Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
PARENTS AS TUTORS FIRST AND PRINCIPAL TO CREATE HIGH-QUALITY HUMAN RESOURCES Agus Ria Kumara Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan email:
[email protected]
Abstract The change of new era means that each individual always evolves. Developments marked with the demands of improving the quality of human resources in its different aspects. Nation character very much dependent on the quality of human resources are. The character of quality need to fostered since an early age. There are two factors that influence character, which is innate from within yourselves sons of and views the children of the world it does possess, such as knowledge, experience, moral principles accepted, guidance, parent-child interaction and briefing. A positive environment will form the positive character also on child. The process begins with the conditions develop the character of the private tua as an influential figure to be a bust children. Keywords: character, parent, high-quality human resources
antara lain munculnya Kurikulum 2013
1. PENDAHULUAN Perubahan zaman menuntut setiap individu
selalu
berkembang.
(K-13)
yang
menjadi
kemudian
Kurikulum
berkembang
Nasional
dan
Perkembangan tersebut ditandai dengan
Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) serta
tuntutan peningkatan kualitas Sumber
adanya standar kualitas lulusan yang
Daya Manusia (SDM) dalam berbagai
diatur
aspek. Masyarakat Ekonomi Asean atau
Nasional Indonesia. Namun perlu disadari
lebih dikenal dengan MEA, merupakan
bersama, proses pembentukan kompetensi
salah satu upaya yang dilakukan oleh
individu yang paling pertama dan utama
negara-negara di Asean untuk dapat
adalah pendidikan yang diperoleh dari
menstandarkan
keluarga.
kualitas
SDM
yang
merupakan ujung tombak dari perubahan dan perkembangan negara.
dalam
Kerangka
Kualifikasi
Oleh karena itu, karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia dini
Karakter bangsa sangat bergantung
agar anak terbiasa berperilaku positif.
pada kualitas sumber daya manusianya
Kegagalan penanaman kepribadian yang
(SDM). Dalam menyiapkan SDM yang
baik di usia dini akan membentuk pribadi
berkualitas,
pemerintah
yang bermasalah di masa dewasanya
mengeluarkan
beberapa
perubahan
dalam
Indonesia regulasi
proses
dan
kelak. Menurut Davis and Carter (2008)
pendidikan
social skill delays have been identified as
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
133
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
one of the most consistent predictors of
despises him, and a child cannot afford to
parenting stress for both mothers and
be fooled.” Proses pendidikan merupakan
fathers of children with ASD while
proses berarti mengajarkan kepada anak-
mothers are typically more affected by
anak kita sejak usia dini, kemampuan
eating,
emotional
untuk siap dan mampu menghadapi
dysregulation than fathers, and fathers
tantangan dunia masa depan yang akan
are typically more affected by a child’s
menjadi ajang hidup mereka nantinya,
externalizing behaviors than mothers. Hal
dimana
tersebut membuktikan bahwa pengaruh
dibutuhkan ketulusan. seseorang yang
orang tua dan pendidikan usia dini sangat
tidak dengan tulus peduli pada si anak
penting bagi perkembangan individu.
tidak akan mungkin bisa mendidiknya
sleeping
and
dalam
proses
pendidikan
Ada dua faktor yang mempengaruhi
meskipun di luarnya dia pura-pura peduli.
pembentukan karakter, yaitu bawaan dari
Ketulusan mendidik dengan baik datang
dalam diri anak dan pandangan anak
dari hati.
terhadap dunia yang dimilikinya, seperti
Kisah nyata sebuah keluarga muslim
pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip
di Indonesia yang mampu menjadikan 10
moral
bimbingan,
orang buah hati mereka sebagai anak-
pengarahan dan interaksi (hubungan)
anak yang shalih, hafal Al-Qur’an dan
orang tua-anak. Lingkungan yang positif
berprestasi. Putra pertama, hafal Al-
akan membentuk karakter yang positif
Qur’an pada usia 13 tahun. Putra kedua,
pula pada anak. Menurut Rania Al
hafal Al-Qur’an pada usia 10 tahun
Abdullah
124),
dengan predikat mumtaz. Putri ketiga,
“Educating our children is not just about
hafal Al-Qur’an sejak usia 16 tahun. Putri
imposing a body of knowledge on them.
