Panduan Fieldtrip MK. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Christanti Agustina, SP
Nama
:
NIM
:
Program Studi
:
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kampus IV di Kediri
LAB. PEDOLOGI DAN SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
PENGANTAR Buku panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan fieldtrip lapangan dan lembar kerja kegiatan di lapangan. Kegiatan ini mengacu pada kegiatan praktikum Survei Tanah dan Evaluasi Lahan yang dimulai dari : pembuatan peta kerja, identifikasi kondisi sumberdaya lahan di lapangan, interpretasi data, dan pembuatan laporan survei. Adanya buku panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan memudahkan bagi peserta praktikum untuk mengimplementasikan kegiatan survei tanah dan evaluasi lahan.
i
DAFTAR ISI PENGANTAR ........................................................................................................................ i DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah ...................................................................... 1 Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan ..................................................................... 11 Evaluasi Lahan .................................................................................................................... 14 Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3) ............................................................................................... 18 Titik 1 ........................................................................................................................... 18 Titik 2 ........................................................................................................................... 28 Titik 3 ........................................................................................................................... 38 Titik 4 ........................................................................................................................... 48
ii
Survei Lapangan: Deskripsi Morfologi Tanah 1. Pendahuluan Kegiatan survei lapang ditujukan untuk mengetahui sebaran jenis tanah dan bentang lahan di lokasi studi, dengan cara identifikasi lokasi dengan mengacu pada panduan survei yang baku. Informasi yang didapatkan dari kegiatan ini adalah : 1) Informasi bentang lahan pada unit lahan yang berbeda, terdiri dari fisiografi (pola dan kondisi drainase), relief (kemiringan lahan, panjang dan bentuk lereng), bahan induk, jenis tanaman, penggunaan lahan, bahaya erosi, dan sebagainya; 2) Informasi morfologi tanah pada unit lahan yang berbeda, terdiri dari kedalaman tanah, batas horison, warna, tekstur, struktur, karatan, konkresi, jenis dan jumlah bantuan, dan ciri-ciri lain yang sebagai penciri khusus tanah; 3) Pengecekan batas satuan peta landsystem; 4) Korelasi tanah, melalui modifikasi atau pembetulan batas satuan peta berdasarkan perbedaan tanah yang dijumpai di lapang atau laboratorium. Korelasi antara fisiografi, kenampakan foto dan kondisi tanah dibuat lebih jelas pada daerah survei dan membetulkan beberapa kesalahan. 2. Alat – alat Peralatan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain : a. Bor Tanah (Auger/Core) h. Loop b. Cangkul, sekop, garpu tanah i. Botol semprot c. Meteran j. Handboard d. Pisau belati k. Cetok e. Palu geologi l. Abney level atau Clinometer f. Munsell Soil Color Chart m. GPS (Global Position System) g. Pengukur pH 3. Bahan – bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penyusunan peta kerja antara lain : a. HCl c. Air b. Kertas Lakmus 4. Cara Kerja : Penentuan Titik Pengamatan a. berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas bangunan, kuburan atau bahan-bahan lainnya. b. Berjarak > 50m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan bangunan lainnya. c. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian profil. d. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng. Prosedur Deskripsi Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau deskripsi profil tanah, adalah sebagai berikut: a. sisi profil yang akan diamati harus bersih dan tidak ternaungi b. hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada waktu sinar matahari kurang terang. (max pukul 4 sore). c. Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi dengan air (kondisi lembab). d. Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak mengganggu pengamatan. 1
