PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI DAN PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENYUSUNAN RDK – RDKK
YOYON HARYANTO WIDA PRADIANA
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR
2014
ABSTRACT This research aimed to describe the level of participation of farmergroup members in preparing and analyzing the RDK-RDKK of farmergroup influence member participation and the role of agriculture extension field in preparation RDK-RDKK. This research was conducted in the farmergroup in the Cianjur district, west Java Province. Data was collected for 3 Months, starting in November of 2013, then resumed in March and ending in April 2014. Population in this study are farmers who are members of as many as 415 people of further of groupfarmers. Samples were taken from three villages closest to the location BPP slugs districts, namely : Ciputri, Ciherang and the Cipendawa Villages. Sampling was done by using purposive sampling technique that was selected 30 research respondents. Data were analyzed descriptively, analyzed Kendall’s coofficient of concordance – W was used to determine the level of participation of farmers when drafting RDK-RDKK and path analysis were used to anlyze the effects of both variables in the preparation of the RDK-RDKK. The results showed that the participation of farmergroup members in the preparation of the RDK-RDKK of the three indicators in the range of 1.92 – 2.10 or can be interpreted that the general level of participation of farmer group members were in the low category, while the role of agricultural extension as a facilitator in the preparation of the RDK-RDKK activity was expected exixtece and role as a mentor and successor in the preparation of RDK-RDKK dokuments. Factors that influence directly in the preparation of the RDK-RDKK was the role of agricultural extension as a good facilitator in guiding and guiding farmergroup members and to plan, implement and evaluate the preparation of the RDK-RDKK, while the participation of farmergroup members were still low due to limited understanding and knowledge of the RDK-RDKK be a factor that doesnt have a direct influence in the drafting of the RDK-RDKK document. The Results can be recommended several things related to : 1) requaired special training for farmers to prepare RDK-RDKK that right, accordance with the format, so that farmers know the needs of farming independently so it doesnt depend on agricultural extension, 2) required enrichment back to the agricultural extension workers on how be a good facilitator need to plan farmergroup of surrogate, compiled in accordance with the format and not project oriented and able to objectively evaluate the performance results of the activities described in the RDK-RDKK dokument through training can be organized by the agricultural training center – BPPSDMP. Keyword :
Farmergroup of participation, the role of agriculture extension, RDKRDKK.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pertanian No. 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani mengamanatkan bahwa petani sebagai pelaku utama pembangunan, perlu memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan sasaran produksi dan produktivitas
target
pencapaian
swasembada
dan
swasembada
berkelanjutan. Instrumen yang digunakan dalam menyusun perencanaan sasaran tersebut dilakukan melalui penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian melalui musyawarah menyusun RDK yang merupakan rencana kerja usahatani dari Kelompoktani untuk satu periode satu tahun berisi rincian kegiatan dan kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani. Partisipasi petani terhadap pembangunan pertanian di daerah sangat penting, khususnya
dalam
penyusunan
RDK-RDKK
untuk
mendukung
keberhasilan pengembangan usahatani dengan menerapkan teknologi yang
direkomendasikan.
menumbuhkan
kemampuan
Kegiatan petani
tersebut, dalam
diarahkan
melaksanakan
untuk kegiatan
usahatani berkelompok secara berencana dengan azas musyawarah untuk menjamin penerapan teknologi sesuai anjuran.
Selain partisipasi petani, peran penyuluh pertanian juga sangat penting dalam penyusunan RDK dan RDKK. Hal ini dikarenakan kemampuan petani dalam menyusun perencanaan masih terbatas, maka penyuluh pertanian perlu mendampingi dan membimbing petani/kelompok dalam menyusunnya, sehingga rencana yang disusun sesuai dengan kebutuhan
dan
kemampuan
petani
dalam
menjalankan
kegiatan
usahataninya. Sinergisitas antara partisipasi petani, peran dari penyuluh pertanian diharapkan dapat mempermudah dalam menyusun rencana kegiatan Kelompoktani yang dituangkan dalam RDK dan RDKK yang selama ini selalu menjadi titik permasalahan perencanaan kegiatan petani yang seringkali tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan. B. Rumusan Masalah 1) Seperti apakah tingkat partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDK - RDKK?. 2) Sejauh mana pengaruh partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDK - RDKK? 3) Sejauh mana pengaruh peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam penyusunan RDK – RDKK? C. Tujuan 1) Mendeskripsikan tingkat partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RKD - RDKK.
