OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
Orientasi Nilai Kerja Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberlanjutan Usaha (Studi Kasus pada Peternak Penerima Demo Farm di Wilayah Subang Selatan Provinsi Jawa Barat) Orientation Of The Value Working Dairy Farmers In Achievement Sustainability Of Business (Case Study of Farmers Who Receive Demo Farm in South Subang Region Waest Java Province) DendiMeilandi*, Marina Sulistyati**M. Ali Mauludin** FakultasPeternakanUniversitasPadjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 * Alumni FakultasPeternakanUniversitasPadjadjaranTahun 2016 **StafPengajarFakultasPeternakanUniversitasPadjadjaran e-mail :
[email protected] Abstrak Penelitianinidilaksanakan di Wilayah Subang Selatan pada 6 desa di 3 kecamatanyaitukecamatanCiater, Sagalaherang, danJalancagakpadabulanFebruari 2016. Tujuanpenelitianiniuntukmengetahuiorientasinilaikerjapeternak, sertafaktor yang berpengaruhpandanganterhadappekerjaansebagaipeternaksapiperahdanmengkajikeberlanjutan usahapeternakansapiperahsetelahadanya program Demo Farm di Wilayah Subang Selatan. Metode yang digunakanadalahStudiKasusterhadap 11 informanpenerimabantuan Demo Farm denganwawancaramendalam, obsevasidanstudiliteratur.Hasilpenelitianmenunjukanbahwaorientasipositifterhadapusahapeter nakansapiperahcenderungmenjadidasarpemikiranpeternakterhadappekerjaannya yang dipengaruhiolehfaktorjeniskelamin, umur, pendidikan, pengalamanbeternak, keluargadanlingkungan.Keberlanjutanusahapeternakansapiperahpadapeternakpenerima Demo Farm padaumumnyacukupbaikdilihatdarikemampuanpeternaksebagaimanajer, keadilanberusahadankemandirianpeternaksehinggamengalamipeningkatanpengetahuan, penambahantenagakerja, skalakepemilikan, produksisususertakonstruksibangunanperkandangan. Kata Kunci: OrientasiNilaiKerja, Keberlanjutan Usaha, PeternakSapiPerah Abstract This research was conductive in South Subang Region in 6 villages in 3 subdistrict are subdistrictCiater, Sagalaherang, and Jalancagak on February 2016. The aim of this reaserch was to know the orientation of value working farmers and factor which influence the view of work as dairy farmers and examine suntainability of dairy farm bussines after Demo Farm program in South Subang Region. The method used a case study toward 11 informants who receive Demo Farm program by in-depht interview, observation, and study of literature. The result showed that positive orientation toward dairy farm bussines was tanded become the base thought of farmers toward the work which influenced by gender factor, age, education, farming experience, family, and environment. Sustainability of dairy farm bussines in farmers who receive Demo Farm good enough generaly was seem from ability of farmers as manager, justice of bussines, and independence of farmers so occur increase of knowledge, increase labor, ownership scale, milk production, and also construction of cage building.of production
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
relations, and labor relations. The correlation between the farmer that received demo farm program and the direct Labour. Keyword: Orientation of The Value Working, Sustainability of Bussines, Dairy Farmers
PENDAHULUAN Membuka usaha dibidang peternakan merupakan salah satu peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, namun sektor peternakan dipandang sebagai pekerjaan dengan penghasilan rendah. Fenomena tersebut mendorong masyarakat untuk keluar meninggalkan desa agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan status sosial lebih tinggi, jika kejadian ini terus terjadi maka sub sektor peternakan akan semakin terancam karena semakin sedikitnya generasi penerus yang mau bekerja di sub sektor peternakan. Keputusanmenjadipeternakdiperolehdari proses yang sangatpanjangdilihatdariperasaan, keingintahuan,
partisipasiindividuterhadappekerjaan
akandijadikansuatualatuntuktujuanhidupnya.
Peternak
yang di
pedesaanmemilikiperansebagaimanajersekaligussebagaipekerja.Melihatperantersebutmakauntukm eningkatkanpopulasiternak, produksiternakdankeberlanjutanusahanyadiperlukanpeningkatanketerampilansertakinerjadalambet ernak.Keberlanjutanusahadaripeternakmerupakantujuanpeternakuntukdapatbertahanhidupdanmen sejahterakankeluarganya.Artinyakelangsunganhiduppeternakuntukmemenuhisegalakebutuhanhidu pdirinyadankeluargadapatdiwujudkanolehpeternakitusendiri.
Peningkatan populasi ternak dan produksi susu perlu dilakukan melalui peningkatan keterampilan serta kinerja dalam beternak agar keberlanjutan usaha dapat tercapai , maka pada tahun 2011 PT. Danone Dairy Indonesiamemberibantuanpada para peternak sapi perah di kawasan Subang Selatan, dimana perusahaan ini memberikan beberapa bantuan diantaranya dalam bentuk program bibit bergulir, perubahan kandang, pemberian silase, dan penyuluhan. Keseluruhan program bantuan PT. Danone Dairy Indonesia tersebut diberi nama Dairy Development Ciater Programs (DDCP).
