PANDUAN PRAKTIS
MENENTUKAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN BURUNG SEBAGAI INDIKATOR
PANDUAN PRAKTIS
MENENTUKAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU
DENGAN MENGGUNAKAN BURUNG SEBAGAI INDIKATOR © Institut Pertanian Bogor
Ani Mardiastuti Yeni A. Mulyani Dones Rinaldi Walid Rumblat Lina K. Dewi Aronika Kaban Hafiyyan Sastranegara
Penulis: Ani Mardiastuti Yeni A. Mulyani Dones Rinaldi Walid Rumblat Lina Kristina Dewi Aronika Kaban Hafiyyan Sastranegara
Foto: Sampul depan: Hafiyyan Sastranegara Reveiwer: Dewi M. Prawiradilaga
2014
KATA PENGANTAR Kami bersyukur kehadirat Illahi bahwasanya buku Panduan Praktis untuk Menentukan Kualitas Ruang Terbuka Hijau dengan Menggunakan Burung Sebagai Indikator ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku Panduan ini merupakan hasil penelitian ilmiah, yang selanjutnya diubah menjadi sebuah panduan praktis yang dapat dipergunakan oleh masyarakat awam. Terselesaikannya buku ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Kami menghargai bantuan para mahasiswa kami yang telah membantu mengumpulkan data dan foto di lapangan. Dana penelitian kami dapatkan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, yang disalurkan oleh Institut Pertanian Bogor (LPPM) melalui program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Bantuan LPPM-IPB dalam menangani pendanaan dan pelaksanaan penelitian ini sangatlah kami hargai. Panduan ini tentunya sifatnya masih terbatas, karena ditujukan untuk ruang terbuka hijau yang berada di perkotaan. Selain itu, keterbatasan lain adalah hanya diujicobakan di seputar Jabodetabek dan Yogyakarta, sehingga mungkin saja kurang cocok untuk diaplikasikan pada kota-kota lain di luar Jawa. Terlepas dari keterbatasan tersebut, kami berharap bahwa Buku Panduan ini dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang memerlukan, baik para pecinta burung, pengambil keputusan dan para pecinta lingkungan, atau masyarakat awam yang menaruh perhatian terhadap kualitas perkotaan yang sehat.
Bogor, Oktober 2014 Para Penulis
DAFTAR TABEL DAFTAR ISI
I. II. III.
IV
Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Dasar Pemikiran Tahapan Perhitungan 1. Memilih lokasi yang akan Anda pelajari/amati 2. Membuat daftar jenis burung yang terdapat di lokasi Anda 3. Menentukan karakter masing-masing jenis burung 4. Membuat ‘Tabel Perhitungan” 5. Menentukan kategori kualitas ruang terbuka hijau Penutup Lampiran
1 2 3
i ii 1 1 2 2 3 3 4 6 8 9
4
Karakter burung yang dipakai untuk perhitungan. Nilai untuk masing-masing karakter burung. Kategori kualitas ruang terbuka hijau berdasarkan nilai kualitas hasil perhitungan Contoh tabel karakter jenis-jenis burung dan perhitungan Indeks Kualitas Ruang Terbuka Hijau untuk Taman Menteng, Jakarta Pusat.
4 5 6 7
DAFTAR GAMBAR 1
Tahapan penghitungan penentuan kualitas ruang terbuka hijau dengan menggunakan burung sebagai indikator.
2
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
Gambar burung yang umum ditemukan di wilayah perkotaan
3
Tabel konversi nama popular burung perkotaan ke nama standar Bahasa Indonesia.
Tabel karakter burung-burung yang umum ditemukan di perkotaan dan suburbia.
9 10 15
II. DASAR PEMIKIRAN
I. PENDAHULUAN Ruang terbuka hijau kini telah menjadi kebutuhan bagi suatu wilayah perkotaan. Telah dipahami bahwa hutan kota ini memberi dampak positif bagi lingkungan perkotaan antara lain sebagai penghasil oksigen, daerah resapan air, menyaring dan mengurangi polusi udara, mengurangi tingkat kebisingan, memperbaiki iklim mikro, mengurangi erosi, tempat rekreasi, serta sebagai habitat bagi satwaliar - terutama burung1. Penelitian terdahulu tentang habitat burung membuktikan bahwa keanekaragaman burung ditentukan oleh dua faktor utama, yakni ukuran wilayah (dalam hal ini adalah ukuran ruang terbuka hijau) dan keragaman habitat mikro. Habitat yang luas dapat dihuni oleh banyak individu dari bermacam-macam jenis burung. Sebaliknya, habitat yang sempit dihuni oleh sedikit burung. Selain itu, telah dibuktikan pula bahwa habitat mikro yang beragam ternyata akan banyak dihuni oleh berjenis-jenis burung, dan sebaliknya. Dalam Buku Panduan ini habitat burung adalah ruang terbuka hijau di perkotaan dan yang disebut dengan habitat mikro adalah habitat lebih kecil (sub-habitat) yang dapat ditemukan di dalam suatu habitat ruang terbuka hijau, misalnya danau/situ, sungai, pepohonan, semak belukar, taman bunga, dan lapangan rumput. Berdasarkan pengetahuan empiris bahwa burung mudah ‘bereaksi’ terhadap habitat di mana mereka tinggal, maka burung dapat digunakan sebagai ‘ukuran’ baik tidaknya suatu habitat, termasuk habitat ruang terbuka hijau. Dengan kata lain, burung dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan kualitas ruang terbuka hijau di perkotaan. Dalam Buku Panduan ini diuraikan tentang bagaimana menentukan kualitas suatu ruang terbuka hijau di perkotaan dengan menggunakan burung sebagai indikator. Panduan ini dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pada pembaca dan praktisi dalam menentukan kualitas ruang terbuka hijau. Buku Panduan ini dapat dipergunakan oleh para pecinta burung, masyarakat umum, pengelola perumahan, para pengambil kebijakan, serta pihak-pihak lain yang memerlukan informasi tentang kualitas suatu ruang terbuka hijau.
