Pancasila era Orde Lama – reformasi Modul ke:
Fakultas
Psykologi Program Studi
Psykologi http://www.mercubuana.ac.id
Pancasila terus berlanjut dari Orde Lama, Ore Baru, Orde Reformasi dan saat ini. Perjalanan Ideologi Pancasila mengalami Pasang surut dari Generasi ke generasi, masa ke masa.
Indikator: Menguasai pengetahuan tentang kajian sejarah Pancasila pada era pra-kemerdekaan, era kemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru, dan era Reformasi. Mampu mengelola perbedaan pendapat mengenai perbedaan versi sejarah Pancasila menjadi khasanah yang harus digali lebih dalam tentang kebenaran dan kedalaman kajian sejarah Pancasila tersebut. Memiliki sikap bertanggung jawab atas keputusan yang diambil dari pengambilan kajian Pancasila yang dipandang benar berdasarkan hasil kajian yang dilakukan atas pencapaian kerja kelompok, komunikasi, estetis, etis, apresiatif dan pastisipatif.
Dr. H. Syahrial / Pkn
2
Latar belakang kelahiran Orde lama: Pemilu 1955 gagal memenuhi harapan masyarakat (Silih bergantinya kabinet, Badan kostituante gagal membuat UUD baru, sistem pemerintahan liberal tidak stabil dll)
Presiden menyatakan negara dalam keadaan bahaya, sehingga mengeluarkan Dektrik Presiden 5 Juli 1959 Dekrik Preside berisi: Bubarkan Konstituante, kembali ke UUD 1945 dan dibentuknya MPRS, DPAS. Dr. H. Syahrial / Pkn
3
Pandangan Orla terhadap Pancasila Pancasila sebagai ideologi negara secara hegemonik Ir. Soekarno memberi tafsir Pancasila dalam doktrin “Manipol/USDEK untu memayungi berbagai golongan yang ada. Golongan yang berseberangan memilih taktik “Gerilya” dengan menggunakan jargon-jargon Ir. Soekarno dengan agenda yang berbeda. Golongan anti komunis mengkosilidasikan secara murni paham Pancasila dengan menyingkirkan komunis yg ateisme Konflik politik dengan pristiwa puncak G30S. Orla bubar
PancasilaTekanan dari Pihak Pemerintah Orde Lama Ketika Sukarno berkuasa Pancasila pernah diperas menjadi Trisila (Ketuhanan, Kebangsaan dan Gotong Royong), kemudian menjadi Ekasila (Gotong Royong) dan ditampilkan dalam NASAKOM (Nasionalisme, agama dan komunisme). Ajaran ini bernuansa sekulerisme ekstrem yang tidak mentoleransi agama dan orang beragama.
Pancasila Era Orde Baru Konsolidasi Orde Baru Tututan Orba diawali dgn “Tri Tura”. Tugas Utama menciptakan ketertiban politik dan kemantapan ekonomi. Kebijakan politik cenderung otoriter/monopolistik. Demi stabilitas memposisikan secara dominan sila ketiga. Lahirlah P-4. Pemerintah mengajukan 5 paket UU yg dijiwai asas tunggal Pancasila ttg: 1. Sus-duk MPR/DPR 2. Pemilu 3. Kepartaian dan Golkar 4. Ormas, dan 5. Referendum
Asas Tunggal Pancasila a. Orde baru secara eksplisit tidak mengakui 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. b. Butir-butir P-4 mendidik secara halus ketaatan individu kepada kekuasaan dan tidak ada butir yang mencantumkan kewajiban negara terhadap rakyatnya. c. Pengalaman Pancasila dengan membentuk citra pembangunan sebagai ideologi sehingga rekayasa mendukung Bapak pembangunan melalui kebulatan tekad rakyat. d. Asas mempunyai makna dasar, landasan dan pedoman pokok sehingga perbedaan hanya dalam program. e. Pancasila sebagai satusatunya asas berarti pencantuman asas lain sesuai aspirasi, ciri khas dan karakteristik partai politik tidak diperkenalkan lagi.