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus melalui pendekatan kualitatif karena penelitian ini hanya dilakukan pada peternak penerima program Demo Farm. Studi kasus di definisikan sebagai suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan suatu kejadian tertentu (Paturochman, 2005). Srategi studi kasus tepat untuk sebuah studi yang berkaitan dengan “bagaimana (how)” dan “mengapa
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
(why)”, akan diarahkan kepada serangkaian peristiwa kontemporer, dimana penelitinya hanya memiliki peluang yang sangat kecil atau tidak mempunyai peluang sama sekali untuk melakukan kontrol terhadap peristiwa tersebut (Mauludin, 2014). Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah kerja KPSBU Jawa Barat, yaitu kawasan Subang Selatan yang meliputi 6 desa di 3 kecamatan diantaranya Ciater, Cisaat, Palasari, Sanca, Cicadas, dan Curugrendeng. Pemilihan daerah didasarkan pada pertimbangan bahwa wilayah tersebut terdapat peternak sapi perah yang menerima program Demo Farm. 1.
Penentuan Informan Informan dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota Koperasi Peternak
Sapi Bandung Utara yang menerima bantuan Demo Farm. Penentuan informan dengan cara sensus, yaitu pengumpulan data dari keseluruhan jumlah populasi yang ada tanpa terkecuali. Informan yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari 11 orang peternak sapi perah penerima demo farm program DDCP. 2.
Jenis Data yang Digunakan Sumber data yang kumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari peternak sapi perah melalui wawancara yang mendalam (indepth interview) dengan menggunakan pendoman wawancara, observasi lapangan terhadap peternakan sapi perah di Kecamatan Sagala Herang, Kecamatan Jalan Cagak serta Kecamatan Ciater dan dokumentasi. Data sekunder didapat dari studi literatur dan intansi yang terkait dengan penelitian seperti Dinas Peternakan Kabupaten Subang, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Subang, Kantor Kecamatan Sagala Herang, Kantor Kecamatan Jalan Cagak, dan Kantor Kecamatan Ciater. 3.
Model Analisis Langkah-langkah analisis data terdiri dari tiga alur, yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Pengukuran akurasi data dilakukan dengan konfirmasi secara triangulasi (triangulation).. Teknik triangulasi menggunakan sumber data yang dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dan pihak lain yang terkait.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
HASIL DAN PEMBAHASAN OrientasiNilaiKerja Orientasi nilai kerja merupakan pandangan yang mendasari pikiran, perhatian, atau kecenderungan individu untuk memilih suatu pekerjaan dimana pilihan-pilihan ini secara normatif diatur atau dikendalikan oleh nilai (Lawang, 1986). Pandangan seseorang terhadap suatu pekerjaan yang sedang dilakukannya menjadi peternak sapi perah diperoleh dari proses yang panjang berdasarkan perasaan, keingintahuan, partisipasi terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan yang kemudian akan dijadikan sebagai alat untuk tujuan hidupnya Terdapat empat dimensi orientasi nilai kerja yaitu pandangan terhadap suatu pekerjaan (didalamnya terdapat persepsi dan harapan peternak terhadap usaha peternakan sapi perah), dorongan keluarga, lingkungan peternakan dan tujuan peternak pada suatu pekerjaannya. Tabel 1. Orientasi Nilai Kerja Peternak Sapi Perah penerima program Demo Farm N
Indikator
o
diamati
1
Pandanga n terhadap
yang Hasil pengamatan
suatu pekerjaan 2 3 4
Dorongan
Menjadipeternaksapiperahmenguntungksan Dapat memenuhi kebutuhan hidup Meningkatkan status sosial Penghasilan yang didapatmenjadipeternaksapiperahlebihbesardantetapdibandingdenganpeker jaansebelumnya (petani, buruhtani, buruhbangunan, tukangkayu) Mendapat dukungan dari keluarga (istridananak), sertasanaksaudara. Kelompok peternak sapiperah Koperasisusu Beternaksapiperahmerupakanpekerjaan yang sangatpotensialdanmenguntungkan Dapatmensejahterakankeluarga Mendapatkanpenghasilan yang tetap
keluarga Lingkunga n Tujuan
Pandangan Terhadap Suatu Pekerjaan
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
