PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN
AIDILIANA UFTI PRILIANTI
DEPARTEMENKONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DANEKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015
Aidiliana Ufti Prilianti NIM E34089001
ABSTRAK AIDILIANA UFTI PRILIANTI. Pakan dan Perilaku MakanAnoa(Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Dibimbing oleh ABDUL HARIS MUSTARI dan BURHANUDDIN MASYUD. Anoa (Bubalus sp.) merupakan satwaliar yang dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999.Salah satu ancaman berkurangnya populasi anoa di habitat alami yaitu adanya fragmentasi hutan, perambahan, dan perburuan liar. Salah satu upaya konservasi yaitu pendirian konservasi anoa secara eks-situ yaituTaman Margasatwa Ragunan (TMR). Pengelolaan pakan di lembaga konservasi harus diperhatikan untuk menentukan prioritas pakan dengan melihat jenis pakan dan kandungan nutrisi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis pakan dan kandungan nutrisi pakan anoa, preferensi pakan dan menghitung rataan konsumsi pakan anoa, serta mendeskripsikan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan.Pakan yang memiliki tingkat palatabilitas tertinggi yaitu pisang. Presentase konsumsi makan tertinggi pada anoa 2 yaitu dengan rataan konsumsi sebanyak 99,54%. Rata-rata konsumsi anoa per hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30 – 4,04 kg (rata-rata 3,58 kg). Kata kunci: anoa, analisis proksimat, BETN, pakan, ruminansia
ABSTRACT AIDILIANA UFTI PRILIANTI. Diet and feeding behavior of anoa (Bubalus sp) at Taman Margasatwa Ragunan, South Jakarta. Supervised by ABDUL HARIS MUSTARI and BURHANUDDIN MASYUD. Anoa (Bubalussp) is a protected animal based on PP RI no. 7 1999 Anoa is wildlife protected. The problems in nature habitat are fragmentation, illegal logging and illegal hunting. One of the ex-situ conservation effort is by building Ragunan Park. Feed management in conservation institution is needed in order to choose feed priority by seeing the type of feed and nutrition content. This study aimed to identifying type of feed, feed management, feed and nutrient content analysis of eating behavior anoa at Ragunan Park. The feed was high palatable is banana. Highest percentage of consumption of feed is anoa 2 with an average consumption of as much as 99.54%.An average consumption of day for totality feed revolved 3,30 – 4,04 (averages 3,58 kg).
Keywords:anoa, proximate analysis, BETN, feed, ruminants
PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN
AIDILIANA UFTI PRILIANTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Nama : Aidiliana Ufti Prilianti NIM : E34089001
Disetujui oleh
Dr Ir Abdul Haris Mustari, MSc.F Pembimbing I
Dr Ir Burhanuddin Masyud, MS Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah pakan, dengan judul Studi Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Haris Mustari, MSc.F dan Bapak Dr Ir Burhanuddin Masyud, MSselaku pembimbing serta laboran di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB. Terima kasih juga kepada Kepala BLUD Taman Margasatwa Ragunan, Ir Marsawitri Gumay. Selanjutnya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Pengunjung, Kepala Seksi Kesejahteraan dan Peragaan Satwa, para animal keeperserta Ibu. Hj. Suhartini, Bapak Isep, Ibu Maya, Bapak Januar yang membantu kelancaran kegiatan di TMR. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada suami, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2015 Aidiliana Ufti Prilianti
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
1
Manfaat
1
METODE
2
Lokasi dan Waktu
2
Bahan
2
Alat
2
Jenis Data
3
Teknik Pengumpulan Data
3
Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
Jenis Pakan dan Kandungan Nutrisi Pakan Anoa di TMR
4
Preferensi dan Rataan Konsumsi Pakan Anoa
8
Perilaku Makan SIMPULAN DAN SARAN
11 14
Simpulan
14
Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
17
DAFTAR TABEL 1 Jenis data yang dikumpulkan 2 Jenis dan jumlah pakan yang diberikan pada anoa 3 Jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama tujuh hari 4 Presentase kandungan nutrisi pakan anoa 5 Tingkat preferensi pakan anoa di TMR 6 Rataan konsumsi pakan anoa perekor perhari selama pengamatan 7 Lama makan tiap ekor anoa
3 5 5 6 8 10 13
DAFTAR GAMBAR 1 Anoa di TMR, anoa 1 (a), anoa 2 (b), dan anoa 3 (c) 2 Presentase rataan konsumsi pakan dari jumlah pakan yang diberikan pada Anoa 3 Cara makan anoa, anoa mendekati pengunjung (a), anoa ketika memilih Makanan 4 Kebiasaan minum pada anoa dengan menjilat selang 5 Anoa ketika melakukan ruminansi
2 11 12 12 13
DAFTAR LAMPIRAN 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan 2 Presentase anoa terhadap pakan di Taman Margasatwa Ragunan 3 Analisis Kandungan Nutrisi 4Data inventarisasi satwa di Taman Margasatwa Ragunan
17 20 24 25
PENDAHULUAN Latar Belakang Anoa (Bubalus sp.) merupakan satwaliar yang dilindungi. Satwa ini dilindungi berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta tercantum dalam PP No 7 Tahun 1999 mengenai pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Salah satu ancaman berkurangnya populasi anoa di habitat alami yaitu adanya fragmentasi hutan, perambahan, dan perburuan liar. Upaya konservasi perlu dilakukan agar dapat mempertahankan satwa ini dari kepunahan yaitu dilakukan secara in-situ dan eks-situ. Salah satu lembaga yang mengkonservasi anoa secara eks-situ yaituTaman Margasatwa Ragunan (TMR). Semua organisme termasuk anoa untuk dapat bertahan hidup dan berkembangbiak memerlukan pakan sebagai sumber energi, sehingga pakan merupakan salah satu komponen penting habitat, bahkan dikategorikan sebagai faktor pembatas (limiting factor). Keberhasilan upaya konservasi anoa secara eks-situ di TMR salah satunya dilihat dari pengelolaan pakannya. Pengelolaan pakan yang dilakukanpada penelitian sebelumnya mencakup jenis pakan, pemberian pakan, dan kebutuhan nutrisi pakan anoa.Pentingnya pengelolaan pakan tersebut sebagai jaminan keberlanjutan hidup dan perkembangbiakan anoa di TMR. Pakan yang diberikan dengan jumlah dan mutu yang baik, akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan satwa dan potensi produktivitas anoa di TMR. Pengelolaan anoa di TMR terus mengalami perubahan. Faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut yaitu waktu dan jumlah anoa di TMR. Perhitungan kandungan nutrisi pakan lebih lanjut dilakukan pada penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui jumlah nutrisi pada jenis pakan yang diberikan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan anoa berdasarkan kualitas nutrisinya, tingkat kesukaannya dan rataan jumlah konsumsinya. Selain aspek pakan, perilaku anoa juga penting dilakukan pada penelitian ini sebagai nilai tambah pada penelitian sebelumnya serta sebagai pemahaman terhadap usaha perbaikan pengelolaan anoa secara tepat. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) Mengidentifikasijenis pakan dan kandungan nutrisi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan, (2) Mengidentifikasi preferensi pakan dan menghitung rataan konsumsi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan, (3) Mendeskripsikan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengelola dalam usaha pengembangan dan perbaikan pengelolaan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Selain itu dapat digunakan sebagai acuan di dalam merumuskan upaya konservasi anoadi insitu berdasarkan perilaku makannya.
