PANDUAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI PROYEK PENGEMBANGAN EMPAT UNIVERSITAS SEBAGAI PUSAT UNGGULAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING BANGSA
Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
2016
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa universitas di Indonesia telah tumbuh menjadi lembaga pencetak lulusan dengan spektrum spesifikasi dan bidang keahlian yang semakin luas. Demikian juga halnya dengan Universitas Jember (Jember), Universitas Negeri Malang (Malang), Universitas Mulawarman (Samarinda), dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Serang), empat universitas yang mendapatkan dukungan dana Islamic Development Bank (IDB).
Sebagai contoh, Universitas Jember memiliki kekhususan di bidang
bioteknologi pertanian dan kesehatan sebagai sektor utamanya; Universitas Negeri Malang sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) telah berperan dalam menghasilkan guru-guru Sekolah Dasar dan Menengah yang berkualitas; Universitas Mulawarman, yang berada di tengah pulau Kalimantan yang sangat luas, telah secara konsisten membangun pusat unggulan dalam tropical studies dengan sektor unggulan di bidang agroforestry, produk-produk alami, isu lingkungan dan kesehatan, serta sumber daya perairan; dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berada di Provinsi Banten yang dihadapkan pada masalah pangan dan kesehatan juga berperan dalam mengentaskan masalah ini melalui program ketahanan pangan dan penjaminan kesehatan. Dalam hal ini, keempat universitas berkomitmen untuk terus mengembangkan kurikulumnya yang berorientasi kepada dunia kerja dan profesi yang semakin meluas dan beragam. Pada saat yang sama, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yang memunculkan tuntutan perlunya lulusan mempunyai kualifikasi tertentu, semakin mengemuka di semua perguruan tinggi sejak diperkenalkannya konsep tersebut dari dunia kerja. KKNI yang mengatur kualifikasi kemampuan dan keterampilan mahasiswa (KKNI level 6 untuk S1), banyak menginspirasi lembaga pendidikan untuk melakukan perubahan kurikulum. Profil lulusan lembaga pendidikan, yang akan mengisi dunia kerja, harus diorientasikan, disesuaikan, atau dicocokkan dengan KKNI ini, sebagai template tingkatan kemampuan/keterampilan tersebut. Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 tahun 2014 menetapkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) menetapkan kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di perguruan tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Indonesia. Untuk kedua hal inilah diperlukan adanya pengembangan kurikulum yang dapat mengakomodasi kriteria yang tercantum dalam KKNI dan SNPT.
1
Mulai tahun 2017-2019, Universitas Jember (Jember), Universitas Negeri Malang (Malang), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Serang) dan Universitas Mulawarman (Samarinda) mendapat dukungan dari IDB untuk mengembangkan diri menjadi pusat unggulan untuk daya saing bangsa. Dukungan IDB ini dipandang merupakan peluang yang sangat positif untuk pengembangan kurikulum di empat perguruan tinggi terkait.
Variasi dan karakteristik pemahaman antar-prodi dan antar-perguruan tinggi terhadap ide pengembangan kurikulum baru, sangat memungkinkan munculnya perbedaan fokus dan arah pengembangan kurikulum prodi/universitas. Oleh karenanya, dipandang perlu adanya panduan atau rambu-rambu yang bermanfaat sebagai pedoman bagi perguruan tinggi dan prodi untuk pengembangan kurikulum masingmasing.
B. Tujuan Penyusunan Panduan Panduan (TOR) Curriculum Development (Pengembangan Kurikulum Program Studi) di perguruan tinggi yang didukung dana IDB Tahun 2016 ini disusun dengan tujuan memberikan rambu-rambu bagi: 1. manajemen/pengelola program: a. untuk
memfasilitasi
tahapan
pengembangan
kurikulum
di
tingkat
universitas. b. untuk memfasilitasi program studi dalam pengembangan kurikulum. c. dalam mengorganisasi dan memonitor pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh program studi. 2. pengelola program studi dalam mengembangkan kurikulum.
2
II. PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI YANG BERORIENTASI PADA KKNI DAN SNPT
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum Program Studi (Prodi) yang berorientasi pada KKNI dan SNPT merupakan penyusunan kurikulum baru atau revisi kurikulum lama yang berbasis kompetensi (KBK) dengan mengakomodasi Kurikulum 2013 dan KKNI. Pengembangan kurikulum ini diperuntukkan semua program studi S1 pada empat universitas yang selama 2017-2019 mendapatkan dukungan pendanaan dari IDB, baik untuk program vokasi, non-kependidikan, maupun program kependidikan.