Tahapan deskripsi tanah : a. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang terlihat secara jelas, misalnya warna tanah. b. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk mengetahui konsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon profil. c. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka perbedaan konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon. d. Setelah horizon ditentukan , letakkan meteran tegak lurus bidang profil tanah dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang profil yang diamati. e. Tentukan tebal penampang horizon menggunakan meteran yang telah terpasang. f. Tentukan karakteristik tanah, yaitu : Nomor Horison Penomoran horizon menggunakan numeric dimulai dari angka 1 untuk horizon paling atas. Simbol Horison Penyimbolan horizon mengikuti kaidah yang telah ditentukan dalam sistem klasifikasi tanah menurut USDA (1999). Notasi yang diberikan mengikuti batasan berikut ini : - Diskontinyu (discontinuities) : untuk menduga diskontinyuitas litologi, berikan nomor didepan symbol horizon. Sebagai contoh, jika horizon C berbeda dengan bahan horizon yang berbatasan maka simbolnya menjadi A, B, 2C. Lapisan yang sangat kontras di dalam horizon C dapat disajikan dalam symbol A, B, C, 2C, 3C, dst. - Master Horizon dan Lapisan : huruf kapitas O, A, E, B, C, dan R adalah master horizon dan lapisan dalam tanah. Konbinasi dari dua huruf capital digunakan untuk horizon peralihan, sebagai contoh AB, BA, CR. Huruf capital pertama menunjukkan horizon yang lebih dominan. Horizon dengan dua bagian yang berbeda dituliskan dengan garis miring (/) diantara huruf capital. B/A bisa berarti horizon B dengan bahan berbeda dari horizon A - Simbol pembeda kedua dalam horizon dan lapisan : Huruf kecil a, b, c, d, e, f, g, h, I, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, ss, t, v, w, x, y, z digunakan sebagai imbuhan untuk menunjukkan karakteristik khusus dari horizon utama. Imbuhan lebih dari tiga jarang sekali digunakan. Jika memerlukan lebih dari satu imbuhan, a, d, e, h, I, r, s, t dan w dituliskan lebih dahulu (kecuali dalam horizon Bhs dan Crt), semua huruf ini tidak digunakan dalam kombinasi dalam horizon tunggal dan c, f, g, m, v, dan x, kecuali dalam horizon timbunan symbol-simbol ini masih dapat diikuti dengan imbuhan b. Dalam horizon B, symbol t tidak diimbuhkan dengan symbol h, s, dan w. Imbuhan h, s, dan w biasanya tidak digunakan dalam kombinasi dengan g, k, n, y, z, atau o. - Perbedaan vertikal : ketika dua horizon memiliki kesamaan penamaan, maka horizon ini akan dikenali oleh adanya imbuhan angka, sebagai contoh Bt1, Bt2.
2
Ketebalan Horison Batas horizon diukur menggunakan meteran dengan menuliskan batas atas dan batas bawah dari tebal horizon tersebut. Batas Horison i. Kejelasan, dibagi dalam 4 macam : a Abrupt nyata c Clear jelas g Gradual berangsur d Diffuse baur
N J A B
ii. Topografi s smooth w wavy i irregular b broken
rata berombak tidak teratur terputus
R O T A
Warna Identifikasi warna matriks tanah menggunakan notasi dalam buku Munsell Soil Color Chart. Warna tanah diamati dalam kondisi lembab atau kering, sesuai dengan kondisi alami penampang tanah yang diamati. - Ambil sedikit agregat lalu cocokkan warna dengan menggunakan Munsell, sesuaikan dengan simbol yang mendekati warna tanah tersebut. - Warna tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu Hue, Value dan Chroma. Hue menunjukkan panjang gelombang dominan, Value menunjukkan jumlah cahaya yang dipantulkan, atau terang atau gelap warna. Sedangkan Chroma menunjukkan derajat kemurnian warna atau kejenuhan warna. Contoh : 10 YR 3/2 Tekstur Tekstur di lapangan diidentifikasi dengan metode feeling, langkahnya adalah: - Ambil sebagian tanah lalu tambahkan sedikit air - Pirit tanah sampai homogen - Tentukan tekstur tanahnya Kode S
Nama Pasir
LS
Pasir berlempung
:
SL
Lempung berpasir
:
Si
Debu
:
CL
Lempung berliat
:
SCL
Lempung liat berpasir
:
-
SC
Liat berpasir
:
-
:
-
Uraian sifat saat dipirit terasa kasar sangat jelas, tidak membentuk bola dan gulungan, tidak melekat Rasa kasar sangat jelas Membentuk bola yang mudah sekali hancur Sedikit melekat Rasa kasar agak jelas Membentuk bola agak keras, mudah hancur Melekat Rasa licin sekali Membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat, agak melekat Rasa agak kasar Membentuk bola agak teguh, kering, dapat sedikit digulung jika dispirit, gulungan mudah hancur Melekatnya sedang Rasa kasar agak jelas Membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan jika dispirit, gulungan mudah hancur Melekat Rasa licin agak kasar Membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung
3
Kode SiC
Nama Liat berdebu
:
C
Liat
:
Liat keras
:
L
Lempung
:
SiCL
Lempung liat berdebu
:
SiL
Lempung berdebu
:
Uraian sifat - Rasa agak licin - Membentuk bola dalam keadaan kering, sukar dipijt, mudak digulung - Rasa berat - Membentuk bola baik - Melekat - Rasa berat sekali - Membentuk bola baik - Melekat sekali - Rasa tidak kasar dan tidak licin - Membentuk bola teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat - Mengkilat - Rasa licin jelas - Membentuk bola teguh, gulungan mengkilat - Melekat - Rasa licin - Membentuk bola mudah hancur - Dapat digulung mudah hancur
Struktur Bentuk :
Granular: Seperti remah kue dengan ukuran diameter biasanya kurang dari 0,5 cm. umumnya ditemukan di horizon permukaan dimana banyak akar tumbuh
Butir: Tanah rusah dalam partikel individual yang tidak berikatan. Selalu memiliki konsistensi lepas. Biasanya berada pada tanah berpasir
Gumpal bersudut & membulat: Gumpal tak beraturan dengan diameter antara 1,5 – 5 cm
