HASIL PENELITIAN Kondisi Lingkungan Pasang surut
Pasang surut merupakan naik dan turunnya permukaan laut secara periodik selama suatu interval waktu tertentu. Pasang surut terjadi karena interaksi antara gaya gravitasi matahari dan bulan terhadap bumi serta gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh rotasi bumi dan sistem bulan. Pasang surut di teluk Tomini secara langsung akan mempengaruhi juga tinggi muka air di muara sur~gaiPoso. Pengamatan tinggi muka air dilakukan bersamaan dengan waktu sampling elver sidat. Hasil pengukuran perubahan tinggi permukaan air di muara Sungai Poso selama penelitian dicocokkan juga dengan daftar pasang surut dari teluk Tomini yang disajikan pada Gambar 5 dan Lampiran tabel 4. Berdasarkan gambar 5 tersebut, dapat dilihat turun-naiknya permukaan air laut (pasang surut harian) teluk Tomini saat periode bulan gelap di bulan September dan Oktober 2001
sebagai pola pasang surut semi-diurnal
(ganda) karena dalam satu harinya, ada dua pasang naik (HT1; H'T2) dan dua pasang turun (LT1; LT2).
Perubahan ketinggian air, 17-19 Sep' 01 250
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
? X R z % t ? S ? ? ? X ? ~ R z % t ? ? ? ~ ? X O N ? Z 4 , W
0 200
19/9/2001
O N : - 4 , Jam (WITA)
Perubahan ketinggian air, 16-18 Okt' 01
250
-6 .-
1
18/9/2001
........... v.P.. ....................................
dn
.m
L
,
m
-DP (cm)
...... ...
....... o
TMA(cm) - -
...............................
0 0
0
0
1
0
0
0
0
0
17/10/2001
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
, " k c Jam (WITA)
18/10/2001
Keteranaan : DP TMA HT LT
0
'?R?X????S
: Daftar Pasang telukTornini (surnber Lernbaga Hidros TNI-AL) : Tinggi Muka Air muara Sungai Poso (hasil pengukuran sendiri) : Pasang Tertinggi : Pasang Terendah : Bulan Gelaplbaru (September = 06.25 WITA, Oktober = 05.54 WITA
Gambar 5. Grafik perubahan Tinggi Muka Air di muara sungai Poso
Fisika-kimia perairan muara sungai Poso Hasil pengamatan parameter fisika-kimia perairan di muara sungai Poso yang meliputi : suhu, pH, DO, Alkalinitas, Kecerahan, Arus dan salinitas disajikan pada Tabel 2, Gambar 6 dan Lampiran Tabel 2. Tabel 2.
Kisaran dan rata-rata nilai parameter fisika-kimia air di masingmasing stasiun
Berdasarkan tabel tersebut nampak bahwa kisaran suhu perairan di muara sungai Poso tidak begitu berbeda antara satu stasiun dengan stasiun yang lain yang berkisar antara 27 - 29 (28.50 OC).
OC)
OC,
rata-rata suhu untuk stasiun 3
lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun-stasiun yang lain (27.63
Kondisi pH perairan di muara sungai Poso hampir sama antara stasiun yang satu dengan stasiun yang lainnya dengan kisaran antara 6
-
8.
Kandungan DO pada masing-masing stasiun berkisar antara 4.8 - 7.5 mg/l. Nilai rata-rata DO terkecil pada stasiun 3 (6.45 mg/l), sedangkan rata-rata DO yang terbesar pada stasiun 2 dan 4 masing-masing 7.08 mg/l. Hasil pengukuran Alkalinitas pada masing-masing stasiun berkisar antara 72
- 96
mg/l CaCO3 . Nilai rata-rata Alkalinitas terkecil pada stasiun
l(79 mg/l CaC03) dan rata-rata Alkalinitas yang terbesar pada stasiun 3 (86.75 mg/l CaC03.). Kisaran Kecerahan antara satu stasiun dengan stasiun yang lain berkisar antara 80-139 cm dengan nilai rata-rata kecerahan tertinggi stasiun 2 (133.50 cm) dan rata-rata kecerahan terendah stasiun 3 (86.75 cm). Nilai kecerahan pada stasiun 4 walaupun dilakukan pengukuran tetapi karena lokasi stasiun 4 dasar sungainya dangkal, alat secchi dish tidak bisa diturunkan lebih dalam sudah mencapai dasar perairan sehingga nilai kecerahan tidak dilakukan pencatatan. Tetapi diduga nilai kecerahan untuk stasiun 4 ini tidak jauh berbeda dengan stasiun 1dan 2. Kecepatan Arus pada masing-masing stasiun berkisar 0.04 - 0.49 mldt. Nilai rata-rata arus terbesar pada stasiun 2 (0.40 m/dt) dan rata-rata arus terkecil pada stasiun 3 (0.09 m/dt). Grafik fluktuasi nilai parameter fisika-kimia pada stasiun berdasarkan waktu pengamatan ditampilkan pada Gambar 6.