2
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan. Analisis kimia pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data berlangsung selama satu bulan yaitu mulai Juli sampai dengan Agustus 2013. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : 1. Bahan makanan anoa untuk mengidentifikasi jenis pakan serta bahan kimia untuk menganalisis kandungan nutrisi anoa. 2. Satwa yang diteliti yaitu tiga ekor anoa, terdiri dari satu ekor anoa jantan dan dua ekor anoa betina (Gambar 1).Ketiga anoa tersebut berasal dari Sulawesi Tengah hasil ekspedisi dan sumbangan.
(a)
(b) (c) Gambar 1 Anoa di TMR, anoa 1 betina (a), anoa 2 betina (b), anoa 3 jantan (c) Alat Alat yang digunakan selama penelitian meliputi: 1. Kandang individu anoa berukuran (4x18 m) 2. Alat tulis, untuk mencatat data. 3. Kamera digital untuk mengambil gambar. 4. Tallysheet untuk mempermudah pengambilan data. 5. Stopwatchuntuk menghitung waktu aktifitas anoa. 6. Plastik untuk mengumpulkan sample. 7. Sarung tangan, peralatan laboratorium untuk analisis proksimat. 8. Timbangan untuk menimbang pakan. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Data yang dikaji mencakup tiga aspek yaitu aspek pakan, kandungan nutrisi pakan
3 dan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Pada aspek pakan dan perilaku makan, sumber data diperoleh dengan observasi yaitu mengamati langsung ke lapang dan mencatat hasil penelitian yang diperoleh sedangkan untuk aspek nutrisi pakan, sumber data diperoleh dengan pengujian di Laboratorium dan studi pustaka. No 1
2
3
Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan Aspek Variabel Pakan Identifikasi jenis pakan, sumber pakan, jumlah pakan, waktu pemberian pakan, cara pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan Nutrisi Pakan Kandungan air, lemak, protein kasar, abu, serat kasar, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) Perilaku makan Waktu dan lama makan, cara makan, aktivitas makan
Sumber Data Observasi
Pengujian Laboratorium studi pustaka
di dan
Observasi
Teknik Pengumpulan Data Secara umum, data yang dikumpulkan meliputi observasi, pengujian laboratorium dan studi pustaka. a. Observasi lapang dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis pakan dan perilaku makan anoa di TMR. i) Identifikasi jenis pakansecara langsung di kandang dengan melihat jenis pakan yang diberikan dan dimakan pada tiga ekor anoa ketika pemberian pakan. Pemberian makan dan minum dilakukan satu kali pemberian sehari pada pagi hari pukul 09.00 WIB.Pengambilan data dilakukan selama tujuh hari. Bahan pakan yang diberikan tersebut dipotong-potong lalu masingmasing ditimbang dan diletakkan di tempat makan yang terdapat di dalam kandang. Setelah itu dilakukan perhitungan konsumsi makan anoa dengan menimbang pakan awal dan sisa pakan pada keesokan harinya. Selain itu juga diamati preferensi pakan dengan cara mengidentifikasi dan mencatat jenis pakan yang paling dahulu habis dan paling banyak dimakan. ii) Perilaku makan yang diamati adalah waktu dan lama makan, cara makan, dan berbagai aktivitas dalam perilaku makan yaitu ketika anoa mendekati pakan yang diberikan lalu memakannya, istirahat lalu melakukan ruminasi serta ketika anoa melakukan pemilihan atau seleksi bahan makanan yang diberikan. Waktu pengamatan dimulai sejak anoa diberikan makan pada pukul 09.00 – 16.30 WIB selama tujuh hari pengamatan. b.
Kandungan nutrisi pakan anoa yang diberikan kepada anoa di Taman Margasatwa Ragunan berupa sayur-sayuran dan hijauan. Sampel pakan berupa bahan segarlalu diteliti menurut prosedur Proximate Analysis di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB meliputi kandungan air, lemak, protein kasar, abu, serat kasar, dan bahan ekstrak
4
c.
tanpa Nitrogen (BETN). Jumlah sampel yang diambil yaitu semua jenis pakan yang dimakan anoa. Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui berbagai informasi yang terkait dengan kebutuhan nutrisi pakan anoa berdasarkan literatur, asal dan umur anoa, serta mempertajam dan memperkuat analisis terhadap hasil-hasil penelitian. Analisis Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif yang ditunjang dengan bagan-bagan, tabel, dan gambar untuk mempermudah pemahaman mengenai hasil analisis data yang diperoleh secara lebih terpadu. a. Analisis deskriptif dilakukan dengan menguraikan data hasil observasi yang meliputi data pakan dan perilaku makan anoa. Analisis kuantitatif digunakan dalam perhitungan konsumsi makan anoa. b. i) Konsumsi makan anoa per hari dihitung berdasarkan selisih berat pakan awal dengan berat pakan sisa (Mustari 2001). K=M-S % K = S x 100% M Keterangan : K M S
= Konsumsi makan perhari (kg) = Berat pakan semula (kg) = Berat pakan sisa(kg)
ii) Preferensi pakan ditentukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan jenis pakan yang paling banyak dimakan dan paling awal dimakan serta paling dahulu habis dimakan. iii)Kandungan nutrisi pakan anoa diperoleh berdasarkan hasil analisis proksimat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Perternakan IPB.
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Pakandan Kandungan Nutrisi PakanAnoa di TMR Jenis pakan Anoa membutuhkan pakan untuk pertumbuhan, bertahan hidup, memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar anoa tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan harus bermutu baik. Jenis pakan diidentifikasi dengan melihat pakan yang diberikan kepada masing-masing anoa di kandang anoa.
