Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
Pandangan Masyarakat Tentang Penyelenggaraan Program Studi PG PAUD Di IKIP Veteran Semarang Khasanah (Ketua), Yulvia Sari (Anggota) FIP IKIP Veteran Semarang Email :
[email protected] ABSTRAK Dewasa ini kebutuhan untuk melakukan pembenahan penyelenggaraan pendidikan sebelum pendidikan dasar, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangatlah penting dalam rangka untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Kebutuhan akan pembenahan penyelenggaraan PAUD itu tentu dipicu oleh besarnya minat masyarakat seperti tampak pada banyaknya penyelenggaraan berbagai bentuk PAUD oleh masyarakat. IKIP Veteran sebagai salah satu LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) mempunyai peran sangat penting untuk mempersiapkan calon tenaga pendidik yang profesional sesuai standart yang berlaku. Dengan mengantisipasi kebutuhan masyarakat tersebut, lembaga IKIP Veteran melalui upayanya telah membuka jurusan/program baru yaitu program pendidikan guru PAUD, sejak bulan Juli tahun 2008 sesuai dengan ijin penyelenggaraan yang telah di keluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Setelah kurun waktu 3 tahun lebih semenjak SK ijin penyelenggaraan program studi PG PAUD S1 turun, maka dirasa perlu melakukan penelitian evaluasi secara mendalam tentang bagaimana pandangan masyarakat tentang penyelenggaraan program S1 (PAUD) di IKIP Veteran Semarang. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 150 orang responden dengan rincian sebagai berikut : untuk mahasiswa yang sudah lulus angkatan pertama PG PAUD sebanyak 100 orang (dari transfer) sedangkan yang 50 orang adalah mahasiswa reguler yang sekarang semester VIII. Data yang diambil dari responden meliputi data tentang identitas responden. Data lain yang diambil yaitu pengetahuan responden (sikap responden) tentang dibukanya program S1 PAUD di IKIP Veteran Semarang. Penilaian tentang penyelenggaraan program studi PG PAUD yang terdiri dari sistem penyelenggaraan dengan SKS, jumlah total SKS, masa studi, rata-rata bobot per mata kuliah, penilaian terhadap kurikulum, biaya penyelenggaraan dan cara pembayarannya. Disamping itu juga diperoleh data tentang bagaimana minat mereka untuk kuliah di IKIP Veteran Semarang jurusan PG PAUD. Untuk mengungkap data tersebut digunakan angket, kemudian hasilnya dideskripsikan dengan tabulasi melalui prosentase. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa evaluasi secara mendalam tentang bagaimana penyelenggaraan program PAUD diperoleh data sebagai berikut: bahwa hampir semua responden menyatakan setuju dengan pembukaan program studi PG PAUD di IKIP Veteran Semarang mengingat mereka merasa terbantu dengan adanya program studi ini, yaitu bisa kuliah tapi juga bisa tetap bekerja sebagai guru TK/RA atau di PAUD sejenis. Minat mereka juga masih tinggi. Hal ini juga didukung oleh instansi mereka untuk melanjutkan kuliah di program studi PG PAUD IKIP Veteran Semarang. Bahkan instansi mereka juga berminat memakai lulusan dari program studi PG PAUD IKIP Veteran Semarang, serta mereka juga menyarankan orang lain, teman sejawat atau rekan seprofesi untuk kuliah disini. Penilaian terhadap kurikulum umumnya dinyatakan baik. Hal ini berlaku untuk jumlah SKS 159, rata-rata bobot per mata kuliah 2 SKS dan lama studi 4 tahun. Dari penilaian kurikulum dan sejumlah mata kuliah yang disajikan ditemukan beberapa mata kuliah yang mereka anggap kurang baik karena mata kuliah tersebut terlalu over yaitu : MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
73
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
Psikologi Perkembangan, Pembinaan Kompetensi Mengajar II (PKM II), PKL II (Praktek Kerja Lapangan II) dan Statistik. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pembukaan jurusan PG PAUD ternyata diminati oleh masyarakat (baik alumni dari D2 PGTK IKIP Veteran Semarang maupun masyarakat yang lain). Perombakan kurikulum untuk program studi PG PAUD penting dilakukan. Ada beberapa mata kuliah yang layak dipertimbangkan kemunculannya mengingat mata kuliah tersebut terlalu over atau tumpang tindih dengan mata kuliah yang lain. Kata Kunci : Masyarakat, PAUD, Pendidikan Latar Belakang Masalah Kebijakan pendidikan nasional merupakan acuan dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia. Atas dasar kebijakan pendidikan nasional itu, maka jenis dan ragam program atau jalur pendidikan, pelaksanaan pendidikan, isi pendidikan atau kurikulum, penentuan pencapaian