Pedoman Farmers’ Life School Penulis:
Petani sawah Kambodia asal Provinsi Kampong Chhnang, Pursat, Battambang dan Banteay Meanchey Ou Chhaya Ketua Tim, Proyek Sekolah untuk Pedesaan World Education, Kambodia Jacques du Guerny Wakil Presiden Komite Ilmiah CICRED Research Program on Inter-relations between Population, Development and the Environment (PRIPODE), disponsori Departemen Luar Negeri Prancis Richard Geeves Pakar Pendidikan World Education, Kambodia Masaya Kato Penasihat Pendidikan World Education, Kambodia Lee-Nah Hsu Manajer Program HIV dan Pembangunan Asia Tenggara UNDP
Dikompilasi oleh: Michelle Mah Manajer Program HIV dan Pembangunan Asia Tenggara UNDP
Membangun Ketahanan HIV Regional Program HIV dan Pembangunan Asia Tenggara UNDP
Januari 2004
Hak Cipta © UNDP, FAO 2004 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. Dicetak di Thailand. Hak cipta United Nations Development Programme dan Food and Agriculture Organization Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hak cipta dilindungi undang-undang. Isi dapat dikutip, direproduksi atau diterjemahkan sebagian atau seluruhnya, dengan syarat bahwa sumber bahan diakui. Isi tidak boleh direproduksi untuk tujuan komersial tanpa persetujuan tertulis dari UNDP dan FAO. Informasi korespondensi: Lee-Nah, Manager Building Regional HIV Resilience UNDP South East Asia HIV and Development Programme Marcela Villarreal Focal Point bidang HIV/AIDS Food and Agriculture Organization Alamat email
[email protected] [email protected]
Rancangan sampul:
Vincent Fung
ISBN:
974-91708-1-4
Pandangan yang dikemukakan dan istilah yang dipakai di sini tidak mutlak mewakili pandangan dari negara-negara anggota Badan Eksekutif UNDP atau lembaga-lembaga sistem Perserikatan Bangsabangsa yang disebutkan dalam terbitan ini. Penyebutan dan istilah yang dipakai dan penyajian bahan tidak menyiratkan pendapat apapun dari Perserikatan Bangsa-bangsa menyangkut status hukum negara, wilayah kota atau daerah, atau aparat pemerintahannya, atau garis perbatasannya.
i
KATA PENGANTAR Ancaman wabah HIV/AIDS berpotensi menghancurkan tatanan sosial masyarakat kita. Masyarakat petani di daerah pedesaan termasuk yang paling rawan terhadap ancaman ini dan keamanan rumah tangga dipertaruhkan. Sebagai tanggapan terhadap tanda-tanda peringatan di Asia, suatu upaya bersama antara Program Pengendalian Hama Terpadu FAO (FAO-IPM) dan Program HIV dan Pembangunan Asia Tenggara UNDP (UNDP-SEAHIV) selanjutnya melahirkan Famers' Life School. Prakarsa ini berawal pada tahun 2000 dengan satu tujuan yang berani: dari masyarakat petani yang paling miskin di Asia Tenggara datang inovasi oleh petani dan untuk petani. Buku pedoman ini mendokumentasi proses pemberdayaan dimana petani memutuskan sendiri bagaimana mereka membangun ketahanan, termasuk ketahanan terhadap resiko HIV/AIDS. Hari ini, prakarsa ini merupakan gerakan yang secara kontinyu merambah ke masyarakat pedesaan lainnya di Kambodia. Pedoman pelatihan ini merupakan hasil proyek Famers' Life School1 yang aslinya diujicobakan di Kambodia telah menarik perhatian yang cukup besar dari dunia internasional. Pedoman ini diterjemahkan dari bahasa versi asli yang dikembangkan masyarakat petani dalam bahasa Khmer untuk pelatihan di Kambodia. Oleh karena itu, latar belakang situasi yang mengambil tempat di Kambodia serta bahasan yang menitikberatkan petani sawah swadaya adalah khas dari segi budaya. Meski dilakukan penyesuaian di sana-sini untuk memudahkan penggunaan di negara lain, sebagian besar kekhasan pedoman ini tetap dipertahankan. Sebagai instrumen yang telah dujicobakan di lapangan, pedoman ini akan menjadi berguna sebagai basis untuk mengembangkan instrumen lainnya yang bersifat spesifik secara budaya. Agar dapat diterima dan dipahami secara penuh, pedoman ini perlu diadaptasi dengan masukan dari petani lokal. Maksud diterbitkannya pedoman ini adalah untuk membagi pengalaman milik petani di Kambodia yang akan mendorong pemikiran dan perancangan materi yang spesifik untuk tiap situasi. Tidak ada resep yang telah siap pakai. Untuk tiap masyarakat dan negara, kunci keberhasilan Famers' Life School adalah mengenali keahlian petani dan menyadarkan mereka atas keahlian mereka sendiri yang merupakan modal berharga untuk mengembangkan ketahanan mereka. FAO dan UNDP-SEAHIV berharap bahwa dengan menerjemahkan pedoman Kambodia ini ke bahasa Inggris akan mnendorong sektor pertanian, program-program AIDS dan LSM untuk membantu masyarakat petani dalam upaya mereka untuk membangun ketahanan mereka dan dengan demikian menanggulangi kerentanan mereka terhadap HIV/AIDS.
Marcela Villarreal Kepala, Population Programme Service Focal Point bidang HIV/AIDS Food and Agriculture Organization Perserikatan Bangsa-Bangsa, Roma
Lee-Nah Hsu Manajer Membangun Ketahanan HIV Regional Program HIV dan Pembangunan Asia Tenggara UNDP
1
Untuk informasi lebih lanjut tentang Famers' Life School dapat dilihat terbitan bersma FAO – UNDPSEAHIV: A Development Strategy to Empower Rural Farmers’ and Prevent HIV, January 2002, dalam bahasa Inggris: http://www.hiv-development.org/publications/HESA.htm. Terbitan ini juga dapat dilihat di http://www.hiv-development.org dalam bahasa Cina, Khmer, Burma, Lao, Thai, dan Vietnam.
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR..............................................................................................................................................ii I.
Kerangka Farmers’ Life School .................................................................................................................... 1 Latar Belakang ...................................................................................................................................................... 1 Panduan Umum Bagi Farmers’ Life School......................................................................................................... 2 Persiapan memulai Farmers’ Life School ............................................................................................................ 6
II.
Kurikulum ................................................................................................................................................... 6 Sesi 1:
Pengantar Farmers’ Life School......................................................................................................... 6
Sesi 2:
Identifikasi masalah............................................................................................................................. 9
Sesi 3:
Sistem agro-ekologis, sistem manusia-ekologis, dan pemecahan masalah ..................................... 11
Sesi 4:
Analisis Eko-Sistem Agro .................................................................................................................. 14
Sesi 5:
Observasi lapangan ........................................................................................................................... 17
Sesi 6:
Kebutuhan dan praktik keseharian orang-orang desa ..................................................................... 18
Sesi 7:
Jaringan Masyarakat......................................................................................................................... 20
Sesi 8:
Mobilisasi Sumber Daya ................................................................................................................... 22
Sesi 9:
Village Walk....................................................................................................................................... 23
Sesi 10:
Menyajikan hasil Village Walk.......................................................................................................... 24
Sesi 11:
Analisis Eko-Sistem Manusia ............................................................................................................ 25
Sesi 12:
Melakukan wawancara yang berhasil secara etis ............................................................................ 29
Sesi 13:
Melakukan Analisis Eko-Sistem Manusia ......................................................................................... 32
Sesi 14:
Menyajikan Analisis Eko-Sistem Manusia ........................................................................................ 33
Sesi 15:
Mengembangkan rencana aksi untuk kegiatan pasca Farmers’ Life School................................... 34
Sesi 16:
Menyajikan temuan-temuan kepada orang desa .............................................................................. 35
Lampiran I.
Kurikulum Farmers’ Life School .............................................................................................. 37
Lampiran II.
Contoh agenda konsultasi desa ............................................................................................. 37
Lampiran III.
Contoh formulir catatan pertemuan .................................................................................... 38
Lampiran IV.
Contoh formulir isian ............................................................................................................. 38
DAFTAR TERBITAN ............................................................................................................................................. 9
iii
I.
Kerangka Farmers’ Life School
Latar Belakang Manual ini adalah terjemahan dari bahasa Khmer berupa dokumentasi proses yang menggambarkan bagaimana Farmers’ Life School Kamboja dikembangkan. Manual ini dikembangkan oleh para petani Kamboja yang terlibat dalam proses tersebut. Tujuan penerjemahan dari bahasa Khmer ke bahasa Inggris adalah untuk membagikan pengalaman petani Kamboja yang berharga ke para petani lainnya di seluruh dunia, sehingga komunitas pertanian lainnya mungkin terinspirasi untuk mengembangkan manual mereka sendiri. Diharapkan bahwa karena semakin banyak para petani di seluruh dunia yang mulai mengembangkan Farmer’s Life School mereka sendiri, maka dimungkinkan ke depannya untuk menggabungkan dan membandingkan pengalaman-pengalaman dan mensintesiskannya ke dalam panduan Farmer’s Life Schools internasional. Untuk memahami asal-usul dan visi Farmers’ Life School, gagasan tersebut harus ditempatkan dalam konteks yang layak. Khususnya jika melihat minat yang dihasilkan oleh Farmers’ Life School, yang diawali oleh UNDP-SEAHIV dan FAO-Integrated Pest Management (IPM), kantor negara Kamboja pada tahun 2000. Proses mewujudkan gagasan unik ini menggambarkan nilai pertukaran informasi di antara berbagai disiplin ilmu, kantor, dan lembaga. Sayangnya, proses ini jarang terjadi dalam kegiatan kita sehari-hari. Gagasan Farmers’ Life School bisa dilacak kembali dari usaha orang-orang dengan latar belakang yang sangat berbeda yang mau bekerja sama, mengambil risiko, bereksperimen, dan meluangkan banyak waktu dalam visi bersama. Tujuan mereka adalah menemukan cara-cara untuk membantu komunitas pertanian tidak hanya agar merasa bahwa mereka bisa memiliki masa depan yang lebih baik, namun juga bahwa mereka bisa mengawasi perkembangan mereka sendiri. Visi Farmers’ Life School muncul dalam pertemuan informal antara tim FAO, Rome, Integrated Pest Management (IPM) -yang diwakili oleh Tony Putter, Peter Kenmore, Kevin Gallagher, dan Jacques du Guerny yang nantinya menjadi Direktur FAO Population Programme Service. Dari sini, proses Integrated Pest Management digambarkan sebagai kombinasi strategi manajemen yang ditujukan untuk memberdayakan para petani melalui Analisis Eko-Sistem Agro, yang menunjukkan bagaimana keputusan yang telah dibuat para petani bisa mempengaruhi hasil panenan mereka. Sederhana saja, serangga penyerang yang memakan hama yang merugikan panenan dapat membantu para petani karena menyelamatkan hasil panen mereka. Selama proses meningkatkan kesadaran, petani diberdayakan sebagai pusat proses pembuatan keputusan pertanian. Tetapi, aplikasi proses Integrated Pest Management tidak dibatasi oleh konsep Analisis Eko-Sistem Agro; konsep ini menjadi dasar operasional dari Farmers’ Field School, sebuah pendekatan pembangunan yang pertama kali dimulai di Asia sebelum menyebar ke Afrika. Saat ini, pendekatan ini telah meluas ke jutaan petani di seluruh dunia. Kemudian oleh du Guerny, konsep yang mendasari Agro Eco-System dan Farmers’ Field School bisa dipindah dari tanaman ke manusia, dan bisa diterapkan khususnya terhadap HIV/AIDS. Dengan membangun berdasarkan pengetahuan yang ada, maka persoalan pengembangan lainnya bisa dengan mudah diuji. Subyek manusia dalam lingkungan mereka bisa diajarkan dengan pasti seperti dalam sistem Integrated Pest Management dimana panenan dan lingkungan mereka diuji. Tim FAO Integrated Pest Management menanggapi dengan antusias dan menganggap Integrated Pest Management Farmers’ Field School di kamboja sebagai tempat paling layak untuk mempelopori gagasan. Pada bulan Desember 1999, studi kelayakan terhadap sekolah-sekolah tersebut dilakukan oleh du Guerny. Dukungan berarti dari tim IPM lokal dan pihak berwenang nasional nampaknya menjanjikan. Dukungan teknis selanjutnya dan pendanaan disediakan oleh UNDP-SEAHIV dan juga FAO.