Pekerjaan peternak di wilayah Subang Selatan memberi rasa nyaman dan tenang dikarenakan masyarakat di wilayah Subang selatan jauh dari sikap bersaing, terlihat dari budaya gotong royong atau saling membantu antara masyarakat masih sering dilakukan. Akan tetapi pertimbangan terhadap ekonomi masih menjadi prioritas utama karena keberhasilan akan berhubungan langsung dengan penilaian sosial dimasyarakat. Keingintahuan informan terhadap usaha yang sedang dilakukannya yakni beternak sapi perah dimulai dari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dalam menjalankan usaha beternak sapi perah yakni tatalaksana usaha sapi perah meliputi pemilihan bibit, pemberian pakan dan penerapan cara pemeliharaan. Pengetahuan dan kemampuan adalah hal yang penting untuk keberlangsungan usaha ternak sapi perah, melihat hal tersebut informan tergugah untuk mencari tahu aktivitas yang harus dilakukan untuk keberlangsungan usahanya. Awalnya mencari informasi kepada peternak lain, mengikuti penyuluhanpenyuluhan yang diberikan oleh koperasi dan dinas peternakan setempat. Keingintahuan dapat membawa seseorang untuk terjun langsung dalam hal yang ingin diketahuinya dan memiliki kaitan erat dengan proses pembelajaran. Keingintahuan cenderung kepada sikap individu untuk mencari tahu tentang suatu hal. Para informan mencari tahu informasi mengenai usaha ternak sapi perah, hal tersebut berguna bagi keberlangsungan usahanya. Partisipasi merupakan suatu proses ikut mengambil keputusan bagian dalam suatu kegiatan. Partisipasi juga diartikan sebagai suatu keterlibatan seseorang dalam situasi kegiatan yang mendorong untuk mendukung tujuan dari kegiatan tersebut dan ikut andil dalam mengemban tanggung jawab (Vincent, 1997). Partisipasi informan dalam kegiatan usaha peternakan sapi perah dilakukan dengan cara mengikuti penyuluhan yang diberikan oleh pihak koperasi, dinas peternakan atau instansi terkait. Selain mengikuti penyuluhan, informan mencari informasi kepada peternak lain yang sudah terlebih dahulu memelihara sapi perah untuk meningkatkan pengetahuan. Harapan merupakan suatu keyakinan informan dalam memilih suatu pekerjaan karena motivasi biasanya berujung pada harapan untuk mengembangkan uasahanya dikemudian hari.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
Harapan informan terhadap usaha peternakan sapi perah dan pemberian fasilitas dari program Demo Farmberorientasi pada keuntungan yang diperoleh. Usaha peternakan sapi perah memberikan harapan keuntungan yang menjanjikan walaupun pemeliharaan lumayan sulit dan memerlukan waktu kerja yang banyak. Dorongan Keluarga Dorongan keluarga merupakan rangsangan yang diterima oleh setiap peternak dari anggota keluarganya dalam menjalankan usaha sapi perah menjadi sumber mata pencahariannya. Seluruh informan mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya, khususnya dukungan dari keluarga inti. Dilihat dari keikutsertaan istri dan anak dalam melaksanakan kegiatan usaha peternakan sapi perah. Seluruh informan mendirikan usaha peternakan sapi perah karena usaha sendiri, tidak melanjutkan usaha keluarga yang sudah ada atau usaha turun temurun. Hal ini juga didasarkan karena pekerjaan orang tua dan keluarganya yang kebanyakan menjadi petani dan buruh tani. Lingkungan Keberadaan kelompok ternak sapi perah menjadikan motivasi seseorang untuk meningkatkan kualitas usaha yang sedang dijalankannya. Selain keberadaan kelompok ternak, adanya program Demo Farm yang diberikan PT. Danone Dairy Indonesia yang diimplementasikan melalui Yayasan Sahabat Cipta yang bekerja sama dengan KPSBU menjadi salahsatu motivasi informan untuk melanjutkan usahanya. Keberadaan kelompok ternak dan koperasi setidaknya memberikan pengaruh orientasi positif bagi seluruh informan bahkan seluruh peternak sapi perah yang berada di wilayah Subang Selatan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah. Tujuan Umumnya tujuan informan menjadi peternak sapi perah adalah mendapatkan penghasilan tetap sehingga mencapai keberlanjutan usahanya untuk menghidupi dirinya beserta keluarganya dibanding dengan pekerjaan sebelumnya.Seluruh informan menjadikan beternak sapi perah pekerjaan utama. Menjadi peternak sebagai pekerjaan utama berorientasi
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
