2, β¦ , π ; π < π 3.13
π + 1 + 3π β 1, π β‘ 0 mod 4, π β πΌ; π β π; π > π π + 1 + 3π β 1, π β‘ 0 mod 4, π β πΌ; π = 1,2, β¦ , π + 1 ; π < π π + 1 + 3π β 2, π β‘ 0 mod 4, π β πΌ; π = π + 2, β¦ , π ; π < π + 1 + π + 1,
π = π dimana π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π β π
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa label-label simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π. Nyatakan, πΏ1 = π ππ π β‘ 2 mod 4, π β πΌ =
2 2
=
π+1 +
2β2 6 π , 2 2
π β1
π+1 +
4 β2 6β2 4 π , β¦ , 2 2
π + 1 + ,3 π + 1 + 2π , β¦ , 2
πβ1 4
β1
π+1 +
π+1 + 2
4
π β1 4
β2β2
2
πβ1 4
π
β2 π .
πΏ2 = π ππ π β‘ 0 mod 4, π β πΌ π + π + 1 , 2 π + π + 1 , β¦ ,2
π 4
π+π +1
= 2 π + π + 1 , 4 π + π + 1 , β¦ ,2
π 4
π+π +1 .
=
4 2
8
πΏ3 = π ππ π β‘ 1,3 mod 4, π β πΌ Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
45
= π + 1, π + 3, π + 5, β¦ , π + 2
π 2
β1 .
π
πΏ4 = π π’π π β‘ 1 mod 4, π β πΌ; π β π½ =
1β1 2
π + π + 1 + 1,
5β1 1, β¦ , 2
1β1 2
π + π + 1 + 2, β¦ ,
π + π + 1 + π, β¦ ,
4
π 4
β3β1
1β1 2
π + π + 1 + π,
π + π + 1 + 1, β¦ ,
2
= 1,2, β¦ , π, 2 π + π + 1 + 1, β¦ ,2 π + π + 1 + π, β¦ , 2 1, β¦ , 2
π 4
β2
π 4
4
π 4
5β1 2
β3β1
π+π +1 +π
2
β2
π+π +1 +
π+π +1 +
π+π +1 +π .
π
πΏ5 = π π’π π β‘ 3 mod 4, π β πΌ; π β π½ =
3β1 2
π+1 +
7β1 3π, 2 4
π 4
π+1 +
β1β3 2
=
3β3 π 2
π + 3, β¦ ,
+ 3,
7β3 π 2 4
π 4
3β1 2
+
7β1 3, β¦ , 2
β1β1 2
3β3 π 2
π+1 +
+ 6, β¦ ,
π+1 +
π+1 +
4
π 4
β1β3 2
7β3 π 2
3β1 2
π+1 +
+ 3π, β¦ ,
4
π 4
3β3 π 2
β1β1 2
+
π+1 +
π + 3π
π + 1 + 3, π + 1 + 6, β¦ , π + 1 + 3π, 3 π + 1 + 2π + 3, β¦ ,3 π + 1 + 2π + 3π, β¦ , 2 2
π 4
π 4
β1
π+1 + 2
π 4
β 2 π + 3, β¦ , 2
π 4
β1
π+1 +
β 2 π + 3π .
π
πΏ6 = π π’π π β‘ 3 mod 4, π β πΌ; π = 1,2,3, β¦ , π =
3β1 2
π+1 +
3(π ), 4
π 4
7β1 2
β1β3 2
3β3 π 2
π+1 +
π + 3, β¦ ,
4
+ 3,
3β1 2
7β3 π 2 π 4
+ 3, β¦ ,
β1β1 2
3β3 π 2
π+1 + 7β1 2
π+1 +
+ 6, β¦ ,
π+1 + 4
π 4
β1β3 2
3β1 2
7β3 π 2
π+1 +
+ 3(π ), β¦ ,
4
3β3 π 2 π 4
+
β1β1 2
π+1 +
π + 3(π )
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
46
=
π + 1 + 3, π + 1 + 6, β¦ , π + 1 + 3π , 3 π + 1 + 2π + 3, β¦ ,3 π + 1 + 2π + π 4
3π , β¦ , 2 π 4
2
β1
π 4
π+1 + 2
β 2 π + 3, β¦ , 2
π 4
β1
π+1 +
β 2 π + 3π .
π
πΏ7 = π π’π π β‘ 3mod 4, π β πΌ; π = π + 1, β¦ , π =
3β1 2
3β3 π 2
1 +
3π β 2, β¦ , 4
π 4
β1β3 2
=
3β3 π 2
π+1 +
+ 3 π + 1 β 2,
+ 3π β 2, 4
π 4
β1β1
7β1 2
π+1 +
π+1 +
2
4
π 4
3β1 2
π+1 +
7β3 π 2
β1β3 2
3β3 π 2
+ 3 π + 2 β 2, β¦ ,
+ 3 π + 1 β 2, β¦ ,
π + 3 π + 1 β 2, β¦ ,
7β1 2
4
π 4
π+1 +
β1β1 2
3β1 2
7β3 π 2
π+ +
π+1 +
π + 3π β 2
π + 1 + 3 π + 1 β 2, π + 1 + 3 π + 2 β 2, β¦ , π + 1 + 3π β 2,3 π + 1 + 2π + 3 π + 1 β 2, β¦ ,3 π + 1 + 2π + 3π β 2, β¦ , 2 π 4
2
β 2 π + 3 π + 1 β 2, β¦ , 2
π 4
β1
π 4
β1 π 4
π+1 + 2
π+1 + β 2 π + 3π β 2 .
πΏ8 = π π£π π β‘ 0,2 mod 4, π β πΌ = π + 2, π + 4, π + 6, β¦ , π + 2 π
πΏ9 = π π£π =
2 π 2
.
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π β π 2β2 2
+
6β2 2
π 2
2
π + 1 + 3, 2 π +
π +1 +
3, β¦ ,
4
π β1 4
2
β2
6 3, β¦ , 2 π
π+
4
π β1 4
+
2β2 2
6β2 2
β2β2
2
2
π + 1 + 6, β¦ , 2 π +
π + 1 + 3π , β¦ ,
4
π β1 4
2
2β2 2
β2
6
π + 1 + 3π , 2 π +
π+
4
π β1 4
β2β2
2
π +1 +
π + 1 + 3π
= π + 3, π + 6, β¦ , π + 3π , 3π + 2 π + 1 + 3, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π , β¦ , 2 1 π+ 2
πβ1 4
β2
π + 1 + 3, β¦ , 2
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
β2
πβ1 4
β
π + 1 + 3π .
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
47
π
πΏ10 = π π£π =
2 π 2
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π = 1,2,3, β¦ , π + 1 2β2 2
+
6β2 2
2
π + 1 + 3, 2 π + 6 + 3, β¦ , 2 π
π +1
1 + 3, β¦ ,
4
π β1 4
β2
2
+
π+
4
2β2 2
6β2 2
π β1 4
2
π + 1 + 6, β¦ , 2 π +
π + 1 + 3(π + 1), β¦ ,
β2β2
2
2β2 2 4
6
π + 1 + 3(π + 1), 2 π +
π β1 4
β2
π+
2
4
π β1 4
β2β2
2
π +
π + 1 + 3(π + 1)
= π + 3, π + 6, β¦ , π + 3(π + 1),3π + 2 π + 1 + 3, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3(π + 1), β¦ , 2 πβ1 4
2
π
πΏ11 = π π£π =
2 π 2
β2
πβ1 4
β1 π+ 2
β2
π + 1 + 3, β¦ , 2
πβ1 4
β1 π+
π + 1 + 3(π + 1) .
π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π = π + 2, β¦ , π 2β2 2
+
2β2 2
πβ1 4
2 2
π + 1 + 3 π + 2 β 1, π + 6
π + 1 + 3π β 1, 2 π +
1, β¦ ,
π β1 4
4
β2
2
π+
4
π β1 4
6β2 2
β2β2
2β2 2
2 2
π + 1 + 3 π + 3 β 1, β¦ , π + 6
π + 1 + 3 π + 2 β 1, β¦ , 2 π +
π + 1 + 3 π + 2 β 1, β¦ ,
2
4
π β1 4
β2
2
6β2 2
π+
π + 1 + 3π β
4
π β1 4
β2β2
2
π +
1 + 3π β 1 = π + 3 π + 2 β 1, π + 3 π + 3 β 1, β¦ , π + 3π β 1,3π + 2 π + 1 + 3 π + 2 β 1, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π β 1, β¦ , 2 3 π + 2 β 1, β¦ , 2 π
πΏ12 = π π£π =
4β2 π 2
πβ1 4
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
β1 π+ 2
β2
πβ1 4
β2
π +1 +
π + 1 + 3π β 1 .
