UNIVERSITAS INDONESIA
PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB π βBUSUR-BERURUTAN PADA GRAF UNICYCLE
SKRIPSI
ARIF AGUNG RIYADI 0706261556
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI 2011
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB π βBUSUR-BERURUTAN PADA GRAF UNICYCLE
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains
ARIF AGUNG RIYADI 0706261556
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI 2011
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
iii
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Skripsi
: : : :
Arif Agung Riyadi 0706261556 Sarjana Matematika Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan Pada Graf Unicycle
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi S1 Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Ditetapkan di Tanggal
: Depok : 19 Mei 2011
iv
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt. atas semua rahmat dan karunia yang telah Dia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis sadar bahwa penyelesaian tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan tugas akhir ini maupun selama penulis kuliah. Ucapan terima kasih terhatur kepada: (1) Dra. Denny Riama Silaban, M.Kom selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan masukan-masukan untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini; (2) Dra. Yahma Wisnani, M.Kom. selaku pembimbing akademik penulis selama menjalani masa kuliah; (3) Dosen pengajar Dept. Matematika FMIPA UI, Dr. Kiki Ariyanti S, Dra. Siti Aminah, M.Kom, Dra. Nora Hariadi, M.Sc, Prof. Dr. Djati Kerami, dll yang telah memberi saran dan kritik penulis selama masa skripsi. (4) Papa, Mama, adik-adik penulis, Puput dan Tyas, Bude Siti, Bulek Aka, dan seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, doβa, dan bantuan baik material maupun moral; (5) Seluruh karyawan di departemen Matematika UI, mbak Santi, mbak Rusmi, pak Saliman, dll atas bantuan yang telah diberikan; (6) Muhammad Reza terima kasih banyak atas dukungan, saran dan kritiknya. You are more than just a best friend, because you are my brother; (7) Widita Endyarini & Stefi Rahmawati, terimakasih banyak buat kalian udah memperkenalkan graf labeling dan membantu dalam skripsi ini; (8) Farah Amalia, Sutisna, Rifza Putra K., Yunita Panca W., makasih atas persahabatannya ya. Udah kayak punya kakak sendiri nih. Never shall I forget the times I spent with you; continue to be my friend, as you always find me yours; v
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
(9) Teman-teman Math 2007 Dita, Bowo, Gamar, Stefi, Wiwi, Widi, Isna, Anjar, Dhanar, Shafa, Toto, Farah, Lois, Bapet, Iki, Ferdy, Winda, Adit, Shafira, Amanda, Nedia, Putu, Anggun, Widya, Putri, Mita, Sica, Siska, Nora, Adi, Zul, Anis, Yos, Siti, Hikmah, Andi, Misda, Ashari, Afni, Fauzan, dan Hanif terima kasih atas kebersamaannya di matematika 2007. Sungguh sangat berkesan bisa mengenal kalian semua. Ayo, kita sering kumpul nanti. (10) Untuk Ririn K.S., terima kasih atas support yang sudah diberikan selama penulisan skripsi ini, semangat untuk kita! (11) Teman-teman skripsi labeling Ali, Teguh, Rendy, Pangky dan Poe semangat! (12) Teman-teman 2006, Rizqi, Indah, Nurgi, Tami, Alfa, Budi, Dani, Rafli dll. Thanks atas semangat dan dukungannya. Senang bisa mengenal kalian ο. (13) Teman-teman 2008, Bowo, Cindy, Luthfa, Nita, Danis, Ifah, dll. Terima kasih atas supportnya ya. Semangat buat kalian semua. Untuk Luthfa, semangat terus ya! Terim kasih untuk cerita-ceritanya. Untuk Cindy, be a good actuarist ya. (14) Teman-teman 2005, kak anggie, terima kasih bantuannya untuk mencari pelabelan hairycycle, walaupun tidak sesuai. (15) Teman-teman 2009, Dindut, Eja, Mbak yu, Ana dkk. (16) Teman-teman 2010, Widya, Yuza, Tasya dkk.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis 2011
vi
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NPM Program Studi Departemen Fakultas Jenis karya
: : : : : :
Arif Agung Riyadi 0706261556 Sarjana Matematika Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Unicycle beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
vii
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
ABSTRAK
Nama : Arif Agung Riyadi Program Studi : Matematika Judul : Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Unicycle Misalkan πΊ = π, πΈ adalah graf sederhana tidak berarah dengan π£ = |π| simpul dan π = |πΈ| busur. Pelabelan total busur ajaib adalah pemetaan bijektif π dari π βͺ πΈ ke bilangan bulat positif berurutan {1,2,3, β¦ , π£ + π} sehingga bobot semua busur adalah konstan. Pelabelan total busur ajaib dengan π πΈ = {π + 1, π + 2, β¦ , π + π}, dengan 0 β€ π β€ π£ disebut sebagai pelabelan total busur-ajaib π βbusur berurutan. Telah diketahui bahwa jika suatu graf memiliki pelabelan total busur ajaib π βbusur berurutan maka pada graf tersebut dipenuhi π β€ π£ β 1, sehingga jika suatu graf terhubung memiliki pelabelan total busur ajaib π βbusur berurutan maka graf tersebut haruslah graf pohon. Akan tetapi suatu graf terhubung yang bukan pohon dimungkinkan memiliki pelabelan total busur ajaib π βbusur berurutan dengan menambahkan sejumlah simpul terisolasi. Apabila banyak simpul terisolasi yang ditambahkan menyebabkan graf memenuhi π = π£ β 1, maka banyak simpul yang ditambahkan pada graf adalah optimal, jika tidak demikian, maka banyak simpul terisolasi yang ditambakan tidak optimal. Pada skripsi ini akan dikontruksi pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan untuk graf unicycle, yaitu graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle dengan penambahan sejumlah optimal simpul terisolasi. : Pelabelan total busur-ajaib π-busur-berurutan, graf lingkaran, graf matahari, graf korona, graf hairycycle, graf unicycle Xiii+76 halaman ; 27 gambar; 1 tabel Kata Kunci
Daftar Pustaka
: 13 (1986-201)
viii
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
ABSTRACT
Name : Arif Agung Riyadi Study Program : Mathematics Title : An π-Edge Consecutive Edge Magic Total Labeling on Unicycle Graph Let πΊ = (π, πΈ) be a simple and undirected graph with π£ = |π| vertices and π = |πΈ| edges. An edge magic total labeling is a bijection π from π βͺ πΈ to the set of consecutive integers {1,2, β¦ , π£ + π} such that the weight of all edges are constant. An edge magic total labeling which π πΈ = {π + 1, π + 2, β¦ , π + π}, 0 β€ π β€ π£ is called π-edge consecutive edge magic total labeling. It is known that if a graph has π-edge consecutive edge magic total labeling then the graph must be satisfied π β€ π£ β 1, so if a connected graph has π-edge consecutive edge magic total labeling then the graph must be a tree. However, a connected graph which not a tree can be labeled π-edge consecutive edge magic total labeling by adding some isolated vertices to the graph. If the numbers of isolated vertices added to graph cause a graph to satisfy π = π£ β 1, then the numbers of vertices to the graph is optimal, whereas if not such that, the numbers of isolated vertices added is not optimal. This final project will construct π-edge consecutive edge magic total labeling on unicycle graph, that are cycle graph, sun graph, crown graph, and hairycycle graph by adding an optimal isolated vertices. : π-edge consecutive edge magic total labeling, cycle graph, sun graph, crown graph, hairycycle graph, unicycle graph Xiii+76 pages ; 27 pictures; 1 table Keywords
Bibliography : 13 (1986-2010)
ix
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
DAFTAR ISI HALAMAN JUDULβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..β¦β¦β¦β¦β¦β¦ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv KATA PENGANTAR ............................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup .............................................................. 4 1.3 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ............................................ 5 1.4 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5 2. LANDASAN TEORI......................................................................................... 6 2.1 Definisi dan istilah dalam teori graf ............................................................ 6 2.2 Jenis-jenis Graf.......................................................................................... 10 2.3 Pelabelan Graf ........................................................................................... 13 2.4 Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan ................................... 17 2.5 Hasil-hasil yang Diketahui ........................................................................ 19 3. PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB π βBUSUR-BERURUTAN PADA GRAF UNICYCLE.......................................................................................... 21 3.1 Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Lingkaran . 24 3.2 Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur Berurutan pada Graf Matahari .. 31 3.3 Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Korona ..... 41 3. 4 Pelabelan Total Busur Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Hairycycle 54 4. KESIMPULAN ................................................................................................ 76 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
x
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1
Ilustrasi Jembatan KΓΆnigsberg ........................................................ 1
Gambar 2. 1 Gambar 2. 2 Gambar 2. 3 Gambar 2. 4 Gambar 2. 5 Gambar 2. 6 Gambar 2. 7 Gambar 2. 8 Gambar 2. 9 Gambar 2. 10
Contoh graf πΊ .................................................................................. 7 (a) Graf πΊ, (b) Subgraf π dari πΊ..................................................... 8 Corona product antara πΆ4 dengan πΎ1 .............................................. 9 Corona product antara πΆ4 dengan πΆ3 ............................................ 10 Graf lintasan π4 ............................................................................. 10 Graf lingkaran πΆ6 .......................................................................... 11 Graf matahari πΆ4 β¨πΎ1 .................................................................... 12 (a) Graf korona (b) Graf hairycycle .............................................. 13 (a) Pelabelan simpul, (b) Pelabelan busur, (c) Pelabelan total ...... 14 (a) Pelabelan total simpul-ajaib pada πΆ5 dengan π = 17, (b) Pelabelan total busur-ajaib pada πΆ5 dengan π = 16 ..................... 15 (a) Pelabelan total busur-ajaib π pada πΆ5 , (b) Pelabelan total busurajaib πβ pada πΆ5 ............................................................................. 16 Pelabelan total busur-ajaib super-busur pada graf πΆ5 ................... 17 PTBA π βbusur-berurutan pada graf lingkaran πΆ4 ....................... 18 (a) PTBA 5 βbusur-berurutan pada graf tangga π4 Γ π2 , (b) PTBA 8 βbusur-berurutan pada graf 2π4 βͺ (π4 Γ π2 ), dan (c) PTBA 8 βbusur-berurutan pada graf πΏπ242 ............................................. 20
Gambar 2. 11 Gambar 2. 12 Gambar 2. 13 Gambar 2. 14
Gambar 3. 1 Gambar 3. 2 Gambar 3. 3 Gambar 3. 4 Gambar 3. 5 Gambar 3. 6
(a) Kasus 1, (b) Kasus 2, dan (c) Kasus 3. .................................... 27 (a) PTBA 2 βbusur-berurutan pada πΆ4 dengan π = 14 dan (b) PTBA 4 βbusur-berurutan pada πΆ8 dengan π = 26. .................... 30 (a) PTBA 3 βbusur-berurutan pada πΆ4 dengan π = 16 dan (b) PTBA 5-busur-berurutan pada πΆ8 dengan π = 28. ...................... 31 (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4, (e) Kasus 5, (f) Kasus 6, dan (g) Kasus 7. ......................................................... 35 (a) PTBA 4 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ1 dengan π = 26 dan (b) PTBA 8 βbusur-berurutan pada πΆ8 β πΎ1 dengan π = 50. ..... 40 (a) PTBA 5 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ1 dengan π = 28 dan (b) PTBA 9 βbusur-berurutan pada πΆ8 β πΎ1 dengan π = 52. .... 41 xi
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
Gambar 3. 7
(a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4, (e) Kasus 5, (f) Kasus 6, dan (g) Kasus 7. .............................................................. 47 Gambar 3. 8 (a) PTBA 6 βbusur-berurutan pada graf πΆ4 β πΎ2 dengan π = 38 dan (b) PTBA 8 βbusur-berurutan pada graf πΆ4 β πΎ3 dengan π = 50. .......................................................................................... 53 Gambar 3. 9 (a) PTBA 7 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ2 dengan π = 40 dan (b) PTBA 9 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ3 dengan π = 52. .... 53 Gambar 3. 10 (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4, (e) Kasus 5, (f) Kasus 6, (g) Kasus 7, dan (h) Kasus 8. ......................................... 63 Gambar 3. 11 (a) PTBA 7 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,3,3,2) dengan π = 44 dan (b) PTBA 9 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,5,5,2) dengan π = 56. .......................................................................................... 74 Gambar 3. 12 (a) PTBA 8 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,3,3,2) dengan π = 46 dan (b) PTBA 10 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,3,3,2) dengan π = 58. ............................................................................. 75
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1. Pelabelan Total Busur-Ajaib π-Busur-Berurutan ............................... 76
xii
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teori graf merupakan salah satu pokok bahasan bidang matematika kombinatorik yang memiliki banyak terapan hingga waktu sekarang. Graf mulai dikenal pada abad ke 19. Di sebuah kota yang bernama KΓΆnigsberg terdapat 4 dataran yang dihubungkan dengan 7 jembatan. Warga kota tersebut berpikir apakah dapat melewati semua jembatan tepat satu kali dari satu titik dan akan kembali di titik awal. Hal ini disebut masalah jembatan Konigsberg yang kemudian dikenal sebagai dasar dari teori graf. Warga kota tersebut hanya bisa menjelaskan dengan cara coba-coba. Pada tahun 1736, seorang matematikawan asal Swiss yang bernama Leonhard Euler (1707-1783) berhasil menemukan jawaban untuk permasalahan tersebut dengan memodelkannya dalam bentuk graf. Jawaban yang diberikan oleh Euler adalah tidak mungkin bisa melewati 7 jembatan masing-masing tepat satu kali dimulai dari satu titik dan kembali ke titik tersebut. Ilustrasi mengenai jembatan KΓΆnigsberg dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1. 1 Ilustrasi Jembatan KΓΆnigsberg
Suatu graf πΊ = (π, πΈ) dibentuk oleh suatu himpunan tak kosong dan berhingga dari obyek-obyek yang disebut simpul, dan suatu himpunan (mungkin kosong) dari pasangan tak terurut simpul-simpul yang berbeda pada πΊ yang 1 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
2
disebut busur. Himpunan simpul pada πΊ dinotasikan dengan π, dan himpunan busur pada πΊ dinotasikan dengan πΈ. Banyaknya anggota dari himpunan simpul dan busur pada G secara berurutan dinotasikan oleh π£ = |π| dan π = |πΈ| (Chartrand dan Lesniak, 1986). Pada permasalahan jembatan Konigsberg yang diselesaikan oleh Euler, diketahui bahwa terdapat 4 simpul yang menyatakan daratan dan terdapat 7 busur yang menyatakan banyaknya jembatan. Beberapa jenis graf yang ada memiliki ciri-ciri khusus yang dapat dikelompokkan menjadi suatu kelas graf dan dapat diberi nama sendiri, salah satunya adalah graf unicycle. Graf unicycle adalah graf yang mengadung tepat satu graf lingkaran. Contoh dari graf unicycle yaitu, graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle. Salah satu cabang yang dipelajari dalam teori graf adalah pelabelan graf. Pelabelan pada suatu graf G merupakan suatu pemetaan setiap elemen dari graf G ke suatu himpunan bilangan. Pada skripsi ini, pelabelan menggunakan bilangan bulat positif. Apabila yang diberi label adalah himpunan busur maka disebut pelabelan busur, apabila yang diberi label adalah himpunan simpul, maka disebut pelabelan simpul, apabila kedua himpunan simpul dan busur diberi label, maka disebut pelabelan total. Jumlah semua label yang terkait pada elemen suatu graf disebut bobot. Apabila pelabelan menghasilkan bobot yang sama untuk setiap simpul dan atau/busur, maka pelabelannya disebut pelabelan ajaib. Suatu pelabelan total busur-ajaib merupakan pelabelan pada simpul dan busur dari graf sedemikian sehingga bobot setiap busurnya adalah konstan. Bilangan konstan ini disebut konstanta ajaib. Pelabelan total busur-ajaib dikatakan sebagai pelabelan total busur-ajaib super jika himpunan simpulnya diberi label-label terkecil. Pelabelan total simpul-berurutan merupakan pelabelan pada simpul dan busur dimana setiap label pada simpul yang diberikan harus berurutan. Jika label pada busur yang berurutan, maka pelabelannya disebut sebagai pelabelan busurberurutan. Salah satu pengembangan dari pelabelan total ajaib super adalah pelabelan berurutan. Pada pelabelan berurutan, label yang berurutan tidak harus dimulai dari 1 (Sugeng dan Miller, 2008). Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
3
Suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β 1, 2, 3, β¦ , π£ + π disebut pelabelan total busur-ajaib π βsimpul-berurutan (PTBA π βsimpul-berurutan) dari G jika π adalah pelabelan total busur-ajaib dari G dan π π = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π£ , 0 β€ π β€ π. Suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β 1, 2, 3, β¦ , π£ + π disebut suatu pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan (PTBA π βbusur-berurutan) dari G jika f adalah suatu pelabelan total busur-ajaib dari G dan π πΈ = π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π£. Jika π = 0 (atau π = 0) maka f disebut pelabelan total busur-ajaib simpul (busur) super. Suatu graf yang memiliki pelabelan total busur-ajaib π βsimpul-berurutan (atau π βbusur-berurutan disebut graf busur-ajaib a-simpul berurutan (atau b-busur berurutan) (Sugeng dan Miller, 2008). Pada skripsi ini, yang dibahas adalah PTBA π βbusur-berurutan dengan 0 < π < π£. Jika suatu graf terhubung G memiliki pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan dengan π β {1,2,3, β¦ , π£ β 1} maka jumlah maksimum busur pada πΊ adalah π£ β 1, sehingga graf terhubung yang mungkin dilabel dengan PTBA π βbusur-berurutan adalah graf pohon (Sugeng dan Miller, 2008). Suatu graf dengan π > π£ β 1 dimungkinkan untuk dilabel dengan pelabelan total busurajaib π βbusur-berurutan dengan menambahkan simpul terisolasi pada graf tersebut sehingga akan memenuhi π β€ π£ β 1 (Silaban dan Sugeng, pp). Jika penambahan simpul terisolasi mengakibatkan π = π£ β 1, maka banyaknya simpul terisolasi yang ditambahkan adalah optimal. Jika penambahan simpul terisolasi mengakibatkan π < π£ β 1, maka banyaknya simpul yang ditambahkan tidak optimal. Beberapa hasil penelitian tentang PTBA π βbusur-berurutan antara lain setiap PTBA π βbusur-berurutan memiliki pelabelan simpul busur-antiajaib. Dual dari PTBA π βbusur-berurutan untuk suatu graf G adalah PTBA (π£ β π) βbusurberurutan. Setiap graf caterpillar memiliki suatu PTBA π βbusur-berurutan untuk setiap π. Jika suatu graf terhubung πΊ memiliki suatu PTBA π βbusur-berurutan, dimana π β {1,2, β¦ , π£ β 1}, maka πΊ adalah suatu graf pohon (Sugeng & Miller, 2006). Setiap graf caterpillar dan graf firecrackers yang teratur memiliki PTBA Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
4
π βbusur-berurutan (Sugeng & Silaban, 2009). Suatu graf tangga ππ Γ π2 memiliki PTBA π βbusur-berurutan dengan menambahkan paling sedikit π β 1 simpul terisolasi, dimana graf tangga ππ Γ π2 didapatkan dari hasil perkalian kartesius antara graf lintasan ππ dan π2 . Graf gabungan 2πππ dengan graf tangga (ππ Γ π2 ) 2πππ βͺ (ππ Γ π2 ) memiliki PTBA π + 1 π βbusur-berurutan dengan π β 1 simpul terisolasi. Graf πΏππππ merupakan graf gabungan antara graf tangga dengan graf lingkaran, dimana π menyatakan banyaknya graf lintasan ππ yang mengapit graf tangga (ππ Γ π2 ). Graf πΏππππ memiliki PTBA π + 1 π β busur-berurutan dengan π β 1 simpul terisolasi (Silaban & Sugeng, 2010). Pada skripsi ini akan dibahas tentang pelabelan total busur-ajaib π βbusurberurutan (PTBA π βbusur-berurutan) pada graf unicycle. Graf unicycle yang digunakan, yaitu graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle. Graf unicycle mempunyai banyak busur π = π£, sehingga untuk menghasilkan pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan yang optimal, yaitu yang memenuhi kondisi π = π£ β 1, maka pada graf unicycle perlu ditambahkan satu simpul terisolasi.
