PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI DALAM PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOK DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK Chaerul Anam dan Kusmiyati Corr :
[email protected] ABSTRAK Penyusunan RDK dan RDKK merupakan kegiatan strategis yang harus dilaksanakan secara serentak dan tepat waktu, sehingga diperlukan suatu gerakan untuk mendorong kelompok tani untuk berpartisipasi dalam menyusun RDK dan RDKK sesuai dengan acuan dari Permentan No 82 tahun 2013. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi anggota poktan dalam penyusunan RDK dan RDKK dilakukan penelitian di Desa Singakerta Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu mulai tanggal 01 Maret 2014 sampai tanggal, 30 April 2014, dengan jumlah sampel 57 orang petani maju pada 5 poktan. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner dengan alternatif jawaban menggunakan skor 1-4. Pengujian data menggunakan analisis statistik korelasi Spearman’s diperoleh nilai r = 0,690 yang artinya terdapat hubungan yang kuat pada partisipasi petani dalam penyusunan RDK dan RDKK. Menurut Sugiyono (2010) nilai koefesien korelasi antara 0,61 – 0,80 termasuk dalam kategori kuat. Dan dari hasil analisis konkordansi Kendall W, indikator yang termasuk dalam kategori rendah adalah dalam hal kemampuan petani (nilai mean rank 1,62) dalam perencanaan penyusunan RDK dan RDKK dan partisipasi (nilai mean rank 2,34). Indikator inilah yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan melalui kegiatan penyuluhan. Kata Kunci: Partisipasi, Petani, Penyusunan RDK/RDKK ABSTRACT The arrangement of RDK and RDKK was a strategic activity that should perform simultaneously and in right time. A movement to push farmer’s group to participate in arrangement of RDK and RDKK based on reference from Permentan No 82 year 2013 was needed. This research was done in Singakerta village, Krangkeng district, Indramayu regency to know the participation of farmer’s group members in arranging of RDK and RDKK. The research began on 01st March until 30th April 2014, with total sample of 57 advance farmers in 5 farmer’s group. Data was collected using questionnaire with alternative answer score 1-4. The data were analyzed by correlation statistic (Spearman’s analysis). r value = 0,690. It means there is a strong correlation to farmer’s participation in arrangement of RDK and RDKK. Sugiyono (2010) stated that the value of coefficient correlation between 0.61 – 0.80 categorized as strong. The result of concordance Kendal w analysis showed that the competence of farmers (mean rank 1.62) and participation in planning the arrangement of RDK and RDKK (mean rank 2.34) were catagoryzed as low. These indicators were the priority to be increased trough counseling activity. Key words: Participation, Farmer, The Arrangement of RDK/RDKK PENDAHULUAN Untuk mendukung keberhasilan pengembangan usahatani dengan menerapkan teknologi yang direkomendasikan memerlukan adanya gerakan penumbuhan partisipasi petani maupun aparat pembina dan pemangku
kepentingan lainnya untuk menggerakkan penyusunan dan pelaksanaan RDK dan RDKK. Menurut Permentan No 82/2013, RDK merupakan rencana kerja usaha tani dari kelompoktani untuk satu tahun berisi rincian kegiatan tentang: sumber daya dan potensi wilayah, sasaran produktivitas,
pengorganisasian dan pembagian kerja serta kesepakatan bersama dalam pengelolaan usaha tani. RDK dijabarkan lebih lanjut menjadi RDKK. RDKK merupakan alat perumusan untuk memenuhi kebutuhan sarana produksi dan alat mesin pertanian, baik yang berdasarkan kredit/permodalan usaha tani bagi anggota poktan yang memerlukan atau sesuai dengan kebutuhan kegiatan usaha tani serta terciptanya iklim yang kondusif dalam penyedian sarana produksi pertanian. Sehingga kebutuhan petani dapat terpenuhi sesuai dengan azas 6 tepat yaitu tepat jumlah, tepat jenis, tepat waktu, tepat tempat, tepat mutu, dan tepat harga, yang akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan produksi usaha taninya baik kualitas maupun kuantitas. Penyusunan RDK/RDKK merupakan kegiatan strategis yang harus dilaksanakan secara serentak dan tepat waktu, sehingga diperlukan suatu gerakan untuk mendorong poktan untuk menyusun RDK/RDKK dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan petani. Mengingat kemampuan petani dalam penyusunan RDK/RDKK masih terbatas, maka penyuluh pertanian perlu mendampingi dan membimbing poktan. Kegiatan tersebut, diarahkan untuk menumbuhkan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani berkelompok secara terencana dengan azas musyawarah untuk penerapan teknologi sesuai anjuran Penyusunan RDK dan RDKK selama ini disusun oleh petugas terkait/penyuluh pertanian, belum melibatkan partisipasi dari petani. Margono Slamet (1985 ) menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat ditentukan oleh tiga unsur pokok yaitu adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, adanya kesempatan masyarakat untuk Tabel 1. Variabel, Indikator, dan Pengukuran Variabel Partisipasi (X)
Penyusunan RDK dan RDKK (Y)
1. 2. 3. 1. 2. 3.