5 Jenis pakan yang diberikan pada anoa di Taman Margasatwa Ragunan berupa hijauan, sayur-sayuran dan buah-buahan diantaranya pisang (Musa sp.), ubi jalar (Ipomea batatas), wortel (Daucus carota), kangkung (Ipomea aqua), jagung (Zea mays), rumput gajah (Pennisetum purpureum), dan daun nangka (Artocarpus heterophyllus)(Tabel 2). Menurut Mustari dan Masyud (2001), empat jenis hijauan yang diberikan di Ragunan pada tahun 1997 yaitu daun pacingan (Costus specious), daun akar-akaran (Mikania cordata), rumput papaitan (Cyrtococcum patens) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Perbedaan jenis pakan yang diberikan pada penelitian sebelumnya sampai saat ini karena jumlah pakan berupa hijauan sangat terbatas, kebutuhan pakan meningkat dan pasokan pakan berkurang. No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2 Jenis dan bagian pakan yang diberikan pada anoa Jenis bahan pakan Bagian yang dimakan Pisang Buah Ubi jalar Umbi Wortel Umbi Kangkung Daun Jagung Buah Rumput Gajah Batang dan Daun Daun Nangka Daun
Pengelolaan pakan anoa pada dasarnya adalah pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anoa serta pengaturan pemberian pakan. Pakan diberikan pukul 09.00 dengan cara mengambil pakan dari gudang pakan. Jenis pakan berupa buah-buahan seperti pisang, wortel, ubi jalar, dan jagung diberikan dengan cara dipotong terlebih dahulu oleh animal keeper menjadi dua sampai lima bagian selanjutnya diberikan kepada masing-masing anoa. Jenis pakan buah-buahan dan sayuran diberikan setiap hari sekitar 3 – 4 kg. Sedangkan pemberian hijauan dalam satu minggu tidak tentu diberikan sesuai jadwal, dalam tujuh hari hanya diberikan sebanyak 2 – 4 kali untuk jenis yang berbeda. Pemberian hijauan tergantung pasokan dan ketersediaannya di gudang pakan. Rataan jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama tujuh hari pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3.
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 3 Jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama 7 hari Jenis bahan Jumlah yang diberikan Waktu pemberian pakan per-ekor (kg) Pukul 09.00 WIB Pisang 2,09 Setiap hari Ubi jalar 0,46 Setiap hari Wortel 0,47 Setiap hari Kangkung 0,17 Setiap hari Jagung 0,22 Seminggu 3 kali Rumput Gajah 0,05 Seminggu 2 kali Daun Nangka 0,16 Seminggu 4 kali
Pakan yang paling banyak diberikan adalah pisang dengan rataan 2,09 kg/ekor/hari. Wortel, jagung, ubi jalar, kangkung, rumput gajah, dan daun nangka
6 diberikan dengan rataan 1kg. Penentuan jenis, jumlah, dan waktu pemberian pakan berdasarkan pasokan di gudang pakan, preferensi pakan, dan kandungan nutrisi pakan anoa. Walaupun jenis pakan yang diberikan berbeda dengan jenis pakan di alam, anoa tetap mengkonsumsi pakan yang diberikan pengelola. Menurut Miyamoto et al, (2005) secara umum pakan yang diberikan pengelola dalam ransum anoa terdiri atas hijauan kering, sedikit konsentrat, dan pucuk. Lebih lanjut dinyatakan bahwa yang penting dipahami adalah buah-buahan dan sebagian sayur-sayuran dapat dianggap sebagai konsentrat. Kandungan nutrisi Setiap jenis pakan yang diberikan mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Setelah dikonsumsi oleh satwa, setiap unsur nutrisi tersebut berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh satwa untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium yaitu dengan menggunakan analisis proksimat. Hasil analisis proksimat terhadap jenis pakan anoa yang diberikan di TMRyaitu kangkung, ubi jalar, jagung, rumput gajah, pisang, wortel, dan daun nangkadisajikanpada Tabel 4. Kandungan nutrisi yang diteliti yaitu jumlah dan rataan Bahan Kering (BK), Abu, Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK), Lemak Kasar (LK), dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). Jumlah dari kandungan nutrisi tiap jenis pakan berguna untuk mengetahui presentase kandungan nutrisi pakan anoa, sedangkan rataan nilai presentase tiap unsur-unsur nutrisi berguna untuk menganalisis kebutuhan nutrisi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Menurut Tilman et al. (1991), nutrisi yang terkandung dalam pakan yang dikonsumsi akan sangat penting bagi setiapbentuk kehidupan, karena dapat digunakan untuk bertahan hidup, pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Tabel 4 Presentase kandungan nutrisi pakan anoa Jenis pakan Kangkung Ubi Jalar Jagung Rumput Gajah Pisang Wortel Daun Nangka Rataan
Bahan Kering (BK) 42,79 23,89 27,51 17,42 13,92 9,29 44,01 25,54
Abu
Protein Kasar (PK)
Serat Kasar (SK)
Lemak Kasar (LK)
BETN
11,71 3,79 3,16 20,02 6,06 7,81 3,24 7,97
11,79 3,09 13,43 7,26 4,88 10,55 4,85 7,98
62,02 4,93 8,80 21,91 5,52 12,57 5,19 17,27
0,58 1,83 2,59 1,85 0,97 1,19 0,88 1,41
43,31 86,37 72,03 48,95 68,41 68,08 18,90 58,00
Bahan kering (BK) berhubungan dengan presentase kadar air pakan yang terkandung di dalamnya. Menurut Parakkasi (1995) ada hubungan antara kandungan air pakan dengan konsumsi bahan keringnya, yaitu konsumsi bahan kering pakan akan menurun pada musim hujan karena pakan lebih banyak
