PEDOMAN PROGRAM BEASISWA DOKTER MENGABDI BAGI PAPUA (BEASISWA DAMBA PAPUA)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012
Penanggung Jawab Dr.Masrul, SpGK, dr,M.Sc. Dr.med.Setiawan, dr. Tim Penyusun Dr.Siti Maisuri T.Chalid, dr,SpOG(K). Detty Iryani, M.Kes, dr,M.Pd.Ked. Dr.Soegianto Ali, dr. Helmia Hasan, dr,SpP(K),M.Pd.Ked. Welly Ratwita, dr,M.Kes
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
1
KATA PENGANTAR Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012 meluncurkan program beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua. Program tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 100 orang mahasiswa dengan potensi akademik tinggi dan kurang mampu secara ekonomi serta berasal dari Papua dan Papua Barat, di berbagai institusi pendidikan dokter yang terakreditasi A dan B di Indonesia. Program ini dilaksanakan agar masalah kekurangan dokter yang berdampak terhadap status kesehatan masyarakat di Papua dan Papua Barat dapat diatasi secara bertahap. Oleh karena sasaran program adalah siswa dari daerah Papua dan Papua Barat, diharapkan mereka akan lebih memiliki motivasi besar untuk kembali mengabdi ke daerah Papua dan Papua Barat setelah menyelesaikan program pendidikan. Agar program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, yaitu: Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu, maka diharapkan para pimpinan dan atau pengelola Perguruan tinggi dalam melakukan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi mengacu pada pedoman ini. Selain itu pedoman ini diharapkan juga dapat mempermudah calon mahasiswa atau mahasiswa penerima Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papuaterutama pada proses seleksi, penyaluran bantuan biaya hidup sehingga mahasiswa dapat berprestasi, menyelesaikan studinya dengan lancar dan tepat waktu, yang akhirnyadapat ikut andil dalam meneruskan perjuangan bangsa menuju pembangunan Indonesia sehat dan sejahtera. Akhirnya kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada tim penyusun pedoman ini dan semua pihak yang telah membantu dalam mewujudkan buku pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua ini.
Jakarta, Februari 2012 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………. I.PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….. A.LATAR BELAKANG………………………………………………………………………. B.TUJUAN……………………………………………………………………………………… II.KETENTUAN UMUM……………………………………………………………………. A.SASARAN…………………………………………………………………………………… B.JANGKA WAKTU PEMBERIAN BEASISWA………………………………….. C.PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA……………………………………… D.SATUAN BIAYA…………………………………………………………………………… III.KETENTUAN KHUSUS…………………………………………………………………… A.PERSYARATAN…………………………………………………………………………… B.KUOTA……………………………………………………………………………………….. C.PENGGUNAAN DANA…………………………………………………………………. IV. MEKANISME SELEKSI………………………………………………………………….. A.PERSIAPAN PENDAFTARAN………………………………………………………… B.TATA CARA PENDAFTARAN………………………………………………………… C.JENIS SELEKSI…………………………………………………………………………….. V. PENGELOLAAN AKADEMIK…………………………………………………………… A.TAHAP PERSIAPAN…………………………………………………………………….. B.TAHAP PENDIDIKAN DI FK………………………………………………………….. VI. PENGELOLAAN PROGRAM ..………………………………………………………. A.PENGELOLA……………………………………………………………………………….. B.DANA…………………………………………………………………………………………. C.PENGHENTIAN BANTUAN………………………………………………………….. VII.MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM………………………………….. VIII.KEBERLANJUTAN PROGRAM……………………………………………………..
