PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Tiga Tipe Anak Setiap anak berbeda dan unik. Ada yang sulit, ada pula yang mudah beradaptasi. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pukul tujuh tepat, bel berbunyi. Beberapa anak termasuk Zaki berteriak, "Horeee!" Zaki-lah anak pertama yang memilih tempat di dekat pintu masuk kelas, tempat anakanak berbaris sebelum masuk kelas.Beberapa anak berjalan mengikuti Zaki dan mengambil tempat dibelakangnya. "Saya yang memimpin Bu Guru!" teriak Zaki sambil mengacungkan telunjuk tanpa diminta, Bu Guru memperbolehkan, dan dengan gembira Zaki maju dan menghadap ke arah teman-temannya. lbunya yang memandang dari kejauhan tertawa geli. Hanya dari kejauhan, karena Zaki memang tak mau ditunggui. "Malu Bu. Kata lbu Guru, anak yang berani sekolah sendiri berarti muiahid. Zaki kan kepingin jadi muiahid. Kata ibu kalau mujahiditu pemberani seperti Satria Baia Hitam." , begitu alasan si Zaki. "Siaaap grak!" Suara keras Zaki mernimpin barisan, termasuk Azzam. Bocah ini sebentar-sebentar menoleh mencari ibunya yang berdiri di belakang barisan, takut ditinggal. Mash ada seorang anak yang tak mau ikut berbaris, masih menempel erat pada ibunya. Wajah Fira, anak itu, nampak sangat tegang. Ketika diajak berbaris oleh Bu Guru ia justru sernaldt er-at mendekap ibunya. Terpaksa ibunya turut menyertainya, berdiri dalam barisan. Ketika akhirnya anak-anak masuk kelas dan Bu Guru mulai bicara, ibu Fira terpaksa ikut jadi murid karena anaknya sama sekali tak mau beringsut darinya. lbu Azzam cukup menunggu di War kelas dekat jendela sehingga masih bisa terlihat kerudungnya oleh Azzam. Pernah sekali waktu ia mencoba pindah tempat. Begitu kerudung hilang dari pandangan Azzam, bocah itu langsung lari keluar mencarinya. Akhirnya ibupun kembali duduk dekat jendela.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Lain lagi dengan ibu Zaki. Sejak dari rumah Zaki sudah wantiwanti, "pokoknya ibu tidak usah nunggu Zaki."Ketika ibunya mencoba mengintip dari jendela dan kebetulan terlihat oleh Zaki, si calon mujahid ini langsung keluar kelas marah pada ibunya. Perilaku Zaki, Azzam, dan Fira sudah cukup mewakili gambaran karakter anak pada umumnya. Zaki menjadi model anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan suka mencoba sesuatu yang baru. Anak-anak seperti ini biasanya diistilahkan sebagai anak yang "mudah". Azzam tidak seberani Zaki. Untuk beradaptasi dengan lingkungan pun tidak segampang temannya itu. Model yang seperti ini disebut anak yang "perlu waktu pemanasan". Sebaliknya yang masih sangat takut seperti Fira diistilahkan anak yang "sulit".
Anak yang Mudah Anak-anak golongan ini biasanya penampilannya penuh keberanian dan terbuka. Tampil dan berbicara apa adanya. Mudah bergaul dengan orang-orang yang baru dikenalnya, lincah, serta banyak bicara. Mereka sama sekali tidak canggung berada di lingkungan yang baru. Bahkan beberapa dari anak-anak ini tergolong sangat aktif Secara sekilas orang tentu kagum. "Enak punya anak seperti Zaki," komentar ibu-ibu. "Tidak merepotkan," tambah ibu yang lain. Memang tidak merepotkan, karena di rumah pun Zaki lebih banyak main keluar. Ada segudang teman-temannya yang biasa ia datangi rumahnya, satu persatu setiap hari. la pulang hanya untuk makan dan tidur saia. Hanya sesekali ia mengajak teman-temannya bermain di rumah. Tetapi ada kelemahan pula pada anak-anak golongan ini. Karena saking mudahnya beradaptasi, jadi terlalu sering berpindah tangan pengasuh. IN buruk akibatnya bagi dirinya sendiri. Seminggu tinggal bersama nenek, baru pulang PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
sebentar dijemput tantenya untuk dibawa selarna 7 hari pula. Setiap orang tak pernah punya pola asuh yang sama. Batasan, larangan, cara memerintah, cara membujuk hingga, nilai-nilai yang disampaikan dari ibu, tante dan nenek tidak akan pernah sama. Bahkan ada kalanya bertolak belakang. Sernua itu hanya akan membuat anak bingung hingga pada akhirnya mereka jadi sulit diberi pengertian. Selain itu, karena sifat anak-anak ini yang suka mencoba hal yang baru, orang tua harus waspada terhadap barang-barang yang berbahaya. Zaki sendiri pernah mencoba memasukkan jarinya ke dalam kipas angin yang sedang berputar di rumah temannya. Tentu saja luka yang ia bawa pulang.
Anak yang Perlu Pemanasan Tidak terlalu berani, tidak pula penakut. Yang jelas ia perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Setelah tenggang wakiu tersebut, mereka telah memperoleh kepercayaan dirinya kembali. la juga bisa menjadi begitu berani seperti teman-temannya yang "mudah". Dengan orang yang belum dikenal mereka hanya diam walaupun bukan berarti penakut. Tetapi setelah kenal mereka bisa saja segera akrab. Anak-anak ini perlu dorongan semangat dari orang tuanya. Mereka perlu diberi motivasi terlebih dahulu. Tindakan orang tua yang terlalu memaksa bukan pernecahan masalah yang baik. Sering orang tua ingin anaknya menjadi pernberani seperti anak-anak "mudah". Biasanya ketika anaknya masih menunjukkan gelagat ragu-ragu atau takut, mereka menjadi gusar. Lantas keluarlah dari mulutnya ornelan, sindiran atau bahkan ancaman. Lebih parah lagi bila memaksakan anak yang sedang dalam proses penyesuaian untuk segera melakukan yang diminta orang tua.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Waktu pernanasan yang dibutuhkan oleh anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru bisa dipersingkat PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
dengan latihanlatihan. Sebelum anak dilatih dengan membawanya ke tempat-tempat baru baginya, lebih baik bila diberi pengertian dan motivasi terlebih dahulu. Ini agar anak tidak terlalu terkejut dan sudah sedikit mengenal lingkungan baru tersebut lewat cerita ibunya. Cara lain adalah dengan meningkatkan keberaniannya secara. umum. Misalkan dengan jenis permainan tertentu yang memacu tumbuhnya keberaniannya. juga dengan memperluas sosialisasi dan proses pergaulannya yang alami dengan teman-teman sebayanya.
Anak yang Sulit Anak ini sering makan hati orang tua. Membuat gemas, jengkel sekaligus malu. Bayangkan, kernanapun orang tua pergi, ia membuntut, baju ibu tak pernah lepas dari pegangan tangannya. Bila ada orang menyapa, ia justru menelusupkan wajah di sela-sela baju ibu, seakanakan hendak masuk ke dalamnya. Itulah Fira, si kecil mungil yang lembut ini nampaknya sama sekali tak tertarik untuk ikut bermain bersama temannya. lbunya heran, mengapa anaknya selalu mempunyai rasa takut dan khawatir yang berlebihan bila berada di lingkungan yang baru. Dengan orang-orang yang belum dikenalnya ia sama sekali tak mau bicara. Padahal di rumah, di tengah keluarga, Fira adalah gadis yang lucu. Wajahnya yang imut-imut, tingkahnya yang jenaka, serta bibir tipisnya tak berhenti menceritakan satu demi satu teman-teman barunya. Siapa yang tak heran. Ketika tiba di halaman sekolah, Fira. kembali berubah menjadi gadis penakut, pasif, dan pernalu yang terus minta ditemani ibu duduk di kelas. Itu berlangsung selarna pekan pertarna. Seminggu berikutnya ibu boleh menunggu di luar kelas tetapi harus sambil berdiri di dekat jendela sehingga nampak dari dalam.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Di dalam kelas pun, ia belum tertarik untuk berkomunikasi dengan teman-temannya pada minggu-minggu awal. Pertarna kali ia mau ke depan kelas untuk bernyanyi setelah sebulan. Satu-satunya yang bisa dilakukan orang tua terhadap anak seperti ini adalah bersabar menunggu waktu. Hanya waktu yang bisa menyelesaikannya. Tak ada gunanya capai-capai mendamprat, mengomel, atau ngotot memaksanya untuk jadi berani. Percuma, bikin sakit hati saja. Bahkan omelan, ejekan dan hinaan, dalam banyak kasus hanya akan menghilangkan rasa percaya diri si anak. Banyak orang tua yang ingin menunjukkan kernampuan anakanaknya di depan orang lain, menjadi gregetan gara-gara si anak tiba-tiba diam seribu bahasa, pemalu, dan nampak bingung saat ditanyai macam-macam. Padahal sernua pertanyaan bisa dijawab dengan lancar di rumah. Kemudian terlontar kejengkelan ibu "Oo... Fira tidak pintar. Lihat itu Rini dan Linda ... pintar... mau mainan sendiri." Atau, "mama nggak mau belikan permen jika Ari tak mau berhitung 1-10. tuh, tante kepingin tahu kalau Ari sudah pintar. Ayo berhitung ... dong." Adegan jadi nampak lucu. Sebenarnya anak-anak ini memang sudah tahu jawaban-jawaban dari aneka pertanyaan yang didengarnya. Tetapi mereka sedang malas menjawab, lantaran tak menyukai suasana yang seakan menilai dan menguji kepandaiannya. Yang sewot tentu saja orang tua karena merekalah yang sebenarnya ingin anaknya dipuji orang. Penyebab utamanya perilaku yang "sulit" ini bisa karena faktor kurangnya keberanian, kurangnya latihan bersosialisasi dengan lingkungan, bisa juga faktor keturunan. Cara mengurangi rasa kekhawatiran yang berfebihan terhadap lingkungan baru adalah dengan pembiasaan, pernberian pengertian, dan motivasi di samping meningkatkan keberanian secara umum. Dari setumpuk kejengkelan yang harus dipendam orang tua menghadapi perilaku anaknya yang "sulit" ini, masih ada juga
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
kelebihan yang mereka miliki. Sifat sulit beradaptasi dengan situasi yang baru membuat anak kerasan berada di rumah, senantiasa berada dekat ibunya. Hubungan batin dengan ibu biasanya amat erat, sehingga. lebih mudah bagi orang tua untuk mengarahkannya. juga si anak tumbuh menjadi lebih sabar dan telaten, tidak terlalu lincah. Mudah di arahkan ke segi-segi kognisi, tetapi perkembangan - keberaniannya bisa terhambat bila tidak segera ditangani perilakunya yang ketakutan secara berlebihan terhadap lingkungan baru
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Membuktikan Cinta Ibu Anak tidak bisa merasakan dan menikmati cinta dan kasih sayang orang tua, iika tidak dibuktikan. Bagaimana membukfikannya ? Keterlaluan!" Kata ibu suatu ketika "Disuruh mengernbalikan sepatu ke tempatnya, eh malah berani mengata-ngataiku". Di waktu lain, Bu Didin bercerita tentang Andri yang tak pernah mau merapikan kasur, tak juga membereskan karnarnya sendiri. Pokoknya hampir seluruh permintaan ibunya tak dilakukan, menyebabkan terjadinya pertengkaran derni pertengkaran yang biasanya terjadi saban hari. Saat itu Andri baru saja selesai bermain mobil-mobilan dengan dua ternannya. Diapun dengan santai melangkah hendak pergi meninggalkan duabelas mobil-mobilannya berserakan di ruang tengah, ibunya spontan menegur, "Andri, bereskan dulu mainanmu." "Nanti saia Bu!" kata Andri santai saja. "Hei! Ayo kembali. Rapikan dulu ruang tengah! Dasar bandel. Bisanya membantah saja," kata ibu. Nada suaranya meninggi. "Nanti Bu, aku ditunggu teman-teman di luar itu lo," Andri menjawab jengkel. "Berapa puluh kali harus lbu katakan, kau harus membereskan mainanmu sendiri. Kau ini memang anak malas," sergah ibu. Didamprat ibunya seperti itu tak membuat Andri surut, la justru mengeluarkan maki-makian dari mulutnya sambil tetap melenggang santai. Sulit dibayangkan, ada anak yang begitu berani terhadap ibunya. Bahkan dari sorot mata si bocah cilik itu tampak sekali terbersit kebencian dan kernarahan yang luar biasa. Adakah si ibu membenci anak satu-satunya itu? Besar kemungkinan, tidak. Yang telah teriadi hanyalah kesalahpahaman antara. ibu dan anak. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Bu Didin mencintai Andi, itu dikatakannya ratusan kali pada siapapun. Akan tetapi sayang, ternyata nyonya muda ini salah dalam mengkomunikasikan rasa sayangnya. Gara-gara sikapnya yang emosional dan perkataannya yang kasar, anak tak menangkap adanya suasana kasih sayang.
