BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENDAHULUAN a. Lingkup Pekerjaan Meliputi : Pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar. Pekerjaan Pengukuran Penentuan lokasi bangunan, jalan, lanscaping dan lain-lain. Penentuan duga. b. Persyaratan Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman. Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan dimintakan persetujuannya. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan menentukan patokan utama sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya. c. Material Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan. d. Pelaksanaan Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk dimintakan keputusannya segera. Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilakukan pemborong disaksikan oleh Direksi atau Pengawas. Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan / sepengetahuan Pengawas / direksi dianggap tidak sah dan diulang kembali. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat / teliti dengan mempergunakan alat ukur, agar sudut-sudut betul-betul benar sesuai yang diminta. Patok profil / bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang / berubah dari tempatnya serta di cat / diberi tanda yang jelas. 2. Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank) Bahan papan bangunan harus dibuat dari kayu kelas IV ukuran 3/20 yang kering dan kuat dengan tiang-tiang ukuran 5/7 dari kayu sejenis setiap 1 m. Papan harus diketam dahulu bagian atasnya dan tiangnya harus benar-benar kuat. 3. Cara Pemasangan Papan ini harus benar-benar rata (waterpass) dan saling tegak lurus, dalam hal ini harus dibantu dengan alat ukur. Selama pekerjaan masih berlangsung papan bangunan ini harus dijaga dan dipelihara jangan sampai berubah letak maupun tingginya. Papan harus menunjukkan tinggi 0,00 serta sumbu-sumbu dinding.
PEKERJAAN TANAH 1.
Umum Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan, kegiatankegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan : clearing, stripping, grubbing,
Spesifikasi Teknis
1
penggalian, pengurugan, perataan, pemadatan, termasuk pembongkaran dan lain-lain sesuai dengan RKS dan gambar-gambar. b.Pekerjaan pada seksi lain yang berhubungan dengan hal ini antara lain pekerjaan tanah untuk pekerjaan konstruksi. 2.
Persyaratan a. Standar Pengujian Tanah : laporan mengenai hal ini dapat diperoleh di kantor Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas. b. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan sebelum memulai pekerjaan. c. Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. d. Jasa-jasa laboratorium akan meliputi : - Pengawasan pekerjaan pengurugan. - Pengujian pekerjaan pemadatan tanah. - Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Pengawas. - Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi. e. Biaya Pengujian f. Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali, mengurug dan memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya Kontraktor sendiri. g. Prosedur Pengujian h. Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase relatif dari density maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan dengan test-test laboratorium sebelumnya atau density kering secara teoritis. i. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pengelola Proyek.
3.
Material Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pengelola Proyek yang ditentukan sebagai berikut : a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan. b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir kasar, tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya. c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih besar dari 3 cm.
4.
Pelaksanaan a. Pengertian Clearing, Stripping dan Grubbing : Clearing : membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu. Stripping : memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali pohon-pohon yang memang dipertahankan. Grubbing : menyingkirkan dan membuang semua sampah dari tempat kerja. b. Pengupasan tanah bagian atas : Semua area bangunan, sesudah stripping dan grubbing diselesaikan, buang lapisan tanah setebal 20 cm. Tanah lapisan atas ini dapat dipakai untuk bahan urugan halaman. c. Pemadatan area bangunan (dengan tanah) sampai 1 meter diluar tembok dan kolom harus dipakai paling sedikit mencapai 90% dari pemadatan maksimum dan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 30 cm. d. Pemadatan yang bukan area bangunan Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari pemadatan maksimum.
Spesifikasi Teknis
2
e. Pemadatan area jalan Di daerah yang akan dibuat jalan tanahnya harus dipadatkan sampai 95% dari pemadatan maksimum. f. Finish Grading : Tanah di bawah plat beton dan jalan tanahnya harus dengan baik dan elevasinya tidak boleh berada lebih dari 1,5 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar. Di daerah untuk lanscaping, elevasinya tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar. g. Pekerjaan-pekerjaan untuk melindungi kerusakan : Kontrol air di permukaan dan dibawah tanah selama masa pembangunan dan masa pemeliharaan dengan jaminan, lindungilah seluruh lapangan terhadap air yang menggenang, yang dapat menimbulkan erosi. Hal ini meliputi pembuatan tanggul-tanggul, selokan-selokan sementara, sumur-sumur, alatalat pompa dan lain-lain guna mencegah kerusakan atau dibawah tanah tempat yang berdekatan. Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan lapangan basah tidak akan dipertimbangkan, kecuali bila Kontraktor telah melakukan semua usaha-usaha perlindungan yang mungkin. Semua pekerjaan galian/urugan tanah dikerjakan sesuai dengan letak, elevasi, kemiringan dan penampang yang diminta dalam gambar, dengan memperhitungkan ruang kerja untuk ukuran bangunan. Tanah galian yang memenuhi syarat untuk urugan, setelah memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai sebagai tanah urug dan pelaksanaan pengurugan harus dilakukan secepat mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan. Tanah yang tidak terpakai untuk mengurug harus dikeluarkan dari lokasi. Semua material galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan kembali harus dikeluarkan dari lokasi. Pembuangan material tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas tuntutan dari pihak manapun, yang diakibatkan hal tersebut. Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi yang disebabkan pelaksanaan Kontraktor dalam pembersihan, harus diperbaiki atau diganti atas biaya Kontraktor. Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Kontraktor harus mendapatkan izin Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan menempatkan orang untuk mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan alam maupun harta benda. Bekas pembakaran harus dirapikan sehingga tidak mengganggu lingkungan. 5.
Pengukuran Elevasi Tanah Untuk memulai penggalian, Kontraktor harus mengukur elevasi tanah asli dengan disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pekerjaan ini meliputi pengukuran untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang batas-batas galian, kontour, dan volume pekerjaan galian/urugan. Kontraktor akan diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan konstruksi lainnya.
6.
Stripping Sebelum pekerjaan stripping dilakukan, ketinggian permukaan tanah asli harus ditetapkan dan disepakati secara tertulis terlebih dahulu Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, Kontraktor dan Pemberi Tugas berdasarkan hasil pengukuran. Permukaan tanah / dasar yang akan diurug tanah padat untuk keperluan konstruksi harus distripping atau dibuang lapisan tanah atas (humus) setebal 15 cm atau seperti ditetapkan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Spesifikasi Teknis
3
Material hasil pekerjaan stripping harus dikeluarkan dari lokasi galian tanah. Elevasi galian ditunjukkan dalam gambar atau diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda galian (bouwplank) harus dipasang dengan teliti, dan elevasinya diukur serta disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada bouwplank ini dituliskan elevasi-elevasi yang perlu serta titik as galian. 7.