Untuk menentukan kualitas ruang terbuka hijau di perkotaan dengan menggunakan burung sebagai indikator, digunakan dasar pemikiran sebagai berikut:
Hernowo JB, dan Prasetyo LB. 1989. Konsepsi Ruang Terbuka Hijau di Kota Sebagai Pendukung Pelestarian Burung. Media Konservasi 2 (4):61-71.
Data yang diperlukan adalah jenis (spesies) burung. Jumlah burung tidak mempengaruhi proses penentuan kualitas indeks kualitas burung.
2.
Jenis atau spesies burung ini selanjutnya akan dikelompokkan berdasarkan karakter2 masing-masing. Karakter inilah yang akan menjadi kunci dalam penetapan kualitas ruang terbuka hijau. Suatu ruang terbuka hijau akan memiliki kualitas yang baik jika dihuni oleh burung dari berbagai karakter. Burung gereja, bondol haji, bondol peking dan pipit, misalnya, memiliki karakter yang sama, karena sama-sama pemakan biji, aktif di siang hari, bersarang pada habitat mikro yang sama. Dengan demikian, ruang terbuka hijau yang berkualitas baik dihuni oleh burung pemakan serangga, pemakan ikan, pemakan madu, burung yang bersarang di lubang pohon, bersarang di semak, burung yang aktif di malam hari, dan sebagainya.
3.
Berdasarkan karakter tersebut, dihitung Nilai Kualitas untuk suatu ruang terbuka hijau. Perhitungan untuk nilai ini diperoleh melalui serangkaian percobaan dan pengujian yang cukup intensif.
Tahapan penghitungan beserta contoh perhitungan disajikan pada bab-bab selanjutnya.
2
1
1.
Mengingat bahwa Buku Panduan diharapkan dapat digunakan oleh berbagai kalangan, maka istilah ilmiah sedapat mungkin dikurangi. ‘Karakter’ merupakan terjemahan bebas dari istilah ilmiah ‘guild’. ‘Guild’ adalah pemilahan yang lebih rinci lagi dari ‘relung’ (niche; dalam Buku Panduan ini, relung disebut sebagai ‘parameter’). Misal untuk relung pakan serangga, terdapat beberapa guild: pemakan serangga sambil terbang, pemakan serangga pada ranting pohon, pemakan serangga dengan melubangi pohon, dan seterusnya.
1
1.
III. TAHAPAN PERHITUNGAN Tahap perhitungan secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 1.
Memilih lokasi yang akan Anda pelajari/amati Lokasi ini dapat berupa taman kota, hutan kota, kampus, jalur hijau di kiri dan kanan jalan, kompleks perumahan, padang golf, riparian (kiri kanan) sungai, kebun botani, kebun raya, atau berbagai jenis ruang terbuka hijau lainnya.
TIPS TIPS
1. Memilih lokasi
2. Membuat daftar jenis burung
3. Menentukan karakter masing-masing jenis burung
4. Membuat tabel perhitungan
Teknik penghitungan kualitas ruang terbuka hijau dengan menggunakan burung sesungguhnya tidak mensyaratkan luas wilayah. Namun demikian, disarankan agar luas wilayah tidak terlalu kecil (kurang dari 1 ha), namun tidak pula terlalu besar (lebih besar dari 100 ha). Jika wilayah Anda terlalu luas (misal kompleks perumahan atau kebun raya yang luasnya lebih dari 100 ha), maka Anda dapat membaginya dalam beberapa sum-wilayah (klaster) terlebih dahulu, kemudian menggunakan akumulasi daftar burung untuk perhitungannya.
Membuat daftar baru atau dari hasil pengamatan sebelumnya Tersedia pada Lampiran 2
Lihat contoh perhitungan pada Tabel 4
5. Menentukan kategori kualitas ruang terbuka hijau
Gambar 1. Tahapan penghitungan penentuan kualitas ruang terbuka hijau dengan menggunakan burung sebagai indikator.
BERAPA LUAS WILAYAH YANG AKAN DIAMATI?
TIPS
MONITORING UNTUK PEMBUKTIAN PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN Jika Anda telah melakukan progam untuk meningkatkan kualitas lingkungan, misalnya penanaman pohon, peremajaan pohon, pembersihan sungai/danau, kemudian Anda ingin membuktikan adanya peningkatan kualitas, maka Anda dapat mengadakan ‘sebelum dan sesudah’ program. Panghitungan ini dapat pula dilakukan secara berkala (setiap 6 bulan atau satu tahun) sebagai upaya monitoring lingkungan.
2
2. Membuat daftar jenis burung yang terdapat di lokasi Anda Syarat utama untuk dapat melakukan penghitungan adalah adanya daftar nama burung. Daftar ini dapat diperoleh berdasarkan pengamatan langsung atau dari suara yang diperdegarkan oleh burung. Gambar burung yang umum ditemukan di perkotaan disajikan pada Lampiran 1. Perlu diperhatikan bahwa individu burung tidak dipergunakan untuk perhitungan, sehingga Anda tidak perlu menghitung jumlah burung yang Anda temui.
TIPS
BERAPA LAMA WAKTU YANG DIPERLUKAN? Jika Anda sudah cukup mahir dalam melakukan pengenalan burung, maka satu kali pengamatan pada waktu pagi hari pun sudah cukup untuk menghitung kualitas ruang terbuka hijau dengan menggunakan burung sebagai indikator. Namun demikian, jika Anda merasa ragu bahwa mungkin belum semua burung terdeteksi oleh Anda, maka Anda dapat melakukan pengamatan pada lain waktu dan kemudian menggunakan daftar kumulatif dalam perhitungan.
DAPATKAH DIGUNAKAN DAFTAR BURUNG YANG TELAH ADA? Anda tentu saja dapat menggunakan daftar burung yang telah ada sebelumnya, misalnya oleh para pengamat burung setempat atau mahasiwa yang telah melakukan penelitian. Jika Anda tidak merasa yakin akan daftar burung tersebut (karena sudah terlalu lama, atau kondisi ruang terbuka hijau telah berubah), maka Anda lebih baik melakukan pengamatan lagi.