i ii iii
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
3
I.PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara geografis, Indonesia memiliki “under-served-area” yang sangat luas dan sulit untuk dijangkau, sehingga berdampak pada ketertinggalan dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Dalam bidang kesehatan, masyarakat di daerah ini mengalami berbagai macam persoalan yang terkait dengan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya jumlah SDM Kesehatan, terutama dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. Data distribusi tenaga kesehatan di Puskesmas di tiap propinsi juga menunjukkan adanya kesenjangan (disparitas) antar wilayah. Rasio dokter per Puskesmas penting sebagai acuan untuk melihat sejauh mana fasilitas kesehatan yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan masyarakat dapat berfungsi dengan baik. Kriteria ini dapat menunjukan bahwa rasio dokter yang bertugas di Puskesmas terhadap jumlah Puskesmas berkisar antara 0,35 di Papua dibandingkan 2,30 di Kepulauan Riau, dengan rata-rata nasional sebesar 1,18 (Kebijakan Perencanaan Tenaga Kesehatan, DepKes 2010). Secara umum dapat digambarkan bahwa daerah dengan rasio kurang dari 1 menunjukkan jumlah dokter lebih kecil dari jumlah Puskemas, artinya banyak Puskesmas yang tidak memiliki tenaga dokter. Di Papua misalnya, rata-rata hanya satu dari 3 puskesmas yang memiliki dokter. Daerah-daerah dengan rasio dokter per puskesmas yang kecil dan akses yang sulit, seperti di Papua perlu mendapat perhatian. Rasio yang kecil menunjukkan bahwa masyarakat mengalami kesulitan untuk mengakses fasilitas kesehatan. Perlu upaya yang serius untuk memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945, pemenuhan hak dasar rakyat akan kesehatan, dan azas keadilan. Dalam program prioritas Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, penempatan tenaga dokter, dan tenaga kesehatan lainnya menjadi agenda utama. Pendekatan kebijakan tersebut adalah pendekatan geografis dan pendekatan motivasional. Daerah yang menjadi prioritas adalah daerah dengan kondisi geografis tertentu, seperti daerah kepulauan, terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Selanjutnya, untuk memotivasi dokter agar berminat untuk bekerja di daerah tersebut, pemerintah menyediakan insentif material dan insentif non material. Insentif material berupa tunjangan dalam jumlah tertentu, dan non material seperti jangka waktu kontrak yang singkat (6-12bulan). Namun perlu diupayakan sustainability program tersebut, sebab daerah-daerah seperti Papua, sulit mendapatkan dokter yang mau bekerja dalam jangka waktu lama. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan SDM dari daerah itu sendiri, dengan memberi kesempatan yang lebih luas untuk mengenyam pendidikan Kedokteran. Salah satu masalah besar di daerah terpencil, seperti Papua adalah sulitnya akses terhadap pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 hak setiap warga Negara telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1). Tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
4
dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Peserta didik di Papua merupakan potensi yang belum tergali, di mana banyak lulusan jenjang pendidikan menengah yang berprestasi dan merupakan calon mahasiswa yang potensial, sebagai contoh beberapa pemenang Olimpiade Sains berasal dari daerah ini. Namun tidak semua lulusan sekolah menengah di Papua dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi karena berasal dari keluarga kurang mampu. Untuk itu perlu dibuka kesempatan lebih luas bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, termasuk pendidikan Kedokteran. Untuk menyelenggarakan pendidikan Kedokteran, diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan bantuan biaya pendidikan bagi mereka yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi serta berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Program “Dokter Mengabdi bagi Papua”, disingkat Damba Papua, dimaksudkan menjadi salah satu solusi masalah kesenjangan kesehatan dan pendidikan di Papua. Untuk tahun 2012 ini akan disediakan beasiswa untuk 100 peserta didik yang berasal dari Propinsi Papua dan Papua Barat serta akan menjalani di Fakultas Kedokteran seluruh Indonesia yang memiliki akreditasi A dan B. Kesenjangan dalam bidang Pendidikan juga berdampak pada rapuhnya sendi-sendi bernegara, sehingga daerah terpencil seperti Papua menjadi daerah yang sangat rawan konflik kedaerahan. Dengan demikian, dengan adanya beasiswa Damba Papua peserta didik asal Papua dan Papua Barat dapat menjalani pendidikan di berbagai institusi pendidikan di Indonesia, dan diharapkan dapat meningkatkan wawasan kebangsaan Pemuda Papua. B. TUJUAN 1. Meningkatkan akses pendidikan kedokteran bagi calon mahasiswa yang berasal dari Papua dan Papua Barat 2. Memenuhi kebutuhan dokter di wilayah Papua dan Papua Barat 3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat di daerah Papua dan Papua Barat 4. Meningkatkan wawasan kebangsaan mahasiswa Papua dan Papua Barat