Pasangan Turap Apabila diperlukan, Kontraktor harus menurap dan mempergunakan penyokong-penyokong untuk mencegah longsornya tanah. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan minta gambar konstruksi penurapan yang dipandang perlu. Biaya untuk pembuatan gambar semacam ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8.
Perataan Tanah dan Pemadatan Untuk pemadatan urugan dan galian pondasi perlu dilakukan pemadatan yang diinginkan, persyaratan dan pemadatan tanah ini akan diberikan setelah didapat hasil dari Laboratorium Penyelidikan Tanah atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada pekerjaan bangunan sederhana dimana pemadatan tidak memerlukan test uji laboratorium, maka Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik harus memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk dapat melaksanakan pemadatan. Petunjuk ini tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas hasil pemadatan yang dilakukan.
9.
Pembongkaran Bangunan Eksisting Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran. Pelaksanaan Dimana ditunjukkan pada gambar, bangunan-bangunan yang ada harus dibongkar, Kontraktor harus membongkar bangunan tersebut. Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pimpro. Tanpa persetujuan ini, walaupun gambar rencana menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan. Segala perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran ini, pengurusannya merupakan kewajiban Kontraktor. Pembongkaran harus dilaksanakan hingga ke pondasi bangunan segala sisa bongkaran harus dikeluarkan dari tapak kecuali Pimpro/Pemberi Tugas menentukan lain. Pemutusan sementara sambungan listrik dan telepon, pengurusannya merupakan kewajiban Kontraktor.
10. Pekerjaan Tanah Untuk Pekerjaan Konstruksi A. U m u m a. Meliputi : Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang sehubungan dengan galian dan urugan untuk pekerjaan kontruksi seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar. b.
Pekerjaan ini berhubungan dengan : 1. Penyiapan lahan. 2. Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.
B. Persyaratan a. Standar pengujian seperti tercantum pada bagian Penyiapan Lahan. b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas. c. Syarat - syarat sama seperti yang tercantum pada bagian Penyiapan Lahan. Spesifikasi Teknis
4
C. Material Material sama seperti yang tercantum bagian Penyiapan Lahan. D. Pelaksanaan Pada umumnya pekerjaan urugan, perataan dan pemadatan tanah untuk pada bagian Penyiapan Lahan harus telah selesai dikerjakan sebelum pekerjaan pada bagian ini dimulai. Semua pekerjaan pada bagian ini harus mengikuti persyaratan sesuai dengan persyaratan pada bagian Penyiapan Lahan dan dengan persyaratan lain sebagai berikut : Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik memeriksa dan menyetujui semua permukaan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai. Semua sisa tanah yang berasal dari galian harus dibuang seluruhnya hingga bersih. Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan. Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat 1,2 dan 3 diatas juga pada masing-masing sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukan dalam gambar. Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter Kontraktor wajib menyiapkan tindakan pengamanan berupa sheet pile atau dolken-dolken dengan biaya merupakan tanggungan Kontraktor. Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik terlebih dahulu kelebihan galian ini tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis pondasinya.
PEKERJAAN STRUKTUR Yang dimaksud dengan Pekerjaan Struktur adalah : Seluruh pekerjaan konstruksi kerangka bangunan maupun atap yang terbuat dari beton bertulang dan baja, yang pelaksanaannya sesuai dengan gambar rancang maupun penjelasan-penjelasan lainnya. 1.
PEKERJAAN PONDASI 1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PONDASI Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian, pengisian/pengurugan dan pembuatan pondasi. Sifat Pekerjaan Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai sifat penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya telah memungkinkan bagi pekerjaan tersebut. 1.2. PENGGALIAN TANAH Syarat-Syarat Pelaksanaan. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedangkan lubanglubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
Spesifikasi Teknis
5
Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup. Kepada Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut, sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu, yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan. Material bekas bongkaran (puing) pondasi harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai tanah urug peninggian peil.
1.3. PENGURUGAN TANAH 1. Jenis Urugan. Pengurugan dilakukan untuk : Untuk peninggian guna mencapai suatu level halaman atau konstruksi dengan ketebalan sesuai dengan gambar. Urugan kembali pada akhir pekerjaan pondasi untuk pengisian dan leveling disekitar konstruksi pondasi.
2. Bahan-bahan Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian atas urugan, di bawah pelat-pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi-pondasi harus terdiri dari urugan pasir setebal 10 cm padat. Kontraktor wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu bahan yang terbaik. 3. Konstruksi Urugan tersebut harus dipadatkan lapis demi lapis. Ketebalan setiap lapis tidak lebih dari 20 cm (padat). Kepadatannya yang dicapai harus 95 % dari kepadatan standart proctor pada kadar air 2% dari kadar air optimum atau mencapai CBR 5%. Pemadatan harus menggunakan vibro stamper untuk lokasi di dalam gedung dan roller untuk lokasi yang berada di luar gedung. Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan “density test” (sand cone). Pengetesan sand cone dilakukan setiap lapisan tanah 20 cm padat, setiap luas maksimum 400 m2. Kontraktor harus mengadakan penelitian minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisi nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1556-64 atau PB-0103-76. Bila material urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, tanpa adanya biaya tambahan. Sebelum dilaksanakan pengurugan, lapisan humus tanaman harus dikupas terlebih dahulu, sedemikian hingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan segala material yang dikemudian hari dapat melapuk.
Spesifikasi Teknis
6
1.4 PEKERJAAN PASANGAN BATU GUNUNG/KALI/BELAH A. UMUM Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang pasangan batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan batu kali itu sendiri di tempat, satu dan lain hal sesuai dengan gambar-gambar daerah denah serta potongan. B. PERSYARATAN Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta panjangnya) bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas tumbuhan dan akar-akar) bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus memberitahukan dulu kepada Konsultan Pengawas akan tindakannya. C. MATERIAL Bahan yang harus disediakan antara lain : Batu kali pecah / belah yang keras, ukurannya rata-rata sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 9. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang tersebut dalam NI-8, satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton dan pasangan batu bata. Pasir yang digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2. Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton. Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 10. D. PELAKSANAAN Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya : Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-zet) secara teliti (seperti sudah dijelaskan di atas) sesuai dengan gambar. Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur. Adukan yang dipakai adalah campuran 1 semen : 5 pasir adukan harus selalu baru. Adukan yang tidak habis, tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan harinya. 1.5. PEKERJAAN SLOOF/TIE BEAM A. PEKERJAAN PERSIAPAN Tanah dibawah areal sloof harus diperbaiki sehingga memenuhi persyaratan kepadatan tanah dasar. Setelah lapisan tanah dasar memenuhi persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 5-10 cm padat dan diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil. B. PEKERJAAN BEKISTING Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.
