OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAM KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI KOPONTREN AL-AMANAH AL-GONTORY
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Ahmad Zaelani NIM: 1110053000006
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAM KESBIAHTERAAI\I EKONONf,I ANGGOTA DI KOPONTREN AL.
AMANAII AL-GONTORY Sfrripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakrvah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Symat-syarat Mencapai
Gelr Sajana Komunikasi
Islam (S.Kom.I)
0leh:
AHMAD ZAELAI\II NIM: I110053000006
Dibawah Bimbingan
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUAFIGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKII'AII
FAKUL'TAS ILMU DAKWAH DAIY ILMU KOMUN{IKASI TJNIVERSITAS ISLAM I\IEGERI SYARTF HIDAYATT}LLAH
JAKARTA
1436H/2015M
PENGES.A.HAN
PAMTIA
UJI,A.N
Skripsi berjudul Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota
di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory,
telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 07 April 2015.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Strata
I
pada program studi Manajemen Dakwah.
Ciputat, 09 April2015 Sidang Munaqasyah
Sekertaris Merangkap Anggota,
Ketua Merangkap Anggota,
st,
..-"r
Drs. Cecep Castrawijaya. MM
NIP: 19550101 198302 1001
NIP: 196708 1 8 199803 1002 Anggota, Penguji
I
Penguji II
Prof. Dr. H. Murodi. MA NIP: 1 9640705 199203 1003
195608281982031002
il
Pembimb mg
S.
Ag, MA
LEMBAR PER}IYATAAIY Dengm ini saya menyatakan bahwa
1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi
sdah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komrmikasi Islam (S,Kom-t) di Fakultas Ilmu kkwalr dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta2. Sernua surrber yang sllya gunakan dalmr penulism
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ini telah
saya
cmttrmkm
di Universitas Islarn Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta -r-
Jika di kemudian hari terbukti bahnia karya ini bukan hasil karya asli saya atau menrpakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang b€rlaku
di
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta-
Ciputat, Februai 2015
Ahmad Zgrelafi
ABSTRAK
AHMAD ZAELANI, NIM 1110053000006, Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi Dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, Pembimbing: Muhammad Zen, S.Ag, MA.
Upaya pengembangan koperasi di pesantren hanya dapat diupayakan jika koperasi yang telah didirikan itu dianggap bermanfaat atau memiliki keuntungankeuntungan yang dapat dirasakan oleh para anggotanya. Hal ini ditandai dengan keuntungan finansial yang meningkat dari tahun ke tahun, kesan positif dari para penghuni pesantren dan masyarakat sekitarnya. Adanya potensi yang mendukung, memungkinkan koperasi dapat dikelola secara baik oleh pesantren dengan menambah pengetahuan-pengetahuan teknis operasional perkoperasian, pengetahuan prinsip-prinsip dasar koperasi, dan latihan-latihan keterampilannya kepada para pengelolanya. Seperti halnya yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi anggotanya, kopontren yang letaknya berada di lingkungan lembaga pendidikan pondok pesantren ini selalu melakukan terobosan baru dengan ide-ide kreatif dari para pengurusnya dalam memanfaatkan peluang agar dapat memberikan keuntungan dari segi ekonomis untuk kesejahteraan bagi para anggota Kopontren Al-Amanah AlGontory. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagimana sistem operasional yang dijalankankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, dan bagaimana tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren Al-Amanah AlGontory. Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati secara langsung maupun catatan dari sumber terkait lainnya. Dari hasil penilitian ini dapat disimpulkan bahwa optimalisasi sistem operasional kopontren Al-Amanah Al-Gontory telah banyak memberikan dampak yang positif dan manfaat yang baik bagi kehidupan masayarakat pondok pesantren serta dapat membantu dalam memberikan kesejahteraan dari pendapatan SHU dan kigiatan-kegiatan usaha yang dijalankannya, yang langsung dapat dirasakan oleh para anggota kopontren dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Kata Kunci: Optimalisasi Sistem Operasional, Kesejahteraan Anggota.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur peneliti ungkapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat beserta inyah-NYA peneliti dapat menyelesaikan laporan yang berwujud skripsi ini. Selanjutnya Shalawat serta salam juga tiada hentinya kita panjatkan kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan kita dalam menjalankan kehidupan ini. Sebagai sebuah skripsi, penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan tanpa dukungan dari berbagai pihak tidak mungkin karya ilmiah ini dapat selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs, Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. 3. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah. 4. Muhammad Zen, S.Ag, MA, selaku Pembimbing penulis, yang dengan kesabarannya memotivasi penulis dan senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak pernah leleh memberikan ilmunya kepada penulis hingga detik ini. Dan segenap karyawan Perpustakaan Umum UIN dan Perpustakaan Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan pelayanan kepada penulis dalam hal pencarian referensi yang penulis butuhkan. 6. Bapak Bule dan Ibu Winah selaku kedua orangtua penulis yang selalu memberikan do’a yang tidak pernah putus sampai saat ini. 7. Keluarga besar pengurus Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, Drs. Ahmad Rafe’i, serta jajaran lainnya yang tidak bisa disebutkan datu pesatu. 8. Sahabat-sahabat tercinta, rekan-rekan Manajemen Angkatan 2010 yang telah banyak berbagi ilmu pengetahuan dan menjadi partner diskusi penulis selama berjalannya perkuliahan.
ii
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Jakarta, Maret 2015
Ahmad Zaelani
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR.............................................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................
iv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..........................
7
C. Tujuan Penelitian.........................................................
7
D. Manfaat Penelitian.......................................................
7
E. Metodologi Penelitian..................................................
8
F. Penelitian Terdahulu....................................................
11
G. Sistematika Penulisan..................................................
13
LANDASAN TEORI A. Optimalisasi.................................................................
15
B. Koperasi......................................................................
17
1. Pengertian Koperasi..............................................
18
2. Macam-macam Koperasi......................................
20
3. Sisa Hasil Usaha (SHU)........................................
22
4. Koperasi di Lingkungan Pesantren.......................
23
C. Sistem Operasional Koperasi.....................................
29
1. Pengertian Sistem..................................................
iv
29
BAB III
2. Sistem Operasional...............................................
34
D. Kesejahteraan Ekonomi..............................................
36
1. Pengertian Kesejahteraan.....................................
36
2. Kesejahteraan Ekonomi Anggota.........................
37
3. Indikator Kesejahteraan Ekonomi........................
42
GAMBARAN UMUM KOPONTREN AL-AMANAH AL-
GONTORY
BAB IV
A. Sejarah Berdirinya.....................................................
46
B. Visi dan Misi.............................................................
47
C. Struktur Organisasi....................................................
47
OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPONTREN
AL-AMANAH AL-GONTORY DALAM KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA A. Optimalisasi Sistem Operasional yang dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-Gontory...
50
B. Kesejahteraan Ekonomi Anggota Kopontren Al-Amanah Al-Gontory............................................... BAB V
58
PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................
65
B. Saran........................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman purbakala hingga sekarang ini, kerjasama merupakan pola hidup masyarakat dengan segala manifestasinya. Naluri kejasama ini penjelmaannya tampak di dalam pergaulan hidup masyarakat, yaitu dengan berdirinya perserikatan-perserikatan/perkumpulan-perkumpulan.1 Hingga abad modern seperti sekarang ini tidak ada manusia yang dapat hidup menyendiri, sama sekali terlepas dari pengaruh lingkungannya. Lebih dari itu dapat disimpulkan bahwa, salah satu ciri dari dunia modern adalah semakin banyaknya organisasi di mana seseorang menjadi anggotanya. Berorganisasi atau berserikat menjadi kebutuhan manusia. Belbagai
cara
telah
dilakukan
manusia
untuk
memecahkan
permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Bahwa jika semula dalam pemecahan kebutuhan hidupnya, manusia melakukannya secara individual, maka dalam perkembangannya manusia berusaha melakukannya secara bersama-sama dan dalam perkembangannya lebih lanjut, cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi itu berbeda-beda, seirama dengan berkembangnya zaman.2
1
Sudarsono dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta, 2010), Cet. Ke-5, h. 13 2 Hendrojogi, Koperasi Azas-azas, Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-4, Edisi 3, h. 2
1
2
Kerjasama dalam masyarakat modern telah tampak wujudnya dalam suatu jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentuk-bentuk persekutuan hidup telah berkembang dan untuk menjaga kelangsungan hidup dan rasa aman, juga untuk memperoleh kasih sayang dan persahabatan seperti dalam keluarga dan paguyuban juga telah digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan, seperti terlihat pada bentuk-bentuk organisasi yang resmi. Kerjasama dalam lapangan ekonomi bagi masyarakat modern sudah sangat berkembang, bukan saja dalam rangka kegiatannya, tetapi juga sangat luas lingkupnya. Kerjasama terjalin dalam sistem pembagian kerja yang rumit pada setiap lapangan ekonomi, seperti pertanian, industri, perdagangan, koperasi, dan lain-lain.3 Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi negara, yaitu Pancasila. Perekonomian yang disusun berdasarkan Pancasila adalah ekonomi Pancasila. Kalimat utama pada salah satu pasal utama mengenai ekonomi pada UUD 1945 mengatakan: “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Perkataan disusun mengisyaratkan adanya tindakan aktif, yaitu menyusun melalui rencana.4 Sesuai dengan Sila-sila pada Pancasila dan isi pasal-pasal di dalam maupun diluar Bab Kesejahteraan Sosial yang berkaitan dengan kehidupan perekonomian. Maka secara garis besar Ekonomi Pancasila adalah ekonomi
3
Ninik Widiyanti dan Y.W. Shunindia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989), h. 2 4 Sri-Edi Swasono, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, (Jakarta: UI-Press, 1987), Cet. Ke-3, h. 152
3
yang berorientasi pada Sila-sila daripada Pancasila, yaitu berorientasi pada: Ketuhanan yang Maha Esa (adanya etika moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan
Yang
Yang
Adil
dan
Beradab
(tidak
mengenal
pemerasan/eksploitasi, modernisasi); Persatuan (kekeluargaan, kebersamaan, gotong-royong, tidak saling mematikan, bantu-membantu antara yang kuat dan yang lemah, nasionalisme, dan patriotisme ekonomi); Kerakyatan (demokrasi ekonomi, mengutamakan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan, kemakmuran masyarakat yang utama, bukan kemakmuran orang-seorang).5 Perkembangan perkoperasian di Indonesia menunjukan bahwa koperasi mula-mula berkembang di kalangan pegawai pemerintah, kemudian di daerah pedesaan. Pada akhirnya saat ini sudah meluas di segala lapisan masyarakat seperti petani, buruh/karyawan, pedagang, pegawai negeri, nelayan, guru (ustadz), santri dan sebagainya. Koperasi didirikan dengan tujuan untuk membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Prinsip seperti ini harus benar-benar dijalankan oleh organisasi yang menanamkan dirinya sebagai koperasi. Dan manfaat koperasi yaitu memberi keutungan kepada para anggota pemilik saham, membuka lapangan kerja bagi calon karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil usahanya untuk mendirikan sarana ibadah sekolah dan sebagainya.
Maka jelaslah
bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kezhaliman dan pemerasan,
5
Sri-Edi Swasono, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, h. 153
4
pengelolanya demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan kerugian kepada anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.6 Dalam UU No 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian pasal 4 menyebutkan bahwa Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.7 Tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum. Karena itu, setiap koperasi perlu menjabarkannya ke dalam bentuk tujuan yang lebih operasional bagi koperasi sebagai badan usaha. Tujuan yang jelas dan dapat dioperasikan akan memudahkan pihak manajemen dalam mengelola koperasi. Pada kasus anggota juga bertindak sebagai pemilik, pelanggan dan pemodal akan dapat lebih mudah melakukan pengawasan terhadap proses pencapaian tujuan koperasi, sehingga penyimpangan dari tujuan tersebut akan dapat lebih cepat diketahui.8 Dengan semakin pesatnya pertumbuhan koperasi belakangan ini dengan segala jenisnya di dunia pada umumnya, dan di Indonesia khususnya, merupakan fenomena meningkatnya animo dan pengertian masyarakat akan peranan koperasi dilingkungan mereka. Ikatan yang dapat mempersatukan kepentingan anggota-anggota dalam jenis-jenis koperasi seperti kesamaan lingkungan kerja, misalnya pegawai negeri, karyawan perusahaan swasta, 6
H. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Bandung: Gunung Djati Press, 1997), h. 297 Undang-undang, Perkoperasian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, (Bandung: Fokusindo Mandiri, 2013), h.5 8 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 19 7
5
TNI, wartawan, guru/ustadz, dan sebagainya. Kesamaan tempat tinggal misalnya kampung, desa, kecamatan, pondok pesantren, dan sebagainya.9 Dari ikatan yang mempersatukan kepentingan-kepentingan, mereka berkumpul, bersatu, dan membentuk koperasi yang sesuai dengan kepentingan
masing-masing
kelompok.
