PARTISIPASI PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT TERAS BACA GUYUB RUKUN DI DUSUN JAMBON, ARGOSARI, SEDAYU, BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Noviana Aji Purwanti NIM 13102241035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEI 2017
i
ii
iii
iv
MOTTO Anak muda memang minim pengalaman, karena itu ia tak tawarkan masa lalu. Anak muda menawarkan masa depan!. (Anies Baswedan)
v
PERSEMBAHAN Atas rahmat Allah SWT tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Tugas akhir skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan pengabdian yang tulus dan penuh kasih teruntuk: 1. Kedua orang tuaku, Bapak Hasyim Abdullah dan Ibu Siti Ulfatul Masruhah yang telah banyak berkorban, mencurahkan segala doa, serta kasih sayang untuk kesuksesan dan kebahagiaanku. 2. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta atas kesempatan untuk menimba ilmu yang berharga. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.
vi
PARTISIPASI PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT TERAS BACA GUYUB RUKUN DI DUSUN JAMBON, ARGOSARI, SEDAYU, BANTUL Oleh Noviana Aji Purwanti NIM 13102241035 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul; (2) Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi Pemuda. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun. Subyek penelitian ini adalah ketua TBM, ketua dan anggota karang taruna, tokoh masyarakat, dan kepala dusun. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data komponensial yang dilakukan secara induktif. Teknik keabsahan data dengan trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun meliputi: tingkatan, bentuk, hasil, dan dampak partisipasi. Tingkatan partisipasi meliputi: konsultasi, pengambilan keputusan bersama, bertindak bersama, dan memberikan dukungan. Bentuk partisipasi meliputi: partisipasi vertikal, horizontal, fisik, dan non fisik. Hasil partisipasi meliputi: (a) penambahan rak buku, banner, dan dekorasi rungan terkait sarana dan prasarana, (b) merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda, (c) link atau jalinan kerjasama menjadi bertambah, (4d TBM lebih dikenal banyak orang, dan (e) masyarakat selalu datang ketika TBM mengadakan kegiatan atau program. Dampak partisipasi meliputi: (a) pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM, (b) dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan, (c) semangat pemuda menjadi bertambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM, (d) pemuda menjadi lebih berani bersosialisasi, dan (e) pengunjung TBM menjadi bertambah. (2) Faktor pedukung dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Faktor pendukung pertisipasi pemuda, yaitu (a) pengelola TBM dapat merangkul pemuda, (b) pengelola memahami makna arti penting keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, dan (c) Tokoh masyarakat dan perangkat dusun mendukung kegiatan atau program TBM baik secara materiil maupun non materiil. Sedangkan faktor penghambat partisipasi pemuda, yaitu: kesibukan dan keterbatasan pendidikan. Kata Kunci: Partisipasi Pemuda, Pengembangan TBM.
vii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir skripsi yang berjudul “Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu,Bantul”. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan yang telah memberikan fasilitas dan sarana sehingga saya lancar studi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan tugas akhir. 3. Bapak Lutfi Wibawa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu guna memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan yang membangun, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah yang telah mendidik saya selama menuntut ilmu di bangku kuliah. 5. Kepala Dusun Jambon yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan bersedia menjadi narasumber sehingga penelitian berjalan lancar.
viii
ix
DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL ................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii HALAMAN SURAT PERNYATAAN ................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................iv HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 5 C. Fokus Penelitian .................................................................................................7 D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori .................................................................................................10 1. Partisipasi Pemuda ..................................................................................... 10 a. Pengertian ............................................................................................ 10
x
b. Bentuk-bentuk Partisipasi Pemuda ...................................................... 11 c. Macam-macam Partisipasi Pemuda ..................................................... 13 d. Faktor-faktor Partisipasi.......................................................................15 e. Tingkatan Partisipasi ............................................................................18 2. Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat ............................................... 21 B. Hasil Penelitian yang Relevan .........................................................................34 C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 36 D. Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 40 B. Subjek Penelitian ............................................................................................ 41 C. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................................41 D. Metode Pengambilan Data ............................................................................... 41 E. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 45 F. Teknik Analisis Data........................................................................................ 46 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 51 1. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................................51 a. Sejarah Berdiri ..................................................................................... 51 b. Lokasi ...................................................................................................53 c. Tujuan Pendirian .................................................................................. 53 d. Visi dan Misi ........................................................................................ 54
xi
e. Sasaran .................................................................................................55 f. Data Kegiatan atau Program ................................................................ 55 g. Pengaturan Operasional TBM .............................................................. 58 2. Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat ....58 a. Bentuk Partisipasi ................................................................................ 58 b. Hasil Partisipasi ................................................................................... 75 c. Dampak Partisipasi .............................................................................. 79 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi .........................................83 B. Pembahasan ......................................................................................................89 1. Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat ....89 a. Bentuk Partisipasi ................................................................................ 89 b. Hasil Partisipasi ................................................................................. 103 c. Dampak Partisipasi ............................................................................ 106 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi .......................................110 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................................114 B. Saran .............................................................................................................. 116 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 117 LAMPIRAN .........................................................................................................119
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.
hal Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Wawancara) .............44
Tabel 2.
Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Observasi) ................ 44
Tabel 3.
Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Studi Dokumentasi) .45
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
hal Instrumen Penelitian ....................................................................120
Lampiran 2.
Pedoman Wawancara PengelolaTBM .........................................121
Lampiran 3.
Pedoman Wawancara Pengurus Kelompok Pemuda ................... 124
Lampiran 4.
Pedoman Wawancara Anggota Kelompok Pemuda .................... 127
Lampiran 5.
Pedoman Wawancara Tokoh Masyarakat ....................................130
Lampiran 6.
Pedoman Wawancara Perangkat Dusun ......................................131
Lampiran 7.
Pedoman Observasi ......................................................................132
Lampiran 8.
Pedoman Studi Dokumentasi ....................................................... 133
Lampiran 9.
Catatan Lapangan .........................................................................134
Lampiran 10. Transkrip Wawancara ..................................................................150 Lampiran 11. Hasil Studi Dokumen ...................................................................179 Lampiran 12. Reduksi, Display, Kesimpulan ..................................................... 180 Lampiran 13. Trianggulasi ................................................................................... 200 Lampiran 14. Data Sarana dan Prasarana ............................................................ 220 Lampiran 15. Struktur Pengelola TBM ............................................................... 221 Lampiran 16. Presensi Rapat Karang Taruna ...................................................... 222 Lampiran 17. Foto ................................................................................................ 224 Lampiran 18. Surat-surat Penelitian ....................................................................227
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya dilihat dari aspek pendidikan. Kualitas pendidikan menjadi ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 13 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan potensi manusia. Pendidikan nonformal berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, salah satunya melalui program Taman Bacaan Masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM (Kemendikbud, 2014: 3). Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai salah satu program yang ingin mewujudkan budaya baca dimasyarakat karena minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut survey UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,01 persen. Artinya, dalam 10.000 anak bangsa hanya ada satu anak bangsa yang memiliki minat baca (Kompas.com: 2015).
1
Dan berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca (Kompas.com: 2016). TBM selain berfungsi untuk meningkatkan minat baca masyarakat, juga berfungsi sebagai pendukung gerakan pemberantasan buta aksara karena penduduk Indonesia khususnya DIY belum terbebas dari buta aksra. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2015 penduduk usia 15-44 tahun yang mengalami buta aksara sebanyak 1,1% dan untuk penduduk usia diatas 45 tahun ada sekitar 11,89 %. Sedangkan untuk DIY pada pada tahun 2015 penduduk usia 15-44 tahun yang mengalami buta aksara sebanyak 0,19% dan untuk penduduk usia diatas 45 tahun ada sekitar 12,8%. TBM menjadi sarana pendukung yang efektif dalam pemberantasan buta aksara. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan layanan pendidikan nonformal bagi masyarakat (Muhsin Kalida, 2012: 5-6). Salah satu penyebab rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah tingginya budaya menonton televisi. Dewasa ini, budaya baca termarjinalkan oleh hadirnya media televisi yang lebih menawarkan fitur-fitur yang menggiurkan sehingga banyak menarik minat masyarakat untuk menonton (Nurul Hayati dan Yoyon Suryono, 2015: 176). Merujuk data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik tahun 2012, sebanyak 91,58 persen penduduk Indonesia yang berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi (Kompas.com: 2016). Menonton dianggap kegiatan yang lebih praktis
2
dan menyenangkan untuk dilakukan dari pada membaca. Apalagi dengan kemajuan IPTEK yang sangat pesat. Kita dapat melihat media televisi telah mendominasi dikalangan masyarakat karena menawarkan tontonan yang menggiurkan. Bahkan media televisi memberikan dampak yang besar dalam kehidupan manusia, baik dampak positif maupun negatif. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar. Apalagi dikalangan anak-anak karena mereka belum dapat memilah apa yang ditonton. Dewasa ini sering ditemui fenomena taman bacaan masyarakat bukanlah tempat menyenangkan untuk dikunjungi bahkan menjadi tempat yang dianggap membosankan. Hal tersebut menyebabkan taman bacaan masyarakat sepi pengunjung. Ada beberapa faktor yang menyebabkan taman bacaan masyarakat sepi peminat, diantaranya adalah terbatasnya koleksi buku yang dimiliki, fasilitas yang belum memadai, pengelolaan yang belum profesional, dan tidak adanya kegiatan-kegiatan yang menarik minat pengunjung. Selain faktor-faktor tersebut, sepinya taman bacaan masyarakat juga karena masih kurangnya
pengembangan
dalam
penyelenggarannya.
Taman
bacaan
masyarakat sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, keberadaannya memang seringkali mengalami ketertinggalan dari penelusuran informasi. Keadaan ini dimungkinkan karena masyarakat belum mengetahui seluk-beluk taman bacaan masyarakat, disamping minat baca masyarakat yang masih rendah (Muhsin Kalida, 2012: 8). Melihat fenomena tersebut perlu adanya pengembangan dalam penyelenggaran taman bacaan masyarakat, baik dari segi fasilitas maupun
3
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Dalam hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Selain dari pemerintah, diperlukan juga dukungan dari masyarakat sekitar taman bacaan masyarakat termasuk didalamnya adalah keterlibatan pemuda. Pemuda adalah motor penggerak dalam menciptakan perubahan di masyarakat. Seperti yang dikatakan Akbar Tandjung dalam Lutfi Wibawa (2016: 22) pemuda memiliki idealisme murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Dengan adanya partisipasi dari pemuda diharapkan taman bacaan masyarakat dapat lebih berkembang dan diminati masyarakat. Namun, dalam prakteknya pemuda saat ini jauh dari kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut menyebabkan keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial sangat minim. Fenomena ini dapat kita lihat dalam kegiatankegiatan sosial yang ada dimasyarakat. Dalam kegiatan tersebut sangat sulit melihat pemuda yang terlibat didalamnya. Pemuda hari ini sering dibingkai di media massa sebagai: sumber masalah, sumber kerusuhan, apatis, dan individualis yang jauh dari pergerakkan masyarakat (Lutfi Wibawa, 2016: 34). Ada beberapa faktor yang menyebabkan minimnya keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial diantaranya: kesibukan di lingkungan sekolah, kampus, maupun pekerjaan, sikap acuh terhadap kegiatan sosial dimasyarakat, dan keingin tahuan yang besar terhadap hal baru diluar lingkungan masyarakatnya. Masalah-masalah yang dihadapi
pemuda juga menjauhkan mereka dari
kehidupan bermasyarakat dan menjadi isu yang dikhawatirkan untuk segera menemukan solusinya, misalnya rumah tangga single parent, obat terlarang
4
dan penyalahgunaan alkohol, gaya hidup dan materialisme, serta kesenjangan tingkat pendidikan (Lutfi Wibawa, 2016: 26-32). Terkait dengan hal tersebut Kompas.com (2016) melangsir data tentang pengguna narkoba. Ira Rachmawati menyebutkan pengguna narkoba di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan, sebelumnya pada bulan juni 2015 tercatat 4,2 juta pengguna dan pada November menjadi 5,9 juta pengguna. Program taman bacaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan sosial yang ada dimasyarakat. Seperti Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun yang merupakan salah satu program Karang Taruna Guyub Rukun. Karang Taruna Guyub Rukun memiliki tiga program besar yaitu Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Bank Pupuk Organik (BPO), dan Barisan Remaja Peduli Alam Sekitar (BARKAS). Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun
berlokasi di Dusun Jambon, Desa Argosari, Kecamatan
Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Untuk sementara TBM berada di teras dan ruang tamu kediaman Saudara Triyanto (RT 29) dengan sedikit modifikasi. Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun diresmikan pada tanggal 17 Mei 2015 dengan besaran koleksi masih sekitan 500 judul buku yang berasal dari beberapa swadaya masyarakat dan sumbangansumbangan dari donatur, dan fasilitas yang masih minim. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa ada beberapa kegiatan atau program yang dilaksanakan di Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diantaranya: sirkulasi buku, layanan
5
paket pinjam, bimbingan belajar, bermain sambil belajar sabtu sore, bank sampah, dan bank pupuk organik. Dalam penyelenggaraannya, Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun masih memerlukan pengembangan agar lebih dapat menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung. Pengembangan yang dapat dilakukan meliputi pengembangan koleksi, pengembangan sumber daya, pengembangan pengunjung, dan pengembangan sistem layanan. Dalam pengembangan tersebut dibutuhkan partisipasi pemuda sebagai anggota Karang Taruna Guyub Rukun. Partisipasi pemuda dalah keikutsertaan pemuda dalam kegiatan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat sangatlah penting karena pemuda memiliki potensi yang sangat besar. Gagasan-gagasan pemuda dapat menjadi bahan masukan untuk pengembangan taman bacaan masyarakat. Namun, pada kenyataannya pemuda belum menyadari akan pentingnya partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Guyub Rukun. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa sebagian pemuda tidak pernah terlibat dalam kegiatan atau program rutin TBM seperti bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Hal tersebut dikarenakan adanya rasa malas untuk mengajar dan kurangnya percaya diri. Belum
menyadari
akan
pentingnya
partisipasi
pemuda
dalam
pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Guyub Rukun berdampak pada
6
kurang maksimalnya partisipasi pemuda dalam hal tersebut. Bersadarkan hasil wawancara dengan saudara “Ty” pada tanggal 11 November 2016 selaku Ketua Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, diketahui bahwa pemuda akan berpartisipasi ketika mendapat ajakan atau teguran dari pengelola taman bacaan masyarakat. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tentang “Partisipasi Pemuda Dalam Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Perlunya
pengembangan
dalam
penyelenggaraan
taman
bacaan
masyarakat. 2. Minimnya keterlibatan pemuda dalam kegiatan sosial dimasyarakat. 3. Pemuda belum menyadari akan pentingnya partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun 4. Kurang maksimalnya keterlibatan pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun. C. Fokus Penelitian Berdasarkan permasalahan yang terdapat di identifikasi masalah, agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti memfokuskan penelitian pada (1) tingkatan partisipasi yang meliputi: konsultasi, pengambilan keputusan bersama, bertindak bersama, dan memberikan dukunga; (2) bentuk partisipasi yang meliputi: vertikal,
7
horizontal, fisik, dan non fisik; (3) hasil partisipasi; dan (4) dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. 2. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang program taman bacaan masyarakat
terkait dengan partisipasi pemuda dalam
pengembangan program. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong atau bahan kajian penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapka berguna bagi “Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun” dalam memberikan masukan bagi pemuda agar mereka ikut berpartisipasi aktif dalam pengembangan taman bacaan masyarakat.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi Pemuda a. Pengertian Partisipasi adalah keikutsertaan individu atau sekelompok individu dalam suatu kegiatan. Partisipasi merupakan proses yang akan menciptakan jaringan sosial baru yang masing-masing berusaha untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan demi tercapainya tujuan akhir yang diinginkan (Aprillia Theresia, dkk, 2014: 196-197). Dr. Made Pidarta dalam Siti Irene A.D. (2015: 50) mengatakan bahwa partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksnakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan. Partisipasi merupakan keterlibatan individu atau kelompok baik secara mental, emosional, maupun fisik dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kegiatan sosial yang berada dimasyarakat dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, salah satunya adalah pertisipasi pemuda karena pemuda dipandang sebagai agen perubahan. Seperti yang disebutkan Akbar Tandjung dalam Lutfi Wibawa (2016: 22)
10
pemuda memiliki idealisme murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Selain itu Ambarita dalam Lutfi Wibawa (2016: 26) juga menyebutkan bahwa pemuda memiliki nilai serta posisi yang strategis dalam masyarakat yang memungkinkan mereka berpartisipasi aktif di dalamnya baik secara sukarela maupun kemauan pribadi yang tegas. Partisipasi pemuda adalah keterlibatan pemuda dan remaja serta tanggung jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu kegiatan sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga akhirnya pada tahap evaluasi (Nurul Sawitri, 2014: 46). Sejalan dengan pendapat tersebut Lutfi Wibawa (2016: 93) menyebutkan keterlibatan pemuda memiliki arti bahwa orang muda mempengaruhi proses, keputusan, dan kegiatan yang mempengaruhi kehidupan mereka dan kehidupan orang lain dalam komunitas mereka atau organisasi. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemuda merupakan keikutsertaan pemuda baik secara mental, emosional, maupun fisik dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga akhirnya pada tahap evaluasi. b. Bentuk-bentuk Partisipasi Pemuda Menurut Effendi dalam Siti Irene Astuti D (2015: 58) bentuk partisipasi terbagi menjadi dua, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal. Dalam partisipasi vertikal, pemuda berstatus sebagai
11
bawahan, pengikut, atau klien dari program pihak lain. Sedangkan dalam partisipasi horizontal, pemuda mempunyai prakarsa dimana setiap individu atau kelompok berpartisipasi satu dengan yang lainya. Basrowi berpendapat dalam Siti Irene A.D. (2015: 58) partisipasi dilihat dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi fisik dan non fisik. Dalam pengembangan taman bacaan masyarakat, partisipasi fisik dapat berupa pembuatan atau pengadaan rak buku, pengadaan buku, dan sebagainya. Sedangkan partisipasi non fisik adalah keikutsertaan pemuda dalam menentukan arah pengembangan taman bacaan masyarakat. Partisipasi dapat berupa ide, gagasan, atau masukan yang berguna bagi pengembangan taman bacaan masyarakat. Menurut Dusseldorp dalam Aprillia Theresia, dkk (2014: 200) mengidentifikasi beragam bentuk-bentuk kegiatan partisipasi yang dilakukan warga masyarakat dapat berupa: 1. Menjadi kelompok-kelompok masyarakat. 2. Melibatkan diri pada kegitan diskusi kelompok. 3. Melibatkan
diri
pada
kegitan-kegiatan
organisasi
untuk
menggerakan partisipasi-partisipasi masyarakat yang lain. 4. Menggerakan sumberdaya masyarakat. 5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan. 6. Memanfaatkan
hasil-hasil
masyarakatnya.
12
yang
dicapai
dari
kegiatan
Berdasarkan bentuk partisipasi yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat dapat dikategorikan kedalam empat bentuk partisipasi, yaitu partisipasi horizontal, partisipasi vertikal, partisipasi fisik, dan atau partisipasi nonfisik. c. Macam-macam Partisipasi Pemuda Menurut Cohen dan Uphoff dalam Siti Irene A.D. (2015: 61) partisipasi dibagi menjadi empat jenis, yaitu (1) partisipasi dalam pengambilan keputusan, (2) partisipasi dalam pelaksanaan, (3) partisipasi dalam pengambilan manfaat, dan (4) partisipasi dalam evalusi. Pertama, partisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini terkait dengan penentuan alternatif dengan pemuda untuk menuju kata sepakat tentang berbagai gagasan menyangkut kepentingan bersama. Wujud dari partisipasi dalam pengambilan keputusan seperti kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan. Kedua, Partisipasi dalam pelaksanaan. Partisipasi ini berkaitan dengan penggerakan sumber daya dan dana. Ketiga, Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi ini melihat kualitas dan kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang telah dicapai. Dari segi kualitas, keberhasilan program ditandai dengan adanya peningkatan output, sedangkan dari segi kuantitas dilihat dari seberapa prosentase keberhasilan program. Dan
13
keempat, Partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi ini berkaitan dengan pelaksanaan program secara menyeluruh. Partisipasi dalam evaluasi bertujuan mengetahui bagaimana pelaksanaan program berjalan (Siti Irene Astuti D, 2015: 61-63). Menurut Yadav dalam Aprillia Theresia, dkk (2014: 198-199) mengemukakan ada empat macam partisipasi, yaitu: 1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Untuk menumbuhkan partisipasi perlu dibukanya forum yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi langsung di dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program yang ada. 2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Partisipasi ini diartikan sebagai pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan apa yang akan diterima. Selain itu, pemeliharaan proyek atau program-program yang telah berhasil diselesaikan. 3. Partisipasi dalam pemantauan evaluasi. Dalam hal ini, partisipasi untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan perkembangan kegiatan serta perilaku aparat yang terlibat dalam proyek atau program yang bersangkutan. 4. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil. Dalam hal ini, partisipasi yang dimaksud adalah partisipasi dalam pemanfaatn hasil proyek atau program. Pemanfaatan hasil proyek atau program akan
14
merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program yang akan datang. Berdasarkan macam-macam partisipasi yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat dapat dikategorikan kedalam empat macam partisipasi, yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi dalam pemanfaatan, dan partisipasi dalam evaluasi. d. Faktor- faktor Partisipasi Dalam konsep pendidikan, Berlo (1961) menyatakan partisipasi merupakan bentuk tanggapan atau respon atas rangsangan yang diberikan, yang dalam hal ini, tanggapan merupakan fungsi dari manfaat (rewerds) yang dapat diharapkan (Aprillia Theresia, dkk, 2014: 207). Oleh karena itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi. Menurut Slamet dalam Aprillia Theresia, dkk (2014: 207211) tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat ditentukan oleh tiga unsur pokok, yaitu: 1) Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat, untuk berpartisipasi. Adanya kesempatan merupakan faktor pendorong tumbuhnya
kemauan,
dan
kemauan
akan
menentukan
kemampuannya. Beberapa kesempatan yang dimaksud disini adalah:
15
a) Kemauan politik dari penguasa untuk melibatkan masyarakat dalam proyek atau program, baik pengambilan keputusan perencanaan,
pelaksanaan,
monitoring
dan
evaluasi,
pemeliharaan, dan pemanfaatan hasil proyek atau program. b) Kesempatan untuk memperoleh informasi tentang proyek atau program. c) Kesempatan memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya (alam dan manusia) untuk pelaksanaan proyek atau program. d) Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan teknologi yang tepat, termasuk peralatan/perlengkapan penunjangnya. e) Kesempatan untuk berorganisasi, termasuk untuk memperoleh dan menggunakan peraturan, perijinan, dan prosedur kegiatan yang harus dilaksanakan. f) Kesempatan mengembangkan kepemimpinan yang mampu menumbuh,
menggerakkan,
dan
mengembangkan
serta
memelihara partisipasi masyarakat. 2) Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. Kemauan untuk berpartisipasi ditentukan oleh sikap mental yang dimiliki masyarakat untuk membangun atau memperbaiki kehidupannya, yang menyangkut: a) Sikap untuk meninggalkan nilai-nilai yang menghambat proyek atau program.
16
b) Sikap terhadap pelaksana proyek atau program pada umumnya. c) Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup dan tidak cepat puas diri. d) Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah, dan tercapainya tujuan proyek atau program. e) Sikap kemandirian atau percaya diri atas kemampuannya untuk memperbaiki mutu hidupnya. 3) Adanya kemampuan mayarakat untuk berpartisipasi. Kesempatan yang disediakan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat tidak berarti apabila masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk berpartsipasi. Kemampuan yang dimaksud adalah: a) Kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatankesempatan atau peluang proyek atau program. b) Kemampuan untuk melaksanakan proyek atau program, yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. c) Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan sumber daya dan kesempatan (peluang) lain yang tersedia secara optimal. Unsur-unsur pokok yang disebutkan diatas dapat disimpulkan sebagai faktor pendorong partisipasi. Sejalan dengan hal tersebut Siti
17
Irene A.D. (2015: 57-58) menyatakan ada beberapa faktor yang menghambat atau mengancam partisipasi antara lain: 1) Sifat malas, apatis, masa bodoh, dan tidak mau melakukan perubahan di tingkat anggota masyarakat. 2) Aspek-aspek tipologis (pembuktian dan jurang). 3) Geografis (pulau-pulau kecil yang tersebar letaknya). 4) Demografis (jumlah penduduk) 5) Ekonomi (desa miskin/tertinggal). Berdasarkan faktor-faktor partisipasi yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat dapat dikategorikan kedalam faktor pendorong dan faktor penghambat partisipasi. Faktor pendorong partisipasi dapat dilihat dari tiga unsur pokok yaitu adanya kesempatan yang disediakan untuk berpartisipasi, adanya kemauan untuk berpartisipasi, dan adanya kemampuan untuk berpartisipasi. e. Tingkatan Partisipasi Menurut Wilcox dalam Aprillia Theresia (2014: 202) ada lima tingkatan dalam partisipasi, yaitu: 1. Memberikan informasi (Information). Dalam konteks ini pemuda memberikan informasi sebagai bahan masukan dalam sebuah kegiatan.
18
2. Konsultasi (Consultation) yaitu menawarkan pendapat, sebagai pendengar yang baik untuk memberikan umpan balik, tetapi tidak terlibat dalam implementasi ide dan gagasan tersebut. 3. Pengambilan keputusan bersama (Deciding together), dalam arti pemuda memberikan dukungan terhadap, gagasan, pilihan-pilihan serta mengembangkan peluang guna pengambilan keputusan. 4. Bertindak bersama (Acting together), dalam arti pemuda tidak sekedar ikut dalam pengambilan keputusan, tetapi juga terlibat dan menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatannya. 5. Memberikan dukungan (Supporting independent community interest) dimana pemuda menawarkan pendanaan, nasehat,dan dukungan lain untuk mengembangkan agenda kegiatan. Menurut Peter Oakley dalam Siti Irene A.D. (2015: 65-66) ada tujuh tingkatan partisipasi, yaitu: a. Manipulation. Tingkatan paling rendah mendekati situasi tidak ada partisipasi, cenderung berbentuk indoktinasi. b. Consultation. Stakeholder mempunyai peluang untuk memberikan saran yang akan digunakan seperti yang mereka harapkan. c. Consensus-building.
Stakeholder
berinteraksi
untuk
saling
memahami dan dalam posisi saling bernegosiasi, toleransi dengan seluruh anggota kelompok. Kelemahan yang sering terjadi pada tingkatan ini adalah individu-individu dan kelompok masih cenderung diam atau setuju bersifat pasif.
19
d. Decision-making. Konsensus
yang terjadi didasarkan pada
keputusan kolektif dan bersumber pada rasa tanggung jawab untuk menghasilkan sesuatu. Negosiasi pada tahap ini mencerminkan derajat perbedaan yang terjadi dalam individu maupun kelompok. e. Risk-taking. Proses yang berlangsung dan berkembang tidak hanya sekedar menghasilkan keputusan, tetapi memikirkan akibat dari hasil yang menyangkut keuntungan, hambatan, dan implikasi. Pada tahap ini semua orang memikirkan resiko yang diharapkan dari hasil keputusan. Karena akuntabilitas merupakan basis penting. f. Partnership. Pada tingkatan ini memerlukan kerja secara equal menuju hasil yang mutual. Equal tidak hanya sekedar dalam bentuk struktur dan fungsi tetapi dalam tanggung jawab. g. Self-management. Puncak dari partisipasi masyarakat. Stakeholder berinteraksi dalam proses saling belajar (learning process) untuk mengoptimalkan hasil dan hal-hal yang menjadi perhatian. Berdasarkan pemaparan diatas penelitian ini merujuk pada pendapat Wilcox yang mengemukakan ada lima tingkatan partisipasi yaitu memberikan informasi (information), konsultasi (consultation), pengambilan keputusan bersama (deciding together), bertindak bersama (acting together), dan memberikan dukungan (supporting independent community interest). Hal ini dikarenakan lebih fleksibel digunakan dalam partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat.