TEKNIK MENDAFTAR JENIS BURUNG Waktu terbaik untuk menemukan dan mendaftar jenis burung di RTH adalah pagi hari sekitar pukul 4.30 hingga pukul 8.30. Anda dapat pula melakukannya pada sore hari sekitar pukul 17.00 hingga pukul 18.00. Anda dapat melakukannya sendiri atau mengajak beberapa rekan/keluarga Anda. Bawalah buku catatan dan alat tulis. Gunakan binokuler (‘keker’) untuk membantu Anda melihat ciri-ciri burung. Untuk mengetahui spesies (jenis) burung yang Anda lihat, gunakan Lampiran 1 pada buku ini atau buku panduan yang ditulis oleh MacKinon dan kawan-kawan.
TIPS
TIPS
3. Menentukan karakter masing-masing jenis burung Ide dasar perhitungan ini adalah bahwa kualitas suatu areal ruang terbuka hijau akan lebih tinggi jika dihuni oleh berbagai jenis burung yang memiliki karakter yang beragam. Karakter suatu jenis burung ditentukan berdasarkan 6 parameter, yaitu pakan, asal spesies (penetap atau pendatang), teknik reproduksi (cara yang biasa atau dengan cara parasit), lokasi peletakan sarang, waktu aktif (siang hari atau malam hari), serta habitat yang dihuni oleh jenis burung tersebut. Berdasarkan masing-masing parameter tersebut, ditentukan karakter burung seperti tertera dalam Tabel 1. Untuk parameter pakan, beberapa jenis burung sebetulnya memiliki pakan campuran. Namun demikian, untuk kepentingan penghitungan kualitas ruang terbuka hijau, setiap spesies burung hanya boleh dimasukkan ke dalam satu karakter saja. Untuk memudahkan penentuan karakter, pada Lampiran 2 disajikan karakter burung-burung yang umum ditemukan di perkotaan Jabodetabek. Daftar burung disusun berdasarkan abjad, untuk memudahkan pencarian nama burung.
TIPS
APA YANG DIMAKSUD DENGAN PARASIT ANAKAN? Beberapa burung dari famili Cuculidae memiliki strategi yang unik untuk berbiak. Salah satu strategi berbiak yang unik adalah parasit anakan, yaitu dengan cara ‘menitipkan’ telur ke spesies burung lain. Burung inang akan memelihara ‘anak tiri’nya hingga anak tirinya dewasa dan meninggalkan sarang.
3
Tabel 1. Karakter burung yang dipakai untuk perhitungan. Parameter Pakan
Asal spesies Reproduksi Sarang
Waktu aktif Habitat
*jenis spesialis
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Karakter Burung Pemakan biji Pemakan buah Pemakan nektar (madu bunga) * Pemakan ikan* Pemangsa (pemakan daging)* Pemakan serangga dengan melubangi pohon* Pemakan serangga sambil terbang/ melayang* Pemakan serangga dengan cara menyambar mangsa* Pemakan serangga di lantai hutan/di dalam serasah* Pemakan serangga di ranting pohon Penetap Migran* Parasit telur/anakan* Bukan parasit telur/anakan Bersarang di semak Bersarang di cabang dan kanopi pohon Bersarang di permukaan tanah* Bersarang di lubang pohon* Bersarang di lubang tebing/tanah* Bersarang di bangunan (rumah, gedung, jembatan)* Nokturnal (aktif pada malam hari)* Diurnal (aktif pada siang hari) Areal perairan (sungai, danau, tepi laut)* Areal terbangun (dominasi bangunan perkotaan)* Areal terestrial (daratan)
4. Membuat ‘Tabel Perhitungan” Kode BIJ BUA NEK IKA DAG SLU SLY SSA SLT SRA TET MIG PAR NPA SMK CAB TAN LUB TEB GED MAL SIA AIR KOT DAR
Buatlah Tabel Perhitungan berdasarkan karakter burung yang Anda temui, dengan menggunakan Lampiran 2 sebagai panduan (lihat Tips di bawah ini untuk menggunakan Lampiran 2). Tahapan pembuatan Tabel Perhitungan adalah sebagai berikut:
Buatlah kolom “Nama Burung” berdasarkan standar nama Bahasa Indonesia. Jika Anda tidak mengetahui nama standar Bahasa Indonesia, pergunakan tabel konversi nama burung pada Lampiran 3.
Pada lajur untuk Tabel Perhitungan telah disediakan 6 parameter dan 25 karakter (Kode karakter) bagi masing-masing jenis burung. Untuk karakter yang sesuai dengan jenis burung tertentu, diberi angka 1. Karakter yang tidak sesuai tidak diberi nilai (bernilai 0).
Jumlahkan masing-masing kolom (total kolom adalah 25, sesuai dengan jumlah karakter burung).
Hitunglah persentase untuk masing-masing parameter (ada 6 parameter, yaitu pakan, asal spesies, reproduksi, sarang, waktu aktif, habitat). Perhatikan bahwa “jumlah untuk setiap Parameter” selalu sama dengan jumlah burung yang ditemukan. Jadi, persentase dihitung dengan cara: Persentase karakter = (jumlah karakter/jumlah parameter) x 100 Perlu diingat bahwa persentase karakter harus berjumlah 100 untuk masing-masing karakter.
Dari angka presentase ini, ditentukan “Nilai” berdasarkan Tabel 2. Perhatikan bahwa masing-masing persentase karakter memiliki nilai yang berbeda. Penentuan “Nilai” ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar Anda tidak melakukan kesalahan.