1.2
Permasalahan dan Ruang Lingkup
Masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah bagaimanakah konstruksi pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan (PTBA π βbusurberurutan) pada graf unicycle sehingga banyak simpul yang ditambahkan optimal. Penelitian dilakukan pada graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
5
1.3
Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan metode yang digunakan adalah mengembangkan dan mengkonstruksi pelabelan pada kelas graf baru.
1.4
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengkonstruksi pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan (PTBA π βBusur-berurutan) pada graf unicycle dengan banyak simpul terisolasi yang ditambahkan optimal.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dalam teori graf, serta definisi pelabelan graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya.
2.1
Definisi dan istilah dalam teori graf
Definisi yang digunakan pada subbab ini mengacu pada buku yang ditulis oleh Kenneth H. Rosen (1995), suatu graf πΊ = (π, πΈ) didefinisikan sebagai suatu himpunan tak kosong dan berhingga dari elemen yang disebut simpul (vertices) dan himpunan pasangan tak terurut dari simpul-simpul yang disebut sebagai busur (edges). Himpunan simpul pada graf πΊ disebut himpunan simpul (vertexset) dari πΊ, dinotasikan dengan π(πΊ) disingkat menjadi π dan himpunan busur pada graf πΊ disebut sebagai himpunan busur (edge-set) dari πΊ, dinotasikan dengan πΈ(πΊ) disingkat menjadi πΈ. Himpunan busur pada suatu graf πΊ dapat berupa himpunan kosong (disebut juga graf kosong). Banyaknya anggota (cardinality) dari himpunan simpul pada graf πΊ dinotasikan dengan π£ = |π|dengan π£ > 0 disebut sebagai order dari πΊ. Banyaknya anggota dari himpunan busur pada graf πΊ dinotasikan dengan π = |πΈ| disebut sebagai ukuran dari πΊ. Suatu graf berhingga (finite) adalah suatu graf dengan order dan ukuran yang berhingga. Apabila terdapat suatu busur yang menghubungkan dua simpul (kedua simpul mungkin sama), maka simpul tersebut disebut sebagai titik-titik ujung (endpoints) dari busur. Jika terdapat dua simpul pada graf πΊ yang dihubungkan dengan satu atau lebih busur, maka simpul tersebut dikatakan bertetangga (adjacent). Suatu busur dikatakan hadir (incident) pada suatu simpul apabila simpul tersebut merupakan salah satu ujung dari busur. Dua busur dari graf πΊ dikatakan bertetangga jika kedua busur tersebut hadir pada simpul yang sama. Suatu graf dapat direpresentasikan dalam gambar, dimana simpul direpresentasikan dengan titik dan busur direpresentasikan dengan segmen garis 6
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
7
yang mengubungkan simpul-simpul. Biasanya simpul dinotasikan dengan π£π , π = 1,2, β¦ , |π| dan busur dinotasikan dengan ππ , π = 1,2, β¦ , |πΈ| atau sebagai pasangan dari kedua simpul unjung, π£π π£π dengan π£π π£π β π. Suatu busur yang menghubungkan satu simpul ke simpul itu sendiri disebut gelung (loop). Apabila terdapat dua simpul yang dihubungkan oleh lebih dari satu busur, maka busur tersebut disebut sebagai busur berganda (multiple edges/parallel edges). Suatu graf sederhana (simple graph) πΊ adalah graf yang tidak memiliki gelung dan busur berganda. Banyaknya busur yang hadir pada suatu simpul π£ disebut sebagai derajat (degree atau valency) dari simpul π£ dan ditulis sebagai π(π£). Suatu simpul π£ yang tidak bertetangga dengan simpul yang lainnya memiliki π π£ = 0 dan disebut sebagai simpul terpencil (isolated vertex). Apabila suatu simpul π£ bertetangga dengan hanya satu simpul lain, maka simpul tersebut memiliki π π£ = 1 dan disebut sebagai simpul terminal (terminal vertex). Suatu graf πΊ yang memiliki simpul-simpul dengan derajat yang sama atau memiliki derajat π (π π£ = π) disebut sebagai graf teratur (regular graph).
v1 e1
e7 e2
v2
v6
e6
v5 e5
e3
v3
e4
v4
Gambar 2. 1 Contoh graf πΊ
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
8
Pada Gambar 2.1 diberikan contoh graf. Graf πΊ pada Gambar 2.1 memiliki himpunan simpul π = π£1 , π£2 , π£3 , π£4 , π£5 , π£6 dan himpunan busur πΈ = π1 , π2 , π3 , π4 , π5 , π6 , π7 = {π£1 π£2 , π£1 π£2 , π£2 π£3 , π£3 π£4 , π£4 π£5 , π£5 π£5 , π£5 π£1 }. Banyaknya simpul pada graf πΊ adalah π£ = π = 6 dan banyaknya busur adalah π = πΈ = 7. Busur π4 menguhubungkan simpul π£3 dan π£4 , sehingga simpul tersebut bertetangga. Busur π3 dan π4 bertetangga karena hadir pada simpul yang sama, yaitu simpul π£3 . Derajat tiap simpul pada Gambar 2.1 adalah π π£1 = 3, π π£2 = 3, π π£3 = 2, π π£4 = 2, π π£5 = 3, π π£6 = 0. Karena π π£6 = 0, maka simpul π£6 disebut sebagai simpul terisolasi. Karena derajat tiap simpul tidak sama, maka graf πΊ bukan graf teratur. Graf πΊ bukan graf sederhana, karena pada graf tersebut terdapat busur ganda, yaitu busur π1 dan π2 yang sama-sama menghubungkan simpul π£1 dan π£2 , dan terdapat gelung yang ditunjukkan oleh busur π6 . Graf π adalah subgraf dari graf πΊ, π β πΊ, jika π(π) β π(πΊ) dan πΈ(π) β πΈ(πΊ). Pada Gambar 2.2, π adalah subgraf dari πΊ, karena graf π memiliki himpunan simpul dan busur, yaitu π = π, πΈ = π£1 π£7 , π£7 π£4 , π£4 π£6
π£1 , π£7 , π£4 , π£6 ,
yang merupakan subset dari himpunan simpul dan busur pada
graf πΊ, yaitu πΊ = π, πΈ = ( π£1 , π£2 , π£3 , π£4 , π£5 , π£6 , π£7 , π£1 π£2 , π£2 π£3 , π£3 π£4 , π£4 π£5 , π£5 π£6 , π£6 π£4 , π£4 π£7 , π£7 π£1 ). Dapat dilihat bahwa π(π) β π(πΊ) dan πΈ(π) β πΈ(πΊ).
v6
v7
v1
v1
v4
v2
v6
v7
v4
v5
v3
M
G (a)
(b)
Gambar 2. 2 (a) Graf πΊ, (b) Subgraf π dari πΊ
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
9
Misalkan π₯ dan π¦ adalah simpul-simpul (tidak harus berbeda) pada graf G. Jalan (walk) π₯ β π¦ pada G adalah suatu barisan berhingga di G yang terdiri dari simpul dan busur secara berselingan, π₯ = π₯0 , π1 , π₯1 , π2 , β¦ , π₯π β 1 , ππ , π₯π = π¦, yang diawali dengan simpul π₯ dan diakhiri dengan simpul π¦. Jejak (trail) π₯ β π¦ adalah suatu jalan π₯ β π¦ dimana tidak ada busur yang berulang. Lintasan (path) π₯ β π¦ adalah suatu jalan π₯ β π¦ dimana tidak ada simpul yang berulang. Suatu graf G dikatakan terhubung (connected) jika terdapat suatu lintasan π₯ β π¦ untuk setiap pasang simpul x,y β π. Apabila syarat ini tidak terpenuhi maka graf G dikatakan tak terhubung (disconnected). Graf yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah graf berhingga, sederhana, dan tak berarah. Berikut ini adalah definisi dari beberapa kelas graf yang akan digunakan dalam skripsi ini. Sebelumnya akan diberikan operasi yang digunakan pada graf yang akan dibahas. Suatu corona product πΊ β π» dimana πΊ terdiri dari π1 simpul didefinisikan sebagai graf yang diperoleh dengan mengambil 1 salinan πΊ dan π1 salinan dari π», dan menghubungkan setiap simpul pada salinan keβπdari π» dengan simpul keβπ dari πΊ, π = 1,2, β¦ , π1 (Yero, dkk, 2010). Pada Gambar 2.3 diberikan contoh corona product antara πΆ4 dengan πΎ1 . Pada Gambar 2.4 diberikan contoh corona product antara πΆ4 dengan πΆ3 .
ο₯ C4
ο½ K1
C4 ο₯ K1
Gambar 2. 3 Corona product antara πΆ4 dengan πΎ1 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
10
ο½
ο₯ C3
C4
C4 ο₯ C3
Gambar 2. 4 Corona product antara πΆ4 dengan πΆ3
2.2
Jenis-jenis Graf
Graf lintasan, ππ merupakan suatu graf terhubung yang terdiri dari n simpul dimana setiap simpulnya memiliki derajat 2, kecuali pada simpul awal dan simpul akhir yang memiliki derajat 1. Graf lintasan dengan n simpul π£1 , π£2 , π£3 , β¦ , π£π mempunyai busur π£1 π£2 , π£2 π£3 , β¦ , π£πβ1 π£π . Pada Gambar 2.5 diberikan contoh graf lintasan dengan 4 simpul.
v1
v2
v3
v4
Gambar 2. 5 Graf lintasan π4 Suatu graf lingkaran, πΆπ , π β₯ 3 dapat dibentuk dari graf lintasan yang kedua simpul ujungnya diberi tambahan busur sedemikian sehingga setiap simpul pada graf lingkaran akan memiliki derajat 2 . Pada graf lingkaran, banyak simpul Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
11
sama dengan banyak busurnya atau π(πΆπ ) = πΈ(πΆπ ) = π. Himpunan simpul pada graf lingkaran adalah π πΆπ = {π£π |1 β€ π β€ π} dan himpunan busur pada graf lingkaran adalah πΈ πΆπ = {π£π π£π+1 |1 β€ π β€ π} dengan π + 1 mod π . Pada Gambar 2.6 diberikan contoh graf lingkaran dengan 6 simpul (πΆ6 ). Suatu graf yang tidak mengandung subgraf lingkaran disebut graf pohon. Contoh dari graf pohon antara lain, graf bintang, graf kembang api dan graf kelabang. Graf yang memiliki tepat satu subgraf lingkaran disebut sebagai graf unicycle. Contoh dari graf unicycle yaitu graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle.
v1
v2
v6
v3
v5
v4
Gambar 2. 6 Graf lingkaran πΆ6 Graf matahari πΆπ β πΎ1 merupakan suatu graf yang dibentuk dari suatu graf lingkaran πΆπ dimana setiap simpul pada graf lingkaran tersebut diberi tambahan satu simpul berderajat satu sedemikian sehingga setiap simpul pada graf matahari memiliki derajat 3, kecuali pada simpul ujung-ujungnya yang memiliki derajat 1. Graf matahari dinotasikan dengan πΆπ β πΎ1 , dengan π menyatakan banyaknya simpul pada graf lingkaran. Himpunan simpul pada graf matahari dapat dinyatakan dengan π πΆπ β πΎ1 = π£1 , π£2 , β¦ , π£π βͺ π’1 , π’2 , β¦ , π’π = π£π 1 β€ π β€ π βͺ {π’π |1 β€ π β€ π} dan himpuan busurnya dapat dinyatakan dengan πΈ πΆπ β πΎ1 = π£1 π£2 , β¦ , π£π β1 π£π βͺ π£1 π’1 , β¦ , π£π π’π = π£π π£π+1 1 β€ π β€ π βͺ {π£π π’π |1 β€ π β€ π}, dimana π£π merupakan simpul graf matahari yang terletak pada Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
12
graf lingkaran, π’π merupakan simpul pada graf matahari yang terletak di luar lingkaran dan π + 1 mod π. Banyaknya simpul dan busur pada graf matahari adalah 2π dengan π menyatakan banyak simpul pada graf lingkaran yang digunakan untuk membangun graf matahari atau π disebut ukuran graf matahari. Pada Gambar 2.7 diberikan contoh graf matahari πΆ4 β πΎ1 .
u1
u2
v1
v4
u4
v2
v3
u3
Gambar 2. 7 Graf matahari πΆ4 β¨πΎ1 Graf korona πΆπ β πΎπ merupakan graf yang dibentuk dari graf lingkaran dengan menambahkan π simpul berderajat satu pada setiap simpul dari graf lingkaran πΆπ , π β₯ 3. Himpunan simpul pada graf korona adalah π = π
π£π 1 β€ π β€ π β π’π 1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ π dan himpunan busurnya adalah π
πΈ = π£π π£π+1 1 β€ π β€ π β{π£π π’π |1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ π}. Banyaknya simpul dan busur pada graf korona adalah π(π + 1). Graf hairycycle π»πΆ π; ππ , π = 1,2, β¦ , π dibentuk dari graf lingkaran πΆπ dengan menambahkan sembarang ππ simpul luar berderajat satu pada setiap simpul dalam π£π , π = 1,2, β¦ , π pada graf lingkaran πΆπ . Himpunan simpul dari graf hairycycle, yaitu π = π£π : 1 β€ π β€ π
π β{π’π : 1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ ππ } dan himpunan busurnya πΈ = π£π π£π+1 : 1 β€ π β€ π
π β{π£π π’π : 1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ ππ }, dengan π + 1 mod π dan dimana π£π merupakan Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
13
π
simpul dalam dan π’π menyatakan simpul luar ke-π pada simpul pusat ke-π. Pada Gambar 2.8 diberikan contoh graf korona dan graf hairycycle.
v12
v12
v 21
v11
v1
v 22
u1
v 21
1
u1
u2
u2
v 31 u4
v4
u4
u3 v 31
2
u3
v 41 v 32
v 32
v41 (a)
(b)
Gambar 2. 8 (a) Graf korona (b) Graf hairycycle
2.3
Pelabelan Graf
Pelabelan π pada suatu graf πΊ merupakan pemetaan dari elemen-elemen graf πΊ ke suatu himpunan bilangan bulat. Bilangan hasil pemetaan π disebut label (BaΔa & Miller, 2008). Jika domain dari pemetaan berupa himpunan simpul, maka pelabelan π disebut sebagai pelabelan simpul. Jika domain dari pemetaan berupa himpunan busur, maka pelabelan π disebut sebagai pelabelan busur. Jika domain dari pemetaan berupa gabungan himpunan simpul dan himpunan busur, maka pelabelan π disebut sebagai pelabelan total. Pada Gambar 2.9 diberikan contoh pelabelan simpul, busur, dan total pada graf lintasan. Pada skripsi ini, yang dibahas adalah pelabelan total.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
14
1
2
3
4
5
6
(a) 1
2
3
4
5
(b) 1
2 7
3
4
8
9
5 10
6 11
(c)
Gambar 2. 9 (a) Pelabelan simpul, (b) Pelabelan busur, (c) Pelabelan total
Bentuk penjumlahan label yang dikenakan pada setiap elemen dari graf πΊ di bawah pelabelan π disebut bobot (weight) pada pelabelan total. Bobot simpul diperoleh dengan menjumlahkan label simpul dengan label busur yang hadir pada simpul tersebut (jika ada) untuk setiap simpul di πΊ. Bobot busur diperoleh dengan menjumlahkan label busur dengan label simpul-simpul ujung pada busur tersebut (jika ada) untuk setiap busur di πΊ. Secara matematis, bobot simpul π₯ππ di bawah suatu pelabelan total π yang dinotasikan dengan π€π (π₯), dapat dinyatakan sebagai π€π π₯ = π π₯ +
π¦ππ (π₯) π(π₯π¦),
βπ₯ β π, dimana π π₯ adalah himpunan
semua simpul yang bertetangga dengan π₯. Sedangkan bobot busur π₯π¦ β πΈ di bawah suatu pelabelan total π yang dinotasikan dengan π€π (π₯π¦), dapat dinyatakan sebagai π€π π₯π¦ = π π₯ + π π₯π¦ + π(π¦), βπ₯π¦ β πΈ. Dalam pelabelan graf terdapat istilah pelabelan ajaib. Suatu pelabelan π dikatakan sebagai pelabelan ajaib jika terdapat suatu bilangan π sedemikian sehingga bobot simpul-simpul (atau busur-busur) pada graf adalah π. Bilangan π yang ada pada pelabelan ini disebut sebagai konstanta ajaib atau bilangan ajaib. Pada pelabelan total, apabila π€π π₯ = π, βπ₯ππ maka pelabelan π disebut sebagai Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
15
pelabelan total simpul-ajaib. Apabila π€π π₯π¦ = π, βπ₯π¦ππΈ maka pelabelan π disebut sebagai pelabelan total busur-ajaib. Jika label dari simpul adalah himpunan bilangan yang terkecil maka pelabelan disebut sebagai pelabelan super. Pada Gambar 2.10 diberikan contoh pelabelan total simpul-ajaib dan pelabelan total busur-ajaib pada graf πΆ5 .