Mengapa Harus Lembut? RAulullah mengibaratkan anak seperti kertas putih bersih, tergantung pada orang tuanya, mau ditulis dengan tinta warna merah, hijau, atau jingga. Orang tua terlalu cepat mernvonis nakal, malas, bandel atau bahkan durhaka terhadap anak-anaknya sendiri, padahal merekalah yang paling dominan membentuk karakter dan kepribadiannya. Kalaupun itu benar, bukankah para, orang tua yang lebih bertanggung jawab atas sifat- sifat buruk itu? Realitas ini perlu diketahui, sebab sering terjadi, orang tua yang sangat mencintai anaknya harus kecewa melihat kenyataan si anak menjadi bengal dan pernbantah. Orang tua merasa telah mengorbankan apa saja derni anaknya, tapi justru mereka menjadi pernberontak. Para orang tua banyak yang salah memilih metode pendidikan. Sebagian orang tua menganggap bahwa untuk meluruskan sikap anak yang kurang baik harus ditempuh cara-cara yang keras, seperti menghukum, berkatakata keras dan kasar. Cara seperti itu tak mungkin berhasil, malah sebaliknya dapat menimbulkan dendarn pada diri anak. Dalam Al-Qur'an Allah mengingatkan secara khusus kepada Muhamma'd saw agar meninggalkan cara-cara kasar, sebab kekasaran bukan mendekatkan ummat kepadanya, tapi justru akan menjauhkannya. Allah berfirman: Maka karena r-ahmat dari Allah, engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawar-ahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan. (QS. Ali Imraan: 159)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Meskipun ayat ini ditujukan kepada Muhammad dalam membina ummatnya, tapi pembinaan itu bersifat universal, Ayat di atas juga. berlaku bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya. jika mereka ingin agar anaknya lebih mendekat, maka jalan yang mestinya ditempuh adalah mendidik dengan lemah lembut, tidak keras dan kasar. Berbuat lembut kepada anak, sama sekali bukan berarti harus menuruti semua permintaan anak. Orang tua terlebih dulu memahami pendapat dan keinginan anak yang sering konyol serta tidak masuk akal, kemudian dengan penuh kasih sayang mengarahkannya untuk mengerti batas antara boleh dan tidak. Perkataan kasar dan pemberian hukuman, adalah hal yang tidak diingini sernua anak, walaupun menurut orang tua semua itu demi kebaikan anak semata. Yang dirasakan anak hanyalah bahwa kemarahan itu menjadi bukti ketidak senangan orang tua kepadanya. Maka, satu kunci paling ampuh dalam ilmu mendidik anak adalah dengan berlaku lemah lembut penuh cinta kasih, walau dalarn keadaan marah sekalipun.
Menawarkan Kebalkan "Anak biasanya memberikan tanggapan (reaksi) yang lebih baik bila di beri senyum dan diajak bicara dengan sikap hangat dan penuh kasih sayang," tulis Dr. Bursteln dalam buku Dr Bursteln's Book on Children. Sidney D. Craig pun menegaskan pendapat itu dengan didukung bukti dan argumentasi yang kuat. Orang tua harus tetap menunjukkan kasih sayang walau di saat anak sedang melakukan kesalahan. justru itulah saat yang tepat untuk menunjukkan rasa cinta kasih. "Sifat dasar manusia akan mengalami gejolak perasaan menghargai yang amat dalarn terhadap orang lain yang menawarkan kebaikan hati kepadanya,"kata Sidney dalam Raising your Child, not by force by love. Hal ini menciptakan perasaan wajib untuk membalas kebaikan orang tersebut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Sungguh menarik untuk disadari bahwa 14 abad silam, Nabi Muhammad sudah menerapkan teori itu kepada siapapun. Beliau mengampuni kaum Quraisy saat Fathul Mekah. Padahal merekalah yang dulu menghina dan menyiksa kaum muslimin. Beliau justru mendoakan kebaikan bagi orangorang Thaif yang menghujani beliau dengan cercaan serta lemparan batu. Beliau juga menjenguk dan mendoakan kesembuhan wanita kafir yang sakit padahal wanita itu sangat buruk perilakunya kepada Nabi. Tindakan beliau yang selalu mencerminkan kelembutan dan kasih sayang itulah yang memberi andil masuk Islamnya tokoh-tokoh penting kaum kafir.
Pahami Alasan Anak Perintah bersikap lembut juga berlaku bagi orang tua yang menginginkan anaknya patuh. Perilaku inilah yang rupanya tidak dimiliki oleh Bu Didin. Wanita ini memang bertipe perfeksionis, ingin sernuanya serba sempurna. Dia mengharapkan anaknya bisa patuh seketika. Sifatnya yang kaku dan tidak sabaran mengakibatkannya segera bereaksi dengan kata-kata kasar disertai ancaman ketika anaknya melakukan sedikit kesalahan. Padahal kesalahan bagi anakanak itu wajar, karena mereka masih dalam proses belaiar. Perlu diketahui bahwa sernua anak mempunyai harga diri sebagaimana orang dewasa. Mereka tidak ingin harga dirinya diinjakinjak, walaupun oleh orang tuanya sendiri. Mereka tetap ingin menjaga harga dirinya, walaupun harus dengan cara melawan. Inilah hakekat manusia yang tidak hanya berlaku pada orang dewasa saja, tapi juga buat anak-anak.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Anak-anak mempunyai dunia sendiri. Salah dan benar mestinya diukur dari dunia mereka dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan keiiwaannya. Bisa jadi menurut orang tua tindakan anaknya merupakan kesalahan fatal, tapi menurut anak-anak, hal itu bukan kesalahan. Mereka mempunyai alasan sendiri, kenapa begitu. Sebab ia hendak membereskannya nanti sepulang dari bermain. Sedang PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
sekarang ia harus bergegas agar tak tertinggal temantemannya yang sedang menunggu. Celakanya, niat yang menurutnya baik itu ternyata dinilai ibunya salah. Akibatnya ia harus menerima hukuman kehilangan uang saku. Bandingkan akibatnya, bila Bu Didin saat itu keluar menemui teman-teman Andri dan meminta dengan lembut untuk menunggu sebentar, kemudian digandengnya Andri ke ruang tengah sambil berkata,"Yuk ibu temani kamu membereskan mainan. Kamu kan biasanya menyukai rumah yang bersih dan rapi." Tak usah menjelek-jelekkan anak dengan tuduhan malas dan bandel, tak usah pula mengungkit-ungkit kesalahan mereka yang sebenarnya mereka sendiripun sudah tahu, bicaralah dengan lembut dan nada yang tenang, sambil tetap memberi senyuman.
Menahan Emosi? Kekasaran kata-kata dan kebiasaan marah, bisa dikarenakan orang tua tidak mampu menahan emosi. Padahal ketika berada dalam kondisi jiwa yang stabil, tidak terlalu sulit untuk bisa bersabar dan berlemah lembut. Sayangnya, tugas dan kewajiban menangani tugas rumah tangga yang begitu berat, sebagai sebuah rutinitas yang membosankan, dan menghabiskan waktu lama dapat memperlemah kondisi keiiwaan ibu, sehingga menjadi emosional dan cepat marah.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Dibandingkan berbagai jenis pekerjaan lain, profesi ibu rumah tangga memang memiliki resiko kebosanan tingkat tinggi. Karena ibu harus menempuh profesi tersebut selama 24 jam dalam sehari, di kantor yang juga rumahnya, hanya bisa berpindah-pindah dari kamar ke kamar semata. Orangorang yang ditemuinya pun tak berganti dari hari ke hari, selama bertahun-tahun ! Kondisi pekerjaan yang mengenaskan ini lebih diperparah lagi dengan PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
ketidakpedulian suami serta masyarakat yang kerap melupakan , tidak mempedulikan kerja berat ibu atau isteri. Masyarakat masih menilai pekerjaan rumah tangga sebagai urusan domestik yang sepele dan rendah. Konflik antara suarni istri ikut meramaikan suasana rumah, membuat keadaan menjadi lebih panas. Banyak kaum ibu yang tak memiliki penyaluran yang baik untuk meredarn emosinya, sehingga menjadikan anak sebagai sasaran pelampiasan emosi. Ada pula ayah ibu yang berperilaku kasar karena watak dan karakter dasar yang membentuk kebiasaan hidupnya. Mereka yang dibesarkan dengan disiplin militer yang keras, misaInya, besar kernungkinan akan tumbuh dengan kepribadian kaku dan keras. Ada kecendrungan orang tua semacam itu akan berlaku keras dan kasar kepada anakanaknya., Selain itu, karakter kasar bisa terbentuk oleh lingkungan, terpengaruh oleh adat budaya masyarakatnya yang memang kasar. Beberapa suku bangsa di Indonesia memiliki budaya hidup yang lebih keras dan kasar dibanding suku yang lain. Penyebabnya bisa jadi karena tantangan hidup yang dihadapinya mengharuskan mereka berperilaku seperti itu. Karakter dasar yang keras, kasar dan emosional tersebut bisa jadi akan merusak pola pendidikan anak. Itu sebabnya, terhadap dirinya sendiri, para orang tua sebaiknya bermuhasabah, melakukan instropeksi, dan mampu merubah karakter kasar yang merugikan tadi, sebelum menularkannya kepada anak-anaknya. Ajaran Islam telah memberikan beberapa patokan pergaulan hidup yang beradab. jika patokan tersebut dipenuhi, akan mampu mengalahkan pengaruh adat budaya yang negatif tadi. Beberapa aturan telah diajarkan Islam, seperti larangan mengeraskan suara kepada orang yang lebih tua, larangan bagi wanita untuk melengkingkan suara, anjuran untuk segera berwudhu jika marah, hingga larangan memanggil teman dengan gelar dan sebutan yang jelek.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Orang Tua Bukan Polisi Orang tua bukan polisi yang hanya bertugas mencari kesalahan orang dan menghukumnya. Bukankah lebih baik mencari kebatkan anak dan memberinya puiian?
