Paweł Althamer, Marta Frank, Robert Kuśmirowski, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalena Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jaśmina Wójcik & Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project), Piotr Wysocki & Dominik Jałowiński, Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska & Adam Gruba. Berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, Serrum dan para mahasiswa dari Jakarta DIKURATORI OLEH Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomski DESAINER PAMERAN: Maciej Siuda KOORDINATOR: Irma Chantily, Aleksandra Knychalska PRODUSER PAMERAN: MG Pringgotono
ISBN 978-83-65240-20-0
P G AN da ale DU n ri N AN se a kit si PA ar on M ny al E a In RA do N ne sia
PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan sekitarnya
SOCIAL DESIGN FOR SOCIAL LIVING
28.06–1.07 dan 12– 22.07.2016
PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK Galeri Nasional Indonesia dan sekitarnya Paweł Althamer, Marta Frank, Robert Kuśmirowski, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalena Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jaśmina Wójcik & Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project), Piotr Wysocki & Dominik Jałowiński, Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska & Adam Gruba. Berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, Serrum dan para mahasiswa dari Jakarta DIKURATORI OLEH Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomski DIORGANISIR OLEH Yayasan Art and Present Time bekerja sama dengan Centre for Contemporary Art Ujazdowski Castle Warsaw DIBIAYAI OLEH Kementrian Kebudayaan dan Warisan Nasional Republik Polandia DIDUKUNG OLEH Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Kedutaan Besar Polandia di Indonesia PEMBINA KEHORMATAN Yang Mulia Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia Mr. Tadeusz Szumowski
SOCIAL DESIGN FOR SOCIAL LIVING. PAMERAN DAN TEMU MUKA. Marianna Dobkowska
Social Design for Social Living adalah proyek yang berlangsung selama dua tahun. Dasar proyek tersebut adalah kerjasama antara komunitas-komunitas kreatif dari Indonesia dan Polandia berupa kunjungan berkreasi dan penelitian, kegiatan-kegiatan seni dalam lingkup seni visual,desain dan arsitektur serta acara pameran di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta. Dalam program pameran tersebut, kami menampilkan beberapa kegiatan peduli sosial dalam seni kontemporer Polandia yang diiringi konteks historis dan kemasyarakatan yang luas yang menjadi dasar dalam berkarya, dan juga proyek-proyek khusus yang masih berjalan di Indonesia. Sejak awal dibentuknya proyek ini pada tahun 2014 hingga pengembangan program-program kegiatan selanjutnya yang tersebar dalam waktu dan ruang yang berbeda, potensi pertemuan selalu menjadi pusat perhatian kami. Kami mencari ruang dan kondisi bagi kerjasama antara beberapa komunitas seni dari berbagai bidang dan konteks budaya yang berbeda dengan cara menilai potensinya untuk bersinergi. Di Indonesia kami mendapatkan partner untuk berdiskusi dan beraktivitas, terutama para seniman yang tergabung dalam Jatiwangi Art Factory (JaF). Desainer Marta Frank, seniman seni visual Robert Kuśmierowski dan arsitek Maciej Siuda beker4
jasama dengan JaF sejak tahun 2015. Mereka berkolaborasi dengan caranya masing-masing sambil mengacu pada konteks aktual daripada fungsi JaF tersebut. Sebagai hasil observasi yang teliti saat berkunjung ke Jatiwangi dalam rangka kerjasama dengan komunitas JaF dan sebagai jawaban atas kebutuhan mereka, kami membuat proyek-proyek di lokasi desa Jatisura. Konsep-konsep dan karya yang tercipta dengan cara itu kemudian kami tampilkan dalam pameran ini. Kami bercita-cita agar karya-karya seni seniman Polandia, proyeksi dan presentasi Cinema Lectures serta beragam program publik ini dapat menjadi sebuah titik awal bagi diskusi tentang peran seni dalam proses pembangunan komunitas dengan berbagai cara di berbagai tempat yang terpencil. Seni itulah yang mampu memungkinkan pertemuan antara kelompok-kelompok yang sedang berkonflik (Run Free, Piotr Wysocki dan Dominik Jałowiński), memungkinkan para tetangga bersama-sama membangun karya seni yang monumental (Bródno 2000, Paweł Althamher), dan mampu mengarahkan kreasi para seniman dan masyarakat pada pelestarian ingatan atas momen yang penting bagi masyarakat luas. Jika pelestarian ini tidak ada, ingatan itu pasti hilang demi profit (Proyek Ursus, Jaśmina Wójcik dan Igor Stokfiszewski). Melalui seni ini juga dalam kolaborasi pembuatan video artistik diciptakan solusi-solusi yang nyata untuk situasi ekonomi yang sulit [Untitled (Broniów Song), Alicja Rogalska]. Produksi seni bisa memberi efek sosial yang berkesinambungan. 5
Program kegiatan yang terbuka untuk umum adalah hasil kerja Akademi Desain Sosial yang terdiri dari para mahasiswa dari Jakarta, para seniman yang diundang dari Polandia serta para aktivis dan kelompok-kelompok seni dari Indonesia. Ruang pameran dan presentasi di dalam dan di sekeliling Galeri diatur secara bergantian sesuai konteks kegiatan Akademi, baik yang dilakukan secara terencana atau pun yang spontan. Kegiatan Akademi dimulai sebelum pameran dengan mengajak pada mahasiswa untuk mengenal secara luas konteks sejarah dan budaya yang melatari karya-karya yang ditampilkan dalam pameran. Kegiatan ini dilakukan oleh tuan rumah, para pemandu dan narator pameran. Para pengunjung dapat bertemu dengan mereka setiap hari di ruang Akademi/ Workshop.
kerjasama. Pameran diadakan karena banyak perkenalan yang menjadi persahabatan yang luar biasa. Mudah-mudahan pameran ini bisa menjadi ruang yang ramah buat banyak perkenalan baru yang mungkin akan berubah menjadi persahabatan nyata.
Selama pameran ini, para seniman dan aktivis akan bekerja dengan penduduk-penduduk Jakarta di ruang publik. Hasil karya-karya mereka akan dipamerkan di luar dan di dalam Galeri. Proyek-proyek umum akan dipandu: Serrum bersama Alicja Rogalska dan Iza Rutkowska, Magdalena Starska dan Jaśmina Wójcik. Bincang Seni dan Workshop akan diadakan oleh seorang arsitek, Maciej Siuda, dan kurator Agnieszka Tarasiuk. Dalam ruang Workshop, Yayasan Razem Pamoja Foundation bekerjasama dengan Justyna Górowska dan Adam Gruba bersama tamu-tamu. Pameran ini adalah hasil dari proses yang lengkap yang meliputi banyak perjalanan, pembicaraan, penemuan bersama-sama dan be6
7
SOCIAL DESIGN FOR SOCIAL LIVING Krzysztof Łukomski
Good design is a verb, not just a noun. It is a sequence of steps that defines problems, discovers solutions and makes them real. Design Council (2008), “The Good Design Plan. National design strategy and Design Council delivery plan 2008–11”. Ketika beberapa tahun yang lalu saya tiba untuk pertama kali di Jawa, saya mengalami fase yang dialami setiap mantan turis “bule”: perasaan kagum yang tak terungkap dan rasa cinta kepada semua yang bersifat ke-Indonesiaan. Sesudah fase phase itu saya mulai mencari tahu tentang masyarakat dan sejarah Indonesia. Hal yang paling mengejutkan bagi saya adalah sebuah kebiasaan yang terlihat polos. Orang-orang yang saya temui berkumpul-kumpul dan membicarakan masalah yang ada dan mencoba menemukan penyelasaianbersama. Jadwal rapat non-formal itu yang mendukung jiwa team-work selalu berlanjut dalam urutan yang mirip: penjelasan situasi dan tujuan rapat, penemuan beberapa opsi pengatasan masalah dalam perdebatan, pemilihan cara mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dan pembagian tuugas-tugas.Cara itulah digunakan orang dari berbagai kelompok dan tempat selalu untuk mengatasi masalah . Hal itu terjadi di semua tempat yang saya kunjungi dalam semua perjalanan saya ke Indonesia. Oleh 8
karena itu saya mengangap cara begitu adalah sebuah fenomena yang unik dan sekaligus biasa bagi orang Indonesia. Karena ketertarikan saya kepada metodologi pendidikan saya ingin menelidiki aspek kebudayaan sosial itu lebih dalam. Saya mulai cari tahu tentang Indonesia dan tentang penduduknya. Saya membaca banyak buku, artikel ilmiah dan bahkan teks sumber tentang sejarah dan etika Nusantara dan sedikit demi sedikit harapanku yang dulu hilang muncul kembali. Dulu saya kehilangan kepercayaan akan potensi dan kekuatan sebuah masyarakat, karena kebanyakan masyarakat modern kehilangan identitas dan potensi nya demi budaya pop global, konsumpsionisme dan teknokrasi. Sekarang harapan saya, bahwa masih ada masyarakat masih terkait dengan identatitasnya kembali ada. Waktu saya pulang ke Eropa saya mau menceritakan semua pengalamanku dan observasiku dari Indonesia tetapi saya gagal, karena semua itu tak mungkin terungkap dalam jawaban singkat ke pertanyaan: “Apa yang kamu paling suka di Indonesia”. Karena perbedaan kebudayaan tak dapat dijelaskan dengan detil dan dalam waktu yang singkat, dalam proses mengadakan pertukaran budaya antara Indonesia dan Polandia saya dan Marianna mulai fokus pada pencarian kesamaan di antara dua negara itu dan bukan lagi perbedaan yang jelas. Kami menggunakan istullah social design (desain masyarakat/ desain sosial) sebagai titik awal untuk memperlihatkan kegiatan-kegiatan berhubungan dengan seni rupa dari sekitar 12 seniman dan aktivis terpilih yang sudah lama bekerja untuk memanfaatkan etika desain yang 9
bagus dalam masyarakat. Apa ciri-ciri khas dari seorang seniman-aktivis-desainer social? Dia mendengar suara masyarakat dan menasihati mereka. Dia menyutradarai rangkaian peristiwa. Dia adalah penemu utama pemecahanmasalah sesudah pembicaran mengenai masalah tersebut dengan orang lain. Dia memenuhi kebutuhan kelompok-kelompok sekecilpun, juga hanya/ pula* kebutuhan untuk bermain atau berkomunikasi. Kapitalisme menjadikan keinginan untuk bermain sebuah alat untuk menghasilkan uang. Rasa kebahagian yang murni karena penemuan tempat-tempat baru diganti dengan turisme. Sebuah petualangan diganti dengan kerja lapangan dan keinginan akan perubahan diganti dengan perubahan keinginan (...). Dewasa ini organisasi sosial tidak mengizinkan kita untuk benar-benar bersenang-senang. Sudah diputuskan bahwa bermain adalah kegiatan yang hanya wajar untuk anak-anak, orang-orang dewasa hanya berhak untuk bermain lancung dalam kegiatan seperti: piala dunia sepak bola, quiz show, pemilihan umum dan berjudi di kasino. Tak usah dikatakan lagi bahwa pengganti celaka itu tak mampu memenuhi keinginan kita untuk bersenang-senang, juga karena dunia modern memungkingkan keinginan untuk tertawa dan bersantai menyebar dengan mudah**.