berpartisipasi dan adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengetahui partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDK dan RDKK serta mengidentifikasi indikator yang perlu ditingkatkan dalam penyusunan RDK dan RDKK. METODE Kajian ini dilaksanakan mulai dari tanggal, 01 Maret 2014 sampai tanggal 30 April 2014, bertempat di Desa Singakerta Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Dengan populasi dari: (1) kelompoktani Sri Merta jumlah petani maju 21 orang, (2) kelompoktani Singaroda dengan jumlah petani maju 20 orang, (3) kelompoktani Sri Lestari I jumlah petani maju 20 orang, (4) kelompoktani Sri Lestari II jumlah petani maju 20 orang dan (5) kelompoktani Harum Sari jumlah petani maju 22 orang, sehingga total populasi adalah 103 orang petani maju dengan sampel sebanyak 57 orang responden yang didistribusikan secara proposional pada ke lima kelompoktani tersebut. Sesuai dengan judul dari kajian ini yaitu tentang partisipasi anggota kelompoktani (petani) dalam penyusunan RDK dan RDKK, dan berdasarkan pendapat Mardikanto (2010) bahwa pengertian partisipasi adalah peran serta masyarakat yang merupakan suatu keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya maupun dari faktor luar, dalam keseluruhan proses kegiatan yang mencakup pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, maka variabel dan indikator yang diukur dapat dilihat pada Tabel 1. Pengukuran menggunakan skor 1-4.
Indikator Kemauan Kemampuan Kesempatan Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi
Pengukuran Skor 1-4 Skor 1-4 Skor 1-4 Skor 1-4 Skor 1-4 Skor 1-4
Teknik analisis data menggunakan Sugiyono (2011). Menurut Sugiyono (2011) kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara langsung dengan petani menggunakan kuesioner yang telah disiapkan dan diuji validitas dan realiabilitas datanya pada kelompoktani lain yang kelasnya sama. Kuesioner diisi oleh petani atau dibimbing oleh Enumerator dalam pengisiannya, dengan harapan tidak terjadi bias yang terlalu besar, akibat ketidakpahaman terhadap kuesioner. Pengumpulan data dengan cara mengambil data primer dan sekunder. HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Wilayah Keadaan umum
Desa Singakerta mempunyai luas wilayah 529 ha. dengan topografi datar, berada pada ketinggian antara 1,5 – 4 meter dari permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan tanah/topografi 0 – 2 %. Luas wilayah Desa Singakerta adalah + 529 hektar. Desa ini merupakan salah satu desa dalam wilayah administrasi Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat dengan batas wilayah sebelah: Utara berbatasan dengan Desa Srengseng; Selatan berbatasan dengan Desa Kapetakan; Timur berbatasan dengan Desa Bungko Lor; Barat berbatasan dengan Desa Kapringan. Dengan mengetahui batas-batas wilayah desa dapat mempermudah bagi pelaku utama serta pelaku usaha dalam menentukan sampai dimana batas wilayah antar desa, dan pengurus kelompoktani dapat mengetahui luas wilayahnya dan siapa saja anggotanya, sehingga akan mempermudah dalam penyusunan RDK dan RDKK. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaan. Luas lahan berdasarkan penggunaan di Desa Singakerta Kecamatan Krangkeng dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) 1 Sawah 343 64,8 2 Pemukiman 29 5,4 3 Pekarangan 65 12,3 4 Tambak 92 17,4 Jumlah 529 100 Sumber : Data dasar potensi pembanguan pertanian dan perikanan BPP Kec. Krangkeng. Melihat Tabel 2 diatas, maka penggunaan lahan yang terbanyak adalah sebagai lahan sawah, disusul kemudian sebagai lahan tambak, lahan pekarangan atau tanah darat dan yang terakhir untuk pemukiman
1)
Penduduk a) Jumlah Penduduk
Penduduk Desa Singakerta terdiri dari laki-laki dan perempuan yang tersaji dalam Tabel 3.
