Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(1): 26-31
Path Analysis on Factors Affecting the Willingness to Accept Vasectomy among Men in Sanden Community Health Center, Bantul, Yogyakarta, Indonesia Dechoni Rahmawati1), Bhisma Murti2), Argyo Demartoto3) School of Health Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta 3) Department of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Suarakarta 1)
2)
ABSTRACT Background: Family Planning Program 0r Program Keluarga Berencana (KB) is a program initiated by the government to improve the quality of life in Indonesia. One of contraception methods for men is MOP (Operation Method Man) or a vasectomy. Most of society norms regard that family planning is the area of women and men do not need to be involved is also one reason for the lack of participation of men in family planning. This study aimed to investigate of path analysis affecting the willingness of husband as vasectomy acceptors. Subjects and Methods: This was observational analytic study with case control design. This was conducted in Puskesmas Sanden Bantul, Indonesia. A total sample of 90 respondents was selected by Fixed Disease Sampling. Data analysis used Path Analysis. Result: There is no direct correlation between attitude and willingness of husband as an acceptor of vasectomy (b = 3.21, p <0.001), an indirect correlation between subjective norms and husband’s willingness as vasectomy acceptors (b = 2.08, p = 0.013), perceived behavioral (b = 1.73 p = 0.021), a direct correlation between the perception of behavioral control and a husband’s willingness as an acceptor of vasectomy (b = 1.49 p = 0.010) intention and willingness husband's vasectomy using (the value of coefficient b = 2.13 p = <0.001), Conclusion: There is an indirect and direct correlation of husband’s willingness as an acceptor of vasectomy by Theory of Planned Behaviour. Keywords: Attitude, subjective norms, perceived behavioral, intention, willingness Correspondence: Dechoni Rahmawati School of Health Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta
PENDAHULUAN Program Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia, hal tersebut termasuk dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009. 26
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Undang-Undang ini
Rahmawati et al./ Path Analysis on Factors Affecting
mendukung program KB sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas. Pengaturan kehamilan dalam Program KB dilakukan dengan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi sendiri memiliki berbagai jenis, diantaranya adalah Intra Uterine Device (IUD), Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP), Implan, Suntik, Pil dan Kondom. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2013) yang tercantum dalam Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 1991 peserta KB di Indonesia sebesar 49.7%, tahun 1994 meningkat menjadi sebesar 54.7%, tahun 1997 sebesar 57,4%, tahun 2002 sebesar 60.3%, tahun 2007 sebesar 61.4%, dan tahun 2012 sebesar 61.9%. Akan tetapi peserta program KB untuk para laki-laki masih rendah sejumlah 21.374 peserta dengan presentase sebesar 0.25% untuk vasektomi (BKKBN, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor yang mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi di wilayah kerja Puskesmas Sanden. Planned of behavior theory atau teori perilaku terencana merupakan teori yang dirancang untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia dalam konsteks tertentu. individu. Teori perilaku yang direncanakan didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan cenderung memanfaatkan infor masi-informasi yang diperolehnya secara sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku - perilaku tertentu. Terdapat tiga prediktor utama yang memengaruhi intensi individu untuk melakukan suatu perilaku, yaitu sikap, norma dan persepsi tentang kontrol perilaku (Ajzen, 2005).