2) Menganalisis pengaruh partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian lapangan dalam penyusunan RDK – RDKK.
D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya untuk pembinaan dan pemberdayaan masyarakat tani dalam kegiatan penyuluhan pertanian terutama dalam penyusunan RDK dan RDKK Kelompoktani serta pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan sosial budaya serta untuk pengayaan bahan ajar di lingkungan STPP.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan (Mardikanto 2013: 151). Wicox (1988) dalam Mardikanto (2013: 156-157) mengemukakan adanya lima tingkatan tahapan partisipasi yaitu (1). Memberikan informasi (Information); (2). Konsultasi (Consultation), yaitu menawarkan pendapat; (3). Pengambil keputusan bersama (Deciding together), dalam arti memberikan dukungan terhadap ide, gagasan; (4). Bertindak bersama (Acting together), dalam arti menjalin kemitraan dalam pelaksanaan kegiatannya; dan (5). Memberikan dukungan (Supporting independent community interest). B. Kelompoktani Kelompoktani
adalah
kumpulan
petani/peternak/pekebun
yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Jumlah anggota kelompoktani 20 sampai 25 petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya (Permentan 237 tahun 2007). C. Peran Penyuluh Pertanian
Menurut Asngari (2003), peran utama penyuluh yaitu : (1) peleburan diri dengan masyarakat sasaran, (2) menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan berencana, dan (3) memantapkan hubungan sosial dengan
masyarakat
sasaran.
Mosher
dalam
Mardikanto
(2009)
mengemukakan bahwa seorang penyuluh harus mampu melakukan peran ganda yaitu: (1) sebagai guru, (2) sebagai analisator,
(3) sebagai
konsultan dan (4) sebagai organisator. Fungsi dan peran Penyuluh Pertanian dalam sistem penyuluhan pertanian menurut Kepmenakertrans No. 43 Tahun 2013, yaitu: (1) memfasilitasi proses pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha; (2) mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha; (3) meningkatkan
kemampuan
kepemimpinan,
manajerial,
dan
kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha; (4) membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha yang baik dan berkelanjutan; (5) membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha; (6) menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku
usaha
terhadap
kelestarian
fungsi
lingkungan;
dan
(7)
melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian yang maju dan modern bagi pelaku utama dan pelaku usaha secara berkelanjutan. D. Penyusunan RDK – RDKK
Rencana Definitif Kelompok (RDK) menurut Permentan No. 82 Tahun 2013 adalah rencana kerja usahatani dari kelompoktani untuk satu tahun, yang disusun melalui musyawarah dan berisi rincian tentang sumber daya dan potensi wilayah, sasaran produktivitas, pengorganisasian dan pembagian kerja, serta kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani.
RDK disusun untuk perencanaan kegiatan pengembangan
usahatani kelompok, termasuk kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan), dalam jangka waktu satu tahun. RDK-RDKK
merupakan
bahan
dalam
penyusunan
programa
penyuluhan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan usulan penyelenggaraan
penyuluhan
melalui
musyawarah
perencanaan
pembangunan desa (musrenbangdes) dan rencana pengadaan dan pelayanan sarana produksi pertanian dari gabungan kelompoktani. E. Kerangka Berpikir Partisipasi anggota kelompoktani memiliki urgensi yang cukup penting terhadap
pengembangan
suatu
Kelompoktani.
Kadangkala
maju
mundurnya suatu kelompoktani dipengaruhi oleh besar kecilnya kontribusi dan keaktivan para anggotanya yang berada di kelompoktani tersebut. Penyuluh pertanian memiliki peranan dalam menjembatani antara kondisi yang
dihadapi
petani
di
kelompoktani
dengan keadaan
di
luar
kelompoktani tersebut. Salah satunya adalah dalam kegiatan penyusunan rencana definitif kelompoktani yang disusun sebagai bentuk rencana kegiatan kelompoktani untuk satu tahun yang berisi rincian kegiatan dan
kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani dan rencana definiif kebutuhan
kelompoktani
sebagai
dasar
rencana
pengadaan
dan
pelayanan dari gabungan kelompoktani. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan mendeskripsikan seberapa besar pengaruh kedua komponen penting ini dalam kegiatan penyusunan RDK-RDKK. Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Partisipasi Anggota Kelompoktani (X1) dan Peran Penyuluh Pertanian (X2) sebagai variabel Independen, serta Penyusunan RDK-RDKK (Y) sebagai variabel Dependen. Kerangka berpikir dari penelitian ini tersaji ada Gambar 1.