Sumber Daya Manusia Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah penduduk (orang) 1 Laki-laki 2608 2 Perempuan 2559 Jumlah 5167
Persentase (%) 50,47 49.53 100
Penduduk Desa Singakerta terdiri dari laki-laki dan perempuan namun jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduk perempuan seperti yang tersaji dalam Tabel 3. Penduduk perempuan banyak yang bekerja diluar daerah dan luar negeri sebagai TKI. Menurut Koordinator Statistik Kecamatan Krangkeng, BPS mendata penduduk suatu desa apabila seseorang telah menetap di suatu tempat lebih dari 6 bulan berturut-turut. Penduduk yang telah tinggal selama minimal 6 bulan berturut-turut, dianggap sebagai penduduk desa tersebut dan sebaliknya apabila seseorang penduduk yang keluar dari desa selama lebih dari 6 bulan berturut kemudian di bulan berikutnya dipastikan akan pulang ke desa tersebut maka masih tetap di data sebagai penduduk desa tersebut; seperti contoh seorang nelayan yang
berlayar dilaut. Akan tetapi kalau dipastikan tidak akan pulang lagi selama waktu tersebut seperti pada TKI, maka mereka tidak data sebagai penduduk desa tersebut. Hal inilah yang menyebabkan jumlah penduduk laki-laki di Desa Singakerta lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan karena di desa ini banyak penduduk perempuan yang bekerja di luar desa bahkan di luar negeri, sehingga keterlibatan petani dalam penyusunan RDK dan RDKK mayoritas dilakukan oleh penduduk laki-laki. b) Jumlah Kepala Keluarga Penduduk Desa Singakerta terdiri dari beberapa kepala keluarga (KK) tani dan kepala keluarga selain tani. Jumlah kepala keluarga penduduk tersaji dalam Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kepala Keluarga. No Kepala Keluarga Jumlah KK Persentase (%) 1 Tani 337 26.16 2 Non tani 951 73,84 Jumlah 1288 100 Jumlah kepala keluarga tani pada Desa untuk meningkatkan usahanya sudah Singakerta tercatat sebesar 26,16% yang seharusnya petani berpartisipasi dalam tersaji dalam Tabel 4. Pada kepala keluarga menyusun RDK dan RDKK. non tanipun ada anggota keluarganya yang 2) Kelembagaan Tani (kelompoktani) bekerja sebagai buruh tani. Jumlah buruh tani Jumlah kelompoktani berdasarkan Kelas yang cukup banyak mempermudah Kelompok dan susunan pengurusnya pada memperoleh tenaga kerja untuk usaha tani. Dengan kondisi yang demikian maka Desa Singakerta tersaji pada Tabel 5. penduduk desa mayoritas berusaha tani dan Tabel 5. Kelompoktani Berdasarkan Kelas Kelompok dan Susunan Pengurus Kelas Kelompok Jml. (org) Nama No Ketua Sekretaris Bendahara Jml Kelompok P L M U Angg Maju 1 Sri Merta Caswadi Pandi Warsa 1 110 21 2 Singaroda Sirajudin Suriwan Said A. 1 127 20 3 Sri Lestari I Rajid Carisa Raskam 1 111 20 4 Sri Lestari II Asman Soyan Abdul 1 102 20 5 Harum Sari Juhri Rakil Carsima 1 108 22 Jumlah 2 3 5 558 103 kemunduran. Kondisi ini Di Desa Singakerta terdapat mengalami merupakan hambatan dan perlu dicari kelembagaan tani pada 5 (lima) blok yang terdiri dari 5 kelompoktani yang lengkap solusinya agar hambatan tersebut menjadi sehingga dapat mendukung dengan pendukungnya seperti susunan dan potensi unsur pengurus, anggota, administrasi, luas keberhasilan dalam berusaha tani. wilayah dan sarana lainnya, namun kelas kelompoktaninya tidak berkembang bahkan
Peta Desa
