Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga buku Pedoman Pengembangan Olahraga Unggulan Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat tersusun sebagaimana yang diharapkan. Seperti kita ketahui bahwa prestasi olahraga yang tinggi merupakan kebanggaan suatu bangsa sehingga diharapkan dapat meningkatkan nasionalisme rakyat Indonesia. Namun untuk mencapai prestasi yang tinggi bukanlah pekerjaan yang mudah. Pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga menuntut tanggungjawab dan kemampuan pendekatan secara ilmiah dalam setiap aspek pembinaan, termasuk pola pembinaan. Untuk dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan dalam upaya pencapaian dan
peningkatan
prestasi
secara
optimal
kita
dituntut
untuk
meningkatkan pembinaan atlit secara terus menerus, dan berkelanjutan secara komprehensif. Trend pencapaian peringkat Provinsi Jawa Tengah pada peringkat ke-5/ke-4
pada pentas
Pekan Olahraga Nasional
merupakan bukti bahwa tantangan prestasi olahraga Jawa Tengah pada tingkat nasional semakin berat. Program dan Kebijakan yang diambil tidak lagi hanya diarahkan pada program instan untuk memacu prestasi melalui perolehan medali pada setiap event. Melalui Rencana Strategik Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 Pembangunan dan Pembinaan keolahragaan akan kita laksanakan secara terpadu berjenjang bertahap dan berkelanjutan mulai dari Kabupaten Kota, Provinsi dan Nasional dengan 3 pilar yakni SDM, Kelembagaan
dan
Sarana
Prasarana
Keolahragaan.
Disisi
lain,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2005 bahwa setiap Pemerintah Daerah Kabupaten Kota wajib mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau internasional ( pasal 34 ayat 2 ). Menyadari hal tersebut Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
2
maka perlu disusun buku acuan Olahraga Unggulan Jawa Tengah sebagai pedoman untuk pengembangan olahraga unggulan daerah. Pada akhirnya, kami berharap buku ini dijadikan pedoman dalam menentukan cabang olahraga unggulan baik oleh Kabupaten / Kota maupun
stake
holder sebagai
dasar prioritas
program
pembinan
keolahragaan. Selanjutnya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun Buku ini serta semua pihak yang telah memberikan masukan dan membantu penyusunan Buku Pedoman Pengembangan Olahtraga Unggulan Daerah Provinsi Jawa Tengah ini. Semarang, Oktober 2014 Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah
Drs. BUDI SANTOSO, M.Si. Pembina Utama Muda NIP. 19631224 199103 1 004
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indeks pembangunan olahraga Indonesia masih rendah. Hal ini seharusnya menyadarkan seluruh tokoh dan pemimpin bangsa bahwa panji olahraga
yaitu
"memasyarakatkan
olahraga
dan
mengolahragakan
masyarakat" sebagai upaya pemassalan dan pembudayaan olahraga yang dicanangkan sejak 26 tahun silam, ternyata belum sepenuhnya terlaksana sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, untuk membangun pilar yang kokoh dan menjamin tercapainya prestasi olahraga yang membanggakan, tiada jalan lain selain berupaya dan bekerja keras serta terfokus pada pemassalan dan pembudayaan olahraga di masyarakat. Keterpurukan
prestasi
olahraga
belakangan
ini
antara
lain
disebabkan masih lemahnya sistem pembinaan olahraga prestasi serta belum terbentuk sistem pembinaan yang meliputi pemassalan, pembibitan dan peningkatan prestasi. Prestasi olahraga dapat dicapai apabila pemassalan, pembibitan, pemanduan dan pengembangan bakat dapat dilakukan dengan baik. Sistem pembinaan tersebut merupakan sebuah tuntutan tata kelola logis-standar untuk mengupayakan keunggulan potensial menuju keunggulan yang berdaya saing tinggi. Model pembinaan atlet yang baik merupakan permasalahan yang harus
diambil
sebagai
langkah
pemecahan
pembinaan
olahraga.
