PEDOMAN
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
ASRAMA HAJI DI INDONESIA
DEPKESRI 2009
Kata Pengantar Puji dan syu kur kita panjatkan keh adirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya , m aka upaya peningkatan kesehatan jemaah haji dapat dilaksanakan secara terus menerus sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Kebijakan dan pelaksanaan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas nasional danh menjadi tanggung jawab Pemerintah (Bab IV, pasal 8 ayat 1), dimana Pembinaan d an Pelayanan Kesehatan lbadah Haji , dilakukan oleh menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggungj awabnya dibidang kesehatan. Perjalanan ibadah haji meupakan kegiatan pada kondisi matra yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji, termasuk pengaruh kondisi asrama haji
keberangkatannya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Pengaruh asrama haji, terdiri dari pengaruh fisik bangunan, cuaca dan pengaturan kegiatan, ketersediaan makanan yang aman dan sehat serta pengaruh dari hadimya banyak jemaah haj i dari berbagai tempat secara bersamaan. Buku ini b erisi pedoman teknis
Penyelengaraan Kesehatan Lin gkungan
Asrama Hajj di Indonesia yang mencakup program kegiatan, standar kesehatan lingkungan serta ac uan penilaian kesehatan lingkungan. Kami sangat berharap, pedoman teknis ini dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas asrama haji embarkasi di Indonesia. Kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian pedoman ini, kami sampaikan terima kasih.
Sambutan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Departemen Agama
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya upaya peningkatan pelayanan terhadap jemaah haji secara terus menerus dapat dilaksanakan sehingga amanah undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 untuk melaksanakan pembinaan pelayanan dan perlindungan terhadap jemaah haji dapat terwujud. Pedoman
Inl
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan Penyelenggaran Kesehatan Lingkungan Asrama Haji di Indonesia sehingga pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur dan dapat terlaksana dengan sebaik baiknya. Kepada semua anggota tim dan berbagai pihak yang telah berkonstribusi daJam penyusunan pedornan ini, disarnpaikan terirna kasih atas dedikasinya. Semoga pedornan ini dapat berrnanfaat dalarn melaksanakan tugas Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Asrarna Haji di Indonesia.
DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
Slamet Riyanto NIP. 195207231978011001
3
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai amanah UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaran Haji Indonesia yang merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh pemerintah secara inter departemental. Departemen Kesehatan merupakan salah satu departemen terkait dan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah haji Indonesia. Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, di perjalanan pergi/pulang, selama di Arab Saudi dan 14 (empat belas) hari setelah kembali ke tanah air. Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur. Pengamanan dan pelayanan penyelenggaraan kesehatan kepada jemaah haji yang menunaikan ibadah haji perlu terus ditingkatkan. Hal ini mengingat jemaah haji Indonesia semakin kritis terhadap hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan yang baik, termasuk pelayanan kesehatan haji . Di samping itu, tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah, salah satunya meningkatnya jurnlah jemaah haj i. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia menyebutkan bahwa Pemeriksaan dan Penilaian Pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan, jasaboga (asrama dan pesawat) dan membuat rekomendasi kepada pengambil keputusan tentang perbaikan asrama haji, sarana sanitasi yang aman dan nyaman, perbaikan jasaboga dilaksanakan 3 (tiga) bulan sebelum operasional haji. Setelah itu dilaksanakan pemeriksaan kedua, dimaksudkan untuk memantau perbaikan kesehatan lingkungan dan kesiapan asrama serta pemeriksaan kesehatan penjamah makanan, dilakukan 1 (satu) minggu sebelum operasional haji. Pada saat operasional haji (1 hari sebelum kepulangan) dengan kegiatan untuk memantau kegiatan sanitasi asrama, katering haji dan katering pesawat, dan pembinaan kepada pengelola dan penjamah makanan.
B. Pengertian 1. Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
2. Standar Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau scsuatu yang dibakukan , tennasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 3. Asrama haji, tennasuk asrama haji transito dan asrama haji antara, adalah temp at penampungan sementara jemaah haji sebelum keberangkatan dan sebelum kembali ke daerah asal sepulangnya dari Arab Saudi 4. Kesehatan Lingkungan adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko kesehatan lingkungan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan 5. Petugas adalah petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan, penilaian, pemantauan dan pernbinaan kesehatan lingkungan asrama haji dari unsur Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, KKP, BIBTKL PPM dan Pusat. 6. Penilaian asrama haji adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perneriksaan dan analisa penyeienggaraan higicne dan sanitasi asrama haji sesuai stanoar 7. Pengelola asrama haji adalah Badan Pengelola Asrama Haji (BP AH) 8. Jasa boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atau dasar pesanan 9. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan, sampai dengan penyajian 10. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah fasilitas yang digunakan untuk penanganan makanan jajanan balk menetap maupun berpindah-pindah 11. Vektor adalah seranggalbinatang pengganggu yang dapat rnenularkan penyakit baik secara mekanik (Ialat, kecoak) atau biologik (nyamuk Anopheles, Aedes, dll). 12. Seranggalbinatang pengganggu adalah serangga / binatang yang dapat menimbulkan gangguan kenyamanan / kesehatan manusia (nyarnuk, lalat, kecoak, tikus, dll). 13. Pengendalian vektor adalah Kegiatan atau upaya mencegah / menekan / menurunkan atau mengurangi kepadatan populasi vektor baik secara non kimia (fisik, lingkungan, biologi) atau kimia (dengan menggunakan pestisidalinsektisida) yang membuat vektor sulit dalam perkembangan hidupnya sehingga mati . 14. Tempat perkembangbiakan vektor adalah hngkungan atau habitat dimana merupakan tempat hidup dan berkembang biaknya vektor. 15. Infra Stuktur adalah Kesatuan ruang dengan kesatuan bend a yang mendukung dalam sarana dan prasarana bangunan.
16. Surveilans Faktor Resiko Lingkungan adalah pemgamatan yang berbasis pada faktor risiko penyakit akibat lingkungan. 17. Limbah adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan 18. Limbah Medis adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang berasal dari kegiatan medis.
19. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan at au proses alam yang berbentuk padat. 20. Air Iimbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restoran), perkantoran, pemiagaan, apartemen dan asrama
II. TUJUAN DAN MANFAAT A. Tujuan 1. Tujuan Umum
TerwlJj1.'dnya asrama haji ya!1g bersih, arr!an.
nya~an
dan sehat.
2. Tujuan Khusus : a. Terwujudnya infra struktur asrama haji yang memenuhi persyaratan kesehatan . b. Terselenggaranya kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. c. Tersedianya petugas penyelenggara kesehatan lingkungan asrama haji yang profesional d. Tenvujudnya perilaku jemaah haji, petugas serta pengelola untuk hid up bersih dan sehat.
B. Manfaat 1. Petugas: a. Meningkatkan pegetahuan dan keterampilan petugas dalam penyelenggaran kesehatan lingkungan asrama haji b. Meningkatkan tanggung jawab untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan
2. Pengelola asrama haji : a. Meningkatkan hubungan kerjasama an tara pengelola dengan petugas lainnya. b. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan asrama haji
3. Pengelola Jasa Boga : Meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan makanan yang sehat, aman dan berkualitas
4. Penjamah Makanan : Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengolahan makanan yang sehat , aman dan berkualitas 5. Pemerintah daerah : a. Meningkatkan akses efektif untuk perlindungan kesehatan pada jemaah haji. b. Meningkatkan Pendapatan Aanggaran Daerah (PAD)
III.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Kebijakan 1. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji dilakukan secara terpadu antar lintas program dan sektor serta mitra. 2. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji diarahkan untuk peningkatan kualitas kesehatan lingkungan agar memenuhi persyaratan kesehatan. 3. Penyelenggaraan asrama haj i sepenuhnya dibiayai dan dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah. B. Strategi I. Meningkatkan kualitas dan kecukupan sarana dan prasarana .. 2. Meningkatkan kemampuan petugas dalam rangka penyelenggaraan kesehatan lingkungan . 3. Meningkatkan surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit dalam rangka Sistim Kewaspadaan dini. 4. Meningkatkan keIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah serta mitra dalam kegiatan kesehatan hngkungan.
IV. PENYELENGGARAN KES EHATAN LINGKUNGAN A. Pengorganisasian Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji melibatkan lintas program dan sektor serta mitra yang saling mendukung sesuai dengan peran dan fungsinya , yang terdiri dari : 1. Pusat ( Depkes, Depag, UPT IKKPIBIBTKL PPM) 2. Provinsi (Pemda, Dinkes, Kanwil Depag, Penyedia Air Minum, PU ) 3. Kabupaten I Kota (Pemda : Dinkes, Penyedia Air Minum, PU) 4. Pengelola Asrama 5. Pengelola Jasa Boga
B. Langkah-Iangkah Penyelenggaraan
1. Advokasi dan Sosialisasi a. Untuk memperoleh dukungan dari pengambil keputusan dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan. b. Dilaksanakan sebagai langkah awal bagi semua pihak yang terkait dalam pengembangan kesehatan lingkungan yang dilakukan secara terns menerus untuk memperoleh pahamanan yang sarna. c. KeIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah, dalam kegiatan kesehatan lingkungan asrama haj i. 6. Peningkatkan sarana / prasarana asrama haji . Pengembangan infrastruktur, perbaikan operasional, rehabilitasi sarana dan prasarana. 7. Upaya kesehatan lingkungan a. Melakukan pemeriksaan, penilaian, pemantauan dan pembinaan. b. Melakukan pemberdayaan masyarakat di lingkungan asrama haji untuk berperilaku hidup bersih, dan sehat. c. Melakukan kajian tekn ologi tepat guna kesehatan lingkungan. 8. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Melakukan pelatihan secara beIjenjang bagi petugas penyelenggara.
9. Surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit. b. Melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan desiminasi informasi secara terus menerus dalam rangka kewaspadaan dini untuk mencegah terjadinya KLB penyakit. c. Melakukan investigasi KLB penyakit
C. Mekanisme Pelaporan Hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan dilaporkan oleh KKP sebagai koordinator pelaksana penilai selambat-lambatnya satu minggu setelah dilaksanakan penilaian ke Direktur 1enderal PP & PL, Depkes R1 dan ditembuskan ke BPAH , Dinas Kesehatan Provinsi, KabupateniKota serta Direktur lenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Departemen Agama RI
V. Penutup Demikian pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji di Indonesia ini dibuat agar pelayanan asrama haji embarkasi I debarkasi haji terutama menyangkut masalah kesehatan lingkungannya menjadi bersih, aman, nyaman dan sehat.
Lamp iran
I. KESEHATAN LINGKUNGAN ASRAMA HAJI A. Bangunan 1. Lokasi asrama haji harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, di antaranya bebas dari pencemaran fisik, biologi, dan kimia. 2. Lingkungan dan bangunan asrama harus bersih sehingga tidak berpotensi sebagai temp at bersarang dan berkembang biaknya kuman, jamur patogen , serangga penular penyakit, tennasuk jentik nyamuk, dan binatang pengerat 3. Pembagian ruang asrama harus ditata dan dipergunakan sesuai fungsinya 4. Konstruksi a. Bangunan asrama harus kuat, utuh, dan tidak menimbulkan kecelakaan b. Dinding Terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersi h.k2!1 , dip-ding )'2ng kontak dengan air harus kedap air. c. Lantai Terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, lantai yan g kontak dengan air memiliki kemiringan 3% ke arah saluran pembuangan air limbah (SPAL). d . Ventilasi Luas ventilasi 15% dari luas lantai, ketinggian m inimal 2,10 meter dari lantai . Bila pergantian udara k urang lancar dilengkapi dengan penghawaan mekanis. e. Atap Kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan vektor, tidak teIjadi genangan f. Langit-langit
Kuat, berwama terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,7 meter dari lantai. g. Pintu dan jendela Kuat, dapat mencegah masuknya serangga, tikus , binatang pengganggu lainnya.
3) Ventilasi diberi kawat kasa
4) Terdapat exhaustfan untuk membuang udara kotor
5) Dinding terbuat dari porselen atau keramik minimal 2 m dan lantai
6) Ukuran bidang kerja didapur memiliki tinggi 90 em dan jangkauan depan 75 em. 7) Tinggi tempat peralatan ::: 150 em 8) Asap dapur disanng dengan sanngan lemak (grease/ilter) yang dilengkapi dengan hood (penangkap lemak) 9) Pintu luar minimal lebar 100 em, dibuat membuka keluar (olltway), ukuran
pintu antar mang minimal 80 em dan membuka ke dua arah (two ways)
10) Pintu dibuat menutup sendiri (self closing) untuk memperlane ar lintasan
barang 11) Semua pintu penghubung dapur dibuat tembus udara dilengkapi kasa penahan serangga dan tikus ( insect and rodent proof) 12) Jarak daun pintu ke lantai < 5 mm 13) Pintu yang berhubungan dengan kamar mandi (We) harus melalui ruang antara (outdoor breakable)
14) Ruang dapur terdin dan
a) Tempat peneueian peralatan dan bahan pangan
b) Tempat penyimpanan bahan pangan c) Tempat pengolahan d) Tempat penyimpanan makanan matang e) Tersedia meja peraeikan, peralatan, lemari, fasilitas penyimpanan dingin, rak-rak peralatan, bak-bak peneueian yang berfungsi dan terpelihara dengan baik f)
Tersedia wastafel dengan sabun dan air yang mengalir dengan jumlah yang disesuaihn
b. Ruang makan 1) Setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2 2) Pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka kearah luar. 3) Barus terhindar dari peneemaran
4) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/Wc, peturasanlUrinoir, kamar mandi 5) Bebas dan serangga tikus dan serangga lainya. 6) Tersedia wastafel dengan jumlah yang disesuaikan, tersedia sabun dcngan air yang mengalir. C.
Kamar tidur 1) Dinding pintu dilengkapi tirai
dan jendela kamar tidur yang
tembus
pandang harus
2) Perbandingan jumlah tempat tidur (TT) single (untuk satu orang) degan iuas lantai kamar tidur sebagai berikut: lumlah Tempat Tidur
Luas. lantai Min (M L)
1
4,5
2
8
j
1L
4
16
5
20
-
Selanjutnya setiap penambahan 1 TT luas lantai harus ditambah 5 M2 d. Ruang Istirahat karyawan: 1) ruang istirahat karyawan perempuan harus terpisah dengan karyawan laki-Iaki
runag
2) Tersedia lemari/loker yang aman unutk penyimpanan pakaian karyawan sesuai kebutuhan karyawan e. Tempat pelayanan kesehatan I Poliklnik Kegiatan di tempat pelayanan kesehatan di asrama haji mcrupakan salah satu aktivitas dalam penyelenggaraan haji, terkait dengan masalah kesehatan jemaah selama berada di asrama haji. Hal yang harus diperhatikan terkait dengan sanitasi Poliklinik adalah : 1) Tersedianya ruang periksa dan ruang obat yang dilengkapi dengan meja kursi dan lemari. 2) Tersedianya ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi tunggu 3) Tersedianya we yang mencukupi untuk pengunjung dan petugas kesehatan yang terpisah.
4) ketersediaan tempat penampungan limbah medis tajam (safety box), bekas infus, kapaslkassa/tissu dan lain-lain. 5) Ketersediaan tempat sampah organik, anorganik dan spesifik 6) Tempat cuei tangan yang dilengkapi sabun dan air yang mengalir. 7) Kebersihan mangan ter:jaga 8) lumlah tempat tidur pasien disesuaikan dengan kapasitas asrama 9) Tempat tidur pasien laki-laki dan perempuan terpisah 10) Lingkungan sekitar poliklnik, diberi pagar, tidak beeek dan tidak ada genangan air serta tidak berdebu. II ) Bila perlu bangunan poliklinik dipermanenkan.
f. Tempat pertemuan I aula I) Konstruksi Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan 2) Ruangan Mengikuti Persyaratan Umum Ruangan 3) Fasilitas Hams tersedia kamar mandi/WC yang disesuaikan dengan kapasitas aula (mengikuti persyaratan jumlah kamar mandi/ WC) dan tempat sampah 4) Peneahayaan Dimangan aula hams tersedia sarana peneahayaan dengan intensitas peneahayaan sesuai dengan fungsi dan luas mangan aula g. Mesjid I) Konstmksi Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan 2) Fasititas a) Harus tersedia temp at wudhu, kamar mandi /WC dan temp at sampah • Tempat wudhu menggunakan sumber air yang bersih (air PDAM, air mata air, air sumurgali ,lsumur bor). Bila digunakan tandon air minimal 1000 liter. • Tempat wudhu menggunakan kran, dan tinggi kran dari permukaan lantai minimal 70 em, air bekas wudhu tidak terpeeik tidak kembali ke tubuh orang berwudhu. • Kemiringan lantai tempat wudhu minimal 3 %, agar air bekas wudhu tidak tergenang, sehingga tida ada najis yang tertiggal dilantai • kamar mandi/kakus hams terpisah dari tempat wudhu, sehingga orang masih dapat menggunakan alas kaki. Tersedia air bcrsih dalam baklember dan sabun untuk meneuei tangan . • lantai kamar mandilkakus tebuat dari bahan yang kuat, kedap air tidak liein, mudah dibersihkan, kemiringan lantai minim al 3 %
sehingga air dapat mengalir dengan lancar pembuangan. • Kakus menggunakan kakus model leher angsa
ke
sa luran
b) Lingkungan Lingkungan sekitar mesjid bersih, diberi pagar, tidak becek dan tidak ada genangan air serta tidak berdebu h. Toilet dan Kamar Mandi Syarat fisik I) Toilet lamban daTi leher angsa dan dilengkapi dengan air penyiraman dan untuk pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi tandaltu lisan bahwa harus mencuci tangan dengan sabun sesudah menggunakan j amban . Rasia jamban-orang 1: 10 2) Kamar Mandi Kamar mandi diiengkapi dengan air kran mengalir dan saluran air limbab yang memenuhi syarat. Kamar mandi harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) kamar mandi untuk 1-10 tempat tidur, dengan penambahan 1 (satu) kamar mandi untuk setiap 10 temp at tidur. Dianjurkan tanpa bak mandi, tetapi menggunakan shower (pancuran). Sehingga dapat mencegah pertumbuhan larva nyam uk penular penyakit.
1umlah tempat ti dur
lml Kamar mandi /We minimal
l.
1-6
1
2.
7 -14
2
3.
15 24
3
4.
25 - 36
4
5.
