Jurnal Ilmiah Niagara Vol. V No. 4, Desember 2013
PARTISIPASI MASYARAKAT DI DALAM MENJAGA KELESTRARIAN LINGKUNGAN DI DESA DUKUH KABUPATEN SERANG Rina Yulianti Prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
[email protected]
ABSTRAK Permasalahan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama. Tidak memandang jenis kelamin gender ataupun status sosial. Sebab, setiap manusia berkedudukan dan memiliki hak yang sama dalam mengatasi berbagai persoalan khususnya lingkungan hidup. Di dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih dan tidak mudah terkena musibah banjir ataupun musibah alam lainnya, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan. Siapa lagi yang akan menjaga kelestarian lingkungan kalau bukan manusia yang ada di lingkungan tersebut. Dengan tidak membuang sampah sembarangan serta melakukan penghijauan dengan penanaman pohon akan membuat lingkungan lebih tahan terhadap bahaya yang di timbulkan oleh alam. Apalagi Desa Dukuh termasuk daerah yang rawan akan banjir, sehingga masyarakatnya harus lebih waspada. Di dalam penelitian ini penulis mengunakan metode penelitian kualitatif, dimana ingin melihat dan mengambarkan seperti apa masyarakat di dalam menjaga kelestarian lingkungan di Desa Dukuh. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan baik peneliti maupun masyarakat, aparat Desa Dukuh serta dinas-dinas terkait agar dapat lebih terbuka di dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kata Kunci : Partisipasi masyarakat, Kelestraian Lingkungan
Pendahuluan Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat besar dan ini harus dijaga kelestarian lingkungannya. Sekarang masyarakat sudah kurang memperdulikan lingkungan di sekitarnya. Mereka tidak berusaha untuk menjaga dan membuat lingkungan mereka hijau atupun bersih. Di dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup ini peran masyarakat sangat penting. Mengingat masyarakat adalah ujung tombak di kehidupan ini. Seperti kita ketahui belakangan ini banyak sekali musibah yang melanda Indonesia, seperti kebakaran hutan, sampah yang menumpuk sampai mengakibatkan banjir. Permasalahan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama. Tidak
memandang jenis kelamin gender ataupun status sosial. Sebab, setiap manusia berkedudukan dan memiliki hak yang sama dalam mengatasi berbagai persoalan khususnya lingkungan hidup. Sekarang saatnya masyarakat Indonesia peduli terhadap lingkungannya yang kini memprihatinkan akibat ulah oknum yang tak bertanggung jawab. Hal itu terlihat dengan sampah yang bertebaran dimanamana, hilangnya fungsi hutan, polusi udara dan air yang sudah diambang batas serta rusaknya keseimbangan ekologi akibat penambangan liar. Sebenarnya peraturan tentang Lingkungan Hidup telah tertuang dalam UU No.32 tahun 2009.Namun, hingga kini belum ada upaya konkret dari pemerintah untuk mengatasi kerusakan alam tersebut. 1
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. V No. 4, Desember 2013
Meskipun demikian, peran pemerintah dan undang-undang bukanlah solusi tetapi kesadaran diri sendiri pada masyarakat terhadap kepedulian lingkungan. Dengan adanya kesadaran tersebut dapat ditunjukan dengan tindakan diri sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan, menghemat listrik,dan tidak merokok ataupun aktivitas yang dapat menimbulkan polusi. Provinsi Banten termasuk wilayah yang secara geografis dekat dengan pemerintahan ibukota. Hal ini tentunya akan membawa konsekuensi Banten mengalami pertumbuhan yang pesat. Dan ini tentu akan membawa dampak pada pembangunan yang akan di lakukan. Di dalam memajukan pembangunan tentunya akan membawa pengaruh juga ke dalam pelestarian lingkungan. Dimana akan ada limbah yang dapat mencemarkan lingkungan. Kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup, menjadi salah satu penyebab semakin tingginya pemanasan global, cuaca ekstrim, bencana alam seperti banjir, longsor, dll (Republika Newsroom, 2009). Kesadaran yang rendah ini, dapat dilihat dari perilaku masyarakat kita sehari-hari, misalnya kebiasaan membuang sampah sembarangan, kebiasaan membakar sampah, menebang pohon sesukanya tanpa ada upaya penanaman kembali. Membangun kesadaran masyarakat memang tidak segampang membalikkan telapak tangan. Perlu kerja sama dari semua pihak, baik masyarakat, pemerintah maupun perusahaan (Widagdo, B, 2011). Perlu waktu yang cukup panjang untuk pelan-pelan membangun kesadaran itu. Perlu contoh dan tauladan yang positif dan konsisten dari pihak-pihak pengambil kebijakan. Kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan sangat mutlak dibutuhkan. Terutama masyarakat di Desa Dukuh. Di desa Kesadaran masyarakat