pada keuntungan yang didapat dijadikan sebagai modal usaha sampingan lainnya seperti, membeli sawah, berkebun, serta sebagai tabungan di hari tua.Informan yang menjadikan usaha ini sebagai yang utama dicerminkan oleh status ekonomi keluarga peternak yang meningkat, dapat menghidupi keluarganya, menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi serta mengembangkan usaha di sektor lain dari hasil beternak sapi perah. Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Nilai Kerja Peternak Menurut Herlina (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi nilai kerja seseorang dikelompokan menjadi faktor internal (lekat pada individu) dan faktor eksternal (keluarga dan lingkungan). 1. Faktor Internal a) Jenis Kelamin Tabel 2. Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2
Jenis Kelamin
Jumlah ...Orang... 11 0 11
Laki-laki Perempuan Total
...%... 100,00 0 100,00
Berdasarkan Tabel 2, menunjukan bahwa semua informan adalah laki-laki. Wanita hanya membantu dalam hal pencucian peralatan kandang dan manajemen keuangan saja. Bisa dikatakan kaum laki-laki melakukan pekerjaan yang berat dan wanita melakukan pekerjaan yang ringan saja. b) Umur Tabel 3. Umur Informan No ...Tahun... 0 - 14 1 15 – 64 2 > 64 3 Jumlah Total Informan
Umur
Jumlah ...Orang... 0 10 1 11
...%... 0 90,9% 9,1% 100%
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
Berdasarkan Tabel
3.Umurinforman
yang belumproduktifdengankisaran 0-14
tahunsebesar 0%, Umur informan termasuk usia produktif dengan kisaran usia 15 – 64 tahun sebesar 90,9%, sedangkan informan yang termasuk golongan umur tidak produktif sebanyak 9,1%. Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas kerja seseorang, terutama dalam kegiatan usaha peternakan yang membutuhkan kondisi yang optimal. Pekerjaansebagaipeternakdipersepsikansebagaipekerjaan akibatnyapekerjaansebagaipeternak
yang
di
rumit,
dominasiolehusiatua,
namunkisaranumurinformanmasihdalammasaproduktifuntukbekerja. c) Tingkat Pendidikan Formal danNonformal Tabel 4. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal No 1 2
Tingkat Pendidikan Formal SD SMP
Jumlah Total Informan
Jumlah ...Orang... 9 2
11
...%... 81,8 18,2
100
Berdasarkan Tabel 4, tingkat pendidikan formal pada informan pada tingkat SD sebanyak 81,8% dan SMP sebesar 18,2%, sedangkan SMA 0%. Tingkat pendidikan yang ditempuh informan yang berbeda membuat orientasi nilai kerja informan terhadap usaha peternakan sapi perah berbeda, hal tersebut berkaitan dengan kemampuan mereka dalam menyerap pengetahuan yang diberikan.Tingkat pendidikan formal informan tergolong rendah, hal itu disebabkan oleh rendahnya kesadaran dalam bersekolah. Selain faktor kesadaran, faktor ekonomi juga mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan peternak. Pendidikan nonformal yang didapatkan oleh informan melalui penyuluhan – penyuluhan. Penyuluhan pada program ini dilakukan setiap dua minggu sekali dimana seluruh informan diberikan pelatihan dan pemantapan oleh pihak DDCP. Ada 6 pokok materi yang diberikan diantaranya dasar-dasar produksi susu, seluk-beluk kandang, bahan pakan dan pemrosesannya, biogas dan tata keuangan usaha peternakan, pencegahan dan penanganan penyakit, dan yang terakhir yaitu sharing antara peternak dengan pihak DDCP.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
2. Faktor Eksternal a) Pengalaman Beternak Tabel 5. Karakteristik Informan Berdasarkan Pengalaman Beternak No Lama Beternak Jumlah ...Tahun... ...Orang... < 5 1 0 5 – 10 2 6 > 10 3 5 Jumlah Total Informan 11
...%... 0 54,5 45,5 100
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa informan yang memiliki pengalaman beternak kurang dari 5 tahun sebanyak 0%, informan memiliki pengalaman beternak lebih dari 5 tahun, dimana sebanyak 54,5 % berada pada 5 – 10 tahun, sedangkan 45,5 % lagi berada pada > 10 tahun. Pengalaman akan membuat seseorang lebih memahami pekerjaannya dan terampil mengatasi masalah yang dihadapi (Herlina, 2002). Informan yang memiliki pengalaman beternak lebih lama cenderung lebih baik dalam menjalankan usahanya, hal tersebut dikarenakan semakin banyak pula pengalaman yang diperolehnya. b) Keluarga Seluruh informan mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya, khususnya dukungan dari keluarga inti. Dilihat dari keikutsertaan istri dan anak dalam melaksanakan kegiatan usaha peternakan sapi perah. Seluruh informan mendirikan usaha peternakan sapi perah sendiri tidak meneruskan usaha keluarga yang sudah ada atau usaha turun temurun. Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua dan keluarganya yang kebanyakan menjadi petani dan buruh tani. c) Lingkungan Keberadaan kelompok ternak sapi perah menjadikan motivasi informan untuk meningkatkan kualitas usaha yang sedang dijalankannya. Selain keberadaan kelompok ternak, adanya program Demo Farm yang diberikan PT. Danone Dairy Indonesia yang diimplementasikan melalui Yayasan Sahabat Cipta yang bekerja sama dengan KPSBU menjadi salah satu motivasi informan untuk melanjutkan usahanya. Keberadaan kelompok