1
I
Nilai suhu
18 Sep' 01
17 Wf'01
19 Sep' 01
18OWO1
Pengamatan *St.?
U S t . 2 -A-St.3
+St.4
Nilai pH
I
18 Sep'01
19sep'Ol
170k1'01
18 Okt'01
Pengamatan
Nllai DO
............... .................... 18 Sop' 01
19 Sep.01
17 Okt'01
48 0 1 ' 0 1
Pengamatan 1-3-st.? U S t . 2 t S t . 3 +St.4
Gambar 6. Grafik nilai parameter fisika-kimia berdasarkan waktu pengamatan pada masing-masing stasiun
Lanjutan Gambar 6
I
Nilai Alkalinitas
................
18Sep'Ol
19Sep'Ol
17Okt'ol
18 okt'ol
Pengamatan *St.l
4 S t . 2 t S t . 3 JtSt.4
1
I
Nilai kecerahan
C
go
........... i
.--.......... L
a 70
18 Sep'Ol
19 Sep'01
17 Okt'01
I8 Ok1 01
Pengamatan
Nilai kece~atanarus
.... 18 Sep'01
19Sep'Ol
17 Okt' 01
I 8 01'01
Pengamatan --(>-St.1
4 S t . 2 t S t . 3 +St4
Pada grafik tersebut tampak fluktuasi parameter fisika-kimia air pada masing-masing stasiun.
Dari ketujuh parameter fisika-kimia yang diamati,
tiga buah stasiun (stasiun 1, 2 dan 4) mempunyai fluktuasi yang tidak begitu bervariasi atau hampir sama. Hanya pada stasiun 3 yang memperlihatkan pola fluktuasi yang berbeda. Hal ini wajar karena stasiun 3 memang agak terpisah dari stasiun-stasiun yang lain, stasiun 3 terletak di sungai Kayamanya anak sungai dari sungai Poso.
Analisis Kornponen Utama Fisika-Kirnia Air Analisis komponen utama karakteristik fisika-kimia perairan selama penelitian ditampilkan pada Gambar 7 dan Lampiran tabel 3a, b, c, dan d. Hasil analisis komponen utama memperlihatkan bahwa sebagian besar informasi terpusat pada dua sumbu/komponen utama, masing-masing menjelaskan 76,9 % dan 20,9 % dari ragam total. Pada sumbu 1 terlihat bshwa baik stasiun 4 yang berada di kanan dari badan sungai dan stasiun 2 serta 1 pada muara Sungai Poso dicirikan oleh kecepatan arus yang tinggi, sedang pada sumbu 1 terlihat untuk stasiun 3 berada di sungai Kayamanya (anak sungai Poso) agak terpisah dari stasiun yang lainnya dicirikan oleh suhu yang tinggi. Sementara pada sumbu 2 terlihat bahwa stasiun 2 dan 1 dicirikan juga oleh alkalinitas yang tinggi, pada sumbu 2 terlihat stasiun 4 yang dicirikan oleh kecerahan yang tinggi.
Alk
Sh
-.
yAr Ke c
Gambar 7.
