Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
ORIENTASI DALAM SELARAS OPOSISI Afina Fauzia Rahayu
Dr. Tisna Sanjaya, M. Sch
Program Studi Sarjana Seni, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : buku, spiritualitas, mandala
Abstrak Sejak semula, seni dan spiritualitas sudah memiliki hubungan yang erat. Seni pada mulanya menyatu dengan agama, namun dalam perkembangannya seni mulai memisahkan diri.Seni kemudian banyak digunakan menjadi media pengembangan nilai spiritual seniman. Aspek yang ada pada ranah mikrokosmos manusia, adalah aspek yang banyak diasah dalam praktek seni. Seniman menggali apa yang ada dalam dirinya melalui nilai spiritualitas. Pencarian personal di ranah spiritual memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang esensi hidup. Ditengah pencarian tersebut, muncul kekhawatiran akan kemungkinan tersesat, salah mengambil keputusan. Pencarian tersebut kemudian yang menginspirasi penulis dalam membuat karya Tugas Akhir ini. Simbol, dan keteraturan dalam pola berpusat adalah visual yang dipilih untuk menghadirkan gambaran dari gagasan tersebut.Visualisasi tersebut disusun kedalam konfigurasi mandala dan buku. Nilai meditatif yang dihadirkan diharapkan penulis dapat menjadi pembimbing untuk keluar dari kecemasan. Pemaknaan terhadap karya ini bukanlah makna tunggal, melainkan ditujukan untuk mengantarkan kepada kesimpulan yang beragam bagi tiap personal yang mengalaminya. Melalui karya ini, penulis berharap apresiator dapat sejenak merenungkan tentang esensi-esensi hidupnya di dunia kemudian mengantarkannya kepada kesimpulan yang membawa kepada pencapaian yang diinginkan dan memberi nafas positif untuk diamalkan dalam hidup.
Abstract From the beginning, art and spirituality already had a close relationship. Art initially fused with religion, but during its development art began separating itself. Art later became widely used as a media for spiritual development. Aspects that exist in the realm of the human microcosm, are aspects honed in the practice of art. Artists explore what is in themselves through spiritual values. Personal search for spirituality raises questions about the essentials of life. Amidst the search, there are fears of the possibility of getting lost, and the possibility of taking major decisions that will lead to negative things. This search inspired the author to create this Final Project. Symbols and the regularity of concentric patterns were chosen to present an overview of spiritual searching. This concept is then visualized as a mandala configuration and book. The author hopes that these meditative values may become guides to clear any worries. There is no one absolute intended interpretation for this work. This work is intended to lead to a conclusion that vary for each individual, depending on what is being experienced and the achievement of what is expected of each person. Through this work, the author hopes appreciators may momentarily ponder about the essentials of their life in the world and then lead them to a conclusion that brings them closer to the achievement of their goals, as well as giving a positive breath to be carried out in life.
1. Pendahuluan Mencoba menganalisa kembali lima studio yang telah dilewat penulis sebagai mahasiswa Seni Grafis, didapati secara keseluruhan bertema personal dan spiritual. Karya tugas akhir ini adalah rangkuman dari lima studio tersebut. Dilatarbelakangi kecemasan penulis akan kemungkinan tersesat dalam pertanyaan-pertanyaan yang hadir dalam proses aktualisasi diri, karya ini menjadi manifestasi kegelisahan tersebut. Secara garis besar, karya Tugas Akhir ini adalah konfigurasi yang mengingatkan penulis agar tidak tersesat, seperti kompas yang mengantarkan seseorang ke arah yang ingin ia tuju. Berdasarkan hal tersebut, didapatkan beberapa rumusan pertanyaan. Bagaimana bentukkan akhir dalam merangkum peraktek karya selama menjadi mahasiswa? Bagaimana visual mandala dapat diterjemahkan menjadi sebuah karya yang dapat membimbing penulis dalam ketakutan akan tersesat? Bentuk akhir karya ini akan dibatasi dalam bentuk instalasi dan teori mengenai totalitas hidup dalam buku Arkeologi Budaya Indonesia oleh Jakob Sumardjo.