untuk menjadikannya alat komunikasi yang beru antar manusia.Perang seniman dan pernag para penonton dibebaskan dari bingkaiannya yang akan memudahkan pembangunan ruang dialog dan pencarian arti baru dalam berbagai hal. * hapus salah satu ** Raoul Vaneigem Rewolucja życia codziennego, Traité de savoir-vivre à l’usage des jeunes générations, Galimard, 1967
Pameran di Galeri Nasional adalah pameran yang interaktif dan hanya merupakan sebuah pusat untuk kegiatan-kegiatan dalam ruang publik yang akan dipandu para seniman terpilih. Mereka tidak hanya membawa karya-karya mereka untuk memperlihatkannya tetapi juga 10
11
AKADEMI/ WORKSHOP A_00 Timetable A_01 Alicja Rogalska A_02 Iza Rutkowska A_03 Maciej Siuda A_04 Magdalena Starska A_05 Agnieszka Tarasiuk A_06 Jaśmina Wójcik A_07 Razem Pamoja Found. Justyna Górowska dan Adam Gruba KOLABORASI DI LAPANGAN B_01 Maciej Siuda B_02 Marta Frank B_03 Robert Kuśmirowski VIDEO C_01 Jaśmina Wójcik dan Igor Stokfiszewski C_02 Paweł Althamer C_03 Alicja Rogalska C_04 Piotr Wysocki dan Dominik Jałowiński BIOSKOP
C_04
C_01
C_02
C_03
B_03 C_01
A _01
B_02
A _02 A _03 A _04 A _05
B_01 A _00 BIOSKOP
A _06
A_07
TEMPAT UMUM
14 56 16 18 20 22 24 26 28 36 38 40 42 44 46 48 50 52
AKADEMI/ WORKSHOP Akademi Desain Sosial adalah program publik yang menyertai penyelenggaran pameran. Akademi ini terdiri dari beragam pertemuan, workshop, seni performans serta bincang seni yang dilakukan di dalam dan di luar ruang galeri. Akademi dimulai dengan sesi kerja kelompok tertutup antara para mahasiswa di Jakarta dengan para seniman yang berpameran. Para mahasiswa akan hadir setiap hari di tempat pameran di ruang Akademi/Workshop. Mereka adalah para tuan rumah pameran, siap memandu para pengunjung pameran berinteraksi dengan karya yang dipamerkan, konteks serta situasi yang meliputi karya— menggunakan narasi mereka sendiri. Peserta Akademi berkolaborasi dengan beragam kelompok masyarakat: seniman yang berlokasi 14
di Jakarta, aktivis, pengamen serta kelompok masyarakat lain yang akan mengajak pengunjung pameran dalam rangkaian kegiatan yang mengeksplorasi persoalan kolaborasi, aktivisme urban, perlawanan tanpa kekerasan dan ekonomi alternatif dari beragam perspektif disiplin yang berbeda. Detil kegiatan program publik dapat dilihat dalam Jadwal yang terpasang di pintu masuk galeri dan dapat ditemukan juga di Laman Facebook: https://www.facebook.com/ socialdesign4socialliving/
15
ALICJA ROGALSKA DAN SERRUM BERSAMA PARA PENGAMEN JAKARTA Kamu Sarapan Keju, Aku Cuma Dapat Singkong 28 Juni 1 Juli
19.30 17.00
Performans Bincang Seni
Asisten: Bagus Purwoadi Arianto
A_01
Dalam rangkaian pameran di Jakarta Alicja Rogalska bersama Serrum menyelenggarakan mengadakan workshop dan proyek seni rupa publik untuk para pengamen Jakarta. Proyek kesenian ini berupa intervensi performatif yang akan menjadi kolaborasi si seniman dengan para pengamen. Judul sementara workshop ini adalah “Kamu Sarapan Keju, Aku Cuma Dapat Singkong” (diambil dari lirik lagu Bambang “Ho” Mulyono). Ketika bernyanyi, para pengamen biasanya mengangkat masalah sosial dan politik yang penting. Oleh karena itulah, mereka biasanya dianggap sebagai “gangguan” dan didiskriminasi. Walaupun begitu pendengar mereka cukup banyak, sehingga mereka sering disebut sebagai “Radio Indonesia”. Proyek ini bertujuan untuk mengeksplorasi tradisi mengamen sembari merujuk pada kemiripan dalam lagu protes dan musik sebagai komentar sosio-politik. Rekaman video dari proyek ini tersedia di ruang Akademi/Workshop dalam pameran.
17
IZA RUTKOWSKA DAN SERRUM Lokasi Konstruksi: Jakarta 28 Juni
19.00
29 Juni 1 Juli
17.00 10.00
Performans bersama Akademi Desain Sosial Bincang Seni Workshop untuk umum
Asisten: David Simanjuntak Jika anda ingin berpartisipasi dalam workshop oleh Iza Rutkowska tanggal 1 Juli, sila hubungi kami di
[email protected] atau langsung daftar di galeri, di ruang Akademi/Workshop.
Lokasi Konstruksi: Łowicz, 2011
A_02
“Ruang publik adalah tempat di mana setiap orang bisa menciptakannya dari nol, membentuknya dan memutuskan bagaimana ruang itu akan menjadi. Yang kita butuhkan adalah ide dan alat yang tepat; sehingga membangun kota sesuai visi dan kebutuhan kita bisa terealisasi.” Sebagai orang yang sungguh-sungguh percaya pada kutipan di atas, Iza Rutkowska menciptakan Construction Site (Lokasi Konstruksi), sebuah proyek yang memungkinkan orang biasa untuk memberi makna baru bagi elemen-elemen dalam sebuah kota atau mengisi potongan-potongan yang hilang. Sebagai kontribusinya dalam program publik untuk pameran ini, Iza Rutkowska bersama dengan anggota Serrum, para mahasiswa Akademi Desain Sosial dan beragam kelompok aktivis dan anggota masyarakat Jakarta mengadakan workshop yang kontekstual dengan permasalahan lokal. Konsep proyek ini adalah untuk menghasilkan performans koletif setelah workshop, menggunakan alfabet berukuran besar. Kegiatan workshop disiapkan untuk beragam kelompok masyarakat dengan kebutuhan akan sebuah perubahan di ruang publik yang beragam pula. Kegiatan ini menyediakan peluang bagi anggota masyarakat untuk membicarakan berbagai macam sudut pandang, mencari dan menemukan tujuan yang selaras dan untuk sama-sama menghasilkan—menggunakan alfabet raksasa—kata kunci yang disebar di sebuah ruang publik. Kegiatan ini memungkinkan para peserta workshop untuk saling mengkomunikasikan kebutuhan mereka kepada pemerintah, media dan publik umum yang mampu membantu mereka mencapai misi sosial. 19
MACIEJ SIUDA Lima Kisah Soal Dematerialisasi Arsitektur Workshop soal berbagi 29 Juni 30 Juni 1 Juli
12–17 17.00 15–17
Si Arsitek Hadir di Sini Bincang Seni Workshop
Konsultasi dengan arsitek untuk publik umum dilaksanakan tanggal 29 Juni 2016. Jika Anda ingin berpartisipasi dalam workshop oleh Maciej Siuda pada tanggal 1 Juli 2016, sila hubungi kami di
[email protected] atau mendaftar di ruangan Akademi/Workshop.