7 mengandung air. Kadar air pada pakan anoa adalah banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam jenis pakan tersebut. Anoa hanya diberikan pakan berupa bahan segar sedangkan bahan kering didapatkan dari perhitungan bahan segar dikurangi kadar air yang terdapat di dalam pakan, sehingga bahan kering (BK) berbanding terbalik dengan kadar air pakan. Daun nangka memilik presentase bahan kering tertinggi yaitu 44,01%, tetapi memiliki kadar air terendah. Sebaliknya, wortel memiliki bahan kering terendah dan kadar air tertinggi yaitu 90,71%. Kadar air pada setiap pakan yang diberikan bervariasi. Sayuran (wortel, pisang, dan kangkung) memiliki kadar air yang tinggi dibandingkan dengan rumput gajah, daun nangka, jagung, dan ubi jalar. Hal tersebut dikarenakan wortel, pisang, dan kangkung termasuk jenis sayuran dan buah-buahan yang banyak menyimpan air, sedangkan rumput gajah dan daun nangka merupakan jenis hijauan yang tidak banyak menyimpan cadangan air di dalam jaringan tumbuhannya. Nilai rataan kadar air pakan anoa cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pakan anoa, namun sumber kebutuhan air dapat ditambah dengan air yang diberikan dari pengelola. Jenis-jenis pakan yang memiliki presentase kadar air tertinggi dapat juga berperan sebagai jenis pakan yang memiliki kandungan nutrisi lainnya yang dapat berpengaruh besar terhadap nilai gizi yang dibutuhkan anoa. Kandungan abu dalam pakan anoa memiliki nilai rataan yang sedikit 7,97% dengan nilai presentase kandungan abu tertinggi yaitu pada rumput gajah sebanyak 20,02%. Nilai rataan abu tersebut masih kurang mencukupi untuk kebutuhan nutrisi pakan anoa karena jumlah rumput gakah yang diberikan ratarata 0,05kg/ekor selama dua kali pemberian selama satu minggu. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan. Protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Selain digunakan untuk pembentukan selsel tubuh protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila kita kekurangan karbohidrat dan lemak (Poedjiadi 1994). Berdasarkan Tabel 4, kandungan protein kasar tertinggi terdapat pada wortel yaitu sebanyak 10,55% sedangkan rataan protein kasar dari keseluruhan jumlah pakan yaitu 7,98%. Nilai presentase protein kasar tersebut belum cukup dibandingkan penelitian Mustari dan Mas’yud, 2001 yang menyatakan bahwa kebutuhan minimum protein bagi anoa berkisar 15,20 – 29,72 g/ekor/hari. Anoa membutuhkan protein kasar yang lebih banyak. Hal ini dapat dilihat dari postur tubuh anoa yang memiliki otot daging lebih padat dengan tingkatperlemakan tubuh yang rendah (Kasim, 2002). Tingkat perlemakan yang rendah menyebabkan porsi daging pada tulang menjadi tinggi (Rosyidi, 2005). Porsi daging yang tinggi pada tulang dan tingkat perlemakan yang rendah pada anoa memberi petunjuk bahwa anoa sebagai hewan liar menggunakan protein untuk di transformasi ke dalam bentuk daging, tetapi tidak untuk ditimbun dalam bentuk lemak. Hal ini guna mendukung aktivitas harian yang tinggi di alam yang membutuhkan porsi otot/daging melekat pada tulang lebih banyak. Menurut Basri dan Suryahadi (2008) untuk setiap 50 g pertambahan berat badannya, anoa membutuhkan tambahan protein kasar 20 g/ekor/hari. Kandungan serat kasar (SK) tertinggi terdapat pada kangkung sebanyak 62,02%. Basri (2003) menyatakan anoa sebagai ruminansia intermediate feeder yaitu akan lebih memanfaatkan pakan dengan kadar serat kasar yang rendah.
8 Anoa mengkonsumsi serat kasar dalam jumlah yang besar karena anoa memiliki kerabat dekat dengan kerbau yang memiliki rumen yang optimal dan memberikan peluang tumbuhnya mikroorganisme yang mampu mengolah serat kasar lebih efisien menjadi energi.Berdasarkan hal tersebut, kangkung diberikan setiap hari oleh pengelola untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anoa di TMR, namun rataan serat kasar seluruhnya 17,27% belum mencukupi karena jumlah kangkung yang diberikan hanya 2 ikat per hari atau sebanyak 0,17 kg/ekor/hari. Berdasarkan hal diatas, jumlah protein kasar pada anoa yang diperoleh dari hasil penelitian ini lebih rendah daripada konsumsi protein kasar pada anoa yang dilaporkan oleh Clauss et al. (2003), yaitu 14,1% - 18,9% (rata-rata 15,9%). Sebaliknya, konsumsi serat kasar pada anoa yang diperoleh dari hasil penelitian ini lebih besar daripada konsumsi serat kasar pada anoa yang dilaporkan oleh Clauss et al. (2003), yaitu 9,4% - 33,7% (rata-rata 22,8%). Kandungan lemak kasar (LK) tertinggi terdapat pada rumput gajah yaitu 1,85%.Fungsi lemak yaitu sebagai sumber energi yang dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak,lapisan lemak dibawah kulit merupakan insulator, sehingga tubuh dapat mempertahankan suhu normal serta sebagai pelindung bagi organ vital, seperti mata dan ginjal, serta lemak diperlukan untuk penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (Irianto 2004). Selain itu, pemberian jagung sebagai sumber lemak tertinggi diberikan hanya satu buah dalam seminggu sebanyak tiga kali pemberian. Berdasarkan Tabel 4, pisang memiliki nilai BETN yang tinggi yaitu 68,41% dengan rataan pemberian pakan sebanyak 2,09 kg/ekor/hari, sedangkan rataan jumlah BETN sebanyak 58,00%. Pengelola memberikan pisang lebih banyak karena jumlah kandungan BETN tersebut tinggi. Pakan yang memiliki nilai BETN yang tinggi merupakan pakan yang mudah dicerna (Nurwidyarini 2009). Selain itu, satwa biasanya tidak akan memilih makanan yang mengandung bahan penyusun yang relatif sukar dicerna (Dunbar 1988 diacu dalam Nurcahyo 1999). Preferensi dan Rataan Konsumsi Pakan Anoa Preferensi pakan Hasil pengamatan selanjutnya yaitu preferensi makan anoa. Menurut Manyamu et al, (2003) semua jenis pakan yang disukai dihitung dengan menghitung jumlah konsumsi setiap jenis pakan, kemudian dibandingkan konsumsi jenis pakan lainnya. Hasil pengamatan preferensi pakan anoa dari tujuh jenis pakan yang diberikan di TMR disajikan pada Tabel 5. Jenis bahan pakan Kangkung Ubi jalar Jagung Wortel Rumput Gajah Daun Nangka Pisang
Tabel 5 Tingkat preferensi pakan anoa di TMR Tingkat preferensi 1 2 3 4 5 6 7