tentang pelestarian lingkungan masih rendah, tercermin dari kegiatan sehari-hari misalnya masih membuang sampah sembarangan, anggapan membakar sampah adalah cara membuang sampah yang paling praktis dan cepat, dan lain-lain. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan antara lain dapat dilakukan dengan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan penyadaran dan pendampingan pada masyarakat secara intensif serta melibatkan secara langsung masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan pengelolaan wilayah. Desa dukuh merupakan daerah yang rawan banjir di kala musim hujan, hal ini diduga disebabkan oleh ulah manusia, dimana mereka membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah, tidak menanam kembali pohon yang ditebang, kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dari masyarakat di dalam menjaga lingkungan itu sendiri. Sehingga membuat peneliti ingin melakukan penelitian mengenai partisipasi masyarakat di dalam menjaga kelestarian lingkungan di Desa Dukuh Kabupaten Serang. Tinjauan Pustaka Partisipasi Masyarakat Menurut ( Muluk, 2002:9 ) Partisipasi adalah sebuah proses yang melalui stakeholders. Mempengaruhi dan membagi kontrol atas prakarsa pembangunan. Dan keputusan sumberdaya yang mempengaruhinya. Partisipasi juga berarti kemitraan yang dibangun berdasarkan dialog diantara berbagai macam prilaku, yang selama dialog tersebut agenda disusun bersama., pandangan lokal dan pengalaman asli secara hati-hati diusahakan dan dihargai. Slamet M ( 2003 : 08 ) memaknai partisipasi masyarakat dalam pembangunan sebagai ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut serta dalam kegiatan – 2
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. V No. 4, Desember 2013
kegiatan pembangunan, dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil – hasil pembangunan tersebut. Sanit menandaskan dalam Kaho (2007: 126), “ … apabila kita berbicara mengenai pembangunan, sesungguhnya yang diperbincangkan ialah keterlibatan keseluruhan masyarakat sebagai sisitem terhadap masalah yang dihadapinya dan pencarian jawaban bagi masalah tersebut.” Definisi di atas melihat keterlibatan masyarakat mulai dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan keputusan, dan evaluasi. Konsep tersebut menumbuhkan daya kreatif dalam diri setiap orang sehingga menghasilkan konsep partsipasi yang aktif dan kreatif. Demikian pula menurut Curtis Et al. (1978: 1) dalam Makmur (2008: 156) yang menyatakan sebagai berikut: “…Participation is concerned with the distribution of power in society, for it is power which enables groups to determione which needs, and whose needs will be met through the distribution of resources” Kemampuan masyarakat untuk mewujudkan dan memengaruhi arah serta pelaksanaan suatu program ditentukan dengan mengandalakan “power” yang dimilikinya sehingga pemberdayaan (empowerment) merupakan central theme atau jiwa partisipasi yang sifatnya aktif dan kreatif. Partisipasi dapat diartikan sebagai sumbangan, keterlibatan keikutsertaan warga masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan. Suatu proses yang melibatkan masyarakat umum dikenal sebagai peran serta masyarakat. Partisipasi merupakan bentuk dari peran serta masyarakat dimana masyarakat turut serta dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pengawasan. Hardjasoemantri (2005:1) menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi menjadikan anggota masyarakat
mempunyai motivasi kuat untuk bersamasama mengatasi masalah lingkungan dan mengusahakan keberhasilannya. Berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan antara lain : a. Keterlibatan dalam setiap proses pengambilan keputusan dari kegiatan pembangunan. b. Kontribusi masyarakat setempat dalam setiap pekerjaan bangunan yang berbentuk tenaga kerja atau bahan bangunan setempat. c. Berbagai proyek yang dilakukan oleh masyarakat sendiri d. Konsultasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan misalnya pekerjaan bangunan pantai. Canter menunjukkan peran serta masyarakat dalam perencanaan akan menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dalam meningkatkan kualitas keputusan lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat akan dapat ditangkap pandangan, kebutuhan dan pengharapan yang berguna dalam perumusan konsep, penentuan prioritas dan kepentingan dan arah yang positip dari berbagai faktor. Menurut Cohen dan Uphoff dalam Ulifah (2003:23) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan terlibat dalam empat hal yaitu: a. Partisipasi dalam perencanaan merupakan suatu rencana atau keputusan yang telah siapkan oleh pemerintah dalam masyarakat hanya dapat menyatakan untuk setuju tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Mengacu pada konsep diatas, maka partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pada hakikatnya harus meliputi penentuan tujuan oleh masyarakat sendiri dari serangkaian kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan mempergunakan potensi sumbersumber yang ada dimasyarakat sebaik mungkin yang kesemuanya itu 3