kualitas, hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia luar pendidikan perlu diorganisasikan. Sasaran utama kebijakan pendidikan nasional adalah meningkatnya mutu sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah kualitas intelektual, rasional, tehnologis dan juga kualitas keyakinan agama. Sejalan dengan berbagai upaya penataan, pembenahan dan peningkatan pengelolaan pendidikan di jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, dewasa ini kebutuhan untuk melakukan pembenahan meliputi pula penyelenggaraan pendidikan sebelum pendidikan dasar, yaitu pendidikan usia dini (PAUD). Kebutuhan akan pembenahan penyelenggaraan PAUD itu tentu dipicu oleh besarnya minat masyarakat seperti tampak pada banyaknya penyelenggaraan berbagai bentuk PAUD oleh masyarakat yang menurut Catatan Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang, Depdiknas 20032004, di seluruh Indonesia dewasa ini tercatat tidak kurang dari 47.937 TK yang tersebar di 30 propinsi, dengan 1.462.955 siswa baru di samping 1.985.749, dan dikelola oleh 149.644 orang guru dalam 101.711 ruang kelas (Conny R. Semiawan). Akibat dari besarnya minat masyarakat, maka dapat dipahami bahwa berbagai bentuk penyelenggaraan PAUD itu lebih banyak merupakan usaha melayani kebutuhan masyarakat tanpa senantiasa sempat untuk mempersiapkan dan menerapkan pola dan cara-cara pengelolaan yang terkaji dan dilakukan oleh tenaga-tenaga guru yang disiapkan secara profesional sesuai dengan tuntutan penyelenggaraan PAUD yang semestinya. Oleh karena itu peran LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) sebagai pencetak tenaga pendidik yang profesional sangat penting. IKIP Veteran sebagai salah satu LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) mempunyai peran yang sangat penting untuk mempersiapkan calon-calon tenaga pendidik yang profesional sesuai dengan standart yang berlaku. Dengan mengantisipasi kebutuhan masyarakat
tersebut
lembaga
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
IKIP
Veteran
melalui
upayanya
telah
membuka 74
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
jurusan/program baru yaitu program pendidikan guru PAUD. Sejak bulan Juli tahun 2008 sesuai dengan ijin penyelenggaraan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Setelah kurun waktu 3 tahun lebih semenjak SK ijin penyelenggaraan program studi PG PAUD S1 turun, maka dirasa perlu melakukan penelitian evaluasi secara mendalam tentang bagaimana pandangan masyarakat tentang penyelenggaraan program S1 (PAUD) di IKIP Veteran Semarang. Hal ini mengandung maksud apakah masyarakat merasa membutuhkan dengan diselenggarakannya program S1 PAUD tersebut. Secara kasar pada rentangan kenapa masyarakat merasa butuh terhadap diselenggarakannya program S1 PAUD, yakni : a. Masyarakat mengetahui atau mengenal program yang dimaksud (S1 PAUD); b. Masyarakat dapat melakukan evaluasi apakah program tersebut penting secara makro atau mikro; c. Masyarakat dapat mengambil sikap apakah dirinya perlu terlibat di dalamnya atau tidak; d. Masyarakat dimungkinkan berminat atau tidak terhadap program tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA I. Paradigma Baru tentang Pendidikan Anak Usia Dini Pada saat ini telah terjadi pergeseran paradigma (keyakinan/pandangan) yang cukup mendasar mengenai konsep pendidikan anak usia dini. Berbagai hasil studi (a.l. di bidang gizi, neurologi, psikologi perkembangan dan pendidikan) telah menyadarkan kita betapa banyak yang harus diperbaiki dalam melaksanakan pengarahan, pendidikan dan pengajaran pada anak-anak usia dini (Fazli Jalal, 2006). Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar (7 tahun) ternyata tidak benar. Menurut hasil penelitian di bidang neurologi, bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Artinya kalau pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Secara keseluruhan sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan sudah terbentuk, artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia 8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100% setelah berusia sekitar 18 tahun. II. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Pentingnya pemberian layanan pendidikan anak usia dini telah lama memperoleh perhatian dari dunia. Di Indonesia layanan pendidikan anak usia dini juga telah mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Alasan utama yang dikemukakan pentingnya layanan pendidikan anak usia dini adalah pada masa usia dini, perkembangan fisik, motorik, intelektual, maupun sosial anak terjadi sangat pesat, karena berada pada masa peka MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