Partisipasi Anggota Kelompoktani (X1) 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi
Peran Penyuluh Pertanian (X2) 1. Fasilitator kegiatan perencanaan 2. Fasilitator kegiatan pelaksanaan 3. Fasilitator kegiatan evaluasi
Gambar 1.
Penyusunan RDK – RDKK (Y) - Pertemuan Pengurus Kelompok - Pertemuan Anggota Kelompok - Sistematis Penyusunan
Kerangka berpikir penelitian pengaruh partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK RDKK
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelompoktani yang berada di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelompoktani tersebut memiliki susunan organisasi kelompoktani yang lengkap, penyuluh pertanian aktif dan selalu membimbing kegiatan kelompoktani. Waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan, dimulai pada bulan November tahun 2013 yang kemudian dilanjutkan kembali pada bulan Maret sampai dengan bulan April tahun 2014. B. Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu suatu metode pengumpulan data yang cepat dengan menggunakan kuisioner dari sekelompok orang atau sampel. Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif eksplanatori yaitu jenis penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan, menguji hubungan, dan menguji pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan yang telah dirumuskan sebelumnya. Variabel-variabel yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah peubah bebas, yaitu: (1) Partisipasi Anggota Kelompoktani (X1), (2) Peran Penyuluh Pertanian (X2) dan peubah tidak bebas yaitu (3) Penyusunan RDK – RDKK (Y).
C. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah petani yang menjadi anggota kelompoktani lanjut di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Jumlah kelompoktani lanjut yaitu 28 kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 415 orang. Mempertimbangkan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya serta berdasarkan kondisi di lapangan, maka sampel diambil dari tiga desa terdekat dengan lokasi BPP Kecamatan Pacet, diantaranya yaitu Desa Ciputri, Desa Ciherang, dan Desa Cipendawa. Masing-masing desa tersebut kemudian
dipilih satu kelompoktani
yang termasuk dalam kelas kelompok lanjut. Penentuan sampel dari masing-masing kelompoktani dilakukan secara proportional allocation sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas, et al. (2006: 6.24), sehingga
diperoleh
jumlah
sampel
masing-masing
kelompoktani
sebagaimana tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Sampel Masing-masing Kelompoktani No
Nama Kelompoktani 1. Mandiri 2. Jaya Lestari 3. Cemerlang Total
Jumlah Populasi (orang) 10 15 15 40
Jumlah Sampel (orang) 8 11 11 30
D. Instrumentasi Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama merupakan data dasar responden, bagian kedua berisikan pernyataan yang berkaitan dengan partisipasi anggota
kelompoktani, dan bagian ketiga, berisikan pernyataan yang berkaitan dengan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK. Uji instrumen kajian dilakukan terhadap 10 orang responden anggota kelompoktani lanjut di Kelompoktani Giri Lestari di luar kelompoktani sampel. Berdasarkan hasil uji instrumen menggunakan SPSS versi 20 diketahui bahwa hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0,923. Maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian . E. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara pada responden dengan menggunakan kuesioner dan observasi atau pengamatan secara sistematis terhadap obyek penelitian. F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif, analisis koefisien konkordansi Kendall’s W dan analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis. Menurut Sugiyono (2010) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Sementara itu analisis Koefisien konkordansi Kendall’s W digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi petani pada kegiatan penyusunan RDK-RDKK, sedangkan analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variabel partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK. Diagram penelitian pengaruh partisipasi anggota Kelompoktani dan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK tersaji pada Gambar 2.
X1
yX1
€ Y
X2X1
X2 yX2
Gambar 2.
Diagram penelitian pengaruh partisipasi anggota Kelompoktani (X1) dan peran penyuluh pertanian (X2) dalam penyusunan RDK – RDKK (Y).