1
6
9
1
10
2
3
10
5
4
8
2
6
8 7
4 5
(a)
7
9
3 (b)
Gambar 2. 10 (a) Pelabelan total simpul-ajaib pada πΆ5 dengan π = 17, (b) Pelabelan total busur-ajaib pada πΆ5 dengan π = 16 Pelabelan yang akan dibahas selanjutnya adalah pelabelan total busurajaib. Misalkan π: π βͺ πΈ β {1,2,3, β¦ , π£ + π} adalah suatu pemetaan bijektif pada πΊ. Jika bobot busur pada πΊ dengan pelabelan π adalah π€π π₯π¦ = π π₯ + π π₯π¦ + π π¦ = π, βπ₯π¦ β πΈ, maka π disebut sebagai pelabelan total busur-ajaib. (Enomoto,dkk, 1998) Pada pelabelan total busur-ajaib didefinisikan pelabelan dual. Misalkan pelabelan π: π βͺ πΈ β {1,2, β¦ , π£ + π} merupakan pelabelan total busur ajaib pada graf πΊ. Definisikan suatu pelabelan π β² : π πΊ βͺ πΈ πΊ β {1,2, β¦ , π£ + π} sebagai berikut π β² π₯ = π£ + π + 1 β π π₯ , βπ₯ β π π β² π₯π¦ = π£ + π + 1 β π π₯π¦ , βπ₯π¦ β πΈ. Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
16
Pada Gambar 2.11 diberikan contoh pelabelan total busur-ajaib pada πΆ5 dengan π = 14 dan dualnya dengan π = 19.
1
10
3
10
9
6
4
1
8
8
5
7 5
2
7 3
4 2
6
(a)
9 (b)
Gambar 2. 11 (a) Pelabelan total busur-ajaib π pada πΆ5 , (b) Pelabelan total busur-ajaib πβ pada πΆ5
Berhubungan dengan pelabelan dual, diberikan Teorema 2.1. Teorema 2.1 (Wallis, 2001) Pelabelan dual dari suatu pelabelan total busur-ajaib merupakan pelabelan total busur-ajaib. Maka πβ² disebut sebagai dual dari π. (Wallis, 2001). Telah dijelaskan pada bab I, pelabelan berurutan merupakan pengembangan dari pelabelan super. Pada pelabelan super, label yang berurutan dimulai dari 1, sedangkan pada pelabelan berurutan label yang berurutan tidak harus dimulai dari 1. Pada Gambar 2.12 diberikan contoh pelabelan total busur-ajaib super-busur, yaitu label pada busurnya dimulai dari 1.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
17
6
5
8
4
1
9 3
2 10
7
Gambar 2. 12 Pelabelan total busur-ajaib super-busur pada graf πΆ5 Pada pelabelan berurutan, label yang berurutan dapat diberikan pada himpunan simpul atau busur. Jika label yang berurutan diberikan pada himpunan simpul, maka pelabelan disebut sebagai pelabelan simpul-berurutan. Jika label yang berurutan diberikan pada himpunan busur, maka pelabelan disebut sebagai pelabelan busur-berurutan (Sugeng & Miller, 2008). Pada skripsi ini yang akan dibahas hanyalah pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan yang akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.
2.4
Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan Pelabelan total busur-bjaib π βbusur-berurutan (PTBA π βbusur-
berurutan) didefinisikan sebagai suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β 1,2,3, β¦ , π£ + π pada suatu graf πΊ, dengan π merupakan suatu pelabelan total busur-ajaib dari πΊ dengan label busur π πΈ = π + 1, π + 2, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π (Sugeng & Miller, 2008). Konsep dari pelabelan total busur-ajaib berurutan diperkenalkan oleh Sugeng dan Miller (2006). Beberapa teorema yang berhubungan dengan pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan dapat diberikan pada Teorema 2.2-2.4. Teorema 2.2 (Sugeng & Miller, 2006) Setiap graf busur-ajaib π βbusur-berurutan mempunyai pelabelan simpul busur anti-ajaib. Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
18
Teorema 2.3 (Sugeng & Miller, 2006) Dual dari pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan untuk suatu graf πΊ adalah suatu pelabelan total busur ajaib π£ β π βbusur-berurutan. Teorema 2.4 (Sugeng & Miller, 2006) Jika suatu graf terhubung πΊ mempunyai pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan dengan π β {1,2,3, β¦ , π£ β 1} maka πΊ adalah suatu graf pohon. Pada pembuktian Teorema 2.4 dinyatakan bahwa jika suatu graf πΊ memiliki suatu PTBA π βbusur-berurutan maka banyak maksimum busur pada πΊ adalah π£ β 1. Oleh karena itu, kelas graf terhubung yang dapat memenuhi kondisi tersebut hanyalah graf pohon. Namun, suatu graf terhubung yang bukan pohon dapat memiliki suatu PTBA π βbusur-berurutan dengan menambahkan sejumlah simpul terisolasi agar pada graf tersebut dipenuhi π β€ π£ β 1. Apabila banyak simpul terisolasi yang ditambahkan menyebabkan graf memenuhi π = π£ β 1, maka banyaknya simpul terisolasi yang ditambahkan optimal. Jikabanyaknya simpul terisolasi yang ditambahkan menyebabkan graf memenuhi π < π£ β 1, maka banyaknya simpul terisolasi yang ditambahkan tidak optimal. Pada Gambar 2.13 diberikan contoh PTBA π βbusur-berurutan pada graf lingkaran πΆ4 dengan penambahan 1 simpul terisolasi.
6
1
7
4
8 5
9
3
2
Gambar 2. 13 PTBA π βbusur-berurutan pada graf lingkaran πΆ4
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
19
2.5
Hasil-hasil yang Diketahui Hasil-hasil yang diketahui dari PTBA π βbusur-berurutan pada graf yang
termasuk graf pohon antara lain setiap graf caterpillar memiliki suatu PTBA π βbusur-berurutan untuk setiap π, dimana :
π=
π+1 + 2
ππ β 2
, jika π ganjil
π genap
π+1 + 2
π πππππ ,π<π
ππ β 2 + ππ β 1
, jika π genap
(Sugeng & Miller, 2008). Setiap firecrackers teratur memiliki PTBA π βbusurberurutan, dengan π =
π 2
π +
π 2
, dan setiap regular caterpillar-like tree memiliki
PTBA π βbusur-berurutan, dengan π =
π 2
π +
π 2
(Silaban & Sugeng, 2008).
Hasil yang diketahui dari PTBA π βbusur-berurutan pada graf yang bukan pohon antara lain graf tangga ππ Γ π2 memiliki PTBA (2π β 1) βbusurberurutan dengan π β 1 simpul terisolasi, graf gabungan 2πππ dengan graf tangga ππ Γ π2 (2πππ βͺ (ππ Γ π2 )) memiliki PTBA
π + 2 π β 1 βbusur-
berurutan dengan π β 1 simpul terisolasi, dan graf πΏππππ memiliki PTBA π + 2 π β 1 βbusur-berurutan dengan π β 1 simpul terisolasi (Silaban & Sugeng, 2010). Pada bab berikutnya, akan dibahas PTBA π βbusur-berurutan untuk graf terhubung yang bukan pohon. Kelas graf yang dibahas adalah graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle. Pada Gambar 2.14 diberikan contoh PTBA 5 βbusur-berurutan pada graf tangga π5 Γ π2 , PTBA 8 βbusur-berurutan pada graf 2π4 βͺ (π4 Γ π2 ), dan PTBA 8 βbusur-berurutan pada graf πΏπ242 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
20
14
1
13
12 11
17 9
4
(a)
33 32
11 35
8
(b)
38 39
1 34 43
20 10
32
19 52
30
46 6
45
48 18
42
31
24
26
41
3
5
22
8 21
40
29 25
27 47
36
33 44
4
7
37 2
35
28
51
30
16
10
27
4
6
9
7
34
29 15
13
12
26 21
14
31
5
7 5
17
18
19
6 21
20
19
3
28
2 20
23
22
18
10
24
25
1
2
8
3
16
15
50
23 49
9 16
17
15 11
14
53
13
12
(c)
Gambar 2. 14 (a) PTBA 5 βbusur-berurutan pada graf tangga π4 Γ π2 , (b) PTBA 8 βbusur-berurutan pada graf 2π4 βͺ (π4 Γ π2 ), dan (c) PTBA 8 βbusurberurutan pada graf πΏπ242
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
BAB 3 PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB π βBUSURBERURUTAN PADA GRAF UNICYCLE
Pada bab ini akan diberikan konstruksi pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan, atau yang bisa disingkat dengan PTBA π βbusur-berurutan pada graf unicycle, yaitu graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle. Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa suatu pemetaan bijektif π: π βͺ πΈ β {1,2, β¦ , π£ + π} disebut sebagai suatu pelabelan total busur ajaib bbusur-berurutan (PTBA π βbusur-berurutan) dari πΊ jika π adalah suatu pelabelan total busur ajaib dari πΊ dan π πΈ = {π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π}, 0 β€ π β€ π£. Jika π = 0, maka π disebut sebagai pelabelan total busur-ajaib super-busur. Pada skripsi ini hanya dibahas untuk nilai 0 < π < π£. Suatu graf yang memiliki pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan disebut sebagai graf busur-ajaib π βbusur-berurutan. Jika suatu graf terhubung G memiliki pelabelan total busurajaib b-busur-berurutan dengan π β {1,2,3, β¦ , π£ β 1} maka jumlah maksimum busur pada πΊ adalah π£ β 1, sehingga graf terhubung yang mungkin memiliki pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan adalah suatu graf pohon (Sugeng dan Miller, 2008). Suatu graf terhubung yang bukan pohon dimungkinkan akan memenuhi kondisi ini dengan menambahkan sejumlah berhingga simpul terisolasi pada graf tersebut sehingga akan dipenuhi π β€ π£ β 1 (Silaban dan Sugeng, pp). Jika penambahan simpul terisolasi mengakibatkan banyak busur sama dengan banyak simpul dikurang satu atau π = π£ β 1, maka banyaknya simpul terisolasi yang ditambahkan adalah optimal. Jika penambahan simpul terisolasi mengakibatkan kondisi banyak busur kurang dari banyak simpul dikurang satu atau π < π£ β 1, maka banyaknya simpul yang ditambahkan tidak optimal. Untuk membuktikan bahwa suatu graf memiliki kontruksi PTBA π βbusur-berurutan, dapat digunakan Lemma 3.2 yang merupakan adaptasi dari 21
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
22
Lemma 3.1. Lemma yang diberikan oleh Figuerora-Centeno dkk. ini merupakan sifat dari pelabelan total ajaib super. Lemma 3.1 (Figuerora-Centeno, Ichisima, dan Batle, 2001) Suatu grafβ(π£, π) πΊ merupakan busur-ajaib super jika dan hanya jika terdapat suatu pemetaan bijektif π: π β {1,2, β¦ , π£} sedemikian sehingga himpunan π = {π(π₯) + π(π¦)|π₯π¦ β πΈ} terdiri dari π bilangan bulat berurutan. Dalam kasus ini, π dapat ditingkatkan menjadi suatu pelabelan total busur-ajaib super dari πΊ dengan nilai π = π£ + π + π , dimana π = minβ‘ (π) dan π = π β π£ + 1 , π β π£ + 2 , β¦ , π β π£+π . Pelabelan berurutan merupakan pengembangan dari pelabelan super. Pada pelabelan total busur-ajaib super-busur, label busur berurutan dimulai dari 1. Pada pelabelan busur-berurutan, label dari busur berurutan bisa dimulai tidak dari satu. Maka, sifat dari pelabelan total ajaib super juga berlaku untuk PTBA π βbusurberurutan. Oleh karena itu, Lemma 3.1 tersebut kemudian diadaptasi dan digunakan untuk membuktikan PTBA π βbusur-berurutan. Adaptasi Lemma 3.1 diberikan pada Lemma 3.2. Lemma 3.2 (Silaban dan Sugeng, pp) Suatu graf πΊ dengan π£ simpul dan π busur adalah suatu graf busur-ajaib b-busur-berurutan jika dan hanya jika terdapat suatu fungsi bijektif π: π βͺ πΈ β {1,2,3, β¦ , π£ + π} sedemikian sehingga π π = 1,2,3, β¦ , π£ + π β π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + π , 0 β€ π β€ π£ dan himpunan π = {π π₯ + π(π¦)|π₯π¦ β πΈ} terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan. Dalam kasus ini, π dapat ditingkatkan menjadi suatu PTBA π βbusur-berurutan pada πΊ dengan konstanta ajaib π = π + π + π dengan π = minβ‘ (π) dan π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ πΊ
= {π β π + 1 , π β π + 2 , β¦ , π β π + π }.
Bukti. Diketahui bahwa πΊ adalah graf busur-ajaib π βbusur-berurutan, maka terdapat π: πβπΈ β 1,2, β¦ , π£ + π dan himpunan label busur yang berurutan π πΈ = π + 1, π + 2, β¦ , π + π sedemikian sehingga akan didapat bobot busur yang Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
23
konstan π€π = π π₯ + π π¦ + π π₯π¦ = π. Dapat ditunjukkan bahwa himpunan label simpul akan terbagi menjadi 2 kelompok himpunan bilangan, yaitu π πβπΈ = π π + π(πΈ) π π = π πβπΈ β π(πΈ) = 1,2, β¦ , π£ + π β π + 1, π + 2, β¦ , π + π = 1,2, β¦ , π β π + π + 1, π + π + 2, β¦ , π£ + π . Selanjutnya, dapat ditunjukkan bahwa terdapat π = {π π₯ + π(π¦)|π₯π¦ β πΈ} yang terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan. π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ = π β π π₯π¦ π₯π¦ β πΈ . Karena π πΈ = π π₯π¦ π₯π¦ β πΈ = π + 1, π + 2, β¦ , π + π , maka π = π β π + 1 ,π β π + 2 ,β¦,π β π + π Terdapat graf πΊ dengan π: πβπΈ β 1,2, β¦ , π£ + π sedemikian sehingga π π = 1,2, β¦ , π£ + π β {π + 1, π + 2, β¦ , π + π}, 0 β€ π β€ π£ dan himpunan π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan. Akan ditunjukkan bahwa πΊ adalah graf busur-ajaib π βbusur-berurutan. Pertama, dapat ditunjukkan bahwa terdapat himpunan label busur yang berurutan, yaitu π π = 1,2, β¦ , π£ + π β π + 1, π + 2, β¦ , π + π π πΈ = π + 1, π + 2, β¦ , π + π . Selanjutnya, dapat ditunjukkan bahwa terdapat himpunan bobot busur konstan. ππ = {π π₯ + π π¦ + π(π₯π¦)|π₯π¦ β πΈ} ππ = π + π π₯π¦ π₯π¦ β πΈ dengan π πΈ = π π₯π¦ π₯π¦ β πΈ
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
24
Karena π adalah himpunan bilangan berurutan dan π(πΈ) berurutan, maka akan didapat nilai dari anggota ππ yang konstan. Jika π = minβ‘ (π), maka π = π + π + π . β Pada skripsi ini yang dibahas adalah pelabelan total busur-ajaib π βbusurberurutan dengan 0 < π < π£ . Karena 0 < π < π£, maka label dari simpul-simpul pada PTBA π βbusur-berurutan akan terbagi dalam dua himpunan bilangan berurutan. Untuk menunjukkan bahwa suatu konstruksi yang diberikan merupakan PTBA π βbusur-berurutan dari graf terkait, maka secara garis besar pembuktian dilakukan dengan alur sebagai berikut : pertama-tama didefinisikan fungsi pelabelan untuk simpul, tunjukkan bahwa label dari simpul akan terbagi menjadi dua himpunan bilangan berurutan, tunjukkan bahwa bobot busur π = {π π₯ + π π¦ , π₯π¦ β πΈ} terdiri dari π bilangan bulat positif berurutan, dan dengan menggunakan Lemma 3.2 tunjukkan bahwa suatu graf memiliki PTBA π βbusurberurutan dengan nilai π = π + π + π . Pada subbab 3.1 akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh untuk PTBA π βbusur-berurutan pada graf lingkaran dengan nilai π adalah kelipatan 4.