20
2. Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah salah satu jenis perpustakaan, oleh karena itu masih banyak para tokoh mengartikan makna TBM sama dengan perpustakaan. Menurut Muhsin Kalida (2012: 2) TBM adalah suatu lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai ilmu pengetahuan dalam bentuk bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya. Dalam Juknis Penguatan TBM disebutkan bahwa Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM (Kemendikbud, 2014: 3). TBM sebagai salah satu pendidikan non formal memiliki peranan penting dalam mewujudkan budaya baca dalam masyarakat. Seperti yang disebutkan S. Wisni Septiarti dan Mulyadi (2009: 5) TBM merupakan instrument penting dalam pengembangan minat hingga budaya baca, selain itu TBM juga memiliki fungsi sebagai pendukung gerakan pemberantasan buta aksara dan agar aksarawan baru tidak kembali menjadi buta aksara. TBM merupakan wadah atau tempat untuk memberikan layanan bahan bacaan kepada masyarakat dalam rangka menumbuhkan minat baca
21
hingga budaya baca dan mendukung gerakan pemberantasan buta aksara. Terkait dengan hal tersebut ada tiga fungsi yang melekat pada TBM, yaitu: 1. Sebagai sumber belajar TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misal praktek memasak, budidaya ikan, menanam cabe, mengolah barang bekas dan lainnya. 2. Sebagai sumber informasi TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan/atau akses internet dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi. 3. Sebagai tempat rekreasi-edukasi Dengan buku-buku nonfi ksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan menyenangkan. Lebih jauh dari itu, TBM dengan bahan bacaan yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih dewasa
dalam
berperilaku,
bergaul
di
masyarakat
lingkugan
(Kemendikbud, 2012: 7). Penyelenggaraan TBM dimaksudkan memberikan akses layanan pembelajaran berupa layanan bahan bacaan kepada masyarakat secara luas, merata dan terjangkau oleh masyarakat, sejalan dengan hal tersebut maka tujuan penyelenggaraan TBM sebagai berikut:
22
1. Meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan keterampilan membaca. 2. Menumbuh kembangkan minat dan kegemaran membaca. 3. Membangun masyarakat membaca dan belajar. 4. Mendorong terwujudnya masayarakat pembelajar sepanjang hayat. 5. Mewujudkan
kualitas
dan
kemandirian
masyarakat
yang
berpengetahuan, berketerampilan, berbudaya maju, dan beradab (Kemendikbud, 2012: 6). Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pengelolaan yang baik, berikut aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan TBM dilihat dari segi manajemen TBM, yaitu sebagai berikut; 1. Perencanaan, yaitu proses menentukan aktifitas apa dan bagaimana yang akan dilakukan, bersama siapa, kapan dilakukan, di mana, dan dari mana sumber dananya. Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar, pembiayaan terhadap program pendidikan masyarakat perlu dipikirkan sejak awal. 2. Pengorganisasian, yaitu mencakup struktur pengelolaan personil serta tugas dan fungsi masing-masing pengelola. Sering terjadi konsep pengorganisasian dalam lembaga pendidikan nonformal, miskin pengurus atau pengelola tetapi kaya tugas dan fungsi. Tetapi ada pula yang memperkaya pengurus dan pengelola dengan sedikit tugas dan fungsi. Namun, struktur organisasi yang semakin banyak anggotanya bukanlah suatu indikator yang menunjukan bahwa cara kerja organisasi itu bagus dan memiliki produk yang bermutu tinggi. Ada
23
kalanya semakin kompleks dan banyak pengelola yang dilibatkan, sementara kegiatan sedikit, akan menghambat kinerja lembaga dan kurang efisien. 3. Pelaksanaan, yaitu merupakan operasionalisasi dari apa yang direncanakan. Pelaksanaan kegiatan merupakan inti dari program TBM. Orang akan melihat dan menaruh perhatian pada lembaga ini apabila ada gerakan dan aksi nyata. Apabila gerakan ini tidak ada, maka masyarakat tidak akan peduli (Muhsin Kalida, 2010: 17-18). Namun, pengelolaan TBM yang baik belum cukup, dibutuhkan juga pengembangan TBM sebagai salah satu jenis perpustakaan. Dalam UU No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 19 “Pengembangan perpustakaan merupakan upaya peningkatan sumber daya, pelayanan, dan pengelolaan perpustakaan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas”. Menurut Sutarno NS (2006: 113-122) untuk pengembangan sebuah perpustakaan ada beberapa bidang yang perlu dikembangkan antara lain: 1. Pengembangan Koleksi Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama sebuah perpustakaaan. Pengembangan koleksi mencakup: (a) jumlah, judul, jenis dan eksemplar, (b) terbitan baru, (c) variasi, baik yang tercetak seperti buku, majalah, koran, maupun yang terekam, (c) sumber penerbitnya, makin banyak, (e) sumber asalnya, dalam negeri (Bahasa Indonesia dan bahasa daerah), dari luar negeri, terjemahan, saduran bahasa Inggris, dan bahasa lainnya.
24
Pada akhirnya pengembangan koleksi bertujuan untuk (a) menambah jumlah, (b) meningkatkan jenis bahan bacaan serta (c) meningkatkan mutunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai. Pada sisi yang lain, apabila koleksi terus bertambah, sedangkan ruangan, rak dan tempat penyimpanan tidak dikembangkan, maka pada suatu saat nanti perpustakaan akan penuh. Untuk menghindari keadaan demikian, maka dalam kegiatan pengembangan koleksi harus disertai kegiatan penyiangan. Untuk memisahkan koleksi yang kadalu warsa, rusak, dan tidak terpakai lagi, dikeluarkan dari jajarannya di rak buku, dan tempatnya dipergunakan untuk koleksi baru. 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia di perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu harus selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Pengembangan sumber daya manusia mencakup 2 bidang yaitu: a. Kualitas pengetahuan, ketrampilan dan sikap, kepribadian, perilaku. Pengembangan di bidang ini dilakukan dengan: 1) Mengikutsertakan dalam pendidikan formal berjenjang. 2) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola didalam pendidikan dan pelatihan (Diklat) (in the job training). 3) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola dalam kursus-kursus dan sejenisnya.
25
4) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola dalam pendidikan professional (of the job training). Misalnya untuk menambah kemampuan bahasa, computer, dan teknologi informasi lainnya. 5) Mengikutsertakan pegawai atau pengelola dalam latihan jabatan, pra jabatan, magang dan sejenisnya. b. Kuantitas (jumlah) 1) Menambah
jumlah
pegawai
atau
pengelola,
apabila
perkembangan organisasi, yang berarti tersedia formasi baru dan volume pekerjaan bertambah. 2) Mengurangi jumlah pegawai atau pengelola, apabila terjadi perampingan struktur organisasi, karena penggabungan atau penghapusan sebagian dari struktur yang sudah ada. 3) Mempertahankan yang ada, namun dilakukan efisiensi dan efektifitas agar terjadi penghematan waktu, tenaga, dan biaya serta sarana dan prasarana, namun tujuan dapat tercapai dengan lebih baik. 3. Pengembangan pengunjung perpustakaan Pengunjung perpustakaan merupakan target dan sasaran utama penyelenggaraan perpustakaan. Semua daya dan upaya semata-mata diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Maksudnya adalah agar masyarakat yang berpotensi diharapkan
26
memakai perpustakaan dapat berkembang dan bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu. Pengembangan pengunjung perpustakaan tidak terbatas pada penambahan jumlah dan intensitas waktu kunjungan ke perpustakaan. Namun akan bertambah pula permintaan jenis dan variasi sumber informasi atau koleksi bahan pustaka. Perkembangan pengunjung perpustakaan dapat disebabkan beberapa hal yaitu: pertama, upaya perpustakaan melalui berbagai cara dan media, yakni atas dorongan dari
luar
(faktor
eksternal),
dan
kedua,
disebabkan
makin
bertambahnya pengetahuan, wawasan dan kesadaran yang tumbuh dari diri mereka sendiri (faktor internal). Pengembangan
pengunjung
perpustakaan
dapat
dilakukan
dengan berbagai cara yaitu: a. Sosialisasi perpustakaan kepada masyarakat. b. Membuka dan memperluas akses dan informasi perpustakaan. c. Mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat. d. Memberikan kemudahan layanan dan pemakaian perpustakaan. e. Mengembangkan jenis layanan. f. Menciptakan suasana dan kesan yang menarik dan baik kepada pengunjung. g. Menerapkan teknologi tepat guna yang dapat membantu pemakai. h. Memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai dengan cepat dan tepat.
27
i. Menciptakan citra layanan yang baik, sehingga pengunjung termotivasi untuk datang berkunjung kembali. 4. Pengembangan Sistem Layanan Penerapan suatu sistem layanan di perpustakaan adalah dimaksudkan agar proses pemberian jasa layanan dapat berlangsung tertib, teratur dan cepat tanpa ada hambatan. Sistem layanan perpustakaan merupakan mata rantai rangkaian kegiatan yang terdiri atas beberapa subbagian yang saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing jenis perpustakaan akan memilih sistem yang paling cocok dengan pemakainya dan kesiapan petugas dan ketersediaan sarana
dan
prasarananya.
Layanan
yang
dikembangkan
oleh
perpustakaaan adalah agar tercipta layanan terbaik sejauh dapat dilaksanakan, yaitu yang sering disebut sebagai layanan prima yang dilaksanakan secara professional. Sebelum dapat diciptakan layanan prima diupayakan dulu layanan minimal yang pada intinya berlangsung secara mudah, sederhana, cepat, tepat, dan bermanfaat serta murah. Layanan TBM merupakan salah satu hal penting dalam pengembangan TBM, oleh karena itu pengelola TBM diharapkan mampu menggunakan kreativitasnya untuk memberikan layanan yang mampu mendorong dan menarik masyarakat untuk datang berkunjung. Layanan TBM yang dapat diberikan berupa:
28
1. Layanan taman bacaan masyarakat secara elekronik meliputi antara lain: (i) layanan bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar/koran) digital, (ii) layanan informasi secara elektronik baik melalui media terkemas maupun dunia maya. Dengan adanya layanan elektronik diharapkan teknologi,
terwujudnya dan
informasi
masyarakat karena
berkeaksaraan tidak
dapat
media,
dipungkiri
perkembangan IPTEK sangat pesat. 2. Membaca ditempat, dengan menyediakan ruangan yang nyaman dan didukung dengan variasi bahan bacaan bermutu, sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Untuk dapat menyediakan bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan perlu berupaya untuk menemukenali minat dan karakteristik pengunjung. 3. Meminjamkan buku, artinya buku dapat dibawa pulang untuk dibaca dirumah, dan dalam waktu tertentu dan peminjam wajib mengembalikan buku. 4. Pembelajaran, dengan menggunakakan berbagai pendekatan seperti membimbing teknik membaca cepat, menemukan kalimat dan kata kunci dari bacaan, dan belajar efektif. 5. Praktek keterampilan. Dengan buku kerampilan yang ada, pengunjung diajak untuk mempraktekan bersama, seperti praktek memasak, membuat kerajinan, dll. 6. Kegiatan
literasi.
Melaksanakan
kegiatan
literasi
yang
menyenangkan dan bermanfaat, seperti: bedah buku, diskusi isu
29
yang sedang berkembang, temu penulis, dan belajar menulis cerpen. 7. Melaksanakan lomba-lomba, seperti: lomba kemampuan membaca dan cerdas cermat (Kemendikbud, 2012: 8-9). Dalam pengembangan TBM perlu diperhatikan juga ruang lingkup program TBM, yaitu sebagai berikut: 1. Penerima manfaat layanan TBM Seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan segmentasinya masingmasing terutama masyarakat yang memiliki kebutuhan bahan bacaan untuk meningkatkan keberaksaraannya. Penerima manfaat layanan TBM tidak terbatas baik dalam kelompok umur, jenis kelamin, maupun golongan; oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, Program Pengembangan TBM diharapkan untuk memperluas pilihan menu bahan bacaannya. 2. Lembaga penyelenggara TBM Satuan
pendidikan
nonformal
penyelenggara
taman
bacaan,
diantaranya: PKBM, LKP, rumah Pintar, Yayasan, UPTD SKB, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan unsur masyarakat yang menyelenggarakan program PNF lainnya. 3. Sumber Daya Manusia Susunan organisasi TBM sekurang-kurangnya terdiri atas:
30
a. Ketua, mempunyai tugas: (1) memimpin TBM, (2) menyusun dan menetapkan program, (3) memajukan dan mengembangkan TBM, (4) melakukan hubungan kerja sama, dan (5) mengelola keuangan. b. Urusan Administrasi dan Teknis, mempunyai tugas: (1) mengurus administrasi dan surat menyurat, (2) mengadakan seleksi dan pengadaan bahan bacaan, (3) melaksanakan pengelolaan bahan bacaan, dan (4) melaksanakan pengembangan bahan bacaan. c. Urusan Layanan, mempunyai tugas: (1) membuat tata tertib, (2) memberikan layanan TBM, dan (3) melaksanakan administrasi keanggotaan. 4. Sarana dan prasarana yang wajib dimiliki Sarana dan Prasarana TBM dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: sumber daya fisik utama (sarana), dan sumber daya fisik pendukung (prasarana). a. Sumber daya fisik utama adalah bahan bacaan, yaitu: semua jenis bahan bacaan dalam berbagai bentuk media seperti : buku, majalah, tabloid, koran, CD dan lainnya. Perlu disadari bahwa bahan bacaan yang disediakan tidak lain untuk melayani masyarakat sehingga masyarakat sebagai kelompok sasaran perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh, oleh karena itu penentuan bahan bacaan yang harus disediakan perlu memperhatikan : karakteristik masyarakat (meliputi jenis kelamin, rentang usia
31
profesi, dll), kebutuhan nyata masyarakat, kemampuan baca masyarakat, dan sesuai dengan potensi lokal. b. Sumber daya pendukung, adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan TBM, antara lain: rak/almari buku, display buku baru, rak majalah, gantungan koran, meja kerja, perangkat peralatan elektronik yang relevan dan merupakan salah satu komponen penting terwujudnya layanan taman bacaan masyarakat secara elektronik. Perangkat tersebut sekurangnya meliputi (1) komputer personal atau komputer jinjing, (2) Kamera Digital (3) fasilitas modem internal/eksternal (mobile/ ADSL), (4) alat pencetak (printer), (5) televisi, (6) alat pemutar video digital (DVD Palyer), (8) Pencadang Sumberdaya Listrik (UPS), Almari penyimpanan dan fasilitas lain untuk membaca seper� : meja baca/bangku, alas duduk (tikar/kapet) dan kaca mata baca perlu juga disediakan. 5. Inovasi kreatif TBM Dalam pengembangan TBM, layanan yang diberikan harus selalu ada inovasi kreatif supaya pengunjung atau masyarakat selalu tertarik untuk berkunjung dan menjadikan TBM sebagai tempat belajar yang menyenangkan karena mendorong masyarakat untuk datang tidak hanya dengan menyediakan buku bacaan yang baragam. Berikut kiat untuk mendorong masyarakat untuk mau datang dam mampu membaca:
32
a. Mengenali masyarakat dan mengenali berbagai kebutuhannya. Agar dapat mengajak masyarakat di TBM perlu mengenal lebih dahulu masyarakat di sekitar TBM sebagai sasarannya. Dengan maksud untuk mengetahui sosial–budaya, ekonomi, agama, potensi lingkungan, latar belakang pendidikan, serta kebutuhan nyata yang diperlukan. Hal ini penting sekali sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, juga penting dalam penyediaan koleksi bahan-bahan bacaan yang akan disediakan. b. Melakukan sosialisasi
TBM
dan memberi
kesadaran arti
pentingnya kepada masyarakat. TBM sebagaimana perpustakaan, memberikan layanan di bidang bahan bacaan kepada masyarakat, dengan jumlah bahan bacaan yang terbatas baik jumlah maupun jenisnya
perlu
mengenalkan
dioptimalkan
TBM
kepada
pemanfaatannya masyarakat
dengan
melalui
cara
sosialisasi
keberadaan TBM, dan sekaligus memberi kesadaran terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca. c. Membentuk
kelompok
sasaran
berdasarkan
kemampuan
baca/kebutuhan. Membentuk kelompok sasaran berdasarkan kemampuan baca/kebutuhan dengan maksud untuk mempermudah melakukan pendekatan dan bimbingan. Seperti membentuk kelompok sasaran: (a) Pelajar, (b) Mahasiswa, (c) Petani/ Nelayan, (d) Pedagang/Wiraswasta; (e) Religius, dan (f) pegawai/karyawan.
33
d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan baca kelompok sasaran, Salah satu faktor penyebab masyarakat Indonesia belum berbudaya baca antara lain kemampuan membaca yang rendah. Kemampuan membaca dalam arti : 1) memahami isi bacaan, 2) menginterpretasikan bacaan, atau 3) mengkombinasikan bacaan satu dengan yang lain. e. Menyelenggarakan
kegiatan
yang
bermanfaat.
Praktek
keterampilan dari buku-buku yang tersedia di TBM dengan cara pengelola mencarikan narasumber teknis di bidang keterampilan tertentu misalnya membuat sampo, sabun cuci, kecap, atau minyak kelapa dengan cara demo. Beberapacontoh kegiatan yang dapat dipadukan dengan buku bacaan adalah mempraktekkan isi buku, mendiskusikan isi buku baru, dan lomba-lomba seperti lomba menulis
synopsis,
lomba
memasak,
dan
cerdas
cermat
(Kemendikbud, 2014: 3-7). B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Nurul Sawitri. Jurnal Universitas Negeri Semarang tentang “Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa (Studi Pada Pemuda Di Dusun Kupang Kidul Desa Kupang Kecamatan Ambarawa”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini berjumlah 8 orang. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data yaitu triangulasi sumber. Teknik
34
analisis data adalah deskriptif kualitatif dengan tahap sebagai berikut pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini (1) partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna desa dilihat aspek pengelolaan program menggunakan tiga tahap partisipasi, yaitu partisipasi dalam perencanaan; partisipasi dalam pelaksanaan dan partisipasi dalam pemanfaatan; (2) faktor yang menghambat partisipasi pemuda dalam program Karang Taruna yaitu keterbatasan waktu dari individu dan rasa kurang percaya diri untuk menyalurkan potensi yang dimiliki. Sedangkan faktor yang mendukung yaitu individu mempunyai kesadaran atau jiwa bersosial yang tinggi untuk membangun masyarakat melalui program Karang Taruna. 2. Dwi Sandy Aprilian. Skripsi Universitas Jember tentang “Partisipasi Pemuda
dalam
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
Desa
(Musrenbang Desa) di Desa Sidorejo Kecamatan Rowo Kangkung Kabupaten Lumajang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Fokus penelitian adalah partisipasi pemuda pada tahap persiapan dan tahap pelaksanaan Musrenbang Desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap persiapan Musrenbang Desa, penentuan pemuda yang akan menghadiri musyawarah dusun dilakukan melalui undangan dan ditentukan oleh pemerintah desa. Penggalian gagasan pemuda dilakukan melalui perkumpulan pemuda dan kegiatan olahraga. Selanjutnya, gagasan pemuda disampaikan pada musyawarah dusun. Dalam forum tersebut, pemuda mempunyai pengaruh terhadap keputusan
35
yang diambil meskipun pada akhirnya beberapa hal masih ditentukan oleh pemerintah desa. Sedangkan pada tahap pelaksanaan Musrenbang Desa semua usulan pemuda disampaikan oleh tokoh masyarakat. Namun tidak ada jaminan semua usulan pemuda akan diperhatikan dalam penetapan Rencana Kerja Pemerintah Desa. Partisipasi pemuda pada tahap ini tetap berada pada derajat kedua namun letak tangga partisipasinaya turun menjadi tangga keempat yaitu konsultasi. Berdasarkan penelitian yang ada sebelumnya, partisipasi pemuda dilihat dari beberapa tahapan yaitu tahan perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan. Dalam penelitian tersebut partisipasi pemuda belum masuk pada tahapan evaluasi. C. Kerangka Berpikir Pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi manusia, salah satunya melalui jalur pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, salah satunya melalui program Taman Bacaan Masyarakat (TBM). TBM adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik oleh masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penyediaan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai salah satu sarana utama dalam perwujudan konsep pembelajaran sepanjang hayat untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar TBM. Sebagaimana yang dilakukan oleh Karang Taruna Guyub Rukun yang mejadikan TBM Teras Baca Guyub Rukun sebagai salah satu
program
yang
bergerak
pada
36
bidang
pendidikan
nonformal.
Kesimpulannya, TBM adalah salah satu bentuk pendidikan nonformal yang mewujudkan konsep pembelajaran sepanjang hayat dengan menyediakan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat. Dalam penyelenggaraannya, TBM mempunyai beberapa layanan, diantaranya: membaca ditempat, meminjamkan buku, pembelajaran dengan berbagai
pendekatan,
kegiatan
literasi,
praktek
keterampilan,
dan
melaksanakan lomba-lomba. Namun, layanan itu tidak cukup untuk mendorong masyarakat untuk datang berkunjung ke TBM, sebagaimana yang terjadi pada TBM Teras Baca Guyub Rukun. Diperlukan inovasi kreatif dalam pengembangan TBM. Pengembangan yang dilakukan meliputi pengembangan koleksi, pengembangan sumber daya, pengembangan pengunjung TBM, dan pengembangan sistem layanan. Kesimpulannya, dalam penyelenggaraan TBM dibutuhkan pengembangan untuk mendorong masyarakat datang berkunjung. Dalam pengembangan TBM dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, salah satunya pemuda sebagai bagian dari masyarakat. Pemuda dipandang sebagai agen perubahan yang memiliki potensi yang sangat besar. Ide-ide kreatifnya sangat dibutuhkan dalam pengembangan layanan-layanan yang ada di TBM. TBM Teras Baca Guyub Rukun sebagai salah satu program Karang Taruna membutuhkan partisipasi dari anggota Karang Taruna yang mayoritas adalah pemuda. Kesimpulannya, dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun dibutuhkan partisipasi dari para pemuda. Penelitian ini akan melihat bagaimana partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun, yang meliputi tingkatan,
37
betuk, hasil, dan dampak partisipasi. Selain itu apa saja faktor pendukung dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah: 1. Bagaimanakah partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul a. Bagaimana bentuk partisipasi horizontal pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? b. Bagaimana bentuk partisipasi vertikal pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? c. Bagaimana bentuk partisipasi fisik pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? d. Bagaimana bentuk partisipasi nonfisik pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? e. Apa sajakah hasil dari partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul?
38
f. Apakah partisipasi pemuda berdampak pada pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? 2. Faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul a. Apa dukungan dan hambatan yang ditemui dalam partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul? b. Bagaimana peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendorong pemuda agar ikut terlibat dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul?
39
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2005: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Penulis memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan kasus tertentu. Penelitian studi kasus menurut Rachmat (2006: 79) merupakan metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Dalam penelitian ini peneliti ingin berusaha mengungkapkan secara mendalam partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukunyang dilihat pada: (a) tingkatan partisipasi; (b) bentuk partisipasi; (c) hasil partisipasi; dan (d) dampak partisipasi.
40
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini antara lain: 1.
Pengelola TBM Teras Baca Guyub Rukun yang diwakili oleh ketua dengan inisial Ty dan pengurus dengan inisial TA.
2. Karang Taruna Guyub Rukun yang diwakili oleh ketua dengan inisial Wr dan anggota dengan inisial PR. 3. Tokoh masyarakat dengan inisial Sp. 4. Kepala Dusun Jambon dengan inisial Sd. C. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini berada Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. Peneliti memfokuskan pengamatan pada partisipasi pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan JanuariMaret, penentuan waktu penelitian didasarkan bahwa penelitian kualitatif membutuhkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap kondisi sosial yang diteliti. D. Metode Pengambilan Data Untuk memperoleh jenis data yang dibutuhkan penelitian, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah dasar pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
41
berlangsungnya peristiwa. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012: 310) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Di dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif. Peneliti ikut aktif secara langsung melakukan pengamatan secara langsung partisipasi pemuda dalam pelaksanaan pengembangan taman bacaan masyarakat. Metode
observasi
digunakan
peneliti
karena
peneliti
ingin
mengetahui secara langsung apa saja yang dilakukan atau yang terjadi di lapangan mengenai partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun. Teknik ini difokuskan untuk memperoleh data tentang perencanaa dan pelaksanaan program-program TBM, serta kelengkapan sarana dan prasarana. Dari observasi yang dilakukan akan menghasilkan pengamatan mengenai aktivitas-aktivitas yang
relevan
dan
berkaitan
dengan
partisipasi
pemuda
dalam
pengembangan taman bacaan masyarakat. Observasi dilakukan pada aspek fisik dan non fisik yang berkaitan dengan partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun guna kepentingan penarikan kesimpulan dari data yang telah diperoleh. 2. Wawancara Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012: 317) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam topik tertentu. Pada penelitian ini, wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai partisipasi pemuda dalam pengembangan
42
taman bacaaan masyarakat. Dalam wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan pengelola Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun, karang taruna, tokoh masyarakat, dan perangkat Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. 3. Studi Dokumen Dokumen merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalu. Untuk mengetahui secara tertulis dokumen tentang partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun diperlukan studi terhadap dokumen yang berkaitan dengan hal tersebut. Penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan sejarah, profil lembaga, struktur pengelola, data koleksi buku, data sarana dan prasarana, dan data administrasi. Dokumen berbentuk gambar misalnya presensi rapat karang taruna dan foto kegiatan. Harapannya, data yang diperoleh dari metode studi dokumen dapat menambah serta melengkapi data yang terkumpul dari dua metode pengumpulan data lainnya guna kepentingan penarikan kesimpulan.
43
Tabel 1. Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Wawancara) No. Aspek Sumber Data 1. Bagaimanakah partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM a. Bentuk partisipasi vertikal pemuda b. Bentuk partisipasi horizontal pemuda Pengelola TBM c. Bentuk partisipasi fisik pemuda Pengurus Karang Taruna d. Bentuk partisipasi nonfisik Anggota Karang Taruna pemuda e. Hasil partisipasi pemuda f. Dampak partisipasi pemuda 2. Faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM a. Dukungan dan hambatan Pengelola TBM partisipasi pemuda Pengurus Karang Taruna Anggota Karang Taruna b. Dorongan tokoh masyarakat dan Pengelola TBM perangkat dusun Tokoh masyarakat Perangkat dusun Tabel 2. Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Observasi) No. Aspek Sumber Data 1. Bagaimanakah partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM a. Bentuk partisipasi fisik pemuda Kelengkapan sarana dan prasarana Pelaksanaan program-program TBM b. Hasil partisipasi pemuda Pelaksanaan program-program TBM 2.
Faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM a. Dukungan dan hambatan Rapat perencanaan program TBM partisipasi pemuda Rapat Karang Taruna
44
Tabel 3. Panduan Pengambilan Data Lapangan (Metode Studi Dokumentasi) No. Aspek Sumber Data 1. Bagaimanakah partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM a. Bentu partisipasi vertikal Struktur pengelola TBM pemuda Presensi kehadiran rapat b. Bentuk partisipasi fisik pemuda Foto kegiatan c. Hasil partisipasi pemuda Foto kegiatan d. Dampak partisipasi pemuda Foto kegiatan
E. Intrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2012: 305-306). Nasution dalam Sugiyono (2012: 307) mengatakan peneliti sebagai instrumen utama memiliki ciri sebagai berikut: 1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. 3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
45
dengan
pengetahuan
semata.
Untuk
memahaminya
perlu
sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita. 5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan. 6. Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan. 7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang berbeda dan bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha sendiri terjun secara langsung dalam pengambilan data dengan menggunakan teknik pengamatan untuk mendapatkan data murni di lapangan. Dengan demikian peneliti mencatat segala aspek perilaku pemuda dalam ikut berpartisipasi dalam pengembangan taman bacaan masyarakat. Selain pedoman observasi, peneliti juga menggunakan pedoman wawancara. F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2012: 333) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data
yang
bermacam-macam.
46
Sugiyono
(2012:
335)
menerangkan bahwa teknik analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu
suatu
analisis
berdasarkan
data
yang
diperoleh,
selanjutnya
dikembangkan pola hubungan atau menjadi hipotesis, kemudian data disimpulkan. Apabila penyimpulan tersebut diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. Macam-macam teknik analisis data kualitatif menurut Spradley dalam Sugiyono (2012: 348) sebagai berikut: 1. Analisis domain (domain analysis). Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/ penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk peneliti selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian. 2. Analisis taksonomi (taxonomic analysis). Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Dilakukan dengan observasi terfokus. 3. Analisis komponensial (componential analysis). Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Dilakukan melalui obervasi dan wawancara terseleksi dengan pernyataan yang mengontraskan (contrast question). 4. Analisis tema kultural (discovering cultural theme). Mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan kedalam tema judul penelitian.
47
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis komponensial yang dilakukan secara induktif. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Teknik analisis data yang digunakan meliputi 3 tahap, yaitu reduksi data (penyederhanaan), display data (disajikan), dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudahpeneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,dan mencarinya apabila diperlukan (Sugiyono, 2012: 338). Data yang di reduksi adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumen yang di rasa tidak mendukung terhadap permasalahan partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul. 2. Display Data Display data merupakan suatu proses penyajian data. Dengan tujuan data yang terkumpul dari observasi, wawancara dan dokumentasi itu bisa di lihat gambaran seluruhnya, sehingga akan memudahkan dalam mengambilan kesimpulan yang tepat dan mempermudah dalam penyusunan penelitian.