9 Pakan yang dipilih anoa berdasarkan tingkat preferensi berturut-turut dari tertinggi sampai yang terendah yaitu kangkung, ubi jalar, jagung, wortel, rumput gajah, daun nangka, lalu pisang. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Mustari dan Masyud (2001) yakni terdapat empat jenis hijauan yang diberikan di TMR pada tahun 1997 yaitu daun pacingan (Costus speciosus), daun akar-akaran (Mikania cordata), rumput papaitan (Cyrtococcum patens) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum).Dari keempat jenis hijauan tersebut daun pacingan dimakan terlebih dahulu kemudian berturut-turut daun akar-akaran, rumput papaitan dan yang terakhir dimakan adalah rumput gajah. Di habitat alam, anoa mempunyai pilihan terhadap jenis makanan yang lebih banyak, sebaliknya di kebun binatang atau di penangkaran satwa tidak memiliki pilihan lain kecuali yang telah ditentukan oleh pihak pengelola.Keempat jenis pakan yang pernah diberikan ternyata tidak semuanya diberikan pada anoa, yang masih diberikan hanya rumput gajah dan daun nangka, kadang-kadang diberikan pakan berupa dedaunan yang terdapat di sekitar kandang. Berdasarkan Tabel 5, pakan dengan urutan preferensi 1 – 6 dimulai dari sayuran, kemudian rumput/daun dan buah. Hal ini diduga, anoa memperoleh kecukupan energi dan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Daun atau rumput sebagai sumber protein (Roque et al 1991). Buah sebagai sumber energi (Hummel et al 2002). Preferensi pakan juga dipengaruhi oleh jadwal pemberian pakan, jumlah pakan yang diberikan, bentuk pakan, palatabilitas dan kadar air pakan. Palatabilitas merupakan sifat kesukaan terhadap bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya (Hernawati 2008). Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang satwa untuk mengkonsumsinya. Satwa ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Berdasarkan hal diatas, kangkung yang memiliki preferensi tertinggi dibandingkan pisang dengan preferensi terendah diduga dipengaruhi oleh jumlah pemberian kangkung lebih sedikit yaitu 0,17 kg/ekor/hari dibandingkan pisang 2,09 kg/ekor/hari. Warna dan bau kangkung yang tidak mencolok juga mempengaruhi preferensi pakan anoa. Menurut Mustari dan Mas’yud (2001) anoa sebagai satwa herbivor lebih menyukai jenis-jenis hijauan yang mengandung anyak air, daun yang relatif lemas, dengan warna dan bau yang tidak mencolok. Setiap satwa memiliki selera makan yang bereda-beda terhadap bahan pakan. Menurut Parakkasi (1999) ruminansia memiliki sifat selektif terhadap bahan pakan yang tersedia sehingga cenderung mengkonsumsi bahan pakan yang paling diminati terlebih dahulu daripada bahan pakan yang lain. Sifat selektif satwa tersebut merupakan salah satu mekanisme dalam memperoleh nutrien yang dibutuhkan dengan menyusun atau memilih ransumnya sendiri. Konsumsi pakan Hasil analisis konsumsi pakan anoa di TMR terlihat adanya fluktuasi presentase konsumsi pakan harian selama penelitian. Rataan jumlah konsumsi pakan per ekor per hari selama penelitian disajikan pada Tabel 6.
10 Tabel 6 Rataan konsumsi pakan anoa perekor perhari selama pengamatan Presentase Rataan berat Rataan berat konsumsi Berat pakan pakan yang pakan terhadap yangdiberikan pakan sisa(kg) dimakan(kg) Hari (b) bobot badan (kg) (a-b) anoa (%) *) (a) 1 2 3 4 5 6 7 Rataan
4,08 3,70 3,45 3,43 4,04 3,48 3,32 3,63
0,038 0,028 0,016 0,03 0,133 0,114 0,019 0,054
*) Rataan bobot anoa diasumsikan = 70 kg
4,04 3,67 3,43 3,30 3,90 3,45 3,30 3,58
5,77 5,24 4,90 4,71 5,57 4,92 4,71 5,77
Pada tabel 6, rataan konsumsi makan anoa selama tujuh hari pengamatan didapatkan nilai presentase tinggi pada tiap ekor anoa. Rataan konsumsi pakan pada setiap anoa tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, karena tiap anoa hampir memakan pakan seluruhnya yang diberikan oleh pengelola pada setiap harinya. Hal tersebut terlihat dari rataan berat pakan yang diberikan yaitu 3,63 kg dengan rataan berat pakan sisa hanya 0,05 kg. Selain itu, presentase jumlah konsumsi pakan terhadap bobot badan dihitung berdasarkan konsumsi makan anoa. Presentase terhadap bobot badan masih rendah yaitu 5,77% dibandingkan penelitian Mustari dan Masyud (2001) bahwa rataan konsumsi makanan terhadap bobot badan anoa yaitu 8,34 – 11,54%. Menurut Church dan Pond (1988), konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, eksternal dan lingkungan. Faktor internal yaitu umur, jenis kelamin, berat badan, fisiologis satwa, dan jenis makanan. Faktor eksternal yaitu suhu dan iklim. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah pakan itu sendiri. Parakkasi (1985) menyatakan bahwa faktor pakan yang meliputi sifat dan komposisi kimia akan mempengaruhi tingkat konsumsi.Berdasarkan faktor tersebut, anoa jantan memiliki tingkat konsumsi yang paling tinggi dibandingkan anoa betina. anoa 2 memiliki tingkat konsumsi yang paling tinggi dibandingkan anoa 3 dan anoa 1. Anoa 2 umurnya lebih muda dibandingkan anoa 3 dan anoa 1. Tingkat konsumsi terhadap pakan relatif lebih banyak atau tinggi, artinya bobot badan juga berpengaruh terhadap jumlah konsumsi pakan. Perbedaan rasa dan kualitas pakan mempengaruhi konsumsi pakan. Anoa mengkonsumsi pakan yang lebih banyak pada jenis-jenis yang disukainya, karena anoa cenderung menghabiskan pakan yang disukainya setelah itu menghabiskan pakan yang lainnya. Konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas hewan terhadap pakan tersebut (Mahardika 2008). Semakin palatable suatu jenis pakan, maka konsumsinya akan semakin banyak. Presentase rataan konsumsi pakan anoa untuk ketiga individu anoa disajikan pada Gambar 2.