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
5
II.KETENTUAN UMUM A. SASARAN Lulusan Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat jurusan Ilmu Pengetahuan Alam tahun 2011 dan 2012 di Papua dan Papua Barat yang memiliki potensi akademik tinggi dan kurang mampu secara ekonomi. B. JANGKA WAKTU PEMBERIAN BANTUAN Bantuan biaya pendidikan diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama 11 (sebelas) semester untuk program pendidikan dokter (sesuai dengan standar yang berlaku) C. PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA Penyelenggara program beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua adalah seluruh perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Kedokteran dengan akreditasi A dan B yang diselenggarakan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama yang selanjutnya disebut PTP. D. HARGA SATUAN DAN SUMBER DANA Sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Komponen beasiswa yang diberikan meliputi: 1. Biaya transportasi di awal kedatangan (at cost) 2. Dana Pengembangan Institusi/admission Fee (at cost) 3. Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan/SPP (at cost) 4. Biaya hidup termasuk akomodasi, uang makan, transport lokal, biaya komunikasi, (Institusi berkewajiban mencarikan tempat tinggal yang berada di lingkungan yang kondusif, jika tidak ada asrama untuk mahasiswa) 5. Uang buku 6. Biaya penelitian/penyusunan skripsi 7. Biaya transportasi PP ke Papua/Papua Barat satu kali setahun (at cost) 8. Asuransi Kesehatan
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
6
III. KETENTUAN KHUSUS A. PERSYARATAN Persyaratan untuk mendaftar program Beasiswa Dokter Mengabdi Bagi Papua (DAMBA PAPUA) tahun 2012 adalah: 1. Siswa SMA atau yang sederajat jurusan IPA yang akan lulus pada tahun 2012 atau telah lulus pada tahun 2011dan bukan penerima beasiswa manapun 2. Diutamakan asli dari Papua/Papua Barat dan berdomisili di Papua/Papua Barat dan menyelesaikan pendidikan SMA atau yang sederajat di Papua/Papua Barat 3. Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah 21 tahun; 4. Menandatangani pernyataan bersedia mengabdi di Papua/Papua Barat selama 5 tahun setelah menyelesaikan internsip. Pernyataan tersebut dibuat di atas materai dan diketahui orang tua. 5. Memiliki potensi akademik tinggi serta masuk dalam 10 terbaik di kelas pada rapor terakhir (kelas XI bagi yang akan lulus 2012 atau kelas XII bagi lulusan 2011) dengan nilai rata-rata stabil yang dibuktikan dengan surat keterangan Kepala Sekolah dan fotokopi rapor yang telah dilegalisir oleh Kepala Sekolah. 6. Nilai UAN wajib disertakan untuk lulusan tahun 2011, sedangkan lulusan tahun 2012 nilai UAN dapat disusulkan paling lambat satu hari sebelum seleksi. 7. Calon penerima beasiswa berasal dari keluarga dengan pendapatan maksimum setara dengan UMR daerah domisili keluarga mereka, atau dengan batas lain bila ada pertimbangan khusus (sesuai kriteria BPS) 8. Pertimbangan khusus diberikan kepada pendaftar yang mempunyai prestasi kokurikuler maupun ekstra kurikuler paling rendah peringkat ke-3 di tingkat kabupaten/ Kota atau prestasi non kompetitif lain yang tidak ada pemeringkatan (contoh ketua organisasi siswa); 9. Prestasi yang dimaksud pada butir 4 (empat) dan 5 (lima) dinyatakan melalui surat pernyataan Kepala Sekolah atau kepala dinas pendidikan Kabupaten/Kota. NB : diberi skoring dalam penentuannya B. KUOTA 1. Alokasi mahasiswa baru penerima bantuan biaya pendidikan pada tahun anggaran 2012 adalah 100 orang yang berasal dari 40 kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat, yang didistribusikan kepada PTP di bawah Kemdikbud dan Kemenag (Lampiran 1); 2. Alokasi yang ditetapkan 4 orang untuk FK yang terakreditasi A dan 2 orang untuk FK terakreditasi B yang terpilih, yang ditetapkan oleh Tim Damba Papua C. PENGGUNAAN DANA 1. Bantuan biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar …………………………………… per bulan yang ditentukan berdasarkan Indeks Harga Kemahalan daerah lokasi PTP; 2. Penggunaan dana oleh mahasiswa penerima beasiswa harus dilaporkan pada tim pengelola tingkat PTP disertai bukti pembayarannya sesuai ketentuan yang berlaku.