3.1
Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Lingkaran
Graf lingkaran yang memiliki n simpul dimana π β₯ 3 dapat dinotasikan dengan πΆπ . Himpunan simpul pada graf lingkaran adalah π = {π£π |1 β€ π β€ π} dan himpunan busur pada graf lingkaran adalah πΈ = {π£π π£π+1 |1 β€ π β€ π} dengan π + 1 diambil dalam mod π. Pada graf lingkaran, jumlah simpul sama dengan jumlah busurnya atau π£ = π = π. Agar graf lingkaran dapat dilabel menggunakan pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan maka harus memenuhi π = π£ β 1. Oleh karena itu, maka perlu ditambahkan sebuah simpul terisolasi pada graf lingkaran. Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
25
Pada Teorema 3.1 diberikan hasil yang diperoleh untuk PTBA π βbusurberurutan pada graf lingkaran dengan banyaknya simpul pada graf lingkaran adalah kelipatan 4 atau π β‘ 0 mod 4. Teorema 3.1 Setiap graf lingkaran πΆπ dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA π/2 βbusur-berurutan dengan menambahkan 1 simpul terisolasi. Bukti. Nyatakan simpul terisolasi dengan π₯. Ambil π=
3π . 2
Label simpul-simpul dari (πΆπ ) sebagai berikut π+1 2 π π π£π = π + 2 π π+ +1 2
, π ganjil , π genap, π = 2,4, β¦ , π genap, π =
π 2
π π + 2, + 4, β¦ , π 2 2
dan label simpul terisolasi dengan π π₯ =π+
π + 1. 4
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa label dari simpul membentuk dua himpunan bilangan seperti yang disyaratkan pada Lemma 3.2. Dengan menggunakan definisi label simpul pada graf lingkaran, nyatakan πΏ1 = π π£π π ganjil π
= 1,2,3, β¦ , 2 . πΏ2 = π π£π π genap, π = 2,4, β¦ ,
π 2 π
= π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + 4 . πΏ3 = π π£π π genap, π = π
π
π + 2, β¦ , π 2 π
= π + 4 + 2, π + 4 + 3, β¦ , π + 2 + 1 . Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
26
Maka himpunan label simpul dari πΆπ adalah π π = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ π(π₯) π
π
π
π
= 1,2,3, . . , 2 βͺ π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π + 4 βͺ {π + 4 + 2, π + 4 + π
π
π
3, π + 4 + 4, β¦ , π + 2 + 1} βͺ π + 4 + 1 = 1,2,3, β¦ ,
π π π π βͺ π + 1, π + 2, β¦ , π + , π + + 1, β¦ , π + + 1 2 4 4 2
= π, π, π, β¦ ,
π π βͺ π + π, π + π, β¦ , π + + π . π π
Dari persamaan di atas, terlihat bahwa label-label simpul terbagi menjadi 2 π
himpunan bilangan berurutan. Dapat dilihat bahwa nilai konstanta π = 2 . Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ membentuk bilangan bulat positif yang berurutan. Berdasarkan pendefinisian label simpul pada graf lingkaran, pembuktian akan dibagi menjadi 3 kasus busur yang diilustrasikan pada Gambar 3.1. π
1. π£π π£π+1 untuk π = 1,2, β¦ , 2 π
π
2. π£π π£π+1 untuk π = 2 + 1, 2 + 2, β¦ , π β 1 3. π£π π£1
π
Kasus 1 untuk busur π£π π£π+1 dengan π = 1,2, β¦ , . 2
Tanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap. π 1 = π π£π + π π£π+1 =
1+π 1+π + π+ 2 2
= π + π + 1.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
27
π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 1,2, β¦ , 2 , didapat himpunan bobot busur π1 = π π£π + π π£π+1 π = 1,2, β¦ ,
π 2
π
= π + 2, π + 3, β¦ , π + 2 + 1 .
v1
v1
v2
vn
vn
vn/2
vn/2+2
v2
vn/2
vn/2+2
vn/2+1 (a)
vn/2+1 (b)
v1
v2
vn
vn/2
vn/2+2
vn/2+1 (c)
Gambar 3. 1 (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, dan (c) Kasus 3.
π
π
Kasus 2 untuk busur π£π π£π+1 dengan π = 2 + 1, 2 + 2, β¦ , π β 1 Ttanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap. π 2 = π π£π + π(π£π+1 ) Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
28
=
1+π 1+π + π+ +1 2 2
= π + π + 2. π
π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 + 1, 2 + 2, β¦ , π β 1, didapat himpunan bobot busur π2 = π π£π + π π£π+1 π = = π+
π π + 1, + 2, β¦ , π β 1 2 2
π π + 1 + 2, π + + 2 + 2, β¦ , π + π β 1 + 2 2 2 π
π
= π + 2 + 3, π + 2 + 4, β¦ , π + π + 1 .
Kasus 3 untuk busur π£π π£1 π 3 = π π£π + π π£π =1+ π+
π +1 2
π
= π + 2 + 2. Maka himpunan bobot busur π3 adalah π3 = π π£π + π π£π = π+
π +2 . 2
Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ dari graf lingkaran membentuk suatu himpunan bilangan bulat positif berurutan. π = π1 βͺ π2 βͺ π3 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
29
π
π
π
π
= π + 2, π + 3, π + 4, β¦ , π + 2 + 1 βͺ {π + 2 + 3, π + 2 + 4, π + 2 + π
5 β¦ , π + π + 1} βͺ {π + 2 + 2} π
π
π
π
π
= {π + 2, π + 3, π + 4, β¦ . , π + 2 + 1, π + 2 + 2, π + 2 + 3, π + 2 + 4, π + 2 + 5, β¦ , π + π + 1} = π + 2, π + 3, π + 4, β¦ , π + π + 1 .
Karena himpunan bobot busur π = {π π₯ + π π¦ , π₯π¦ β πΈ} merupakan himpunan bilangan bulat positif berurutan {π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1}, maka dengan menggunakan Lemma 3.2 terbukti bahwa graf lingkaran πΆπ dengan π β‘ 0 mod 4 π
memiliki PTBA π βbusur-berurutan dengan nilai π = 2 .β Menurut Lemma 3.2, nilai konstanta ajaib adalah π = π + π + π , dimana π = min π = π + 2 π=
=
π +π+π+2 2 3π + π + 2. 2
Dengan mensubstitusikan nilai π =
π=
3π 2
, maka
3π 3π + +2 2 2
= 3π + 2. π
Pada Gambar 3.2 diberikan contoh PTBA 2 βbusur-berurutan pada graf lingkaran dengan πΆ4 dan πΆ8 .
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
30
1 1
6
4
7
5
8
12
13
15 11
8 17
2
5
10
4 9
3
2
14 6
9
7 3
16
(a)
(b)
Gambar 3. 2 (a) PTBA 2 βbusur-berurutan pada πΆ4 dengan π = 14 dan (b) PTBA 4 βbusur-berurutan pada πΆ8 dengan π = 26.
Berdasarkan Teorema 2.3 didapatkan pelabelan dual dari PTBA π βbusurberurutan pada graf lingkaran yang diberikan pada Akibat 3.1. Akibat 3.1 Setiap graf lingkaran πΆπ dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA π 2
+ 1 βbusur-berurutan dengan menambahkan 1 simpul terisolasi. Pada Gambar 3.3 diberikan contoh PTBA
π 2
+ 1 βbusur-berurutan pada
graf lingkaran πΆ4 dan πΆ8 . Pada subbab selanjutnya akan dibahas PTBA π βbusur-berurutan pada graf matahari dengan banyaknya simpul pada graf matahari adalah π β‘ 0 mod 4.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
31
17 9
4
3
6
5
2
5
6
3 7
10 1
16
13
8
14 1
7
8
4 12
9
11 15
2 (a)
(b)
Gambar 3. 3 (a) PTBA 3 βbusur-berurutan pada πΆ4 dengan π = 16 dan (b) PTBA 5-busur-berurutan pada πΆ8 dengan π = 28.
3.2
Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur Berurutan pada Graf Matahari
Graf matahari yang memiliki n simpul dimana π β₯ 3 dapat dinotasikan dengan πΆπ β πΎ1 . Himpunan simpul pada graf matahari adalah π = π£π 1 β€ π β€ π βͺ {π’π |1 β€ π β€ π} dan himpunan busur pada graf matahari adalah πΈ = π£π π£π+1 1 β€ π β€ π βͺ {π’π π£π |1 β€ π β€ π} dengan π + 1 mod π dan dimana π£π menyatakan simpul dalam (simpul pada graf lingkaran) dan π’π menyatakan simpul luar pada simpul di graf lingkaran ke-π. Nilai π menyatakan banyaknya simpul pada graf lingkaran yang digunakan untuk membangun graf matahari sehingga nilai π disebut sebagai ukuran dari graf matahari. Pada graf matahari, banyak simpul sama dengan banyak busurnya atau π£ = π = 2π. Agar graf matahari dapat dilabel dengan menggunakan pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan, maka harus memenuhi π = π£ β 1. Oleh karena itu, maka perlu ditambahkan sebuah simpul terisolasi pada graf matahari.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
32
Pada Teorema 3.2 diberikan hasil yang diperoleh untuk PTBA π βbusurberurutan pada graf matahari dengan banyaknya simpul pada graf lingkaran di graf matahari adalah kelipatan 4 atau π β‘ 0 mod 4. Teorema 3.2 Setiap graf matahari dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA π βbusur-berurutan dengan menambahkan 1 simpul terisolasi. Bukti. Nyatakan simpul terisolasi dengan π₯. Ambil π = 3π. Label simpul-simpul dari πΆπ β¨πΎ1 sebagai berikut π
, π genap
π , π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 π π£π = 2 π π π + π + 1 , π ganjil, π = + 1, + 3, β¦ , π β 1 2 2 π+π
π
, π ganjil
π π’π = π + π π+π+1
π , π genap, π = 2,4, β¦ , . 2 π π , π genap, π = + 2, + 4, β¦ , π 2 2
dan label simpul terisolasi dengan π π₯ =π+
π + 1. 2
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa label dari simpul membentuk dua himpunan bilangan berurutan seperti yang disyaratkan pada Lemma 3.2. Dengan menggunakan definisi label simpul pada graf matahari, nyatakan πΏ1 = π π£π π genap = 2,4,6, β¦ , π . π πΏ2 = π π£π π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
33
= π + 1, π + 3, π + 5, β¦ , π + πΏ3 = π π£π π ganjil, π = 2,4, β¦ ,
π β1 . 2
π 2
= π+
π π π + 1 + 1, π + + 3 + 1, π + + 5 + 1 β¦ , π + π β 1 + 1 2 2 2
= π+
π π + 2, π + + 4, β¦ , π + π . 2 2
πΏ4 = π π’π π ganjil = 1,3,5, β¦ , π β 1 . πΏ5 = π π’π π genap, π = 2,4, β¦ ,
π 2
= π + 2, π + 4, π + 6, β¦ , π + πΏ6 = π π’π π genap, π = = {π +
π . 2
π π + 2, + 4, β¦ , π 2 2
π π π + 2 + 1, π + + 4 + 1, π + + 6 + 1, β¦ , π + π + 1} 2 2 2 π
π
= π + 2 + 3, π + 2 + 5, β¦ , π + π + 1 .
Maka himpunan simpul label simpul πΆπ β¨πΎ1 adalah π π = πΏ1 βͺ πΏ2 βͺ πΏ3 βͺ πΏ4 βͺ πΏ5 βͺ πΏ6 βͺ π(π₯) π
π
π
= 2,4,6, β¦ , π βͺ π + 1, π + 3, π + 5, β¦ , π + 2 β 1 βͺ π + 2 + 2, π + 2 +
4,β¦,π+πβͺ1,3,5,β¦,πβ1βͺπ+2,π+4,π+6,β¦,π+π2βͺπ+π2+3,π+π2+5,β¦, π+π+1βͺ π+π2+1}
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
34
π
= 1,2,3,4, β¦ , π β 1, π βͺ {π + 1, π + 2, π + 3, π + 4, β¦ , π + 2 β 1, π + π 2
π
π
π
π
, π + 2 + 1, π + 2 + 2, π + 2 + 3, π + 2 + 4, π + π, π + π + 1}
= π, π, π, β¦ , π βͺ π + π, π + π, π + π, β¦ , π + π + π . Dari persamaan di atas, terlihat bahwa label-label simpul terbagi menjadi 2 himpunan bilangan berurutan. Dapat dilihat bahwa nilai konstanta π = π. Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ membentuk bilangan bulat positif yang berurutan. Berdasarkan pendefinisian label simpul pada graf matahari, pembuktian akan dibagi menjadi 7 kasus busur yang diilustrasikan pada Gambar 3.4. π
1. π£π π£π+1 untuk π = 1,2, β¦ , 2 β 1 π π
2. π£π π£π+1 untuk π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1 3. π£π π£1 π
4. π’π π£π untuk π ganjil, π = 1,3, β¦ , 2 β 1 π
π
5. π’π π£π untuk π ganjil, π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 π
6. π’π π£π untuk π genap, π = 2,4, β¦ , 2 π
π
7. π’π π£π untuk π πππππ, π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π
π
Kasus 1 untuk busur π£π π£π+1 dengan π = 1,2, β¦ , 2 β 1 . Tanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap. π 1 = π π£π + π(π£π+1 ) = π+π + π+1 = π + 2π + 1. π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 1,2, β¦ , 2 β 1, didapat himpunan bobot busur Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
35
π π1 = π π£π + π π£π+1 π = 1,2, β¦ , β 1 2 = π + 3, π + 5, β¦ , π + π β 1 .
u1 v1 un
u1
u2
v1
v2
vn
un
un/2-1
vn/2-1
vn-1
u2 v2
un-1
un
vn/2-1
vn-1 un/2
(a)
v2
vn
vn/2
un-1
un/2
un/2-1
vn/2-1
vn-1
u2 v1
vn
vn/2
u1
vn/2
un-1
un/2
(b) u1
un
u1
vn/2-1
vn-1
un/2-1
un
un-1
v1
vn/2-1
vn-1
un/2
v1
v2
vn
vn/2-1
vn-1
un/2-1
un
u2 v2
vn
vn/2-1
vn-1
vn/2
un-1
(e)
u1
u2
un/2-1
vn/2
un-1
un/2 (f)
un/2-1
vn/2
un-1
un/2 (d)
v2
vn
vn/2
u1
u2 v1
v2
vn
un
(c)
u2 v1
un/2-1
un/2 (g)
Gambar 3. 4 (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4, (e) Kasus 5, (f) Kasus 6, dan (g) Kasus 7.
π π
Kasus 2 untuk busur π£π π£π+1 dengan π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1 . Tanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
36
π 2 = π π£π + π π£π+1 = π+π+1 + π+1 = π + 2π + 2. π π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1 , didapat himpunan bobot busur π2 = π π£π + π π£π+1 π =
π π , + 1, β¦ , π β 1 2 2
= {π + π + 2, π + π + 2 + 2, β¦ , π + 2π β 2 + 2} = π + π + 2, π + π + 4, β¦ , π + 2π .
Kasus 3 untuk busur π£π π£1 π 3 = π π£π + π(π£1 ) = π + π + 1. Maka himpunan bobot busurnya adalah π3 = π π£π + π π£1 = π+π+1 .
π
Kasus 4 untuk busur π’π π£π dengan π ganjil, π = 1,3, β¦ , 2 β 1 π 4 = π π’π + π(π£π ) =π+ π+π = π + 2π.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
37
π
Dengan mensubstitusikan nilai π ganjil, π = 1,3, β¦ , 2 β 1, didapat himpunan bobot busur π π4 = π π’π + π π£π |π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 2 = π + 2, π + 6, β¦ , π + π β 2 .
π
π
Kasus 5 untuk busur π’π π£π dengan π ganjil dan π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 π 5 = π π’π + π(π£π ) =π+ π+π+1 = π + 2π + 1. π
π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1, didapat himpunan bobot busur π5 = π π’π + π π£π |π ganjil, π =
π π + 1, + 3, β¦ , π β 1 2 2
= {π + π + 2 + 1, π + π + 6 + 1, β¦ , π + 2π β 2 β 1} = π + π + 3, π + π + 7, β¦ , π + 2π β 3 .
π
Kasus 6 untuk busur π’π π£π dengan π genap, π = 2,4, β¦ , 2 π 6 = π π’π + π(π£π ) = π+π +π = π + 2π.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
38
π
Dengan mensubstitusikan nilai π genap, π = 2,4, β¦ , 2 , didapat himpunan bobot busur π6 = π π’π + π π£π π genap, π = 2,4, β¦ ,
π 2
= π + 4, π + 8, β¦ , π + π .
π
π
Kasus 7 untuk busur π’π π£π dengan π genap , π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π π 7 = π π’π + π π£π = π+π+1 +π = π + 2π + 1. π
π
Dengan mensubstitusikan nilai π genap, π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π, didapat himpunan bobot busur π7 = π π’π + π π£π π genap, π =
π π + 2, + 4, β¦ , π 2 2
= {π + π + 4 + 1, π + π + 8 + 1, β¦ , π + 2π + 1} = π + π + 5, π + π + 9, β¦ , π + 2π + 1 .
Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ dari graf matahari membentuk suatu himpunan bilangan bulat positif berurutan. π = π1 βͺ π2 βͺ π3 βͺ π4 βͺ π5 βͺ π6 βͺ π7 = {π + 3, π + 5, β¦ , π + π β 1} βͺ {π + π + 2, π + π + 4, β¦ , π + 2π} βͺ {π + π + 1} βͺ {π + 2, π + 6, β¦ , π + π β 2} βͺ {π + π + 3, π + π + 7, β¦ , π + 2π β 3} βͺ {π + 4, π + 8, β¦ , π + π} βͺ {π + π + 5, π + π + 9, β¦ , π + 2π + 1}
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
39
= {π + 2, π + 3, π + 4, π + 5, π + 6, β¦ , π + π β 2, π + π β 1, π + π, π + π + 1, π + π + 2, π + π + 3, β¦ , π + 2π β 3, β¦ , π + 2π, π + 2π + 1} = π + 2, π + 3, π + 4, β¦ , π + 2π + 1 .
Karena himpunan bobot busur π = {π π₯ + π π¦ , π₯π¦ β πΈ} merupakan himpunan bilangan bulat positif berurutan {π + 2, π + 3, β¦ , π + 2π + 1}, maka dengan menggunakan Lemma 3.2 terbukti bahwa graf matahari πΆπ β¨πΎ1 dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA π βbusur-berurutan dengan nilai π = π.β Menurut Lemma 3.2, nilai konstanta ajaib adalah π = π + π + π , dimana π = min π = π + 2 π = π + 2π + π + 2 π = 3π + π + 2. Dengan mensubstitusikan nilai π = 3π, maka π = 3π + 3π + 2 π = 6π + 2. Pada Gambar 3.5 diberikan contoh PTBA π βbusur-berurutan pada graf matahari πΆ4 β πΎ1 dan πΆ8 β πΎ1 . Berdasarkan Teorema 2.3 didapatkan pelabelan dual dari PTBA π βbusurberurutan pada graf matahari yang diberikan pada Akibat 3.2. Akibat 3.2 Setiap graf matahari πΆπ β πΎ1 dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA (π + 1) βbusur-berurutan dengan menambahkan 1 simpul terisolasi.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
40
1
26 24
14
1 12
25
10
13
11
2
15
22 23
2
29 21
17 33
8
9
8
20 10
19
32
4
11 7 4
6 5
18 12
16
28
16
14 30
6
7
17
3
27
9
13
3
15
31
5
(a)
(b)
Gambar 3. 5 (a) PTBA 4 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ1 dengan π = 26 dan (b) PTBA 8 βbusur-berurutan pada πΆ8 β πΎ1 dengan π = 50. Pada Gambar 3.6 diberikan contoh PTBA (π + 1) βbusur-berurutan pada graf matahari πΆ4 β πΎ1 dan πΆ8 β πΎ1 .