Pendekatan yang dilakukan sedapat mungkin mendapatkan data dari variabel yang berkaitan dengan cabang olahraga yang akan dibina secara lengkap. Data yang telah didapat dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu report yang berguna sebagai umpan balik untuk kelanjutan suatu pembinaan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN) pada pasal 12 ayat 1 bahwa pemerintah mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
4
kebijakan serta standarisasi bidang keolahragaan secara nasional. Dalam UUSKN tersebut juga dijelaskan mengenai peran pemerintah daerah dalam memajukan olahraga prestasi (pasal 20, ayat 5) bahwa pemerintah daerah dapat mengembangkan (1) perkumpulan olahraga, (2) pusat penelitian dan pengembangan imu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, (3) sentra pembinaan olahraga prestasi, (4) pendidikan dan pelatihan tenaga keolahragaan, (5) prasarana dan sarana olahraga prestasi, (6) system pemanduan dan pengembangan bakat olahraga, (7) system informasi keolahragaan, (8) melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan pada tingkat daerah, nasional dan internasional sesuai dengan kebutuhan. Selain itu pada Pasal 34 ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintah kabupaten/kota wajib mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau internasional. Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota, sudah saatnya mulai lebih memperhatikan dan mengatur secara terencana, sistematik, dan mengelola secara profesional setiap bentuk penyelenggaraan keolahragaan, karena tuntutan perubahan global. Ada beberapa hal yang dapat dicermati dari Peraturan Pemerintah
No. 16
Tahun 2007 yaitu : Adanya semangat otonomi daerah dalam Peraturan Pemerintah ini, di dalamnya diatur pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Ini merupakan pejabaran lebih lanjut dari ketentuan Pasal 12 s/d 26 UU No. 3 Tahun 2005. Hal terkait diatur pula dalam Pasal 7 ayat (2) huruf h PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dengan kejelasan dan ketegasan pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang di atas, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat meningkatkan
efektivitas
dan
efisiensi
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan, mutu pelayanan publik di bidang keolahragaan dan pengembangan potensi unggulan daerah melalui keikutsertaan masyarakat, serta langkah-langkah nyata optimalisasi potensi keunggulan lokal. Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
5
Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sebagai salah satu provinsi di Indonesia merupakan provinsi yang mempunyai potensi olahraga yang cukup besar. Berbagai prestasi olahraga yang diukir Indonesia sebagian dikontribusikan oleh atlet berasal dari provinsi Jawa Tengah. Beberapa pelatih terbaik di Indonesia juga banyak yang berasal dari Jawa Tengah. Dari
aspek
historis,
penyelenggaraan
Jawa
olahraga
Tengah yang
menorehkan
monumental,
tonggak
sejarah
terutama
sukses
penyelenggaran PON I Tahun 1948 di Surakarta. Jawa Tengah pula yang terpilih sebagai tempat pencanangan lahirnya Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 1986. Namun demikian beberapa pertanyaan besar sehubungan dengan prestasi olahraga yang dicapai, masih layak untuk dipersoalkan misalnya: Olahraga apa saja yang menjadi unggulan provinsi Jawa Tengah? Bagaimana pemanduan bakat dilakukan? Bagaimana pola latihan diterapkan dan lain sebagainya. Pertanyaan besar yang menuntut langkah sistematik dalam mewujudkan kejeniusan lokal potensi keolahragaan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menuju daya saing yang tinggi di tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan kenyataan tersebut, upaya untuk mengetahui profil olahraga unggulan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menjadi persoalan penting dan harus dilaksanakan. Upaya mendasar yang pertama dilakukan adalah dengan mengkaji multi aspek sebagaimana yang telah digariskan dalam amanat PP Nomor 16 Tahun 2007, terutama yang berkaitan dengan komponen lingkup olahraga prestasi. Aspek tersebut mencakup: (1) Pelatih olahraga, (2) Klub atau Perkumpulan, (3) Pelatihan/ Penataran, (4) Prasarana dan Sarana, (5) Iklim Kompetisi, (6) Kejuaraan/ Pekan OR, (7) Sentra Pembinaan, (8) IPTEK Keolahragaan, (9) Sistem Informasi, (10) Pendanaan, dan (11) Penghargaan. Kajian multi aspek tersebut merupakan keharusan agar dalam melihat profil olahraga unggulan tidak berkonotasi instan dan jangka pendek. Unggul itu merupakan hasil pengolahan potensi dasar yang kemudian dipelihara dan ditingkatkan oleh komponen sistemik tersebut. Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
6
Pada gilirannya ke depan dapat dirumuskan sebagai suatu peta jalan (road
map) usaha mendasar bagi peningkatan prestasi olahraga unggulan di provinsi Jawa Tengah. Menyadari hal tersebut maka perlu disusun buku acuan
Olahraga
Unggulan
Jawa
Tengah
sebagai
pedoman
untuk
pengembangan olahraga unggulan daerah. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang
Pembentukan
Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan; 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang
–
Undang
Nomor
3
Tahun
2005
tentang
Sistem
Keolahragaan Nasional; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001, tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2005 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah
antara
Pemerintah
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang sistim informasi Keuangan daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah);
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
7
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, tentang Penyelenggaraan Olahraga; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007, tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga; 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007, tentang Pendanaan Olahraga; 14. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah; 15. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. C. Maksud dan Tujuan Kegiatan 1. Maksud Kegiatan Maksud kegiatan ini adalah untuk menyusun pedoman penentuan dan pengembangan olahraga unggulan daerah sebagai bagian dari sistem
pembinaan
prestasi
olahraga
Jawa
Tengah
dengan
mempertimbangkan aspek inti dari pilar-pilar keunggulan yang mendasar dan jangka panjang; 2. Tujuan Tujuan
penyusunan
buku
Pedoman
Pengembangan
Olahraga
Unggulan Daerah adalah: a. Sebagai pedoman dalam perencanaan pengembangan olahraga unggulan daerah dengan berbasis pada multi aspek yang sistemik dan sistematik berorientasi pada berkeunggulan jangka panjang. b. Untuk
memberikan
gambaran
kriteria
penentuan
cabang
olahraga unggulan daerah yang mengakomodasikan aspek potensi sumber daya, kejeniusan lokal, serta fungsi tata kelola
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
8
yang dikontribusikan oleh pemerintah daerah dan organisasi keolahragaan yang sehat dan kuat. c. Untuk
memberikan
gambaran
perencanaan
program
pengembangan olahraga unggulan sesuai potensi daerah dan fungsi maksimal tata kelola keolahragaan yang didukung oleh kemajuan Iptek Keolahragaan.