37 - 48
5
SelanJutnya setlap penambahan sampaJ dengan 1-10 tempat tJdur harus ditambah 1 Kamar Mandil We. Sedangkan we pengunjung l umum, sampai dengan 40 pengunjung perempuan minimal 3 we dan untuk laki-Iaki harus disediakan minimall we dan 2 Urinoir ( dan setiap penambahan pengunjung 40 perempuan dan 60 laki-Iaki harus ditambah 1 we untuk perempuan , I we untuk laki laki, dan 1 urinoir), Untuk kamar mandil we Karyawan, perbandingan jumlah karyawan dengan kamar mandi, jumlah we sebagai berikut:
a) Karyawan perempuan Jumlah karyawan
Jumlah kamar mandi/WC
sid 20
1
21-40
2
41-70
3
,
Setiap penambahan 40 karyawan harus dilambah 1 kamar mandi/WC b) Karyawan laki-Iaki Jumlah karyawan
Jumlah kamar mandi/WC
s.d 25
1
26-50
2
51-100
3
3. Tersedia wastafel dengan sabun dan air yang mengalir
II.
PENYEHATAN AIR A. Kuantitas Untuk kebutuhan air bersih diperlukan minimal 50 liter/orang/hari antara lain untuk air minum, memasak makanan, keperluan sanitasi, higiene peroranganlmandi dan wudhu . B. Kualitas (fisik, kimiawi dan bakteriologis)
l. Standar kualitas air minum sesuai dengan tabel dibawah ini : No
Jenis Parameter
I
Parameter yang berhubungan langsung den....[an kesehatan :3 . Pa.r~rne te r Mikrobiologi I) E .Coli 2) Total Bakteri Koliform I
b .Kimia an-organik I) Arsen 2) Fluorida 3) Kromium (Valensi 6) 4) Kadmium 5) Nittit, (Sebagai N0 2 -) 6) Nitrat, (Sebagai NO )-) 7) Sianida 8) Selenium 2
Parameter yang Berhubungan den.&,an Gangguan Lain a.Parameter Fisik 1) Bau 2) Warna 3) Kekeruhan 4) Rasa 5) Suhu b.Parameter Kimiawi 1) Aluminium 2) Besi 3) Kesadahan
Satuan
J umlah per I 00 ml sampel Jumlah per 100 ml sampel Mg/liter Mg/liter Mg/liter Mg/liter Mg/liter Mg/liter Mg/liter Mg/liter
Kadar maksimum yang Diperbolehkan
0
° 0,01 1,5 0,05 0,003 3 50 0,07 0,01
*C
Tidak berbau 15 5 Tidak berasa suhu udara ± 3
mg/liter mg/liter mg/liter
0,2 0,3 500
TCU NTU
4) Khlorida 5) Mangan 6) Ph 7) Seng 8) Sulfat 9) Tembaga 10) Sisa KhIor
mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter 0)
11) Amonia
mg/liter mg/liter
250 0.4 6.5-8.5 3 250 2 0,2 (min) - 0,5 (mnks) 15
2. Kegiatan Pengawasan kualitas air minum a. Pengambilan sampel air dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas kesehatan lingkungan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan yang telah bersetifikat sebagai pengambil sampel. b. Pengambilan sampel air dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili secara keseluruhan yaitu dilakukan di 3 (tiga) titik, di reservoir, di kran air dan di air siap minum. c. Pemeriksaan sampel air dilakukan oleh laboratorium yan g telah terakreditasi sebagai penguji kualitas air, seperti Balai BesarlBalai Teknik Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular (B /BTKLPPM) atau Laboratorium Kesehatan yang telah ditunjuk . d . Pemeriksaan kualitas air dilakukan 3 bulan sebelum operasional haji dan I minggu menjelang operasional haji . e. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dapat dilakukan sewaktu-waktu bila diperlukan karena adanya dugaan terjadinya pencemaran ai r yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan atau kejadian luar biasa pada jemaah. f. Pemeriksaan kualitas air secara Fisika, Kimia dan mikrobiologi dilakukan 3 bulan sebelum eprasional haji dan I ( satu ) minggu sebelum oprasional haji. g. Pad a saat operasional haji dilakukan pemeriksaan kualitas air secara mikromiologi misalnya dengan metode H2S minimal seminggu sekali pada air siap minum. h. HasiJ pemeriksaan kualitas air wajib dilaporkan, apabila dmi hasil pemeriksaan ditemukan parameter yang tidak memenuhi syarat - syarat kesehatan, maka petugas KKP segera menyampaikan rekomendasi tindak lanj ut perbaikan kualitas air kepada pengelola asrama haj i.
C. Kontinuitas (ketersediaan air setiap saat)
Air terpenuhi secara kuantitas dan kualitas (minum, keperluan sanitasi, mandi , dll)
di setiap waktu yang diperiukan
III. HYGIENE SANITASI JASA BOGA PERSYARATAN HYGIENE SANIT ASI, LOKASI, BANGUNAN. PENGOLAHAN DAN PENYIMP ANAN
A. PERSY ARA T AN UMUM
I. Lokasi : Jarak jasaboga harus jauh minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, we umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya. Pengertianjauh adalah sangat relatiftergantung kepada arah pencemaran yang mungkin terjadi seperti aliran angin dan air. Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai batas terbang lalat rumah. 2. Bangunan dan fasilitas : a. Halaman: 1). Mempunyai papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi . 2). Halaman bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat hygiene sanitasi, tidak terdapat tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus. 3). Pembuangan air kotor (li mbah dapur dan kamar mandi) tidak meni mbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya. 4) . Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangan-genangan air. b. Konstruksi: Bangunan untuk kegiatanjasaboga harus memenuhi persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku. Konstruksi selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa at au bekas yang ditempatkan sembarangan. c. Lantai: Permukaan lantai rapat air, hal us, kelandaian cukup, tidak licin, dan mudah di bersihkan . d. Dinding : 1). Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering Itidak menyerap air dan mudah dibersihkan.
2). Bila pemlllkaan dinding kena percikan air, maka setinggi 2 (dua) meter dari lantai dilapisi bah an kedap air yang perrnukaannya halus, tidak menahan debu dan berwama terang. e. Langit-Iangit : I). Bidang langit-Iangit harus menutup atap bangunan. 2) . Perrnukaan langit-Iangit temp at makanan dibuat, disimpan, diwadah i dan tempat pencucian alat makanan maupun tempat cuci tangan dibuat dari bahan yang perrnukaannya rata mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwama terang. 3). Tinggi langit-langit tidak kurang 2,4 meter di atas lantai . f.
•
Pintu dan jendela : 1). Pintu-pintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus membuka ke arah luar. 2). Jendela, pintu dan lubang ventilasi di mana makanan diolah dilengkapi kassa yang dapat dibuka dan dipasang. 3). Sernua pintu dari ruang lempm pengolahan makanan dibuat menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai , pintu rangkap dan lain-lain.
g. Pencahayaan : 1). Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif. 2). Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat menc uc i tangan intensitas pencahayaan sedikitnya 10 fc (100 lux) pada titik 90 em dari lantai. 3). Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan. 4) . Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot candle meter) • Cahaya silau bila mata terasa sakit bila dipakai melihat obyek yang mendapat penyinaran. Perbaikan dilakukan dengan cara menempatkan beberapa lampu dalam satu ruangan. • Mengukur 10 fc dengan lux meter pada posisi 1 x yaitu pad a angka 100, atau pada posisi lOx pada angka 10. Catatan : 1 skala lux = 10., berarti 1 foot candle = 10 lux. •
Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan sebagai berikut : 1 watt menghasilkan I candle cahaya sebagai sumber atau 1 watt menghasilkan 1 foot candel padajarak 1 kaki (30 ern) atau I watt
menghasilkan '/J foot candle pada jarak 1 meter atau 1 watt menghasilkan '/3 x 1'2 = 116 foot candle pad a jarak 2 meter atau 1 watt menghasilkan '/J x '/J = 119 foot candle padajarak 3 meter. Maka lampu 40 watt menghasilkan 40/6 = 6,8 foot candle pada jarak 2 meter atau 40/9 = 4,5 foot candle padajarak 3 meter. h. Ventilasil penghawaan : 1). Bangunan at au ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman. 2). Sejauh mungkin ventilasi harus cukup (± 20% dari luas lantai) untuk : a). Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas b)' Mencegah terj adinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit. c). Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan I.
Ruangan pengolahan makanan : 1). Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja pada pekeIjaannY:l oengml murl~h nan pfisipn ~ear mf'ngl-}indari k,=,mungkinan kontaminasi makanan dan memudahkan pembersihan. 2). Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter persegi untuk setiap orang bekerja. Contoh :Luas ruangan 4 x 5 m 2 = 20 m 2 . Jumlah pekerja di dapur 6 orang Jadi 20/6 = 3,3 m2 /0rang berarti memenuhi syarat. Luas ruangan 3 x 4 m 2 = 12 m 2 . Jumlah pekerja di dapur 6 orang J adi 12/6 = 2 m 2 /orang. Keadaan ini belum memenuhi syarat, karena kalau dihitung dengan peralatan kerja di dapur belum mencukupi. 3). Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban, peturasan dan kamar mandi. 4). Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemaril temp at penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari gangguan tikus dan hew an lainnya.
J. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan : 1). Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersihldeterjen. 2). Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak harus menggunakan larutan Kalium Pennanganat 0,02% atau dalam rendaman air mendidi h dalam beberapa detik.
3). Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang terli ndung dari kemungkinan pencemaran oleh tikus dan hewan lainnya. k. Tempat cuci tangan : 1). Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering. 2). Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan sebagai berikut : 1 - 10 orang = 1 buah dengan tambahan 1 (satu) buah untuk setiap penambahan 10 orang atau kurang. 3). Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan temp at bekeIj a. 1.
Air bersih : 1). Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan jasaboga 2). KU31it~s ai!" ~e!'"~~h h~!Ll~ memer!uhi ~JTlr3! sesuai deng3r! kep~l t!.!Snn mente~ kesehatan.
m. Jamban dan peturasan : 1). Jasaboga: harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat hygiene sanitasi serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia. 2). Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut : J umlah karyawan : 1 10 orang 1 buah 11 25 orang 2 buah 26 50 orang 3 buah dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang.
3). Jumlah peturasan harus mencukupi sebagai berikut :
J umlah karyawan : 1 30 orang 1 buah
31 60 orang 2 buah
dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 30 orang.
n.
Kamar mandi : 1). J asaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran mengalir dan sa luran pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing Indonesia. 2). Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1 10 orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang.
o. Tempat sampah : Tempat-tempat sampah seperti kantong plastiklkertas, bak sampah tertutup harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin
dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah. Penanggung jawab jasaboga harus memeli hara semua bangunan dan fasilitas/alat-alat dengan baik untuk menghindari kemungkinan terj adinya pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad renik, meni n gkatnya suhu, akumulasi sampah , berbiaknya serangga, tikus dan genangan-genangan aIr.
B. PERSY ARATAN KHUSUS 1. ] asaboga Asrama Haj i : a. Persyaratan: 1). Memenuhi persyaratan urn um 2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut : a). Halaman: Pembuangan air kotor hams dilengkapi dengan grease trap (penangkap lemak) sebe!um dial!rl::an ke sep!i~ !:,mk atau temp3t pe~~t::l~gcr. lainnya. b) . Lantai: Perternuan antara lantai dan dinding tidak terdapat sudut mati agar rnudah dibersihkan dan tidak menjadi tempat berkumpulnya kotoran. c). Pengaturan ruang : • Ruang pengolahan makanan tidak boleh dipakai sebagai rnang tidur • Ruang pengo\ahan makanan hams dipisahkan dengan dinding pernisah yang memisahkan temp at pengolahan makanan dengan ruang lain. • Ruang pengolahan makanan harns terpisah dari bangunan untuk tempat tinggal • Memiliki ruang kantor dan ruang untuk belajarlkhusus yang terpisah dari ruang pengolahan makanan .
•
d). Ventilasil penghawaan : (1). Bila bangunan ti dak mempunyai ventilasi alam yang cukup harus
menyediakan ventilasi yang dapat memasukkan udara segar.
(2). Pembuangan udara kotor atau asap hams tidak rnenirnbulkan
gangguan terhadap Iingkungan (3) . Pembuangan asap dari dapur harns dilengkapi dengan alat pernbuangan asap (cerobong asap) yang rnernbantu pengeluaran asap dapur sehingga tidak mengotori ruangan. (4) . Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat pembuang asap dan cerobong asap.
e). Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :
(1). Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat, pem1ukaan halus dan
mudah dibersihkan (2) . Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau air panas 80°C selama 2 menit f).
Tempat cuei tangan : Tersedia tempat cuci tangan yang pennukaannya halus dan mudah dibersihkan Setiap ruangan pengolahan makanan dilengkapi I (satu) buah tempat cuci tangan yang diletakkan dekat pintu.
g). Penyimpanan makanan : Untuk penyjmpanan makanan yang cepat busuk harus tersedia sedikitnya 1 (satu) buah lem ari es (kulkas) yang khusus dipergunakan untuk keperluan tersebut. c). Ruang pengolahan makanan : (l). Tempat mema5ak makanan hams terpisah secara j elas of'.ngan tempat penyjapan makanan matang. (2). Tersedia ru angan tempat pengolahan makanan yang terpisah dari ruangan tempat penyjmpanan bahan makanan mentah (3) . Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu 10°C sampai -SoC dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai dengan jenis makanan yang digun akan. d). Alat angkut dan wadah makanan : (1). Tersedia kendaraan pengangkut makanan yang khusus dengan konstruksi tertutup dan hanya dipergunakan untuk mengangkut makanan jadi. (2). Alatltempat angkut makanan harus tertutup sempurna, dibuat dari bahan kedap air, pennukaan halus dan mudah dibersihkan. (3) . Pada setiap kotak yang dipergunakan sekali pakai untuk mewadahi makanan harus mencantumkan nama perusahaan dan nomor lzin Usaha serta Laik Hygiene Sanitasi. (4). Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak, harus mencantumkan nama perusahaan dan nom or izin usaha serta Laik hygiene sanitasi di temp at penyajian yang mudah diketahui umum e) . Fasilitas ganti pakaian : (1). Bangunan harus dilengkapi dengan temp at penyimpanan dan ganti pakaian yang cukup (2). Fasilitas ganti pakaian tersebut ditempatkan sedemikian rupa sehingga mencegah kontaminasi terhadap makanan
2. Jasaboga Pesawat Udara a.
Kriteria : Jasaboga yang melayani kebutuhan alat angkutan urnurn internasional dan pesawat udara dengan pengolahan yang rnenggunakan dapur khusus dan rnernperkerjakan tenaga kerja.
b. Persyaratan:
1). Mernenuhi persyaratan urn urn dan jasaboga Asrarna Haji
2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
b). Ventilasi/penghawaan: (I). Pembuangan asap dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat pembuang asap, cerobong asap, saringan lemak yang dapat dibuka dan dipasang UI1tuk dibersihkan secara berkala (2). Ventilasi rnangan dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan yang dapat menjaga kenyarnanan rnangan c). Fasilitas pencucian alat dan bahan : (1). Terbuat dari bahan logam tahan karat dan tidak larut dalam makanan seperti stainless steel. (2). Air untuk keperluan pencucian peralatan dan cuci tangan harns mernpunyai kekuatan tekanan sedikitnya 15 psi (1,2 kglcrn 2) d). Ruang pengolahan rnakanan : (1). Tersedia lernari penyirnpanan dingin untuk rnakanan secara terpisah sesuai dengan jenis rnakananlbahan rnakanan yang digunakan seperti daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah dengan suhu yang dapat rnencapai kebutuhan yang disyaratkan. (2). Tersedia gudang tempat penyirnpanan makanan untuk bahan makanan kering makanan terolah dan bahan yang tidak mudah membusuk (3). Rak-rak penyimpanan makanan harns mudah dipindah-pindah dengan menggunakan roda-roda penggerak sehingga ruangan mudah dibersihkan.
C. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN
1. Bahan makanan a. Bahan yang akan diolah terntama daging, susu, tel or, ikanludang dan sayuran harus baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warn a dan rasa, sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi. b. Bahan terolah yang dikemas, bahan tambahan dan bahan penolong rnernenuhi persyaratan keputusan Menteri Kesehatan yang berlaku.
2. Makanan terolah a. Makanan yang dikemas :
1). Mempunyai label dan merk
2). Terdaftar dan mempunyai nomor daftar
3). Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung
4). Belum kadaluwarsa
5). Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan
b. Makanan yang tidak dikemas :
1). Baru dan segar
2). Tidak basi , busuk, rusak at au beIjamur
3). Tidak mengandung bahan yang dilarang
3. Makanan j adi a. Makanan tidak rusak, busuk atau basi yang ditandai dan rasa, bau, berlendir, berubah wama, berjamur, berubah aroma atau adanya pengotoran lain b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlalcu c. Angka kuman E. Coli pada makanan harus O/gr contoh makanan d. Angka kuman E. Coli r~n
D. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN 1. Tenagalkaryawan pengolah makanan a. Memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan. b. Berbadan sehat yang di buktikan dengan surat keterangan dokter c. Tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, kolera, tbc dan lain-lain atau pembawa kuman (carrier) d. Setiap karyawan harus memiliki bulcu pemeriksaan kesehatan yang berlaku 2. Peralatan yang kontak dengan makanan a. Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan b. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asamlbasa atau garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan c. Bila kontak dengan makanan, tidak mengeluarkan logam berat beracun yang membahayakan yaitu : 1). Timah hitam (Pb) 2). Arsenikum (As) 3). Tembaga (Cu) 4). Seng (Zn) 5). Cadmium (Cd), dan 6) . Antimon (Stibium) d. Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang menutup sempuma
e. Kebersihannya ditentukan dengan angka kuman sebanyak-banyakn ya 100/em"' pennukaan dan tidak ada kuman E. coli 3. eara pengolahan : a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. b. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan : 1) . Sarung tangan plastik sek ali pakai 2). Penjepit rnakanan 3). Sendok garpu c. Untuk rnelindungi pencemaran terhadap makanan digunakan :
1). eelemeklapron
2) . Tutup rarnbut
3). Sepatu dapur
d. Perilaku tenagalkaryawan selama bekerja. 1). Tidak merokok 2). Tidak makan atau mengunyah 3). Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos) 4). Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya 5). Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil 6) . Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar 7). Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasaboga.
E. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI PENYIMPANAN MAKANAN 1. Penyimpanan bahan rnentah : a. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut : Digunakan untuk J enis bahan makanan 3 hari atau 1 minggu atau 1 minggu kurang kurang atau lebih a). Daging, ikan, udang _5° sid ooe -10° sid - 5°C > -lOoe dan olahannya b). Telor, SllSU dan _5 ° sid oOe > -5°C 5° sid 7°C olahannya c) . Sayur, buah dan lOoe 10°C 110°C mmuman J 2Soe 25°C d). Tepung dan biji 25°C b. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm c. Kelembaban p enyimpanan dalam mangan : 80 - 90%
2.
Penyimpanan makanan terolah : Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu 2: 10°C
3.
Penyimpanan makanan jadi : a. Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan . b. Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,SoC atau lebih atau disimpan dalam suhu dingin 4°C atau kurang. c. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam) disimpan dalam suhu -SoC sampai -1°C.
4.
Cara penyimpanan makanan : a. Tidak menempel pada lantai, dinding sebagai berikut : J arak makanan dengan lantai 15 5 Jarak makanan dengan dinding Jarak makanan dengan langit-langit b.
F.
atau langit-Iangit dengan ketentuan cm cm 60 cm
Tidak tercampur antara makanan yang siap untuk dimakan dengan bahan makanan mentah.
PENGELOLAAN MAKANAN DI LUAR ASRAMA HAJI Pengawasan dan pembinaan pengelola makanan di luar asrama haji dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku .
IV.
•
PENGELOLAAN LIMBAR A. Limbah Domestik I. Jamban / Peturasan a. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum, dan pennukaan tanah yang ada di sekitar jamban. b. Menghindarkan berkembangbiaknyaltersebarnya cacing tambang pad a perm ukaan tanah. c. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain; d. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidakmenyedapkan. e. Mengusahakan kontruksi yang kuat. f. Jarak antara jamban dan sumber air minimall 0 meter. g. Jamban yang dipergunakan sebaiknya jamban leher angsa h. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalam ~ dekomposisi. Dilengkapi dengan air yang mengalir 1. 2. Air limbah
a. Sa luran pembuangan air limbah tertutup dengan kisi ya ng terbuat logam sehingga mudah dibersihkan. b. Air limbah yang berasal dari setiap ruangan disalurkan ke instalasi pengolahan limbah ( IP AL ) sebelum di buang kesaluran pembuangan umum. c. Tidak mencemari sumber air bersih d. Tidak menyebar/meresap ke seluruh arah pennukaan tanah e. Kualitas air limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana diatur dalam Kepetusan menteri Iingkungan Hidup ) 12 Tahun 2003 Tentang B a k u M utu A Ir l'1mbah domestl'k No Parameter S atu an Kadar maksim um l. pH mg/I 6-9 2. mg/I BOD 100 3. TSS mg/I 100 Minyak 4. dan Mg/I 10 lemak
f Saluran !1embuangan air limhah memiliki kemiringar! se ua i dengan ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air. g. Dilakukan pengujian kualitas air Iimbah selama oprasional penyelenggaraan asrama haji B. Limbah medis
1. Benda tajam harus dikumpulkan 'b ersamaan, baik yang terkontaminasi ataupun tidak, dimasukan dalam kontainer. 2. Kontainer yang digunakan harus anti robek, biasanya terbuat dari logam atau plastik berdensitas tinggi dan pas dengan tutupnya. Kontainer itu harus kokoh dan impenniable agar dapat menahan benda tajam dan cairan residu yang keluar dari spuit tetap dalam kontainer. 3. Untuk menurunkan risiko kerusakan, kontiner harus taban banting (sulit dibukaldipecahkan) dan jarum serta spuit harus dibuat tidak berguna lagi . lika kontainer plastik atau logam tidak tersedia atau terlalu mabal, sebaiknya menggunakan kontainer yang dibuat dari kardus padat (WHO, 1997), kemasan tersebut untuk memudahkan pengangkutan dan harus dilapisi dengan plastik. 4. Kassalpembalut, kapas, bekas pecahan vial, flacon, botol infus dimasukan dalam temp at tersendiri. 5. Limbah medis yang berasal dari poliklinik dibawa ke tampat pengolahan limbah yang ditunjuk, tidak boleh dibuang ke tempat penampungan sementara(TPS).
C. Sampah I. Tempat sampah untuk m enampung sampah sementara dibuat dari bahan yang kuat, kedap air, memiliki permukaan yang halus di bagian dalam dan tidak mudah berkarat. 2. Sebaiknya dipisahkan tempat sampah untuk sampah basah (garbage) dengan sampah kering (waste), sampah bahan berbahaya harus dipisahkan mi s : battery bekas 3. Didalam ruangan perlu disediakan tempat sampah dalam bentuk konteiner yang kedap air dan tertutup 4. Diluar ruangan terdapat konteiner yang dapat menampung seluruh sarnpah Dari tempat sampah diruangan 5. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat mernbusuk. 6. Sampah harus sudah dibu ang dalam waktu 1 x 24 jam dari TPS. 7. Kantong sampah yang telah penuh di tempatkan di temp at yang mudah d ijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah. 8. Rasio temp at sampah di kamar 1 : 10 jemaah haji , Rasio temp at sampah di dapur 1 : 20
V.
Pengendalian Vektor A. Jenis vektor yang mungkin ditemukan di asrama haji antara lain: nyamuk. lalat, kecoak, tikus. B. Jenis Penyakit bersumber seranggalbinatang pengganggu antara lain: l. Malaria, Demam berdarah dengue, Japanese encephalitis dan ditularkan nyamuk
Ch ikungunya
2. Diare, disentri dan typhus ditularkan lalat dan kecoak. 3. Pes dan leptospirosis, ditularkan oleh tikus.
C. Persyaratan pengendalian vektor : 1. Diupayakan tidak ada hama atau vektor
2. Tindakan pengendaIian diJakukan bila : a. Ada keluhan Igangguan kenyamananlkesehatan dari jemaah di asram a. b. Pertimbangan atau kesehatan adanya hama atau vektor di asrama haji. 3. Indikator kepadatan vektor : a. Lldt;x nyamuk Aedes atgypli . COlltailltl Index <.s % b. Index kepadatan lalat : Maksimal 8 ekor !fly grill (100 x 100 cm) dalam pengukuran 30 menit. c. Index kepadatan kecoak : Maksimal 2 ekor Iplate (20 x 20 cm) dalam pengukuran 24 jam. d . Tikus: Srtiap ruangan di asrama haji harus bebas tikus. 4. Cara pelaksanaan pengendalian vektor di asrama haji : Pengendalian vektor di asrama haji dapat dilakukan secara non kimia (fisikimekanis/lingkungan) dan kimia a. Non kimia .
l)Nyamuk
a) Pembersihan genangan air yang berpotensi sebagai tempat perkembang biakan nyamuk minimall minggu sekali b) Pembersihan semak c) Pengamatan terhadap keberadaafi nyamuk di asrama embarkasi d) Penggunaan repelent bagi jemaah haji e) Penggunaan penerangan yang cukup f) Tidak menyediakan temp at menggantung baju kotor dibelakang pintu kamar g) Lemari pakaian tertutup
2) Lalat a) Menghilangkan tempat perkembang biakan lalat di lokasi yang potensial di asrama haji mis: mencegah adanya bau yang dapat merangsang lalat. b) Mencegah kebersihan lingkungan agar tidak ada pen umpukan sampah dan sisa-sisa makanan dari dapur. c) Pemasangan perangkap dan umpan d) Pengawasan terhadap kebersihan ruangan dan tempat pengeJolaan makanan e) Membuat lingkungan yang berudara sejuk, lantai dan dinding kering dan bersih dan bebas dari barang yang bergantungan f) Suhu makanan yang akan disajikan > 46°C g) Menggunakan perangkap cahaya (light trap with electrocutor ) berwarna biru(sinar ultraviolet) h) Tersedianya perangkap lem (sticky tapes yaitu umpan kertas lengket), lampu elektronik perangkap yang dapat mematikan lalat (insect killer) i) Menggunakan fly trap (perangkap lalat)
j) Pemasangan kawat kasa pada pintu, jendela dan lobang angm
(ventilasi) k) Pembuatan pintu dua lapis I) Mengalirkan angin yang kencang pada dinding atas sampai bawah pintu sehingga lalat ! serangga terjatuh bila masuk kedalam ruangan. m) Penggunaan insektisida yang diizinkan untuk pengendalian lalat n) Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah > 2 ekor / block grill perlu dilakukan pengendalian dengan insektisida 3) Kecoak a) Kebersihan dapur dan tempat sampah
•
b) Bahan-bahan makanan harus terbungkus rapi dalam konteiner, tidak ada remah-remah rn akanan dilantai c) Adanya papan peringatan untuk tidak makan dikamar dan ruang istirahat Saluran air, selokan, air minum dan peralatan makan harus tertutup d) Pengendalian dengan umpan dan perangkap e) Pengendalian dengan bahan kimia yang dizinkan untuk kec oa.
4) Iikus a) Semua pintu dan ventilasi tidak memiliki celah seukuran tikus dewasa b) Sisa makanan dan sampah dikelola dengan baik c) Saluran pembuangan air limbah yang berhubungan dengan kamar mandi ditutup dengan saringan. d) tikus ( perekat tikus, penjepit tikus dan racun tikus ) e) Pemeliharaan bangunan secara berkala b. Kimia 1) Melakukan penyemprotan, pengasapan, perangkap umpan, membubuhkan larvasida. 2) Menggunakan bahan kimia pestisida /insektisida yang diizinkan untuk nyamuk, lalat, kecoak, tikus dan serangga atau pengganggu lainnya).
•
S Teknik pengukuran/ pengamatan v~ktl)r di
b. Frekwensi pemantauan : Pengamatan vektor: nyamuk, lalat, kecoak dan tikus dilakukan 1 minggu sebelum operasional haji dan setiap minggu pada saat operasional haji. c. Cara pengamatan vektor 1) Kepadatan lalat : a) Alat: flygrill dan counter b) Cara kerja : • pengukuran berdasarkan bionomiklperilaku lalat
• Siapkan alat (flygrill dan counter) • Tentukan lokasi pengamatan • flygrill diletakkan pada tempat sampah atau lokasi yan g diduga potensial lalat. • Menghitung jumlah lalat yang hinggap pada flygrill kh usllsnya pada bagian flygrilll yang bersudut tajarn selama 30 detik, sedikitnya 10 kali Perhitungannya 10 kali 30 detik), 5perhitllngan yang tertinggi dibuat rata-rata. 2) Kepadatan kecoak. a) Alat: Plate ukuran 20 x 20 cm dengan ketebalan 1 cm dan pennukaan rata. b) Cara kerja : • Pengukuran kepadatan lalat berdasarkan bionomik/perilaku lalat. • Menyiapkan alat • Tentukan lokasi pengamatan (dapur, kamar mandi, gudang, Jisb yang diliuga lernpal porensial kecoak. • Pengamatan secara visual dengan melihat adanya kotoran atau kapsul telur (ooteka) kecoak. • Letakkan plate yang seluruh pennukaan diberi attractant. • Biarkan selarna 24 jam • Hitung banyaknya kecoak yang menempel di pennukaan plate. 3) Kepadatan nyamuk Aedes a) Alat : Entornologi kit
Jentik nyamuk Aedes: senter, gayung, pipet,
counter dlsb
. b) Cara keIja : • Menyiapkan alat • Tentukan lokasi pengarnatan • Hitung banyaknya temp at penampungan air bersih yang ada di dalam dan diliar as ram a haji . • Arnati dan catat jumlah countainer yang terdapat jentik Aedes . 4) Kepadatan tikus. a) Alat : Senter, alat-alat tulis, tas lapangan, fonnulir pengarnatan tikus. b) Cara kerja • Menyiapkan alat • Tentukan lokasi pengamatan (di dalam dan diluar) ban gunan asrama haj i
• Pengamatan secara visual dengan melihat tanda-tanda keberadaan tikus (Iubang tanah, bangkai tikus, kotoran tikus, bekas keratan. • Amati dan catat dalam fonnu lir pengamatan • Indikator : Karena Asrama haji harus bebas tikus, maka setiap titik pengamatan tidak terdapat tanda-tanda kepadatan tikus. Apabila salah satu titik pengamatan terdapat tanda-tanda keberadaan tikus dilakukan upaya pengendalian.
KUESIONER
PEDOMANPENNYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN ASRAMA HAJJ
DI INDONESIA
DlREKTORAT JENDERAL PP DAN PL
DEPKES RI
2009
Variabel Penilaian
No
1.
2. 3.
4. 5.
Kegiatan Sanitasi Niiai Tiap Asrama Haji Item Kesling A srama Haji 1,25 6,66 " Penyehatan Sanitasi Air Pengawasan Jasa Boga I 5,00 Pengelolaan Limbah I Pergendalian Vektor 14,28
Total
Total
80 15
100 100
-
20 7
I
-
100 100
Nilai + Jumlah Nilai Penyehatan Sanitasi Air + Jumlah Nilai Pengelolaan Limbah + Jumlah Nilai Pengendalian Vektor
= Jumlah
4
I HasH:
Jumlah Item
85 - 100 Baik Sekali . 75 - 84 Baik 65 - 74 Cukup < 65 Kurang
Nama Embarkasi Alamat Tangal Pemeriksaan Nama Pemeriksa l. 2. 3.
4. 5. 6.
I.
Penyaratan Kesehatan Lingkungan Asrama Hajj NO VARIABEL
KOMPONEN
YANG DINILAI
1
4
2
1 Lantai a. Kuatlutuh b. Bersih c. Pertemuan lantai dan dinding berbentuk konus/!er!gkung d. Kedap Air e. Rata f. Tidak Licin g. Mudah dibersihkan
2
Dinding
a. Rata b. Bersih c. Berwama Terang d. Mudah dibersihkan
3
Ventilasi
a. Ventilasi alam, lubang ventilasi minimum 15 % luas lantai b. Ventilasi mekanis (fan, AC, exhauster)
4
Atap
a. Bebas serangga dan tikus b. Tidak Bocor c. Mudah dibersihkan
5
Langit-Iangit
a. Tinggi langit-Iangit minimal 2.7 dari lantai b. Kuat c. Berwama Terang d. Mudah di bersihkan
6
K onstruksi
a. Tidak ada genangan air
ill
YA
TIDAK
5
6
g. Kelembaban 40 - 70% h. Tingkat kebisingan :::: 75 dB (A) I. Tersedi
safety box (untuk limbah
tajam)
J. Tersedia temp at sampah untuk limbah medis padat (kasa) tisu, perban, vial, flacon dsb) 14
Kamar Mandi
a. Kamar mandi harus mencukupi kebutuhan paling sedikit I (satu) buah untuk 1-10 orang, dengan penambahan 1 (satu) buah untuk setiap 20 orang. b. Menggunakan shower (pancuran). kamar mandi tidak c. Letak berhubungan langsung dengan dapur d. Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau (water seal) e. Ventilasi berhubungan langsung dgn udara luar
f. Kamar mandi perempuan terpisah
laki-laki
dan
g. Tersedia wastafel dengan sabun
15
Kamar Tidur
a. Dinding, pintu, jendela pandang dilengkapi tirai
tern bus
b. Perbandingan TT single : Luas lantai
Jumlah TT : Luas lantai Jumlah TT
L. lantai Min (M2)
1
4,5
2
8
3
12
4
16
5
20
c. Tingkat kebisingan :::: 40 dB (A)
II
lI====h=~=~=~
16
Dapur
a. Luas lantai 2 m2 untuk setiap pekerja didapur, Kemiringan lantai I - 2% terbuat dari Bahan lantai kuat, rata, kedap aIr, tidak liein dan mudah dibersihkan b. Nat pada dinding dan lantai harus terisi penuh, dengan perbedaan nat antara dinding dan lantai tidak lebih dari 1 nun c. Aliran udara dalam dapur 15 kali per
jam atau 28 liter per menit d . Ventilasi minimal 20% dari lantai
luas
e. Ventilasi diberi kawat kasa fan exhaust f. Terdapat iTIembuang udar" 1;:o~or
untuk
g. Dinding terbuat dari porselen atau keramik mini mal 2 m dari lantai
h. Dinding tidak mudah menyerap air (water tight), tidak berj am ur/eendawan I. Ukuran
bidang kerja didapur memiliki tinggi 90 em dan jangkauan depan 75 em.
J. Tinggi tempat peralatan
~
150 em
k. Asap dapur disaring dengan saringan lemak (grease filter) yang dilengkapi dengan hood (penangkap lemak)
1. Pintu luar minimal Iebar 100 em, dibuat membuka keluar (outway), I ukuran pintu antar ruang minimal 80 em dan membuka kedua arah (two ways) m.Pintu dibuat menutup sendiri (self closing) untuk memperlanear lintasan barang n. Semua pintu penghubung dapur dibuat tembus udara dilengkapi kasa penahan serangga dan tikus ( insect and rodent proof)
o . Jarak daun pintu kealntai < 5 mm p . Pintu yang berhubungan dengan kamar mandi (We) harus melalui ruang antara (outdoor hreakable) q . Tersedia tempat sampah yang yang tertutup dan kedap air (terpisah antara sampah organik dan anorganik). r. Tersedia wastafel dengan sabun
•
17
Ruang Makan
a . Setiap kursi tersedia ruangan minimal O,85m2 b . Pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka kearah luar. c . Harus terhindar dari pencemaran I
d. Tidak bGleh berhubungaI! 1augS\.Ilig dengan jamban / Wc , peturasan / Urinoir, kamar mandi
e . Bebas dari serangga serangga lainya.
f. Tersedia
tikus
dan
wastafel dengan jumlah yang disesuaikan, tersedia sabun dengan air yang mengalir.
II. Penyehatan Sanitasi Air NO
Variabel
I
KornDonen vllnadinilai 3
~
1
2
1 PDAM
2 Sumur galilPompa 1
Sumber air minum
•
3 Depot Air Minurn ( air isi ulang )
3 Air kemasan I
1 AIr mengahr lancar dan cukup dlsetlap keperluan (dapur, kamar mandi, westafel, 2
Ketersedian air
It emnllt wlIrlhll rlln,
2 K eperlt!~r !.!~!"..!!:: rri!1~:r: ~el~!u tcrsedi~
1 Tidak berwama «15 TCll) 2 T idak berasa dan bau
3
Persyaratan fisik
3 Tidak keruh « 5 NTU)
4
0
Temperatur (suhu udara i 3 C) I Air minum dim 100 ml tidak ada E. Coli atau Faces Coli 4
Persyaratan bakteriologis
2 Air yang masuk dalam distribusi dim 100 ml tidak ada E.Coli atau Faces Coli 3 Air dalam jaringan distribusi dim lOO ml tidak ada E.Coli atau Faces Coli
5
Persyaratan Kimia
1 Tidak ada parameter yang berhubungan lansung kesehatan melebihi persyaratan 2 Tidak ada parameter yang berhubungan dengan gangguan lain yang melibihi persyaratan
YA
TIDAK
4
5
Pengawasan Jasa Boga
3.