π β‘ 0 mod 4, π β πΌ; π β π 4β4 2
+
3π β 1,
π + 1 + 3 β 1,
8β2 π 2
+
8β4 2
+
4β4 2
π + 1 + 3 β 1, β¦ ,
π
4 4 β4 2
4β2 π 2
π
π + 1 + 3 β 1, β¦ ,
4 4 β2 π 2
π + 1 + 6 β 1, β¦ ,
8β2 π 2
+
8β4 2
4β2 π 2
+
4β4 2
π +1 +
π
π + 1 + 3π β 1,
4 4 β2 π 2
+
π
+
4 4 β4 2
π + 1 + 3π β 1
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
48
= π + 2, π + 5, β¦ , π + 3π β 1,3π + 2 π + 1 + 2, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π β π 4
1, 2
π 4
β1 π+ 2
β2
π + 1 + 3 β 1, β¦ , 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2
π +
1 + 3π β 1 . π
πΏ13 = π π£π
π β‘ 0 mod 4, π β πΌ; π = 1,2, β¦ , π + 1
4β2 π 2
=
+
4β4 2
π + 1 + 3 β 1,
3 π + 1 β 1,
8β2 π 2
π
1, β¦ ,
4 4 β2 π 2
+
8β4 2
4β2 π 2
4β4 2
+
π + 1 + 3 β 1, β¦ ,
π
+
π + 1 + 6 β 1, β¦ , 8β2 π 2
π
4 4 β4 2
π + 1 + 2, β¦ ,
+
8β4 2
4β2 π 2
+
4β4 2
π +1 +
π +1 +3 π+1 β
π
4 4 β2 π 2
+
4 4 β4 2
π +1 +3 π+1 β1
= π + 2, π + 5, β¦ , π + 3 π + 1 β 1,3π + 2 π + 1 + 2, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3 π + 1 β 1, β¦ , 2 2
π 4 π
πΏ14 = π π£π =
β2
π 4
π 4
β1 π+ 2
β2
π + 1 + 2, β¦ , 2
π 4
β1 π+
π +1 +3 π+1 β1 .
π β‘ 0 mod 4, π β πΌ; π = π + 2, β¦ , π
4β2 π 2
+
4β4 2
4β4 2
π + 1 + 3π β 2,
π + 1 + 3 π + 2 β 2,
π
3π β
4 β2 2, β¦ , 4 π 2
8β2 π 2
+
8β4 2
4β2 π 2
+
4β4 2
π + 1 + 3 π + 3 β 2, β¦ ,
π + 1 + 3 π + 2 β 2, β¦ ,
π
+
4 4 β4 2
8β2 π 2
π
π +1 +3 π+2 β
4 β2 2, β¦ , 4 π 2
+
8β4 2
4β2 π 2
+
π +1 +
π
+
4 4 β4 2
π +1 +
3π β 2 = π + 3 π + 2 β 2, π + 3 π + 3 β 2, β¦ , π + 3π β 2,3π + 2 π + 1 + 3 π + 2 β 2, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π β 2, β¦ , 2 2, β¦ , 2 π
πΏ15 = π π£π =
π 2
π+
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2
π +1 +3 π+2 β
π + 1 + 3π β 2 .
π = π dimana π β‘ 2 mod 4, π β πΌ; π β π π β2 2
π
π + 1 + 1 + 1, β¦ , 2 π +
πβ2 2
π +1 +π +1 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
49
Berdasarkan pendefinisian fungsi dari label simpul, maka selanjutnya pembuktian akan dibagi menjadi tiga kasus, yaitu untuk π β‘ 1 mod 4, π β‘ 2 mod 4, dan π β‘ 0 mod 4 . Himpunan label-label simpul dari graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π ), diperoleh dari gabungan himpunan πΏ1 , πΏ2 , β¦, πΏ15 sesuai dengan kasuskasus yang telah disebutkan, yaitu: Kasus 1: π β‘ 1 mod 4 π(π) = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ πΏ4 βͺ πΏ5 βͺ πΏ6 βͺ πΏ7 βͺ πΏ8 βͺ πΏ9 βͺ πΏ10 βͺ πΏ11 βͺ πΏ12 βͺ πΏ13 βͺ πΏ14 =
πβ1 4
π + 1 + ,3 π + 1 + 2π , β¦ , 2
π 4
2 π + π + 1 , 4 π + π + 1 , β¦ ,2 π 2
2
β1
πβ1 4
π+1 + 2
π+π +1
β2 π βͺ
βͺ π + 1, π + 3, π + 5, β¦ , π +
β 1 βͺ 1,2, β¦ , π, 2 π + π + 1 + 1, β¦ ,2 π + π + 1 + π, β¦ , 2
1 + 1, β¦ , 2
π 4
β2
π 4
β2
π+π +
π+π +1 +π βͺ
π + 1 + 3, π + 1 + 6, β¦ , π + 1 + 3π, 3 π + 1 + 2π + 3, β¦ ,3 π + 1 + 2π + π 4
3π, β¦ , 2 2
π 4
β1
π 4
π+1 + 2
β 2 π + 3π βͺ
π+1 + 2
π 4
π 4
β1
π+1 +
π + 1 + 3, π + 1 + 6, β¦ , π + 1 + 3π , 3 π + 1 + 2π + π 4
3, β¦ ,3 π + 1 + 2π + 3π , β¦ , 2 1
β 2 π + 3, β¦ , 2
β1
β 2 π + 3π βͺ
π+1 + 2
π 4
β 2 π + 3, β¦ , 2
π 4
β
π + 1 + 3 π + 1 β 2, π + 1 + 3 π + 2 β
2, β¦ , π + 1 + 3π β 2,3 π + 1 + 2π + 3 π + 1 β 2, β¦ ,3 π + 1 + 2π + 3π β π 4
2, β¦ , 2 2
π 4
β1
π+1 + 2
π 4
β 2 π + 3 π + 1 β 2, β¦ , 2
β 2 π + 3π β 2 βͺ π + 2, π + 4, π + 6, β¦ , π + 2
π 2
π 4
β1
βͺ
π + 3, π + 6, β¦ , π + 3π , 3π + 2 π + 1 + 3, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π , β¦ , 2 1 π+ 2
πβ1 4
β2
π + 1 + 3, β¦ , 2
πβ1 4
β1 π+ 2
π+1 +
πβ1 4
β2
πβ1 4
β
π + 1 + 3π βͺ
π + 3, π + 6, β¦ , π + 3 π + 1 , 3π + 2 π + 1 + 3, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3 π + 1 ,β¦, 2
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
β2
π + 1 + 3, β¦ , 2
πβ1 4
β1 π+
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
50
2
πβ1 4
β2
π +1 +3 π+1
βͺ π + 3 π + 2 β 1, π + 3 π + 3 β 1, β¦ , π +
3π β 1,3π + 2 π + 1 + 3 π + 2 β 1, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π β 1, β¦ , 2 1 π+ 2
πβ1 4
β2
π + 1 + 3 π + 2 β 1, β¦ , 2
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
πβ1 4
β
β2
π +
1 + 3π β 1 βͺ π + 2, π + 5, β¦ , π + 3π β 1,3π + 2 π + 1 + 2, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π β 1, 2 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2
π + 1 + 3 β 1, β¦ , 2
π 4
π 4
β1 π+ 2
β
π + 1 + 3π β 1 βͺ
π + 2, π + 5, β¦ , π + 3 π + 1 β 1,3π + 2 π + 1 + 2, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3 π + 1 β 1, β¦ , 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2
π + 1 + 2, β¦ , 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2
π +
1 + 3 π + 1 β 1 βͺ π + 3 π + 2 β 2, π + 3 π + 3 β 2, β¦ , π + 3π β 2,3π + π 4
2 π + 1 + 3 π + 2 β 2, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π β 2, β¦ , 2 2
π 4
β2
π + 1 + 3 π + 2 β 2, β¦ , 2
= 1,2, β¦ , 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
π 4
β1 π+ 2
π 4
β1 π+ β2
π + 1 + 3π β 2
β 2 (π + 1) βͺ π + 1, π + 2, β¦ , π + 2
π 2
β1 .