Hal
inilah
yang
mendasari
terbentuknya sebuah koperasi di dalam pondok pesantren, dan biasanya juga dikenal sebagai Kopontren. Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini. Pendidikan ini merupakan pendidikan agama Islam sejak munculnya masyarakat Islam pada abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian dan sebagai tempat penginapan bagi para santri.10 Kelahiran pondok pesantren salah satunya dapat meningkatkan perekonomian melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, seperti salah satunya dengan mendirikan kopontren. Kehadiran koperasi dilingkungan pondok pesantren pada dewasa ini bukan merupakan barang baru. Populer dengan sebutan Kopontren, sebagai singkatan dari Koperasi Pondok Pesantren. Kopontren bukan saja menandai masyarakatnya
koperasi
di
Indonesia,
melainkan
juga
menandai
pengembangan peran fungsi dan dinamika pesantren itu sendiri di satu pihak
9
Sudarsono dan Edilius, Koperasi: dalam Teori dan Praktik, h.178 M. Sulthon Masyhud dan Muh Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka. 2005). h. 1 10
6
serta potensinya sebagai detonator bagi pengembangan koperasi selanjutnya di masyarakat di pihak lain.11 Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Amanah Al-Gontory adalah salah satu dari bentuk kopontren-kopontren yang sekarang ini sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Seluruh anggotanya adalah para guru (ustadz), dan masyarakat sekitar pondok, telah banyak dibantu dengan kehadiran koperasi tersebut, karena mereka bisa menabung, membeli barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari, dan yang lainnya. Koperasi Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory sebagai salah satu penyumbang dana pesantren yang seluruh anggotanya bisa dipastikan muslim, untuk menjaga kredibilitasnya di mata masyarakat pesantren pada khususnya, umumnya di mata masyarakat luar pesantren, harus bisa mengoptimalisasikan
sistem
operasional
yang
dapat
memberikan
kesejahteraan bagi para anggotanya. Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Optimalisasi Sistem Operasional Koperasi dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory”
11
Ahmad Dimyati. Dkk, Islam dan Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h.
145
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan masalah ini lebih terarah maka penulis membatasi masalah
pada:
Optimalisasi
sistem
operasional
koperasi
dalam
kesejahteraan ekonomi anggota di kopontren Al-Amanah Al-Gontory. 2. Rumusan Masalah Agar perumusan masalah ini lebih terarah dan fokus dalam penulisan skripsi ini maka dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut: a.
Bagaimana optimalisasi sistem operasional yang dijalankankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-Gontory?
b.
Bagaimana tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren AlAmanah Al-Gontory?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui optimalisasi sistem operasional koperasi yang dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-gontory.
2.
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren AlAmanah Al-Gontory.
8
D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pencerahan dan daya guna bagi pihak-pihak terkait, yakni sebagai berikut: 1.
Untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan dan sebagai referensi atau literature yang bermanfaat bagi mahasiswa serta staf pengajar yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sistem operasional koperasi pondok pesantren.
2.
Menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca dalam rangka mengimplementasikan sistem operasional koperasi yang berada di lingkungan pondok pesantren dalam pengembangannya.
E. Metodologi Penelitian 1.
Jenis Penelitian Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif
yaitu
dengan
melakukan
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.12 Adapun desain penelitian yang diperlukan adalah deskriptif analisis. Yaitu penelitian yang akan
menjelaskan
apa
adanya
kemudian
akan
mencoba
menganalisis dan mengungkapkan serta mendeskripsikan secara faktual, 12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet. Ke-6, h. 9
9
akurat dan sistematis, mengenai Optimalisasi Sistem Operasional Kopontren Al-Amanah Al-Gontory Pondok Aren Tang-Sel. Sehingga ada suatu penyelesaian dari permasalahan tersebut. 2.
Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa penelitian langsung pada Kopontren Al-Amanah Al-Gontory Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan dan pendekatan penelitian ini juga dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi agar data yang diterima oleh penulis benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.
Sumber data a.
Data primer, merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dalam hal ini adalah penulis. Data yang diperoleh penulis berupa dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait pada pengurus koperasi serta dokumen-dokumen koperasi, berupa arsip atau dokumen yang relevan dengan pembahasan penelitian penulis.
b.
Data Sekunder, merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, internet, artikel serta sumber-sumber data lainnya yang mempunyai relevansi dengan penulisan karya ilmiah ini.
10
4.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam setiap penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. a.
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam hal ini penelitian terjun langsung ketempat yang diteliti yaitu Kopontren AlAmanah Al-Gontory Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
b.
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Jadi penelitian melakukan wawancara langsung kepada dua orang yang bersangkutan tersebut di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
c.
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Jadi peneliti meminta dokumen-dokumen Kopontren Al-Amanah AlGontory serta berfoto (mengambil gambar) di lokasi penelitian.
5.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu upaya yang dilakukan dengan cara analisis data dengan cara melakukan wawancara dan studi dokumentasi.
11
6.
Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.13
F. Penelitian Terdahulu Di dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan terhadap hasil penelitian yang terdahulu oleh penulis dan ternyata ada beberapa mahasiswa sebelumnya menulis masalah yang hampir sama, tetapi dalam hal pembahasan dan objek sangatlah jauh berbeda. Oleh karena itu, untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masingmasing judul dengan masalah yang sedang dibahas sebagai berikut: Siti Hajar, dengan judul skripsi: “Peran Guru Al-Qur’an dalam
1.
Menanggulangi Kesulitan Membaca Al-Qur’an pada Santriwati MTS Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang Selatan”. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Skripsi ini menjelaskan tentang peran guru serta pembinaan yang dilakukan guru Al-Qur’an khususnya dalam menanggulangi kesulitan yang dihadapi santriwati dalam membaca AlQur’an di MTS Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory. 13
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet. Ke-1.
12
2.
Abdul Latif, dengan judul skripsi: “Strategi Koperasi Kossuma Syariah Dalam Upaya Membangun Usaha Mikro Produktif Di Kelurahan Tugu Depok”. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Skripsi ini menjelaskan tentang peran Koperasi Kossuma Syariah yang mana telah bekerjasama dengan Lembaga Amil Zakat BSM (Bank Syariah Mandiri) dalam program pinjaman dana bergulir yang disalurkan Koperasi Kossuma dalam bentuk pinjaman dengan akad Qardul Hasan dimana pinjaman ini diberikan tanpa margin sedikitpun agar memudahkan kaum miskin dalam membangun usaha mikro produktifnya.
3.
Kamaludin, dengan judul skripsi: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Operasional Koperasi Simpan Pinjam (Studi Kasus Pada Koperasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor)”. Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2008. Skripsi ini menjelaskan tentang tinjauan hukum Islam terhadap sistem operasional koperasi USP Darul Muttaqien yang mencakup: Hasil, Unsur Riba Uang, dan Relevansi Hukum Islam terhadap Sistem Operasional Koperasi USP Darul Muttaqien.
13
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan pada skripsi ini, penulis menyusun sistematika penulisan kedalam lima Bab. Dimana setiap lima Bab terdiri dari sub-sub Bab tersendiri. Agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya maka penulis mensistematikan pembahasan yang akan ditulis kedalam babbab sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN Menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang masalah yang mendasari keseluruhan penulisan skripsi, pembatasan dan perumusan masalah yang menjadi permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Membahas tentang optimalisasi sistem operasional koperasi dalam kesejahteraan ekonomi anggota di kopontren Al-Amanah Al-Gontory yang terdiri dari pengertian optimalisasi, pengertian koperasi, macam-macam koperasi, Sisa Hasil Usaha, koperasi di lingkungan pesantren, sistem operasional koperasi, pengertian sistem, sistem operasional, kesejahteraan ekonomi, pengertian kesejahteraan, kesejahteraan ekonomi anggota, dan indikator kesejahteraan ekonomi.
14
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPONTREN AL-AMANAH ALGONTORY Menggambarkan tentang sejarah berdirinya kopontren AlAmanah Al-Gontory, visi dan misi kopontren Al-Amanah AlGontory, dan struktur organisasi kopontren Al-Amanah AlGontory.
BAB IV
OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPONTREN AL-AMANAH AL-GONTORY Bab ini menganalisis hasil penelitian tentang optimalisasi sistem operasional yang dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah AlGontory. Kesejahteraan ekonomi anggota Kopontren Al-Amanah AlGontory.
BAB V
PENUTUP Merupakan penutup dari keselurusan penulisan skripsi ini yang menyajikan
kesimpulan
dilakukan, serta saran-saran.
tentang
pembahasan
yang
telah
BAB II LANDASAN TEORI
A. Optimalisasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia dari departemen pendidikan nasional, kata optimalisasi dapat diartikan sebagai berikut:1 1.
Menjadikan paling baik
2.
Paling tinggi, dsb. Optimalisasi menurut WJS Poerwadarminta berasal dari kata optimum
yang berarti yang terbaik, paling menguntungkan. Dalam hal ini, optimalisasi membuat sesuatu menjadi lebih baik lagi. Sedangkan optimum adalah tingkatan yang sangat menguntungkan dalam batas-batas tertentu dan pengoptimalan merupakan penyempurnaan suatu sistem supaya berprestasi sebaik-baiknya atas dasar kriteria-kriteria tertentu.2 Optimalisasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu keuntungan yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah memaksimumkan keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling kecil yang bisa ditekan jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan biaya.3
1
KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, h.
800 2
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2012-1-00531-MTIF%202.pdf. Di Akses pada pukul 21.02 WIB 02 Nov 2014 3 Hotniar Siringoringo, Pemrograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2005), h.4
15
16
Ada tiga elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu tujuan, alternatif keputusan, dan sumberdaya yang dibatasi. 1.
Tujuan Tujuan bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi. Bentuk maksimisasi digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan keuntungan, penerimaan, dan sejenisnya. Bentuk minimisasi akan dipilih jika tujun pengoptimalan berhubungan dengan biaya, waktu, jarak, dan sejenisnya.
Penentuan
tujuan
harus
memperhatikan
apa
yang
diminimumkan atau maksimumkan. 2.
Alternatif Keputusan Pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa pilihan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Alternatif keputusan yang tersedia tentunya alternatif yang menggunakan sumberdaya terbatas yang dimiliki pengambil keputusan. Alternatif keputusan merupakan aktifitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
3.
Sumberdaya yang Dibatasi Sumberdaya merupakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan sumberdaya ini terbatas. Keterlibatan ini yang mengakibatkan dibutuhkannya proses optimalisasi.4
Dengan demikian, maka kesimpulan dari optimalisasi adalah sebagai upaya, proses, cara, dan perbuatan untuk menggunakan sumber-sumber yang
4
Hotniar Siringoringo, Pemrograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi, h. 5-6
17
dimiliki dalam rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling menguntungkan dan paling diinginkan dalam batas-batas tertentu dan kriteria tertentu.