Menjad! Polisi yang Menakutkan Menjadi "polisi" bagi anak merupakan tindakan salah tapi kaprah. Salah karena tindakan itu sudah terlarnbat, anak sudah melakukan kesalahan baru diributkan. Kaprah karena tindakan ini paling sering dilakukan oleh kebanyakan orang tua, baik ibu maupun ayah. Mereka baru bertindak ketika kesalahan telah dilakukan oleh anak, bukan mencegah, mengarahkan, dan membimbing sebelum kesalahan terjadi. Sebelum membuat aturan, orang tua hendaknya mempertimbangkan tingkat perkernbangan kejiwaan anak, jangan diukur dengan ukuran orang dewasa. Orang tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh berbeda dengan dunia orang dewasa. Karenanya ketika menetapkan, apakah perilaku anak dinilai salah atau benar, patuh atau melanggar, jangan sekali-kali menggunakan tolok ukur orang dewasa. Orang tua bukan polisi.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Positif dan Negatif tak Seimbang Para polisi kesiangan ini, adalah orang tua yang lupa tidak memberikan perhatian positif ketika anaknya berbuat baik. Tidak memberi pujian, ciuman, senyuman, anggukan kepala, bahkan menoleh pun tidak, ketika anaknya mandi tepat waktu, ketika sarapannya habis tak bersisa, ketika PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
membuang bungkus permen di tempat sampah, atau ketika sesekali menutup pintu dengan pelan. Yang mereka perhatikan hanya ketika anak membanting pintu, menumpahkan minuman di lantai, mengotori dinding dengan kakinya, terlambat mandi, lupa membereskan mainan, membiarkan sikat gigi kotor di bak mandi, handuk yang tak tergantung di tempatnya, dan masih berderet-deret lagi kesalahan yang terlihat. Kesernuanya ini segera. disambut dengan perhatian negatif, berupa teguran, kata-kata keras, ancaman, perintah, hingga. hukuman. Yang teriadi kemudian adalah ketidak seimbangan banyaknya perhatian positif dengan negatif. Terlalu banyak perhatian negatif, tidak sebanding dengan sedikitnya perhatian positif.
Menjadi Penentang, Penggoda atau Selalu Terlambat? Ada dua kemungkinan reaksi anak dalam menghadapi orang tua yang berperan sebagai polisi tadi. Kernungkinan pertarna, anak-anak akan belajar untuk selalu menjadi penentang, sebisa mungkin mereka mengelakkan dari kekuasaan orang tua. Dari kelompok penentang ini dapat digolongkan menjadi 3 tipe. Pertama, tipe penentang aktif Mereka menjadi keras kepala, suka membantah dan membangkang apa saia kehendak orang tua. Mereka marah karena orang tua tak menghargai dirinya sebagai manusia. Untuk melawan jelas tak bisa, karena sang "Polisi" punya kekuatan besar. Maka jalan yang dipilihnya adalah menyakiti hatinya. Mereka akan senang jika orang tua menjadi jengkel dan marah karena ulahnya, semakin bertambah emosi orang tua, semakin senang mereka, bahkan rela dihukum asal bisa membuat orang tua jengkel. Bisa jadi anak-anak itu memang menangis kesakitan sewaktu hukuman ditimpakan kepadanya. Tapi percaya atau tidak, sebenarnya ada perasaan puas melihat "Polisi" jengkel dan kalang kabut. Kalaupun mereka tak kuat menahan hukuman,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
mereka akan mencari cara lain untuk membuat marah orang tua! Kedua, tipe pemberontak dengan cam halus. Sadar bahwa tubuh kecilnya tak mampu menandingi kekuatan "polisi" yang tak lain orang tuanya sendiri, mereka memilih sikap diam, tapi tidak juga mengikuti perintah. Seperti saat ibu mengajar Udin untuk selalu buang air di WC. Gaya ibu yang main perintah seperti polisi membuat Udin makin senang buang air besar di celana. Manakala ibu mengetahuinya, meledak-ledak kemarahannya. lbu menjadi semakin ketat melatih Udin duduk di WC, Udin pun belagak patuh. Tetapi biar berpuluh-puluh menit berlalu, Udin tak juga mengeluarkan hajat. lbu akhirnya menyerah, Udin diizinkan keluar kamar mandi dengan pertimbangan memang belum waktunya melepas hajat' tetapi ternyata 5 menit kemudian Udin kembali buang air besar di celana. Ketiga, tipe selalu terlarnbat. Anak-anak seperti itu baru mau mengerjakan suatu perintah setelah terlebih dahulu melihat orang tuanya jengkel, marah, dan mengomel karena kernalasannya. Untuk menghabiskan semangkuk nasi saja mereka butuh waktu satu jam, itupun harus diiringi omelan ibunya secara terus menerus. lbu harus pula mengikuti kemana saja perginya si anak untuk menyuapinya. Mereka akan pergi mandi beberapa menit sebelum saat Maghrib, setelah ibunya capai teriak-teriak menyuruh mandi semenjak usai Ashar. Mereka juga seringkali tergopoh-gopoh saat berangkat sekolah, bahkan mereka terlambat. Bukan karena banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan tetapi mereka sengaja terlambat. Kalaupun bangun pagi beberapa menit lebih awal pun masih tetap terlambat. Karena mereka sudah terbiasa menunda-nunda pekerjaan dan baru kelabakan saat jam berangkat telah tiba.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Berprasangka Baik Kepada Anak Semua anak memiliki potensi kebaikan, yang baru bisa berkembang jika memperoleh Kepercayaan
Haris berlari-lari mengitari uangan, dari sudut ke Iq(Srudut, sambil sesekali meraih dan mempermainkan benda benda yang menarik baginya. Kali ini giliran sebuah kursi mungil warna merah yang semula tersernbunyi di balik almari, menjadi sasaran permainannya. Bocah gemuk berusia 6 tahun itu pun segera mendorong kursi tersebut kesana kernari, sambii menirukan derum mobil.
Tentu saja, ulahnya itu membuat malu dan jengkel ibunya, yang sedang bertamu ke rumah tetangganya. Mulanya sang ibu membiarkan Haris bebas bertingkah, tetapi sekarang tidak. Suaranya sudah cukup mengganggu, dan si pernilik rumah pun nampak mulai terganggu dengan tingkah si anak aktif ini.
lbu pun mengancam dengan suara tinggi, "Haris, kernbalikan kursinya!" , sambil matanya tajarn menatap anak sernata wayangnya itu. Yang ditegur hanya menoleh sebentar, dan tanpa peduli segera meneruskan aktifitasnya, berimajinasi sedang mengendarai mobil.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Haris, suaranya ribut sekali. Rusak nanti kursinya. Ayo berhenti! Kembalikan!", tegur ibu untuk kedua kalinya.
Kali ini Haris benar-benar cuek, tak peduli. Bibirnya kian keras menirukan derurn mobil dan "gedubrak...." jatuhlah kursi yang ada di tangannya. Kali ini ibu sudah benar-benar naik pitam, berdiri menghampiri Haris sambil berteriak marah, "Apa ibu bilang ... berhenti
Rusak kursi itu nantinya. Berdiri dan kernbalikan !" Didamprat seperti itu tidak membuat nyali Haris surut. Dengan tajarn matanya membalas tatapan ibunya, tangannya erat mernegang kursi yang terjatuh di lantai. "Nggak! Nggak mau....!" Melihat reaksi melawan dari anaknya, ibu semakin jengkel dan berusaha mernegang tangan anak itu, "Anak
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
nakal !". Tetapi kini si anak pun semakin marah, mengibaskan tangannya, menatap ibunya dengan pandangan marah.
Melihat suasana yang semakin panas antara ibu dengan Haris, si pernilik rumah berinisiatif menengahi. "Nggak..., Haris nggak nakal kok ya. Sudahlah Bu, biarkan saja. Haris kan anak yang bertanggung jawab. Nanti juga kalau sudah selesai bermain akan ia kernbalikan sendiri di tempatnya. Bukan begitu, Haris ?" Sungguh sebuah komentar yang sejuk, membuat Haris terperangah, emosinya mendadak sirna. Dengan tatapan aneh Haris memandang tetangganya itu, nampak sedang mernikirkan sesuatu. Ajaib, karena sebentar kernudian anak inipun berdiri, nampak sudah lebih tenang, mengangkat kursi yang terjatuh, mendorongnya sambil matanya menatap ibunya , dan mengembalikan kursi itu ke tempatnya !
Respon positif yang ditunjukkan Haris, adalah berkat kepercayaan yang diberikan tuan rumah kepadanya. Sebutan sebagai anak yang bertanggung jawab, dan keyakinan bahwa ia akan mengembalikan kursi itu ke tempatnya seusai bermain, benar-benar membuat Haris bersemangat untuk berbuat seperti persangkaan itu. Kepercayaan yang ia terima telah menumbuhkan sebuah energi dan motivasi untuk menjaga kepercayaan tersebut
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Energi Dahsyat Kepercayaan merupakan salah satu bentuk pengakuan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Secara alamiyah seseorang yang dipercaya akan berusaha menjaga kepercayaan tersebut dengan sungguhsungguh. Perasaan seperti itu bukan hanya monopoli orang dewasa, anakanakpun mempunyai perasaan yang sama.