4
Tabel 2. Nilai untuk masing-masing karakter burung. Karakter Burung
Persentase
Nilai
0 - 10 10,1 - 20 20,1 - 40 40,1 - 80 80,1 - 100
5 4 3 2 1
0 0,1-2 2,1-5 5,1-10 10,1-100
1 2 3,5 4,5 5
0 - 10 10,1 - 20 20,1-40 40,1-100
5 3,5 2 1
0-60 60,1-90 90,1-100
5 2,5 1
0 0,1-2 2,1-5 5,1-10 10,1-100
1 2 3,5 4,5 5
Habitat - SPESIALIS
0 0,1-2 2,1-5 5,1-10 10,1-100
1 2 3,5 4,5 5
Habitat - GENERALIS
0-60 60,1-90 90,1-100
5 2,5 1
Sarang - GENERALIS
Pakan - GENERALIS Pemakan biji (BIJ) Pemakan buah (BUA)
Pakan - SPESIALIS Pemakan nektar (madu bunga) (NEK) Pemakan ikan (IKA) Pemangsa (pemakan daging) (DAG) Pemakan serangga dengan melubangi pohon (SLU) Pemakan serangga sambil terbang/ melayang (SLY) Pemakan serangga dengan cara menyambar mangsa (SSA) Pemakan serangga di lantai hutan/di dalam serasah (SLT)
Penetap (TET)
Bersarang di permukaan tanah (TAN) Bersarang di lubang pohon (LUB) Bersarang di lubang tebing/tanah (TEB) Bersarang di bangunan (rumah, gedung, jembatan) (GED)
Reproduksi - SPESIALIS
Parasit telur/anakan (PAR)
Reproduksi - GENERALIS Bukan parasit telur/anakan (NPA)
5 4 3 2 1
0 0,1-2 2,1-5 5,1-10 10,1-100
1 2 3,5 4,5 5
0 0,1-2 2,1-5 5,1-10 10,1-100
1 2 3,5 4,5 5
0-60 60,1-90 90,1-100
5 2,5 1
0 0,1-2 2,1-5 5,1-10 10,1-100
1 2 3,5 4,5 5
0-60% 60,1-90% 90,1-100%
5 2,5 1
Waktu aktif - SPESIALIS
Waktu aktif - GENERALIS
Asal Spesies - SPESIALIS
Migran (MIG)
0-10 10,1-20 20,1-40 40,1-80 80,1-100
Sarang - SPESIALIS
Nokturnal (aktif pada malam hari) (MAL)
Asal Spesies - GENERALIS
5 3,5 2 1
Sarang - GENERALIS
Bersarang di cabang dan kanopi pohon (CAB)
Pakan - GENERALIS Pemakan serangga di ranting pohon (SRA)
Bersarang di semak (SMK)
0 - 10 10,1 - 20 20,1-40 40,1-100
Diurnal (aktif pada siang hari) (SIA)
Areal perairan (sungai, danau, tepi laut) (AIR) Areal terbangun (dominasi bangunan perkotaan) (KOT)
Areal terestrial (daratan) (DAR)
5
TIPS
MEMBUAT TABEL PERHITUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN LAMPIRAN 1 Pada Lampiran 2 disajikan daftar karakter untuk 168 jenis burung yang umum ditemukan di perkotaan dan suburbia. Untuk memudahkan penentuan karakter, Buku Panduan ini dilengkapi dengan compact disk yang berisi Lampiran 1 dalam formal Excel. Pilihlah spesies yang Anda temui dan hilangkan sisanya. Jika compact disk tidak tersedia, file yang sama (Karakter Burung) dapat diunduh dari situs: ani_mardiastuti.staff.ipb.ac.id
5. Menentukan kategori kualitas ruang terbuka hijau Langkah terakhir adalah sebagai berikut:
Jumlahkan “Nilai” dan hitung nilai Indeks Kualitas Ruang Terbuka Hijau: Indeks Kualitas Ruang Terbuka Hijau = Jumlah nilai x 0,8 Angka maksimum yang dapat diperoleh dari “jumlah nilai” adalah 125. Oleh karenanya, agar diperoleh angka maksimum 100, maka “jumlah nilai” perlu dikalikan dengan angka 0,8.
Tentukan kategori Indeks Kualitas Ruang Terbuka Hijau berdasarkan selang pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3.
Kategori kualitas ruang terbuka hijau berdasarkan nilai kualitas hasil perhitungan. Indeks Kualitas Ruang Terbuka Hijau 20 – 39,9 40 -54,9 55 -69,9 70-84,9 85-100
Kategori Sangat rendah Rendah Menengah Baik Sangat Baik
Agar lebih mudah dipahami, pada Tabel 4 diberikan contoh perhitungan untuk Taman Menteng, Jakarta Pusat.
6
Tabel 4. Contoh tabel karakter jenis-jenis burung dan perhitungan Indeks Kualitas Ruang Terbuka Hijau untuk Taman Menteng, Jakarta Pusat (jumlah spesies: 27). No
BIJ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Betet biasa Bondol peking Cabai jawa Cabak kota Caladi tilik Cinenen jawa Cinenen kelabu Cinenen pisang Cipoh kacat Cucak kutilang Dederuk jawa Gelatik batu kelabu Gereja erasia Kacamata biasa Kepudang kuduk-hitam Kipasan belang Madu kelapa Madu sriganti Merbah cerukcuk Perenjak jawa Punai gading Remetuk laut Sikatan bubik Takur ungkut-ungkut Tekukur biasa Walet linci Walet sarang putih Jumlah Karakter Jumlah Parameter Persentase Karakter (%) Jumlah persentase Nilai (lihat Tabel Nilai) Jumlah Nilai
PARAMATER DAN KODE KARAKTER Asal Reproduksi
Pakan
JENIS BURUNG BUA
NEK
IKA
DAG
SLU
SLY
SSA
SLT
SRA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5
6
2
0
0
1
1 1 2
2
0
9
27 18,5 4
22,2 3
7,4 4,5
0,0 1
0,0 3,7 100,0 1 3,5
7,4 4,5
7,4 4,5
0,0 1
33,3 2
TET
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
MIG
0 27 100,0 0,0 100,0 1 1
PAR
NPA
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
27 0,0 100,0 100,0 1 1 64,5
SMK
Sarang CAB
TAN
Aktif
LUB
TEB
GED
MAL
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
4
0
1 1 3
1
27 25,9
44,4
3,7
14,8
0,0
11,1
3,7
2
3,5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
0
96,3
0,0
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
100 5
1
5
3,5
DAR
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27
100 2
KOT
1 1
12
AIR
1 1 1
1 1
7
Habitat SIA
1 1 3 27 11,1 100 5
24 88,9 2,5
Jumlah Nilai = 64,5 Indeks Kualitas Ruang Terbuka Hijau = 0,8 x 64,5 = 51,6 Kategori Kualitas Ruang Terbuka Hijau: rendah
7
IV. PENUTUP Dalam Buku Panduan ini telah diuraikan bagaimana menentukan kualitas ruang terbuka hijau diwilayah perkotaan. Dengan menggunakan pola pikir yang sama, dapat pula konsep dalam Buku Panduan ini digunakan untuk menentukan kualitas tipe habitat yang lain, misalnya wilayah suburbia dan perdesaan, persawahan, hutan rakyat, hutan adat, dan lain sebaginya. Namun demikian, sebelum dilakukan penghitungan, perlu dibuat daftar karakter burung yang ditemukan pada masing-masing habitat. Jika teknik penghitungan untuk penentuan kualitas ruang terbuka hijau dengan menggunakan burung sebagai indikator ini dapat dipergunakan oleh semua kalangan masyarakat, maka kita akan memiliki standar baku yang dapat diperbandingkan antar lokasi dan antar waktu (misal untuk monitoring perbaikan habitat).