B. Koperasi 1.
Pengertian Koperasi Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : Cooperation (Latin), atau Cooperation (Inggris), atau Co-operatie (Belanda), dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai : bekerja bersama, bekerja sama, atau kerjasama, merupakan koperasi. Menurut Sri Edi Swasono.5 Koperasi yang kita maksudkan di sini dalam kaitannya dengan demokrasi ekonomi, adalah koperasi sebagai organisasi atau lembaga ekonomi
modern
yang
mempunyai
tujuan,
mempunyai
sistem
pengelolaan, mempunyai tertib organisasi (mempunyai rules dan relugations) bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar. Di tanah air kita sejarah perkembangan bentuk kerjasama tersebut kemudian mengarah ke dua muara, yaitu yang satu disebut sebagai “kerjasama
sosial”
dan
yang
lainnya,
sebagai
akibat
adanya
perkembangan zaman baru, disebut sebagai “kerjasama ekonomi”.6 Menurut undang-undang No.12 tahun 1967 pasal 3 menyatakan bahwa:
5
Kamaralsyah, DH. SKK, Pancawindu Gerakan Koperasi, (Jakarta: Dekopin, 1987), Cet. Ke-1, h. 190 6 Sudarsono dan Edilius, Koperasi: dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-5, h. 1
18
“Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.”7 Definisi lain tentang koperasi dikemukakan oleh: a.
Muhammad Hatta: Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan.
b.
ILO mendefinisikan bahwa: koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.
c.
Dr. G. Mladenata, di dalam bukunya “Histoire Desdactrines Cooperative”
mengemukakan
produsen-produsen
yang
bahwa
bergabung
koperasi secara
terdiri
sukarela
atas untuk
mencapai tujuan bersama, dengan saling bertukar jasa secara
7
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktek, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 40
19
kolektif dan menanggung resiko bersama, dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota. d.
H.E Erdman, dalam bukunya “Passing Monopoly as an aim of Cooperative” bahwa koperasi ialah usaha bersama, merupakan badan hukum, anggota ialah pemilik yang menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan dengan koperasi.8
e.
Soeriaatmaja
memberikan
definisi
koperasi
sebagai
suatu
perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik dan secara sukarela masuk untuk sekadar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama. f.
Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Perkumpulan Perseroan dan Koperasi Indonesia, mendefinisikan koperasi adalah bersifat suatu kerja sama antara orang-orang yang termasuk golongan kurang mampu, yang ingin bersama untuk meringankan beban hidup atau beban kerja.9 Dari beberapa definisi di atas maka penulis menyimpulkan, bahwa
koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang
8
Sudarsono dan Edilius, Koperasi: dalam Teori dan Praktik, h. 18-19 Andjar Pachta, Hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-2, h. 19 9
20
memiliki
kemampuan
ekonomi
terbatas,
yang
bertujuan
untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
2.
Macam-macam Koperasi Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992 beserta panjelasannya dinyatakan bahwa “jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya”. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah sesama aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya, seperti antara lain koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. Khusus untuk koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional seperti pegawai negeri, anggota ABRI, karyawan, dan sebagainya, bukan merupakan jenis koperasi tersendiri.10 Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan, antara lain sebagai berikut:11 a.
Jenis koperasi berdasarkan kegiatan usaha koperasi. Berdasarkan kegiatan usaha secara umum, koperasi dapat dikelompokkan menjadi: 1) Koperasi Konsumen. Koperasi konsumsi adalah koperasi yang usahanya memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota koperasi.
10
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 62 11 Djoko Muljono, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012), h. 4
21
2) Koperasi Produsen. Koperasi produksi adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan produk yang kemudian dijual atau dipasarkan melalui koperasi. 3) Koperasi simpan-pinjam. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani kegiatan peminjaman dan penyimpanan uang para anggota. b.
Jenis koperasi berdasarkan latar belakang anggota. Berdasarkan
latar
belakang
anggota,
koperasi
dapat
dikelompokkan menjadi: 1) Koperasi Unit Desa (KUD). Yaitu koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan dan melayani kebutuhan mereka, terutama kebutuhan di bidang pertanian. 2) Koperasi Pasar. Yaitu koperasi yang beranggotakan pedagang pasar. 3) Koperasi Sekolah. Yaitu koperasi yang beranggotakan siswa sekolah, karyawan sekolah, dan guru. 4) Koperasi Pegawai Negeri. Yaitu koperasi yang beranggotakan pegawai negeri.
22
c.
Jenis koperasi berdasarkan kondisi anggotanya Berdasarkan kondisi anggotanya, koperasi koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi: 1) Koperasi Primer. Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang.
Koperasi
primer
dibentuk
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang. 2) Koperasi Sekunder. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi. Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 koperasi.
3.
Sisa Hasil Usaha (SHU) Dalam Pasal 45 UU No. 25 Tahun 1992 di rumuskan bahwa: (1) Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. (2) Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masingmasing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota.
23
(3) Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.12
4.
Koperasi di Lingkungan Pesantren a.
Pesantren dan Peranannya di Indonesia Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran Islam. Pada umumnya pondok pesantren didirikan oleh para ulama secara mandiri, sebagai tanggungjawab ketaatan kepada Allah Swt. Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran agamanya. Karena pesantren didirikan oleh para ulama atau tokoh agama dengan visinya masing-masing, maka kurikulumnya pun sangat beragam. Tetapi terdapat kesamaan fungsi pendidikan pesantren, yaitu pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu-ilmu pengetahuan Islam (tafaqquh fiddin) dan pusat dakwah Islam.13 Dengan begitu pesantren adalah pendidikan yang lebih tua dibandingkan lembaga-lembaga pendidikan yang disebut sebagai sekolah atau madrasah. Hal ini bisa dimengerti mengingat sekolah
12
Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, (Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004), Cet. Ke-2, h. 82 13 Sudradjat Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri, (Jakarta: PT Citrayudha, 2005), h. 27
24
mulai diperkenalkan di Indonesia sejak abad 19 oleh pemerintah Belanda dan menandingi pengaruh pesantren yang luar biasa.14 Ciri umum yang dapat diketahui adalah pesantren memiliki kultur khas yang berbeda dengan budaya sekitarnya. Beberapa peneliti menyebut sebagai sebuah sub-kultur yang bersifat idiosyncratic. Cara pengajarannya pun unik. Sang kyai, yang biasanya adalah pendiri sekaligus pemilik pesantren, membacakan manuskripmanuskrip keagamaan klasik berbahasa Arab (dikenal dengan sebutan “kitab kuning”), sementara para santri mendengarkan sambil memberi catatan (ngesahi, Jawa) pada kitab yang sedang dibaca. Metode ini disebut bandongan atau layanan kolektif (collective learning process). Selain itu para santri juga ditugaskan membaca kitab, sementara kyai atau ustadz yang sudah mumpuni menyimak sambil mengoreksi dan mengevaluasi bacaan seorang santri. Metode ini dikenal dengan istilah sorogan atau layanan individual (individual learning process). Kegiatan belajar mengajar diatas berlangsung tanpa penjenjangan kelas dan kurikulum yang ketat, dan biasanya dengan memisahkan jenis kelamin siswa.15 Menurut hasil studi Prof. Wolfgang Karcher dalam tulisannya Pesantren
Education,
Practice
Without
Theory,
pendidikan
14
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, (Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989), h.
140 15
H. M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), h. 3
25
pesantren mempunyai perbedaan dengan sekolah umum, sebagai berikut:16 1) Pesantren adalah lembaga otonomi sedangkan sekolah umum sangat bergantung pada pusat 2) Guru pesantren ikhlas tanpa bergantung pada gaji sedangkan guru sekolah umum sebaliknya 3) Santri belajar secara ikhlas menambah pengetahuan sedangkan murid sekolah umum untuk ujian dan test 4) Konsep belajar pesantren luas dalam pengembangan sesuatu yang dibutuhkan individual santri. Sedangkan murid sekolah umum hanya meningkatkan apa yang tertulis di dalam bukubuku pegangan di sekolah atau apa yang diucapkan oleh sang guru 5) Kriteria
keberhasilan
pesantren
berdasarkan
penambahan
pengetahuan, keahlian dan pengembangan individual santri. Sedangkan sekolah umum berdasarkan hasil ujian dan test sehingga pengetahuan-pengetahuan itu bisa terlupakan di kemudian hari 6) Droup Out pesantren lebih sedikit ketimbang sekolah umum dan para santri lebih percaya pada diri sendiri. Sedangkan sekolah umum percaya pada pengkuan orang lain.
16
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 141.
26
b.
Kelayakan Koperasi Pondok Pesantren Seiring dengan perkembangan zaman serta pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren juga terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas pendidikannya, baik dalam materi/kurikulumnya, maupun metode pembelajarannya. Pendidikan keterampilan juga dapat perhatian diberbagai pesantren, guna membekali para santri untuk kehidupan masa depan. Pendidikan keterampilan pada umumnya disesuaikan dengan keadaan dan potensi
lingkungan
pesantren,
seperti
keterampilan
bidang
peternakan, pertanian, perkebunan, dan perdagangan. Untuk melatih para santri dalam kewirausahaan, pada umumnya pondok pesantren telah mamiliki koperasi pondok pesantren (Kopontren) yang dikelola oleh para santri senior. Beberapa pesantren telah mampu memiliki koperasi yang cukup maju bahkan mampu mengembangkan ekonomi masyarakat sekitarnya.17 Pada umumnya, kemandirian dan kegiatan kewirausahaan pesantren dapat berjalan dengan lancar dan maju, karena adanya beberapa faktor, antara lain:18 1) Pada umumnya lokasi pondok pesantren berada di daerah pedesaan, sehingga banyak memiliki lahan, baik milik sendiri, maupun wakaf umat;
17
Sudradjat Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri, h. 28 Ibid, h. 29
18
27
2) Banyak tersedia SDM, yaitu para santri, ustadz, keluarga besar pesantren; 3) Tersedia waktu yang cukup banyak, karena para santri tinggal di asrama; 4) Adanya tokoh pesantren (Kyai/Ajengan/Tuan Guru/Buya) yang memiliki kharisma dan menjadi panutan masyarakat; 5) Tumbuhnya jiwa dan sikap kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan di kalangan keluarga besar pesantren. 6) Jumlah santri yang cukup banyak serta masyarakat Islam sekitarnya yang biasa menjadi jamaah ta’lim di pesantren merupakan pasar yang cukup potensial. 7) Di dalam lingkungan Pondok Pesantren terutama para santrinya adalah merupakan potensi konsumen, dan juga potensi produsen. Keanggotaan
kopontren
sangat
bervariasi
dan
sangat
bergantung pada kondisi pondok pesantren tersebut. Pada umumnya sistem keanggotaannya dapat dikelompokkan dalam tiga macam, sebagai berikut:19 1) Anggotanya terdiri dari santri yunior dan santri beserta guruguru/ustadz 2) Anggotanya terdiri dari santri, guru/ustadz, kyai, dan anggota majelis taklim termasuk masyarakat sekitarnya
19
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 146
28
3) Anggotanya terdiri dari guru/ustadz, kyai, dan anggota majlis taklim termasuk masyarakat sekitarnya. Selain itu, pesantren dengan demikian turut besama-sama lembaga-lembaga lainnya serta masyarakat luar mewujudkan citacita bangsa sebagaimana diamanatkan UUD 1945 menjadikan koperasi sebagai soko guru ekonomi nasional.20
c.
Prospek Pesantren dalam Pengembangan Koperasi Upaya pengembangan koperasi di pesantren hanya dapat diupayakan jika koperasi yang telah didirikan itu dianggap bermanfaat atau memiliki keuntungan-keuntungan yang dapat dirasakan oleh para anggotanya dan masyarakat sekitarnya. Hal ini ditandai dengan keuntungan finansial yang meningkat dari tahun ke tahun, kesan positif dari para penghuni pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para santri yang pernah mengelola koperasi. Adanya potensi yang mendukung, memungkinkan koperasi dapat dikelola secara baik oleh pesantren dengan menambah pengetahuan-pengetahuan pengetahuan
prinsip-prinsip
teknis dasar
operasional koperasi,
dan
perkoperasian, latihan-latihan
keterampilannya kepada para pengelolanya. Akan tetapi pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan tersebut juga menjadi bertambah. Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan para
20
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 147
29
pengurus koperasi harus sudah sampai pada pengetahuan dan keterampilan
pemasaran,
studi
kelayakan,
manajemen,
usaha
ekonomi
dan
sebagainya.21 Kopontren
sebagai
lembaga
dan
dituntut
kemampuannya untuk dapat menunjang gerak laju program anggotanya, maupun program pokok pesantrennya itu sendiri sebagai lembaga induknya. Hubungan timbal balik antara kopontren dan pesantrennya secara kelembagaan sangat diperlukan. Sebagai pembinaan manajemen dan teknik-teknik usaha, kopontren bersama-sama pihak pimpinan pesantren perlu berhubungan dengan instansi terkait atau departemen teknis yang sesuai dengan bidang usahanya. Tigkat pendidikan banyak berpengaruh, kesempatan mengikuti latihan-latihan. Hal ini tidak hanya untuk fungsionaris, tetapi juga bagi anggota pada umumnya karena hal ini berkaitan dengan tingkat partisipasi anggota dan kaderisasi.22
C. Sistem Operasional Koperasi 1.
Pengertian Sistem Menurut
kamus
besar
bahasa
Indonesia
dari
departemen
pendidikan nasional, kata sistem dapat diartikan sebagai berikut:23 a.
Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
b. 21
Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya.
Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 152-154. Ibid, h. 155-156. 23 KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, Cet. Ke-3, h.1076 22
30
c.
Metode (cara). Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur
dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian, dan buku besar. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini adalah sistem komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak. Menurut Gerald. J., 1991, dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang menekankan pada prosedur dan komponennya. Prosedur didefinisikan sebagai suatu urutanurutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.24 Penganut pendekatan elemen Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi 24
Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. Ke-2, h. 2
31
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran. McLeod
berpendapat,
sistem
adalah
sekelompok
elemen
yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu pula Robert G. Mudrick (1993), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.25 Elemen dari sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. Sebagai contoh: sistem penjualan harus mencapai target penjualan perusahaan. Sistem akuntansi perusahaan harus dapat mengawasi harta perusahaan dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan bebas saji. Sistem sumber daya manusia harus memiliki data mengenai keahlian, latar belakang pendidikan dan kompetensi dari semua karyawan perusahaan. Elemen dalam sistem harus berhubungan dan berkaitan dalam pencapaian tujuan organisasi pada umumnya dan pencapaian divisi atau departemen pada khususnya. Maksudnya departemen akuntansi yang memiliki sistem akuntansi yang handal dan efektif, departemen sumber daya manusia dengan merekrut karyawan yang berkualitas dan bermoral dapat mendukung departemen penjualan dalam pencapaian tujuan
25
Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, h. 3
32
organisasi yaitu meningkatkan penjualan perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan sehingga kekayaan pemegang saham meningkat.26 Seperti yang telah disebutkan, setiap sistem (yang umumnya terbuka itu) merupakan tempat memproses, mengolah, mengubah, atau mentransformasikan bahan-bahan yang disebut masukan (input) menjadi sesuatu hasil karya yang biasa disebut keluaran (out-put). Contoh berikut akan lebih memperjelas kegiatan transformasi tersebut (Shcrode dan Voich).
26
Manusia
Perusahaan
Mengubah makanan
Mengubah unsur manusiawi
menjadi energi
dan fisik menjadi energi
Mengubah energi menjadi
Mengubah energi menjadi
gerakan fisik dan kegiatan mental
hasil produksi
Merubah kegiatan fisik
Mengubah hasil produksi
dan mental menjadi kebutuhan
menjadi keuntungan
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 2
33
akan organisasi, masyarakat
dan pendapatan
atau pemenuhan kebutuhan pribadi (ego)
Proses transformasi sistem operasional ini sering dilukiskan orang mempergunakan model masukan-keluaran (input-output model). Model masukan-keluaran ini biasa disebut juga dengan model kotak hitam (blackbox model). Model adalah gambaran mengenai sesuatu realitas untuk menggambarkan bagaimana sesuatu itu tampaknya atau bagaimana bekerjanya guna memudahkan memahami dan atau mengkajinya. Istilah kotak hitam di sini dipergunakan untuk menunjukkan bahwa isi yang terkandung di dalam satuan (unit) pemroses (transformasi) atau jelasnya sistem itu tidak diketahui, jadi seperti kotak hitam. Model kotak hitam itu sendiri digambarkan atau dilukiskan orang bermacam-macam. Konsep dasarnya demikian:27
Masukan
27
Keluaran
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori sistem, (jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 39
34
Sering pula orang menggambarkan model kotak hitam ini dengan cara lain, yaitu dengan menyebut si “kotak hitam” itu dengan “proses” karena melihatnya dari sudut ada kegiatan pemrosesan di dalam kotak tersebut.28
Input
2.
Proses
Output
Sistem Operasional Fungsi sistem operasional di dalam organisasi bisnis merupakan bagian yang memproduksi barang atau jasa di dalam menghasilkan produk. Sistem opersional itu sendiri merupakan bagian dari sistem di dalam organisasi yang memproduksi barang secara fisik, seperti Mobil, TV, Kulkas, Susu Instan, Boneka, dan lain-lain. Sedangkan jasa pelayanan, seperti asuransi, rumah sakit, kurir, jasa transportasi (penerbangan, darat, dan laut), dan perhotelan.29 Sistem operasional harus melakukan langkah-langkah perkiraan berdasarkan informasi tentang permintaan yang diperoleh (hasil pengamatan dan penelitian). Di dalam memproduksi barang atau jasa, akan dapat terjadi penambahan sumberdaya lainnya yang dibutuhkan untuk melengkapi dan
28
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori sistem, h. 41 Manahan P.Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004),
29
h. 1
35
menyempurnakan proses konversi tersebut, sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan selera yang diinginkan. Sistem konversi di dalam operasional jasa dapat dilihat pada gambar berikut ini. Di mana sistem operasioal dilihat dari beberapa organisasi atau perusahaan, seperti hotel, restoran, rumah sakit, bank, jasa penerbangan, jasa pendidikan universitas.
Sistem Operasional Usaha Jasa.30 OPERASIONAL HOTEL
RESTORAN
RUMAH SAKIT
BANK
MASUKAN (INPUTS)
KELUARAN (OUTPUTS)
Resepsionis, Bell Boy,
Jasa penginapan, Layanan
Laundry, Staf, Peralatan,
menyenangkan, Kepuasan
Perlengkapan dan Energi
layanan Laundry, Transpor
Juru masak, Penerima tamu,
Makanan, Layanan yang
Bahan makanan, Peralatan
menyenangkan, Kepuasan
Dokter, Perawat, Staf,
Jasa pelayanan kesehatan,
Peralatan, Perlengkapan
dan Kesehatan pasien
Teller, Staf, Peralatan
Pelayanan jasa keuangan
komputer dan Sistem Up to Date, dan Energi PENERBANGAN Pesawat, Perlengkapan pilot, Pelayanan
Transportasi udara dari satu lokasi ke lokasi lain
penerbangan, Perawatan,
30
Manahan P.Tampubolon, Manajemen Operasional, h. 6
36
Tenaga kerja, dan Energi UNIVERSITAS
Fakultas, Staf pengajar, Staf
Mahasiswa yang didik,
administrasi keuangan,
Penelitian, Pengabdian pada
Peralatan, Perlengkapan,
masyarakat
Energi dan Ilmiah
Dari uraian definisi tentang sistem operasional diatas maka penulis menyimpulkan bahwasannya yang dimaksud dengan sistem operasional koperasi yaitu merupakan keterkaitan kumpulan sasaran dan aktivitas di dalam organisasi koperasi yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan dari organisasi koperasi. Jika di dalam organisasi bisnis sistem operasional merupakan bagian yang memproduksi barang atau jasa di dalam menghasilkan produk. Maka di dalam organisasi koperasi adalah bagian yang menghasilkan kegiatan-kegiatan usaha yang mengarah kepada tujuan organisasi. Adapun tujuan yang paling umum dari berbagai macam jenis koperasi yang ada di Indonesia adalah kesejahteraan ekonomi bagi para anggotanya.
D. Kesejahteraan Ekonomi 1.
Pengertian Kesejahteraan Kesejahteraan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup yang dipersepsi masyarakat. Tingkat kelayakan hidup dipahami secara
37
relatif oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya, mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi normatif suatu masyarakat atas kondisi sosial, material, dan psikologis tertentu.31 Kesejahteraan dapat diperoleh dengan berbagai cara, Midgley (1997) mengulas beberapa usaha yang dilakukan masyarakat guna mencapai taraf kesejahteraan, antara lain pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pembangunan bidang pendidikan kesehatan dan penciptaan kebijakan-kebijakan sosial yang memberi jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Selain itu kesejahteraan juga dapat dipahami sebagai keadaan lahiriyah yang diperoleh dalam kehidupan duniawi yang meliputi kesehatan, sandang, pangan, papan, perlindungan hak asasi dan sebagainya. Kesejahteraan dipahami sebagai hak dasar manusia yang bersifat universal, sehingga setiap orang berhak atas suatu tingkat kesejahteraan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, usaha-usaha pemeliharaan tingkat kesejahteraan dapat dipandang sebagai usaha pemenuhan hak-hak asasi manusia.32
2.
Kesejahteraan Ekonomi Anggota Koperasi sebagai badan usaha harus mampu mengembangkan usaha dan kelembagaan, termasuk menciptakan profit, benefit, dan efisiensi serta meningkatkan kesejahteraan anggota. Koperasi sebagai 31
Kusmana, Bunga Rampai: Islam dan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006), h. 32. 32 Ibid, h. 33
38
gerakan ekonomi rakyat berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi, oleh karena itu pemberdayaan koperasi bukan hanya di tangan pemerintah, tetapi seluruh masyarakat, khususnya para anggota koperasi. Koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lainnya dan secara spesifik memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi, dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur moral dan etika. Nilai-nilai dasar koperasi merupakan aspek penting yang membedakan antara koperasi dan badan usaha ekonomi lainnya karena dalam nilai koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak dimiliki oleh semua badan ekonomi lainnya. Adapun rumusan nilai yang dianut adalah merupakan landasan untuk pengambilan keputusan, yang terdiri atas menolong diri sendiri, memiliki tanggung jawab pribadi, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan. Nilai-nilai yag terkandung dalam menolong diri sendiri (self-help) dan percaya pada diri sendiri (self-reliance) serta kebersamaan (cooperation) dalam lembaga koperasi akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya. Hal itu dapat diraih, jika dan hanya jika para anggota koperasi mengoptimalkan peran
39
sertanya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa dalam koperasi yang bersangkutan.33 Sebagai organisasi ekonomi, pendirian koperasi tidak mungkin dilepaskan dari alasan-alasan ekonomis. Yang dimaksud dengan alasan ekonomis ialah pertimbangan kemanfaatan ekonomis yang akan diperoleh seseorang bila ia bergabung menjadi anggota koperasi. Tanpa alasan ekonomis, maka dasar pendirian koperasi serta alasan seseorang untuk menjadi anggota koperasi sulit dipertanggungjawabkan. Alasanalasan ekonomis untuk pendirian dan atau menjadi anggota koperasi dalam garis besarnya sebagai berikut:34 a.
Menekan biaya usaha Salah satu alasan terpenting untuk mendirikan dan bergabung menjadi anggota koperasi adalah untuk menekan biaya usaha. Jika petani kecil menyatukan usahanya ke dalam Koperasi Unit Desa (KUD), maka beban usaha petani tersebut akan berkurang dibandingkan kalau tiap petani mengerjakan usahanya sendirisendiri.
b.
Meningkatkan pelayanan kepada anggota Salah
satu
tujuan
koperasi
adalah
mendirikan
atau
meningkatkan pelayanan kepada para anggota. Jasa-jasa ini sebelumnya sulit diperoleh. Sebagai contoh, Koperasi Pertanian sebagaimana di atas, maka sebelum bersatu dalam koperasi, para 33
Pariaman Sinaga, Koperasi Dalam Sorotan Peneliti, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 448 34 Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, Cet. Ke-4, h. 33-34
40
petani tidak dapat menikmati manfaat dari pembelian pupuk bersama. c.