G. Definisi Istilah 1. Partisipasi anggota kelompoktani adalah keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. 2. Peran Penyuluh Pertanian adalah tugas atau tanggungjawab yang diberikan kepada seorang petugas untuk membina, memandu dan membimbing kelompoktani. 3. RDK dan RDKK adalah hasil perencanaan secara bersama antara pengurus dan anggota kelompoktani dengan bimbingan penyuluh pertanian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Partisipasi Anggota Kelompoktani dan Peran Penyuluh Pertanian dalam Penyusunan RDK-RDKK Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Suhendri (2014), pada lokasi dan responden yang sama dengan judul tingkat partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDK-RDKK yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari penelitian ini, diperoleh hasil yaitu bahwa partisipasi anggota kelompoktani dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan penyusunan dan evaluasi RDK-RDKK secara keseluruhan sangat rendah. Dari ketiga indikator tersebut, anggota kelompoktani memiliki keterlibatan yang paling rendah pada kegiatan evaluasi
dan
peringkat
kesatu
dari
indikator
partisipasi anggota
kelompoktani dalam penyusunan RDK-RDK ini adalah pada kegiatan perencanaan. Cukup dimaklumi jika antusiasme keterlibatan anggota kelompoktani sangat besar dalam kegiatan perencanaan, hal ini dikarenakan kegiatan perencanaan sangat bersentuhan sekali dengan faktor kebutuhan sarana usahatani di setiap anggotanya yang harus dipenuhi dalam satu musim tanam. Sehingga jika mereka tidak terlibat dan berpartisipasi akan merugikan mereka yaitu kebutuhan sarana produksi pertanian selama satu musim tanam akan tidak sesuai dan diabaikan oleh pengurus kelompok.
Selengkapnya
rangking
pada
indikator
perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dalam penyusunan RDK-RDKK hasil Uji Konkordansi Kendall’s W tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Konkordansi Kendall’s W Tingkat Partisipasi Anggota Kelompoktani dalam Penyusunan RDK-RDKK No Aspek Mean Rank 1. Perencanaan 2.10 2. Pelaksanaan 1.98 3. Evaluasi 1.92 Sumber: Analisis pada lampiran 5.
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Ranking I II III
Hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada responden, rendahnya
keterlibatan
anggota
kelompoktani
ini
dikarenakan
pemahaman, pengetahuan dan kurangnya informasi secara lengkap tentang pentingnya penyusunan RDK-RDKK sebagai bentuk rencana pencapaian kebutuhan yang sesuai dengan kondisi usahatani setiap anggotanya.
Selain
itu,
hambatan
yang
dihadapi
oleh
anggota
kelompoktani adalah ketidakmampuan untuk mengemukakan pendapat dalam forum pertemuan sehingga mereka kurang berminat untuk terlibat secara penuh dalam penyusunan RDK-RDKK secara utuh. Terkait dengan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDKRDKK,
hasil
wawancara
pada
responden
anggota
kelompoktani,
menyatakan bahwa keberadaan penyuluh pertanian dalam kegiatan penyusunan RDK-RDKK sangat diharapkan untuk menjadi pemandu dan membimbing mereka menyusun dokumen RDK-RDKK yang sesuai dengan format yang ada. Penyuluh sendiri menyatakan bahwa mereka setiap tahunnya selalu membimbing penyusunan RDK sebanyak satu kali dan RDKK sebanyak tiga kali untuk komoditas padi dan empat kali atau lebih untuk komoditas sayuran dararan tinggi berdasarkan waktu siklus usahanya. Hal ini
menjadi dilema bagi penyuluh, disatu sisi penyusunan RDK-RDKK harus melibatkan seluruh anggota kelompoktani tetapi jumlah anggota yang hadir saat pertemuan tidak sesuai harapan, di sisi lain batas waktu (injury time) penyusunan RDK-RDKK mendesak tetapi kemampuan petani dalam menganalisis kebutuhan lemah. Inilah yang menjadi asumsi bahwa RDKRDKK
disusun
tanpa
melibatkan
anggota
kelompoktani
padahal
kesempatan untuk berpartisipasi telah diberikan. Penyuluh pertanian yang membina pada wilayah binaan kelompoktani penelitian berada sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan anggota kelompoktani
dalam penyusunan RDK-RDKK
tersebut diantaranya melalui sosialisasi, pendekatan partisipatif ke setiap anggota, dan beberapa kegiatan lainnya untuk menumbuhkan kemauan terlibat secara utuh dalam penyusunan RDK-RDKK. Oleh karena itu, penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam penyusunan RDK-RDKK di Kecamatan
Pacet
memiliki
peran
yang
cukup
sentral
dalam
merencanakan kebutuhan usahatani anggota kelompoktani, membimbing penyusunan dan pengisian format RDK-RDKK, pengajuan RDK-RDKK ke dinas terkait dan mengevaluasi hasil pelaksanaan yang telah tertuang dalam dokumen RDK-RDKK tersebut. B. Pengaruh Partisipasi Anggota Kelompoktani dan Peran Penyuluh Pertanian dalam Penyusunan RDK-RDKK Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hubungan tiap variabel dalam penelitian ini dengan
menggunakan SPSS 20 sehingga diperoleh
koefisien korelasi sebagaimana tersaji pada Tabel 3, yang digunakan
untuk menguji hipotesis yang menyatakan
H1: terdapat korelasi antar
variabel dan H0 : tidak terdapat korelasi antar variabel. Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5% ( diterima jika nilai sign
= 0,05), dengan kriteria pengujian H1
dan H1 ditolak jika nilai sign
.