48
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 341) yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. 3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah verifikasi atau penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan sejak awal penelitian itu dimulai. Namun, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2012: 345). G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Denzin (1978) membedakan empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori (Lexy J. Moleong, 2005: 330). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik trianggulasi dengan sumber. Cara ini membandingkan dan mengecek kembali
49
data yang diperoleh dari sumber data satu dengan sumber data yang lain. Dengan demikian hasil penelitian memiliki derajat kepercayaan dan terhindar dari subjektivitas peneliti.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian a. Sejarah Berdiri Taman Baca Masyarakat (TBM) yang bernama “Teras Baca Guyub Rukun”, atas prakarsa dari perkumpulan pemuda di Dusun Jambon, Argosari Sedayu, Bantul. Desa yang masih asri dan ramah, serta masih memegang teguh warisan budaya lokal akan tetapi tidak ketinggalan jaman dibuktikan dengan pemuda-pemudinya yang kreatif dan peduli akan kearifan lokal di desanya. Keprihatinan terhadap minimnya kegiatan-kegiatan yang ada dalam kepemudaan, dulu hanya berkumpul rapat dilanjut pagi harinya yaitu kerja bakti. Dilain sisi perkumpulan pemuda mempunyai perpustakaan kecil yang berada di Masjid. Perpustakaan yang berada di Masjid tentunya hanya diakses oleh orang yang sering ke masjid atau jama’ah. Oleh karena itu, pemuda berinisiatif jika perpustakaan dipindahkan
keluar
lingkungan
masjid
menjadi
perpustakaan
komunitas atau rumah baca atau taman baca, dll. Untuk mengenal apa itu taman baca dan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mendukung taman baca tersebut. Akhirnya pemuda memiliki ide untuk study banding. Perwakilan pemuda belajar di TBM Mata Aksara yang berada di Jalan Kaliurang. Disana pemuda diberi gambaran oleh Ibu Heni dan
51
Bapak Nurhadi tentang taman bacaan masyarakat dan kegiatan yang ada di taman bacaan masyarakat. Selain itu, Taman Bacaan Masyarakat ini didirikan oleh pemuda-pemudi Dusun Jambon dikarenakan keinginan mereka untuk memberikan fasilitas tempat baca dan rekreasi bagi masyarakat melalui satu wadah dan satu tempat yang bisa memudahkan akses untuk mencari informasi secara gratis. Atas keinginan yang kuat ini didirikanlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) pada 17 Mei 2015 dengan ijin penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat No. 06/TBM/ 2015. Besaran koleksi masih sekitar 500 judul buku yang berasal dari beberapa swadaya masyarakat dan sumbangan-sumbangan dari donatur. Taman bacaan masyarakat tersebut dibangun atas prakarsa perkumpulan pemuda dan pemudi dari Dusun Jambon yang diberi nama “Guyub Rukun”. Selain itu terkandung makna filosofis dari istilah “Guyub Rukun” yaitu perkumpulan dari banyak orang dari berbagai level masyarakat, pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainnya berkumpul membangun sebuah perkumpulan dan selalu tetap rukun atau kompak dalam perkumpulan tersebut. Dari filosofi itu diharapkan semua lapisan masyarakat yang ada di dusun itu senantiasa kompak dalam sebuah wadah Taman Bacaan Masyarakat yang akan mencerdaskan bangsa.
52
Kegiatan kreatif juga dilakukan oleh TBM Teras Baca Guyub Rukun seperti penyediaan sarana “ingkling” di teras TBM sebagai permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh siapa saja baik dewasa maupun anak-anak. Rak yang digunakan pun bukan rak biasa seperti kebanyakan, tetapi anak-anak muda kreatif memanfaatkan bambu yang dibuat menjadi rak buku. Rak seperti itu dibuat dari beberapa potongan bambu yang disusun sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai rak, murah, mudah dan unik. Banyak aksesoris-aksesoris TBM yang dibuat untuk membuat TBM semakin meriah tetapi sekali lagi tanpa mengeluarkan biaya yang banyak. Hal ini membuat TBM semakin semarak dan nyaman sebagai tempat berkegiatan. Selain itu, tidak lupa, tim sosial media selalu update kegiatan dan sarana yang ada di Guyub Rukun agar bisa diketahui oleh masyarakat. b. Lokasi TBM Teras Baca Guyub Rukun beralamat di Jl. Wates KM 13 RT 29 Dusun Jambon Desa Argosari Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul. Lebih tepatnya di kediaman Saudara Triyanto. c. Tujuan Pendirian Tujuan didirikannya TBM Teras Baca Guyub Rukun ini adalah: 1) Mempermudah anak-anak usia sekolah mendapat buku referensi sekolah. 2) Menambah pengetahuan bagi anak-anak putus sekolah.
53
3) Memberikan anak-anak dan remaja kegiatan bermutu lewat membaca dan menulis. 4) Memberikan pengetahuan tentang dunia internet dan teknologi kepada warga sekitar. 5) Mendekatkan masyarakat dengan buku. 6) Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya membaca. 7) Menggalakkan budaya membaca di kalangan masyarakat. 8) Meningkatkan keterampilan dan kecakapan dalam berusaha (beternak, bertani, wirausaha) sehingga dapat meningkatkan taraf hidup perekonomian warga. 9) Menbuka cakrawala dunia dengan menambah pengetahuan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 10) Meningkatkan kualitas baik fisik maupun mental masyarakat sehingga berdampak kepada kehidupan yang lebih baik. 11) Dan masih banyak tujuan baik dari kegiatan membaca dan terbentuknya taman baca ini. d. Visi dan Misi Visi : Ikut berperan aktif mengisi pembangunan
dalam dunia
pendidikan dengan menciptakan budaya baca dan budaya belajar pada masyarakat serta memperkaya wawasan masyarakat melalui buku.
54
Misi : 1) Menciptakan masyarakat yang gemar membaca 2) Sebagai wadah kegiatan positif masyarakat yang sifatnya mengembangkan diri e. Sasaran Sasaran pengguna fasilitas umum gratis ini adalah semua warga masyarakat dusun Jambon khususnya dan warga masyarakat desa Argosari pada umumnya serta warga Negara Indonesia dalam cakupan lebih luas. Baik dari usia anak-anak, remaja dan dewasa atau orang tua. f. Data Kegiatan atau Program Kegiatan atau program yang dilaksanakan di TBM Teras Baca Guyub Rukun, sebagai berikut: 1) Sirkulasi Buku Sirkulasi buku adalah layanan peminjaman dan pengambalian buku di TBM Teras Baca Guyub Rukun kepada masyarakat. Untuk dapat meminjam buku harus menjadi anggota terlebih dahulu. Cara untuk menjadi anggota sangatlah mudah yaitu dengan mengisi kartu anggota dengan identitas diri. 2) Layanan Paket Pinjam Layanan paket pinjam ini adalah kegiatan meminjamkan buku koleksi yang dimiliki TBM Teras Baca Guyub Rukun kepada suatu instansi/lembaga lain yang membutuhkan penambahakn buku untuk akses pengembangan literasi dan kegiatan instansi/lembaga
55
tersebut. Koleksi TBM Teras Baca Guyub Rukun yang dipinjamkan maksimal berjumlah 75 judul buku dalam jangka waktu 2 bulan. Setelah jatuh tempo selama 2 bulan pengelola TBM Teras Baca Guyub Rukun akan menggantinya. Instansi/lembaga yang menginginkan bekerjasama dilayanan paket pinjam ini diwajibkan
mengirimkan
surat
pengajuan
dan
profil
instansi/lembaga. 3) Sinau Bebarengan atau bimbingan belajar Kegiatan belajar mengajar tambahan bagi siswa SD dan SMP yang pengajarnya berasal dari sukarelawan yang memiliki komitmen dan kepedulian di bidang pendidikan. Dilaksanakan setiap Hari Senin, Rabu dan Jumat sore (pukul 16.00-17.15 WIB) dan malam (pukul 18.30-19.45 WIB). 4) Bermain Sambil Belajar Sabtu Sore Program kegiatan belajar sambil bermain untuk anak-anak usia dini. Dilaksanakan setiap Hari Sabtu pukul 16.00-17.15 bertempat di TBM Teras Baca Guyub Rukun. 5) Bank Sampah Bank Sampah di TBM Teras Baca Guyub Rukun muncul karena minimnya sumber dana untuk pengembanga operasional TBM. Kegiatan di Bank Sampah ini adalah pengumpulan barang bekas dari warga masyarakat Dusun Jambon yang hasil dari penjualan dapat digunakan untuk pengembangan kegiatan TBM. Pengelala
56
TBM yang membidangi bank sampah tergabung dalam komunitas BARKAS
(Barisan
Remaja
Kebersihan
Alam
Sekitar).
Pengumpulan barang bekas dilaksanakan setiap sebulan 2 kali setiap Ahad Legi dan Ahad Pahing pukul 07.00-10.00 WIB. Pos Bank Sampah yang dikelola BARKAS berada di perkarangan tanah Bapak Suparjo yang letaknya di RT 30. Tentunya sampah yang dukumpulkan tidak hanya untuk dijual. Pengelola TBM juga memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang., misalnya seperti plastic bekas pembungkus kopi, dibuat bros, gantungan kunci dll. Semua donasi sampah barang bekas dari warga masyarakat diberikan secara gratis sehingga pengelola TBM harus memiliki komitmen yaitu berupa membuat kegiatan-kegiatan yang positif untuk masyarakat yang salah satunya fokus dibidang pendidikan. 6) Bank Pupuk Organik Berkaitan dengan sampah organik pengelola TBM Teras Baca Guyub Rukun mencetuskan program bank pupuk. Program ini bernama Bank Pupuk Organik Jambon. Proses pemilihan sampah organik diolah menjadi pupuk organik. Untuk produksi pupuk setiap sebulan sekali bertempat di perkarangan tanah Bapak Suparjo menyatu dengan Bank Sampah. Aplikasi dari pupuk ini digunakan untuk mengawali terciptanya kebun gizi. Pupuk organik juga dijual ke masyarakat yang membutuhkan.
57
g. Pengaturan Operasional TBM Agar roda taman baca bisa berjalan baik dan kontinyu, maka pengelolaan untuk sementara langsung di bawah kepengurusan. Untuk mekanisme pengelolaan taman baca untuk layanan buka setiap hari pukul 13.00 sampai 22.00 WIB. Khusus untuk hari minggu/libur nasional akan buka mulai pukul 07.00 sampai 22.00 WIB. 2. Partisipasi
Pemuda
dalam
Pengembangan
Taman
Bacaan
Masyarakat a. Bentuk Partisipasi 1) Partisipasi Vertikal Partisipasi vertikal pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: a) Keterlibatan Pemuda dalam Struktur Pengelolaan TBM Struktur pengelolaan TBM diambil dari anggota Karang Taruna Guyub Rukun karena TBM adalah salah satu program Karang Taruna. Program lainnya adalah Bank Pupuk Organik (BPO) dan Barisan Remaja Kebersihan Alam Sekitar (Barkas). Keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM adalah bentuk partisipasi vertikal pemuda. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Awalnya kita berlima punya ide membuat sebuah taman baca kemudian diobrolkan ke pemuda pemudi guyub rukun untuk dijadikan salah satu program karang taruna. Pemuda pesimis tapi kita tetep jalan berlima.
58
Trus kita tetap aku jadi pengelola kui. Aku trias mas eko wanu trus fitri. Ho’o berlima. Terdaftar sebagai struktur pengelola. Masuk struktur pengelola.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Keterlibatan itu maju bareng sih bersama sama, cuma digolong-golongkan menjadi tiga golongan jadi TBM trus barkas trus apa yang satunya itu BPO.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Kalau TBM itu ada sub-subnya jadi karang taruna punya pupuk punya barkas sama punya TBM. Jadi semua karang taruna anggotanya masuk per lini-lini itu.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Kan di karang taruna terbagi dalam tiga divisi yaitu salah satunya TBM. Jadi, kalau yang TBM itu ya tidak semua karang taruna.” Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Karang Taruna Guyub Rukun memiliki tiga program, yaitu: Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Bank Pupuk Organik (BPO), dan Barisan Remaja Kebersihan Alam Sekitar (Barkas). Keberadaan struktur pengelola TBM sangat penting karena mendukung berjalannya program TBM. b) Keterlibatan Pemuda dalam Pengambilan Keputusan Dalam perencanaan program-program TBM, pengelola tidak
melibatkan
pemuda.
59
Pengelola
mengadakan
perkumpulan sendiri untuk merencanakan program. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Kalau ada mahasiswa yang ingin mengadakan kegitan disini. Kita struktur pengelola biasanya rapat dadakan pas malemnya. “Acara besok itu gimana? Kita pengelola bisa bantu apa?”. Pemuda hanya jadi peserta ketika kegiatan yang diadakan mahasiswa.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Dari pihak TBM biasanya rapat sendiri tapi hasil rapatnya diangkat di rapat besar.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Kalau keterlibatan dalam program-programnya itu biasanya lebih ke anggotanya sendiri.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Kalau perencanaan program kita rapat pengurus, nanti dari pengurus di share ke karang taruna.” Hasil rapat pengelola TBM tentang rancangan program akan diangkat dalam rapat besar Karang Taruna Guyub Rukun. Dalam rapat besar tersebut akan dibahas rancangan yang dibuat oleh pengelola yang nantinya akan dikomentari dan akan mendapat masukan-masukan dari pemuda. Hasil rapat besar Karang Taruna akan menghasilkan keputusan akhir. Jadi dalam hal ini pemuda terlibat dalam pengambilan
60
keputusan tetapi tidak terlibat dalam perencanaan program. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Kita kegiatan besar rapatnya satu Guyub Rukun gak pengelola. Kita yang pengelola ngonsep dulu nanti ditawarkan ke teman-teman. Jadi mereka tetap ikut dalam pengambilan keputusan.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Pemuda ikut serta dalam pengambilan keputusan itu tapi sebagian gak semua. Tapi selalu ada koordinasi.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Biasanya sih TBM itu punya rencana sendiri jadi nanti kalau ada perkumpulan setiap malem minggu pahing itu TBM share ke temen-temen. Jadi keputusan akhir itu di malem minggu pahing itu di rapat besar.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Kalau pemuda kasih ide, misale mau ada apa gitu. Pemuda kasih saran. Terus ada juga yang menyanggah tidak setuju atau menambahi. Pasti ada” Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
pengambilan
keputusan
dilakukan
melalui
musyawarah. c) Keterlibatan Pemuda dalam Peningkatan Layanan TBM Dalam pengembangan TBM peningkatan layanan merupakan salah satu hal yang penting, oleh karena itu
61
pengelola
TBM
kreativitasnya
diharapkan
mampu
menggunakan
untuk memberikan layanan yang mampu
mendorong dan menarik masyarakat untuk datang berkunjung. Di TBM Teras Baca Guyub Rukun pengelola bekerjasama dengan
pemuda
melakukan
beberapa
upaya
untuk
meningkatkan layanan TBM, yaitu menambah sarana dan prasarana seperti rak, selain itu mereka juga mengundang teman dari luar untuk mengisi kegiatan TBM seperti menjadi pemateri atau fasilitator dalam program bimbingan belajar, bermain sambil belajar sabtu sore, maupun program-program lain. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Kalau layanan biasanya kita ngobrol pas malem minggu kan pada kumpul. Gak semua pengelola tapi ada temen-temen yang lain. “TBM baiknya gimana ditambah apa dan lain-lain”. Nanti muncul ide tambah rak dan lain-lain. Selain itu kita juga sering mengundang temen dari luar untuk mengisi. Misalnya siapa yang punya temen dan temennya seneng bermain dengan anak-anak nek iso dihubungkan nggo mengisi.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Kalau dari TBM sendiri kadang pake trik dari mungkin mengambil dari bidang kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk daya tarik. Terus bermain anak-anak.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa:
62
“Biasanya tu misale biasane temen-temenku “eh mbok ayo kesini ngasih materi”. Kemarin itu ada sosialisasi kesehatan, aku ada temen bidan orang sini juga tapi kan gak ikut. Nah itu aku mintain tolong jadi pemateri.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda berpartisipasi dalam upaya peningkatan layanan TBM sebagai bentuk pengembangan TBM. 2) Partisipasi Horizontal Partisipasi horizontal pemuda dalam pengembangan TBM Guyub Rukun Teras Baca dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: a) Peran Pemuda dalam Pelaksanaan Program-program TBM TBM memiliki dua program rutin yang berjalan setiap minggu, yaitu bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore atau masyarakat sering menyebutnya PAUD. Bimbingan belajar pada hari senin, rabu, dan jumat, sedangkan bermain sambil belajar sabtu sore pada hari sabtu. Dalam program tersebut pemuda berpartisipasi sebagai fasilitator. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Program kalau bimbel jelas kita, kadang pemuda pemudi yang lain juga ikut terlibat. Mereka ikut ngajar anak-anak. Pas hari sabtu itu PAUD juga terlibat.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Keterlibatannya kalau yang rutin ya bimbel sama les-les itu.”
63
Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “TBM setiap senin, rabu, kamis kalau ada yang mau bantu kaya misalnya saya mau bentu les ya udah bantu aja.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “TA : Kalau dalam pelaksanaan partisipasinya ya ikut dalam kegiatannya jadi peserta ada yang jadi panitia. Kalau bimbel ada beberapa yang bantu ngisi..” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk kegiatan atau program rutin TBM seperti bimbel dan bermain sambil belajar sabtu sore pemuda berpartisipasi sebagai fasilitator sedangkan untuk kegiatan atau program besar baik yang diadakan oleh TBM ataupun pihak luar pemuda berpartisipasi sebagai peserta atau panitia. b) Pembagian Kerja dalam Pelaksanaan Program-program TBM Untuk program atau kegiatan rutin tidak ada pembagian tugas dalam pelaksanaannya. Namun, untuk kegiatan atau program besar pemuda dibagi ke dalam seksi-seksi seperti seksi acara, konsumsi, dokumentasi, perlengkapan, dsb. Pemuda bekerja sesuai dengan seksinya masing-masing. Jadi pemuda tidak hanya terlibat pada program atau kegiatan rutin saja tetapi terlibat juga pada semua program atau kegiatan
64
yang diselenggarakan TBM. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Pembagian tugas dimasukan ke dalam seksi-seksi kalau event besar. Jadi semua terlibat. Jadi tetep ada pembagian tugas.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Pembagian kerjanya sesuai seksinya masing-masing.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Kalau TBM lebih ke acaranya. Pembagian kerjanya dibagi ke dalam seksi-seksi tapi itu pas rapat besar.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Pembagian kerjanya ya bikin panitia mbak, nanti ada seksi-seksi ketua, bendahara, sekretaris. Nanti ada seksi konsumsi atau apa. Pokoknya dibikin seksi. Menyesuaikan kebutuhan kegiatan itu apa aja yang dibutuhkan.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program besar pemuda berpartisipasi sesuai dengan pembagian tugas yang telah dilakukan sebelumnya. c) Koordinasi dalam Pelaksanaan Program-program TBM Dalam menjalankan tugas sesuai dengan seksinya masing-masing, pemuda membutuhkan koordinasi baik antar anggota seksi maupun antar pemuda yang lain yang terlibat
65
dalam kegiatan. Koordinasi adalah hal terpenting dalam menjalan sebuah program atau kegiatan. Dalam berkoordinasi pemuda menggunakan dua cara, yaitu: rapat rutin Karang Taruna Guyub Rukun yang diselenggarakan setiap malam minggu pahing dan rapat lewat grup whatsApp. Untuk berkoordinasi pemuda tidak dapat hanya mengandalkan rapat rutin karena rapat hanya diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Oleh karena itu, pemuda memanfaatkan media sosial yaitu
whatsApp untuk berkoordinasi. Sehingga koordinasi
antar pemuda tetap berjalan. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Koordinasi biasane kadang lewat rapat kadang juga lewat WA juga. Kadang sering tak japri bagianmu opo bagianmu opo. Yang penting komunikasinya jalan.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Untuk koordinasi kita mengambil pertemuan rutin kita. Ya karang taruna itu. Kan setiap bulannya ada pertemuan rutin. Disitulah kita koordinasi. Kalau ada yang belum selesai di rapat kita lanjut di grup WA.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Koordinasi semua ada ketuanya mbak. Jadi setiap seksinya harus mengurus seksinya itu sendiri. Nanti rapatnya modelnya WA. Rapatnya kan cuma selapan pisan, jadi cuma satu bulan sekali. Jadi gak mungkin rapat besar diadain, jadi cuma lewat WA.”
66
Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Koordinasinya biasanya lewat rapat. Biasanya lewat grup WhatsApp kan sekarang canggih.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda telah memanfaatkan media sosial yaitu grup WhatsApp untuk berkoordinasi. 3) Partisipasi Fisik Partisipasi fisik pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: a) Keterlibatan Pemuda dalam Pengadaan Koleksi Buku Koleksi buku merupakan salah satu faktor utama dalam pengembangan TBM. Terkait pengadaan koleksi buku pemuda berpartisipasi dalam pengumpulan buku dari warga dan teman-teman diluar Karang Taruna Guyub Rukun. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Kalau pengadaan buku pemuda hanya nawari temennya mau nyumbang buku disini gimana. Dan awal-awal kita launching pemuda ambil dari warga yang menawari. Kadang juga ada warga yang datang sendiri ke sini.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Untuk pengadaan buku kadang kita ngomong kepada masyarakat yang punya buku gak dipake atau udah bosen membaca bisa disumbangkan ke TBM. Nanti
67
pemuda yang mengambil tapi ada juga yang dianter sendiri.” Koleksi buku yang dimiliki saat ini tidak hanya hasil mengumpulkan dari warga maupun teman tetapi ada juga hasil dari pengajuan proposal dan donatur. Koleksi buku yang ada saat ini berjumlah ± 850 eksemplar dengan 681 judul. Puluhan majalah, komik dan buku mata pelajaran sekolah. Berikut daftar Koleksi Buku yang dimiliki TBM Teras Baca Guyub Rukun: a. Buku referensi sekolah dan pendukung pendidikan b. Buku dongeng dan cerita bergambar c. Novel remaja, teenlit maupun dewasa d. Buku pengetahuan umum e. Buku pertanian f. Buku perkebunan g. Buku Peternakan h. Buku Perikanan i. Buku Pertukangan j. Buku Kerajinan dan Keterampilan k. Buku kewirausahaan l. Buku resep makanan m. Buku teknologi tepat guna n. Buku komputer dan internet o. Buku agama
68
p. Buku kesehatan q. Majalah dan tabloid r. Dan buku-buku atau bacaan yang bermanfaat lainnya. b) Keterlibatan
Pemuda
terkait
Kelengkapan
Sarana
dan
Prasarana Selain terkait koleksi buku pemuda juga berpartisipasi dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu pembuatan rak buku. Dalam pembuatan rak buku, bahan bakunya berasal dari sumbangan pemuda berupa kayu, bambu, dsb. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Keterlibatan pemuda biasanya buat rak. Dan dalam pembuatan rak, bahannya juga dari pemuda.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Iya terlibat semua, seperti bikin rak.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Iya ikut terlibat. Kita buat rak bareng-bareng. Dan bahannya juga bareng-bareng dari pemuda.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Mungkin buatin rak, ngcet-ngecet. Dekorasi.”
69
Sarana dan prasarana yang dimiliki TBM Teras Baca Guyub Rukun adalah rak buku, meja, kursi, laptop, printer, radio, cd/dvd player, tiker, karpet, papan tulis whiteboard, dan alat permainan edukatif. c) Keterlibatan Pemuda dalam Pendanaan TBM Pendanaan dalam sebuah lembaga ataupun program adalah salah satu faktor pendukung berjalannya lembaga atau program tersebut. Dalam pendanaannya TBM Teras Baca Guyub Rukun melibatkan pemuda sehingga pemuda turut berpartisipasi dalam pendanaan TBM. Berikut sumber pendanaan TBM Teras Baca Guyub Rukun: (1) Penjualan merchandise. Merchandise tersebut berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. (2) Pengumpulan barang bekas dari warga yang dilakukan oleh pemuda. Pengumpulan barang bekas dilakukan setiap satu bulan sekali. Hasil penjulan barang bekas tersebut masuk kas TBM. (3) Infak ketika TBM mengadakan bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Jadi ada dana sukarela dari orang tua peserta didik yang mengikuti program tersebut. Dalam hal ini pemuda secara tidak langsung berpartisipasi dalam pendanaan TBM karena pemuda
70
dalam program bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore berperan sebagai fasilitator. (4) Fee ketika pengelola TBM diundang keluar untuk mengisi materi. Undangan TBM tidak selalu dihadiri oleh pengelola TBM tetapi angggota Karang Taruna kadang juga diikut sertakan untuk mengisi atau menggantikan pengelola ketika pengelola berhalangan untuk hadir. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Pendanaan kita dari kaos yang didesain pemuda. Trus kadang kita memintanya dari yang barkas. Kalau barkas kan setiap bulan ada pemasukan. Nah kita pemasukannya dari sana. Trus ada juga dari les awalnya les kan juga free tapi orang tua mereka kan memberikan uang saku to trus infak. Nah dari situ.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Pendanaan dari TBM akhir akhir ini dari les. Itukan ada penyediaan dana sukarela. Terus kalau TBM diundang keluar.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Pendanaan sih banyak, dari barkas paling besar sih mbak jadi kan kalau barkas itu pemasukannya hampir setiap bulan itu pasti ada pemasukan. Kalau les itu ada infak. Terus ada kaya mengisi dimana itu biasanya dimasukin ke kas.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa:
71
“Pendanaan dari les infak itu.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda berpartisipasi dalam pendaan TBM melalui pembuatan merchandise, pengumpulan barang bekas, menjadi fasilitator, dan undangan menjadi pemateri. 4) Partisipasi Non Fisik Dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun, bentuk partisipasi non fisik pemuda dapat dilihat dari dua hal, yaitu: a) Upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM. Promosi harus dilakukan supaya keberadaan TBM diketahui masyarakat sekaligus memperkenalkan kegiatan atau program yang ada di TBM. Dalam mempromosikan TBM tidak hanya dilakukan oleh pengelola tetapi dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar termasuk didalamnya adalah pemuda. Ada beberapa cara yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM Teras Baca Guyub Rukun, yaitu: (1) Memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram, blog, dan youtube untuk share kegiatan yang dilakukan di TBM. Media sosial adalah media promosi yang sangat efektif karena sekarang semakin banyak orang yang melek internet,
khususnya
72
di
Yogyakarta
sebagai
kota
pendidikan. D.I. Yogyakarta menempati urutan ke-2 setelah Ibu Kota Jakarta sebagai pengguna internet tertinggi secara nasional. D.I. memiliki 63% pengguna internet (Tekno.liputan6.com: 2015). (2) Sharing kegiatan atau program TBM ketika diundang keluar untuk mengisi materi. (3) Melalui penjualan merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. (4) Dari mulut ke mulut. Promosi dilakukan dengan cara membicarakannya
ketika
berkumpul
dengan
teman
maupun masyarakat ataupun hanya sekedar bertemu dijalan. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Mempromosikan TBM upayane yo biasane mereka foto-foto terus share di media sosial. Kadang mulut ke mulut bilang sama temennya. Selain itu juga promosi lewat kaos dan topi. Kalau kaos udah keluar banyak. Ada 75-an lebih.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Kalau dalam mempromosikan itu kita disamping diundang keluar itu ada penjualan kaos dan topi yang dibuat pemuda. Selain itu kita juga memanfaatkan media sosial seperti facebook, dll.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa:
73
“Ya kalau promosi sekarang ini banyak facebook, instagram, cuma itu sih. Ya sosmed. Paling ya mulut ke mulut sih mbak.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Mempromosikan TBM lewat media sosial kaya instagram, facebook, terus ada blog juga. Kemudian ada youtube. Terus dari postingan-postingan. Dari mulut ke mulut ya misale ada mahasiswa praktek.” Berdasarkan wawancara dapat disimpulkan bahwa pemuda
telah
memanfaatkan
media
sosial
untuk
mempromosikan TBM serti instagram, facebook, youtube, dan blog. b) Ide
atau
gagasan
yang
diusulkan
pemuda
dalam
pengembangan TBM Selain mempromosikan TBM, pemuda juga mengusukan ide atau gagasan untuk mengembangkan TBM. ide atau gagasan yang diusulkan pemuda dapat menjadi bahan masukan supaya TBM menjadi lebih maju dan berkembang. Ide atau gagasan pemuda dalam mengembangkan TBM adalah mencari tempat yang lebih luas untuk sekretariat Karang Taruna Guyub Rukun dan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Selama ini TBM masih menggunakan teras dan ruang tamu Ketua TBM. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa:
74
“Ide gagasan ada sih mbak tapi implementasinya yang belum. Kadang kita yo mikir TBM kan istilahnya kalo disini kan tempatnya kecil. Cuma diluar diteras. ada ide dari temen temen nek pas ada perkumpulan diguyub rukun itu pengen ngembangke jadi cari tempat yang luas jadi khusus nggo sekretariat dan TBM tapi belum terlaksana kan belum ada tempatnya.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Ada mbak. Ide gagasanya masih berupa untuk tetap eksis disini. Kita punya keinginan punya tempat yang lebih luas untuk sekreatriat dan TBM tapi tempatnya belum nemu.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Ada. Pernah ada yang ngusulin TBM cari tempat yang lebih luas. Nek kemarin ‘mbok ada ya masyarakat ada gedung satu untuk TBM biar TBMnya gak di teras seperti ini’. Tapi belum nemu tempatnya Penginnya ada gedungnya gak di teras seperti ini.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda belum dapat diimplementasikan karena belum menemukan tempat untuk dijadikan secretariat Katang Taruna Guyub Rukun dan TBM Teras Baca Guyub Rukun. b. Hasil Partisipasi Dalam kegiatan sosial yang berada dimasyarakat dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, salah satunya adalah pertisipasi pemuda karena pemuda dipandang sebagai agen perubahan. Seperti yang disebutkan Akbar Tandjung dalam Lutfi Wibawa (2016: 22)
75
pemuda memiliki idealisme murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Oleh karena itu keterlibatan pemuda sangat berpengaruh dalam perubahan sosial. Dan dengan adanya keterlibatan diharapkan ada hasil yang didapat. Sejalan dengan hal tersebut, ada beberapa hasil keterlibatan atau partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Yang jelas nambah rak. Dari pemuda yang pinter desain ada banner sama kaos. Nambah link keluar. Terus dekorasi, tempeltempelan ini. Selain itu TBM juga lebih dikenal orang.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Hasilnya ya rak bertambah, terus dekorasi ada itu biar kelihatan rame.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Mungkin lebih dikenal orang ya mbak, TBM lebih dusun jambon lebih terkenal.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Hasil dari keterlibatan itu ya TBM bisa maju. Terus kegiatannya lebih bervariatif. Lebih dikenal orang. Linknya tambah banyak juga dari mahasiswa-mahasiswa. Dari donator buku”
76
Berdasarkan
wawancara
diatas
dapat
disimpulkan
hasil
keterlibatan atau partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun,sebagai berikut: 1. Penambahan rak buku, banner, dan dekorasi ruangan terkait sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang mendukung dapat menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung ke TBM. dekorasi ruangan yang menarik membuat pnengunjung merasa betah untuk berlama-lama di TBM. 2.
Merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. Merchandise yang dibuat akan dijual dan hasil penjualan dimasukan kas sebagai pendanaan TBM.
3. Link atau jalinan kerjasama dengan pihak luar menjadi bertambah. Keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM sangat membantu untuk menambah kerjasama dengan pihak luar. Kerjasama dengan pihak luar adalah salah satu faktor pendukung memajukan TBM. 4. TBM Teras Baca Guyub Rukun lebih dikenal banyak orang. Dengan adanya jalainan kerjasama dengan pihak luar dan promosi menggunakan media sosial membuat keberadaan TBM Teras Baca Guyub Rukun diakui masyarakat. 5. Masyarakat ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan atau program yang diselenggarakan TBM dengan cara datang ketika ada kegiatan atau program. Misalnya periksaan kesehatan, bimbingan belajar, bermain sambil belajar sabtu sore, sosialisasi keshatan, dsb. Seperti
77
yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Kalau itu pasti datang. Mengadakan kecil-kecilan misale dolanan anak-anak yo anak-anak pasti datang. Trus ibu ibu juga, nek ibu-ibu dulu ada senam ada sosialisasi tentang tanam-tanam. Terus kalau acara event-event besar pasti datang.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Untuk kegiatan TBM dimasyarakat itu biasanya kalau eventevent rodo gede upamanya ada hiburannya atau ada acara tadi yang dibilang pemeriksaan kesehatan itu yo sebagian datang masyarakat. Tapi kalau cuma event-event kecil ya cuma pemuda yang datang.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Ya kalau kegiatan pasti datang sih mbak. Biasanya kebanyakan kegiatan besar pasti mengundang orang-orang terpandang disini sih. Kalau cuma acara acara kecil ya masyarakat diundang kaya ada tes kesehatan ada seminar atau ada kunjungan dari mana gitu sih mbak.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Iya selalu datang tapi ya gak semua masayarakat tergantung sasarannya.” Hasil partisipasi harus dimanfaatkan supaya memiliki dampak yang maksimal. Untuk hasil sarana prasarana, pengelola TBM memanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Selain memanfaatkan sarana dan prasarana, pengelola TBM juga memanfaatkan jalinan kerjasama dengan dengan pihak luar untuk mengembangkan TBM. Seperti yang
78
diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Misalkan acara-acara besar misalkan temenku punya panggung. Temennya punya panggung terus punya sound pas itu kita libatkan. Istilahnya memanfaatkan kerjasama yang telah terjalan.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Ya itu mbak ngundang teman dari luar untuk mengisi misalnya buat ngajar. Jadi memanfaatkan link gitu.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Memanfaatkan link. Terus biasanya memanfaatkan misale ada mahasiswa yang datang bisa dijadiin motor untuk menggerakkan kegiatan.” c. Dampak Partisipasi Dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun dapat dilihat dari perubahan yang terjadi setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM. Partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM berdampak positif tidak hanya dirasakan oleh pengelola ataupun masyarakat tetapi dirasakan juga oleh pemuda. Berikut perubahan yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM. Awal pembentukan adanya TBM sebagai program Karang Taruna
Guyub
Rukun
79
pemuda
merasa
pesimis
dengan
keberlangsungan TBM kedepan. Tetapi dengan adanya dukungan dari
berbagai
pihak,
pemuda
menjadi
terlibat
dalam
mengembangan TBM. Dan dari keterlibatan tersebut, keberadaan TBM sekarang telah diakui oleh masyarakat. TBM sering diliput oleh media lokal seperti koran, radio, dan stasiun televisi. Dari hal itu pemuda merasa puas dan merasa memiliki TBM. 2. Dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan. Ketika TBM masih menjadi perpustakaan masjid, kegiatankegiatan yang diselenggarakan kebanyakan kegiatan keagamaan dan yang memanfaatkan perpustakaan tersebut hanya jamaah. Sekarang
setelah
menjadi
TBM,
kegiatan-kegiatan
yang
diselenggarakan tidak terbatas pada kegiatan keagamaan tetapi dapat diselenggarakan kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan dan sebagainya yang memiliki cakupan yang lebih luas. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Yang jelas pemuda sekarang punya rasa memiliki TBM. Kita kadang diundang untuk berbagi di temen–temen karang taruna yang lain, kadang kita masuk media koran tribun dan yang lain. Kemarin didatengi TVRI, radio. Perubahan yang lain dulu TBM kecil dimasjid kegiatannya hanya keagamaan sekarang bisa mengadakan kegiatan pendidikan, kesehatan, dll. Kemudian anak-anak senang ada banyak buku.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa:
80
“Ya pemuda ada rasa memiliki TBM. Istilahnya TBM itu kembangnya karang taruna. Pernah diundang radio. Masuk harian jogja juga.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Dulu TBM kecil cuma punya beberapa buku. Dan dulunya perpuskaan masjid. Sekarang jadi seperti sekarang ini berkembang.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Perubahannya yo anak-anak ada wadah untuk berkembang. Ada wadah untuk belajar. Terus dulunya TBM itu perpustakaan masjid sekarang jadi gini. Dan tentunya kegiatannya lebih beragam.” 3. Semangat pemuda menjadi bertambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM. Rasa memiliki TBM yang menyebabkan pemuda memiliki semangat untuk terlibat dalam kegiatan TBM. Selain itu pengalaman-pengalaman baru ketika terlibat dalam kegiatan TBM juga mempengaruhi semangat mereka. Pemuda selalu terlibat dalam kegiatan atau program TBM baik program besar maupun kecil. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Dampak positifnya mereka semangatnya tambah kan sudah ada hasilnya. Pas ono acara di TBM pasti mereka terlibat.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa:
81
“Kalau semangat naik turun tergantung mood, kadang terlalu semangat kadang ya kurang. Tapi tidak turun secara signifikan, turun drop itu enggak.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Dampak positifnya ya itu anak-anak ada tempatnya. Terus pemuda semangatnya jadi tambah karena due TBM kan dusunya ikut terkenal misale ono acara opo njuk dipublis neng koran po nang ndi. Terus terkenal kan dusune. Nah itu jadi tambah semangat.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dampak
positif
dari
adanya
keterlibatan
pemuda
dalam
pengembangan TBM adalah semangat pemuda menjad bertambah untuk terlibat dalam kegiatan atau program TBM. 4. Pemuda menjadi lebih berani bersosialisasi. Keterlibatan pemuda dalam kegiatan atau program TBM melatih pemuda untuk berani bersosialisasi. Selain itu melalui program atau kegiatan, melatih keberanian bersosilisasi juga dilakukan ketika TBM mendapat undangan keluar untuk mengisi materi karena undangan tersebut tidak selalu dihadiri oleh pengelola TBM tetapi kadang juga dihadiri oleh pemuda. 5. Pengunjung TBM menjadi bertambah. Dengan adanya promosi dan banyaknya kegiatan yang diselenggarakan , pengunjung TBM Teras Baca Guyub Rukun bertambah mulai dari anak-anak, pemuda, hingga orang dewasa. Selain itu dengan banyaknya buku yang lebih variatif dan adanya
82
alat permaian edukatif juga menjadikan masyarakat tertarik untuk datang khususnya anak-anak. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Pemuda jadi lebih berani bersosialisasi. Mengusulkan ide. Dampak positif yang lainnya jadi banyak yang dateng ke TBM.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Dampak positifnya ya itu tadi jadi tambah seneng dan banyak yang dateng.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Positifnya sih banyak ya mbak kalau saya pribadi saya dapat pengalaman saya dapat ilmu. saya lebih berani lagi bersosialisasi.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dampak positif lainnya yang ditimbulkan dari adanya keterlibatan pemuda dalam kegiatan atau program TBM adalah pengunjung TBM menjadi bertambah. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi a. Faktor Pendukung Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun, yaitu: 1) Pengelola TBM dapat menjaga hubungan baik dengan pemuda. Hubungan yang baik antara pengelola TBM dan pemuda adalah salah satu faktor pedorong keterlibatan pemuda dalam
83
pengembangan TBM. oleh karena itu, ada beberapa usaha yang dilakukan pengelola TBM untuk mendorong keterlibatan pemuda, yaitu: pengelola memberikan konsumsi ketika rapat, pengelola mengadakan kegiatan yang bisa melibatkan semua anggota karang taruna, mengikut sertakan pemuda ketika TBM diundang keluar untuk mengisi materi, dan tetap menjaga koordinasi antar pemuda. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Usahanya ketika ada rapat kita kasih konsumsi. Karena ketika acara besar kan gak cuma pengelola yang rapat. Kemudian melakukan kegiatan yang bisa dilakukan barengbareng jadi semua ikut terlibat. Dan mengikut sertakan pemuda ketika ada undangan keluar jadi gak harus pengelola yang datang.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Usahanya tetap menjaga bahwa koordinasi kepemudaan disini. Ada beberapa orang yang ikut ketika TBM diundang keluar.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Biasanya kalau TBM itu punya kegiatan yang bisa dilakuin bareng-bareng jadi gimana bisa akur bisa seneng bisa istilahnya kalau disini guyub rukun.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Usahane ya ngopyak-ngopyak memotivasi “ayo gawe bareng-bareng dibangun bareng-bareng” kaya gitu. Terus kalau rapat dikasih konsumsi ora ketang teh opo opo.”
84
2) Pengelola TBM memahami arti penting keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM. Keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan karena pemuda memiliki kreatifitas dan semangat yang tinggi. Untuk memberikan pengaruh bahwa keterlibatan pemusa sangat penting, pengelola melakukan beberapa cara, yaitu memberikan pengertian tentang manfaat kegiatan, mengembangkan acara supaya pemuda senang bergabung dan mengikut sertakan pemuda ketika ada undangan keluar supaya pemuda merasa dibutuhkan. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Kalau ada kegiatan kita memberikan pengetahuan ke mereka kegiatane ki manfaate gini-gini. Biar mereka tertarik. Kemudian kita juga mengembangkan acara biar pemuda senang ikut bergabung. Misalnya ketika kita main kemana, nanti pihak TBM ngampirke ke TBM mana.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Kita pinter-pinter merangkul pemudanya, pinter-pinter mengembangkan acaranya pemuda biar seneng ikut bergabung.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Kalau TBM ada yang ngundang biasanya di WA ‘siapa yang mau ikut boleh’. Ada beberapa orang yang ikut.”
85
3) Tokoh masyarakat dan perangkat dusun mendukung kegiatan atau program TBM baik secara materiil maupun non materiil. Dukungan dari tokoh masyarakat dan perangkat sangatlah penting karena mereka sebagaiorangyang dituakan dan dihormati serta berpengaruh untuk masyarakat sekitar. Dukungan yang diberikan tidak hanya materiil tetapi juga non materiil. Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Mereka tokoh masyarakat dan perangkat dusun cuma memberikan dukungan. Kadang gak cuma dukungan, kadang materi juga ada pas ada kegiatan. Kadang pak dukuh ngeneingenei semacam dana.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Sd” selaku Kepala Dusun Jambon bahwa: “Kalau kemarin itu pas malem tahun baru itu kan pemuda mengadakan pengajian nah itu saya ya sekedar kasih dana sedikit untuk menambah-nambah untuk konsumsi.” Selain itu tokoh masyarakat dan perangkat dusun selalu menghadiri undangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan atau program TBM. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan adalah salah satu dukungan yang diberikan. Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Tokoh masyarakat tetap kami libatkan walaupun cuma pas kita acara. Kaya pas ulang tahun kemarin kita undang semua tokoh masyarakat, bapak RT, bapak kepala dukuh. Bapak kepala dukuh kita libatkan ketika ada mahasiswa dateng misalnya kaya BEM kemarin. Kita menyambut, adakan Pak Dukuh. Komunitas dari UMY juga. Kita libatkan pak dukuh biar pak dukuh tahu. Dalam pengajuan proposal kita libatkan pak dukuh. Jadi pak dukuh tetep ikut berkoordinasi.”
86
Hal lain yang senada juga di ungkapan Bpk. “Sd” selaku Kepala Dusun Jambon bahwa: “Saya biasanya pas umpamanya dari UMY atau UNY pas mau mengadakan pertama kali mau mengadakan kegiatan di TBM saya diundangi ya saya ikut kesana gitu.” Bpk. “Sp” selaku Tokoh Masyarakat Dusun Jambon mengungkapkan hal serupa bahwa: “Waktu-waktu yang sudah-sudah saya memang banyak belum berperan tapi selama saya dibutuhkan saya mengusahakan usaha datang selama dibutuhkan. Meskipun disana saya cuma duduk mengamati dan mengamatipun juga maerekam apa yang diperbuat anak-anak.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Biasanya ya ngasih arah, memberi motivasi.ya menasehati. Memantau kegiatannya. Terus kalau ada kegiatan gede mereka datang karena diundang.” b. Faktor Penghambat Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun,yaitu : 1) Kesibukan masing-masing pemuda karena kebanyakan pemuda sudah memiliki pekerjaan. Ketika ada kegiatan di TBM dan bertepatan dengan jam kerja, pemuda tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. 2) Keterlibatan pendidikan yang dimiliki karena masih ada lulusan SMP maupun SMA. Dengan keterbatasan pendidikan membuat sebagian pemuda merasa minder untuk terlibat dalam kegiatan
87
program TBM seperti bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Seperti yang diungkapkan Sdra. “Ty” selaku Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun bahwa: “Menghambat mungkin waktu. Mereka kan punya kesibukan sendiri-sendiri to mbak kan gak semuanya mereka luang pas ada kegiatan. Pendidikan juga menghambat. “Aku marasa lulusan SMA, SMP, gak kuliah”. Mereka kadang minder.” Hal lain yang senada juga di ungkapan Sdra. “Wr” selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun bahwa: “Kadang pas event apa itu pas hari kerja gini kan banyak yang gak dirumah.” Sdra. “PR” selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Hambatanya sih kesibukan sih mbak. Jujur itu kesibukan. Keterbatas pendidikan juga mbak.” Sdri. “TA” selaku sekretaris TBM Teras Baca Guyub Rukun mengungkapkan hal serupa bahwa: “Yang menghambat itu waktu. Waktu itu kan karena misale ada acara diluar misal kuliah.” Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM dalah kesibukan dan keterbatasan pendidikan.
88
B. Pembahasan 1. Partisipasi
Pemuda
dalam
Pengembangan
Taman
Bacaan
Masyarakat a. Bentuk Partisipasi 1) Partisipasi Vertikal Menurut Effendi dalam Siti Irene A. D. (2015: 58) menyatakan bahwa partisipasi vertikal terjadi ketika pemuda terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan dimana pemuda berada berstatus sebagai bawahan, pengikut, atau klien dari program pihak lain. Partisipasi vertikal pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: a) Keterlibatan Pemuda dalam Struktur Pengelolaan TBM Struktur pengelolaan TBM diambil dari anggota Karang Taruna Guyub Rukun karena TBM adalah salah satu program Karang Taruna. Program lainnya adalah Bank Pupuk Organik (BPO) dan Barisan Remaja Kebersihan Alam Sekitar (Barkas). Keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM adalah bentuk partisipasi vertikal pemuda. Pada tingkatan partisipasi menurut Wicox, keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM berada pada tingkat bertindak bersama (action together) karena pemuda tidak hanya sekedar ikut dalam pengambilan keputusan tetapi juga
89
terlibat dalam menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatan atau program TBM. b) Keterlibatan Pemuda dalam Pengambilan Keputusan Dalam perencanaan program-program TBM, pengelola tidak melibatkan pemuda. Pengelola mengadakan perkumpulan sendiri untuk merencanakan program.
Hasil rapat pengelola
TBM tentang rancangan program akan diangkat dalam rapat besar Karang Taruna Guyub Rukun. Dalam rapat besar tersebut akan dibahas rancangan yang dibuat oleh pengelola yang nantinya akan dikomentari dan akan mendapat masukanmasukan dari pemuda. Hasil rapat besar Karang Taruna akan menghasilkan keputusan akhir. Jadi dalam hal ini pemuda terlibat dalam pengambilan keputusan tetpi tidak terlibat dalam perencanaan program. Sebagaimana disampaikan oleh Cohen dan Uphoff dalam Siti Irene A.D. (2015: 61) bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan terkait dengan penentuan alternatif dengan pemuda untuk menuju kata sepakat tentang berbagai gagasan menyangkut kepentingan bersama. Wujud dari partisipasi dalam pengambilan keputusan seperti kehadiran rapat,
diskusi,
sumbangan
pemikiran,
penolakan terhadap program yang ditawarkan.
90
tanggapan
atau
Pada tingkatan partisipasi menurut Wicox, keterlibatan pemuda dalam pengambilan keputusan berada pada tingkat pengambilan keputusan bersama (deciding together) karena pemuda memberikan dukungan terhadap ide, gagasan, pilihanpilihan serta peluang guna pengambilan keputusan. c) Keterlibatan Pemuda dalam Peningkatan Layanan TBM Dalam
pengembangan
TBM
peningkatan
layanan
merupakan salah satu hal yang penting, oleh karena itu pengelola
TBM
kreativitasnya
diharapkan
mampu
menggunakan
untuk memberikan layanan yang mampu
mendorong dan menarik masyarakat untuk datang berkunjung. Di TBM Teras Baca Guyub Rukun pengelola bekerjasama dengan
pemuda
melakukan
beberapa
upaya
untuk
meningkatkan layanan TBM, yaitu menambah sarana dan prasarana seperti rak, selain itu mereka juga mengundang teman dari luar untuk mengisi kegiatan TBM seperti menjadi pemateri atau fasilitator dalam program bimbingan belajar, bermain sambil belajar sabtu sore, maupun program-program lain. Pemuda berpartisipasi dalam upaya peningkatan layanan TBM sebagai bentuk pengembangan TBM. Pada tingkatan partisipasi menurut Wicox, keterlibatan pemuda dalam peningkatan layanan TBM berada pada tingkat memberi
dukungan
(supporting
91
independent
community
interest)
karena
pemuda
memberikan
dukungan
untuk
mengembangkan kegiatan atau program TBM dengan cara menambah sarana dan prasarana seperti rak, dan mengundang pemateri atau fasilitator untuk mengisi dalam kegiatan atau program TBM. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari kedudukannya pemuda memiliki partisipasi vertikal karena mereka sebagai pelaksanaan program yang sebelumnya telah disusun. Bentuk partisipasi vertikal dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun meliputi: keterlibatan pemuda dalam struktur
pengelolaan
TBM,
pengambilan
keputusan,
dan
peningkatan layanan TBM. Tingkatan partisipasi dalam bentuk partisipasi vertikal meliputi: pengambilan keputusan bersama, bertindak bersama, dan memberikan dukungan. 2) Partisipasi Horizontal Menurut Effendi dalam Siti Irene A. D. (2015: 58) menyatakan bahwa partisipasi horizontal terjadi ketika pemuda mempunyai prakarsa dimana setiap individu atau kelompok berpartisipasi satu dengan yang lainya. Partisipasi horizontal pemuda dalam pengembangan TBM Guyub Rukun Teras Baca dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: a) Peran Pemuda dalam Pelaksanaan Program-program TBM
92
TBM memiliki dua program rutin yang berjalan setiap minggu, yaitu bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore atau masyarakat sering menyebutnya PAUD. Bimbingan belajar pada hari senin, rabu, dan jumat, sedangkan bermain sambil belajar sabtu sore pada hari sabtu. Dalam program tersebut pemuda berpartisipasi sebagai fasilitator. Sebagaimana yang disampaikan Cohen dan Uphoff dalam Siti Irene A.D. (2015: 61) bahwa partisipasi dalam pelaksanaan program berkaitan dengan penggerakan sumber daya dan dana. Pada tingkatan partisipasi menurut Wicox, peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM berada pada tingkat bertindak bersama (acting together) karena pemuda terlibat dalam pelaksanaan kegiatan atau program sebagai fasilitator pada program bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. b) Pembagian Kerja dalam Pelaksanaan Program-program TBM Untuk program atau kegiatan rutin tidak ada pembagian tugas dalam pelaksanaannya. Namun, untuk kegiatan atau program besar pemuda dibagi ke dalam seksi-seksi seperti seksi acara, konsumsi, dokumentasi, perlengkapan, dsb. Pemuda bekerja sesuai dengan seksinya masing-masing. Jadi pemuda tidak hanya terlibat pada program atau kegiatan rutin saja tetapi
93
terlibat juga pada semua program atau kegiatan yang diselenggarakan TBM. Pada tingkatan partisipasi menurut Wicox, keterlibatan pemuda dalam pembagian kerja pelaksanaan program-program TBM berada pada tingkat bertindak bersama (acting together) karena pemuda terlibat dalam pelaksanaan kegiatan atau program besar TBM sebagai penitia dengan pembagian kerja sebagai
berikut:
seksi
acara,
konsumsi,
dokumentasi,
perlengkapan, dsb. c) Koordinasi dalam Pelaksanaan Program-program TBM Dalam menjalankan tugas sesuai dengan seksinya masing-masing, pemuda membutuhkan koordinasi baik antar anggota seksi maupun antar pemuda yang lain yang terlibat dalam kegiatan. Koordinasi adalah hal terpenting dalam menjalan sebuah program atau kegiatan. Dalam berkoordinasi pemuda menggunakan dua cara, yaitu: rapat rutin Karang Taruna Guyub Rukun yang diselenggarakan setiap malam minggu pahing dan rapat lewat grup WhatsApp. Untuk berkoordinasi pemuda tidak dapat hanya mengandalkan rapat rutin karena rapat hanya diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Oleh karena itu, pemuda memanfaatkan media sosial yaitu
WhatsApp untuk berkoordinasi. Sehingga koordinasi
antar pemuda tetap berjalan.
94
Pada tingkatan partisipasi menurut Wicox, keterlibatan pemuda dalam koordinasi pelaksanaan program-program TBM berada pada tingkat bertindak bersama (acting together) karena pemuda tidak sekedar ikut dalam pengambilan keputusan, tetapi terlibat dalam pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda memiliki partisipasi horizontal yang dapat dilihat dari peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM, pembagian kerja, dan koordinasi dalam pelaksanaan program-program TBM. Bentuk partisipasi horizontal pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun berada pada tingkat bertindak bersama (action together). 3) Partisipasi Fisik Basrowi berpendapat dalam Siti Irene A.D. (2015: 58) partisipasi dilihat dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi fisik dan non fisik. Dalam pengembangan taman bacaan masyarakat, partisipasi fisik dapat berupa pembuatan atau pengadaan rak buku, pengadaan buku, dan sebagainya. Partisipasi fisik pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu: a) Keterlibatan Pemuda dalam Pengadaan Koleksi Buku Koleksi buku merupakan salah satu faktor utama sebuah perpustakaan salah satunya TBM. Menurut Sutarno NS (2006:
95
113-122) untuk pengembangan sebuah perpustakaan ada beberapa bidang yang perlu dikembangkan, salah satunya pengembangan koleksi. Pengembangan koleksi bertujuan untuk (a) menambah jumlah, (b) meningkatkan jenis bahan bacaan serta (c) meningkatkan mutunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai. Terkait pengadaan koleksi buku pemuda berpartisipasi dalam pengumpulan buku dari warga dan temanteman diluar Karang Taruna Guyub Rukun. Koleksi buku yang dimiliki saat ini tidak hanya hasil mengumpulkan dari warga maupun teman tetapi ada juga hasil dari pengajuan proposal dan donatur. Koleksi buku yang ada saat ini berjumlah ± 850 eksemplar dengan 681 judul. Puluhan majalah, komik dan buku mata pelajaran sekolah. Berikut daftar Koleksi Buku yang dimiliki TBM Teras Baca Guyub Rukun: a. Buku referensi sekolah dan pendukung pendidikan b. Buku dongeng dan cerita bergambar c. Novel remaja, teenlit maupun dewasa d. Buku pengetahuan umum e. Buku pertanian f. Buku perkebunan g. Buku Peternakan h. Buku Perikanan
96
i. Buku Pertukangan j. Buku Kerajinan dan Keterampilan k. Buku kewirausahaan l. Buku resep makanan m. Buku teknologi tepat guna n. Buku komputer dan internet o. Buku agama p. Buku kesehatan q. Majalah dan tabloid r. Dan buku-buku atau bacaan yang bermanfaat lainnya. Pada tingkatan partisipasi menurut Wilcox, keterlibatan pemuda dalam pengadaan koleksi buku berada pada tingkat memberikan dukungan (supporting independent community interest)
karena
pemuda
memberikan
dukungan
untuk
pengembangan TBM dengan cara membantu mengumpulkan buku dari warga dan donatur diluar TBM. b) Keterlibatan Pemuda terkait Kelengkapan Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana TBM dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: sumber daya fisik utama (sarana), dan sumber daya fisik pendukung (prasarana). Sumber daya fisik utama adalah bahan bacaan, yaitu: semua jenis bahan bacaan dalam berbagai bentuk media seperti : buku, majalah, tabloid, koran, CD dan lainnya. Sedangkan sumber daya pendukung, adalah
97
segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan TBM, antara lain: rak/almari buku, display buku baru, rak majalah, gantungan koran, meja kerja, perangkat peralatan elektronik yang relevan dan merupakan salah satu komponen penting terwujudnya layanan taman bacaan masyarakat secara elektronik (Kemendikbud, 2014: 4). Selain terkait koleksi buku pemuda juga berpartisipasi dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu pembuatan rak buku. Dalam pembuatan rak buku, bahan bakunya berasal dari sumbangan pemuda berupa kayu, bambu, dsb. Sarana dan prasarana yang dimiliki TBM Teras Baca Guyub Rukun adalah rak buku, meja, kursi, laptop, printer, radio, cd/dvd player, tiker, karpet, papan tulis whiteboard, dan alat permainan edukatif. Pada tingkatan partisipasi menurut Wilcox, keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana berada pada tingkat
memberikan
dukungan
(supporting
independent
community interest) karena pemuda memberikan dukungan untuk pengembangan TBM dengan cara membantu dalam pembuatan rak buku. c) Keterlibatan Pemuda dalam Pendanaan TBM Pendanaan dalam sebuah lembaga ataupun program adalah salah satu faktor pendukung berjalannya lembaga atau
98
program tersebut. Dalam pendanaannya TBM Teras Baca Guyub Rukun melibatkan pemuda sehingga pemuda turut berpartisipasi
dalam
pendanaan
TBM.
Berikut
sumber
pendanaan TBM Teras Baca Guyub Rukun: (1) Penjualan merchandise. Merchandise tersebut berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. (2) Pengumpulan barang bekas dari warga yang dilakukan oleh pemuda. Pengumpulan barang bekas dilakukan setiap satu bulan sekali. Hasil penjulan barang bekas tersebut masuk kas TBM. (3) Infak ketika TBM mengadakan bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Jadi ada dana sukarela dari orang tua peserta didik yang mengikuti program tersebut. Dalam hal ini pemuda secara tidak langsung berpartisipasi dalam pendanaan TBM karena pemuda dalam program bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore berperan sebagai fasilitator. (4) Fee ketika pengelola TBM diundang keluar untuk mengisi materi. Undangan TBM tidak selalu dihadiri oleh pengelola TBM tetapi angggota Karang Taruna kadang juga diikut sertakan untuk mengisi atau menggantikan pengelola ketika pengelola berhalangan untuk hadir.
99
Pada tingkatan partisipasi menurut Wilcox, keterlibatan pemuda
dalam
pendanaan
TBM
berada
pada
tingkat
memberikan dukungan (supporting independent community interest) karena pemuda menawarkan pendanaan dengan cara membuat merchandise, pengumpulan barang bekas, dan menjadi fasilitator. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari bentuk partisipasi pemuda memiliki partisipasi fisik karena pemuda terlibat dalam pembuatan rak, pengadaan buku, dan pendanaan TBM.
Bentuk
partisipasi
fisik pemuda dalam
pengembangan Taman Bacaan Teras Baca Guyub Rukun pada tingkatan partisipasi menurut Wilcox berada pada tingkat memberikan
dukungan
(supporting
independent
community
interest). 4) Partisipasi Non Fisik Basrowi berpendapat dalam Siti Irene A.D. (2015: 58) partisipasi dilihat dari bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi fisik dan non fisik. Partisipasi non fisik adalah keikutsertaan pemuda dalam menentukan arah pengembangan taman bacaan masyarakat. Dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun, bentuk partisipasi non fisik pemuda dapat dilihat dari dua hal, yaitu: a) Upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM.