Membuka kesempatan bergabung dalam suatu badan usaha. Dengan menjadi anggota koperasi, maka orang yang bermodal kecil akan terangkat harga dirinya. Sebagai anggota koperasi ia berhak ikut serta menentukan jalannya perusahaan bersama-sama dengan anggota lainnyayang turut dalam rapat anggota. Pendek kata dengan ikut sertanya orang-orang yang terbatas kemampuan ekonominya dalam koperasi akan memberi peluang bagi mereka untuk ikut serta secara aktif dalam membangun perekonomian. Dalam UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3
disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undangundang Dasar 1945. Tujuan tersebut mengandung makna bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum.35 Dan apabila nantinya mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat di sekitarnya. Karena anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka
35
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19
41
dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.36 Karena disamping itu juga tujuan utama ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian. Tujuan mendirikan sebuah koperasi adalah untuk membangun sebuah organisasi usaha dalam memenuhi kepentingan bersama, dari para pendiri dan anggotanya di bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha, penerapan asas ekonomi dan asas hukum menjadi jelas, asas ekonomi adalah memenuhi kebutuhan ekonomi dengan menerapkan prinsipprinsip ekonomi dalam berusaha, sedangkan asas hukum adalah memenuhi semua prinsip-prinsip hukum dalam usaha yang berbadan hukum. Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi tidak hanya dituntut mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota, tetapi juga mengembangkan sumber daya anggota melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga anggota semakin profesional dalam melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, dan lain-lain. Maksud dan tujuan pendiriran koperasi juga merupakan ketentuan yang harus dimasukkan ke dalam AD. Maksud dan tujuan pendirian koperasi 36
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 43
42
tersebut secara formal dan umum dapat dirumuskan untuk mewujudkan kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat non-anggota pada umumnya.37 Selanjutnya, fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu:38 a.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
b.
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
c.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian
nasional
dengan
koperasi
sebagi
sokogurunya d.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
3.
Indikator Kesejahteraan Ekonomi Koperasi didirikan dengan tujuan untuk membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Prinsip seperti ini harus benar-benar dijalankan oleh organisasi yang menanamkan dirinya sebagai koperasi. Dan manfaat 37
Andjar Pachta W, dkk, hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha, Cet. Ke-2, h. 82-83 38 Ibid, h. 20
43
koperasi yaitu memberi keutungan kepada para anggota pemilik saham, membuka lapangan kerja bagi calon karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil usahanya untuk mendirikan sarana ibadah sekolah dan sebagainya. Maka jelaslah bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kezhaliman dan pemerasan, pengelolanya demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan kerugian kepada anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.39 Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu sama lain. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Sejalan dengan hal itu, maka apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya,
39
H. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Bandung: Gunung Djati Press, 1997), h. 297
44
maka berarti pula koperasi tersebut diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan riil para anggotanya.40 Menurut Poernomosidi pendapatan per kapita bukan merupakan indikator tingkat kesejahteraan wilayah yang tepat. Sebagai contoh, suatu wilayah berpendapatan per kapita tinggi karena merupakan penghasil kekayaan sumberdaya alam (pertambangan) yang sangat potensial, tetapi tidak tersedia pelayanan dokter ahli bedah jantung, sehingga penderita sakit jantung terpaksa harus berobat ke ibu kota negara (Jakarta). Tersedianya pelayanan dokter ahli (dalam contoh) merupakan suatu kemudahan dalam memenuhi pelayanan di bidang kesehatan. Kemudahan (easyness) diartikan sebagai tersedianya fasilitas pelayanan (ekonomi dan sosial) sehingga masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, informasi, pelayanan ibadah, dan lainnya. Tersedianya fasilitas kemudahan yang mampu memberikan pelayanan pemenuhan sebagai kebutuhan kepada masyarakat, berarti masyarakat merasa berkecukupan atau berkesejahteraan. Karena berbagai kebutuhan, keinginan, dan kepentingan hidupnya dapat terpenuhi dengan cukup, dengan mudah dan lancar. Mengingat potensi, kondisi, dan karakteristik wilayah-wilayah itu berbeda-beda (bervariasi) secara fisik, ekonomi, dan sosial satu sama lainnya dan bilamana berbagai kebutuhan hidup masyarakatnya dapat
40
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19
45
dipenuhi dengan mudah, cukup dan lancar, maka dapat dikatakan masyarakat wilayah tersebut sudah sejahtera. Dengan demikian, tingkat kemudahan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan terutama dilihat dalam konteks pencapaian sasaran pengembangan wilayah. Teori simpul jasa distribusi menghubungkan simpul (pada umumnya adalah kota) yang merupakan konsentrasi penduduk dalam jumlah besar dan berbagai kegiatan produktif serta tersedianya kemudahan (yang umumnya terdiri dari fasilitas pelayanan). Semakin tersedia
fasilitas
pelayanan
yang
memberikan
kemudahan,
memungkinkan berkembangnya kegiatan ekonomi, yang berpengaruh terhadap meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi, yang berarti peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.41 Dari uraian diatas maka penulis menyimpulkan, bahwa dalam mengukur tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari pendapatan riil masyarakat dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah dijangkau oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam koperasi pendapatan riil, dapat dilihat melalui SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah dijangkau, dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan usaha koperasinya.
41
Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 100
BAB III GAMBARAN UMUM KOPONTREN
A. Sejarah Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN) Al-Amanah Al-Gontory berdiri pada tanggal 22 November 1999 yang berada di dalam kawasan lembaga pendidikan pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory Desa Perigi Baru Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Kopontren ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk dapat menjadikan sebuah lapangan usaha bagi para ustadz dan ustadzah yang bermukim atau menetap di dalam pondok pesantren.1 Banyaknya santri yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan dari segi jumlahnya, memberikan keuntungan yang baik dari kegiatan usaha kopontren. Selanjutnya dengan fasilitas tempat lokasi berbelanja yang memadai, memudahkan bagi pengurus kopontren untuk menjalankan usaha kopontrennya. Karena kopontren ini berada di tengah-tengah kawasan pondok pesantren, kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yaitu para santri-santri dan para ustadz-ustadz yang bermukim di dalam pondok.2
1
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor Kopontren, jam 15.30 WIB. 2 Hasil wawancara dengan Ustadz Asep Suhendra, 25 November 2014, di kantor Kopontren, jam 18.20 WIB.
46
47
B. Visi dan Misi 1. Visi Adapun Visi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: a. Mengangkat Ekonomi Pesantren. b. Mensejahterakan Anggota. 2. Misi Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu “Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.3
C. Struktur Organisasi Struktur, kata lainnya adalah bagan atau susunan. Sedangkan istilah Organisasi berasal dari perkataan Yunani “Organon” yang dimaksudnya: alat/perkakas. Dengan demikian organisasi dapat diartikan: sebagai suatu alat yang digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai suatu susunan dari alat-alat yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur
organisasi
ini
tercipta
sebagai
hasil
dari
proses
pengorganisasian. Dan ini merupakan rangka dasar hubungan formal yang telah ditetapkan, yang membatasi kedudukan antara alat organisasi dengan tujuan organisasi. Adapun tujuannya adalah membantu mengatur dan
3
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor Kopontren, jam 15.30 WIB.
48
mengarahkan usaha-usaha dalam organisasi sedemikian rupa sehingga usaha tersebut terkoordinir sejalan denagn tujuan-tujuan organisasi.4 Sesuai dengan UU No. 12/1967. Organisasi intern koperasi yang disebut sebagai alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus dan Badan Pemeriksa. Namun demikian bagi kepentingan koperasi dapat diadakan Dewan Penasihat. Bahkan lebih dari itu juga masih dibenarkan. Dewasa ini struktur intern organisasi koperasi makin memanjang dan meluas sejalan dengan makin kompleksnya tugas/kegiatan baik pengurus maupun koperasinya, sehingga diperlukan peran karyawan (termasuk manajer).5 Sebagai organisasi yang berwatak sosial, maka pada struktur organisasinya terdapat badan pengawas yang bertugas mengawasi dan memeriksa kegiatan kopontren guna menjamin bahwa kopontren telah beroperasi sesuai dengan ketentuan dan tidak menyimpang dari aturan AD/ART kopontren yang telah dibuat sesuai dengan kesepakatan dari seluruh para anggotanya. Organisasi yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai berikut: Sebagaimana dimaklumi sesuai dengan ketetapan RAT dan Rapat Pengurus Susunan Pengurus dan Pengawas Kopontren Al-Amanah AlGontory priode 2012-2014 adalah:
4
Sudarsono dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta, 2002), Cet. Ke-4, Edisi 3, h. 83 5 Ibid, h. 84
49
1. Kepengurusan Ketua
: Drs. Ahmad Rafe’i, M.M
Sekretaris
: Drs. Muhamidan Wijaya, M.M
Bendahara
: Rustiana, S.Pd.I
Wakil Bendahara : Ahmad Kharizal 2. Kepengawasan Penasehat
: KH. Sundusi Ma’mun
Ketua
: Drs. Abdussyakur M.MPd
Sekretaris
: Syahril Shidiq S.Ag, M.MPd
Anggota
: H. Aditya Warman SE, M.M
3. Karyawan dan Kasir Pengurus dalam menjalankan operasional kopontren dibantu dengan karyawan tetap sebanyak 4 orang.6 4. Keanggotaan
6
Jumlah anggota per 31 Desember 2012 berjumlah
: 66 Anggota
Masuk dalam tahun buku 2013 berjumlah
: 14 Anggota
Jumlah keseluruhannya
: 80 Anggota
Keluar dalam tahun buku 2013
: - Anggota
Jumlah per 31 Desember 2013
: 80 Anggota
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2013 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 27 Januari 2014.
BAB IV OPTIMALISASI SISTEM OPERASIONAL KOPONTREN Al-AMANAAL GONTORY DALAM KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA
Dalam upaya untuk menjadikan sebuah organisasi kopontren yang terletak di dalam lembaga pendidikan pondok pesantren, peran dari pengurus kopontren selalu berupaya dengan terus berusaha semaksimal mungkin agar dapat mengoptimalkan keberadaan sebuah kopontren yang terletak di tengahtengah kehidupan masyarakat pondok pesantren. Upaya dalam optimalisasi yang dilakukan oleh segenap pengurus kopontren adalah dengan sistem operasional yang dijalankannya. Untuk mengetahui lebih lanjutnya akan penulis bahas di bawah ini.
A. Optimalisasi sistem operasional yang dijalankan oleh Kopontren AlAmanah Al-Gontory Dalam hal ini penulis akan mendeskripsikan dari hasil pengamatan dan dari data-data yang telah penulis dapatkan, maka optimalisasi sistem operasional yang dijalankan oleh Kopontren Al-Amanah Al-Gontory dapat digambarkan dengan model kotak hitam sebagai berikut: Sistem Operasional Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Input
Proses
50
Output
51
1.
Input (masukan) Komponen yang dibutuhkan di dalam organisasi kopontren yang menjadi input (masukan) terdiri dari: anggota, pengurus, pengawas, tanah/bangunan, dan modal.1
a.
Anggota Secara hukum anggota koperasi adalah pemilik dari koperasi dan usahanya, karena anggotalah yang mempunyai wewenang mengendalikan koperasi bukan pengurus dan bukan pula manajer. Oleh karena itu, tidak salah kalau dikatakan bahwa kunci keberhasilan koperasi terletak pada anggota. Adapaun anggota di dalam kopontren Al-Amanah Al-Gontory memiliki andil dan peran yang sangat besar untuk perkembangan kopontren, dikarenakan keberadaannya adalah sebagai pemberi saran serta
masukan-masukan
yang
membangun,
tentunya
untuk
kesuksesan dan perkembangan organisasi kopontren. Bahkan dalam tata tertib Rapat Anggota Tahunan (RAT) kopontren Al-Amanah Al-Gontory pada Pasal 8 No.1 yaitu: “Rapat Anggota Tahunan (RAT) ini dinyatakan syah apabila dihadiri 50% + 1 dari seluruh anggota yang masih aktif dan tercatat dalam buku induk anggota.2
1
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 26 November 2014, di kantor Kopontren, jam 14.30 WIB. 2 Tata Tertib Rapat Anggota Tahunan (RAT) Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, Tahun buku 2013
52
Dengan jumlah yang pada setiap tahunnya mengalami peningkatan, dari 66 anggota pada tahun 2012 hingga sekarang ada sebanyak 80 anggota. Dari sinilah partisipasi anggota kopontren dapat kita ketahui, bahwasannya keberadaan anggota di kopontren Al-Amanah Al-Gontory bukan hanya sekedar sebagai pemilik modal saja, namun juga sebagai Input (masukan) yang keberadaannya sangat menentukan maju-mundurnya kopontren.
b.