keempat, hafal 29 juz sejak SMA. Putra
Rather, it involves preparing children
kelima, hafal 15 juz Al-Qur’an ketika
from the early years for the world in
duduk di MA. Putra keenam, hafal 13 juz
which they will come of age. It means
Al-Qur’an, ketika duduk di SMA. Putra
instilling a love for lifelong learning,
ketujuh, hafal 9 juz Al-Qur’an ketika
creativity,
an
duduk di SMP. Putra kedelapan, hafal Al-
appreciation for diversity.” Ditambahkan
Qur’an 30 juz pada saat kelas 6 SD. Putra
menurut James Baldwin (Kelbrat, 2014)
kesembilan
“A child cannot be taught by anyone who
bersekolah di SD hafal 2 juz Al-Qur’an.
yang
diterima,
(Eldon
Lee
,2015;
self-expression
and
dan
putri
kesepuluh,
134
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
Kesuksesan
orang
tua
dalam
meningkatkan kualitas SDM di Indonesia
perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah.
juga terlihat dari kesuksesan seorang ibu
Setiap orang tua dalam menjalani
lulusan SD yang berjuang mendidik
kehidupan berumah tangga tentunya
anaknya sebagai single parent yang
memiliki tugas dan peran yang sangat
menghantarkan 15 anaknya menggapai
penting, ada pun tugas dan peran orang
gelar sarjana, ada yang profesor, doktor,
tua
master, insinyur, dan letnan. Namun tidak
melahirkan,
semua orang tua berhasil mendidik putra
membesarkan,
dan putri mereka seperti kisah dua
menuju
keluarga diatas.
menanamkan norma-norma dan nilai-
terhadap
anaknya
meliputi mengasuh,
kepada
dan
mengarahkan
kedewasaan
serta
nilai yang berlaku. Disamping itu 2. PEMBAHASAN
juga harus mampu mengembangkan
Menurut Miami (Kartono, 1982 : 27), orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anakanak yang dilahirkannya. Pengertian orang tua dalam Al-Qur’an terdapat dalam surat Lukman ayat 14 yang artinya:
“Dan
kami
kepada
manusia
kepada
dua
perintahkan
(Berbuat
orang
ibu
baik)
bapaknya
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua
orang
kepadaKulah
ibu
bapakmu,
kembalimu.”
hanya Dari
potensi yang ada pada diri anak, memberi
teladan
dan
mampu
mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 46 yang artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan
dunia,
tetapi
amanah-amanah yang kekal lagi soleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
pengertian tersebut, orang tua adalah seorang
laki-laki
dan
seorang
135
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
a Profil Orang Tua Sebagai Pembimbing Pertama Dan Utama
dirinya
sendiri.
orangtua
Begitu
yang
ingin
juga
dengan
menumbuhkan
Karakter bangsa merupakan aspek
karakter positif dalam diri anak. Jika
penting yang menentukan kemajuan suatu
ibuayah ingin anaknya memiliki karakter
bangsa.
sangat
positif, maka ibu ayah harus memiliki
bergantung pada kualitas sumber daya
karakter positif pula. Ini berarti, orang tua
manusianya (SDM). Oleh karena itu,
dituntut menerapkan nilai-nilai moral
karakter yang berkualitas perlu dibina
dalam kehidupan sehari- harinya, serta
sejak
memperlakukan anak sesuai dengan nilai-
Karakter
usia
dini
bangsa
agar
anak
terbiasa
berperilaku positif. Kegagalan penanaman
nilai moral tersebut.
kepribadian yang baik di usia dini akan
Masa
membentuk pribadi yang bermasalah di
keemasan,
masa dewasanya kelak. Karakter adalah
merupakan masa terbaik dalam proses
watak, sifat, atau hal hal yang sangat
belajar yang hanya sekali dan tidak pernah
mendasar yang ada pada diri seseorang
akan terulang kembali. Pertumbuhan dan
sehingga membedakan seseorang daripada
perkembangan
yang lain. Apa pun sebutannya, karakter
berlangsung
adalah
yang
menjadi penentu bagi sifat-sifat atau
memengaruhi segenap pikiran, perasaan,
karakter anak di masa dewasa. Peran
dan perbuatannya. Karakter ibarat pisau
orang tua sebagai pendidik pertama dan
bermata
utama
sifat
batin
dua.
manusia
Karakter
memiliki
usia
dini
artinya
anak sangat
sangat
adalah masa
pada cepat
penting
masa tersebut
masa dan
ini akan
untuk
kemungkinan akan membuahkan dua sifat
memaksimalkan dan memanfaatkan masa
yang
ini, tidak dapat digantikan oleh siapa pun.
berbeda
atau
saling
bertolak
belakang. Contoh, anak yang memiliki keyakinan
tinggi.