33 4
17 6 5
10
8 7
9
16
8
3
12 11
32
17 1
5 13
26
9
10
14 24
15
2
30
23 27 14
12
13
11
1
16 22
2
6
18
20 4
28 15
21
19
3 (a)
31
7
25
29 (b)
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
41
Gambar 3. 6 (a) PTBA 5 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ1 dengan π = 28 dan (b) PTBA 9 βbusur-berurutan pada πΆ8 β πΎ1 dengan π = 52. Pada subbab selanjutnya akan dibahas PTBA π βbusur-berurutan pada graf korona dengan banyaknya simpul adalah π β‘ 0 mod 4. Dengan menggunakan fungsi pelabelan simpul pada graf matahari, tidak bisa diperoleh PTBA π βbusur-berurutan pada graf lingkaran, karena fungsi pelabelan yang didapat berbeda.
3.3
Pelabelan Total Busur-Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Korona
Graf korona yang memiliki n simpul pada graf lingkaran dimana π β₯ 3 dan π simpul berderajat satu pada setiap simpul pada graf lingkaran dapat dinotasikan dengan πΆπ β πΎπ . Himpunan simpul pada graf korona adalah π = π
π£π 1 β€ π β€ π βͺ {π’π |1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ π} dan himpunan busur pada graf π
lingkaran adalah πΈ = π£π π£π+1 1 β€ π β€ π βͺ {π£π π’π |1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ π}, dengan π + 1 dalam mod π dan dimana π£π menyatakan simpul dalam (simpul pada graf π
lingkaran) dan π’π menyatakan simpul luar ke-π pada simpul di graf lingkaran ke-π. Nilai π menyatakan banyaknya simpul pada graf lingkaran yang digunakan untuk membangun graf korona sehingga nilai π disebut sebagai ukuran dari graf korona. Pada graf korona, banyak simpul sama dengan banyak busurn atau π£ = π = (π + 1)π. Agar graf korona dapat dilabel dengan menggunakan pelabelan total busurajaib π βbusur-berurutan, maka harus memenuhi π = π£ β 1. Oleh karena itu, maka perlu ditambahkan sebuah simpul terisolasi pada graf korona. Pada Teorema 3.3 diberikan hasil yang diperoleh untuk PTBA π βbusurberurutan pada graf korona dengan banyaknya simpul pada lingkaran di graf korona adalah kelipatan 4 atau π β‘ 0 mod 4.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
42
π
Teorema 3.3 Setiap graf korona dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA 2 (π + 1) βbusur-berurutan dengan menambahkan 1 simpul terisolasi. Bukti. Nyatakan simpul terisolasi dengan π₯. Ambil π=
3π π+1 . 2
Label simpul-simpul dari graf korona sebagai berikut π (π + 1) 2 πβ1 π π£π = π + π+1 +1 2 πβ1 π+ π+1 +2 2
π
π π’π
πβ1 π+1 +π 2 π = π+ β1 π+1 +1+π 2 π π+ β1 π+1 +2+π 2
, π genap π , π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 2 π π , π ganjil, π = + 1, + 3, β¦ , π β 1 2 2 , π ganjil, π = 1,2, β¦ , π π , π genap, π = 2,4, β¦ , ; π = 1,2, β¦ , π . 2 π , π genap, π = + 2, β¦ , π; π = 1,2, β¦ , π 2
dan label simpul terisolasi dengan π π₯ =π+
π π + 1 + 1. 4
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa label dari simpul membentuk dua himpunan bilangan berurutan seperti yang disyaratkan pada Lemma 3.2. Dengan menggunakan definisi label simpul pada graf korona, nyatakan πΏ1 = π π£π π genap 2 4 π π + 1 , π + 1 ,β¦, π + 1 2 2 2 π = π + 1 ,2 π + 1 ,β¦, π + 1 . 2 =
π πΏ2 = π π£π π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 2 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
43
= π + 0 π + 1 + 1, π + π + 1 + 1, β¦ , π +
π β1 4
= π + 1, π + 2 + π, β¦ , π +
π π + πβ1+π+1 4 4
= π + 1, π + 2 + π, β¦ , π +
π π+1 βπ . 4
πΏ3 = π π£π π ganjil, π =
π+1 +1
π π + 1, + 3, β¦ , π β 1 2 2
= π+
π π π + 1 + 2, π + +1 4 4
= π+
π π π π π π + 1 + 2, π + + π + 1 + π + 2, β¦ , π + + π β 1 β π + 2 4 4 4 2 2
= π+
π π π π + 1 + 2, π + π + 1 + π + 3, β¦ , π + π + 1 β π + 1 . 4 4 2
π + 1 + 2, β¦ , π +
π β1 2
π+1 +2
π
πΏ4 = π π’π π ganjil; π = 1,2, β¦ , π = 0 π + 1 + 1,0 π + 1 + 2, β¦ ,0 π + 1 + π, π + 1 + 1, π + 1 +
2,β¦,π+1+π,β¦,π2β1π+1+1,π2β1π+1+2,β¦,π2β1π+1+π
π
π
π
π
= 1,2, β¦ , π, π + 2, π + 3, β¦ ,2π + 1, β¦ , 2 + 2 π β 1 β π + 1, 2 + 2 π β 1 β π +
2,β¦,π2+π2πβ1βπ+π π
π
= 1,2, β¦ , π, π + 2, π + 3, β¦ ,2π + 1, β¦ , 2 π + 1 β π, 2 π + 1 β π +
1,β¦,π2π+1β1. π π πΏ5 = π π’π π ganjil, π = 2,4, β¦ , ; π = 1,2, β¦ π 2 = π + 0 π + 1 + 1 + 1, π + 0 π + 1 + 1 + 2, β¦ , π + 0 π + 1 + 1 +
π,π+π+1+1+1,π+π+1+1+2,β¦,π+π+1+π+1,β¦,π+π4β1π+1+1+1,π+π 4β1π+1+1+2,β¦,π+π4β1π+1+1+π
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
44
π
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1, π + π + 3, π + π + 4, π + 2π + 1, β¦ , π + 4 π +
π4β1β1+1+1,π+π4π+π4βπβ1+1+2,β¦,π+π4π+π4βπβ1+1+π
π
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1, π + π + 4, β¦ , π + 2π + 1, β¦ , π + 4 π + 1 β
π+1,π+π4π+1βπ+2,β¦,π+π4π+1. π
πΏ6 = π π’π |π genap, π = π
= π+
4
+1β1
π π + 2, + 4, β¦ , π; π = 1,2, β¦ , π 2 2
π + 1 + 2 + 1, π +
π 4
+1β1
π + 1 + 2 + 1, β¦ , π +
π4+1β1π+1+2+π,β¦,π+π4+2β1π+1+2+1,π+π4+2β1π+1+2+2,β¦,π+ π4+2β1π+1+2+π,π+π2β1π+1+2+1,π+π2β1π+1+2+2,β¦,π+π2β1π+ 1+2+π
π
π
π
= π + 4 π + 1 + 3, π + 4 π + 1 + 4, β¦ , π + 4 π + 1 + π + 2, π +
π4+1π+1+3,π+π4+1π+1+4,β¦,π+π4+1π+1+π+2,β¦,π+π2π+π2βπβ1 +3,π+π2π+π2βπβ1+4,β¦,π+π2π+π2βπβ1+π+2
π
π
π
= π + 4 π + 1 + 3, π + 4 π + 1 + 4, β¦ , π + 4 π + 1 + π + 2, π +
π4π+1+π+4,π+π4π+1+π+5,β¦,π+π4π+1+2π+2,β¦,π+π2π+1βπ+2,π+π 2π+1βπ+3,β¦,π+π2π+1+1.
Maka himpunan himpunan simpul πΆπ β¨πΎπ tersebut adalah π π = πΏ1 βπΏ2 βπΏ3 βπΏ4 βπΏ5 βπΏ6 β π(π₯) π
π
= π + 1,2 π + 1 , β¦ , 2 π + 1 π
β π + 1, π + π + 2, β¦ , π + 4 π + 1 β π
π
π β π + 4 π + 1 + 2, π + 4 π + 1 + π + 3, β¦ , π + 2 π + 1 β π + π
π
1 β 1,2, β¦ , 2 π + 1 β 1 β π + 2, π + 3, β¦ , π + 4 π + 1
β π+
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
45
π 4 π 4
π
π
π + 1 + 3, π + 4 π + 1 + 4, β¦ , π + 2 π + 1 + 1 β π + π+1 +1
= π, π, β¦ ,
π π+π π
β π + π, π + π, β¦ , π +
π π+π +π . π
Dari persamaan di atas, terlihat bahwa label-label simpul terbagi menjadi 2 π himpunan bilangan berurutan. Dapat dilihat bahwa nilai konstanta π = 2 (π + 1). Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ membentuk bilangan bulat positif yang berurutan. Berdasarkan pendefinisian label simpul pada graf korona, pembuktian akan dibagi menjadi 7 kasus busur yang diilustrasikan pada Gambar 3.4. π
1. π£π π£π+1 untuk π = 1,2, β¦ , 2 β 1 π π
2. π£π π£π+1 untuk π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1 3. π£π π£1 π
π
4. π’π π£π untuk π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 2
π
π
π
5. π’π π£π untuk π ganjil, π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 π
π
6. π’π π£π untuk π genap, π = 2,4, β¦ , 2 π
π
π
7. π’π π£π untuk π genap, π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π
π
Kasus 1 untuk busur π£π π£π+1 dengan π = 1,2, β¦ , 2 β 1 Tanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap. π 1 = π π£π + π(π£π+1 ) = π+
=π+
πβ1 π+1 +1 + 2
π+1 2
π+1
ππ π π 1 ππ π π 1 β + β +1+ + + + 2 2 2 2 2 2 2 2
= π + ππ + π + 1 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
46
= π + π π + 1 + 1. π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 1,2, β¦ , 2 β 1, didapat himpunan bobot busur π π1 = π π£π + π π£π+1 π = 1,2, β¦ , β 1 2 π β1 2
= π + π + 1 + 1, π + 2 π + 1 + 1, β¦ , π +
π+1 +1
π π = π + π + 2, π + 2π + 2 + 1, β¦ , π + π + β π β 1 + 1 2 2 π π+1 βπ . 2
= π + π + 2, π + 2π + 3, β¦ , π +
u11
urn
ur1
u12
v1
v2
urn
u1n/2-1 vn
u1n
u11
ur2
vn/2-1
v1
u1n/2
urn-1
u11
ur2 v2
u1n-1
vn/2-1 urn/2-1
vn-1
vn/2 u1n/2
urn-1 u1n-1
urn/2 (b)
u11
urn
ur1
u12
v1
u1n/2-1 vn
u11
vn-1
u1n/2 u1n-1
u1n/2-1 vn/2-1 urn/2-1
u1n
vn-1
vn/2 u1n/2
urn-1
urn/2
urn
ur1
u1n-1
u1n
u11
ur2 v2 u1n/2-1
vn
urn
vn/2-1
vn/2 u1n/2
urn-1 u1n-1
urn/2 (f)
ur1
u12
v1
u1n
ur2 v2 u1n/2-1
vn urn/2-1
vn-1
urn/2 (e)
u12
v1
ur2 v2
(d) u11
u12
vn
vn/2
urn-1
ur1 v1
urn
vn/2-1 urn/2-1
u1n
urn/2 (c)
ur2 v2
ur2
u1n/2-1
u1n
u1n/2
urn-1
u12 v2
vn
vn/2
(a)
v1
vn/2-1
vn-1
urn/2
ur1
urn
u1n/2-1
urn/2-1
u1n
vn/2
u1n-1
u12
vn urn/2-1
vn-1
ur1
vn/2-1 urn/2-1
vn-1
vn/2 u1n/2
urn-1 u1n-1
urn/2 (g)
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
47
Gambar 3. 7 (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4, (e) Kasus 5, (f) Kasus 6, dan (g) Kasus 7.
π π
Kasus 2 untuk busur π£π π£π+1 dengan π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1 Tanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap. π 2 = π π£π + π(π£π+1 ) = π+
=π+
πβ1 π+1 π+1 +2 + π+1 2 2
ππ π π 1 ππ π π 1 β + β +2+ + + + 2 2 2 2 2 2 2 2
= π + ππ + π + 2 = π + π π + 1 + 2. π π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1, didapat himpunan bobot busur π2 = π π£π + π π£π+1 π =
π π , + 1, β¦ , π β 1 2 2
= π+
π π π + 1 + 2, π + +1 2 2
= π+
π π π π + 1 + 2, π + π + + π + 1 + 2, β¦ , π + π π + 1 β π β 1 + 2 2 2 2
= π+
π π π + 1 + 2, π + π + 1 + π + 3, β¦ , π + π π + 1 β π + 1 . 2 2
π + 1 + 2, β¦ , π + π β 1 π + 1 + 2
Kasus 3 untuk busur π£π π£1 π 3 = π π£π + π π£1 =
π π+1 2
+ π+
πβ1 π+1 +1 2 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
48
=
π π+1 +π+1 2 π
= π + 2 π + 1 + 1. Maka himpunan bobot busurnya adalah π3 = π π£π + π π£1 = π+
π π+1 +1 . 2
π
π
Kasus 4 untuk busur π’π π£π dengan π ganjil, π = 1,3, β¦ , 2 β 1 dan π = 1,2, β¦ , π π
π 4 = π π’π + π(π£π ) = π+ =π+
πβ1 πβ1 π+1 +1 + π+1 +π 2 2
πβ1 πβ1 π+1 +1+ π+1 +π 2 2
= π + π β 1 π + 1 + 1 + π. π
Dengan mensusbtitusikan nilai π = 1,3, β¦ , 2 β 1 dan π = 1,2, β¦ , π, didapat himpunan bobot busur π π π4 = π π’π + π π£π π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1; π = 1,2, β¦ , π 2 = π + 0 π + 1 + 1 + 1, π + 0 π + 1 + 1 + 2, β¦ , π + 0 π + 1 + 1 +
π,π+2π+1+1+1,π+2π+1+1+2,β¦,π+2π+1+1+π,β¦,π+π2β2π+1+1+1,π +π2β2π+1+1+2,β¦,π+π2β2π+1+1+π
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 2, π + 2π + 2 + 2, π + 2π + 2 + 3, β¦ , π + 2π +
2+1+π,β¦,π+π2π+π2β2πβ2+2,π+π2π+π2β2πβ2+3,β¦,π+π2π+π2β2π β2+1+π = π + 2, π + 3, β¦ , π + π + 1, π + 2π + 4, π + 2π + 5, β¦ , π + 3π + 3, β¦ , π + π 2
π + 1 β 2π, π +
π 2
π + 1 β 2π + 1, β¦ , π +
π 2
π+1 βπβ1 . Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
49
π
π
π
Kasus 5 untuk busur π’π π£π dengan π ganjil, π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 dan π = 1,2, β¦ , π π
π 5 = π π’π + π(π£π ) = π+ =π+
πβ1 πβ1 π+1 +2 + π+1 +π 2 2
πβ1 πβ1 π+1 +2+ π+1 +π 2 2
= π + π β 1 π + 1 + 2 + π. π
π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 dan π = 1,2, β¦ , π, didapat himpunan bobot busur π
π5 = π π’π + π π£π π ganjil, π = π
π π + 1, + 3, β¦ , π β 1; π = 1,2, β¦ , π 2 2 π
π
= π + 2 π + 1 + 2 + 1, π + 2 π + 1 + 2 + 2, β¦ , π + 2 π + 1 + 2 +
π,π+π2+1π+1+2+1,π+π2+1π+1+2+2,β¦,π+π2+1π+1+2+π,β¦,π+πβ2 π+1+2+1,π+πβ2π+1+2+2,β¦,π+πβ2π+1+2+π
π
π
π
π
= π + 2 π + 1 + 3, π + 2 π + 1 + 4, β¦ , π + 2 π + 1 + π + 2, π + 2 π +
π2+π+1+3,π+π2π+π2+π+1+4,β¦,π+π2π+π2+π+1+2+π,β¦,π+ππ+πβ 2πβ2+3,π+ππ+πβ2πβ2+4,β¦,π+ππ+πβ2πβ2+2+π
π
π
π
= π + 2 π + 1 + 3, π + 2 π + 1 + 4, β¦ , π + 2 π + 1 + π + 2, π +
π2π+1+π+4,π+π2π+1+5,β¦,π+π2π+1+2π+3,β¦,π+ππ+1β2π+1,π+ππ+ 1β2π+2,β¦,π+ππ+1βπ.
π
π
Kasus 6 untuk busur π’π π£π dengan π genap, π = 2,4, β¦ , 2 dan π = 1,2, β¦ , π π
π 6 = π π’π + π(π£π ) Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
50
=
=
π π+1 2
+ π+
π β1 2
π+1 +1+π
π π π+1 +π+ π+1 βπβ1+1+π 2 2
= π + π π + 1 β π + π. π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2,4, β¦ , 2 dan π = 1,2, β¦ , π, didapat himpunan bobot busur π π π6 = π π’π + π π£π |π genap, π = 2,4, β¦ , ; π = 1,2, β¦ , π 2 = π + 2 π + 1 β π + 1, π + 2 π + 1 β π + 2, β¦ , π + 2 π + 1 β π + π, π +
4π+1βπ+1,π+4π+1βπ+2,β¦,π+4π+1βπ+π,β¦,π+π2π+1βπ+1,π+π2π+1 βπ+2,β¦,π+π2π+1βπ+π = π + 2π + 2 β π + 1, π + 2π + 2 β π + 2, β¦ , π + 2π + 2 β π + π, β¦ , π +
4π+4βπ+1,π+4π+4βπ+2,β¦,π+4π+4βπ+π,β¦,π+π2π+1βπ+1,π+π2π+1 βπ+2,β¦,π+π2π+1βπ+π = π + π + 3, π + π + 4, β¦ , π + 2π + 2, π + 3π + 5, π + 3π + 6, β¦ , π + 4π +
4,β¦,π+π2π+1βπ+1,π+π2π+1βπ+2,β¦,π+π2π+1.