`
`
`
Di zaman Orde Baru, Pancasila dijadikan asas tunggal dalam pembangunan dengan tafsiran Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4). Tidak boleh ada tafsiran lain dan tidak boleh ada yang bertentangan dengan asas tunggal, termasuk dalam pembangunan sosial budaya. Partai politik, Organisasi Masyarakat dan budaya cenderung kearah penyeragaman. Pengaruh Suharto sangat kuat yang dapat mengubah tafsiran Pancasila dalam realita kehidupan kenegaraan, Pada awalnya dia tidak menerima paham keagamaan (Islam), kemudian menerima isi Pancasila dengan ajaran Islam, seperti mengeluarkan Undang-Undang Peradilan Agama, Undang-Undang Zakat, Perbankan Syariah dan lain-lain. Dr. H. Syahrial / Pkn
8
NASAKOM (Orla)
P4 -Asas Tunggal (Orba)
Pancasila Dlm Realita Politik
pluralisme antara sekulerisme - paham religius (Refor)
Demokrasi - dalam Perubahan UUD 1945 (Refor) Dr. H.Syahrial 9
Pancasila Era Reformasi 1. Suatu asumsi bahwa Pancasila sebagai alat legitimasi politik inilah latar belakang gerakan Reformasi. 2. P-4 dicabut dgn Tap. MPR XVIII/1998 3. Dalam sementara waktu Pancasila identik dengan rejim Orde Baru. 4. Terkesampingannya Pancasila sementara waktu berakibat konflikkonflik harizontal dan vertikal secara masif sehingga melemahnya sendi-sendi Persatuan 5. Kesepakatan pancasila sebagai dasar negara dinyatakan dalam Tap. MPR No. XVIII/1998 “.. Pancasila ... Harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara”. 6. Tap MPR No. III/2000 menyatakan “ sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila”.
`
`
`
`
Di era reformasi pengaruh masyarakat sangat kuat, khususnya lembaga swadaya masyarakat yang mengusung isu atas nama demokrasi dan hak asasi manusia, seperti gerakan untuk menarik Pancasila ke arah pluralisme yang sekulerisme juga tidak kalah gencar secara terbuka untuk melawan paham religius. Paham pluralisme sekuler menyatakan bahwa ajaran ketuhanan dianggap tidak ada kaitannya dengan hukum, ekonomi, politik dan sains. Paham ketuhanan tidak dibawa-bawa dalam urusan masyarakat. Sementara dalam pemahaman masyarakat Indonesia yang religius menyatakan bahwa tidak ada ajaran agama apapun yang mengajarkan Tuhannya tidak berpengaruh dalam kehidupan manusia. Ketuhanan Religus (Theisme) adalah Ketuhanan Yang Maha Kuasa yang hadir dalam semua kehidupan manusia.
Dr. H. Syahrial / Pkn
11
UU No. 12 tahun 2012 yg menempatkan Pendidikan Pancasila wajib di PT
Sekretariat Wakil Presiden th. 2008/2009 secara intensif melakukan diskusi utk merevitalisasi sosialisasi nilai-nilai Pancasila.
UU No. 12 tahun 201 tentang pembentukan Per-UU-an : menempatkan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum”.
Kebangkitan Pancasila kembali Era Reformasi
2009 Dikti membentuk Tim Pengkajian Pendidikan Pancasila di PT dengan menyelenggarakan Kongres Pancasila di berbagai universitas.
MPR-RI mensosialisasikan “Empat Pilar kebangsaan” dimana dlmnya Pancasila. Dr. H. Syahrial / (PP)
12
pembinaan dan pengembangan moral
Mondial,
mengatasi krisis dan disintegrasi
Revitalisasi Pancasila
Kebangsaan
suasana kehidupan di bidang hukum secara kondusif.
Spiritual,
Akademis,
landasan etik, moral, religiusitas, D.H.Syahrial/PPKn 13
Diskusikalah tema berikut ini:
Bagaimanakah dampaknya Pancasila menjadi alat legitimasi rejim politik dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara