PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OPTIMASI FUNGSI TANPA KENDALA DENGAN ALGORITMA GENETIKA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika
Disusun Oleh: Yolenta Asri Astuti Prany NIM : 023114002
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Secara umum, permasalahan optimasi dalam kehidupan sehari – hari lebih sering menggunakan pemrograman linear, karena lebih mudah untuk diselesaikan dari pada dengan menggunakan pemrograman tak linear. Karena pemrograman tak linear selalu menimbulkan kesulitan dalam penanganan analitik dan numerik (teknik konvensional), bahkan untuk fungsi dua variabel pun terkadang sulit untuk diselesaikan. Algoritma Genetika merupakan salah satu teknik yang dapat dipilih untuk menyelesaikan permasalahan pemrograman tak linear tersebut, karena Algoritma Genetika merupakan teknik pencarian stokastik dengan sistem pencarian berdasarkan mekanisme genetika dalam biologi. Pada skripsi ini, generasi baru (anak) terbentuk dari rekombinasi dan mutasi dengan menggunakan metode pemotongan satu titik. Pemilihan anak pada proses rekombinasi atau mutasi dilakukan secara acak. Dari percobaan, solusi optimal akan lebih mendekati dengan nilai konvensionalnya pada probabilitas rekombinasi 0.5 dengan probabilitas mutasi 0.08. Namun, probabilitas tersebut tidak mutlak, karena Algoritma Genetika menggunakan teknik pencarian secara acak.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Generally, the optimization problems in daily life is more regular using the linear programming, because it is easier to solved than nonlinear programming. Because nonlinear programming are difficultly in analytic handling and numeric (conventional technique), even for two variables function it is difficult to be solved, sometimes. Genetic Algorithm are one of technique that could be chosen to solved it, because Genetic Algorithm are stochastic search techniques based on the mechanism of genetic on biology. On this mini thesis, a new generation (offspring) formed of crossover or mutation with one cut point method. Selection of new generation by crossover and mutation conducted at random. According to the experiments, it is visible to get the optimal solution close to a value by conventional with crossover probabilities 0.5 and mutation probabilities 0.08. But, that is not absolute, because the searching technique of Genetic Algorithm are randomly.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Bapa di Surga dan Bunda Maria yang memberikan kasih-Nya dan melimpahkan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan tingkat Sarjana Strata Satu Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal sampai akhir mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Ig. Aris Dwiatmoko, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Drs. HJ Haris Sriwindono, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Y.G Hartono, S.Si selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar telah banyak membimbing dan memberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan. 4. Staff fakultas MIPA terima kasih atas dorongan dan pelayanan yang telah diberikan. 5. Bapak dan Mama yang telah memberikan kasih, dorongan semangat, serta doa yang melimpah selama kehidupanku di dunia ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Abang dan adikku (Yacobus dan Ade (Nenek Lampir)) terima kasih untuk “kata-kata” yang membuatku semakin termotivasi . 7. Keluarga besarku yang tersebar di berbagai kota. Terima kasih atas doa dan bantuan yang telah kalian berikan. 8. T Agusta Dwi Handaru yang telah menambah warna dalam kehidupanku. Terima kasih atas kesabaran dan cinta mu. 9. Sahabat-sahabatku nan jauh di sana: Yulia, Maria, dan Uthe terima kasih buat persahabatan, perhatian dan dukungannya. 10. Teman-teman angkatan 2002: Ngq, Debby, Lia, Ika, Sari, Aan, Tato, Bani, Lili, Taim, Ijup, Markus, Felix, Vida (Ipid), Retno, Priska, Galih, Aning, Desy, Rita, Wuri, Deon, Cheea, Nunung, Dani , Palma, dan Asih. Esp. Debby, Lia, dan Ijup yang selalu menemaniku ketika masa-masa ngantukku dengan chating bersama. 11. Teman-teman kostku (Wisma Lestari) esp. Lia, Kawat (thanks atas printernya), M`Nchis, dan M`Mitha yang menjadi setan serta malaikat ketika skripsi ini dibuat. Thanks untuk hari-hari ceria yang telah kita lewati bersama. 12. Teman seperjuanganku dalam menyusun skripsi (Ipid Manyiiit), terima kasih atas bantuan dan perhatiannya. 13. Teman-teman kost (tumpangan) ku, Ipid (namamu paling banyak terucap…), Endra, Primtul, M`Lina, Ine, Maria, Lili. Terima kasih atas tumpangannya, tanpa kalian entah bagaimana nasibku.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Teman-teman KKN ku, yang berlomba-lomba untuk menyelesaikan skripsi. Serta warga Caben. Terima kasih untuk dorongan dan semangat yang telah kalian berikan. 15. Teman-teman P3W Terima kasih untuk dorongan dan semangat yang telah kalian berikan. 16. Teman-Teman Pondok Baca Kota Baru, tempatku menghilangkan kepenatan belajar. Teruslah berusaha mengembangkan Pondok Baca, upah kalian besar di Surga. 17. Semua pihak yang telah turut membantu hingga skripsi ini selesai yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih ada kekurangan, kekeliruan, dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuan yang akan datang. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Juli 2007
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................
v
ABSTRAK ....................................................................................................
vi
ABSTRACT..................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
viii
DAFTAR ISI.................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
xxi
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................
1
A. Latar Belakang. .....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
4
C. Pembatasan Masalah .............................................................
4
D. Tujuan Penulisan...................................................................
4
E. Metode Penulisan ..................................................................
5
F. Manfaat Penulisan.................................................................
5
G. Sistematika Penulisan ...........................................................
5
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
OPTIMASI FUNGSI TANPA KENDALA..........................
7
A. Optimasi Fungsi Satu Variabel Tanpa Kendala Dengan Kalkulus ................................................................................
7
B. Optimasi Fungsi Beberapa Variabel Tanpa Kendala
BAB III
Dengan Kalkulus...................................................................
21
ALGORITMA GENETIKA..................................................
50
A. Latar Belakang Biologi .........................................................
50
B. Struktur Umum Algoritma Genetika.....................................
51
C. Komponen-komponen Utama Algoritma Genetika. .............
56
1. Teknik Penyandian..........................................................
56
2. Prosedur Inisialisasi ........................................................
57
3. Fungsi Evaluasi (fitness function) ...................................
58
4. Seleksi .............................................................................
59
4.1. Seleksi Roda Rolet .................................................
59
4.2. Seleksi Rangking....................................................
60
4.3. Seleksi Turnamen...................................................
61
5. Operator Genetika ...........................................................
62
5.1. Rekombinasi (crossover) .......................................
62
5.2. Mutasi.....................................................................
63
6. Penentuan Parameter.......................................................
64
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
ALGORITMA
GENETIKA
UNTUK
OPTIMASI
FUNGSI TANPA KENDALA...............................................
66
PENUTUP...............................................................................
112
A. Kesimpulan ...........................................................................
112
B. Saran......................................................................................
113
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
114
LAMPIRAN ...............................................................................................
116
BAB V
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2.1
Tabel Istilah dalam Algoritma Genetika ............................
53
Tabel 3.3.1.1
Pemetaan nilai biner ke nilai real .......................................
57
Tabel 3.4.2.1
Contoh populasi dengan 5 kromosom yang diberi fitness baru.....................................................................................
Tabel 4.1
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan
probabilitas
mutasi 0.01 hingga 0.1 ....................................................... Tabel 4.2
61
70
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 .......................................................
Tabel 4.3
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan
probabilitas
mutasi 0.01 hingga 0.1 ....................................................... Tabel 4.4
71
72
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 .......................................................
Tabel 4.5
73
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan
probabilitas
mutasi 0.01 hingga 0.1 .......................................................
xiv
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 .......................................................
Tabel 4.7
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan
probabilitas
mutasi 0.01 hingga 0.1 ....................................................... Tabel 4.8
75
76
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan probabilitas rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08 .........................................................................
Tabel 4.9
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
fungsi probabilitas
rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.10
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas 85
fungsi probabilitas
rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1
xv
84
fungsi
rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.12
83
fungsi
rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 Tabel 4.11
77
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.13
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
fungsi probabilitas
rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.14
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
fungsi probabilitas
rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 Tabel 4.15
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas 92
fungsi probabilitas
rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1
xvi
91
fungsi
rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.19
90
fungsi
rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 Tabel 4.18
89
fungsi
rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.17
88
fungsi
rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.16
87
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.20
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
fungsi
dengan probabilitas
rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.21
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
fungsi probabilitas
rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 Tabel 4.22
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
Tabel
nilai
maksimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas
Tabel
nilai
minimum
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
probabilitas 97
fungsi probabilitas
rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08 ............ Tabel 4.25
96
fungsi
rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08 ............ Tabel 4.24
95
fungsi
rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Tabel 4.23
94
98
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Tabel 4.26
101
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1...................................................................
xvii
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.27
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Tabel 4.28
102
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1................................................................... Tabel 4.29
103
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Tabel 4.30
103
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1................................................................... Tabel 4.31
104
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Tabel 4.32
104
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.01 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Tabel 4.33
105
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.02 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5...........................................................................
xviii
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.34
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.03 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Tabel 4.35
106
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.04 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Tabel 4.36
106
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.05 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Tabel 4.37
107
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.06 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Tabel 4.38
107
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.07 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Tabel 4.39
108
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.08 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Tabel 4.40
108
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.09 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5...........................................................................
xix
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.41
2 2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.1 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5...........................................................................
xx
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1
Grafik f ( x) = x 3 − x 2 − x + 2 .............................................
8
Gambar 2.1.2
x* titik batas dari I atau f ′(x* ) = 0 ....................................
9
Gambar 2.1.3
Grafik fungsi f ( x) = 7 x 2 − 3 x + 5 .....................................
11
Gambar 2.1.4
Grafik fungsi pada selang tertutup [a, b]. ..........................
12
Gambar 2.1.5
Fungsi kontinu pada selang tertutup [a, b].........................
14
Gambar 2.1.6
Grafik fungsi f ( x) = x 2 − 4 x + 5 .......................................
20
Gambar 2.2.1
Grafik fungsi f ( x, y ) = x 2 + y 2 − x − y + 1 .......................
33
Gambar 2.2.2
Grafik fungsi f ( x1 , x2 ) = x13 + x23 − 3 x1 − 12 x2 + 20 ..........
47
Gambar 3.2.1.
Ilustrasi Algoritma Genetika ..............................................
54
Gambar 3.3.1.1 Representasi string bit .......................................................
56
Gambar 3.3.1.2 Representasi panjang kromosom .......................................
57
Gambar 3.4.1.1 Contoh penggunaan metode seleksi roda roulette..............
59
Gambar 3.5.1.1 Rekombinasi satu titik........................................................
62
Gambar 4.1
Grafik fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 ..........................
67
Gambar 4.2
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai dengan
maksimum probabilitas
rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1..
xxi
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.3
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1…................................................................................... Gambar 4.4
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.5
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Gambar 4.6
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.7
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Gambar 4.8
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1... Gambar 4.9
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08. ...........
xxii
71
72
73
74
75
76
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.10
Grafik fungsi f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 ...................
Gambar 4.11
Grafik
terjadinya
nilai
maksimum
fungsi f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
78
probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Gambar 4.12
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
maksimum probabilitas
rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. Gambar 4.13
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
probabilitas
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
probabilitas
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
probabilitas 87
maksimum probabilitas
rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1
xxiii
86
maksimum
rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.16
85
maksimum
rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 Gambar 4.15
84
maksimum
rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.14
83
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.17
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
maksimum probabilitas
rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.18
Grafik
terjadinya
nilai
fungsi f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
89
minimum dengan
probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Gambar 4.19
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
minimum probabilitas
rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 Gambar 4.20
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
probabilitas
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
probabilitas
Grafik
terjadinya
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
nilai dengan
probabilitas 94
minimum probabilitas
rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1
xxiv
93
minimum
rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.23
92
minimum
rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 Gambar 4.22
91
minimum
rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.21
90
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.24
Grafik
terjadinya
nilai
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
minimum probabilitas
rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.. Gambar 4.25
Grafik
terjadinya
nilai
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
maksimum probabilitas
rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08 ............. Gambar 4.26
Grafik
terjadinya
nilai
f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan
96
97
minimum probabilitas
rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08 .............
98
Gambar 4.27
grafik fungsi f (x1 , x2 ) = x1 e − ( x1 + x2 ) ..............................
99
Gambar 4.28
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
2
2
probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Gambar 4.29
103
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1................................................................... Gambar 4.30
103
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1...........................................................................
xxv
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.31
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1................................................................... Gambar 4.32
104
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1........................................................................... Gambar 4.33
105
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1................................................................... Gambar 4.34
Grafik
nilai
maksimum
105
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1 ....................................................... Gambar 4.35
106
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.01 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Gambar 4.36
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
0.02
dan
probabilitas
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................ Gambar 4.37
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
107
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
0.03
dan
probabilitas
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................
xxvi
106
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.38
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
0.04
dan
probabilitas
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................ Gambar 4.39
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
0.05
dan
probabilitas
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................ Gambar 4.40
108
108
2 2 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 ) dengan
probabilitas mutasi 0.06 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5........................................................................... Gambar 4.41
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
0.07
dan
probabilitas
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................ Gambar 4.42
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
0.08
dan
probabilitas
Grafik
nilai
maksimum
dengan
probabilitas
mutasi
0.09
dan
probabilitas 110
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
0.1
dan
probabilitas
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................
xxvii
110
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................ Gambar 4.44
109
2 2 fungsi f (x ) = x1 e − ( x1 + x 2 )
rekombinasi 0.2 hingga 0.5 ................................................ Gambar 4.43
109
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Teori optimasi secara klasik dibangun dengan menggunakan kalkulus diferensial untuk menentukan nilai minimum atau maksimum (optimum) dari fungsi dengan kendala atau tanpa kendala. Untuk fungsi tanpa kendala, f(x) harus memenuhi setiap x yang memenuhi pembataspembatas: x ≥ 0 dimana f(x) adalah fungsi yang bernilai real dari Rn. Jika ada beberapa atau semua fungsi dari f(x) adalah tidak linear maka masalah tersebut dikatakan pemrograman tak linear. Secara matematis, suatu titik dikatakan pembuat maksimum apabila
(
)
terdapat suatu titik x * = x1* , x2* , x3* ,..., xn* yang memenuhi f (x* ) ≥ f (x) ,
atau pembuat minimum apabila f (x* ) ≤ f (x) . Secara umum, optimasi pemrograman tak linear selalu menimbulkan kesulitan dalam penangan analitis dan numerik, dan lebih sulit dari pemrograman linear. Walaupun dalam kasus dimana semua kendala adalah linear dan hanya fungsi tujuannya yang tak linear, tetap saja sulit untuk diselesaikan. Oleh sebab itu diperlukan teknik lain yang dapat menyelesaikan masalah optimasi dalam pemrograman tak linear. Algoritma Genetika tergolong dalam algoritma yang bersifat heuristik, sehingga dapat memberikan banyak kemungkinan penyelesaian dan memberikan pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Sejak tahun 1960, mulai berkembang perhatian dalam menirukan kehidupan makhluk hidup untuk menyelesaikan masalah optimasi yang sulit. Saat ini, terdapat tiga topik utama dalam penelitian yang menirukan kehidupan makhluk hidup, yaitu Algoritma Genetika, Pemrograman Evolusi, dan Strategi Evolusi. Diantara ketiga topik tersebut, yang paling sering digunakan adalah Algoritma Genetika. Algoritma Genetika banyak dipakai pada aplikasi bisnis, teknik, maupun bidang keilmuan lainnya. Algoritma Genetika dapat dipakai untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk masalah optimasi yang kompleks dan sulit diselesaikan. Menurut Goldberg (1989) Algoritma Genetika adalah teknik pencarian stokastik berdasarkan mekanisme seleksi alam dan sifat genetika. Pada dasarnya, Algoritma Genetika merupakan implementasi dari teori evolusi dan teori genetika yang dikemukakan oleh Darwin dalam konsep biologi. Seperti proses evolusi di alam, Algoritma Genetika umumnya terdiri dari tiga operator, yaitu operator reproduksi, operator persilangan (crossover), dan operator mutasi. Suatu individu mempunyai sifat tertentu ditentukan dengan susunan gen dalam kromosom individu tersebut. Dalam Algoritma Genetika, teori genetika tersebut digunakan untuk merepresentasikan setiap solusi dari masalah yang ada. Karena tiap kromosom merupakan solusi dari masalah yang akan diselesaikan, kromosom yang terbaik merupakan pendekatan dari solusi optimal dari masalah yang akan diselesaikan. Berdasarkan pada konsep biologi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Darwin, dalam menyelesaikan suatu masalah, Algoritma Genetika memulai pekerjaannya dengan sekumpulan solusi yang disebut populasi. Setiap individu pada populasi disebut kromosom yang menggambarkan suatu solusi dari masalah yang akan diselesaikan. Kromosom-kromosom terus berkembang terus menerus yang disebut generasi. Pada setiap generasi, kromosom dievaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut fitness (tingkat kesesuaian). Nilai fitness dari suatu kromosom akan
menunjukkan
kualitas
kromosom
dalam
populasi
tersebut.
Kromosom yang terpilih membentuk kromosom baru, yaitu anak atau keturunan (offspring) yang terbentuk dari gabungan dua kromosom generasi sekarang yang bertindak sebagai induk (parent) dengan menggunakan operator penyilangan (crossover) atau dengan mengubah suatu kromosom dengan menggunakan operator mutasi. Generasi baru dibentuk dengan cara menyeleksi nilai fitness dari kromosom induk dan nilai fitness dari kromosom anak serta menghilangkan kromosom lainnya sehingga ukuran populasi konstan. Setelah melalui beberapa generasi, algoritma ini akan konvergen ke arah kromosom yang terbaik dengan harapan kromosom tersebut merupakan solusi optimal dari masalah yang diselesaikan. Sistem pencarian untuk mendapatkan nilai yang paling optimum pada Algoritma Genetika diharapkan dapat memberikan penyelesaian yang terbaik, dan semakin memudahkan menyelesaikan masalah Optimasi pemrograman tak linear dibandingkan dengan teknik konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Perumusan Masalah Masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah : 1. Bagaimana cara Algoritma Genetika dalam mencari nilai optimum dari masalah optimasi fungsi tanpa kendala? 2. Bagaimana mendapatkan nilai optimum fungsi tanpa kendala dengan menggunakan Algoritma Genetika?
C. Pembatasan Masalah Pembatasan mengenai optimasi fungsi tanpa kendala pada skripsi ini hanya untuk program tak linear dengan dua variabel. Penulis akan menggunakan software aplikasi MATLAB untuk menyelesaikan masalah optimasi tanpa kendala tersebut.
D. Tujuan Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang matematika. Selain itu skripsi ini bertujuan untuk: 1. Lebih
memahami
penerapan
Algoritma
Genetika
dalam
menyelesaikan masalah optimasi fungsi tanpa kendala. 2. Mendapatkan nilai yang paling optimum dari masalah optimasi fungsi tanpa kendala dengan menggunakan Algoritma Genetika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Metode Penulisan Penulisan skripsi ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan menggunakan buku-buku, jurnal-jurnal, dan makalah-makalah yang telah dipublikasikan, sehingga tidak ditemukan hal baru.
F. Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah semakin memperdalam pemahaman akan Algoritma Genetika dalam menyelesaikan masalah optimasi, terutama dalam menyelesaikan masalah optimasi fungsi tanpa kendala, dan dapat mencari nilai optimum dengan menggunakan Algoritma Genetika.
G. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I dipaparkan mengenai latar belakang skripsi ini, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan manfaat penulisan.
BAB II OPTIMASI FUNGSI TANPA KENDALA Bab II dengan judul Optimasi Fungsi Tanpa Kendala terdiri atas dua subbab. Dalam bab ini dibahas mengenai optimasi fungsi satu variabel tanpa kendala dengan kalkulus dan optimasi fungsi beberapa variabel tanpa kendala dengan kalkulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB III ALGORITMA GENETIKA Bab III dengan judul Algoritma Genetika terdiri atas empat subbab. Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang biologi, struktur umum Algoritma
Genetika,
dan
komponen–komponen
utama
Algoritma
Genetika.
BAB IV OPTIMASI
FUNGSI
TANPA
KENDALA
DENGAN
ALGORITMA GENETIKA Bab IV dengan judul Algoritma Genetika Untuk Optimasi Fungsi tanpa kendala Tanpa Kendala merupakan inti permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini. Dalam bab ini akan diperlihatkan contoh – contoh permasalahan optimasi tanpa kendala disertai dengan penyelesainnya menggunakan teknik konvensional (kalkulus) dan dengan menggunakan Algoritma Genetika.