Dalam kasus Haris di atas, ia tiba-tiba mempunyai energi yang dahsyat untuk merubah perilakunya. Sang ibupun tak pernah menyangka jika Haris tiba-tiba menjadi anak yang bertanggung jawab, sebagaimana yang diucapkan oleh sang tuan rumah.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Prasangka, merupakan salah satu manifestasi kepercayaan. Prasangka baik menunjukkan adanya kepercayaan, sebaliknya prasangka buruk menunjukkan ketiadaan kepercayaan. Prasangka baik akan menumbuhkan energi untuk menjaga kepercayaan tersebut, sebaliknya prasangka buruk akan menimbulkan perasaan benci, terhina, dan keinginan untuk berbuat negatif seperti yang diprasangkakan itu. Ketiga, metode pendidikan yang diterima anak tidak kalah besar pengaruhnya. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua, guru di sekolah, bahkan kakek nenek serta saudara yang lain pun turut memberi andil yang tidak kecil dalam pembentukan kepribadian anak.
Keempat, di luar faktor-faktor di atas, masih banyak faktor lagi yang bersifat kondisional, yang menyebabkan anak nampak tak sempurna di mata orang tua.
Di luar keempat faktor di atas, yang perlu disadari bahwa setiap anak yang lahir membawa egosentrisme, yang selalu mendorongnya memilih setiap yang menyenangkan dirinya sendiri. Fitrah anak-anak adalah semaunya sendiri, tidak peduli kepada orang lain. Adalah tugas orang tua dan guru untuk menghapus sisi negatifnya, karena anakanak tidak mampu menghilangkannya sendiri. jika usaha orang tua belum berhasil, janganlah kesalahan itu ditimpakan kepada anak-anak.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Masalah ini menjadi penting diketahui, sebab seburuk apapun perangai, sikap, perilaku, dan kepribadian anak, sesungguhnya bukan mutlak kesalahan anak itu sendiri. Banyak faktor eksternal yang ikut membentuk kepribadiannya, disamping faktor bawaan sejak lahir. Karenanya, tidak ada alasan bagi orang tua untuk ragu-ragu memberi kepercayaan kepada anak-anaknya. Apalagi kepribadian mereka sesunguhnya masih dalam proses pembentukan, maka inilah kesempatan yang baik untuk memberi kepercayaan kepada anak, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.
Berprasangka Baik Kepada Anak Berprasangka baik kepada anak yang berperilaku baik, merupakan pekerjaan mudah. Akan tetapi membangun prasangka baik terhadap anak yang bertingkah buruk, bagaimana memulainya ? Keragu-raguan seperti inilah yang membuat ibu Haris sulit untuk berprasangka baik kepada anaknya., sebab si anak aktif itu memang sudah sering membuat masalah di mana saja, dan kapan pun juga.
Untuk menghilangkan keragu-raguan ini, orang dewasa sebaiknya mengadakan feed back, meninjau ulang tentang hal-hal yang berkaitan dengan terbentuknya kepribadian anak. Pertarna, hendaknya diyakini bahwa pada awainya sernua anak terlahir dalam fitrah yang bersih seperti kertas putih. Orang tualah yang paling banyak berperan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
mengarahkannya, menjadi anak yang berkepribadian baik atau buruk.
Kedua, banyak faktor luar seperti teman, guru dan lingkungan rumah yang turut memberikan pengaruh pembentukan kepribadian anak tersebut.
Ketiga, metode pendidikan yang diterima anak tidak kalah besar pengaruhnya. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua, guru di sekolah, bahkan kakek nenek serta saudara yang lain pun turut memberi andil yang tidak kecil dalam pembentukan kepribadian anak.
Keempat, di luar faktor-faktor di atas, masih banyak faktor lagi yang bersifat kondisional, yang menyebabkan anak nampak tak sempurna di mata orang tua.
Di luar keempat faktor di atas, yang perlu disadari bahwa setiap anak yang lahir membawa egosentrisme, yang selalu mendorongnya memilih setiap yang menyenangkan dirinya sendiri. Fitrah anak-anak adalah semaunya sendiri, tidak peduli kepada orang lain. Adalah tugas orang tua dan guru untuk menghapus sisi negatifnya, karena anakanak tidak mampu menghilangkannya sendiri. jika usaha orang tua belum berhasil, janganlah kesalahan itu ditimpakan kepada anak-anak.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Masalah ini menjadi penting diketahui, sebab seburuk apapun perangai, sikap, perilaku, dan kepribadian anak, sesungguhnya bukan mutlak kesalahan anak itu sendiri. Banyak faktor eksternal yang ikut membentuk kepribadiannya, disamping faktor bawaan sejak lahir. Karenanya, tidak ada alasan bagi orang tua untuk ragu-ragu memberi kepercayaan kepada anak-anaknya. Apalagi kepribadian mereka sesunguhnya masih dalam proses pembentukan, maka inilah kesempatan yang baik untuk memberi kepercayaan kepada anak, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Menumbuhkan Kepatuhan Dalam lingkungan keluarga sekarang, rupanya batas pengbormatan dan ketaatan anak kepada orangtua mulai kabur. Bahkan acia yang menganggap waiar seorang anak membentak dan memarahi orangtuanya. Siapa yang salah2
Tunggu dulu!!!! Keberanian anak mendurhakai orangtuanya kadang kala bukan kesalahan anak semata. Di sana ada andil peran orang tua. Orang tua sering tidak meyadari bahwa mereka telah membentuk sikap durhaka pada anak-anak mereka sendiri. Mereka lupa bahwa anak yang durhaka adalah korban salah asuh di saat anak masih dalam usia dini.
Bagaimana seharusnya orang tua menanamkan ketaatan pada anak? Dengan kekerasan? Dengan ancaman dan hukuman? Di bawah ini dipaparkan beberapa petunjuk dan saran bagi para orang tua agar anak mau mentaati perintahnya sejak dini dan melenyapkan keinginan anak untuk melawan atau mendurhakainya.
Wibawa Orang tua Seringkali perintah orang tua dianggap sepi oleh anakanaknya. Didengar pun tidak. Dalam hal ini kesalahan tidak mutlak pada anak. Sebaiknya orang tua segera sadar
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
kernudian melakukan instropeksi, sudahkah kewibawaan dimilikinya?
Untuk menumbuhkan wibawa orang tua, Islam menawarkan suatu resep sederhana sebagaimana disitir dalam Al-Qur'an surat AlMuzzarnmil ayat 2-5:
"Bangunlah & malam hari (untuk shalat), kecuali sedikit (daripadanya), setengahnya atau kurangilah sedikit daripadanya, atau lebihkan dari padanya dan bacalah alQuran itu sungguh-sunguh. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu 'qaulan tsaqiila. "
Itulah janji Allah bagi orang-orang yang melaksanakan shalat lail dan membaca Al-Qur'an dengan tartil di malam hari. Dijanjikan mendapatkan'Qaulan tsaqiiia'atau perkataan yang berat (berwibawa).
Seperti ketika Rasulullah yang sedang bepergian seorang diri tanpa membawa senjata di tengah gurun yang sepi. Kernudian datanglah Da'tsur yang munghunuskan pedang siap membunuhnya. Sambil tertawa. penuh kernenangan Da'tsur mengejek, "Sekarang...., siapakah yang mampu menyelarnatkanmu dari kibasan pedangku ini?" Sambil tetap tenang, Rasulullah pun menjawab penuh kewibawaan, "Allah". Bagai disambar petir, nyali Da'tsur tiba-tiba mendut mendengar nama Allah disebut bibir Muhammad. Serta
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
merta pedang Da'tsur pun terjatuh dari tangannya yang gemetar.
Qaulan tsaqiila, yang dimiliki Rasulullah saw itu, juga beliau manfaatkan untuk menyeru kaumnya kepada Islam. Maka hanya dengan pesona pidatonya, berbondong-bondong orang masuk Islam.
Seharusnya ayah dan ibu yang mempunyai Qaulan Tsaqiila ini tidak menernui kesukaran dalam memberi perintah kepada anak-anak karena wajah mereka akan memancarkan cahaya bekas sujud di malam hari dan ucapan mereka akan penuh wibawa dan pesona.
2. Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari[1525], kecuali sedikit (daripadanya), 3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. 4. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. 5. Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. [1525] sembahyang malam Ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. setelah Turunnya ayat ke 20 Ini hukumnya menjadi sunat.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Hikmah Pendidikan Luqman Ada baiknya orang tua mengambil hikmah dari pendidikan Luqman kepada anak-anaknya. Dalam mendidik kepatuhan, Luqman mengajarkan anak-anaknya agar terlebih dahulu mentaati Allah, sebagaimana firman-Nya:
"Hai anakku!janganlah engkau sekutukan (sesuatu) dengan Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah penganiayaan (diri) yang besar. " (QS. 31:13)
Setelah menanarnkan ketaatan mutlak kepada Allah, barulah Luqman menyuruh anaknya untuk taat padanya. Itupun selarna ketaatan pada orang tua tidak bertentangan dengan ketaatannya kepada Allah. Nukilan QS. Luqman (31):14-15 mengungkapkan ajaran Luqman ini kepada anaknya.
"Hendaklah engkau syukur kepada-Ku dan ibu bapakmu. KepadaKu lah tempat kembali. Dan jika mereka mengajarkan sungguhsungguh untuk meyekutukan Aku (Allah) dengan sesuatuyang engkau tidak mengerti tentangnya, maka janganlah engkau taati mereka. Tetapi bergaullah dalam urusan dunia dengan sopan. "
jangan tanarnkan kewajiban taat hanya terhadap orang tua, tapi lanjutkan atau hubungkan dengan ketaatan kepada Allah. Ini akan membuat anak terbiasa taat melakukan perintah, baik saat orang tuanya ada atau tidak, karena ia
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
punya rasa taat kepada Allah yang selalu mengetahui perbuatannya.
Penjelasan yang Bisa Dimengerti Beri penjelasan ringan sebatas kernampuan anak, mengapa suatu hal diperintahkan sedang hal yang lain dilarang. jangan sekali-kali memberi keterangan dusta dalam hal ini.
Apabila anak dilarang terus menerus mernecahkan piring, beri penjelasan. Misalnya, kita akan kehabisan piring sehingga harus makan memakai alas daun. Ini lebih baik daipada dusta seperti, Tocong senang mengganggu anak yang suka mernecahkan piring."
Sebatas Kemampuan Perintah yang di luar kesanggupan dan kemampuan anak boleh jadi akan menyebabkan krisis syaraf (neurotic) dan buruk perangai. Ada pepatah mengatakan, "Jika engkau ingin ditaati, maka perintahkanlah apa yang dapat dipenuhi." Sebaiknya perintah itu dibagibagi dan tuntutan pelaksanaannya pun bertahap.
Perintah orang tua kepada anak berusia 8 tahun untuk senantiasa shalat lima waktu ke masjid, dan pergi mengaii setiap usai Maghrib, dengan diasuh seorang ustadz yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
berperangai keras dan suka memukul, tentu tidak sesuai dengan kebutuhan psikologis anak yang di usia itu sedang senang-senangnya bermain. jika orang tua memaksakan kehendaknya, bisa jadi anak menurut, dengan resiko justru menumbuhkan kebencian dan antipatinya terhadap Islam, atau anak membangkang dengan cara berbohong dan mengembangkan perangai buruk lainnya.