Peta digunakan untuk menggambarkan dan memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan, antara lain: a). Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi; b). Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi; c). Menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti gunung, sungai, daratan, rawa dan bentuk-bentuk lainnya; d). Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti; e). Menyajikan data tentang potensi dan masalah pada suatu wilayah; f). Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan; g). Alat untuk mempelajari hubungan timbalbalik antara fenomena-fenomena (gejalagejala) geografi di permukaan bumi. Begitu juga peta desa, fungsinya sama, namun hanya terbatas untuk desa yang bersangkutan saja; sehingga dengan menggambarkan peta desa maka dapat berfungsi untuk memudahkan kita dalam merencanakan penyusunaan RDK dan RDKK, sesuai dengan potensi yang ada didesa tsb. Terdapat program P2BN (Program Peningkatan Produksi Beras Nasional) di Tabel 6. Karateristik Responden Pendidikan Umur TK pendidikan Ʃ n (%) Usia Ʃ n Tidak tamat SD 15 26 24 - 34 3 SD 27 47 35 – 44 21 SLTP 10 18 45 – 54 19 SLTA 5 9 55 - 65 14
desa ini. Oleh karena itu sudah selayaknya untuk mengembangkan usaha tani perlu adanya partisipasi aktif petani dalam menyusun RDK untuk setiap tahun yaitu pada awal tahun dan RDKK yang disusun setiap satu bulan sebelum musim tanam, sesuai dengan acuan lampiran pada permentan No. 82 tahun 2013. Karakteristik responden Responden yang diambil pada penelitian ini adalah petani maju, yaitu petani yang menggarap lahannya untuk usaha tani dengan mengadopsi informasi serta menggunakan tehnologi yang baru. Petani maju merupakan orang yang dianggap dan diharapkan dapat berpartisipasi dalam penyusunan RDK dan RDKK, walaupun ada diantara responden yang mempunyai anggapan/pendapat bahwa penyusunan RDK dan RDKK cukup disusun oleh penyuluh pertanian atau petugas terkait. Karakteristik responden baik dalam pendidikan, umur, luas garapan dan produktivitas pada ke 5 kelompoktani yang ada di Desa Singakerta Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu, tersaji pada Tabel 6.
Luas Garapan (%) Luas Ʃn (%) 5 < 1,0 32 56 39 37 1,0 – 1,99 22 33 > 2,0 3 5 25
Karakteristik responden pada kajian ini dengan mengambil sampel pada petani maju sebanyak 57 orang responden. Sejumlah 57 orang responden tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang menganggap bahwa penyusunan RDK dan RDKK sebaiknya disusun oleh anggota dan pengurus kelompoktani, tetapi ada yang berpendapat (sebagian dari responden) bahwa penyusunan RDK dan RDKK cukup disusun oleh Penyuluh Pertanian/Petugas Dinas Pertanian terkait saja tidak perlu adanya partisipasi dari petani/anggota kelompoktani lagi. Hal ini kemungkinan karena ketidakpahaman mereka tentang arti, tujuan dan manfaat dari RDK dan
Produktivitas Prod. Ʃ n (%) < 5,5 53 95 5,5 - 7 3 5 >7 0 0
RDKK, atau mungkin karena faktor tingkat pendidikan yang rendah atau pengetahuan yang terbatas. 1.
Pendidikan Responden Dari 57 orang responden, yang berpendidikan tidak tamat SD sebanyak 15 orang responden (26,32%) dan yang tamat SD sebanyak 27 orang responden (47,37%). Hal ini menandakan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak masih tergolong dalam pendidikan tingkat dasar sesuai dengan tingkat pendidikan penduduk Desa Singakerta yang tersaji dalam Tabel 6. 2.
Umur Responden
Usia responden termasuk dalam usia produktif dan masuk kedalam usia prima sebanyak 43 orang (75,4%). Menurut Indrayanti, dkk. (2007) penduduk yang termasuk dalam usia kerja dan juga merupakan kelompok usia prima (25-54 tahun) adalah penduduk yang sangat berpotensi untuk menghasilkan barang dan jasa dalam pasar tenaga kerja guna mengaktifkan roda perekonomian suatu negara. Kelompok penduduk ini merupakan bagian dari penduduk usia produktif (15-64 tahun). Hal ini berarti tingkat semangat kerja responden dalam berusaha tani masih cukup tinggi. 3.