75
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
atau merupakan usia emas. Dengan demikian anak usia dini berada pada masa pembentukan landasan (fondasi awal) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak untuk masa depan mereka (Young dan Wynn, 1979). Tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak sangatlah penting. Penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang mengalami hambatan pada masa ini akan mengalami kesulitan pada tahun-tahun berikutnya. Pada mulanya anak belajar melalui inderanya, hampir setiap hari anak mendapatkan pengalaman belajar. Orang tua perlu memahami bahwa setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Atas dasar hal tersebut, maka orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya agar anak mau melaksanakan sesuatu di luar batas-batas kemampuan anak. Yang penting adalah memberikan kesempatan pada anak dan stimulasi yang tepat sesuai perkembangannya, sehingga anak dapat berkembang. Pemberian stimulasi sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Stimulasi dapat berfungsi sebagai penguat dan berguna bagi perkembangan anak. Stimulasi dapat berupa stimulasi visual (yang dapat dilihat dengan mata seperti buku atau gambar yang menarik), stimulasi verbal (kata-kata), stimulasi auditif (stimulasi yang dapat didengar) dan stimulasi taktil (sentuhan/rabaan). Dengan stimulasi yang efektif maka anak akan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dasarnya dengan baik. III. Penyiapan Pendidik PAUD Realitas pendidik yang ada di Indonesia tidak sedikit yang masih bermasalah pada ketiga dimensi terutama pada dimensi akademis. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, standar minimal kualifikasi akademis bagi tenaga pendidik mulai Taman Kanak-Kanak sampai SLTA minimal berkualifikasi Sarjana (S1). Berdasarkan data sejumlah 60% guru di Indonesia belum memenuhi kualifikasi akademik S1, terutama untuk guru PAUD justru lebih besar lagi prosentasenya. Karena selama ini guru-guru PAUD banyak yang berijasah SLTA bahkan ada juga yang berijasah SLTP. Melihat kondisi di atas, maka kebutuhan penyiapan pendidik yang mampu mengasuh dan membimbing anak usia dini merupakan suatu keharusan. Pendidikan anak usia dini ini disebut sebagai guru PAUD, baik yang mengajar di TK maupun di KB dan di TPA. Merujuk pada Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi anak pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu, sebutan guru PAUD tidak hanya berlaku bagi pendidik yang bertugas di jalur pendidikan formal saja tetapi juga pada pendidikan non formal.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
76
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
Agar mampu melaksanakan tugas sebagai pendidik anak usia dini, guru PAUD harus disiapkan melalui pendidikan guru PAUD (PG PAUD). Sehubungan dengan hal tersebut, perlu upaya yang terencana dan sistematis untuk menyiapkan guru PAUD. Para guru PAUD yang profesional hendaknya dihasilkan oleh LPTK melalui program PG PAUD. IKIP Veteran Semarang sebagai salah satu lembaga LPTK juga menyediakan program tersebut untuk menyiapkan guru PAUD yang profesional lewat visi dan misinya. Oleh karena itu disusunlah naskah akademik yang bertujuan untuk memberikan landasan yang kokoh bagi terselenggaranya program PG PAUD tersebut sehingga lulusannya mampu memberi layanan bagi anak usia dini. IV. Standart Kompetensi Guru PAUD Sebagaimana telah termaktub dalam Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah ditegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikan pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik sebagai dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat (pasal 9) dan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sesuai dengan standart kompetensi tersebut di atas, program studi PG PAUD IKIP Veteran Semarang telah melakukan dan membekali calon mahasiswa PG PAUD dengan berbagai kompetensi tersebut. Sehingga kompetensi utama mereka sebagai perancang, pengembang dan pendidik anak usia dini bisa terwujud. Disamping itu mereka diterapkan juga menguasai konsep-konsep belajar melalui bermain di pendidikan anak usia dini serta menguasai pengasuhan dan perawatan pada anak usia dini. Untuk mencapai standart kompetensi tersebut di atas, dibutuhkan kurikulum yang memadai. Adapun diskripsi kurikulum PG PAUD tersaji di bawah ini. Deskripsi Mata Kuliah 1.