Pedoman Farmers’ Life School Anggota-anggota lama tim tersebut yaitu Randy Arnst, Ken Kemp, Yim Vuthong, Yim Sophy, dan Moth Sokhon, nantinya Nguon Sokunthea juga bergabung, berkumpul di kantor FAO Integrated Pest Management untuk bekerjasama mengembangkan kurikulum. Proyek tersebut dipercayakan pelaksanaannya kepada tim Integrated Pest Management Kamboja. Dengan hanya dilengkapi cetak biru dan masukan penting dari para petani yang awalnya dikumpulkan dari jaringan Farmer’ Field Schools di Kamboja, metode dan konsep mengajar ini diterjemahkan menjadi pendekatan Analisis Sistem Eko-Manusia, yang menjadikan Farmers’ Life School sebagai forum pembelajaran. Tim ini secara kreatif mempelopori proyek tersebut dimana fasilitator/pelatih yang terampil yaitu Ou Chhaya, yang direkrut sebagai konsultan oleh UNDP-SEAHIV setelah menyelesaikan tugasnya di World Education, Kamboja. Hasilnya adalah kegiatan jaringan Farmers’ Life School yang aktif yang ‘dimiliki’ oleh para petani. Robert Nugent, pemimpin tim dari kantor FAO Integrated Pest Management Kamboja memberikan dorongan kuat dengan menyemangati para anggota tim Farmers’ Life School untuk menentukan strategi mereka sendiri dan memanfaatkan pengalaman para petani untuk kepentingan pembangunan. Masaya Kato dan Richard Geeves dari World Education Kamboja juga membantu mengembangkan dan menerapkan kurikulum Farmers’ Life School dan turut menyiapkan konsep awal manual ini. Saat ini, World Education dan CARE Kamboja masih mendukung konsep Farmers’ Life School dengan memasukkannya sebagai strategi kunci dalam program mereka, berfokus pada pendidikan keterampilan hidup, melek huruf, dan kesadaran HIV/AIDS bagi remaja putus sekolah. Yang paling penting, para fasilitator petani dan lulusan Farmers’ Field School memainkan peranan penting dalam menyampaikan konsep kunci yang diakrabi petani untuk menganalisis kemampuan mereka sendiri dan kemampuan masyarakat desa mereka. Ini mencerminkan transformasi Analisis Sistem Eko-Agro menjadi Analisis Sistem Eko-Manusia. Nama kegiatannya sendiri (Farmers’ Life School) disarankan oleh para fasilitator –petani dalam salah satu lokakarya pengembangan kurikulum yang pertama di Provinsi Banteay Meanchey di kamboja. Beberapa fasilitator awal tersebut kemudian menjadi pelatih di Farmers’ Life School karena program tersebut menyebar ke masyarakat lainnya dan diambil alih oleh organisasi lain. Tanpa semua para pemain kunci ini, Farmers’ Life School tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Panduan Umum Bagi Farmers’ Life School Manual ini terutama ditujukan untuk digunakan oleh para fasilitator Farmers’ Life School, oleh pengajar dewasa atau LSM dan organisasi berbasis masyarakat yang berpengalaman di bidang pembelajaran partisipatoris dan orang-orang yang tertarik dalam memperkenalkan kegiatan Farmers’ Life School ke dalam program mereka sendiri. Farmers’ Life School bisa digunakan dalam program berbasis masyarakat atau bisa diadaptasi untuk latar pendidikan formal. Misalnya, di Kamboja, kurikulum Farmers’ Life School diajarkan sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah menengah.
2
Pedoman Farmers’ Life School Manual ini memberian kerangka kerja untuk menghadapkan kepedulian lokal yang dihadapi masyarakat. Dunia para petani diisi dengan keahlian: pengetahuan tentang bagaimana menanam dan memupuk, bagaimana menghindari bencana alam, bagaimana memindahkan hama dan kapan saat berpanen. Para petani diberi keahlian oleh para teknisi dan para manajer di bidangnya. Farmers’ Life School dimaksudkan untuk membangun pengetahuan tentang penilaian risiko yang telah dimiliki para petani melalui pendekatan holistik. Digabung dengan pandangan jangka panjang, para petani lalu lebih mampu mengenali masalah dan menakankan pentingnya jaringan dan sumber daya lokal. Akhirnya, Farmers’ Life School bertujuan untuk memungkinkan para petani agar menjadi para pembuat keputusan yang efektif dalam kehidupan mereka sendiri dan dalam jaringan masyarakatnya. Inilah proses pemberdayaan itu. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan dasar dalam Farmers’ Life School: Persoalan
Pertimbangan
Ukuran kelas
20-25 orang
Usia para peserta
biasanya 20 tahun atau lebih. Namun, Farmers’ Life School muda bisa diawali oleh para fasilitator yang lebih berpengalaman
Keseimbangan gender
Jumlah laki-laki dan perempuan yang setara
Rekrutmen para peserta
Temui orang-orang desa untuk menjelaskan Farmers’ Life School. Hanya orang yang secara sukarela ingin berpartisipasi yang akan direkrut. Para peserta harus memutuskan sendiri untuk berpartisipasi; mereka tidak boleh dicalonkan oleh orang-orang yang berada dalam posisi menjabat.
Profil fasilitator Idealnya baik laki-laki dan perempuan yang: Tinggal di komunitas yang sama dengan para peserta Berasal dari beragam latar belakang Telah mengikuti Farmers’ Life School dan platihan Farmers’ Life School sebelumnya Mempunyai keterampilan melek huruf dan interpersonal yang baik. Durasi Farmers’ Life School
2
Satu sesi dalam seminggu selama 16 minggu, yaitu sekitar empat bulan.2
Kursus 16 minggu didesain untuk menghadapi musim panen padi empat bulan di Kamboja. Kerangka waktu ini bisa disesuaikan secara lokal untuk mencocokkan kondisi masing-masing masyarakat
3
Pedoman Farmers’ Life School
Persoalan
Pertimbangan
Waktu tiap sesi
Mintalah semua peserta untuk mengidentifikasi waktu yang paling nyaman untuk pertemuan berdasarkan jadwal kegiatan pertemuan mereka. Sebagian besar sesi berlangsung dari jam 7 – 11 pagi.
Jumlah fasilitator
Tiga orang biasanya mencukupi. Jumlah sesungguhnya ditentukan oleh besarnya kelompok tiap Farmers’ Life School
Tempat Farmers’ Life School
Para peserta harus memutuskan lokasi berdasarkan faktor-faktor seperti keamanan, kemudahan akses, gangguan minimal. Misalnya, rumah petani, atau sekolah
Kehadiran
Para peserta hanya diijinkan mangkir satu kali. Sesi yang dilewatkan perlu dilengkai dengan memperoleh informasi dari sesama peserta untuk ‘mengejar bahan’ sebelum sesi berikutnya dimulai
Jawaban atas pertanyaan yang terdaftar untuk masing-masing pertanyaan
Jawaban dari kelompok tidak harus sama dengan contoh jawaban yang ada dalam manual ini. Kelompok dan para peserta bisa memberikan jawaban yang dikembangkan oleh mereka sendiri.
Apa yang bisa dan tidak bisa dinegosiasikan
Tidak bisa dinegosiasikan: struktur dasar dan proses Farmers’ Life School. Bisa dinegosiasikan: topik yang tercakup dalam tiap sesi yang akan dinegosiasikan di antara peserta. Fasilitator bisa memberikan saran, namun biasanya mencari, menghargai, dan mengikuti keputusan para peserta tentang topik studi.
4
Pedoman Farmers’ Life School
Persoalan Hasil-hasil yang diharapkan
Pertimbangan Farmers’ Life School tidak ditujukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Farmers’ Life School ditujukan untuk membantu para peserta agar menjadi pembuat keputusan yang percaya diri sehingga keahlian mereka sendiri akan dimanfaatkan untuk mengatasi masalah masyarakat. Farmers’ Life School adalah proses pemberdayaan. Jika para peserta memutuskan untuk menindaklanjuti persoalan-persoalan yang muncul dalam Farmers’ Life School dengan mengorganisasikan tindakan tertentu, pengetahuan, dan jaringan sosial yang ditetapkan melalui Farmers’ Life School yang bisa menyumbang pada efektifitas potensial atas tindakan masyarakat yang diorganisasikan seperti itu.
Prasyarat keahlian teknis
Tidak diperlukan. Sumber daya orang lokal dengan keahlian atau pengalaman yang bermanfaat bisa diidentifikasi untuk mendampingi proses pembuatan keputusan.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk tiap sesi
Flipchart, kertas ukuran A4, spidol, bolpoin, isolatif, dan gunting
Berikut ini adalah beberapa tip untuk menangani: Bagaimana membagi para peserta menjadi kelompok kerja kecil. Mintalah setiap orang untuk berdiri berjajar. Jika yang dibutuhkan adalah tiga kelompok, mulailah orang pertama yang ada di barisan. Orang pertama meneriakkan 1; orang kedua, meneriakkan 2; orang ketiga meneriakkan 3; orang keempat meneriakkan 1; orang kelima meneriakkan 2; orang keenam meneriakkan 3, dan seterusnya. Semua orang yang menyebut 1 bergabung dalam kelompok kesatu; yang menyebut angka 2 membentuk kelompok kedua; dan yang menyebut angka 3 bergabung dalam kelompok ketiga.
5
Pedoman Farmers’ Life School Kegiatan pemanasan. Sesi perkenalan bisa melibatkan kegiatan bercerita, menunjukkan foto, bermain game, atau menyanyikan lagu, sambil memperkenalkan topik dan merangsang berpikir tentang sesi tersebut. Perkenalan berikutnya seharusnya berupaya mengaitkan sesi saat ini dengan sesi sebelumnya. Kegiatan penutup. Ketika mengakhiri sesi, para peserta harus membuat ringkasan sesi. Setiap sesi seharusnya juga diakhiri dengan pengingat topik sesi selanjutnya. Lampiran I memuat daftar lengkap kurikulum Farmers’ Life School.
Persiapan memulai Farmers’ Life School 1. Menyiapkan agenda konsultasi desa Sebelum mengundang orang-orang desa ke pertemuan, para fasilitator harus membicarakan dulu dengan pemimpin desa tentang tujuan Farmers’ Life School dan apa manfaatnya bagi masyarakat. Tanpa dukungan pemimpin desa, tidak mungkin bahwa orang-orang desa akan ikut serta dalam Farmers’ Life School. Fasilitator harus mengembangkan agenda untuk konsultasi desa melalui diskusi di antara para anggota tim fasilitator. Lampiran II berisi contoh agenda konsultasi desa.
2. Konsultasi masyarakat Orang-orang desa bisa diundang ke pertemuan konsultasi: x
Pemimpin desa meminta anggota masyarakatnya untuk ikut dalam pertemuan
x
Para fasilitator secara langsung meminta anggota masyarakat untuk datang dalam pertemuan
x
Orang-orang desa memberitahu tetangganya agar menghadiri pertemuan
3. Membuat catatan pertemuan konsultasi desa Pertemuan konsultasi perlu dibuatkan catatannya. Lampiran III berisi contoh formulir catatan pertemuan.
II. Sesi 1:
Kurikulum3
Pengantar Farmers’ Life School
Pengantar Tujuan Menjelang akhir unit 30 menit ini, semua peserta seharusnya: 3
Merujuk pada Lampiran I untuk daftar lengkap kurikulum
6
Pedoman Farmers’ Life School x
Telah memperkenalkan peserta lain atau diri mereka sendiri, kepada kelompok Farmers’ Life School
x
Mengetahui nama-nama dan beberapa informasi personal dasar tentang semua fasilitator dan peserta lainnya di Farmers’ Life School
Bahan-bahan yang diperlukan Bahan untuk sesi pengantar: sebuah bola atau foto yang dipotong setengah Kegiatan-kegiatan Catatan: tidak perlu dilakukan pemanasan dalam unit ini. Langkah 1.
Setelah semua peserta hadir, cek semua nama mereka, dan bagikan bahanbahan pembelajaran. Jelaskan bahwa: Farmers’ Life School berbeda dengan pembelajaran di sekolah biasa. Farmers’ Life School menekankan pembelajaran melalui partisipasi dan diskusi. Diskuis yang baik dimulai dari mengenal masing-masing peserta dengan baik.
Langkah 2.
Mintalah semua peserta untuk saling mengenalkan diri. Para fasilitator harus memecah kebekuan dengan memulai kegiatan. Berikut ini beberapa contohnya: a) Tiap orang berdiri satu per satu dan mengenalkan dirinya sendiri; b) Semua peserta berdiri membentuk lingkaran. Setiap orang mengenalkan dirinya sendiri dan ia melemparkan bola ke orang lain. Orang yang menangkap bola mengenalkan dirinya sendiri, demikian seterusnya sampai setiap orang mengenalkan dirinya sendiri; c) Memotong semua foto, mengacaknya, dan memberikan satu potongan kepada setiap peserta. Mintalah para peserta untuk menemukan orang yang mempunyai setengah bagian foto yang cocok dengan yang ia miliki. Begitu mereka menemukan setengah bagian foto, tiap orang diwawancarai orang lainnya selama 3 menit untuk mendapatkan informasi personal dasar. Kemudian, kelompok tersebut seharusnya merakit ulang foto dan masing-masing kelompok harus mengenalkan kelompok ke semua kelompok lain yang ada.
Harapan- harapan Tujuan Menjelang akhir unit ini, para peserta harus mampu membandingkan harapan mereka sendiri dengan deskripsi resmi Farmers’ Life School sehingga mereka akan memahami proses sekolah tersebut dengan jelas (misalnya, beberapa peserta mungkin berharap menerima uang atau tunjangan lainnya yang tidak menjadi bagian Farmers’ Life School.