Kasus 2: π β‘ 2 mod 4 π(π) = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ πΏ4 βͺ πΏ5 βͺ πΏ6 βͺ πΏ7 βͺ πΏ8 βͺ πΏ9 βͺ πΏ10 βͺ πΏ11 βͺ πΏ12 βͺ πΏ13 βͺ πΏ14 βͺ πΏ15 =
π + 1 + ,3 π + 1 + 2π , β¦ , 2 π 2
π+
πβ2 2
πβ1 4
π
π + 1 + 1 + 1, β¦ , 2 π +
β1 πβ2 2
π
π+1 + 2
πβ1 4
β 2 π βͺ β¦βͺ
π +1 +π +1
= 1,2, β¦ , 2 (π + π + 1) βͺ π + 1, π + 2, β¦ , π + 2
π 2
.
Kasus 3: π β‘ 0 mod 4 π(π) = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ πΏ4 βͺ πΏ5 βͺ πΏ6 βͺ πΏ7 βͺ πΏ8 βͺ πΏ9 βͺ πΏ10 βͺ πΏ11 βͺ πΏ12 βͺ πΏ13 βͺ πΏ14 =
π + 1 + ,3 π + 1 + 2π , β¦ , 2
πβ1 4
β1
π+1 + 2
πβ1 4
β 2 π βͺ β¦βͺ
π + 3 π + 2 β 2, π + 3 π + 3 β 2, β¦ , π + 3π β 2,3π + 2 π + 1 + 3 π + 2 β
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
51
2, β¦ ,3π + 2 π + 1 + 3π β 2, β¦ , 2 3 π + 2 β 2, β¦ , 2 = 1,2, β¦ ,2
π 4
π 4
β1 π+ 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2
π 4
β2
π +1 +
π + 1 + 3π β 2
(π + π + 1) βͺ π + 1, π + 2, β¦ , π + 2
π 2
.
Terlihat bahwa himpunan label-label simpul dari graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π ), membentuk dua himpunan bilangan berurutan, yaitu: 1, β¦ , 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β 2 (π + 1) βͺ π + 1, β¦ , π + 2
π
1, β¦ , (π + π + 1) βͺ π + 1, β¦ , π + 2
π π =
2
1, β¦ ,2
π 4
π 2
(π + π + 1) βͺ π + 1, β¦ , π + 2
π 2
β 1 , π β‘ 1 mod 4
,
π β‘ 2 mod 4
π
,
2
3.14
.
π β‘ 0 mod 4
Dari ketiga himpunan label-label simpul tersebut diperoleh tiga nilai π yang berbeda, yaitu π 4
2 π=
β1 π+ 2
π 4
β2
π + 1 , π β‘ 1 mod 4
π 2
π+π +1 ,
π β‘ 2 mod 4.
2
π 4
π β‘ 0 mod 4
π+π +1 ,
Pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) diketahui bahwa π 4
π β2 4 π π π + π + 1 + 2 2 β 1, 2 π π 2 4 π+π +1 +2 2 β
2
π=
β1 π+ 2
π +2
π 4
π 2
+
β2 ,
π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4
1,
3.15 .
π β‘ 0 mod 4
Apabila persamaan (3.9) disubtitusikan ke persamaan (3.14), maka akan diperoleh bahwa jarak antara kedua himpunan label-label simpul adalah sebesar π + 1 β π + 1 = π β π yang hasilnya sama dengan persamaan (3.15), yaitu: ο·
Untuk π β‘ 1 mod 4, π β π = 2 2 π 2
β3
2 π +2
β
2
π 4
β1 π+ 2
π 4
+
π 2
β2 =π
π 4
π 4
β1 π+2 2
π 4
β 2 (π + 1) = 2
β2 π +2 2
π 4
+
π 4
π 4
β
β1 π+ 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
52
ο·
Untuk π β‘ 2 mod 4, π β π = π π + π + 1 + 2 π 2
ο·
(π + π + 1) + 2
π 2
π 4
β1 β
π (π + π + 1) 2
=
β1=π
Untuk π β‘ 0 mod 4, π β π = 4 1) = 2
π 2
(π + π + 1) + 2
π 2
π 4
π+π +1 +2
π 2
β1 β 2
π 4
(π + π +
β 1 = π.
Dengan demikian, himpunan label-label simpul pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π. Selanjutnya akan ditunjukkan pula bahwa himpunan π = π π₯ + π π¦ | π₯π¦ππΈ dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) membentuk himpunan yang terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan. Pembuktian akan dibagi menjadi empat kasus sesuai dengan pendefinisian fungsi dari label simpul pada graf, yaitu: π
Kasus 1: ππ π’π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2
β 1, π β πΌ dimana π β’ 3 mod 4 dan π β π½.
Kasus 2: ππ ππ+1 untuk 1 β€ π β€ π β 1, π β πΌ. Kasus 3: ππ π£π untuk 1 β€ π β€ 2 π
Kasus 4: π£π π£π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2 π 2
, π β πΌ. , π β πΌ dan π β π.
Pembagian kasus-kasus menjadi empat kasus yang sesuai dengan pendefinisian fungsi dari label simpul pada graf ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
53
1
2
1
1
u u
u
r
c c
1
2
i ο1
i ο1
u u
1
u
c
2
c
1
v 1
2
2
2
v v
r
2
1
1
s
1
2
i
i
v v
r
s
i ο1
1
2
2
2
v v
2
1
1
u u
u
r
c
c c
2
i ο1
i ο1
u
1
2
2
2
s
1
1
u
v
1
2
i
i
v v
r
s
1
2
i
i
v v
2
s
i ο1
i
s
v
i
u
1
2
2
2
v v
r i ο1
c
2
c v
i
2
i ο1
1
i
v
1
u u
1
c c
v
2
2
i
i ο1
2
v
1
u u
i ο1
c
c
v v
r
2
1
v
i ο1
2
v
i
(b)
1
u u
1
r i ο1
2
(a) 1
u
c v
i
2
i ο1
1
i
v
1
u u
1
c c
v
2
u
i
i ο1
2
v
1
u u
i ο1
v
2
v
s
1
2
i
i
v v
2
i
i ο1
i
s
v
i
(d )
(c)
Gambar 3.7. (a) Kasus 1 (b) Kasus 2 (c)Kasus 3 (d) Kasus 4. π
Kasus 1 : ππ π’π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2
β 1, π β πΌ dimana π β’ 3 mod 4 dan π β π½.
Pada kasus 1 pembuktian akan dibagi menjadi empat subkasus, yaitu untuk π β‘ 1 mod 4 dan π β‘ 3 mod 4. Untuk π β‘ 1 mod 4 dan π β π½, π
π€1 = π ππ + π(π’π ) = π+π+ =π+
πβ1 2
πβ1 π+π +1 +π 2 π+π +
3πβ1 2
+ π.
Substitusikan π β‘ 1 mod 4 dan π β π½ maka akan diperoleh himpunan π1 =
π
π ππ + π(π’π ) π β‘ 1 mod 4, π β πΌ dan π β π½
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
54
= π+
1β1 2
π+π +
1, β¦ , π + 4
π 4
β3β1 2
5β1 2
3β1 2
+ 1, β¦ , π +
π+π +
π+π +
3(4
π 4
15β1 + 2 β3)β1 2
1β1 2
π+π +
π, β¦ , π +
4
π 4
3β1 2
β3β1 2
+ π, π +
π+π +
5β1 2
3(4
π 4
π+π + β3)β1
2
π 4
+
+ 1, β¦ , π +
+π
= π + 2, β¦ , π + π, π + 2 π + π + 8, β¦ , π + 2 π + π + 7 + π, β¦ , π + 2 π + 6
15β1 2
β 5 + 1, β¦ , π + 2
π 4
β2
π 4
π+π + 6
π 4
β2
+
7β3 π 2
π+
β5 +π .