LAMPIRAN
8
9 9
Lampiran 2. Tabel karakter burung-burung yang umum ditemukan di perkotaan dan suburbia.
No.
SPESIES BURUNG BIJ
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Alap-alap kawah Alap-alap sapi Apung sawah Bambangan hitam Bambangan kuning Bambangan merah Bangau bluwok Belibis batu Belibis kembang Bentet kelabu Berkik rawa Betet biasa Blekok sawah Bondol haji Bondol jawa Bondol oto hitam Bondol peking Bubut jambul Bubut jawa Cabai bunga api Cabai jawa Cabai polos Cabak kota Cabak maling Caladi tilik Caladi ulam Cangak abu Cangak merah Cekakak belukar Cekakak cina Cekakak jawa Cekakak suci Cekakak sungai Cerek asia Cerek jawa
PARAMETER DAN KODE KARAKTER ASAL REPRODUKSI
PAKAN BUA
NEK
IKA
DAG
SLU
SLY
SSA
SLT
SRA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
TET
MIG
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PAR
NPA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SMK
SARANG CAB
TAN
LUB
AKTIF TEB
GED
MAL
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
AIR
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
KOT
DAR
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1
HABITAT
SIA
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Cerek kalung kecil Cerek kernyut Cerek tilil Cerek-pasir Mongolia Cici merah Cici padi Cikalang christmas Cikalang kecil Cikrak bambu Cikrak daun Cikrak kutub Cinenen jawa Cinenen kelabu Cinenen pisang Cipoh kacat Cucak kuning Cucak kuricang Cucak kutilang Dara laut benggala Dara laut jambul Dara laut kuduk hitam Dara laut kumis Dara laut tiram Dara-laut-sayap-putih Dederuk jawa Elang alap cina Elang alap jambul Elang alap nipon Elang bondol Elang brontok Elang laut perut-putih Elang tiram Empuloh janggut Gagak hutan Gajahan besar Gajahan kecil Gajahan pengala Gelatik-batu kelabu Gelatik jawa Gemak batu Gemak loreng
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117
Gereja eurasia Ibis cucuk-besi Itik benjut Jalak cina Jalak putih Jalak suren Julang emas Kacamata biasa Kancilan bakau Kangkok besar Kangkok melayu Kangkok oriental Kangkok sunda Kapinis rumah Kareo padi Kedasi australia Kedidi leher merah Kedidi merah Kedidi putih Kekep babi Kepudang kuduk-hitam Kerak jambul Kerak kerbau Kerak ungu Kerak-basi ramai Kicuit kerbau Kipasan belang Kirik-kirik laut Kokokan laut Kowak-malam kelabu Kucica kampung Kuntul besar Kuntul karang Kuntul kecil Kuntul kerbau Kuntul perak Kuntul sedang Layang-layang api Layang-layang batu Madu bakau Madu belukar
1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1
1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
12
118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158
Madu jawa Madu kelapa Madu pengantin Madu sriganti Mandar batu Mandar besar Mandar bontod Mandar-padi sintar Merbah cerukcuk Munguk beledu Pecuk-padi hitam Pecuk-ular asia Pelanduk semak Perenjak cokelat Perenjak jawa Perenjak padi Perenjak rawa Pergam laut Perkutut jawa Perling kumbang Pijantung kecil Punai gading Punai penganten Raja udang biru Raja-udang meninting Remetuk laut Sepah kecil Sikatan bubik Sikatan cacing Sikatan emas Sikatan mugimaki Sikatan ninon Sikep-madu asia Takur ungkut-ungkut Tekukur biasa Tikusan alis-putih Tikusan merah Tiong lampu Trinil ekor-kelabu Trinil pantai Trinil rumbai
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13
159 160 161 162 163 164 165 166 167 168
Trinil semak Tuwur asia Walet linci Walet sarang-hitam Walet sarang-putih Walet-palem asia Walik kembang Wiwik kelabu Wiwik lurik Wiwik uncuing
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
1
1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
14
Lampiran 3. Tabel konversi nama popular burung perkotaan ke nama standar Bahasa Indonesia. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama lokal Anis merah Ayam air Ayam hutan Bambangan hitam Bangau besar Bangau kecil Bangau kecil Bangau kendi Bangau putih Bango Bengsi jawa Bentet coklat Bentet kelabu Bentet loreng Beo nias Beo sayap hitam Beo sayap hitam Berencet berkening Berencet kerdil Berkecet biru-tua Berling Betet Bido Blekek Blekek Blekok sawah Blibis kembang Bluwok Brencet wergan Bubut jawa Burung alap alap Burung alap hitam Burung cacing Burung cancap Burung cep cep
Nama Indoneisa Anis merah Mandarpadi sintar Ayamhutan hijau Bambangan hitam Cangak besar Kuntul karang Kuntul kecil Kuntul kerbau Kuntul perak Bangau bluwok Gelatik jawa Bentet coklat Bentet kelabu Bentet loreng Tiong mas Jalak putih Tiong mas Berencet berkening Berencet kerdil Berkecet Biru-tua Perling kumbang Betet biasa Elangular bido Berkik ekorlidi Berkik rawa Blekok sawah Belibis kembang Bangau bluwok Wergan jawa Bubut jawa Alapalap sapi Alapalap kawah Ciungmungkal jawa Pijantung kecil Cucak kuricang
36 37
Burung daun Burung emprit