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. V No. 4, Desember 2013
disampaikan dalam rapat musyawarah. b. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan hubungan antara pelaksanaan dan pelaksanaannya cukup erat, masalah pelaksanaannya sudah cukup dipertimbangkan dalam menyusun rencana. Hal ini agar terdapat jaminan yang lebih besar dalam merealisasikan tujuan dan sasaran-sasaran rencana itu, oleh sebab itu rencana harus diupayakan semaksimal mungkin. Pembangunan meliputi: pengerahan daya dan dana, administrasi dan koordinasi dan penjabarannya dalam program. Sesuai dengan konsep tersebut maka partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan dapat dilihat dari sejauhmana masyarakat secara aktif ikut melaksanakan pekerjaan dengan memberikan kontribusi (uang, tenaga dan pikiran) untuk menunjang setiap program pembangunan didaerah yang bersangkutan. c. Partisipasi dalam pengawasan merupakan aktifitas untuk menemukan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan terhadap akitifitas yang telah direncanakan dalam rangka menyesuaikan dengan kepentingan masyarakat maka pengawasan dalam partisipasi tidak cukup dilakukan dalam lembaga formal tetapi oleh organisasi masyarakat, golongan kepentingan, kelompok profesi bahkan anggota masyarakat untuk serta mengawasi. d. Partisipasi dalam pemeliharaan dan pemanfaatan meliputi: menerima hasil pembangunan seolah-olah milik sendiri, menggunakan atau memanfaatkan setiap hasil pembangunan, menjadikan atau mengusahakan suatu lapangan
usaha, merawat secara rutin dan sistematis, mengatur kegunaan atau memanfaatkanya, mengusahakan dan mengamankannya serta mengembangkan. Partisipasi dalam pemeliharaan dan pemanfaatan berarti mendukung kearah pembangunan yang serasi dengan martabat manusia keadilan sosial dan memelihara alam sebagai lingkungan manusia untuk generasi yang akan datang. Pelestarian Lingkungan Hidup Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini. 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri. 3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 4. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991. Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini : 1. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang. 4
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. V No. 4, Desember 2013
2.
3.
4.
5.
Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan. Melakukan reboisasi pada lahanlahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
Metode Penelitian Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Penelitian ini berupaya mengetahui dan menjelaskan tentang partisipasi masyarakat di dalam menjaga kelestarian lingkungan di Desa Dukuh Kabupaten Serang. Berkaitan dengan masalah di atas maka peneliti akan menggunakan metode kualitatif, karena metode kualitatif mempelajari data di lapangan secara alamiah dan mengutamakan segi kualitas data dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara serta dokumen. Metode penelitian ini dapat diartikan sebagai aktifitas yang menggunakan kekuatan pikir dan aktifitas observasi dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan guna
memecahkan suatu persoalan (Satori, 2010:3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005:4) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis, lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pembahasan Desa Dukuh merupakan salah satu desa di Kabupaten Serang yang sering terkena banjir di kala musim hujan tiba. Desa ini sangat rawan akan banjir, Dimana kesadaran warganya masih kurang akan kebersihan dan pembuangan sampah. Ketika kita melewati desa ini masih banyak tumpukan sampah yang mana masyarakatnya membuang sampah sembarangan sehingga membuat selokan ataupun gorong-gorong menjadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Air menjadi tidak mengalir karena tertutup oleh sampah-sampah yang dibuang sembarangan. usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini : a) Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang. Masyarakat Desa Dukuh harus diberikan pemahaman bahwa dengan menjaga kelestarian lingkungan di desanya itu akan menghindarkan mereka dari banjir yang selalu datang setiap tahunnya. Mereka tahu dengan membuang sampah sembarangan dan menebang pohon tanpa adanya penanaman pohon kembali, akan mengakibatkan banjir yang akan menyusahkan kehidupan mereka juga. Wawancara dengan Pak Tatang warga setempat terkait dengan pembuangan sampah di desa, “Tidak ada tempat 5
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. V No. 4, Desember 2013