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
9
BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN OLAHRAGA UNGGULAN
Program pengembangan olahraga unggulan meliputi perencanaan pengembangan komponen-komponen yang dapat mendukung tumbuhnya olahraga potensial daerah menjadi cabang olahraga unggulan sebagai
brandmark suatu daerah. Mengacu pada sistem pembinaan olahraga di Indonesia pembinaan potensi dan bakat anak usia dini ditetapkan sebagai fondasi utama, selanjutnya pembinaan harus dilakukan secara sistematis, berjenjang, dan berkelanjutan sehingga mencapai performa tinggi. Upaya Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional di bidang olahraga tertuang dalam pokok-pokok kebijakan strategis yaitu: Pertama,
pembinaan
dan
pengembangan
olahraga
yang
merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia diarahkan pada peningkatan kesegaran jasmani, mental dan rohani masyarakat, serta ditujukan untuk membentuk watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Kedua,
upaya
pembudayaan
olahraga
melalui
gerakan
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat terus ditingkatkan agar lebih meluas dan merata di seluruh pelosok tanah air untuk menciptakan kesadaran masyarakat untuk berolahraga dan iklim yang sehat yang dapat mendorong peran serta aktif masyarakat dalam meningkatkan prestasi olahraga. Perlu ditumbuhkan sikap masyarakat yang sportif dan bertanggungjawab dalam semua kegiatan keolahragaan. Ketiga, dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan, pembibitan, pendidikan, dan pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
10
Keempat, perbaikan gizi olahragawan, penyempurnaan metode pelatihan, dan penggunaan peralatan olahraga perlu memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan
teknologi
secara
tepat.
Perlu
pula
ditingkatkan
penanaman nilai budaya yang mampu menumbuhkan dan meningkatkan sportivitas, disiplin, motivasi meraih prestasi, dan sikap pantang menyerah serta bertanggungjawab dalam mengejar keunggulan olahraga yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan bangsa dan negara. Kelima, penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai di lingkungan sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, serta dilingkungan pekerjaan dan pemukiman yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun peran serta masyarakat perlu dilanjutkan dan ditingkatkan agar pembibitan olahragawan dan pembinaan olahraga dapat lebih meningkat dan merata diseluruh pelosok tanah air serta mencakup segenap umur, baik pria maupun wanita meliputi anak, remaja, pemuda, penduduk usia lanjut dan penyandang cacat. Penyediaan sarana prasarana olahraga, termasuk kesehatan olahraga, penyediaan fasilitas pendidikan guru dan pelatih olahraga serta penyelenggaraan latihan dan sistem pembinaan olahraga lebih dikembangkan secara profesional. Keenam, olahragawan, pelatih, dan pembina yang berprestasi perlu diberi perhatian khusus dan penghargaan yang wajar untuk meningkatkan semangat dan motivasi dalam memacu prestasi yang lebih tinggi. Khusus bagi olahragawan berprestasi perlu ada penanganan yang mendasar dan melembaga terutama untuk dapat memberikan jaminan bagi masa depannya. Dari 6 pokok kebijakan seperti diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa : Pertama,
olahraga
merupakan
bagian
penting
dari
upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kedua, dalam upaya peningkatan prestasi Olahraga Nasional diperlukan suatu iklim yang sehat sebagai pendorong terciptanya budaya berolahraga serta peran serta aktif dari seluruh masyarakat. Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
11
Ketiga, perlu dibentuk suatu sistem pembinaan yang bertahap, berjenjang dan berkesinambungan sejak usia dini melalui pencarian dan pemantauan,
pembibitan,
pendidikan
yang
didasarkan
pada
ilmu
pengetahuan dan teknologi secara efektif dan efisien. Keempat, perlunya penyediaan sarana dan prasarana Olahraga yang memadai di lingkungan sekolah, masyarakat dan pekerjaan, serta penyediaan guru, pembina dan pelatih yang memadai dan berkualifikasi. Tahap
pertama
pada
Sistem
Pembibitan
Olahraga
adalah