B. Prosedur Pengembangan Kurikulum Untuk menentukan struktur kurikulum yang mendukung profil lulusan program studi tertentu, yang berorientasi pada KKNI, sesuai dengan kurikulum 2013, dan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, memerlukan input/masukan dari berbagai stakeholder seperti dunia kerja sendiri, para alumni, para pengguna, serta pemangku kepentingan yang lain. Oleh karena itu, dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum, prodi perlu mengawalinya dari penjaringan masukan stakeholder dan user. Selanjutnya penyusunan kurikulum sampai menjadi buram (draft) yang siap untuk uji publik dan implementasi. Dua hal yang terakhir ini juga perlu melibatkan stakeholder dan user. Di pihak lain, sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan, perguruan tinggi tidak cukup hanya mengakomodasi tuntunan pasar dalam pengembangan kurikulumnya, melainkan juga perlu mengakomodasi masukan dan pertimbangan para ahli ilmu. Proses pendidikan menuntut lulusannya memiliki kompetensi tertentu, oleh karena itu prinsip-prinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi juga harus mendapat perhatian dan penekanan. Sedangkan untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT), kurikulum yang akan dikembangkan harus paling tidak memuat 4 standar dari 8 standar yang disarankan yaitu 1) standar kompetensi lulusan; 2) standar isi pembelajaran; 3) standar proses pembelajaran; dan 4) standar penilaian pembelajaran. Terkait dengan pertimbangan-pertimbangan ini, pelaksanaan pengembangan kurikulum program studi diusulkan melalui serangkaian langkah kegiatan berikut.
3
1.
Analisis kebutuhan Kurikulum melalui a.l. kegiatan studi penelusuran alumni (tracer study) atau technical assistance
2.
Studi banding (Comparative Study)
3.
Pengembangan Kurikulum paradigma baru
4.
Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
5.
Pengembangan Standar Isi
6.
Pengembangan Standar Proses Pembelajaran
7.
Pengembangan Standar Penilaian
8.
Pengembangan struktur dan deskripsi kurikulum program studi
9.
Pengembangan perangkat kurikulum program studi
10. Pengembangan bahan ajar mata kuliah 11. Expert Judgement kurikulum baru 12. Pengembangan instrumen quality assurance implementasi kurikulum. Adapun uraian dari masing-masing langkah adalah sbb:
1. Analisis kebutuhan Kurikulum melalui a.l. kegiatan studi penelusuran alumni (tracer study) atau technical assistance Pada kegiatan analisis kebutuhan, dilakukan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang berjalan saat ini terkait dengan a.l. kesesuaian dengan kebutuhan stake holder, paradigma pendidikan yang baru, pola ilmiah pokok, atau pusat keunggulan. Metode yang digunakan a.l melalui studi pelacakan lulusan atau technical assistance.
Studi pelacakan lulusan perlu dilakukan oleh prodi untuk mengetahui profil dan kinerja lulusan di dunia kerja. Tracer study juga perlu dilakukan untuk memperoleh informasi dari para lulusan mengenai hambatan dan permasalahan yang dihadapi menyangkut pekerjaan serta kebutuhan pasar kerja. Dengan demikian tracer study perlu dilakukan kepada sebanyak mungkin respon dari (a) lulusan baik yang sudah bekerja maupun yang belum memperoleh pekerjaan relevan yang diharapkan; (b) pengguna lulusan. Tracer study dapat dilakukan menggunakan angket/kuisioner tertulis maupun secara online.
4
Kegiatan technical assistance meliputi pendampingan oleh pakar kurikulum dari luar atau dalam negeri untuk keperluan analisis kebutuhan.
2. Studi banding (Comparative Study) Studi banding perlu dilakukan oleh prodi untuk memperoleh masukan, ide, dan pemikiran mengenai profil kurikulum yang sebaiknya dikembangkan. Studi banding juga perlu dilakukan dalam rangka benchmarking kurikulum yang akan disusun dengan kurikulum program studi lain yang telah terbukti baik. Dengan demikian objek studi banding adalah prodi atau jurusan lain yang mempunyai profil yang lebih baik menyangkut lulusan atau kegiatan akademis lain sebagai manifestasi dari kurikulumnya. Studi banding perlu dilakukan pada kisaran waktu yang ditetapkan sesuai dengan agenda kegiatan.
3.
Pengembangan Kurikulum paradigma baru Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Focus Group Discussion (FGD) tim inti pengembang kurikulum untuk 1) penyamaan persepsi tentang konsep kurikulum paradigma baru, 2) workshop menyusun ketentuan umum kurikulum yang meliputi rasional, landasan filosofis dan yuridis, serta tujuan, dan 3) finalisasi draft ketentuan umum.
4.
Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah beberapa kali Focus Group Discussion (FGD) dan workshop tim inti pengembang kurikulum bersama 1) perwakilan program studi untuk sosialisasi kurikulum baru, penyesuaian KKNI dan SNPT, merumuskan capaian pembelajaran, analisis kebutuhan dan penyusunan capaian pembelajaran masing-masing prodi, pemetaan kompetensi lulusan, serta penyusunan standar kompetensi lulusan (SKL); dan bersama 2) beberapa dosen prodi untuk penyusunan SKL program studi dan penyempurnaannya.
5.
Pengembangan Standar Isi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Focus Group Discussion (FGD) dan workshop tim inti pengembang kurikulum bersama beberapa dosen prodi untuk menyusun Standar Isi dan dilanjutkan dengan FGD bersama seluruh dosen prodi untuk penyempurnaannya.
5
6.