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
7
IV. MEKANISME SELEKSI A. PERSIAPAN PENDAFTARAN 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan unit utama, unit kerja dan instansi terkait termasuk Panitia Seleksi Nasional yang terdiri dari unsur Dikti, AIPKI, Universitas Cendrawasih dan Pemda Propinsi Papua dan Papua Barat serta melakukan publikasi melalui media massa tentang Program Damba Papua 2. Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota melakukan sosialisasi dan atau memberikan informasi kepada satuan pendidikan di lingkungannya tentang Program Damba Papua 3. Institusi pendidikan tinggi melakukan sosialisasi dan atau memberikan informasi kepada sekolah dan publik tentang Program Damba Papua 4. Kepala Sekolah/Madrasah mengkoordinasikan seluruh proses pendaftaran di setiap sekolah dan mengirimkan berkas yang telah memenuhi persyaratan ke Panitia Seleksi Nasional Program Damba Papua B. TATA CARA PENDAFTARAN
Kepala SMA atau yang sederajat
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten/kota
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi
Panitia Seleksi Nasional Program Damba Papua
1. Kepala SMA atau yang sederajat mengirimkan daftar nama siswa yang memenuhi kriteria ke Dinas pendidikan dan Kebufayaan kabupaten/Kota beserta berkasnya 2. Petugas Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten/Kota meneruskan berkas tersebut ke Dinas Pendidikan dan kebudayaan Propinsi 3. Petugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi mengirimkan berkas tersebut kepada Panitia Seleksi Nasional Program Beasiswa Damba Papua 4. Berkas yang dimaksud meliputi: A. Berkas yang dilengkapi oleh calon yang akan lulus tahun 2012: 1) Formulir pendaftaran yang telah diisi oleh calon yang bersangkutan dan dilengkapi dengan pasfoto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar; 2) Fotokopi Kartu Tanda Siswa (KTS) atau yang sejenis sebagai bukti siswa aktif; 3) Fotokopi rapor kelas X dan XI yang dilegalisir oleh Kepala Sekolah/Madrasah; 4) Surat keterangan tentang peringkat siswa di kelas dan bukti pendukung prestasi lain di bidang keilmuan/akademik yang disahkan (legalisasi) oleh Kepala sekolah/Madrasah; 5) Surat Keterangan Penghasilan Orang tua/wali atau Surat Keterangan Tidak Mampu yang dapat dibuktikan kebenarannya, yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/ Kepala Dusun/instansi tempat orang tua bekerja/tokoh masyarakat; 6) Fotokopi Kartu Keluarga; atau Surat Keterangan tentang susunan keluarga
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
8
B. Berkas yang dilengkapi oleh calon yang lulus tahun 2011: 1) Formulir pendaftaran yang telah diisi oleh calon yang bersangkutan (butir 6 atau 7) dan dilengkapi dengan pasfoto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar; 2) Surat keterangan lulus dari Kepala Sekolah/Madrasah; 3) Fotokopi rapor kelas XI dan XII yang dilegalisir oleh Kepala Sekolah/Madrasah; 4) Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh Kepala Sekolah/Madrasah; 5) Fotokopi nilai ujian akhir nasional yang dilegalisir oleh Kepala Sekolah/Madrasah; 6) Surat keterangan tentang prestasi/peringkat siswa di kelas dan bukti pendukung prestasi lain di bidang keilmuan/akademik yang disahkan (legalisasi) oleh Kepala Sekolah/Madrasah; 7) Surat Keterangan Penghasilan Orang tua/wali atau Surat Keterangan Tidak Mampu yang dapat dibuktikan kebenarannya, yang dikeluarkan oleh Kepala desa/Kepala dusun/Instansi tempat orang tua bekerja/Tokoh masyarakat; 8) Fotokopi Kartu Keluarga atau Surat Keterangan tentang susunan keluarga; C. Tim Seleksi Nasional Program Damba Papua dapat memfasilitasi pendaftaran tanpa rekomendasi sekolah jika terjadi hal sebagai berikut: 1) Sekolah asal sudah tidak menyelenggarakan pendidikan pada saat pendaftaran Program Damba Papua 2012; 2) Sekolah tidak memfasilitasi dan mendukung Program Damba Papua secara sengaja; 3) Terjadi force majeur/bencana alam lainnya; 4) Hal lain yang dirasa mendesak dan bertujuan untuk kemanusiaan dan keadilan serta pemerataan akses pendidikan. C. JENIS SELEKSI 1. Seleksi dilakukan oleh tim nasional yang terdiri dari unsur Dikti, AIPKI, Universitas Cendrawasih dan Pemerintah Daerah Papua/Papua Barat 2. Jenis Seleksi : Seleksi administrasi, Tes Potensi Akademik, Ujian tulis IPA Terpadu, Psikotes, Tes kesehatan 3. Tempat seleksi di : Jayapura dan Manokwari (transport peserta dibiayai oleh Pemda masing-masing) D. PENETAPAN 1. Penetapan penerima bantuan biaya pendidikan Program Damba Papua dilakukan oleh DIKTI berdasarkan hasil seleksi. 2. Pengumuman hasil seleksi akan dikirimkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi dan Kabupaten/Kota 3. Calon mahasiswa yang telah dinyatakan lulus melakukan daftar ulang ke institusi yang telah ditetapkan oleh DIKTI Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
9
V. PENGELOLAAN AKADEMIK A. TAHAP PERSIAPAN 1. Diselenggarakan kelas persiapan/matrikulasi selama 2 bulan di institusi masingmasing. Materi dipersiapkan oleh tim nasional, dapat ditambahkan muatan lokal oleh masing-masing institusi. Materi terdiri dari IPA terpadu yang merupakan peralihan dari IPA ke Biomedik, Logika Kedokteran, Bahasa Inggris, Soft skills Keterampilan Belajar termasuk IT. (alternatif : dilakukan secara nasional atau regional dengan pertimbangan efisiensi) 2. Dosen yang akan terlibat dalam kegiatan matrikulasi akan diberikan pelatihan khusus secara nasional. 3. Perlu dilakukan evaluasi terhadap peserta matrikulasi, sesuai dengan panduan pelaksanaan program matrikulasi bagi penerima beasiswa Program damba Papua B. TAHAP PENDIDIKAN DI FK 1. Selama masa pendidikan di FK, mahasiswa penerima beasiswa Program Damba Papua mendapatkan pemantauan belajar mandiri, pendampingan secara psikologis (bimbingan dan konseling), penugasan PA Khusus, dan mentor dari kakak kelas (program regular) untuk memantau kemajuan prestasi akademik dan pembinaan karakter sebagai seorang calon dokter (profesionalisme), sebaiknya ditempatkan di rumah dosen yang bersedia. 2. Mahasiswa penerima beasiswa Program Damba Papua mengikuti peraturan akademik yang berlaku di masing-masing institusi 3. Terhadap mahasiswa penerima beasiswa Program Damba Papua dilakukan monitoring dan evaluasi prestasi akademik oleh institusi dan dilaporkan setiap semester ke Tim Nasional Program Damba Papua melalui Rektor. 4. Pengambilan data penelitian dilakukan pada daerah tempat asal mahasiswa masingmasing, diutamakan masalah kesehatan di Papua/Papua Barat 5. Kepaniteraan klinik dan Internsip dilakukan di daerah tempat asal, bekerja sama dengan Universitas Cendrawasih dan RS setempat
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
10
VI. PENGELOLAAN BEASISWA A. PENGELOLA 1. Pengelola program Beasiswa Dokter Mengabdi Bagi Papua di PTP terdiri atas unsur pengelola akademik dan pengelola kemahasiswaan. 2. Rektor/Ketua/Direktur PTP menerbitkan Surat Keputusan tentang Pengelola Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua, yang bertugas melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi internal penerima Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua serta pelaporannya. B. DANA 1. Penyaluran dana untuk mahasiswa baru di PTP dilakukan melalui kontrak antara Ditjen Dikti dengan PTP per semester atau per tahun; 2. PTP menyalurkan bantuan biaya hidup kepada mahasiswa per bulan atau maksimal 3 (tiga) bulan yang diberikan pada awal periode penyaluran melalui rekening bank yang ditunjuk. PTP berkewajiban memfasilitasi pembuatan rekening untuk masing masing penerima; 3. Pada kondisi tertentu PTP dapat menyalurkan