Pemanduan dan Pengembangan Bakat. Pemanduan dan pengembangan bakat merupakan awal penting untuk mendapatkan bibit atlet berbakat yang potensial dan memberikan peluang yang besar untuk dikembangkan menjadi atlet berprestasi dikemudian hari. Bagaimana sistem pemanduan dan pengembangan bakat atlet yang digunakan dalam rangka pembibitan olahraga nasional. Pemanduan bakat dibangun sebagai upaya untuk menggali dan mengembangkan potensi sumber daya manusia, sehingga pembangunan nasional dalam bidang olahraga khususnya dalam upaya meraih prestasi optimal dapat berlangsung secara benar, efisien dan efektif. Pemanduan bakat tidaklah semudah yang dibayangkan, bahkan di negara yang memiliki kemajuan di bidang olahragapun sistem pemanduan bakat masih belum baku. Olahraga mengandung potensi positif guna membina individu sebagai sumber daya manusia pendukung pembangunan bangsa, maka pada tahun 1981 pemerintah Indonesia mencanangkan suatu gerakan yaitu “Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”, dengan mengupayakan suatu pembinaan olahraga di masyarakat yang ditujukan untuk
merangsang
dan
membangkitkan
motivasi
serta
partisipasi
masyarakat agar melakukan olahraga secara aktif dan terarah. Pada hakikatnya memasyarakatkan olahraga mengandung makna menjadikan olahraga dikenal oleh masyarakat melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keolahragaan, mulai dari pelosok tanah Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
12
air sampai ke tingkat pusat melalui berbagai program pemasyarakatan dan pemasalan olahraga. Dengan demikian olahraga bukanlah dominasi atlet berprestasi saja, melainkan juga dapat dilakukan oleh setiap anggota masyarakat sesuai dengan usia dan jenis olahraga yang digemari. Sehingga setiap orang di sepanjang hidupnya dapat menikmati olahraga yang memberikan manfaat bagi hidupnya.Pembinaan olahraga di masyarakat harus ditujukan untuk merangsang dan membangkitkan motivasi serta partisipasi anggota masyarakat agar melakukan olahraga secara aktif dan terarah hingga setiap orang mau menerima dan melaksanakan olahraga sebagai bagian yang integral dalam hidupnya. Dalam merealisasikan upaya sebagaimana dimaksud di atas, diperlukan suatu program pengembangan olahraga unggulan yang dapat dijadikan sebagai pegangan atau pedoman bagi semua pihak terkait, sehingga proses atau mekanisme pencapaian prestasi olahraga dapat berlangsung secara efisien dan efektif. A. Proses Pembinaan Olahraga Unggulan Proses pembinaan untuk olahraga unggulan harus melalui tahap sebagai berikut: (1) Pemasalan, (2) Pembibitan, (3) Pembinaan prestasi. Disamping itu sudah dijalankan program latihan yang terukur, didukung
pula
adanya
program
penelitian
dan
pengembangan,
kompetisi yang baik, dan uji tanding yang terprogram. Keberadaan Klub Olahraga Sekolah, Klub olahraga dan Sentra Olahraga yang dikelola oleh Pemda merupakan kekuatan tersendiri untuk membantu proses keberlangsungan pembinaan. Sebaiknya Klub Olahraga Sekolah, Klub Olahraga, atau Sentra Olahraga lainya diarahkan membina berbagai macam cabang olahraga unggulan yang telah ditetapkan oleh KONI setempat. Sistem pembinaan olahraga prestasi harus berjenjang. Panduan pembinaan atlet jangka panjang harus dilaksanakan secara cermat, secara garis besar sistem pembinaan atlet jangka panjang dapat di lihat pada gambar berikut ini: Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
13
Gambar 1. Pembinaan Atlet Jangka Panjang Pada gambar 1., di atas dapat dilihat secara jelas tentang jenjang dan kebutuhan pelatihan
yang harus dilakukan dalam
menciptakan seorang juara olahraga.
Pola pembinaan atlet harus
dimulai dari usia dini dengan kebutuhan gerak yang harus dipenuhi, misalnya pada usia 6-9 tahun diperlukan 300-400 jam per tahun, serta harus dimulai dengan pelatihan pada pola gerak yang benar, melalui pelatihan gerak multilateral. Demikian juga aturan untuk kompetisi sangat mempengaruhi proses pembinaan. B. Organisasi dan Tata Kerja Untuk dapat mengembangkan prestasi, diperlukan organisasi yang ditata dengan baik dan profesional. Organisasi dan tata kerja pembinaan olahraga yang bekerja sama secara sinergis antar organisasi dan institusi merupakan kunci keberhasilan pembinaan prestasi.
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
14
Gambar 2. Skema Tata Kerja Pembinaan Olahraga Di Jateng C. Dukungan kepada Cabang Olahraga Unggulan 1. Program Pembibitan dan Pemanduan Bakat Sistem pembinaan atau pemanduan bakat dilaksanakan berdasarkan pada IPTEK olahraga. 2. Program Latihan Pelatihan berdasar progam latihan, dan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Ilmu Keolahragaan. 3. Program Penelitian dan Pengembangan Prestasi Dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses pembinaan atlet, serta dilaksanakan berbagai program penelitian dan pengembangan. 4. Kompetisi yang Terprogram Setiap cabang olahraga dan atlet yang terlibat wajib mengikuti setiap kalender kompetisi yang diagendakan oleh Pengurus cabang olahraga yang bersangkutan.