11 Presentase konsumsi (%)
102 100
Anoa 1
98
Anoa 2
96
Anoa 3
94 1
2
3
4 Hari
5
6
7
Gambar 2 Presentase rataan konsumsi pakan dari jumlah pakan yang diberikan pada anoa Hasil penelitian menunjukkanpresentase tertinggi terdapat pada anoa 2 yaitu dengan rataan konsumsi sebanyak 99,54% selanjutnya pada anoa 3 sebanyak 99,01% dan urutan terakhir pada anoa 1 sebanyak 98,62%. Rata-rata konsumsi hijauan anoa per hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30-4,04 kg (ratarata 3,58 kg). Menurut Mustari dan Mas’yud (2001) rata-rata konsumsi hijauan anoa per hari untuk hijauan tunggal (rumput gajah) berkisar 6,74 – 10,33 kg (ratarata 8,12 kg). Jumlah kebutuhan hijauan di alam berbeda dengan kebutuhan di kandang, karena satwa tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk mencari makan, menghindari predator dan lainnya (Mustari dan Masyud 2001). Pengelolaan pakan anoa pada dasarnya adalah pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anoa serta pengaturan terhadap jadwal pemberian pakan. anoa dengan tujuan penangkaran yaitu untuk mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwaliar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik yang terjamin, untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi satwa.Presentase berat pakan yang diberikan berbanding terbalik dengan berat pakan sisa serta berbanding lurus dengan berat pakan yang dimakan. Berat pakan yang diberikan per kg sama banyaknya sedangkan berat pakan sisa per kg sedikit. Menurut Krebs (1989) banyak tipe pakan yang tidak dapat dengan mudah digantikan dengan pakan lain sehingga sebagai konsekuensinya pakan yang paling disukai akan dimakan lebih dahulu. Perilaku Makan Anoa Cara makan Anoa diberikan pakan pada pagi hari sekitar jam 09.00 WIB. Tiap ekor anoa diberikan pakan dengan jenis dan berat yang samadalam bentuk bahan segar. Anoa di Taman Margasatwa Ragunan terlihat hanya menunggu pakan diberikan oleh animal keeper dan anoa sangat tertarik oleh kehadiran pengunjung yang memegang makanan. Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa anoa sudah terbiasa dengan lingkungannya (Gambar 3).Sebelum makan, anoa terlebih dahulu mencium makanan yang diberikan dan memilih pakan tersebut. Satwa ruminansia umumnya selektif terhadap bahan pakan, termasuk anoa. Beberapa pakan tertentu yang disukai anoa daripada pakan lainnya. Menurut Sutardi (1980) pada saat memilih pakan, satwa menggunakan nalurinya untuk membedakan bau dan cita rasa yang sesuai dengan keinginannya. Hal tersebut dapat terjadi karena pada salah satu bagian otak satwa
12 terdapat suatu bagian refleks makan (feeding reflexes) yang membantu satwa untuk menentukan pakan berdasarkan seleranya. Refleks makan tersebut berkaitan dengan cara makan satwa yaitu dimulai dari penciuman pakan, pendekatan, pencicipan dan pengamatan terhadap bahan pakan.
(a) (b) Gambar 3 (a) Cara makan anoa, anoa mendekati pengunjung , (b) anoa ketika memilih makanan Berdasarkan hasil pengamatan, anoa memiliki cara makan dengan mendekati pakan terlebih dahulu lalu pemilihan pakan yang paling pertama dipilih denagn cara mencium pakan lalu menggigit dan memakan langsung pakan yang diinginkannya. Untuk daun dan rumput, anoa biasa merenggut makanan tersebut dengan cara melilitkan lidahnya pada daun atau pucuk tanaman dan menghentakkan kepalanya. Anoa lebih sering minum pada waktu makan atau ketika matahari sangat terik. Walaupun di kandang disediakan tempat minum, anoa lebih sering minum di air bekas kubangannya. Anoa juga memiliki kebiasaan minum dari selang yang mengairi kubangan. Anoa yang minum dari selang dilakukan dengan cara menjilat-jilat selang yang di aliri sumber air. (Gambar 4)
Gambar 4 Kebiasaan minum pada anoa dengan menjilat selang
Waktu dan lama makan Berdasarkan pengamatan, anoa memiliki waktu dan lama makan yang berbeda-beda. Perbedaan waktu dan lama makan pada tiap ekor anoa dapat dilihat pada Tabel 7.Hal tersebut dapat terlihat ketika awal makanan di kandang sampai dengan makanan tersisa. Pengelola memberikan pakan pada pukul 09.00 dengan satu kali pemberian per hari. Pakan anoa yang tersisa pada sore hari hampir habis dan keesokan harinya tersisa kulit pisang dan beberapa sisa pakan yang sangat sedikit. Menurut Mustari (1995) anoa aktif mencari makan pada siang hari dan malam hari. Pada siang hari satwa tersebut aktif pada pukul 09.00-10.00 dan sore
13 hari aktif setelah pukul 16.00. Diantara dua periode tersebut, anoa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk istirahat atau memamah baik di bawah pohon. Tabel 7 Rataan lama waktu makan tiap ekor anoa di TMR Anoa Lama waktu makan Presentase lama makan (menit) (%) 1 15,55 48 2 7,21 23 3 9,45 29 Rataan 11,13 33,3% Anoa 2 (betina) lebih cepat menghabiskan pakan dengan rataan waktu selama pengamatan 7 menit 21 detik (23%). Anoa 2 tidak langsung menghabiskan pakannya tetapi datang dan pergi sebanyak 2-4 kali ke tempat pakan sampai pakan tersebut habis. Kebiasaan anoa 2 yang berbeda dari yang lainnya yaitu memakan pisang habis bersama kulitnya sedangkan anoa yang lain tidak. Anoa 3 menghabiskan pakan selama 9 menit 45 detik (29%) dengan rataan ke tempat pakan sebanyak 6-7 kali. Anoa 1 yang paling terlama menghabiskan pakan dengan rataan 15 menit 55 detik (48%) dengan rataan ke tempat pakan sebanyak 3-4 kali.
Istirahat dan ruminansi Ruminansi adalah proses memakan kembali bahan pakan yang disimpan dalam rumen di tubuh anoa. Anoa melakukan ruminansi setelah memakan pakan yang diberikan.Berdasarkan pengamatan, anoa melakukan ruminansi lebih lama daripada melakukan makan. Pada satwa ruminansi, makanan yang masuk kemulut akan secepatnya didorong kedalam lambung untuk selama 30-70 menit kemudian akan didorong kembali ke mulut untuk dikunyah dan ditelan kembali. Aktifitas ruminansi dilakukan ketika anoa beristirahat dengan berdiri dibawah pohon atau duduk berbaring di tempat yang teduh (Gambar 5)
Gambar 5 Anoa ketika melakukan ruminansi Lambung anoa terdiri dari empat bagian yaitu reticulum, rumen, omasum, dan abomasum. Dengan kondisi lambungnya tersebut, anoa mempunyai kapasitas daya tampung yang besar jika dibandingkan dengan hewan berlambung tunggal (monogastrik).Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Rumen ruminansia terdapat mikroba (bakteri dan protozoa) yang memiliki kemampuan untuk merombak zat pakan secara fermentatif sehingga menjadi senyawa yang berbeda dengan bahan asal. Hasil fermentasi inilah yang menjadi sumber energi utama (Sutardi, 1980).