BAB V PENUTUP Bab V merupakan bab terakhir dalam skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari skripsi ini dan saran yang diharapkan berguna untuk perkembangan penelitian mengenai optimasi dengan Algoritma Genetika selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II OPTIMISASI FUNGSI TANPA KENDALA
A. Optimisasi Fungsi Satu Variabel Tanpa Kendala Dengan Kalkulus Definisi 2.1.1 Misalkan f(x) adalah fungsi bernilai real yang didefinisikan pada selang I. (Selang I dapat terbatas atau tidak terbatas, tertutup atau terbuka, atau setengah terbuka). Suatu titik x* di I adalah : a. Pembuat minimum mutlak (global) untuk f(x) pada I jika f ( x * ) ≤ f ( x)
untuk setiap x di I; b. Pembuat minimum mutlak tegas untuk f(x) pada I jika f ( x * ) < f ( x) untuk setiap x di I dan x ≠ x* ; c. Pembuat minimum relatif (lokal) untuk f(x) jika ada bilangan positif δ sedemikian
hingga
f ( x * ) ≤ f ( x)
untuk
setiap
x
di
I
dimana
x* − δ < x < x* + δ ; d. Pembuat minimum relatif tegas untuk f(x) jika ada bilangan positif δ sedemikian
hingga f ( x * ) < f ( x)
untuk
setiap
x
di
I
dimana
x * − δ < x < x * + δ dan x ≠ x * ; e. Pembuat maksimum mutlak untuk f(x) pada I jika f ( x * ) ≥ f ( x) untuk setiap x di I; f. Pembuat maksimum mutlak tegas untuk f(x) pada I jika f ( x * ) > f ( x) untuk setiap x di I dan x ≠ x* ;
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
g. Pembuat maksimum relatif untuk f(x) jika ada bilangan positif δ sedemikian
hingga
f ( x * ) ≥ f ( x)
untuk
setiap
x
di
I
dimana
x* − δ < x < x* + δ ; h. Pembuat maksimum relatif tegas untuk f(x) jika ada bilangan positif δ sedemikian
hingga f ( x * ) > f ( x)
untuk
setiap
x
di
I
dimana
x * − δ < x < x * + δ dan x ≠ x * ; i. Titik kritis dari f(x) jika f ′( x * ) ada dan sama dengan nol.
Contoh 2.1.1
Gambar 2.1.1 Grafik f ( x) = x 3 − x 2 − x + 2
Pada gambar grafik di atas terlihat bahwa setiap x di [-3, 4]. Titik x* = -2 adalah Pembuat minimum mutlak tegas. Titik x* = 3 adalah pembuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
maksimum mutlak. Titik x* = −
1 adalah pembuat maksimum relatif tegas, 3
dan titik x* = 1 adalah pembuat minimum relatif tegas.▲
Teorema 2.1.1
Misalkan f(x) adalah fungsi yang terdiferensialkan pada selang I. Jika x* adalah pembuat minimum relatif atau pembuat maksimum relatif pada f(x), maka salah satu dari yang berikut berlaku: i. ii.
x* adalah titik batas/akhir dari I f ′( x * ) = 0 .
y=f(x)
I
pembuat minimum f ′( x * ) = 0
x*
x*
Titik batas dan maksimum * ( f ′( x ) ≠ 0 )
Gambar 2.1.2 x* titik batas dari I atau f ′(x* ) = 0
Bukti :
Misalkan x* adalah pembuat minimum relatif dari f(x) dan x* bukan titik dalam dari I. Berdasarkan hipotesa f ′( x ∗ ) ada. Akan dibuktikan f ′( x ∗ ) = 0. f ′( x * ) = lim* x→ x
f ( x) − f ( x * ) x − x*
…(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Karena f(x*) ≤ f(x) untuk x mendekati x*, f(x) - f(x*) adalah tak negatif untuk setiap x mendekati x*. Oleh karena itu, karena x – x* > 0 untuk x*< x, dan x – x* < 0 untuk x*> x, dapat terlihat f ( x) − f ( x * ) ≥ 0 untuk x*< x, * x−x
dan f ( x) − f ( x * ) ≤ 0 untuk x*> x, x − x* selama x mendekati x*. Berdasarkan persamaan (1) dan persamaan di atas diperoleh
f ′( x * ) ≥ 0
f ′( x * ) ≤ 0 . Hal ini membuktikan bahwa
dan
f ′( x * ) = 0 . Untuk x* pembuat maksimum relatif, bukti analog.■
Definisi 2.1.2
Bila x* suatu titik dalam daerah asal f dan bila f ′( x* ) = 0 atau f ′( x * ) tidak ada, maka x* dikatakan titik kritis dari f.
Contoh 2.1.2
Misalkan f ( x) = 7 x 2 − 3 x + 5 . Maka f ′( x) = 14 x − 3 . Ditentukan f ′( x) = 0 14 x − 3 = 0
x = 143 . Titik kritis dari f(x) adalah
3 14
.▲
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Gambar 2.1.3 grafik fungsi f ( x) = 7 x 2 − 3x + 5
Maka f ′( x) = 14 x − 3 . Ditentukan
f ′( x) = 0 14 x − 3 = 0
x = 143 . Titik kritis dari f(x) adalah
3 14
.▲
Teorema 2.1.2 (Teorema Nilai Ekstrim)
Jika fungsi f kontinu pada selang tertutup [a, b], maka f mencapai nilai minimum mutlak dan maksimum mutlak pada selang [a, b].
Bukti diluar jangkauan penulis. Lihat buku Analisis Real.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Teorema nilai ekstrim dapat tercapai apabila terjadi pada: i. Selang tertutup; dan ii. Fungsi bersifat kontinu pada selang tersebut. Jika kondisi (i) dan (ii) tidak terpenuhi, maka titik ekstrim belum tentu ada. Jika domain suatu fungsi adalah selang tertutup, untuk menentukan ekstrim mutlak, fungsi tersebut harus diuji tidak hanya pada titik kritis tapi juga pada titik batas selang. Teorema titik kritis menjamin bahwa ekstrim mutlak terjadi di dalam selang.
f(c) • f(a)
• a
c
d
b
Gambar 2.1.4 Grafik fungsi pada selang tertutup [a, b].
Gambar 2.1.4 dapat dilihat bahwa titik batas selang terjadi pada x = a dan b, sedangkan titik kritis terjadi pada x = c dan d. Nilai maksimum mutlak terjadi pada titik kritis c, dan nilai minimum mutlak terjadi pada titik batas selang a. Maka baik nilai maksimum mutlak atau minimum mutlak terletak dalam selang tertutup [a, b].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Teorema 2.1.3 (Teorema Rolle)
Misalkan f adalah fungsi yang memenuhi syarat: 1. f kontinu pada selang tertutup [a, b]. 2. f mempunyai turunan pada selang terbuka (a, b). 3. f(a) = f(b) = 0. Maka ada suatu c ∈ (a, b) sehingga f ′(c) = 0.
Bukti :
Jika f(x) = 0 untuk semua x pada selang [a, b], maka f ′( x) = 0 untuk semua x pada (a, b), sehingga setiap bilangan di antara a dan b dapat diambil sebagai c. Jika f(x) tidak nol untuk suatu x pada selang terbuka (a, b) dan karena f kontinu pada selang tertutup [a, b], maka menurut teorema 2.1.2, f mempunyai nilai maksimum mutlak dan minimum mutlak pada [a, b]. Dari (3) diketahui
f(a) = 0 dan f(b) = 0. Selanjutnya f(x) tidak nol untuk suatu x pada (a, b). Maka f akan mempunyai nilai maksimum mutlak yang positif untuk suatu c1 pada (a, b) atau mempunyai nilai minimum mutlak yang negatif di suatu c2 pada (a, b), atau dua-duanya terjadi. Jadi untuk c = c1 atau c = c2 atau keduaduanya, terdapat ekstrim mutlak di titik dalam selang [a, b]. Oleh karena itu ekstrim mutlak f(c) juga ekstrim relatif. Karena f ′(c) ada berdasarkan hipotesis, maka menurut teorema 2.1.1, f ′(c) = 0.■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Teorema 2.1.4 (Teorema Nilai Rata-Rata)
Misalkan f adalah fungsi yang memenuhi syarat: 1. f kontinu pada selang tertutup [a, b]. 2. f mempunyai turunan pada selang terbuka (a, b). Maka ada suatu c ∈ (a, b) sehingga f ′(c) =
f (b) − f (a ) . b−a
Bukti :
f(x) y
•B
y=g(x)
A•
x x a b Gambar 2.1.5 fungsi kontinu pada selang tertutup [a,b].
Misalkan fungsi f(x) untuk x ∈ [a, b] seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.5 Fungsi g(x) adalah persamaan garis yang melalui titik A dan B. Dibentuk fungsi s(x) yaitu s ( x) = f ( x) − g ( x) untuk setiap x ∈ [a, b] . Karena garis ini mempunyai kemiringan
f (b) − f (a ) dan melalui (a, f(a)), maka bentuk titik b−a
kemiringan untuk persamaannya adalah
g ( x) − f (a ) =
f (b) − f (a) ( x − a ) atau b−a
g ( x) = f (a ) +
f (b) − f (a ) ( x − a) b−a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
s ( x) = f ( x) − g ( x) ⇔
s ( x) = f ( x) − f (a ) −
f (b) − f (a ) ( x − a) b−a
Perhatikan bahwa s(b) = s(a) = 0 dan bahwa untuk x dalam (a, b) s ′( x) = f ′( x) −
f (b) − f (a ) . b−a
Menurut teorema 2.1.2 fungsi s harus mencapai nilai maksimum atau nilai minimum pada [a, b]. Jika kedua nilai tersebut adalah 0, maka s(x) secara identik adalah 0 pada [a, b], akibatnya s ′( x) = 0 untuk semua x dalam (a, b). Jika salah satu nilai maksimum atau minimum tidak sama dengan 0, maka nilai tersebut tercapai pada suatu titik dalam c. Karena s(a) = s(b) = 0. Dan s mempunyai turunan di setiap titik dari (a, b), sehingga menurut teorema 2.1.3 s ′(c) = 0 . Karena diketahui terdapat suatu bilangan c dalam (a, b) yang memenuhi
s′(c) = 0 , maka 0 = f ′(c) − f ′(c) =
f (b) − f (a ) atau b−a f (b) − f (a) ■ b−a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Teorema 2.1.5 Misalkan f ( x), f ′( x), f ′′( x) ada pada selang tertutup [a, b]. Jika x*, x adalah dua titik yang berbeda pada [a, b], maka terdapat titik z tepat berada di antara x* dan x sehingga f ( x) = f ( x * ) + f ′( x * )( x − x * ) +
f ′′( z ) ( x − x* ) 2 . 2
Bukti : Misalkan suatu fungsi f ( x) = f ( x * ) + f ′( x * )( x − x * ) + R( x − x * ) 2
…(2)
Pandang F(x), F ( x) = f ( x) − f ( x * ) − f ′( x * )( x − x * ) − R( x − x * ) 2
…(3)
Maka dari (2) diperoleh F(x) = 0. Karena F(x) = 0, maka F(a) = F(b) = 0. f ( x), f ′( x), f ′′( x) kontinu pada selang tertutup [a, b], maka penjumlahan dan pengurangan fungsi – fungsi (F(x)) tersebut juga kontinu pada selang tertutup [a, b], dan F ′( x) = f ′( x) − f ′( x * ) − 2 R( x − x * )
…(4)
terlihat bahwa F(x) mempunyai turunan. Karena ketiga syarat dari teorema Rolle dipenuhi, maka menurut teorema Rolle, terdapat bilangan z1 antara x dan
x * ( x < z1 < x * ) sedemikian sehingga F ′( z1 ) = 0
…(5a)
Dari (4) diperoleh F ′( x) = 0
…(5b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
(5a) dan (5b) menunjukkan bahwa F ′(x) memenuhi teorema Rolle dalam (x, z1). Jadi terdapat bilangan z antara x dan z1 sedemikian sehingga F ′′( z ) = 0 , dan dari (4) diperoleh R=
1 2
F ′′( x) = f ′( x) − 2 R . Karena
F ′′( z ) = 0 , maka
f ′′( z ) .
Substitusi R dalam (2), maka
f ( x) = f ( x * ) + f ′( x * )( x − x * ) +
1 2
f ′′( z )( x − x * ) 2 .■
Definisi 2.1.1 merupakan cara untuk mengetahui apakah suatu titik x* di I adalah minimum atau maksimum mutlak atau relatif di I. Namun pada definisi 2.1.1 tidak diketahui apakah memang benar titik x* tersebut adalah pembuat minimum / maksimum mutlak tegas atau pembuat minimum / maksimum relatif tegas. Oleh sebab itu diperlukan cara lain yang lebih baik, yaitu teorema 2.1.6, yang dapat menentukan apakah pembuat maksimum / minimum (baik mutlak ataupun relatif) tersebut tegas atau tidak.
Teorema 2.1.6
Misalkan f ( x), f ′( x), f ′′( x ) kontinu pada selang I dan x* ∈I adalah titik kritis dari f(x). a. Jika f ′′( x) ≥ 0 untuk setiap x ∈ I, maka x* adalah pembuat minimum mutlak dari f(x) di I. b. Jika f ′′( x) > 0 untuk setiap x∈I sedemikian hingga x ≠ x * , maka x* adalah Pembuat minimum mutlak tegas dari f(x) di I. c. Jika f ′′( x * ) > 0 , maka x* adalah pembuat minimum relatif tegas dari f(x).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
d. Jika f ′′( x) ≤ 0 untuk setiap x∈I, maka x* adalah pembuat maksimum mutlak dari f(x) di I. e. Jika f ′′( x) < 0 untuk setiap x∈I sedemikian hingga x ≠ x * , maka x* adalah Pembuat maksimum mutlak tegas dari f(x) di I. f. Jika f ′′( x * ) < 0 , maka x* adalah pembuat maksimum relatif tegas dari f(x).
Bukti :
Bukti (a): Jika x ∈ I dan x ≠ x*, maka berdasarkan teorema 2.1.5 dan hipotesa f ′( x * ) =0 menghasilkan f ( x) − f ( x * ) =
f ′′( z ) ( x − x* ) 2 , 2
…(6)
dimana z adalah titik yang berada tepat di antara x* dan x. Karena itu, jika f ′′( x) ≥ 0 untuk setiap x∈I, maka f ( x) ≥ f ( x * ) untuk setiap x∈I karena (x - x * ) 2 ≥ 0 untuk setiap x ∈ I. 2
Bukti (b): Jika x∈I dan x ≠ x*, maka berdasarkan teorema 2.1.5 dan hipotesa f ′( x * ) =0 menghasilkan f ( x) − f ( x * ) =
f ′′( z ) ( x − x* ) 2 , 2
…(7)
dimana z adalah titik yang berada tepat di antara x* dan x. Karena itu, jika
f ′′( x) > 0
untuk setiap x ∈ I, maka f ( x) > f ( x * ) untuk setiap x ∈ I karena
(x - x * ) 2 > 0 untuk setiap x∈I. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Bukti (c): Jika f ′′( x * ) > 0 , kekontinuitas dari f ′′(x) mengimplikasikan bahwa ada δ > 0 sehingga f ′′(x) > 0 untuk setiap x ∈ I sedemikian hingga x* - δ < x < x* + δ . Namun persamaan (7) menunjukkan bahwa f(x) > f(x*) untuk setiap x∈I sedemikian hingga x ≠ x * , x * − δ < x < x * + δ , dimana x* adalah satu satunya pembuat minimum relatif dari f(x). Bukti (d): Jika x∈I dan x ≠ x*, maka berdasarkan teorema 2.1.5 dan hipotesa f ′( x * ) =0 menghasilkan f ( x) − f ( x * ) =
f ′′( z ) ( x − x* ) 2 , 2
…(8)
dimana z adalah titik yang berada tepat di antara x* dan x. Karena itu, jika f ′′( x) ≤ 0 untuk setiap x∈I, maka f ( x) ≤ f ( x * ) untuk setiap x∈I karena f ( x) − f ( x * ) ≤ 0 untuk setiap x ∈ I.
Bukti (e): Jika x ∈ I dan x ≠ x*, maka berdasarkan teorema 2.1.5 dan hipotesa f ′( x * ) =0 menghasilkan f ( x) − f ( x * ) =
f ′′( z ) ( x − x* ) 2 , 2
…(9)
dimana z adalah titik yang berada tepat di antara x* dan x. Karena itu, jika f ′′( x) < 0 untuk setiap x∈I, maka f ( x) < f ( x * ) untuk setiap x∈I karena f ( x) − f ( x * ) ≤ 0 untuk setiap x ∈ I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Bukti (f): Jika f ′′( x * ) < 0 , kekontinuitasan dari f ′′( x) mengimplikasikan bahwa ada δ > 0 sehingga f ′′(x) < 0 untuk setiap x∈I sedemikian hingga x* -
δ < x < x* + δ . Namun persamaan (9) menunjukkan bahwa f(x) < f(x*) untuk setiap x∈I sedemikian hingga x ≠ x * , x * − δ < x < x * + δ , dimana x* adalah satu - satunya pembuat maksimum relatif dari f(x). ■
Contoh 2.1.3
Tentukan ekstrim mutlak dari fungsi f ( x) = x 2 − 4 x + 5 pada selang [1,4].
Gambar 2.1.6 grafik fungsi f ( x) = x 2 − 4 x + 5 .
i. Mencari titik kritis
f ′( x) = 0 2x − 4 = 0
x=2
ii. Mengevaluasi f(x) pada titik akhir dan titik kritis f (1) = 12 − 4 × 1 + 5 = 2 f (2) = 2 2 − 4 × 2 + 5 = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
f (4) = 4 2 − 4 × 4 + 5 = 5 Dari langkah 9, dapat disimpulkan bahwa nilai maksimum mutlak terjadi pada titik (4, 5), dan nilai minimum mutlak terjadi pada titik (2,1).▲
B. Optimisasi Fungsi Beberapa Variabel Tanpa Kendala Dengan Kalkulus
Perluasan dari fungsi satu variabel adalah fungsi lebih dari satu variabel dengan mengkombinasikan beberapa teori kalkulus dengan aljabar linear. Oleh sebab itu, untuk permulaan akan dibahas beberapa terminologi dan notasi. Vektor pada Rn adalah pasangan terurut n-tupel x = (x1, x2, …, xn) dari bilangan real xi yang disebut dengan komponen dari x. Vektor x = (x1, x2, …, xn) ⎛ x1 ⎞ ⎜ ⎟ ⎜x ⎟ disebut vektor baris, dan vektor x = ⎜ 2 ⎟ disebut vektor kolom. M ⎜ ⎟ ⎜x ⎟ ⎝ n⎠
Maka dapat dilihat bahwa fungsi f(x1, x2, …, xn) dari n variabel sebagai fungsi f(x) dari vektor tunggal variabel x = (x1, x2, …, xn).
Definisi 2.2.1
Didefinisikan penjumlahan dari dua vektor x = (x1, x2, …, xn) dan y = (y1, y2, …, yn) pada Rn dengan x + y = (x1 + y1, x2 + y2, …, xn + yn),
dan perkalian dari x dan bilangan real λ dengan
λ x = ( λ x1, λ x2, …, λ xn).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Definisi 2.2.2
Jika x = (x1, x2, …, xn) dan y = (y1, y2, …, yn) adalah vektor-vektor di Rn, maka perkalian titik atau perkalian dalam x • y didefinisikan sebagai n
x • y = x1 y1 + x2 y 2 + ... + xn y n = ∑ xk y k . k =1
Akibat 2.2.1 Perkalian titik adalah linear pada kedua variabel; yaitu,
(αx + βy ) • z = α (x • z ) + β (y • z ), x • (αy + βz ) = α (x • y ) + β (x • z ) , untuk semua vektor x, y, z pada Rn dan bilangan real α , β .
Bukti : (αx + β y ) • z = (αx1 + βy1 , αx2 + βy 2 , K , αxn + βy n ) • ( z1 , z 2 , K , z n ) = ((αx1 + βy1 ).z1 + (αx2 + βy 2 ).z 2 + K + (αxn + βy n ).z n ) = (αx1 .z1 + βy1 .z1 + αx2 .z 2 + βy 2 .z 2 + K + αxn .z n + βy n .z n ) = ((αx1 .z1 + αx2 .z 2 + K + αxn .z n ) + (βy1 .z1 + βy2 .z 2 + K + βy n .z n )) = (α ( x1 .z1 + x2 .z 2 + K + xn .z n ) + β ( y1 .z1 + y 2 .z 2 + K + y n .z n )) = α (x • z ) + β (y • z )
x • (αy + βz ) = ( x1 , x2 , K , xn ) • (αy1 + βz1 , αy 2 + βz 2 , K , αy n + βz n ) = ( x1 .(αy1 + βz1 ) + x2 .(αy 2 + βz 2 ) + K + xn .(αy n + βz n ))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
= ( x1 .αy1 + x1 .βz1 + x2 .αy2 + + x2 .βz 2 + K + xn .αy n + xn .βz n ) = ( x1 .αy1 + x2 .αy 2 + K + xn .αy n + x1 .βz1 + x2 .βz 2 + K + xn .βz n ) = (α ( x1 . y1 + x2 . y 2 + K + xn . y n ) + β ( x1 .x1 + x2 .βx2 + K + xn .βxn )) = α (x • y ) + β (x • z ) .■
Definisi 2.2.3 Dua vektor x dan y adalah ortogonal jika x • y = 0.
Definisi 2.2.4 Norm atau panjang x pada vektor x = (x1, x2, …, xn) adalah fungsi real pada Rn dengan syarat: 1.
x ≥ 0 untuk setiap vektor di Rn.
2.
x = 0 jika dan hanya jika x adalah vektor nol 0.
3.
αx = α x untuk setiap vektor di Rn dan semua bilangan real α .
4.
x + y ≤ x + y untuk semua vektor x, y di Rn (ketidaksamaan segitiga).