Bahan-bahan yang diperlukan Lembaran berjudul “Apa itu Farmers’ Life School?” seperti terlihat di halaman ini. Kegiatan-kegiatan Catatan: Tidak perlu ada kegiatan pemanasan untuk unit ini.
7
Pedoman Farmers’ Life School Tuliskan kalimat berikut ini di flipchart dan tanyakan: x
Apa tujuan Anda mengikuti kursus ini?
x
Apa yang Anda harapkan bisa dipelajari?
Jika para peserta mengatakan “Saya tidak tahu”, tanyakan: x
Ya, mengapa Anda datang ke tempat ini sekarang?
Tuliskan semua jawaban: Tunjukkan lembar “Apa itu Farmers’ Life School?”. Kemudian tanyakan para peserta bagaimana ini berbeda dan memadukan harapan mereka sendiri. Apakah Farmers’ Life School itu? 1. Apa isi Farmers’ Life School? Ini adalah sekolah yang dibentuk untuk dan oleh orang-orang desa. Para peserta adalah orangorang yang berasal dari desa. Para fasilitator biasanya lulusan dari Farmer Field School; mereka adalah relawan yang yang tidak dibayar yang membuat catatan untuk semua sesi, menindaklanjuti pertanyaan yang diajukan oleh para peserta, yaitu mendorong pekerja agar menjawab pertanyaan yang tidak menjadi keahlian para fasilitator, dan yang terpenting memfasilitasi diskusi dan membantu orang-orang desa untuk menggunakan pengetahuan mereka agar bisa memecahkan masalah masyarakat. 2. Apa saja tujuan Farmers’ Life School? Untuk menyediakan forum berdiskusi bebas. Untuk menyediakan sarana pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan keterampilan yang akan membantu seseorang untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di desa. Untuk menempatkan arti penting yang utama dalam sumber daya dan pengetahuan lokal yang mengawali perubahan. Untuk memahami kerentanan yang dimiliki tiap individu dan anggota keluarga hingga masalah umum masyarakat. Untuk membangun kapasitas sosial masyarakat melalui pengambilan keputusan kritis, sehingga mengurangi perkembangan stres dan menciptakan ketahanan masyarakat. 3. Apa yang akan dipelajari Masalah-masalah nyata yang mempengaruhi kehidupan orang-orang di desa. Bagaimana mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah umum yang terjadi dalam masyarakat. Bagaimana seseorang bisa meningkatkan kualitas kehidupannya sendiri dengan memanfaatkan sumber daya dan jaringan yang terdapat dalam masyarakat. 4. Bagaimana cara belajarnya? Mendengarkan dan membagikan pendapat dan pengalaman individual. Melakukan riset ke masalah-masalah yang lazim di desa.
8
Pedoman Farmers’ Life School
Menetapkan aturan-aturan Tujuan Menjelang akhir unit ini, para peserta harus menyepakati dan memahami aturan-aturan Farmers’ Life School Kegiatan-kegiatan Selama Farmers’ Life School, ada beberapa tugas yang menjadi tanggung jawab para peserta, seperti membersihkan tempat pertemuan dan menyiapkan makanan ringan. Langkah 1.
Tanyakan: Tugas apa saja yang diperlukan untuk memfasilitasi Pembelajaran yang lebih baik? Dengan jawaban-jawaban tersebut, buatlah konsensus tentang bagaimana tanggung jawab untuk tiap tugas tersebut dibagikan. Misalnya, tiap kelompok bisa merotasi tanggung jawabnya setiap minggu.
Langkah 2.
Beritahu para peserta: Untuk mencapai tujuan kita, maka penting Bagi setiap orang untuk menghargai aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan yang dipaksakan oleh orang luar tidak akan diberlakukan. Sekolah ini akan dijalankan oleh aturan-aturan yang dibuat oleh Anda sendiri, para peserta. Aturan seperti apa yang Anda inginkan untuk kelompok ini? Tuliskan semua jawaban di flipchart dan bicarakan dengan kelompok apakah tiap-tiap item layak.
Langkah 3.
Jelaskan bahwa: Meskipun kita telah membuat aturan sendiri, ada beberapa aturan yang tidak bisa dinegosiasikan yang harus diikuti oleh para peserta agar Farmers’ Life School efektif. turan-aturan tersebut adalah: a) Semua diskusi tentang individu dan masalah mereka harus tetap rahasia kecuali jika diijinkan secara eksplisit oleh orangnya dengan tujuan yang diketahui; b) Etika wawancara harus diikuti; c) Peserta hanya boleh mangkir satu kali.
Langkah 4.
Pajanglah lembar aturan Farmers’ Life School ini di setiap sesi berikutnya di setiap sekolah.
Sesi 2:
Identifikasi masalah
1. Tukar pendapat Tujuan Menjelang akhir sesi satu jam ini, para peserta seharusnya bisa: x
Menjelaskan makna ‘identifikasi masalah’
x
Menjelaskan proses mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah
Kegiatan-kegiatan Langkah 1 Tanyakan: Ketika ada masalah di sawah, langkah-langkah apa yang harus diambil seseorang untuk memecahkan masalah? Jawaban-jawaban yang disarankan adalah:
9
Pedoman Farmers’ Life School x
Mengidentifikasi masalah
x
Menganalisis masalah
x
Mempriotitaskan solusi yang layak
x
Membuat langkah-langkah untuk mendapatkan solusi dan untuk mengambil tindakantidakan yang layak Katakan:
Langkah 2.
Tanyakan:
langkah-langkah ini bisa juga diterapkan untuk masalah masyarakat. Mari kita bicarakan. Apa itu identifikasi masalah? Mengapa penting?
Tuliskan semua jawaban di flipchart, ringkaskan, dan buatlah konsensus kelompok. Jawaban: Identifikasi masalah adalah proses yang membantu kita untuk mengidentifikasi apa yang menghambat pencapaian tujuan Dalam kasus kemiskinan ekstrim, para petani mugkin tidak mempunyai tujuan jangka panjang; mereka seharusnya memahami bahwa mereka masih mempunyai kendali atas kehidupan mereka dan bahwa mereka bisa membangun pengetahuan mereka yang sudah ada. Beritahu para peserta: Penting untuk mengidentifikasi masalah dengan benar; ada bahaya mengadopsi solusi yang tidak efektif. Jika Anda tidak bisa menunjukkan masalah, maka Anda tidak akan pernah mampu memecahkan masalah dengan layak. Langkah 3.
Tuliskan hal berikut ini di flipchart dan katakan: Kita akan melakukan latihan yang akan membantu kita untuk mengidentifikasi masalah dengan lebih baik. Latihan: Banyak kendaraan ngebut melewati bagian jalan yang berdebu dimana anak-anak bermain. Anak-anak bisa tertabrak mobil dan mereka bisa terluka atau bahkan tewas. Apa yang akan kita lakukan untuk memecahkan masalah ini? Bagilah peserta menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan dan menganalisis masalah ini dan menyepakati beberapa solusi. Jawaban-jawaban yang mungkin:
Analisis
Solusi yang mungkin
Terlalu banyak kendaraan
Membuat blok jalan Membuat jalan satu arah
Kendaraan melaju kencang
Pasanglah tanda batas kecepatan Membuat polisi tidur
Debu menjadikan sulit untuk melihat
Siram jalan dengan air Sapulah jalan
Para sopir tidak melihat anak-anak bermain di jalan ini
Pasanglah tanda ‘Anak-anak bermain’ untuk memberitahu para sopir Ajaklah anak-anak agar tidak bermain di jalan Ajarkan anak-anak untuk menghindari kendaraan
Katakan: Seperti yang Anda tahu, ada lebih dari satu faktor yang bisa menjadi akar penyebab satu masalah ini. Langkah 4:
Ajaklah para peserta untuk memikirkan waktu ketika mereka menemukan solusi atas masalah yang tidak berjalan seperti yang direncanakan. Undanglah kelompok untuk membagikan cerita mereka. Tanyakan: Apa yang disampaikan cerita-cerita tersebut tentang mengidentifikasi penyebab-penyebab di balik masalah dan solusi?
10
Pedoman Farmers’ Life School
Jawaban-jawaban yang mungkin termasuk: x
Beberapa masalah mempunyai penyebab yang tidak jelas
x
Kita mungkin membutuhkan bantuan teman dan keluarga kita untuk sepenuhnya memahami masalah
x
Mengidentifikasi masalah secara keliru berarti memformulasikan solusi yang salah.
Langkah 5. Beritahu para peserta bahwa, ketika mengamati lahan pertanian mereka atau lingkungan, mereka harus mengidentifikasi semua faktor yang mungkin menyebabkan masalah.
Sesi 3:
Sistem agro-ekologis, sistem manusia-ekologis, dan pemecahan masalah
Tukar pendapat Tujuan Menjelang akhir sesi satu jam ini, para peserta harus mampu: x
Mendefinisikan kata ‘sistem’ dan ‘eko-sistem’
x
Membicarakan dan menjelaskan elemen besar ‘Eko-Sistem Manusia’
Bahan-bahan Kartu/sejumlah kertas Kegiatan-kegiatan Langkah 1
Tanyakan: Apakah sistem itu? Jawaban yang mungkin: Sistem adalah cara mengidentifikasi elemen-elemen yang berinteraksi bersama. Jika elemen individual dalam sistem tidak berfungsi, maka elemen sistem lainnya akan terganggu.
Langkah 2.
Tanyakan: Apa manfaat mencermati masalah-masalah sebagai bagian dari sistem? Jawaban yang mungkin: Mencermati masalah-masalah sebagai bagian dari sistem akan memudahkan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah tersebut. Beritahu para peserta: Misalnya, dalam kasus HIV/AIDS, seseorang mungkin ingin menguji faktor-faktor tersebut yang meningkatkan risiko infeksi.
Pendekatan sistem terhadap HIV/AIDS menguji faktor-faktor kunci yang dilibatkan. Ada faktorfaktor segera misalnya seks tidak aman dengan pasangan baru, dan akar penyebab seperti gagal panen atau membuat hutang. Seringkali faktor-faktor tersebut saling berkaitan: jika para petani memiliki panenan yang buruk dan mereka menderita kelaparan, maka mereka memutuskan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Jika petani tidak mempunyai bekal keterampilan, ia akan bekerja di sektor hiburan; sehingga meningkatkan kerentanannya terhadap HIV4. Kerentanan terhadap HIV terjadi 4
Contoh ini diambil dari: A Development Strategy to Empower Rural Farmers’ and Prevent HIV, UNDP South East Asia HIV and Development Project, Januari 2002,
. Bisa didapatkan dalam bahasa Myanmar, Cina, Inggris, Khmer, Laos, Thailand, dan Vietnam
11
Pedoman Farmers’ Life School karena akar permasalahan (panen gagal, kelaparan, kemiskinan, dan sebagainya) tidak berkaitan dengan faktor potensial yang akan meningkatkan kerentanan terhadap HIV/AIDS. Untuk memecahkan masalah secara efektif, seseorang harus mengidentifikasi dan berhubungan dengan akar penyebab. Langkah 3.
Tanya dan tuliskan di Flipchart: Apa itu sistem agro-ekologis? Katakan: Pikirkan semua hal yang mempengaruhi lahan pertanian Anda, yaitu sinar matahari, hama, serangga pembantu, dan sebagainya. Buatlah daftar semua jawaban di flipchart dan buatlah kategorinya. Ringkaslah dan buatlah konsensus kelompok.
Langkah 4:
Katakan: Semua faktor yang telah Anda uji bisa dikelompokkan menjadi enam kategori sistem agro-ekologis:
Diskusi kelompok kecil Langkah 1.
Mintalah kelompok untuk menempatkan faktor-faktor yang telah mereka identifikasi dalam Langkah 3 menjadi enam kategori tersebut; bagi para peserta menjadi enam kelompok; tugaskan setiap kelompok satu dari enam kategori sistem agro-ekologis tersebut.
Langkah 2.
Mintlah setiap kelompok kecil untuk membicarakan danmenggambarkan di kertas tentang hubungan/kaitan antara kategori yang ditugaskan dengan kelompok sistem agro-ekologis tersebut dan bahwa lima kategori lainnya menggunakan contoh kehidupan nyata.
Langkah 3.
kelompok perwakilan seharusnya menyajikan hasil diskusi kelompok tersebut. Mendorong kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan dan mengkritik presentasi dari tiap kelompok kecil. Buatlah ringkasan diskusi tersebut, sambil menekankan bahwa keenam kategori tersebut saling berkaitan.
Langkah 4.
Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Apa itu sistem ekologis manusia? Buatlah daftar jawaban di flipchart, ringkaslah, dan buatlah konsensus kelompok. Jawaban yang mungkin: Sistem ekologis manusia mempunyai faktor dalam lingkungan alam dan buatan manusia bahwa, ketika digabungkan, mempengaruhi keseluruhan manusia.
12
Pedoman Farmers’ Life School Langkah 5.