Untuk mengetahui sampai dimana batas kemampuan anak sesuai perkembangan usianya, memerlukan pengetahuan tersendiri. Sebaiknya, orang tua memahami perkembangan anak ini. Setidaknya menyimpan buku pedomannya, atau rutin menanyakan hal tersebut kepada para ahli.
Kemarahan Anak Sesungguhnya, sikap suka membangkang dan marah anakanak merupakan tiruan dari sikap orang tuanya. Ayah yang suka marah hanya karena sebab-sebab sepele, atau mendidik anak terlalu ketat untuk tunduk secara buta kepadanya adalah kebiasaan buruk orang tua pada umumnya. Perlakuan terlalu keras dalam mendidik anak sama saja dengan mendidik lewat cara menyepelekannya.
Kemarahan anak bisa diwujudkan melalui pembangkangan dan pemberontakan. Tetapi bisa juga diwujudkan dalam bentuk kemarahan terselubung, dimana mereka tetap menampakkan kepatuhan dan perangai baik, namun
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
kemarahan yang mereka simpan bisa rneledak sewaktuwaktu, disaat yang tidak menguntungkan bagi orang tua.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Jangan Bertentangan Gharizah atau naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan beberapa pekerjaan tanpa berlatih terlebih dahulu.
janganlah orang tua melarang anak bermain, atau membongkar dan memasang sesuatu. jangan puia melanggar kebiasaan anak-anak kalau tidak ingin mereka menggunakan jerit tangis sebagai senjatanya.
Lebih baik gharizah itu diarahkan sedemikian rupa sehingga. anak bisa mengatur dirinya sendiri. Misalkan diberi perintah, "Maghrib hari ini pukul setengah enam. Sekarang sudah pukul lima, terserah kau kapan akan berhenti bermain, yang penting saat adzan nanti kau sudah mandi."
Dalam ungkapan itu tidak melarang anak bermain. juga. tidak melanggar kebiasaan mereka bermain di sore hari. Tetapi permberian I'masa terbatas" agar anak dapat mengatur jadwal kegiatannya sendiri akan sangat menolong untuk melatih anak disiplin waktu. Selain itu mereka merasa dianggap mampu untuk mengatur dirinya sendiri tanpa harus didikte begini dan begitu.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Ancaman yang Salah Kesalahan yang banyak dilakukan orang tua adalah memberi ancaman kepada anak dengan sesuatu yang seharusnya berguna baginya. Itu dilakukan hanya karena menginginkan anaknya segera memenuhi perintah mereka.
Misalkan menakut-nakuti anak dengan polisi, suntikan, dan sebagainya. Ketakutan yang tercipta pada bayangan si anak akan sulit dihilangkan, akibatnya hal-hal yang berguna itu akan ia takuti sampai mereka dewasa.
Tidak Dusta Aisyah ra menceritakan sebuah kisah, ketika Rasulullah saw bertemu dengan seorang wanita yang sedang membujuk anaknya dengan berkata,"Kemarilah nak, nanti akan aku berikan kurma kepadamu." Mendengar bujukan tersebut Rasulullah pun mengingatkan
kepada si wanita, "Apakah benar engkau akan memberikan kurma kepada anak kecil itu ? jika tidak, cukuplah itu akan tercatat hal itu sebagai dusta bagimu."
Sayangnya, kejadian yang dikhawatirkan Rasulullah tersebut sebenarnya banyak pula terjadi di sekitar orang tua
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
sekarang. Kebanyakan ibu membujuk anak-anaknya agar mau patuh, dengan iming-iming akan dibelikan es, permen atau mainan. Tetapi setelah anak mau mematuhi keinginan orang tua, maka janji pun dibatalkan secara sepihak. Tentu saja dengan beragam alasan yang dikemukakan orang tua. Kalau awainya anak bisa menjadi patuh karena belum tahu, sebaliknya setelah terbiasa dibohongi, akan kehilangan kepercayaan terhadap orang tuanya, dan ini akan memberikan akibat yang berbahaya nantinya.
Istiqamah Penting untuk bisa konsisten atau beristiqomah dalam menetapkan aturan, dan tidak cepat mengalah menghadapi rengek dan tangis anak . Usahakan tidak meladeni kemauan anak selama tak ada alasan yang bisa ditolerir. Lama kelamaan anak akan sadar bahwa ia tak bisa menggunakan senjata tangis untuk merayu ibunya. Tetapi ia harus berusaha terlebih dahulu mengerjakan apa yang diperintahkan.
jangan pula menerapkan perubahan aturan tanpa pertimbangan matang. Misalnya suatu saat orang tua melarang anak berbuat sesuatu hal, tetapi di lain waktu mengabaikan kembali larangan yang sama. Apalagi memberikan hadiah di suatu saat tetapi di saat lain memberikan hukuman untuk sesuatu hal yang sama. Hal ini dapat menyebabkan andk mempunyai jiwa tegang penuh
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
kebimbangan, dan dapat melunturkan rasa kepercayaan terhadap kedua orang tuanya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Menghargai ’Kekonyolan’ Anak Karena pikirannya masih sempit, anak sering mengemukakan alasan yang konyol. Semua itu harus tetap dihargai, untuk tumbuhkon percaya dirinya.
Suatu pagi menielang berangkat sekolah, Rifka as berteriak memanggil ibu di dapur.
"Bu, dimana kaos kakiku?
"Selalu ribut kaos kaki setiap hari. Kenapa tidak kamu letakkan di tempatnya?"
"Huuh, orang lupa masak enggak boleh." jawab Rifka ketus. Bagi ibu, pertanyaan anaknya itu sangat menjengkelkan. Bukankah dia sendiri yang meletakkan kaos kakinya kemarin?
"Sudah beribu kali diingatkan ibu, kalau melepas kaus kaki jangan sembarangan. Langsung disimpan, atau langsung dibawa ke tempat cucian. Selalu saja bingung mencarinya di pagi hari."
Sayang, nampaknya ibu gagal memahami bahwa saat itu pikiran Rifl
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
jawaban dengan nada menyerang dan memvonis. Apalagi ditambahkan sederet kalimat nasehat agar selalu meletakkan kaus kaki di tempatnya, mempersiapkannya di malam hari, tidak membuatnya terlalu kotor, hingga nasehat untuk tidak bangun terlambat, hanya membuat anak semakin jengkel saia.
Lebih baik memberi jawaban penuh pengertian, minimal menunjukan simpati atas masalah yang dihadapi anak. Misalkan dengan memberikan tanggapan, "Dua hari lalu kaos kakimu yang hilang ketemu di bawah meja belajar. Carilah sekarang, barangkali ada di sana." Walaupun ibu tak bisa menolong mencarikan kaos kaki, jawaban seperti ini membuat anak lebih tenang karena ia merasa dipahami dan tidak disalahkan begitu saia. Berikutnya, anak diberi motivasi untuk menyelesaikan sendiri masalahnya.
Mengalah Untuk bisa menghasilkan komunikasi yang sukses antara. dua generasi ini, memang dibutuhkan pengertian dan pengorbanan besar dari para orang tua. Orang tua sebaiknya banyak berkorban dan mengalah agar dapat memahami jalan pikiran anaknya. Hal ini penting, karena mengharapkan anak agar mau mengerti jalan pikiran orang dewasa adalah mustahil.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Sebuah komunikasi yang gagal, terjadi ketika si bungsu Dimas yang berumur 4 tahun berlari kecil ke ayahnya, sambil membawa buku gambar dan satu set pensil warna. "Yah, Ayah. Coba apa yang Dimas gambar," katanya bersemangat. "Oo, pesawat, bagus," kata. ayah tanpa ekspresi, sambil tetap meneruskan keasyikan membaca berita di koran. Merasa tak puas, Dimas mengguncang tangan ayahnya.
"Yah, Dimas mau menggambar piring terbang seperti di film kemarin."
"Ya, gambarlah."
"Nggak bisa Yah, gambarkan ayo!"
"Sebentar Mas, nanti saja ya," kata ayah masih terus membaca koran.
" Sekarang, Yah. Dimas mau tunjukan gambar ini kepada Yono," rengek Dimas
Nah, bagaimana jika anda menjadi ayah Dimas? Memang menjengkelkan menuruti rengekan Dimas. Berita tentang bom yang meledak di swalayan belum tuntas dibaca. Beritanya masih panjang dan perlu waktu lama lagi untuk menyelesaikannya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
jika ayah bersikeras tetap membaca koran, apalagi sambil mengeluarkan kata-kata luapan keiengkelan, Dimas tentu menjadi sangat kecewa. Kata-kata kasar ayah akan sulit hilang dari ingatannya, padahal ia merasa tak pernah melakukan satu kesalahan pun.
Bersikap keras dan berkata kasar kepada anak sama sekali tidak bijaksana. Rasulullah saw mencontohkan kepada ummatnya ketika beliau berlaku santun dan lembut kepada setiap anak yang ditemuinya, apalagi kepada cucu-cucunya. Beliau mencontohkan bahwa mendidik anak yang terbaik adalah melalui cinta dan kasih sayang.
Memaki, mengumpat, berkata kasar, dan menghina anak merupakan kejahatan orang tua yang sering tidak disadari. Banyak akibat buruk yang ditimbulkannya, tetapi orang tua tidak mau mempedulikannya. Masih banyak orang tua yang berkata, "kamu bodoh" ketika anaknya tidak mengerjakan PR.
Membantu anak belajar, tentu tidak dengan mengolok kesalahankesalahannya, apalagi memakinya. Anak-anak belum tentu melakukan pekerjaanya dengan penuh kesadaran. Kalau satu kesalahan saja sudah mendapatkan makian, semangatnya tentu padam. Gairahnya untuk belajar dan rasa ingin tahunya menjadi terhenti oleh kekecewaan dan kekesalan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Orang tua bijak akan memilih kata yang santun ketika menegur anaknya. Sungguh tidak sulit untuk mengatakan,"Ibu sudah memberi uang saku untukmu kan? Uang dimeja itu punya ayah, harus minta ijin dulu kalau kau ingin memakainya." Bandingkan dengan jika ibu mengatakannya dengan kasar," Kau mengambil uang di meja, ya? Dasar pencuri ! Itu kan uang ayah ?" Kesannya jelas beda. Enak buat orang tua jika tak harus mengatakannya dengan amarah, dan nyaman pula di telinga anak. Mereka merasa dihargai pendapatnya. jika pada kesempatan lain si ibu mengingatkan kesalahannya, mereka tak akan buru- buru menolaknya.
Hargai, Walau Sekonyol Apapun
Kadang pembicaraan orang tua dengan anak menjadi arena adu argumentasi. Masing-masing bersitegang dengan pendapatnya sendiri. Tak ada yang mau mengalah. Orang tua sibuk melontarkan nasehat, perintah, dan dokma. Di sisi lain, anak-anak tak mau kalah, sibuk membantah, mendebat, dan bergurnam. Kalaupun anak terpaksa mengikuti kemauan orang tuanya, ia melakukannya dengan memendam kemarahan.