14 Berdasarkan hasil pengamatan, anoa akan kembali ke tempat pakan ketika sudah melakukan proses ruminansi. Pakan anoa yang berupa sayuran (kangkung, ubi jalar, jagung) dan buah pisang mengandung BETN yang cukup untuk mensuplai energi untuk anoa. Menurut Kasim (2002) anoa termasuk satwa yang suka bermalas-malasan ketika anoa selesai makan dan merasa kenyang. Setelah proses ruminansi, anoa biasanya berjalan-jalan di sekitar kandang. .
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
3.
Jenis pakan yang diberikan pada anoa di Taman Margasatwa Ragunan yaitu berupa hijauan, sayur-sayuran dan buah-buahan, diantaranya pisang, ubi jalar, wortel, kangkung, jagung, rumput gajah, dan daun nangka. Jumlah pakan yang diberikan per ekor per hari relatif rendah dibandingkan dengan jumlah kebutuhan seharusnya. Kandungan nutrisi bahan pakan berdasarkan analisis proksimat belum mencukupi untuk kebutuhan gizi tiap ekor anoa karena rataan kadar BETN yang diperoleh hanya 58,00 dan kadar protein 7,98%. Pakan yang dipilih anoa berdasarkan tingkat preferensi berturut-turut dari tertinggi sampai yang terendah yaitu kangkung, ubi jalar, jagung, wortel, rumput gajah, daun nangka, lalu pisang. Rataan konsumsi hijauan anoa per hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30 – 4,04 kg (rata-rata 3,58 kg). Presentase rataan jumlah konsumsi makanan terhadap berat badan anoa berkisar 44% dengan rataan bobot badan anoa 70 kg. Cara makan anoa dengan mencium pakan lalu menggigit dan memakan langsung pakan yang diinginkannya. Sedangkan untuk daun dan rumput, anoa biasa merenggut makanan tersebut dengan cara melilitkan lidahnya pada daun atau pucuk tanaman dan menghentakkan kepalanya. Rataan lama waktu makan anoa di kandang adalah 11,13 menit (33,33%) Saran
Pengelolaan pakan yang dilakukan di Taman Margasatwa Ragunan sudah cukup baik namun harus lebih memperhatikan jenis pakan dan nutrisi sehingga anoa tidak kekurangan gizi. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan tidak hanya pada pagi hari namun siang menjelang malam hari. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekurangan pakan anoa dan pakan anoa masih terjaga dari bakteri. Selain itu diperlukan pengecekan terhadap anoa yang sakit.
15
DAFTAR PUSTAKA Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Bogor (ID): IPB Pr. Amzu E. 1983. Studi Beberapa aspek ekologi babi hutan (Sus scrofa vittatus, Linnaeus) dan kerusakan yang disebabkannya di Desa Cinagara calon daerah penyangga TN Gn Gede Pangrango [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Anggorodi R. 1990. Ilmu Makanan TernakUmum. Jakarta (ID): Gramedia. Chruch DC, Pond WG. 1998. Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd Edition. Canada : John Wiley and Sons, Inc. Darnawi. 1994. Pengaruh tipe vegetasi terhadap pola perilaku rusa jawa (Cervus timorensis) di Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Groves CP. 1969. Systematics of the anoa (mammalian, Bovidae). Beanfortia(17) : 101p. Imran. 2008. Populasi dan karakteristik habitat anoa dataran rendah ( Bubalus depressicornis, Smith) di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa Sulawesi Tenggara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [IUCN] The International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources. 2004. IUCN Status and Trends Anoa, Switzerland. Krebs CJ. 1989. Ecological Methodology. New York (USA): Harper and Row Publisher. Mahardika Y. 2008. Pemilihan pakan dan aktivitas makan Owa Jawa (Hylobates moloch) pada siang hari di penangkaran Pusat Penyelamatan Satwa, Gadog-Ciawi [skripsi]. Bogor (ID): Institut pertanian Bogor. Manyamu GJS, Sibanda I, Chakoma C, Mutisi C, Ndiweni P. 2003. The intake and palatability of four different types of napier grass (Pennisetum purpureum) silage fed to sheep. J Asian-Australasian 16(6) : 823-829. Mustari AH. 1995. Population and behaviour of lowland anoa (Bubalus depressicornis) in Tanjung Amolengu Wildlife Reserve, Southeast Sulawesi, Indonesia [tesis].Gottingen (DE): George-August University. Mustari AH. 2003. Ecology and conservation of lowland anoa (Bubalus depressicornis) in Sulawesi, Indonesia [disertasi]. Australia (AU): University of New England. Mustari AH, Masy’ud B. 2001. Kebutuhan nutrisi anoa (Bubalus spp.). Media Konservasi . 7(2): 75-80. Nurcahyo A. 1999. Studi perilaku harian Siamang (Hylobates syndactylus) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung dalam Laporan hasil penelitian Juli 1997-Juni 1999. Wildlife Conservation Society Indonesia Programme. Parakkasi A. 1999. Ilmu dan Makanan Ternak Hewan Ruminansia. Jakarta (ID): UI Pr. Santosa Y. 1993. Strategi kuantitatif untuk pendugaan beberapa parameter demografi dan kuota pemanenan populasi satwaliar berdasarkan pendekatan ekologi perilaku: Studi kasus terhadap populasi kera ekor panjang (Macaca fascicularis) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
16 Syam A. 1977. Studi habitat dan populasi anoa di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus serta kemungkinan pembinaannya[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Taruminangkeng RC. 1992. Dinamika Pertumbuhan Populasi Serangga. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tata Lingkungan Taman Margasatwa Ragunan.2006.Inventarisasi Flora Taman Margasatwa Ragunan (TMR).Pemda DKI Jakarta. Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo S. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Walker PE. 1964. Mammals of the World. Jhons Hopkins(2)Baltimore.
17 Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Hari 1 No
Jenis Pakan
1 Pisang 2 Ubi jalar 3 Wortel 4 Kangkung 5 Jagung 6 Rumput gajah 7 Daun nangka TOTAL
Konsumsi makan (kg) Sisa Diberikan 2,25 0,27 0,59 0,16 0,62 0 0,19 4,08
Anoa jantan 0,04 0 0,03 0 0 0 0,01 0,08
Dimakan Anoa betina 0,02 0 0 0,01 0 0 0 0,03
Anoa jantan 2,21 0,27 0,56 0,16 0,62 0 0,18 4
Anoa betina 2,23 0,27 0,59 0,15 0,62 0 0,19 4,05
Keterangan : Hari 1 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 4,08 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 4 kg dan anoa betina 4,05 kg, sedangkan sisa pakan 0,08 kg untuk anoa jantan dan 0,03 kg untuk anoa betina.