Tiang: Tanah berbentuk tiang tegak yang memiliki topi “garam” di bagian atas. Bisanya berada pada daerah beriklim arid
Prisma: Tanah berbentuk tiang tegak dengan panjang tertentu. Biasanya ditemukan di horizon paling bawah
Keping (Platy): Kepingan tipis dan rata yang tersusun secara horisontal. Biasanya berada pada tanahtanah yang mengalami pemadatan
Sumber Gambar : Soil Science Society of America Ukuran : Keping Sangat halus Halus Sedang Kasar Sangat Kasar
< 1 mm 1 – 2 mm 2 – 5 mm 5 – 10 mm > 10 mm
Prisma & tiang < 10 mm 10 – 20 mm 20 – 50 mm 50 – 100 mm > 100 mm
Gumpal < 5 mm 5 – 10 mm 10 – 20 mm 20 – 50 mm > 50 mm
Butir & Remah < 1 mm 1 – 2 mm 2 – 5 mm 5 – 10 mm > 10 mm
8
Tingkat perkembangan : Pejal/massive (0) : kohesi besar Lemah (1) : kohesi kecil Cukup (2) : bentuk satuan struktur tak jelas, kemantapan kecil, diremas hancur Kuat (3) : bentuk satuan struktur jelas, kemantapan besar, diremas tetap Konsistensi Basah Kelekatan
Plastisitas
Tidak lekat Agak lekat Lekat Sangat lekat Tidak plastis Agak plastis Sangat plastis
Tidak ada bahan tertingkal Tanah tertanggal pada salah satu jari Tanah tertanggal pada kedua belah jari Sukar untuk melepaskan kedua belah jari Tidak dapat terbentuk gelintir tanah, massa tanah mudah berubah bentuk Terbentuk gelintir tanah, massa tanah berubah bentuk Dapat terbentuk gelintir tanah, tahan terhadap tekanan
Lembab Lepas Sangat gembur Gembur Teguh Sangat teguh Sangat teguh sekali
Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat, melekat bila ditahan Dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila digenggam mudah bergumpal, melekat bila ditekan Bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa tanah bergumpal, melekat bila ditekan Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan tekanan besar Massa tanah tahan terhadap remasan tak mudah berubah-ubah Massa tanah sangat tahan terhadap remasan dan genggaman
Kering Lepas Lunak Agak keras Keras Sangat keras
Butir-butir tanah terlepas satu sama lain tidak terikat Dengan sedikit tekanan antara jari-jari, tanah tanah mudah bercerai menjadi butir, kohesi kecil Agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuh Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan dengan tangan Sangat tahan terhadap tekanan dan tak dapat dipatahkan dengan tangan
Gejala redoksimorfik Jumlah
<2% Sedikit (sd)
2 – 20% Biasa (bi)
> 20% Banyak (ba) 9
Ukuran Diameter
0,5 cm Kecil (k)
Bandingan Baur (b) Warna matriks dan karatan hampir sama
0,5 – 1,3 cm Sedang (s)
Jelas (j) Warna matriks dan karatan berbeda dalam hue dan chroma
1,5 cm Biasa (b)
Nyata (n) Bintik-bintik karatan merupakan gejala utama dari horizon
Batas Jelas (c) Sedang (g) Kabur (d) Warna beralih tiba- Warna peralihan < Warna peralihan > tiba 2 mm 2 mm Bentuk
Bintik
Bintik berganda
Lidah
Api
Pipa
Kandungan bahan kasar (0,2 – 2 cm) Fe : konkresi besi berwarna merah/coklat, umumnya berbentuk benjol/bulat Mn : konkresi mangan, sama dengan besi tetapi berwarna kehitaman Ca : konkresi kapur, warna keputihan, umumnya membuih dengan HCl B : pecahan batu atau bahan lain sebagai pengisi Kondisi Perakaran Ukuran < 2 cm 2 – 10 cm > 10 cm (halus) (sedang) (kasar) Jumlah < 2% 2 – 20% > 20% (Sedikit) (Sedang) (Banyak) Dalam Diukur dari permukaan tanah
10
Survei Lapangan: Identifikasi Kondisi Lahan Mengenal Jenis-jenis Erosi 1. Pendahuluan Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi. Proses ini terjadi dengan penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan. Di alam ada dua penyebab utama yang aktif dalam proses ini yakni angin dan air. Erosi yang disebabkan oleh angin disebut erosi angin dan erosi jenis ini terutama dialami di daerah yang kering atau padang pasir. Di daerah tropis basah seperti di Indonesia ini penyebab erosi yang paling dominan adalah air. Proses erosinya di sebut erosi air. Air yang menyebabkan erosi adalah air hujan/pukulan air hujan, air limpasan permukaan, air sungai, air danau dan air laut. Begitu air hujan mengenai kulit bumi, maka secara langsung hal ini akan menyebabkan hancurnya agregat tanah. Pada keadaan ini penghancuran agregat tanah dipercepat dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Penghancuran agregat tanah terjadi karena pukulan air hujan dan kikisan air limpasan permukaan. Di samping itu massa tanah yang terangkut dalam limpasan permukaan, terutama debu, pasir dan kerikil di dalam perjalanan menuju tempat pengendapan juga mampu untuk menggerus permukaan tanah. Proses ini akan menimbulkan erosi dengan bentuk yang berbeda-beda. Untuk itu mahasiswa perlu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk erosi di lapangan. 2. Alat – alat Alat yang dibutuhakan untuk kegiatan ini adalah kertas dan alat tulis untuk diskusi 3. Bahan – bahan 4. Cara Kerja : 1. Mahasiswa memahami tujuan kegiatan ini 2. Mahasiswa dalam satu kelas dibagi dalam 4 kelompok kecil dan masing-masing kelas didampingi oleh satu fasilitator 3. Semua kelompok melakukan pengamatan di lapangan dan memahami bentukbentuk erosi 4. Setelah itu didiskusikan antar kelompok tentang upaya pencegahan dari fenomena erosi tersebut.
11
12
Menentukan Erosi di Lapangan Adanya erosi pada suatu daerah dapat dengan mudah dikenali jika kita mengadakan pengamatan di lapangan, baik pada waktu proses erosi sedang berlangsung (misalnya segera setelah hujan) atau pada waktu tidak terjadi erosi. Adanya aliran air keruh pada saluran, parit dan sungai yang mengalir pada suatu daerah pengamatan menunjukkan bahwa pada daerah tersebut terjadi erosi. Gejala erosi juga dapat dengan mudah dikenali dengan terlihatnya alur, parit dan erosi massa. Peneliti konservasi tanah yang berpengalaman, setelah melihat gejala tersebut, akan dengan mudah membuat prakiraan besarnya erosi yang telah terjadi. Adanya akar tanaman pohon yang terbuka, terlihatnya lapisan padas (batu-batuan) juga merupakan gejala adanya kehilangan lapisan-lapisan tanah di atas. Jika penelitian konservasi tanah membandingkan tanah tersebut dengan profil tanah yang relatif tidak tererosi pada areal yang sama maka ia akan mampu membuat perkiraan secara kuantitatif tanah yang tererosi. Berdasarkan gejala erosi yang telah ada, LPT (1967) Bogor menggolongkan erosi berdasarkan jenis dan tingkatan yaitu : JENIS EROSI : e1
:Sebagian kecil tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi, perlu diusahakan pencegahan erosi
e2
:Sebagian besar tanah lapisan atas (Horison A) telah tererosi : lapisan olah (Horison Ap) tercampur dengan lapisan dibawahnya (Horison B atau C), pemakaian tanah tidak mengalami perubahan
e3
:Semua lapisan atas (Horison A) telah tererosi, pengolahan tanah telah sampai di lapisan bawah (Horison B atau C). Untuk mencegah erosi perlu diadakan tindakan lebih sempurna (Membuat teras, mempengaruhi pemakaian tanah)
e4
:Sebagian besar solum tanah telah tererosi, sebaiknya dihutankan
TINGKATAN EROSI : Erosi Ringan
:Sebagian Horison A (Lapisan I) hilang dan di setempat terdapat paritparit sebagai gejala timbulnya erosi parit (e1 dan e2)
Erosi Sedang
:Seluruh horison A (lapisan I) telah hilang dan banyak parit-parit sebagai akibat erosi parit (e3)
Erosi Berat
:Sebagian besar solum tanah lenyap dan di setempat-setempat terdapat alur-alur sebagai gejala timbulnya erosi alur (e4)
13
Evaluasi Lahan 1. Pendahuluan Evaluasi lahan merupakan suatu kegiatan melakukan interpretasi data lapangan untuk menentukan suatu rancangan penetapan tata guna lahan. Urutan kegiatan dalam evaluasi lahan antara lain : evaluasi kemampuan lahan, evaluasi kesesuaian lahan, dan analisis kelas kesuburan tanah. 2. Alat – alat Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah : a. Komputer b. Alat tulis 3. Bahan – bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah : a. Data-data hasil pengukuran lapangan (deskripsi tanah & kondisi sumberdaya lahan) b. Data hujan c. Data hasil interview kondisi sosial ekonomi masyarakat 4. Cara Kerja : Penentuan Kemampuan Lahan a. Pengkelasan data-data pengukuran lapangan di tiap satuan lahan Kode I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 t1 t2 t3 t4 t5 k0 k1 k2 k3 d0 d1 d2 d3 d4
Faktor Pembatas dan Kriteria Lereng : - Datar (0 – 3%) - Landai/berombak (3 – 8%) - Agak miring/bergelombang (8 – 15%) - Miring berbukit (15 – 30%) - Agak curam (30 – 45%) - Curam (45 – 65%) - Sangat curam (> 65%) Tekstur tanah : - Halus : liat dan liat berdebu - Agak halus : liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir - Sedang : debu, lempung berdebu, lempung - Agak kasar : lempung berpasir - Kasar : pasir berlempung dan pasir Kedalaman efektif tanah : - Dalam : > 90 cm - Sedang : 50 – 90 cm - Dangkal : 25 – 50 cm - Sangat dangkal : < 25 cm Drainase : - Baik : Tanah mempuyai peredaran udara baik, seluruh profil tanah dari atas sampai lapisan bawah berwarna terang seragam, tidak terdapat bercak-bercak - Agak baik : Tanah mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan sebagian lapisan bawah - Agak buruk : Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, jadi pada lapisan ini tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat - Buruk : Pada tanah atas bagian bawah dan seluruh lapisan tanah terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat - Sangat buruk : Seluruh lapisan tanah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat
14
e0 e1 e2 e3 e4 b0 b1 b2 b3 b0 b1 b2 b3 b4 o0 o1 o2 o3 o4
Erosi : - Tidak ada erosi - Ringan, jika 25% lapisan tanah atas hilang - Sedang, jika 25 – 75% lapisan tanah atas hilang - Berat, jika 75% lapisan tanah atas hilang dan 25% lapisan tanah bawah hilang - Sangat berat, jika lebih dari 25% lapisan bawah hilang Bahan kasar dalam tanah : - Tidak ada atau sedikit 0 – 15% volume tanah - Sedang, 15 – 50% volume tanah - Banyak, 50 – 90% volume tanah - Sangat banyak, > 90% volume tanah Batuan di permukaan tanah : - Tidak ada : 0,01% luas area - Sedikit : 0,01 – 3% luas area - Sedang : 3 – 15% luas area - Banyak : 15 – 90% luas area - Sangat banyak : > 90% luas area Ancaman banjir : - Tidak pernah : Dalam waktu satu tahun tidak pernah mengalami banjir untuk waktu 24 jam - Kadang-kadang : Banjir lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam jangka waktu kurang dari satu bulan - Selama satu bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam - 2 – 5 bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih dari 24 jam - 6 bulan atau lebih dilanda banjir secara teratur lebih dari 24 jam
b. Cocokkan informasi data lapangan dengan tabel kemampuan lahan No
Faktor Pembatas
Kelas Kemampuan I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
a. Lapisan atas (40 cm)
t2/t3
t1/t4
t1/t4
*
*
*
*
t5
b. Lapisan bawah
t2/t3
t1/t4
t1/t4
*
*
*
*
t5
2
Lereng (%)
l0
l1
l2
l3
*
l4
l5
l6
3
Drainase
d0/d1
d2
d3
d4
**
*
*
*
4
Kedalaman Efektif
k0
k0
k1
k2
*
k3
*
*
5
Tingkat Erosi
e0
e1
e1
e2
*
e3
e4
*
6
Batu/Kerikil
b0
b0
b0
b1
b2
*
*
b3
7
Bahaya banjir
o0
o1
o2
o3
o4
*
*
*
1
Tekstur tanah (t)
c. Penentuan faktor pembatas dengan melihat faktor yang memiliki potensi kerusakan lahan terberat d. Penentuan kelas dan subkelas kemampuan lahan e. Penyusunan arahan penggunaan lahan berdasarkan kelas kemampuan lahan
15
Kebebasan memilih semakin berkurang dan alternatif penggunaan lahan semakin terbatas
Pembatas dan Ancaman semakin meningkat
Sangat Intensif
Bercocok Tanam Intensif
Bercocok Tanam Sedang
Bercocok Tanam Terbatas
Penggembalaan Intensif
Penggembalaan Sedang
Penggembalaan Terbatas
Hutan Alam
Kelas Kemampuan Lahan
Cagar Alam
Intensitas Penggunaan Lahan Bertambah Tinggi
I II III IV V VI VII VIII
Penentuan Kesesuaian Lahan a. Isikan data lapangan ke dalam tabel isian evaluasi kesesuaian lahan b. Cocokkan data lapangan ke dalam persyaratan tumbuh suatu tanaman c. Tentukan kelas kesesuaian lahan tiap karakteristik lahannya d. Tentukan faktor pembatas terberat yang ditentukan dari karakteristik lahan yang dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman e. Tentukan kelas kesesuaian lahannya Penentuan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah a. Isikan data lapangan (karakteristik lahan) ke dalam tabel isian kemampuan kesuburan tanah b. Tentukan tipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan tanah atas S tekstur berpasir L tekstur berlempung C tekstur berliat O bahan organik c. Tentukan tipe/subtipe kesuburan tanahnya berdasarkan karakteristik di lapisan tanah bawah S tekstur berpasir L tekstur berlempung C tekstur berliat R batuan induk
16