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
ternak dan koperasi setidaknya memberikan pengaruh orientasi positif bagi seluruh informan bahkan seluruh peternak sapi perah yang berada di wilayah Subang Selatan dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah. 4.7
Keberlanjutan Usaha Peternak Sapi Perah Penerima Demo Farm Keberlanjutan usaha dari peternak merupakan tujuan dari peternak, dengan dapat
bertahan hidup dan mensejahterakan keluarganya. Artinya kelangsungan hidup peternak dalam memenuhi segala kebutuhan hidup dirinya dan keluarga dapat diwujudkan oleh peternak. Uraian lengkap dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Keberlanjutan Usaha Peternak Sapi Perah Penerima Demo farm N o 1
Indikator yang diamati
HasilPengamatan
Kemampuanpeternakse bagaimanajer
2
Keadilanberusaha
3
Kemandirianpeternak
Peternak mampu mengambil keputusan yang baik untuk keberlanjutan usahanya (menjadi anggota Demo Farm) Mampumeningkatkankualitassusu Mampumeningkatkanpengetahuandanketerampilanmeliputiproduks isusu, perkandakan, manajemenpakan, biogas, pemerahan, pencegahanpenyakit Mampumenyampaikaninformasitentangpengelolaanusahapeternaka nsapiperahkepadapeternak lain Mampumembantupeternakan lain dalampengelolaanusahapeternakannya Menjadicontohbagipeternak lain Peternakmerasasudahbanyakkeuntungan yang didapat Merasa puasdenganhasilusahanya
Tenagakerjamelibatkankeluargaintidankeluargadekat Padatahunpertamasetelahpemberian program Demo Farm terjadipeningkatanpopulasi
Tahun-tahunberikutnyapopulasimengalamiflukuasi
Faktor yang mempengaruhipenurunanpopulasidiantaranyaekonomi,umurdankete rsedianlahan Percayadiridapatmenjalankanusahaternaksapiperahkarenaterjadipen ingkatanpengetahuandanketerampilan
Kemampuan Peternak sebagai manajer Seorang peternak harus kreatif terutama dalam mengambil keputusan, karena masa depan usaha peternak ditentukan oleh peternak itu sendiri. Seluruh informan mengambil keputusan ikut serta dalam seleksi program Demo Farm dan mendapatkan program tersebut.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
Seluruh informan mengakui bahwa dengan mengikuti program Demo Farm dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mencapai keberlanjutan usahanya. Dalam pemilihan penerima Demo Farm terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untukmenjadi anggota KPSBU dengan catatan keanggotaan baik, serta memiliki lahan sendiri yang luas lahannya cukup untuk kebutuhan Demo Farm.
Dengan kata lain pemilihan
peternak yang mendapatkan program Demo Farm dilihat dari banyak aspek yaitu aspek teknis dan aspek sosial (Yayasan Sahabat Cipta, 2011).Aspek teknis meliputi umur, pendidikan, pengalaman pelatihan, jumlah tanggungan, jumlah pendapatan, status kredit, pengalaman beternak, kepemilikan ternak, kepemilikan lahan, kepemilikan biogas. Aspek sosial meliputi karakter, integritas dan komitmen, kapasitas dan kapabilitas, kepemimpinan, dan lain-lain. Seluruh informan mampu menyesuaikan diri dan merespon perubahan usaha yang terjadi seperti penurunan produksi susu dan kualitas susu. Kualitas susu memiliki pengaruh terhadap harga susu, bila kualitas susu yang dihasilkan baik maka harga susu pun akan tinggi begitupun sebaliknya. Seluruh informan menerima bantuan dari program Demo Farm yakni pemberian bibit sapi bergulir, perubahan kandang, penerapan sistem biogas serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Dari 11 informan yang terdiri dari 10 orang informan mendapatkan Demo Farm kecil dengan 3 ekor sapi dan 1 mendapatkan Demo farm sedang dengan 10 ekor sapi. Bantuan pembangunan kandang merupakan bantuan yang bersifat hibah, sehingga peternak penerima program demo farm tidak diwajibkan untuk mengembalikan dana. Besarnya dana pembangunan kandang ditentukan oleh tim demo farm yang dibentuk oleh YSC dengan jumlah maksimal Rp. 9.000.000.