Spesifikasi Teknis
7
C. PEKERJAAN PEMBESIAN Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas. Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 > 12 mm dan BJTP 24 12 mm.
2.
D. PEKERJAAN BETON Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-225. PEKERJAAN BETON 2.1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan. 2.2. PERATURAN-PERATURAN Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah : - PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2. - ACI 1983 (Association Concrete International) - SII (Standar Industri Indonesia) - SKBI-2.3.53.1987. - NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972 - PPKI 1961 (NI-5) - Petunjuk Perencanaan Beton 1987 - Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987 - Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat - Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987 - Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84 - Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989 2.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk mendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu beton K 225 dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik atau Direktorat Penyelidikan masalah bangunan yang tentunya sebelumnya menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan. Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu pengecoran. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuanketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5. Semua pekerjaan
Spesifikasi Teknis
8
yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasehatnasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas atas beban Kontraktor. 2.4. JENIS KETEGUHAN BETON Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa bahan beton dalam BQ. Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulang konstruksi atas, kecuali disebut lain. 2.5. BAHAN-BAHAN Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. 1. Portland Cement Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam keadaan : Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium, dari kualitas semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib memberikan hasil pengujian tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak ada penambahan biaya. Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan. PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk dipergunakan. Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering. 2. Agregat Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 40% berat. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Spesifikasi Teknis
9
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan, tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras. 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan. Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading selama masa pelaksanaan. 3. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI. Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasil tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti. Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium menjadi tanggungan Kontraktor. 4. Besi Beton Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai U39 (ulir). Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat / terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan kelemahan dari material tersebut. Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas. Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya. Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm dan tidak disepuh seng Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya. Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana. Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus diperpanjang sampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas. 5. Admixture Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain. Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama Spesifikasi Teknis
10
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resikoresiko dan keterangan lain yang dianggap perlu. Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor harus memberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakan bahan-bahan admixture itu. 6. Penyimpanan Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaannya. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras, bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama, maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk dipergunakan. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah. 2.6. ADUKAN Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus sesuai dengan standar dalam PBI-1991. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/ kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor 2.7. PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15 x 15 x 15 cm sesuai standar dalam PBI 1991 Bab 4 Pasal 4.1.2. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk. Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan harus disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI - 1971 Bab 4 Pasal 4.4. Jumlah kubus beton dan slam akan ditentukan kemudian tebal penutup beton minimal bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI - 1991 Bab 7 Pasal 7.2.
Spesifikasi Teknis
11
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan harus dapat berfungsi dengan tepat. Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai berikut : Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk - tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya). Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus memenuhi prosedur dalam PBI 1971. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Satu dan lain hal harus memenuhi prosedur perawatan khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah biaya bagi Pemberi Tugas. 2.8. PERAWATAN BETON Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 6.6. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta pengerasan beton. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30 C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari berturut-turut setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan. 2.9. PENGECORAN BETON Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian Spesifikasi Teknis
12
pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atas biaya Kontraktor sendiri. Sebelum pengecoran dimulai, maka semua tempat - tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah, dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi / Konsultan Pengawas. 2.10. PEMADATAN BETON Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang siap pakai. Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada beton setelah kontak dengan beton. Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll. 2.11. LAIN-LAIN Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas tulangan yang dipotong. Semua anchor yang ada, bila tidak terpasang harus diganti dengan anchor bolt dengan tanpa penambahan biaya. Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubungselubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambargambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya. 2.12. BEKISTING Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap air dan
Spesifikasi Teknis
13
direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm, balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi. Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll. Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2. Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi bentangbentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut : Kecepatan dan cara pengecoran. Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut. Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik. Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting. Bekisting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya. Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7 ayat (5) dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting setelah ia memeriksa hasilhasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut. Apabila untuk menentukan saat pembongkaran bekisting tidak dibuat benda-benda uji, maka bila tidak ditentukan lain, bekisting baru boleh dibongkar setelah beton berumur 3 minggu. Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton berumur 3 x 24 jam.
2.13. PEKERJAAN PERANCAH 1. Definisi Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah. 2. Pelaksanaan Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akib. 2.14. BETON KOLOM 1. Pembesian Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom, Kontraktor harus mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, Spesifikasi Teknis
14
pembesian kolom baru dapat dimulai. Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti gambar rencana atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Sambungan-sambungan las tidak diperkenankan. Pembengkokan pada daerah yang mengalami pengecilan harus linear mulai dari permukaan bawah balok bersangkutan hingga permukaan atasnya. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40 > 12 mm dan BJTP 24 12 mm. 2. Bekisting Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga posisi vertikalnya. Unting-unting harus selalu dipasang pada dua sisinya dan harus mudah dicek oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada as-as kolom harus diberi tanda untuk memudahkan pengecekan terhadap pengukuran horizontal maupun vertikal. Tanda-tanda dapat dibuat dari cat dengan warna yang kontras. Mutu beton Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah adalah sesuai dengan analisa bahan pekerjaan pembetonan. 3. Pengecoran Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan pembesian kolom. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya. 2.15. BETON BALOK 1. Pembesian Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian balok, Kontraktor harus mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian balok baru dapat dimulai. Sambungan-sambungan balok harus mengikuti gambar rencana atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas. Sambungansambungan las tidak diperkenankan. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40 > 12 mm dan BJTP 24 12 mm. 2. Bekisting Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga posisi horizontalnya. Mutu beton. Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah sesuai dengan analisa bahan pekerjaan pembetonan. 3. Pengecoran. Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan pembesian balok. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya. 2.16. CACAT-CACAT PEKERJAAN Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah, retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang Spesifikasi Teknis
15
diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor. 2.17. SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana. 2.18 .PENGGANTIAN BESI Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan pembesian yang ada, maka : Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dan lebih besar, dengan catatan : Harus ada persetujuan dari Direksi Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar. Toleransi Besi Diameter, ukuran sisi jarak antara dua permukaan yang berlawanan)
Variasi dalam berat yang diperbolehkan
Toleransi diameter
Di bawah 10 mm
+/- 7%
+/- 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk Ø 16 mm)
+/- 5%
+/- 0,4 mm
16 mm sampai 28 mm tidak termasuk Ø 28 mm)
+/- 4%
+/- 0,5 mm
2.19. KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa yang digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971. Spesifikasi Teknis
16
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trialmixed di laboratorium yang ditunjuk. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus dengan persetujuan Direksi Pelaksana. 2.20. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi. b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya Kontraktor. c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
2.21. PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN TERTANAM DI DALAM BETON Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7 Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton. Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi. Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa izin tertulis dari Direksi. 2.22. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
Spesifikasi Teknis
17
2.23. PEMBERSIHAN Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur. 2.24. CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.
PEKERJAAN ARSITEKTUR 1.