Grafik analisis komponen utama karakeristik Fisika-kimia perairan di muara sungai Poso pada sumbu 1dan 2 ( F l x F2)
A. Korelasi antar parameter Fisika-kimia B. Sebaran stasiun berdasarkan parameter Fisika-kimia
Struktur Ukuran dan Distribusi Ikan
Selarna penelitian didapatkan total hasil tangkapan elver sidat sebanyak 3089 ekor. Rata-rata ukuran panjang elver sidat ditangk~p ketika memasuki muara Sungai Poso, berturut-turut adalah 5.02 k 0.17 cm, n = 699 untuk periode sampling I;5.00 t 0.19 cm, n = 1069 pada periode sampling 11; 5.20 ir 0.20 cm, n = 1061 pada periode sampling 111 dan 5.18 2 0.19 crn, n = 260 pada periode sampling I V (Lampiran Tabel 6). Berdasarkan lokasi/stasiun, hasil tangkapan elver sidat berturut-turut adalah di stasiun I1 sebanyak 2077 ekor (67.24 %) adalah yang tertinggi; kemudian di stasiun I sebanyak 404 ekor (13.08 %); di stasiun I V sebanyak 388 ekor (12.56 %); dan paling sedikit di stasiun III sebanyak 220 ekor (7.12 %). Sebaran frekuensi panjang elver sidat pada tiap periode sampling disajikan pada Lampiran Tabel 7a dan 7b dan sebaran frekuensi panjang teoritisnya pada Larnpiran Tabel 7c.
Sedangkan grafik sebaran frekuensi
panjang berdasarkan periode pengambilan sampel elver sidat diperlihatkan pada Garnbar 8 dan untuk grafik sebaran frekuensi berat elver pada Gambar 10.
Perbandingan sebaran frekuensi panjang elver sidat untuk bulan
September denpan Oktober 2001 diperlihatkan pada Gambar 9.
Sampling I (tanggal 17. 18 Sep' 01), n = 699
Sampling 11 (tanggal 19 Sep' OI), n = 1069 I
Sampling I11 (tanggal 16, 1 Okt'
25
25
Ol), n = 1061 I
I
Sampling IV (tanggal 17, 18 Okt'ol), n = 260 I
Gambar 8. Grafik sebaran frekuensi panjang elver sidat berdasarkan periode sampling
Gambar 8 tersebut rnemperlihatkan adanya 3 pola modus kelompok ukuran elver sidat rnemasuki muara sungai Poso pada periode sampling yang dilaksanakan selama penelitian. Kelompok ukuran panjang yang dominan pada periode sampling I dan I1 (bulan September) sama, yaitu
pada
kelompok ukuran 5.0 crn. Sernentara untuk kelompok ukuran panjang yang dorninan periode sampling 111 dan I V (bulan Oktober), yaitu berturut-turut (5.2 cm dan 5.1 cm). Tetapi kalau dilihat pada distribusi normal (frekuensi teoritis) maka kelompok ukuran panjang yang dominan hanya ada 2, yaitu pada periode sampling I dan I1 = 5.0 cm dan periode sampling I11 dan I V = 5.2 cm. Jadi kelompok ukuran panjang yang dominan elver sidat antara bulan September dengan Oktober adalah 5.0 cm dan 5.2 crn, yang disajikan ~ a d aGambar 9. Distribusi Kelompok ukuran panjang elver sidat, bulan Sep' dan Okt 2001
O b s e r v a s i Sep -Teoritis Sep
Gambar 9.
O O b s e r v a s i Okt Teoritis Okt
Panjang (cm)
Grafik sebaran frekuensi panjang elver sidat antara bulan September dengan Oktober ZOO1
Rata-rata ukuran berat elver sidat yang memasuki rnuara Sungai Poso pada periode sampling I dan I1 berturut-turut 0.19 gram.
+ 0.03 gram;
0.20 it 0.03
Periode I11 dan IV rata-rata ukuran berat elver pada 0.23
+_
0.03
gram. Distribusi frekuensi berat (Garnbar 10) mernperlihat 2 pola modus, yaitu periode sampling I sama dengan periode sampling I1 yaitu kelompok ukuran berat yang dominan 0.20 - 0.21 gram sedangkan periode sampling
I11 dan IV kelompok ukuran berat yang dorninan 0.24 - 0.25 gram. Untuk memperoleh keselarasan antara distribusi frekuensi ukuran panjang elver sidat observasi dengan teoritisnya pada periode sampling I sampai IV digunakan uji Chi-Kuadrat.