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
15
5. Kualitas Sumber Daya Pelatih dan Wasit. Memiliki sumber daya kepelatihan yang cukup memadai. 6. Sarana dan Prasarana Berlatih dan Bertanding Memiliki sarana dan prasarana berlatih/bertanding yang memadai. D. Sistem Pengembangan Bakat Program
pemanduan
bakat
harus
diikuti
dengan
pengembangan bakat sehingga atlet berbakat dapat dibina menjadi atlet yang berprestasi tinggi. Program latihan pada pengembangan bakat ini adalah bagi atlet usia 12-13 tahun dengan wadah Pembinaan
Multilateral. 1. Pengembangan melalui Latihan Multilateral. “Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil”
Setiap anak
memiliki ciri dan sifat yang khas, untuk itu setiap anak harus diberikan perlakuan yang khas sesuai dengan berbagai kemampuan dan karakternya. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan
pengayaan
berbagai
gerak
dasar
yang
harus
dikembangakan untuk mengetahui sejauh mana potensi gerak anak dapat dikembangkan melalui latihan olahraga.Untuk itu anak perlu diberikan latihan berbagai aspek gerak dan kondisi biomotor secara menyeluruh.Latihan berbagai gerak dan biomotor inilah yang disebut dengan latihan multilateral. 2. Pengelolaan Pengembangan Multilateral Pengembangan
Multilateral
merupakan
sebuah
wadah
yang
bertujuan untuk membina para atlet yang terseleksi memiliki potensi bakat olahraga. Wadah pengembangan Multilateral dibentuk melalui jalur pelaksanaan seleksi penelusuran bakat. Calon atlet yang terseleksi melalui penelusuran bibit unggul akan dibina dalam satu wadah yang ditangani oleh sekelompok pelatih pemula. Pelatihan
multilateral
berkewajiban
menyelenggarakan
latihan
multilateral bagi atlet berbakat dan melakukan pengamatan serta Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
16
pencatatan perkembangan latihan multilateral. Secara periodik pelatih melaporkan hasil latihan atlet dan pada akhir periode (pada usia atlet 13 tahun) pelatih harus melaporkan hasil latihan dan memberikan rekomendasi atas keberbakatan atlet pada cabang olahraga tertentu untuk kemudian atlet di arahkan pada sentra pembibitan kecabangan olahraga.
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
17
BAB III PENENTUAN OLAHRAGA UNGGULAN DI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH A. Dasar pemikiran Pengertian olahraga unggulan adalah keutamaan pada pembinaan cabang
olahraga
yang
memiliki
prospek
prestasi.Pembinaan
keolahragaan tersebut meliputi ; sistem pelatihan, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia (prestasi atlet, kualifikasi pelatih dan pelaku olahraga lainnya), kepemimpinan Daerah, kinerja organisasi keolahragaan, lingkungan, dan kultur. Olahraga yang diunggulkan di Kabupaten/Kota
memenuhi
kriteria
sedemikian
rupa
sehingga
pemenuhan arti unggulan dapat salah satu, salah dua atau semuanya dari hal tersebut di atas. Pengalaman keikutsertaan Jateng pada Pekan Olahraga Nasional merupakan pelajaran berharga bagi pembinaan olahraga Jateng, berbagai studi dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembinaan prestasi olahraga Jateng.Meskipun partisipasi pada PON 2 tahun terakhir Jateng mampu mempertahankan peringkat 4 (empat), namun perolehan medali belum seperti yang diharapkan dan perolehan medali Jawa Tengah belum mampu bersaing dengan provinsi DKI, Jawa Barat dan Jawa Timur. Kondisi
diatas
memerlukan
pengkajian
yang
komprehensif,
terutama pada penyusunan strategi pembinaan olahraga prestasi dengan mengutamakan pembinaan yang efektif dan efisien berdasarkan potensi prestasi dan potensi keunggulan lokal yang dimiliki oleh Jawa Tengah. Menilik pada kebutuhan akan tersusunnya strategi pembinaan olahraga daerah dapatlah dipertimbangkan untuk mengacu pada pola pembinaan olahraga Nasional yang menitikberatkan pada penjenjangan prioritas kecabangan untuk dibina lebih intensif, yang kemudian dikenal dengan olahraga prioritas. Olahraga prioritas di Indonesia ditetapkan Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
18
dalam dua kategori, yaitu: 1) Prioritas Olimpiade (Bulutangkis, Angkat Besi, Panahan, Tinju dan Tae Kwon Do), 2) Prioritas Asian Games (Bulutangkis, Angkat Besi, Panahan, Tinju, Tae Kwon Do, Dayung, Balap Sepeda, Selancar, Karate dan Wushu). Berhubungan dengan konsep olahraga unggulan, telah banyak negara-negara maju prestasi olahraganya menerapkan konsep tersebut dalam pembinaan olahraga prestasinya. Negara-negara di Afrika seperti Ethiopia menjadikan cabang olahraga Atletik khususnya lari jarak menengah
dan
jarak
Serikatpun
melakukan
jauh hal
sebagai
cabang
yang sama untuk
unggulan,
Amerika
beberapa cabang
olahraganya, China juga memiliki cabang olahraga yang diunggulkan disesuaikan dengan peluang untuk meraih medali di berbagai event baik single event maupun multi event. Melalui berbagai upaya dan strategi pembinaan olahraga, saat ini provinsi-provinsi di Indonesia telah mencanangkan program olahraga unggulan daerah yang dibina dengan penjenjangan cabang olahraga super prioritas, prioritas dan cabang olahraga potensial.Cabang olahraga super prioritas adalah cabang yang selama ini mempunyai kontribusi untuk menyumbangkan medali emas, sedangkan cabang olahraga