Sketsa untuk Jatiwangi, 2015
A_03
Untuk program publik, Maciej Siuda—yang telah berkolaborasi dengan Jatiwangi Art Factory, sebuah kolektif seniman dari Indonesia selama proyek Desain Sosial Bagi Kehidupan Sosial—akan membuka praktik konsultasi arsitek untuk publik dan menyelenggarakan sebuah workshop mengenai kekuatan berbagi sebagai alat evolusi. Hal ini bisa dianggap sebagai alternatif positif dari fenomena global di mana kompetisi dianggap sebagai menjadi bahan bakar sebuah kemajuan. Melalui serangkaian praktik, kita akan mengutip perkataan seorang filsuf Polandia, Zygmunt Bauman; “Jika saya memberimu satu dollar dan kamu memberikan saya satu dollar maka kita masing-masing akan memiliki satu dollar. Jika saya memberimu ide dan kamu memberikan idemu maka kita masing-masing akan memiliki dua ide.” Dalam Bincang Seni, Siuda akan mempresentasikan beberapa proyek pilihan yang pernah ia buat, memperlihatkan arsitektur sebagai obyek yang mampu keluar dari elemen fisik. Proyek yang akan dipresentasikan adalah kisah lima proyek yang dilakukan di Spanyol, Italia, Haiti dan Polandia. Seluruh proyek ini memaknai arsitektur sebagai bidang yang lebih luas dari aspek fisik. Masing-masing proyek menghilangkan substansi fisik dengan cara yang berbeda: PERTAMA—oleh kerusakan fisik, KEDUA—dengan melanggar batasan antara alam dan bangunan, KETIGA— dengan mengaburkan batas antara lantai, dinding dan atap, KEEMPAT—dengan menangkap perasaan dan hubungan, KELIMA— dengan menggunakan udara sebagai bahan. 21
MAGDALENA STARSKA DENGAN SERRUM Selama Kita Memiliki Kekuatan 14 Juli 19 Juli
19.00 19.00
Bincang Seni Presentasi setelah workshop
Magdalena mengunakan metode kerjanya yang biasa ketika bekerja sama dengan pengunjung dan seniman lain; mendesain proses komunikasi dari titik awal, membicarakan kehidupan sehari-hari, menata cerita pribadi, membangun sebuah tim kerja sementara, berbagi cerita, fokus pada masalah-masalah dan mencari solusinya. Workshop ini akan berlangsung selama beberapa hari di Jakarta dan sebagai hasilnya para peserta akan menciptakan karya seni yang misterius serta memamerkannya di Galeri Nasional.
Gua, TAKK, Katowice, 2011
A_04
23
AGNIESZKA TARASIUK Pusat Pemukiman Seni di Wigry 15 Juli
19.00
Bincang Seni
Julita Wójcik, Pelangi, 2010 Karya instalasi di Arts Residential Center, Wigry
A_05
Dalam presentasinya, kurator dan seniman Agnieszka Tarasiuk akan menceritakan pengalamannya sebagai kepala Arts Residental Center atau pusat seni dan kerajinan di Wigry, Polandia Timur-laut, jauh dari pusat-pusat kesenian besar; dan juga mengenai kolaborasinya dengan seniman yang ia pilih seperti Hubert Czerepok, Aleksandra Wasilkowska, Julita Wójcik, Maurycy Gomulicki, Dominik Jałowiński, dan lainnya. Arts Residental Center di Wigry adalah sebuah lembaga kebudayaan nasional. Sejak 1980-an sampai akhir tahun 2010, lembaga ini bergerak di lokasi yang sangat spesifik: sebuah bangunan yang bekas kediaman ordo Camaldolese yang terletak di jazirah di tengah sebuah danau di lokasi yang penuh dengan keindahan alami. Biara tersebut, yang arsitekturnya menyerupai benteng pertahanan, dibangun untuk Baira rahib Camaldolese di akhir abad 18. Seperti banyak cagar budaya lainnya di Polandia, bangunan itu telah mengalami banyak perubahan dan dibangun ulang berkali-kali. Fungsi bagunan pun turut berubah seiring dengan perjalanan waktu; dari barak tentara, rumah sakit dan akhirnya menjadi tempat bagi para seniman untuk menjalani program mukiman (residency). Tempat yang terpencil ini memungkingkan para seniman untuk fokus pada pekerjaan mereka. Proyek di Arts Residental Center melibatkan seniman dan intelektual kelas dunia, juga anak-anak, kelompok amatir dan masyarakat lokal. Program-program yang dilaksanakan di sana meliputi musik klasik kontemporer, teater dan seni visual, sampai isu ekologi dan berkebun. Nilai dari lembaga ini ada pada pertemuan-pertemuan antar-disiplin yang tak terduga. 25
JAŚMINA WÓJCIK DAN SERRUM Bendera untuk Ursus 13 Juli 16 Juli
19.00 10.00
Bincang Seni Workshops untuk publik
Jika Anda ingin berpartisipasi dalam workshop oleh Jaśmina Wójcik pada tanggal 16 Juli 2016, sila hubungi kami di socialdesign16@ gmail.com atau mendaftar di ruangan Akademi/Workshop.
Berdasarkan film-film karya Jaśmina Wójcik yang diputar dalam pameran ini; ditambah lagi dengan tulisannya yang menggambarkan pengalaman dan aktivitas (artistik-animator-aktivis sosial budaya) sang seniman selama lima tahun dan beragam kolaborasi yang ia lakukan bersama komunitas mantan buruh pabrik; para peserta workshop akan menghasilkan pesan yang didedikasikan untuk komunitas Ursus. Pesan tersebut bisa dikirim lewat berbagai kanal ekspresi: lisan atau tulisan, berupa karya seni rupa atau rekaman. Bentuk utama yang akan dihasilkan dari workshop adalah sehelai bendera yang mirip dengan bendera tradisional pabrik Ursus, yang sampai sekarang masih membuat para bekas buruh merasa terharu dan bangga. Bendera yang dibawa dari Ursus untuk dipresentasikan dalam pameran akan dibawa kembali ke Polandia, bersama dengan bendera baru yang dibuat di Jakarta, dan akan diberikan kepada Museum Ursus yang sedang akan dibangun untuk melestarikan ingatan akan pabrik Ursus dan para buruhnya.
foto: Igor Stokfiszewski
A_06
27
YAYASAN RAZEM PAMOJA DENGAN JUSTYNA GÓROWSKA, ADAM GRUBA DAN GOZALDI NUR MOHAMMAD Hati Hati Hat Jam buka toko seni: setiap hari, 12.00–17.00 30 Juni 12.00 Bincang Seni 30 Juni 13.00 Workshop untuk umum 16 Juli 15.00 Bincang Seni Jika anda ingin berpartisipasi dalam Hati Hati Hat workshop tanggal 30 Juni, sila hubungi kami di
[email protected] atau langsung mendaftar di area toko seni Galeri Nasional.