Untuk π < π , π β‘ 3 mod 4 dan π β π½, π
π€2 = π ππ + π(π’π ) = π+π+ =π+
πβ1 πβ3 π+1 + π + 3π 2 2
πβ1 π 2
+
πβ3 π 2
+
3πβ1 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 3 mod 4 dan π β π½ maka akan diperoleh himpunan π2 =
π
π ππ + π(π’π ) π β‘ 3 mod 4, π β πΌ dan π β π½
= π+
3β1 π 2
21β1 2 3(4
+
3β3 π 2
+ 3, β¦ , π +
π 4
β1 )β1 2
+
9β1 2
7β1 π 2
+ 3, β¦ , π +
+
+ 3, β¦ , π +
4
7β3 π 2 π 4
3β1 π 2
+
21β1 2
β1 β1
4
2
π+
+
3β3 π 2
+
+ 3π, β¦ , π + π 4
β1 β3 2
π +
9β1 2 4
3(4
π 4
+ 3π, π +
β1 β1 2
π 4
π+
β1 )β1 2
4
7β1 π 2 π 4
β1 β3 2
+
π +
+ 3π
= π + π + 7, β¦ , π + π + 4 + 3π, π + 3π + 2π + 13, β¦ , π + 3π + 2π + 10 + 3π, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
2
π 4
β2 π + 6
π 4
β 2 + 3π .
π 4
β 2 + 3, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+
Untuk π > π , π β‘ 3 mod 4 dan π = 1, 2, 3, β¦ , π , π
π€3 = π ππ + π(π’π ) Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
55
= π+π+ =π+
πβ1 πβ3 π+1 + π + 3π 2 2
πβ1 π 2
+
πβ3 π 2
+
3πβ1 2
+ 3π.
Substitusikanπ β‘ 3 mod 4 dan π = 1 ,2, 3, β¦ , π maka akan diperoleh himpunan π3 =
π
π ππ + π(π’π ) π β‘ 1 mod 4, π β πΌ dan π = 1, 2, 3, β¦ , π
= π+
3β1 π 2
21β1 2 3(4
+
3β3 π 2
+ 3, β¦ , π +
π 4
β1)β1 2
+
9β1 2
7β1 π 2
+ 3, β¦ , π +
+
+ 3, β¦ , π +
4
7β3 π 2 π 4
+
β1β1 2
3β1 π 2
21β1 2
π+
4
+
3β3 π 2
+ 3π , β¦ , π + π 4
β1β3 2
9β1 2
+
4
3(4
π +
π 4
+ 3π , π +
β1β1 2
π 4
β1)β1 2
π+
4
7β1 π 2 π 4
+
β1β3 2
7β3 π 2
+
π +
+ 3π
= π + π + 7, β¦ , π + π + 4 + 3π , π + 3π + 2π + 13, β¦ , π + 3π + 2π + 10 + 3π , β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
2
π 4
β2 π + 6
π 4
β 2 + 3π .
π 4
β 2 + 3, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+
Untuk π > π , π β‘ 3 mod 4 dan π = π + 1, β¦ , π, π
π€4 = π ππ + π(π’π ) = π+π+ =π+
πβ1 πβ3 π+1 + π + 3π β 2 2 2
πβ1 π 2
+
πβ3 π 2
+
3πβ5 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 3 mod 4 dan π = π + 1, β¦ , π maka akan diperoleh himpunan π4 =
π
π ππ + π(π’π ) π β‘ 3 mod 4, π β πΌ dan π = π + 1, β¦ , π
= π+
3β1 π 2
7β3 π 2
+
+
3β3 π 2
21β5 2
+
9β5 2
+ 3 π +1 ,β¦,π +
+ 3 π + 1 ,β¦,π +
7β1 π 2
+
3β1 π 2
7β3 π 2
+
+
3β3 π 2
21β5 2
+
9β5 2
+ 3π, π +
+ 3π, β¦ , π +
4
π 4
7β1 π 2
β1β1 2
+
π+
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
56
4
π 4
β1β3 2
π +
3(4
π 4
β1)β5 2
+ 3 π +1 ,β¦,π +
4
π 4
β1β1 2
π+
4
π 4
β1β3 2
π +
3(4
π 4
β1)β5 2
+
3π = π + π + 2 + 3 π + 1 , β¦ , π + π + 2 + 3π, π + 3π + 2π + 8 + 3 π + 1 , β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3π, β¦ , π + 2 π 4
2
β1 π+ 2
π 4
π 4
β1 π+ 2
β2 π + 6
π 4
π 4
π 4
β2 π + 6
β 4 + 3 π +1 ,β¦,π +
β 4 + 3π .
Kasus 2 : ππ ππ+1 untuk 1 β€ π β€ π β 1, π β πΌ. Pada kasus 2 pembuktian akan dibagi menjadi dua subkasus, yaitu untuk π β‘ 1,3 mod 4 dan π β‘ 0,2 mod 4. Untuk π β‘ 1,3 mod 4 dan π + 1 β‘ 2 mod 4, π€5 = π ππ + π(ππ+1 ) = π+π+ =π+
π+1 π+1β2 π+1 + π 2 2
π+1 π 2
+
πβ1 π 2
3π+1 . 2
+
Substitusikan π β‘ 1 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π5 =
π ππ + π(ππ+1 ) π β‘ 1 mod 4, π β πΌ
= π+ 4
1+1 π 2
π β1 4
+
β3 β1 2
1β1 π 2
π +
+
3(4
3+1 ,π 2
π β1 4
+
5+1 π 2
5β1 + π 2
πβ1 4
+
4
π β1 4
β3 +1 2
π+
β3 )+1
2
= π + π + 2, π + 3π + 2π + 8, β¦ , π + 2 6
+
15+1 ,β¦,π 2
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
β2 π +
β4 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
57
Untuk π β‘ 1,3 mod 4 dan ( π + 1) β‘ 0 mod 4, π€6 = π ππ + π(ππ+1 ) = π+π+ =π+
π+1 π+π +1 2
π+1 π 2
+
π+1 π 2
+
3π+1 . 2
Substitusikan π β‘ 3 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π ππ + π(ππ+1 ) π β‘ 3mod 4 , π β πΌ
π6 =
= π+ 3(4
3+1 π 2
π 4
+
3+1 π 2
+
9+1 ,π 2
+
7+1 π 2
+
7+1 π 2
+
21+1 ,β¦,π 2
+
4
π 4
β1 +1 2
π+
4
π 4
β1 +1 2
π +
β1 )+1 2
= π + 2π + 2π + 5, π + 4π + 4π + 11, β¦ , π + 2
π 4
π+ 2
π 4
π + 6
π 4
β1 .
Untuk π β‘ 0,2 mod 4 dan π + 1 β‘ 3 mod 4, π€7 = π ππ + π(ππ+1 ) =
π πβ2 π+1 + π +π+π+1 2 2 π 2
=π+ π+
πβ2 π 2
+
3π+2 . 2
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π7 =
π ππ + π(ππ+1 ) π β‘ 2 mod 4, π β πΌ
= π+ 3(4
π 4
2 π 2
+
2β2 π 2
+
6+2 ,π 2
+
6 π 2
+
6β2 π 2
+
18+2 ,β¦,π 2
+
4
π 4
β2
2
π+
4
π 4
β2 β2 2
π +
β2 )+2 2
= π + π + 4, π + 3π + 2π + 10, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
π 4
β2 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
58
Untuk π β‘ 0,2 mod 4 dan π + 1 β‘ 1 mod 4, π€8 = π ππ + π(ππ+1 ) =
π π+π +1 +π+π+1 2 π
π
3π+2 . 2
= π+2π +2π +
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π8 =
π ππ + π(ππ+1 ) π β‘ 0mod 4, π β πΌ 4
4
24+2 ,β¦,π 2
+
= π + 2π + 2π + 7, π + 4π + 4π + 13, β¦ , π + 2
π 4
= π+2π +2π +
π 4
6
12+2 ,π 2
8
8
+2π +2π +
4
π 4
β4
2
π+
4
π 4
β4
2
β2 π+ 2
π 4
π +
3(4
π 4
β4 )+2 2
β2 π +
β5 .
Kasus 3 : ππ π£π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2
,π β πΌ .
Pada kasus 3 pembuktian akan dibagi menjadi dua subkasus, yaitu untuk π β‘ 2 mod 4 dan π β‘ 0 mod 4. Untuk π β‘ 2 mod 4, π€9 = π ππ + π(π£π ) =
π πβ2 π +π+π π+1 + 2 2 π
= π+2π +
πβ2 π 2
3π
+ 2.
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π9 =
π ππ + π(π£π ) π β‘ 2 mod 4, π β πΌ
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
59
2
= π+2π+ 3(4
n β1 4
2β2 π 2
6
6
+ 2,π +2π +
6β2 π 2
+
18 ,β¦,π 2
+
4
n β1 4
β2
π+
2
4
n β1 4
β2 β2 2
π +
β2 )
2
= π + π + 3, π + 3π + 2π + 9, β¦ , π + 2 6
nβ1 4
nβ1 4
nβ1 4
β1 π+ 2
β2 π +
β3 .