π
π
π
Kasus 7 untuk busur π’π π£π dengan π genap, π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π dan π = 1,2, β¦ , π π
π 7 = π π’π + π(π£π ) =
=
π π+1 2
+ π+
π β1 2
π+1 +2+π
π π π+1 +π+ π+1 βπβ1+2+π 2 2
= π + π π + 1 β π + 1 + π. π
π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π dan π = 1,2, β¦ , π, akan didapat himpunan bobot busur Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
51
π
π7 = π π’π + π π£π π genap, π = π
= π+
2
+2
π π + 2, + 4, β¦ , π; π = 1,2, . . , π 2 2
π + 1 β π + 1 + 1, π +
π 2
+2
π + 1 β π + 1 + 2, β¦ , π +
π2+2π+1βπ+1+π,π+π2+4π+1βπ+1+1,π+π2+4π+1βπ+1+2,β¦,π+π2 +4π+1βπ+1+π,β¦,π+π(π+1βπ+1+1,π+ππ+1βπ+1+2,β¦,π+ππ+1βπ+ 1 + π}
π
π
= π + 2 π + 1 + 2π + 2 β π + 2, π + 2 π + 1 + 2π + 2 β π + 3, β¦ , π +
π2π+1+2π+2+1,π+π2π+1+4π+4βπ+2,π+π2π+1+4π+4βπ+3,β¦,π+π 2π+1+4π+4+1,β¦,π+ππ+1βπ+2,π+ππ+1βπ+3,β¦,π+ππ+1+1
π
π
π
= π + 2 π + 1 + π + 4, π + 2 π + 1 + π + 5, β¦ , π + 2 π + 1 + 2π +
3,π+π2π+1+3π+6,π+π2π+1+3π+7,β¦,π+π2π+1+4π+5,β¦,π+ππ+1βπ+ 2,π+ππ+1βπ+3,β¦,π+ππ+1+1.
Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ πΈ dari graf korona membentuk suatu himpunan bilangan bulat positif berurutan π = π1 βπ2 βπ3 βπ4 βπ5 βπ6 βπ7 π
π
= π + π + 2, π + 2π + 3, β¦ , π + 2 π + 1 β π β π + 2 π + 1 + 2, π +
π2π+1+π+3,β¦,π+ππ+1βπ+1βπ+π2π+1+1βπ+2,π+3,β¦,π+π2π+1βπβ 1βπ+π2π+1+3,π+π2π+1+4,β¦,π+ππ+1βπβπ+π+3,π+π+4,β¦,π+π2π+1 βπ+π2π+1+π+4,π+π2π+1+π+5,β¦,π+ππ+1+1
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π π + 1 + 1 .
Karena himpunan bobot busur π = {π π₯ + π π¦ , π₯π¦ β πΈ} merupakan himpunan bilangan bulat positif berurutan {π + 2, π + 3, β¦ , π + π(π + 1) + 1}, maka Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
52
dengan menggunakan Lemma 3.2 terbukti bahwa graf korona πΆπ β¨πΎπ dengan π
π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA π βbusur-berurutan dengan nilai π = 2 (π + 1).β Menurut Lemma 3.2, nilai konstanta ajaib adalah π = π + π + π , dimana π = min π = π + 2 π=
=
π π+1 +π π+1 +π+2 2 3π π + 1 + π + 2. 2
Dengan mensubstitusikan nilai π = π=
3π 2
(π + 1), maka
3π 3π π+1 + π+1 +2 2 2
= 3π π + 1 + 2. π
Pada Gambar 3.3 diberikan contoh PTBA 2 (π + 1) βbusur-berurutan pada graf korona πΆ4 β¨πΎ2 dan πΆ4 β¨πΎ3 .
2
20
3
2
26
27
22 17 1
15
19
16
3
18
14 13
25
22
23 21
24
9
23
8
4
5 (a)
28
18
4 16
9
33
30
8
29 15
5
12 10
10
24
25 17
11 6
19
21
1
12
7
20
32
11
13
31
7
14
6
(b)
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
53
Gambar 3. 8 (a) PTBA 6 βbusur-berurutan pada graf πΆ4 β πΎ2 dengan π = 38 dan (b) PTBA 8 βbusur-berurutan pada graf πΆ4 β πΎ3 dengan π = 50. Berdasarkan Teorema 2.3 didapatkan pelabelan dual dari PTBA π βbusurberurutan pada graf korona yang diberikan pada Akibat 3.3. Akibat 3.3 Setiap graf korona πΆπ β πΎπ dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA π 2
π + 1 + 1 βbusur-berurutan dengan menambahkan 1 simpul terisolasi. π
Pada Gambar 3.6 diberikan contoh PTBA
2
π + 1 + 1 βbusur-
berurutan pada graf korona πΆ4 β πΎ2 dan πΆ4 β πΎ3 . 24
6
31
32
8
7
4 9 25
11
7
10
8
12 13
1
11
23
5
33
10
17
18
3
22
21 (a)
15 6
16
30 18
25
1
4
26
5 19
29
22 24
16
2
9 17
15 20
14 13
14
19
12
2
23
21
3
27
20
28
(b)
Gambar 3. 9 (a) PTBA 7 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ2 dengan π = 40 dan (b) PTBA 9 βbusur-berurutan pada πΆ4 β πΎ3 dengan π = 52. Dengan menggunakan definisi pelabelan pada graf korona, bisa didapat PTBA π βbusur-berurutan pada graf matahari sesuai dengan Teorema 3.2 dengan nilai π = 1. Pada subbab selanjutnya akan dibahas PTBA π βBusur-berurutan pada graf hairycycle dengan banyaknya simpul adalah π β‘ 0 mod 4.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
54
3. 4
Pelabelan Total Busur Ajaib π βBusur-Berurutan pada Graf Hairycycle
Graf hairycycle adalah graf yang dapat dibentuk dengan menambahkan sejumlah ππ , π = 1,2, β¦ , π simpul berderajat satu pada setiap simpul dari graf lingkaran πΆπ , π β₯ 3.yang memiliki n simpul pada graf lingkaran dimana π β₯ 3 dan dapat dinotasikan dengan π»πΆ(π; ππ , π = 1,2, β¦ , π). Himpunan simpul pada π
graf hairycycle adalah π = π£π 1 β€ π β€ π βͺ {π’π |1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ ππ } dan π
himpunan busur pada graf hairycycle adalah πΈ = π£π π£π+1 1 β€ π β€ π βͺ {π£π π’π |1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ ππ }, dengan π + 1 ada dalam mod π dan dimana π£π menyatakan π
simpul dalam (simpul pada graf lingkaran) dan π’π menyatakan simpul luar ke-π pada simpul di graf lingkaran ke-π. Nilai π menyatakan banyaknya simpul pada graf lingkaran yang digunakan untuk membangun graf hairycycle sehingga nilai π disebut sebagai ukuran dari graf korona. Pada graf hairycycle, jumlah simpul sama dengan jumlah busurnya atau π£ = π = π +
π π=1 ππ .
Agar terpenuhi kondisi
banyak simpul terisolasi yang ditambahkan optimal (π = π£ β 1), maka perlu ditambahkan sebuah simpul terisolasi pada graf hairycycle. Pada Teorema 3.4 diberikan hasil yang diperoleh untuk PTBA b-Busurberurutan pada graf hairycycle dengan banyaknya simpul graf lingkaran pada graf hairycycle adalah kelipatan 4 atau π β‘ 0 mod 4. Teorema 3.4. Setiap graf hairycycle (π»πΆ(π; ππ , π = 1,2, β¦ , π)) dan ππ = ππβπ+1 dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki pelabelan total busur-ajaib (
πβ1 π=1,π ganjil ππ
β
busur-berurutan dengan menambahkan 1 simpul terisolasi. Bukti. Nyatakan simpul terisolasi dengan π₯. Ambil 3π π= + 2
π
π
ππ + π=1
rp . π=1,π ganjil
Label simpul-simpul dari π»πΆ(π, ππ ) sebagai berikut Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
55
π
ππβ1 + 1
, π genap, π = 2,4, β¦ , π
π=2,π genap π
π π£π = π +
ππβ1 + 1
π , π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 2
ππβ1 + 1 + 1
, π ganjil, π =
π=1,π ganjil π
π+ π=1,π ganjil
π
, π
ππβ2 + 1 + π π
π π’π
π=3,π ganjil π
= π+
,
π=1 π = 1,2, β¦ , ππ
π ganjil, π = 3,5, β¦ , π β 1 π = 1,2, β¦ , ππ
ππβ2 + 1 + π
,
π genap, π = 2,4, β¦ ,
π . 2
π = 1,2, β¦ , ππ π π genap, π = + 2, β¦ , π , 2 π = 1,2, β¦ , ππ
π=2,π genap π
π+
π π + 1, + 3, β¦ , π β 1 2 2
ππβ2 + 1 + 1 + π π=2,π genap
Dimana π0 = 0. Kemudian label simpul terisolasi dengan π π₯ = π + π2 + π4 + β― + ππ + 2
π 2
π(π₯) = π +
ππ + π=2,π genap
π +1 4
π + 1. 4
Pertama akan ditunjukkan bahwa label dari simpul membentuk dua himpunan bilangan berurutan seperti yang disyaratkan pada Lemma 3.2. Dengan menggunakan definisi label simpul pada graf korona, nyatakan πΏ1 = π π£π π genap, π = 2,4, β¦ , π
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
56
2
π
4
=
ππβ1 + 1 , π=2,π genap
ππβ1 + 1 , β¦ , π=2,π genap
ππβ1 + 1 π=2,π genap
=
π1 + 1 , π1 + 1 + π3 + 1 , β¦ , π1 + 1 + π3 + 1 + β― + ππβ1 + 1
=
π1 + 1 , (π1 + π3 ) + 2, β¦ , (π1 + π3 + β― + ππβ1 ) +
π . 2
π πΏ2 = π π£π π ganjil, π = 1,3, β¦ , β 1 2 = π+
1 π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 , π +
3 π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 , β¦ , π +
π=1, π ganjilπ2β1ππβ1+1
= π + π0 + 1 , π + π0 + 1 + π2 + 1 , β¦ , π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― +
(ππ2β1β1+1) = {π + 0 + 1 , π + 0 + 1 + π2 + 1 , β¦ , π + 0 + 1 + π2 + 1 + β― + (ππ β2 + 1)} 2
= π + 1, π + π2 + 2, β¦ , π + π2 + π4 + β― + ππ β2 + 2
π+1 2
= π + 1, π + π2 + 2, β¦ , π + π2 + π4 + β― + ππ β2 + 2
πΏ3 = π π£π π ganjil, π =
= π+
π +1 2
π=1,π ganjil
π . 4
π + 1, β¦ , π β 1 2
ππβ1 + 1 + 1, π +
π +3 2
π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 + 1, β¦ , π +
π=1, π ganjilπβ1ππβ1+1+1
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
57
= π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππ +1β1 + 1 + 1, π + π0 + 1 + 2
π2+1+β¦+ππ2+3β1+1+1,β¦,π+π0+1+π2+1+β¦+ππβ1β1+1+1
= π + 0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππ + 1 + 1, π + 0 + 1 + π2 + 1 + 2
β¦+ππ2+2+1+1,β¦,π+0+1+π2+1+β¦+(ππβ2+1)+1
= π + π2 + π4 + β― + ππ +
π+1 2
2
+ 1, π + π2 + π4 + β― + ππ +2 + 2
π+1 2
+
1,β¦,π+π2+π4+β¦+ππβ2+π+12+1
= π + π2 + π4 + β― + π
π 2
+
π +1+1 2
2
+ 1, π + π2 + π4 + β― + π
π +2 2
+
π +3+1 2
2
+
1,β¦,π+π2+π4+β¦+ππβ2+πβ1+12+1 π
π
= π + π2 + π4 + β― + ππ + 4 + 1 + 11, π + π2 + π4 + β― + ππ +2 + 4 + 2
2
2+1,β¦,π+π2+π4+β¦+ππβ2+π2+1 π
π
= π + π2 + π4 + β― + ππ + 4 + 2, π + π2 + π4 + β― + ππ +2 + 4 + 2
2
3,β¦,π+π2+π4+β¦+ππβ2+π2+1. π
πΏ4 = {π π’π |, π = 1, π = 1,2, β¦ , ππ = 1,2,3, . . , π1 . π
πΏ5 = {π π’π |π ganjil, π = 3,5, β¦ , π β 1; π = 1, . . , ππ ={
3 π=3,π ganjil
β¦, 1,
ππβ2 + 1 + 1,
3 π=3,π ganjil 5 π=3,π ganjil
3 π=3,π ganjil
ππβ2 + 1 + π3 , ππβ2 + 1 + 2, β¦ ,
ππβ2 + 1 + 2,
5 π=3,π ganjil 5 π=3,π ganjil
ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 + Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
58
π5 , β¦ , 2, β¦ , =
πβ1 π=3,π ganjil π β1 π=3,π ganjil
ππβ2 + 1 + 1,
πβ1 π=3,π ganjil
ππβ2 + 1 +
ππβ2 + 1 + π5 }
π1 + 1 + 1, π1 + 1 + 2, β¦ , π1 + 1 + π3 , π1 + π3 + 2 + 1, π1 + π3 +
2+2,β¦,π1+π3+2+π5,β¦,π1+π3+β¦+ππβ1β2+πβ22+1,π1+π3+β¦+ππβ 1β2+πβ22+2,β¦,π1+π3+β¦+ππβ1β2+πβ22+ππβ1
= π1 + 2, π1 + 3, β¦ , π1 + π3 + 1, π1 + π3 + 3, π1 + π3 + 4, β¦ , π1 + π3 +
π5+2,β¦,π1+π3+β¦+ππβ3+12π,π1+π3+β¦+ππβ3+12π+1,β¦,π1+π3+β¦ +ππβ3+ππβ1+12πβ1. π π πΏ6 = π π’π π genap, π = 2,4, β¦ , ; π = 1, β¦ , ππ 2 = π+
2 π=2,π genap
ππβ2 + 1 + 1, π +
2 π=2,π genap
ππβ2 + 1 + 2, β¦ , π +
π=2, π genap2ππβ2+1+π2,π+π=2, π genap4ππβ2+1+1,π+π=2, π genap4ππβ2+1+2,β¦,π+π=2, π genap4ππβ2+1+π4,β¦,π+π=2, π genapπ2ππβ2+1+1,π+π=2, π genapπ2ππβ2+1+2,β¦,π+π=2, π genapπ2ππβ2+1+ππ2
= π + π0 + 1 + 1, π + π0 + 1 + 2, β¦ , π + π0 + 1 + π2 , π + π0 + 1 +
π2+1+1,π+π0+1+π2+1+2,β¦,π+π0+1+π2+1+π4,β¦,π+π0+1+π2+1+ β¦+ππ2β2+1+1,π+π0+1+π2+1+β¦+ππ2β2+1+2,β¦,π+π0+1+π2+1+ β¦+ππ2β2+1+ππ2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
59
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π2 + 1, π + π2 + 3, π + π2 + 4, β¦ , π + π2 + π4 +
2,β¦,π+π2+β¦+ππ2β2+π2+1,π+π2+β¦+ππ2β2+π2+2,β¦,π+π2+β¦+ππ2β 2+π2+ππ2
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π2 + 1, π + π2 + 3, π + π2 + 4, β¦ , π + π2 + π4 +
1,π+π2+β¦+ππ2β2+π22+1,π+π2+β¦+ππ2β2+π22+2,β¦,π+π2+β¦+ππ2 β2+ππ2+π22
= π + 2, π + 3, β¦ , π + π2 + 1, π + π2 + 3, π + π2 + 4, β¦ , π + π2 + π4 +
1,π+π2+β¦+ππ2β2+π4+1,π+π2+β¦+ππ2β2+π4+2,β¦,π+π2+β¦+ππ2β 2+ππ2+π4.
π
π
πΏ7 = π π’π π genap, π = 2 + 2, β¦ , π; π = 1, β¦ , ππ = π+
π +2 2
π=2,π genap
ππβ2 + 1 + 1 + 1, π +
π +2 2
π=2,π genap
ππβ2 + 1 + 1 +
2,β¦,π+π=2,π genapπ2+2ππβ2+1+1+ππ2+2,π+π=2, π genapπ2+4ππβ2+1+1+1,π+π=2, π genapπ2+4ππβ2+1+1+2,β¦,π+π=2, π genapπ2+4ππβ2+1+1+ππ2+4,β¦,π+π=2, π genapπππβ2+1+1+1,π+π=2, π genapπππβ2+1+1+2,β¦,π+π=2, π genapπππβ2+1+1+ππ = π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππ +2β2 + 1 + 2, π + π0 + 1 + 2
π2 + 1 + β― + ππ +2β2 + 1 + 3, β¦ , π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + 2
ππ +2β2 + 1 + 1 + ππ +2 , π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππ +4β2 + 1 + 2
2
2
2, π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππ +4β2 + 1 + 3, β¦ , π + π0 + 1 + 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
60
π2 + 1 + β― + ππ +4β2 + 1 + 1 + ππ +4 , β¦ , π + π0 + 1 + π2 + 1 + 2
2
β― + ππβ2 + 1 + 2, π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππβ2 + 1 + 3, β¦ , π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππβ2 + 1 + 1 + ππ π
π
= π + π2 + β― + ππ + 4 + 1 + 2, π + π2 + β― + ππ + 4 + 1 + 3, β¦ , π + 2
2
π2+β¦+ππ2+(π2+2)2+1+ππ2+2,π+π2+β¦+ππ2+2+π4+2+2,π+π2+β¦ +ππ2+2+π4+2+3,β¦,π+π2+β¦+ππ2+2+π4+2+1+ππ2+4,β¦,π+π2+β¦+ ππβ2+π2+2,π+π2+β¦+ππβ2+π2+3,β¦,π+π2+β¦+ππβ2+π2+1+ππ2
π
π
= π + π2 + β― + ππ + 4 + 3, π + π2 + β― + ππ + 4 + 4, β¦ , π + 2
2
π2+β¦+ππ2+ππ2+2+π4+2,π+π2+β¦+ππ2+2+π4+4,π+π2+β¦+ππ2+2 +π4+5,β¦,π+π2+β¦+ππ2+2+ππ2+4+π4+3,β¦,π+π2+β¦+ππβ2+π2+2,π +π2+β¦+ππβ2+π2+3,β¦,π+π2+β¦+ππβ2+ππ2+π2+1.