Pengurus Pengurus ialah anggota koperasi yang memperoleh kepercayaan dari rapat anggota untuk memimpin jalannya organisasi dan usaha koperasi. Pengurus menentukan apakah program-program kerja yang telah disepakati dalam rapat anggota benar-benar dapat dijalankan.3 Di dalam kopontren Al-Amanah Al-Gontory, seorang pengurus kopontren adalah bagian dari anggota kopontren yang diberikan wewenang dan tanggungjawab untuk mengelola jalannya organisasi kopontren. Segala macam bentuk kegiatan usaha yang dijalankan oleh kopontren, di kelola sepenuhnya oleh pengurus sampai dengan membuat program-program jangka pendek dan jangka panjang semua dilakukan oleh pengurus, sebelum program-program tersebut disetujui oleh sebagian besar anggota.
3
Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. Ke-4,
h. 55.
53
Pengurus
yang diberikan wewenang untuk menjalankan
kegiatan usaha yang ada di kopontren, harus memiliki pengetahuan mengenai perkoperasian serta mempunyai wawasan yang tinggi dalam dunia usaha, dan mempunyai ide-ide yang kreatif untuk dapat menumbuh kembangkan usaha kopontren. Hal ini menjadi penting untuk dimiliki oleh seorang pengurus kopontren Al-Amanah AlGontory, karena dengan cara yang seperti inilah kopontren akan dapat berkembang dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para anggota kopontren.
c.
Pengawas Kewenangan
pengawas
koperasi
pada
dasarnya
adalah
melakukan penelitian terhadap catatan-catatan yang ada di dalam koperasi, termasuk akuntansi koperasi. Berdasarkan
hasil
pemeriksaan
itu,
maka
pengawas
berkewajiban melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota. Dengan tugas dan wewenang seperti di atas, kiranya cukup jelas bahwa pengawas ialah suatu perangkat organisasi koperasi yang berada di luar lembaga pengurus.4 Pengawas yang ada di kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah juga merupakan bagian dari anggota kopontren, perannya hampir sama dengan pengurus yaitu mempunyai tanggungjawab dihadapan 4
Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. Ke-4,
h. 59
54
forum Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang melaporkan hasil kerjanya masing-masing sesuai dengan tugas dan fungsinya. Adapun bentuk dan tanggungjawab yang dimaksudkan dalam pelaksanaannya adalah melakukan pelaporan terhadap jalannya organisasi, usaha, keuangan dan lain-lain, termasuk kebijakan pengurus selama satu priode dan menyampaikan hasil laporannya secara lisan dan tertulis dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).5
d.
Tanah/Bangunan Menurut penulis sebagai sebuah organisasi, maka keberadaan sebuah bangunan adalah hal yang wajib untuk dimiliki, demikian pula oleh sebuah organisasi koperasi, yang mana dalam menjalankan aktifitas kegiatan usahanya membutuhkan sebuah bangunan yang nantinya digunakan sebagai tempat jalannya kegiatan usaha. Adapun tanah/bangunan yang dimiliki oleh kopontren AlAmanah Al-Gontory hingga saat ini sudah memiliki tiga buah bangunan. Bangunan yang pertama letaknya ada di tengah-tengah area pondok pesantren putra, bangunan tersebut digunakan untuk WASERBA (warung serba ada) yang mana di fungsikan untuk menjual segala macam kebutuhan-kebutuhan sehari-hari bagi para santri pondok pesantren dan masyarakat umum disekitar pondok. Bangunan yang kedua letaknya ada di pondok pesantren putri,
5
Dokumentasi dari Laporan Pertanggungjawaban Pengawas Kopontren Al-Amanah AlGontory, 27 Januari 2014.
55
digunakan juga untuk WASERBA (warung serba ada) yang menjual segala macam kebutuhan-kebutuhan sehari-hari bagi para santriwati pondok pesantren dan masyarakat umum disekitar pondok. Sedangkan bangunan yang ketiga digunakan sebagai kantor Kopontren Al-Amanah Al-Gontory.6
e.
Modal Sebagai usaha yang dilatar belakangi dari perkoperasian, kopontren Al-Amanah Al-Gontory juga menghimpun modal usahanya dari para anggota kopontren melalui simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.
Dari sinilah dapat diketahui, bahwa elemen/komponen dasar yang menjadi input (masukan) di dalam sistem operasional kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu terdiri dari: Anggota, Pengurus, Pengawas, Tanah/Bangunan, dan Modal.
2.
Proses Yang dimaksud proses dalam sistem operasional kopontren AlAmanah Al-Gontory ini adalah segala macam unit/kegiatan usaha yang ada di dalam kopontren. Jadi yang dimaksud proses disini adalah unit/kegiatan usaha yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al6
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 26 November 2014, di kantor Kopontren, jam 14.30 WIB.
56
Gontory, segala macam kegiatan usaha yang ada di dalam kopontren adalah merupakan bagian dari proses dalam organisasi kopontren untuk mencapai tujuan sistem operasional, yaitu kesejahteraan anggota. Adapun unit/kegiatan usaha yang dijalankan oleh kopontren AlAmanah Al-Gontory adalah sebagai berikut:7 a.
Pertokoan
b.
Seragam Sekolah
c.
Buku Sekolah
d.
Almari/Lemari
e.
Perlengkapan Santri
f.
Kalender
g.
Pinjaman Anggota
h.
Lain-lain.
Dari sini dapat penulis ketahui bahwa jenis koperasi yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory kalau dilihat dari sudut pandang pendekatan lapangan usaha, maka jenis koperasinya disebut sebagai koperasi konsumen. Banyaknya unit/kegiatan usaha yang ada di dalam kopontren dapat memberikan keuntungan yang besar bagi kopontren dalam pembagian SHU (sisa hasil usaha) yang setiap tahun diberikan kepada seluruh anggota yang masih aktif. 7
Dokumentasi dari Laporan Pertanggungjawaban Pengawas Kopontren Al-Amanah AlGontory, 27 Januari 2014.
57
Dari banyaknya dan beragamnya unit/kegiatan usaha yang dijalankan kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini menandakan bahwa kontribusi dari peran seorang pengurus sangat besar sekali dalam mengembangkan kopontren yang ada di lingkungan pondok pesantren.
3.
Output (keluaran)/Tujuan Yang dimaksud output (keluaran) dalam sistem operasional koperasi yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini adalah tujuan dari didirikannya koperasi. Adapun yang menjadi sasaran tujuan dari kopontren Al-Amanah AlGontory adalah kesejahteraan ekonomi anggota.8 Hal inipun sesuai dengan visi kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu: mengangkat ekonomi pesantren, dan mensejahterakan anggota.
Dengan gambaran kotak hitam di atas tersebut, disini penulis dapat mengetahui bagaimana optimalisasi yang dilakukan oleh pengurus kopontren mengenai sistem operasional yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory, maka penulis dapat menyimpulkan, bahwa optimalisasi yang dilakukan oleh pengurus kopontren Al-Amanah AlGontory untuk dapat mencapai kondisi yang terbaik adalah dengan memanfaatkan sebaik mungkin komponen-komponen yang ada di dalam sistem operasionalnya yang saling berhubungan satu dengan yang 8
Hasil wawancara dengan Asep Suhendra, 02 Desember 2014, di kantor Kopontren, jam 19.30 WIB.
58
lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh kopontren. Adapun tujuan dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah kesejahteraan ekonomi anggota.
B. Kesejahteraan Ekonomi Anggota Kopontren Al-Amanah Al-Gontory Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992 tentang penjenisan koperasi, maka jika dilihat dari pendekatan kegiatan usahanya, jenis kegiatan usaha kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai koperasi konsumen, karena menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, adapun jika dilihat dari latar belakang anggota, adalah sebagai koperasi sekolah, dan jika dilihat dari jenis koperasi berdasarkan kondisi anggotanya, adalah sebagai koperasi primer. Tujuan dari didirikannya kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah untuk dapat
membantu
mensejahterakan
anggotanya pada khususnya
dan
masyarakat sekitar pondok pada umumnya. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota kopontren AlAmanah Al-Gontory, ada dua indikator yang tepat untuk dijadikan sebagai sebuah ukuran, diantaranya adalah:
1.
Pendapatan SHU (Sisa Hasil Usaha) Peningkatan pendapatan SHU merupakan salah satu indikator yang tepat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ekonomi anggota
59
kopontren, adapun SHU yang di dapatkan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory yakni sebagai berikut:
Tabel Sisa Hasil Usaha (SHU) Tahun 2012 dan 20139
No. 1.
Uraian Pendapatan
Tahun Buku 2013
Tahun Buku 2012
Rp. 280.500.000,00 Rp. 204.871.000,00
Beban Usaha dan Rp. 143.384.500,00 Rp. 83.888.000,00 2. Organisasi Sisa Hasil Usaha
Rp. 137.116.100,00 Rp. 120.983.000,00
Penerimaan rata-
Rp. 1.184.270, 00
3. Rp. 981.275,00
4. rata SHU per Anggota
Dari hasil inilah dapat diketahui pendapatan SHU yang didapatkan Kopontren sebesar Rp. 137.116.100,00 pada priode tahun 2013, keberadaannya meningkat dari tahun sebelumnya, yang mana pada tahun sebelumnya sebesar Rp. 120.983.000,00 pada priode tahun 2012. Adapun untuk penerimaan rata-rata SHU per anggota juga mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp. 1.184.270,00, hal ini juga mengalami
9
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2013 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 27 Januari 2014.
60
peningkatan dari jumlah penerimaan pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 981.275,00 pada masa priode 2012.
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa kesejahteraan ekonomi yang dirasakan oleh anggota kopontren Al-Amanah Al-Gontory cukup mengalami peningkatan jika dilihat dari indikator pendapatan SHU yang diterima dalam setiap tahunnya.
2.
Kegiatan-kegiatan Usaha Kopontren Al-Amanah Al-Gontory memiliki berbagai macam bentuk usaha, diantaranya adalah: a.
Pertokoan Perkembangan
kopontren
banyak
dipengaruhi
oleh
perkembangan pondok yang cukup pesat baik dari segi jumlah masyarakat pondok yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan,
serta
sarana
dan
prasarana.
Seiring
dengan
perkembangan ini maka kebutuhan pun yang dibutuhkan oleh masyarakat pondok menjadi meningkat. Pertokoan/Waserba (warung serba ada) adalah salah satu bagian dari unit usaha yang di kelola oleh kopontren dengan manjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari, dan lain-lainnya yang diperlukan oleh masyarakat pondok.
61
b.
Seragam Sekolah Selain pertokoan ada unit usaha lain yang dijalankan oleh kopontren, yaitu usaha seragam sekolah. Unit usaha ini menyediakan seragam sekolah bagi para santri dan santriwati pondok.
c.
Buku Sekolah Unit usaha buku sekolah ini adalah menyediakan berbagai macam buku-buku pelajaran yang dipelajari oleh santri pondok. Dari buku-buku pelajaran umum sampai dengan buku-buku pelajaran agama semua tersedia lengkap dijual di kopontren.
d.
Almari/Lemari Unit usaha ini menyediakan almari/lemari untuk para santri khususnya bagi santri yang baru masuk dalam tahun ajaran baru. Karena di pondok pesantren ini setiap santri wajib mempunyai almari/lemari untuk menyimpan barang-barang dan pakaian-pakaian santri.
e.
Perlengkapan Santri Unit usaha ini menjual berbagai macam perlengkapanperlengkapan yang wajib dimiliki bagi para santri. Seperti halnya perlengkapan sholat, dan lain-lain.
62
f.
Kalender Pembuatan kalender adalah hal yang selalu rutin setiap tahunnya diproduksi oleh kopontren. Karena selain mempunyai nilai keuntungan bagi kopontren, usaha kelender ini juga bisa menjadi ajang promosi pondok pesantren dalam rangka penerimaan pendaftaran santri baru ke masyarakat umum.
g.