Untukπ β‘ 0 mod 4, π€10 = π ππ + π(π£π ) =
π π+π +1 +π+π 2 π
π
3π
= π +2π +2π + 2.
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π10 =
π ππ + π(π£π ) π β‘ 0 mod 4, π β πΌ 4
4
= π +2π +2π +
12 ,π 2
8
8
+2π +2π +
24 ,β¦,π 2
+
= π + 2π + 2π + 6, π + 4π + 4π + 12, β¦ , π + 2
π
Kasus 4 : π£π π£π untuk 1 β€ π β€ 2
π 2
4
π 4
2
π 4
π+
4
π+2
π 4
2
π 4
π +
3(4
π +6
π 4
)
2
π 4
.
,π β πΌ
Pada kasus 4 pembuktian akan dibagi menjadi tujuh subkasus, yaitu untuk π β‘ 2 mod 4 dan π β‘ 0 mod 4. Untuk π > π , π β‘ 2 mod 4 dan π β π, π
π€11 = π π£π + π(π£π )
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
60
π πβ2 =π+π+ π+ π + 1 + 3π 2 2 π
= π+2π +
πβ2 π 2
+
3πβ2 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π11 =
π
π π£π + π(π£π ) π β‘ 2 mod 4, π β πΌ dan π β π 2
= π+2π +
2β2 π 2
6
3π , π + 2 π + 4
π β1 4
β2 β2 2
+
6β2 π 2
π +
3(4
6β2 2
2
+ 3, π + 2 π +
18β2 2
+ π β1 4
+
6
+ 3, β¦ , π + 2 π +
β2 )β2
2
2β2 π 2
+ 3, β¦ , π +
4
6β2 2
6β2 π 2
π β1 4
2
β2
2
+ 6, β¦ , π + 2 π + +
18β2 2
π+
4
2β2 π 2
+ 3π , β¦ , π +
π β1 4
β2 β2 2
π +
4
3(4
+
6β2 2
π β1 4
2 π β1 4
2
β2
+ π+
β2 )β2
+
3π = π + π + 5, π + π + 8, β¦ , π + π + 2 + 3π , π + 3π + 2π + 11, β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3π , β¦ , π + 2 πβ1 4
2
πβ1 4
β1 π+ 2
β1 π+ 2
πβ1 4
πβ1 4
β2 π + 6
β2 π + 6
πβ1 4
πβ1 4
β 4 + 3, β¦ , π +
β 4 + 3π .
Untuk π < π , π β‘ 2 mod 4 dan π = 1,2, β¦ , π + 1, π
π€12 = π π£π + π(π£π ) π πβ2 =π+π+ π+ π + 1 + 3π 2 2 π 2
=π+ π+
πβ2 π 2
+
3πβ2 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π12 =
π
π π£π + π(π£π ) π β‘ 2 mod 4, π β πΌ dan π = 1, 2, β¦ , π + 1
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
61
2
= π +2π +
2β2 π 2
+
6β2 2
6
3(π + 1), π + 2 π + 4
π β1 4
β2
2 π β1 4
3 4
π+
4
π β1 4
2
+ 3, π + 2 π +
6β2 π 2
β2 β2 2
β2 β2
+
π +
18β2 2 3 4
2β2 π 2
+
6β2 2
2
+ 6, β¦ , π + 2 π +
6
+ 3, β¦ , π + 2 π +
π β1 4
β2 β2
2
6β2 π 2
+ 3, β¦ , π +
4
+
π β1 4
18β2 2 β2
2
2β2 π 2
+
6β2 2
+
+ 3(π + 1), β¦ , π +
π+
4
π β1 4
β2 β2 2
π +
+ 3(π + 1)
2
= π + π + 5, π + π + 8, β¦ , π + π + 2 + 3(π + 1), π + 3π + 2π + 11, β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3(π + 1), β¦ , π + 2 πβ1 4
3, β¦ , π + 2
β1 π+ 2
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
β2 π + 6
πβ1 4
β2 π + 6
πβ1 4
πβ1 4
β4 +
β 4 + 3(π + 1) .
Untuk π < π , π β‘ 2 mod 4 dan π = π + 2, β¦ , π , π
π€13 = π π£π + π(π£π ) π πβ2 =π+π+ π+ π + 1 + 3π β 1 2 2 π
= π+2π +
πβ2 π 2
+
3πβ4 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 2 mod 4 maka akan diperoleh himpunan π13 =
π
π π£π + π(π£π ) π β‘ 2 mod 4, π β πΌ dan π = π + 2, π + 3, β¦ , π 2
= π +2π + 2β2 π 2
+
2β2 π 2
6β2 2
3π , β¦ , π + 4
π β1 4
2
β2
+
6β2 2
2
+ 3(π + 2), π + 2 π + 6
+ 3π , π + 2 π +
4
π+
π β1 4
β2
2 4
π β1 4
π+
β2 β2 2
4
6β2 π 2
π β1 4
+
β2 β2 2
π +
3 4
18β2 2
π +
π β1 4
2
2β2 π 2
+
6β2 2
2
+ 3(π + 3), β¦ , π + 2 π + 6
+ 3(π + 2), β¦ , π + 2 π +
3 4
β2 β2
π β1 4
β2 β2
2
6β2 π 2
+
18β2 2
+
+ 3(π + 2), β¦ , π +
+ 3π
= π + π + 2 + 3(π + 2), π + π + 2 + 3(π + 3), β¦ , π + π + 2 + 3π , π + 3π + 2π + 8 + 3(π + 2), β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3π , β¦ , π + 2
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
β2 π +
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
62
6
πβ1 4
β 4 + 3(π + 2), β¦ , π + 2
6
πβ1 4
β 4 + 3π .
πβ1 4
β1 π+ 2
πβ1 4
β2 π +
Untuk π > π , π β‘ 0 mod 4 dan π β π, π
π€14 = π π£π + π(π£π ) =π+π+ =π+
πβ2 πβ4 π + 1 + 3π β 1 π+ 2 2
πβ2 π 2
+
πβ4 π 2
+
3πβ6 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 dan π β π maka akan diperoleh himpunan π14 =
π
π π£π + π(π£π ) π β‘ 0 mod 4, π β πΌ dan π β π
= π+
4β2 π 2
24β6 2
+
4β4 π 2
+ 3, β¦ , π +
3, β¦ , π +
4
π 4
β2
2
+
12β6 2
8β2 π 2
π+
4
+
π 4
2
+ 3, β¦ , π + 8β4 π 2
β4
π +
+
4β2 π 2
24β6 2
3(4
π 4
+
4β4 π 2
+
+ 3π , β¦ , π +
)β6
4
12β6 2 π 4
2
β2
+ 3π , π + π+
π 4
4
2
β4
8β2 π 2
π +
+
3(4
8β4 π 2
π 4
)β6
2
+
+
+ 3π
2
= π + π + 6, β¦ , π + π + 3 + 3π , π + 3π + 2π + 12, β¦ , π + 3π + 2π + 9 + 3π , β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
2
π 4
β1 π + 6
π 4
β 3 + 3π .
π 4
β 3 + 3, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+
Untuk π < π , π β‘ 0 mod 4 dan π = 1,2, β¦ , π + 1, π
π€15 = π π£π + π(π£π ) =π+π+ =π+
πβ2 πβ4 π+ π + 1 + 3π β 1 2 2
πβ2 π 2
+
πβ4 π 2
+
3πβ6 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 dan π = 1, 2, β¦ , π + 1 maka akan diperoleh himpunan Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
63
π15 =
π
π π£π + π(π£π ) π β‘ 0 mod 4, π β πΌ dan π = 1, 2, β¦ , π + 1
= π+
4β2 π 2
8β4 π 2 4
π 4
+
β4
2
+
4β4 π 2
24β6 + 2 3 4
π +
+
12β6 2
3, β¦ , π +
π 4
β6
+ 3, β¦ , π + 8β2 π 2
+
+ 3, β¦ , π +
2
4β2 π 2
8β4 π 2
4
π 4
+
β2
24β6 2
π+
2
4β4 π 2
+
4
12β6 2
+
+ 3(π + 1), π +
+ 3(π + 1), β¦ , π +
π 4
β4
2
π +
3 4
π 4
β6
π 4
4
β2
2
8β2 π 2
+
π+
+ 3(π + 1)
2
= π + π + 6, β¦ , π + π + 3 + 3(π + 1), π + 3π + 2π + 12, β¦ , π + 3π + 2π + 9 + π 4
3(π + 1), β¦ , π + 2 π 4
2
β1 π+ 2
π 4
β1 π+ 2 β2 π + 6
π 4
π 4
π 4
β2 π + 6
β 3 + 3, β¦ , π +
β 3 + 3(π + 1) .