Cicadaun Sayap-biru Bondol jawa
Nama Latin Zoothera citrina Gallirallus striatus Gallus varius Ixobrychus flavicollis Ardea alba Egretta sacra Egretta garzetta Bubulcus ibis Egretta intermedia Mycteria cinerea Padda oryzivora Lanius cristatus Lanius schach Lanius tigrinus Gracula religiosa Sturnus melanopterus Gracula religiosa Napothera epilepidota Pnoepyga pusilla Cinclidium diana Aplonis panayensis Psittacula alexandri Spilornis cheela Gallinago stenura Gallinago megala Ardeola speciosa Dendrocygna arcuata Mycteria cinerea Alcippe pyrrhoptera Centropus nigrorufus Falco moluccensis Falco peregrinus Cochoa azurea Arachnothera longirostra Pycnonotus atriceps Chloropsis cochinchinensis Lonchura
Burung kapas Burung kemade Burung kepala ular Burung kolibri sepah raja Burung kunyit mas Burung madu Burung madu gunung Burung madu kuning Burung mantenan Burung mantenan
Kapasan kemiri Cabai jawa Pecukular asia
leucogastroides Lalage nigra Dicaeum trochileum Anhinga melanogaster
Burung madu sepah-raja Kepudang dada merah Burungmadu kelapa
Aethopyga siparaja Oriolus cruentus Anthreptes malacensis
Burung madu Gunung
Aethopyga eximia
Burung madu Sriganti Sepah gunung Sepah hutan Sepah kecil Paok pancawarna Kacamata biasa
51 52 53 54 55 56
Burung mantenan Burung pacat bukit Burung pleci Burung ungkutungkut Buwek Buweuk Buweuk Cabak kota Cabe kuning
57
Cak jempol
Opior jawa
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Caladi tilik Caladi ulam Calaibi Camar Camar Camar Camperling Cangak Cangak merah Cangkurileung Cecawi hamba kera
Caladi tilik Caladi ulam Burung madu Sriganti Daralaut benggala Daralaut kumis Daralaut Sayap-putih Perling kumbang Cangak abu Cangak merah Cucak kutilang Srigunting bukit
Cinnyris jugularis Pericrocotus miniatus Pericrocotus flammeus Pericrocotus cinnamomeus Pitta guajana Zosterops palpebrosus Megalaima haemacephala Tyto alba Otus lempiji Strix seloputo Caprimulgus affinis Dicaeum trigonostigma Lophozosterops javanicus Dendrocopos moluccensis Dendrocopos macei Cinnyris jugularis Sterna bengalensis Chlidonias hybridus Chlidonias leucopterus Aplonis panayensis Ardea cinerea Ardea purpurea Pycnonotus aurigaster Dicrurus remifer
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Takur Ungkut-ungkut Serak jawa Celepuk reban Kukuk seloputo Cabak kota Cabai Bunga-api
15
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
Cecawi rantau Cempolong Cendet coklat Cendet kelabu Cendet loreng Cendet macan Cendet sikatan Cerbang Cerek Cerek Cerek Cerek Cerek Ciblek abu Ciblek gunung Ciblek gunung Ciblek jawa Ciblek kapas Ciblek sawah Cica koreng Cici Cici alang Cici padi Cici padi merah Cicing
Srigunting kelabu Cucak kutilang Bentet coklat Bentet kelabu Bentet loreng Bentet loreng Jingjing batu Anis merah Cerek jawa Cerek Kalung-kecil Cerek kernyut Cerek tilil Cerekpasir mongolia Cinenen kelabu Ceret gunung Cinenen gunung Cinenen jawa Perenjak jawa Perenjak padi Cicakoreng jawa Cinenen pisang Perenjak coklat Cici padi Cici merah Serindit jawa
94 95 96 97 98 99
Cieuy Cikalang elok Cikalang elok Cingcoang biru Cingklong Ciong
Opior jawa Cikalang christmas Cikalang kecil Cingcoang biru Cici padi Tiong mas
100 101 102 103
Cipow gunung Ciungair coreng Ciungmungkal jawa Cluluk guk
Opior jawa Ciungair coreng Ciungmungkal jawa Bubut Alang-alang
104 105 106
Cucak gentong Cucak gunung Cucak ijo
Opior jawa Cucak gunung Cicadaun Sayap-biru
Dicrurus leucophaeus Pycnonotus aurigaster Lanius cristatus Lanius schach Lanius tigrinus Lanius tigrinus Hemipus hirundinaceus Zoothera citrina Charadrius javanicus Charadrius dubius Pluvialis fulva Charadrius alexandrinus Charadrius mongolus Orthotomus ruficeps Cettia vulcania Orthotomus cuculatus Orthotomus sepium Prinia polychroa Prinia familiaris Megalurus palustris Orthotomus sutorius Picus sp. Cisticola juncidis Cisticola exilis Loriculus pusillus Lophozosterops javanicus Fregata andrewsi Fregata sp. Brachypteryx montana Cisticola juncidis Gracula religiosa Lophozosterops javanicus Macronous gularis Cochoa azurea Centropus bengalensis Lophozosterops javanicus Pycnonotus bimaculatus Chloropsis
107 108 109
Cucak jempol Cucak jenggot Cucak keling
Opior jawa Empuloh janggut Perling kumbang
110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135
Cucak kuning Cucak kuricang Cucak kutilang Cucak wilis Cui-cui katoang Cupon Dadali Dara laut Daris Decu Decu kembang Dendang selayang Derkuku Dokjali Elang Elang abu Elang bido Elang ikan Elang jambul Elang merah Elang siput Elang tembikar Elang tiram Elangalap besra Elangalap cina Elangalap nipon