Luas Garapan Responden
Luas garapan atau luas usaha tani yang dikelola oleh responden termasuk dalam kategori sempit yaitu dengan luas garapan < 1 ha (rata-rata 0,44 ha) dan termasuk dalam kategori petani gurem dengan responden sebanyak 32 orang (56,1%). Luas lahan usaha tani yang kurang dari 1 hektar (0,44 ha) untuk usaha budi daya tanaman padi untuk satu siklus usaha tani selama 4 (empat) bulan dengan tingkat produktivitas 5,5 ton/ha akan berpengaruh terhadap pendapatan. Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya mereka akan mencari tambahan penghasilan lain, sehingga kesempatan dan kemauan untuk meningkatkan kemampuanpun akan rendah, hal ini merupakan hambatan keterlibatan mereka untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan RDK dan RDKK. 4.
Produktifitas usaha tani padi responden dibawah 5,5 ton/ha ( termasuk dalam kategori rendah) sebanyak 53 orang (94,6%) karena tingkat produktifitas di wilayah BPP Kecamatan Krangkeng dalam programa tahun 2013 tercatat dalam angka 7,02 ton/ha. Dengan produktivitas yang rendah dan luas garapan yang sempit maka akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperolehnya. Pendidikan yang rendah, luas garapan yang tergolong sempit dan produktivitas yang rendah merupakan hambatan dalam proses penyusunan RDK dan RDKK yang dilakukan oleh anggota kelompoktani. Perlu solusi untuk hambatan-hambatan tersebut dengan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap oleh pihak terkait. Peran dari penyuluh pertanian sangatlah penting, terutama memberikan materi yang berkaitan dengan proses penyusunan RDK dan RDKK melalui penyuluhan, bimbingan, dukungan/dorongan dari penyuluh pertanian dan pihak-pihak yang terkait. Analisis Data Tingkat hubungan/korelasi Untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel X (partisipasi petani) dan variabel Y (penyusunan RDK dan RDKK) maka dilakukan uji dengan teknik analisis corellate Spearman . Dengan uji ini dapat diketahui kontribusi dan korelasi/hubungan partisipasi petani dalam penyusunan RDK dan RDKK. Hasil uji tersaji pada Tabel 7.
Produktivitas Usaha Tani Responden
Tabel 7. Korelasi Spearman's rho
Partisipasi
Penyusunan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Partisipasi 1,000 . 57 ,690** ,000 . 57
Penyusunan ,690** ,000 57 1,000 57
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa koefisien korelasi partisipasi petani terhadap penyusunan RDK dan RDKK memiliki nilai rho (koefesien Korelasi) sebesar 0,690, dan untuk koefisien determinasinya adalah 0,4761
atau 47,61 %. Hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat (0,690) pada partisipasi petani terhadap penyusunan RDK dan RDKK dan memberikan kontribusi sebesar 47,61%. Tingkat korelasi/hubungan partisipasi petani terhadap penyusunan RDK dan RDKK
melalui analisis korelasi diperoleh nilai secara signifikan dapat mempengaruhi dalam koefesien Korelasi sebesar 0,690. Menurut penyusunan RDK dan RDKK. Sugiono (2010) dengan nilai koefesien 1. Mengetahui Indikator Terendah korelasi 0,690 berarti terdapat hubungan yang a) Distribusi Jawaban Responden kuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Nilai t tabel dengan jumlah responden 57 (n = 57) pada taraf kesalahan 1% adalah responden menggunakan kuesioner, yang 2,665 (melihat dari daftar tabel t), dan untuk t sebelumnya kuisioner telah diuji validitas dan hitungnya diperoleh dengan nilai sebesar 7,07. reliabilitasnya pada kelompoktani yang sama Ternyata nilai t hitungnya jauh lebih besar dari dengan responden berbeda, maka dapat nilai t tabel (7,07 > 2,665), dengan demikian disajikan distribusi jawaban responden seperti partisipasi petani (anggota kelompoktani) pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Partisipasi Anggota Kelompoktani dalam Penyusunan RDK/RDKK. Ʃn Varabel Indikator Kategori % Mean 4. Kemauan Rendah 1,0 – 1,99 1 1.75 3,30 Sedang 2,0 – 2,99 3 5,25 Tinggi 3,0 – 4,00 53 93,00 5. Kemampuan Rendah 1,0 – 1,99 1 1,75 3,08 Sedang 2,0 – 2,99 10 17,55 Partisipasi (X) Tinggi 3,0 – 4,00 48 80,70 6. Kesempatan Rendah 1,0 – 1,99 0 0 3,21 Sedang 2,0 – 2,99 5 8,77 Tinggi 3,0 – 4,00 52 91,23 4. Perencanaan Rendah 1,0 – 1,99 0 0 3,15 Sedang 2,0 – 2,99 14 24,56 Tinggi 3,0 – 4,00 43 75,44 5. Pelaksanaan Rendah 1,0 – 1,99 0 0 3,19 Penyusunan RDK Sedang 2,0 – 2,99 5 8,77 dan RDKK (Y) Tinggi 3,0 – 4,00 52 91,23 6. Evaluasi Rendah 1,0 – 1,99 0 0 3,15 Sedang 2,0 – 2,99 4 7,02 Tinggi 3,0 – 4,00 53 92,98