dana bantuan tidak sesuai dengan butir (3) di atas, dengan pemberitahuan kepada Ditjen Dikti; 4. Untuk penyelenggaraan kegiatan program Beasiswa Dokter Mengabdi Bagi Papua, PTP dapat mengalokasikan dana pengelolaan bersumber dari DIPA perguruan tinggi atau sumber lain yang relevan; D. PENGHENTIAN BEASISWA PTP dapat menerbitkan ketentuan khusus tentang penghentian pemberian bantuan. Secara umum pemberian bantuan dihentikan apabila mahasiswa penerima: 1. Terbukti memberikan keterangan yang tidak benar atau melakukan pelanggaran administratif pada berkas yang disampaikan; 2. Tidak memenuhi persyaratan akademik yang ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara; 3. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kehidupan kampus dan peraturan lain yang berlaku di perguruan tinggi penyelenggara; 4. Terbukti melakukan tindakan kriminal yang berkekuatan hukum 5. Mengundurkan diri;
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
11
VII.MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam bentuk evaluasi eksternal dan internal. Monitoring dan evaluasi eksternal dilakukan oleh tim yang ditunjuk Ditjen Dikti sesuai dengan ketentuan yang dituangkan dalam pedoman monitoring dan evaluasi, sedangkan internal dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara. Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi internal, perguruan tinggi penyelenggara dapat melengkapi dengan pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraannya. Pada dasarnya monitoring dan evaluasi terkait aspek program dan keuangan. Aspek program berprinsip pada 3-T (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu). 1. Tepat Sasaran: apakah dana bantuan telah dipergunakan dan disalurkan kepada mahasiswa penerima sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam pedoman. 2. Tepat Jumlah: apakah jumlah dana bantuan dan jumlah mahasiswa penerima bantuan sesuai dengan kuota dan atau perjanjian yang telah ditetapkan. Apabila jumlah mahasiswa penerima bantuan kurang atau melebihi dari yang telah ditetapkan, maka perguruan tinggi penyelenggara wajib melaporkan ke Ditjen Dikti. 3. Tepat Waktu: apakah dana bantuan pendidikan telah diterima dan bantuan biaya hidup disalurkan kepada mahasiswa penerima sesuai dengan waktu sebagaimana diatur dalam mekanisme penyaluran dana. Pada aspek keuangan, perguruan tinggi wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri atas daftar penerima disertai lampiran fotokopi buku tabungan, bukti transfer, dan/atau tanda terima penyaluran bantuan biaya hidup dalam bentuk hardcopy yang disimpan di perguruan tinggi dan siap dikirimkan apabila diminta oleh pihak yang berwenang. PTP wajib membuat laporan setiap semester pada Ditjen Dikti (desk evaluation) dan Tim monev eksternal akan melakukan kunjungan sekali dalam setahun ke PTP. Usulan : -
dana ditranfer ke institusi, mengantisipasi jika dana terlambat datang? Dibuat rekening khusus di FK untuk beasiswa Papua
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
12
VIII.KEBERLANJUTAN PROGRAM Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua ini direncanakan dalam periode 1 tahun akan merekrut 100 orang siswa Papua dan Papua Barat untuk diberikan kesempatan menjalani pendidikan kedokteran di berbagai institusi di Indonesia sampai selesai. Setelah program ini berakhir, diharapkan Pemerintah Daerah Papua dan Papua Barat dapat terus melanjutkannya dengan menggunakan dana Pemda atau CSR (Corporate Social Responsibility) sehingga kebutuhan dokter di Papua dan Papua Barat secara bertahap dapat dipenuhi. NB : - Perlu komitmen dari Dikti untuk mengalokasikan dana bagi 100 orang siswa Papua ini selama 5 tahun - Kemungkinan kerja sama dengan Freeport untuk kelanjutan beasiswa
Pedoman Program Beasiswa Dokter Mengabdi bagi Papua
13