Hasil pengujian rnenunjukkan tidak
ada berbedaan yang nyata seluruh periode sampling (Lampiran Tabel 7d). Atau dapat dikatakan, contoh yang diamati untuk elver sidat sudah sesuai dengan distribusi normal dari populasi elver sidat.
Sparre (1992)
mengtlngkapkan, urnumnya pada pengarnatan serangkaian data frekuensi panjang dari suatu populasi dalam biologi perikanan hampir ter.sebar secara normal. Struktur ukuran panjang elver antar periode sampling (I; 11; 111; dan
IV) tidak berbeda nyata (p= 0.23). Sehingga dapat dikatakan, elver sidat yang tertangkap pada bulan September dengan Oktober masih dalam satu kelompok umur, disajikan pada Lampiran Tabel 8a dan 8b.
-
Sampling I (tanggal 17, 18 Sep' 011, n = 699 40
.ji
30
C
20
I0
?!
LL
0
Berat (gram)
-s,
Sampling ll (tanggal 19 Sep' 011, n = 1069 40 30
U)
20 3
x
10
LL
0
E!
Berat (gram)
Sampling Ill (tanggal 16, 1 Okt' OI), n = 1061
E
,.
30
'Z 20 r m
lo
P
" - 0
.'
we o? o?
5
*, o?v
\.
4
wO.
2
\ 2
$'
2
2.??
$7
QF
$
*+
2.?K
$0.
22
9,
'1 wO.
a?
*I , . "' Berat (gram)
Sampling IV (tanggal 17, 18 Okv 01). n = 260 30
'ji 20
c
0 3
1
e
Y
10 0
oP' ,zP'*, \'
?
0.
,bP 0.
k"
fi ,.p'
k*
0.
Berat (gram)
Gambar 10. Grafik distribusi frekuensi ukuran berat elver sidat
Kelimpahan Kelimpahan elver sidat berdasarkan perubahan ketinggian air dan waktu Kelimpahan relatif tiap stasiun. Kelimpahan elver sidat dihitung berdasarkan hasil tangkapan per periode pengambilan contoh yang dinyatakan dalam jumlah (ekor) per tarikan alat atau kelimpahan relatif (Catch per Unit EffortICPUE). Perbedaan hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE) atau kelimpahan relatif
pada setiap periode penangkapan
berdasarkan perubahan ketinggian air. Dapat dilihat kelimpahan relati: pada setiap stasiun akibat perubahan ketinggian air di muara sungai Poso disajikan pada Gambar 11; Lampiran Tabel 9, karena pengaruh saat
pasang naik
(HT1) dari laut Tomini pada setiap periode bulan gelap.
Kelimpahan relatif berdasarkan waktu.
Kelimpahan relatif elver
sidat secara keseluruhan seiarna penelitian untuk bulan September dan Oktober disajikan pada Gambar 12;Lampiran Tabel 5.
Dilihat dari periode
bulan tersebut, kelimpahan elver untuk bulan September puncak kelimpahan elver memasuki muara Sungai Poso sekitar pukul 02.00 WITA tetapi untuk bulan Oktober terjadi pada pukul 04.00 WITA.
Kelimpahan Elver, 17-18 Sep' 2001, n = 699 A
-& C
-
250
250
200
200
150
150
100
100
50
50
A
E a
7
-a5 I I-
0
0 22.00 23.00
0.00
1.00
tSt. I St.lV
-X-
-+
u
3.00
4.00
5.00
6.00
Pukul (WITA)
IPS~P'OI
I ~ S ~ P ' O I
-& -
2.00
st. II
I
t~ St. Ill
4 TMA(cm)
Kelimpahan Elver, 19 Sep' 2001, n = 1069 600
250
500
200
0
s
-m
400
E 300 3
100
7
ZOO
I-
0
0 22.00 23.00 0.00
+St.