Pinjaman Anggota Pinjaman anggota adalah memberikan pinjaman dalam bentuk uang bagi anggota kopontren yang membutuhkan dengan jumlah maksimal
sebesar
dua
juta
rupiah,
dengan
jangka
waktu
pengembalian satu tahun.10
Dengan banyaknya kegiatan-kegiatan usaha yang dijalankan oleh kopontren, diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh kopontren. Adapun dari realisasi usaha pada tahun buku 2013 bila dibandingkan dengan tahun buku 2012 mangalami peningkatan, lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel omzet pertahun sebagai berikut:11
10
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor Kopontren, jam 15.30 WIB. 11 Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2013 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 27 Januari 2014.
63
Tabel Realisasi Kegiatan Usaha Tahun 2012 dan 2013 No.
Unit Usaha
Tahun Buku 2013
Tahun Buku 2012
1.
Pertokoan
Rp. 519.126.200,00
Rp. 328.678.500,00
2.
Seragam Sekolah
Rp. 266.205.000,00
Rp. 187.940.000,00
3.
Buku Sekolah
Rp. 364.501.700,00
Rp. 253.705.000,00
4.
Almari/Lemari
Rp. 221.650.000,00
Rp. 206.800.000,00
5.
Perlengkapan Santri
Rp. 97.500.000,00
Rp. 73.600.000,00
6.
Kalender
Rp. 29.250.000,00
Rp. 22.300.000,00
7.
Pinjaman Anggota
Rp. 37.400.000,00
Rp. 24.750.000,00
8.
Lain-lain
Rp.
250.000,00
Tabel Pendapatan Usaha Tahun 2012 dan 2013 No.
Laba Usaha
Tahun Buku 2013
Tahun Buku 2012
1.
Pertokoan
Rp. 72.062.500,00
Rp. 43.008.000,00
2.
Seragam Sekolah
Rp. 51.005.000,00
Rp. 33.810.000,00
3.
Buku Sekolah
Rp. 87.643.500,00
Rp. 65.400.000,00
4.
Almari/Lemari
Rp. 42.630.000,00
Rp. 41.800.000,00
5.
Perlengkapan Santri
Rp. 12.460.000,00
Rp. 10.962.000,00
6.
Kalender
Rp. 10.500.000,00
Rp. 7.621.000,00
7.
Pinjaman Anggota
Rp. 2.830.000,00
Rp. 1.826.000,00
8.
Jasa Bank
Rp.
919.800,00
Rp.
8.
Lain-lain
Rp.
250.000,00
444.000,00
64
Sebelum adanya kopontren, masyarakat pondok pesantren (santri, ustadz, dan ustadzah) sulit untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehariharinya, dikarenakan jangkauan yang begitu jauh untuk membeli barangbarang kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat pondok pesantren. Di karenakan letak geografis pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory ini berada jauh dengan pusat pertokoan atau warung-warung yang menjual barang-barang kebutuhan hidup. Dengan demikian, dari kegiatan-kegiatan usaha inilah kesejahteraan bukan hanya dapat dirasakan oleh anggota kopontren saja, namun juga dapat dirasakan oleh non-anggota. Pada sebelum adanya kopontren masyarakat pondok sulit untuk mendapatkan
segala
macam
kebutuhan
hidupnya,
namun
setelah
keberadaannya, kini masyarakat pondok pesantren dapat dengan mudah untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-harinya. Dari indikator kegiatan usaha inilah penulis dapat menyimpulkan bahwa kesejahteraan yang di rasakan oleh para anggota kopontren bukanlah hanya dari keuntungan SHU saja, namun dapat juga dirasakan dari manfaat dan kemudahan akses bagi para anggota kopontren dan masyarakat pondok pesantren dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, yang mereka rasakan secara langsung melalui kegiatan-kegiatan usaha di kopontren AlAmanah Al-Gontory.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan mengenai optimalisasi sistem operasional yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory dalam kesejahteraan ekonomi anggota maka penulis dapat menyimpulkan, dari gambaran kotak hitam tentang sitem operasional kopontren bahwa elemen/komponen dasar yang menjadi input (masukan) di dalam sistem operasional kopontren AlAmanah Al-Gontory yaitu terdiri dari: Anggota, Pengurus, Pengawas, Tanah/Bangunan, dan Modal. Selanjutnya yang menjadi elemen/komponen proses dalam sistem operasional kopontren Al-Amanah Al-Gontory ini adalah segala macam unit/kegiatan usaha yang ada di dalam kopontren yang mana usaha tersebut terdiri dari: Pertokoan, Seragam Sekolah, Buku Sekolah, Almari/Lemari, Perlengkapan Santri, Kalender, Pinjaman Anggota, dan sebagainya. Kemudian yang menjadi output (keluaran) di dalam sistem operasional kopontren adalah tujuan dari awal didirikannya sebuah kopontren, yaitu kesejahteraan ekonomi anggota kopontren. Dari gambaran tersebut maka optimalisasi yang dilakukan oleh pengurus kopontren Al-Amanah Al-Gontory untuk dapat mencapai kondisi yang terbaik adalah dengan memanfaatkan sebaik mungkin komponenkomponen yang ada di dalam sistem operasionalnya yang saling berhubungan
65
66
satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh kopontren. Dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota, kopontren Al-Amanah Al-Gontory mengukurnya dengan indikator pendapatan SHU dan kegiatan-kegiatan usaha kopontren. Dalam bentuk pendapatan SHU dapat dilihat dari penerimaan yang diterima oleh para anggota kopontren, yang mana pada priode tahun 2013 anggota menerima SHU rata-rata sebesar Rp. 1.184.270,00 jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya menerima SHU rata-rata sebesar Rp. 981.275,00. Adapun dalam bentuk kegiatan-kegiatan usaha, anggota dan no-anggota dapat merasakan manfaat dan kemudahan akses dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yang mereka rasakan secara langsung melalui kegiatankegiatan usaha di kopontren Al-Amanah Al-Gontory. Kedua indikator tersebut adalah yang paling tepat digunakan di kopontren Al-Amanah Al-Gontory sebagai acuan untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggotanya.
B. Saran-saran 1. Melihat potensi yang dimiliki, Kopontren Al-Amanah Al-Gontory harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk dapat menumbuh kembangkan organisasi kopontrennya.
67
2. Meningkatkan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kesadaran dalam berkoperasi agar dapat menghasilkan generasi penerus yang profesional serta berdedikasi yang tinggi untuk umat. 3. Pengurus Kopontren Al-Amanah Al-Gontory harus lebih kreatif lagi agar dapat menciptakan kegiatan-kegiatan usaha yang baru untuk peningkatan SHU kopontren dalam setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo, Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013. Amirin, Tatang M, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Daud, Muhammad, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995. Dimyati, Ahmad, Dkk, Islam dan Koperasi, Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1987. Fidaus, Muhammad, dan Susanto, Agus Edhi, Perkoperasian, Sejarah, Teori dan Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesai, 2002. Hendrojogi, Koperasi, Azas-azas, Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, Cet.4. Kamaralsyah, DH.SKK, Pancawindu Gerakan Koperasi, Jakarta: Dekopin, 1987, Cet.1 KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet.3. Kusmana, Bunga Rampai: Islama dan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006. Ladjamudin, Al-Bahra bin, Analisis dan Desain sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, Cet.2. Masyhud, M.Sulthon, dan Khusnurdilo, Muh, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: diva Pustaka, 2005.
Muljono, Djoko, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2012. Nasuhi, Hamid, Dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Center for Quality Development And Assurance: UIN Syarif Hidayatullah, 2007, Cet.1. Pachta, Anjar, Hukum Koperasi di Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha, Jakarta: Kencana, 2007, cet.2. Rasyid, Sudradjat, Dkk, Kewirausahaan Santri: Bimbingan Santri Mandiri, Jakarta: PT. Citrayudha, 2005. Sartika, Titik, dan Soejoedono, Abd. Rachman, Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi, Ciawi: Ghalia Indonesia, 2004, Cet.2. Sinaga, Pariaman, Koperasi dalam Sorotan Peneliti, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Siringoringo, Hotiar, Pemrograman Linear: Seri Teknik Riset Operasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Sitio, Arifin, dan Tamba, Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktek, Jakarta: Erlangga, 2001. Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, Bandung: Alfabeta, 2013, Cet.4. Sudarsono, dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Renika Cipta, 2010, Cet.4. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006, Cet.6. Suhendi, H.Hendi, fiqih Muamalah, Bandung: Gunung Djati Press, 1997.
Sumarsan, Thomas, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, Jakarta: PT. Indeks, 2013. Swasono, Sri-Edi, Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta: UI-Press, 1987, Cet.3. Tampubolon, Manahan P, Manajemen Operasional, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004. Undang-undang, Perkoperasian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Bandung: Fokusindo Mandiri, 2013. Widiyanti, Ninik, dan Y.W Sunindia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989.
Judul Skripsi
PENDAYAGUNAAN SISTEM OPERASIONAL KOPERASI DALAM KESHAIITERAAN EKONOMI ANGGOTA KOPERASI DI KOPONTRI,N AL. AMANAH AT.GONTORY
?*"u"*-,;
Semester 9
I'{'}*u^. I
TEm'
e,utx
H
h
):>_ 4 /a oo
l,,lr-riversitas [sLi.11 N eee ri
SYARIF HIEAYATULLAH J&KARE&
\
Disusun oleh :
Ahmad Zaelani 1110053000006
Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas llmu Dakwah Dan llmu Komunikasi
Manajemen Dakwah 143s HIaA,J}M
, MV
KEMENTERIAN AGAMA UNIVI,RSITAS ISLAM NEGIIRI GTIN) SYARIF HIDAYATULLAH .IAKARTA FAKUI.TAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI .ll. lr. II. Juirnda No. 95 Ciputat
l5'll2
Telepon/Fax' (021\ 7 132728 / 74701580 rr-ylll!-tglgrkartlirl'.4!. E-nrail : q[v.fl!;1-d!.r,LrUa[ar!it.as-Lr]
&fif ,ro, o
Nouror
:
Lamp
:
Un.o I /F5/P P.oo.s 1 ( satu)
:
Bimbingan Skripsi
Hal
\\'etrsite:
Indonesia
bundel '
Jakarta,
A-Aguttrs
2Ol 4
(
Kepada Yth. Moh. Zen, S.Ag., N{A Dosen Fakultas Dakw'ait dan Ilmtr Korlrttrtiliasi tjlN Sy'ari f FI idal'atu I lali .l akarta
Assu|
umu'aluihon IIlr. Il'b.
Bersama ini kartri samltiiilian outline clart ttaskalt pro1,'osal skripsi yang diajukarl oieh ntahasisu'a lraliultas Dalirralr clan llrrru Kornunil
: Alrrrrad Zaelanr
Nama \r...^-^.. l\UrltUl D.-1,,-1. I UNUt\
Jurusan Sernester
felp. .luclul Skripsi
:
I 1 1005300C005
: Manajemen Daku,ah (MD) / I\4LI(S : IX (Senrbilan) : 0ti9676189246 : [)enclit.r agLlrlilAl-l Sistc-rtt Operasiclnal Koperasi dalanl I(,,.sc.fahtcraan lllionotrii Angg6ta KoPs1il5i di Kt-rpontren AIAnranah Al-Contorv
i(artri mg[on lic'secliailrnl'a glttLlk
nrentbinrLring tnahasisn'a tersebut dalam pL'r'lvusLlrlr'ln titn p..n1'e-icsaian skripsiul'a scliula 6 t-rulan dari tanggal 22 Agtrstus s.d- 22 Irebruari 2AA. Denrikian. atas pcrlratian clrn kesediaatrnla kami sarnpaikatt terinla kasih. II'ct.s
sa I
ontu'
ct I u i
h
r
nt ll'r'. Il'b. an. Dekan.