Pemeriksaan penyelenggaraan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan menggunakan fonnat dibawah ini : NA MA PERUSAHAAN
•
ALAMAT
KOTA
KECAMATAN
DES N KELURAHAN
Dari hasil pemeriksaan hari ini, objek yang bertanda (X) menunjukkan peJanggaran dari persyaratan dan harus diperbaiki sampai waktu pemeriksaan berikutnya atau dalam waktu yang singkat yang dicatat oleh petugas di bawah ini. Kelalaian dalam mentaati nasehat yang diberikan ini dapat menyebabkan dicabutnya Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga. ( ....
....... .. ) OBJEK KRITIS YANG SEGERA MEMERLUKAN PERBA1KAN
I
I :..::
Ul
@ 0
x
I
I
:..::
f
0
c:I
0
..,
Ul
U RA I A N
0
c:I
X
c:I
0
0
c:I
U RAIAN
c:I
I
KARYAWAN
MAKANAN (II )
5
Kesehalan karvawan .
Wadahlkemasan asli. berlabel
(12)
5
Kebersihan dan~erilaku .
PERLINDUNGAN
( (3 )
I
Pakaian bersih. kuku dan rambut dipolon g pendck dan bersih .
( I)
5
Sumber dari keutuhan makanan.
2
I
MAKANAN (3 )
5
Suhu, penyimpanan, peracikan pcrsiapan dan penyajian scna pengangkutan makanan.
PERALATAI'i MAKANAN DAN MASAK ,
3
Peralatan yang pemlukaannya tidak dengan makanan.
15
I
Perala tan yang pemlUkaannya tidak kontak de~an makanan.
Suhu pelunakan makanan beku (thawing)
16
2
Fasilitas pencucian ptring dan alat makan masak .
4
Perlindungan makanan matang
17
I
2
Perlakuan terhadap makanan selama tahap penyimpanan, persiapan, pentajian & pengangkutan.
Tersedia alat pengukur desinfektan pencucian.
18
I
Pcralatan yang di gunaknn sckali _pakai.
19
2
Cara pemakaian alat yang han YJ c..ligunakan sekali pakai
20
I
Tah3.Jl..an awal..r.cncucian
21
2
Alat lInluk pcmhilasan p encucian .
(4)
4
Pengaturan suhu ruangan produksi.
5
I
Tersedia termometer yang berfungsi dengan baik .
6
2
(7) 8
9
2
Konlak langsung anggota lubuh dengan makanan dan es.
10
I
Pcnyimpanan peralatan lInluk pembagi makanan.
14
I
I
~
t0 cc 0
::<:
I.J-!
ill
x
0
W
ill 0
URAIAN
t 0
cc cc
0
URAIAN
0:1
•
34 I
X
(22)
4
Desinfektanltindakan pencucian.
l' -~
I
Penirisan dan pengeringan
24
2
Peralatan makanlmasak yang konlak dengan makanan.
25
I
26
J
Penyimpanan dan pcrlakuan alaI makan dan masak.
5
(35)
4
4
36
2
Konslruksi. pemeliharaan tisik dan kebersihan lantai.
37
1
Konslruksi. pcmeliharaan tisik dan kebcrsihan dinding dan langil. lanl:il.
Sumber air dengan air panas .
Pembuangan air kOlor/limbah.
PENCAHAYAAN
38
1
J
(30)
5
(31 )
4
32
2
Pemasangan dan konslruksi perpipaan. Tidak le~adi hubungan pipa air bersih dan air kolOr.
2
i
39
I
Pcnghawaan cukup baik KAMAR PAKAIAN
40
1
Pcnyediaan ddan pemcliharaan kamar ganti pakaian. LAIN-LAIN KEGIATAN
FASILITAS CUCI TANGAN &
TOILET
41
5
Penanganan bahan berbahaya.
Konslruksi, jumJah tempal cuci langan dan pemeliharaannya,
42
I
Pemeliharaan bangunm
43
I
Bangunan lerpisah scmpuma dari lcmpal tidur dan tcmpat cuci pakaian
44
1
Secara umum terl ihat kesan bersih. rapih dan tcmtu r.
Konslruksi, Jelak kamalloilel dan pemeliharaannya. PEMBUANGAN SAMPAH
33
Pencahayaan cukup haik. PENGHAWAAN
PERPIPAAN
29
Terhindar dari serangga. likus dan hewan Jainnya. LANTAI. DINDING DAN LAi./GiT-LANGiT
AIR KOTOR
(28 )
Halaman luar. sekilar hangunm dan kebersihan. PENGAWASAN SERANGGA TIKUS DAN HEWAN LAINNYA
Peralalan makanlmasak yang lidak kOnlak dengan makanan.
AIR BERSIH
(27)
I
sanilasi
JumJah konslruksi dan frekwensi pembuangan sampah .
100
A. PETUNJUK PENGAWASAN HYGIENE SANITASI JASABOGA FORM JB. 3
I.
CARA PENGISIAN
Setiap penyimpangan yang ditemukan diberikan tanda % pada ,kolom yang tersedia. Untuk obyek yang memenuhi persyaratan kolom X dikosongkan
II. CARA PENILAIAN
Penilaian adalah merupakan jumlah penyimpangan yang terjadi yaitu dengan cara menjumlahkan nilai bobot yang bertanda X
It
nilai pemeriksaan : 100 = jumlah penyimpangan (dalam %)
. III. SARAN PERBAIKAN
Setiap penyimpangan dari persyaratan harus dapat diperbajki. 1.
Semua penyimpangan pada obyek yang berbobot 4 dan 5 harus segera diperbaiki tanpa melihat nilai pemeriksaan (score). Obyek ini segera dapat diperbaiki selama lamanya dalam waktu 10 (sepuluh) hari. 2. Jika nilai pemeriksaan (score) mencapai 85% lebih (penyimpangan antara 15 atau kurang), maka semua penyimpangan yang berbobot 1 dan 2 harus dapat diperbaiki segera sampai waktu pemeriksaan. 3. Jika nilai pemeriksaan (score) mencapai 70-85% (penyimpangan antara 16 - 30) maka obyek yang berbobot 1 dan 2 harus dapat diperbaiki segera tidak lebih dari 30 hari. 4. Jika nilai pemeriksaan (score) di bawah 70% (penyimpangan di atas 30) maka kepada pengusaha diminta untuk menghentikan kegiatannya, dan segera memperbaiki diri dalam waktu 24 jam. Bila tidak dapat memenuhi peringatan tersebut dapat berakibat pencabutan semen tara izin usaha dari Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota. IV. URAIAN DETAIL TIAP OBYEK PENGAWASAN 1. Sumber makanan merupakan tempat yang telah diawasi atau terdaftar. Keutuhannya baik, layak, tidak rusak, busuk atau jelas merupakan makanan manusia. 2. Wadah orisinil, kemasan asli, mempunyai label dan telah terdaftar. 3. Suhu penyimpanan sesuai dengan persyaratan untuk setiap tahap dan jenis makanan daging _5°C, ikan O°C, sayuran 1Q°C buah dan minumam 10°C - 15°C. 4. Tersedia AC yang berfungsi, kipas angin, jendela yang- terbuka atau exhauster. 5. Tersedia termometer yang dapat memantau suhu ruangan penyimpanan atau alat penyimpanan. 6. Suhu pencairan makanan secara perlahan pada suhu 10°C sampai kekenyalan makanan jadi menjadi normal kembali (thawing) 7. Makanan terhindar / ditutup dari cemaran debu, kotoran serangga atau hewan lain . Makanan yang sudah sisa tidak disimpan untuk disajikan ulang, tetapi dipisah dan tidak untuk disajikan .
58
8. Makanan diperlakukan secara hati-hati dalam mengolah , membawa, menyimpan dan mengangkut makanan, seperti memindah makanan, membagi. mewadahi dalam dos , hidangan dan lain-lain . 9. Menangani makanan malang dan es dengan alai pengaman seperti sarung langan khusus I plastik yang bersih atau alai lainnya . Makanan mentah yang masih akan dimasak I dipanaskan secara lerbalas dapal dipegang dengan tangan . 10. Sekop es cream, sendok, pisau pemolong disimpan dengan baik dan lerlindung kebersihannya . 11 . Karyawan lidak berpenyakit seperti kulil, infeksi nafas, bisul, koreng, baluk-baluk alau kalau luka lerbuka harus segera ditutup dengan plester lahan air . 12. Tangan dicuci bersih, peril aku yang sehat seperli tidak memegang rambul , hidung, kuping , gigi I mulut atau bagian tubuh lainnya. Kuku pende,k, bersih, lerhindar dari bersin dan sebagainya. 13. Pakaian sebaiknya seragam, bersih, rambul dipotong pendek atau tertutup topi . 14. Kebersihan peralatan, konstruksi , pemeliharaan dan perletakannya bebas dari noda, karat, sisa makanan, kerusakan I penyok dan aman digunakan, serta lidak menyebabkan bahaya atau kecelakaan selama pemakaian . 15. Kebersihan, konstruksi. pemeliharaan dan ~erletak;:!nny;:! Terbeb
alai pengukur tekanan sId 15 psi
18. Penyediaan, penyimpangan yang terlindung dari cemaran I debu dan berada dalam keadaan terkemas serta cara pembagiannya langsung untuk pemakai. 19. Tidak pernah menggunakan alat yang sekali pakai untuk dipergunakan ulang walau,pun telah dicuci kembali. 20. Tersedia bak pencuci awal tersendiri, dilaksanakan proses pemisahan sampah sebelum pencucian, dilakukan perendaman I pengguyuran serta penggosokan detergent I bahan pembersih lain. 21. Keadaan air bersih secara fisik , dialirkan melalui saluran dan suhu normal. 22 . Tersedia bak I lempat desinfeksi tersendiri dan dijaga kebersihannya. Desinfeksi air panas dengan suhu minimal 80 - 100°C, atau chlor aktif dengan kadar 50 - 100 ppm . 23. Tempal penirisan, lap pengering dijaga kebersihannya, bahan lap lidak menimbulkan noda I sisa benang, tempal penirisan bebas kumulasi debu I endapan. 24 . Konstruksi, keutuhan bentuk dan kebersihannya yang bebas dCiri sisa-sisa makanan I lemak dan bahan pencuci. 25. Kebersihannya secara umum dan bebas dari sisa-sisa bahan pencucian. 26 . Cara penyimpanan lerlindung dari pencemaran , ruangan penyimpanan yang tidak mudah berdebu, rak-rak alau tempal penyimpanan yang bersih dan ditata teratur sehingga lerlihat apik. Ruangan bebas dari lalal, kecoa , tikus dan hewan lainnya. 27. Sumber air panas dialirkan melalui saluran I kran, demikian pula sumber air dingin .
59
28. Saluran tertutup, pengalirannya lancar, tidak menimbulkan rembesan di permukaan tanah I genangan atau lembab. Air kotor dibuang ke sarana sendiri atau ke riol I got kota. 29. Sambungan yang baik tidak bocor, bebas hubungan dengan pipa air kotor atau sumber pengotoran lainnya. 30. Pip a air bersih terlindung dari kebocoran , hubungan langsung dengan pipa air kotor, air bak yang membalik atau terkontaminasi air kotor lainnya. 31 . Tempat cuci tangan bersih, berfungsi, dilengkapi sabun dan pengering tangan dan disediakan tempat sampah yang tertutup dan dipelihara kebersihannya . 32 . Kamar toilet dilengkapi dengan pintu yang dapat menutup sempuma, dinding rapat air, dipelihara secara fisik dan kebersihannya, serta tidak pernah ada kotoran di lubang WC. Dilengkapi tempat cuci tangan dan bak sampah tertutup. 33 . Bak sampah tersedia cukup memadai dan diberi tutup, dipelihara kebersihannya, tidak dapat dijamah lalat, tikus atau hewan lainnya . Dibersihkan sesering mungkin dan setiap hari dikosongkan dari sam,pah. 34 . Halaman bersih, tidak ada tumpukan sampah, puing atau barang-barang tidak terpakai lainnya. Permukaannya kering dan bebas genangan I comberan . 35. Semua konstruksi bangunan dirancang anti lalat. kecoa dan tiki IS maurun hAW<'!fl lain seperti burung atau hewan pengerat, seperti bahan yang tidak berlubang, celah sempit atau dinding rangkap atau ventilasi yang terbuka tanpa screen ataupun lubang-Iubang pembuang air limbah. 36 . Lantai dibuat dengan konsruksi yang kuat, aman dengan bahan tegel , parselen atau keramik I bahan ked'ap air. Pemeliharaan fisik diselenggarakan secara teratur dan terus menerus , seperti perbaikan yang rusak, pecah dan sebagainya . Kebersihannya dijaga setiap saat dan selalu kering dan tidak licin . 37. Dinding dan langit-Iangit dibuat dengan konstruksi dan design yang aman, kuat dan tidak lembab dan tidak menyerap debu. Bagian dinding yang kena percikan air dilapisi tegel, porselen atau keram ik I bahan kedap air lain setinggi percikan (Ik. 2 meter). Pemeliharaan fisik diselenggarakan dengan baik dan terus menerus , seperti perbaikan kerusakan , pecah, lepas dan sebagainya .
•
Kebersihan dijaga setiap saat dan selalu dalam keadaan kering . Penghawaan alam melalui jendela terbuka atau lubang angin dan cukup memberikan sirkulasi udara dengan baik. 38. Cahaya alam melalui jendela I genteng kaca yang meneruskan sinar cukup menerangi ruangan kerja. Cahaya buatan cukup terang tetapi tidak menimbulkan panas yang mengganggu . Kuat penerangan cahaya buatan dengan lampu yang dipasang paralel (bukan tunggal) sedikitnya 40 - 60 watt, dan jumlah berdasarkan luas ruangan . 39 . Suhu ruangan cukup nyaman, dan tidak mengganggu dalam bekerja, atau terlalu panas sehingga tubuh selalu berkeringat sehingga dapat mencemari makanan. Dapat menetralisir bau-bau yang mengganggu pernafasan. Penghawaan buatan dengan memasang alat blower, AC atau exhauster fan atau kipas angin biasa. 40. Ruangan ganti pakaian tersedia dengan kotak penyimpanan pakaian (locker). Kebersihan dan kerapihannya dipelihara rutin , demikian pula pencah ayaan, penghawaan dan suhu ruangan . 41 . Racun, pestisid'a dan bahan kimia lainnya yang berbahaya disimpan tersendiri terlindung dengan aman dan penyimpanannya memakai tanda. Bahan yang disimpan
60
IV. PENGOLAHAN LlMBAH
NO
Variabel
Komponen ~an, dinll_.
YA
TIDAK
2
3
4
5
1 1
Limbah domestiR Ilamban dari leher angsa dan dilengRapi dengan air penyiraman dan untul:l pembersih badan yang CURUP 2 Rasio I : 10
a. lamban ~
I I
J
3 Tersedia septic tanR dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat I:lesehatan 4 Septic t anl:l jauh dari sumber air minimal 10 meter) I Seluran pembuangan air limbah tertutup dengan I:lisi dari logam. 2 Air limbah mengalir lancar 3 1Tidal:l mencemari sumber air 4 Tidal:l m enyebar I:le seluruh permul:laan tanah ~
b. Air limbah
5 Saluran pembuangan air limbah mempunyai I:lemiri ngan yang sesuai dengan I:letentuan 6 IAdanya instalasi pengolahan air lim·b ah 7 Kualitas air limbah outlet memenuhi baRu mutu yang LditetaoRan 8 Pengujuan I:lualitas air Iimbah diiaRuRan selama operasional asrama haji 1 Tenedia tempat pembuongan limbah benda tajom (safety box) yang anti robeR, sehingga dapat menahan benda tajam dan cairan residu
2
Limbah Medis
2 Tersedi a tempat pembuangan I:lassa/pembalut, beRos vial, flacon, dan botol infus 3 Limbah medis dari polil:llinil:l dibawa Re tampat pengolahan limbah medis yang · ditunjul:l, tidaR boleh dibuang I:le tempat pembuangan sementara (TPS)
.
.3
Sampah
1 Tempat sampah untul:l menampung sampah sementara dibuat dari bahan yang I:luat, Redap air, memilil:li permuRaan yang halus dibagian dalam dan tidaR mudah berRarat.
2 Sebail:lnya dipisahl:lan tempat sampah untuR sampah basah dengan sampah I:lering, sampah bahan berlbahaya harus dipisahl:lan.
3 Mempunyai tutup dan memaRai I:lantong plastil:l Rhusus untuR sisa-sisa bahan mORanan dan maRanan jadi yang cepat membusuR. 4 Sampah harus sudah dibuang dalam waRtu 1 x 24 jam
5 Kantong sampah yang telah penuh di tempatRan di tempat yang mudah dijangRau oleh Rendaraan pengangl:lut sam poh .
l
·
V. PENGENDALlAN- VEKTOR
NO
Variabel I
1
2
Komponen cfinilai
VA
TIDAK
3
4
5
~an,
F. Pen,encfallan Velttor 1 Diupayakan bebas jentik nya muk Aedes (AB] di Asrama haji tidak melebihi 5 %)
bebas lalat, kecoak. tikus dan pengganggu lainnya
2 Diupayakan
..
binatang
I 3 Kontruksi bangunan tidak memungkinkan sebagai tempat
masuknya Iperkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoak , tikus
4· Tempat
penampungan sampah tidak sebagaitempat perkembangbiakan lalat
memungkinkan
5 Insektisida yang digunakan untuk pengendalian vektor
memiliki toksisitas rendah terhadap manusia, dan tidak persisten 6 Tempat penampungan air/genangan air di dalam dan lingkungan asrama haji tidak terdapatjentik nyamuk I ,
7 Index lalat dan kecoak di Iingkungan asrama haji memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan perundangan yang berlaku.