Cucak kuning Cucak kuricang Cucak kutilang Cucak gunung Kacamata gunung Cipoh kacat Elang brontok Pergam laut Serak jawa Decu belang Sikatan belang Kepudang kuduk hitam Tekukur biasa Elang brontok Elangular bido Elang kelabu Elangular bido Elanglaut Perut-putih Elangalap jambul Elang bondol Elanglaut Perut-putih Elang bondol Elang tiram Elangalap besra Elangalap cina Elangalap nipon
136 137 138 139
Emprit bondol Emprit haji Emprit peking Ese nangka
Bondol jawa Bondol haji Bondol peking Kacamata biasa
140 141 142
Ese nangka gunung Gajahan Gaok
Opior jawa Gajahan penggala Gagak kampung
cochinchinensis Lophozosterops javanicus Criniger bres Aplonis panayensis Pycnonotus melanicterus Pycnonotus atriceps Pycnonotus aurigaster Pycnonotus bimaculatus Zosterops montanus Aegithina tiphia Spizaetus cirrhatus Prinia flaviventris Tyto alba Saxicola caprata Ficedula westermanni Oriolus chinensis Streptopelia chinensis Spizaetus cirrhatus Spilornis cheela Butastur indicus Spilornis cheela Haliaeetus leucogaste Accipiter trivirgatus Haliastur indus Haliaeetus leucogaste Haliastur indus Pandion haliaetus Accipiter virgatus Accipiter soloensis Accipiter gularis Lonchura leucogastroides Lonchura maja Lonchura punctulata Zosterops palpebrosus Lophozosterops javanicus Numenius phaeopus Corvus macrorhynchus
16
143 144 145 146 147 148 149 150
Garuda Gelatik watu Gemak Gemak Geuri Glathik belong Hantu Hingkik
Elang brontok Gelatikbatu kelabu Gemak loreng Gemak tegalan Perling kumbang Gelatik jawa Serak jawa Serak jawa
151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175
Ibis Isap madu Isap madu Itik Itik Itik Jalak dada putih Jalak hitam Jalak kapas Jalak kebo Jalak nias Jalak penyu Jalak sungu Jalak tedong Jalak ungu Jalak uren Jalak uret Jantungan merah Jethethot Jikki Jikki Jikki Jikki Jikki Jogjog
Ibis cucukbesi Burung madu belukar Burungmadu kelapa Belibis kembang Belibis polos Itik benjut Jalak putih Kerak kerbau Jalak cina Kerak kerbau Kerak ungu Kerak kerbau Kerak kerbau Kerak kerbau Kerak kerbau Jalak suren Jalak suren Burung madu jawa Srigunting hitam Cekakak australia Cekakak belukar Cekakak cina Cekakak jawa Cekakak sungai Merbah cerukcuk
176 177 178 179 180 181
Ka’ Kacer Kacer poci Kaka moro Kaka wandala Kakatua
Tuwur asia Kucica kampung Kucica kampung Nuri bayan Nuri bayan Kakatua Jambul-kuning
Spizaetus cirrhatus Parus major Turnix suscitator Turnix sylvatica Aplonis panayensis Padda oryzivora Tyto alba Tyto alba Threskiornis melanocephalus Anthreptes singalensis Anthreptes malacensis Dendrocygna arcuata Dendrocygna javanica Anas gibberifrons Sturnus melanopterus Acridotheres javanicus Sturnus sturninus Acridotheres javanicus Acridotheres tristis Acridotheres javanicus Acridotheres javanicus Acridotheres javanicus Acridotheres javanicus Sturnus contra Sturnus contra Aethopyga mystacalis Dicrurus macrocercus Halcyon sancta Halcyon smyrnensis Halcyon pileata Halcyon cyanoventris Halcyon chloris Pycnonotus goiavier Eudynamys scolopaceus Copsychus saularis Copsychus saularis Eclectus roratus Eclectus roratus Cacatua sulphurea
182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196
Kakatua Kakatua Kaleng krobo Kaleng mas Kalolojang Kalukule Kancilan topi-hitam Kangkok besar Kangkok hodgson Kangkok horsfield Kangkok ranting Kapasan kemiri Kecici Kecoa jawa Kedasi lurik
Kakatua koki Kakatua tanimbar Kerak kerbau Kerak kerbau Perling kumbang Bubut Alang-alang Pelanduk Topi-hitam Kangkok besar Kangkok hodgson Kangkok horsfield Kangkok ranting Kapasan kemiri Kecici belalang Ciungmungkal jawa Wiwik lurik
197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211
Kedasi ungu Kedasih Kedasih Kedasih Kedidi Kedidi Kekek Keling Kembang Kensit itam Kensit utan Kensit utan kecil Kepodang emas Kepodang sungu Kepudang kapas Kepudangsungu gunung Kerak basi Kerak basi Ki jenggot Kicuit kerbau Kik kik kir Kios rae Kirikkirik senja Klaces
Kedasi ungu Wiwik kelabu Wiwik rimba Wiwik uncuing Kedidi Leher-merah Kedidi putih Pekaka emas Perling kumbang Perling kumbang Burung madu bakau Burung madu belukar Burung madu Pengantin Kepudang kuduk hitam Kerak kerbau Kepudang kuduk hitam
Cacatua galerita Cacatua goffiniana Acridotheres javanicus Acridotheres javanicus Aplonis panayensis Centropus bengalensis Malacocincla sepiarium Cuculus sparverioides Cuculus nisicolor Cuculus horsfieldi Cuculus saturatus Lalage nigra Locustella certhiola Cochoa azurea Cacomantis sonneratii Chrysococcyx xanthorhynchus Cacomantis merulinus Cacomantis variolosus Cacomantis sepulcralis Calidris ruficollis Calidris alba Pelargopsis capensis Aplonis panayensis Aplonis panayensis Leptocoma calcostetha Anthreptes singalensis Leptocoma sperata Oriolus chinensis Acridotheres javanicus Oriolus chinensis
Kepudangsungu gunung Kerakbasi besar Kerakbasi ramai Empuloh janggut Kicuit kerbau Wiwik kelabu Burung madu Sepah-raja Kirik-kirik Senja Burung madu jawa