2. Proses Studi Kreatif Setelah selesai menganalisa kebelakang, didapati pola-pola berpusat, buku dan nilai-nilai spuritual adalah tiga hal yang cukup untuk mewakilinya. Kemudian ketiga elemn tersebut di kembangkan kembali untuk dijadukan suatu karya utuh. Ada banyak titik-titik pertanyaan hidup penulis yang perlahan-lahan tersambung setelah membaca tulisan-tulisan Jakob Sumardjo. Konsep pola berpusat dan mandala yang selama ini penulis cari, ternyata ada pada kebudayaan nenek moyang tanah air. Karena hidup ini berada dalam ruang dan waktu, maka dimensi ruang bukan hanya timur-barat, utara-selatan, kirikanan, depan-belakang, tetapi sekaligus terdiri dari utara-selatan dan timur-barat. Harmoni totalitas hidup ada di
tengah-tengahnya. Itulah pusat kehidupan yang misterius dan magis, mengandung daya-daya hidup. (Sumardjo, 2002: 299) Dalam buku berjudul Arkeologi Budaya Indonesia, Jakob Sumardjo menulis bahwa paham dasar manusia prasejarah adalah dualisme keberadaan. Secara empiris, hidup ini terdiri dari dualisme seperti kehidupan dan kematian, penciptaan dan pemusnahan, tumbuh dan berhenti tumbuh. Dua kutub yang bertentangan, seperti laki-laki dan perempuan, langit dan bumi, utara-selatan, barat-timur, dan lain sebagainya. Manusia dikatakan hanya bisa berada pada salah satu dari dua kutub tersebut. Padahal kehidupan baru muncul dari adanya penyatuan dua kutub yang bertentangan tersebut. Dua kutub berbeda yang saling melengkapi, atau disebut juga completio oppositorum. Kelangsungan hidup hanya dapat dicapai dengan menyatukan dua kutub tersebut dalam suatu totalitas. Buku dalam karya ini adalah sebagai medium yang dekat hubungannya dengan memori dan sejarah. Melalui memori, penulis ingin membagi nilai-nilai yang menjadi kegelisahan penulis. Karena hanya dengan menarik semua hal kebelakang, seseorang dapat mengetahui asal-usulnya, dengan ingatan banyak masalah terpecahkan. Mengingat kembali adalah cara seseorang untuk dapat bersyukur. Karya ini kemudian dibuat dengan tujuan dan harapan agar dapat menjadi pengingat dan penunjuk arah, dimana seorang manusia ini sedang berpijak dan akan kemana tujuan sesungguhnya yang ia cari. Agar manusia tidak lagi tersesat, dapat berdamai dan hidup harmonis dengan segala elemen kehidupan.
3. Hasil Studi dan Pembahasan Mengkombinasikan sekian hal yang dianggap penulis menarik untuk diangkat kedalam karya Tugas Akhir ini, penulis merasa tertarik untuk menghadirkan suatu konfigurasi dengan pendekatan mandala sebagai pengingat. Konfigurasi dengan pendekatan mandala yang membantu mengingatkan penulis akan esensi kehadirannya di tataran ruang dan waktu. Nilai-nilai ritualstik secara tidak langsung ingin dihadirkan penulis secara tidak dominan. Pendekatan meditatif lebih menjadi pilihan penulis dalam membuat karya ini. Karya ini secara keseluruhan terdiri dari 4 narasi dengan menghadirkan 4 buah buku yang dijilid sendiri dengan tangan dan disusun mengelilingi audiens. Keempat buku tersebut disusun melingkar menyerupai sebuah Mandala dengan 4 gerbang. Di dinding sekitar buku tersebut pun terdapat cetakkan-cetakkan yang menjadi bagian dari tiap buku di tiap sisinya. Cetakkan tersebut ada sebagai visualisasi dari 4 bentukkan dari narasi yang telah dihadirkan pada 4 buku. Dalam pembuatan karya penulis banyak mengekplorasi kertas dan menggunakan teknik cukil kayu dan dry point. Sebagaimana telah disebutkan, teori mengenai totalitas hidup yang hadir pada persinggungan 4 oposisi, menjadi 4 poin yang dipilih penulis untuk menempati 4 titik pada konfigurasi ini. Dua pasang oposisi tersebut adalah KelahiranKeamatian, dan Spiritual-Duniawi.