prioritas
adalah
cabang
yang
berpotensi
untuk
menyumbangkan emas, sementara itu cabang olahraga potensial adalah cabang yang mempunyai kesempatan untuk meraih medali meskipun bukan medali emas. Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan cabang olahraga unggulan adalah pada tahap penetapannya terkadang tidak dilakukan melalui studi mendalam berdasarkan criteria yang tepat.Saat ini pemilihan cabang olahraga unggulan dilakukan hanya berdasarkan kesepakatan atau di SKkan oleh gubernur atau ketua umum KONI Daerah. Meskipun hal demikian tidak sepenuhnya salah, namun akan lebih tepat apabila penetapan dilakukan melelui penelitian yang
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
19
memenuhi
kaidah
ilmiah
dengan
mempertimbangkan
berbagai
indikator. Kebutuhan
tersusunya
peta
olahraga
unggulan
Kabupaten/kota di Jawa Tengah akan dilakukan melalui
di
setiap
pengkajian
penelitian dengan menggunakan metode survai terhadap kuantitas dan kualitas pembangunan olahraga di masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah. Selain itu untuk mendapatkan informasi yang akurat, juga dilakukan studi dokumentasi dan wawancara dengan berbagai sumber informasi mengenai pelaksanaan program olahraga unggulan serta kaitannya dengan dukungan terhadap prestasi olahraga B. Kriteria dan Instrumen Penentuan Cabang Olahraga Unggulan. Kriteria
penentuan
ukuran/parameter
cabang
olahraga
unggulan
mencakup
yang dijadikan dasar untuk menentukan cabang
olahraga unggulan daerah serta mekanisme penentuan cabang olahraga unggulan. Adapun Indikator yang dapat dipakai sebagai penentu Olahraga Unggulan dapat dilihat dalam tabel 1, sebagai berikut: Tabel 1. Indikator Penentu Olahraga Unggulan No 1
Variabel Profil Olahraga Unggulan
Aspek
Indikator
Pelatih olahraga
1. Kualifikasi/sertifikasi pelatih cabor 2. Pengalaman pelatih cabor Klub atau 1. Jumlah klub/perkumpulan Perkumpulan 2. Legalitas klub/perkumpulan 3. Jumlah atlet Junior dan senior klub/ perkumpulan Pelatihan/ Penataran 1. Frekwensi penyelenggaraan 2. Klasifikasi/kualifikasi penyelenggaraan Prasarana dan 1. Ketersediaan minimal Prasarana dan Sarana sarana cabor (jumlah/indeks) Iklim Kompetisi 1. Frekwensi kompetisi tahunan 2. Perencanaan mengikuti kompetisi 3. Target keikut-sertaan kompetisi 4. Akses sebagai tuan rumah penyelenggara
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
20
No
Variabel
Aspek Kejuaraan/ Pekan OR
Sentra Pembinaan
IPTEK Keolahragaan
Sistem Informasi
Pendanaan
Penghargaan
Indikator 1. 2. 3. 4.
Frekwensi Kejuaraan/ Pekan OR Lingkup Kejuaraan/ Pekan OR Target Kejuaraan/ Pekan OR Akses sebagai tuan rumah penyelenggara 1. Kepemilikan sentra pembinaan olahraga 2. Program pengelolaan sentra pembinaan olahraga 3. Penentuan sumber daya sentra pembinaan (man, money, materials) 1. Kerja sama dengan Perguruan Tinggi Keolahragaan 2. Kegiatan alih iptek OR yang dilakukan 1. Ketersediaan data base atlet, pelatih, dan pembina. 2. Perangkat informasi dan komunikasi yang digunakan. 3. Sistem evaluasi internal 1. Sumber dana APBD/APBN 2. Sumber dana dari masyarakat umum 3. Sumber dana dari industri (CSR) 4. Sumber dana yang lain (PP 18/2007) 1. Good will dan perangkat hukum daerah 2. Bentuk penghargaan yang direncanakan 3. Realisasi pemberian penghargaan yang telah dilaksanakan
C. Pencatatan/ Pengisian Data Pencatatan/pengisian data dan laporan setiap daerah diisi dengan format Exel yang sudah disiapkan. Setiap daerah mengisi data pada exel yang sudah ada sesuai dengan kondisi real pada daerah masingmasing sehingga nantinya bisa terlihat jumlah total skor masing-masing cabang olahraga setiap daerah. Petunjuk pengisian format exel ada pada lampiran. Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
21
IV. PENUTUP
Pedoman Pengembangan Olahraga Unggulan ini diharapkan dapat dijadikan acuan utama bagi semua pihak, khususnya intansi dan organisasi olahraga prestasi di Kabupaten/Kota provinsi Jawa Tengah untuk menentukan cabang olahraga unggulan di daerahnya. Penentuan cabang olahraga unggulan yang tepat berdampak pada efektifitas dan efisiensi proses pembinaan olahraga prestasi di daerah tersebut. Instrumen dalam pedoman ini disusun berdasarkan aspek-aspek standar pelayanan minimal olahraga prestasi yaitu: 1) pelatih olahraga, 2) klub atau perkumpulan, 3) pelatihan/penataran, 4) prasarana dan sarana, 5) iklim Kompetisi, 6) kejuaraan/pekan olahraga, 7) sentra pembinaan, 8) IPTEK
keolahragaan,
9)
sistem
informasi,
10)
pendanaan
11)
penghargaan. Instrumen ini dapat digunakan sebagai format operasional dalam penilaian secara langsung terhadap nominasi olahraga unggulan disuatu daerah. Untuk kriteria standar/parameter olahraga unggulan daerah perlu diadakan suatu uji coba di beberapa daerah sehingga dapat ditetapkan norma kualifikasi olahraga unggulan. Pedoman pengembangan olahraga unggulan ini dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pihak yang relevan sehingga bermanfaat terhadap pembinaan olahraga prestasi, khususnya di Jawa Tengah. Masukan dan saran diharapkan dari semua pihak, sehingga pedoman ini menjadi semakin baik.
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
22
Lampiran PETUNJUK PENGISIAN PEDOMAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA UNGGULAN JAWA TENGAH
I.
PETUNJUK UMUM 1. Bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian ini sebelum mengisi data base.. 2. Formulir diisi oleh KONI Kota /Kabupaten 3. Untuk mempermudah pengisian data, siapkan terlebih dahulu berkas/dokumen antara lain:
Data Pelatih Olahraga ( Sertifikasi pelatih dan Pengalaman melatih)
Dara Jumlah Klub beserta data atletnya
Data Pelatihan / penataran pelatih
Data sarana prasarana
Data jumlah kompetisi
Data Jumlah Kejuaraan Pekan Olahraga
Data Sentra Pembinaan
Data IPTEK Keolahragaan
Data Sistem informasi
Data Pendanaan
Data Penghargaan
4. Form diisi hanya pada kolom datanya saja
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
23
II.
PETUNJUK KHUSUS ISIAN DATA POKOK 1. Data Pelatih Olahraga a. Sertifikasi Pelatih Jumlah
Nilai 1 kualifikasi Daerah
pelatih
Nilai 2 kualifikasi Nasional Nilai 3 kualifikasi Internasional
Tulis berapa jumlah pelatih yang mempunyai sertifikasi
pelatih
sesuai
dengan
kualifikasinya. Contoh:
NO
1
Sertifikasi Pelatih
CABOR
Anggar
1
2
3
2
1
1
b. Pengalaman Melatih Atlet Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Nilai 1 pengalaman 1-3 tahun Nilai 2 pengalaman 4 – 6 tahun Nilai 3 pengalaman lebih 7 tahun
Tulis
berapa
pengalaman
pelatih melatih
yang atlet
mempunyai
kabupaten/kota
sesuai dengan kolomnya. Contoh:
NO
CABOR
Pengalaman Melatih Atlet Kabupaten/Kota 1
1
Anggar
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
2
3
2
1
24
c. Pengalaman Melatih Atlet Provinsi Propinsi
Nilai 1 pengalaman 1-3 tahun Nilai 2 pengalaman 4 – 6 tahun Nilai 3 pengalaman lebih 7 tahun
Tulis
berapa
pelatih
yang
mempunyai
pengalaman melatih atlet provinsi sesuaikan dengan kolomnya. Contoh:
NO
Pengalaman Melatih Atlet Provinsi
CABOR
1 1
2
Anggar
3 1
d. Pengalaman Melatih Atlet Nasional Nasional
Nilai 1 pengalaman 1-3 tahun Nilai 2 pengalaman 4 – 6 tahun Nilai 3 pengalaman lebih 7 tahun
Tulis
berapa
pelatih
yang
mempunyai
pengalaman melatih atlet Nasional sesuai dengan kolomnya. Contoh:
NO
CABOR
Pengalaman Melatih Atlet Kabupaten/Kota 1
1
Anggar
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
2
3
2
25
2. Data Jumlah Klub beserta data atletnya Jumlah
Nilai 1
Nilai 2
Klub cabor perorangan dengan anggota dibawah 10. Jumlah Klub cabor Beregu memiliki anggota minimal 1 team. Klub cabor perorangan dengan anggota antara 1120. Jumlah Klub cabor Beregu memiliki anggota 2 team.
Nilai 3
Klub
cabor
perorangan
dengan anggota diatas 20 Jumlah Klub cabor Beregu memiliki minimal 3 team. Legalitas
Nilai 1
ada Struktur organisasi jelas, Terdaftar Pengcab mempunyai Atlet dan Pelatih
Nilai 2
ada Struktur organisasi jelas, Terdaftar Pengcab mempunyai Atlet dan Pelatih, Mempunyai AD/ART
Nilai 3
ada Struktur organisasi jelas, Terdaftar Pengcab mempunyai Atlet dan Pelatih, Ada AD/ART, berbadan Hukum
Atlet
Junior
Nilai 1
Juara Tingkat Provinsi
(usia sampai
Nilai 2
Juara Tingkat Nasional
17 tahun)
Nilai 3
Mengikuti Tingkat Internasional
Atlet
Senior
Nilai 1
Juara Tingkat Provinsi
(usia di atas
Nilai 2
Juara Tingkat Nasional
17 tahun)
Nilai 3
Mengikuti Tingkat Internasional
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
26
Keterangan: a. Tingkat Propinsi: Kejurda,Popda,Porprov (Juara I,II,III) b. Tingkat
Nasional:
Kejurnas,Popnas,Pomnas,PON
(Juara I,II,III) c. Tingkat
Internasional:
Mengikuti
event
tingkat
internasional. Contoh pengisian Data Jumlah Klub beserta data atletnya
NO
Jumlah
CABOR
1 1
Anggar
2
3
1
Atlet Junior
Legalitas 1
2
3
1
1
2
2
1
Atlet Senior 3
1
2
3
3
2
1
3. Data Pelatihan / penataran pelatih (kurun waktu 5 tahun terakhir) Frekuensi
Nilai 1
1 kali
(diisi
Nilai 2
2 kali
Nilai 3
3 kali lebih
Nilai 1
Penyelenggaraan tingkat
angka
1
pada kolom nilai yang dipilih) Klasifikasi
Daerah Nilai 2
Penyelenggaraan tingkat Nasional PP/PB
Nilai 3
Penyelenggaran
tingkat
Internasional
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
27
Contoh Pengisian Data Pelatihan / penataran pelatih (kurun waktu 5 tahun terakhir)
NO
1
CABOR
Frekuensi
Klasifikasi
1
1
2
Anggar
3
2
1
3
1
4. Data sarana prasarana yang digunakan Prasarana
Nilai 1
Memiliki Tempat Latihan
(tempat
Nilai 2
Memiliki Tempat Latihan
latihan)
dan
sekaligus
tempat
bertanding Nilai 3
Memiliki Tempat
latihan
dan bertanding berstandar Internasional Sarana
Nilai 1
Berlatih
(alat/peralatan
Nilai 2
Berlatih dan bertanding
latihan)
Nilai 3
Berlatih,
bertanding
dan
berstandar
Contoh Pengisian Data Kepemilikan Prasarana dan Sarana yang digunakan.
NO
1
CABOR
Anggar
Prasarana
Sarana
1
2
3
1
2
3
1
1
1
1
1
1
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
28
5. Data iklim kompetisi Frekuensi
Nilai 1
1 kali
(diisi angka 1
Nilai 2
2 kali
pada
kolom
Nilai 3
3 kali lebih
nilai
yang
Perencanaan
Nilai 1
kompetisi tingkat daerah
Mengikuti
Nilai 2
kompetisi tingkat nasional
Nilai 3
kompetisi tingkat internasional
dipilih)
Contoh Pengisian Data iklim kompetisi
NO
1
CABOR
Anggar
Frekuensi
Rencana Ikut Kejuaraan
1
2
3
1
2
3
1
1
1
2
1
1
6. Data mengikuti Kejuaraan Pekan Olahraga 5 tahun terakhir Frekuensi
Nilai 1
1 kali
(diisi
Nilai 2
2 kali
Nilai 3
3 kali lebih
Ruang
Nilai 1
kompetisi tingkat daerah
Lingkup
Nilai 2
kompetisi tingkat nasional
Nilai 3
kompetisi tingkat internasional
angka
1
pada kolom nilai yang dipilih)
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
29
Keterangan: a. Tingkat Propinsi: Kejurda,Popda,Porprov b. Tingkat Nasional: Kejurnas,Popnas,Pomnas,PON c. Tingkat Internasional: event tingkat internasional.
Contoh Pengisian Data mengikuti Kejuaraan Pekan Olahraga 5 tahun terakhir.
NO
CABOR
1
Anggar
Frekuensi
Ruang Lingkup
1
2
3
1
2
3
1
1
1
3
2
2
7. Data Sentra Pembinaan Junior
Diisi 0 jika tidak ada sentra Diisi 1 Jika ada sentra
Senior
Diisi 0 jika tidak ada sentra Diisi 1 Jika ada sentra
Contoh Pengisian Data Sentra Pembinaan
NO
1
CABOR
Junior Senior
Anggar
3
3
1
0
Diisi 1 (satu) jika ada sentra pembinaan jika tidak ada sentra pembinaan diisi 0 (nol)
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
30
8. Data Kerjasama IPTEK Keolahragaan Frekuensi
Nilai 1
Satu
Perguruan
Tinggi
yang
Tinggi
yang
diajak kerjasama Nilai 2
Dua
Perguruan
diajak kerjasama. Nilai 3
Tiga atau lebih Perguruan Tinggi yang diajak kerjasama.
Contoh
Pengisian
Data
Kerjasama
IPTEK
Keolahragaan
NO
CABOR
Kerjasama PT 1
1
Anggar
2
3
1
Diisi berapa Perguruan tinggi yang kerjasama dengan IPTEK Keolahragaannya.
9. Data Sistem informasi Data Base
Nilai 1
Tidak
terdokumentasi
dengan
lengkap Nilai 2
Terdokumentasi lengkap
Nilai 3
Terdokumentasi
lengkap
dan
mempunyai Website
Contoh Pengisian Data Sistem informasi
NO
Data Base
CABOR 1
1
Anggar
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
2
3
1
31
10. Data Pendanaan Sumber
Nilai 1
Swadaya
Nilai 2
Swadaya, APBD
Nilai 3
Swadaya, APBD, APBN, CSR
Contoh Pengisian Data Sumber Dana
NO
Sumber
CABOR
1 1
Anggar
2
3
1
11. Data Penghargaan Atlet
Nilai 1
Insentif
Nilai 2
Insentif,
Jaminan
Kesehatan,
Jaminan
kesehatan,
Beasiswa Nilai 3
Insentif,
beasiswa, Pekerjaan Pelatih
Nilai 1
Insentif
Nilai 2
Insentif,
Jaminan
Kesehatan,
Jaminan
kesehatan,
Beasiswa Nilai 3
Insentif,
beasiswa, Pekerjaan
Contoh Pengisian Data Penghargaan.
NO
Atlet
CABOR 1
1
Anggar
1
Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014
2
Pelatih 3
1
2
3
1
32