Dana pembangunan kandang dapat digunakan untuk
membangun kandang. Kandang demo farm kecil terdiri dari kapasitas 3 ekor sapi dewasa, 1 ekor sapi dara, dan satu ekor sapi pedet. Sapi dewasa ditempatkan diarea kandang dengan sistem kekang dengan sistem kandang conventional, sapi dara ditempatkan terpisah dalam kandang dengan railing kayu, sedangkan pedet ditempatkan dalam calf box yang dengan ukuran 1m x 1,6m yang terbuat dari bahan kayu. Pada setiap pembangunan kandang dibuatkan ruang pertemuan kelompok. Ruang pertemuan kelompok dibangun dengan sekat dinding 1 meter dengan
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
menggunakan lantai keramik dan salah satu sudutnya disediakan bak untuk mencuci peralatan. Penggunaan biogas dalam usaha peternakan sapi perah demo farm masih sangat diandalkan keberadaanya. Hal tersebut terlihat dari adanya upaya dari peternak untuk menambah kapasitas digester. Selain itu bapak YN (peternak usia 37 tahun) yang menambah kompor biogas dari 1 unit menjadi 3 unit, penambahan kompor biogas dinilai sangat menguntungkan dibanding menggunakan gas elpiji. Akan tetapi bapak ES (peternak usia 54 tahun) sudah tidak menggunakan lagi biogas dikarenakan kompor biogas yang dimilikinya rusak. Cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternakberupa penyuluhan dengan cara transfer knowledge atau interaksi dua arah antara peternak demo farm dengan peternak lainnya.
Tujuan dilakukannya peningkatan pengetahuan dan keterampilan agar peternak
demo farm mampu menyampaikan informasi yang telah dimiliki kepada peternak sekitar, jika tidak dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak maka pengelolaan usaha peternakan sapi perah tidak akan optimal. Kemampuan peternak dalam melakukan kerjasama dengan peternak lain bisa dilihat dari para informan sering melakukan penyuluhan kepada peternak lain. Informan melakukan evaluasi terhadap jalannya usaha diantaranya seperti melakukan perbaikan kandang, menerapkan ilmu-ilmu baru yang telah di dapat melalui pelatihan yang diberikan dan melakukan evaluasi pada kualitas produksi susu yang dihasilkan. Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh peternak akan tetapi evaluasi juga dilakukan oleh pihak koperasi. Bila produksi susu para informan mengalami penurunan selalu di evaluasi melalui pengecekan yang dilakukan oleh pihak koperasi dengan cara mendatangi langsung ke peternak. Peternak penerima Demo Farm dapat menjadi contoh bagi peternak lain dan membantu peternak lain dalam penerapannya. Kemampuan peternak sapi perah sebagai manajer termasuk katagori cukup baik, hal tersebut mengacu pada konsep capabilities oleh Chambers dan Conway (1992) dimana kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi stress dan shock, mampu menemukan dan memamfaatkan kesempatan dalam kehidupan ekonomi.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
Mampu merespon terhadap perubahan serta dapat beradaptasi secara dinamis. Selain itu juga termasuk akses untuk menggunakan pelayanan dan informasi, bekerja dan bereksperimen secara dalam, bersifat inovatif dan mampu berkompetisi dan bekerjasama dengan orang lain. 4.7.2 Keadilan Berusaha Keadilan berusaha adalah upaya pendistribusian asset (kekayaan), kemampuan dan kesempatan terutama pada peternak dengan skala usaha kecil, yang dianggap lemah agar dapat tetap melanjutkan kegiatan usahanya hingga tercapai suatu keadilan dan pemerataan. Indikatornya adalah persepsi peternak terhadap keuntungan, kepuasan serta kesesuaian penerimaan dalam usaha ternak sapi perah.
Usaha tersebut dikatakan adil dan dapat
memberikan keuntungan apabila imbangan antara output dengan input lebih besar. Dari hasil penelitian didapat bahwa seluruh peternak sudah merasakan banyak keuntungan yang didapat dari usaha ternak sapi perah. Selain itu, para peternak juga bisa merasakan kepuasan dan keuntungan yang didapat dari penerimaan program Demo Farm. Akan tetapi 1 dari 11 informan yakni bapak MS (peternak usia 51 tahun) berhenti menjadi peternak sapi perah dan mengundurkan diri menjadi anggota Demo Farm,hal tersebut dikarenakan bapak MS terserang penyakit selama 3 bulan yang mengakibatkan bapak MS dan keluarganya tidak dapat mengelola ternak sapi perah dengan baik, pada tahun 2015 seluruh ternak sapi perah bapak MS dijual agar meringankan beban ekonomi keluarga. Bentuk pendistribusian aset oleh seluruh informan selain untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan keluarganya mereka juga bisa menyisihkan keuntungan hasil usahanya untuk tabungan dimasa depan cara dibelikan tanah, lahan perkebunan, sawah, membeli kendaraan, modal usaha lain dan pembesaran kapasitas kandang untuk meningkatkan kapasitas populasi ternaknya. 4.7.3 Kemandirian Peternak Pemanfaatan sumber daya manusia oleh seluruh informan memilih keluarganya untuk membantu proses usaha ternak sapi perahnya. Pemilihan tenaga kerja dari dalam keluarga inti dan keluarga dekat dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan peternakan serta
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
memberikan pekerjaan pada keluarga dekat. Disamping memberikan pekerjaan, maksud lain dari dipekerjakannya keluarga dekat adalah kepedulian mendidik tenaga kerja agar masa mendatang dapat mengelola usaha peternakan sapi perah secara mandiri. Keterlibatan keluarga disini meliputi istri dan anak serta keluarga dekat yang diperbantukan dalam usaha peternakan sapi perah. Peternak CM menambahkan tenaga kerja bantuan yang berasal dari keluarga dekat bermaksud agar hasil yang didapatkan akan jauh lebih optimal daripada mempekerjakan orang lain selain itu agar dapat mengajarkan cara mengelola usaha ternak sapi perah, sehingga pada akhirnya keluarga dekat yang dipekerjakan diharapkan dapat mengelola usaha peternakan sapi perah secara mandiri. Kemudian bapak YN (peternak usia 37 tahun) dan bapak ER (peternak usia 64 tahun) beliau juga menambahkan tenaga kerja dari keluarga dekat. Akan tetapi bapak ER (peternak usia 64 tahun) mempekerjakan keluarga dekatnya hanya untuk membantu ekonominya yang dinilai kurang, dan tenaga kerja yang diperbantukan hanya dalam segi pemenuhan pakan hijauan saja (mencari rumput). Pemambahan tenaga kerja lebih cenderung kea rah empati terhadap sesama, selain kepedulian dan membantu perekonomian para pekerja, peternak yang memiliki tenaga kerja tambahan mendapat keuntungan dalam meringankan pekerjaan yang dilakukan. Kemampuan memelihara dan memperbaiki ekonomi memiliki tolak ukur yakni kemampuan peternak dalam meningkatkan kepemilikan ternak yang dimiliki.Pelaksanaan program demo farm berdampak pada pengembangan jumlah ternak yang terjadi pada informan. Hal itu dipengaruhi oleh adanya bantuan berupa kredit sapi perah baik untuk demo farm kecil yang memiliki batas maksimal 3 ekor, dan demo farm sedang dengan batas maksimal 10 ekor sapi. Sapi yang diterima peternak dalam program demo farm dalam keadaan dara bunting 8-9 bulan, hal tersebut dimaksudkan agar ternak cepat melahirkan dan dapat segera diperah susunya. Dengan penambahan sapi ditingkat individu peternak penerima bantuan Demo Farm maka populasi ternak di wilayah ini mengalami perubahan. Berikut merupakan pengembangan populasi peternak Demo Farm.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
Tabel 7. Populasi Sapi Informan Des Des Des 2011 2012 2013 …ekor... …ekor... …ekor... 1 CM (58 tahun) 10 16 15 2 ADH(51tahun)* 8 6 8 3 YY (46 tahun) 1 6 7 4 ABO (65 tahun) 3 7 5 5 ES (54 tahun) 3 7 6 6 YN (36 tahun) 4 8 9 7 ER (64 tahun) 6 7 7 8 AS (36 tahun) 3 6 5 9 RH (57 tahun) 3 5 5 10 ENS (63 tahun) 2 5 6 11 MS(50 tahun) 3 7 6 Sumber : KPSBU (2016); *Peternak Demo Farm Sedang No Informan
Des 2014 …ekor... 19 7 7 3 4 10 8 6 4 4 7
Des 2015 …ekor... 19 6 7 4 3 14 11 6 4 2 0
Feb 2016 …ekor... 18 7 5 3 3 11 13 6 4 2 0
Usaha peternakan sapi perah peternak Demo Farm secara keseluruhan mengalami peningkatan, hal tersebut dikarenakan adanya program bantuan berupa kredit sapi bergulir yang menjadi pemicu dalam usaha peternakan sapi perah. Penjualan ternak yang dilakukan oleh para informan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya antara lain untuk biaya menyekolahkan anaknya, menikahkan anaknya, membangun rumah, dan biaya pengobatan. Skala kepemilikan bapak MS (peternak usia 51 tahun) terhenti pada tahun 2015 dikarenakan bapak MS terserang penyakit dan tidak bisa melaksanakan kegiatan usaha peternakan sapi perah, sehingga akhirnya ternak yang dimiliki bapak MS di jual, sebagian hasil penjualan dipergunakan untuk biaya pengobatan dan mendirikan usaha baru yakni budidaya ikan lele yang tidak memerlukan banyak tenaga dibandingkan usaha ternak sapi perah. Faktor usia juga menjadi faktor penghambat dalam skala kepemilikan ternak, hal tersebut terlihat pada peternak ABO (peternak usia 65 tahun) berdasarkan kriteria badan pusat statistik (2009) termasuk kedalam usia tidak produktif lagi, kemudian bapak ES (peternak usia 54 tahun), ER (peternak usia 64 tahun), RH (peternak usia 58 tahun), dan ENS (peternak usia 64 tahun) memiliki usia yang hampir tidak produktif. hal tersebut dibuktikan oleh bapak
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