Pengembangan Standar Proses Pembelajaran Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Focus Group Discussion (FGD) dan workshop tim inti pengembang kurikulum bersama beberapa dosen prodi untuk menyusun Standar Proses Pembelajaran dan dilanjutkan dengan
workshop
bersama seluruh dosen prodi untuk penyempurnaannya. 7.
Pengembangan Standar Penilaian Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Focus Group Discussion (FGD) dan workshop tim inti pengembang kurikulum bersama beberapa perwakilan prodi untuk menyusun Standar Penilaian Hasil Belajar dan dilanjutkan dengan workshop bersama seluruh dosen prodi untuk menyusun seluruh Standar Penilaian Hasil Belajar prodi diikuti dengan workshop berikutnya untuk penyempurnaannya.
8.
Pengembangan struktur dan deskripsi kurikulum program studi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah Focus Group Discussion (FGD) dan workshop tim inti pengembang kurikulum bersama beberapa perwakilan prodi untuk menyusun struktur dan sebaran matakuliah dengan mempertimbangkan kelompok bidang keahlian (KBK), dilanjutkan dengan workshop bersama seluruh dosen prodi untuk menyusun struktur dan sebaran matakuliah seluruh prodi, dan diikuti dengan workshop berikutnya untuk penyempurnaannya.
9.
Pengembangan perangkat kurikulum program studi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun perangkat pembelajaran untuk mata kuliah yang telah ditentukan oleh masing-masing prodi. Kegiatan ini diawali dengan FGD untuk penyamaan persepsi terkait jenis dan bentuk perangkat pembelajaran serta penetapan sejumlah mata kuliah yang akan dikembangkan perangkatnya sebagai pilot subject. Selanjutnya sosialisasi jenis dan bentuk perangkat kepada seluruh dosen prodi dilanjutkan dengan penyusunan perangkat pembelajarannya, review, dan menyempurnakannya.
10. Pengembangan bahan ajar mata kuliah Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun bahan ajar sejumlah mata kuliah di masing-masing prodi. Kegiatan ini diawali dengan FGD untuk penyamaan persepsi terkait bahan ajar mata kuliah yang sesuai dengan kurikulum paradigma baru. Selanjutnya dosen pengampu menyusun bahan ajar mata kuliah. Akhirnya dilakukan review oleh dosen ahli pada masing-masing KBK, dan diakhiri dengan penyempurnaannya oleh dosen pengampu mata kuliah.
6
11. Expert Judgement kurikulum baru Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mereview dan mengevaluasi kurikulum paradigma baru beserta perangkatnya yang dilakukan oleh tim inti pengembang kurikulum dan dosen ahli kurikulum di masing-masing prodi. Selanjutnya, berdasarkan masukan-masukan tadi, kurikulum dan perangkatnya disempurnakan.
12. Pengembangan instrumen quality assurance implementasi kurikulum. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun instrument penjaminan mutu terhadap implementasi kurikulum paradigma baru. Kegiatan meliputi penyusunan draft instrumen penjaminan mutu termasuk transfer kredit dengan universitas mitra didalam negeri yang tergabung dalam proyek 4 in 1 atau universitas mitra di luar negeri, review terhadap draft instrumen penjaminan mutu, dan penyempurnaannya C. Pembiayaan Pembiayaan
pengembangan
kurikulum
dibuat
untuk
masing-masing
tahap/langkah. Masing-masing perguruan tinggi dapat menentukan besarnya alokasi anggaran biaya sesuai dengan macam/jumlah tahapan/langkah yang akan dilakukan. Adapun pembiayaan meliputi kegiatan: 1.
Analisis kebutuhan Kurikulum melalui a.l. kegiatan studi penelusuran alumni (tracer study) atau technical assistance: a.l. internship grant (student mobility program)
2.
Studi banding (Comparative Study)
3.
Pengembangan paradigma baru Kurikulum: FGD dan workshop
4.
Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan: FGD dan workshop
5.
Pengembangan Standar Isi: FGD dan workshop
6.
Pengembangan Standar Proses Pembelajaran: FGD dan workshop
7.
Pengembangan Standar Penilaian: FGD dan workshop
8.
Pengembangan struktur dan deskripsi kurikulum program studi: FGD dan workshop
9.
Pengembangan perangkat kurikulum program studi: FGD dan workshop
7
10.
Pengembangan bahan ajar mata kuliah: a.l. hibah buku dan teaching grant
11.
Expert Judgement of Curriculum: a.l. beberapa expert
12.
Pengembangan
instrumen
quality
assurance
implementasi
kurikulum:
benchmarking, FGD, seminar, dan workshop
8
III. PENUTUP
Panduan
praktis
ini
digunakan
untuk
memberikan
pedoman
dalam
pengembangan kurikulum di Universitas Jember (Jember), Universitas Negeri Malang (Malang), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Serang) dan Universitas Mulawarman (Samarinda) mulai tahun anggaran 2017. Banyak ketentuan dalam panduan ini yang sifat dan asalnya dari kesepakatan-kesepakatan. Oleh karenanya apabila terdapat ketentuan ataupun tatacara yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku di Universitas masing-masing, akan dilakukan peninjauan kembali.
9