Coracina larvata Acrocephalus orientalis Acrocephalus stentoreus Criniger bres Motacilla flava Cacomantis merulinus Aethopyga siparaja Merops leschenaulti Aethopyga mystacalis
212 213 214 215 216 217 218 219 220
17
221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234
Kokokan Kokokan Kolibri bakau Kolibri ninja Kolibri tasik Kolibri wulung Konin Kowak Krukep Kucica hutan Kucica kampung Kunyit besar Kunyit selayang Kutilang
Bambangan kuning Kokokan laut Burung madu bakau Burung madu bakau Burung madu Pengantin Burung madu belukar Burung madu bakau Kowakmalam abu Bubut Alang-alang Kucica hutan Kucica kampung Kepudang kuduk hitam Kepudang kuduk hitam Cucak kutilang
235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257
Kutilang mas Kutilang sutra Lang malam Layang-layang Layang-layang Layang-layang Layang-layang Layang-layang Lilin Lipuo Lontrok jambul Madu merah Madu merah Mamiang Mandar Mandar Mandar Manuk peking Manuk podang jawa Manyar kelapa Manyar tempua Mendu jambul Mentuk
Cucak kuning Cucak kuricang Serak jawa Layanglayang asia Layanglayang batu Layanglayang gua Layanglayang loreng Layanglayang rumah Perling kumbang Perling kecil Bubutpacar jambul Burung madu jawa Burung madu Sepah-raja Tiong mas Mandar batu Mandar besar Mandar bontod Bondol peking Kepudang kuduk hitam Manyar jambul Manyar tempua Bubutpacar jambul Bubut besar
258 259
Menyok Merbah kapur
Opior jawa Merbah cerukcuk
Ixobrychus sinensis Butorides striata Leptocoma calcostetha Leptocoma calcostetha Leptocoma sperata Anthreptes singalensis Leptocoma calcostetha Nycticorax nycticorax Centropus bengalensis Copsychus malabaricus Copsychus saularis Oriolus chinensis Oriolus chinensis Pycnonotus aurigaster Pycnonotus melanicterus Pycnonotus atriceps Tyto alba Hirundo rustica Hirundo tahitica Hirundo daurica Hirundo striolata Delichon dasypus Aplonis panayensis Aplonis minor Clamator coromandus Aethopyga mystacalis Aethopyga siparaja Gracula religiosa Gallinula chloropus Porphyrio porphyrio Gallicrex cinerea Lonchura punctulata Oriolus chinensis Ploceus manyar Ploceus philippinus Clamator coromandus Centropus sinensis Lophozosterops javanicus Pycnonotus goiavier
260 261 262 263 264 265 266
Merbah surti Merbok Merpati Merpati tanah Mprit gantil Murai batu Murai biasa
Cucak kutilang Perkutut jawa Merpati batu Merpati batu Burung madu Sriganti Kucica hutan Kucica kampung
267 268 269
Murai daun Murai irian Nipuo
Cicadaun Sayap-biru Tangkar centrong Perling kecil
270 271
Opior-opior Pacoi
Opior jawa Cabak maling
272 273 274 275 276 277 278 279
Pecukpadi hitam Peking haji Pelatuk Pelatuk Pentet Perkicu Perkutut Perling
Pecukpadi hitam Bondol haji Pelatuk besi Pelatuk gunung Bentet kelabu Serindit jawa Perkutut jawa Perling kumbang
280 281 282
Piit bondol Piit peking Pikpik
Bondol jawa Bondol peking Kedasi hitam
283 284 285 286
Pipit bondol Pipit gereja Pipit haji Pipit pinang
Bondol jawa Burung gereja Erasia Bondol haji Bondol peking
287 288 289
Piyer Pleci gunung Pleci jawa
Opior jawa Kacamata gunung Kacamata jawa
290
Pleci kapur
Opior jawa
291 292 293
Pleci pupur Plisi kembang Ponggok
Opior jawa Burung madu jawa Serak jawa
Pycnonotus aurigaster Geopelia striata Columba livia Columba livia Cinnyris jugularis Copsychus malabaricus Copsychus saularis Chloropsis cochinchinensis Crypsirina temia Aplonis minor Lophozosterops javanicus Caprimulgus macrurus Phalacrocorax sulcirostris Lonchura maja Pellorneum capistratum Dinopium javanense Lanius schach Loriculus pusillus Geopelia striata Aplonis panayensis Lonchura leucogastroides Lonchura punctulata Surniculus lugubris Lonchura leucogastroides Passer montanus Lonchura maja Lonchura punctulata Lophozosterops javanicus Zosterops montanus Zosterops flavus Lophozosterops javanicus Lophozosterops javanicus Aethopyga mystacalis Tyto alba
18
294 295 296
Serak jawa Cinenen jawa Perenjak rawa
Tyto alba Orthotomus sepium Prinia inornata
297 298 299 300 301
Pongo Prenjak Prenjak gunung Prenjak kepala merah Prenjak lumut Prenjak salome Prit gantil Prit peking
Cinenen kelabu Cinenen pisang Cici merah Wiwik lurik Bondol peking
302 303
Pucung bendang Punai leher merah
Bambangan merah Punai gading
Orthotomus ruficeps Orthotomus sutorius Megalurus palustris Cacomantis sonneratii Lonchura punctulata Ixobrychus cinnamomeus Treron vernans
304 305 306 307 308 309 310 311 312
Punai manten Punglor barak Punglor boto Puter Puyuh Rakrak Rambatan Rambatan loreng Riu-riu
Punai penganten Anis merah Anis merah Dederuk jawa Puyuh batu Terik asia Munguk beledu Munguk loreng Perling kumbang
Treron griseicauda Zoothera citrina Zoothera citrina Streptopelia bitorquata Coturnix chinensis Glareola maldivarum Sitta frontalis Sitta azurea Aplonis panayensis
19