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL 1.1 LINGKUP PEKERJAAN Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
1.2. PERSYARATAN BAHAN 1. Semen Portland Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merek atas persetujuan Pemberi Tugas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen. 2. Pasir Beton Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, PBI 1991. 3. Koral Beton / Split Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan / penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain, sehingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat. 4. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organisir/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas dapat meminta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Spesifikasi Teknis
18
5. Besi Beton Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan : - Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai - Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03 - Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2 - Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5 - Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8 - Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat - Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457. - Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Pemberi Tugas/Konsultan - Standard Normalisasi Jerman (DIN) - American Society for Testing and Material (ASTM) - American Concrete Institute (ACI)
1.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. Mutu Beton Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang harus sesuai dengan analisa bahan pekerjaan beton dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971. 2. Pembesian Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI 1971. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai ketentuan dalam PBI 1971. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pemberi Tugas / Konsultan. 3. Cara Pengadukan Cara pengadukan harus menggunakan beton molen Takaran untuk semen portland dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas / Konsultan Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan maksimum 10 cm. 4. Pengecoran Beton Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan
Spesifikasi Teknis
19
Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat pemberhentian tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan. 5. Pekerjaan Acian / Bekisting Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan / diperlukan dalam gambar. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir dan semen portland) kepada Pemberi Tugas / Konsultan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetepa terjamin sesuai persyaratan. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971) Beton harus dilingdungi dari pengarus panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran. Contoh Bahan Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan, akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site. 6. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlebel pabriknya. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor. 7. Pengujian Mutu Pekerjaan Sebelum dilaksanakan pemasangan Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada Pemberi Tugas / Konsultan “ Certificate Test “ bahan dari produsen/ pabrik. Bila tidak ada “ Certificate Test “ maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa kubus/slinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan dalam PBI Spesifikasi Teknis
20
1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Pemberi Tugas / Konsultan. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971. Kontraktor diwajibkan membuat “ Trial Mix “ terlebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan beton. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Pemberi Tugas / Konsultan secepatnya. 8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI 1971) 2.
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA 2.1. UMUM Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : Penyediaan bahan untuk pasangan bata. Penyiapan tempat yang akan didirikan dinding. Melaksanakan pekerjaan pasangan bata untuk pembuatan dinding atau lainnya, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan gambar potongan. 2.2. PERSYARATAN 1. Pasangan kedap air Untuk dinding-dinding biasa yang di atas tanah, pasangan kedap air dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir (1 sm : 2 ps) dimulai dari sloof sampai 30 cm diatas lantai. Untuk dinding-dinding pantry, lavatory, dll pasangan kedap air minimum setinggi 1.6 m dari lantai dan sesuai dengan gambar denah dan potongan. Pasangan biasa dengan adukan 1 semen : 4 pasir, berada di atas pasangan kedap air tersebut. Untuk pasangan setengah batu, tebal tembok jadi adalah 14 cm ( termasuk dinding keramik, mozaik dan lain-lain ), satu dan lain hal sesuai dengan gambar denah dan potongan. 2. Adukan untuk tembok Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat, Mencampurnya semen dan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru. Dalam satu hari pasangan tidak boleh tinggi dari satu meter, dari pengakhiran pasangan pada satu hari tersebut harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Semua pasangan baru harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dengan menutupnya memakai karung basah. Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu dengan menyumbat memakai batang pisang diameter besar atau bambu untuk diameter lebih kecil.
Spesifikasi Teknis
21
2.3. MATERIAL Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain : 1. Bata Bila direndam dalam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan dalam gambar. Oleh karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh pada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya. Apabila bahan-bahan yang datang oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dianggap tidak memenuhi syarat maka Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik berhak menolak bahan-bahan tersebut dan Kontraktor wajib mengangkutnya keluar kompleks pembangunan. 2. Semen/Portland Cement ( P.C ) Sama dengan P.C yang digunakan untuk konstruksi beton type I. Semen yang datang di pekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah / lantai sekitarnya. Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata semennya sudah membatu, maka semen tersebut harus disingkirkan keluar kompleks pembangunan dan tidak boleh dipergunakan. Supplier / pedagang yang mengirimkan semen ke pekerjaan, hendaknya dapat menunjukan sertifikat dari pabriknya. Semen yang sudah lembab atau menunjukan gejala membantu akan ditolak. Semua semen yang ditolak, selekasnya harus dikeluarkan dari lapangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 3. Pasir Pasang Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir yang dimaksud harus bersih, pasir asli dan bebas dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia, satu dan lain hal sesuai dengan NI - 3 Pasal 14 ayat 2. Bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya, sampai dapat persetujuan. Khusus untuk plester, harus dicarikan pasir yang lebih halus, atau pasir beton yang disaring. 2.4. PELAKSANAAN Kontraktor wajib mengerjakan pengukuran bangunan (uit-set) secara teliti dan sesuai dengan gambar, dimana dinding-dinding bangunan akan dipasang. Dalam satu hari pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter pasangan dan pengakhiran satu hari pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak tinggi, untuk menghindari retaknya dikemudian hari. Pemasangan benang tidak boleh lebih dari 30 cm di atas pasangan dibawahnya. Pada semua pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang sempurna. Tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan separo panjang, kecuali yang satu dengan lapisan yang lain di atasnya harus berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan pasangan lebih tebal harus disusun secara ikatan vlaams dan sesuai dengan peraturan seharusnya. Pada tiap-tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pasangan yang sempurna, kecuali di tiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton yang merupakan bingkai. Semua pertemuan tegak lurus benar-benar harus bersudut 90 derajat. Sebelum dimulai pemasangan maka batu batanya harus direndam lebih dahulu di dalam air selama setengah jam dan permukaan yang akan dipasang harus juga basah. Tebalnya Spesifikasi Teknis
22
siar bata tidak boleh kurang dari 1 cm ( 10 mm ) dan siarnya harus benar-benar padat adukannya. Semua pasangan batu, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung sisa basah yang digunakan untuk menutup pasangan termaksud. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikerok sedalam 0,5 cm sehingga adukannya akan cukup mengikat plesteran yang akan dipasang. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat bata yang cacat atau tidak sempurna, maka ini diganti yang baik, atas biaya Kontraktor. Di tempat yang terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain, pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka kosen selesai dan dipasang di tempat yang tepat. Semua rangka kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk melanjutkan pekerjaan pasangan. Semua siar antara rangka kusen harus diisi dengan adukan sekurangkurangnya tebal 1 cm ( adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan tambahan plasticiser ) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa : Dimana diperlukan pasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam dalam dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata ( sebelum diplester ). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa / alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikeringkan bersama-sama dengan plesteran seluruh yang dilaksakan bersama - sama dengan plesteran seluruh bidang tembok. 3.