Hal
ini
Proses pembentukan karakter diawali
akan
dengan kondisi pribadi orang tua sebagai
menumbuhkan sifat berani sebagai buah
figur yang berpengaruh untuk menjadi
keyakinan yang dimilikinya atau justru
panutan, keteladanan, dan diidolakan atau
sebaliknya memunculkan sifat sembrono,
ditiru anak-anak. Anak lebih mudah
kurang perhitungan karena terlalu yakin
meniru perilaku daripada menuruti nasihat
akan kemampuannya.
yang diberikan orang tua. Mereka belajar
Seseorang tidak dapat membantu
melalui mengamati apa yang ada dan
orang lain jika ia tidak dapat membantu
terjadi di sekitarnya, bukan lewat nasihat 136
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
semata-mata. Nilai yang diajarkan melalui
baru dapat memperbaiki akhlak
kata-kata, hanya sedikit yang akan mereka
anak. Dalam arti yang lebih luas,
lakukan, sedangkan nilai yang diajarkan
seseorang yang menjadi pendidik,
melalui perbuatan, akan banyak mereka
harus
lakukan. Sikap dan perilaku orang tua
terdidik
sehari-hari merupakan pendidikan watak
perilaku/moral. Tidak cukup dengan
yang terjadi secara berkelanjutan, terus-
hanya menjelaskan melalui kata-
menerus dalam perjalanan umur anak.
kata
Profil orang tua sebagai pembimbing
akhlak/budi
utama dan pertama meliputi:
merupakan materi pendidikan yang
1) Orang tua sebagai panutan /contoh
harus ditanamkan ke dalam jiwa dan
dalam menegakkan keadilan.
menjadi
contoh
bagi
dalam
bentuk
(pengajaran). pekerti
si
Kedua, yang
baik,
kepribadian anak didik, melalui
Orang tua sebagai panutan
contoh-contoh
perbuatan.
Dalam
dalam menegakkan keadilan kepada
memberikan
siapapun didasarkan dalam Al-
anak (anak didik) harus dengan cara
Qur’an surat An-Nisa ayat 135 yang
penuh kasih sayang, dan bersifat
artinya “Wahai orang-orang yang
kontinyu. Orang tua adalah pengajar
beriman, jadilah penegak keadilan,
(guru) pertama bagi anak untuk
menjadi
mengenal
saksi
karena
Allah.
pengajaran
dunia
kepada
sekitar,
dan
Biarpun terhadap dirimu sendiri,
memberi bekal tentang nilai-nilai
atau
agama,
ibu
bapak
dan
kaum
budaya,
tradisi
yang
kerabatmu.” Karena itulah, orang
berguna bagi kehidupan anak di
tua harus membiasakan berbuat adil
kemudian hari
untuk menanamkan dalam jiwa
3) Orang tua sebagai pengayom.
anak akan pentingnya keadilan. 2) Orang tua sebagai panutan/contoh dalam berperilaku
hal
penting
pengayom
orang
tua
sebagai
sebagaimana
tertuang
dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim
Orang tua sebagai panutan ada dua
Profil
yang
ayat 6 yang artinya “Hai orang-
harus
orang yang beriman, peliharalah
dipahami yaitu pertama sebagai
diri kamu dan keluargamu dari api,
pendidik, orang tua harus lebih
yang
dahulu memiliki akhlak yang baik,
manusia-manusia dan batu-batu.