Tabel 3. Nilai Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian No Uraian Nilai r 1. Korelasi X1 dengan Y 0.007 2. Korelasi X2 dengan Y 0.336 3. Korelasi X1 dengan X2 0.617 Sumber : Analisis data pada lampiran 6.
Sign 0.972 0.04 0.000
0,05 0,05 0,05
Keputusan H1 ditolak H1 diterima H1 diterima
Hasil uji statistik sebagaimana yang tertera pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa variabel partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDKRDKK tidak memiliki korelasi yang positif sementara variabel-variabel lainnya yang digunakan dalam penelitian ini saling berkorelasi secara signifikan. Hasil uji analisis jalur yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5, diperoleh model, nilai koefisien determinasi (R2) dan koefisien error analisis jalur sebagai berikut : Y
1X1
1X2
+€
Koefisien determinasi (R2) adalah 0.422 dengan koefisien error
1 R12 =
1 0,178 = 0,906. Hasil selengkapnya nilai koefisien jalur tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Koefisien Jalur Antar Variabel Penelitian No Uraian 1. Koefisien Jalur X1 dengan Y 2. Koefisien Jalur X2 dengan Y Sumber : Analisis data pada lampiran 5
Koefisien Jalur 0.324 0.536
koefisien error (€), maka diperoleh diagram jalur seperti pada Gambar 3.
(r) 0,007
X1
Y
(r) 0,617
0,178
X2 (r) 0,336
Gambar 3.
Diagram jalur hasil analisis statistik
1). Pengaruh gabungan partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK. Berdasarkan Gambar 3 tersebut, selanjutnya di analisis kembali dengan menggunakan SPSS 20 untuk melihat pengaruh variabel partisipasi anggota kelompoktani (X1) dan peran penyuluh pertanian (X2) secara gabungan dalam keterlibatannya menyusun RDK-RDKK (Y) sehingga diperoleh nilai R2 (R square) sebagaiman tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil analisis pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y R2 0,178
F hitung 2,925
Sig. 0,071
0,05
Besarnya angka R square adalah 0,178. Angka ini menyatakan besarnya pengaruh partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian
secara gabungan dalam penyusunan RDK-RDKK, dengan
menghitung koefisien (KD) dengan rumus sebagai berikut : KD = (R2) x 100 % = 0,178 x 100 % = 17,8%
Nilai yang diperoleh sebesar 17,8 persen mempunyai arti bahwa pengaruh partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK hanya sebesar 17,8%, sedangkan sisanya 82,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian
ini.
Dengan
demikian
pengaruh
partisipasi
anggota
kelompoktani dan peran penyuluh pertanian secara bersama-sama dalam penyusunan RDK-RDKK hanya sebesar 17,8%. 2). Pengaruh parsial partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK. Berdasarkan hasil analisis parsial untuk masing-masing variabel (X1 dan X2) terhadap penyusunan RDK-RDKK (Y) dengan menggunakan t hitung seperti tersaji pada lampiran 6, didapatkan hasil bahwa variabel partisipasi anggota kelompoktani (X1) tidak memiliki pengaruh secara langsung dalam penyusunan RDK-RDKK. Hal ini selaras dengan analisisanalisis sebelumnya, bahwa partisipasi anggota kelompoktani dalam keterlibatannya menyusun RDK-RDKK sangat rendah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam, faktor pengetahuan anggota kelompoktani yang masih rendah terkait RDKRDKK menjadi penyebab utama anggota kelompoktani enggan untuk terlibat secara penuh dalam merencanakan dan menyusun kebutuhan kelompoknya. Selain itu, faktor pengurus kelompok juga menentukan anggota kelompoktani tersebut dapat terlibat secara penuh atau menerima saja usulan yang telah dibuat drafnya oleh para pengurus kelompoktani sebagaimana kasus dalam penelitian ini.