Dialog antara Kukuh dengan ibunya, memberikan gambaran tentang hal tersebut
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
"Ah, ibu, lima ratus saja kok," rengek Kukuh.
"Lima ratus itu banyak. lbu tak punya uang," sahut ibu.
"Bonar anak tukang becak saja uang jajannya seribu, Bu!"
"Heh buat apa sih jajan?!"
"Kan enak, ketimbang nganggur waktu istirahat."
"Jajan di sekolah itu kotor, tahu. Nggak enak. Bikin sakit perut!" Sergah ibu menutup pembicaraan dengan jengkel. "Sudah ! Sana berangkat !"
Mengapa ibu tidak berusaha mengerti perasaan Kukuh, anak kelas satu SD itu? Bukankah benar yang dikatakan Kukuh bahwa jajan bersama teman-taman itu enak? Begitu banyak macam jajanan yang dijual di halaman sekolah, siapa tidak ngiler? Bagi anak-anak, tak peduli kotor atau tidak, yang penting senang.
Andai ibu mau menghargai pendapat Kukuh, dan berkata dengan lebih lemah lembut, "Iya, jajan itu memang enak. Bonar, Nanang dan Edi, hampir tak pernah sembuh dari pilek, juga mencret, Itu karena mereka banyak jajan di tempat yang kotor. Kalau kau mau makan enak, di rumah saia. Bukan di sekolah. Uang saku ditabung untuk membeli tas baru kan lebih enak."
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Peristiwa lain, Kukuh asyik nonton film di TV walau adzan Maghrib sudah lama lewat." Sebentar bu, filmnya bagus nih," sahut Kukuh ketika ibunya menyuruh shalat.
"Apanya yang bagus? jelek begitu kok. Ayo matikan TVnya!". Mendengar hardikan ibunya, Kukuh yang baru mengikuti separoh cerita betul-betul kecewa saat ia harus mematikan TV.
Hasilnya akan berbeda jika ibu mencoba berkata seraya menunjukan sikap pengertiannya pada putranya. "Iya filmnya bagus. Tapi inikan waktu shalat Maghrib. Kalau kau tidak raiin shalat, do'amu nanti tidak dikabulkan Allah. Film di TV kan masih banyak yang bagus."
Dengan berkata begitu, ibu sedang berusaha membujuk Kukuh agar ia mau mematikan pesawat TV dengan inisiatifnya sendiri. Ini memang salah satu seni berbicara dengan anak. Memahami dan mengerti tentang pendapatnya, sehingga membesarkan hatinya. I~emudian barulah orang tua mengingatkan akibat- akibat buruk yang bisa terjadi. Terakhir, beri motivasi anak dengan hal lain yang sekiranya lebih menarik perhatian.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Bagalmana Menghargal? Untuk bisa mengerti, memahami dan selanjutnya menghargai pikiran dan pendapat anak, orang tua harus mampu melakukan dua hal. Pertama, memahami fase tumbuh kembang anak sesuai usia dan pengaruh lingkungan sekitar. Dengan pengetahuan ini, orang tua bisa mengetahui, misainya, tentang mengapa anak memiliki naluri untuk ingin berbohong. Sampai batas usia berapa sebuah kebohongan masih dianggap wajar. Dengan mengetahui fase ini, orang tua pun memahami kapasitas perkembangan otak anak yang masih 'konyol' cara kerjanya. Berbekal pengetahuan ini, orang tua bisa bersikap lebih dewasa dan arif dalam memberikan respon. Tidak terpancing oleh kekonyolan sikap anak yang tentu saja kekanak-kanakan.
Kedua, menimbulkan empati . Dengan cara, orang tua meletakkan dirinya seakan dalam posisi yang dihadapi anak yang sedang mengalarni masalah. Dengan cara ini, orang tua akan lebih mudah untuk mengerti dan memahami kondisi kejiwaan anak.
Untuk bisa memahami perasaan Rifka yang sedang kehilangan kaus kaki, misalnya, ibu harus bisa membayangkan jika dirinya yang kehilangan kaus kaki, sementara sedang dikejar waktu untuk segera berangkat. Bagaimana perasaannya ? Seberapa tegang dan bingung hatinya!
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Begitu pula ketika memahami Kukuh yang memaksa diberikan uang jajan lebih banyak, ibu harus bisa membayangkan ketika dirinya yang harus menghadapi teman-teman di sekolah yang senantiasa bebas jajan dengan banyak uang . Betapa menariknya puluhan macam makanan dan snack yang dijual di sekolah. Perut lapar, badan lelah, cuaca panas, ditambah lagi iming-iming dari teman yang asyik-asyiknya jajan, bukankah sangat menyedihkan jika hanya bisa menelan air liur?
Rasulullah saw memberikan teladan, bagaimana beliau begitu menghargai pendapat seorang anak, walaupun untuk itu beliau terpaksa harus menomorduakan para sahabat utamanya. Suatu ketika, beliau sedang berada di sebuah majelis, dengan para sahabat berposisi duduk melingkar . Tibalah saatnya mengedarkan air minum, yang dimulai dari diri beliau. Sebagaimana lazimnya adab majelis, maka urutan berikutnya adalah orang yang ada di sisi kanan. Saat itu yang ada di kanan beliau adalah seorang anak kecil. Saat itu, timbul keinginan beliau untuk menghormati seorang sahabat utama yang juga sedang berada dalam majelis itu. Beliau berkeinginan untuk mendahulukan sahabat tersebut demi menghormati kehadirannya.
Adalah hal yang tak terlalu sulit rasanya untuk sedikit menyimpang adab, demi memberikan sebuah penghormatan, dengan melewatkan giliran anak kecil di samping Rasulullah
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
saw sebagai giliran kedua yang minum setelah beliau. Bukankah hanya seorang anak kecil, yang tak memiliki banyak kepentingan di majelis itu, yang mungkin kehadirannya pun hanya tak disengaja, sekedar diajak oleh ayahnya yang kebetulan juga mengikuti majelis tersebut?
Tetapi, tidak demikian jalan pikiran Rasulullah. Ternyata beliau tetap memandang kehadiran si anak begitu berarti, sehingga perlu minta ijin terlebih dahulu kepada si anak, agar mau menunda gilirannya, dan diserahkan terlebih dahulu giliran tersebut kepada orang lain. Dan ketika ternyata anak tersebut menolak permintaan Rasulullah saw, tetap mempertahankan gifiran minumnya setelah beliau, ternyata pribadi Rasulullah pun bersedia menghargai pendapat tersebut. Rasulullah saw mengenyampingkan keinginannya sendiri, derni menghormati pendapat seorang anak kecil yang mempertahankan hak-haknya, walau dalam hal yang teramat sepele.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Membiarkan Anak Memutuskan Sendiri Diluar dugaan kebanyakan orang tua, ternyata anak memiliki kemampuan untuk bisa menyelesaikan banyak masalah.
Nizar mengayuh sepeda roda duanya dengan kencang, padahal ia belum mahir benar karena ia baru bisa mengendarainya. Tetapi kali ini rupanya Nizar ingin menunjukkan kepandaian barunya itu kepada temantemannya Yang bergerombol di depan rumahnya.
Ternyata Nizar terjatuh setelah roda sepedanya terpeleset. lbu Yang sejak tadi mengawasi putranya dari teras rumah, berusaha tenang. Dilihatnya Nizar merintih kesakitan sambil mernegangi lututnya Yang terluka tertindih sepeda. Derai tawa teman-teman Yang mengejeknya membuat Nizar tak marnpu menahan tangis.
lbu masih diam tak bergerak hingga. dilihatnya Nizar berdiri dan berjalan sempoyongan menuju rumah sambil terus menangis. Ketika Nizar sudah berdiri di depannya, barulah ibu bertanya dengan tenang tanpa ekspresi waJah yang menuniukkan kekhawatiran. "Kamu tidak apa-apa kan?" tanya ibu dengan lembut Nizar masih terus menangis sambil menunjukkan lututnya yang berdarah. lbu kembali berkomentar ringan,"Oh, hanya berdarah sedikit. Cuci dulu agar bersih, nand ibu beri obat"
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Selanjutnya tangan ibu membelai rambut Nizar seraya bertanya lembut, "kamu masih ingin ngebut lagi?"
Nizar tertunduk dan berkata lirih, "tidak bu
lbu meneruskan,"apa namanya kalau kita tidak patuh pada nasehat ibu?"
"Nakal," Nizar menjawab sambil menunduk."benar, tetapi kamu tidak nakal. Kamu anak shaleh. Sekarang segera cuci lututmu," tutur ibu sambil tersenyum dan merangkul Nizar.
Bagaimana penilaian anda tentang ibu Nizar ini? Di awal peristiwa ia terkesan tidak punya belas kasihan. Keras dalam mendidik anak. Apakah tidak semestinya ibu yang menyaksikan anaknya terjatuh dan terluka segera datang menolong? Mengapa ibu tidak membujuk Nizar untuk diam dari tangisnya dan menggendongnya? Terkesan tak peduli ketika ibu menyuruh Nizar mencuci sendiri lukanya.
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini pulalah yang muncul pada diri Nizar setiap ia menemui permasalahan. Pernah sekali waktu ibu sedang sibuk menyetrika baiu, sementara Nizar asyik bermain mobilmobilan yang bisa di gerakkan maju mundur hanya dengan memencet tombol. Kecepatan mobil-mobilan makin berkurang, tanda baterenya mulai habis. Tak lama kemudian mainan itu sudah benar-benar tak bergerak lagi. Nizar yang sedang asyik dengan hayalannya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
menjadi jengkel karena tidak bisa meneruskan permainannya.