Tanyakan: Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia? Tuliskan gagasan mereka di selembar kertas kecil atau kartu, tempelkan semua jawaban peserta di sekitar gambar wajah seseorang seperti berikut ini:
3. Mengenalkan enam kategori Langkah 1.
Menjelaskan para peserta bahwa Farmers’ Life School menggunakan enam kategori besar seperti berikut ini: x
Pendidikan
x
Ekonomi
x
Budaya
x
Lingkungan
x
Kesehatan
x
Masyarakat
Tanyakan: Dari faktor-faktor yang Anda pilih, yang mana yang bisa ditempatkan di bawah satu atau lebih dari enam kategori kehidupan manusia? Langkah 2.
Bagilah para peserta menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok ditugasi salah satu dari enam kategori ekologi manusia. Mintalah setiap kelompok kecil untuk mendiskusikan dan menggambar di kertas tentang hubungan/kaitan antara kategori sistem ekologis manusia dan lima kategori lainnya dengan menggunakan contoh-contoh kehidupan nyata. Tiap kelompok seharusnya mencalonkan orang untuk menyajikan hasil diskusi kelompok tersebut. Doronglah orang lain untuk mengajukan pertanyaan dan mengkritik hasilnya. Buatlah ringkasan diskusi dan menekankan bahwa enam kategori sistem ekologis tersebut saling berkaitan dan membentuk keseluruhan sistem ekologis manusia.
13
Pedoman Farmers’ Life School
Sesi 4:
Analisis Eko-Sistem Agro
Tujuan Menjelang akhir sesi satu jam ini, para peserta seharusnya dapat: x
Menjelaskan apa itu ‘analisis masalah’
x
Mendiskusikan metode-metode yang digunakan untuk menganalisis masalah
x
Melakukan analisis masalah
x
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Analisis Eko-Sistem Agro
x
Menggambarkan metode Analisis Eko-Sistem Agro
Bahan-bahan x
Gambar kotak-kotak yang dugunakan untuk Kuis 1
x
Gambar sebuah pohon yang akan digunakan untuk bertukar pendapat
Kegiatan-kegiatan 1. Kuis Langkah 1
Tempelkan gambar kotak di flipchart yang telah Anda siapkan sebelum sesi dimulai.
Langkah 2
Beritahu setiap orang: Hitunglah ada berapa kotak dalam diagram. Tuliskan semua jawaban di flipchart. Hitunglah kotak-kotak tersebut bersama para peserta. Jawaban yang benar adalah 35 kotak.
Langkah 3
Katakan: inilah contoh analisis masalah. Sesungguhnya ada berapa kotak? 35! Beberapa orang menghitung dengan cepat dan menjawab lebih sedikit. Orang lainnya benar-benar mencermati gambar tersebut, membantu orang lain dan menjawab lebih banyak. Semakin Anda menganalisis dan membicarakan, maka semakin jelas Anda akan melihat dan memahami sebuah gambar atau masalah.
14
Pedoman Farmers’ Life School
Bertukar pendapat Langkah 1.
Tanyakan: Apa itu ‘analisis masalah?’ Tuliskan semua jawaban di flipchart, ringkaslah, dan dapatkan konsensus. Jawaban yang mungkin: Berpikir dan mendiskusikan sebab dan akibat masalah untuk menemukan solusi yang memadai.
Langkah 2.
Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Bagaimana Anda menganalisis masalah?
Langkah 3.
Katakan: Sekarang saya ingin menerapkan metode analisis ini ke dunia tanaman: Farmers’ Life School menyebutnya Analisis Eko-Sistem Agro.
Langkah 4.
Tunjukkan gambar sebuah pohon yang telah Anda gambar sebelum sesi. Pilihlah masalah yang berkaitan dengan tanaman bersama para peserta dan tuliskan dicabang pohon. Di bawah ini adalah contoh, topik ‘pertumbuhan tanaman yang kerdil’ dipilih sebagai masalah analisis.
Langkah 5.
Tanyakan: Apa penyebab pertumbuhan tanaman yang kerdil? Buatlah daftar semua jawaban dari para peserta disekitar akar pohon.
Langkah 6.
Tanyakan: Apa akibat pertumbuhan tanaman yang kerdil? Apa yang terjadi pada kehidupan manusia jika semua tanaman mereka tidak tumbuh dengan baik? Buatlah daftar jawaban di cabang-cabang pohon. Lihat contoh di bawah ini:
15
Pedoman Farmers’ Life School Langkah 7.
Katakan: Anda baru saja menyelesaikan Analisis Eko-Sistem Agro. Ketika mencermati konsekuensi-konsekuensi pertumbuhan tanaman yang kerdil, setiap petani bisa melihat bagaimana hal tersebut menjadi strategi yang baik untuk menjaga tanaman sesehat mungkin dengan memastikan bahwa jumlah air yang cukup tersedia untuk tanaman, dan bahwa kontrol hama serta pemupukan yang dibawa melalui sarana alam lebih murah dan tidak beracun bagi kesehatan para petani dibandingkan pupuk alternatif buatan. Kami menyebutnya Analisis Eko-Sistem Manusia dan kita akan lebih banyak mempelajari metode analisis ini dalam sesi selanjutnya.
Langkah 8.
Mintalah para peserta untuk menggambar kaitan antara faktor apa pun yang menyebabkan pertumbuhan tanaman yang kerdil dan gunakan anak panah untuk mengaitkan faktor-faktor yang berkaitan. Katakan: Kita bisa melihat bahwa semua permasalahan tersebut saling berkaitan. Jika satu bagian lingkungan berubah (misalnya, curah hujan tidak cukup), maka seluruh sistem bisa terpengaruh (sistem irigasi yang buruk, tidak ada yang bisa memperbaiki kemiskinan dan HIV. Dan sebagainya). Ketika situasi seperti itu diciptakan, orang perlu menguji masing-masing kaitan dan sinerginya. Jaring tersebut kemudian bisa disederhanakan dengan mengidentifikasi dan berfokus pada kaitan yang paling penting. Jenis proses ini menghemat waktu dengan tidak berhubungan dengan akar penyebab yang kurang penting.
3. Diskusi kelompok kecil Bagilah para peserta menjadi lima kelompok. Langkah 1.
Mintalah setiap kelompok untuk menganalisis salah satu persoalan kunci untuk lahan pertanian mereka dengan menggunakan pohon masalah. Para peserta harus memutuskan sendiri persoalan apa yang paling penting.
16
Pedoman Farmers’ Life School Sesi kelompok kecil berlangsung 15 menit. Tiap kelompok seharusnya memilih satu orang untuk menyajikan hasil diskusi untuk seluruh kelompok. Langkah 2.
Tuliskan dalam flipchart semua masalah, sebab dan akibat yang disebutkan di setiap presentasi kelompok. Bicarakan sebagai keseluruhan kelompok tentang kaitan antara tiap kotak dan gambarkan anak panah di antara kotak yang berhubungan dengan penggunaan diagram jaring masalah sebagai contohnya.
Sesi 5:
Observasi lapangan
Tujuan Menjelang akhir sesi tiga jam ini, para peserta seharusnya telah belajar bagaimana menguji lahan panenan mereka, membuat catatan, mengumpulkan contoh dan mengidentifikasi, dengan menggambar jika diperlukan, masalah dan poin-poin yang baik di sekitar lahan. Para peserta akan menyajikan temuan-temuan. Sesi ini akan membantu para peserta untuk mendapatkan kepercayaan tentang keterampilan pengamatan, dan bertindak sebagai awal pengujian masalah yang mempengaruhi bidang mereka. Kegiatan Bertukar pendapat Langkah 1.
Katakan: Pertanian berlangsung dalam tahapan-tahapan. Apa tahapan-tahapan hidup untuk mencapai panenan Anda? Para peserta seharusnya mencapai konsensus tentang tahap-tahap mana yang dilewati tanaman mereka? Jelaskan bahwa sesi observasi lapangan tersebut seharusnya terjadi selama musim panen padi penuh, dengan tahapan-tahapan tersebut sebagai panduan untuk pengujian lapangan. Akan bermanfaat untuk mengulangi sesi ini dua atau tiga kali selama tahapan-tahapan kunci ini untuk melihat betapa berpengaruhnya pembuatan keputusan petani secara individu terhadap lahannya.
Langkah 2.
Katakan: Langkah pertama observasi kritis adalah menguji lahan Anda sendiri. Kami membutuhkan satu relawan yang akan membiarkan kita semua memasuki lahannya untuk menguji selama semua sesi ini.
Langkah 3.
Tanyakan: Mengapa penting untuk menguji lahan? Jawaban yang mungkin: Menguji lahan bisa mengarah pada peningkatan lahan melalui identifikasi akar penyebab masalah sehingga tindakan korektif bisa dibuat pada waktunya.
Langkah 4.
Pecahlah menjadi lima kelompok. Tanyakan: Apa yang Anda lihat di lahan? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tanaman dan meningkatkan atau menurunkan panenan? Pertimbangkan faktor-faktor seperti hama, serangga yang membantu, banjir, irigasi yang buruk, pemupukan yang berlebihan, dan sebagainya. Katakan: Ingatlah, semakin banyak yang bisa Anda amati, Anda semakin bisa membantu diri Anda sendiri dan para tetangga Anda agar berhasil. Buatlah catatan dan kumpulkan contoh-contoh. Pada waktu menggambarkan situasi, mungkin akan membantu dalam menggambarkan sebuah persoalan.
17
Pedoman Farmers’ Life School Langkah 5.
Katakan: Semua faktor yang meningkatkan atau menurunkan panen bisa ditempatkan di bawah enam kategori ekologi yang dibahas di Sesi 3: Iklim, benih, serangga yang bermanfaat, herbivora, tanah, dan serangga yang netral. Semua kategori tersebut saling berkaitan untuk membentuk sistem-eko agro. Tanyakan kepada para peserta untuk memilah semua hal yang telah mereka amati di bawah enam kategori tersebut.
Langkah 6.
Tanyakan para peserta untuk menggunakan pohon analisis dan jaring masalah yang dijelaskan dalam Sesi 4 untuk mendefinisikan sebab dan akibat hal-hal yang secara negatif mempengaruhi panen. Tiap kelompok seharusnya memilih satu orang untuk menyajikan temuan-temuan kelompok tersebut. Contoh garis besar seharusnya termasuk yang berikut ini: x
Mengenalkan para anggota kelompok
x
Observasi umum
x
Observasi tanaman
x
Faktor-faktor yang meningkatkan dan menurunkan panen
x
Membuat kategori observasi di bawah enam kategori Analisis Eko-Sistem Agro
x
Analisis pohon masalah dan jaring masalah
x
Jika ini bukan pertama kali observasi tersebut dibuat, maka para peserta harus mempertemukan temuan-temuan dari sesi sebelumnya dengan temuan-temuan baru, yaitu jika pestisida membunuh serangga yang bermanfaat, maka panen bisa gagal.
x
Simpulkan dan mintalah para anggota kelompok untuk memberikan komentar mereka.
Langkah 7.
Jika para peserta telah memilih masalah yang mereka rasa membutuhkan informasi dan/atau keahlian dari teknisi atau ahli, maka fasilitator diharuskan untuk menindaklanjuti dengan menghubungi seseorang yang mempunyai pengetahuan ini bagi para peserta dan memiliki keahlian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para peserta.
Sesi 6:
Kebutuhan dan praktik keseharian orang-orang desa
Tujuan Menjelang akhir sesi tiga jam ini, para peserta seharusnya dapat: x
Membahas perilaku sehari-hari dan kebutuhan orang-orang desa
x
Menganalisis akibat positif dan negatif atas praktik keseharian
x
Mengidentifikasi strategi yang mungkin untuk mengurangi praktik-praktik yang mempunyai akibat negatif
x
Mengidentifikasi cara-cara yang mungkin untuk memuaskan kebutuhan orang-orang desa
Kegiatan-kegiatan 1. Bertukar pendapat Para fasilitator seharusnya menjelaskan kepada para peserta bahwa proses yang sama dari Analisis Eko-Sistem Agro bisa diterapkan kepada manusia, seperti yang dibahas dalam Sesi 3.
18
Pedoman Farmers’ Life School Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Apa itu ‘praktik keseharian?’ Buatlah daftar tanggapan-tanggapan di flipchart, ringkaskan dan dapatkan konsensus tentang definisi praktik keseharian. Jawaban yang mungkin: Kegiatan yang terjadi secara rutin dan sering terjadi dalam basis harian. 2. Diskusi kelompok kecil – daftar contoh praktik keseharian Bagilah para peserta menjadi lima kelompok. Langkah 1.
Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan: Apakah praktik keseharian yang lazim di desa kita? Jadilah kritis, mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan, miskin dan kaya, orang dewasa dan anak-anak, dan dalam teknik pengolahan lahan pertanian, dan sebagainya. Pikirkan tentang hal-hal yang bisa diamati di lahan dan dalam interaksi manusia yang normal. Berikan waktu 15 menit untuk diskusi kelompok kecil. Mintalah orang yang dipilih dari setiap kelompok untuk menyajikan hasil-hasil diskusi setiap kelompok. Buatlah ringkasan jawaban-jawaban dari masing-masing kelompok.
Langkah 2.
Katakan: Klasifikasi praktik-praktik keseharian menjadi praktik yang berguna dan praktik yang berdampak negatif. Bagaimana Anda akan membuat klasifikasi untuk setiap praktik? Bicarakan konsekuensi dari tiap perilaku dengan menggunakan tabel di bawah ini. Catatan: Klasifikasi tidak menghakimi setiap praktik dari perspektif moral.