1.00
2.00
3.00
4.00
19 sep' O I
1 8 Sep'oI
I
--o--St.lV
-x - St. II
+-
5.00
6.00
7.00
Pukul P I T A ) tSt. Ill
TMA (cm)
Grafik hasi! tangkapan elver berdasarkan ketinggian muka air di muara Sungai Poso a. b. c. d.
I
50
100
Gambarll.
-a5 A
150
Periode sampling I Periode sampling I1 Periode sampling 111 Periode sampling I V
perubahan
Lanjutan Gambar 11
-z -
Kelimpahan Elver, 16-17 Okt' 2001, n = 1061 300 -
r
250
c
200
0
250
1 6 okt 0 1
Pukul (WITA)
I I O ~ 0I 1
-x-st
tSt Ill
II
--0-- TMA (cm)
I
I
Kelimpahan Elve?,17-18 Okt'2001, n = 260
16ok1'01
Pukul (WITA)
I ~ O ~ I ' O I
t S t . 1
-x-
-0-St.lV
4 TMA
St. II
tSt. Ill
(cm)
Kelimpahan elver sidat, bulan Sap' dan Okt' 2001 .
-*
o 600
C
rn 500
300 200 100 -
0 22.00
23.00
00.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
PukuI (WITA)
Keteranaan : A = Hasil tangkapan elver bulan Sep' 01 (Periode sampling I dan 11) B = Hasil tangkapan elver bulan Okt' 01 (Periode sampling 111 dan IV)
Garnbar 12.
Hasil tangkapan elver pada bulan Sep'dan Okt' 2001
Ukuran elver sidat memasuki sungai berdasarkan perubahan waktu (subperiode sampling) Ukuran elver sidat yang rnernasuki rnuara sungai Poso berdasarkan perubahan waktu untuk periode sampling, dilihat hanya pada stasiun 1 dan 2, karena kedua stasiun tersebut rnerupakan ternpatllokasi yang pertamatarna
dijangkau elver sidat dalarn rnelakukan migrasinya Garnbar 13;
Larnpiran Tabel 10. Secara berturut-turut kisaran panjang; jumlah kelompok ukuran; dan rata-rata ukuran panjang untuk akhir subperiode setiap periode sampling adalah periode I (4.7-5.4 cm; hanya 8 dari 12 jumlah kelompok ukuran; 5.1 cm/23.33%), periode I1 (4.9-5.1 cm; hanya 3 dari 12 jurnlah kelornpok ukuran; 5.1 crn/47.26%), periode I11 (5.0-5.5 crn hanya 8 dari 11 jurnlah kelornpok ukuran; 5.2 crn/24.13%) dan periode IV (4.9-5.5 crn hanya 7 dari 10 jurnlah kelornpok ukuran; 5.2 crn/26.95%).
Periode Sam~linqI
Keteranaan : Periode Sampling I Tanggal : 17/9/01 = 18/9/01 =
1 (23.00 WITA)
2 3 4 5 6
(00.00 WITA) (01.00 WITA) (02.00 WRA) (03.00 WITA) (04.00 WITA)
Periode Sam~linq11
Periode Sampling I 1 Tanggal : 19/9/01 =
1 (00.00 WITA) 2 (01.00 WITA)
3 (02.00 WITA) 4 (03.00 WITA) 5 (04.00 WITA) 6 (05.00 WITA)
Gambar 13. Ukuran panjang elver sidat berdasarkan perubahan waktu, periode sampling Isampai I V
Lanjutan Gambar 13 Periode Sam~linq111
Periode Sam~linqI V
Panjang (cm)
Keteranaan : Periode Sampling :I: Tanggal : 16/10/01 = 1 (22.00 WITA)
.-
E
2
E
1
x
t A
0
5 -' $ : % 9 ; $ 3 ; z f Panjang (cm)
2 (23.00 WITA) 17/10/01 = 3 (00.00 WITA) 4 (01.00 WITA) 5 (02.00 W r m ) 6 (03.00 WITA) 7 (04.00 WITA) 8 (05.00 W r m ) Periode Sampling I V Tanggal : 17/10/01 = 1 (23.00 WITA)
18/1olo1= 2 (00.00 wrr~j 3 (01.00 WITA) 4 (02.00 WITA) 5 (03.00 WITA) 6 (04.00 WITA)