Dengan setengah merajuk Nizar merengek, "Bu ... perbaiki mainan Nizar dong... tidak bisa. jalan." lbu menoleh kepada ~naknya tanpa menghentikan pekerjaannya dan berkata, "Oh, batereinya habis, ya harus dibelikan dulu yang baru, ", Nizar pun cepat menyahut, "ya, ayo belikan bu... belikan ... sekarang...", lbu menyahut dengan tenang, "di dekat sini tidak ada toko yang menjual baterai. Sementara. Sekarang beri tali saja mobilmu itu supaya kau bisa menariknya kemana-mana". Nizar menyahut tak sabar,"ya, ya pakai tali. Ayo bu pasang talinya !" masih tetap terus berkerja ibu berkata,"Ibu masih sibuk. Kau bisa cari sendiri tali itu di dalam laci bufet yang paling bawah. Ayo cari sendiri anak pandai...", Nizar bangkit mencari tali yang di maksud dan kembali merengek setelah menemukannya," Ayo pasangkan talinya bu...", sekali lagi ibu hanya menoleh dan berkata,"coba dilihat dulu, dimana enaknya tali itu akan kau pasang," Nizar membalik mainannya mencari-cari tempat sangkutan untuk dikaitkan tali. Sebentar kemudian ia berteriak gembira "nah ini Bu ... diantara dua roda depan ini!" ibu tersenyum dan memberi semangat anaknya untuk terus berusaha, 11 nah, masukkan perlahan-lahan ujung tali ke lubang sangkutan itu ... ya benar begitu. Kemudian simpulkan dan potong sisa tali yang terIalu panjang." Nizar mengikuti petunjuk ibunya dan akhirnya ia pun berhasil memasang tali tersebut sehingga ia bisa menarik
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
mobilmobilan itu kemana ia suka. lbu Nizar telah melakukan sesuatu yang amat berharga bagi anaknya, juga buat dirinya sendiri. la telah mendidik anaknya menjadi dirinya sendiri, sehingga. si anak kelak akan selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri tanpa memerlukan orang lain. Apakah yang dimaksud mendidik anak menjadi dirinya sendiri? Uraian di bawah ini akan mengulasnya lebih dalam.
Setiap orang tua mencintai anaknya, tetapi belum tentu bisa mendidik mereka. Cara orang tua menunjukkan rasa kasih sayangnya itu kadang-kadang keliru. Seperti juga anggapan banyak orang tentang peristiwa yang dialami Nizar di atas tadi. Menurut anggapan banyak orang, jika si anak terjatuh, ibu harus cepat menolong, jangan sampai anak terialu lama menangis. Ayah dan ibu merasa kasihan melihat anak tercintanya itu menangis, sehingga segera membujuknya agar diam, kalau perlu memberinya hadiah permen dan coklat.
Cara menunjukkan kasih sayang seperti itu jelas keliru. Si anak bukannya terdidik untuk dewasa bahkan semakin cengeng dan merepotkan. Bukankah anak merasa senang karena ia mendapat hadiah setelah menangis? Hadiahnya adalah perhatian dari orang tua dan ditambah permen. Maka hampir dapat dipastikan, seterusnya si anak akan kembali menangis bila menemui sedikit saja masalah, kemudian menuggu pertolongan dari ayah ibunya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Apabila ini sudah menjadi kebiasaan anak, bukan main berat tugas ayah ibu yang harus melayani. Dalam satu hari saja, bukannya tidak mungkin ada begitu banyak masalah yang dialami seorang anak. Belurn lagi yang dialami kakak dan adiknya. jika setiap saat selalu bergantung kepada bantuan orang lain, maka tugas ibu hanyalah satu, bergulat dengan tangis anak dari waktu ke waktu.
Sepintas orang akan melihat betapa sabarnya ibu seperti ini. Dia telah mencurahkan seluruh waktu, pikiran dan tenaganya untuk anakanaknya, sehingga tak ada tersisa untuk dirinya sendiri. Sayang, karena ternyata sebenarnya bantuan dari orang tua yang terlalu berlebihan seperti ini justru tidak membuat anak berkembang sebagaimana mestinya. Mereka menjadikan anaknya selalu bergantung kepada bantuan orang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
lain. Mereka tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, sekecil apapun masalah itu.
Masalah anak Anak perlu dilatih menyelesaikan permasalahannya sendiri, sejauh mereka mampu. Misalnya seperti mobil Nizar yang tak lagi bisa bergerak karena kehabisan baterai, anak yang menangis karena uangnya terjatuh di selokan, yang terpeleset dan tertindih sepedanya, yang kehilangan buku ceritanya, atau yang berkelahi dengan adiknya. Inilah masalah anakanak sehari-hari, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Sayang, banyak orang tua yang mudah tergoda untuk memasuki wilayah ini, dengan berbagai alasan, misainya kasihan, atau karena menganggap anakanak mereka belum mampu mernecahkan masalahnya sendiri.
Banyak orang tua yang belum percaya pada kernampuan anakanaknya. Mereka belurn rela melepaskan anaknya untuk menernukan sendiri jalan keluar berbagai masalah anaknya. Padahal Allah swt telah memberikan karunia yang berupa intuisi yang sangat hebat kepada setiap anak, sehingga tidak mustahil jika dengan intuisinya mereka dapat mernecahkan berbagai masalahnya sendiri. justru melalui jalan ini mereka dapat mengasah intuisinya secara lebih tajam.
Kernampuan itu sering dilupakan orang tua, seperti kernampuan anak menyimpan dalam memori otaknya tentang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
segala hal yang ia lihat, kernampuan anak untuk menerka suasana hati orang yang berbicara dengannya, dan sebagainya. Satu diantara yang tak banyak diketahui orang tua adalah kernampuan anak untuk memilih yang terbaik bagi dirinya. Bahwa sebenarnya setiap anak punya kecenderungan untuk memilih hal yang positif bagi dirinya sendiri, sesuai input yang dimasukkan ke dalam memori alam pikirannya selama ini.
Untuk bisa memahami bagaimana cara alam pikiran manusia bekeria, Para ahli yakin jika alam pikiran manusia itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu alam pikiran sadar dan alam pikiran bawah sadar. Allah Swt sebagai perancangnya telah memberikan kelebihan istimewa pada alam bawah sadar manusia, tanpa ada batasnya dan tanpa ada yang terlewat. Bekerja tanpa ada saringan, ia akan merekam apa saja data yang masuk ke dalamnya. Lantas menyimpannya dengan arnat rapi, tanpa ada yang hilang.
Bagian inilah yang sesungguhnya menjadi dasar pemikiran kita. Manusia punya kecenderungan untuk mempercayai apa saja yang masuk ke alam bawah sadar ini. Seseorang yang pada masa kecilnya mendengar dongeng yang dibacakan cenderung mempercayainya walaupun mereka tahu bahwa cerita itu fiktif jika orang tua lebih banyak memberi kesempatan anak untuk mengambil keputusan atas masalahnya sendiri, ia akan terlatih pada masa dewasanya nanti.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Setiap anak mempunyai kecenderungan untuk mengikuti alam bawah sadarnya, tanpa disadari. Itu sebabnya sangat penting bagi orang tua untuk selalu memberi input positif kepada penglihatan dan pendengaran anak, juga agar data yang masuk di bawah sadarnya terseleksi dengan baik.
Setelah itu orang tua boleh lebih mempercayai anaknya, bahwa kini mereka sudah bisa memilih yang positif untuk dirinya sendiri, sesuai dengan data positif yang terusmenerus dimasukkan, baik lewat nasihat, cerita, maupun pemberian motivasi oleh orang tua.
Kebanyakan orang tua yang ikut campur tangan menyelesaikan masalah anaknya dengan menyodorkan penyelesaian masalah yang sudah tersusun rapi, akhirnya akan menernukan anak tumbuh bergantung pada bantuan orang tua dan gagal mengembangkan kernampuan mereka sendiri. Mereka akan tetap datang kepada kedua orang tuanya setiap menernukan permasalahan baru.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Menghargai Hak Janin Memilihkan ibu yang baik untuk calon anak merupakan hak janin. Sudahkah para pemuda memilih calon pasangan berdasar pertimbangan ini?
Pemuda yang masih hidup seorangan wae dan mulai berniat mengakhirinya, sudahkah dibayangkan bagaimana kelak anaknya? Sangat disarankan bagi pernuda untuk berfikir sejauh itu sebelum melangkah untuk memilih istri sebagai pasangan hidupnya.
Sayang, jurnlah pernuda yang berpandangan jauh ke depan seperti itu terialu sedikit. Lebih banyak pernuda yang hanya berpikir bagaimana memilih seorang calon istri yang bisa menyenangkan hatinya. Yang lebih dipentingkan sekadar bagaimana kebutuhan biologisnya bisa tersalur secara halal dan ada teman berbagi suka dan duka.
Sebaiknya pernuda lajang mempunyai pernikiran yang jauh kedepan sebelum mernutuskan untuk menikah. la tidak memikirkan kepentingan dirinya sendiri, memilih calon yang sesuai dengan hasrat dan minatnya saja, tapi juga berfikir, apakah calon istrinya cocok untuk calon anak-anaknya kelak di kemudian hari?
Umar bin Khaththab pernah ditanya tentang hak anak, ia menjawab: "Hendaknya bapaknya memilih ibunya,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
memberinya nama yang baik, dan mengajarkan Al-Qur'an kepadanya."
'Aisyah ra menceritakan perkataan Rasulullah saw, "Pilihlah untuk air mani kamu sekalian dan kawinilah oleh kamu sekalian orang-orang yang sama derajatnya."
Mengapa ditekankan benar-benar agar jangan salah pilih? jawabnya dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadist, "Pilihlah untuk air mani kamu sekalian. Karena sesungguhnya keturunan itu kuat pengaruhnya." (HR Ibnu Majah dan Ad Dailami).
Sementara Ibnu 'Adul dan lbnu Sakir meriwayatkan dari 'Aisyah ra, "Pilihiah untuk air mani kamu sekalian. Karena sesungguhnya wanita-wanita itu melahirkan orang-orang yang menyerupai saudarasaudara laki-laki mereka dan saudara perempuan mereka."
Dan dalam riwayat lain dikatakan, "Carilah oleh kamu sekalian tempat-tempat berdiamnya wanita-wanita yang sederajat untuk air mani kamu sekalian. Sebab seseorang itu barangkali akan menyerupai pamannya."
Pernillhan Gen Peringatan Rasulullah di atas kini dikenal di kalangan ilmuwan dengan istilah pernilihan gen. 11mu pengetahuan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
membuktikan bahwa gen merupakan penentu utama kondisi fisik, watak, psikis dan kecerdasan serta bakat seseorang, bersifat hereditas atau keturunan. Gen ayah dan ibunyalah yang menentukan bagaimana jenis gen yang ada dalam diri anak. Bahkan dikatakan, gen dari ibu biasanya mempunyai pengaruh lebih dominan. Dengan penjelasan ini mudah bagi kita menerima mengapa orang dianjurkan untuk memilih. Setelah memilih agama, pilihlah dari segi jenis gen, atau keturunan.
Bagitu tegasnya Rasulullah mengutamakan pemilihan ini, maka Utsman bin Abil'Ash Ats-Tsaqafi telah berwasiat kepada anak-anaknya, "Wahai anakku yang ingin menikah dan menanam, hendaklah seseorang memperhatikan di mana ia menanarn tanamannya. Sebab akar yang buruk itu sedikit sekali dapat melahirkan. Maka pilihlah, walau lama waktunya."
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
lbarat orang hendak menanarn sebuah biji, tentu ia harus memilih tanah yang cocok untuknya. Apabila tanah yang dipilihnya subur, Insya Allah tak ada masalah dengan tanaman yang bakal tumbuh kelak. Sebaliknya, bila keliru
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
memilih batu-batuan berkapur, biar disiram air sebanyak apapun biji itu tidak akan tumbuh sempurna.
Selanjutnya, dalam hal memilihpun Rasulullah memberi patokan. "Jauhilah oleh kalian rumput hijau yang berada di tempat kotor." Sahabat bertanya, "Apa yang dimaksud rumput hijau di tempat kotor, ya Rasulullah? "Beliau menjawab, "Yaitu wanita yang sangat cantik, yang berkembang di tempat yang tidak baik."
Doa Suam! Istri Sebegitu jauh Islam telah menetapkan hak bagi anak yang belum dilahirkan, bahkan jauh sebelum pernikahan direncanakan. Setelah hubungan suami istri disahkan, mereka masih juga memenuhi hak bagi calon anak mereka yang terlahir kelak. Di antaranya, kesucian pada saat proses pembuahan calon janin itu.
Islam mensyariatkan bagi para suami istri untuk membaca sebuah doa sebelurn mulai bersenggama, "Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari godaan syetan, begitu pula terhadap apa yang Engkau berikan terhadap kami, jauhkanlah ia dari syetan."
Apa yang dimaksud dengan kalimat "Apa yang Engkau berikan kepada kami"? Tak pelak lagi, itulah calon janin yang mungkin bakal dihasilkan dari hubungan suami istri itu.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Maka, sungguh doa ini bukan hanya untuk keselamatan suami istri semata. Lebih jauh, do'a itu juga hak calon janin yang kelak hendak tertanam di rahim ibu berkat adanya pembuahan.
Mengenai ada dan tidaknya janin yang kelak hadir, siapa yang bisa memastikan? Begitu banyak orang yang sangat mengharap punya anak, ternyata belum juga diberi hingga belasan tahun. Sebaliknya mereka yang enggan mendapatkan keturunan, iustru mendapat amanah berupa janin cukup banyak. Karena sernua serba tak tentu, langkah terbaik adalah senantiasa membaca do'a sebelum melakukan hubungan intim suarni istri.
Hak Hidup janin Akhirnya, si janin pun hadir. Menanarnkan dirinya dengan tenang dalam sebuah ceruk kecil di dalam rahim. Sejak saat ini pulalah, calon manusia ini punya hak hidup yang tak dapat diganggu gugat kecuali oleh sang pernberi hidup.
Ketika sperma telah berternu dengan ovum, bergandengan tangan kernudian menyatu, tak ada yang boleh mengganggu. Merusak janin dalam keadaan ini sama halnya dengan membunuh manusia. Walau belum ada nyawa yang dikaruniakan oleh Allah.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Sayang, begitu banyak orang yang mempunyai kecenderungan membunuh janin sebelum sempat hidup. Perbuatan tak berperikemanusiaan ini celakanya didukung sarana yang cukup. Ada obatobatan canggih maupun yang tradisional. Tersedia pula begitu banyak macam jamu untuk keperluan itu. Para dokterpun ada yang dengan mudah melakukan aborsi.
Membunuh janin memang mudah. Bukankah calon korban tak mampu melawan sama sekah? Tetapi subhanallah. Suatu waktu Allah pun berkenan menunjukkan kekuasaan-Nya yang serba Maha kepada hamba-Nya yang berpikir sempit.
Bukanlah sering terjadi, sebesar apapun upaya manusia untuk menggugurkan janin, toh si orok tetap saja melekat erat pada rahim. Bahkan segala rekadaya keiahatan manusia untuk menyingkirkannya sampai meninggalkan bekas berupa cacat fisik dan phisik yang fatal pada janin.
Maka Allah berpesan dalam firman-Nya, "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. " (QS. Al-Israa: 3 1).
Walaupun ada orang tua yang tega membunuh anak-anaknya karena alasan ekonomi, yang lebih sering terjadi adalah pernbunuhan sebelum si janin menghirup udara di dunia ini. Kejahatan ini memang sering dapat disembunyikan dari mata
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
orang lain. Tapi tidak di mata Tuhan. Dan sungguh, di mata Allah itu sama kejamnya dengan pembunuhan manusia.
Hak Kesehatan
Hak berikutnya bagi janin dalam kandungan adalah memperoleh keselamatan, perlindungan, dan bekal pertumbuhan yang mencukupi.
janin yang meringkuk diselimuti cairan ketuban di dalam rahim, sungguh satu barang yang rawan. Mudah dimengerti bila ia sangat peka terhadap benturan keras. lbu harus benar-benar menjaga agar kandungannya tidak terkena pukulan yang bisa merusak janin dan membuatnya lahir cacat.
Satu hal yang penting bagi ibu hamil adalah memperhatikan apa yang ia makan. Tak memerlukan perdebatan panjang bahwa makanan yang bergizi akan jauh berbeda pengaruhnya dibandingkan makanan seadanya. Pertumbuhan badan dan otak mudah terhambat bila tak mendapatkan konsurnsi sernestinya.
Memperhatikan penjagaan kesehatan pun tak kalah pentingnya. Sekadar influenza saja bisa fatal akibatnya bagi si calon bayi jika ibu sembarangan meminum obat. Berbagai macam obat keras yang dijual di pasaran bebas biasanya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
mengandung penenang. jika jenis obat ini sering masuk ke dalam plasenta bayi, tentu akan sangat membahayakan.
Obat penenang jenis Thalidomid, misainya, sangat besar pengaruhnya terhadap janin sehingga bisa merusak dan membuat cacat. Beberapa obat penenang lain, juga obat kontrasepsi anti hamil yang gagal bekerja secara efektif, sering, menyebabkan terjadinya gejala secondary amentia (lemah ingatan) karena bayi keracunan zat besi.
Penggunaan obat-obatan di awal masa kehamilan dideteksi juga sebagai penyebab kelainan jantung yang dialarni bayi kelak. Begitu juga usaha pengguguran dengan berbagai macam obat-obatan di usia awal kehamilan, sangat besar pengaruhnya dalam menghambat perkembangan janin.
Beberapa panyakit parah yang diderita ibu sangat besar pengaruhnya terhadap janin. Seperti sakit kholera, typus, malaria tropika kronis, gondok pada waktu hamil muda, syiphillis, gabag dan TBC. Penyakit-penyakit itu menyebabkan bayi yang lahir mungkin menderita toxemia, yaitu keracunan pada darah yang menyebabkan abnormalitas pada sistem syaraf (neuron).
Sementara pengaruh dari sinar rontgen pun sangat diperhitungkan oleh para ahli. Sinar ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku bayi kelak dalam aktivitas motorik, gerak bebas, pembuangan, belajar,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
dikriminasi dan tingkah laku persetubuhan. Semakin banyak sinar yang masuk, semakin fatal akibatnya bagi bayi. Itu sebabnya ibu hamil sangat tidak dianjurkan menjalani perawatan dengan sinar rontgen, bila masih ada cara pengobatan yang lain.
Hak Kesehatan Psikis
Terbebas dari ancaman pengaruh kesehatan ibu, si janin masih juga harus menghadapi ancaman pengaruh keadaan psikis ibu. Ketenangan atau kekalutan pikiran ibu hamil, bisa menular kepada bayi yang menyeret pula pada akibat kecacatan.
Untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangannya, janin memenuhi kebutuhannya dari hormon tubuh ibu yang tersalur melalui saluran plasenta. Sementara hormon itu sendiri, keadaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi psikis si empunya kandungan. Bila kondisi psikis itu buruk, waiar bila hormon yang disedot janinpun buruk pula. Kelanjutannya, perkembangan janin pun terhambat.
Sebuah penelitian di tahun 1929 mengungkapkan betapa berpengaruhnya ketegangan yang dialami ibu terhadap janin. Aktivitas janin menjadi bertambah akibat pengaruh itu, dan ketika lahir cenderung menjadi lebih ringan beratnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Dalam perkembangan selanjutnya mereka sering menunjukkan masalah-masalah makan. Akibat lain yang diderita bayi bisa berupa kelemahan atau cacat mental. Ini bisa terjadi bila ibu menjadi gila sewaktu mengandung. Atau mengalami panik, takut dan shock yang hebat.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Banyak ahli menyimpulkan, jika tekanan-tekanan jiwa menghantui sang ibu selama dua bulan awal kehamilannya, maka bayi akan mengalami gangguan-gangguan sentral. Misalkan kelainan yang disebut 'Down Syndrome'. Bila ketegangan psikhis mengguncang ibu pada bulan-bulan berikutnya, bayi menjadi lambat beraktivitas, spontanitasnya menurun, atau apa yang biasa disebut apatis.
Yang namanya musibah bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saia tempatnya. Yang penting bagi ibu adalah menjaga ketenangan jiwa. Boleh saia sang ibu menangis atau bersedih, tapi jangan sampai mengalami kegoncangan jiwa. Musibah boleh datang, hati boleh galau, jiwa terluka dan perasaanpun tercabik, tetapi segeralah atasi semua itu dengan tawakal kepada Allah SVVT. lnsya Allah musibah seberat apapun tak sampai meluluh lantakkan jiwa ibu.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Sebagai tindakan preventif, memperbanyak ibadah di kala hamil sangat banyak membantu menenangkan pikiran. Memperbanyak dzikir, shalat malam, dan membaca AlQur'an membuat hati merasa dekat dengan Allah SVVT.
Hak Pendidikan Teori pendidikan anak terus berkembang, hingga akhirnya ditemukan bahwa upaya mendidik anak sebaiknya dilakukan sejak dini, ketika anak masih berada dalam kandungan.
Para ahli telah menemukan bahwa janin berusia tujuh bulan telah mampu bereaksi terhadap suara di sekeliling ibu, ia bisa berputar berubah posisi ketika pintu disamping ibu tertutup dengan keras. Ditengarai, bahwa sebenarnya memori otak merekapun mampu bekerja merekarn sinyalsinyal yang terdeteksi.
Maka wajar jika ada anjuran bagi ibu hamil untuk sering mengaii dengan suara keras, agar terdengar sang janin. Bahkan telah ada tape recorder mungil yang khusus diletakkan di perut ibu. Dari sana bisa kita putarkan irama ayat-ayat suci Al-Qur'an, menemani sang janin yang masih asyik dengan mimpinya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Dianjurkan pula kepada ibu hamil untuk membacakan cerita bagi bayinya. Terasa lucu mungkin, tetapi ilmu pengetahuan mampu membuktikan bahwa hal tersebut nantinya memudahkan anak untuk
mencintai buku, membiasakan mendengar cerita, dan merangsang perkembangan otaknya. Bahkan terhadap cerita tertentu yang kerap dibacakan berulang-ulang kepadanya ketika dalam rahim, ia menunjukkan respon positif dan aktif ketika dibacakan ulang setelah ia terlahir kemudian.
Akhirnya ketika kelak si janin telah bebas berlarian diatas permukaan bumi, akan lebih mudah bagi mereka mengulang dan menghafal apa yang pernah terekam dalam otak, jika dibanding temanteman mereka yang belum dididik semasa dalam rahim.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com