bahan
bakarnya
adalah
137
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
Diatasnya malaikat yang kasar
dan aku mimpi melihat matahari
yang
tidak
dan bulan , aku lihat mereka
mendurhakai Allah menyangkal apa
semuanya sujud kepadaku.” Dalam
yang Dia perintahkan, dan mereka
ayat
mengerjakan
yang
dimana seorang ayah (orang tua)
diperintahkan.” Dalam menjalankan
dapat menjadi tempat mengadu,
tugas mendidik, orang tua sebagai
tukar pikiran, tempat mencurahkan
pengayom
sebagai
kagundahan seorang anak. Hal ini
yang belum sempurna
tentu dapat terjadi bila orang tua
perkembangannya dipengaruhi dan
dalam waktu-waktu tertentu dapat
diarahkan oleh orang tua untuk
menempatkan diri sebagai teman
mencapai kedewasaan. Kedewasan
bagi anak, sehingga anak dengan
dalam arti biologis, yang ditandai
leluasa dapat mencurahkan segala
dengan
kekesalan, kegundahan, keraguan,
keras-keras
manusia
yang
apa
anak,
fungsi
anak
badannya
sudah
berkembang dan siap menjalani hidup sendiri dalam berkeluarga serta kedewasaan dalam arti rohani
tersebut
dapat
dipahami
dan tempat bertanya. b Peran Orang Tua Sebagai Pembimbing Pertama Dan Utama
bila anak tersebut telah menjadi
Faktor keluarga diyakini sebagai
manusia yang mampu berpikir, dan
faktor yang paling utama berpengaruh
berbuat sendiri bagi masyarakat
pada
maupun Tuhan.
Melalui aktivitas pengasuhan yang terlihat
4) Sebagai teman/kawan.
anak-anak
(Santrock,
2006:40).
dari cara yang dipilih orangtua dalam
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT
mendidik anak, anak akan tumbuh dan
dalam surat Yusuf ayat 4 dan 5
berkembang
memberi isyarat yang penting, agar
didapatnya. Menurut Suaid (2010), ada
orang tua juga dapat berfungsi
karakter yang mendasar yang apabila
sebagai teman/kawan bagi anak-
seorang pengajar memilikinya, maka akan
anaknya
waktu-waktu
banyak membantunya dalam melakukan
tertentu ketika dibutuhkan anak,
aktivitas pendidikan. Maksudnya adalah
yang
bahwa
dalam
artinya
“Yusuf
berkata
ada
dari
pengalaman
karakter-karakter
yang
tertentu
kepaada ayahnya: wahai ayahku,
untuk orang tua dalam mendidik anak
aku mimpi melihat sebelas bintang,
mereka diantaranya adalah tenang dan 138
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
tidak
terburu-buru,
seimbang
dan
berusahalah
proporsional. Dalam peran orang tua
mungkin.
dalam menumbuhkan karakter anak antara
3) Mengajarkan
lain:
menjelaskan
selogis
Kemampuan
Berpendapat Anak
1) Mengajarkan
Kemandirian
dan
Tanggung Jawab Sejak Usia Dini
rasa khawatir yang berlebihan pada anak sehingga memunculkan sikap Belajarlah
untuk
mempercayai buah hati anda namun tetap
memantau
sebaiknya
jika memang pendapatnya tidak benar bisa dikoreksi. 4) Mengajarkan Rasa Sosial, Bersimpati, Emapti, dll Sebagai
manusia
rasa
sosial,
simpati, empati, dan sikap itu sangat
melindungi
penting. Agar anak tumbuh menjadi
kesalahan yang dilakukan. Ajarkan
manusia yang menghargai orang lain
pada buah hati anda mengetahui benda-
maka sedini mungkin ajarkanlah pada
benda miliknya serta merapikanya
mereka untuk memahami lingkungan
setelah bermain. Ketika sudah masuk
sekitar. Ajarkan pada anak anda untuk
masa sekolah ajarkan mereka untuk
memberi
mempersiapkan keperluanya, beri uang
membutuhkan,
saku
sombong.
maupun
dengan
jauh
tua
tanpa
pengekangan
dari
orang
belajar mendengarkan pendapat anak,
Umumnya orang tua memiliki
overprotektif.
Sebagai
diarahkan
untuk
disisihkan sebagai tabungan.