Pendidikan Agama I a.
Pendidikan Agama Islam I (2 SKS)
b.
Pendidikan Agama Kristen Protestan I (2 SKS)
c.
Pendidikan Agama Katolik I (2 SKS)
d.
Pendidikan Agama Hindu I (2 SKS)
e.
Pendidikan Agama Budha I (2 SKS)
2.
Pendidikan Pancasila (2 SKS)
3.
Bahasa Indonesia (2 SKS)
4.
Bahasa Inggris (2 SKS)
5.
Filsafat Ilmu (2 SKS)
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
77
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
6.
Ilmu Alamiah Dasar (2 SKS)
7.
Pendidikan Kewarganegaraan (3 SKS)
8.
Profesi Kependidikan (2 SKS)
9.
Pengantar Ilmu Pendidikan (4 SKS)
10. Teori Belajar dan Pembelajaran (4 SKS) 11. Psikologi Perkembangan Anak (2 SKS) 12. Bimbingan Konseling TK (2 SKS) 13. Perkembangan Anak I (3 SKS) 14. Perkembangan Anak II (3 SKS) 15. Anak dan Permasalahannya (2 SKS) 16. Asesmen AUD (4 SKS) 17. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (3 SKS) 18. Kesehatan Anak Usia Dini (2 SKS) 19. Gizi Anak Usia Dini (2 SKS) 20. Pendidikan Anak dalam Keluarga (2 SKS) 21. Ilmu Pendidikan Anak (3 SKS) 22. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini (3 SKS) 23. Metodologi Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (3 SKS) 24. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini (3 SKS) 25. Metodologi Pengembangan Sosio-Emosi untuk AUD (3 SKS) 26. Metodologi Pengembangan Sains untuk AUD (3 SKS) 27. Pembelajaran Matematika Permulaan AUD (3 SKS) 28. Pembelajaran Pengetahuan Sosial AUD (3 SKS) 29. Metodologi Pengembangan Bahasa untuk AUD (3 SKS) 30. Metodologi Pengembangan Motorik Halus untuk AUD (2 SKS) 31. Metodologi Pengembangan Kognitif (3 SKS) 32. Metodologi Pengembangan Fisik – Motorik AUD (3 SKS) 33. Musik dan Lagu untuk AUD (3 SKS) 34. Seni Rupa untuk AUD (3 SKS) 35. Kurikulum untuk Anak Usia Dini (4 SKS) 36. Antropologi (2 SKS) 37. Neurosains dalam Pembelajaran (3 SKS) 38. Media Pembelajaran (3 SKS) 39. Perencanaan Pembelajaran (2 SKS) 40. Evaluasi Pembelajaran (3 SKS) 41. Manajemen Kelas (2 SKS) 42. Statistika (4 SKS) MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
78
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
43. Penulisan Karya Ilmiah (2 SKS) 44. Pembinaan Kompetensi Mengajar I (3 SKS) 45. Pembinaan Kompetensi Mengajar II (3 SKS) 46. Program Pengalaman Lapangan (4 SKS) 47. Praktek Kerja Lapangan (4 SKS) 48. Metode Penelitian (4 SKS) 49. Seminar Penelitian (2 SKS) 50. Skripsi (4 SKS) 51. Manajemen Penyelenggaraan PAUD (2 SKS) 52. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (2 SKS) 53. Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini (4 SKS) 54. Andragogi (2 SKS) 55. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini (4 SKS) 56. Kuliah Kerja Lapangan / KKL (0 SKS)
METODE PENELITIAN I. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di IKIP Veteran Semarang dan direncanakan selama 6 bulan/satu semester. II. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dilaksanakan adalah pendekatan deskriptif kuantitaif. Yaitu peneliti yang bermaksud untuk mendiskripsikan sebuah fenomena atau untuk menjelaskan, mengetahui dan menerangkan suatu peristiwa. III. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PG PAUD IKIP Veteran Semarang baik yang masih kuliah maupun yang sudah lulus yang berjumlah kurang lebih 4.500 (empat ribu lima ratus) mahasiswa. Mengingat jumlah populasi yang begitu banyak dan tersebar di berbagai daerah, maka untuk kepentingan penelitian ini, perlu diambil secara sampel. Sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan/pertimbangan tertentu dari peneliti. Sampel yang diambil utamanya adalah mahasiswa PG PAUD yang sekarang ini berada di semester VI (enam) dan mereka yang sudah lulus dari program S1 PG PAUD IKIP Veteran Semarang lulusan pertama (angkatan pertama). Adapun mahasiswa yang diambil untuk keperluan penelitian ini sebanyak 150 mahasiswa (baik semester VI maupun yang sudah lulus).