PEKERJAAN PELAPIS DINDING 3.1. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING 3.1.1. Lingkup Pekerjaan Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar. 3.1.2. Persyaratan Bahan Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2 Air harus memenuhi NI-3 pasal 10 Penggunaan adukan plesteran : Adukan 1 PC : 2 pasir dipakai untuk plesteran rapat air Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC 3.1.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai petunjuk dan persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan dan persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan sesuai uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis dalam buku ini Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
Spesifikasi Teknis
23
Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya mengunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara luar dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi. WC, Toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 pasir. Untuk aduk kedap air harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian Daily Bond Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasir Plesteran halus ‘Acian’ dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive plemix dengan dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu percampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (serath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengkat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya) Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (serath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M dipasang tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Pemberi Tugas / Konsultan Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air cepat. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi Tugas / Konsultan dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Konraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari. Spesifikasi Teknis
24
Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu. 3.2. PEKERJAAN PELAPIS DINDING KERAMIK 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi ruang dinding toilet, pantry reservoir, dan pada tempat-tempat sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas / Konsultan. 2. Persyaratan Bahan Dinding KM/WC 1. Jenis : Keramik Tile setara kw 1 2. Finishing Permukaan :3. Bahan pengisi siar : grout semen berwarna 4. Bahan perekat : Adukan 1 PC : 2 pasir 5. Warna/texture : Ditentukan kemudian 6. Ukuran : 20 x 25 atau seperti tertera dalam gambar Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM. Peraturan Keramik Indonesia (NI-9), PVBB 1970 dan PVBI 1982. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Perencana. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pemberi Tugas / Konsultan Perencana. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenis dan harus disetujui Pemberi Tugas / Konsultan Perencana. 3. Syarat-Syarat Pelaksanaan Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, keramik dapat langsung diletakkan dengan menggunakan perekat, campuran khusus untuk pemasangan keramik adalah 1 bagian air : 3 bagian perekat, aduk merata sampai terbentuk pasta tunggu 5 – 10 menit kemudian diaduk kembali sebelum digunakan, tebal adukan 1 cm. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang didinding : Exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera di dalam gambar. 4. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pemberi Tugas / Konsultan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
Spesifikasi Teknis
25
Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus, siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus. 4.
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI 4.1. PEKERJAAN SUB-LANTAI / RABAT PLESTERAN 1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik. Pekerjaan Sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas lantai finishing. 2. Persyaratan Bahan Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan NI-8 Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontoh kepada Pemberi Tugas/Konsultan untuk disetujui. 4. Syarat-Syarat Pelaksanaan Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub lantai harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai gambar, disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 4 pasir Untuk pasangan di atas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester (screed) campuran 1 PC : 3 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah dan teras. Sub lantai plesteran di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras. 4.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 1. Umum Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. 2. Persyaratan Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam : ASTM Keramik Indonesia (NI-19) PUBI 1982 3. Persyaratan bahan-bahan Keramik seperti tersebut pada analisa, KW 1. Semen Portland harus memenuhi NI - 8 Pasir dan air harus memenuhi PVBB-1970 (NI-3) dan PBI 1971 & ASTM
Spesifikasi Teknis
26
Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pemberi Tugas setelah diperiksa oleh Pengawas/Perencana untuk mendapat persetujuan. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari kualitas terbaik serta disetujui Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. 4. Pelaksanaan Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing pada keramik Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm atau lebih sesuai dengan gambar. Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 pasang ditambah bahan perekat, seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat. Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan lantai sesuai gambar untuk memudahkan pengaliran pada daerah basah dan teras. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar dan pada tiap-tiap ruangan terpasang plint atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar siar-siar harus sama lebarnya maksimal 3 mm membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar atau petunjuk Pengawas. Siar-siar harus diisi bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna) yang sesuai dengan warna keramik (satu warna keramik). Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air hingga jenuh. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang melekat, sehingga benar-benar bersih, warna keramik tidak kusam/buram. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
5. Pengujian Mutu Pekerjaan Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor wajib memberikan 'Certificate test' kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai bahan keramik dari Produsen. Bila tidak ada sertifikat itu, Kontraktor harus melakukan pengujian atas bahan keramik di laboratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik secepatnya. Hasil pengujian dari lavoratorium diserahkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor. Spesifikasi Teknis
27
Hasil akhir yang diinginkan, harus terpasang dengan rata, kuat, menarik, baik, dan sempurna.
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA 1.
Lingkup pekerjaan, meliputi : Penyediaan bahan-bahan dan pembuatan kusen pintu dan jendela, bisa dengan bahan kayu maupun dengan bahan aluminium, lengkap dengan aksesoris. (sesuaikan dengan gambar rencana)
2.
Perancangan dan bahan-bahan Bahan – bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar perancangan atau bila belum ditentukan harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas dalam bentuk dan warnanya, selanjutnya dipakai sebagai standar dalam pekerjaan. -Untuk kusen aluminium, bahan yang digunakan adalah bahan aluminium berbentuk canal yang disatukan dengan skrup dan atau revet. - Untuk kusen kayu, bahan yang dipakai adalah kayu segi ukuran 5/14 (ukuran jadi) den gan kualitas kayu kelas II yang kering.
3.
Pelaksanaan. Pemasangan kusen harus tegak lurus ( diloot ) dan sifat datar ( water pass ). Perlengkapan dan alat penyambung pengikat harus dari bahan dan finish yang sama dengan induknya Sebelum dipakai semua bahan terlebih dahulu diperiksa dan diterima baik oleh direksi/pengawas, apabila ada pemakaian las harus diratakan terlebih dahulu - Untuk kusen aluminium : Pengikat yang lain seperti klip, keling yang tampak, warnanya harus sama dengan bahan yang diikatnya. Paku keling harus dari aluminium untuk bahan dari aluminium, Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor Hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian rupa agar tidak menampung air. Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan ring balok untuk aluminium, harus dari baja tidak berkarat (stainless stel), untuk pemasangannya mengikuti gambar bestek - Untuk kusen kayu : Pengikat menggunakan paku besi ukuran dari 2’’-5’’. Hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian rupa agar tidak menampung air. Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan ring balok, dibuat dari besi behel dan atau paku ukuran 5’’, untuk pemasangannya mengikuti gambar bestek.
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA 1.
Pelaksanaan Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan, laporkan kelainan-kelainan yang terjadi kepada Pemberi Tugas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuannya sebelum pemasangan
2.