Maka himpunan label simpul dari π»πΆ(π; ππ , π = 1,2, β¦ , π) adalah π π = πΏ1 βπΏ2 βπΏ3 β πΏ4 βπΏ5 βπΏ6 βπΏ7 β π(π₯) π
= π1 + 1, π1 + π3 + 2, β¦ , π1 + π3 + β― + ππβ1 + 2 β π + 1, π + π2 + π
π
2, β¦ , π + π2 + π4 + β― + ππ β2 + 4 β π + π2 + π4 + β― + ππ + 4 + 2, π + 2
2
π
π
π2 + π4 + β― + ππ +2 + 4 + 3, β¦ , π + π2 + π4 + β― + ππβ2 + 2 + 2
1 β 1,2,3, . . , π1 β π1 + 2, π1 + 3, β¦ , π1 + π3 + 1, π1 + π3 + 3, π1 + π3 + 4, β¦ , π1 + π3 + π5 + 2, β¦ , π1 + π3 + β― + ππβ3 + 1
1
π, π1 + π3 + β― + ππβ3 + 2 π + 1, β¦ , π1 + π3 + β― + ππβ3 + ππβ1 + 2 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
61
1
π β 1 β π + 2, π + 3, β¦ , π + π2 + 1, π + π2 + 3, π + π2 + 4, β¦ , π +
2
π
π2 + π4 + 1, π + π0 + π2 + β― + ππ β2 + 4 + 1, π + π0 + π2 + β― + 2
π
π
ππ β2 + 4 + 2, β¦ , π + π0 + π2 + β― + ππ β2 + ππ + 4 β π + 2
2
π
2
π
π2 + β― + ππ + 4 + 3, π + π2 + β― + ππ + 4 + 4, β¦ , π + 2
2
π
π
π2 + β― + ππ + ππ +2 + 4 + 2, π + π2 + β― + ππ +2 + 4 + 4, π + 2
2
2
π
π
π2 + β― + ππ +2 + 4 + 5, β¦ , π + π2 + β― + ππ +2 + ππ +4 + 4 + 2
2
2
π
π
3, β¦ , π + π2 + β― + ππβ2 + 2 + 2, π + π2 + β― + ππβ2 + 2 + 3, β¦ , π + π
π
π2 + β― + ππβ2 + ππ + 2 + 1 β π + π2 + π4 + β― + ππ + 4 + 1 2
2
π
= 1,2,3, β¦ , π1 + π3 + β― + ππβ1 + 2 β π + 1, π + 2, π + 3, β¦ , π +
π2+β¦+ππβ2+ππ2+π2+1 = 1,2, β¦ ,
nβ1 π=1,π ganjil
π
nβ2 π=2,π genap
rp + 2 β π + 1, π + 2, β¦ , π +
rq +
π2+1 . Dari persamaan di atas, terlihat bahwa label-label simpul terbagi menjadi 2 kelompok himpunan bilangan. Dapat dilihat bahwa nilai konstanta π=
nβ1 π=1,π ganjil
π
rp + 2 .
Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ β πΈ membentuk bilangan bulat positif yang berurutan. Berdasarkan pendefinisian label simpul π, pembuktian akan dibagi menjadi 8 kasus busur yang diilustrasikan pada Gambar 3.10. π
1. π£π π£π+1 untuk π = 1,2, β¦ , 2 β 1 π π
π
2. π£π π£π+1 untuk π = 2 , 2 + 1, 2 + 2, β¦ , π β 1 3. π£π π£1 π
4. π’π π£π untuk π = 1 dan π = 1,2, β¦ , π1 π
π
5. π’π π£π untuk π ganjil, π = 3,5, β¦ , β 1 dan π = 1,2, β¦ , ππ 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
62
π
π
π
6. π’π π£π untuk π ganjil, π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 dan π = 1,2, β¦ , ππ π
π
7. π’π π£π untuk π genap, π = 2,4, β¦ , 2 dan π = 1,2, β¦ , ππ π
π
π
8. π’π π£π untuk π genap, π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π dan π = 1,2, β¦ , ππ
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
63
u11
u11
u1r1
unrn
u2
1
un
vn
u2r2
v2
u31
un-1rn-1
un1
vn
u31
vn/2
un-1
u3r3
vn/2-1
un/2-1 un/21
v3
vn-1
un/2rn/2
1
un/2
vn/2
un/2-11 un/21
un/2-1rn/2-1
u11
u1r1 u2
1
un
u2r2
v2
u31
un-1rn-1
un1
u21
vn
u31 un-1
u3r3 un/2-1
un/21
v3
vn-1
vn/2-1
un/2rn/2
vn/2
un/2-11 un/21
un/2-1rn/2-1
un/2-1rn/2-1
(c) u 11 un
(d) u1r1
u1 u21
rn
u2r2
v2
u31
un-1rn-1
un1
u21
vn
u31 un-1
u3r3
un/2rn/2
vn/2
un/2-11 un/21
un/2-1rn/2-1
un/2-1rn/2-1
(e) u1 un
(f)
1
u1
r1
u1
rn
u2
1
un
vn
u2r2
v2
u31
un-1rn-1
un1
vn/2
u3r3 un/2-11
un/21
un/2-1rn/2-1 (g)
u21
u2r2
v2
u31
un-1rn-1 v3
vn-1
vn/2-1
un/2rn/2
u1r1
rn
vn
v3
vn-1 un-1
1
v1
v1 un1
u3r3
vn/2-1
un/2rn/2
un/2-11 un/21
v3
vn-1
vn/2-1
u2r2
v2
un-1rn-1
v3
vn-1 vn/2
u1r1
v1
vn
un-1
1
unrn
v1 un1
u3r3
vn/2-1
un/2rn/2
1
u2r2
v2
un-1rn-1
v3
vn-1 vn/2
u1r1
rn
v1
v1 vn
un-1
un/2-1rn/2-1 (b)
unrn un1
u3r3
vn/2-1
rn/2
(a) u 11
u2r2
v2
un-1rn-1
v3
vn-1 un-1
u21 v1
v1 un1
u1r1
rn
un-1 un/2
vn/2
u3r3
vn/2-1
rn/2
un/2-11 un/21
un/2-1rn/2-1 (h)
Gambar 3. 10 (a) Kasus 1, (b) Kasus 2, (c) Kasus 3, (d) Kasus 4, (e) Kasus 5, (f) Kasus 6, (g) Kasus 7, dan (h) Kasus 8.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
64
π
Kasus 1 untuk busur π£π π£π+1 dengan nilai π = 1,2, β¦ , 2 β 1 Tanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap. π 1 = π π£π + π π£π+1 π
= π+
π+1
ππβ1 + 1
+
π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 π=2,π genap
π+1
=π+
ππ β1 + 1 . π =1 π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 1,2, β¦ , 2 β 1, didapat himpunan bobot busur π π1 = π π£π + π π£π+1 π = 1,2, β¦ , β 1 2
= π+
π 2
3
2
ππβ1 + 1 , π + π =1
ππ β1 + 1 , β¦ , π + π =1
ππ β1 + 1 π =1
= π + π0 + 1 + π1 + 1 , π + π0 + 1 + π1 + 1 + π2 + 1 , β¦ , π +
π0+1+π1+1+β¦+ππ2β1+1 = π + π0 + π1 + 2, π + π0 + π1 + π2 + 3, β¦ , π + π0 + π1 + β― + ππ β1 + 2
π+1 = π + π1 + 2, π + π1 + π2 + 3, β¦ , π + π1 + π2 + β― + ππ β1 + 2
π . 2
π π
Kasus 2 untuk busur π£π π£π+1 dengan nilai π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1 Tanpa kehilangan keumuman asumsikan π ganjil dan π + 1 genap. π 2 = π π£π + π π£π+1
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
65
π
π+1
= π+
ππβ1 + 1 + 1 + π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 π=2,π genap
π+1
=π+
ππ β1 + 1 + 1. π =1 π π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 , 2 + 1, β¦ , π β 1, didapat himpunan bobot busur π2 = π π£π + π π£π+1 π =
π π , + 1, β¦ , π 2 2
π +1 2
= π+
π +2 2
π =1 ππ β1 + 1 + 1, π +
π =1 ππ β1
+ 1 + 1, β¦ , π +
π=1πππβ1+1+1 = π + π0 + 1 + π1 + 1 + β― + ππ + 1 + 1, π + π0 + 1 + π1 + 1 + 2
β¦+ππ2+1+1+1,β¦,π+π0+1+π1+1+β¦+ππβ1+1+1 = π + π0 + π1 + π2 + β― + ππ + π + 1 + 1, π + π0 + π1 + π2 + β― + 2
ππ2+1+π+1+1,β¦,π+π0+π1+π2+β¦+ππβ1+π+1+1 π
π
= π + π1 + π2 + β― + ππ + 2 + 2, π + π1 + π2 + β― + ππ +1 + 2 + 2
2
3,β¦,π+π1+π2+β¦+ππβ1+π+1 .
Kasus 3 untuk busur π£π π£1 π 3 = π π£π + π π£1 π
1
=
ππβ1 + 1
+ π+
π=2,π genap
π=1,π ganjil π
1
=π+
ππβ1 + 1
ππβ1 + 1 + π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 . π=2,π genap
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
66
Didapat himpunan bobot busur π3 = π π£π + π π£1 π
1
= π+
ππβ1 + 1 + π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 π=2,π genap
= π + π0 + 1 + π1 + 1 + π3 + 1 + β― + ππβ1 + 1 = π + π0 + π1 + π3 + β― + ππβ1 +
π +1 2
= π + π1 + π3 + π5 + β― + ππβ1 +
π +1 . 2
π
Kasus 4 untuk busur π’π π£π dengan nilai π = 1 dan π = 1,2, β¦ , π1 π
π 4 = π π’1 + π π£1 1
=π+ π+
ππβ1 + 1 π=1,π ganjil
1
=π+
ππβ1 + 1 + π. π=1,π ganjil
Dengan mensubstitusikan nilai π = 1 dan π = 1,2, β¦ , π1 , didapat himpunan bobot busur π
π4 = π π’1 + π π£1 π = 1; π = 1,2, β¦ , π1 = π+
1 π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 + 1, β¦ , π +
1 π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 + π1
= π + π0 + 1 + 1, π + π0 + 1 + 2, β¦ , π + π0 + 1 + π1 = π + 2, π + 3, β¦ , π + π1 + 1 .
π
π
Kasus 5 untuk busur π’π π£1 dengan nilai π ganjil, π = 3,5, β¦ , 2 β 1 dan π = 1,2, β¦ , π1 Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
67
π 5 = π π’π + π π£π π
π
=
ππβ2 + 1 + π + π + π=3,π ganjil
π=1,π ganjil
π
=π+
ππβ1 + 1
π
ππβ1 + 1 + π=1,π ganjil
ππβ2 + 1 + π. π=3,π ganjil π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 3,5, β¦ , β 1 dan π = 1,2, β¦ , π1 akan didapat 2
himpunan bobot busur π π π5 = π π’π + π π£π π ganjil, π = 3,5, β¦ , β 1; π = 1,2, β¦ , ππ 2 = π+
3 π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 +
3 π=3,π ganjil
ππβ2 + 1 + 1, π +
π=1, π ganjil 3ππβ1+1+π=3, π ganjil3ππβ2+1+2,β¦,π+π=1, π ganjil 3ππβ1+1+π=3, π ganjil3ππβ2+1+π3,π+π=1, π ganjil 5ππβ1+1+π=3, π ganjil5ππβ2+1+1,π+π=1, π ganjil 5ππβ1+1+π=3, π ganjil5ππβ2+1+2,β¦,π+π=1, π ganjil 5ππβ1+1+π=3, π ganjil5ππβ2+1+π5,β¦,π+π=1, π ganjil π2β1ππβ1+1+π=3, π ganjilπ2β1ππβ2+1+1,π+π=1, π ganjil π2β1ππβ1+1+π=3, π ganjilπ2β1ππβ2+1+2,β¦,π+π=1, π ganjil π2β1ππβ1+1+π=3, π ganjilπ2β1ππβ2+1+ππ2β1
= π + π0 + 1 + π2 + 1 + π1 + 1 + 1, π + π0 + 1 + π2 + 1 + π1 + 1 + 2, β¦ , π + π0 + 1 + π2 + 1 + π1 + 1 + π3 , π + π0 + 1 + π2 + 1 + π4 + 1 + π1 + 1 + π3 + 1 + 1, π + π0 + 1 + π2 + 1 + π4 + 1 + π1 + 1 + π3 + 1 + 2, β¦ , π + π0 + 1 + π2 + 1 + π4 + 1 + π1 + 1 + π3 + 1 + π5 , β¦ , π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + ππ β2 + 1 + 2
π1 + 1 + π3 + 1 + β― + ππ β3 + 1 + 1, π + π0 + 1 + π2 + 1 + β― + 2
ππ β2 + 1 + π1 + 1 + π3 + 1 + β― + ππ β3 + 1 + 2, β¦ , π + π0 + 1 + 2
2
π2 + 1 + β― + ππ β2 + 1 + π1 + 1 + π3 + 1 + β― + ππ β3 + 1 + 2
2
ππ β1 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
68
= π + π0 + π1 + π2 + π + 1, π + π0 + π1 + π2 + π + 2, β¦ , π +
π0+π1+π2+π+π3,π+π0+π1+π2+π3+π4+π+1,π+π0+π1+π2+π3+π4+π+ 2,β¦,π+π0+π1+π2+π3+π4+π+π5,β¦,π+π0+π1+π2+β¦+ππ2β3+ππ2β2+π +1,π+π0+π1+π2+β¦+ππ2β3+ππ2β2+π+2,β¦,π+π0+π1+π2+β¦+ππ2β3 +ππ2β2+π+ππ2β1
= π + π1 + π2 + 4, π + π1 + π2 + 5, β¦ , π + π1 + π2 + π3 + 3, π +
π1+π2+π3+π4+6,π+π1+π2+π3+π4+7,β¦,π+π1+π2+π3+π4+π5+5,β¦,π+ π1+π2+β¦+ππ2β2+π2,π+π1+π2+β¦+ππ2β2+π2+1,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ 2β2+ππ2β1+π2β1.
π
π
π
Kasus 6 untuk busur π’π π£π dengan nilai π ganjil, π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 dan π = 1,2, β¦ , ππ . π
π 6 = π π’π + π π£π π
π
=
ππβ2 + 1 + π + π + π=3,π ganjil
ππβ1 + 1 + 1 π=1,π ganjil
π
π
=π+
ππβ2 + 1 + π=3,π ganjil
ππβ1 + 1 + 1 + π. π=1,π ganjil π
π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 + 1, 2 + 3, β¦ , π β 1 dan π = 1,2, β¦ , ππ didapatkan himpunan bobot busur π
π6 = π π’π + π π£π π ganjil, π = = π+
π +1 2
π=3,π ganjil
π +1 2
π=3,π ganjil π +1 2
π=3,π ganjil
π π + 1, + 3, β¦ , π β 1; π = 1,2, . . ππ 2 2
ππβ2 + 1 +
ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 +
π +1 2
π=1,π ganjil
π +1 2
π=1,π ganjil π +1 2
π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 + 1 + 1, π +
ππβ1 + 1 + 1 + 2, β¦ , π + ππβ1 + 1 + 1 + ππ +1 , π + 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
69
π +3 2
π=3,π ganjil π +3 2
π=3,π ganjil π +3 2
π=3,π ganjil
ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 +
πβ1 π=3,π ganjil πβ1 π=3,π ganjil
ππβ2 + 1 +
πβ1 π=3,π ganjil
π +3 2
π=1,π ganjil π +3 2
π=1,π ganjil π +3 2
π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 + 1 + 1, π + ππβ1 + 1 + 1 + 2, β¦ , π + ππβ1 + 1 + 1 + ππ +3 , β¦ , π + 2
ππβ1 + 1 + 1 + 1, π +
ππβ2 + 1 +
πβ1 π=1,π ganjil πβ1 π=1,π ganjil
ππβ2 + 1 +
πβ1 π=1,π ganjil
ππβ1 + 1 + 1 + ππβ1
ππβ1 + 1 + 1 + 2, β¦ , π +
= π + π0 + π1 + π2 + β― + ππ β1 + ππ + π + 2, π + π0 + π1 + π2 + β― + 2
2
ππ2β1+ππ2+π+3,β¦,π+π0+π1+π2+β¦+ππ2β1+ππ2+π+1+ππ2+1,π+π0 +π1+π2+β¦+ππ2+1+ππ2+2+π+2,π+π0+π1+π2+β¦+ππ2+1+ππ2+2+π +3,β¦,π+π0+π1+π2+β¦+ππ2+1+ππ2+2+π+1+ππ2+3,β¦,π+π0+π1+π2 +β¦+ππβ3+ππβ2+π+2,π+π0+π1+π2+β¦+ππβ3+ππβ2+π+3,β¦,π+π0+ π1+π2+β¦+ππβ3+ππβ2+π+1+ππβ1
π
π
= π + π1 + π2 + β― + ππ + 2 + 3, π + π1 + π2 + β― + ππ + 2 + 4, β¦ , π + 2
2
π1+π2+β¦+ππ2+ππ2+1+π2+2,π+π1+π2+β¦+ππ2+2+π2+5,π+π1+π2 +β¦+ππ2+2+π2+6,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2+2+ππ2+3+π2+4,β¦,π+π1+π 2+β¦+ππβ2+π+1,π+π1+π2+β¦+ππβ2+π+2,β¦,π+π1+π2+β¦+ππβ2+π πβ1+π.