Praktik yang bermanfaat
Konsekuensi
Praktik yang dampaknya negatif
Konsekuensi
Beritahu kelompok-kelompok : Interpretasi atas praktik positif dan negatif akan mempengaruhi keyakinan agama/etnik/budaya. Beberapa praktik bisa juga membawa akibat positif sekaligus negatif. Praktik-praktik seperti itu sulit untuk dibuat klasifikasi. Dapatkah Anda melihat beberapa contoh dari daftar sebelumnya yang mempunyai pengaruh baik sekaligus buruk? Para fasilitator seharusnya menyiapkan terlebih dahulu beberapa praktik yang mempunyai akibat baik, buruk, atau pengaruh baik dan buruk. Contoh: Minum alkohol bisa menghilangkan tekanan dan melancarkan percakapan yang akrab, namun berakibat pada mabuk, kecelakaan lalu lintas, kekerasan rumah tangga, dan masalah kesehatan serius. Langkah 3.
Mintalah seseorang dari tiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya. Buatlah ringkasan jawaban dari semua kelompok.
Langkah 4.
Tanyakan: Apa yang bisa diubah dalam praktik keseharian kita untuk meningkatkan situasi saat ini dan situasi kedepannya? Misalnya, menghilangkan serangga yang bermanfaat yang memakan hama akan menggagalkan panen kita. Untuk meningkatkan situasi saat ini, serangga-serangga tersebut harus dipelihara. Untuk meningkatkan masa depan anak melalui pendidikan, penting bahwa semua anak dalam keluarga cukup makan sehingga mereka bisa berkonsentrasi pada studi mereka. Ini berarti bahwa uang harus ditabung dan diinvestasikan.
19
Pedoman Farmers’ Life School Tuliskan semua jawaban di flipchart dan buatlah ringkasannya. 3. Bertukar Pendapat Langkah 1.
Katakan: Kehidupan seseorang bisa dibagi menjadi tahapan-tahapan yang berbeda seperti halnya panen di lahan: x
Kelahiran sampai usia 5 tahun
x
6 hingga 14 tahun
x
15 hingga 19 tahun
x
20 hingga 54 tahun
x
55 hingga meninggal
Tanyakan: Kebutuhan apa yang penting agar bisa bertahan disetiap tahap kehidupan? Apakah Anda berpikir kebutuhan-kebutuhan sebagian orang telah terpenuhi saat ini? Jika ya, mengapa? Jika tidak, mengapa tidak? Langkah 2.
Tanyakan: Apa yang bisa dilakukan orang-orang untuk memenuhi kebutuhan lahan mereka dan kebutuhan dalam masyarakat dengan mudah? Tanggapan-tanggapan yang mungkin: bekerja untuk mendapatkan dan menabung uang, tidak membuang-buang waktu atau uang, berupaya untuk mendapatkan pendidikan yang baik, membentuk asosiasi dengan orang lain demi keuntungan bersama, dan sebagainya.
Langkah 3.
Katakan: Ingatlah bahwa setiap individu membutuhkan keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu, untuk memiliki gaya hidup yang lebih baik, atau untuk sekadar eksis. Keterampilan seringkali berkaitan dengan kebutuhan dalam masyarakat. Contohnya termasuk keterampilan melek huruf, keterampilan mengenal angka, dan keterampilan mengelola lahan pertanian. Keterampilan-keterampilan tersebut bisa diajarkan. Pikirkan tentang jenis keterampilan yang dibutuhkan untuk kehidupan yang lebih baik dalam masyarakat Anda. Apa yang bisa dilakukan orang untuk menguasai keterampilan-keterampilan tersebut. Tuliskan tanggapan-tanggapan mereka.
Sesi 7:
Jaringan Masyarakat
Tujuan Menjelang sesi tiga jam ini, para peserta seharusnya dapat : x
Menjelaskan “Apa isi jaringan masyarakat?”
x
Gambarkan pengaruh sebuah maslah (dengan menggunakan contoh atau studi kasus) tentang orang desa dan para anggota lain dari keluarga serta desanya
x
Mengidentifikasi solusi yang mungkin atas masalah sekarang dalam hubungan dengan orang lain
Kegiatan-kegiatan 1. Diskusi kelompok kecil Beritahu kelompok bahwa jaringan masyarakat bisa digunakan untuk membangun keterampilan dan kebutuhan masing-masing orang dalam masyarakat di setiap tahap kehidupan. Selain itu, jaringan membantu untuk membangun jaringan pendukung ketika praktik negatif muncul agar orang-orang mampu meningkatkan situasi.
20
Pedoman Farmers’ Life School Bagilah para peserta menjadi 3 kelompok. Langkah 1.
Mintalah setiap kelompok untuk membicarakan pertanyaan berikut ini: Jika seseorang di desa kita mempunyai masalah, apakah masalah tersebut berpengaruh terhadap orang lain di desa kita? Jika ya, bagaimana?
Langkah 2.
Tugaskan sebuah masalah kepada setiap kelompok agar dibicarakan berkaitan dengan pengaruh masalah tersebut terhadap orang lain dalam masyarakat (waktu yang layak untuk diskusi adalah 15 menit): x
Kelompok 1 - Rumah kotor
x
Kelompok 2 - Penebangan hutan disekitar desa
x
Kelompok 3 - Panen yang kelebihan pupuk
Mintalah orang yang dipilih dari tiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya. Buatlah ringkasan jawaban dan bicarakan dengan kelompok tersebut bagaimana masalah seseorang bisa mempengaruhi kehidupan orang lain di desa. Langkah 3.
Jelaskan : Praktik-praktik negatif yang mempengaruhi individu dan seluruh masyarakat. Kita harus bekerjasama untuk menyarankan cara-cara untuk mengurangi praktik-praktik negatif. Kekuatan masyarakat tergantung pada dukungan yang saling kita berikan. Bagaimana Anda akan memperbaiki praktik-praktik negatif dalam keluarga Anda, desa dan masyarakat? Tunjukkan contoh di halaman selanjutnya kepada para peserta. Sarankan bahwa tiap kelompok menuliskan contoh praktik negatifnya sendiri. Mintalah tiap kelompok untuk menyajikan hasilnya dan membuat ringkasannya.
Hubungan
Praktik negatif
Hasil yang mungkin
Bagaimana mengatasi praktik negatif
Jaringan apa yang bisa digunakan untuk membantu?
Keluarga
Tidak ada rotasi panen dan terlalu banyak pupuk
Panen yang buruk dan kemiskinan
Mengenalkan rotasi panen dan pengetahuan pertanian tradisional
Tetangga dan orangorang tua yang masih menggunakan teknik ini bisa mendukung dan mendidik
Desa dan masyarakat
Sering ke rumah bordil sebagai kegiatan menghabiskan waktu
Meningkatkan risiko infeksi HIV. Juga tidak ada pendidikan pencegahan HIV
Mempunyai sumber daya hiburan alternatif, seperti olahraga, dan mendidik orang tentang kerentanan HIV, misalnya kemiskinan dan kelaparan
Menyuruh para pemimpin desa agar mengelola kegiatan olahraga, dan menyuruh para guru mengorganisasi pertemuan kelompok yang membahas pengaruh HIV dan bagaimana mencegahnya
21
Pedoman Farmers’ Life School
Sesi 8:
Mobilisasi Sumber Daya
Tujuan Menjelang akhir sesi tiga jam ini, para peserta seharusnya dapat: x
Menjelaskan apa itu ‘sumber daya’
x
Menggambarkan sumber daya yang biasanya ditemukan dalam masyarakat
x
Membahas bagaimana menggunakan berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah
x
Membahas bagaimana menggunakan berkesinambungan
berbagai sumber daya tersebut dengan cara yang
Kegiatan-kegiatan Bertukar pendapat Langkah 1.
Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Apa itu sumber daya? Tuliskan semua jawaban dan buatlah ringkasannya. Jawaban yang mungkin: uang, buku, para guru, teknisi, orang-orang yang berpengaruh, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Langkah 2.
Tanyakan: Dengan melihat daftar ini, dapatkah Anda memberikan definisi ‘sumber daya?’ Jawaban yang mungkin: Sumber daya adalah orang atau benda yang membantu melakukan perubahan dan peningkatan.
Langkah 3.
Tanyakan: Apa sumber daya yang ada dalam masyarakat Anda? Mintalah para peserta untuk menuliskan tanggapan mereka dalam beberapa lembar kertas. Mintalah para peserta untuk membuat kategori semua tanggapan mereka menjadi tiga kelompok:
Langkah 4.
x
Sumber daya alam, seperti gunung, hutan, sungai, dan sebagainya.
x
Sumber daya manusia, seperti polisi, pendeta, guru, dan sebagainya.
x
Sumber daya infrastruktur, misalnya gedung sekolah, jalan, rumah sakit, transportasi umum, dan sebagainya.
Tanyakan: Sumber daya apa yang kita miliki untuk mengurangi faktor-faktor yang menurunkan hasil panenan? Sumber daya apa yang kita miliki untuk memenuhi kebutuhan setiap tahap panen dan kehidupan manusia? Bagaimana kita bisa menggunakan ketiga sumber daya tersebut secara efisien, tanpa memboroskan? Secara bersama-sama mengembangkan beberapa panduan tentang bagaimana menggunakan sumber daya tersebut secara efisien. Berikut ini adalah panduan yang disarankan: a) Para peserta harus mengetahui apa dan dimana sumber daya yang tersedia dalam masyarakat; dan b) Para peserta seharusnya tahu bagaimana menggunakan sumber daya yang tersedia secara layak, misalnya dengan cara berkesinambungan dan berdasarkan kebutuhan dan telah dibuat prioritasnya.
22
Pedoman Farmers’ Life School
Sesi 9:
Village Walk
Tujuan Menjelang akhir sesi tiga jam ini, para peserta seharusnya dapat: x
Menjelaskan apa itu ‘Village Walk’
x
Melakukan Village Walk yang memadai dengan panduan fasilitator
Kegiatan-kegiatan 1. Bertukar pendapat Langkah 1.
Katakan: Sebelum melakukan wawancara apapun, pertama kali kita harus menguji masyarakat kita, mengamati struktur kekuasaan, hubungan, dan perbedaan yang nyata di antara banyak orang. Untuk melakukannya, kita harus menyelenggarakan Village Walk, termasuk jalan-jalan di sekitar desa, sambil membuat pengamatan kritis.
Langkah 2.
Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Apa yang Anda pikirkan yang bisa dipelajari dari Village Walk? Tulsikan semua jawaban di flipchart, buatlah ringkasan, dan dapatkan konsensus kelompok. Jawaban yang mungkin: Melalui Village walk kita bisa belajar masalah apa yang kita miliki di desa kita sendiri dan mendapatkan gagasan tentang bagaimana kehidupan orang desa bisa ditingkatkan melalui sumber daya yang ada.
Langkah 3.
Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Apa yang dilakukan orang-orang selama Village Walk? Bagaimana program ini diselenggarakan? Tuliskan semua jawaban di flipchart. Ringkaslah jawaban dan tanbahkan daftar berikut ini jika jawabannya belum diberikan oleh para peserta. Selama Village Walk, kita bisa:
23
x
Berjalan kaki, naik sepeda, bersepeda motor, atau naik mobil
x
Pergi sendiri atau dalam kelompok
x
Mengajukan pertanyaan kepada orang-orang desa selama program Village Walk
x
Membandingkan perbedaan antara orang desa yang kaya dan orang desa yang miskin, pakaian orang-orang, sikap, bahasa, alat transportasi, kegiatan sosial, dan sebagainya. Juga, kita bisa mengamati perbedaan antara berbagai rumah umum dan pribadi, bangunan, dan tanah.
x
Membandingkan berbagai karakteristik orang, rumah, bangunan umum, lingkungan, struktur, dan benda fisik lainnya
x
Mengidentifikasi masalah apa yang ada dalam masyarakat
x
Mengidentifikasi sumber daya dan jaringan masyarakat apa dalam masyarakat yang bisa dimanfaatkan atau diterapkan untuk mengurangi masalah masyarakat.
Pedoman Farmers’ Life School
2. Kerja lapangan – Menyelenggarakan Village Walk Membagi para peserta menjadi kelompok-kelompok kecil. Mintalah tiap kelompok untuk mengadakan Village walk dengan menerapkan prinsip-prinsip yang dibicarakan selama tukar pendapat. Durasi lathan ini adalah 30 menit. Setelah Village Walk, mintalah setiap kelompok untuk: x
Menganalisis informasi yang diperolah melalui Village Walk
x
Membuat daftar dan membahas masalah-masalah yang diidentifikasi di desa dan sumber daya serta jaringan apa yang bisa diidentifikasi untuk memecahkan masalah.