Untuk π < π , π β‘ 0 mod 4 dan π = π + 2, β¦ , π , π
π€16 = π π£π + π(π£π ) =π+π+ =π+
πβ2 πβ4 π + 1 + 3π β 2 π+ 2 2
πβ2 π 2
+
πβ4 π 2
+
3πβ8 2
+ 3π.
Substitusikan π β‘ 0 mod 4 dan π = π + 2, β¦ , π maka akan diperoleh himpunan π16 =
π
π π£π + π(π£π ) π β‘ 0 mod 4, π β πΌ dan π = π + 2, β¦ , π
= π+
4β2 π 2
8β4 π 2 4
π 4
+
β4 2
+
4β4 π 2
24β8 + 2
π +
3 4
+
12β8 2
+ 3(π + 2), β¦ , π +
3(π + 2), β¦ , π +
π 4
2
β8
8β2 π 2
+
+ 3(π + 2), β¦ , π +
4β2 π 2
8β4 π 2 4
π 4
+
β2 2
+
4β4 π 2
24β8 2
π+
4
+
12β8 2
+ 3π , π +
+ 3π , β¦ , π + π 4
β4 2
π +
3 4
4
π 4
β2 2
π 4
2
β8
8β2 π 2
+
π+
+ 3π
= π + π + 2 + 3(π + 2), β¦ , π + π + 2 + 3π , π + 3π + 2π + 8 + 3(π + 2), β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3π , β¦ , π + 2 2), β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4 π 4
β1 π+ 2 β2 π + 6
π 4
β2 π + 6
π 4
β 4 + 3π .
π 4
β 4 + 3(π +
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
64
Untuk π < π , π = π dimana π β‘ 2 mod 4 dan π β π, π
π€17 = π π£π + π(π£π ) πβ2 π =π+π+ π+ π +1 +π+1 2 2 π
= π+2π +
πβ2 π 2
+
3π 2
+ 3π.
Substitusikan π = π dimana π β‘ 2 mod 4 dan π β π maka akan diperoleh himpunan π17 =
π
π π£π + π(π£π ) π = π dan π β π dimana π β‘ 2 mod 4 π
πβ2 π 2
+
3π 2
+ 1, π + 2 π +
π
πβ2 π 2
+
3π 2
+ 1, π + 2 π +
= π+2π+ = π+2π+
π
πβ2 π 2
+
3π 2
+ 2, β¦ , π + 2 π +
π
πβ2 π 2
+
3π 2
π
πβ2 π 2
+
3π 2
+ 2, β¦ , π + 2 (π + π ) +
3π 2
.
π
+π
Berdasarkan pendefinisian fungsi dari label simpul, maka pembuktian selanjutnya akan dibagi menjadi tiga kasus, yaitu untuk π β‘ 1 mod 4, π β‘ 2 mod 4, dan π β‘ 0 mod 4 . Himpunan π = π π₯ + π π¦ | π₯π¦ππΈ dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) diperoleh dari gabungan himpunan π1 , π2 , β¦, π17 sesuai dengan kasus-kasus yang telah disebutkan, yaitu: Kasus 1: π β‘ 1 mod 4 π = π1 βͺ π2 βͺ π3 βͺ π4 βͺ π5 βͺ π6 βͺ π7 βͺ π8 βͺ π9 βͺ π10 βͺ π11 βͺ π12 βͺ π13 βͺ π14 βͺ π15 βͺ π16 = π + 2, β¦ , π + π, π + 2 π + π + 8, β¦ , π + 2 π + π + 7 + π, β¦ , π + 2 π + 6
π 4
β 5 + 1, β¦ , π + 2
π 4
β2
π+π + 6
π 4
π 4
β2
π+
β5 +π βͺ π+π+
7, β¦ , π + π + 4 + 3π, π + 3π + 2π + 13, β¦ , π + 3π + 2π + 10 + 3π, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
π 4
2
π 4
β2 π + 6
π 4
β 2 + 3π βͺ π + π + 7, β¦ , π + π + 4 + 3π , π + 3π + 2π +
β 2 + 3, β¦ , π + 2
13, β¦ , π + 3π + 2π + 10 + 3π , β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
π 4
β1 π+
β2 π + 6
π 4
β2 +
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
65
π 4
3, β¦ , π + 2
β1 π+ 2
π 4
π 4
β2 π + 6
β 2 + 3π βͺ π + π + 2 +
3 π + 1 , β¦ , π + π + 2 + 3π, π + 3π + 2π + 8 + 3 π + 1 , β¦ , π + 3π + 2π + 8 + π 4
3π, β¦ , π + 2 π 4
2
β1 π+ 2 π 4
β1 π+ 2 πβ1 4
8, β¦ , π + 2
π 4
β2 π + 6
β2 π + 6
β1 π+ 2
π 4
πβ1 4
π 4
β 4 + 3π βͺ π + π + 2, π + 3π + 2π + β2 π + 6
π + 2π + 2π + 5, π + 4π + 4π + 11, β¦ , π + 2 π 4
π + π + 4, π + 3π + 2π + 10, β¦ , π + 2
π 4
β5
2 π + 6 2
π 4
π 4
πβ1 4
π 4
π +6
π 4
β3
βͺ
π+ 2 π 4
π 4
π + 6
π 4
β2 π + 6 π 4
β2 π+ 2
βͺ π + π + 3, π + 3π + 2π + 9, β¦ , π + 2 nβ1 4
β4
β1 π+ 2
π + 2π + 2π + 7, π + 4π + 4π + 13, β¦ , π + 2 6
β 4 + 3 π + 1 ,β¦,π +
nβ1 4
β1 π 4
βͺ
β2
βͺ
β2 π +
β1 π+ 2
βͺ π + 2π + 2π + 6, π + 4π + 4π + 12, β¦ , π + 2
π 4
nβ1 4
β
π+
βͺ
π + π + 5, π + π + 8, β¦ , π + π + 2 + 3π , π + 3π + 2π + 11, β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3π , β¦ , π + 2 2
πβ1 4
πβ1 4
β1 π+ 2
β1 π+ 2
πβ1 4
πβ1 4
β2 π + 6
β2 π + 6
πβ1 4
πβ1 4
β 4 + 3, β¦ , π +
β 4 + 3π βͺ π + π + 5, π + π +
8, β¦ , π + π + 2 + 3(π + 1), π + 3π + 2π + 11, β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3(π + 1), β¦ , π + 2 2
πβ1 4
πβ1 4
β1 π+ 2
β1 π+ 2
πβ1 4
πβ1 4
β2 π + 6
β2 π + 6
πβ1 4
πβ1 4
β 4 + 3, β¦ , π +
β 4 + 3(π + 1) βͺ π + π + 2 +
3(π + 2), π + π + 2 + 3(π + 3), β¦ , π + π + 2 + 3π , π + 3π + 2π + 8 + 3(π + 2), β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3π , β¦ , π + 2 6
πβ1 4
β 4 + 3(π + 2), β¦ , π + 2
πβ1 4
πβ1 4
β1 π+ 2
β1 π+ 2
πβ1 4
πβ1 4
β2 π +
β2 π + 6
πβ1 4
β
4 + 3π βͺ π + π + 6, β¦ , π + π + 3 + 3π , π + 3π + 2π + 12, β¦ , π + 3π + 2π + 9 + 3π , β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
π 4
β 3 + 3, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
66
2
π 4
β1 π + 6
π 4
β 3 + 3π βͺ π + π + 6, β¦ , π + π + 3 + 3(π + 1), π + 3π +
2π + 12, β¦ , π + 3π + 2π + 9 + 3(π + 1), β¦ , π + 2 6
π 4
β 3 + 3, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
π 4
β1 π+ 2 π 4
β2 π + 6
π 4
β2 π +
β 3 + 3(π + 1) βͺ
π + π + 2 + 3(π + 2), β¦ , π + π + 2 + 3π , π + 3π + 2π + 8 + 3(π + 2), β¦ , π + 3π + 2π + 8 + 3π , β¦ , π + 2 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
π 4
β1 π+ 2 π 4
β2 π + 6
= π + 2, π + 3, β¦ , π + 2
π 4
π 4
β2 π + 6
π 4
β 4 + 3(π + 2), β¦ , π +
β 4 + 3π
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
π 4
β5 .