Dari hasil distribusi jawaban responden terlihat nilai jawaban responden dalam kisaran angka 1,00 sampai dengan 4,00 tetapi responden lebih banyak menjawab pada kisaran angka 3. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada dasarnya mempunyai kesempatan, kemauan, dan kemampuan. Partisipasi anggota kelompoktani dalam penusunan RDK dan RDKK dapat dilihat dari indikator kesempatan kemauan, dan kemampuan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tingkat partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDK dan RDKK rata-rata termasuk dalam kategori tinggi, namun dalam pengklasifikasianya dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu
klasifikasi tinggi, sedang dan rendah; a). pada indikator kemauan untuk menyusun RDK dan RDKK termasuk dalam klasifikasi tinggi (96,5%); b). Tingkat partisipasi anggota dalam hal kemampuan pada klasifikasi rendah (.84,21%.); dan c). Indikator kesempatan termasuk dalam klasifikasi sedang (91,23%). b) Mengetahui peringkat (mean rank) Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Statistik Non-Parametrik Konkordasi Kendall’s W, sehingga dapat diketahui rangking dari setiap Variabel. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Analisis Statistik Non Parametrik Konkordasi Kendall’s W, Partisipasi Anggota Poktan dalam Penyusunan RDK dan RDKK. Variabel Indikator Mean Rank Peringkat Prioritas Partisipasi (X) 1. Kemauan 2.34 1 3 2. Kemampuan 3 1.62 1 3. Kesempatan 2,04 2 2 penyusunan RDK/RDKK (Y) 1. Perencanaan 1,85 3 1 2. Pelaksanaan 2.18 1 3 3. Evaluasi 1,97 2 2
Dari hasil analisis Statistik NonParametrik konkordansi Kendall’s W, terlihat bahwa partisipasi anggota kelompok dalam penyusunan RDK dan RDKK yang termasuk pada kategori rendah adalah dalam hal kemampuan dengan nilai mean rank 1,62, sedangkan partisipasi anggota yang tergolong tinggi adalah partisipasi anggota dalam kemauan anggota untuk menyusun RDK dan RDKK dengan mean rank 2,34, dan partisipasi petani dalam hal kesempatan termasuk dalam kategori sedang dengan mean rank 2,04 Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis Kendall’s w, dapat diperoleh bahwa indikator yang harus ditingkatkan adalah indikator kemampuan partisipasi anggota kelompoktani dan indikator perencanaan dalam penyusunan RDK dan RDKK. SIMPULAN Analisis statistik Non parametric correlations Spearman’s menunjukkan adanya hubungan yang kuat Partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDK dan RDKK dan partisipasi petani (anggota kelompoktani) secara sangat signifikan mempengaruhi dalam penyusunan RDK dan RDKK. Indikator yang terendah nilainya adalah “kemampuan” anggota kelompok dan indikator “perencanaan” dalam penyusunan
RDK dan RDKK. Dengan demikian materi kegiatan penyuluhan yang harus diberikan adalah peningkatan kemampuan petani dalam perencanaan penyusunan RDK dan RDKK. DAFTAR PUSTAKA BPP
Kec. Krangkeng. 2013. Programa Kecamatan Krangkeng. Krangkeng: BPP Kecamatan Krangkeng
Indrayanti S. dkk. 2007. Analisis Perkembangan Statistik Ketenagaan Kerjaan. (Laporan Sosial Indonesia 2007). Jakarta: Badan Pusat Statistik Kementrian Pertanian RI. 2013. Peraturan Menteri Pertanian. Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelopoktani dan Gabungan Kelompoktani. Jakarta: Kementrian Pertanian. Mardikanto, T. 2010. Komunikasi Pembangunan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret & PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sugiyono 2010, Statistika untuk Penelitian Cetakan ke-16 Bandung: Alfabeta. Sugiyono 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D Cetakan ke-14 Bandung: Alfabeta