d. Tentukan unit (kondisi modifier) berdasarkan kendala kesuburan tanah yang ada G tanah sering jenuh air d daerah kering/kekurangan air e nilai kapasitas tukar kation rendah, KTK a keracunan aluminium, Al h bereaksi masam, pH i kemampuan tanah memfiksasi fosfot tinggi, P k cadangan mineral yang mengandung kalium rendah, K X mineral allophan dominan V tanah vertik b tanah alkalis, pH s tanah salin n takaran natrium tertukar tinggi, Na c takaran asam sulfat tinggi, S (‘) kandungan batuan dipermukaan dengan ukuran lebih dari 2 mm sebanyak 15 – 35% (“) kandungan batuan dipermukaan dengan ukuran lebih dari 2 mm sebanyak lebih dari 35% () besarnya kemiringan lahan (%) e. Tentukan kelas kemampuan kesuburan tanahnya dengan cara : Nama tipe/sub tipe ditulis dengan huruf besar dan diletakan didepan sedang nama unit ditulis dengan huruf kecil diletakan dibelakan nama tipe/sub tipe Kandungan batuan ditulis dibelakan nama tipe/sub tipe/unit yang ada Kemiringan lahan ditulis dibelakang nama tipe/sub tipe/unit/kandungan batuan yang ada Contoh : LCgh”(15%)
17
Lembar Kerja-3 (Fieldtrip 3) Titik 1 1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
18
19
20
21
2.
Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.
22
3.
Tentukan Jenis Tanah No.
4.
Kategori
1
Rejim Lengas Tanah
2
Rejim Suhu Tanah
3
Epipedon
4
Endopedon
5
Ordo
6
Sub Ordo
7
Great Group
8
Sub Group
Jenis Tanah Data penciri
Nama
Tentukan Kelas Kemampuan Lahan No.
Faktor Pembatas
KELAS KEMAMPUAN LAHAN Data Kode Kelas
1
Tekstur tanah (t) a. Lapisan atas b. Lapisan bawah 2 Lereng (%) 3 Drainase 4 Kedalaman Efektif 5 Tingkat Erosi 6 Batu/Kerikil 7 Bahaya banjir KELAS KEMAMPUAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN 23
5.
Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
24
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
25
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
26
6.
Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya No.
Sistem Klasifikasi
1
Tipe
2
SubTipe
3
Modifier
4
Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
SPL 1 Data
Kelas
27
Titik 2 1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
28
29
30
31
2.
Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.
32
3.
Tentukan Jenis Tanah No.
4.
Kategori
1
Rejim Lengas Tanah
2
Rejim Suhu Tanah
3
Epipedon
4
Endopedon
5
Ordo
6
Sub Ordo
7
Great Group
8
Sub Group
Jenis Tanah Data penciri
Nama
Tentukan Kelas Kemampuan Lahan No.
Faktor Pembatas
KELAS KEMAMPUAN LAHAN Data Kode Kelas
1
Tekstur tanah (t) a. Lapisan atas b. Lapisan bawah 2 Lereng (%) 3 Drainase 4 Kedalaman Efektif 5 Tingkat Erosi 6 Batu/Kerikil 7 Bahaya banjir KELAS KEMAMPUAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN 33
5.
Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
34
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
35
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
36
6.
Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya No.
Sistem Klasifikasi
1
Tipe
2
SubTipe
3
Modifier
4
Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
SPL 1 Data
Kelas
37
Titik 3 1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
38
39
40
41
2.
Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.
42
3.
Tentukan Jenis Tanah No.
4.
Kategori
1
Rejim Lengas Tanah
2
Rejim Suhu Tanah
3
Epipedon
4
Endopedon
5
Ordo
6
Sub Ordo
7
Great Group
8
Sub Group
Jenis Tanah Data penciri
Nama
Tentukan Kelas Kemampuan Lahan No.
Faktor Pembatas
KELAS KEMAMPUAN LAHAN Data Kode Kelas
1
Tekstur tanah (t) a. Lapisan atas b. Lapisan bawah 2 Lereng (%) 3 Drainase 4 Kedalaman Efektif 5 Tingkat Erosi 6 Batu/Kerikil 7 Bahaya banjir KELAS KEMAMPUAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN 43
5.
Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
44
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
45
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
46
6.
Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya No.
Sistem Klasifikasi
1
Tipe
2
SubTipe
3
Modifier
4
Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
SPL 1 Data
Kelas
47
Titik 4 1. Amati kondisi karakteristik lahan dengan mengisi tabel di bawah ini.