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
79
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
IV. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah berupa angket yang diisi oleh responden yang menjadi sampel penelitian. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah jenis angket tertutup. Jawaban disediakan 3 pilihan yaitu setuju, tidak setuju dan lainnya. Data yang dibutuhkan dari responden meliputi : 1. Identitas responden meliputi nama, jenis kelamin, pekerjaan, alamat (pokjar), pendidikan terakhir yang diikuti. 2. Pengetahuan bahwa IKIP Veteran Semarang akan menyelenggarakan program S1 PAUD. 3. Penilaian terhadap penyelenggaraan program studi PG PAUD yang terdiri dari sistem penyelenggaraan dengan SKS, jumlah total SKS, masa studi di jurusan PG PAUD, rata-rata SKS per mata kuliah, penilaian terhadap isi kurikulum (mata kuliah), biaya penyelenggaraan dan cara pembayaran. 4. Minat responden, yang terdiri dari (1) bagi alumni yang menjadi kepala sekolah apakah berminat menyekolahkan stafnya, (2) atau mereka bisa mengajak orang lain untuk mengambil program S1 PG PAUD. V. Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif dengan tabulasi sederhana melalui prosentase.
HASIL PENELITIAN I. Identitas Responden Jumlah responden yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 150 orang dengan rincian sebagai berikut : untuk mahasiswa yang sudah lulus angkatan pertama PG PAUD sebanyak 100 orang (dari transfer) sedangkan yang 50 orang dari mahasiswa reguler sekarang semester VIII. II. Penilaian Penyelenggaraan 1. Deskripsi Penilaian Sistem SKS Semua responden sebanyak 150 orang menjawab baik untuk penyelenggaraan program PG PAUD dengan menggunakan sistem SKS (Sistem Kredit Semester). Tentu saja pengertian SKS yang dimengerti mereka adalah SKS yang selama ini mereka rasakan di IKIP Veteran Semarang. 2. Deskripsi Penilaian Jumlah SKS Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa jumlah 159 SKS dirasa kurang baik. Sebenarnya jumlah 159 SKS masih rasional untuk ditempuh oleh mahasiswa S1, karena kisaran tempuh untuk mahasiswa S1 menurut aturan dari Dikti adalah 144 SKS
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
80
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
s/d 160 SKS. Namun begitu tetap dirasakan berat oleh responden apabila dengan jumlahnya 159 SKS. 3. Deskripsi Lama Masa Studi Seluruh responden menyatakan untuk menempuh program S1 PAUD yaitu 4 tahun dinyatakan Baik oleh responden. Baik mahasiswa transfer yang sudah lulus maupun mahasiswa reguler semester VIII setuju jumlah masa tempuhnya 4 tahun. Mahasiswa transfer sendiri mungkin juga merasakan bahwa untuk program D2 membutuhkan waktu 2 tahun, oleh karena itu untuk S1 adalah 4 tahun. Masa tempuh 4 tahun ini hampir rata-rata untuk semua program studi S1. 4. Deskripsi Rata-Rata Per Mata Kuliah 2 SKS Terdapat 37 responden yang menyatakan bahwa rata-rata per mata kuliah 2 SKS dinyatakan tidak baik. Dari 37 responden tersebut 19 orang dari mahasiswa transfer. Sedangkan 18 orang dari mahasiswa reguler. Mahasiswa yang menyatakan tidak baik, mungkin merasakan ada mata kuliah tertentu yang dirasa tidak cukup materinya apabila diberikan hanya dengan jumlah 2 SKS. Namun begitu sebagian besar menyatakan baik jika rata-rata per mata kuliah 2 SKS. III. Sikap Responden dengan dibukanya Program S1 PG PAUD Berdasarkan data yng diperoleh menunjukan bahwa jumlah responden yang tahu IIP Veteran akan membuka program studi PG PAUD sebanyak 75 responden dari mahasiswa transfer dan 30 responden dari mahasiswa regular menyatakan tahu bahwa IKIP Veteran akan membuka program PG PAUD. IV. Minat Masyarakat 1. Deskripsi minat calon pemakai alumni Calon pemakai lulusan adalah perseorangan yang mewakili berbagai sekolah dan lainnya nyang memungkinkan dapat memanfaatkan alumni PG PAUD. Di bawah ini disajikan tabel 2 tentang minat calon pemakai lulusan S1 PG PAUD IKIP Veteran Semarang. 