Pemasangan a. Daun Jendela Daun jendela harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas sebagai berikut : Tunggal Ganda
Spesifikasi Teknis
28
Sisi engsel 1,5 – 2 mm 1,5 – 2 mm Sisi kunci 1,5 – 2 mm 2,5 mm Ambang Atas 1,5 mm 1,5 mm Ambang bawah 2 mm 2 mm Aksesoris : Handel Ex Lokal Engsel Ex Lokal Kait Angin Ex Lokal Grendel Ex Lokal b. Daun Pintu Daun pintu menggunakan bahan-bahan sebagai berikut : Daun pintu panel kayu Aksesoris : Handel Engsel Ex Lokal Kunci Door closser
PEKERJAAN KACA 12.1 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kaca, cermin dan pintu jendela kaca yang dilaksanakan untuk : Kaca daun jendela dengan ketebalan 5mm Tempat-tempat lain sesuai gambar 12.2 PERSYARATAN BAHAN Kaca yang digunakan dari mutu AA serta harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189 – 78 Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukan dalam detail gambar. Permukaan cermin harus bebas dari noda dan bebas cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak atau kerusakan pada lapis peraknya. Dipasang pada saluran detail yang ditunjuk/disebutkan dalam gambar. a. Toleransi Panjang dan Lebar Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm b. Kesikuan Pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum 1,5 mm per meter panjang. Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih dari 0,3 mm Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas terdapat pada kaca) bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca) bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah keluar / masuk) bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang beroleh dan mengganggu pandangan, bebas dari bintik-bintik (spots) awan (cloud) dan goresan. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelalian kebeningan) bebas goresan (luka garis pada ermukaan kaca) bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok) Spesifikasi Teknis
29
12.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN Semua bahan sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas / Konsutan. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda / dihaluskan. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat dalam pekerjaan. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus dalam bidangnya. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi tanda agar mudah diketahui Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya harus rapat. kuat / tidak goyang dan sesuai persyaratan. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik, tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 mm dari batas rangka. Pemasangan dipakai paku sekrup fisher plastik kedinding ukuran sesuai kebutuhan. Hasil pemasangan harus rapih, sisi rata (waterpas) dan kuat. Pemasangan kaca cermin harus diberi alat triplek (pada pemasangan yang menempel di dinding).
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 13.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar. 13.2 PERSYARATAN BAHAN Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemelihan warnanya sesuai dari bahan-bahan yang telah disetujui Pemberi Tugas / Konsultan Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat alumunium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci dengan dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah. Perlengkapan Daun Pintu Hinges / pivot Lockset :- lockcase - cylinder - handle Seluruh kunci yang dipasangnya, dengan anak kunci yang telah direncanakan dan diatur dengan menggunakan sistem Master, Grand Master, Emergency Master dan Construction Key dari pabrik yang bersangkutan. Setiap kunci pintu lengkap 2 (dua) buah anak kunci, anak kunci
Spesifikasi Teknis
30
Master / Grand Master / Emergency Master Key, untuk construction Key disupply 5 (lima) buah. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pemimpin Proyek. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya. Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pimpro setelah diperiksa Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek. 13.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan oleh Pemberi Tugas / Konsultan. Pengakuan / penyerahan harus disertai brosur spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Apabila dianggap perlu, Pemberi Tugas / Konsultan dapat memintakan untuk mengadakan test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test sepenuhnya menjadi tanggung jawan Konstraktor sepenuhnya. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk pintu toilet, jarak diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat Posisi “ Lock dan Latch “ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas / Konsultan untuk mendapatkan persetujuan. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya Stainless steel.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP 1.
Lingkup pekerjaan, meliputi -Jika menggunakan Genteng beton : Pengadaan bahan untuk penutup atap menggunakan genteng beton dan bubungan dari bubungan genteng beton. Lisplank dari bahan kayu (papan klas III uk. 3/20) atau bahan woodplank atau kalsiboard (disesuaikan dengan gambar rencana) - Jika meggunakan Genteng metal :
Spesifikasi Teknis
31
Pengadaan bahan untuk penutup atap menggunakan genteng metal dan bubungan dari bahan metal. Pemasangan penutup bubungan dari bahan metal. Lisplank dari bahan board plank, contoh GRC, atau calciboard (disesuaikan dengan gambar rencana) Untuk bahan atap genteng metal agar memakai yang baik, produksi lokasi lokal dalam negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri. Berukuran homogen ( 4 daun x 4 daun) dengan ukuran 120 cm x 80 cm, tidak cacat-cacat, kelembaban udara baik, serta mempunyai kerapatan air yang baik. Mudah dipotong ataupun dibor tanpa menimbulkan pecah-pecah dan retak 3.
Bahan dan peralatan -Jika menggunakan Rangka Kayu : Rangka atap menggunakan kayu segi minimal klas III. Kuda-kuda atap menggunakan kayu segi ukuran 8/12 atau disesuaikan dengan gbr rencana, gording kayu segi uk 8/8 atau disesuaikan dengan gbr rencana, kaso kayu segi uk. 5/7 atau disesuaikan dengan gambar rencana dan reng menggunakan kayu segi ukuran 3/5 atau disesuaikan dengan gambar rencana. Papan gapit menggunakan papan ukuran 4/12 atau disesuaikan dengan gambar rencana. Kayu rangka atap , gording , kaso dan reng semuanya di ter agar terhindar dari kerusakan akibat faktor alam/cuaca. -Jika menggunakan Rangka Baja Ringan : Untuk bahan Rangka atap baja ringan agar memakai yang produk baik, produksi lokasi lokal dalam negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri. Berukuran homogen dengan ukuran yang sesuai dengan gambar rencana, tidak cacat-cacat, karat, dan menggunakan skew penyambung yang tepat. Mengingat Bangunan ini Akan dibangun didaerah Pinggir Pantai yang Tingkat Korosinya Tinggi, Untuk Itu Bahan dari Rangka Baja Ringan harus Berkualitas Baik dan Tidak Korosi Atau Anti Karat ( yang Terbuat dari Bahan Zincalum / Zam )
Spesifikasi Bahan dari Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap Antara Lain: Memiliki Rangka UK-75 Untuk Kebutuhan Rangka Kuda-Kuda Memiliki penutup atap metal sheet zinc alum t=0.3mm berwarna Memiliki BEARING PLATE, Sebagai Tumpuan Kuda-Kuda yang dipasang diatas Ringbalk. - Memasang SELF DRILLING SCREW, dipasang Sebagai Pengikat Kedua Sisi Hat Section Minimal Sebanyak 6 Buah. - Memiliki DIAPHRAGM PLATE, Sebagai Pengaku Profil Hat Section yang dapat Menghilangkan Gaya Tekuk pada Kuda-Kuda. - Memiliki WIND BRACING, Sebagai Ikatan Angin Untuk Pengaku Pada Rangka Atap. Spesifikasi Pekerjaan Rangka Atap/Produk yang digunakan Harus Memiliki Hasil Laporan Pengujian dari Laboratorium Rekayasa Struktur dengan Standar Nasional Indonesia ( SNI ) -
3.