100
Promosi harus dilakukan supaya keberadaan TBM diketahui masyarakat sekaligus memperkenalkan kegiatan atau program yang ada di TBM. salah
satu
bentuk
Mempromosikan TBM adalah
pengembangan
pengunjung
TBM,
sebagaimana disampaikan oleh Suttarno NS (2006: 118) bahwa pengembangan pengunjung perpustakaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah sosialisasi perpustakaan kepada masyarakat. Dalam mempromosikan TBM tidak hanya dilakukan oleh pengelola tetapi dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar termasuk didalamnya adalah pemuda. Ada beberapa cara yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM Teras Baca Guyub Rukun, yaitu: (1) Memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram, blog, dan youtube untuk share kegiatan yang dilakukan di TBM. Media sosial adalah media promosi yang sangat efektif karena sekarang semakin banyak orang yang melek internet, khususnya di Yogyakarta sebagai kota pendidikan. D.I. Yogyakarta menempati urutan ke-2 setelah Ibu Kota Jakarta sebagai pengguna internet tertinggi secara nasional. D.I. memiliki 63% pengguna internet (Tekno.liputan6.com: 2015). (2) Sharing kegiatan atau program TBM ketika diundang keluar untuk mengisi materi.
101
(3) Melalui penjualan merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. (4) Dari mulut ke mulut. Promosi dilakukan dengan cara membicarakannya ketika berkumpul dengan teman maupun masyarakat ataupun hanya sekedar bertemu dijalan. Pada tingkatan partisipasi menurut Wilcox, upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM berada pada tingkat
memberikan
dukungan
(supporting
independent
community interest) karena pemuda memberikan dukungan untuk mengembangkan TBM dengan cara mempromosikan TBM. b) Ide atau gagasan yang diusulkan pemuda dalam pengembangan TBM Selain mempromosikan TBM, pemuda juga mengusukan ide atau gagasan untuk mengembangkan TBM. ide atau gagasan yang diusulkan pemuda dapat menjadi bahan masukan supaya TBM menjadi lebih maju dan berkembang. Ide atau gagasan pemuda dalam mengembangkan TBM adalah mencari tempat yang lebih luas untuk sekretariat Karang Taruna Guyub Rukun dan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Selama ini TBM masih menggunakan teras dan ruang tamu Ketua TBM. Namun, ide atau gagasan yang diusulkan pemuda belum dapat diimplementasikan karena belum menemukan tempat untuk
102
dijadikan secretariat Katang Taruna Guyub Rukun dan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Pada tingkatan partisipasi menurut Wilcox, usulan ide atau gagasan dari pemuda untuk pengembangan TBM berada pada
tingkat
konsultasi
(consultation)
karena
pemuda
menawarkan pendapat tetapi tidak terlibat dalam implementasi ide atau gagasan tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari bentuk partisipasi pemuda memiliki partisipasi non fisik karena pemuda ikut serta dalam menentukan arah pengembangan taman bacaan masyarakat dengan cara mempromosikan TBM sebagai salah satu bentuk pengembangan pengunjung TBM dan menyumbangkan ide atau gagasannya untuk pengembangan TBM. Bentuk partisipasi non fisk pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun pada tingkatan partisipasi menurut Wilcox berada pada tingkat konsultasi (consultation) dan memberikan dukungan (supporting independent community interest). b. Hasil Partisipasi Dalam kegiatan sosial yang berada dimasyarakat dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, salah satunya adalah pertisipasi pemuda karena pemuda dipandang sebagai agen perubahan. Seperti yang disebutkan Akbar Tandjung dalam Lutfi Wibawa (2016: 22)
103
pemuda memiliki idealisme murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Idealisme yang dimaksud adalah hal-hal yang secara ideal mesti diperjuangkan oleh para pemuda, bukan untuk kepentingan diri dan kelompoknya, tetapi
untuk
kepentingan luas
demi
kemajuan
masyarakat. Dinamis disini memiliki arti bahwa pemuda adalah individu yang penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Pemuda juga dipandang sebagai individu yang kreatif dan inovatif karena memiliki kemampuan memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Selain itu, pemuda juga memiliki kekuatan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Oleh karena itu keterlibatan pemuda sangat berpengaruh dalam perubahan sosial. Dan dengan adanya keterlibatan diharapkan ada hasil yang didapat. Sejalan dengan hal tersebut, ada beberapa
hasil
keterlibatan
atau
partisipasi
pemuda
dalam
pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Hasil keterlibatan atau partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun,sebagai berikut: 1. Penambahan rak buku, banner, dan dekorasi ruangan terkait sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang mendukung dapat menarik minat masyarakat untuk datang berkunjung ke TBM. dekorasi ruangan yang menarik membuat pnengunjung merasa betah untuk berlama-lama di TBM.
104
2.
Merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. Merchandise yang dibuat akan dijual dan hasil penjualan dimasukan kas sebagai pendanaan TBM.
3. Link atau jalinan kerjasama dengan pihak luar menjadi bertambah. Keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM sangat membantu untuk menambah kerjasama dengan pihak luar. Kerjasama dengan pihak luar adalah salah satu faktor pendukung memajukan TBM. 4. TBM Teras Baca Guyub Rukun lebih dikenal banyak orang. Dengan adanya jalinan kerjasama dengan pihak luar dan promosi menggunakan media sosial membuat keberadaan TBM Teras Baca Guyub Rukun diakui masyarakat. 5. Masyarakat ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan atau program yang diselenggarakan TBM dengan cara datang ketika ada kegiatan atau program. Misalnya periksaan kesehatan, bimbingan belajar, bermain sambil belajar sabtu sore, sosialisasi kesehatan, dsb. Hasil partisipasi harus dimanfaatkan supaya memiliki dampak yang maksimal. Untuk hasil sarana prasarana, pengelola TBM memanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Selain memanfaatkan sarana dan prasarana, pengelola TBM juga memanfaatkan jalinan kerjasama dengan dengan pihak luar untuk mengembangkan TBM. Hal tersebut bertujuan untuk merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu datang berpartisipasi dalam setiap program yang akan datang.
105
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun, yaitu: (1) partisipasi vertikal adalah bertambahnya link atau jalinan kerjasama dan TBM lebih kenal banyak orang, (2) partisipasi horizontal adalah masyarakat selalu datang ketika TBM mengadakan kegiatan atau program, (3) partisipasi fisik adalah penambahan rak buku, banner, dan dekorasi ruangan terkait sarana dan prasarana, serta merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda, (4) partisipasi non fisik adalah TBM lebih kenal banyak orang. Pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan adalah memanfaatkan jalinan kerjasama yang telah dimiliki. c. Dampak Partisipasi Dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun dapat dilihat dari perubahan yang terjadi setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM. Partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM berdampak positif tidak hanya dirasakan oleh pengelola ataupun masyarakat tetapi dirasakan juga oleh pemuda. Berikut perubahan yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM. Awal pembentukan adanya TBM sebagai program Karang Taruna
Guyub
Rukun
106
pemuda
merasa
pesimis
dengan
keberlangsungan TBM kedepan. Tetapi dengan adanya dukungan dari
berbagai
pihak,
pemuda
menjadi
terlibat
dalam
mengembangan TBM. Dan dari keterlibatan tersebut, keberadaan TBM sekarang telah diakui oleh masyarakat. TBM sering diliput oleh media lokal seperti koran, radio, dan stasiun televisi. Dari hal itu pemuda merasa puas dan merasa memiliki TBM. 2. Dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan. Ketika TBM masih menjadi perpustakaan masjid, kegiatankegiatan yang diselenggarakan kebanyakan kegiatan keagamaan dan yang memanfaatkan perpustakaan tersebut hanya jamaah. Sekarang
setelah
menjadi
TBM,
kegiatan-kegiatan
yang
diselenggarakan tidak terbatas pada kegiatan kegiatan keagamaan tetapi dapat diselenggarakan kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan dan sebagainya yang memiliki cakupan yang lebih luas. 3. Semangat pemuda menjadi bertambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM. Rasa memiliki TBM yang menyebabkan pemuda memiliki semangat untuk terlibat dalam kegiatan TBM. Selain itu pengalaman-pengalaman baru ketika terlibat dalam kegiatan TBM juga mempengaruhi semangat mereka. Pemuda selalu terlibat dalam kegiatan atau program TBM baik program besar maupun kecil.
107
4. Pemuda menjadi lebih berani bersosialisasi. Keterlibatan pemuda dalam kegiatan atau program TBM melatih pemuda untuk berani bersosialisasi. Selain itu melalui program atau kegiatan, melatih keberanian bersosilisasi juga dilakukan ketika TBM mendapat undangan keluar untuk mengisi materi karena undangan tersebut tidak selalu dihadiri oleh pengelola TBM tetapi kadang juga dihadiri oleh pemuda. 5. Pengunjung TBM menjadi bertambah. Dengan adanya promosi dan banyaknya kegiatan yang diselenggarakan, pengunjung TBM Teras Baca Guyub Rukun bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu mulai dari anak-anak, pemuda, hingga orang dewasa. Selain itu dengan banyaknya buku yang lebih variatif dan adanya alat permaian edukatif juga menjadikan masyarakat tertarik untuk datang khususnya anakanak. Masyarakat tertarik pergi ke TBM karena mereka mengerti dan memahami apa yang ada di TBM dan mereka memperoleh sesuatu yang berguna. Pengembangan pengunjung TBM tidak terbatas pada penambahan jumlah dan intensitas waktu kunjungan ke TBM. Namun, akan bertambah pula permintaan jenis dan variasi sumber informasi atau koleksi bahan bacaan (Sutarno NS, 2006: 118). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub
108
Rukun, yaitu: (1) pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM, (2) dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan, (3) pemuda semangatnya tambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM, (4) pemuda jadi lebih berani bersosialisasi, dan (5) pengunjung TBM menjadi bertambah. Partisipasi pemuda merupakan keikutsertaan pemuda baik secara mental, emosional, maupun fisik dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam pengembangan TBM partisipasi dari berbagai pihak sangat diperlukan, termasuk partisipasi pemuda karena pemuda adalah motor penggerak dalam menciptakan perubahan sosial. Dan pemuda adalah individu yang memiliki daya kreativitas yang tinggi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun sebagai berikut: a. Tingkat konsultasi ditunjukan dengan adanya partisipasi non fisik: Ide atau gagasan yang diusulkan pemuda dalam pengembangan TBM; tingkat pengambilan keputusan bersama ditunjukan dengan adanya bentuk partisipasi vertikal: keterlibatan pemuda dalam pengambilan keputusan; tingkat bertindak bersama ditunjukan dengan adanya: (a) partisipasi vertikal: keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM, dan (b) partisipasi horizontal: peran pemuda, pembagian kerja, dan koordinasi dalam pelaksanaan program-program TBM; tingkat memberikan dukungan ditunjukan dengan adanya: (a) partisipasi
109
vertikal: keterlibatan pemuda dalam peningkatan layanan TBM, (b) partisipasi fisik: keterlibatan pemuda dalam pengadaan koleksi buku, kelengkapan sarana dan prasarana, serta pendanaan TBM, dan (c) partisipasi
non fisik:
upaya
yang dilakukan pemuda dalam
mempromosikan TBM. b. Hasil partisipasi meliputi: (1) penambahan rak buku, banner, dan dekorasi rungan terkait sarana dan prasarana, (2) merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda, (3) link atau jalinan kerjasama menjadi bertambah, (4) TBM lebih dikenal banyak orang, dan (5) masyarakat selalu datang ketika TBM mengadakan kegiatan atau program. c. Dampak partisipasi meliputi: (1) pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM, (2) dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan, (3) semangat pemuda menjadi bertambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM, (4) pemuda menjadi lebih berani bersosialisasi, dan (5) pengunjung TBM menjadi bertambah. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi a. Faktor Pendukung Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun, yaitu: 1) Pengelola TBM dapat menjaga hubungan baik dengan pemuda. Hubungan yang baik antara pengelola TBM dan pemuda adalah salah satu faktor pedorong keterlibatan pemuda dalam
110
pengembangan TBM. oleh karena itu, ada beberapa usaha yang dilakukan pengelola TBM untuk mendorong keterlibatan pemuda, yaitu: pengelola memberikan konsumsi ketika rapat, pengelola mengadakan kegiatan yang bisa melibatkan semua anggota karang taruna, mengikut sertakan pemuda ketika TBM diundang keluar untuk mengisi materi, dan tetap menjaga koordinasi antar pemuda. Hal tersebut menciptakan adanya kesempatan kepada pemuda untuk berpartisipasi. Sebagaimana disampaikan oleh Slamet dalam Aprillia Theresia, dkk (2014: 207) bahwa Adanya kesempatan merupakan faktor pendorong tumbuhnya kemauan, dan kemauan akan menentukan kemampuannya. 2) Pengelola TBM memahami arti penting keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM. Keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan karena pemuda memiliki kreatifitas dan semangat yang tinggi. Untuk memberikan pengaruh bahwa keterlibatan pemuda sangat penting, pengelola melakukan beberapa cara, yaitu memberikan pengertian tentang manfaat kegiatan, mengembangkan acara supaya pemuda senang bergabung dan mengikut sertakan pemuda ketika ada undangan keluar supaya pemuda merasa dibutuhkan. 3) Tokoh masyarakat dan perangkat dusun mendukung kegiatan atau program TBM baik secara materiil maupun non materiil.
111
Dukungan dari tokoh masyarakat dan perangkat sangatlah penting karena mereka sebagaiorangyang dituakan dan dihormati serta berpengaruh untuk masyarakat sekitar. Dukungan yang diberikan tidak hanya materiil tetapi juga non materiil. Selain itu tokoh masyarakat dan perangkat dusun selalu menghadiri undangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan atau program TBM. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan adalah salah satu dukungan yang diberikan. b. Faktor Penghambat Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun,yaitu : 1) Kesibukan masing-masing pemuda karena kebanyakan pemuda sudah memiliki pekerjaan. Ketika ada kegiatan di TBM dan bertepatan dengan jam kerja, pemuda tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. 2) Keterbatasan pendidikan yang dimiliki karena masih ada lulusan SMP maupun SMA. Dengan keterbatasan pendidikan membuat sebagian pemuda merasa minder untuk terlibat dalam kegiatan program TBM seperti bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada faktor pendukung dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Faktor pendukung pertisipasi pemuda, yaitu (1) pengelola TBM dapat merangkul pemuda, (2) pengelola
112
memehami makna arti penting keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, dan (3) Tokoh masyarakat dan perangkat dusun mendukung kegiatan atau program TBM baik secara materiil maupun non materiil. Sedangkan faktor penghambat partisipasi pemuda, yaitu: kesibukan masing-masing pemuda karena kebanyakan pemuda sudah memiliki pekerjaan dan keterbatan pendidikan yang dimiliki karena masih ada lulusan SMP maupun SMA.
113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Partisipasi merupakan keterlibatan individu atau kelompok baik secara mental, emosional, maupun fisik dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kegiatan sosial yang berada dimasyarakat dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, salah satunya adalah partisipasi pemuda karena pemuda dipandang sebagai agen perubahan. Partisipasi pemuda dapat diartikan sebagai keikutsertaan pemuda dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kaitannya dengan pengembangan taman bacaan masyarakat, partisipasi pemuda sangat dibutuhkan karena pemuda dipandang memiliki ide-ide kreatif. Partisipasi pemuda yang dimaksud mengacu pada konsep teori yang telah dibahas dalam penelitian ini. Partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun terdiri dari tingkatan, bentuk, hasil, dan dampak partisipasi. Tingkatan dan bentuk partisipasi yaitu tingkat konsultasi ditunjukan dengan adanya partisipasi non fisik: ide atau gagasan yang diusulkan pemuda dalam pengembangan TBM; tingkat pengambilan keputusan bersama ditunjukan dengan adanya bentuk partisipasi vertikal: keterlibatan pemuda dalam pengambilan keputusan; tingkat bertindak bersama ditunjukan dengan adanya: (a) partisipasi vertikal: keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM, dan (b) partisipasi horizontal: peran pemuda, pembagian kerja, dan koordinasi dalam pelaksanaan program-program TBM; tingkat memberikan dukungan ditunjukan dengan adanya: (a) partisipasi vertikal:
114
keterlibatan pemuda dalam peningkatan layanan TBM, (b) partisipasi fisik: keterlibatan pemuda dalam pengadaan koleksi buku, kelengkapan sarana dan prasarana, serta pendanaan TBM, dan (c) partisipasi non fisik: upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM. Hasil partisipasi yaitu: (1) penambahan rak buku, banner, dan dekorasi rungan terkait sarana dan prasarana, (2) merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda, (3) link atau jalinan kerjasama menjadi bertambah, (4) TBM lebih dikenal banyak orang, dan (5) masyarakat selalu datang ketika TBM mengadakan kegiatan atau program. Dampak partisipasi meliputi: (1) pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM, (2) dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan, (3) semangat pemuda menjadi bertambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM, (4) pemuda menjadi lebih berani bersosialisasi, dan (5) pengunjung TBM menjadi bertambah. Partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun memiliki faktor pendukung partisipasi pemuda, yaitu (1) pengelola TBM dapat menjaga hubungan baik dengan pemuda, (2) pengelola memehami makna arti penting keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, dan (3) Tokoh masyarakat dan perangkat dusun mendukung kegiatan atau program TBM baik secara materiil maupun non materiil. Selain faktor pendukung, ada pula faktor penghambat partisipasi pemuda, yaitu: kesibukan masing-masing pemuda karena kebanyakan pemuda sudah memiliki pekerjaan dan
115
keterbatasan pendidikan yang dimiliki karena masih ada lulusan SMP maupun SMA. B. Saran Melalui penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran terkait partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Teras Baca Guyub Rukun, sebagai berikut: 1. Pengelola TBM dan pemuda bekerjasama dalam pengaturan jadwal pelaksanaan kegiatan atau program TBM agar dapat memaksimalkan peran masing-masing bagi tercapainya tujuan program. 2. Pengelola TBM perlu membangun kepercayaan diri pemuda khususnya lulusan SMP dan SMA agar percaya diri terlibat dalam pelaksanaan program seperti bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore dengan melibatkan pemuda dalam program tersebut walaupun hanya mendampingin fasilitator. 3. Libatkan tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam rapat rutin Karang Taruna untuk mendorong partisipasi pemuda dan menjalin koordinasi.
116
DAFTAR PUSTAKA Adhi Maulana. (2015). “Jumlah Pengguna Internet Indonesia Capai 88,1 Juta”. Diakses dari: http://tekno.liputan6.com/read/2197413/jumlah-penggunainternet-indonesia-capai-881-juta 11.24, pada tanggal 20 Februari 2016. Aprillia Theresia, dkk. (2014). Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta. BPS. (2015). “Persentase Penduduk Buta Huruf menurut Kelompok Umur, 20112015”. Diakses dari: https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1056, pada tanggal 22 November 2016. Dwi Sandy Aprilian. (2015). “Partisipasi Pemuda dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa) di Desa Sidorejo Kecamatan Rowokangkung Kabupaten Lumajang Tahun 2015”. Abstrak Hasil Penelitian Universitas Jember. Jember Ira Rachmawati. (2016). “Buwas: Pengguna Narkoba di Indonesia Meningkat hingga 5,9 Juta Orang”. Diakses dari: http://regional.kompas.com/read/2016/01/11/14313191/Buwas.Pengguna.Na rkoba.di.Indonesia.Meningkat.hingga.5.9.Juta.Orang, pada tanggal 22 November 2016. Kemendikbud. (2012). Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Tahun 2012. Jakarta: Kemendikbud RI. Kemendikbud. (2014). Juknis Penguatan Taman Bacaan Masyarakat. Jakarta: Kemendikbud RI. Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Lutfi Wibawa. (2016). Pemuda & Pendidikan. Yogyakarta: Interlude. Mikhael Gewati. (2016). “Minat Baca Indonesia di Urutan ke-60 Dunia”. Diakses dari: http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia .ada.di.urutan.ke-60.dunia, pada tanggal 24 Oktober 2016. Muhsin Kalida. (2010). Trategi Kemitraan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Yogyakarta: Mitsaq Pustaka. Muhsin Kalida. (2012). Fundraising Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Nurul Hayati dan Yoyon Suryono. (2015) “Evaluasi Keberhasilan Program Taman Bacaan Masyarakat dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.” Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan
117
Masyarakat (Nomor 2 tahun 2015). Hlm. (175-191). Diambil pada tanggal 28 Februari 2016, dari http://journal.uny.ac.id/index.php/jppm/article/view/6355/6477 Nurul Sawitri. (2014). “Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa (Studi Pada Pemuda Di Dusun Kupang Kidul Desa Kupang Kecamatan Ambarawa.” Journal of Non Formal Education and Community Empowerment. NFECE 3 (2). Hlm. 44-48. Rachmat Kriyantono. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Republik Indonesia. (2007). Undang-Undang RI Nomor 43, Tahun 2007, tentang Perpustakaan. S. Wisni Septiarti dan Mulyadi. (2009). “Pengembangan Budaya Baca Melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Yang Berorientasi Pada Kebijakan Pembangunan Pendidikan Non Formal Dan Informal.” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan (Nomor 1 tahun 2009). Hlm. 1-13. Siti Irene Astuti Dwiningrum. (2015). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidian: Suatu Kajian Teoritis dan Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slamet Priyatin. (2015). “Yayuk Basuki: Minat Baca Anak Indonesia Hanya 0,01 Persen”. Diakses dari: http://regional.kompas.com/read/2015/05/25/17565591/Yayuk.Basuki.Minat .Baca.Anak.Indonesia.Hanya.0.01.Persen, pada tanggal 01 Desember 2016. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sutarno NS. (2006). Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: CV. Sagung Seto. Syahrul Munir. (2016). “Minat Baca Rendah, Mayoritas Masyarakat Indonesia Hobi Nonton Televisi”. Diakses dari: http://regional.kompas.com/read/2016/04/28/21020061/Minat.Baca.Rendah. Mayoritas.Warga.Indonesia.Hobi.Nonton.Televisi, pada tanggal 01 Desember 2016.
118
LAMPIRAN
119
Lampiran 1. Intrumen Penelitian No. 1.
Materi Data
Sub Data
Deskripsi umum
a. Letak geografis lembaga
lembaga
b. Sejarah berdirinya
Metode Pengambilan Data a. Studi Dokumentasi
lembaga c. Tujuan pendirian lembaga d. Struktur pengelola lembaga e. Data koleksi dan perlengkapan f. Sasaran g. Data kegiatan atau program h. Pendanaan 2.
Partisipasi pemuda
a. Bentuk partisipasi 1) Partisipasi vertikal
a. Wawancara b. Observasi
2) Partisipasi horizontal c. Studi 3) Partisipasi fisik
Dokumentasi
4) Partisipasi nonfisik b. Hasil partisipasi c. Dampak partisipasi 3.
Faktor pendukung dan penghambat partisipasi pemuda
a. Dukungan dan hambatan a. Wawancara pertisipasi pemuda b. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun
120
b. Observasi
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Pengelola TBM A. Identitas Diri Nama
:
Jabatan
:
Usia
:
Pendidikan
:
B. Pertanyaan penelitian 1) Bentuk partisipasi a. Partisipasi vertikal 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM? 2. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan programprogram TBM? 3. Bagaimana peran pemuda dalam pengambilan keputusan? 4. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan karang taruna dalam meningkatkan layanan TBM? b. Partisipasi horizontal 1. Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM? 2. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM? 3. Bagaimana
masing-masing
pemuda
pelaksanaan program-program TBM?
121
berkoordinasi
dalam
c. Partisipasi fisik 1. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku? 2. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana? 3. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM? d. Partisipasi nonfisik 1. Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM? 2. Adakah masukan-masukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM? 3. Ide atau gagasan seperti apa yang diusulkan? 2) Hasil partisipasi a. Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? b. Bagaimana pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan? c. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM? 3) Dampak partisipasi a. Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? b. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ?
122
c. Adakah dampak negatif dari adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? 4) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dukungan dan hambatan pertisipasi 1. Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda? 2. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? 3. Hal
apa
yang
menghambat
keterlibatan
pemuda
dalam
pengembangan TBM? b. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun 1. Bagaimana peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM? 2. Usaha apa yang selama ini dilakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? 3. Bagaimana tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
123
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pengurus Karang Taruna A. Identitas Diri Nama
:
Jabatan
:
Usia
:
Pendidikan
:
B. Pertanyaan penelitian 1) Bentuk partisipasi a. Partisipasi vertikal 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM? 2. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan programprogram TBM? 3. Bagaimana peran pemuda dalam pengambilan keputusan? 4. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan karang taruna dalam meningkatkan layanan TBM? b. Partisipasi horizontal 1. Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM? 2. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM? 3. Bagaimana
masing-masing
pemuda
pelaksanaan program-program TBM?
124
berkoordinasi
dalam
c. Partisipasi fisik 1. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku? 2. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana? 3. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM? d. Partisipasi nonfisik 1. Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM? 2. Adakah masukan-masukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM? 3. Ide atau gagasan seperti apa yang diusulkan? 2) Hasil partisipasi a. Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? b. Bagaimana pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan? c. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM? 3) Dampak partisipasi a. Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? b. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ?
125
c. Adakah dampak negatif dari adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? 4) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dukungan dan hambatan pertisipasi 1. Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda? 2. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? 3. Hal
apa
yang
menghambat
pengembangan TBM?
126
keterlibatan
pemuda
dalam
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Anggota Karang Taruna A. Identitas Diri Nama
:
Jabatan
:
Usia
:
Pendidikan
:
B. Pertanyaan penelitian 1) Bentuk partisipasi a. Partisipasi vertikal 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM? 2. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan programprogram TBM? 3. Bagaimana peran pemuda dalam pengambilan keputusan? 4. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan karang taruna dalam meningkatkan layanan TBM? b. Partisipasi horizontal 1. Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM? 2. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM? 3. Bagaimana
masing-masing
pemuda
pelaksanaan program-program TBM?
127
berkoordinasi
dalam
c. Partisipasi fisik 1. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku? 2. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana? 3. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM? d. Partisipasi nonfisik 1. Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM? 2. Adakah masukan-masukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM? 3. Ide atau gagasan seperti apa yang diusulkan? 2) Hasil partisipasi a. Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? b. Bagaimana pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan? c. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM? 3) Dampak partisipasi a. Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? b. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ?
128
c. Adakah dampak negatif dari adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? 4) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dukungan dan hambatan pertisipasi 1. Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda? 2. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? 3. Hal
apa
yang
menghambat
pengembangan TBM?
129
keterlibatan
pemuda
dalam
Lampiran 5. Pedoman Wawancara Tokoh Masyarakat A. Identitas Diri Nama
:
Jabatan
:
Usia
:
Pendidikan
:
B. Pertanyaan penelitian 1) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun 1. Bagaimana peran tokoh masyarakat dalam mendukung kegiatan atau program TBM? 2. Usaha apa yang selama ini dilakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? 3. Bagaimana tokoh masyarakat dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
130
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Perangkat Dusun A. Identitas Diri Nama
:
Jabatan
:
Usia
:
Pendidikan
:
B. Pertanyaan penelitian 2) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun 1. Bagaimana peran perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM? 2. Usaha apa yang selama ini dilakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? 3. Bagaimana perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
131
Lampiran 7. Pedoman Observasi No. Aspek 1.
Sub Aspek
Partisipasi pemuda a. Bentuk partisipasi fisik
Pemuda terlibatan dalam
pemuda
penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana Pemuda terlibat dalam pelaksanaan kegiatan atau program-program TBM
b. Hasil partisipasi
Hasil keterlibatan pemuda dalam pelaksanaan kegiatan atau programprogram TBM
2.
Faktor pendukung dan penghambat
Peran pengelola TBM, pengurus
partisipasi pemuda
dan anggota karang taruna dalam rapat perencanaan program TBM dan rapat karang taruna
132
Lampiran 8. Pedoman Studi Dokumentasi 1. Aspek Studi Dokumen a. Profil TBM Teras Baca Guyub Rukun b. Bentuk partisipasi vertikal pemuda c. Bentuk partisipasi fisik pemuda d. Hasil partisipasi pemuda e. Dampak partisipasi pemuda 2. Keberadaan Objek Amatan No.
Arsip/Dokumen
1.
Profil lembaga
2.
Struktur pengelola TBM
3.
Presensi kehadiran rapat
4.
Foto kegiatan
Ada
133
Tidak Ada
Keterangan
Lampiran 9. Catatan Lapangan Catatan Lapangan No
: 01
Tanggal
: 11 November 2016
Waktu
: 14.00 – 15.00
Tempat
: TBM Teras Baca Guyub Rukun
Kegiatan
: Observasi Awal dan Ijin Penelitian
Deskripsi
:
Pada hari Jumat, 11 November 2016 peneliti datang ke TBM Teras Baca Guyub Rukun yang beralamat di Dusun Jambon, Argosaro, Sedayu, Bantul. Maksud dan tujuan peneliti datang ke TBM Teras Baca Guyub Rukun adalah untuk meminta Ijin melakukan observasi awal dan selanjutkan akan melakukan penelitian. Peneliti bertemu dengan Sdra. Tr selaku ketua TBM dan Sdri. TA selaku sekretaris TBM. Saat berbincang peneliti menjelaskan akan melakukan penelitian di TBM Teras Baca Guyub Rukun. Dan dari pihak TBM mempersilakan penelitian untuk melakukan penelitian disana. Pukul 15.00 setelah dirasa cukup,peneliti bermitan pulang. Hasil dari observasi awal adalah peneliti dipersilakahkan untuk melakukan observasi dan penelitian di TBM Teras Baca Guyub Rukun. Selain itu, dalam observasi ini didapat data permasalahan terkait TBM dan partisipasi pemuda, seperti masih kurangnya pengembangan dalam penyelenggaraan taman bacaan masyarakat dan minimnya keterlibatan pemuda dalam pengembangan taman bacaan masyarakat.