Ingin Tahu Anak usia
dan
mereka tidak
yang bersifat
5) Memberi Tauladan Yang Baik, Jadilah
2) Mengajarkan dan Tumbuhkan Rasa
Pada
pada
Contoh Sebagai orang tua maka sikap dan
mereka
prilaku kita adalah contoh utama yang
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
akan diikuti oleh buah hati kita. Jika
Ketika
atau
ingin anak-anak kita bersikap sopan,
sesuatu yang belum pernah dilihat dan
bertuturkata yang baik, maka kita harus
pahami maka biasanya mereka akan
senantiasa bersikap seperti itu sebagai
bertanya. Sebagai orang tua anda harus
contoh. Akhlak/budi pekerti yang baik,
menjawab dengan menjelasan yang
merupakan materi pendidikan yang
mudah dipahami. Jika anda tidak tau
harus ditanamkan ke dalam jiwa dan
akan
kepribadian
melihal
hal
itu
anak-anak
benda-benda
jangan
berbohong,
anak
didik,
melalui 139
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
contoh-contoh perbuatan. Orang tua
layanan bimbingan dan konseling dengan
dalam hal ini, menjadi contoh pertama
memuat pengetahuan tentang keluarga
kali
dalam
untuk mempersiapkan sejak dini peserta
membentuk akhlak anak-anaknya. Jika
didik dalam membina keluarga. Hal
ingin anak kita religius, maka kita
tersebut bisa dilakukan dalam bentuk
harus memberi contoh seperti apa
kolaboratif dengan pihak terkait, karena
orang yang religius itu. Maka dari itu
dengan
sikap orang tua adalah contoh dan
pemahaman
teladan utama bagi anak-anaknya.
membuat
bagi
seorang
anak
c Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam Proses Pengembangan Kompetensi Orang Tua
memberikan
bimbingan
perkembangan, dan
keluarga
akan
didik
mempunyai
perencanaan dan kesiapan untuk membina keluarga dan sebagai calon orang tua.
Konseling
layanan yang
Bimbingan digunakan
dan untuk
mengalami
mengembangkan kompetensi yang ada
perubahan. Paradigma yang dulu lebih
pada orang tua dan sebagai bentuk
pada menangani masalah yang muncul
kolaborasi lainnya yaitu dengan diadakan
atau biasa disebut dengan pendekatan
parenting workshop. Parenting workshop
krisis, sekarang sudah bergeser pada
merupakan salah satu kegiatan, dimana
mengembangkan potensi siswa dengan
orang tua dan guru duduk bersama
melihat
membahas perkembangan anak didiknya
tugas
konseling
layanan
dan
tentang peserta
Bentuk Dalam
pendidikan
perkembangan
dan
melibatkan setiap unsur. Keterlibatan
dengan waktu yang terjadwal.
konselor dalam pendidikan orang tua adalah sebuah fenomena baru. Dalam perkembangan karakter anak yang dimulai sejak dini, peran orang tua menjadi hal vital, maka dibutuhkan kolaborasi antara guru dan orang tua di rumah, sehingga keinginan orang tua terhadap pendidikan
hendaknya bimbingan
Bimbingan
dan
menyusun sebagai
Pembentukan karakter dimulai sejak usia dini dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Karakter anak akan terbentuk dengan baik jika dalam proses tumbuh kembangnya anak mendapatkan cukup ruang untuk mengungkapkan diri
anak akan tercapai. Guru
3. KESIMPULAN
dasar
Konseling kurikulum melakukan
secara leluasa. Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa ini dikemudian
hari.
Orang
tua
harus
140
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 2, Agustus 2015 Hlm. 133-141
menyadari sepenuhnya bahwa buah hari mereka akan menyerap setiap hal dan kejadian disekitarnya maka dari itu contoh keluarga
terbaik
adalah
lingkungan
anda.
Jangan
berlebihan
memproteksi anak dan jangan berlebihan mengabaikanya. Kasih sayang keluarga adalah kunci kesuksesan dalam mendidik anak. 4. Daftar Pustaka Al-Quran dan Terjemahannya. (2014). Jakarta: Departemen Agama RI. Davis, N. O., & Carter, A. S. (2008). Parenting stress in mothers and fathers of toddlers with autism spectrum disorders: Associations with child characteristics. Journal of Autism and Developmental Disorders. Kartono, Kartini. (1982). Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: CV Rajawali. Kelbrat, Toni. (2014). The "People Power" Education Superbook: Book 1. How We Think, Learn & Study. Lulu Press, Inc. Lee, Eldon "Cap". (2015). Brainstorming Common Core. London: The Rowman & Littlefield Publishing Group, Inc. Santrock, J. W. (2006). Lifespan Development (Perkembangan masa hidup). Eds. 5 jilid I, Penerjemah: Achmad Chusairi, S.Psi & Drs. Juda Damanik, M.S.W., Jakarta : Penerbit Erlangga. Suaid, Muhammad NAH. (2010). Propehtic Parenting. Yogyakarta : Pro U Media.
141