48
49
50
51
2.
Lakukan pengamatan morfologi tanah dengan mengisi tabel di bawah ini.
52
3.
Tentukan Jenis Tanah No.
4.
Kategori
1
Rejim Lengas Tanah
2
Rejim Suhu Tanah
3
Epipedon
4
Endopedon
5
Ordo
6
Sub Ordo
7
Great Group
8
Sub Group
Jenis Tanah Data penciri
Nama
Tentukan Kelas Kemampuan Lahan No.
Faktor Pembatas
KELAS KEMAMPUAN LAHAN Data Kode Kelas
1
Tekstur tanah (t) a. Lapisan atas b. Lapisan bawah 2 Lereng (%) 3 Drainase 4 Kedalaman Efektif 5 Tingkat Erosi 6 Batu/Kerikil 7 Bahaya banjir KELAS KEMAMPUAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KEMAMPUAN LAHAN 53
5.
Tentukan Kelas Kesesuaian Lahan Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
54
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
55
Komoditi : ……………………………… Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan
SPL 1 Data
Kelas
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) KELAS KESESUAIAN LAHAN FAKTOR PEMBATAS SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN
56
6.
Tentukan Kelas Kemampuan Kesuburan Tanahnya No.
Sistem Klasifikasi
1
Tipe
2
SubTipe
3
Modifier
4
Kelas Kemampuan Kesuburan Tanah
SPL 1 Data
Kelas
57
Lampiran : Kriteria Kesesuaian Lahan Padi Gogo (Oryza sativa) Kelas kesesuaian lahan
Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) bulan ke-1 Curah hujan (mm) bulan ke-2 Curah hujan (mm) bulan ke-3 Curah hujan (mm) bulan ke- 4 Kelembaban (%) Media perakaran (rc) Drainase Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Ketebalan (cm) Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan Kematangan Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) pH H2O C-organik (%) Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%)
S1
S2
S3
N
24 - 29
22 - 24 29 - 32
18 - 22 32 - 35
< 18 > 35
400 - 550 400 - 550 75 - 100 400 - 550 75 - 100 400-550;< 50 30 - 33
550 - 650 550 - 650 50 - 75 550 - 650 50 – 75 550 - 650 < 30 > 90
> 650; < 50
-
terhambat, sangat terhambat
50 - 400 100 - 400 100 - 400 50 - 400 33 - 90 baik, sedang, agak cepat, agak terhambat
> 650; < 50 > 650; < 50 > 650
cepat
halus, agak halus, sedang < 15 > 50
-
agak kasar
15 - 35 40 - 50
35 – 55 25 – 40
> 55 < 25
< 60
60 - 140
140 - 200
> 200
< 140
140 - 200
200 - 400
> 400
saprik+
saprik, hemik+
hemik, fibrik+
fibrik
> 16 > 35
≤ 16 20 - 35 5,0 - 5,5 7,5 - 7,9 0,8 - 1,5
< 20 < 5,0 > 7,9 < 0,8
5,5 - 7,5 > 1,5
kasar
<2
2-4
4–6
>6
< 20
20 - 30
30 – 40
> 40
> 75
50 - 75
50 – 30
< 30
<8
8 – 16
sangat rendah
rendah– sedang
16 – 30 16 – 50 berat
> 30 > 50 sangat berat
-
F11
F12 - F13
> F13
<5 <5
5 - 15 5 - 15
15 – 40 15 – 25
> 40 > 25
58
Jagung (Zea mays) Persyaratan penggunaan / karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan S1
S2
S3
N
26 – 30
16 - 20 30 - 32
< 16 > 32
1.200 - 1.600 400 - 500 36 – 42
> 1.600 300 – 400 30 - 36
< 300 < 30
agak cepat, sedang
terhambat
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C)
20 - 26
Ketersediaan air (wa) Curah hujan tahunan (mm) Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase
500 – 1.200 > 42 baik, agak terhambat
sangat terhambat, cepat
Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Ketebalan (cm) Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan Kematangan Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) pH H2O C-organik (%) Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%)
halus, agak halus, sedang < 15 > 60
-
agak kasar
kasar
15 – 35 40 – 60
35 - 55 25 - 40
> 55 < 25
< 60
60 – 140
140 - 200
> 200
< 140
140 - 200
200 - 400
> 400
saprik+
saprik, hemik+
hemik, fibrik+
fibrik
< 35 < 5,5 > 8,2
> 0,4
≤ 16 35 - 50 5,5 - 5,8 7,8 – 8,2 ≤ 0,4
<4
4-6
6-8
>8
< 15
15 - 20
20 - 25
> 25
> 100
75 - 100
40 - 75
< 40
<8
8-16
16 - 30
> 30
sangat rendah
rendah - sedang
berat
sangat berat
F0
-
F1
> F2
<5 <5
5-15 5-15
> 16 > 50 5,8 - 7,8
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
59