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum. (Hartanto, 2010). SUBJEK DAN METODE Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sanden pada bulan bulan April sampai dengan Juni 2016 dan merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan pendekatan potong lintang. Tekhnik pengambilan Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tekhnik pengambilan sampel fixed-disease sampling. Jumlah estimasi perbandingan kelompok kasus dan kontrol dapat menggunakan perbandingan 1:1. Jumlah responden sebanyak 90 suami terdiri dari 45 responden yang bersedia sebagai akseptor vasektomi dan 45 responden yang tidak bersedia sebagai akseptor vasektomi. Variabel endogenous penelitian ini adalah: kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi dan Niat sedangankan variabel exogenous: Sikap (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective norm), Persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral control). Instrumen pada penelitian ini menggunakan tekhnik kuesioner. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis jalur. HASIL Karakteristik responden penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
27
Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(1): 26-31
Tabel 1 Karakteristik Responden Karakteristik Umur
Pekerjaan
Pendapatan
Kriteria
N
Persen
21 - 30 tahun 31 - 40 tahun 41 – 50 tahun
17 25 48
18.9 27.8 53.3
13
14.4
24 17 15 21 57 33
26.7 18.9 16.7 23.3 63.3 26.7
PNS/TNI/POL RI Buruh Wiraswasta Pegawai Swasta Petani < UMR > UMR
Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia antara 41 tahun sampai 50 tahun, yang bekerja sebagai buruh dan memiliki penghasilan kurang dari UMR. Tabel 2. Niat, Sikap, Presepsi Kontrol Perilaku Variabel
Kategori
N
Persen
Niat
Lemah
43
47.8
Kuat
47
52.2
Negatif
43
47.8
Positif
47
52.2
Rendah
33
36.7
Tinggi
57
63.3
Rendah
44
48.9
Tinggi
46
51.1
Sikap Norma Subjektif Presepsi Kontrol Perilaku
Total Persen 100
100
100
100
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hasil bahwa subjek penelitian mempunyai niat lemah sebesar 47.8 % dan niat kuat sebesar 52.2 %. Sikap negatif sebesar 47.8 % dan 28
sikap positif sebesar 52.2 %. Norma subjektif rendah sebesar 36.7 % dan tinggi sebesar 63.3 %. Presepsi kontrol perilaku rendah sebesar 48.9 % dan rendah sebesar 51.1 %. Analisis jalur digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, baik pengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen disebut koefisien jalur. Sedangkan koefisien jalur sendiri tidak memiliki satuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien jalur maka akan semakin besar pula pengaruh yang diberikan dari variabel tersebut. Tabel 3. Hasil Analisis Jalur dengan Program STATA 13 Hubungan Variabel
Koef Jalur
CI 95 % Batas atas
Batas bawah
Nilai P
2.13
3.27
1.00
<0.001
1.49
3.62
0.36
0.010
3.21
4.69
1.74
<0.001
2.08
3.72
0.44
0.013
1.73
3.20
0.25
0.021
Derect Effect Kesediaan Niat Presepsi Kontrol Perilaku Inderect Effect Niat Sikap Norma Subjetif Persepsi Kontrol Perilaku
Pada Tabel 3 menunjukan hasil perhitungan menggunaan software program SPSS STATA 13 di peroleh nilai Besarnya koefisien jalur sikap suami tentang vasektomi terhadap niat menggunakan vasektomi sebesar 3.21, dengan batas bawah 1.74 dan
Rahmawati et al./ Path Analysis on Factors Affecting
batas atas 4.69. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai P <0.001. Norma subjektif tentang vasektomi terhadap niat menggunakan vasektomi sebesar 2.08, dengan batas bawah 0.44 dan batas atas 3.72. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p=0.013. persepsi kontrol tentang vasektomi terhadap niat menggunakan vasektomi sebesar 1.73, dengan batas bawah 0.25 dan batas atas 3.0. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p=0.021. niat menggunakan vasektomi terhadap kesediaan suami sebagai akseptor sebesar 2.13, dengan batas bawah 1.04 dan batas atas 3.27. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p<0,001. Persepsi kontrol perilaku tentang vasektomi terhadap kesediaan suami sebagai akseptor sebesar 1.49, dengan batas bawah 0.36 dan batas atas 2.62. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p=0.010. Pengaruh sikap suami terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi. Sikap suami tentang vasektomi terbukti berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p=<0.001. Pengaruh norma subjektif terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi. Norma subjektif tentang vasektomi terbukti berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p=0.013. Pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi secara langsung maupun tidak
langsung melalui njiat menggunakan vasektomi. Persepsi kontrol perilaku tentang vasektomi terbukti berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi secara tidak langsung melalui niat menggunakan vasektomi. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p=0.021. Pengaruh niat menggunakan vasektomi terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Niat menggunakan vasektomi terbukti berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Hasil tersebut signifikan ditunjukkan dengan besarnya nilai p=<0.001. Kesimpulan dalam penelitian ini, terdapat hubungan langsung dan tidak langsung faktor yang mempengaruhi suami sebagai akseptor vasektomi. Terdapat hubungan langsung antara sikap dengan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (nilai koefisien b=3.21, nilai p<0.001), hubungan tidak langsung antara norma subjektif dengan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (nilai koefisen b=2.08, nilai p= 0.013), hubungan tidak langsung antara persepsi kontrol perilaku dengan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (nilai koefisen b=1.73 nilai p=0.021), hubungan langsung antara persepsi kontrol perilaku dengan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (nilai koefisen b=1.49 nilai p= 0.010) hubungan langsung antara niat menggunakan vasektomi dan kesediaan suami menggunakan suami (nilai koefisen b= 2.13 nilai p=<0.001), Implikasi alam penelitian ini yaitu Hasil analisis menunjukkan bahwa Theory of Plannned Behavior dari yang digunakan pada penelitian ini sejalan dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat maupun 29
Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(1): 26-31
instansi terkait khususnya mengenai Keluarga Berencana dengan cara meningkatkan sosialisasi mengenai kontrasepsi vasektomi kepada masyarakat agar pemahaman masyarakat mengenai vasektomi meningkat, sehingga kesediaan suami sebagai akseptor akan meningkat pula. REFERENSI Addah AO. (2014). To Determine The Knowledge and Attitudes on Modern Contraceptive Use Amongst Antenatal Attendees At The Niger Delta University Teaching Hospital, Okolobiri, SouthSouth, Nigeria. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS). 13(4): 01-07. Agarwal K. (2011), Family Planning and Reproductive Health, Paper Council on Foreign Relations, 1-14. Arum DSN and Sujiyati. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika. Badrujaman A. (2008), Sosiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. BKKBN. (2011). Kajian Implementasi Kebijakan Penggunaan Kontrasepsi IUD. Pusat Penelitian dan Pengembangan KB-KS, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. BKKBN. (2007). Badan Pusat Statistik Kementerian Kesehatan, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. BKKBN. (2011). Sterilisasi Kurang Mendongkrak Penurunan Fertilitas. Pusat Penelitian dan Pengembangan KB-KS, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Budisantoso. (2009). Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Jetis 30
Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu bagi peneliti selanjutkan disarankan untuk dapat meneliti topik vasektomi tetapi dengan variabel, teori maupun metodologi yang berbeda.
Kabupaten Bantul. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia: 4(2). Bunce A et.al. (2007). Factors Affecting Vasectomy Acceptability in Tanzania. International Family Planning Perspectives: 33(1) Christina, Sonachi dan Chinomso (2014), Knowledge and Attitude of Men Abour Vasectomy as a Method of Family Planning among married man woking in Babcock University, Ogun State, Nigeria. International Journal of Nursing and Midwifery. 7 (3): 30-35 Conner M. (2002). Health Behaviors. Journal University of Leeds UK. Creswell JW. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating Qualitative And Qualitative Research (3rd ed.). (New Jersey: Pearson Merill. Prentice Hall). Fitri M, Wantouw B, and Tendean L. (2013). Pengaruh Vasektomi terhadap Fungsi Seksualitas Pria. Jurnal e-Biomedik (eBM): 1(1) Ghozali I. (2011). Model Persamaan Struktural dan Aplikasi dengan Program Amos 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hanum M. (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Hartanto H. (2010). Keluarga Berencana and Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Rahmawati et al./ Path Analysis on Factors Affecting
Heejung SK, David KS, and Shelley ET. (2008). Culture and Sociap Support. American Psychologist. Hidayati R. (2009). Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). (2013). Statistics Indonesia National Population and Family Planning Board Ministry of Health. MEASURE DHS: ICF International Isnawati D and Suhariadi F (2013). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Masa Persiapan Pensiun pada Karyawan PT Pupuk Kaltim. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 2 (1): 1-6. Jones RK. (2011). Beyond Birth Control: The Overlooked Benefits of Oral Contraceptive Pills. New York: Guttmacher Institute. Kavanaugh ML dan Anderson RM (2013). Contraception and Beyond: The Health Benefits of Services Provided at Family Planning Centers. New York: Guttmacher Institute. Mahat K, Pacheun O, dan Taechaboonsermsak, P. (2010). Intention to Accept Vasectomy among Married Men in Kathmandu, Nepal. Asia Journal of Public Health, 1(1) Murti B. (2003). Prinsip dan metode riset epidemiologi. Edisi Kedua, Jilid Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Murti B. (2013). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang kesehatan. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nugroho T dan Utama, B.I. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pinem S. (2009). Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media. Prawirohardjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP Rayala BZ and Viera AJ (2013). Common Questions About Vasectomy. American Family Physician. 88 (11). Samandari G, Speizer IS and O’Connell, K. (2010). The Role of Social Support and Parity on Contraceptive use in Cambodia. International Perspectives on Sexual and Reproductive Health, 26(3). Sarafino EP. (2006). Health Psychology, Biopsychological Interaction. New York: John Wiley & Sons. Sarason GI and Sarason RB. (2009). Social support: Mapping the construct. Journal Vo. 26 Number 1. Skinner BF. (1938). The Behavior of Organisms: An Experimental Analysis. Cambridge, Massachusetts: B.F. Skinner Foundation. Stright, Barbara R. (2004). Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC. Suratun. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Infomedia. Tukiran. (2010). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Winardi. (2007). Manajemen Perilaku Organisasi. Cetakan kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Winner B. (2012). Effectiveness of LongActing Reversible Contraception. The New England Journal of Medicine.
31