Pelaksanaan Untuk penutup atap harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi/pengawas dilapangan.
Spesifikasi Teknis
32
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 14.1. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT a. Umum 1. Lingkup Pekerjaan Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum dan atau eternit beserta konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum pada gambar untuk itu. 2. Standard a. ANSI : American National Standard Institute, USA b. A 42.4 : Interior Lathing and Furning b.
Bahan/Produk 1. Gypsum board tebal 9 mm/Kalsiboard dan atau Eternit (sesuaikan dengan gambar) 2. Rangka langit-langit. -Jika menggunakan Gypsum Tile maka Rangka plafond menggunakan besi hollow kualitas baik, dibagi membentuk grid antara 50-60 cm Sebagai penutup plafond digunakan gypsum ukuran 240 X 110 cm dengan tebal 9 mm Sebagai lis digunakan lis profil dari gypsum. Bila diperlukan sebagai bahan penggantung rangka plafond digunakan baja diameter 10 mm. Penggantung tersebut dapat distel tinggi dan rendah untuk menjamin bidang yang rata -Jika menggunakan eternit maka Rangka plafond menggunakan kayu 5/10 sebagai rangka utama dan kayu 5/7 sebagai rangka pembagi, dibagi membentuk grid ukuran 100 x 100 cm. Sebagai lis digunakan lis kayu profil atau dapat pula menggunakan list dari bahan gypsum.
PEKERJAAN PENGECATAN 15.1 UMUM Lingkup pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan cat warna, mempersiapkan bidang/tempat yang akan dicat, melaksanakan pekerjaan pengecatan pada bidang-bidang yang harus dicat sesuai yang tertera di gambar denah dan daftar bahan penyelesaian (finishing schedule) serta kusen-kusen dan flin lantai, kecuali pekerjaan rangka baja. 15.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN Pelaksanaan pengecatan dinding dan langit-langit plesteran : a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh kelompok kerja dari pabrik yang bersangkutan yang bertindak selaku Subkontraktor dan bertangggung jawab kepada Kontraktor. b. Hanya pada bidang-bidang yang sudah selesai/layak, boleh dilaksanakan pengecatan, dan bilamana terdapat penyimpangan, maka Konsultan Pengawas atau Pemimpin Proyek berhak untuk memerintahkan pengecatan ulang atas biaya Kontraktor. 15.3 MATERIAL Semua bahan/cat yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah cat type weather shield. Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan, haruslah dibawa dalam kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai merek /etiket yang jelas, dan sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam rencana kerja. Spesifikasi Teknis
33
Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan petunjuk pabrik, tidak dicampur dan atau ditambah dengan bahan lain, kecuali terdapat peraturan khusus dari pabriknya. Harus dibedakan pula antara cat eksterior dan cat interior. Pemakaian cat dasar, plamur sampai pada cat penutupnya, harus disesuaikan dengan petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya memuaskan. Kontraktor harus mengajukan dahulu contoh-contoh cat yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek. Warna yang dipakai harus mengikuti petunjuk/daftar warna yang diberikan oleh Konsultan Pengawas dan Pemimpin Proyek. 15.4 PELAKSANAAN a. Pengecatan Dinding mengenai warna ditentukan kemudian. Dalam setiap proses pengecatan perlu diperhatikan bahwa permukaan tembok harus bersih, kering dan rata agar diperoleh hasil yang maksimal. Keringkan tembok selama + 1 minggu setelah diplester. Bersihkan tembok dari debu, minyak dan kotoran lainnya. Ulaskan satu lapisan Alkali resistant Sealer untuk mencegah noda yang diakibatkan oleh penetrasi air. Keringkan selama + 1 jam. Ulaskan plamuur untuk meratakan permukaan dinding. Setelah diperoleh permukaan yang halus dan rata, tahapan kerja selanjutnya dilaksanakan. Ulaskan 2 lapis sesuai warna yang diinginkan dengan memperhatikan : Lapisan pertama encerkan dengan air bersih dengan perbandingan 1 bagian air : 5 bagian cat (20%). Lapisan kedua Dulux tidak perlu dicampur dengan air Dicat lagi sampai rata dan sama tebal & warnanya. Untuk bidang-bidang luar tidak boleh menggunakan plamuur. Dindingnya sendiri sudah harus rata benar dan halus. Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata (digunakan roll). Penjelasannya harus rata dan tidak kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara pelaksanaan lapis pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai persyaratan yang diberikan oleh pabrik. Perbaikan-perbaikan Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki dengan menggunakan plamuur, diampelas halus dan kemudian dicat lagi sampai baik. b. Pengecatan Langit-Langit Pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pengecatan tembok yaitu : Dibersihkan dan satu kali dicat dengan primer. Kemudian diplamuur, setelah kering diampelas. Sekali lagi dicat dasar dan diampelas lagi. Kemudian dicat lagi sampai rata sama tebalnya, dan merata warnanya. Alur-alur eternit tidak boleh diplamur (tidak boleh diisi). Alur-alur harus nampak jelas. c. Pengecatan Besi/Konstruksi Bersihkan permukaan dari segala kotoran. Ulaskan 1 lapis QD Red Lead Primer serie 510-2715/ 5408 40 mikron. Selanjutnya ulaskan Danmarine Enamel serie 084 - warna akan ditentukan kemudian. d. Hasil Akhir Yang Dikehendaki 1. Warna sesuai dengan yang dikehendaki atau disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pemimpin Proyek.
Spesifikasi Teknis
34
2. Setiap bidang sama tebal dan warna tidak belang-belang / warna tidak bercampurcampur. 3. Hasil pengecatan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari saat pemakaian gedung, tidak boleh menunjukkan kerusakan seperti : Menjamurnya bidang yang sedang dicat. 4. Terkelupasnya lapisan cat. 5. Lunturnya warna aslinya. 6. Pertanggungan jawab. 7. Kesempurnaan dari pekerjaan pengecatan menjadi tanggung jawab Kontraktor Utama.
PEKERJAAN SANITAIR 16.1 UMUM 1. Lingkup Pekerjaan a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya. b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain, clean out dan metal sink. 2. Persetujuan a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor. 16.2 BAHAN / PRODUK 1. Untuk Wastafel, Urinal, Kloset dan Keran : ex.Japan atau setara 2. Floor Drain dan Clean Out : ex. Japan atau setara. 3. Metal Sink : ex.Japan atau setara.