pembuangan sampah khusus disini. Biasanya sampai di buang di samping rumah, di dalam got atau langsung di lempar ke kali yag ada di desa. Hal seperti ini dilakukan oleh semua masyarakat desa dukuh. Wawancara dengan Pak Cecep ,“Masyarakat kampung sini sudah terbiasa buang sampah di kali dan got. Walaupun mereka sudah tahu hal itu akan membuat banjir didesa mereka. Kadang-kadang mereka juga senang dengan datangnya banjir, karena biasanya mereka akan mendapatkan bantuan dari pemerintah”. b) Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan. Di dalam mengatasi banjir tahunan, pemerintah daerah hendaknya selain memberikan pemahamn dan kesadaran di dalam menjaga kelestarian lingkungan, hendaknya mengajak masyarakat agar lebih berpartisipasi di dalam pengolahan limbah yang ada di desa ini. Kepala Desa,Bapak Wasehudin, mengatakan “ Kami sudah pernah melaksanakan pembinaan kepada ibuibu PKK di sini dengan melakukan pemilahan sampah organik dan organik. Selain itu setiap tahun ketika ada mahasiswa kuliah kerja didesa mereka, juga sering di ajarkan cara mengolah limbah rumahtangga agar dapat dipakai lagi atau membuat kerajinan dari barang-barang bekas. c) Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
Terjadinya bencana banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh masyarakat bersama pemerintah belum dilakukan secara optimal. Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Di dalam menjaga kelestarian ini masyarakat dan pemerintah desa saling bekerjasama di dalam penanaman pohon serta tidak sembarang memotong pohon untuk kebutuhan individu/pribadi. d) Menciptakan dan menggunakan barangbarang hasil industri yang ramah lingkungan. Hendaknya pemerintah desa mengajak atau menyuruh warganya untuk menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan. Dengan bersama-sama melakukan hal tersebut paling tidak ini aka memgurangi dari pada resiko banjir. Dan masyarakat juga menjadi orang pertama yang dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup di desa dukuh. Menurut Ibu Hayati, kader di desa dukuh, sering mengaja warga desa terutama ibu-ibu untuk melakukan pembuatan kerajinan tangan dari barang-barang sudah tidak terpakai atau plastik, bekas bungkusa makanan agar tidak di buang tapi dimnafaatkan untuk 6
Jurnal Ilmiah Niagara Vol. V No. 4, Desember 2013
membuat kerajinan sehingga limbah sampah tersebut dapat di jadikan kerajinan, baik berupa tas, dompet yang terbuat dari limbah sampah. Partisipasi masyarakat di dalam menjaga kelestarian lingkungan sangatlah penting. Selain itu juga di bantu oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Agar desa-desa yang sering terkena banjir, dapat di berikan solusi yang tepat terkait tempat tinggal mereka. Sehinnga dapat mengurangi datangnya banjir di desa dukuh. Di dalam penelitian ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan menjaga dan melestarikan lingkungan kita dapat membuat bumi tidak menjadi panas. Selain itu untuk menjaga agar tidak terjadi banjir krn dampak dari pembuangan sampah yang sembarangan maupun penebangan liar. Dengan adanya partisipasi dari masyarakat di dalam menjaga lingkungan diharapkan Desa Dukuh dapat terhindar dari bencana yang di timbulkan oleh alam akibat perbuatan manusia. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah di dalam mengambil sebuah kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan. Dimana Desa Dukuh ini termasuk wilayah yang rawan banjir kalau tidak di jaga kebersihan lingkungannya. Oleh karena itu kami akan mengadakan penelitian di tempat tersebut. Sebagai sumbangsih kami sebagai akademisi yang mempunyai rasa tanggung jawab tri dharma perguruan tinggi. Kesimpulan Desa dukuh merupakan daerah yang rawan banjir di kala musim hujan, hal ini diduga disebabkan oleh ulah manusia, dimana mereka membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah, tidak menanam kembali pohon yang ditebang, kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Hal ini terjadi karena
kurangnya kesadaran dari masyarakat di dalam menjaga lingkungan itu sendiri. Selain itu partisipasi mereka juga perlu di tumbuhkan agar mereka dapat menjaga desa meraka dari bahaya banjir. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas: Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 50-66 Masrofah. 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Abrasi Pantai Di Wilayah Utara Serang, Banten (Studi Kasus Di Desa Lontar). Skripsi. Serang: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Moelong, Lexi j. 1997. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Sugiono. 2008. Metodologi penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Ulifah, Siti. 2003. Partisipasi Masyarakat Dalam Proyek Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan. Tesis (Tidak Diterbitkan). Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.Universitas Indonesia. William Chang, 2001, Moral Lingkungan Hidup, Kanisius, Yogyakarta Undang-Undang No 4 Thun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Artikel Pengertian Kelestarian Lingkungan. 4 Mei 2012
7