Contoh 2.2.1 x pada vektor x = (x1, x2, …, xn) adalah x = ( x12 + x22 + ... + xn2 )1 / 2 = (x • x)1 / 2 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Definisi 2.2.5 Untuk vektor tak nol x dan y di R2 atau R3, perkalian titik x • y secara umum didefinisikan x • y = x y cos θ
…(1)
dimana θ ∈ [0, π ] adalah sudut antara x dan y.
x
θ y Untuk vektor x dan y di Rn dengan n > 3, formula (1) untuk perkalian titik tetap dapat digunakan jika cos θ didefinisikan. Untuk x, y ∈ Rn didefinisikan cos θ =
x•y x y
Teorema 2.2.1 Pertidaksamaan Cauchy – Schwarz untuk setiap vektor x dan y, x•y ≤ x y
Bukti : Apabila x dan y adalah vektor nol, maka 0 ≤ 0, dimana hal tersebut adalah benar untuk setiap x dan y. Jika x atau y (salah satunya) vektor tak nol, maka dari persamaan (1) didapatkan x • y = x y cos θ ≤ x y ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
karena cos θ ≤ 1 untuk setiap nilai pada θ .■
Pada pertidaksamaan Cauchy – Schwarz, − 1 ≤ cos θ ≤ 1 dan cos θ = 1 jika
hanya jika terdapat satu vektor yang merupakan kelipatan vektor lainnya.
Definisi 2.2.6
Jika x dan y adalah vektor di Rn, panjang atau jarak d (x, y ) di antara x dan y didefinisikan sebagai: 1
⎞2 ⎛ n d (x, y ) = x − y = ⎜ ∑ ( xi − yi ) 2 ⎟ ⎠ ⎝ i=1
Definisi 2.2.7
Bola B (x, r ) yang berpusat pada x dengan radius r adalah himpunan semua vektor y di Rn, dimana jarak dari x kurang dari r, maka
{
}
B(x, r ) = y ∈ R n y − x < r .
Definisi 2.2.8 Titik x pada sub himpunan D di Rn adalah titik dalam dari D jika terdapat r > 0, dimana bola B (x, r ) dalam D. Bagian dalam D o pada D adalah himpunan dari semua titik dalam dari D. Himpunan G di Rn terbuka jika G o = G , artinya, jika semua titik dalam himpunan adalah titik – titik dalam. Himpunan F di Rn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
tertutup jika F mencangkup setiap titik x sehingga terdapat barisan {x(k)} di F dengan lim x ( k ) − x = 0 . k →∞
Definisi 2.2.9 Himpunan D di Rn adalah terbatas jika terdapat suatu konstanta M > 0 sehingga x < M untuk setiap x∈D, artinya, D adalah terbatas jika dan hanya jika D termasuk dalam bola besar B(0, M) dengan pusat 0.
Contoh 2.2.1 Pada R2, himpunan F dengan komponennya adalah titik – titik tak negatif, yaitu F = {x = ( x1 , x2 ) ∈ R 2 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0}, adalah tertutup tapi tidak terbatas. Titik x = (x1, x2) pada F adalah titik dalam dari F jika dan hanya jika x1 > 0, x2 > 0 karena bola B(x, r) termasuk di dalam F walaupun r adalah bilangan positif terkecil dari x1, x2.▲
Definisi 2.2.10 Misalkan f (x) adalah fungsi yang bernilai real didefinisikan pada sub himpunan D di Rn. Titik x* di D adalah: a
Pembuat minimum mutlak untuk f (x) pada D jika f (x* ) ≤ f (x) untuk setiap x ∈ D;
b Pembuat minimum mutlak tegas untuk f (x) pada D jika f (x* ) < f (x) untuk setiap x ∈ D, dimana x ≠ x* ;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
c
Pembuat minimum relatif untuk f (x) jika terdapat bilangan positif δ sehingga f (x* ) ≤ f (x) untuk setiap x∈ D dimana x ∈ B (x* , δ ) ;
d Pembuat minimum relatif tegas untuk f (x) jika terdapat bilangan positif
δ sehingga f (x* ) < f (x) untuk setiap x∈ D dimana x ∈ B(x* , δ ) dan x ≠ x* ; e
Pembuat maksimum mutlak untuk f (x) pada D jika f (x* ) ≥ f (x) untuk setiap x ∈ D;
f
Pembuat maksimum mutlak tegas untuk f (x) pada D jika f (x* ) > f (x) untuk setiap x ∈ D, dimana x ≠ x* ;
g Pembuat maksimum relatif untuk f (x) jika terdapat bilangan positif δ sehingga f (x* ) ≥ f (x) untuk setiap x∈ D dimana x ∈ B (x* , δ ) ; h Pembuat maksimum relatif tegas untuk f (x) jika terdapat bilangan positif
δ sehingga f (x* ) > f (x) untuk setiap x∈ D dimana x ∈ B(x* , δ ) dan x ≠ x* ; i
Titik kritis untuk f (x) jika turunan parsial pertama dari f (x) ada pada x* dan
∂f * (x ) = 0 , i = 1, 2, …, n. ∂xi
Teorema 2.2.2 Misalkan f (x) adalah fungsi yang bernilai real dimana semua turunan parsial pertama dari f (x) ada pada sub himpunan D di Rn. Jika x* adalah titik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dari D yang adalah pembuat minimum relatif dari f (x) , maka x* adalah titik kritis dari f (x) , yaitu,
∂f * (x ) = 0 , i = 1, 2, …, n. ∂xi
Bukti : Karena x* = ( x1* , x2* ,..., xn* ) adalah pembuat minimum relatif untuk f (x) dan
titik dalam dari D, terdapat bilangan positif r sehingga bola B(x*, r) termasuk di dalam D dan f (x* ) ≤ f (x) untuk setiap x ∈ B(x*, r). Akan ditunjukkan ∂f * (x ) = 0 ; ∂xi Akan ditunjukkan
∂f * (x ) = 0 dengan menggunakan fungsi satu variabel, ∂xi
yaitu f ( x, x2* , x3* ,..., xn* ) . Dimana x2* , x3* ,..., xn* adalah variabel tetap fungsi tersebut. Misalkan fungsi satu variabel g (x) didefinisikan sebagai
g ( x) = f ( x, x2* , x3* ,..., xn* ) adalah terdiferensialkan dan memenuhi
g ( x1* ) ≤ g ( x) untuk setiap x
sedemikian sehingga x1* − r < x < x1* + r . Oleh sebab itu, x1* adalah pembuat minimum relatif untuk g (x) pada I = ( x1* − r , x1* + r ). Karena itu, jika x1* bukan titik akhir dari I, berdasarkan teorema 2.1.1 maka
g ′( x1* ) = 0 . Tetapi jika g ′( x1* ) =
∂f * * ∂f * (x ) x1 , x2 ,..., xn* = ∂x1 ∂x1
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
maka
∂f * ∂f * (x ) = 0 . Dengan cara yang sama dapat dibuktikan (x ) = 0 un∂xi ∂xi
tuk i = 1, 2, …, n .■
Teorema 2.2.3 Misalkan x* , x adalah titik pada Rn dan f(x) adalah fungsi n variabel dengan turunan pertama dan turunan parsial kedua pada suatu himpunan terbuka termasuk segmen garis [x* , x] = {w ∈ R n | w = x* + t (x − x* );0 ≤ t ≤ 1} . Maka terdapat z∈[ x* , x] sedemikian hingga
f (x) = f (x* ) + ∇f (x* ) • (x − x* ) + 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) .
Bukti : Jika dari formula Taylor
f ( x) = f ( x * ) + f ′( x * )( x − x * ) +
f ′′( z ) ( x − x* ) 2 2
…(2)
dapat ditunjukkan korespodensi formula Taylor untuk fungsi beberapa variabel, maka formula tersebut berlaku untuk fungsi beberapa variabel. Akan dimulai dengan kasus fungsi dua variabel. Misalkan f(x) = f(x1,x2) adalah fungsi yang didefinisikan pada R2 dan bahwa x* = ( x1* , x2* ) dan x = (x1,x2) adalah titik tetap. Didefinisikan ϕ (t ) untuk t ∈ R dengan
ϕ (t ) = f (x* + t (x − x* )) = f ( x1* + t ( x1 − x1* ), x2* + t ( x2 − x2* ))
…(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Maka ϕ (t ) adalah fungsi dari satu variabel t untuk t = 0 dan t = 1 sedemikian hingga
ϕ (0) = f (x* ) = f ( x1* , x2* ) ; ϕ (1) = f (x) = f ( x1 , x 2 ) . Jika ϕ ′(t ) and ϕ ′′(t ) adalah kontinu, maka dapat diimplikasikan formula Taylor (2) untuk ϕ (t ) pada titik t* = 0, t = 1. Dengan menggantikan
f ′(x* ) dengan ϕ ′(t * ) dan f ′′(x* ) dengan ϕ ′′( s ) sehingga dihasilkan f (x) = f (x* ) + ϕ ′(0)(1 − 0) +
ϕ ′′( s ) 2
(1 − 0) 2 ,
…(4)
dimana s adalah titik di antara 0 dan 1. Jika f(x) mempunyai turunan pertama dan turunan parsial kedua, maka ϕ (t ) mempunyai turunan pertama dan turunan parsial kedua dimana dapat dihitung dengan menggunakan aturan rantai sebagai berikut: Jika t ∈ R dan w = x* + t (x − x* ) , maka
ϕ (t ) = f (w ) = f (x* + t (x − x* )) = f ( x1* + t ( x1 − x1* ), x2 + t ( x2 − x2* )) . berdasarkan aturan rantai,
ϕ (t ) = f (x* + t (x − x* ))
ϕ ′(t ) =
∂f ∂f (x)( x1 − x1* ) + (x)( x2 − x2* ) ∂x2 ∂x1
= ∇f ( w ) • ( x − x * ) ,
…(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
⎛ ∂f ⎞ ∂f dimana ∇f (w ) = ⎜⎜ (w ), (w ) ⎟⎟ adalah gradien dari f(x) yang dievaluasi ∂x2 ⎝ ∂x1 ⎠ pada w. Dengan menggunakan aturan rantai, didapatkan
ϕ ′(t ) =
=
∂ ∂x1
⎡ ∂f ⎤ ∂f (w )( x1 − x1* ) + (w )( x2 − x2* )⎥ ( x1 − x1* ) + ⎢ ∂x2 ⎣ ∂x1 ⎦
∂ ∂x2
⎡ ∂f ⎤ ∂f (w )( x1 − x1* ) + (w )( x2 − x2* )⎥ ( x2 − x2* ) ⎢ ∂x2 ⎣ ∂x1 ⎦
∂2 f ∂2 f * 2 w − + ( )( x x ) 2 (w )( x1 − x1* )( x2 − x2* ) + 1 1 ∂x12 ∂x1∂x2 ∂2 f (w )( x2 − x2* ) 2 . ∂x22
Untuk ϕ ′′(t ) dapat ditunjukkan dengan formula matriks:
⎛ ∂2 f ⎞ ∂2 f ⎜ (w) (w) ⎟ 2 ∂x ∂x1∂x2 ⎟ ϕ ′′(t ) = ( x − x* , x − x* ) • ⎜⎜ 2 1 ⎟ 1 1 2 2 ∂ f ∂2 f (w) (w) ⎟ ⎜ 2 ∂x2 ⎝ ∂x2 ∂x1 ⎠
⎛ x1 − x1* ⎞ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ *⎟ ⎝ x2 − x 2 ⎠
= (x − x* ) • ( Hf (w )(x − x* )) ,
…(6)
dimana Hf(w) adalah matriks simetris 2 x 2 dari semua pasangan turunan parsial kedua terurut yang dievaluasi pada w. Gunakan (5) dan (6) untuk memperlihatkan (4) sebagai berikut:
f (x) = f (x* ) + ∇f (x* ) • (x − x* ) + 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) ,
…(7)
dimana z = x* + s (x − x* ) dan 0 ≤ s ≤ 1 . Formula Taylor ini berlaku untuk fungsi dua variabel. Hal ini benar untuk sembarang x dan x* di R2 jika f(x) mempunyai turunan pertama dan turunan parsial kedua pada R2. Seperti yang terlihat, gradien ∇f (x* ) memainkan peranan seperti turunan pertama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Hessian Hf(z) berperan seperti turunan kedua dalam teorema Taylor satu variabel. Jika f(x) = f(x1, x2,…, xn) adalah fungsi n variabel dengan turunan pertama dan turunan parsial kedua pada Rn dan jika gradien ∇f dari f(x) adalah n vektor ⎛ ∂f ∂f ∂f ⎞ ⎟ , sementara Hessian Hf dari f(x) adalah matriks n x n , ,..., ∇f = ⎜⎜ ∂xn ⎟⎠ ⎝ ∂x1 ∂x2
⎛ ∂2 f ⎜ 2 ⎜ ∂x1 ⎜ ∂2 f Hf = ⎜ ∂x ∂x ⎜ 2 1 ⎜ M ⎜ ∂2 f ⎜ ∂x ∂x ⎝ n 1
∂2 f ∂x1∂x2 ∂2 f ∂x22 M ∂2 f ∂xn ∂xn1
∂2 f ⎞ ⎟ ∂x1∂xn ⎟ ∂2 f ⎟ ⎟ ∂x2 ∂xn ⎟ , O M ⎟ ∂2 f ⎟ L ∂xn2 ⎟⎠ L
maka formula Taylor benar untuk semua pilihan x dan x* pada Rn. Jika fungsi f(x) tidak terdefinisi pada semua titik di Rn, maka formula Taylor tetap bernilai benar untuk x dan x* pada domain dari f(x), asalkan f(x) mempunyai turunan pertama dan turunan parsial kedua pada suatu himpunan terbuka termasuk segmen garis [x*, x], yaitu [x* , x] = {w | w = x* + t (x − x* );0 ≤ t ≤ 1} .■
Contoh 2.2.2
Tentukan maksimum dan minimum dari fungsi f ( x, y ) = x 2 + y 2 − x − y + 1
pada cakram D yaitu x 2 + y 2 ≤ 1 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Gambar 2.2.1 grafik fungsi f ( x, y ) = x 2 + y 2 − x − y + 1
i.
⎛ ∂f ∂f ⎞ = = 0 ⎟⎟ . Menentukan titik kritis ⎜⎜ ⎝ ∂x ∂y ⎠ ∂f = 2x − 1 ∂x 0 = 2x − 1
x = 12 . ∂f = 2y −1 ∂y
0 = 2y −1 y = 12 .
Sehingga (x, y) = ( 12 , 12 ) adalah titik kritis dari cakram terbuka U = {( x, y ) x 2 + y 2 ≤ 1} .
ii. Batas ∂U diparameterkan dengan c(t ) = (sin t , cos t ), 0 ≤ t ≤ 2π .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Sehingga f (c(t )) = sin 2 t + cos 2 t − sin t − cos t + 1 = 2 − sin t − cos t
= g (t ) . Untuk menentukan maksimum dan minimum dari f pada ∂U , g ′(t ) = 0 hanya jika
g ′(t ) = − cos t + sin t 0 = − cos t + sin t cos t = sin t ,
yaitu pada saat t =
π 5π ,
4
4
. Jadi nilai ekstrim dari f pada ∂U adalah pada
titik – titik c( π4 ), c( 54π ) , dan titik akhir c(0) = c(2π ) . iii. Menentukan nilai f.
f ( 12 , 12 ) = ( 12 ) 2 + ( 12 ) 2 − 12 − 12 + 1 = f (c( π4 )) = f ( f (c( 54π )) = f (−
2 2
2 2
) = ( 22 ) 2 + ( 22 ) 2 −
,
2 2
,−
2 2
) = (−
) + (−
2 2 2
2 2
−
) +
2 2 2
1 2
2 2
2 2
+1 = 2 − 2
+
2 2
+1 = 2 + 2
dan
f (c(0)) = f (c(2π )) = f (0,1) = (0) 2 + (1) 2 − 0 − 1 + 1 = 1 iv. Bandingkan semua nilai, maka didapatkan minimum mutlak yang terletak pada titik ( 12 , 12 ) dan maksimum mutlak yang terletak pada titik (−
2 2
,−
2 2
) .▲
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Teorema 2.2.2 merupakan cara untuk mengetahui apakah suatu titik x* di Rn adalah titik kritis. Namun pada teorema 2.2.2 tidak diketahui apakah titik x* tersebut adalah pembuat minimum / maksimum mutlak (tegas) atau pembuat minimum / maksimum relatif (tegas). Oleh sebab itu diperlukan cara lain yang lebih baik, yaitu teorema 2.2.4 yang dapat menentukan apakah pembuat maksimum / minimum (baik mutlak ataupun relatif) tersebut tegas atau tidak.
Teorema 2.2.4
Andaikan x* adalah titik kritis pada fungsi f(x) dengan turunan pertama dan turunan parsial kedua pada Rn, maka: a
x* adalah pembuat minimum mutlak untuk f(x) jika
(x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) ≥ 0 untuk setiap x ∈ Rn dan setiap z ∈ [x*, x]; b
x* adalah pembuat minimum mutlak tegas untuk f(x) jika
(x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) > 0 untuk setiap x ∈ Rn sedemikian hingga x ≠ x * dan setiap z ∈ [x*, x]; c
x* adalah pembuat maksimum mutlak untuk f(x) jika
(x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) ≤ 0 untuk setiap x ∈ Rn dan setiap z ∈ [x*, x]; d
x* adalah pembuat maksimum mutlak tegas untuk f(x) jika
(x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) < 0 untuk setiap x ∈ Rn sedemikian hingga x ≠ x * dan setiap z ∈ [x*, x].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Bukti :
Karena x* adalah titik kritis pada f(x), turunan parsial pertama pada f(x) adalah nol pada x* , maka ∇f (x * ) = 0. Oleh karena itu, jika x adalah sembarang titik pada Rn selain x* (berdasarkan teorema 2.2.3) maka
f (x) = f (x* ) + 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) ≥ 0 , dimana z ∈ [x*, x]. Persamaan ini menghasilkan setiap pernyataan yang ada pada teorema 2.2.4. Pada pernyataan (a) teorema di atas didapatkan
f (x) − f (x* ) = 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) ≥ 0 , dan juga, f(x) ≥ f( x* ) untuk setiap x ∈ Rn .
Pada pernyataan (b) teorema di atas didapatkan
f (x) − f (x* ) = 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) > 0 , dan juga, f(x) > f( x* ) untuk setiap x ∈ Rn sedemikian hingga x ≠ x * .
Pada pernyataan (c) teorema di atas didapatkan
f (x) − f (x* ) = 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) ≤ 0 , dan juga, f(x) ≤ f( x* ) untuk setiap x ∈ Rn.
Pada pernyataan (d) teorema di atas didapatkan
f (x) − f (x* ) = 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* ) < 0 , dan juga, f(x) < f( x* ) untuk setiap x ∈ Rn sedemikian hingga x ≠ x * .■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Pada pembuktian teorema 2.2.3 telah diketahui bahwa Hessian Hf(x) dari fungsi f(x) pada n variabel dengan turunan pertama dan turunan parsial kedua adalah matriks simetris n x n. Sehingga sembarang matriks (A) simetris n x n menentukan fungsi QA(y) pada Rn disebut bentuk kuadrat yang berhubungan dengan A
Q A = y • Ay , y ∈ R n . Jika f(x) adalah fungsi n variabel dengan turunan pertama dan turunan parsial kedua, dan jika H = Hf(z) adalah Hessian dari f(x) yang dievaluasi pada titik z, maka H adalah matriks simetris n x n. Untuk x, x* ∈ Rn, bentuk kuadrat QH yang berhubungan dengan H dievaluasi pada x − x * adalah
QH (x − x * ) = (x − x * ) • Hf (z )(x − x * ) . Hal ini tepat sama dengan pernyataan yang terdapat dalam teorema 2.2.4.
Definisi 2.2.11
Andaikan A adalah matriks simetris n x n dan Q A = y • Ay adalah bentuk kuadrat yang berhubungan dengan A. Maka A dan QA disebut: a. Semidefinit positif jika Q A = y • Ay ≥ 0 , untuk setiap y ∈ R n ; b. Definit positif jika Q A = y • Ay > 0 , untuk setiap y ∈ R n , y ≠ 0 ; c. Semidefinit negatif jika Q A = y • Ay ≤ 0 , untuk setiap y ∈ R n ; d. Definit negatif jika Q A = y • Ay < 0 , untuk setiap y ∈ R n , y ≠ 0 ; e. Tidak definit jika Q A = y • Ay > 0 , untuk suatu y ∈ R n dan Q A ( y ) < 0 untuk y ∈ R n lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Teorema 2.2.5
Andaikan x* adalah titik kritis dari fungsi f(x) dengan turunan pertama dan turunan parsial kedua pada Rn dan bahwa Hf(x) adalah Hessian dari f(x). Maka x* adalah:
a. Pembuat minimum mutlak untuk f(x) jika Hf(x) adalah semidefinit positif pada Rn; b. Pembuat minimum mutlak tegas untuk f(x) jika Hf(x) adalah definit positif pada Rn; c. Pembuat maksimum mutlak untuk f(x) jika Hf(x) adalah semidefinit negatif pada Rn; d. Pembuat maksimum mutlak tegas untuk f(x) jika Hf(x) adalah definit negatif pada Rn.
Bukti :
Hf (x) adalah Hessian dari f(x), maka: (a) berdasarkan definisi 2.2.11 Hf (x) adalah semidefinit positif jika
Q A = y • Ay ≥ 0 , karena QH (x − x * ) = (x − x * ) • Hf (z )(x − x * ) , maka berdasarkan teorema 2.2.4 x* adalah pembuat minimum mutlak. (b) berdasarkan
definisi
2.2.11
Hf (x)
adalah
definit
positif
jika
Q A = y • Ay > 0 , maka berdasarkan teorema 2.2.4 x* adalah pembuat minimum mutlak tegas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
(c) berdasarkan definisi 2.2.11 Hf (x) adalah semidefinit negatif jika QA = y • Ay ≤ 0 , maka berdasarkan teorema 2.2.4 x* adalah pembuat
maksimum mutlak. (d) berdasarkan
definisi
2.2.11
Hf (x)
adalah
definit
negatif
jika
Q A = y • Ay < 0 , maka berdasarkan teorema 2.2.4 x* adalah pembuat maksimum mutlak tegas.■
Teorema 2.2.6
⎛a Matriks simetris 2 x 2 A = ⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞ ⎟ adalah: a22 ⎟⎠
a. Definit positif jika dan hanya jika a12 ⎞ ⎟ > 0; a22 ⎟⎠
⎛a a11 > 0, det ⎜⎜ 11 ⎝ a12
b. Definit negatif jika dan hanya jika ⎛a a11 < 0, det ⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞ ⎟ > 0. a22 ⎟⎠
Bukti :
A adalah matriks simetris 2 x 2 ⎛a A = ⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞ ⎟ a22 ⎟⎠
maka bentuk asosiasi kuadrat dari A adalah
Q A (x) = x • Ax = a11 x 12 + 2a12 x 1 x 2 + a22 x 22 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Untuk setiap x ≠ 0 di R2, baik x = ( x1 ,0) dengan x1 ≠ 0 atau x = ( x1 , x2 ) dengan x2 ≠ 0 . Akan dianalisa untuk 2 kasus berikut: Kasus I. x = ( x1 ,0) dengan x1 ≠ 0 . Pada kasus ini, Q A (x) = a11 x12 maka Q A ( x) > 0 jika dan hanya jika a11 > 0 , sedangkan Q A (x) < 0 jika dan hanya jika a11 < 0 .
Kasus II. x = ( x1 , x2 ) dengan x2 ≠ 0 . Pada kasus ini, x1 = tx2 untuk suatu bilangan real t dan
[
]
Q A (x) = a11t 2 + 2a12t + a22 x22 = ϕ (t ) x22 , dimana ϕ (t ) = a11t 2 + 2a12t + a22 . Karena
x2 ≠ 0 , dapat dilihat bahwa
Q A ( x) > 0 untuk setiap x jika dan hanya jika ϕ (t ) > 0 untuk setiap t ∈ R.
ϕ ′(t ) = 2a11t + 2a12 ,
ϕ ′′(t ) = 2a11 , sehingga t * = −
a12 adalah titik kritis dari ϕ (t ) dan titik kritis tersebut adalah a11
pembuat minimum tegas jika a11 > 0 dan pembuat maksimum tegas jika a11 < 0 . Jika a11 > 0 dan jika t ∈ R , maka ⎛ a12 ⎞ ⎛a a2 1 ⎟⎟ = − 12 + a22 = det ⎜⎜ 11 a11 a11 ⎝ a12 ⎝ a11 ⎠
ϕ (t ) ≥ ϕ (t * ) = ϕ ⎜⎜ −
⎛a Jadi, jika a11 > 0 dan det⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞ ⎟. a22 ⎟⎠
…(8)
a12 ⎞ ⎟ > 0 , maka ϕ (t ) > 0 untuk setiap t ∈ R a22 ⎟⎠
dan membuat Q A ( x) > 0 untuk setiap x = ( x1 , x2 ) dengan x2 ≠ 0 . Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
kata lain, jika Q A ( x) > 0 untuk setiap x, maka ϕ (t ) > 0 untuk setiap t ∈ R dan sehingga a11 > 0 dan diskriminan dari ϕ (t ) ⎛a 4a122 − 4a11a22 = −4 det⎜⎜ 11 ⎝ a12 ⎛a adalah negatif, yaitu a11 > 0 dan det⎜⎜ 11 ⎝ a12 ⎛a Jika a11 < 0 pada (8) dan det ⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞ ⎟ a22 ⎟⎠
a12 ⎞ ⎟ >0. a22 ⎟⎠
a12 ⎞ ⎟ > 0 , maka ϕ (t ) < 0 untuk setiap a22 ⎟⎠
t ∈ R dan membuat Q A (x) < 0 untuk setiap x = ( x1 , x2 ) dengan x2 ≠ 0 . den-
gan kata lain jika Q A ( x) < 0 untuk setiap x, maka ϕ (t ) < 0 untuk setiap t ∈ R dan sehingga a11 < 0 dan diskriminan dari ϕ (t ) ⎛a 4a122 + 4a11a22 = 4 det ⎜⎜ 11 ⎝ a12 ⎛a adalah positif, yaitu a11 < 0 dan det⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞ ⎟ a22 ⎟⎠
a12 ⎞ ⎟ > 0 .■ a22 ⎟⎠
Definisi 2.2.12
Misalkan A adalah matriks simetris n x n. Didefinisikan Δ k adalah determinan dari sudut atas-tangan kiri submatriks k x k dari A untuk 1 ≤ k ≤ n . Determinan Δ k disebut principal minor ke-k dari A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
⎛ a11 ⎜ ⎜ a12 A = ⎜ a13 ⎜ ⎜ M ⎜a ⎝ 1n
a12 a22 a23 a2 n
Δ1 = a11 , a13 L a1n ⎞ ⎟ a23 L a2 n ⎟ ⎛ a11 a12 ⎞ ⎜⎜ ⎟, Δ = det 2 a12 a22 ⎟⎠ a33 L a3n ⎟ , dengan ⎝ ⎟ M ⎟ M a3n L amn ⎟⎠ Δ n = det A.
Teorema 2.2.7
Jika A adalah matriks simetris n x n dan jika Δ k adalah principal minor ke-k dari A untuk 1 ≤ k ≤ n , maka: a
A adalah definit positif jika hanya jika Δ k > 0 untuk k = 1,2,..., n ;
b
A adalah definit negatif jika hanya jika (−1) k Δ k > 0 untuk k = 1,2,..., n .
Bukti :
Untuk membuktikan teorema ini digunakan metode induksi matematis, yaitu dengan dibuktikannya untuk n = k hingga n = k + 1 adalah benar. Pada pembuktian ini cukup dibuktikan untuk n = 2 dan n = 3 , maka n = k adalah benar. Untuk n = 2 adalah benar berdasarkan teorema 2.2.6, maka akan dibuktikan untuk n = 3 .
Misalkan
⎛ a11 ⎜ A = ⎜ a12 ⎜a ⎝ 13
a12 a22 a23
a13 ⎞ ⎟ a23 ⎟ a33 ⎟⎠
adalah matriks simetris 3 x 3 dan
x = ( x1 , x2 , x3 ) adalah vektor tak nol pada R3. Maka salah satu dari kedua ka-
sus ini harus dipenuhi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Kasus I. ⎛a Jika x3 = 0 , maka x • Ax = ( x1 , x2 ) • ⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞⎛ x1 ⎞ ⎟⎜ ⎟ dan ( x1 , x2 ) ≠ (0,0) , sea22 ⎟⎠⎜⎝ x2 ⎟⎠
hingga berdasarkan teorema 2.2.6 menunjukkan a. x • Ax > 0 jika untuk setiap x ≠ 0 sedemikian sehingga x3 = 0 jika dan hanya jika Δ1 > 0, Δ 2 > 0 ; b. x • Ax < 0 jika untuk setiap x ≠ 0 sedemikian sehingga x3 = 0 jika dan hanya jika Δ1 < 0, Δ 2 > 0 .
Kasus II. Jika x3 ≠ 0 dan x2 = tx3 , x1 = sx3 untuk setiap bilangan real s, t, maka
(
)
x • Ax = x32 a11 s 2 + a22t 2 + a33 + 2a12 st + 2a13 s + 2a23t .
Sebagai akibatnya, karena x3 ≠ 0 diikuti dengan x • Ax > 0 untuk setiap x ≠ 0 sedemikian sehingga x3 ≠ 0 jika dan hanya jika
ϕ ( s, t ) = a11s 2 + a22t 2 + a33 + 2a12 st + 2a13 s + 2a23t > 0 untuk setiap bilangan real s, t. Pada penambahan, x • Ax < 0 untuk setiap x ≠ 0 sedemikian sehingga x3 = 0 jika daan hanya jika ϕ ( s, t ) < 0 untuk
setiap bilangan real s, t. Titik kritis dari ϕ ( s, t ) adalah solusi dari persamaan 0=
∂ϕ = 2a11s + 2a12t + 2a13 , ∂s
0=
∂ϕ = 2a12 s + 2a22t + 2a23 , ∂t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
yaitu, a11s + a12t = −a13 , a12 s + a22t = − a23 .
Persamaan tersebut mempunyai solusi yang unik ( s * , t * ) jika dan hanya jika ⎛a Δ 2 = det ⎜⎜ 11 ⎝ a12
a12 ⎞ ⎟≠ 0, a22 ⎟⎠
dan solusi unik ini didapatkan dari Aturan Cramer`s yaitu s* =
⎛− a 1 det ⎜⎜ 13 Δ2 ⎝ − a23
a12 ⎞ ⎟, a22 ⎟⎠
− a13 ⎞ ⎟. − a23 ⎟⎠
⎛a 1 det ⎜⎜ 11 Δ2 ⎝ a12
t* =
…(9)
Jika persamaan a11s * + a12t * + a13 = 0 dikalikan dengan s*dan persamaan a12 s * + a22t * + a23 = 0 dikalikan dengan t*:
( )
a11 s *
2
+ a12 s *t * + a13 s * = 0
( )
a12 s *t * + a22 t *
2
+ a23t * = 0
dan menambahkan kedua persamaan tersebut hingga menghasilkan
( )
a11 s *
2
( )
+ a12 s *t * + a13 s * + a12 s *t * + a22 t *
( )
a11 s *
2
( )
+ a22 t *
2
2
+ a23t * = 0
+ 2a12 s *t * + a13 s * + a23t * = 0 .
Akibatnya,
ϕ ( s * , t * ) = a13 s * + a23t * + a33 , dan sehingga (9) diimplikasikan bahwa jika Δ 2 ≠ 0 , maka ⎛ a11 ⎜ ϕ ( s , t ) = det⎜ a12 ⎜a ⎝ 13 *
*
a12 a22 a23
a13 ⎞ ⎟ det A Δ 3 . = a23 ⎟ = Δ Δ 2 2 a33 ⎟⎠
…(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
⎛ 2a Karena Hϕ ( s, t ) = det⎜⎜ 11 ⎝ 2a12
2a12 ⎞ ⎟ = 4Δ 2 , berdasarkan teorema 2.2.6 dan teo2a22 ⎟⎠
rema 2.2.5 yaitu ( s * , t * ) adalah pembuat minimum mutlak tegas untuk
ϕ ( s * , t * ) jika dan hanya jika Δ1 > 0, Δ 2 > 0 . Dengan cara yang sama, ( s * , t * ) adalah pembuat maksimum mutlak tegas untuk ϕ ( s * , t * ) jika dan hanya jika Δ1 < 0, Δ 2 > 0 .
Jika Δ1 > 0, Δ 2 > 0, Δ 3 > 0 , maka kesimpulan (a) pada kasus I menunjukkan bahwa jika x ≠ 0 dan x3 = 0 , maka x • Ax > 0 ; dengan kata lain, pada kasus II menunjukkan bahwa jika x ≠ 0 dan x3 ≠ 0 , x2 = tx3 , x1 = sx3 , maka x • Ax = x32ϕ ( s, t ) ≥ x32ϕ ( s * , t * ) = x32
Δ3 > 0. Δ2
Oleh karena itu, x • Ax > 0 untuk setiap x ≠ 0 jika Δ1 > 0, Δ 2 > 0, Δ 3 > 0 . Dengan kata lain, jika x • Ax > 0 untuk setiap x ≠ 0 , maka kesimpulan (a) dari kasus I menunjukkan bahwa Δ1 > 0, Δ 2 > 0 . Juga, jika x* = ( s * , t * ,1) , maka (10) menghasilkan
Δ3 = ϕ ( s * , t * ) = x • Ax > 0 , Δ2 maka Δ 3 > 0 . Hal ini membuktikan bagian (a) pada teorema 2.2.7. pembuktian bagian (b) pada teorema 2.2.7, bukti analog.■
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Teorema 2.2.8 Misalkan fungsi f(x) dengan turunan pertama dan turunan parsial kedua pada suatu himpunan D di Rn. Misalkan x* adalah titik dalam dari D dan x* adalah titik kritis dari f(x). Maka x* adalah: a
Pembuat minimum relatif tegas dari f(x) jika Hf( x* ) adalah definit positif.
b
Pembuat maksimum relatif tegas dari f(x) jika Hf( x* ) adalah definit negatif.
Bukti : Didefinisikan Δ k (x) adalah principal minor ke-k dari Hf (x) . Dari hipotesa diketahui Δ k (x * ) > 0 untuk k = 0, 1, 2, …,n. Karena turunan kedua dari f(x) adalah kontinu, maka setiap Δ k (x) adalah fungsi dari x yang kontinu. Karena
Δ k (x* ) > 0 , dari kekontinuitasan ditunjukkan bahwa terdapat suatu bilangan rk > 0 pada setiap k sedemikian sehingga Δ k (x) > 0 jika x − x* < rk . Himpunan r = min{r1 , r2 ,..., rn } dan perhatikan bahwa untuk setiap k = 0, 1, 2, …,n didapatkan Δ k (x) > 0 jika x − x* < r . Oleh karena itu, berdasarkan teorema 2.2.6, matriks Hf(x) adalah definit positif jika x − x* < r . Jika 0 < x − x* < r , maka berdasarkan teorema 2.2.3 didapatkan
f (x) = f (x* ) + ∇f (x* ) • (x − x* ) + 12 (x − x* ) • Hf (z )(x − x* )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
dimana z berada pada segmen garis x dan x*. Karena x − x * < r , maka didapatkan z − x* < r . Oleh sebab itu Hf(z) adalah definit positif. Akibatnya, jika 0 < x − x* < r , maka f (x) = f (x* ) + 0 + bilangan positif . Sehingga x − x* < r dan x ≠ x* menyatakan bahwa f (x) > f (x* ) , dimana x* adalah pembuat minimum relatif tegas dari f(x). Untuk x* pembuat maksimum relatif tegas, bukti analog.■
Contoh 2.2.4 f ( x1 , x2 ) = x13 + x23 − 3 x1 − 12 x2 + 20
Gambar 2.2.2 grafik fungsi f ( x1 , x2 ) = x13 + x23 − 3 x1 − 12 x2 + 20 ⎛ 3 x12 − 3 ⎞ ⎟ ∇f ( x ) = ⎜ 2 ⎜ 3 x − 12 ⎟ ⎝ 2 ⎠
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
⎛ 6x 0 ⎞ ⎟ Hf (x) = ⎜⎜ 1 6 x2 ⎟⎠ ⎝0 Menentukan titik kritis,
∂f (x) = 0 , i = 1, 2, maka ∂xi
∂f ( x) = 0 ∂x1
∂f ( x) = 0 ∂x2
3 x12 − 3 = 0
3 x22 − 12 = 0
x1 = ±1 Berdasarkan definisi 2.2.11
ϕ A (x) = x • Ax ⎛ 6 x 0 ⎞ ⎛ x1 ⎞ ⎟⎟ ⎜⎜ ⎟⎟ = ( x1 , x2 ) • ⎜⎜ 1 ⎝ 0 6 x2 ⎠ ⎝ x 2 ⎠
= ( x1 , x2 ) • (6 x12 ,6 x22 ) = 6 x13 + 6 x23
Untuk:
ϕ (1,2) = 6.13 + 6.2 3 = 54 ≥ 0, semidefinit positif.
ϕ (1,−2) = 6.13 + 12.(−2) 3 = −42 ≤ 0, semidefinit negatif.
ϕ (−1,2) = 6.(−1) 3 + 12.23 = 42 ≥ 0, semidefinit positif.
ϕ (−1,−2) = 6.(−1) 3 + 12.(−2) 3
x2 = ±2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
= −54 ≤ 0, semidefinit negatif.
Mencari nilai optimum:
f (1,2) = 13 + 2 3 − 3.1 − 12.2 + 20 = 2 f (1,−2) = 13 + (−2) 3 − 3.1 − 12.( −2) + 20 = 34 f (−1,2) = (−1) 3 + 2 3 − 3.( −1) − 12.2 + 20 = 6
f (−1,−2) = (−1) 3 + (−2) 3 − 3.(−1) − 12.(−2) + 20 = 38 Pembuat minimum relatif terjadi pada titik (1,2) dan (-1,2). Pembuat maksimum relatif terjadi pada titik (1,-2) dan (-1,-2).▲
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III ALGORITMA GENETIKA
Algoritma Genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis. Algoritma genetika pertama kali dikembangkan oleh John Holland (1975), dan mempunyai ciri-ciri istimewa, yaitu : (1) representasi string bit, (2) seleksi yang seimbang (proporsional), dan (3) rekombinasi (crossover) sebagai metode utama untuk menghasilkan individu baru.
A. Latar Belakang Biologi Semua makhluk hidup terdiri dari sel-sel, dimana setiap selnya terdapat kumpulan kromosom yang sama. Kromosom adalah untaian dari DNA dan membentuk model yang akan membedakan makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain. Sebuah kromosom terdiri dari gen-gen yang merupakan blok-blok dari DNA. Setiap gen terbentuk dari protein tertentu, yang mengkodekan sebuah trait (ciri bawaan), misalnya : warna mata, warna kulit, dan lain-lain. Kemungkinan untuk mengatur sebuah trait disebut allele, misalnya mengatur warna untuk mata. Setiap gen mempunyai posisi tersendiri pada kromosom, disebut dengan locus. Kumpulan dari materi-materi gen (pada semua kromosom) disebut genome. Kumpulan yang terdiri dari gen-gen pada genome, disebut genotipe (genotype). Sebelum melakukan reproduksi, pertama kali yang akan muncul adalah rekombinasi (crossover atau rekombinasi). Gen-gen pada induk (parents) akan
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
membentuk kromosom baru, yang merupakan kombinasi dari kromosomkromosom kedua induk, yang akan membentuk anak (offspring) yang dapat bermutasi. Mutasi merupakan penggantian suatu gen pada suatu elemen di dalam
DNA.
Perubahan
tersebut
mungkin
dikarenakan
kesalahan
penggandaan gen-gen dari induknya. Untuk menyelesaikan masalah yang ada, maka dicari solusi terbaik dari semua kemungkinan solusi yang ada. Kumpulan semua solusi yang memungkinkan tersebut berada dalam ruang pencarian (search space). Setiap titik di dalam ruang pencarian merupakan satu solusi yang memungkinkan (feasible solution). Setiap solusi yang memungkinkan dapat diberi pengenal dalam bentuk nilai atau fitness dari permasalahan yang ada. Proses pencarian solusi menjadi rumit karena tidak diketahui dimana harus mencari. Banyak metode yang dikenal untuk menemukan solusi yang layak, diantaranya adalah Algoritma Genetika (Genetic Algorithm) yang dibuat berdasarkan analogi mekanisme yang terjadi terhadap proses evolusi.
B. Struktur Umum Algoritma Genetika Algoritma Genetika merupakan metode optimasi yang berdasarkan pada fenomena alam yang dalam penelusurannya mencari titik optimal berdasarkan ide yang ada pada genetika dan teori Darwin (1809-1882) yaitu “survival of the fittest” yang menyatakan bahwa evolusi jenis-jenis spesies makhluk hidup dan ekosistemnya terjadi karena seleksi alam. Individu yang lebih kuat (fit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
akan memiliki tingkat survival dan tingkat reproduksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan individu yang kurang fit. Berbeda dengan teknik konvensional, algoritma genetika dimulai dengan memberikan himpunan awal (inisialisasi) dari solusi-solusi secara acak yang disebut populasi. Setiap individu pada populasi disebut kromosom (solusi yang masih berbentuk simbol), yang memodelkan sebuah solusi dari permasalahan yang ada. Kromosom yang berkembang setelah melalui beberapa iterasi disebut generasi. Setiap generasi kromosom dievaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fitness. Generasi yang terbentuk dari gabungan dua kromosom dari generasi sekarang dengan menggunakan operator rekombinasi atau dengan memodifikasikan kromosom dengan menggunakan operator mutasi disebut anak (offspring). Populasi generasi yang baru dibentuk dengan cara menyeleksi nilai fitness dari kromosom induk dan nilai fitness dari kromosom anak, serta menolak kromosom-kromosom yang lainnya sehingga ukuran (jumlah kromosom) populasi konstan. Kromosom yang paling fit atau kromosom yang mempunyai nilai fitness yang paling besar (untuk permasalahan maksimum) atau nilai fitness yang paling kecil (untuk permasalahan minimum), yang mempunyai probabilitas paling tinggi yang akan dipilih. Istilah-istilah yang digunakan dalam algoritma genetika, dijelaskan dalam tabel dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Istilah dalam algoritma
Keterangan.
genetika Populasi
Himpunan beberapa solusi.
Kromosom
Solusi.
Gen
Bagian dari kromosom.
Induk (parent)
Solusi yang akan dikenakan proses rekombinasi atau mutasi.
Anak (Offspring)
Solusi baru yang dihasilkan melalui proses rekombinasi atau mutasi.
Rekombinasi
Proses yang melibatkan dua solusi untuk mendapatkan solusi baru.
Mutasi
Proses yang melibatkan satu solusi untuk mendapatkan solusi baru.
Seleksi
Pemilihan kromosom yang baik Tabel 3.2.1 Tabel istilah dalam Algoritma Genetika.
Struktur umum algoritma genetika (Mitsuo Gen dan Runwei Cheng, 1997) dapat pula dideskripsikan seperti pada gambar 3.2.1 berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
crossover chromosomes encoding solutions
1100101010 1011101110 0011011001 1100110001
1100101010 1011101110
1100101110 1011101010 mutation 0011011001
0011001001
selection new population
evaluation offspring 1100101110 1011101010 0011001001 decoding solutions fitness computation
Gambar 3.2.1. Ilustrasi Algoritma Genetika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Keterangan gambar 3.2.1. Dalam menyelesaikan masalah, algoritma genetika diawali dengan menginisialisasikan himpunan solusi yang dibangkitkan secara acak. Himpunan solusi ini disebut populasi. Setiap individu pada populasi disebut kromosom yang menggambarkan sebuah solusi dari masalah yang akan diselesaikan. Sebuah kromosom dapat dinyatakan dalam simbol string misalnya kumpulan string bit. Kromosom-kromosom dapat berubah terus menerus disebut dengan regenerasi. Pada setiap generasi, kromosom dievaluasi dengan mengunakan alat ukur yang disebut fungsi fittnes (tingkat kesesuaian). Untuk membuat generasi berikutnya, kromosom-kromosom baru yang disebut offspring (keturunan) terbentuk dengan cara menggabung dua kromosom dari generasi sekarang dengan menggunakan operator crossover (rekombinasi) atau mengubah sebuah kromosom dengan menggunakan operator mutasi. Generasi baru dibentuk dengan cara seleksi yang dilakukan terhadap induk dan anak berdasarkan nilai fitness-nya dan menghilangkan yang lainnya. Kromosom-kromosom yang lebih sesuai memiliki probabilitas untuk dipilih. Setelah beberapa generasi, algoritma ini akan konvergen ke arah bentuk kromosom yang terbaik, dengan harapan dapat menyatakan solusi optimal dari permasalahan yang diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
C. Komponen-komponen Utama Algoritma Genetika 1. Teknik Penyandian Teknik penyandian meliputi penyandian gen dari kromosom. Satu gen biasanya akan mewakili satu variabel, dan dapat direpresentasikan dalam bentuk: string bit, pohon, array, bilangan real, daftar aturan, elemen permutasi, elemen program, atau representasi lainnya yang dapat diimplementasikan untuk operator genetika. Gambar 3.3.1.1 menunjukan representasi string bit. Biasanya penyandian kromosom
menggunakan
string biner. Setiap bit dalam string dapat merepresentasikan beberapa karateristik dari solusi.
0 1 0
1 0 0 1 10100111
Pengkodean nilai untuk variabel x1
Pengkodean nilai untuk variabel x2
Gambar 3.3.1.1 Representasi string bit
Pertama, variabel keputusan dikodekan ke dalam bentuk string biner. Panjang dari string tergantung pada ketepatan angkanya. Contohnya, domain dari xj adalah [aj, bj] dan ketepatan angkanya adalah 4 angka setelah desimal. Ketepatan tersebut diperlukan karena pada selang domain dari setiap variabel harus terbagi sedikitnya (bj-aj) × 10n (n=ketepatan angka) ukuran selang. Keharusan berapa bit (dinotasikan dengan mj) yang diperlukan untuk sebuah variabel dihitung dengan cara sebagai berikut : m j = 2 log[(b j − a j )10 n + 1]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
2 mj −1 < (b j − a j ) × 10 n ≤ 2 mj − 1 .
Pemetaan dari string biner ke bilangan real untuk variabel xj secara sederhana dan lengkap ditunjukkan sebagai berikut: x j = a j + desimal( substring j ) ×
bj − a j 2 mj − 1
dimana desimal (substringj ) menunjukkan nilai desimal dari substringj untuk variabel keputusan xj. Panjang kromosom keseluruhan adalah
n
∑m j =1
j
bit (dimana j adalah
banyaknya variabel yang digunakan) dan direpresentasikan sebagai berikut: 33 bit vj 000001010100101001 101111011111110 18 bit 15bit
Gambar 3.3.1.2 representasi panjang kromosom
Nilai biner
Nilai desimal
x1 000001010100101001
5417
x2 101111011111110
24318
Tabel 3.3.1.1 pemetaan nilai biner ke nilai real
2. Prosedur Inisialisasi Ukuran populasi tergantung dari permasalahan yang akan diselesaikan dan jenis operator genetika yang akan diimplementasikan. Setelah ukuran populasi ditentukan, kemudian dilakukan inisialisasi terhadap kromosom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
yang terdapat dalam populasi tersebut. Inisialisasi kromosom dilakukan secara acak, namun harus tetap memperhatikan domain solusi dan kendala permasalahan yang ada.
3. Fungsi Evaluasi (fitness function) Secara umum, fungsi evaluasi diturunkan dari fungsi objektif (fungsi tujuan) dengan nilai yang tidak negatif. Apabila ternyata fungsi tujuan memiliki nilai negatif, maka perlu ditambahkan suatu konstanta C agar nilai fitness yang terbentuk menjadi tidak negatif. Proses dari penentuan fitness dari sebuah kromosom terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1. Tukar kromosom genotip ke kromosom penotip. Artinya, tukar string biner ke nilai real relatif xk = (x1, x2), k = 0, 1, 2, …, ukuran populasi. 2. Hitung fungsi tujuan f(xk). 3. Tukar nilai dari fungsi tujuan ke fitness. Untuk permasalahan maksimum, nilai fitness sebanding dengan nilai fungsi tujuannya, eval (vk ) = f ( xk ), k = 0, 1, 2, ..., ukuran populasi . Dari penghitungan tersebut, akan dapat dilihat kromosom yang terkuat, mempunyai nilai fitness paling besar dan kromosom yang paling lemah, mempunyai nilai fitness yang paling kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
4. Seleksi Tujuan dari seleksi adalah untuk menentukan individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk dilakukan rekombinasi dan mutasi. Metode seleksi yang paling sering digunakan adalah Rank-based assignment, Roulette wheel selection (seleksi roda roulette), dan tournament selection (seleksi dengan turnamen). Seleksi akan menentukan individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk dilakukan rekombinasi dan bagaimana anak terbentuk dari individu-individu terpilih tersebut. 4.1. Seleksi Roda Rolet (roulette-wheel) Metode seleksi roda rolet merupakan metode yang paling sederhana, dan sering juga dikenal dengan nama stochastic sampling with replacement. Metode ini menirukan permainan roulette-wheel di mana masing-masing kromosom menempati potongan lingkaran pada roda rolet secara proporsional sesuai dengan nilai fitnessnya. Kromosom yang mempunyai nilai fitness lebih besar menempati potongan lingkaran yang lebih besar dibandingkan dengan kromosom bernilai fitness rendah. Gambar 3.4.1.1 ilustrasi sebuah contoh penggunaan metode roda roulette. K4
Kromosom K1 K2 K3 K4 Jumlah
Nilai Fitness 1 2 0.5 0.5 4
Probabilitas 0.25 0.5 0.125 0.125
K1
K3
K2
Gambar 3.4.1.1 Contoh penggunaan metode seleksi roda roulette.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Kromosom K1 mempunyai probabilitas 25% untuk dipilih setiap kali suatu kromosom dipilih (setiap roda diputar). Probabilitas masingmasing individu dapat dicari dari pembagian fitness masing-masing individu dengan total fitness dalam populasi. Seleksi dengan roda rolet berdasarkan skala fitness. Karena terpilihnya suatu kromosom dalam populasi untuk dapat berkembang biak
adalah
sebanding
dengan
fitnesnya,
maka
akan
terjadi
kecenderungan kromosom yang baik akan terpelihara terus sehingga dapat membawa ke hasil optimum lokal (konvergensi dini) ke suatu hasil yang bukan optimum global. Sebaliknya, jika semua kromosom dalam populasi mempunyai fitness yang hampir sama, maka seleksi ini akan menjadi seleksi yang bersifat acak.
4.2. Seleksi Ranking Seleksi dengan roda rolet sebelumnya memiliki kelemahan ketika fitness yang tersebar dalam populasi berbeda jauh misalnya jika fitness dari kromosom terbaik dalah 90% dari keseluruhan roda rolet, maka kromosom lain akan mempunyai kesempatan yang kecil untuk terpilih. Pada
seleksi
ranking,
pertama
dilakukan
merangkingkan
kromosom dalam populasi kemudian setiap kromosom menerima nilai fitness dari ranking tersebut. Kromosom yang terjelek akan mendapatkan nilai fitness 1, terjelek kedua mendapat nilai fitness 2 dan seterusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
sampai yang terbaik mendapatkan nilai fitness N (jumlah kromosom dalam populasi). Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada tabel. Kromosom
Fitnes
Fitnes Baru
B 5 1 D 5 2 E 5 3 C 10 4 A 15 5 Tabel 3.4.2.1 Contoh populasi dengan 5 kromosom yang diberi fitness baru
4.3. Seleksi Turnamen Seleksi turnamen
merupakan
jenis seleksi yang
divariasi
berdasarkan seleksi roda rolet dan seleksi ranking. Sejumlah k kromosom tertentu dari populasi dengan n kromosom (k ≤ n) dipilih secara acak dengan probabilitas yang sama. Dari k kromosom yang terpilih tersebut kemudian dipilih suatu kromosom dengan fitness terbaik, yang diperoleh dari hasil pengurutan rangking fitness kromosom-kromosom yang dipilih tersebut. Perbedaan dengan seleksi roda Roulette adalah bahwa pemilihan kromosom yang akan digunakan untuk berkembang biak tidak berdasarkan skala fitness dari populasi. Untuk k = 1, seleksi turnamen ini akan sama dengan seleksi secara acak karena hanya melibatkan satu kromosom. Untuk k = 2, maka dua kromosom dalam populasi akan dipilih secara acak, kemudian dari dua kromosom tersebut dipilih satu kromosom dengan fitness tersebut. Biasanya yang sering digunakan adalah untuk k = 2 tergantung dari ukuran populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
5. Operator Genetika Ada 2 operator genetika, yaitu: 5.2
Rekombinasi (crossover) Pada skripsi ini operator rekombinasi yang akan digunakan adalah rekombinasi bernilai biner. Rekombinasi bernilai biner terdiri dari : rekombinasi satu titik, rekombinasi banyak titik, dan rekombinasi seragam. Rekombinasi yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah rekombinasi satu titik. Pada rekombinasi satu titik, posisi rekombinasi k,(k = 1, 2, …, N-1) dengan N = panjang kromosom, diseleksi secara random. Variabel-variabel ditukar antar kromosom pada titik tersebut untuk menghasilkan anak (Gambar 3.5.1.1). induk 011 000111101
anak 011 001010100
111 001010100
111 000111101
Gambar 3.5.1.1 Rekombinasi satu titik.
Pertama, ditentukan terlebih dahulu probabilitas rekombinasi, pada skripsi ini probabilitas rekombinasi adalah 0.25 dengan harapan 25% dari kromosom akan mengalami rekombinasi. Dibangkitkan bilangan dari selang [0, 1] secara acak sebanyak jumlah populasi, jika bilangan tersebut kurang dari 0.25, maka bilangan tersebut terpilih untuk menjadi induk. Setidaknya dua kromosom yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
terpilih untuk menjadi induk. Bilangan tersebut akan menentukan populasi ke-berapa yang akan menjadi induk. Setelah induk terpilih, bangkitkan posisi rekombinasi atau pos secara acak dari selang [1, panjang kromosom-1]. Tukar kromosom dari induk1 ke induk2 pada pos yang telah ditentukan. Hasil yang didapat dinamakan anak.
5.2
Mutasi Setelah mengalami proses rekombinasi, pada anak dapat dilakukan mutasi. Variabel anak dimutasi dengan menambahkan nilai random yang sangat kecil, dengan probabilitas rendah. Peluang mutasi (pm) didefinisikan sebagai presentasi dari jumlah total gen pada populasi yang mengalami mutasi. Kromosom hasil mutasi harus diperiksa, apakah masih berada dalam domain solusi, dan bila perlu bisa dilakukan perbaikan. Mutasi berperan untuk menggantikan gen yang hilang dari populasi akibat proses seleksi yang memungkinkan munculnya kembali gen yang tidak muncul pada inisialisasi populasi. Mutasi terdiri dari mutasi bernilai real dan mutasi bernilai biner. Mutasi yang akan digunakan pada skripsi ini adalah mutasi biner. Langkah-langkah dari mutasi biner adalah ; i. Hitung jumlah gen pada populasi (panjang kromosom dikalikan dengan ukuran populasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
ii. Tentukan probabilitas mutasi. Pada skripsi ini probabilitas yang digunakan adalah 0.01, sehingga diharapkan 1% dari jumlah gen mengalami mutasi. iii. Secara acak tentukan posisi mutasi, nomor kromosom, nomor bit, dan bilangan dari selang [0, 1]. iv. Ganti nilai gen (0 ke 1, atau 1 ke 0) dari kromosom yang akan dimutasi tersebut.
Hasil dari mutasi disebut anak. Hasil dari mutasi dan rekombinasi dimasukkan ke dalam populasi baru yang kemudian akan dihitung nilai fitness-nya. Nilai fitness yang terbaik akan masuk ke dalam populasi sebelumnya Agar populasi tetap konstan, maka kromosom yang mempunyai nilai fitness yang terburuk akan digantikan dengan kromosom anak yang mempunyai nilai fitness terbaik.
6. Penentuan Parameter Yang dimaksud dengan parameter disini adalah parameter kontrol Algoritma Genetika, yaitu ukuran populasi (popsize), peluang rekombinasi (Pc), dan peluang mutasi (Pm). Nilai parameter ditentukan dengan berdasarkan permasalahan yang akan diselesaikan. Ada beberapa rekomendasi yang bisa digunakan, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
i.
Untuk permasalahan yang memiliki kawasan solusi cukup besar, De Jong merekomendasikan untuk nilai parameter kontrol: (uk_populasi; pc; pm) = (50; 0.6; 0.001).
ii.
Bila rata-rata fitness setiap generasi digunakan sebagai indikator, maka Grefenstette merekomendasikan: (uk_populasi; pc; pm) = (30; 0.95; 0.01).
iii.
Bila fitness dari individu terbaik dipantau pada setiap generasi, maka diusulkan: (uk_populasi; pc; pm) = (80; 0.45; 0.01).
iv.
Ukuran populasi sebaiknya tidak lebih kecil dari 30, untuk sembarang jenis permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV OPTIMASI FUNGSI TANPA KENDALA DENGAN ALGORITMA GENETIKA
Pada bab ini akan diberikan contoh-contoh dari permasalahan optimasi pemrograman tak linear fungsi dua variabel tanpa kendala. Permasalahan-permasalahan tersebut akan diselesaikan dengan teknik konvensional menggunakan kalkulus, serta dengan Algoritma Genetika.
Contoh 4.1 Permasalahan optimasi tanpa kendala diberikan sebagai berikut: Maksimumkan f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
0.1 ≤ x1 ≤ 10 4 .5 ≤ x 2 ≤ 9
Temukan nilai optimum dengan menggunakan Algoritma Genetika dan dengan teknik konvensional.
a) Dengan Teknik Konvensional (Kalkulus).
f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 , dengan 0.1 ≤ x1 ≤ 10 , 4.5 ≤ x2 ≤ 9
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Gambar 4.1 grafik fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
Menentukan titik kritis: ⎛ 2 x + 2 x2 ⎞ ⎟⎟ ∇f = ⎜⎜ 1 ⎝ 2 x1 + 2 x2 ⎠
⎛ 2 2⎞ ⎟⎟ Hf = ⎜⎜ ⎝ 2 2⎠ ∂f ( x) = 0 ∂ ∂f ( x1 ) = 2 x1 + 2 x2 ∂
∂f ( x2 ) = 2 x1 + 2 x2 ∂
0 = 2 x1 + 2 x2
0 = 2 x1 + 2 x2
x1 = − x2
x1 = − x2
Titik kritis tidak diketahui. Berdasarkan teorema 2.1.2, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Untuk f(0.1, 4.5)
f (x ) = (0.1) 2 + 2(0.1) 2 (4.5) + (4.5) 2 = 0.01 + 0.9 + 20.25
= 21.16
Untuk f(10, 9) f (x ) = (10) 2 + 2(10) 2 (9) + (9) 2 = 100 + 180 + 81
= 361
Nilai maksimum 361, dan nilai minimum 21.16.
b) Dengan Algoritma Genetika.
Representasi Masalah Misalkan ketepatan angka untuk menyelesaikan permasalahan optimasi di atas adalah empat tempat setelah desimal. Dan iterasi yang akan dicapai adalah 100 iterasi. Jumlah populasi yang akan terjadi adalah 10, akan ditentukan berapa bit yang harus digunakan untuk variabel x1 dan x2 : m1 = 2 log[(batas bawah − batas atas)10 4 + 1]= 2 log[(10 − 0.1)10 4 + 1] = 16.59 ≈ 17 (10-0.1) × 104 = 99,000 216 < 99,000 ≤ 217 m1 = 2 log[(batas bawah − batas atas)10 4 + 1]= 2 log[(9 − 4.5)10 4 + 1] = 15.45 ≈ 16 (9-4.5) × 104 = 45,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
215 < 45,000 ≤ 216 Total bit dalam tiap kromosom (panjang kromosom) adalah (17 + 16)bit = 33 bit. Untuk rekombinasi dan mutasi akan diuji pada probabilitas rekombinasi antara 0.2 hingga 0.5, dan mutasi pada probabilitas 0.01 hingga 0.1. Sehingga, rekombinasi kromosom akan terjadi apabila bilangan acak rekombinasi [0, 1] lebih kecil atau sama dengan probabilitas rekombinasinya. Begitu pula dengan mutasi, apabila bilangan acak mutasi [0, 1] lebih kecil atau sama dengan probabilitas mutasi, maka mutasi kromosom akan terjadi. Dari 10 percobaan akan dicari nilai maksimum yang mempunyai selisih 5% dari teknik konvensional. Setiap percobaan diuji pada 100 generasi.
Untuk permasalahan maksimum:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Pc = 0.2 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan
tidak ada yang memenuhi
348.1101 347.9697 348.1439
(9.9578, 8.6999) (9.9578, 8.6999) (9.9587, 8.6953)
1 2 1
tidak terjadi
Tabel 4.1 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan
probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.2 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.1 dan gambar 4.2 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.07.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Pm
Pc = 0.25 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan
tidak ada yang memenuhi
343.7628
(9.9587, 8.6999) tidak terjadi
2
Tabel 4.2 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan
probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0.08
0.09
0.1
Probabilitas Mutas i
Gambar 4.3 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.2 dan gambar 4.3 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.09.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Pm
Pc = 0.3 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan
tidak ada yang memenuhi
348.1439 348.1439 348.1491 335.6864 347.5269
(9.9587, 8.6999) (9.9587, 8.6999) (9.9587, 8.7001) (9.3393, 8.9824) (9.9421, 86999)
1 1 2 1 1
Tabel 4.3 Tabel nilai maksimum fungsi dengan probabilitas rekombinasi
0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.4 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.3 dan gambar 4.4 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Pm
Pc = 0.35 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan
tidak ada yang memenuhi
358.67 348.1439 348.2313 348.1439
(9.9574, 8.9812) (9.9587, 8.6999) tidak terjadi (9.9610, 8.6999) (9.9568, 8.6999)
1 1 3 2
Tabel 4.4 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan
probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.5 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.4 dan gambar 4.5 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.09.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Pm
Pc = 0.4 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan
tidak ada yang memenuhi 343.6813 (9.8762, 8.6624) tidak ada yang memenuhi 348.1439 (9.9587, 8.6999) tidak ada yang memenuhi 346.3638 (9.9484, 8.6624) 358.6958 (9.9581, 8.9812) 348.096 (9.9574, 8.6999) 348.1468 (9.9588, 8.6999)
1 2 1 2 1 1
Tabel 4.5 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan
probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.6 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.5 dan gambar 4.6 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Pm
Pc = 0.45 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan
tidak ada yang memenuhi 348.1439 348.2249 348.1496 359.0371 349.5406 348.1439
(9.9587, 8.6999) (9.9433, 8.7175) (9.9588, 8.6999) (9.9484, 8.9999) (9.9961, 8.6999) (9.9587, 8.6999)
1 1 1 1 2 1
Tabel 4.6 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan
probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.7 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.6 dan gambar 4.7 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.5 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 348.14398 (9.9587, 8.6999)
Banyak Percobaan 1
tidak ada yang memenuhi
343.3662 350.2321
(9.8325, 8.6976) (9.9970, 8.7175)
1 3
Tabel 4.7 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan
probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.8 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.7 dan gambar 4.8 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Dari grafik-grafik di atas, terlihat bahwa nilai maksimum yang mendekati dengan pencarian teknik konvensional serta mengalami percobaan terbanyak adalah dengan menggunakan probabilitas mutasi 0.08. Akan dilihat berdasarkan probabilitas mutasi (pada probabilitas mutasi 0.08).
Pc 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
Pm = 0.08 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 348.1439 (9.9587, 8.6953) tidak ada yang memenuhi 348.1491 (9.9587, 8.7001) tidak ada yang memenuhi 358.6958 (9.9581, 8.9812) 359.0371 (9.9484, 8.9999) tidak ada yang memenuhi
Banyak Percobaan 1 2 2 2
Tabel 4.8 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22 dengan
probabilitas rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binas i
Gambar 4.9 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = x12 + 2 x1 x2 + x22
dengan probabilitas rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Dari tabel 4.8 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.4 dan 0.45 dengan probabilitas mutasi 0.08.
Contoh 4.2
Permasalahan optimasi tanpa kendala diberikan sebagai berikut: f (x1 , x2 ) = 3x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 Temukan nilai optimum dengan menggunakan Algoritma Genetika dan dengan teknik konvensional.
Gambar 4.10 grafik fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
a) Dengan Teknik Konvensional (Kalkulus)
Menentukan titik kritis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
⎛ 6 x x − 2 x1 ⎞ ⎟ ∇f = ⎜⎜ 12 2 2⎟ ⎝ 3 x1 − 27 x2 ⎠
∂f ( x) = 0 ∂ ∂f ( x2 ) = 3 x12 − 27 x22 ∂
∂f ( x1 ) = 6 x1 x2 − 2 x1 ∂
0 = x12 − 9 x22
0 = x1 (3 x2 − 1)
x1 = 0 atau x2 =
1 3
untuk x1 = 0 , x2 = 0 untuk x2 = 1 , x1 = ±1 . 3
f(x) mempunyai tiga titik kritis, yaitu: p1 = (0,0), p2 = (1, 1 ), p3 = (−1, 1 ) 3 3
Dengan berdasarkan teorema 2.2.6, maka
∂f ( x1 x1 ) = 6 x1 − 2 ∂ ∂f ( x1 x2 ) = 6 x1 ∂ ∂f ( x2 x2 ) = −54 x2 ∂ ⎛ ∂f ⎜ ∂x x Δf (x) = ⎜ 1 1 ⎜ ∂f ⎜ ∂x x ⎝ 1 2
∂f ⎞ ⎟ ∂x1 x2 ⎟ ∂f ⎟ ∂x2 x2 ⎟⎠
⎛ ∂f ⎞ ∂f ∂f ⎟ − ⎜⎜ = ∂x1 x1 ∂x2 x2 ⎝ ∂x1 x2 ⎟⎠
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
= (6 x1 − 2)(−54 x2 ) − (6 x1 ) 2
= −36 x1 + 324 x1 x2 + 108 x2 2
Untuk p1 = (0,0), Δf (x) = 0 ; p1 tidak memberikan penyelesaian.
p2 = (1, 1 ), Δf (x) = 108 > 0 ; berdasarkan teorema 2.2.7 Δf (x) 3
definit
positif. p3 = (−1, 1 ), Δf (x) = −108 < 0 ; berdasarkan teorema 2.2.7 Δf (x) definit 3 negatif.
Pada titik (1, 1 ), (−1, 1 ) akan diuji dengan menggunakan definisi 2.2.11. 3 3 Q A = x • Ax , dengan A = Δf (x) 6 x1 ⎞ ⎛ 6x − 2 ⎟ = ( x1 , x2 ) • ⎜⎜ 2 − 54 x2 ⎟⎠ ⎝ 6 x1
⎛ x1 ⎞ ⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ x2 ⎠
= ( x1 , x2 ) • (6 x1 x2 − 2 x1 + 6 x1 x2 , 6 x12 − 54 x22 ) = 12 x12 x2 + 4 x12 − 54 x23
Berdasarkan definisi 2.2.11, maka
( )
( )
3
Untuk titik (1, 1 ) : Q A (x) = 12 1 + 4 − 54 1 = 6 > 0 adalah pembuat 3 3 3 minimum relatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
( )
( )
3
Untuk titik (−1, 1 ) : QA (x) = 12 1 + 4 − 54 1 = 6 > 0 adalah pembuat 3 3 3 minimum relatif.
Mencari nilai optimum Untuk f (1, 1 ) 3 f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 = 3.12. 13 − 9.( 1 3 ) 3 − 12 + 1 = 0.66
Untuk f (−1, 1 ) 3 f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 = 3.(−1) 2 . 1 3 − 9.( 1 3 ) 3 − (−1) 2 + 1 = 0.66
Minimum relatif terjadi pada titik (1, 1 ), (−1, 1 ) . 3 3
b) Dengan Algoritma Genetika Representasi Masalah Misalkan ketepatan angka untuk menyelesaikan permasalahan optimasi di atas adalah empat tempat setelah desimal. Dan iterasi yang akan dicapai adalah 100 iterasi. Jumlah populasi yang akan terjadi adalah 10, akan ditentukan berapa bit yang harus digunakan untuk variabel x1 dan x2 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
m1 = 2 log[(batas bawah − batas atas)10 4 + 1]= 2 log[(1 + 1)10 4 + 1] = 14.2878 ≈ 15 (1+1) × 104 = 20,000 214 < 20,000 ≤ 215 m2 = 2 log[(batas bawah − batas atas)10 4 + 1]= 2 log[(1 + 1)10 4 + 1] = 14.2878 ≈ 15 (1+1) × 104 = 20,000 214 < 20,000 ≤ 215 Total bit dalam tiap kromosom (panjang kromosom) adalah (15 + 15)bit = 30 bit. Untuk rekombinasi dan mutasi akan diuji pada probabilitas rekombinasi antara 0.2 hingga 0.5, dan mutasi pada probabilitas 0.01 hingga 0.1. Sehingga, rekombinasi kromosom akan terjadi apabila bilangan acak rekombinasi [0, 1] lebih kecil atau sama dengan probabilitas rekombinasinya. Begitu pula dengan mutasi, apabila bilangan acak mutasi [0, 1] lebih kecil atau sama dengan probabilitas mutasi, maka mutasi kromosom akan terjadi. Dari 10 percobaan akan dicari nilai maksimum yang mempunyai selisih 0.5% dari teknik konvensional. Dan nilai minimum yang mempunyai selisih 5% dari teknik konvensional. Setiap percobaan diuji pada 100 generasi.
Untuk permasalahan maksimum:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Pc = 0.2 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 0.9958 (0.0645, 0.0001) 0.9971 (0.0500, 0.0444) 0.9955 (0.0666, 0.0418) 1 (0.0002, 0.0001) 0.9958 (0.0666, 0.0209) 0.9992 (0.0041, 0.0444) 1 (0.0001, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0001) 0.9961 (0.0626, 0.0055) 1 (0.0000, 0.0055)
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan 6 5 4 4 6 8 8 5 5 6
Tabel 4.9 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
9
Banyak Percobaan
8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutas i
Gambar 4.11 Grafik terjadinya nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.9 dan gambar 4.11 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.06 dan 0.07.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.25 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 0.9957 (0.0666, 0.0165) 0.9957 (0.0666, 0.0110) 0.9983 (-0.0417, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0007) 1 (0.0041, 0.0006) 1 (0.0041, 0.0006) 1 (0.0041, 0.0105) 1 (0.0041, 0.0002) 1 (0.0041, 0.0082) 1 (0.0001, 0.0001)
Banyak Percobaan 5 5 5 6 5 6 6 8 8 3
Tabel 4.10 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
9
Banyak Percobaan
8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.1
Probabilitas Mutasi
Gambar 4.12 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.10 dan gambar 4.12 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08 dan 0.09.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.3 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 0.9989 (0.0334, 0.0110) 0.9992 (0.0013, 0.0444) 1 (0.0041, 0.0001) 0.9983 (0.0333, 0.0444) 0.9992 (0.0041, 0.0444) 1 (0.0041, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0001) 1 (0.0000, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0001) 0.9992 (0.0041, 0.0444)
Banyak Percobaan 6 6 7 5 8 5 7 8 4 7
Tabel 4.11 Tabel nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
9
Banyak Percobaan
8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.13 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.11 dan gambar 4.13 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.05 dan 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Tabel 4.12
Pc = 0.35 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 0.9971 (0.0500, 0.0444) 0.9958 (0.0666, 0.0193) 0.9996 (0.0208, 0.0082) 1 (0.0042, 0.0001) 0.9975 (0.0500, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0006) 0.9997 (0.0187, 0.0014) 1 (0.0041, 0.0001) 1 (0.0000, 0.0001) 1 (0.0002, 0.0001)
Banyak Percobaan 6 6 7 6 2 5 7 7 8 7
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
9
Banyak Percobaan
8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.1
Probabilitas Mutasi
Gambar 4.14 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.12 dan gambar 4.14 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.09.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Tabel 4.13
Pc = 0.4 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 0.9975 (0.0500, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0009) 0.9992 (0.0041, 0.0444) 1 (0.0041, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0110) 0.9992 (0.0041, 0.0444) 0.9992 (0.0041, 0.0444) 1 (0.0041, 0.0110) 0.9992 (0.0041, 0.0444) 0.9993 (0.0041, 0.0418)
Banyak Percobaan 5 6 4 3 6 7 5 9 5 6
Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.15 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.13 dan gambar 4.15 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.45 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 0.9983 (0.0333, 0.0444) 1 (0.0020, 0.0006) 1 (0.0041, 0.0002) 1 (0.0041, 0.0014) 1 (0.0002, 0.0001) 0.9989 (0.0333, 0.0110) 1 (0.0002, 0.0004) 0.9999 (0.0040, 0.0165) 0.9989 (0.0332, 0.0105) 1 (0.0041, 0.0110)
Banyak Percobaan 4 6 7 4 8 2 7 9 7 8
Tabel 4.14 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.16 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.14 dan gambar 4.16 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.5 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 0.9976 (0.0500, 0.0082) 1 (0.0041, 0.0055) 1 (0.0041, 0.0136) 0.9971 (0.0498, 0.0444) 1 (0.0001, 0.0001) 1 (0.0020, 0.0001) 0.9992 (0.0052, 0.0444) 1 (0.0001, 0.0055) 0.9957 (0.0666, 0.0139) 0.9997 (0.0177, 0.0027)
Banyak Percobaan 7 6 9 7 6 7 8 6 5 8
Tabel 4.15 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.17 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.15 dan gambar 4.17 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.03. Dari gambar di atas, terlihat bahwa pada probabilitas mutasi 0.08 percobaan lebih banyak terjadi untuk mendapatkan solusi optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Untuk permasalahan minimum: Pc = 0.2 Nilai Terkecil Pada Titik 10 kali Percobaan 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0002 (-1.0000, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000)
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Banyak Percobaan 4 3 4 5 2 4 3 6 4 2
Tabel 4.16 Tabel nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.18 Grafik terjadinya nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.1 dan gambar 4.18 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.25 Nilai Terkecil Pada Titik 10 kali Percobaan 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0002 (-1.0000, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0004 (-0.9999, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000)
Banyak Percobaan 4 5 4 4 3 2 2 2 4 3
Tabel 4.17 Tabel nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutas i
Gambar 4.19 Grafik terjadinya nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.17 dan gambar 4.19 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.02.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.3 Nilai Terkecil Pada Titik 10 kali Percobaan 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0413 (-0.9792, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000)
Banyak Percobaan 5 2 5 1 3 1 3 1 3 6
Tabel 4.18 Tabel nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.20 Grafik terjadinya nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.18 dan gambar 4.20 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.35 Nilai Terkecil Pada Titik 10 kali Percobaan 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0084 (-0.9959, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0006 (-0.9998, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000)
Banyak Percobaan 4 1 2 5 2 4 4 6 4 1
Tabel 4.19 Tabel nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutas i
Gambar 4.21 Grafik terjadinya nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.19 dan gambar 4.21 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Tabel 4.20
Pc = 0.4 Nilai Terkecil Pada Titik 10 kali Percobaan 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0002 (-1.0000, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0063 (-0.9969, 0.0001)
Banyak Percobaan 2 3 3 4 4 2 3 1 3 1
Tabel nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutas i
Gambar 4.22 Grafik terjadinya nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.20 dan gambar 4.22 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.04 dan 0.05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.45 Nilai Terkecil Pada Titik 10 kali Percobaan 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.001 (-0.9334, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000)
Banyak Percobaan 3 2 3 4 3 5 4 6 5 2
Tabel 4.21 Tabel nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutas i
Gambar 4.23 Grafik terjadinya nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.21 dan gambar 4.23 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Pm 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
Pc = 0.5 Nilai Terkecil Pada Titik 10 kali Percobaan 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0.0043 (-0.9980, 0.0001) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000) 0 (-1.0000, 0.0000)
Banyak Percobaan 3 4 4 2 5 1 4 2 1 2
Tabel 4.22 Tabel nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
10
Banyak Percobaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.24 Grafik terjadinya nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1.
Dari tabel 4.22 dan gambar 4.24 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Dari grafik-grafik di atas, terlihat bahwa nilai maksimum dan minimum yang mendekati dengan pencarian teknik konvensional adalah dengan menggunakan probabilitas mutasi 0.08. Akan dilihat berdasarkan probabilitas mutasi (pada probabilitas mutasi 0.08).
Pc 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
Pm = 0.08 Nilai Terbesar Pada Titik 10 kali Percobaan 1 (0.0041, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0002) 1 (0.0000, 0.0001) 1 (0.0041, 0.0001) 0.9999 (0.0040, 0.0165) 1 (0.0001, 0.0055) 1 (0.0041, 0.0110)
Banyak Percobaan 5 8 8 7 9 6 9
Tabel 4.23 Tabel nilai maksimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Pr o b ab i l i t as R eko mb i nasi
Gambar 4.25 Grafik terjadinya nilai maksimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Pm = 0.08 Nilai Terbesar Pada Pc Titik 10 kali Percobaan 0.2 0 (-1.0000, 0.0000) 0.25 0.0004 (-0.9999, 0.0001) 0.3 0.0413 (-0.9792, 0.0001) 0.35 0 (-1.0000, 0.0000) 0.4 0 (-1.0000, 0.0000) 0.45 0 (-1.0000, 0.0000) 0.5 0 (-1.0000, 0.0000)
Banyak Percobaan 6 2 1 6 6 2 6
Tabel 4.24 Tabel nilai minimum fungsi f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1
Banyak Percobaan
dengan probabilitas rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binasi
Gambar 4.26 Grafik terjadinya nilai minimum f (x1 , x2 ) = 3 x12 x2 − 9 x23 − x12 + 1 dengan probabilitas rekombinasi 0.2-0.5 dan probabilitas mutasi 0.08.
Dari tabel 4.23 dan gambar 4.24 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.45 dengan probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Contoh 4.3 Permasalahan optimasi tanpa kendala diberikan sebagai berikut: Maksimumkan f (x1, x2 ) = x1 e − ( x1 + x2 ) 2
2
− 3 ≤ x1 ≤ 2 0 ≤ x2 ≤ 2
Gambar 4.27 grafik fungsi f (x1, x2 ) = x1 e − ( x1 + x2 ) 2
2
Temukan nilai maksimum dengan menggunakan teknik konvensional dan
a) Dengan Teknik Konvensional (Kalkulus)
Menentukan titik kritis : ⎛ (2 x + x 2 )e − ( x1 + x2 ) ⎞ ∇f = ⎜ 1 2 1 − ( x 2 + x 2 ) ⎟ ⎜ − 2x x e 1 2 ⎟ ⎝ ⎠ 1 2 2
⎛ 2(− x 3 − x 2 + x + 1)e − ( x12 + x22 ) 1 1 1 Hf = ⎜⎜ 2 2 2 ⎜ 2 x (−1 + 2 x 2 )e − ( x1 + x2 ) 1 2 ⎝ ∂f ( x) = 0 ∂
2
− 2 x1 x2 (2 + x1 )e − ( x1 + x2 ) ⎞⎟ 2 2 ⎟ 4 x1 x2 (1 + x12 )e − ( x1 + x 2 ) ⎟⎠ 2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
2 2 ∂f ( x2 ) = −2 x12 x2 e −( x1 + x2 ) ∂
2 2 ∂f ( x1 ) = (2 x1 + x12 )e −( x1 + x2 ) ∂
0 = −2 x12 x2 e − ( x1 + x 2 ) 2 2
0 = (2 x1 + x12 )e − ( x1 + x2 ) 2
2
2
Titik kritis sulit untuk dicari. Q A = x • Hf (x).(x)
⎛ 2(− x 3 − x 2 + x + 1)e − ( x12 + x 22 ) ⎜ 1 1 1 = ( x1 , x2 ) • ⎜ 2 2 2 ⎜ 2 x (−1 + 2 x 2 )e − ( x1 + x 2 ) 1 2 ⎝
− 2 x1 x2 (2 + x1 )e − ( x1 + x2 ) ⎞⎟ ⎛ x1 ⎞ 2 2 ⎟ ⎜⎜ ⎟⎟ 4 x1 x2 (1 + x12 )e − ( x1 + x2 ) ⎟⎠ ⎝ x2 ⎠ 2
2
= (−2 x14 − 2 x13 + 2 x12 + x1 − 4 x12 x22 − 2 x13 x22 , − 2 x13 x2 + 8 x13 x23 + 4 x1 x23 )e − ( x1 + x 2 ) 2
Berdasarkan definisi 2.2.11, maka Untuk titik (-3, 0) Q A = (−2.(−3)5 − 2(−3) 4 + 2(−3)3 + (−3) 2 )e −9
= (486 − 162 − 54 − 9)e −9 = 0.03 > 0 adalah pembuat minimum relatif.
Untuk titik (2, 2)
QA = (−(2) 6 − (2)5 + (2) 4 + (2) 2 − (2) 6 − (2) 6 − (2)5 + (2)9 + (2) 6 )e − = (−64 − 32 + 16 + 4 − 64 − 64 − 32 + 512 + 64)e −8 = 0.11 > 0 adalah pembuat minimum relatif.
Pada titik (-3, 0) dan (2, 2) atau pada titik batas selang tidak terjadi nilai maksimum, sehingga pada permasalahan ini pembuat maksimum tidak dapat diketahui.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Berdasarkan teorema 2.1.2, maka akan dilihat titik minimum pada titik batas selang. Untuk f(-3, 0) f (x ) = (−3) e
− (( −3) 2 + 0 )
= -0.00037
Untuk f(2, 2) f (x ) = (2) e − ( 4+ 4) = 0.00067
b) Dengan Algoritma Genetika
Pada permasalahan contoh 4.3 dengan menggunakan teknik konvensional tidak diketahui pembuat nilai maksimumnya, maka dengan Algoritma Genetika diharapkan pembuat maksimum dapat diketahui sehingga nilai maksimum (relatife) dari permasalahan ini dapat dicari. Misalkan ketepatan angka untuk menyelesaikan permasalahan optimasi di atas adalah empat tempat setelah desimal. Dan iterasi yang akan dicapai adalah 100 iterasi. Jumlah populasi yang akan terjadi adalah 10, akan ditentukan berapa bit yang harus digunakan untuk variabel x1 dan x2 : m1 = 2 log[(batas bawah − batas atas)10 4 + 1]= 2 log[(2 + 3)10 4 + 1] = 15.6 ≈ 17 (2+3) × 104 = 50,001 216 < 50,001 ≤ 217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
m1 = 2 log[(batas bawah − batas atas)10 4 + 1]= 2 log[(2 − 0)10 4 + 1] = 14.28 ≈ 15 (2-0) × 104 = 20,001 214 < 20,001 ≤ 215 Total bit dalam tiap kromosom (panjang kromosom) adalah (17 + 15)bit = 32 bit. Untuk rekombinasi dan mutasi akan diuji pada probabilitas rekombinasi antara 0.2 hingga 0.5, dan mutasi pada probabilitas 0.01 hingga 0.1. Sehingga, rekombinasi kromosom akan terjadi apabila bilangan acak rekombinasi [0, 1] lebih kecil atau sama dengan probabilitas rekombinasinya. Begitu pula dengan mutasi, apabila bilangan acak mutasi [0, 1] lebih kecil atau sama dengan probabilitas mutasi, maka mutasi kromosom akan terjadi. Setiap percobaan dilakukan untuk 100 generasi. Dari 10 percobaan didapatkan nilai maksimum 0.3679 pada titik (-1, 0) atau (1,0).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
10 Banyak Percobaan
Pm
Pc = 0.2 Banyak Percobaan 5 5 4 4 2 2 4 5 3 3
6 4 2 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Tabel 4.25 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
8
2 2
Gambar 4.28 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.2 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Dari tabel 4.25 dan gambar 4.28 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.01, 0.02, dan 0.08. Pc = 0.25 Banyak Pm Percobaan 0.01 4 0.02 5 0.03 3 0.04 4 0.05 4 0.06 4 0.07 3 0.08 3 0.09 4 0.1 4
Banyak Percobaan
10
6 4 2 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Tabel 4.26 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
8
2 2
Gambar 4.29 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.25 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Dari tabel 4.26 dan gambar 4.29 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.02.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Pc = 0.3 Banyak Pm Percobaan 0.01 6 0.02 4 0.03 3 0.04 5 0.05 5 0.06 3 0.07 4 0.08 5 0.09 5 0.1 4
Banyak Percobaan
10 8 6 4 2 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Tabel 4.27 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Gambar 4.30 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.3 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Dari tabel 4.27 dan gambar 4.30 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.01.
Tabel 4.28 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pc = 0.35 Banyak Pm Percobaan 0.01 4 0.02 4 0.03 1 0.04 7 0.05 5 0.06 3 0.07 6 0.08 4 0.09 6 0.1 5
8 6 4 2 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.31 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.35 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Dari tabel 4.28 dan gambar 4.31 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.04.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Tabel 4.29 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pc = 0.4 Banyak Pm Percobaan 0.01 6 0.02 4 0.03 5 0.04 4 0.05 4 0.06 4 0.07 5 0.08 7 0.09 5 0.1 2
8 6 4 2 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.32 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.4 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Dari tabel 4.29 dan gambar 4.32 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
Tabel 4.30 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pc = 0.45 Banyak Pm Percobaan 0.01 4 0.02 5 0.03 5 0.04 5 0.05 5 0.06 4 0.07 7 0.08 8 0.09 3 0.1 6
8 6 4 2 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.33 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.45 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Dari tabel 4.30 dan gambar 4.33 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Tabel 4.31 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pc = 0.5 Banyak Pm Percobaan 0.01 4 0.02 6 0.03 6 0.04 6 0.05 6 0.06 3 0.07 6 0.08 7 0.09 5 0.1 5
8 6 4 2 0 0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 Probabilitas Mutasi
Gambar 4.34 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas rekombinasi 0.5 dan probabilitas mutasi 0.01 hingga 0.1. 2 1
2 2
Dari tabel 4.31 dan gambar 4.34 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas mutasi 0.08.
Akan dilihat berdasarkan probabilitas mutasi:
Tabel 4.32 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.01 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.01 Banyak Pc Percobaan 0.2 5 0.25 4 0.3 6 0.35 4 0.4 6 0.45 4 0.5 4
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binasi
Gambar 4.35 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.01 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.32 dan gambar 4.35 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.3 atau 0.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Tabel 4.33 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.02 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.02 Banyak Pc Percobaan 0.2 5 0.25 3 0.3 4 0.35 4 0.4 4 0.45 5 0.5 6
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rek om binas i
Gambar 4.36 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.02 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.33 dan gambar 4.36 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.5.
Tabel 4.34 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.03 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.03 Banyak Pc Percobaan 0.2 4 0.25 3 0.3 3 0.35 1 0.4 5 0.45 5 0.5 6
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Re kom binas i
Gambar 4.37 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.03 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.3 dan gambar 4.37 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Tabel 4.35 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.04 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.04 Banyak Pc Percobaan 0.2 4 0.25 4 0.3 5 0.35 7 0.4 4 0.45 5 0.5 6
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binasi
Gambar 4.38 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.04 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.35 dan gambar 4.38 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.35.
Tabel 4.36 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.05 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.05 Banyak Pc Percobaan 0.2 2 0.25 4 0.3 5 0.35 5 0.4 4 0.45 5 0.5 6
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binasi
Gambar 4.39 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.05 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.36 dan gambar 4.39 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Tabel 4.37 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.06 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.06 Banyak Pc Percobaan 0.2 2 0.25 4 0.3 3 0.35 3 0.4 4 0.45 4 0.5 3
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binasi
Gambar 4.40 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.06 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.37 dan gambar 4.40 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.25, 0.4, dan 0.45.
Tabel 4.38 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.07 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.07 Banyak Pc Percobaan 0.2 4 0.25 3 0.3 4 0.35 6 0.4 5 0.45 7 0.5 6
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rek om binas i
Gambar 4.41 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.07 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.38 dan gambar 4.41 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.45.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Tabel 4.39 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.08 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.08 Banyak Pc Percobaan 0.2 5 0.25 3 0.3 5 0.35 4 0.4 7 0.45 8 0.5 7
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binasi
Gambar 4.42 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.08 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.39 dan gambar 4.42 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.45.
Tabel 4.40 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.09 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
10 Banyak Percobaan
Pm = 0.09 Banyak Pc Percobaan 0.2 3 0.25 4 0.3 5 0.35 6 0.4 5 0.45 3 0.5 5
8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Rekom binasi
Gambar 4.43 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.09 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.40 dan gambar 4.43 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Pm = 0.1 Banyak Pc Percobaan 0.2 3 0.25 4 0.3 4 0.35 5 0.4 2 0.45 6 0.5 5 Tabel 4.41 Tabel nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.1 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Banyak Percobaan
10 8 6 4 2 0 0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
Probabilitas Re k om binas i
Gambar 4.44 Grafik nilai maksimum fungsi f (x ) = x1 e − ( x + x ) dengan probabilitas mutasi 0.1 dan probabilitas rekombinasi 0.2 hingga 0.5. 2 1
2 2
Dari tabel 4.41 dan gambar 4.44 terlihat bahwa percobaan terbanyak untuk mendapatkan solusi terbaik terjadi pada probabilitas rekombinasi 0.45. Dari grafik-grafik di atas, terlihat bahwa nilai optimum akan lebih banyak tercipai jika menggunakan probabilitas rekombinasi 0.5 dengan probabilitas mutasi 0.08.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian pada skripsi ini, hasil yang optimum terjadi karena ada beberapa kromosom yang terkena mutasi atau rekombinasi serta Algoritma Genetika merupakan salah satu teknik pencarian optimasi yang baik. Karena hasil yang didapat dengan menggunakan Algoritma Genetika mendekati nilai yang didapat dengan menggunakan teknik konvensional (berkisar antara 0.5% hingga 5%) dan juga ketika dengan teknik konvensional sulit untuk dicari titik kritisnya sehingga nilai optimumnya tidak didapatkan, dengan Algoritma Genetika nilai optimum tetap tercapai namum nilai optimum tersebut belum tentu nilai optimum mutlak. Berdasarkan hasil Algoritma Genetika dalam penyelesaian contoh-contoh pada bab IV, nilai optimum mungkin akan lebih cepat tercapai apabila probabilitas rekombinasi untuk memilih apakah terjadi rekombinasi atau tidak sebesar 0.5, dan probabilitas mutasi untuk memilih apakah terjadi mutasi atau tidak sebesar 0.08. Namun probabilitas tersebut belum tentu merupakan yang paling baik, karena Algoritma Genetika merupakan sistem yang dalam prosesnya selalu acak, sehingga hasil yang didapat belum tentu sama untuk setiap percobaan. Karena Algoritma Genetika dapat diprogramkan dengan komputer, maka dalam penyelesaiannya tentu saja lebih cepat dari pada teknik konvensional.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Dan bila permasalahan optimasi yang terjadi melibatkan banyak variabel (lebih dari dua variabel), jelas terlihat bahwa dengan teknik konvensional permasalahan tersebut sulit diselesaikan. Oleh sebab itu, Algoritma Genetika merupakan salah satu teknik yang baik untuk menyelesaikannya.
B. Saran Penyelesaian optimasi yang dikaji pada skripsi ini lebih kepada permasalahan optimasi untuk R2, sehingga penulis menganjurkan untuk mengkaji lebih dalam untuk permalasalahan optimasi di Rn. Algoritma genetika yang digunakan dalam skripsi ini untuk rekombinasi dan mutasi menggunakan metode satu titik, sehingga penulis menganjurkan untuk mencoba metode rekombinasi atau mutasi lain yang mungkin akan menghasilkan nilai optimum yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Gen,Mitsuo & Cheng,Runwei. (1997). Genetic Algorithms And Engingering Design. New York: John Wiley & Sons.Inc.
Griffiths, David F. (1996). An Introduction to MATLAB (version 2.2). Sweden: Department of Mathematics, The University Dundee DD1 4HN.
Haeussler, Ernest F. & Paul, Richard S. (1996). Introduction Mathematical Analysis For Business, Economics, and the life and social sciences. New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Kusumadewi,Sri. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu. Nissen, Volker & Biethan, J&o&rg . (1995). Evolutionary Algorithms in Management Applications. Berlin: Springer – Verlag.
Peressini, Anthony L., Sulivan, Francis E., Uhl, J. J.(1998). The Mathematics of Nonlinear Programming. New York: Springer – Verlag.
Purcel, Edwin J. & Varberg, Dale. (…). Kalkulus dan Geometri Analitis (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Setya Budi, Wono. (2001). Kalkulus Peubah Banyak dan Penggunaannya. Bandung: ITB.
Sriwindono, Haris. (2006). Pengantar Algoritma Genetika. Yogyakarta: FMIPA – Ilmu Komputer, USD.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Suyanto. (2005). Algoritma Genetika dalam MATLAB. Yogyakarta: Andi Offset.
Taha, Hamdy A. (1976). Operation Research an Introduction (second edition). New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Flowchart Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Optimasi Fungsi Dua Variabel
mulai
Input data
inspop
Populasi Anak
i=1
Hitung fitnes anak
Hitung fitness fitnes anak > max fitnes awal atau fitnes anak < max fitnes awal ? a c ≤ Pc ?
Ya
crossover Ya
Tidak
a m ≤ Pm ?
Ya
Jika max, populasi awal yang bernilai min diganti dengan kromosom anak. Dan sebaliknya untuk min.
mutasi
Tidak Tidak Populasi baru = populasi awal
Tidak
i=i+1
i = generasi ?
Ya
Selesai
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Listing Program MenuAG2var.m
function MenuAG2var
clear; pil4=0; clc;
fprintf('===============================================\n') fptintf('Program
Untuk
Mencari
Nilai
Optimum
Fungsi
Dua
Variabel Dengan Algoritma Genetika\n') fprintf('1. Crossover menggunakan metode penyilangan satu titik, dengan probabilitas crossover untuk mencari orang tua adalah 0.25\n') fprintf('2.
Mutasi
titik,
menggunakan
dengan
metode
probabilitas
penyilangan
mutasi
untuk
satu
mencari
orang tua adalah 0.01\n') fprintf('3. Seleksi yang digunakan untuk memilih kromosom anak untuk dimasukkan ke populasi baru menggunakan mencari fitness yang terbaik\n') fprintf('===============================================\n')
while pil4~=3 fprintf('\nPilih Jenis Permasalahan\n') fprintf('1. Permasalahan Maksimum\n') fprintf('2. Permasalahan Minimum\n') fprintf('3. Keluar\n')
pil4=input('Masukkan menu yang anda inginkan : '); fprintf('\n')
switch pil4 case 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
fprintf('Input Data\n') jml_pop=input('Masukkan jumlah populasi = '); tel=input('Masukkan ketelitian Pc=input('Masukkan crossover
probabilitas
terjadinya
probabilitas
terjadinya
= ');
Pm=input('Masukkan mutasi
= ');
= ');
fprintf('Range pertama :\n') ba1=input('Masukkan bilangan awal
= ');
bb1=input('Masukkan bilangan akhir
= ');
fprintf('Range kedua
:\n')
ba2=input('Masukkan bilangan awal
= ');
bb2=input('Masukkan bilangan akhir
= ');
Algoritma_genetika_maks(jml_pop,tel,Pc,Pm,ba1,b b1,ba2,bb2);
case 2 fprintf('Input Data\n') jml_pop=input('Masukkan jumlah populasi = '); tel=input('Masukkan ketelitian Pc=input('Masukkan crossover
probabilitas
terjadinya
probabilitas
terjadinya
= ');
Pm=input('Masukkan mutasi
= ');
= ');
fprintf('Range pertama :\n') ba1=input('Masukkan bilangan awal
= ');
bb1=input('Masukkan bilangan akhir
= ');
fprintf('Range kedua
:\n')
ba2=input('Masukkan bilangan awal
= ');
bb2=input('Masukkan bilangan akhir
= ');
Algoritma_genetika_min(jml_pop,tel,Pc,Pm,ba1,bb 1,ba2,bb2);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
case 3
end end
Listing Program Untuk Inisialisasi Populasi
InisialisasiPopulasi.m %=========================================================== %Membangkitkan
sejumlah
UkPop
kromosom,
masing-masing
%kromosom berisi bilangan biner (0 dan 1) sejumlah JumGen % %Output : %
UkPop : ukuran populasi atau jumlah kromosom dalam
%populasi %
JumGen
:
jumlah gen dalam kromosom
% %Input : %
Populasi : kumpulan kromosom, matriks berukuran UkPop x
%JumGen % % %===========================================================
function Populasi = InisialisasiPopulasi(UkPop,JumGen);
Populasi = fix(2*rand(UkPop,JumGen));
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Inis1.m %=========================================================== %Inisialisasi
populasi
pada
variabel
pertama
berupa
yang
akan
%kromosom, kromosom tersebut berisi bilangan %biner 0 atau 1 dan berisi bilangan desimal. % %Masukan: % jml_pop
=
Banyaknya
populasi
%diinisialisasikan %
ba
= Batas bawah
%
bb
= Batas atas
%
tel
= Ketelitian
% %Keluaran: %
x1des
= Kromosom variabel1 yang bernilai desimal
%
x1bin
= Kromosom variabel1 yang bernilai biner
%
m1
= Panjang kromosom
% %===========================================================
function [x1des,x1bin,m1]=Inis1(jml_pop,ba,bb,tel)
m=log2(((bb-ba)*10^tel)+1); m1=ceil(m);
banyak=1;
while banyak<=jml_pop Populasi=InisialisasiPopulasi(1,m1); a=1; hasil=0; for y=m1:-1:1 if(Populasi(1,a)==1) hasil=hasil+2^y;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
end a=a+1; end akhir=ba+(hasil*(bb-ba)/((2^tel)-1)); if akhir>=ba & akhir<=bb generate(banyak,1)=akhir; banyak=banyak+1; end end
x1des=[generate]; [x1bin_baru]=dec2bin_pop(ba,bb,x1des,m1); x1bin=[x1bin_baru];
Inis2.m %========================================================== %Inisialisasi populasi pada variabel kedua berupa kromosom, %kromosom tersebut berisi bilangan %biner 0 atau 1 dan berisi bilangan desimal. % %Masukan: % jml_pop
=
Banyaknya
populasi
yang
akan
%diinisialisasikan %
ba
= Batas bawah
%
bb
= Batas atas
%
tel
= Ketelitian
% %Keluaran: %
x2des
= Kromosom variabel1 yang bernilai desimal
%
x2bin
= Kromosom variabel1 yang bernilai biner
%
m2
= Panjang kromosom
% %===========================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
function [x2des,x2bin,m2]=Inis2(jml_pop,ba,bb,tel)
m=log2(((bb-ba)*10^tel)+1); m2=ceil(m);
banyak=1;
while banyak<=jml_pop Populasi=InisialisasiPopulasi(1,m2); a=1; hasil=0; for y=m2:-1:1 if(Populasi(1,a)==1) hasil=hasil+2^y; end a=a+1; end akhir=ba+(hasil*(bb-ba)/((2^tel)-1)); if akhir>=ba & akhir<=bb generate(banyak,1)=akhir; banyak=banyak+1; end end
x2des=[generate]; [x2bin_baru]=dec2bin_pop2(ba,bb,x2des,m2); x2bin=x2bin_baru;
Listing Program Mengitung Fitness
Hitungfitness.m ============================================================ %Menghitung nilai fitness kromsom variabel 1 dan variabel 2 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
%Masukan: %
hasil
: Nilai desimal dari kromosom variabel1 dan
%variabel2 % %Keluaran: %
hit
: Nilai fungsi dari tiap-tiap kromosom
%=========================================================
function hit=hitungfitness(hasil)
%hit=hasil(:,1).^2+2*hasil(:,1).*hasil(:,2)+hasil(:,2).^2; %hit=hasil(:,1).^3+hasil(:,2).^3-3.*hasil(:,1)12.*hasil(:,2)+20; %hit=hasil(:,1).^4+hasil(:,2).^4-hasil(:,1).^2hasil(:,2).^2+1; %hit=3.*(hasil(:,1).^2).*hasil(:,2)-9.*(hasil(:,2).^3)(hasil(:,1).^2)+1; hit=3.*((hasil(:,1)).^2).*hasil(:,2)-(9.*(hasil(:,2)).^3)((hasil(:,1)).^2)+1;
Listing Program Mengurutkan Kromosom Dari Fitness Maksimum ke Fitness Minimum
Urut_krom.m %=========================================================== %Urutkan kromosom berdasarkan nilai fungsi fitnesnya % %Masukan: %
uk_pop
= banyaknya populasi
%
kromosom_populasi_awal
= populasi kromosom sebelumnya
%
fungsi_fitnes
kromosom %
= nilai fitnes masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
%Keluaran: %
urut_kromosom
=
kromosom
yang
telah
diurutkan
%berdasarkan nilai fitnesnya dari yang terbesar hingga yang %terkecil %===========================================================
function [urut_kromosom]=urut_krom(uk_pop,fungsi_fitnes, kromosom_ populasi_awal)
for i=1:uk_pop-1 for j=i+1:uk_pop if fungsi_fitnes(i,:) < fungsi_fitnes(j,:) temp_fitnes1=fungsi_fitnes(i,:); temp_krom=kromosom_populasi_awal(i,:); fungsi_fitnes(i,:)=fungsi_fitnes(j,:);
kromosom_populasi_awal(i,:)=kromosom_populasi_awal( j,:); fungsi_fitnes(j,:)=temp_fitnes1; kromosom_populasi_awal(j,:)=temp_krom; end end end urut_kromosom=[kromosom_populasi_awal];
Listing Program Mengubah Kromosom Dari Bentuk Biner ke Bentuk Desimal
populasi_baru_desimal.m %========================================================== %Mengubah variabel biner (0 dan 1) ke dalam bentuk desimal. % %Input: %
a1
= Batas bawah variabel1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
%
b1
= Batas atas variabel1
%
n1
= Panjang kromosom variabel1
%
p1
= Populasi kromosom variabel1
%
a2
= Batas bawah variabel2
%
b2
= Batas atas variabel2
%
n2
= Panjang kromosom variabel2
%
p2
= Populasi kromosom variabel2
% %Output: %
x1des_baru
: Kromosom variabel1 dalam bentuk desimal
%sebanyak jumlah % %
populasi x2des_baru
: Kromosom variabel2 dalam bentuk desimal
%sebanyak jumlah %
populasi
%===========================================================
Function[x1des_baru,x2des_baru]=populasi_baru_desimal(a1,b1, n1,p1,a2,b2,n2,p2)
[x1des_baru]=bin2dec_pop(a1,b1,n1,p1); [x2des_baru]=bin2dec_pop2(a2,b2,n2,p2);
bin2dec_pop.m %========================================================== %Mengubah variabel biner (0 dan 1) ke dalam bentuk desimal. % %Input: %
a
= Batas bawah
%
b
= Batas atas
%
n
= Panjang kromosom variabel1
%
p
= Populasi
% %Output:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
%
x1des_baru
= Kromosom variabel1 dalam bentuk desimal
%sebanyak jumlah populasi % %Contoh: %
bin2dec_pop(2,8,10,'0010111010')
% %
x1des_baru=3.0909
%===========================================================
function [x1des_baru]=bin2dec_pop(a,b,n,p)
x=bin2dec(p); k=b-a; l=(2^n)-1; decx1=a+x*(k/l);
x1des_baru=[decx1];
bin2dec_pop2.m %========================================================== %Mengubah variabel biner (0 dan 1) ke dalam bentuk desimal. % %Input: %
a
= Batas bawah
%
b
= Batas atas
%
n
= Panjang kromosom variabel1
%
p
= Populasi
% %Output: %
x1des_baru
= Kromosom variabel1 dalam bentuk desimal
%sebanyak jumlah populasi % %Contoh: %
bin2dec_pop(2,8,10,'0010111010')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
% %
x1des_baru=3.0909
%===========================================================
function [x1des_baru]=bin2dec_pop2(a,b,n,p)
x=bin2dec(p); k=b-a; l=(2^n)-1; decx1=a+x*(k/l);
x1des_baru=[decx1];
Listing Program Crossover
Seleksi_crossover.m %=========================================================== %Meng-crossover kromosom parent yang telah dipilih secara %acak untuk menghasilkan kromosom baru, yaitu kromsom anak. % %Input: %
L
= Panjang kromosom
%
jml
= Jumlah populasi
%
populasi
= Populasi kromosom sebelumnya
% %Output: %
populasi_baru_Cbiner
= Populasi baru kromosom setelah
%di crossover/kromosom anak. %===========================================================
Function [offspring]=seleksi_crossover(L,jml,populasi)
brs=[]; k=0;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
pos2=randint(1,1,[1,L]);
if pos2==0 pos2=1; end
acak=rand(jml,1); t=acak<0.25; ind=find(t==1); brs=ind;
if length(brs)<2 acak=rand(jml,1); t=acak<0.25;
while t==0 acak=rand(jml,1); t=acak<0.25; end
ind=find(t==1); brs=ind;
if length(brs)==1 brs2=brs; brs(2)=brs2; end
end
parent=[populasi(brs(1),:); populasi(brs(2),:)] partisi1=parent(:,1:pos2); partisi2=parent(:,pos2+1:L);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
offspring1=[partisi1(1,:),partisi2(2,:)]; offspring2=[partisi1(2,:),partisi2(1,:)];
offspring=[offspring1;offspring2]
Listing Program Mutasi
mutasi.m %=========================================================== %Mengantikan gen dengan cara mengubah nilai '0' menjadi '1' %dan sebaliknya. % %Masukan: %
ba1
= Batas bawah variabel1
%
bb1
= Batas atas variabel1
%
ba2
= Batas bawah variabel2
%
bb2
= Batas atas variabel2
%
pop_des= Populasi kromosom dalam bentuk desimal
%
w
= Banyaknya populasi
%
y
= Panjang kromosom
%
q1
= Panjang kromosom variabel1
%
pop
= Populasi berupa kromosom yang bernilai biner 0
%atau 1 % %Keluaran: %
x1bin_mut
= Kromosom variabel1 berbentuk biner
%
x2bin_mut
= Kromosom variabel2 berbentuk biner
% %===========================================================
function [x1binn, x2binn,x1dess,x2dess]=mutasi(ba1,bb1,ba2, bb2,w,y,q1,q2,pop,popdes)
tot_bit=w*y;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
bnyk_mut=tot_bit*0.01; h=ceil(bnyk_mut);
for i=1:h acak(i)=rand; pos_bit(i)=acak(i)*tot_bit; pos_bit1(i)=ceil(pos_bit(i)); no_krom(i)=ceil(pos_bit1(i)/y); %t=find(no_krom(i+1)==no_krom(i)) no_krom1(i)=floor(pos_bit1(i)/y); no_bit(i)=pos_bit1(i)-(no_krom1(i)*y);
if no_bit(i)==0 no_bit(i)=1; end
end
pos_bitt=pos_bit1'; pos_bit1=pos_bitt; no_kromm=no_krom'; no_krom=no_kromm; no_bitt=no_bit'; no_bit=no_bitt; acakk=acak'; acak=acakk; pop_mutasi=[pos_bit1 no_krom no_bit acak]; parent_mutasi=pop(no_krom,:) off_mut=pop(no_krom,:);
for i=1:h
if parent_mutasi(i,no_bit(i))=='1' off_mut(i,no_bit(i))='0';
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
end
if parent_mutasi(i,no_bit(i))=='0' off_mut(i,no_bit(i))='1'; end
end
offspring_mut=off_mut x1binn=[offspring_mut(:,1:q1)]; x2binn=[offspring_mut(:,q1+1:y)]; [x1des_baru,x2des_baru]=populasi_baru_desimal(ba1,bb1,q1,x1b inn,ba2,bb2,q2,x2binn); x1dess=[x1des_baru]; x2dess=[x2des_baru];
Listing Program Mencari Nilai Optimum (Maksimum dan Minimum)
Algoritma_genetika_maks.m %=========================================================== %Mencari nilai maksimum untuk setiap generasi % %Input : %
jml_pop = Banyaknya populasi
%
tel
%
Pc
= Ketelitian = Probabilitas crossover untuk menentukan
%terjadi atau tidak crossover %
Pm
= Probabilitas mutasi untuk menentukan terjadi
%atau tidak mutasi %
ba1
= batas bawah variabel1
%
bb1
= batas atas variabel1
%
ba2
= batas bawah variabel2
%
bb2
= batas atas variabel2
%=========================================================
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
function Algoritma_genetika_maks(jml_pop,tel,Pc,Pm,ba1,bb1, ba2,bb2)
clc; fprintf('MEMAKSIMUMKAN\n\n') gener=input('Masukkan generasi yang akan terjadi
= ');
z=0;
[x1des,x1bin,m1]=Inis1(jml_pop,ba1,bb1,tel); [x2des,x2bin,m2]=Inis2(jml_pop,ba2,bb2,tel); L=m1+m2;
populasi_desimal=[x1des x2des]; populasi_biner=[x1bin x2bin]; fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal);
while z~=gener fprintf('\n\nGENERASI KE-%d\n',z+1) Populasi_Desimal=populasi_desimal; Populasi_Biner=populasi_biner; [urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Desimal); PopulasiAwal_desimal=urut_kromosom; [urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Biner);
PopulasiAwal_biner=urut_kromosom; acakC=rand; acakM=rand;
if acakC<=Pc fprintf('\nTERJADI CROSSOVER\n') [offspring]=seleksi_crossovermaks(L,jml_pop,Populas iAwal_biner)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
x1bin_anak=[offspring(:,1:m1)]; x2bin_anak=[offspring(:,m1+1:L)]; [x1des_baru, x2des_baru]=populasi_baru_desimal (ba1,bb1,m1,x1bin_anak,ba2,bb2,m2,x2bin_anak); populasiAnak_desimalC=[x1des_baru x2des_baru]; populasiAnak_binerC=[x1bin_anak x2bin_anak]; end if acakC>Pc populasiAnak_desimalC=[]; populasiAnak_binerC=[]; end
if acakM<=Pm fprintf('\nTERJADI MUTASI\n') [x1binn, x2binn,x1dess,x2dess]=mutasi(ba1,bb1,ba2, bb2,jml_pop,L,m1,m2,PopulasiAwal_biner,PopulasiAwal _desimal); populasiAnak_binerM=[x1binn x2binn]; populasiAnak_desimalM=[x1dess x2dess]; end
if acakM>Pm populasiAnak_desimalM=[]; populasiAnak_binerM=[]; end
populasiAnak_desimal=[populasiAnak_desimalC; populasiAnak_desimalM];
populasiAnak_biner=[populasiAnak_binerC;populasiAnak_bi nerM]; [f,k]=size(populasiAnak_desimal); if f~=0 fitness_anak=hitungfitness(populasiAnak_desimal);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
maksimum_fitness_awal=max(fitness_populasi); t=find(fitness_anak>maksimum_fitness_awal); indek=t; [c,d]=size(t);
if t==find(fitness_anak>maksimum_fitness_awal) PopulasiAwal_desimal(jml_pop+1-c: jml_pop,:)=[populasiAnak_desimal(indek,:)]; PopulasiAwal_biner(jml_pop+1c:jml_pop,:)=[populasiAnak_biner(indek,:)]; end end
if f==0 fprintf('\nTIDAK TERJADI CROSSOVER DAN MUTASI\n') end
populasi_desimal=PopulasiAwal_desimal; x1des_populasi=populasi_desimal(:,1); x2des_populasi=populasi_desimal(:,2); populasi_biner=PopulasiAwal_biner; fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal);
maks=max(fitness_populasi); k=find(fitness_populasi==maks); fprintf('Nilai Maksimum %5.4f, Terjadi Pada:\n',maks) Kromosom_biner=populasi_biner(k,:) fprintf('Di titik : (%5.4f, %5.4f) \n',x1des_popula si(k),x2des_populasi(k)) z=z+1;
end fprintf('\n=============================================\n') fprintf('HASIL AKHIR\n')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Populasi_Desimal_Akhir=populasi_desimal; Populasi_Biner_Akhir=populasi_biner; fprintf('\n') fprintf('Nilai Maksimum %5.4f, Terjadi Pada:\n',maks) Kromosom_biner=populasi_biner(k,:) fprintf('Di titik : (%5.4f, %5.4f) \n',x1des_populasi(k), x2des_populasi(k))
pil3=0; while pil3~=3 fprintf('\nMenu\n') fprintf('1.
Lanjutkan
Mencari
Generasi
Baru
(Kembali
Looping)\n') fprintf('2. Lanjutkan Untuk Mencari Nilai Minimum\n') fprintf('3. Kembali Ke Permasalahan\n') pil3=input('Masukkan menu yang anda inginkan : '); fprintf('\n')
switch pil3 case 1 [Populasi_Desimal_Akhir, Populasi_Biner_Akhir]= Looping_maks(Populasi_Desimal_Akhir,Populasi_Bi ner_Akhir,L,ba1,bb1,m1,ba2,bb2,m2,jml_pop,Pc,Pm );
case 2 [Populasi_Desimal_Akhir, Populasi_Biner_Akhir]= Looping_minim(Populasi_Desimal_Akhir,Populasi_B iner_Akhir,L,ba1,bb1,m1,ba2,bb2,m2,jml_pop,Pc,P m);
case 3 MenuAG2var;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
end end
Algoritma_genetika_min.m %=========================================================== %Mencari nilai minimum untuk setiap generasi % %Input : %
jml_pop = Banyaknya populasi
%
tel
%
Pc
= Ketelitian = Probabilitas crossover untuk menentukan
%terjadi atau tidak crossover %
Pm
= Probabilitas mutasi untuk menentukan terjadi
%atau tidak mutasi %
ba1
= batas bawah variabel1
%
bb1
= batas atas variabel1
%
ba2
= batas atas variabel2
%
bb2
= batas atas variabel2
%=========================================================
function Algoritma_genetika_min(jml_pop,tel,Pc,Pm,ba1,bb1, ba2,bb2) clc; fprintf('MEMINIMUMKAN\n\n') gener=input('Masukkan generasi yang akan terjadi
z=0;
[x1des,x1bin,m1]=Inis1(jml_pop,ba1,bb1,tel); [x2des,x2bin,m2]=Inis2(jml_pop,ba2,bb2,tel); L=m1+m2;
populasi_desimal=[x1des x2des]; populasi_biner=[x1bin x2bin];
= ');
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal);
while z~=gener fprintf('\n\nGENERASI KE-%d\n',z+1) Populasi_Desimal=populasi_desimal; Populasi_Biner=populasi_biner;
[urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Desimal); PopulasiAwal_desimal=urut_kromosom;
[urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Biner); PopulasiAwal_biner=urut_kromosom; acakC=rand; acakM=rand;
if acakC>=Pc fprintf('\nTERJADI CROSSOVER\n') [offspring]=seleksi_crossover(L,jml_pop,Populasi Awal_biner) x1bin_anak=[offspring(:,1:m1)]; x2bin_anak=[offspring(:,m1+1:L)]; [x1des_baru, x2des_baru]=populasi_baru_desimal( ba1,bb1,m1,x1bin_anak,ba2,bb2,m2,x2bin_anak); populasiAnak_desimalC=[x1des_baru x2des_baru]; populasiAnak_binerC=[x1bin_anak x2bin_anak]; end
if acakC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
if acakM==Pm fprintf('\nTERJADI MUTASI\n') [x1binn, x2binn,x1dess,x2dess]=mutasi(ba1,bb1,ba2, bb2,jml_pop,L,m1,m2,PopulasiAwal_biner,PopulasiAwal _desimal); populasiAnak_binerM=[x1binn x2binn]; populasiAnak_desimalM=[x1dess x2dess]; end
if acakM~=Pm populasiAnak_desimalM=[]; populasiAnak_binerM=[]; end
populasiAnak_desimal=[populasiAnak_desimalC; populasi Anak_desimalM]; populasiAnak_biner=[populasiAnak_binerC;populasiAnak_ binerM];
[f,k]=size(populasiAnak_desimal);
if f~=0 fitness_anak=hitungfitness(populasiAnak_desimal); minimum_fitness_awal=min(fitness_populasi); t=find(fitness_anak<=minimum_fitness_awal); indek=t; [c,d]=size(t);
if t==find(fitness_anak<=minimum_fitness_awal) PopulasiAwal_desimal(jml_pop+1-c:jml_pop,:)= [populasiAnak_desimal(indek,:)]; PopulasiAwal_biner(jml_pop+1-c:jml_pop,:)= [populasiAnak_biner(indek,:)]; End
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
end
if f==0 fprintf('\nTIDAK TERJADI CROSSOVER DAN MUTASI\n') end
populasi_desimal=PopulasiAwal_desimal; x1des_populasi=populasi_desimal(:,1); x2des_populasi=populasi_desimal(:,2); populasi_biner=PopulasiAwal_biner; fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal); minim=min(fitness_populasi); k=find(fitness_populasi==minim); fprintf('Nilai Minimum %5.4f, Terjadi Pada:\n',minim) Kromosom_biner=populasi_biner(k,:) fprintf('Di titik : (%5.4f, %5.4f) \n',x1des_populasi (k),x2des_populasi(k)) z=z+1; end fprintf('\n=============================================\n') fprintf('HASIL AKHIR\n') Populasi_Desimal_Akhir=populasi_desimal; Populasi_Biner_Akhir=populasi_biner; fprintf('\n') fprintf('Nilai Minimum %5.4f, Terjadi Pada:\n',minim) Kromosom_biner=populasi_biner(k,:) fprintf('Di titik : (%5.4f, %5.4f) \n',x1des_populasi(k), x2des_populasi(k))
pil2=0; while pil2~=3 fprintf('\nMenu\n')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
fprintf('1.
Lanjutkan
Mencari
Generasi
Baru
(Kembali
Looping)\n') fprintf('2. Lanjutkan Untuk Mencari Nilai Maksimum\n') fprintf('3. Kembali Ke Menu Permasalahan\n')
pil2=input('Masukkan menu yang anda inginkan : '); fprintf('\n')
switch pil2 case 1 [Populasi_Desimal_Akhir, Populasi_Biner_Akhir]= Looping_minim(Populasi_Desimal_Akhir,Populasi_B iner_Akhir,L,ba1,bb1,m1,ba2,bb2,m2,jml_pop,Pc,P m);
case 2 [Populasi_Desimal_Akhir, Populasi_Biner_Akhir]= Looping_maks(Populasi_Desimal_Akhir,Populasi_Bi ner_Akhir,L,ba1,bb1,m1,ba2,bb2,m2,jml_pop,Pc,Pm );
case 3 MenuAG2var; end end
Listing Program Looping
Looping_maks.m %=========================================================== %Kembali mencari nilai minimum untuk setiap generasi % %Input :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
%
Populasi_DA = populasi akhir tiap generasi dalam bentuk
%desimal %
Populasi_BA = populasi akhir tiap generasi dalam bentuk
%biner %
L
= panjang kromosom
%
ba1
= batas bawah variabel1
%
bb1
= batas atas variabel1
%
m1
= panjang kromosom variabel1
%
ba2
= batas bawah variabel2
%
bb2
= batas atas variabel2
%
m2
= panjang kromosom variabel
%
jml_pop
= Banyaknya populasi
%
Pc
=
probabilitas
crossover
untuk
menentukan
%terjadi atau tidak crossover %
Pm
=
probabilitas
mutasi
untuk
menentukan
%terjadi atau tidak mutasi % %Output: %
Populasi_Desimal_Akhir = populasi akhir setelah looping
%dalam bentuk desimal %
Populasi_Biner_Akhir
= populasi akhir setelah looping
%dalam bentuk biner %=========================================================
function [Populasi_Desimal_Akhir, Populasi_Biner_Akhir]= Looping_maks(Populasi_DA,Populasi_BA,L,ba1,bb1,m1,ba2,bb2,m2 ,jml_pop,Pc,Pm)
fprintf('MEMAKSIMUMKAN\n\n') z=0; x1des=[Populasi_DA(:,1)]; x2des=[Populasi_DA(:,2)]; x1bin=[Populasi_BA(:,1:m1)]; x2bin=[Populasi_BA(:,m1+1:L)];
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
populasi_desimal=[x1des x2des] populasi_biner=[x1bin x2bin] fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal) gener=input('Masukkan generasi yang akan terjadi
= ');
while z~=gener fprintf('\n\nGENERASI KE-%d\n',z+1) Populasi_Desimal=populasi_desimal; Populasi_Biner=populasi_biner; lih=size(Populasi_Biner,2); popul2=Populasi_Biner(:,1:lih); selis=L-lih;
if L
if L>lih [x1bin,x2bin]=cek_panjang(L,Populasi_Biner,m1,m2,lih) Populasi_Biner=[x1bin x2bin]; end
[urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Desimal); PopulasiAwal_desimal=urut_kromosom [urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Biner); PopulasiAwal_biner=urut_kromosom acakC=rand; acakM=rand
if acakC>=Pc fprintf('\nTERJADI CROSSOVER\n')
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
[offspring]=seleksi_crossover(L,jml_pop,PopulasiAwa l_biner) x1bin_anak=[offspring(:,1:m1)]; x2bin_anak=[offspring(:,m1+1:L)]; [x1des_baru, x2des_baru]=populasi_baru_desimal (ba1,bb1,m1,x1bin_anak,ba2,bb2,m2,x2bin_anak); populasiAnak_desimalC=[x1des_baru x2des_baru] populasiAnak_binerC=[x1bin_anak x2bin_anak] end
if acakC
if acakM==Pm fprintf('\nTERJADI MUTASI\n') [x1binn, x2binn,x1dess,x2dess]=mutasi(ba1,bb1,ba2, bb2,jml_pop,L,m1,m2,PopulasiAwal_biner,PopulasiAwal _desimal); populasiAnak_binerM=[x1binn x2binn] populasiAnak_desimalM=[x1dess x2dess] end
if acakM~=Pm populasiAnak_desimalM=[]; populasiAnak_binerM=[]; end
populasiAnak_desimal=[populasiAnak_desimalC; populasi Anak_desimalM] populasiAnak_biner=[populasiAnak_binerC;populasiAnak_bi nerM]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
[f,k]=size(populasiAnak_desimal);
if f~=0 fitness_anak=hitungfitness(populasiAnak_desimal) maksimum_fitness_awal=max(fitness_populasi); t=find(fitness_anak>maksimum_fitness_awal); indek=t; [c,d]=size(t);
if t==find(fitness_anak>maksimum_fitness_awal) PopulasiAwal_desimal(jml_pop+1-c:jml_pop,:)= [populasiAnak_desimal(indek,:)]; PopulasiAwal_biner(jml_pop+1-c:jml_pop,:)= [populasiAnak_biner(indek,:)]; end end
if f==0 fprintf('\nTIDAK TERJADI CROSSOVER DAN MUTASI\n') end
populasi_desimal=PopulasiAwal_desimal x1des_populasi=populasi_desimal(:,1); x2des_populasi=populasi_desimal(:,2); populasi_biner=PopulasiAwal_biner fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal) maks=max(fitness_populasi); k=find(fitness_populasi==maks); z=z+1; end fprintf('\n=============================================\n') fprintf('HASIL AKHIR\n') Populasi_Desimal_Akhir=populasi_desimal Populasi_Biner_Akhir=populasi_biner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
fprintf('\n') fprintf('Nilai Maksimum %5.4f, Terjadi Pada:\n',maks) Kromosom=k Kromosom_biner=populasi_biner(k,:) fprintf('Di titik : (%5.4f, %5.4f) \n',x1des_populasi(k), x2des_populasi(k)) fprintf('\n=============================================\n')
Looping_minim.m %=========================================================== %Kembali mencari nilai minimum untuk setiap generasi % %Input : %
Populasi_DA = populasi akhir tiap generasi dalam bentuk
%desimal %
Populasi_BA = populasi akhir tiap generasi dalam bentuk
%biner %
L
= panjang kromosom
%
ba1
= batas bawah variabel1
%
bb1
= batas atas variabel1
%
m1
= panjang kromosom variabel1
%
ba2
= batas bawah variabel2
%
bb2
= batas atas variabel2
%
m2
= panjang kromosom variabel
%
jml_pop
= Banyaknya populasi
%
Pc
=
probabilitas
crossover
untuk
menentukan
%terjadi atau tidak crossover %
Pm
=
probabilitas
mutasi
untuk
menentukan
%terjadi atau tidak mutasi % %Output: %
Populasi_Desimal_Akhir = populasi akhir setelah looping
%dalam bentuk desimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
%
Populasi_Biner_Akhir
= populasi akhir setelah looping
%dalam bentuk biner %=========================================================
function [Populasi_Desimal_Akhir, Populasi_Biner_Akhir]= Looping_minim(Populasi_DA,Populasi_BA,L,ba1,bb1,m1,ba2,bb2,m 2,jml_pop,Pc,Pm)
fprintf('MEMINIMUMKAN\n\n') z=0; x1des=[Populasi_DA(:,1)]; x2des=[Populasi_DA(:,2)]; x1bin=[Populasi_BA(:,1:m1)]; x2bin=[Populasi_BA(:,m1+1:L)]; populasi_desimal=[x1des x2des] populasi_biner=[x1bin x2bin] fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal) gener=input('Masukkan generasi yang akan terjadi
= ');
while z~=gener fprintf('\n\nGENERASI KE-%d\n',z+1) Populasi_Desimal=populasi_desimal; Populasi_Biner=populasi_biner;
[urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Desimal); PopulasiAwal_desimal=urut_kromosom
[urut_kromosom]=urut_krom(jml_pop,fitness_populasi,Popu lasi_Biner); PopulasiAwal_biner=urut_kromosom acakC=rand; acakM=rand;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
if acakC>=Pc fprintf('\nTERJADI CROSSOVER\n') [offspring]=seleksi_crossover(L,jml_pop,PopulasiAwa l_biner) x1bin_anak=[offspring(:,1:m1)]; x2bin_anak=[offspring(:,m1+1:L)]; [x1des_baru, x2des_baru]=populasi_baru_desimal(ba1, bb1,m1,x1bin_anak,ba2,bb2,m2,x2bin_anak); populasiAnak_desimalC=[x1des_baru x2des_baru]; populasiAnak_binerC=[x1bin_anak x2bin_anak]; end
if acakC
if acakM==Pm fprintf('\nTERJADI MUTASI\n') [x1binn, x2binn,x1dess,x2dess]=mutasi(ba1,bb1,ba2, bb2,jml_pop,L,m1,m2,PopulasiAwal_biner,PopulasiAwal _desimal); populasiAnak_binerM=[x1binn x2binn]; populasiAnak_desimalM=[x1dess x2dess]; end
if acakM~=Pm populasiAnak_desimalM=[]; populasiAnak_binerM=[]; end
populasiAnak_desimal=[populasiAnak_desimalC; populasi Anak_desimalM]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
populasiAnak_biner=[populasiAnak_binerC;populasiAnak_bi nerM] [f,k]=size(populasiAnak_desimal);
if f~=0 fitness_anak=hitungfitness(populasiAnak_desimal) minimum_fitness_awal=min(fitness_populasi); t=find(fitness_anak<=minimum_fitness_awal); indek=t; [c,d]=size(t);
if t==find(fitness_anak<=minimum_fitness_awal) PopulasiAwal_desimal(jml_pop+1-c:jml_pop,:)= [populasiAnak_desimal(indek,:)]; PopulasiAwal_biner(jml_pop+1-c:jml_pop,:)= [populasiAnak_biner(indek,:)]; End
end
if f==0 fprintf('\nTIDAK TERJADI CROSSOVER DAN MUTASI\n') end
populasi_desimal=PopulasiAwal_desimal x1des_populasi=populasi_desimal(:,1); x2des_populasi=populasi_desimal(:,2); populasi_biner=PopulasiAwal_biner fitness_populasi=hitungfitness(populasi_desimal) minim=min(fitness_populasi); k=find(fitness_populasi==minim); z=z+1; end
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
fprintf('\n============================================\n') fprintf('HASIL AKHIR\n') Populasi_Desimal_Akhir=populasi_desimal Populasi_Biner_Akhir=populasi_biner fprintf('\n') fprintf('Nilai Minimum %5.4f, Terjadi Pada:\n',minim) Kromosom_biner=populasi_biner(k,:) fprintf('Di titik : (%5.4f, %5.4f) \n',x1des_populasi(k), x2des_populasi(k)) fprintf('\n=============================================\n')