Kacang tanah (Arachis hypogea) Persyaratan penggunaan / karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan S1
S2
S3
N
25 - 27
20 - 25 27 - 30
18 - 20 30 - 34
< 18 > 34
1.100 - 1.600 300 - 400 > 80 < 50
1.600 -1.900 200 - 300
> 1.900 < 200
terhambat
sangat terhambat, cepat
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan Kelembaban (%)
400 - 1.100 50 - 80
Ketersediaan oksigen (oa) Drainase
baik, agak terhambat
agak cepat, sedang
Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Ketebalan (cm) Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan Kematangan Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) pH H2O C-organik (%) Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%)
halus, agak halus, sedang < 15 > 75
15 - 35 50 - 75
sangat halus, agak kasar 35 - 55 25 - 50
< 60
60 - 140
140 - 200
> 200
< 140
140 - 200
200 - 400
> 400
saprik+
saprik, hemik+
hemik, fibrik+
fibrik
> 1,2
≤ 16 ≤ 35 5,0 - 6,0 7,0 - 7,5 0,8 - 1,2
< 5,0 > 7,5 < 0,8
<4
4-6
6-8
>8
< 10
15-Oct
15 - 20
> 20
> 100
75 - 100
40 - 75
< 40
<8 sangat rendah
8-16 rendah - sedang
16 - 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
-
> F0
<5 <5
5-15 5-15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
> 16 > 35 6,0 - 7,0
-
kasar > 55 < 25
60
Kelapa (Cocos nicifera L.) Persyaratan penggunaan / karakteristik lahan
Kelas kesesuaian lahan S1
S2
S3
N
Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C)
25 - 28
28 - 32 23 - 25
32 - 35 20 - 23
> 35 < 20
Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm)
2.000 - 3.000 0-2 > 60
1.300 - 2.000 3.000 - 4.000 2-4 50 - 60
1.000 - 1.300 4.000 - 5.000 4-6 < 50
< 1.000 > 5.000 >6
baik, sedang
agak terhambat
terhambat, agak cepat
sangat terhambat, cepat
agak kasar
sangat halus
kasar
15 - 35 75 - 100
35 - 55 50 - 75
> 55 < 50
< 60
60 - 140
140 - 200
> 200
< 140
140 - 200
200 - 400
> 400
saprik+
saprik, hemik+
hemik, fibrik+
fibrik
> 20 5,2 - 7,5
-
-
> 0,8
≤ 20 4,8 - 5,2 7,5 - 8,0 ≤ 0,8
< 12
12-16
16 - 20
> 20
-
-
-
-
> 125
100 - 125
60 - 100
< 60
<8 sangat rendah
8-16 rendah - sedang
16 - 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
F1
> F1
<5 <5
5-15 5-15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
Lamanya masa kering (bln) Kelembaban (%) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Ketebalan (cm) Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan Kematangan Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) pH H2O C-organik (%) Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%)
halus, agak halus, sedang < 15 > 100
< 4,8 > 8,0
61
Ubi Kayu (Manihot esculenta) Persyaratan penggunaan/ karakteristik lahan Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C)
Kelas kesesuaian lahan S1
S2
S3
N
22 - 28
28 - 30
18 - 20 30 - 35
< 18 > 35
600 - 1.000 2.000 - 3.000 5-6
500 - 600 3.000 -5.000 6-7
< 500 > 5.000 >7
baik, agak terhambat
agak cepat, sedang
terhambat
sangat terhambat, cepat
agak halus, sedang
halus, agak kasar
sangat halus
kasar
< 15 > 100
15 - 35 75 - 100
35 - 55 50 - 75
> 55 < 50
< 60
60 - 140
140 - 200
> 200
< 140
140 - 200
200 - 400
> 400
saprik+
saprik, hemik+
hemik, fibrik+
fibrik
Ketersediaan air (wa) Curah hujan (mm) Lama bulan kering (bln) Ketersediaan oksigen (oa) Drainase
1.000 - 2.000 3,5 - 5
Media perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Ketebalan (cm) Ketebalan (cm), jika ada sisipan bahan mineral/ pengkayaan Kematangan Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan basa (%) pH H2O C-organik (%) Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya erosi (eh) Lereng (%) Bahaya erosi Bahaya banjir (fh) Genangan Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%)
> 0,8
≤ 16 < 20 4,8 - 5,2 7,0 - 7,6 ≤ 0,8
<2
2-3
3-4
>4
-
-
-
-
> 100
75 - 100
40 - 75
< 40
<8 sangat rendah
8 - 16 rendah - sedang
16 - 30 berat
> 30 sangat berat
F0
-
F1
> F1
<5 <5
5 - 15 5 - 15
15 - 40 15 - 25
> 40 > 25
> 16 20 5,2 - 7,0
< 4,8 > 7,6
62