Yayasan Pamoja Razem menginisiasi berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan seni rupa yang bertujuan untuk menciptakan komunitas internasional yang menghubungkan orang-orang dari berbagai generasi dan latar belakang yang berbeda; seniman, kurator, pengrajin, dan aktivis sosial dari tradisi dan pengalaman hidup yang berbeda pula. Orang-orang yang terkait dengan Yayasan Pamoja Razem belajar dan berkarya bersama. Untuk pameran dan program publik di Jakarta, perwakilan Yayasan Pamoja Razem, seniman Justyna Górowska dan Adam Gruba, bersama dengan pendiri yayasan, Bartosz Przybył-Ołowski, membuat proyek Hati-Hati Hat di area toko seni di Galeri Nasional. Justyna dan Adam mengundang banyak seniman untuk berkolaborasi dengan mereka, dan masing-masing seniman mendapatkan sebuah topi dari Asia Tenggara. Topi itu menjadi objek bagi para seniman untuk didesain ulang secara kritis dan menjadi karya seni. Koleksi topi tersebut menjadi titik awal bagi kegiatan selanjutnya di toko seni. Karya seni berupa topi tersebut kemudian akan dilelang secara online, dan ditawarkan, sejalan dengan praktik yayasan untuk menggunakan mekanika pasar untuk tujuan yang etis. http://www.hatihatihat.com/
A_07
29
KOLABORASI DI LAPANGAN Rencana kerja proyek Desain Sosial bagi Kehidupan Sosial dirancang pertama kali pada musim dingin tahun 2014 dalam diskusi intens di lingkaran sawah daerah Kecamatan Jatiwangi, tempat di mana kelompok seniman dan aktivis, Jatiwangi art Factory (JaF) sudah bekerja selama 10 tahun terakhir. Pada waktu itulah kami bersama JaF memutuskan untuk mencoba mendapatkan solusi untuk permasalahan yang saat ini dialami JaF dengan cara mengajak para seniman Polandia untuk bekerjasama. Jatiwangi Art Factory adalah sebuah organisasi kebudayaan nirlaba dari Jawa Barat yang didedikasikan untuk kegiatan seni kontemporer di konteks kehidupan pedesaan, di tengahtengah sawah, tradisi keramik dan kerja-kerja yang berbasis komunitas. 30
Karya dan proyek kesenian dilakukan melalui program residensi seniman, seni performans, seni visual, musik, video, keramik, pameran, diskusi bulanan, siaran radio dan serta kegiatan pendidikan yang disertai juga oleh festival kesenian yang terkait warisan lokal — Festival Video Residensi dan Festival Musik Keramik. Kecamatan Jatiwangi memiliki sistem administrasi yang unik: area rural-urban yang terletak di Kabupaten Majalengka. Banyak desa di kebupaten ini yang memiliki pabrik genteng, baik yang modern atau pun yang tradisional. Hal ini membuat Jatiwangi dikenal sebagai produsen genteng terbesar di Indonesia. Melalui industri genteng inilah masyarakat Jatiwangi tumbuh menjadi masyarakat yang modern. Tetapi sekarang mereka menghadapi perubahan sosio-ekomi yang terburu-buru karena jalan tol yang mulai dibangun dan bandar udara internasional yang akan dibangun di area tersebut. Masyarakat Jatiwangi tidak pernah ditanya oleh pihak pemerintah mengenai perubahan yang akan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka 31
tersebut. Jatiwangi art Factory, dengan segala aktivitasnya yang unik, harus menghadapi perubahan yang akan terjadi serta hasil yang akan muncul. Transformasi tersebut, meskipun berarti modernitas, kemajuan teknologi dan bentuk baru industrialisasi di Jawa Barat yang bisa saja dipandang sebagai perubahan positif, namun juga dibuat tanpa kesadaran atas referensi sosial dan dilaksanakan tanpa jembatan antara pemerintah dengan komunitas lokal.
untuk memenuhi kebutuhan mereka, yang juga merupakan salah satu penggagas dari proyek pembangunan sekolah di Haiti; beserta juga kurator Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomski. Sepanjang rangkaian kerja lapangan, mereka semua bekerja sama dalam beragam proyek kesenian yang dilakukan di Jatiwangi. Bersambung.
Kolaborasi temporer kemudian dibentuk dalam rangka proyek Desain Sosial bagi Kehidupan Sosial yang terdiri dari kerjasama antara JaF dengan Marta Frank, seorang desainer produk-dan grafis, yang karyanya merujuk pada warisan budaya dan geografis lokal; Robert Kuśmirowski, seniman visual asal Polandia yang karyanya sering mengangkat isu sejarah, memori dan objek temuan dari beragam lokasi, hubungannya dengan sejarah spesifik suatu tempat; arsitek Maciej Siuda yang mencoba menemukan solusi dari masalah yang ada di masyarakat dan 32
33
34
35
MACIEJ SIUDA BERKOLABORASI DENGAN JaF Rumah is Small Arsitektur berbasis proses untuk JaF 2015–2016
foto: Robert Kuśmirowski
B_01
Komentar Arsitektur/Asisten Aritek Peran arsitektur telah direduksi menjadi seorang pencipta kreatif dan hening. Seorang arsitek adalah moderator yang menangkap kebutuhan dan memperlihatkan hal tersebut, menjelaskan kebutuhan tersebut melalui kata dan gambar, mendengarkan dan menambah komentar dari apa yang diceritakan kepadanya. Ia menginisiasi pertemuan dan debat, mengajukan solusi. Memediasi antara mimpi dan aspirasi para peserta dan keterbatasan konstruksi teknis. Dia adalah seorang asisten dari desainer utama yang adalah para penduduk Jatiwangi art Factory. Selama kunjungannya di Jatiwangi, Maciej Siudamemutuskan untuk mendengarkan ide, gagasan dan misi para anggota kolektif. Masalah yang akhir-akhir ini membuat cemas para anggota Jatiwangi Art Factory cemas adalah kepergian anggota muda JaF dari kolektif sesudah menikah. Pemuda-pemudi itu—kini menghadapi tantangan baru—pergi merantau, meninggalkan komunitas mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang memungkinkan mereka menghidupi keluarga baru mereka. Solusi masalah tersebut adalah pembangunan sebuah rumah kecil untuk suami-istri muda, yang tidak berdekatan dengan rumah kolektif yang, karena sedikit terisolasi dapat menjaga privasi penduduknya.
37
MARTA FRANK BERKOLABORASI DENGAN JaF Sabun Tanah Proyek ekonomi alternatif, 2015–2016
Sabun Tanah adalah produk khas Jatiwangi yang telah digunakan lebih dari 100 tahun.
Sabun Tanah adalah solusi desain unik yang dibuat berdasarkan penggunaan tradisional tanah liat yang turut membentuk identitas Kecamatan Jatiwangi. Sabun tersebut, dibentuk menyerupai batu bata, mengandung tanah liat Jatiwangi yang sangat kaya mineral dan telah digunakan di Jatiwangi selama ratusan tahun untuk memproduksi genteng tanah liat dan batu bata bermutu tinggi. Tujuan dari proyek ini terdiri dari mempromosikan Sabun Tanah di pasaran, meningkatkan kesadaran masyarakat atas proses dramatis moderenisasi yang terjadi di Jatiwangi sebagai hasil dari penjualan area kaya tanah liat untuk dijadikan lokasi pabrik tekstil. Prototipe Sabun Tanah yang berbentuk batu bata ini dibuat pada musim gugur 2015 dan dipresentasikan pertama kali di Jakarta Biennale 2015. Saat ini, Jatiwangi Art Factory bersama dengan Marta Frank sedang mengerjakan rencana untuk memulai produksi sabun yang akan dilakukan oleh komunitas di Jatiwangi dan akan didistribusikan dan dijual sebagai produk jadi.
Sebuah bata tanah liat dengan ukuran 4 cm³ khas Jatiwangi untuk digunakan di rumah. Untuk mandi. Untuk dibagi.
Dalam dunia yang mengalami perubahan global dari aspek ekomomi, Dibuat dengan rasa cinta tanah yang kaya akan kepada Bumi kita. tanah liat tiba-tiba menjadi + Produk Organic aset yang penting. +Tanah Liat Jatiwangi Sekarang produk istimewa + Minyak Kelapa Ciamis itu dijual. #sabuntanah Anda bisa menjadi bagian #claysoap dari proses penjualannya.
B_02
39
ROBERT KUŚMIROWSKI BERKOLABORASI DENGAN JaF Monumen seri fotografi, 2016
Dalam kunjungan seninya ke Jawa Barat, Robert bekerja dengan masyarakat tanah liat Jatiwangi dan kawan-kawan mereka. Hasil dari kolaborasi temporer ini adalah sebuah seri fotografi. Para pekerja keras itu ditampilkan dalam citra tubuh yang sempurna dan sehat melalui pose yang luar biasa. Meskipun begitu, karya mereka jadi unggul justru karena foto dibuat dengan cara tertentu. Figur-figur dalam seri foto ini merujuk pada ikonografi keluarga bangsawan yang dulu pernah dipotret dengan cara serupa, sembari tubuh-tubuh mereka terlumuri tanah dari Jawa Barat atau tepung local, sehingga mereka nampak seperti minumen pekerja dan lingkungannya.
Persembahan dari seniman
B_03
41
KARYA VIDEO Karya video yang dipilih merupakan karya seniman Polandia yang terlahir dari beragam aktivitas social jangka panjang yang dilaksanakan di beragam tempat. Di Ibu Kota di Warsawa, Pawel Althamer kerap bekerja dengan para tetangganya di daerah Bródno, sementara Jaśmina Wójcik bersama Igor Stokfiszewski memiliki kontribusi atas pembangunan kembali saujana kebudayaan di bekas wilayah industri dari pabrik Ursus yang terkenal. Di Radom, sebuah kota di Polandia Tengah, seniman Piotr Wysocki dan Dominik Jałowiński mengorganisir sebuah workshop di lokasi pabrik yang bernilai historis, dengan mengundang dua kubu yang berseteru: polisi dan anakanak muda yang mempraktikkan parcour—semua ini terkait dengan 42
konteks sejarah kerusuhan yang terjadi di kota tersebut ketika system komunis masih berlaku. Di sebuah desa kecil bernama Broniów, Alicja Rogalska bekerja sama dengan komunitas lokal penyanyi music rakyat. Bersama-sama mereka menghasilkan video music yang merujuk pada adat dan tradisi rakyat sekaligus berkomentar soal realitas sosial kontemporer.
43
JAŚMINA WÓJCIK & IGOR STOKFISZEWSKI Proyek Pabrik Ursus 2012–ongoing Ursus Berarti Beruang video kanal tunggal, 2014, 30 Ursus. Film essai video kanal tunggal, 10’ Bendera Pabrik, kalender kegiatan, kolase foto
foto: Maciej Komorowski Persembahan dari seniman
C_01
Ursus adalah sebuah distrik kecamatan di Warsawa. Selama hampir 100 tahun terakhir, kecamatan tersebut merupakan lokasi dari pabrik traktor terbesar di Eropa yang mempekerjakan lebih dari 10 ribu buruh. Pabrik tersebut terpaksa ditutup karena perubahan sistem politik dan ekonomi di Polandia. Karakteristik masa kini Ursus berhubungan erat dengan industri tersebut dan sedang mengalami beragam kendala; seperti transformasi dari area industri menjadi area pemukiman, bangunan bekas pabrik yang banyak dihancurkan, kedatangan penduduk baru sebanyak 15 ribu, dan juga persoalan untuk melestarikan kenangan atas pabrik traktor yang kini sudah tak beroperasi. Pabrik Ursus merupakan proyek yang digagas oleh Jaśmina Wójcik dan Igor Stokfiszewski untuk melestarikan kenangan dari para buruh pabrik dan untuk mengembangkan identitas masyarakat di kecamatan tersebut melalui kegiatan kesenian dan animasi, performans, parade dan aktivisme dengan menggunakan alat social untuk mempromosikan pengambilan keputusan bersama tentang kota, seperti penyusunan anggaran partisipatif atau membeli koleksi dari Pabrik Ursus yang bernilai historis dari pemerintah kota Warsawa untuk dipamerkan di museum social yang akan dibuka dalam waktu dekat di kecamatan tersebut. Dalam pameran ini, kami menampilkan materi yang memperlihatkan sejarah kerjasama selama lima tahun antara seniman dan aktivis serta komunitas bekas buruh pabrik: film, pembabakan waktu yang memperlihatkan kegiatan di kecamatan tesebut, kolase foto dokumentasi dari hamper seluruh kegiatan yang terkait dengan pabrik dan para pekerjanya, serta bendera pabrik. 45
PAWEŁ ALTHAMER Bródno 2000 video kanal tunggal, 2000, 5’52”
Persembahan dari seniman dan Foksal Gallery Foundation
Proyek Bródno 2000 adalah sebuah contoh yang luar biasa dari sebuah aliran yang disebut oleh Paweł Althamer sebagai “menyutradarai kenyataan”. Pada Februari tahun 2000, Paweł mempersuasi tatangganya di gedung apartamen yang terletak di Jalan Krasnobrodzka no. 13 (Kecamatan Bródno di Warsawa) untuk menyalakan dan mematikan lampu secara teratur dalam apartamen-apartamen mereka. Sebagai hasilnya, di bagian muka gedung aparamen tersebut muncul tulisan 2000 yang “ditulis” menggunakan jendela-jendela yang lampunya menyala. Aksi yang berlangsung selama 30 menit itu melibatkan sekitar 200 keluarga dengan dibantu anak muda untuk mengorganisir acara. Ide Paweł yang sederhana itu kemudian memicu beragam kegiatan—aksi artistik, festival, lengkap dengan pesta dansa dan pertunjukan kembang api, serta melibatkan pemerintah lokal, animator, bahkan pendeta setempat. Komitmen sang seniman untuk menghidupkan komunitas tersebut berasal dari kepercayaannya dalam menentukan kekuatan dari lingkungan sekitar dan dalam mengaktivasi peran seniman, “yang bias menggunakan bahasa sederhana untuk membuat kita berpikir berbeda”. Kapasitas signifikan dari proyek ini memperlihatkan akar yang berasal dari konsep Open Form yang digagas oleh Oskar Hansen yang masih terus digunakan hingga kini di workshop di Akademi Seni Rupa di Warsaw yang dipandu oleh Grzegorz Kowalski. Aleksandra Kędziorek, Referensi: "Paweł Althamer zachęca", katalog pameran, Zachęta National Gallery of Art, Warsawa, 2005. http://artmu -seum.pl/en/filmoteka/praca/althamer-pawel-brodno-2000
C_02
47
ALICJA ROGALSKA Untitled (Broniów Song) single channel video, 2011, 4’52’’
Untitled adalah lagu rakyat kontemporer yang diciptakan Alicja Rogalska bersama kelompok penyanyi Broniowiaki yang berasal dari desa kecil Broniów di Polandia. Broniów terkenal karena musik rakyatnya dan karena memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Polandia. Lirik lagunya menggambarkan situasi sosial dan perekonomian wilayah Broniów sekaligus berkomentar tentang situasi di Polandia dan di dunia secara umum.
Persembahan dari seniman
C_03
49
PIOTR WYSOCKI & DOMINIK JAŁOWIŃSKI Run Free Single channel video, 2013, 14’44’’
Film Run Free adalah sebuah rekaman video dari workshop yang diadakan oleh para seniman di gedung pabrik Łucznik dan stadion olahraga Radomiak. Para seniman mengadakan kegiatan dalam konteks kerusuhan buruh tahun 1976 di Radom yang dengan brutal dipadamkan oleh polisi. Piotr dan Dominik mengajak dua kubu yang berseteru: pihak polisi dan para pemuda yang mempraktikkan free running (versi akrobatis dari parcour) yang sering dikejar polisi. Dua kelompok tersebut diminta untuk melakukan beragam kegiatan olah raga, bersama-sama, menjadi sebuah koreografi yang berdasarkan formasi taktis yang digunakan polisi ketika harus mengendalikan massa yang mengamuk. Para seniman mengubah peluang konfrontasi dari dua kubu musuh bebuyutan tersbut menjadi kegiatan kreatif dan komunal yang mengubah kejadian tahun 1976 menjadi lebih positif.
Persembahan dari seniman
C_04
51
BIOSKOP PILIHAN SHORT WAVES FESTIVAL: BERLANGSUNG SELAMA SELURUH PAMERAN CERAMAH CINEMA: 12, 20, 21 Juli 19.00 Dalam program Sinema, kami akan melakukan pemutaran film pendek terpilih yang berfokus pada isu sosial. Program ini diadakan dengan bekerja sama dengan Short Waves Festival 2016 yang mendukung sektor film Polandia. Selain itu, kami juga akan mengadakan Kuliah Film, bekerja sama dengan NinAteka—organisasi pengarsipan film National Audio Visual Institute. Lebih detil mengenai program Kuliah Film bias dilihat di jadwal program di pintu masuk Galeri dan di Laman Facebook: https://www.facebook. com/socialdesign4socialliving/
52
SHORT WAVES FESTIVAL: FILM PENDEK POLANDIA—DOKUMENTER ALANGKAH MENYENANGKAN sutradara: Anna Morawiec film dokumenter, 2014, 18 min.
Aleksandra adalah perempuan yang rendah hati. Itu sebabnya ia memutuskan untuk pindah ke Mars. Dia telah membuat keputusan, segera setelah ia mengetahui masa depan macam apa yang disiapkan oleh pemerintah Polandia untuknya sebagai penerima dana pension. Dalam film dokumenter yang menginspirasi ini, Anna Morawiec mengeksplorasi hubungan antara system pension Polandia dengan luar angkasa. SUPERUNIT (Superjednostka), sutradara: Teresa Czepiec film dokumenter, 2014, 20 min
Superunit adalah rumah susun yang dirancang sesuai dengan teori Le Corbusier sebagai “mesin tinggal”. Di 15 lantai gedung tersebut, tinggal sekitar tiga ribu orang. Para karakter utama film ini adalah penduduk-penduduk Superunit dan saat-saat penting dalam hidup mereka. TITIK TOLAK sutradara: Michał Szcześniak film dokumenter, 2014, 27 min
Aneta adalah seorang wanita muda yang menjalani pidana penjara karena pembunuhan. Aneta setiap hari keluar gedung penjara untuk membantu para pasien di Panti Jompo. Ternyata, pilihannya untuk menjadi sukarelawan bukanlah sebuah kebetulan. 53
DARI DESA GRUNWALD sutradara: Artur Wierzbicki film dokumenter, 2014, 21 min
Film ini merupakan potret para penduduk desa Grunwald yang merupakan desa kecil yang bersejarah dan sangat berarti bagi Polandia. Desa yang terkenal itu, kini adalah tempat yang lindap, penuh dengan kebekuan. Hidup sehari-hari yang suram hanya diwarnai setahun sekali, dalam perayaan Hari Kemenangan Grunwald (Pada tahun 1410, pasukan Polandia berhasil mengalakan pasukan Ksatria Tautonik di lokasi desa Grunwald) SHORT WAVES FESTIVAL: PANORAMA SINEMATOGRAFI POLANDIA RUMAH sutradara: Agnieszka Borowa animasi 2014, 15 min
Karakter utama dari animasi sederhana ini kembali ke rumah yang ia bangun dari kenangan. Untuk bias melangkah maju, ia harus menyelidiki masa lalunya. AKHIR ZAMAN sutradara: Monika Pawluczuk film dokumenter, 2015, 40 min
Dalam film ini beberapa cerita diceritakan dalam satu malam. Di kota besar orangorang biasanya kesepian waktu malam dan mencari temang ngobrol. Radio adalah motif penghubung orang-orang dalam dunia malam itu. Radio didengarkan dalam ambulans, di pos pemantauan kota, di mana di puluhan layar hidup malam sebuah kota bias diamati. BIOSKOP
Radio adalah motif utama file mini dan sekaligus sumber pertanyaan-pertanyaan terpenting. SMALL ROOM SYNDROME sutradara: Natalia Wilk film tari, 2014, 4,5 min
Small Room Syndrome (Sindrom Ruang Kecil) merujuk pada komunitas masyarakat Polandia yang tinggal di ruang apartemen bebrukuran kecil. Selalu ada orang disekitar kita. Kamu tidak dapat menyeruput kopi dengan tenang. Sangat tidak mungkin mandi dengan tenang. Para penduduk bermimpi untuk menyendiri atau untuk tidak menghalangi kesendirian orang lain. HARI NENEK sutradara: Miłosz Sakowski film fiksi, 2015, 30 min
Tomek membutuhkan uang. Untuk mendapatkannya, dia menipu seorang wanita lanjut usia dengan berpura-pura menjadi cucu sang wanita tua itu. Ketika semua tampak berjalan sesuai rencana, wanita lansia itu tiba-tiba sadar bahwa ia tengah ditipu dan berbalik menjebak Tomek di apartemen. Ia kemudian mengusulkan perjanjian yang akan mengikatkan nasib-nasib mereka dalam cara yang mengejutkan.
55
28 Juni
28 Juni
19.00
19.30
Iza Rutkowska dan Seni performans Akademi Desain Sosial Lokasi Konstruksi: Jakarta Alicja Rogalska dan Serrum bersama dengan pengamen Jakarta Kamu Sarapan Keju dan Aku Hanya Dapat Singkong
Seni performans
29 Juni
12–17
Maciej Siuda Si Arsitek Hadir di Sini
Workshop dan konsultasi bebas untuk pengunjung pameran
29 Juni
17.00
Iza Rutkowska dan Serrum Lokasi Konstruksi: Jakarta
Bincang seni
Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska, Adam Gruba Hati-Hati Hat
Bincang seni
30 Juni
12.00
19.00
Krzysztof Łukomski
Kuliah Film
13 Juli
19.00
Jaśmina Wójcik Proyek Pabrik Ursus
Bincang seni
14 Juli
19.00
Magdalena Starska
Bincang seni
15 Juli
19.00
Agnieszka Tarasiuk Pusat Pemukiman Seni di Wigry
Bincang seni
16 Juli
10–14
Jaśmina Wójcik dan Serrum Bendera untuk Ursus
Workshop *
16 Juli
15.00
Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska, Adam Gruba Hati-Hati Hat
Bincang seni
19 Juli
19.00
Magdalena Starska Selama Kita Memiliki Kekuatan
Presentasi setelah workshop
20 Juli 21 Juli
19.00
Krzysztof Łukomski
Kuliah Film
*Jika Anda ingin berpartisipasi dalam workshop-workshop ini, sila daftar ke
[email protected] atau temui tuan rumah pameran di area Akademi/ Workshop.
30 Juni
13–17
Yayasan Razem Pamoja dengan Justyna Górowska, Adam Gruba Hati-Hati Hat
Workshop terbuka untuk pengunjung pameran
30 Juni
17.00
Maciej Siuda Lima Kisah Soal Dematerialisasi Arsitektur
Bincang seni
1 Juli
10–14
Iza Rutkowska dan Serrum Lokasi Konstruksi: Jakarta
Workshop *
1 Juli
15–17
Maciej Siuda Workshop soal berbagi
Workshop *
1 Juli
17.00
Alicja Rogalska
Bincang seni
TIMETABLE
12 Juli
57
Paweł Althamer adalah seorang pematung dan seniman performance Polandia. Dia menimba ilmu dari pematung terkenal Grzegorz Kowalski pada Akademi Seni Rupa di Warsaw. Sejak lulus pada tahun 1993 Althamer membentuk unit kerja yang berfokus pada pembuatan portret-portret dirinya sendiri, maupun teman-teman dan anggota keluarganya yang digambarkan sebagai figur-figur mengerikan dengan ukuran satu berbanding satu. Patung-patungnya kerap menggunakan material yang tidak asing namun mengganggu pikiran, seperti usus binatang, jerami, rambut manusia dan resin - yang membuat masyarakat yang melihatnya dapat memikirkan kembali perannya sendiri dalam asal muasal munculnya seni. Althamer terkenal atas proyek-proyek kolaborasinya, khususnya bersama Grup Nowolipie, yaitu workshop seni patung mingguan yang dia pimpin sejak 1994 bagi para penderita penyakit multiple sclerosis. Sepanjang karirnya dia telah mengembangkan potensi transformatif dari seni, membantu para anggota workshop merenungkan inspirasi mereka sendiri dan menemukan interpretasi baru dari kehidupan sehari-hari. Irma Chantily telah menjadi bagian dari tim kurator Jakarta Biennale 2015. Dia adalah seorang pencinta fotografi, walaun bukan seorang fotografer. Dia telah banyak menulis tentang fotografi untuk media cetak dan online, dan sering terlibat dalam pameran-pameran fotografi dan seni. Irma juga memiliki andil dalam proyek-proyek penelitian tentang fotografi di Indonesia dan menjadi salah satu pendiri sejarahfoto.com - sebuah website yang didedikasikan untuk mengarsipkan sejarah fotografi Indonesia. Saat ini dia bekerja sebagai program manager khusus bidang seni dan ekonomi kreatif untuk British Council serta bekerja sebagai dosen tidak tetap di Jurusan Fotografi pada Institut Seni Jakarta. Marianna Dobkowska adalah seorang kurator untuk program-program residence, proyek-proyek seni dan pameran. Dia mengedit dan mendesain material publikasi serta menangangi produksi karya-karya seni baru. Sejak 2004 dia berafiliasi dengan
program Artists-In-Residence Laboratory pada Pusat Seni Kontemporer Ujazdowski Castle di Warsawa - salah satu program residence yang paling terkemuka di Eropa Tengah. Dia juga telah menjadi kurator dalam proyek-proyek seperti “Public AIR”, “We Are Like Gardens”, “Porthos” dan “Aksi PRL” yang digelar di ruang-ruang publik dan melibatkan partisipasi aktif dari audiens yang besar. Dobkowska meraih gelar Master di bidang Sejarah Seni dari Universitas Warsawa serta lulus studi pasca sarjana bidang kurasi seni pada Universitas Jagiellonian di Cracow. Selama kunjungannya di Indonesia dia mengamati kegiatan-kegiatan seni yang sensitif terhadap aspek sosial dan politik. Dia juga meneliti cara kerja beragam komunitas seni di Jawa. Saat ini Dobkowska tinggal dan bekerja di Warsawa, Polandia. Marta Frank adalah seorang desainer dan praktisi seni dari Silesia, bagian selatan Polandia, yang proyek-proyeknya berhubungan dengan material alami seperti batubara, minyak dan tanah liat, yang mengangkat isu-isu tentang identitas regional dan warisan budaya lokal. Dia adalah pencetus proyek Sadza Soap - yaitu sabun yang memakai bahan batubara. Selama masa tinggalnya di Indonesia, bersama Jatiwangi Art Factory, dia mengolah barang-barang berbahan alami yang diproduksi sehari-hari (misalnya kosmetik yang berbahan alami). Dia memperkenalkan Sabun Tanah unik buatan Jatiwangi, yang diproduksi hanya dengan bahan-bahan alami dengan penggunaan minyak yang juga berasal dari perkebunan organik lokal. Gozaldi Nur Mohammad adalah seorang musisi, komposer, dan arranger yang berdomisili di Jakarta. Ia bekerja di Ensiklomusic School of Music Di Jakarta. Ia adalah penggagas Peradaban Aktivitis: proyek musik Melayu Deuthro bersama Jafuzz Cobre Group (2016),ia bekerja sebagai produser musik untuk himne music1926 mengenai revolusi saat itu (2015) dan sebagai komposer di festival musik kontemporer (2012). Ia pernah ditugaskan oleh Kementerian Kesenian dan Kebudayaan untuk melakukan riset etnomusikologi mengenai musik
CATATAN BIOGRAFI
kuno di Indonesia bagian timur. Ia adalah terbentuk dari koleksi benda-benda lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. yang sulit dimengerti. Dengan cara itulah Kuśmirowski meninjau kembali isu-isu Justyna Górowska mengenai ingatan, sejarah dan nostalgia adalah seniman performance yang yang mengiringi budaya visual dari masa menggabungkan beragam disiplin ilmu lampau yang perlahan-lahan menghilang ke dalam kegiatan seninya. Dia meraik tertutup oleh lapisan benda-benda baru. MFA dari program studi Seni Perfor- Seni performance-nya, yang kerap diiringi mance pada Akademi Seni Rupa di Cra- musik yang khusus dibuat olehnya, juga cow. Saat ini sebagai kandidat Doktor memiliki karakter yang sama. Kuśmirowpada program Interdisciplinary Doctoral ski adalah lulusan dari Jurusan Seni di Studies di Universitas Seni di Poznan. Institut Seni Rupa pada Universitas Marie Sejak 2014 dia telah bekerjasama de- Curie-Skłodowska di Lublin. Dia tinggal ngan 30 galeri di Warsawa dan menjadi dan bekerja di Lublin, Polandia. anggota dewan FRSI (Intermedia Art Development Foundation). Krzysztof Łukomski adalah seorang dosen dengan gelar Adam Gruba PhD dan kurator dari beragam event seni menekuni bidang seni intermedia da- dan juga art-director daripada ShortWalam pengertian yang luas, menggabung- ves Film Festival. Di Polandia dia bekerja kan performance, video, obyek dan teks di Fakultas Intermedia pada Universitas ke dalam kegiatan-kegiatan seninya. Dia Seni di Poznan, serta menekuni program mendapatkan gelar sarjananya dari Aka- “Media, Desain, Display” yang dia cipdemi Seni Rupa di Cracow dan pernah takan sendiri pada sebuah universitas menjadi penerima program Darmasiswa, desain internasional School of Form. yaitu beasiswa dari Kementrian Luar Ne- Dia mulai tertarik pada seni, desain dan geri Republik Indonesia. Dia juga sering kegiatan interdisiplin kontemporer Indoberpartisipasi dalam pameran-pameran nesia ketika mengunjungi negara ini pada dan proyek individual, serta menjadi pen- tahun 2014 saat menjalankan program cipta ideologi GOLEM yang sangat unik FOCUS+INDONESIA yang didukung yang dipresentasikan dalam pameran- oleh UA Foundation. Mengambil langkah -pameran dan pertunjukan performance lebih jauh dalam memahami konteks lokal di mancanegara dan kegiatan seni berbasis komunitas, dia turut mengembangkan program perDominik Jałowiński tukaran seniman antara Polandia dengan adalah seorang pelukis dan seniman Indonesia, serta bekerjasama dengan performance. Dia tinggal dan bekerja di Marianna Dobkowska dalam pameranWarsawa. -pameran dan program-program yang terbuka untuk umum di kedua negara Robert Kusmirowski tersebut. Łukomski adalah juga seorang adalah seorang seniman performance, traveller dan peneliti, dengan ketertarikan kreator seni instalasi, fotografi dan gam- khusus pada penggabungan metodobar. Sebagian besar karyanya berupa logi-metodologi dari pendidikan seni, rekonstruksi atau duplikasi dari benda- psikologi pemahaman seni dan com-benda, dokumen-dokumen, foto-foto munication design. tua, atau cenderung sebagai imitasi yang terlihat mirip namun berkarakter delusif. Mg. Pringotonno Seringkali karya-karyanya tidak dibuat adalah seorang seniman, pendidik menjadi prototip khusus, melainkan ha- seni dan desainer. Dia menjadi salah nya menampilkan budaya penggunaan satu pemimpin dan juga artistic director material pada era tertentu. Namun ciri dari komunitas seni Jakarta SERRUM. khas dari oyek-obyek ciptaannya ialah org. Selama pergelaran Jakarta Bienalle kepresisian dan ketelitian pengerjaan 2015, Mg bertanggungjawab atas asdetail sekelas pencipta jam tangan. pek-aspek seni, teknik dan desain dari Dalam instalasi yang berukuran besar, pameran-pameran tersebut. Selain seterlihat jelas kecintaan seniman ini akan bagai seniman yang aktif, dia juga adalah pengoleksian barang. Obyek-obyeknya seorang aktivis, street artist dan peneliti.
59
Bartosz Przybył-Ołowski adalah seorang filsuf, pendidik dan kurator independen. Dia menjadi co-founder daripada Razem Pamoja Foundation yang kegiatan-kegiatannya berfokus pada konsep pendidikan kerjasama. Dia juga menjadi salah satu penulis buku pelajaran filosofi berjudul „Critical Thinking”, menjadi salah satu kurator pameran-pameran di Nairobi National Museum, Museum Etnografi di Cracow. Dia juga aktif sebagai praktisi seni dan kegiatan sosial pada Mathare Art Gallery di Nairobi serta pada Bookstore | Exhibition di Cracow. Razem Pamoja Foundation didirikan pada tahun 2010 oleh Bartosz przybył-Ołowski dan Jan Swanewicz, ditangani juga oleh Piotr Błachut, Lucy Wambua, Justus Omondi, Dominik Kuryłek, Kamil Kuitkowski dan lain-lain. Yayasan ini membuat kegiatan-kegiatan di Kenya, Polandia dan negara-negara lain, berdasarkan pada prinsip saling bergantung, saling bekerjasama dan saling peduli, dengan membentuk komunitas internasional yang menghubungkan kaum pemuda dengan para guru, para seniman, para kurator dan para pengrajin melalui kegiatan sosial berkaitan dengan tradisi dan pengalam hidup yang berbeda-beda. Orang-orang yang terhubung dengan Razem Pamoja Foundation bekerja, berkreasi, belajar bersama dan saling menginspirasi satu sama lain untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan sosial yang baru. Yayasan ini mengadakan proyek-proyek pendidikan seni dan kepedulian sosial, bekerjasama dengan Museum Etnografi di Cracow, beragam galeri dan institusi seni seperti Nairobi National Museum dan CCA Ujazdowski Castle di Warsawa. Alicja Rogalska adalah seniman yang lahir di Polandia namun berbasis kerja di London. Kegiatan seninya berkarakter interdisplin yang mengembangkan penelitian dan produksi dengan fokus pada struktur sosial dan kepentingan politis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya dia menekuni konteks dalam proyek-proyek yang melibatkan partisipasi dan kerjasama masyarakat. Proyek-proyek ini direalisasikan berdasarkan keahlian khusus para anggota masyarakat. Event-event yang dibuat
berlangsung hanya sehari berfungsi sebagai katalis untuk berintrospeksi, berimaginasi, dan berrefleksi secara kolektif, juga untuk menguji beragam cara untuk bekerjasama. Proyek-proyeknya, baik yang dikonsep secara mendalam maupun yang spekulatif, bertujuan untuk mengisi ruang di antara sesuatu yang ada dan sesuatu yang mungkin. Alicja meraih gelar MFA dari Goldsmiths College di Universitas London (2011) dan MA di bidang Studi Budaya di Universitas Warsawa (2006). Iza Rutkowska adalah seorang seniman, desainer dan aktivis sosial yang bekerja dalam proyek-proyek individual maupun bekerjasama dengan seniman-seniman yang sepemikiran dengannya. Pada tahun 2008 dia mendirikan The Forms and Shapes foundation. Dengan mengembangkan bentuk-bentuk baru dia mengubah sebuah tempat menjadi suatu ruang di mana masyarakat bisa berinteraksi dengan seni. Yayasan ini juga menciptakan proyek-proyek interdisiplin yang mewadahi dialog antara para arsitek, tukang kebun, filsuf, pemusik, desainer grafis, petani, koki dan ahli fisika. Beberapa proyek utamanya termasuk Fishing Project di Sao Paulo, Mushrooming Project di Praha dan proyek The Cuddly di Polandia, Italia, Austria dan Portugal. Maciej Siuda adalah seorang arsitek yang meraih sarjana Cum Laude dari Fakultas Arsitektur di Universitas Teknologi Wrocław. Karya diplomanya bersama karya-karya yang lain dijadikan koleksi Museum Guggenheim di New York. Dia menjadi finalis di kompetisi arsitektur Archiprix, co-founder daripada workshop arsitektur internasional IWAU. Dia mengajar di School of Form dan Universitas Teknologi Kielce serta juga inisiator dari sebuah workshop kolektif Balon. Siuda secara konstan bereksperimen dan merancang secara duo bersama Rodrigo Garcia Gonzales. Sejak 2012 dia juga mengembangkan usaha desainnya sendiri dan merealisasikan proyek-proyeknya antara lain di Spanyol, Italia, Polandia dan Haiti. Salah satu proyeknya yang terbaru ialah perancangan sebuah sekolah yang saat ini sedang dalam proses pembangunan di Haiti yang dibiayai oleh Poland-Haiti Foundation un-