134
Catatan Lapangan No
: 02
Tanggal
: 05 Desembber 2016
Waktu
: 19.00 – 20.30
Tempat
: TBM Teras Baca Guyub Rukun
Kegiatan
: Mengikuti Kegiatan Bimbingan Belajar, Bimbingan Konseling Remaja dan Rapat Perencanaan Program
Deskripsi
:
Pada hari Senin, 05 Desember 2016 mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang diselenggarakan untuk anak-anak SD. Program bimbingan belajar adalah program rutin yang diselenggarakan TBM Teras Baca Guyub Rukun. Setelah bimbingan belajar selesai dilanjut program bimbingan konseling remaja. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa PLS sebagai praktek mata kuliah. Setelah kegiatan selesai, dilajut dengan rapat perencanaan program yang akan dilakukan selanjutnya. Rapat diikutii oleh mahasiswa PLS dan pengelolan TBM. Maksud dan tujuan mengikuti kegiatan bimbingan konseling remaja dan rapat perencanaan program adalah untuk observasi terkait partisipasi pemuda dalam kegiatan tersebut. Hasil dari mengikuti kegiatan bimbingan konseling remaja dan rapat perencanaan program adalah diperoleh data terkait partisipasi pemuda dalam pelaksanaan program bimbingan belajar dan bimbingan konseling remaja, pengelola TBM dalam perencanaan program, dan pembagian tugas dalam pelaksanaan program selanjutnya yang akan dilaksanakan, serta foto kegiatan.
135
Dalam program bimbingan belajar, pemuda berpartisipasi sebagai fasilitator. Sedangan dalam program bimbingan konseling remaja, pemuda berpartisipasi sebagai peserta.
136
Catatan Lapangan No
: 03
Tanggal
: 09 Desember 2016
Waktu
: 20.00 – 21.30
Tempat
: TBM Teras Baca Guyub Rukun
Kegiatan
: Mengikuti Kegiatan Sosialisasi Pengenalan Bisnis Online
Deskripsi
:
Pada hari Jumat, 09 Desember 2016 mengikuti kegiatan sosialisasi pengenalan bisnis online di TBM Teras Baca Guyub Rukun. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa PLS sebagi praktek mata kuliah. Maksud dan tujuan mengikuti kegiatan bimbingan konseling remaja adalah untuk observasi terkait partisipasi pemuda dalam kegiatan tersebut. Hasil dari mengikuti kegiatan sosialisasi pengenalan bisnis online adalah diperoleh data terkait pertisipasi pemuda dalam pelaksanaan program Sosialisasi Pengenalan Bisnis Online dan foto kegiatan. Dalam program ini pemuda berpartisipasi sebagai peserta.
137
Catatan Lapangan No
: 04
Tanggal
: 18 Desember 2016
Waktu
: 14.00 – 17.00
Tempat
: TBM Teras Baca Guyub Rukun
Kegiatan
: Mengikuti Sosialisasi GenRe dan Kespro, dan Pemeriksaan Kesehatan
Deskripsi
:
Pada hari Minggu, 18 Desember 2016 mengikuti kegiatan sosialisasi GenRe dan Kespro, dan pemeriksaan kesehatan yang diselenggarakan TBM Teras Baca Guyub Rukun bekerjasama dengan salah satu radio lokal. Maksud dan tujuan mengikuti kegiatan sosialisasi GenRe dan Kespro, dan pemeriksaan kesehatan adalah untuk observasi terkait partisipasi pemuda dalam kegiatan tersebut. Hasil dari mengikuti kegiatan sosialisasi GenRe dan Kespro
serta
pemeriksaan kegiatan adalah diperoleh data terkait pertisipasi pemuda dalam pelaksanaan program dan foto kegiatan. Dalam program ini pemuda berpartisipasi sebagai peserta sekaligus pelaksana.
138
Catatan Lapangan No
: 05
Tanggal
: 11 Januari 2017
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tempat
: Bappeda Bantul, Kantor Persatuan Bangsa dan Politik, FIP UNY
Kegiatan
: Perijinan Surat Penelitian
Deskripsi
:
Pada hari, 11 Januari 2017 peneliti mengurus surat perIjinan ke BAPPEDA Kabupaten Bantul. Sesampainya disana peneliti langsung masuk ruangan dan menyerahkan menyerahkan syarat perIjinan berupa proposal dan surat Ijin penelitian dari kampus. Setelah itu peneliti mengisi formulir penelitian dan surat penelitian langsung diprosees. Setelah surat Ijin selesai dibuat, peneliti pergi ke Kantor Persatuan Bangsa dan Politik untuk menyampaikan surat tembusan dari BAPPEDA. Setelah selesai, peneliti kembali ke kampus untuk menyerahkan surat tembusan dari BAPPEDA untuk Dekan FIP.
139
Catatan Lapangan No
: 06
Tanggal
: 13 Januari 2017
Waktu
: 10.00 – 11.30
Tempat
: Kantor Desa Argosari, Kantor Kecamatan Sedayu, dan Rumah Bapak Dukuh Jambon
Kegiatan
: Menyampaikan Surat Tembusan dan Ijin kepada Bapak Dukuh
Deskripsi
:
Pada hari Jumat, 13 Januari 2017 peneliti berkunjung ke Kantor Desa Argosari dan Kantor Kecamatan Sedayu untuk menyampaikan surat tembusan dari BAPPEDA. Ketika di Kantor Desa Argosari peneliti bertemu dengan Lurah Argosari dan disarankan sowan ke rumah Pak Dukuh untuk meminta Ijin bahwa akan melakukan penelitian di TBM. Jadi, setelah dari Kantor Kecamatan Sedayu peneliti langsung sowan ke tempat Pak Dukuh. Di rumah Pak Dukuh peneliti menyampaikan maksud dan tujuan yaitu meminta Ijin untuk melakukan penelitian di TBM. Setelah berbincang cukup lama, Pak Dukuh mempersilahkan peneliti melakukan penelitian di TBM. Pukul 11.30 setelah dirasa cukup peneliti berpamitan pulang.
140
Catatan Lapangan No
: 07
Tanggal
: 21 Januari 2017
Waktu
: 14.30 – 15.30
Tempat
: TBM Teras Baca Guyub Rukun
Kegiatan
: Wawancara Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun
Deskripsi
:
Pada hari Sabtu, 21 Januari 2017 peneliti berkunjung ke Ketua TBM Teras Baca Guyub Rukun. Peneliti bertemu dengan Sdra. Ty selaku Ketua TBM untuk melakukan wawancara dan meminta profil lembaga serta data terkait koleksi buku dan sarana prasana yang dimiliki. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih selama 60 menit. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil dari wawancara dengan ketua TBM diperoleh data sebagai berikut: 1. Data terkait bentuk, hasil, dan dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM. 2. Data terkait faktor pendorong dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM 3. Profil lembaga. 4. Data koleksi buku 5. Data sarana dan prasarana. 6. Foto lokasi penelitian
141
7. Foto kegiatan sebagai bentuk partisipasi fisik, seperti: kegiatan pengumpulan barang bekas dan bermain sambil belajar sabtu sore. 8. Foto hasil partisipasi fisik, seperti: rak buku, dekorasi ruangan, merchandise. Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi peneliti berpamitan pulang.
142
Catatan Lapangan No
: 08
Tanggal
: 03 Februari 2017
Waktu
: 10.00 – 10.30
Tempat
: Rumah Bapak Dusun Jambon
Kegiatan
: Wawancara Perangkat Dusun
Deskripsi
:
Pada hari Jumat, 03 Februari 2017 peneliti berkunjung ke Rumah Bapak Sd selaku Kepala Dusun Jambon untuk melakukan wawancara. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih selama 30 menit. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil dari wawancara dengan Bapak Kepala Dusun adalah diperoleh data terkait dukungan yang diberikan perangkat dusun untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM. Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi peneliti berpamitan pulang.
143
Catatan Lapangan No
: 09
Tanggal
: 04 Februari 2017
Waktu
: 14.00 – 14.30
Tempat
: Rumah Bapak Sd
Kegiatan
: Wawancara Tokoh Masyarakat
Deskripsi
:
Pada hari Sabtu, 04 Februari 2017 peneliti berkunjung ke rumah Bapak Sd selaku tokoh masyarakat untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan Bapak Sd atassaran dari Bapak Kepala Dusun. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih selama 30 menit. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil dari wawancara dengan Bapak Kepala Dusun adalah diperoleh data terkait dukungan yang diberikan perangkat dusun untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM. Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi peneliti berpamitan pulang.
144
Catatan Lapangan No
: 10
Tanggal
: 05 Februari 2017
Waktu
: 10.00 – 11.00
Tempat
: Rumah Sdra. Wr
Kegiatan
: Wawancara Pengurus Karang Taruna
Deskripsi
:
Pada hari Minggu, 05 Februari 2017 peneliti berkunjung ke rumah Sdra. Wr selaku Ketua Karang Taruna Guyub Rukun untuk melakukan wawancara. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih selama 60 menit. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil dari wawancara dengan
Ketua Karang Taruna Guyub Rukun
diperoleh data sebagai kroscek data yang sebelumnya telah didapat dari hasil wawancara Ketua TBM, yaitu: 1. Data terkait bentuk, hasil, dan dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM. 2. Data terkait faktor pendorong dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi peneliti berpamitan pulang.
145
Catatan Lapangan No
: 11
Tanggal
: 07 Februari 2017
Waktu
: 15.00 – 16.00
Tempat
: Rumah Sdra. PR
Kegiatan
: Wawancara Anggota Karang Taruna
Deskripsi
:
Pada hari Selasa, 07 Februari 2017 peneliti berkunjung ke rumah Sdra. PR selaku anggota Karang Taruna Guyub Rukun untuk melakukan wawancara. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih selama 60 menit. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil dari wawancara dengan anggota Karang Taruna Guyub Rukun diperoleh data sebagai kroscek data yang sebelumnya telah didapat dari hasil wawancara Ketua TBM, yaitu: 1. Data terkait bentuk, hasil, dan dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM. 2. Data terkait faktor pendorong dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi peneliti berpamitan pulang.
146
Catatan Lapangan No
: 12
Tanggal
: 25 Februari 2017
Waktu
: 20.00 – 22.00
Tempat
: Rumah Sdri. Wike
Kegiatan
: Rapat Karang Taruna
Deskripsi
:
Pada hari sabtu, 25 Februari 2017 peneliti berkunjung ke rumah sdri. Wike untuk mengikuti rapat karang taruna yang diadakan satu bulan sekali. Rapat dihadiri oleh 39 pemuda karang taruna. Maksud dan tujuan mengikuti rapat karang taruna adalah untuk observasi terkait partisipasi pemuda dalam kegiatan tersebut. Hasil dari mengikuti rapat karang taruna adalah diperoleh data terkait partisipasi pemuda dalam pengambilan keputusan dan masukan terhadap program yang akan diselenggarakan. Rapat kali ini membahas tentang kerjasama dengan mahasiswa PLSterkait praktek jurusan.
147
Catatan Lapangan No
: 13
Tanggal
: 23 Maret 2017
Waktu
: 20.00 – 22.300
Tempat
: Rumah Sdri. TA dan TBM Teras Baca Guyub Rukun
Kegiatan
: Wawancara Pengurus TBM dan Mengikuti Sosialisasi Program Mahasiswa Prakjur PLS
Deskripsi
:
Pada hari Selasa, 23 Maret 2017 peneliti berkunjung ke rumah Sdri. TA selaku pengurus TBM Teras Baca Guyub Rukun untuk melakukan wawancara. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih selama 60 menit. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berpedoman dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah wawancara selesai peneliti dan sdri. TA mengikuti kegiatan sosialisasi program mahasiswa prakjur PLS yang diikuti oleh mahasiswa prakjur, pengurus TBM, perwakilan Karang Taruna, perwakilan PKK dusun Jambon, perangkat dusun, dan komunitas Gerakan Bankti Negeri (GBN) UMY. Hasil dari wawancara dengan pengurus TBM Teras Baca Guyub Rukun dan mengikuti sosialisasi program mahasiswa prakjur PLS diperoleh data sebagai kroscek data yang sebelumnya telah didapat dari hasil wawancara Ketua TBM, yaitu: 1. Data terkait bentuk, hasil, dan dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM.
148
2. Data terkait faktor pendorong dan penghambat partisipasi pemuda dalam pengembangan TBM Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi peneliti berpamitan pulang.
149
Lampiran 10. Transkrip Wawancara Transkrip Wawancara Ketua TBM A. Identitas Diri Nama
: Saudara Ty
Jabatan
: Ketua TBM
Usia
: 25 tahun
Pendidikan
: S1
B. Pertanyaan penelitian 1) Bentuk partisipasi a. Partisipasi vertikal 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM? Awalnya kita berlima punya ide membuat sebuah taman baca kemudian diobrolkan ke pemuda pemudi guyub rukun untuk dijadikan salah satu program karang taruna. Pemuda pesimis tapi kita tetep jalan berlima. Trus kita tetap aku jadi pengelola kui. Aku trias mas eko wanu trus fitri. Ho’o berlima. Terdaftar sebagai struktur pengelola. Masuk struktur pengelola 2. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan programprogram TBM? Kalau ada mahasiswa yang ingin mengadakan kegitan disini. Kita struktur pengelola biasanya rapat dadakan pas malemnya. “Acara besok itu gimana? Kita pengelola bisa bantu apa?”.
150
Selama mahasiswa melakukan kegiatan disini pemuda berperan sebagai apa? yo tergantung sasarannya kalau sasarannya remaja kita jadi peserta. 3. Bagaimana peran pemuda dalam pengambilan keputusan? Kita kegiatan besar rapatnya satu Guyub Rukun gak pengelola. Kita yang pengelola ngonsep dulu nanti ditawarkan ke temanteman. Jadi mereka tetap ikut dalam pengambilan keputusan. 4. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan kelompok pemuda dalam meningkatkan layanan TBM? Kalau layanan biasanya kita ngobrol pas malem minggu kan pada kumpul. Gak semua pengelola tapi ada temen-temen yang lain. “TBM baiknya gimana ditambah apa dan lain-lain”. Nanti muncul ide tambah rak dan lain-lain. Selain itu kita juga sering mengundang temen dari luar untuk mengisi. Misalnya siapa yang punya temen dan temennya seneng bermain dengan anak-anak nek iso dihubungkan nggo mengisi. b. Partisipasi horizontal 1. Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM? Program kalau bimbel jelas kita, kadang pemuda pemudi yang lain juga ikut terlibat. Mereka ikut ngajar anak-anak. Pas hari sabtu itu PAUD juga terlibat.
151
2. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM? Pembagian tugas dimasukan ke dalam seksi-seksi kalau event besar. Jadi semua terlibat. Jadi tetep ada pembagian tugas. 3. Bagaimana
masing-masing
pemuda
berkoordinasi
dalam
pelaksanaan program-program TBM? Koordinasi biasane kadang lewat rapat kadang juga lwat WA juga. Kadang sering tak japri sih bagianmu opo bagianmu opo. Yang penting komunikasinya jalan. c. Partisipasi fisik 1. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku? Kalau pengadaan buku pemuda hanya nawari temennya mau nyumbang buku disini gimana. Dan awal-awal kita launching pemuda ambil dari warga yang menawari. Kadang juga ada warga yang datang sendiri ke sini. 2. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana? Keterlibatan pemuda biasanya buat rak. Dan dalam pembuatan rak, bahannya juga dari pemuda. 3. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM? Pendanaan kita dari kaos yang didesain pemuda. Trus kadang kita memintanya dari yang barkas. Kalo barkas kan setiap bulan ada pemasukan. Nah kita pemasukannya dari sana. Trus ada juga dari
152
les awalnya les kan juga free tapi orang tua mereka kan memberikan uang saku to trus infak. Nah dari situ. d. Partisipasi nonfisik 1. Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM? Memromosikan TBM upayane yo biasane mereka foto-foto terus share di media sosial. Kadang mulut ke mulut bilang sama temennya. Selain itu juga promosi lewat kaos dan topi. Kalau kaos udah keluar banyak. Ada 75-an lebih. 2. Adakah masukan-masukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM? Ide gagasan ada sih mbak tapi implementasinya yang belum. 3. Ide atau gagasan seperti apa yang diusulkan? Kadang kita yo mikir TBM kan istilahnya kalo disini kan tempatnya kecil. Cuma diluar diteras. ada ide dari temen temen nek pas ada perkumpulan diguyub rukun itu pengen ngembangke jadi cari tempat yang luas jadi khusus nggo sekretariat dan TBM tapi belum terlaksana kan belum ada tempatnya. 2) Hasil partisipasi a. Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
153
Yang jelas nambah rak. Dari pemuda yang pinter desain ada banner sama kaos. Nambah link keluar. Terus dekorasi, tempel-tempelan ini. Selain itu TBM juga lebih dikenal orang. b. Bagaimana pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan? Misalkan acara-acara besar misalkan temenku punya panggung. Temennya punya panggung terus punya sound pas itu kita libatkan. Istilahnya memanfaatkan kerjasama yang telah terjalan. c. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM? Kalau itu pasti datang. Mengadakan kecil-kecilan misale dolanan anak-anak yo anak-anak pasti datang. Trus ibu ibu juga, nek ibu-ibu dulu ada senam ada sosialisasi tentang tanam-tanam. Terus kalau acara event-event besar pasti datang. 3) Dampak partisipasi a. Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Yang jelas pemuda sekarang punya rasa memiliki TBM. Kita kadang diundang untuk berbagi di temen–temen karang taruna yang lain, kadang kita masuk media koran tribun dan yang lain. Kemarin didatengi TVRI, radio. Perubahan yang lain dulu TBM kecil dimasjid kegiatannya hanya keagamaan sekarang bisa mengadakan kegiatan
154
pendidikan, kesehatan, dll. Kemudian anak-anak senang ada banyak buku. b. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ? Dampak positifnya mereka semangatnya tambah kan sudah ada hasilnya. Pas ono acara di TBM pasti mereka terlibat. Kemudian pemuda jadi lebih berani bersosialisasi. Mengusulkan ide. Dampak positif yang lainnya jadi banyak yang dateng ke TBM. c. Adakah dampak negatif dari adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Saya rasa dampak negatif gak ada mbak. 4) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dukungan dan hambatan pertisipasi 1. Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda? Usahanya ketika ada rapat kita kasih konsumsi. Karena ketika acara besar kan gak cuma pengelola yang rapat. Kemudian melakukan kegiatan yang bisa dilakukan bareng-bareng jadi semua ikut terlibat. Dan mengikut sertakan pemuda ketika ada undangan keluar jadi gak harus pengelola yang datang. 2. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
155
Kalau ada kegiatan kita memberikan pengetahuan ke mereka kegiatane ki manfaate gini-gini. Biar mereka tertarik. Kemudian kita juga mengembangkan acara biar pemuda senang ikut bergabung. Misalnya ketika kita main kemana, nanti pihak TBM ngampirke ke TBM mana. 3. Hal
apa
yang
menghambat
keterlibatan
pemuda
dalam
pengembangan TBM? Menghambat mungkin waktu. Mereka kan punya kesibukan sendiri-sendiri to mbak kan gak semuanya mereka luang pas ada kegiatan. Pendidikan juga menghambat. “Aku marasa lulusan SMA, SMP, gak kuliah”. Mereka kadang minder. b. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun 1. Bagaimana peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM? Tokoh masyarakat tetap kami libatkan walaupun cuma pas kita acara. Kaya pas ulang tahun kemarin kita undang semua tokoh masyarakat, bapak RT, bapak kepala dukuh. Bapak kepala dukuh kita libatkan ketika ada mahasiswa dateng misalnya kaya BEM kemarin. Kita menyambut, adakan Pak Dukuh. Komunitas dari UMY juga. Kita libatkan pak dukuh biar pak dukuh tahu. Dalam pengajuan proposal kita libatkan pak dukuh. Jadi pak dukuh tetep ikut berkoordinasi.
156
2. Usaha apa yang selama ini dilakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Mereka mendukung semua kegiatan yang ada di TBM. 3. Bagaimana tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? Mereka tokoh masyarakat dan perangkat dusun cuma memberikan dukungan. Kadang gak cuma dukungan, kadang materi juga ada pas ada kegiatan. Kadang pak dukuh ngenei-ngenei semacam dana.
157
Transkrip Wawancara Ketua Karang Taruna A. Identitas Diri Nama
: Saudara Wr
Jabatan
: Ketua Karang Taruna Guyub Rukun
Usia
: 33 tahun
Pendidikan
: SMP
B. Pertanyaan penelitian 1) Bentuk partisipasi a. Partisipasi vertikal 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM? Keterlibatan itu maju bareng sih bersama sama Cuma digolonggolongkan menjadi tiga golongan jadi TBM trus barkas trus apa yang satunya itu BPO. 2. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan programprogram TBM? Dari pihak TBM biasanya rapat sendiri tapi hasil rapatnya diangkat di rapat besar. 3. Bagaimana peran pemuda dalam pengambilan keputusan? Pemuda ikut serta dalam pengambilan keputusan itu tapi sebagian gak semua. Tapi selalu ada koordinasi. 4. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan kelompok pemuda dalam meningkatkan layanan TBM?
158
Kalau dari TBM sendiri kadang pake trik dari mungkin mengambil dari bidang kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk daya tarik. Terus bermain anak-anak. b. Partisipasi horizontal 1. Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM? Keterlibatannya kalau yang rutin ya bimbel sama les les itu. 2. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM? Pembagian kerjanya sesuai seksinya masing-masing. 3. Bagaimana
masing-masing
pemuda
berkoordinasi
dalam
pelaksanaan program-program TBM? Untuk koordinasi kita mengambil pertemuan rutin kita. Ya karang taruna itu. Kan setiap bulannya ada pertemuan rutin. Disitulah kita koordinasi. Kalau ada yang belum selesai di rapat kita lanjut di grup WA. c. Partisipasi fisik 1. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku? Untuk pengadaan buku kadang kita ngomong kepada masyarakat yang punya buku gak dipake atau udah bosen membaca bisa disumbangkan ke TBM. Nanti pemuda yang mengambil tapi ada juga yang dianter sendiri.
159
2. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana? Iya terlibat semua, seperti bikin rak. 3. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM? Pendanaan dari TBM akhir akhir ini dari les. Itukan ada penyediaan dana sukarela. Terus kalau TBM diundang keluar. d. Partisipasi nonfisik 1. Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM? Kalau dalam mempromosikan itu kita disamping diundang keluar itu ada penjualan kaos dan topi yang dibuat pemuda. Selain itu kita juga memanfaatkan media sosial seperti facebook, dll. 2. Adakah masukan-masukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM? Ada mbak. 3. Ide atau gagasan seperti apa yang diusulkan? Ide gagasanya masih berupa untuk tetap eksis disini. Kita juga punya keinginan punya tempat yang lebih luas untuk sekreatriat dan TBM tapi tempatnya belum nemu. 2) Hasil partisipasi a. Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Hasilnya ya rak bertambah, trus dekorasi ada itu biar kelihatan rame.
160
b. Bagaimana pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan? Ya itu mbak ngundang teman dari luar untuk mengisi misalnya buat ngajar. Jadi memanfaatkan link gitu. c. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM? Untuk kegiatan TBM dimasyarakat itu biasanya kalau event-event rodo gede upamanya ada hiburannya atau ada acara tadi yang dibilang pemeriksaan kesehatan itu yo sebagian datang masyarakat. Tapi kalau cuma event-event kecil ya cuma pemuda yang datang. 3) Dampak partisipasi a. Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Ya pemuda ada rasa memiliki TBM. Istilahnya TBM itu kembangnya karang taruna. Pernah diundang radio. Masuk harian jogja juga. b. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ? Dampak positifnya ya itu tadi jadi tambah seneng dan banyak yang dateng. Kalau semangat naik turun tergantung mood, kadang terlalu semangat kadang ya kurang. Tapi tidak turun secara signifikan, turun drop itu enggak. c. Adakah dampak negative dari adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
161
Dampak negatifnya gak ada e mbak. 4) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dukungan dan hambatan pertisipasi 1. Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda? Usahanya tetap menjaga bahwa koordinasi kepemudaan disini. Ada beberapa orang yang ikut ketika TBM diundang keluar. 2. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? Kita
pinter-pinter
merangkul
pemudanya,
pinter-pinter
mengembangkan acaranya pemuda biar seneng ikut bergabung. 3. Hal
apa
yang
menghambat
keterlibatan
pemuda
dalam
pengembangan TBM? Kadang pas event apa itu pas hari kerja gini kan banyak yang gak dirumah.
162
Transkrip Wawancara Anggota Karang Taruna A. Identitas Diri Nama
: PR
Jabatan
: Anggota Karang Taruna Guyub Rukun
Usia
: 19 tahun
Pendidikan
: SMK
B. Pertanyaan penelitian 1) Bentuk partisipasi a. Partisipasi vertikal 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM? Pemuda itu sebagian besar ya mbak hampir semua itu terlibat dalam TBM. Kalau TBM itu ada sub-subnya jadi karang taruna punya pupuk punya barkas sama punya TBM. Jadi semua karang taruna anggotanya masuk per lini-lini itu. 2. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan programprogram TBM? Kalau keterlibatan dalam program-programnya itu biasanya lebih ke anggotanya sendiri. 3. Bagaimana peran pemuda dalam pengambilan keputusan? Biasanya sih TBM itu punya rencana sendiri jadi nanti kalau ada perkumpulan setiap malem minggu pahing itu TBM share ke temen-temen. Jadi keputusan akhir itu di malem minggu pahing itu di rapat besar.
163
4. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan kelompok pemuda dalam meningkatkan layanan TBM? Banyak sih mbak, kalau seperti ada jalan jalan jalan sehat itu kalau pas ulang tahun itu jadi istilahnya pengenalan lah jadi pengenalan layanan pas itu ulang tahun jadi orang-orang itu semakin tertarik lah jadi sebenarnya lebih ke mulut ke mulut sih mbak kalau layanan itu. b. Partisipasi horizontal 1. Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM? TBM setiap senin, rabu, kamis kalau ada yang mau bantu kaya misalnya saya mau bentu les ya udah bantu aja. 2. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM? Kalau TBM lebih ke acaranya. Pembagian kerjanya dibagi ke dalam seksi-seksi tapi itu pas rapat besar. 3. Bagaimana
masing-masing
pemuda
berkoordinasi
dalam
pelaksanaan program-program TBM? Koordinasi semua ada ketuanya mbak. Jadi setiap seksinya harus mengurus seksinya itu sendiri. Nanti rapatnya modelnya WA. Rapatnya kan cuma selapan pisan, jadi cuma satu bulan sekali. Jadi gak mungkin rapat besar diadain, jadi cuma lewat WA.
164
c. Partisipasi fisik 1. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku? Kalau karang tarunanya enggak sih mbak maksudnya cuma beberapa orang yang bisa. Jadi memang keterbatas pendidikan disitu jadi kan gak tau. Gimana masuknya buku. Jadi belum tau masuknya gimana-gimana. 2. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana? iya ikut terlibat. Kita buat rak bareng-bareng. Dan bahannya juga bareng-bareng dari pemuda 3. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM? Pendanaan sih banyak, dari barkas paling besar sih mbak jadi kan kalau barkas itu pemasukannya hampir setiap bulan itu pasti ada pemasukan. Kalau les itu ada infak. Terus ada kaya mengisi dimana itu biasanya dimasukin ke kas. d. Partisipasi nonfisik 1. Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM? Ya kalo promosi sih biasanya ya mbak kaya sekarang ini banyak facebook instagram Cuma itu sih. Ya sosmed. Paling ya mulut ke mulut sih mbak. 2. Adakah masukan-masukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM?
165
Pasti ada mbak. 3. Ide atau gagasan seperti apa yang diusulkan? Kalau setiap rapat besar itu biasanya ditanyain setiap bidang itu ada program apa program apa jadi oh maksude kok ngene kok ngene jadi semua itu biar ada solusinya. Kalau gak ada programnya kan keliatanya cuma nama doang gitu lhoo mbak. 2) Hasil partisipasi a. Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Mungkin lebih dikenal orang ya mbak, TBM lebih dusun jambon lebih terkenal. b. Bagaimana pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan? Pemanfaatannya rak ya jelas dipake mbak. Pemanfaatan lebih ke morilnya ya mbak jadi disinya pertama TBM, TBM dibangun pertama sepertinya moril pemuda sini naik gitu ya jadi semangat buat ada kegiatan semangat buat ada publikasi, jadi sepertinya yang dulu bisanya itu amem istilahnya kalau orang jawa bilang jadi lebih banyak kegiatan jadi lebih seru lah. c. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM? Ya kalau kegiatan pasti datang sih mbak. Biasanya kebanyakan kegiatan besar pasti mengundang orang-orang terpandang disini sih.
166
Kalau cuma acara acara kecil ya masyarakat diundang kaya ada tes kesehatan ada seminar atau ada kunjungan dari mana gitu sih mbak. 3) Dampak partisipasi a. Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Dulu TBM kecil cuma punya beberapa buku. Dan dulunya perpustakaan masjid. Sekarang jadi seperti sekarang ini berkembang. b. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ? Positifnya sih banyak ya mbak kalau saya pribadi saya dapat pengalaman saya dapat ilmu. saya lebih berani lagi bersosialisasi. c. Adakah dampak negative dari adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Dampak negatif kayanya gak ada. Kalau kebanyak sih dampak positif mbak. 4) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dukungan dan hambatan pertisipasi 1. Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda? Biasanya kalau TBM itu punya kegiatan yang bisa dilakuin barengbareng jadi gimana bisa akur bisa seneng bisa istilahnya kalau disini guyub rukun.
167
2. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? Kalau TBM ada yang ngundang biasanya di WA “siapa yang mau ikut boleh”. Ada beberapa orang yang ikut. 3. Hal
apa
yang
menghambat
keterlibatan
pemuda
dalam
pengembangan TBM? Hambatanya sih kesibukan sih mbak. Jujur itu kesibukan. Keterbatas pendidikan juga mbak.
168
Transkrip Wawancara Tokoh Masyarakat A. Identitas Diri Nama
: Bapak Sp
Jabatan
: Tokoh Masyarakat
Usia
: 60 tahun
Pendidikan
: SMA
B. Pertanyaan penelitian 1) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun 1. Bagaimana peran tokoh masyarakat dalam mendukung kegiatan atau program TBM? Waktu-waktu yang sudah-sudah saya memang banyak belum berperan tapi selama saya dibutuhkan saya mengusahakan usaha datang selama dibutuhkan. Meskipun disana saya cuma duduk mengamati dan mengamatipun juga maerekam apa yang diperbuat anak-anak. 2. Usaha apa yang selama ini dilakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? saya tetep mendukung sepenuhnya kegiatan TBM. 3. Bagaimana tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
169
Keterlibatan pemuda karena kalau tidak pemuda siapa lagi masa depan masalahnya kalau yang tua-tua itu ya sudah memang minim. Mau tidak mau yang terjun yang muda. Jadi memang harus yang muda yang kami tekankan itu meskipun yang tua tidak kalah tapi titik tumpuan yang utama dengan pemuda.
170
Transkrip Wawancara Kepala Dusun Jambon A. Identitas Diri Nama
: Bapak Sd
Jabatan
: Kepala Dusun Jambon
Usia
: 50 tahun
Pendidikan
: SMA
B. Pertanyaan penelitian 2) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun 1. Bagaimana peran perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM? Saya biasanya pas umpamanya dari UMY atau UNY pas mau mengadakan pertama kali mau mengadakan kegiatan di TBM saya diundangi ya saya ikut kesana gitu. 2. Usaha apa yang selama ini dilakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Saya mendukung sekali kegiatan-kegiatan TBM Karang Taruna Guyub Rukun. 3. Bagaimana bapak sebagai perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
171
Kalau kemarin itu pas malem tahun baru itu kan pemuda mengadakan pengajian nah itu saya ya sekedar kasih dana sedikit untuk menambah-nambah untuk konsumsi.
172
Transkrip Wawancara Pengurus TBM A. Identitas Diri Nama
: Saudari TA
Jabatan
: Sekretaris TBM
Usia
: 22 Tahun
Pendidikan
: S1
B. Pertanyaan penelitian 1) Bentuk partisipasi a. Partisipasi vertikal 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM? Kan di karang taruna terbagi dalam tiga divisi yaitu salah satunya TBM. Jadi, kalau yang TBM itu ya tidak semua karang taruna. 2. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan programprogram TBM? Kalau perencanaan program kita rapat pengurus, nanti dari pengurus di share ke karang taruna. 3. Bagaimana peran pemuda dalam pengambilan keputusan? Kalau pemuda kasih ide, misale mau ada apa gitu. Pemuda kasih saran. Terus ada juga yang menyanggah tidak setuju atau menambahi. Pasti ada. 4. Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan karang taruna dalam meningkatkan layanan TBM?
173
Biasanya tu misale biasane temen-temenku “eh mbok ayo kesini ngasih materi”. Kemarin itu ada sosialisasi kesehatan, aku ada temen bidan orang sini juga tapi kan gak ikut. Nah itu aku mintain tolong jadi pemateri. b. Partisipasi horizontal 1. Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM? Kalau dalam pelaksanaan partisipasinya ya ikut dalam kegiatannya jadi peserta ada yang jadi panitia. Kalau bimbel ada beberapa yang bantu ngisi. 2. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM? Pembagian kerjanya ya bikin panitia mbak, nanti ada seksi-seksi ketua, bendahara, sekretaris. Nanti ada seksi konsumsi atau apa. Pokoknya dibikin seksi. Menyesuaikan kebutuhan kegiatan itu apa aja yang dibutuhkan. 3. Bagaimana
masing-masing
pemuda
berkoordinasi
dalam
pelaksanaan program-program TBM? Koordinasinya biasanya lewat rapat. Biasanya lewat grup WhatsApp kan sekarang canggih.
174
c. Partisipasi fisik 1. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku? Kalau dulu itu ada yang ngasih bukunya pribadi, ada yang proposal. Jadi, ada yang buatin proposal ada yang ngajuin ke penerbit. 2. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait kelengkapan sarana dan prasarana? Mungkin buatin rak, ngcet-ngecet. Dekorasi. 3. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM? Pendanaan dari les infak itu. d. Partisipasi nonfisik 1. Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM? Mempromosikan TBM lewat media sosial kaya instagram, facebook, terus ada blog juga. Kemudian ada youtube. Terus dari postingan-postingan. Dari mulut ke mulut ya misale ada mahasiswa praktek. 2. Adakah masukan-masukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM? Ada. 3. Ide atau gagasan seperti apa yang diusulkan? Pernah ada yang ngusulin TBM cari tempat yang lebih luas. Nek kemarin “mbok ada ya masyarakat ada gedung satu untuk TBM
175
biar TBMnya gak di teras seperti ini”. Tapi belum nemu tempatnya Penginnya ada gedungnya gak di teras seperti ini. 2) Hasil partisipasi a. Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Hasil dari keterlibatan itu ya TBM bisa maju. Terus kegiatannya lebih bervariatif. Lebih dikenal orang. Linknya tambah banyak juga dari mahasiswa-mahasiswa. Dari donator buku. b. Bagaimana pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan? Memanfaatkan link. Terus biasanya memanfaatkan misale ada mahasiswa yang datang bisa dijadiin motor untuk menggerakkan kegiatan. c. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM? Iya selalu datang tapi ya gak semua masayarakat tergantung sasarannya. 3) Dampak partisipasi a. Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Perubahannya yo anak-anak ada wadah untuk berkembang. Ada wadah untuk belajar. Terus dulunya TBM itu perpustakaan masjid sekarang jadi gini. Dan tentunya kegiatannya lebih beragam.
176
b. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ? Dampak positifnya ya itu anak-anak ada tempatnya. Terus pemuda semangatnya jadi tambah karena due TBM kan dusunya ikut terkenal misale ono acara opo njuk dipublis neng koran po nang ndi. Terus terkenal kan dusune. Nah itu jadi tambah semangat. c. Adakah dampak negatif dari adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Kebanyakan positif, dampak negatife kayanya gak ada. 4) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi a. Dukungan dan hambatan pertisipasi 1. Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda? Usahane ya ngopyak-ngopyak memotivasi “ayo gawe barengbareng dibangun bareng-bareng” kaya gitu. Terus kalau rapat dikasih konsumsi ora ketang teh opo opo. 2. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? Biasanya pak ketua itu sebelum membahas permasalahan sok ngenei motivasi. 3. Hal
apa
yang
menghambat
pengembangan TBM?
177
keterlibatan
pemuda
dalam
Yang menghambat itu waktu. Waktu itu kan karena misale ada acara diluar missal kuliah. b. Dorongan tokoh masyarakat dan perangkat dusun 1. Bagaimana peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM? Biasanya ya ngasih arah, memberi motivasi.ya menasehati. Memantau kegiatannya. Terus kalau ada kegiatan gede mereka datang karena diundang. 2. Usaha apa yang selama ini dilakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM? Ya mendukung itu. Intinya mendukung semua program yang penting positif. 3. Bagaimana tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberika pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM? Memberikan pengaruh mungkin menasehati. Memberikan contoh. Suri tauladan.
178
Lampiran 11. Hasil Studi Dokumen No.
Arsip/Dokumen
Ada
Tidak Ada
Keterangan
1.
Profil lembaga
√
Data TBM
2.
Struktur pengelola TBM
√
Data TBM
3.
Presensi kehadiran rapat
√
Data Karang Taruna
4.
Foto kegiatan
√
Data TBM
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, keberadaan dokumen tersebut dapat ditemukan di TBM Teras Baca Guyub Rukun.
179
Lampiran 12. Reduksi, Display, dan Kesimpulan
No. Komponen 1. Bentuk partisipasi vertikal pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul
Reduksi, Display, dan Kesimpulan Pertanyaan Reduksi Bagaimana Ty : Awalnya kita berlima punya ide keterlibatan pemuda membuat sebuah taman baca dalam struktur kemudian diobrolkan ke pemuda pengelolaan TBM? pemudi guyub rukun untuk dijadikan salah satu program karang taruna. Pemuda pesimis tapi kita tetep jalan berlima. Trus kita tetap aku jadi pengelola kui. Aku trias mas eko wanu trus fitri. Ho’o berlima. Terdaftar sebagai struktur pengelola. Masuk struktur pengelola Wr : Keterlibatan itu maju bareng sih bersama sama Cuma digolonggolongkan menjadi tiga golongan jadi TBM trus barkas trus apa yang satunya itu BPO. PR : Kalau TBM itu ada sub-subnya jadi karang taruna punya pupuk punya barkas sama punya TBM. Jadi
180
Kesimpulan TBM sebagai salah satu program Karang Taruna Guyub Rukun yang memiliki struktur pengelolaan sendiri. Struktur pengelola TBM diambil dari anggota Karang Taruna Guyub Rukun.
semua karang taruna anggotanya masuk per lini-lini itu. TA : Kan di karang taruna terbagi dalam tiga divisi yaitu salah satunya TBM. Jadi, kalau yang TBM itu ya tidak semua karang taruna Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan program-program TBM?
Ty : Kalau ada mahasiswa yang ingin mengadakan kegitan disini. Kita struktur pengelola biasanya rapat dadakan pas malemnya. “Acara besok itu gimana? Kita pengelola bisa bantu apa?”. Pemuda hanya jadi peserta ketika kegiatan yang diadakan mahasiswa. Wr : Dari pihak TBM biasanya rapat sendiri tapi hasil rapatnya diangkat di rapat besar. PR : Kalau keterlibatan dalam program-programnya itu biasanya lebih ke anggotanya sendiri. TA : Kalau perencanaan program kita rapat pengurus, nanti dari pengurus di share ke karang taruna
181
Pemuda tidak terlibat dalam perencanaan program-program TBM. Program-program direncanakan oleh pengelola dan nantinya di share ketika rapat besar Karang Taruna. Pemuda hanya menjadi peserta ketika ada kegiatan yang diadakan mahasiswa dan sasarnnya pemuda.
Bagaimana pemuda pengambilan keputusan?
peran Ty : Kita kegiatan besar rapatnya satu dalam Guyub Rukun gak pengelola. Kita yang pengelola ngonsep dulu nanti ditawarkan ke teman-teman. Jadi mereka tetap ikut dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan pemuda ikut terlibat. Tetapi dengan alur, Pengelola TBM membuat rencana atau konsep terlebih dahulu kemudian di share dalam rapat. Dan keputusan akhir akan diambil berdasarkan hasil Wr : Pemuda ikut serta dalam rapat Karang Taruna pengambilan keputusan itu tapi sebagian gak semua. Tapi selalu ada koordinasi. PR : Biasanya sih TBM itu punya rencana sendiri jadi nanti kalau ada perkumpulan setiap malem minggu pahing itu TBM share ke tementemen. Jadi keputusan akhir itu di malem minggu pahing itu di rapat besar. TA : Kalau pemuda kasih ide, misale mau ada apa gitu. Pemuda kasih saran. Terus ada juga yang menyanggah tidak setuju atau menambahi. Pasti ada.
Bagaimana
upaya Ty : Kalau layanan biasanya kita Upaya yang dilakukan pengelola
182
yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan kelompok pemuda dalam meningkatkan layanan TBM?
ngobrol pas malem minggu kan pada kumpul. Gak semua pengelola tapi ada temen-temen yang lain. “TBM baiknya gimana ditambah apa dan lain-lain”. Nanti muncul ide tambah rak dan lain-lain. Selain itu kita juga sering mengundang temen dari luar untuk mengisi. Misalnya siapa yang punya temen dan temennya seneng bermain dengan anak-anak nek iso dihubungkan nggo mengisi.
bekerjasama dengan kelompok pemuda dalam meningkatkan layanan TBM, yaitu: 1. Menambah sarana dan prasarana, seperti rak. 2. Mengundang teman dari luar untuk mengisi di TBM.
Wr : Kalau dari TBM sendiri kadang pake trik dari mungkin mengambil dari bidang kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk daya tarik. Terus bermain anak-anak. TA : Biasanya tu misale biasane temen-temenku “eh mbok ayo kesini ngasih materi”. Kemarin itu ada sosialisasi kesehatan, aku ada temen bidan orang sini juga tapi kan gak ikut. Nah itu aku mintain tolong jadi pemateri. 2.
Bentuk horizntal
partisipasi Apa sajakah peran Ty : Program kalau bimbel jelas kita, Untuk kegiatan atau program rutin pemuda pemuda dalam kadang pemuda pemudi yang lain seperti bimbingan belajar dan
183
dalam pengembangan pelaksanaan Taman Bacaan program-program Masyarakat Teras Baca TBM? Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul
juga ikut terlibat. Mereka ikut ngajar bermain sambil belajar sabtu sore. anak-anak. Pas hari sabtu itu PAUD Pemuda terlibat sebagai fasilitator juga terlibat. dalam program tersebut. Wr : Keterlibatannya kalau yang rutin ya bimbel sama les les itu. PR : TBM setiap senin, rabu, kamis kalau ada yang mau bantu kaya misalnya saya mau bentu les ya udah bantu aja.
TA : Kalau dalam pelaksanaan partisipasinya ya ikut dalam kegiatannya jadi peserta ada yang jadi panitia. Kalau bimbel ada beberapa yang bantu ngisi Bagaimana Ty : Pembagian tugas dimasukan ke pembagian kerja dalam seksi-seksi kalau event besar. dalam pelaksanaan Jadi semua terlibat. Jadi tetep ada program-program pembagian tugas. TBM? Wr : Pembagian kerjanya sesuai seksinya masing-masing. PR : Kalau TBM lebih ke acaranya. Pembagian kerjanya dibagi ke dalam seksi-seksi tapi itu pas rapat besar.
184
Ketika ada acara besar, pembagian kerja dilakukan dengan cara dibagi ke dalam seksi-seksi. Namun, untuk konsep acara ditangani oleh pengelola TBM.
TA : Pembagian kerjanya ya bikin panitia mbak, nanti ada seksi-seksi ketua, bendahara, sekretaris. Nanti ada seksi konsumsi atau apa. Pokoknya dibikin seksi. Menyesuaikan kebutuhan kegiatan itu apa aja yang dibutuhkan. Bagaimana masingmasing pemuda berkoordinasi dalam pelaksanaan program-program TBM?
Ty : Koordinasi biasane kadang lewat rapat kadang juga lewat WA juga. Kadang sering tak japri bagianmu opo bagianmu opo. Yang penting komunikasinya jalan. Wr : Untuk koordinasi kita mengambil pertemuan rutin kita. Ya karang taruna itu. Kan setiap bulannya ada pertemuan rutin. Disitulah kita koordinasi. Kalau ada yang belum selesai di rapat kita lanjut di grup WA. PR : Koordinasi semua ada ketuanya mbak. Jadi setiap seksinya harus mengurus seksinya itu sendiri. Nanti rapatnya modelnya WA. Rapatnya kan cuma selapan pisan, jadi cuma satu bulan sekali. Jadi gak mungkin
185
Untuk berkoordinasi pemuda menggunakan dua cara, yaitu: rapat rutin yang diselenggarakan setiap malam minggu pahing dan rapat lewat grup whatsApp.
rapat besar diadain, jadi cuma lewat WA. TA : Koordinasinya biasanya lewat rapat. Biasanya lewat grup WhatsApp kan sekarang canggih. 3.
Bentuk partisipasi fisik pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul
Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku?
Ty : Kalau pengadaan buku pemuda hanya nawari temennya mau nyumbang buku disini gimana. Dan awal-awal kita launching pemuda ambil dari warga yang menawari. Kadang juga ada warga yang datang sendiri ke sini.
Terkait pengadaan koleksi buku, pemuda terlibat dalam pengumpulan buku dari warga dan teman-teman mereka diluar Karang Taruna Guyub Rukun.
Wr : Untuk pengadaan buku kadang kita ngomong kepada masyarakat yang punya buku gak dipake atau udah bosen membaca bisa disumbangkan ke TBM. Nanti pemuda yang mengambil tapi ada juga yang dianter sendiri. Bagaimana Ty : Keterlibatan pemuda biasanya keterlibatan pemuda buat rak. Dan dalam pembuatan rak, terkait kelengkapan bahannya juga dari pemuda. sarana dan prasarana? Wr : Iya terlibat semua, seperti bikin
186
Terkait kelengkapan sarana dan prasarana, pemuda terlibat dalam pengadaan bahan dan proses pembuatan rak.
rak. PR : iya ikut terlibat. Kita buat rak bareng-bareng. Dan bahannya juga bareng-bareng dari pemuda. TA : Mungkin buatin rak, ngcetngecet. Dekorasi. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM?
Ty : Pendanaan kita dari kaos yang didesain pemuda. Trus kadang kita memintanya dari yang barkas. Kalo barkas kan setiap bulan ada pemasukan. Nah kita pemasukannya dari sana. Trus ada juga dari les awalnya les kan juga free tapi orang tua mereka kan memberikan uang saku to trus infak. Nah dari situ. Wr : Pendanaan dari TBM akhir akhir ini dari les. Itukan ada penyediaan dana sukarela. Terus kalau TBM diundang keluar. PR : Pendanaan sih banyak, dari barkas paling besar sih mbak jadi kan kalau barkas itu pemasukannya hampir setiap bulan itu pasti ada pemasukan. Kalau les itu ada infak.
187
Keterlibatan pemuda terkait pendaan TBM, yaitu: 1. Penjualan merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. 2. Pengumpulan barang bekas dari warga yang dilakukan oleh pemuda. 3. Infak ketika TBM mengadakan bimbingan belajar dan belajar sambil bermain sabtu sore. 4. Fee ketika TBM diundang keluar untuk mengisi materi.
Terus ada kaya mengisi dimana itu biasanya dimasukin ke kas. TA : Pendanaan dari les infak itu. 4.
Bentuk partisipasi nonfisik pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul
Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM?
Ty : Memromosikan TBM upayane yo biasane mereka foto-foto terus share di media sosial. Kadang mulut ke mulut bilang sama temennya. Selain itu juga promosi lewat kaos dan topi. Kalau kaos udah keluar banyak. Ada 75-an lebih. Wr : Kalau dalam mempromosikan itu kita disamping diundang keluar itu ada penjualan kaos dan topi yang dibuat pemuda. Selain itu kita juga memanfaatkan media sosial seperti facebook, dll. PR : Ya kalau promosi sekarang ini banyak facebook, instagram, cuma itu sih. Ya sosmed. Paling ya mulut ke mulut sih mbak. TA : Mempromosikan TBM lewat media sosial kaya instagram, facebook, terus ada blog juga.
188
Ada beberapa cara yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM, yaitu: 1. Memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram, blog, dan youtube untuk share kegiatan yang dilakukan di TBM. 2. Sharing kegiatan atau program TBM ketika diundang keluar untuk mengisi materi. 3. Melalui penjualan kaos dan topi yang didesain pemuda. 4. Dari mulut ke mulut.
Kemudian ada youtube. Terus dari postingan-postingan. Dari mulut ke mulut ya misale ada mahasiswa praktek. Adakah masukanmasukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM?
Ty : Ide gagasan ada sih mbak tapi implementasinya yang belum. Wr : ada mbak.
Partisipasi nonfisik pemuda dalam pengembangan TBM adalah adanya ide dan gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM.
PR : Pasti ada mbak
TA : Ada Ide atau gagasan Ty : Kadang kita yo mikir TBM kan seperti apa yang istilahnya kalo disini kan tempatnya diusulkan? kecil. Cuma diluar diteras. ada ide dari temen temen nek pas ada perkumpulan diguyub rukun itu pengen ngembangke jadi cari tempat yang luas jadi khusus nggo sekretariat dan TBM tapi belum terlaksana kan belum ada tempatnya. Wr : Ide gagasanya masih berupa untuk tetap eksis disini. Kita juga punya keinginan punya tempat yang lebih luas untuk sekreatriat dan TBM tapi tempatnya belum nemu.
189
Ide gagasan yang diusulkan pemuda dalam pengembangan TBM adalah mencari tempat yang lebih luas untuk sekretariat karang taruna dan TBM.
TA : Pernah ada yang ngusulin TBM cari tempat yang lebih luas. Nek kemarin “mbok ada ya masyarakat ada gedung satu untuk TBM biar TBMnya gak di teras seperti ini”. Tapi belum nemu tempatnya Penginnya ada gedungnya gak di teras seperti ini. 5.
Hasil dari partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul?
Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
Ty : Yang jelas nambah rak. Dari pemuda yang pinter desain ada banner sama kaos. Nambah link keluar. Terus dekorasi, tempeltempelan ini. Selain itu TBM juga lebih dikenal orang.
Hasil keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Penambahan rak buku, banner, dan dekorasi rungan terkait sarana dan prasarana. 2. Merchandise berupa kaos dan topiyang didesain pemuda. Wr : Hasilnya ya rak bertambah, trus 3. Link atau jalinan kerjasama dekorasi ada itu biar kelihatan rame. bertambah. 4. TBM lebih kenal banyak PR : Mungkin lebih dikenal orang ya orang. mbak, TBM lebih dusun jambon lebih terkenal. TA : Hasil dari keterlibatan itu ya TBM bisa maju. Terus kegiatannya lebih bervariatif. Lebih dikenal orang. Linknya tambah banyak juga dari
190
mahasiswa-mahasiswa. Dari donator buku Bagaimana pemanfaatan hasilhasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan?
Ty : Misalkan acara-acara besar misalkan temenku punya panggung. Temennya punya panggung terus punya sound pas itu kita libatkan. Istilahnya memanfaatkan kerjasama yang telah terjalan.
Pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan adalah memanfaatkan jalinan kerjasama yang telah dimiliki.
Wr : Ya itu mbak ngundang teman dari luar untuk mengisi misalnya buat ngajar. Jadi memanfaatkan link gitu. TA : Memanfaatkan link. Terus biasanya memanfaatkan misale ada mahasiswa yang datang bisa dijadiin motor untuk menggerakkan kegiatan Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM?
Ty : Kalau itu pasti datang. Masyarakat selalu datang ketika Mengadakan kecil-kecilan misale TBM mengadakan kegiatan atau dolanan anak-anak yo anak-anak program. pasti datang. Trus ibu ibu juga, nek ibu-ibu dulu ada senam ada sosialisasi tentang tanam-tanam. Terus kalau acara event-event besar pasti datang.
191
Wr : Untuk kegiatan TBM dimasyarakat itu biasanya kalau event-event rodo gede upamanya ada hiburannya atau ada acara tadi yang dibilang pemeriksaan kesehatan itu yo sebagian datang masyarakat. Tapi kalau cuma event-event kecil ya cuma pemuda yang datang. PR : Ya kalau kegiatan pasti datang sih mbak. Biasanya kebanyakan kegiatan besar pasti mengundang orang-orang terpandang disini sih. Kalau cuma acara acara kecil ya masyarakat diundang kaya ada tes kesehatan ada seminar atau ada kunjungan dari mana gitu sih mbak.
6.
Dampak partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari,
Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
TA : Iya selalu datang tapi ya gak semua masayarakat tergantung sasarannya. Ty : Yang jelas pemuda sekarang punya rasa memiliki TBM. Kita kadang diundang untuk berbagi di temen–temen karang taruna yang lain, kadang kita masuk media koran tribun dan yang lain. Kemarin didatengi TVRI, radio. Perubahan
192
Perubahan yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM. 2. Dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki
Sedayu, Bantul?
yang lain dulu TBM kecil dimasjid kegiatannya hanya keagamaan sekarang bisa mengadakan kegiatan pendidikan, kesehatan, dll. Kemudian anak-anak senang ada banyak buku.
berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan.
Wr : Ya pemuda ada rasa memiliki TBM. Istilahnya TBM itu kembangnya karang taruna. Pernah diundang radio. Masuk harian jogja juga. PR : Dulu TBM kecil cuma punya beberapa buku. Dan dulunya perpustakaan masjid. Sekarang jadi seperti sekarang ini berkembang. TA : Perubahannya yo anak-anak ada wadah untuk berkembang. Ada wadah untuk belajar. Terus dulunya TBM itu perpustakaan masjid sekarang jadi gini. Dan tentunya kegiatannya lebih beragam. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda
Ty : Dampak positifnya mereka semangatnya tambah kan sudah ada hasilnya. Pas ono acara di TBM pasti mereka terlibat. Kemudian pemuda
193
Dampak positif yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Pemuda semangatnya tambah
dalam pengembangan TBM ?
jadi lebih berani bersosialisasi. untuk terlibat dalam kegiatan Mengusulkan ide. Dampak positif TBM. yang lainnya jadi banyak yang dateng 2. Pemuda jadi lebih berani ke TBM. bersosialisasi. 3. Pengunjung TBM menjadi Wr : Dampak positifnya ya itu tadi bertambah. jadi tambah seneng dan banyak yang dateng. Kalau semangat naik turun tergantung mood, kadang terlalu semangat kadang ya kurang. Tapi tidak turun secara signifikan, turun drop itu enggak. PR : Positifnya sih banyak ya mbak kalau saya pribadi saya dapat pengalaman saya dapat ilmu. saya lebih berani lagi bersosialisasi.
TA : Dampak positifnya ya itu anakanak ada tempatnya. Terus pemuda semangatnya jadi tambah karena due TBM kan dusunya ikut terkenal misale ono acara opo njuk dipublis neng koran po nang ndi. Terus terkenal kan dusune. Nah itu jadi tambah semangat Adakah dampak Ty : saya rasa dampak negatif gak Tidak ada dampak negatif dari negatif dari adanya ada mbak. adanya keterlibatan pemuda dalam
194
keterlibatan pemuda pengembangan TBM. dalam pengembangan Wr : Dampak negatifnya gak ada. TBM? PR : Dampak negatif kayanya gak ada. Kalau kebanyak sih dampak positif mbak. TA : Kebanyakan positif, dampak negatife kayanya gak ada. 7.
Dukungan dan hambatan yang ditemui dalam partisipasi pemuda dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul
Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda?
Ty : Usahanya ketika ada rapat kita kasih konsumsi. Karena ketika acara besar kan gak cuma pengelola yang rapat. Kemudian melakukan kegiatan yang bisa dilakukan bareng-bareng jadi semua ikut terlibat. Dan mengikut sertakan pemuda ketika ada undangan keluar jadi gak harus pengelola yang datang.
Usaha yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda, yaitu: 1. Pengelola memberikan konsumsi ketika rapat. 2. Pengelola mengadakan kegiatan yang bisa melibatkan semua anggota karang taruna. 3. Mengikut sertakan pemuda ketika TBM diundang keluar Wr : Usahanya tetap menjaga bahwa untuk mengisi materi. koordinasi kepemudaan disini. Ada 4. Tetap menjaga koordinasi beberapa orang yang ikut ketika antar pemuda. TBM diundang keluar. PR : Biasanya kalau TBM itu punya kegiatan yang bisa dilakuin barengbareng jadi gimana bisa akur bisa
195
seneng bisa istilahnya kalau disini guyub rukun. TA : Usahane ya ngopyak-ngopyak memotivasi “ayo gawe barengbareng dibangun bareng-bareng” kaya gitu. Terus kalau rapat dikasih konsumsi ora ketang teh opo opo. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
Hal
apa
Ty : Kalau ada kegiatan kita memberikan pengetahuan ke mereka kegiatane ki manfaate gini-gini. Biar mereka tertarik. Kemudian kita juga mengembangkan acara biar pemuda senang ikut bergabung. Misalnya ketika kita main kemana, nanti pihak TBM ngampirke ke TBM mana.
Ada beberapa cara pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Memberikan pengertian manfaat kegiatan 2. Mengembangkan acara supaya Wr : Kita pinter-pinter merangkul pemuda senang ikut bergabung pemudanya, pinter-pinter 3. Mengikut sertakan pemuda mengembangkan acaranya pemuda ketika ada undangan keluar biar seneng ikut bergabung. PR : Kalau TBM ada yang ngundang biasanya di WA “siapa yang mau ikut boleh”. Ada beberapa orang yang ikut.
yang Ty : Menghambat mungkin waktu. Yang menghambat
196
keterlibatan
menghambat keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
Mereka kan punya kesibukan sendirisendiri to mbak kan gak semuanya mereka luang pas ada kegiatan. Pendidikan juga menghambat. “Aku marasa lulusan SMA, SMP, gak kuliah”. Mereka kadang minder.
pemuda dalam pengembangangan TBM, yaitu: 1. Kesibukan pemuda karena sudah banyak yang bekerja. 2. Keterbatasan pendidikan yang dimiliki.
Wr : Kadang pas event apa itu pas hari kerja gini kan banyak yang gak dirumah. PR : Hambatanya sih kesibukan sih mbak. Jujur itu kesibukan. Keterbatas pendidikan juga mbak. TA : Yang menghambat itu waktu. Waktu itu kan karena misale ada acara diluar missal kuliah. 8.
Peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendorong pemuda agar ikut terlibat dalam pengembangan Taman Bacaan Masyarakat Teras Baca Guyub Rukun di Dusun
Bagaimana peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM?
Ty : Tokoh masyarakat tetap kami libatkan walaupun cuma pas kita acara. Kaya pas ulang tahun kemarin kita undang semua tokoh masyarakat, bapak RT, bapak kepala dukuh. Bapak kepala dukuh kita libatkan ketika ada mahasiswa dateng misalnya kaya BEM kemarin. Kita menyambut, adakan Pak Dukuh.
197
Peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM adalah menghadiri undangan ketika ada kegiatan di TBM.
Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul.
Komunitas dari UMY juga. Kita libatkan pak dukuh biar pak dukuh tahu. Dalam pengajuan proposal kita libatkan pak dukuh. Jadi pak dukuh tetep ikut berkoordinasi. Sd : Saya biasanya pas umpamanya dari UMY atau UNY pas mau mengadakan pertama kali mau mengadakan kegiatan di TBM saya diundangi ya saya ikut kesana gitu. Sp : Waktu-waktu yang sudah-sudah saya memang banyak belum berperan tapi selama saya dibutuhkan saya mengusahakan usaha datang selama dibutuhkan. Meskipun disana saya cuma duduk mengamati dan mengamatipun juga maerekam apa yang diperbuat anak-anak. TA : Biasanya ya ngasih arah, memberi motivasi.ya menasehati. Memantau kegiatannya. Terus kalau ada kegiatan gede mereka datang karena diundang. Usaha
apa
yang Ty : Mereka mendukung semua Usaha yang selama ini dilakukan
198
selama ini dilakukan oleh tokoh masyarakat dan pearangkat dusun untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
kegiatan yang ada di TBM.
oleh tokoh masyarakat dan perangkat dusun untuk mendorong Sd : Saya mendukung sekali keterlibatan pemuda dalam kegiatan-kegiatan TBM Karang pengembangan TBM adalah Taruna Guyub Rukun. mendukung semua kegiatan atau program TBM. Sp : saya tetep mendukung sepenuhnya kegiatan TBM. TA : Ya mendukung itu. Intinya mendukung semua program yang penting positif.
Bagaimana tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
Ty : Mereka tokoh masyarakat dan perangkat dusun cuma memberikan dukungan. Kadang gak cuma dukungan, kadang materi juga ada pas ada kegiatan. Kadang pak dukuh ngenei-ngenei semacam dana. Sd : Kalau kemarin itu pas malem tahun baru itu kan pemuda mengadakan pengajian nah itu saya ya sekedar kasih dana sedikit untuk menambah-nambah untuk konsumsi.
199
Cara memberikan pengaruh bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM adalah tokoh masyarakat dan perangkat dusun memberikan dukungan berupa materi.
Lampiran 13. Trianggulasi No. Pertanyaan 1. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam struktur pengelolaan TBM?
Jawaban Ty : Awalnya kita berlima punya ide membuat sebuah taman baca kemudian diobrolkan ke pemuda pemudi guyub rukun untuk dijadikan salah satu program karang taruna. Pemuda pesimis tapi kita tetep jalan berlima. Trus kita tetap aku jadi pengelola kui. Aku trias mas eko wanu trus fitri. Ho’o berlima. Terdaftar sebagai struktur pengelola. Masuk struktur pengelola Wr : Keterlibatan itu maju bareng sih bersama sama Cuma digolonggolongkan menjadi tiga golongan jadi TBM trus barkas trus apa yang satunya itu BPO. PR : Kalau TBM itu ada sub-subnya jadi karang taruna punya pupuk punya barkas sama punya TBM. Jadi semua karang taruna anggotanya masuk per lini-lini itu. TA : Kan di karang taruna terbagi 200
Kesimpulan TBM sebagai salah satu program Karang Taruna Guyub Rukun yang memiliki struktur pengelolaan sendiri. Struktur pengelola TBM diambil dari anggota Karang Taruna Guyub Rukun.
dalam tiga divisi yaitu salah satunya TBM. Jadi, kalau yang TBM itu ya tidak semua karang taruna. Bagaimana keterlibatan pemuda dalam perencanaan program-program TBM?
Ty : Kalau ada mahasiswa yang ingin mengadakan kegitan disini. Kita struktur pengelola biasanya rapat dadakan pas malemnya. “Acara besok itu gimana? Kita pengelola bisa bantu apa?”. Pemuda hanya jadi peserta ketika kegiatan yang diadakan mahasiswa.
Pemuda tidak terlibat dalam perencanaan program-program TBM. Program-program direncanakan oleh pengelola dan nantinya di share ketika rapat besar Karang Taruna. Pemuda hanya menjadi peserta ketika ada kegiatan yang diadakan mahasiswa dan sasarnnya pemuda.
Wr : Dari pihak TBM biasanya rapat sendiri tapi hasil rapatnya diangkat di rapat besar. PR : Kalau keterlibatan dalam program-programnya itu biasanya lebih ke anggotanya sendiri. TA : Kalau perencanaan program kita rapat pengurus, nanti dari pengurus di share ke karang taruna. Bagaimana pemuda pengambilan
peran Ty : Kita kegiatan besar rapatnya satu Dalam pengambilan keputusan dalam Guyub Rukun gak pengelola. Kita pemuda ikut terlibat. Tetapi yang pengelola ngonsep dulu nanti dengan alur, Pengelola TBM
201
keputusan?
ditawarkan ke teman-teman. Jadi membuat rencana atau konsep mereka tetap ikut dalam pengambilan terlebih dahulu kemudian di share keputusan. dalam rapat. Dan keputusan akhir akan diambil berdasarkan hasil Wr : Pemuda ikut serta dalam rapat Karang Taruna pengambilan keputusan itu tapi sebagian gak semua. Tapi selalu ada koordinasi. PR : Biasanya sih TBM itu punya rencana sendiri jadi nanti kalau ada perkumpulan setiap malem minggu pahing itu TBM share ke tementemen. Jadi keputusan akhir itu di malem minggu pahing itu di rapat besar. TA : Kalau pemuda kasih ide, misale mau ada apa gitu. Pemuda kasih saran. Terus ada juga yang menyanggah tidak setuju atau menambahi. Pasti ada.
Bagaimana upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan kelompok pemuda
Ty : Kalau layanan biasanya kita ngobrol pas malem minggu kan pada kumpul. Gak semua pengelola tapi ada temen-temen yang lain. “TBM baiknya gimana ditambah apa dan
202
Upaya yang dilakukan pengelola bekerjasama dengan kelompok pemuda dalam meningkatkan layanan TBM, yaitu: 1. Menambah sarana dan
dalam meningkatkan lain-lain”. Nanti muncul ide tambah prasarana, seperti rak. layanan TBM? rak dan lain-lain. Selain itu kita juga 2. Mengundang teman dari luar sering mengundang temen dari luar untuk mengisi di TBM. untuk mengisi. Misalnya siapa yang punya temen dan temennya seneng bermain dengan anak-anak nek iso dihubungkan nggo mengisi. Wr : Kalau dari TBM sendiri kadang pake trik dari mungkin mengambil dari bidang kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk daya tarik. Terus bermain anak-anak. TA : Biasanya tu misale biasane temen-temenku “eh mbok ayo kesini ngasih materi”. Kemarin itu ada sosialisasi kesehatan, aku ada temen bidan orang sini juga tapi kan gak ikut. Nah itu aku mintain tolong jadi pemateri. 2.
Apa sajakah peran pemuda dalam pelaksanaan program-program TBM?
Ty : Program kalau bimbel jelas kita, kadang pemuda pemudi yang lain juga ikut terlibat. Mereka ikut ngajar anak-anak. Pas hari sabtu itu PAUD juga terlibat.
203
Untuk kegiatan atau program rutin seperti bimbingan belajar dan bermain sambil belajar sabtu sore. Pemuda terlibat sebagai fasilitator dalam program tersebut.
Wr : Keterlibatannya kalau yang rutin ya bimbel sama les les itu. PR : TBM setiap senin, rabu, kamis kalau ada yang mau bantu kaya misalnya saya mau bentu les ya udah bantu aja. TA : Kalau dalam pelaksanaan partisipasinya ya ikut dalam kegiatannya jadi peserta ada yang jadi panitia. Kalau bimbel ada beberapa yang bantu ngisi. Bagaimana pembagian kerja dalam pelaksanaan program-program TBM?
Ty : Pembagian tugas dimasukan ke dalam seksi-seksi kalau event besar. Jadi semua terlibat. Jadi tetep ada pembagian tugas. Wr : Pembagian kerjanya sesuai seksinya masing-masing. PR : Kalau TBM lebih ke acaranya. Pembagian kerjanya dibagi ke dalam seksi-seksi tapi itu pas rapat besar. TA : Pembagian kerjanya ya bikin panitia mbak, nanti ada seksi-seksi
204
Ketika ada acara besar, pembagian kerja dilakukan dengan cara dibagi ke dalam seksi-seksi. Namun, untuk konsep acara ditangani oleh pengelola TBM.
ketua, bendahara, sekretaris. Nanti ada seksi konsumsi atau apa. Pokoknya dibikin seksi. Menyesuaikan kebutuhan kegiatan itu apa aja yang dibutuhkan. Bagaimana masingmasing pemuda berkoordinasi dalam pelaksanaan program-program TBM?
Ty : Koordinasi biasane kadang lewat rapat kadang juga lewat WA juga. Kadang sering tak japri bagianmu opo bagianmu opo. Yang penting komunikasinya jalan. Wr : Untuk koordinasi kita mengambil pertemuan rutin kita. Ya karang taruna itu. Kan setiap bulannya ada pertemuan rutin. Disitulah kita koordinasi. Kalau ada yang belum selesai di rapat kita lanjut di grup WA. PR : Koordinasi semua ada ketuanya mbak. Jadi setiap seksinya harus mengurus seksinya itu sendiri. Nanti rapatnya modelnya WA. Rapatnya kan cuma selapan pisan, jadi cuma satu bulan sekali. Jadi gak mungkin rapat besar diadain, jadi cuma lewat WA.
205
Untuk berkoordinasi pemuda menggunakan dua cara, yaitu: rapat rutin yang diselenggarakan setiap malam minggu pahing dan rapat lewat grup whatsApp.
TA : Koordinasinya biasanya lewat rapat. Biasanya lewat grup WhatsApp kan sekarang canggih. 3.
Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pengadaan koleksi buku?
Ty : Kalau pengadaan buku pemuda hanya nawari temennya mau nyumbang buku disini gimana. Dan awal-awal kita launching pemuda ambil dari warga yang menawari. Kadang juga ada warga yang datang sendiri ke sini.
Terkait pengadaan koleksi buku, pemuda terlibat dalam pengumpulan buku dari warga dan teman-teman mereka diluar Karang Taruna Guyub Rukun.
Wr : Untuk pengadaan buku kadang kita ngomong kepada masyarakat yang punya buku gak dipake atau udah bosen membaca bisa disumbangkan ke TBM. Nanti pemuda yang mengambil tapi ada juga yang dianter sendiri. Bagaimana Ty : Keterlibatan pemuda biasanya keterlibatan pemuda buat rak. Dan dalam pembuatan rak, terkait kelengkapan bahannya juga dari pemuda. sarana dan prasarana? Wr : Iya terlibat semua, seperti bikin rak. PR : iya ikut terlibat. Kita buat rak
206
Terkait kelengkapan sarana dan prasarana, pemuda terlibat dalam pengadaan bahan dan proses pembuatan rak.
bareng-bareng. Dan bahannya juga bareng-bareng dari pemuda. TA : Mungkin buatin rak, ngcetngecet. Dekorasi. Bagaimana keterlibatan pemuda terkait pendanaan TBM?
Ty : Pendanaan kita dari kaos yang didesain pemuda. Trus kadang kita memintanya dari yang barkas. Kalo barkas kan setiap bulan ada pemasukan. Nah kita pemasukannya dari sana. Trus ada juga dari les awalnya les kan juga free tapi orang tua mereka kan memberikan uang saku to trus infak. Nah dari situ. Wr : Pendanaan dari TBM akhir akhir ini dari les. Itukan ada penyediaan dana sukarela. Terus kalau TBM diundang keluar. PR : Pendanaan sih banyak, dari barkas paling besar sih mbak jadi kan kalau barkas itu pemasukannya hampir setiap bulan itu pasti ada pemasukan. Kalau les itu ada infak. Terus ada kaya mengisi dimana itu biasanya dimasukin ke kas.
207
Keterlibatan pemuda terkait pendaan TBM, yaitu: 1. Penjualan merchandise berupa kaos dan topi yang didesain pemuda. 2. Pengumpulan barang bekas dari warga yang dilakukan oleh pemuda. 3. Infak ketika TBM mengadakan bimbingan belajar dan belajar sambil bermain sabtu sore. 4. Fee ketika TBM diundang keluar untuk mengisi materi.
TA : Pendanaan dari les infak itu. 4.
Bagaimana upaya yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM?
Ty : Memromosikan TBM upayane yo biasane mereka foto-foto terus share di media sosial. Kadang mulut ke mulut bilang sama temennya. Selain itu juga promosi lewat kaos dan topi. Kalau kaos udah keluar banyak. Ada 75-an lebih. Wr : Kalau dalam mempromosikan itu kita disamping diundang keluar itu ada penjualan kaos dan topi yang dibuat pemuda. Selain itu kita juga memanfaatkan media sosial seperti facebook, dll. PR : Ya kalau promosi sekarang ini banyak facebook, instagram, cuma itu sih. Ya sosmed. Paling ya mulut ke mulut sih mbak. TA : Mempromosikan TBM lewat media sosial kaya instagram, facebook, terus ada blog juga. Kemudian ada youtube. Terus dari postingan-postingan. Dari mulut ke mulut ya misale ada mahasiswa
208
Ada beberapa cara yang dilakukan pemuda dalam mempromosikan TBM, yaitu: 1. Memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram, blog, dan youtube untuk share kegiatan yang dilakukan di TBM. 2. Sharing kegiatan atau program TBM ketika diundang keluar untuk mengisi materi. 3. Melalui penjualan kaos dan topi yang didesain pemuda. 4. Dari mulut ke mulut.
praktek. Adakah masukanmasukan berupa ide atau gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM?
Ty : Ide gagasan ada sih mbak tapi implementasinya yang belum. Wr : ada mbak.
Partisipasi nonfisik pemuda dalam pengembangan TBM adalah adanya ide dan gagasan yang diusulkan pemuda terkait pengembangan TBM.
PR : Pasti ada mbak
TA : Ada Ide atau gagasan Ty : Kadang kita yo mikir TBM kan seperti apa yang istilahnya kalo disini kan tempatnya diusulkan? kecil. Cuma diluar diteras. ada ide dari temen temen nek pas ada perkumpulan diguyub rukun itu pengen ngembangke jadi cari tempat yang luas jadi khusus nggo sekretariat dan TBM tapi belum terlaksana kan belum ada tempatnya. Wr : Ide gagasanya masih berupa untuk tetap eksis disini. Kita juga punya keinginan punya tempat yang lebih luas untuk sekreatriat dan TBM tapi tempatnya belum nemu. TA : Pernah ada yang ngusulin TBM cari tempat yang lebih luas. Nek
209
Ide gagasan yang diusulkan pemuda dalam pengembangan TBM adalah mencari tempat yang lebih luas untuk sekretariat karang taruna dan TBM.
kemarin “mbok ada ya masyarakat ada gedung satu untuk TBM biar TBMnya gak di teras seperti ini”. Tapi belum nemu tempatnya Penginnya ada gedungnya gak di teras seperti ini. 5.
Seperti apa hasil dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
Ty : Yang jelas nambah rak. Dari pemuda yang pinter desain ada banner sama kaos. Nambah link keluar. Terus dekorasi, tempeltempelan ini. Selain itu TBM juga lebih dikenal orang.
Hasil keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Penambahan rak buku, banner, dan dekorasi rungan terkait sarana dan prasarana. 2. Merchandise berupa kaos dan topiyang didesain pemuda. Wr : Hasilnya ya rak bertambah, trus 3. Link atau jalinan kerjasama dekorasi ada itu biar kelihatan rame. bertambah. 4. TBM lebih kenal banyak PR : Mungkin lebih dikenal orang ya orang. mbak, TBM lebih dusun jambon lebih terkenal. TA : Hasil dari keterlibatan itu ya TBM bisa maju. Terus kegiatannya lebih bervariatif. Lebih dikenal orang. Linknya tambah banyak juga dari mahasiswa-mahasiswa. Dari donator buku.
210
Bagaimana pemanfaatan hasilhasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan?
Ty : Misalkan acara-acara besar misalkan temenku punya panggung. Temennya punya panggung terus punya sound pas itu kita libatkan. Istilahnya memanfaatkan kerjasama yang telah terjalan.
Pemanfaatan hasil-hasil partisipasi atau keterlibatan pemuda yang selama ini telah dilakukan adalah memanfaatkan jalinan kerjasama yang telah dimiliki.
Wr : Ya itu mbak ngundang teman dari luar untuk mengisi misalnya buat ngajar. Jadi memanfaatkan link gitu. TA : Memanfaatkan link. Terus biasanya memanfaatkan misale ada mahasiswa yang datang bisa dijadiin motor untuk menggerakkan kegiatan. Apakah masyarakat datang ketika kegiatan yang dilaksanakan oleh TBM?
Ty : Kalau itu pasti datang. Masyarakat selalu datang ketika Mengadakan kecil-kecilan misale TBM mengadakan kegiatan atau dolanan anak-anak yo anak-anak program. pasti datang. Trus ibu ibu juga, nek ibu-ibu dulu ada senam ada sosialisasi tentang tanam-tanam. Terus kalau acara event-event besar pasti datang. Wr : Untuk kegiatan TBM dimasyarakat itu biasanya kalau event-event rodo gede upamanya ada
211
hiburannya atau ada acara tadi yang dibilang pemeriksaan kesehatan itu yo sebagian datang masyarakat. Tapi kalau cuma event-event kecil ya cuma pemuda yang datang. PR : Ya kalau kegiatan pasti datang sih mbak. Biasanya kebanyakan kegiatan besar pasti mengundang orang-orang terpandang disini sih. Kalau cuma acara acara kecil ya masyarakat diundang kaya ada tes kesehatan ada seminar atau ada kunjungan dari mana gitu sih mbak.
6.
Perubahan apa yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
TA : Iya selalu datang tapi ya gak semua masayarakat tergantung sasarannya. Ty : Yang jelas pemuda sekarang punya rasa memiliki TBM. Kita kadang diundang untuk berbagi di temen–temen karang taruna yang lain, kadang kita masuk media koran tribun dan yang lain. Kemarin didatengi TVRI, radio. Perubahan yang lain dulu TBM kecil dimasjid kegiatannya hanya keagamaan sekarang bisa mengadakan kegiatan
212
Perubahan yang terlihat setelah adanya keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Pemuda ada rasa memiliki terhadap TBM. 2. Dari perpustakaan masjid menjadi TBM yang memiliki berbagai kegiatan, tidak hanya kegiatan keagamaan.
pendidikan, kesehatan, dll. Kemudian anak-anak senang ada banyak buku. Wr : Ya pemuda ada rasa memiliki TBM. Istilahnya TBM itu kembangnya karang taruna. Pernah diundang radio. Masuk harian jogja juga. PR : Dulu TBM kecil cuma punya beberapa buku. Dan dulunya perpustakaan masjid. Sekarang jadi seperti sekarang ini berkembang. TA : Perubahannya yo anak-anak ada wadah untuk berkembang. Ada wadah untuk belajar. Terus dulunya TBM itu perpustakaan masjid sekarang jadi gini. Dan tentunya kegiatannya lebih beragam. Dampak positif apa sajakah yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM ?
Ty : Dampak positifnya mereka semangatnya tambah kan sudah ada hasilnya. Pas ono acara di TBM pasti mereka terlibat. Kemudian pemuda jadi lebih berani bersosialisasi. Mengusulkan ide. Dampak positif yang lainnya jadi banyak yang dateng
213
Dampak positif yang ditimbulkan dari keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Pemuda semangatnya tambah untuk terlibat dalam kegiatan TBM. 2. Pemuda jadi lebih berani
ke TBM.
bersosialisasi. 3. Pengunjung TBM Wr : Dampak positifnya ya itu tadi bertambah. jadi tambah seneng dan banyak yang dateng. Kalau semangat naik turun tergantung mood, kadang terlalu semangat kadang ya kurang. Tapi tidak turun secara signifikan, turun drop itu enggak.
menjadi
PR : Positifnya sih banyak ya mbak kalau saya pribadi saya dapat pengalaman saya dapat ilmu. saya lebih berani lagi bersosialisasi. TA : Dampak positifnya ya itu anakanak ada tempatnya. Terus pemuda semangatnya jadi tambah karena due TBM kan dusunya ikut terkenal misale ono acara opo njuk dipublis neng koran po nang ndi. Terus terkenal kan dusune. Nah itu jadi tambah semangat. Adakah dampak Ty : saya rasa dampak negatif gak Tidak ada dampak negatif dari negatif dari adanya ada mbak. adanya keterlibatan pemuda dalam keterlibatan pemuda pengembangan TBM. dalam pengembangan Wr : Dampak negatifnya gak ada.
214
TBM?
PR : Dampak negatif kayanya gak ada. Kalau kebanyak sih dampak positif mbak. TA : Kebanyakan positif, dampak negatife kayanya gak ada.
7.
Usaha apa yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda?
Ty : Usahanya ketika ada rapat kita kasih konsumsi. Karena ketika acara besar kan gak cuma pengelola yang rapat. Kemudian melakukan kegiatan yang bisa dilakukan bareng-bareng jadi semua ikut terlibat. Dan mengikut sertakan pemuda ketika ada undangan keluar jadi gak harus pengelola yang datang.
Usaha yang selama ini pengelola TBM lakukan untuk mendorong keterlibatan pemuda, yaitu: 1. Pengelola memberikan konsumsi ketika rapat. 2. Pengelola mengadakan kegiatan yang bisa melibatkan semua anggota karang taruna. 3. Mengikut sertakan pemuda ketika TBM diundang keluar Wr : Usahanya tetap menjaga bahwa untuk mengisi materi. koordinasi kepemudaan disini. Ada 4. Tetap menjaga koordinasi beberapa orang yang ikut ketika antar pemuda. TBM diundang keluar. PR : Biasanya kalau TBM itu punya kegiatan yang bisa dilakuin barengbareng jadi gimana bisa akur bisa seneng bisa istilahnya kalau disini guyub rukun.
215
TA : Usahane ya ngopyak-ngopyak memotivasi “ayo gawe barengbareng dibangun bareng-bareng” kaya gitu. Terus kalau rapat dikasih konsumsi ora ketang teh opo opo. Bagaimana pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
Ty : Kalau ada kegiatan kita memberikan pengetahuan ke mereka kegiatane ki manfaate gini-gini. Biar mereka tertarik. Kemudian kita juga mengembangkan acara biar pemuda senang ikut bergabung. Misalnya ketika kita main kemana, nanti pihak TBM ngampirke ke TBM mana.
Ada beberapa cara pengelola TBM dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM, yaitu: 1. Memberikan pengertian manfaat kegiatan 2. Mengembangkan acara supaya Wr : Kita pinter-pinter merangkul pemuda senang ikut bergabung pemudanya, pinter-pinter 3. Mengikut sertakan pemuda mengembangkan acaranya pemuda ketika ada undangan keluar biar seneng ikut bergabung. PR : Kalau TBM ada yang ngundang biasanya di WA “siapa yang mau ikut boleh”. Ada beberapa orang yang ikut.
Hal apa yang menghambat keterlibatan pemuda dalam pengembangan
Ty : Menghambat mungkin waktu. Mereka kan punya kesibukan sendirisendiri to mbak kan gak semuanya mereka luang pas ada kegiatan.
216
Yang menghambat keterlibatan pemuda dalam pengembangangan TBM, yaitu: 1. Kesibukan pemuda karena
TBM?
Pendidikan juga menghambat. “Aku sudah banyak yang bekerja. marasa lulusan SMA, SMP, gak 2. Keterbatasan pendidikan yang kuliah”. Mereka kadang minder. dimiliki. Wr : Kadang pas event apa itu pas hari kerja gini kan banyak yang gak dirumah. PR : Hambatanya sih kesibukan sih mbak. Jujur itu kesibukan. Keterbatas pendidikan juga mbak. TA : Yang menghambat itu waktu. Waktu itu kan karena misale ada acara diluar missal kuliah.
8.
Bagaimana peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM?
Ty : Tokoh masyarakat tetap kami libatkan walaupun cuma pas kita acara. Kaya pas ulang tahun kemarin kita undang semua tokoh masyarakat, bapak RT, bapak kepala dukuh. Bapak kepala dukuh kita libatkan ketika ada mahasiswa dateng misalnya kaya BEM kemarin. Kita menyambut, adakan Pak Dukuh. Komunitas dari UMY juga. Kita libatkan pak dukuh biar pak dukuh tahu. Dalam pengajuan proposal kita
217
Peran tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam mendukung kegiatan atau program TBM adalah menghadiri undangan ketika ada kegiatan di TBM.
libatkan pak dukuh. Jadi pak dukuh tetep ikut berkoordinasi. Sd : Saya biasanya pas umpamanya dari UMY atau UNY pas mau mengadakan pertama kali mau mengadakan kegiatan di TBM saya diundangi ya saya ikut kesana gitu. Sp : Waktu-waktu yang sudah-sudah saya memang banyak belum berperan tapi selama saya dibutuhkan saya mengusahakan usaha datang selama dibutuhkan. Meskipun disana saya cuma duduk mengamati dan mengamatipun juga maerekam apa yang diperbuat anak-anak. TA : Biasanya ya ngasih arah, memberi motivasi.ya menasehati. Memantau kegiatannya. Terus kalau ada kegiatan gede mereka datang karena diundang. Usaha apa yang Ty : Mereka mendukung semua Usaha yang selama ini dilakukan selama ini dilakukan kegiatan yang ada di TBM. oleh tokoh masyarakat dan oleh tokoh perangkat dusun untuk mendorong masyarakat dan Sd : Saya mendukung sekali keterlibatan pemuda dalam
218
pearangkat dusun untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam pengembangan TBM?
kegiatan-kegiatan TBM Taruna Guyub Rukun.
Karang pengembangan TBM adalah mendukung semua kegiatan atau program TBM. Sp : saya tetep mendukung sepenuhnya kegiatan TBM. TA : Ya mendukung itu. Intinya mendukung semua program yang penting positif.
Bagaimana tokoh masyarakat dan perangkat dusun dalam memberikan pengaruh atau memberikan pengetahuan bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM?
Ty : Mereka tokoh masyarakat dan perangkat dusun cuma memberikan dukungan. Kadang gak cuma dukungan, kadang materi juga ada pas ada kegiatan. Kadang pak dukuh ngenei-ngenei semacam dana. Sd : Kalau kemarin itu pas malem tahun baru itu kan pemuda mengadakan pengajian nah itu saya ya sekedar kasih dana sedikit untuk menambah-nambah untuk konsumsi.
219
Cara memberikan pengaruh bahwa keterlibatan pemuda sangat penting dalam pengembangan TBM adalah tokoh masyarakat dan perangkat dusun memberikan dukungan berupa materi.
Lampiran 14. Data Sarana dan Prasarana No.
Nama
Jumlah
Keadaan
1.
Rak Buku
12
Baik
2.
Meja
10
Baik
3.
Kursi
7
Baik
4.
Laptop
1
Baik
5.
Printer
1
Baik
6.
Televisi
1
Baik
7.
Radio
1
Baik
8.
CD/DVD Player
1
Baik
9.
Papan Tulis Whiteboard
1
Baik
10.
Tikar
4
Baik
11.
Karpet
2
Baik
12.
Permainan Edukatif
10
Baik
220
Lampiran 15. Struktur Pengelola TBM Penasehat
: Sudarno
Ketua
: Triyanto, SP
Sekretaris
: Tri Astuti
Bendahara
: Fitri Yuliyanti
Tim Kreatif : Yuka Indra I. Ragil P. Sugeng Haryadi Tim Sosmed : Arif Gunawan Eko Prasetyo Aji Sidiq Purwanto Tim Kegiatan : Wanu Suryanto Nuranisa Nada Utami Suranto
221
Lampiran 16. Prensensi Kehadiran Rapat Karang Taruna
222
223
Lampiran 17. Foto
Hasil partisipasi fisik: Banner TBM Teras Baca Guyub Rukun
Hasil partisipasi fisik: Merchandise berupa kaos
224
Hasil partisipasi fisik: Rak Buku
Bentuk parisipasi fisik: Bimbingan Belajar
225
Bentuk partisipasi fisik: Bermain Sambil Belajar Sabtu Sore
Bentuk partisipasi fisik: Pengumpulan Barang Bekas
226
Lampiran 18. Surat-surat Penelitian
227
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner