ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster
Kelompok Macrura Bangsa Udang dan Lobster Bentuk tubuh memanjang Terdiri kepala-dada (cephalothorax) dan abdomen (yang disebut ekor) Kaki beruas enam Pada bagian kepala terletak : * 2 pasang antenna, * sepasang mata bertangkai, * 5 pasang kaki-jalan (pereiopod) * dekat pada bagian ekor terletak enam pasang kaki-renang (pleopod), sepasang untuk tiap ruas, sebuah telson dan 2 pasang uropod Ada sekitar 83 jenis udang dari suku Penaeidae yang terdapat di Indonesia, hanya 9 jenis udang penaeid yang dikategorikan mempunyai nilai ekonomi penting Dua marga : Penaeus dan Metapenaeus Hidup di laut dan beberapa jenis dibudidayakan di tambak Udang windu (Penaeus monodon) Udang putih (Penaeus merguiensis dan P. indicus) Udang api-api (Metapenaeus monoceros dan M. ensis) Udang cendana (Metapenaeus brevicornis) Udang krosok (Metapenaeus burkenroadi), dll
Udang Dalam usaha secara komersial yang banyak dikenal : Penaeus monodon dan Penaeus merguensis karena mempunyai ukuran besar dan mempunyai pasaran yang baik utk ekspor Morfologi Umum : Mempunyai warna coklat kehijauan dengan garis transversal berwarna gelap Ekstremitas pada bagian uropoda berwarna kuning, biru dan merah Tubuh memanjang, pipih lateral, dengan bagian abdomen berkembang baik adaptasi untuk berenang Setiap segmen dibatasi oleh * tergum (dorsal) * pleura (lateral) * sternum (ventral) Bagian kepala (5 segmen) dan thoraks (8 segmen) menyatu membentuk cephalothoraks yang ditutupi karapaks Rostrum berkembang baik dengan 8-10 duri dorsal dan 1-2 duri ventral Mata pedonkulair
Bagian kepala terdapat masing2 1 pasang : antennula, antenna, maksilula, maksila, mandibula Bagian thoraks terdapat : * 3 pasang maksilipoda * 5 pasang pereiopoda, fungsi ambulakral : - 3 pasang pereiopoda I berakhir dengan japit memegang makanan - 2 pasang pereiopoda II berakhir dengan kuku cakar Tepi anterior dari tiap segmen abdomen tertutup oleh tepi posterior dari segmen sebelumnya Bagian abdomen terdiri dari 6 segmen dan telson * 5 segmen I pertama dari pleopoda untuk berenang * segmen terakhir melekat dengan ekor kipas atau uropoda untuk retropropulsion (gerakan mundur) Telson merupakan lengan dengan 3 pasang duri pada tepinya Pada Penaeus japonicus dari Jepang terdapat species gonochorique Jantan (♂) mempunyai alat copulasi yang tersusun dari petasma dan kaki maskulina yang dibentuk oleh endopodit, modifikasi dari kaki pleopoda primer dan sekunder Betina (♀)mempunyai receptacle seminal atau thelycum tertutup, terletak pada bagian basal dari kaki pereiopoda yang kelima
Induk Udang Bule/ Putih (Litopenaeus vannamei)
TUBUH CRUSTACEA : DECAPODA (contoh Lobster)
Siklus Biologi & Cara Hidup Dalam alam, udang laut menjalani 2 fase kehidupan yaitu fase di tengah laut dan fase di perairan muara. Fase di tengah laut adalah fase dewasa, kawin dan bertelur. Beberapa saat sebelum kawin, udang betina terlebih dahulu berganti kulit Induk Penaeus monodon yang telah matang telur dapat ditemui di dasar laut berpasir atau berlumpur, pada kedalaman 6-45 m. Induk yang matang telur biasanya memijah pada malam hari dan telurnya diletakkan di dasar laut Setiap induk Penaeus monodon menghasilkan 150.000 butir telur Penaeus merguensis 100.000 butir telur Penaeus semisulcatus 300.000 butir telur Diduga P. merguensis dan Metapenaeus ensis berpijah sepanjang tahun tetapi terdapat puncak pada bulan-bulan tertentu Kira-kira 12 jam setelah dikeluarkan, telur menetas menjadi larva yang pada stadium pertama disebut nauplius
Meskipun bentuk Crustacea beragam, tipe awal larva sama
nauplius
- Telur-telur akan menetas setelah dihalau dari bawah abdomen dan tersebar di perairan laut - Satu induk betina mampu mengandung ratusan ribu telur tergantung ukuran tubuh dan umurnya -Setelah melalui masa embriogenesis singkat 12-24 jam telur akan menetas dan keluar menjadi larva stadium nauplius (awal stadium perkembangan larva) - Diantara anggota Ordo Decapoda, kelompok Penaeidae ini yang melalui stadium nauplius yang merupakan karakteristiknya, sedangkan anggota kelompok Decapoda yang lain stadium naupliusnya menjadi satu dengan perkembangan embrionya dan penetasan terjadi pada stadium berikutnya, pada umumnya stadium zoea * Perkembangan Larva Menurut pengamatan Hudinaga (1942) pada suhu 25ºC, perkembangan larva dapat dibagi 12 stadium berdasarkan perubahan morfologi (setelah molting): - 6 stadia nauplius, selama 36 - 48 jam -3 stadia zoea, masing-masing selama 2-3 hari - 3 stadia mysis, masing-masing selama ± 2 hari
Siklus perkembangan anggota Penaeidae dapat dibagi 4 fase suksesif (Hudinaga, 1942) • • • •
Masa Reproduksi Perkembangan Larva Perkembangan Post-larva dan Juvenile Masa Dewasa
Perkembangan karakter ini dapat dilihat dari : - Perubahan morfologi - Modifikasi pada rongga insang - Pilihan habitat
-
* Masa Reproduksi Terjadi pada individu dewasa yang mampu reproduksi melalui organ kopulasi : petasma (jantan) dan thelycum (betina) Kopulasi terjadi setelah waktu molting dari induk betina karena lapisan kutikulanya yang masih lunak Induk jantan meletakkan spermatopohoranya yang mengandung spermatozoid ke dalam thelycum induk betina Pengeraman terjadi setelah pengerasan dari kutikulanya
Identifikasi dari setiap stadium meliputi : ukuran, perkembangan morfologi, perilaku dan makanan Larva hidup pelagik pada perairan laut, pada akhir stadium mysis akan berpindah ke arah pantai * Perkembangan Post Larva dan Juvenile Setelah pergantian kulit (molting) menjadi post larva
awal metamorfosis dari mysis III berubah
- Morfologi hampir sama dengan udang dewasa - Post larva bergerak secara horizontal dan ke dalam dengan menggunakan kaki renang (pleopoda) - Post larva muda hidup pelagik -Pada stadium perkembangan berikutnya setelah molting modifikasi metamorfologinya berdasarkan : • Morfologi dan anatomi • Perilaku • Fisiologis
perbedaan
Perkembangan larva & post larva (PL) udang Penaeid
Setelah stadium post larva V (PL 5) : 8 – 12 hari setelah metamorfosis Udang muda bersifat benthik, bersembunyi di dasar perairan dan aktif pada waktu malam (nocturnal) Post larva hidup di daerah laguna dan estuari dengan salinitas bervariasi Dari stadium post larva berkembang menjadi juvenil - Juvenil bersifat carnivor dan hidup benthik - Hidup di daerah estuari/ laguna/ teluk litoral bervariasi selama ± 6 bulan - Juvenil berpindah dari daerah pantai ke laut yang lebih dalam
* Masa Dewasa - 4-5 bulan setelah penetasan, organ seksual eksternal nampak - Juvenil berubah menjadi adult/ dewasa dan terjadi pematangan (maturasi) alat produksi genital - ± 8 bulan setelah penetasan terjadi perubahan perilaku seksual
Udang dewasa hidup seperti pada udang stadium juvenil besar Bersifat omnivor, memakan hewan2 kecil : ikan, moluska, polychaeta dan jenis Crustacea kecil lain membantu dalam penghancuran detritus dan bahan2 organik sehingga mudah dalam proses dekomposisi Pada udang dewasa betina umumnya tumbuh > cepat dibandingkan yang jantan
Pola dasar perkembangan larva Crustacea
Udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai-sungai besar dan rawa-rawa dekat pantai. Udang air tawar ini pada umumnya anggota keluarga Palaemonidae, sehingga disebut sebagai kelompok udang palaemonid. Contoh : udang galah (Macrobrachium rosenbergii) Udang laut sendiri terutama dari udang anggota keluarga Penaeidae, sehingga disebut udang penaeid. Udang-udang dari keluarga lain : • Palinuridae (udang barong) • Scyllaridae (udang pasir) • Stomatopoda