Berbeda halnya dengan variabel peran penyuluh pertanian (X2), hasil analisis parsial menunjukkan bahwa peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK
memiliki pengaruh secara langsung dalam
keberhasilan merencanakan kebutuhan kelompok, menyusun RDK-RDKK dan mengevalusi hasil kesepakatan kelompok tersebut. Berdasarkan hasil observasi, memang peranan penyuluh pertanian sangat vital dalam tersusunnya RDK-RDKK kelompoktani atau Gabungan kelompoktani (Gapoktan), hal ini dikarenakan masalah yang sama seperti di atas yaitu keterbatasan pengetahuan dan pemahaman anggota kelompoktani dan pengurus kelompoktani dalam merumuskan dan menuangkannya dalam bentuk dokumen. Di tambah keterbatasan informasi yang diterima oleh anggota kelompoktani dan pengurus kelompok tentang
format RDK-
RDKK yang benar sebagaimana yang tertuang dalam Permentan No. 82 Tahun 2013. Berdasarkan uraian tersebut maka diperoleh model fit analisis jalur untuk pengaruh partisipasi anggota kelompoktani dan peran penyuluh pertanian dalam penyusunan RDK-RDKK sebagaimana tersaji pada Gambar 4.
X1
(r) 0,007
0,178 Y
(r) 0,617
X2 (r) 0,336
Gambar 4.
Diagram jalur variabel berpengaruh langsung dan tidak langsung
Keterangan : Variabel yang tidak berpengaruh langsung Variabel berpengaruh langsung
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Partisipasi anggota kelompoktani dalam penyusunan RDK-RDKK dari ketiga indikator berada pada kisaran 1,92 – 2,10 atau dapat diartikan bahwa secara umum tingkat partisipasi anggota kelompoktani berada dalam kategori rendah. Sementara peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam kegiatan penyusunan RDK-RDKK sangat diharapkan keberadaan dan peranannya sebagai pembimbing dan suksesor penyusunan dokumen RDK-RDKK. 2. Faktor yang berpengaruh langsung dalam penyusunan RDK-RDKK adalah peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator yang baik dalam
memandu
dan
membimbing
anggota
kelompoktani
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi penyusunan RDKRDKK, sementara partisipasi anggota kelompoktani yang masih rendah karena keterbatasan pemahaman dan pengetahuan tentang RDK-RDKK menjadi faktor yang tidak memiliki pengaruh langsung dalam tersusunnya dokumen RDK-RDKK. B. Saran Kementerian Pertanian perlu mengadakan pelatihan secara khusus pada petani dan penyuluh pertanian tentang tata cara penyusunan RDKRDKK yang sesuai dengan format, tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan yang spesifik di kelompoktani.
DAFTAR PUSTAKA Asngari, P.S. 2003. “Pentingnya Memahami Falsafah Penyuluhan Pembangunan dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat, dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan”. Diedit Oleh Adjat Sudrajat dan Ida Yusnita. Bogor : IPB. Departemen Pertanian, 2007, Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 273/Kpts/Ot.160/4/2007 Tanggal 13 April 2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pertanian No. 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani. Jakarta: Kementan RI. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2013. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 43 Tahun 2013 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pertanian Golongan Pokok Jasa Pelayanan Teknis Golongan Penyuluhan Sub Golongan Penyuluhan Pertanian Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Jakarta: Kemenakertrans RI. Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta : Sebelas Maret University Press. _________.2013. Komunikasi Pembangunan. Acuan bagi Akademisi, Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan. Cetakan 2. Surakarta: UNS Press. Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Suhendri, Y. 2014. Partisipasi Anggota Kelompoktani dalam Penyusunan RDK-RDKK di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. (KIPA). STPP Bogor. Thomas S, Suharyanto W D, Suwandi A, dan Purwanto. 2006. Programa dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Ed 1. Jakarta: Universitas Terbuka.