16.3 PELAKSANAAN 1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparingsparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar. 2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek. 3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan. 4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya. 5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
Spesifikasi Teknis
35
16.4 PEKERJAAN WASTAFEL Wastafel yang digunakan adalah setara ex. Dalam Negeri lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjukpetunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpas dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
16.5 PEKERJAAN KLOSET a. Kloset jongkok berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah setara Dalam Negeri, type porselen. b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek. c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocorankebocoran. 16.6 PEKERJAAN KERAN a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah ex. Japan atau setara dalam negeri. , dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extention). b. Stop keran yang dapat digunakan dari bahan kuningan dengan putaran berwarna, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu. c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu. 16.7 FLOOR DRAIN DAN CLEAN OUT a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang 2” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan dopverchrom dengan draad untuk clean out. b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pemimpin Proyek. c. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukran floor drain tersebut. d. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perakat beton kedap air Embeco dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit. e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
Spesifikasi Teknis
36
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 1.
Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan instalasi listrik meliputi pengadaan dan pemasangan pipa-pipa, kabel, stop kontak, saklar-saklar, fitting, lampu dan panel pembagi untuk penerangan.
2.
Sumber Daya Listrik Sumber daya listrik diambil dari PLN kemudian disalurkan dengan kabel feeder ke MDP untuk didistribusikan ke masing-masing Sub Panel. Bahan dan Peralatan Pipa-pipa dipakai jenis paralon Kabel-kabel dipakai sesuai petunjuk dengan tegangan yang ada 220 Volt digunakan kabel, NYM, penampang minimal 2,5 mm dan Ex dalam negeri. Stop kontak, saklar, fitting dan armature dipakai Ex dalam negeri. Pelaksanaan Penyedia barang/jasa di wajibkan membuat skema listrik untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas. Penyedia barang/jasa harus memberi contoh alat – alat listrik untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas.
3.
4.
PEKERJAAN PLUMBING Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plumbing/Sanitasi yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan. 1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1 SISTEM INSTALASI AIR BERSIH : Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa beserta kelengkapannya dari meteran air tanah/jetpump ke reservoir bawah. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi yang terdiri dari pompa beserta kelengkapannya (motor listrik, valve, kontrol pengaman dan lain-lain) termasuk instalasi kelengkapannya. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain) serta pemasangan dan pengujian instalasinya di dalam dan di luar gedung sesuai dengan gambar dan spesifikasi tekniknya. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh pemborong. Pengujian sistem instalasi air bersih terhadap kebocoran pada seluruh sistem jaringan pipa dari setiap lantai dengtan pengujian tekanan hidrolik yang dilakukan secara bertahap pada setiap lantai, kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya. Pengujian pompa termasuk valve, switch control (kontrol pengaman) dan lain-lain di pabrik pembuatnya maupun setelah terpasang di lapangan. Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai dengan perencanaan). Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plumbing beserta kelengkapannya. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan pembersihan site oleh Pemborong.
Spesifikasi Teknis
37
1.2 SISTEM INSTALASI AIR BUANGAN (AIR KOTOR DAN AIR BEKAS): pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada dalam gedung mulai dari WC, washtafel floor drain, clean out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak) Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh sistem jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
TANGKI SEPTIK DAN SUMUR PERESAPAN 1.
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan, alat-alat, peralatan, tenaga kerja dan pemasangan tangki septik dan resapan sesuai dengan garis, lokasi dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini. Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada : Pekerjaan pengukuran Penggalian, pengurugan dan pemadatan Pemasangan pipa dan sambungan pipa
2.
Prosedur Umum a. Contoh Bahan dan Data Teknis Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis bahan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk disetujui terlebih dahulu, sebelum pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan. b. Gambar Detail Pelaksanaan Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup dimensi, tata letak, jenis bahan dan detail-detail pelaksanaan, untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
c. Ketidaksesuaian Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainlain. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai dengan yang telah disetujui, kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. 3.
Bahan-Bahan a. Tangki septik Tangki Septik dapat dibuat dari pasangan batu bata atau beton bertulang (sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja), dalam kapasitas, ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja. b. Pipa Pipa-pipa saluran dan rembesan yang dipasang harus pipa PVC kelas 5 kg/cm2 standar JIS K 6741. Diameter pipa PVC yang digunakan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan dimensi lainnya seperti panjang, tebal dan lain-lain harus sesuai dengan standar JIS diatas.
Spesifikasi Teknis
38
c. Batu Bata Bata beton harus memenuhi persyaratan pasal pemasangan bata. d. Beton Bertulang Bahan beton harus memenuhi persyaratan bahan beton dan baja tulangan harus memenuhi persyaratan pasal bahan baja. e. Adukan Bahan adukan untuk pasangan batu bata yang terdiri dari semen, pasir dan air, harus memenuhi spesifikasi teknis. Semua adukan yang dipakai mempuyai komposisi 1 semen dan 3 pasir atau sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. f.
4.
Resapan Tangki septik harus dilengkapi dengan sumur resapan dalam ukuran petunjuk Gambar Kerja. Bahan-bahan untuk sumuran resapan sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Pelaksanaan Pekerjaan Umum Seluruh tangki septik dan resapan harus dipasang sesuai petunjuk gambar kerja, Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui serta Spesifikasi Teknis ini. Pekerjaan galian, urukan kembali dan pemadatan harus memenuhi ketentuan Pasal pekerjaan galian. Pengerjaan beton bertulang harus dilaksanakan sesuai ketentuan pasal pengerjaan beton. Pengerjaan pasangan batu bata harus dilaksanakan sesuai ketentuan pasal pengerjaan beton. Semua pekerjaan pemipaan harus dikerjakan sesuai ketentuan pasal pekerjaan pemipaan. Konstruksi dan Pemasangan Tangki septik harus mempunyai ruang udara tidak kurang dari 0,20 meter dari langit-langit tangki dan dibawah tutup tangki. Tangki harus terbuat dari pasangan batu bata atau pasangan beton bertulang yang kedap air. Dinding bagian dalam tangki diberi plesteran dengan adukan 1 : 2. Dinding bagian luar tangki yang berhubungan langsung dengan tanah tidak perlu diplester. Bahan pelesteran harus memenuhi spesifikasi teknis. Resapan harus dibuat dan dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja serta Petunjuk Pengawas Lapangan.
PEKERJAAN LAIN-LAIN Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, Pemborong diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain: Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda setempat surat IMB ini harus sudah diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebelum Serah Terima Pertama Pekerjaan. Surat Bukti Keer Listrik/pengetesan dari PLN, dan pengetesan lainnya yang diperlukan.
Spesifikasi Teknis
39
Sebelum Penyerahan Pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek. Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Kepada pemborong wajib menyerahkan bahan atap sebanyak lebih kurang 50 keping/lbr/buah, kepada proyek sebagai reserve/cadangan. Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab pelaksana lapangan, untuk itu Pihak Kontraktor pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
PENUTUP Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, akan ditentukan kemudian pada rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis
40