Sesi 10:
Menyajikan hasil Village Walk
Tujuan Menjelang akhir sesi tiga jam ini, para peserta seharusnya mampu menggambarkan proses dan temuan Village Walk. Kegiatan-kegiatan 1. Membuat konsep dan mengorganisasikan presentasi Mintalah setiap kelompok untuk membahas temuan dari Village Walk minggu sebelumnya dan putuskan poin-poin utama dan struktur presentasi. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: x
Apa saja masalah, sumber daya, dan jaringan yang diidentifikasi?
x
Bagaimana hubungan antara orang-orang yang mencerminkan masalah-masalah dalam masyarakat?
x
Apa saja sumber daya dan jaringan yang bisa dimanfaatkan atau diterapkan untuk memperbaiki situasi masyarakat?
x
Bagaimana faktor-faktor tersebut menjadi bagian dari sistem masyarakat?
x
Siapa yang akan mewakili tiap segmen?
x
Apakah kelompok Anda mempunyai banyak pertanyaan untuk menanggapi selama atau di akhir presentasi? 2. Membuat Presentasi
Ketika membuat presentasi seperti itu, penting bahwa semua kelompok seharusnya menyiapkan pertanyaan. Selain itu, tiap kelompok harus benar-benar mampu melihat faktor-faktor yang saling berkaitan dalam menyebabkan masalah-masalah tersebut dan pengaruh yang dimiliki dalam masyarakat.
24
Pedoman Farmers’ Life School Presentasi seharusnya termasuk: x
Pengenalan para anggota kelompok
x
Observasi umum pedesaan
x
Masalah, sebab, dan akibatnya
x
Bagaimana hubungan antar orang-orang mencerminkan masalah dalam masyarakat
x
Menguji masalah sebagai bagian dari sistem
x
Membuat daftar sumber daya dan jaringan yang bisa digunakan untuk memperbaiki situasi
x
Membuat kesimpulan dan mendoirong para peserta untuk mengajukan pertanyaan
Setiap kelompok harus membuat presentasi. 3. Kegiatan kelompok – Membuat prioritas masalah Langkah 1.
Katakan: Semua masalah tersebut relevan. Namun, kita tidak bisa mempelajari semuanya selama Farmers’ Life School. Oleh karena itu, kita harus memilih lima masalah yang paling penting dalam masyarakat yang perlu diperhatikan. Mintalah kelompok untuk membentuk satu pasang yang terdiri dari dua orang dan masing-masing pasangan menyepakati lima masalah yang paling penting dalam masyarakat. Mintalah setiap pasang untuk mencari pasangan lainnya untuk membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang dan mengambil lima masalah yang paling penting di luar masalah yang telah mereka pilih sebelumnya. Ulangi proses tersebut dengan kelompok lainnya sehingga menjadi kelompok yang terdiri dari delapan orang dan sebagainya. Mintalah para peerta untuk memilih lima masalah masyarakat yang paling penting.
Langkah 2.
Katakan: Kami telah membuat prioritas lima masalah yang paling penting. Kami harus mempelajari dan menganalisis kelima masalah tersebut secara mandalam dalam Sesi 13. Tanyakan para peserta jika mereka merasa membutuhkan pengetahuan dari seorang ahli untuk membenatu mereka memahami masalah yang dipilih. Jika para peserta telah memilih masalah yang mereka anggap membutuhkan informasi dari seorang ahli, atau keahlian dari teknisi, maka fasilitator diharuskan menindaklanjuti dengan menghubungi seseorang yang mempunyai pengetahuan untuk dibagikan kepada para peserta di sesi dimana masalah tersebut akan dianalisis dan dibahas.
Sesi 11:
Analisis Eko-Sistem Manusia
Tujuan Menjelang akhir sesi ini, para peserta seharusnya telah mempelajari apa itu Analisis Eko-Sistem Manusia.
25
Pedoman Farmers’ Life School Kegiatan-kegiatan 1. Bertukar pendapat – Apa itu Analisis Eko- Sistem Manusia? Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Apa itu “Analisis Eko-Sistem Manusia?” Tuliskan berbagai definisi di flipchart. Buatlah ringkasan dan formulasikan definisi kelompok. Jawaban yang disarankan: Analisis Eko-Sistem manusia adalah metode yang membantu kita memahami bagaimana berbagai faktor yang berbeda mempengaruhi kehidupan seseorang dan membantu kita membuat keputusan yang akan meningkatkan kondisi kehidupan seseorang. Beritahu kepada para peserta: Dalam Farmers’ Life School, kita harus menganalisis masalah nyata yang ada dalam masyarakat. Ini dilakukan dengan mewawancarai seseorang yang mempunyai masalah yang ingin kita pelajari. Para peserta akan dibagi menjadi lima kelompok dan tiap kelompok akan mewawancarai orang yang berbeda-beda. Setelah kembali ke kelas, informasi yang dikumpulkan akan dianalisis. 2. Diskusi kelompok kecil
Bagilah para peserta menjadi lima kelompok dan tugaskan tiap kelompok salah satu dari lima masalah yang dipilih dari sesi 10. Langkah 1.
Mintalah tiap kelompok untuk menganalisis masalah dengan menggunakan gambar pohon masalah. Dalam contoh ini, dipilih HIV/AIDS. x
Apa yang bisa menyumbang risiko tinggi terkena HIV/AIDS?
x
Apa saja akibat jika terkena infeksi?
26
Pedoman Farmers’ Life School Berikan waktu selama 15 menit untui diskusi kelompok kecil. Salah satu orang di setiap kelompok harus menyajikan hasil kelompoknya. Tulsikan di flipchart semua masalah, sebab, dan akibat yang disebutkan dalam masing-masing presentasi. Langkah 2.
Bicarakan dalam seluruh kelompok kaitan antara tiap kotak dan gambarkan anak panah antar kotak yang saling berkaitan. Gunakan diagram jaring di bawah ini sebagai contohnya.
Langkah 3.
Katakan: Kita bisa melihat bahwa semua permasalahan tersebut saling berkaitan. Seperti halnya dalam kasus eko-sistem tanaman, jika manusia mengubah satu aspek (terlalu banyak berjudi) maka seluruh jaring bisa terpengaruh (keluarga akan jatuh miskin, tanah bisa hilang, dan sebagainya). Ketika jaring seperti ini dibuat, seseorang harus menguji tiap kaitan dan sinerginya. Jaring tersebut kemudian disederhanakan dengan memfokuskan kaitan-kaitan yang penting. Jenis proses ini mengurangi waktu yang dibuang-buang ketika akar penyebab yang kurang penting diuji.
Langkah 4.
Menunjukkan format Analisis Eko-Sistem Manusia seperti dibahas di halaman berikutnya. Katakan: Format ini cara terbaik untuk mengorganisasi data Anda.
27
x
‘Faktor yang tidak mendukung’ merupakan praktik berbahaya dan negatif, perilaku atau sumber daya yang ada dalam masyarakat dan memunculkan masalah atau menjadikannya sulit untuk diatasi.
x
‘Faktor pendukung’ adalah praktik yang berguna dan positif, perilaku atau sumber daya yang ada dalam masyarakat serta membantu orang-orang untuk mengatasi masalah.
Pedoman Farmers’ Life School
Analisis Eko-Sistem Manusia I. Informasi umum cTanggal analisis dUsia dan jenis kelamin orang yang diwawancarai II. Faktor-faktor yang Mendukung 1. 2. 3. 4. 5. 6.
III. Faktor-faktor yang tidak mendukung 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Masalah:
Catatan umum:
3. Bertukar pendapat - Langkah-langkah Analisis Eko-Sistem Manusia Langkah 1. Langkah 2.
Tanyakan peserta: Langkah-langkah apa yang Anda pikir diperlukan untuk melaksanakan Analisis Eko-Sistem Manusia secara efektif? Tuliskan semua jawaban di flipchart, buatlah ringkasan, dan dapatkan konsensus. Tanggapan-tanggapan yang mungkin didaftar di bawah ini: x
Temui pemimpin desa untuk mendapatkan ijin mewawancarai seseorang di desa
x
Pilihlah orang yang diwawancarai
x
Mintalah ijin dari orang yang akan diwawancarai
x
Diskusikan dan persiapkan wawancara/pertanyaan yang akan diajukan, pertimbangkan etika dan hak-hak orang yang diwawancarai
x
Laksanakan wawancara
x
Lakukan Analisis Eko-Sistem Manusia dengan partisipasi orang yang diwawancarai, yaitu contoh pohon, format Analisis Eko-Sistem Manusia, dan enam analisis utama
x
Bicarakan apa yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah; ingatlah untuk memikirkan sumber daya dan jaringan masyarakat yang bisa dimanfaatkan
28
Pedoman Farmers’ Life School
4. Bertukar pendapat – enam hal utama Analisis Eko-Sistem Manusia Beritahu para peserta: Semua masalah mempunyai beberapa faktor yang bisa ditempatkan di bawah enam kategori Analisis Eko-Sistem Manusia (dibahas dalam Sesi 3) yang mempengaruhi masalah yang kita pelajari. Informasi apa yang harus dikumpulkan di bawah kategori-kategori tersebut? Ujilah faktor-faktor di bawah enam kategori Analisis Eko-Sistem manusia yang mempengaruhi masalah di bawah studi tersebut. Tuliskan jawaban-jawaban yang diberikan. Misalnya: Enam kategori Analisis Eko-Sistem Manusia
Buatlah daftar bagaimana enam kategori Analisis Eko-Sistem Manusia bisa mempengaruhi masalah yang dipelajari
Ekonomi
Sumber pendapatan tambahan Sumber pendapatan utama Rata-rata pengeluaran
Kesehatan
Sanitasi dan kesehatan Akses ke perawatan medis Diet dan gizi
Pendidikan
Keterampilan melek huruf Akses ke pendidikan (dewasa/anak-anak) Jumlah orang yang buta huruf dalam keluarga
Masyarakat
Komunikasi dalam keluarga Perselisihan dalam keluarga atau masyarakat Jaringan dukungan sosial: teman, kelompok pendukung, dan sebagainya
Lingkungan
Pembuangan limbah dan kakus Ketersediaan air dan kebersihan Pengelolaan zat berbahaya
Budaya
Agama, kepercayaan, peran gender Praktik atau adat khusus yang bisa merusa kesehatan atau memerlukan biaya mahal Praktik atau adat khusus yang tidak merusak kesehatan dan membangun kekuatan dan kesatuan di desa
Sesi 12:
Melakukan wawancara yang berhasil secara etis
Tujuan Menjelang akhir sesi dua jam ini, para peserta seharusnya mampu untuk: x
Menggambarkan makna ‘etika’ dan arti penting etika
x
Buatlah daftar untuk menghindari ketidaknyamanan orang yang diwawancarai
29
Pedoman Farmers’ Life School x
Menjelaskan pertanggungan-jawab untuk seorang pewawancara
Kegiatan-kegiatan 1. Bertukar pendapat Langkah 1.
Katakan: Contoh etika adalah meminta ijin orang yang ingin Anda wawancara. Tidak etis jika memasuki rumah orang yang diwawancarai tanpa memberitahu orang tersebut sebelumnya dan mengharapkan bahwa orang tersebut memberi Anda informasi. Memperlakukan orang yang diwawancara dengan hormat itu penting. Tanyakan: Apa itu etika dan apakah Anda bisa menjelaskan istilah itu?
Langkah 2.
Tuliskan semua jawaban di flipchart. Ringkas dan dapatkan konsensus kelompok. Jawaban yang mungkin: Etika didefinisikan sebagai keyakinan yang diterima secara luas karena etika mencerminkan moral budaya .
Langkah 3.
Tanyakan dan tuliskan di flipchart: Mengapa pendekatan etis penting dalam wawancara itu penting? Jika jawaban berikut tidak diberikan oleh para peserta, tambahkan jawaban tesrebut dalam diskusi: Jika kita tidak etis, orang-orang akan marah ke kita dan tidak akan mau bekerjasama dengan para peneliti Farmers’ Life School lainnya Jika Farmers’ Life School tidak dijelaskan dengan baik, orang-orang yang diwawancarai tidak akan memahami apa yang kita lakukan dan mengapa kita melakukannya Tanggapan-tanggapannya mungkin tidak akurat karena orang-orang yang diwawancarai merasa takut akan dihakimi Subyek studi mungkin merasa terpaksa untuk berpartisipasi dalam studi, bahkan jika tujuan program tidak dipahami dan ia tidak ingin diwawancarai.
Langkah 4.
Tanyakan: Apa itu pendekatan etis dalam wawancara? Ringkaslah jawabannya. Masukkan jawaban berikut ini jika jawaban-jawabannya belum diketahui: x
Ijin langsung dari orang yang diwawancarai harus didapatkan sebelum wawancara. Dalam pertemuan ini, pewawancara atau seorang fasilitator harus menjalankan tujuan studi kepada orang yang diwawancarai
x
Orang yang diwawancarai harus memahami dengan jelas proses wawancara, apa tujuan Farmers’ Life School, dan mengapa wawancara itu penting
x
Orang yang diwawancarai mempunyai hak untuk menghentikan wawancara kapan pun
x
Pewawancara tidak akan menggunakan informasi yang dikumpulkan dari wawancara dan tidak mengidentifikasi orang yang diwawancarai dengan cara apapun tanpa terlebih dulu mendapatkan ijin dari orang yang diwawancara
x
Membuat lelucon dengan korban orang yang diwawancarai tidak bisa diterima
x
Beberapa negara mungkin memerlukan ijin tertulis formal untuk wawancara. Sebelum wawancara, suruhlah orang yang diwawancarai menandatangani formulir ijin (lihat Lampiran IV)
x
Jika orang yang diwawancara tidak cakap, maka tanda tangan orang tua atau wali harus didapatkan
30
Pedoman Farmers’ Life School x Orang-orang yang berpengaruh, seperti pemimpin desa, guru, atau koordinator LSM, seharusnya tidak mempengaruhi atau mengancam orang yang diwawancarai Langkah 5.