2. Deskripsi tentang dorongan dari instansi mahasiswa tempat bekerja. Dari 150 responden, terdapat 135 responden yang ketika kuliah banyak dimotivasi oleh instansi mereka. Artinya instansi tempat kerja mereka bekerja memberikan dukungan pada mahasiswa untuk menyelesaikan kuliah di S1 PG PAUD IKIP Veteran Semarang. V. Penilaian Kurikulum Penilaian terhadap kurikulum dilakukan pada 2 kelompok responden, yaitu mahasiswa transfer PG PAUD yang sudah lulus, dan mahasiswa reguler semester VIII.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
81
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
KESIMPULAN Mendasarkan pada hasil penelitian pada Bab II, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kebutuhan lulusan guru khususnya jurusan Pendidikan Anak Usia Dini yang berkualifikasi S-1, saat ini merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan bagi kepentingan masyarakat demi kemajuan sektor pendidikan pra sekolah / Anak Usia Dini. 2. Pembukaan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di IKIP Veteran Semarang merupakan kebutuhan yang sangat mendesak baik bagi kalangan alumni D2 PGTK IKIP Veteran sendiri maupun bagi kebutuhan masyarakat pada umumnya. 3. Para mahasiswa yang kuliah di PG PAUD pada umumnya sudah tahu bahwa IKIP Veteran akan membuka program studi PG PAUD. 4. Minat mereka untuk kuliah di IKIP Veteran Semarang Program Studi PG PAUD ternyata masih tinggi. 5. Penilaian kurikulum pada umumnya dinyatakan baik. Hal ini berlaku untuk jumlah total SKS untuk menempuh S1 (159 SKS), rata-rata per mata kuliah 2 SKS, dan lama masa studi 4 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat PADU.2002. Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Dini Usia (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta : Direktorat PADU. Forum PADU Pusat (2004). Potret Pengasuhan, Pendidikan, Dan Pengembangan Anak Usia Dini Di Indonesia (Early Childhood Care And Development In Indonesia). Jakarta : Forum PADU Pusat. Gardner, Howard. 1998. Multiple Intelligences. The Theory In Practice. New York : Basic Books. Goleman, D. 2000. Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional). Alih Bahasa : T. Hermaya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Jalal, F. 2002. “Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Yang Mendasar”. Buletin PADU (Jurnal Ilmiah, Edisi Perdana). Jakarta : Direktorat PADU. ______. 2004. “Kebijakan Nasional Pendidikan Anak Usia Dini”. Seminar Nasional Kerjasama Departemen Pendidikan Nasional dan Universitas Negeri Jakarta. Jakarta. Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 78. Jakarta.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
82
Vol : XX, No : 4, OKTOBER 2013
______. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standart Nasional Pendidikan. Jakarta. Syarif, H. 2002. “Pengembangan Anak Usia Dini Memerlukan Keutuhan”. Buletin PADU (Jurnal Ilmiah, Edisi Perdana). Jakarta : Direktorat PADU. Semiawan, C. 1999. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : Grasindo. TIM EFA Indonesia. 2002. National Plan of Action : Indonesia’s Education For All. Jakarta : Sekretariat EFA Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
83