π
π
Kasus 7 untuk busur π’π π£π dengan nilai π genap, π = 2,4, β¦ , 2 dan π = 1,2, β¦ , ππ . π
π 7 = π π’π + π π£π π
= π+
π
ππβ2 + 1 + π + π=2,π genap
ππβ1 + 1 π=2,π genap
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
70
π
=π+
π
ππβ2 + 1 + π=2,π genap
ππβ1 + 1 + π. π=2,π genap π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2,4, β¦ , 2 dan π = 1,2, β¦ , ππ didapat himpunan bobot busur π
π7 = π π’π + π π£π = π+
2 π=2,π genap
π π genap, π = 2,4, β¦ , ; π = 1,2, . . , ππ 2 ππβ2 + 1 +
2 π=2,π genap
ππβ1 + 1 + 1, π +
π=2, π genap2ππβ2+1+π=2, π genap2ππβ1+1+2,β¦,π+π=2, π genap2ππβ2+1+π=2, π genap2ππβ1+1+π2,π+π=2, π genap4ππβ2+1+π=2, π genap4ππβ1+1+1,π+π=2, π genap4ππβ2+1+π=2, π genap4ππβ1+1+2,β¦,π+π=2, π genap4ππβ2+1+π=2, π genap4ππβ1+1+π4,β¦,π+π=2, π genapπ2ππβ2+1+π=2, π genapπ2ππβ1+1+1,π+π=2, π genapπ2ππβ2+1+π=2, π genapπ2ππβ1+1+2,β¦,π+π=2, π genapπ2ππβ2+1+π=2, π genapπ2ππβ1+1+ππ2
= π + π0 + 1 + π1 + 1 + 1, π + π0 + 1 + π1 + 1 + 2, β¦ , π +
π0+1+π1+1+π2,π+π0+1+π2+1+π1+1+π3+1+1,π+π0+1+π2+1+π1 +1+π3+1+2,β¦,π+π0+1+π2+1+π1+1+π3+1+π4,β¦,π+π0+1+π2+1+ β¦+ππ2β2+1+π1+1+π3+1+β¦+ππ2β1+1+1,π+π0+1+π2+1+β¦+ππ2 β2+1+π1+1+π3+1+β¦+ππ2β1+1+2,β¦,π+π0+1+π2+1+β¦+ππ2β2+ 1+π1+1+π3+1+β¦+ππ2β1+1+ππ2
= π + π0 + π1 + 2 + 1, π + π0 + π1 + 2 + 2, β¦ , π + π0 + π1 + 2 + π2 , π + π0 + π1 + π2 + π3 + 4 + 1, π + π0 + π1 + π2 + π3 + 4 + 2, β¦ , π + π0 + π1 + π2 + π3 + 4 + π4 , β¦ , π + π0 + π1 + β― + ππ β2 + ππ β1 + π + 2
2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
71
1, π + π0 + π1 + β― + ππ β2 + ππ β1 + π + 2, β¦ , π + π0 + π1 + β― + ππ β2 + 2
π
+π+π
π β1 2
2
2
π 2
= π + π1 + 3, π + π1 + 4, β¦ , π + π1 + π2 + 2, π + π1 + π2 + π3 + 5, π +
π1+π2+π3+6,β¦,π+π1+π2+π3+π4+4,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2β2+ππ2β1 +π2+1,π+π1+π2+β¦+ππ2β2+ππ2β1+π2+2,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2β2+ ππ2β1+ππ2+π2.
π
π
π
Kasus 8 untuk busur π’π π£π dengan nilai π genap, π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π dan π = 1,2, β¦ , ππ . π 8 = π π’π + π π£π π
π
= π+
ππβ2 + 1 + 1 + π + π=2,π genap
ππβ1 + 1 π=2,π genap
π
π
=π+
ππβ2 + 1 + π=2,π genap
ππβ1 + 1 + 1 + π. π=2,π genap π
π
Dengan mensubstitusikan nilai π = 2 + 2, 2 + 4, β¦ , π dan π = 1,2, β¦ , ππ didapat himpunan bobot busur π
π8 = π π’π + π π£π π genap, π = = π+
π +2 2
π=2,π genap
π +2 2
π=2,π genap π +2 2
π=2,π genap π +4 2
π=2,π genap π +4 2
π=2,π genap π +4 2
π=2,π genap
π π + 2, + 4, β¦ , π; π = 1,2, . . , ππ 2 2
ππβ2 + 1 +
ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 + ππβ2 + 1 +
π +2 2
π=2,π genap
π +2 2
π=2,π genap π +2 2
π=2,π genap π +4 2
π=2,π genap π +4 2
π=2,π genap π +4 2
π=2,π genap
ππβ1 + 1 + 1 + 1, π +
ππβ1 + 1 + 1 + 2, β¦ , π + ππβ1 + 1 + 1 + ππ +2 , π + 2
ππβ1 + 1 + 1 + 1, π + ππβ1 + 1 + 1 + 2, β¦ , π + ππβ1 + 1 + 1 + ππ +4 , β¦ , π + 2
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
72
π π=2,π genap π π=2,π genap
ππβ2 + 1 +
ππβ1 + 1 + 1 + 1, π +
ππβ2 + 1 +
π π=2,π genap π π=2,π genap
π π=2,π genap
ππβ2 + 1 +
π π=2,π genap
ππβ1 + 1 + 1 + ππ
ππβ1 + 1 + 1 + 2, β¦ , π +
= π + π0 + π1 + β― + ππ + ππ +1 + π + 1 + 1, π + π0 + π1 + β― + ππ + 2
2
2
ππ2+1+π+1+2,β¦,π+π0+π1+β¦+ππ2+ππ2+1+π+1+ππ2+2,π+π0+π1+ β¦+ππ2+2+ππ2+3+π+1+1,π+π0+π1+β¦+ππ2+2+ππ2+3+π+1+2,β¦,π +π0+π1+β¦+ππ2+2+ππ2+3+π+1+ππ2+4,β¦,π+π0+π1+β¦+ππβ2+ππβ 1+π+1+1,π+π0+π1+β¦+ππβ2+ππβ1+π+1+2,β¦,π+π0+π1+β¦+ππβ2+ ππβ1+π+1+ππ
π
π
= π + π1 + π2 + β― + ππ +1 + 2 + 2 + 2, π + π1 + π2 + β― + ππ +1 + 2 + 2
2
2+3,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2+1+π2+2+1+ππ2+2,π+π1+π2+β¦+ππ2+3+ π2+4+2,π+π1+π2+β¦+ππ2+3+π2+4+3,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2+3+π2+ 4+1+ππ2+4,β¦,π+π1+π2+β¦+ππβ1+πβ1+2,π+π1+π2+β¦+ππβ1+πβ 1+3,β¦,π+π1+π2+β¦+ππβ1+π+1+ππ
π
π
= π + π1 + π2 + β― + ππ +1 + 2 + 4, π + π1 + π2 + β― + ππ +1 + 2 + 2
2
5,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2+1+ππ2+2+π2+3,π+π1+π2+β¦+ππ2+3+π2+6, π+π1+π2+β¦+ππ2+3+π2+7,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2+3+ππ2+4+π2+5,β¦ ,π+π1+π2+β¦+ππβ1+π+1,π+π1+π2+β¦+ππβ1+π+2,β¦,π+π1+π2+β¦+ ππβ1+ππ+π+1.
Selanjutnya, ditunjukkan bahwa bobot busur π = π π₯ + π π¦ π₯π¦ πΈ dari graf korona membentuk himpunan bilangan bulat positif berurutan. π = π1 βπ2 βπ3 βπ4 βπ5 βπ6 βπ7 βπ8
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
73
π
= π + π1 + 2, π + π1 + π2 + 3, β¦ , π + π1 + π2 + β― + ππ β1 + 2 βͺ 2
π
π
π + π1 + π2 + β― + ππ + 2 + 2, π + π1 + π2 + β― + ππ +1 + 2 + 3, β¦ , π + 2
2
π1+π2+β¦+ππβ1+π+1βͺπ+π1+π3+β¦+ππβ1+π2+1βͺ{π+2,π+3,β¦,π+π1 +1}βͺπ+π1+π2+4,π+π1+π2+5,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2β2+ππ2β1+π2β1 βͺπ+π1+π2+β¦+ππ2+π2+3,π+π1+π2+β¦+ππ2+π2+4,β¦,π+π1+π2+β¦+π πβ2+ππβ1+πβͺπ+π1+3,π+π1+4,,β¦,π+π1+π2+β¦+ππ2β2+ππ2β1+ππ2 +π2βπ+π1+π2+β¦+ππ2+1+π2+4,π+π1+π2+β¦+ππ2+1+π2+5,β¦,π+π 1+π2+β¦+ππβ1+ππ+π+1
= {π + 2, π + 3, β¦ , π + π1 + π2 + β― + ππ + π + 1} π
= π + 2, π + 3, β¦ , π +
ππ + π + 1 . π =1
Karena himpunan bobot busur π = {π π₯ + π π¦ , π₯π¦ β πΈ} merupakan himpunan bilangan bulat positif berurutan π + 2, π + 3, β¦ , π +
π π =1 ππ
+ π + 1 , maka
dengan menggunakan Lemma 3.2 terbukti bahwa graf hairycycle π»πΆ(π; ππ , π = 1,2, β¦ , ππ ) dengan π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA π βbusur-berurutan dengan nilai π=
π
πβ1 π=1,π ganjil ππ
+ 2 .β
Menurut Lemma 3.2, nilai konstanta ajaib adalah π = π + π + π , dimana π = min π = π + 2 πβ1
π=
ππ π=1,π ganjil
3π = + 2
π + +π+ 2
π β1
π
ππ + π + 2 π=1
π
ππ
+
π=1,π ganjil
ππ + π + 2. π=1
Dengan mensubstitusikan nilai Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
74
π β1
3π π= + 2
π
ππ
+
π=1,π ganjil
ri . π=1
maka, π β1
3π π= + 2
π
ππ
+
ππ
π=1,π ganjil
π=1
πβ1
3π + + 2
π
ππ
+
π=1,π ganjil
πβ1
ππ + 2 π=1
π
= 3π + 2
ππ
+
π=1,π ganjil
ππ
+ 2.
π=1 πβ1 π=1,π ganjil ππ
Pada Gambar 3.11 diberikan contoh PTBA
+
π2βbusur-berurutan pada graf hairycycle π»πΆ(4;2,3,3,2) dan π»πΆ(4π2,5,5,2).
23
3
22
29
2 20
26
18
15 10
8
25
12
10 26
28 6
27 (a)
9
17
7 13
11
12
7
6
20
31
19
37 13
5 21
30
18
5 11
9
23 22
1
25
24
14
4 24
27
16
19 1
29
2
17
21
3
28
4
16 14
33
15
36 8
32
34 35
(b)
Gambar 3. 11 (a) PTBA 7 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,3,3,2) dengan π = 44 dan (b) PTBA 9 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,5,5,2) dengan π = 56. Berdasarkan Teorema 2.3 didapatkan pelabelan dual dari PTBA π βbusurberurutan pada graf hairycycle yang diberikan pada Akibat 3.4. Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
75
Akibat 3.3 Setiap graf hairycycle π»πΆ(π; ππ , π = 1,2, β¦ , ππ ) dan ππ = ππβπ+1 dengan π π=2,π genap ππ
π β‘ 0 mod 4 memiliki PTBA
π
+ 2 + 1 βbusur-berurutan
dengan menambahkan 1 simpul terisolasi. π π=2,π genap ππ
Pada Gambar 3.12 diberikan contoh PTBA
π
+2+
1βbusur-berurutan pada graf hairycycle π»πΆ(4;2,3,3,2) dan π»πΆ(4;2,5,5,2).
7
27
8
9
28 10
12
12
15 20
22
13
26
28 4
2 24
29
(a)
7
6
22 24
5
23
2 30
3
21
31 25
27
18
23
32
18 20
1 17
33 17
8
19
25 19
21
15 16
37
5
6
16
34 14
11
14
11 29
1
36
13
9
35
10
26
4 3
(b)
Gambar 3. 12 (a) PTBA 8 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,3,3,2) dengan π = 46 dan (b) PTBA 10 βbusur-berurutan pada π»πΆ(4; 2,3,3,2) dengan π = 58. Dengan menggunakan definisi pelabelan pada graf hairycycle, bisa didapat PTBA π βbusur-berurutan pada graf korona sesuai dengan Teorema 3.3 dengan nilai ππ = π. Pada bab 3 ini telah dibuktikan bahwa graf terhubung yang bukan pohon pada graf unicycle memiliki PTBA π βbusur-berurutan. Pada bab selanjutnya akan diberikan kesimpulan dari hasil-hasil yang telah diperoleh. Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
BAB 4 KESIMPULAN Dalam skripsi ini telah diberikan konstruksi PTBA π βbusur-berurutan pada kelas graf unicycle, yaitu graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle. Untuk melabel graf unicycle dengan pelabelan total busur ajaib π βbusur-berurutan (PTBA π βbusur-berurutan), maka perlu ditambahkan satu simpul terisolasi, sedemikian sehingga banyak simpul terisolasi yang ditambahkan menjadi optimal, yaitu memenuhi π = π£ β 1. Pada hasil-hasil dalam Tabel 4.1 diberikan pelabelan total busur-ajaib π βbusur-berurutan dengan π β‘ 0 mod 4. Tabel 4. 1. Pelabelan Total Busur-Ajaib π-Busur-Berurutan Graf
Pelabelan
Hasil Teorema
π
PTBA 2 βbusur-berurutan
3.1
Lingkaran πΆπ π
+ 1 βbusur-berurutan 2
PTBA
πΆπ β¨πΎ1
3.2
PTBA (π + 1) βbusur-berurutan
PTBA
π 2
π+1
βbusur-berurutan
Korona πΆπ β¨πΎπ PTBA Hairycycle π»πΆ π; ππ , π =
1,2,β¦,ππ dengan ππ = ππβπ+1
PTBA PTBA
π 2
π + 1 + 1 βbusur-berurutan
πβ1 π=1,π ganjil ππ
π
+ 2 βbusur-berurutan
π π=1,π genap ππ
π
+ 2 + 1 βbusur-
Akibat 3.2 Teorema 3.3 Akibat 3.3 Teorema 3.4 Akibat 3.4
berurutan
76
3.1 Teorema
PTBA π βbusur-berurutan
Matahari
Akibat
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
77
Pada hasil PTBA π βbusur-berurutan di tabel 4.1, didapatkan bahwa dengan menggunakan definisi pelabelan simpul pada graf korona, dapat diperoleh PTBA π βbusur-berurutan pada graf matahari dengan syarat π = 1 dan dengan menggunakan definisi pelabelan simpul pada graf hairycycle, dapat diperoleh PTBA π βbusur-berurutan pada graf korona dengan syarat π konstan. Penelitian lebih lanjut mengenai konstruksi PTBA π βbusur-berurutan pada graf lingkaran, graf matahari, graf korona, dan graf hairycycle yang belum ditemukan diberikan dalam masalah terbuka berikut. Masalah terbuka 1. Apakah graf lingkaran πΆπ dengan π β₯ 3 memiliki PTBA π βbusur-berurutan untuk setiap nilai π. Masalah terbuka 2. Apakah graf matahari πΆπ β πΎ1 dengan π β₯ 3 memiliki PTBA π βbusur-berurutan untuk setiap nilai π. Masalah terbuka 3. Apakah graf korona πΆπ β πΎπ dengan π β₯ 3 memiliki PTBA π βbusur-berurutan untuk setiap nilai π. Masalah terbuka 4. Apakah graf hairycycle π»πΆ(π; ππ , π = 1,2, β¦ , π) dengan π β₯ 3 memiliki PTBA π βbusur-berurutan untuk setiap nilai π.
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
DAFTAR PUSTAKA Ananda, A. I. (2010). Algoritma Pelabelan Total Simpul Ajaib pada Graf Lingkaran, Matahari, dan Kecebong. Depok: Skripsi, Departemen Matematika, FMIPA, Universitas Indonesia. Baca, M., & Miller, M. (2008). Super Edge-Antimagic Graphs: A Wealth of Problems and Some Solutions. Florida: Brown Walker Press. Chartrand, L., & Lesniak, L. (1986). Graphs & Digraphs. California: Wadsworth & Brooks/Cole Advanced book & Software. Enomoto, H., Llado, A., Nakamigawa, T., & Ringel, G. (1998). Super Edge Magic Graphs. SUT J. Math vol.34 , 105-109. Figuerora-Centeno, R. M., Ichisima, R., & Muntaner-Batle, F. A. (2001). The place of super edge magic labeling among other classes of labelings. Discrete Math (231) , 153-168. Kasmawati, V. (2008). Pelabelan Total a-Simpul Berurutan Busur Ajaib Pada Gabungan Dua Graf Yang Terdiri Dari Graf Bintang dan Graf Yang Mengandung Unicycle. Depok: Skripsi, Departemen Matematika, FMIPA, Universitas Indonesia. Rosen, K. H. (New York). Discrete Mathematics and Its Application (3 ed.). 1995: McGraw-Hill. Silaban, D. R., & Sugeng, K. A. (2009). Construction of edge consecutive edge magic labeling on a disconnective graph which are not a subclass of forest. Proccedings of IndoMS International Conference on Mathematics and Its Applcation (IICMA) , 907-911. Silaban, D. R., & Sugeng, K. A. (preprint). Pelabelan Total Busur Berurutan Busur Ajaib pada Graf Terhubung bukan Graf Pohon. Sugeng, K. A., & Miller, M. (2008). On consecutive edge magic total labeling of graph. Journal of Discrete Algorithms (6) , 59-65. Sugeng, K. A., & Silaban, D. R. (2009). An edge consecutive edge magic total labeling on some classes of tree. Proccedings of the 5th International Conference on Mathematics, Statistics and Their Applications (ICMSA) , 966-969. Wallis, W. (2001). Magic Graphs. Birkhauser.
78
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011
79
Yero, I. K.-V. (2010, October 7). On the matrix dimension of corona product. arXiv.org. Retrieved May 16, 2011, from arXiv.org: http://arxiv.org/abs/1009.2586
Universitas Indonesia
Pelabelan total ..., Arif Agung Riyadi, FMIPA UI, 2011