CATATAN BIOGRAFI
tuk membantu rakyat Haiti yang menjadi kesenian yang tidak lazim di Podlasie korban bencana gempa bumi. (Polandia) dengan cara menciptakan ruang eksperimental untuk seni di tempatMagdalena Starska -tempat yang jauh dari balai atau pusat adalah seniman multidisiplin (drawing, budaya, yaitu di daerah-daerah terpencil. instalasi, performance) yang nampaknya Pada tahun 2008 hingga 2011 pernah bekerja tanpa perencanaan; terbuka menjadi direktur Rumah Kreasi di Wigry. terhadap kenyataan yang dapat ber- Saat ini menjabat sebagai kurator utama ubah-ubah. Dia siap kapan pun untuk Museum Patung Xawery Dunikowski di menggarap proyek yang tidak terba- bagian dari Musium Nasional di Warsawa yang sebelumnya. Starka secara sadar yang terletak di Królikarnia. menempatkan dirinya sebagai media antara sesuatu yang bersifat internal Jaśmina Wójcik dan personal dengan sesuatu lain yang bekerja dengan masyarakat dalam bersifat sosial dan berdomain publik, se- perpaduan antara kegiatan seni dehingga dia seharusnya dapat juga dilihat ngan kegiatan sosial, bertujuan untuk sebagai seorang shaman (dukun). Dia membuat perubahan sosial, membawa tertarik dengan ritual-ritual yang umum kembali ingatan tentang orang-orang dalam kehidupan sehari-hari dan ingin dan tempat-tempat, dan mengangkat mengembangkan sesuatu yang bersifat masalah-masalah ekologi. Dia adalah urban, modern dan inspirasional. pembuat film, drawing, proyek-proyek seni instalasi interaktif dan ruang kota. Igor Stokfiszewski Pada tahun 2008 dia lulus dari Akademi adalah seorang peneliti, partisipan dan Seni Rupa di Warsawa, tempat di mana inisiator kegiatan-kegiatan dalam bidang dia sekarang juga bekerja sebagai doteater publik, teater komunitas dan seni sen. Dia tinggal dan bekerja di Warsayang bermisi khusus. Dia bekerjasama wa. Karya-karya Jaśmina Wójcik sangat antara lain dengan Workcenter milik Jerzy kuat mengangkat permasalahan yang Grotowski dan Thomas Richards (Pon- ada dalam masyarakat, baik melalui kritik tedera, Italia), kelompok seniman Jerman maupun melalui kegiatan-kegiatan seni Rimini Protokoll serta dengan seniman- dengan misi sosial. Namun tidak hanya -seniman Artur Żmijewski, Paweł Altham- itu, lebih jauh karya-karyanya juga memer dan Jaśmina Wójcik. Dia menjadi salah buka horison bagi isu-isu etis dalam seni satu kurator kegiatan seni dan kegiatan Polandia. Kontak dengannya bukan hanya sosial yang digelar di gedung-gedung sekedar pengalaman artistik, namun juga bekas pabrik di Zakłady. Ursus (2014) kesempatan untuk menggugah kepekaan, dan Ursus - Perjalanan waktu (2015). Dia empati dan tanggungjawab bagi dunia. pernah menjadi anggota penyelenggara Biennale Seni Kontemporer ke 7 di Berlin Piotr Wysocki (2012), menjadi penulis buku “Zwrot Pomenekuni kreasi film-film, instalasi lityczny”/”Kembali ke Panggung Politik” video, workshops, aksi di tempat terbuka (2009) dan co-redaktor daripada antara (open-air) dan happening art. Sebelum lain seri buku “Built the City: Perspec- mengambil kuliah seni rupa bersama tives in Commons and Culture” (2015) teman-temannya dia mendirikan sebuah dan “Jerzy Grotowski - Kumpulan Essay” asosiasi ekologis Pracownia, menjalankan (2012). Dia juga bekerja sebagai anggota unit pendidikan ekologi di Taman Nasional tim Kritik Politik dan Komisi „Para Pekerja di Drawieński, di mana dia menghabiskan Seni” pada Persatuan Profesi Inicjatywa beberapa tahun hidup di tengah-tengah Pracownicza, dan dosen pada Institut hutan belantara. Aktivitas seninya berfoStudi Modern di Warsawa. kus pada kegiatan bersama-sama masyarakat dan memiliki karakter kepekaan Agnieszka Tarasiuk sosial yang sangat kuat. Wysocki meraih adalah seorang kurator dan seniman, anugrah antara lain dari Samsung Art lulusan Akademi Seni Rupa di Warsawa Master (2006) dan kompetisi Eugeniusz (diploma 1996) yang aktif menekuni bi- Geppert (2009) dan mendapat nominasi dang pertemuan antara seni dengan kegi- Paspor Politik pada tahun 2008. Saat ini atan sosial. Dia menyelenggarakan event dia tinggal dan bekerja di Warsawa.
61
DESAIN SOSIAL BAGI KEHIDUPAN SOSIAL PANDUAN PAMERAN Diedit oleh: Marianna Dobkowska, Krzysztof Łukomski Teks: Marianna Dobkowska, Krzysztof Łukomski dan seniman Alih bahasa: Daria Zozula, Irma Chantily Desain grafis dan tata letak: Krzysztof Bielecki Percetakan: Jacek Rybicki LEGA, Warsaw Foto milik para penulis ©Penerbit: Centre for Contemporary Art Ujazdowski Castle Ul. Jazdów 2 00-467 Warszawa www.csw.art.pl ISBN 978-83-65240-20-0
DESAIN SOSIAL BAGI KEHIDUPAN SOSIAL PAMERAN DAN PROGRAM PUBLIK 28.06–1.07 dan 12–22.07.2016 Galeri Nasional Indonesia dan sekitarnya Jakarta Seniman: Paweł Althamer, Marta Frank, Robert Kuśmirowski, Razem Pamoja Foundation with Justyna Górowska and Adam Gruba, Alicja Rogalska, Iza Rutkowska, Maciej Siuda, Magdalena Starska, Agnieszka Tarasiuk, Jaśmina Wójcik & Igor Stokfiszewski (Ursus Factory Project), Piotr Wysocki & Dominik Jałowiński. In collaboration with Jatiwangi Art Factory and Serrum Dikuratori oleh: Marianna Dobkowska dan Krzysztof Łukomski Desain pameran: Maciej Siuda Desain grafis: Krzysztof Bielecki Koordinator: Irma Chantily, Aleksandra Knychalska Koordinator dari Galeri Nasional: Afrina Rosmani Dukungan koordinasi: Anna Dąbrowa Desainer produksi pameran: MG Pringgotono Asisten: Bagus Purwoadi Arianto, DavidSimanjuntak Promosi dan PR: Hertiana Dwi Putri, Nafhan Nurul Dokumentasi foto dan video: Maciej Landsberg Tridoso Novrianto Penggalangan dana: Agnieszka Komorowska Tim produksi pameran: Serrum
COLOPHON
DESAIN SOSIAL BAGI KEHIDUPAN SOSIAL 2015–2016 Program jangka panjang ini diorganisir oleh Foundation Art and Present Time bekerja sama dengan Centre for Contemporary Art Ujazdowski Castle Warsaw
Proyek yang didukung oleh Filmoteka Muzeum artmuseum.pl/en/filmoteka Program film dibuat dalam kemitraan dengan SHORT WAVES FESTIVAL, AD ARTE Foundation & NinAteka, the film Archives of the National AudioVisual Institute. Rekan Media untuk pameran:
Pembina Kehormatan Yang Mulia Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia Mr. Tadeusz Szumowski
Proyek ini turut dibiayai oleh Kementrian Kebudayaan dan Warisan Nasional Republik Polandia
Pameran ini turut didukung oleh Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Kedutaan Besar Polandia di Indonesia
Galeri Nasional Indonesia Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Jl. Medan Merdeka Timur No. 14 Central Jakarta 10110 INDONESIA www.socialdesignforsocialliving.org https://www.facebook.com/ socialdesign4socialliving/
Proyek jangka panjang, riset serta pameran bermitra dengan: Forum Lenteng, Jatiwangi Art Factory, KUNCI, Ruangrupa, Serrum, Yayasan Razem Pamoja Proyek ini diinisiasi dalam kerangka program A-I-R Laboratory oleh CCA Ujazdowski Castle, dan turut dibiayai oleh pemerintah kota Warszawa
COLOPHON
Terima kasih: Semua keluarga Jatiwangi Art Factory Family dan terutama: Ginggi dan Ana, Arief dan Yumma, Ismal dan Bunga, Ghorie, Pandu, Alma, Yopie, Carda, Yuga Irwan Ahmet and Tita Salina Ms. Jorrie Andrean Antariksa and KUNCI Bagus Purwoadi Arianto Justyna Bartkowiak Irma Chantily Ade Darmawan Maciej Duszyński and Sława Duszyńska Charles Esche Hafiz Aleksandra Knychalska Agnieszka Komorowska Emilia Mazik Museum of Modern Art Warsaw Łukasz Paprotny David Simanjuntak Szymon Stemplewski Hania Szutowicz Titarubi Yayasan Ad Arte / Short Waves Festival