Bicarakan dalam kelompok kecil: Dalam kondisi apa orang-orang yang diwawancarai merasa tidak nyaman atau dipermalukan oleh wawancara Farmers’ Life School? Apa yang bisa dilakukan untuk menghindarinya?
Jawaban-jawaban yang mungkin: Situasi yang harus dihindari
Metode yang layak
Para peserta berkunjung ke rumah tanpa mendapatkan ijin secara langsung dari orang yang diwawancarai
Para peserta mendapatkan ijin dari orang yang diwawancarai sebelum Farmers’ Life School dimulai.
Para peserta berkunjung ke rumah orang yang diwawancarai terlalu awal atau terlalu lambat pada waktu yang disepakati.
Para peserta datang tepat waktu dan mengenalkan setiap orang dengan layak.
Para peserta tidak memberikan salam penghormatan, tidak mengenalkan setiap orang atau tidak berterimakasih kepada orang yang diwawancarai.
Para peserta sopan, menunjukkan rasa hormat kepada orang yang diwawancarai, dan mengatakan ‘terimakasih’ atas ijin wawancara.
Beberapa peserta dalam kelompok berhubungan dekat dengan orang yang diwawancara.
Para peserta berpikir tentang siapa dalam kelompok dan memindahkan siapa pun yang menciptakan situasi yang tidak nyaman bagi orang yang diwawancarai.
Para peserta hanya mengajukan pertanyaan tanpa pengantar.
Para peseta menjelaskan apa yang sedang mereka lakukan, mengapa mereka berada di sana, dan apa yang akan terjadi selama wawancara, dan apa yang akan dibahas dalam sesi Eko-Sistem Manusia yang akan diselenggarakan setelahnya.
Para peserta tidak mendengarkan dengan sopan, atau mereka bercanda, atau menertawakan apa yang dikatakan.
Para peserta semua mendengarkan dengan cermat sambil membuat catatan dan berkonsentrasi selama wawancara.
Para peserta berbicara dengan orang yang diwawancarai seolah-olah ia tidak ada.
Para peserta memastikan bahwa mereka mengundang komentar dan saran dari orang yang diwawancara selama sesi Analisis Eko-Sistem Manusia.
Para peserta tidak melibatkan orang yang diwawancarai dalam sesi analisis dan diskusi Analisis Eko-Sistem Manusia.
Para pserta melibatkan oirang yang diwawancarai dalam sesi analisis dan diskusi Analisis EkoSistem Manusia dan menyatakan ‘terimakasih’ di akhir wawancara kepada orang yang diwawancarai.
31
Pedoman Farmers’ Life School
KEGIATAN PENTING untuk para fasilitator....tidak boleh dilupakan Sebelum sesi berikutnya, kunjungi pemimpin desa; jelaskan tujuan wawancara; mintalah ijin untuk mengorganisasi wawancara; dan mintalah s0061ran tentang siapa yang akan menjadi orang yang diwawancarai yang berpengalaman dalam masalah yang ingin dipelajari oleh para peserta. Lalu, kunjungi orang-orang yang diwawancarai untuk meminta ijin mewawancarai mereka. Ingatlah bahwa Anda membutuhkan lima orang yang diwawancarai karena kelompok telah menyepakati lima persoalan yang paling penting yang perlu dipecahkan dalam masyarakat.
Sesi 13:
Melakukan Analisis Eko-Sistem Manusia
Tujuan Menjelang akhir sesi empat jam ini, para peserta seharusnya mampu: x
Menyelesaikan wawancara dengan orang (yang diwawancarai) tentang salah satu dari lima masalah paling penting dalam masyarakat yang dipilih oleh para peserta selama Sesi 10
x
Mengisi formulir Analisis Eko-Sistem Manusia
x
Bicarakan sebab dan akibat masalah dengan orang yang diwawancarai dan bagaimana ia menghadapi masalah tersebut.
Kegiatan-kegiatan 1. Kegiatan kelompok kecil – persiapan untuk wawancara Analisis Eko-Sistem Manusia bisa dilakukan berulang kali sampai para peserta merasa nyaman dengan proses tersebut dan sepenuhnya memahami masalah tertentu di masayarakatnya. Pecahlah menjadi lima kelompok dan tugaskan setiap kelompok salah satu dari lima masalah prioritas dalam masyarakat seperti yang disepakati dalam Sesi 10. Para fasilitator seharusnya meminta setiap kelompok untuk membicarakan dan menyepakati hal berikut ini: x
Pertanyaan-pertanyaan apa yang akan diajukan? Ingatlah hal-hal yang dipelajari dalam sesi-sesi sebelumnya (faktor-faktor di bawah Analisis Eko-Sistem manusia, Village Walk, sumber daya, dan jaringan yang bisa diakses, dan sebagainya).
x
Siapa yang akan meminta ijin dan menjelaskan hak-hak orang yang diwawancarai?
x
Siapa yang akan menjelaskan tujuan wawancara?
x
Siapa yang akan bertanggungjawab untuk mengajukan setiap pertanyaan?
x
Siapa yang bertanggungjawab untuk mencatat semua jawaban?
2. Melakukan wawancara Langkah 1.
Kunjungi rumah orang yang diwawancarai. Seorang fasilitator tiap kelompok sudah memadai.
32
Pedoman Farmers’ Life School Langkah 2.
Mulailah wawancara dengan mengenalkan nama setiap orang. Jelaskan mengapa para peserta melakukan wawancara (fasilitator mungkin baru pertama kali melakukan wawancara) dan menjelaskan apa itu Farmers’ Life School dan Analisis Eko-Ssitem Manusia. Tanyakan orang yang diwawancarai untuk berjanji sekali lagi; miliki formulir perjanjian yang ditandatangani jika diperlukan; dan jelaskan bahwa wawancara bisa dihentikan kapan pun.
Langkah 3.
Mintalah kelompok untuk memulai proses wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membuat catatan-catatan.
3. Analisis Eko-Sistem Manusia Langkah 1.
Mintalah kelompok untuk melakukan Analisis Eko-Sistem Manusia berdasarkan informasi yang diberika oleh orang yang diwawancarai bersama orang yang diwawancarai sebagai anggota sesi analisis dan diskusi ini. Lakukan analisis pohon masalah dan jaring masalah untuk dibicarakan dengan orang yang diwawancarai tentang konsekuensi sebab dan akibat masalah tersebut. Gunakan format Analisis Eko-Sistem Manusia di Sesi 11 sebagai panduannya.
Langkah 2.
Mintalah kelompok untuk mendiskusikan bagaimana masalah tersebut diperhatikan. Opini orang yang diwawancarai seharusnya tidak didapatkan lebih dahulu. Kemudian anggota kelompok bisa memberikan opini mereka sendiri. Doronglah setiap orang untuk berpikir tentang jaringan masyarakat dan sumber daya yang dimiliki masyarakat yang bisa diingat untuk menggarisbawahi masalah tersebut.
Para fasilitator seharusnya memastikan bahwa: x
Para anggota kelompok memperhatikan selama wawancara dan bahwa pertanyaan mereka menunjukkan bahwa mereka mendengarkan apa yang dibicarakan
x
Orang-orang yang diwawancara tidak menunjukkan tanda-tanda tertekan atau malu
x
Pewancara menunjukkan perilaku yang layak dan penuh penghormatan
x
Umpan balik diberikan kepada kelompok karena kinerjanya (setelah wawancara namun tidak di dalam rumah orang yang diwawancarai);
x
Jika wawancara dimulai dengan serius untuk menghilangkan arah atau jika peserta benar-benar menjadi gagap, maka fasilitator seharusnya siap untuk mengalihkan masalah.
x
Kelompok kecil menerapkan pembelajaran dari umpan balik yang diberikan setelah wawancara sebelumnya dan Analisis Eko-Sistem Manusia jika ini bukan Analisis Eko-Sistem Manusia yang pertama kali diadakan.
Sesi 14:
Menyajikan Analisis Eko-Sistem Manusia
Tujuan Menjelang akhir sesi empat jam, para peserta seharusnya mampu menggambarkan proses menyajikan Analisis Eko-Sistem Manusia.
33
Pedoman Farmers’ Life School Kegiatan-kegiatan 1. Presentasi oleh setiap kelompok Langkah 1.
Menyediakan kelompok dengan waktu yang cukup untuk menyelesaikan catatan, diskusi, dan pajangan untuk presentasi. Presentasi seharusnya menggunakan hal-hal berikut ini: x
Menyajikan data dari wawancara
x
Menyatakan kesimpulan tentang sebab dan akibat
x
Menyajikan analisis pohon masalah
x
Ajukan pertanyaan-pertanyaan dari para peserta lainnya dan menjawab secara langsung
Mintalah setiap kelompok untuk menyajikan hasil-hasilnya. 2. Ringkasan fasilitator Langkah 1.
Para fasilitator seharusnya meringkas presentasi, menggarisbawahi gagasan utama, dan mengeluarkan persoalan dari data, kesimpulan, dan analisis.
Langkah 2.
Bekerja dengan para peserta untuk menemukan ‘pembelajaran’ utama dari setiap orang yang diwawancarai. Para fasilitator seharusnya mendokeumentasikan pembelajaran tersebut di flipchart dan memajang di ruangan.
Langkah 3.
Mintalah para peserta untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang apa yang ingin dilakukan untuk menghindari, mengurangi, atau mengatasi masalah-masalah yang tercakup dalam wawancara. Para fasilitator diharuskan untuk:
Sesi 15:
x
Memberikan umpan balik kepada pasca presentasi kelompok
x
Bersiaplah untuk melangkah dengan pertanyaan jika presentasi sungguh-sungguh akan mengaburkan arah atau jika pertanyaannya minim dari seluruh anggota kelompok
x
Menyediakan dorongan umpan balik
x
Mencatat poin utama setiap presentasi untuk menyiapkan ringkasan di akhir sesi
x
Memastikan bahwa para anggota kelompok lain memberikan perhatian selama presentasi
Mengembangkan rencana aksi untuk kegiatan pasca Farmers’ Life School
Tujuan Menjelang akhir sesi dua jam ini, para peserta seharusnya dapat: x
Menjelaskan mengapa perencanaan dibutuhkan
x
Mengembangkan rencana untuk kegiatan pasca kegiatan Farmers’ Life School
34
Pedoman Farmers’ Life School Kegiatan-kegiatan 1. Bertukar pendapat Langkah 1.
Tanyakan: Bagaimana Anda bisa menerapkan Farmers’ Life School dalam kehidupan Anda sehari-hari? Apa yang bisa Anda dapatkan atau terapkan di dalam masyarakat atau dalam kehidupan Anda sendiri dengan keterampilan yang telah Anda pelajari dalam Farmers’ Life School?
Langkah 2.
Tuliskan semua jawaban di flipchart, buatlah ringkasan dan diskusikan dengan para peserta apakah setiap gagasan layak dan betapa layaknya masing-masing gagasan tersebut.
2. Diskusi kelompok kecil – menuliskan sebuah rencana tindakan Bagilah kelompok menjadi tiga kelompok dan mintalah masing-masing peserta untuk membuat rencana tindakan untuk kegiatan pasca Farmers’ Life School. Tanyakan: Bagaimana Anda merencanakan untuk mencapai tujuan Anda? Membuat perencanaan/kerangka waktu seperti rencana di bawah ini akan memudahkan pencapaian tujuan Anda. Pikirkan hal-hal yang dibutuhkan atau seharusnya diselesaikan dalam setiap tahap sebelum cita-citanya bisa diraih. Dalam contoh, tiap tahap dipisahkan dalam bulan.
Contoh rencana tindakan untuk Farmers’ Life School Bulan 12
Bulan 11
Bulan 10
Bulan 9
Bulan 8
Bulan 7
Bulan 6
Bulan 5
Bulan 4
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengelola kegiatan ini?
Bulan 3
Jaringan apa yang bisa digunakan?
Bulan 2
Apa sumber daya yang bisa dimanfaatkan?
Bulan 1
Kegiat -an
Suruh semua kelompok mempresentasikan perencanaan mereka. Bandingkan, diskusikan, dan buatlah ringkasan semua rencana tindakannya.
Sesi 16:
Menyajikan temuan-temuan kepada orang desa
Tujuan Menjelang akhir sesi ini, para peserta seharusnya telah: x
Mengkajiulang sesi yang diadakan sebelumnya
x
Mengembangkan rencana tindakan yang mencakup semua poin penting dari Farmers’ Life School dan memutuskan semua poin presentasi
x
Menyajikan temuan-temuan kepada orang-orang desa dan meminta umpan balik mereka
35
Pedoman Farmers’ Life School
Kegiatan-kegiatan 1. Diskusi kelompok Langkah 1.
Beritahu para peserta bahwa temuan-temuan yang dikumpulkan bersama sangat bernilai. Para peserta belajar bagaimana mengurangi beberapa masalah di masyarakat, dan mereka melakukannya dengan memanfaatkan pengetahuan, sumber daya, dan jaringan masyarakatnya sendiri. Desa lainnya bisa belajar dari keterampilan mereka yang semakin meningkat. Masyarakat mengambil keuntungan karena diberi informasi, dan perubahan-perubahan yang ingin mereka terapkan akan lebih mudah dipahami, dinilai, dan didukung.
Langkah 2.
Beritahu para peserta untuk mengkaji ulang sesi yang telah mereka ikuti. Tanyakan kepada para peserta bagimana mereka akan menyajikan apa yang telah mereka pelajari di Farmers’ Life School. Mintalah mereka untuk menulis rencana aksi yang mencakup semua poin penting dari Farmers’ Life School. Para peserta harus mampu memutuskan sendiri bagaimana dan apa yang akan dibicarakan. Ingatkan mereka bahwa Farmers’ Life School berfokus pada pemberdayaan dan membangun modal sosial untuk memperlancar proses perkembangan yang unik bagi desa mereka. Ingatlah bahwa orang-orang yang diwawancara harus diberitahu dan bahwa mereka seharusnya memberikan ijin untuk pertemuan ini.
2. Menyajikan bahan-bahan Langkah 1.
Metode untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam Farmers’ Life School harus diawali dengan berhubungan dengan pemimpin desa untuk mendapatkan ijin. Pemimpin desa secara formal diundang oleh para fasilitator untuk bertemu dengan para peserta dan para fasilitator Farmers’ Life School. Jelaskan kepadanya mengapa menyajikan Farmers’ Life School kepada orang-orang desa akan bermanfaat. Diskusikan dengan pemimpin desa tentang tempat yang layak untuk berbagi informasi dan tanggal serta waktu yang paling nyaman bagi sebagian besar orang di desa. Bicarakan bagaimana orang-orang desa akan diberitahu tentang pertemuan tersebut.
Langkah 2.
Beritahu orang desa tentang tanggal dan waktu pertemuan. Kemudian, sajikan temuan-temuan kepada masyarakat.
Langkah 3.
Mintalah umpan balik dari orang-orang desa. Mungkin, mereka juga ingin menjadi bagian Farmers’ Life School berikutnya atau mungkin mereka juga mempunyai saran tentang bagaimana meningkatkan masyarakat. Selain itu, informasi ini bisa digunakan untuk meningkatkan kondisi masyarakat melalui hubungan dengan pejabat lokal dan memberitahu mereka tentang proses Farmers’ Life School. Pejabat lokal di negaranegara yang sedang mengalami proses desentralisasi mungkin mengambil minat yang kuat tentang bagaimana masyarakat bisa diajarkan untuk memecahkan masalahmasalah mereka sendiri.
36
Pedoman Farmers’ Life School
Lampiran I.
Kurikulum Farmers’ Life School
Sesi
Muatan Kerangka untuk Farmers’ Life School c) Latar belakang d) Panduan umum Farmers’ Life School e) Persiapan untuk memulai Farmers’ Life School
1
Pengantar Farmers’ Life School
2
Identifikasi masalah
3
Sistem agro-ekologi, sistem manusia-ekologis dan pemecahan masalah
4
Analisis Eko-Sistem Agro
5
Observasi lapangan
6
Kebutuhan dan praktik sehari-hari orang-orang pedesaan
7
Jaringan masyarakat
8
Mobilisasi sumber daya
9
Village Walk
10
Menyajikan hasil Village Walk
11
Analisis Eko-Sistem Manusia
12
Mengadakan wawancara yang berhasil secara etis
13
Mengadakan Analisis Eko-Sistem Manusia
14
Menyajikan Analisis Eko-Sistem Manusia
15
Mengembangkan rencana aksi untuk kegiatan pasca Farmers’ Life School
16
Menyajikan temuan-temuan tersebut untuk desa
Catatan: Lembar kurikulum ini bisa digandakan untuk dibagikan kepada para peserta.
Lampiran II. x x x
Contoh agenda konsultasi desa
Sambutan oleh pemimpin desa Mengenalkan fasilitator Menjelaskan apa itu Farmers’ Life School Apa dan bagaimana para peserta akan belajar melalui Farmers’ Life School? Mengapa program ini bermanfaat bagi warga desa?
Doronglah para peserta agar bertanya untuk menghindari kemungkinan salah paham x x x x
37
Jelaskan bagaimana para peserta dalam Farmers’ Life School dipilih. Melalui pendaftaran sukarela oleh masing-masing individu Membahas tanggal berapa dan jam berapa yang paling nyaman bagi para peserta. Di mana tempat yang paling nyaman untuk menyelenggarakan Farmers’ Life School? Komentar-komentar oleh fasilitator Komentar-komentar dan pidato penutupan oleh pemimpin desa
Pedoman Farmers’ Life School
Lampiran III.
Contoh formulir catatan pertemuan Catatan Pertemuan
x
Topik:
x
Informasi Desa Nama desa: Komunitas: Kecamatan: Provinsi:
x
Tanggal dan waktu:
x
Para peserta:
x
Agenda (merujuk pada Lampiran II untuk agenda contoh sebagai rujukan)
x
Hasil diskusi
x
Disiapkan dan ditandatangani oleh para peserta:
Lampiran IV.
Contoh formulir isian
Tujuan Tujuan wawancara ini adalah untuk merangsang ketahanan dengan menguji akibat-akibat pembuatan keputusan. Untuk melakukannya, anggota-anggota masyarakat akan diwawancarai. Diharapkan bahwa, pada akhir wawancara Farmers’ Life School tersebut, orang-orang desa akah dapat mengembangkan pembuatan keputusan yang efektif dan keterampilan pemecahan masalah untuk membantu masyarakat. Sebagai aturannya, Farmers’ Life School akan mencakup bagaimana menganalisis masalah masyarakat, etika wawancara, bagaimana menyelenggarakan dan menyajikan wawancara dan bagaimana menggunakan jaringan dan sumber daya yang tersedia dalam masyarakat untuk membantu mengurangi atau menghindari masalah. Para peserta akan membuat keputusan atas persoalanpersoalan masyarakat yang dianggap paling penting. Sebagai pewawancara, Anda akan diminta untuk menyumbang pengalaman pertama Anda dalam menghadapi salah satu permasalahan tersebut. Sebagai akibatnya, Anda dan kelompok Anda akan menganalisis sebab dan akibat yang berasal dari masalah tersebut.
38
Pedoman Farmers’ Life School Hak-hak Orang-orang yang Diwawancara Kerahasiaan Anda akan disimpan melalui studi dan dalam data tertulis yang dikumpulkan selama dan setelah menyelesaikan Farmers’’Life School. Para peserta Farmers’ Life School memahami bahwa privasi Anda penting bagi partisipasi sukarela. ara peserta tidak akan mengungkapkan informasi apapun berkaitan dengan wawancara kecuali jika diberi ijin dengan tujuan tertentu. Semua orang yang diwawancara mempunyai kendali penuh atas wawancara mereka sendiri. Sebagai orang yang diwawancara, Anda mempunyai hak untuk menghentikan wawancara ini kapan pun. Anda mempunyai hak untuk menolak membicarakan persoalan-persoalan tertentu yang Anda anggap sebagai privasi. Perhatikan bahwa tidak ada tunjangan keuangan yang akan diberikan kepada Anda atas meluangkan waktu dan partisipasi Anda dalam wawancara tersebut. Isian Saya, wawancara Farmers’ Life School ini.
, secara sukarela ingin ikut serta dalam kegitan
Jika peserta tidak mantap menandatangani, ajaklah orangtua atau wali untuk bertanda tangan di bawah ini: Saya, ,bertindak sebagai orang tua atau wali, secara sukarela memberikan ijin untuk penandatanganan di atas untuk berpartisipasi sebagai orang yang diwawancarai dalam Farmers’ Life School.
39
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa Program HIV dan Pembangunan Asia Tenggara http://www.hiv-development.org
DAFTAR TERBITAN SAMPUL
JUDUL Pertanian Afrika-Asia Melawan AIDS African-Asian Agriculture against AIDS http://www.hiv-development.org/publications/5A_id.htm
Membangun Pengelolaan yang Demokratis-dinamis dan Ketahanan Masyarakat Terhadap HIV Building Dynamic Democratic Governance and HIV-Resilient Societies http://www.hiv-development.org/publications/Oslo_Paper_id.htm Pedoman Farmers’ Life School Farmers’ Life School Manual http://www.hiv-development.org/publications/FLS_id.htm
Perpindahan Penduduk dan HIV/AIDS: Kasus Ruili, Yunnan, Cina Population Movement and HIV/AIDS: The case of Ruili, Yunnan, China http://www.hiv-development.org/publications/Ruili_Model_id.htm
Dari Peringatan Dini Menuju Tanggapan Sektor Pembangunan Menghadapi Wabah HIV/AIDS From Early Warning to Development Sector Responses against HIV/AIDS Epidemics http://www.hiv-development.org/publications/EWDSR_id.htm Tanggapan Multisektoral terhadap Kerentanan HIV pada Penduduk yang Berpindahpindah Tempat: Contoh-contoh dari Republik Rakyat Cina, Thailand dan Viet Nam Multisectoral Responses to Mobile Populations’ HIV Vulnerability: Examples from People’s Republic of China, Thailand and Viet Nam http://www.hiv-development.org/publications/Multisectora_id.htm HIV/AIDS dan Ancaman terhadap Ketersediaan Pangan: peran teknologi tepat daya (labour saving technology/LST) dalam rumah tangga petani Meeting the HIV/AIDS Challenge to Food Security: The role of labour-saving technologies in farm-households http://www.hiv-development.org/publications/meeting-challenge_id.htm Konsultasi Negara Cluster Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura Tentang Pengurangan Kerentana HIV Para Pekerja Migran: Pra-Keberangkatan, PascaKedatangan dan Reintegrasi Pekerja Yang Kembali Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore Cluster Country Consultation on Migrant Workers’ HIV Vulnerability Reduction: Pre-departure, post-arrival and returnee reintegration http://www.hiv-development.org/publications/BIMPS-Report_id.htm
TANGGAL ISBN 974-91418-5-7 April 2004
974-91870-8-3 Feburari 2004
974-91708-1-4 Januari 2004
974-91669-7-3 Agustus 2003
974-91330-6-4 Mei 2003
974-91165-8-5 Februari 2003
974-680-220-8 Desember 2002
974-680-221-6 September 2002
Masyarakat Menghadapi Tantangan HIV/AIDS: Dari Krisis ke Kesempatan Dari Kerentanan Masyarakat ke Ketangguhan Masyarakat Communities Facing the HIV/AIDS Challenge: From crisis to opportunities, from community vulnerability to community resilience http://www.hiv-development.org/publications/Crisis_id.htm Suatu Strategi Pembangunan Untuk Memberdayakan Para Petani Pedessaan dan Mencegah HIV A Development Strategy to Empower Rural Farmers and Prevent HIV http://www.hiv-development.org/publications/HESA_id.htm
Mobilitas Penduduk dan HIV/AIDS di Indonesia Population Mobility and HIV/AIDS in Indonesia http://www.hiv-development.org/publications/Indonesia_id.htm
Pergerakan Penduduk dan Kerentanan Terhadap HIV: Kaitan Brunei-IndonesiaMalaysia-Filipina Di Wilayah Pertumbuhan Asean Timur Assessing Population Movement & HIV Vulnerability: Brunei – Indonesia – Malaysia – Philippines linkages in the East ASEAN Growth Area http://www.hiv-development.org/publications/BIMP_id.htm Pengetahuan tentang HIV Para Pekerja Kontrak Dari Indonesia Di Luar Negeri: Jeda dalam informasi Indonesian Overseas Contract Workers’ HIV Knowledge: A gap in information http://www.hiv-development.org/publications/Contract%20Workers_id.htm
974-680-271-8 Juli 2002
974-680-200-3 Januari 2002
92-2-112631-5 November 2001
974-680-175-9 November 2000
974-680-173-2 September 2000
Pengembangan Kapasitas
Kemitraan Multisektoral
Advokasi Kebijakan
Pembangunan Ketahanan
UNDP adalah jaringan pembangunan global PBB yang mengadvokasi perubahan dan menghubungkan negara-negara ke pengetahuan, pengalaman dan sumber daya untuk membantu masyarakat membangun kehidupan yang lebih baik. Program HIV dan Pembangunan Asia Tenggara UNDP, United Nations Building, Rajdamnern Nok Avenue, Bangkok 10200, Thailand Tlp: +66-2-288-2165; Fax: +66-2-280-1852; Website: www.hiv-development.org
Pembangunan adalah proses memperbesar pilihan rakyat untuk menjalin kehidupan yang lebih panjang dan sehat, memiliki akses ke pengetahuan, dan untuk memiliki akses ke penghasilan dan aset; untuk menikmati taraf kehidupan yang layak.
ISBN: 974-91708-1-4