ENS (peternak usia 64 tahun) menurunya produktifitas kerja yang dimiliki karena usianya yang sudah tua dan memiliki penyakit rematik sehingga menghambat aktivitas kerjanya. Berbeda dengan bapak YN (peternak usia 37 tahun), bapak YN memiliki peningkatan populasi yang tinggi, hal tersebut dikarenakan usia YN yang masih muda serta kepemilikan luasan hijauan dan kandang yang memadai. Menurut Rogers (1983), semakin muda seseorang ada dalam usia produktif akan lebih responsif dalam menerima inovasi dibandingkan dengan orang yang telan lanjut usia. Akan tetapi bapak AS (peternak usia 36 tahun) memiliki hambatan dalam skala kepemilikan yakni keterbatasan lahan, baik dalam kepemilikan luasan kandang maupun kepemilikan luasan hijauan. Keterbatasan lahan baik untuk hijauan maupun kandang merupakan faktor lain yang menghambat skala kepemilikan ternak. Menurut Firman (2010), kebiasaan peternak sapi perah di Indonesia memberikan hijauan pada ternak dengan system cut and carry, yang artinya para peternak mencari dan mengumpulkan hijauan untuk kebutuhan sapi perah esok harinya. Dengan demikian semakin banyak ternak yang dipelihara, maka peternak harus menambah kepemilikan kebun rumput untuk ketersediaan hijauan pakan ternak. Kepercayaan diri informan timbul karena adanya penambahan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan para peternak penerima Demo farm didapat melalui pelatihan-pelatihan dan penyuluhan yang diberikan.Para informan merasa memiliki bekal untuk kedepanya dalam menjalankan usaha ternak sapi perah. Akantetapi pengetahuan yang didapat oleh peternak tidak hanya menjadi pengetahuan saja, peternak dituntut untuk terampil dalam penerapannya dan menyalurkan ilmu kepada peternak lain yang tidak mendapatkan program Demo Farm sehingga para peternak penerima program Demo farm menjadi contoh untuk peternak lain.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
SIMPULAN 1.
Orientasi nilai kerja seluruh informan menunjukan nilai positif, hal tersebut dilihat dari pandangan informan terhadap usaha ternak sapi perah memiliki prospek usaha yang baik. Dalam penghasilan bisa dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya menjadi buruh bangunan, tukang kayu, buruh tani yang mendapatkan upah rendah dan tidak menentu. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi orientasi nilai kerja para informan yakni faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman beternak, keluarga dan faktor lingkungan.
2.
Keberlanjutan usaha peternakan sapi perah pada peternak penerima Demo Farm pada umumnya cukup baik dilihat dari peningkatan skala kepemilikan ternak, peningkatan produksi susu, penambahan tenaga kerja, perubahan bentuk konstruksi kandang serta peningkatan dalam pengetahuan. Akan tetapi 1 dari 11 orang informan berhenti pada bulan desember 2015 dikarenakan terserang penyakit sehingga tidak dapat melanjutkan usaha ternak sapi perah.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Dr. Ir. Marina Sulistyati, MS.,selaku pembimbing utama dan M. Ali Mauludin S.Pt. M.Si., selaku pembimbing anggota yang tak pernah lelah untuk membimbing, mendukung, dan meluangkan waktu bagi penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Yayasan Sahabat Cipta dan KPSBU yang sudah memfasilitasi dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Chamber, R. And Conway, G. R. 1992. Sustainable Livelihood : Practical Concept For The 21st Century. Institute Of Development Studies. (Discussion Paper, 296 At The University Of Sussex). England. Firman, Achmad. 2010 Agribisnis Sapi perah. Dari Hulu Sampai Hilir. Widya Padjadjaran. Bandung. Herlina. 2002. Orientasi Nilai Kerja Pemuda Pada Keluarga Petani Perkebunan. Thesis IPB. Bogor. Holle, Y. Partisipasi Petani Dalam Kegiatan PIR Kelapa Sawit. Tesis. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor. Lawang, Robert M. Z. 1986. Teori Sosiologi Klasik Dan Modern. PT Gramedia. Jakarta. Mauludin, M. Ali. 2014. Pengembangan Peternakan Sapi Perah dan Perubahan Struktur Sosial di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Tesis IPB. Bogor. Paturochman, M. 2005. Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel. Universitas Padjadjaran. Bandung. Yayasan Sahabat Cipta. 2011. Skema Program Demo farm. Yayasan Sahabat Cipta.
OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha................................................ DendiMeilandi
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : DendiMeilandi NPM
: 200110120097
Judul Artikel
: Orientasi Nilai Kerja Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberlanjutan Usaha(Studi Kasus pada Peternak Penerima Demo Farm diWilayah Subang Selatan Provinsi Jawa Barat)
Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini. Dibuat di Jatinangor, Tanggal 22Agustus 2016 Mengetahui,
Penulis,
Pembimbing Utama,
(…………………………...)
Pembimbing Anggota,
(……………………………)
(……………………………)