Buku Kelahiran ada pada garis horizontal, yaitu garis dimensi waktu sebagai awal penciptaan, bersebrangan dengan kutuh buku bertema kematuan. Buku ini berisi kertas-kertas yang berlubang di tiap halamannya, lalu kemudian pada halaman terakhir diisi dengan kertas yang ditumbuhi kecambah sebagai representasi tunas, kehidupan baru. Buku Duniawi ada pada garis dimensi ruang (vertikal). Buku ini berisi mandala yang dicetak serupa ditiap halamannya dengan teknik cukil kayu. Namun kemudian pada halaman pertama, pola dihadirkan secara utuh, kemudian semakin lama, semakin kebelakang, semakin rusak, kemudian di perbaiki tetapi tidak bisa seperti semula lagi. Dunia dengan Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 2
Afina Fauzia
kehadiran manusia di dalamnya, manusia sebagai makhluk yang paling berakal di bumi. Buku ini mengingatkan posisi tiap individu di dunia. Buku Kematian adalah kutub lawan dari Buku Kelahiran. Buku ini berisi halaman-halaman yang dibakar sedikit demi sedikit semakin besar hingga halaman akhir. Halaman paling akhir sekali, berisi kertas dengan sapuan charcoal hitam tebal yang akan menempel di tangan saat membuka tiap halaman buku. Buku ini hadir untuk mengingatkan tiap individu akan datangnya akhir setiap hal yang pernah terlahir. Tentang waktu yang suatu hari akan mencapai suatu titik yang dapat berarti akhir atau bahkan awal yang baru. Buku ini mengingatkan bahwa kematian akan menghantui terus untuk mengingatkan hidup terlalu berharga untuk disia-siakan. Buku bertema spiritual ini berada bersebrangan dengan buku bertema duniawi. Buku ini menggunakan teknik blind emboss berbentuk pola berpusat dengan pendekatan mandala. Pola ini dibuat dengan unsur-unsur bentuk dengan sebisa mungkin tidak meniru bentuk-bentuk yang ada di alam, berlawanan dengan pola yang dihadirkan pada buku duniawi. Pada halaman pertama, pola bertema spiritual ini utuh dari pusat hingga ujung terluar mandala, kemudian halaman berikutnya sebagian dari unsur bentuk pola tersebut hilang, kemudian hilang lagi, hilang lagi hingga mencapai halaman terakhir, hilang sama sekali. Pencapaian nilai spiritual adlaah berarti meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawi, membawa kepada kekosongan, ketidak terbatasan, sesuatu yang sifatnya tak terhingga. Buku bertema ini hadir untuk mengingatkan tiap individu akan nilai-nilai tersebut.
Gambar 1. Proses eksplorasi dan pengerjaan karya
Gambar 2. Rancangan display akhir karya
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 3
4. Penutup / Kesimpulan Karya ini berbicara tentang kerendahan hati manusia sebagai makhluk paling berakal di bumi. Diantara kekacauan dunia dan kesombongan era modern ini, kemajuan kualitas hidup manusia saat ini membuat manusia hanya terfokus pada hal-hal duniawi tanpa peduli dengan hal-hal non material, atau transendental. Melalui karya ini penulis mencoba menggambarkan bahwa seharusnya manusia dapat selalu berusaha menyeimbangkan semua unsur yang ada baik dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan karya ini penulis mengajak apresiator untuk sebentar saja merenungkan sambil mengingat-ingat kembali akan esensi hidupnya di dunia. Dengan merenungkan akan asal usul manusia, hingga kemana seseorang akan berakhir, lalu sedang dimana ia sekarang dan ada dimana jiwanya, penulis berharap dengan begitu seseorang dapat dengan jernih mengambil keputusan untuk menjalani hidup kedepannya. Seluruh proses pengerjaan karya tugas akhir ini memiliki nilai tersendiri yang membekas pada penulis. Terutama pada tahapan perenungan yang tidak akan berakhir. Tahapan tersebut disadari kemudian memiliki banyak kesamaan dengan praktik meditasi dalam Buddhime. Ide-ide dan kesimpulan-kesimpulan yang direnungkan, akan terus bertambah, dan berubah semakin kaya seiring waktu ke arah yang positif. Seni menurut penulis adalah praktek yang penuh dengan nilai meditatif. Karya ini sejak semula memang tidak dimaksudkan untuk diambil suatu kesimpulan yang absolut. Kesimpulan tiap apresiator yang mengalami mandala ini, diharapkan oleh penulis berbeda-beda, tergantung apa yang sedang dialami tiap apresiator. Kesimpulan yang diambil tiap personal adalah kesimpulan bagi dirinya sendiri, karena karya ini memang ditujukan untuk aktualisasi diri. Bagi penulis sendiri, karya ini pada akhirnya mengantarkan penulis kepada kesimpulan tentang bersyukur. Bersyukur menjadi hal yang sulit dan selalu terlupakan.
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Tisna Sanjaya, M. Sch, dan Aminudin T.H. Siregar, S.Sn,M.Sn. .
Daftar Pustaka Sumardjo, Jakob, 2002. Arkeologi Budaya Indonesia. Yogyakrta: Qalam. Sumardjo, Jakob, 2014. Estetika Paradoks. Bandung: Kelir. Sumardjo, Jakob, 2004. Modern Miring, Shamanisme, Mistisisme dan Seni Rupa Kontemporer, Bandung: Mendak Pindo. Rawson, Phillip, 1993. The Art of Tantra. London: Thames and Hudson. Bishop, Claire, 2005. Installation Art and Experience, London: Tate Publishing.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1| 4
Afina Fauzia
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan. diisi oleh mahasiswa
Nama Mahasiswa NIM Judul Artikel
diisi oleh pembimbing
Nama Pembimbing 1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD
Rekomendasi Lingkari salah satu
2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi 3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 4. Dikirim ke Seminar Nasional 5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional 8. Disimpan dalam bentuk Repositori
Bandung, ......./......./ ............. Tanda Tangan Pembimbing : _______________________ Nama Jelas Pembimbing
: _______________________
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 5