Kasus 2: π β‘ 2 mod 4 π = π1 βͺ π2 βͺ π3 βͺ π4 βͺ π5 βͺ π6 βͺ π7 βͺ π8 βͺ π9 βͺ π10 βͺ π11 βͺ π12 βͺ π13 βͺ π14 βͺ π15 βͺ π16 βͺ π17 = π + 2, β¦ , π + π, π + 2 π + π + 8, β¦ , π + 2 π + π + 7 + π, β¦ , π + 2 π + 6
π 4
π
π+2π+
β 5 + 1, β¦ , π + 2 πβ2 π 2
+
3π 2
π 4
π
β2
+ 1, π + 2 π + π
= π + 2, π + 3, β¦ , π + 2 (π + π ) +
3π 2
πβ2 π 2
π+π + 6 +
3π 2
π 4
π 4
β2
π+
β 5 + π βͺ β¦βͺ π
+ 2, β¦ , π + 2 (π + π ) +
3π 2
.
Kasus 3: π β‘ 0 mod 4 π = π1 βͺ π2 βͺ π3 βͺ π4 βͺ π5 βͺ π6 βͺ π7 βͺ π8 βͺ π9 βͺ π10 βͺ π11 βͺ π12 βͺ π13 βͺ π14 βͺ π15 βͺ π16 = π + 2, β¦ , π + π, π + 2 π + π + 8, β¦ , π + 2 π + π + 7 + π, β¦ , π + 2 π + 6
π 4
β 5 + 1, β¦ , π + 2
π 4
β2
π+π + 6
π 4
π 4
β2
π+
β 5 + π βͺ β¦βͺ
π + π + 2 + 3(π + 2), β¦ , π + π + 2 + 3π , π + 3π + 2π + 8 + 3(π + 2), β¦ , π + 3π +
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
67
π 4
2π + 8 + 3π , β¦ , π + 2 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
β2 π + 6
= π + 2, π + 3, β¦ , π + 2
π 4
β1 π+ 2
π 4
π 4
β2 π + 6
π 4
β 4 + 3(π + 2), β¦ , π +
β 4 + 3π π 4
(π + π ) + 6
.
Terlihat bahwa himpunan π dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) membentuk himpunan yang terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan, yaitu: π 4
π + 2, π + 3, β¦ , π + 2
β1 π+ 2
π
π=
π + 2, π + 3, β¦ , π + 2 (π + π ) + π + 2, π + 3, β¦ , π + 2
π 4
3π 2
π 4
β2 π + 6
π 4
β5
,
(π + π ) + 6
, π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4 .
π 4
,
π β‘ 0 mod 4
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, karena himpunan label-label simpul dari graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) membentuk dua himpunan bilangan berurutan yang terpisah sejauh π dan himpunan π = π π₯ + π π¦ | π₯π¦ππΈ merupakan himpunan yang terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan, maka terbukti bahwa graf lobster semi teratur πΏπ π, 0; 1, π memiliki PTBA π - busur berurutan dengan π 4
2 π=
β1 π+ 2
π 4
β2
π + 1 , π β‘ 1 mod 4
π 2
π+π +1 ,
π β‘ 2 mod 4.
2
π 4
π β‘ 0 mod 4
π+π +1 ,
β
Berdasarkan Lemma 3.1, bilangan ajaib dari pelabelan total busur ajaib bbusur berurutan adalah π = π + π + π€ dengan π€ = min π = π + 2. Kemudian akan dicari nilai dari bilangan ajaib π. Substitusikan persamaan (3.15) dan nilai-nilai b, maka akan diperoleh: π+2 2
π 4
β1 π+2 2
π = π+π π+π +1 +2 π+8
π 4
π 2
π+π +1 +2
π 4
β2 π +2 2
π 4
+
π 2
β 4 , π β‘ 1 mod 4
+ 1,
π β‘ 2 mod 4
π 2
π β‘ 0 mod 4
+ 1,
3.16 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
68
Dengan mensubstitusi persamaan (3.9) ke persamaan (3.16), maka diperoleh: 4 2
π 4
π = 2π π + π + 1 + 4 16
π 4
π 4
β1 π+4 2 π 2
π+π +1 +4
β1 π +2 4
,
π 4
+2
π 2
β7 ,
π β‘ 1 mod 4 π β‘ 2 mod 4.
π 2
,
π β‘ 0 mod 4
Contoh pelabelan simpul dengan menggunakan persamaan (3.10)-(3.13) pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) ditunjukkan pada Gambar 3.8. Pada Gambar 3.8, terlihat bahwa label-label simpul membentuk dua himpunan bilangan berurutan. Pada Gambar 3.8 (a) terbentuk himpunan 1, 2, β¦ , 39 dan π + 1, π + 2, β¦ , π + 9 , Gambar 3.8 (b) terbentuk himpunan 1, 2, β¦ , 36 dan π + 1, π + 2, β¦ , π + 8 sedangkan Gambar 3.8 (c) terbentuk himpunan 1, 2, β¦ , 27 dan π + 1, π + 2, β¦ , π + 6 . Dengan demikian diperoleh nilai π yang berbeda untuk (a), (b), dan (c) yaitu π = 39, π = 36, dan π = 27. Terlihat pula bahwa pada Gambar 3.8 akan diperoleh himpunan π yang berbeda untuk (a), (b), dan (c) yaitu π + 2, π + 3, β¦ , π + 48 , π + 2, π + 3, β¦ , π + 44 , dan π + 2, π + 3, β¦ , π + 33 yang masingmasing merupakan himpunan π bilangan bulat positif berurutan. Kemudian jika disubstitusikan nilai π untuk (a), (b), dan (c) yaitu π = 86, π = 79, dan π = 59 serta label-label busurnya, maka akan diperoleh pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan seperti pada Gambar 3.9.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
69
1
2
3
7
10
13
19
2
15 17
5
3
10
11
14
13
16
24
20
9
1
15 17
2
33
5
25
8
11
14
16
7
10
13
28
29
(b)
34
31
p+7 p+8
24
27
30
19
33
35
20
21
23
26
29
32
34
22
p+3
p+5
p+2
p+4
15 17
32
36
18
p+1
12
26
p+6
4
9
23
p+5
3
6
35
21
p+4
12
39
p+9
22
p+3
6
30
18
p+2
38
p+8
27
(a)
19
4
p+1
37
36
p+6
8
7
31
p+7
p+4
12
28
p+5
p+2
1
25
22
p+3
p+1
9
21
18
4
6
20
5
(c)
8
p+6
11
14
16
23
24
25
26
27
Gambar 3.8. (a) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ9 (3, 0; 1,5) (b) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ8 (3, 0; 1,5) (c) Pelabelan simpul dari graf lobster πΏ6 (3, 0; 1,5).
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
70
1 86
2
3
85
7
84
78
4
83 87
10
13
75
19
72
81
77
12
5
50
11
16
24
38 41
39 40
43 95
44 94
55
14
42
36
45 93
47
57
46
52 49
54
51 48
26
29
58
73 70
8
53
37
92
76
15 17
31
59
60
68
79
74 71
28
56
22
61
90 69
9
62
65
66
88 80
6
25
91
89
82
21
63
64
18
67
20
27
30
33
35
23
32
34
(a) 1
2
79
78
3
7
77
80
71
4
76
10
13
68
19
65
74 82
75
21
25
55
84
62
70
12
5
43
52
36
38 86
53
61
69
15 17
46
31
37
85
72
67 64
28
49
22
54
58
83
73
9
56
59
81
6
57
18
60
20
11
40
51
66 63
8
87
48
14
16
24
27
30
39
50
45 42
47
33
35
23
26
44 41 29
32
34
(b) 1 59
2
3
58
7
57
4
56 60
51 48
45
15 17
21 35
64
39
33 65
41
52 49 5
8
22
34
38
63
47 44 12
20
37 36
18
40
42
53
9
19
62
61
6
13
54
55
50
10
11
14
28
32
46 43 16
23
31
30 29
24
25
26
27
(c)
Gambar 3.9. (a) PTBA 39-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ9 (3, 0; 1,5) (a) PTBA 36-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ8 (3, 0; 1,5) (a) PTBA 27-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (3, 0; 1,5).