Hari 2
No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka TOTAL
Diberikan 2,05 0,47 0,40 0,13 0,50 0 0,15 3,70
Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 0,01 0 2,04 2,05 0 0 0,47 0,47 0,03 0,005 0,37 0,395 0 0 0,13 0,13 0 0 0,5 0,5 0 0 0 0 0,01 0,01 0,14 0,14 0,05
0,015
3,65
3,685
Keterangan : Hari 2 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,70 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,65 kg dan anoa betina 3,685 kg, sedangkan sisa pakan 0,05 kg untuk anoa jantan dan 0,015 kg untuk anoa betina.
18
Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan (lanjutan). Hari 3
No
Jenis Pakan
1
Pisang
2 3 4 5 6 7
Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka TOTAL
Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan
Anoa jantan
Anoa betina
2,30 0,30 0,47 0,22
0,01
0,03 0 0 0 0 0 0 0,03
0 0
0,16 3,45
0 0 0 0 0
0,01
0,02
Anoa jantan 2,29 0,3 0,46 0,22 0 0,16 0 3,43
Anoa betina 2,27 0,3 0,47 0,22 0 0,16 0 3,42
Keterangan : Hari 3 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,45 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,63 kg dan anoa betina 3,42 kg, sedangkan sisa pakan 0,02 kg untuk anoa jantan dan 0,03 kg untuk anoa betina.
Hari 4
No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka TOTAL
Diberikan
0 0
2,10 0,56 0,38 0,22 0,17 3,43
Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 0 0 2,1 2,10 0 0 0,56 0,56 0,07 0,01 0,31 0,37 0 0 0,22 0,22 0 0 0 0 0 0 0 0 0,01 0,01 0,16 0,16 0,08 0,01 3,35 3,42
Keterangan : Hari 4 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,43 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,35 kg dan anoa betina 3,42 kg, sedangkan sisa pakan 0,08 kg untuk anoa jantan dan 0,01 kg untuk anoa betina.
19 Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan). Hari 5
No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka TOTAL
Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan
0 0
1,96 0,57 0,66 0,18
0,67 4,04
Anoa jantan 0 0 0,09 0,01 0 0 0,04 0,13
Anoa betina 0 0 0,06 0 0 0 0,08 0,14
Anoa jantan 1,96 0,57 0,57 0,17 0 0 0,63 3,90
Anoa betina 1,96 0,57 0,60 0,18 0 0 0,59 3,90
Keterangan : Hari 5 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 4,04 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,907 kg dan anoa betina 3,9 kg, sedangkan sisa pakan 0,133 kg untuk anoa jantan dan 0,14 kg untuk anoa betina
Hari 6
No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka TOTAL
Diberikan
0 0
1,89 0,49 0,47 0,19 0,44
3,48
Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 0 0 1,89 1,89 0 0 0,49 0,49 0,01 0,01 0,46 0,47 0 0 0,19 0,19 0 0 0,44 0,44 0 0 0 0 0 0 0 0 0,01 0,01 3,47 3,47
Keterangan : Hari 6 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,48 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,47 kg dan anoa betina 3,47 kg, sedangkan sisa pakan 0,01 kg untuk anoa jantan dan 0,01 kg untuk anoa betina
20 Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan). Hari 7
No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka TOTAL
Diberikan
0 0
2,11 0,58 0,30 0,11 0,22 3,32
Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 0 0,03 2,11 2,08 0 0 0,58 0,58 0 0,01 0,30 0,29 0 0 0,11 0,11 0 0 0 0 0 0,01 0,22 0,22 0 0 0 0 0 0,041 3,32 3,27
Keterangan : Hari 7 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,32 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,32 kg dan anoa betina 3,27kg, sedangkan sisa pakan 0,041 kg untuk anoa jantan dan 0 kg untuk anoa betina
Rata-Rata Konsumsi Anoa selama 7 hari pengamatan
Hari 1 2 3 4 5 6 7
Berat pakan yang diberikan 4,08 3,70 3,45 3,43 4,04 3,48 3,32
Berat pakan sisa Anoa jantan 0,08 0,05 0,02 0,07 0,13 0,01 0
Anoa betina 0,03 0,01 0,03 0,01 0,14 0,01 0,04
Berat pakan yang dimakan Anoa Anoa jantan betina 4 4,05 3,65 3,68 3,43 3,42 3,36 3,42 3,91 3,90 3,47 3,48 3,32 3,28
21 Lampiran 2 Presentase konsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman Margasatwa Ragunan. Hari 1 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka
Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 97,79 97,77 99,73 99,73 99,44 99,41 99,84 99,85 99,38 99,38 100,00 100,00 99,82 99,81
Hari 2 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka
Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 97,96 97,95 99,53 99,53 99,63 99,60 99,87 99,87 99,50 99,50 100,00 100,00 99,86 99,86
Hari 3 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka
Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 97,71 97,73 99,70 99,70 99,54 99,53 99,78 99,78 100,00 100,00 99,84 99,84 100,00 100,00
22 Lampiran 2 Presentase konsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman Margasatwa Ragunan (lanjutan). Hari 4 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka
Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 97,9 97,90 99,44 99,44 99,69 99,62 99,78 99,78 100,00 100,00 100,00 100,00 99,83 99,83
Hari 5 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka
Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 98,04 98,04 99,43 99,43 99,43 99,40 99,82 99,82 100,00 100,00 100,00 100,00 99,37 99,41
Hari 6 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka
Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 98,11 98,11 99,51 99,51 99,54 99,53 99,81 99,81 99,56 99,56 100,00 100,00 100,00 100,00
23 Lampiran 2 Presentasekonsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan). Hari 7 No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis pakan Pisang Ubi jalar Wortel Kangkung Jagung Rumput gajah Daun nangka
Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 97,89 97,92 99,42 99,42 99,70 99,71 99,89 99,89 100,00 100,00 99,78 99,78 100,00 100,00
Lampiran 3 Analisis Kandungan Nutrisi
Lampiran 4 Data inventarisasi anoa di TMR
24
25 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 22 April 1991 dari ayah Ma’ruf Hanafi dan ibu Rosmawati. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMAN 113 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2011 penulis pindah ke Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Penulis juga ikut aktif di dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) tahun 2011−2012 sebagai anggota Kelompok Pemerhati Kupukupu (KPK). Disamping aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, penulis juga aktif dalam kegiatan ekspedisi lapangan dan praktek kerja lapang profesi di Fakultas Kehutanan IPB. Tahun 2011, penulis mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di Cagar Alam Cikeong dan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu, Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, dan Praktek Kerja Lapang Profesi di Pusat Penyelamatan Satwaliar ASTI (Animal Sanctuary Trust Indonesia) Bogor, Jawa Barat. Untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan yang dibimbing oleh Dr Ir Abdul Haris Mustari, MSc F dan Dr Ir Burhanuddin Masy’ud, MS.