Pada Gambar 3.9 terlihat bahwa setelah mensubstitusi nilai π dan menambahkan label busur pada Gambar 3.8, maka akan diperoleh suatu bilangan ajaib untuk masing-masing (a), (b), dan (c) yaitu π = 1 + 86 + 87 = 174, π = 1 + 79 + 80 = 160, dan π = 1 + 59 + 60 = 120. Pada Teorema 2.1 telah dijelaskan bahwa dual dari pelabelan total busur ajaib π -busur berurutan untuk suatu graf G adalah suatu pelabelan total busur ajaib Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
71
(π£ β π)-busur berurutan. Berdasarkan teorema tersebut, diperoleh Akibat 3.2 dimana nilai b pada Akibat 3.2 adalah banyak simpul π£ dikurangi dengan nilai π pada Teorema 3.2. Akibat 3.2. Setiap graf lobster semi teratur, πΏπ (π, 0; 1, π ), memiliki pelabelan total busur ajaib π-busur berurutan dimana 2 π= 2 2
π 2 π 2 π 2
β 1, π β‘ 1 mod 4 ,
π β‘ 2 mod 4.
,
π β‘ 0 mod 4
Contoh pelabelan dual dari Gambar 3.9 (c), yaitu PTBA π-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (3, 0; 1,5) ditunjukkan pada Gambar 3.10. 65
7
64 8
63
59
15
9 62
10
56 18
53
47
29
21
12
48
26
6
46 30
57
33
27 3 24
13
51
1 25
14
19 22 54
44
32 2
5
60
31
28
4 11
16
45
17 49
61
58
55
52
38
34
20 23
35 50
43
42
36 37 41
40
39
Gambar 3.10. PTBA 6-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (3, 0; 1,5) dengan π = 78.
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan didefinisikan pelabelan dual dan simpul-simpul pada pelabelan dual dilabel dengan cara mengurangkan π£ + π + 1 dengan label simpul yang terkait. Contohnya, pada Gambar 3.10 terlihat bahwa simpul π1 yang semula diberi label 60 pada Gambar 3.9 (c) berubah menjadi π£ + π + 1 β π π1 = 33 + 32 + 1 β 60 = 66 β 60 = 6. Nilai π pada pelabelan dual dari graf lobster semi teratur πΏ6 (3, 0; 1, 5)
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
72
adalah π = 6. Dengan demikian pelabelan dual untuk PTBA 27-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (3,0; 1,5) (Gambar 3.9.c) adalah PTBA 6-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏ6 (3,0; 1,5) dengan π = 78.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
BAB 4 KESIMPULAN
Pada bab sebelumnya telah diberikan konstruksi pelabelan total busur ajaib bbusur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ). Berdasarkan Teorema 3.1, setiap graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) memiliki pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan untuk π β’ 3 mod 4 dan diperoleh tiga nilai b yang berbeda untuk π β‘ 1 mod 4, π β‘ 2 mod 4, dan π β‘ 0 mod 4. Berdasarkan Teorema 3.2, setiap graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) memiliki pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan untuk π β’ 3 mod 4 dan juga diperoleh pula tiga nilai b yang berbeda untuk π β‘ 1 mod 4, π β‘ 2 mod 4, dan π β‘ 0 mod 4. Selain itu, telah dijelaskan pula bahwa pada pelabelan total busur ajaib didefinisikan pelabelan dual. Pada Teorema 2.1 diberikan bahwa dual dari pelabelan total busur ajaib π -busur berurutan untuk suatu graf G adalah suatu pelabelan total busur ajaib (π£ β π)-busur berurutan. Oleh karena itu, diperoleh Akibat 3.1 dan Akibat 3.2 yang merupakan hasil pelabelan dual pada Teorema 3.1 dan Teorema 3.2. Hasil selengkapnya diberikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Pelabelan Total Busur Ajaib b-Busur Berurutan pada Graf Lobster Semi Teratur πΏπ (π, 0; 1, π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ) Graf
Pelabelan π β‘ 1 mod 4
Graf lobster semi
PTBA 4 2
teratur
π 4
π 4
β3 π+
β 1 -Busur
Bilangan Ajaib π=4 4 2 4
π 4
π 4
+2
β3 π+ π 2
β5
Berurutan
πΏπ (π, 0; 1, π)
π β‘ 2 mod 4
π
PTBA ππ + 2 -Busur
π = 2π 2π + 1 +
Berurutan
72
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
73
2 2
π β‘ 0 mod 4
PTBA 2
π 4
2π + 1 -
Busur Berurutan
π β‘ 1 mod 4
PTBA 2
π 2
β 1-Busur
Berurutan
π β‘ 2 mod 4
π
-Busur
2
PTBA 2
π 2
-Busur
Berurutan
π β‘ 1 mod 4
π 4
π 4
β2
β1 π+ π + 1 -Busur
Berurutan
π β‘ 2 mod 4
PTBA
π 2
π+π +1 -
Busur Berurutan
π β‘ 0 mod 4
π 4
π+π +1 -
Busur Berurutan
Graf lobster semi teratur
PTBA 2
π β‘ 1 mod 4
πΏπ (π, 0; 1, π )
PTBA 2
π 2
β 1-Busur
Berurutan
PTBA 2
π 4
2
π+
+
π 2
+8
π 4 π 2
β3 π+ β8
π 2
π=8
π 4
π+4
π 4
+
π 2 π 4
π=4 2
β1 π+
4 2
π 4
β1 π +
2 4
π 4
+2
π 2
β7
π = 2π π + π + 1 + 4
π 2
π = 16 1 +4
π 4
π 4
π 4
π+π +
π 2
π=2 2 2 2
π
π 4
π = π 1 + 2π +
4 π β‘ 2 mod 4
π 4
β1
π=2 4
4
PTBA 2 2
4 2
8
Berurutan
π β‘ 0 mod 4
π = 16
4
PTBA 2
π 2
π 4
β1 π+
β2 π +
+8
π 2
β8
-Busur
π =π π+π +1
-Busur
π=4
Berurutan
π β‘ 0 mod 4
PTBA 2 Berurutan
π 2
1 +8
π 4
π+π +
π 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
74
Penelitian lebih lanjut mengenai pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan pada graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; , π) dan πΏπ (π, 0; 1, π ) yang belum ditemukan diberikan pada masalah terbuka berikut. Masalah terbuka 1. Apakah graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π) memiliki pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan untuk π β‘ 3 mod 4? Masalah terbuka 2. Apakah graf lobster semi teratur πΏπ (π, 0; 1, π ) memiliki pelabelan total busur ajaib b-busur berurutan untuk π β‘ 3 mod 4?
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012
75
DAFTAR PUSTAKA
Baca, M., & Miller, M. (2008). Super Edge-Antimagic Graphs: A Wealth of Problems and Some Solutions. Florida: Brown Walker Press. Chartrand, L., & Lesniak, L. (1986). Graphs & Digraphs. California: Wadsworth & Brooks/Cole Advanced Book & Software. Gallian, J. A. (2008). A Dynamic Survey of Graph Labeling. Electronic Journal Combinatorics 15, #DS6. Hartsfield, N., & Ringel, G. (1994). Pearls in Graph Theory. New York: Dover Publication. Jahannathan, S. (2005). Magic square for All Success. Februari 29, 2012. pk. 11.20 WIB. http://www.spiritualmindpower.com/files/MAGIC_SQUARES.pdf Khan, N., Pal, A., Pal, M. (2009). Edge colouring of cactus graphs. Advance Modeling and Optimization, 11(4), 407-421. Silaban, D. R., & Sugeng, K. A. (2010). Pelabelan Total Busur Berurutan Busur Ajaib pada Graf Terhubung bukan Graf Pohon. Prosiding KNM XV, 55-60. Sugeng, K. A., & Miller, M. (2008). On consecutive edge magic total labeling of graph. Journal of Discrete Algorithm, 6, 59-60. Wallis, W. (2001). Magic Graphs. Birkhauser. Wilson, R. J. (1996). Intoduction to Graph Theory (4rd ed.). London: Prentice Hall.
Universitas Indonesia
Pelabelan total..., Sri Wahyuni Wulandari, FMIPA UI, 2012