\\zakil Dekan Bidang Akademik
Suila
.lid, Ph.D r0330 199803 I 001
Tembusan 1. Dekan 2. Ketua .lurusan lr{ana.ientc'u Dakn'ah (lvlD) :
KEMENTERIAN AGAN{A UNIVERSITAS ISLAM NtrGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Telepon/Fax : (021)
7
432728
/
7
47 03580
Jl. Ir.H.JuandaNo.95Ciputatl54 l2lndonesia
website: u,urr.lilkuinjakarra.ac.id,E-rnail
: Un.0l/F5/PP.00.9/88
Nomor Lampiran Hal
'
:daku'ahrOlclk.uiniakarra.ac.itl
Jakartal) November 2014
,r,n Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth, Koperasi Ponpes Al-Amanah Al-Gontory di Tempat As'sal amu' al aikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas Ilmu Dakrvah dan Ilmu Komunikasi Jakarta menerangkan bahwa : Nama
Nomor Pokok Tempat/Tanggal Lahir Semester Jurusan/Konsentrasi Alamat Telp.
UN
Syarif Hidayatullah
Ahmad Zaelani 1 I I 00s3000006 Tangerang, 28 .luni l99l IX (Sembilan) Manajemen Dakwah/MLKS Jl. KH. Mas Mansvur RT 061011 Kunciran Indah Kota Tangerang 089676489246
adalah benar mahasisrva Fakultas Ihnu Dak'uvah dan Ilmu Komunikasi UIN S1'arif Hidayatullah Jakaila 1'ang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul Optintalisasi Sistent Operasional Koperasi dalcun Kesejaltteraan Ekononi Anggotct di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory.
Sehubungan dengan
itu, dimohon kiranya
Bapak/lbu/Sdr.
dapat
nlenerima./rnengizinkan mahasisrva karni tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud. Denrikian, atas keriasanra dan bantuannl,a l
Tembusan
l. \\Iakil
ss
a I0
m
u' a I a i ku
m
LVr. LVb.
ief Subhan, N{A 0l l0 199303 :
Dc'kan Bidang Akadenrik 2. Ketua .lunrsarr/Prodi. Ir,lanajenten Daku.alr
IOPERASI PONDOI PESANTNBN AL.AIIIANAH AI{IONT()RY
q@
BADAN HUKUM : 35/Kep/pAD/KDK.10.4/XI/99 PARIGI BARU - PONDOKAREN. TANGERANG SELATAN - BANTEN TELP. : 021 -9043 211i , OB12 B14B 2447
Nomor
:10/SEK/KOP AMG/xl/14
Ldtttvlt dra
l
Hal
:Penelitian Skripsi
Kepada r7th,
Dekan Fakuiias lk'ru Da'wah dan llmo kornunikasi Ullv Svahiti Di
r---^. r
l(etiia Koperasi Pesantren Ai-Arnanah Ai-Sontory Fei.fi 6aru, Fondok Aren Tangerang Selatan Banten menerangkan
:
Itotllo
: Ahrriacl iaeiarri
Semester
:lX
Jurusan
: iLfatral'enier)' Da''w,ai?'futli(S
Mahasiswa tersebut benar -benar telah melaksanakan penelitian di Koppontren(Xoperasi Pondok Fesantren Al-Amanah AI-6o$torVJ pacia tanggal l.5l.I*wember ZS14.I!{ .dal zm rangka mengumpulkan data dalam rangka penulisan skripsi.
Dan kepada nya kami berikan data-data koperasi sesuaidengan
judul skripsipeneliti.
Derrrikianlah surat keterarrgarr ini kan-ri salrrpaikan senroga bermanfaat bagi,peneliti dan pe.rgur.uan
tinggi UIN Syahid.
Wassalamua'aiaiku wr.wb.
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA F'A.KULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI t7 43272817 4703580
Jln.Ir. H. Juanda No.95 Nomor
: Un.0!/Fs/PP oogt Tndzo$
Lamp
1 (satu) berkas SkriPsr
Hal
Ujian Skripsi Kepada Yth: 1. Drs. Cecep CastrawijaYa,
MA 2. H. Mulkanasir, BA. S.Pd., MM 3. Prof.Dr.H. Murodi, MA 4. DRs.Nuru\ )ama\i,MA 5. Moh. Zen,MA
Ketua Sekretaris
I lerrguji\\
Penguji
Pembimbing
di Jakarta Assalamu'alaikum
l0
r.
Wb.
Dekan Fakultas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menunjuk Bapak/Ibu sebagai Tim Penguji Skripsi mahasisu,a di Fakultas llmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi: Nama
: Ahmad Zaelani
NIM
: I I 100530C0006
Tempat, Tanggal Lahir Jurusan Konsentrasi
, Tangerang,23 Juni l99l : Manajemen Dakwah
: MLKS : Optimalisasi Sistem Operasioal Koperasi dalam Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Kapontren Al Amanah Al-Gontory
Judul Skripsi
Ujian tersebut akan dilaksanakan pada : : Selasa, 7 April2015 Hari, Tanggal : 10.00-l1.00 WIB Waktu : Ruang Munaqosah Lt. VII /A Tempat Untuk menunjang kelancaran ujian tersebut, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi yang akan diujikan, guna dipelajari/diteliti sebagaimana mestinya Demikian surat penunjukkan inidisampaikan, atas perhatian BapaMbu kami ucapkan terima kasih. Was
s alamu'
al aikum Wr.
W lakaru,l I Maret 2013
Tembusan
:
1. Kasubag Kepegawaian dan Keuangan;
2. Kasubag Umum.
lr0
lee303 t004
&
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama
: Drs. Ahmad Rafe’i, M.M
Pekerjaan/Jabatan
: Ketua Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Tanggal
: 19 November 2014
Jam
: 15.30 WIB
Tempat
: Kantor Sekretariat Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kopontren Al-Amanah Al-Gontory? Jawab: Keberadaan Kopontren Al-Amanah Al-Gontory didirikan sejak tanggal 22 November 1999, lokasinya berada di dalam lingkungan pondok pesantren.
2. Apa Visi dan Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-Gontory? Jawab: Adapun Visi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: a. Mengangkat Ekonomi Pesantren b. Mensejahterakan Anggota Sedangkan
Misi
Kopontren
Al-Amanah
Al-Gontory
yaitu
“Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.
3. Apa tujuan didirikannya kopontren? Jawab:
Adalah
untuk
mensejahterakan
anggota
kopontren,
dan
masyarakat umum sekitar pondok, selain itu juga untuk memudahkan para santri dan masyarakat pondok lainnya dalam memenuhi kebutuhan seharihari.
4. Bidang usaha apa yang dijalankan di Kopontren? Jawab: Jenis usaha yang dijalankan pada tahun 2013 adalah: Pertokoan, Seragam Sekolah, Buku Sekolah, Almari, Perlengkapan Santri, Kalender, Pinjaman Anggota, dan lain-lain.
5. Apa yang menjadi komponen Input (masukan) dalam sistem operasional yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory? Jawab: Yang menjadi komponen inputnya dalam sistem operasionalnya itu ya dari peran para anggotanya yang utama, kemudian pengurus, pengawas, tanah/bangunan, dan modal. Karena tanpa adanya itu semua, tidak mungkinlah terbentuk sebuah kopontren.
6. Seperti apa peran anggota di dalam kopontren Al-Amanah AlGontory? Jawab: Jika kita lihat dari aspek hukum, anggota adalah sebagai pemilik koperasi. Namun anggota di kopontren ini selain sebagai pemilik, mereka juga selalu aktif memberikan saran, serta masukan-masukan yang membangun untuk kesuksesan kopontren.
7. Seperti apa peran pengurus di dalam kopontren Al-Amanah AlGontory? Jawab: Disini pengurus diberikan kepercayaan sepenuhnya dalam memimpin jalannya kopontren, kemudian diberikan tanggungjawab dan tugas-tugas dalam mengelola, membuat program-program kerja, dan lainlain. Selain itu juga pengurus disini harus memiliki wawasan pengetahuan mengenai tentang perkoperasian, dan memiliki ide-ide yang kreatif.
8. Seperti apa peran pengawas di kopontren Al-Amanah Al-Gontory? Jawab: Hampir sama peranannya seperti pengurus, kesamaannya paling dari segi tanggungjawabnya dalam melaporkan hasil kerjanya di forum Rapat Anggota Tahunan (RAT). Yang membedakannya ya paling dari tugas dan fungsinya saja.
9. Ada berapa tanah/bangunan yang dimiliki oleh kopontren AlAmanah Al-Gontory?
Jawab: Selama ini kopontren sudah memiliki tiga buah bangunan. Dimana bangunan yang pertama letaknya berada di tengah-tengah area pondok, digunakan sebagai WASERBA (Warung Serba Ada) menjual macam-macam dagangan. Lalu bangunan yang kedua ada di pondok pesantren puteri, bangunannya juga digunakan untuk WASERBA, dan bangunan yang ketiga digunakan sebagai kantor kopontren.
10. Darimanakah sumber modal yang dimiliki kopontren Al-Amanah AlGontory? Jawab: Mayoritas sumber modal di kopontren ini ya sebagian besarnya bersumber dari anggota, melalui simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah.
11. Apa saja yang menjadi komponen proses dari sistem operasional yang dijalankan oleh kopontren Al-Amanah Al-Gontory? Jawab: Yang menjadi komponen proses dalam sistem operasional kopontren, dari pengalaman saya sebagai pengurus menurut saya adalah segala macam kegiatan-kegiatan usahanya, dari mulai Pertokoan, Seragam Sekolah, Buku Sekolah, dan lain-lain.
12. Apa yang menjadi komponen output (keluaran) dari sistem operasional yang dijalankan kopontren Al-Amanah Al-Gontory? Jawab: Yang menjadi output disini ya adalah tujuan dari kopontren itu sendiri, yang mana cita-cita kopontren disini itu adalah memberikan kesejahteraan bagi para anggotanya.
13. Bagaimana perkembangannya sekarang ini? Jawab: Pada awal tahun berdirinya kopontren ini sempat fakum, karena belum mampu untuk dapat menjadikan koperasi sesuai dengan prinsipprinsip koperasi yang profesional, yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan UU Perkoperasian. Hingga akhirnya pada tahun 2010 bulan
Desember tepatnya, Kopontren Al-Amanah Al-Gontory mulai berbenah
diri, hingga akhirnya di tahun itu di bentuk pengurus yang baru untuk masa bakti 20ll-2014. Berkat peran dari pengtrus yang baru sekarang
inilah akhinrya secara bertahap kopontren dapat mengalami perkembangan, hal ini dapat di lihat dari pembagian sisa hasil usaha yang
dari tahun ketahun selalu mengalami
peningkatan. Perkembangan
kopontren bukan hanya dapat terlihat dari peningkatan pembagian sisa
hasil usahanya saja, namun dapat dilihat dari peningkatan kegiatan usahanyajug4 yaitu dari mulai pertokoan, seragam sekolah, buku sekolatr, almari, perlengkapan santri, kalender, pinjaman anggot4 dan lainJain.
Tangerang Selatan, 19 November 2014
PERTANYAAN WAWANCARA
Nama
: Asep Suhendra
Pekerjaan/Jabatan
: Marketing Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
Tanggal
: 25 November 2014
Jam
: 18.20 WIB
Tempat
: Kantor Kopontren Al-Amanah Al-Gontory
1. Dari manakah sumber modal kopontren ini? Jawab: Modal kopontren berasal dari anggota melalui simpanan pokok, yang harus dibayar ketika masuk menjadi anggota kopontren sebesar Rp. 100.000, adapun simpanan pokok ini tidak dapat diminta kembali walaupun anggota berhenti sebagai anggota kopontren. Kemudian modal kopontren juga berasal dari simpanan wajib, yang harus dibayar oleh para anggota dengan minimal sebesar Rp.170.000, dan maksimal sebesar Rp. 270.000, setiap bulan dan tidak bisa diminta kembali selama anggota belum berhenti sebagai anggota kopontren. Dan juga dari dana cadangan yaitu dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal dan menutup kerugian kopontren bila diperlukan. 2. Bagaiman cara mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi anggota di kopontren Al-Amanah Al-Gontory? Jawab: Dalam mengukur tingkat kesejahteraan yang dirasakan oleh anggota kopontren Al-Amanah Al-Gontory, ada dua indikasi yang bisa dijadikan dengan tepat untuk mengukur tingkat kesejahteraan anggota kopontren, yang diantaranya bisa melalui SHU kopontren, dimana setiap tahunnya dibagikan secara merata kepada seluruh anggota yang masih aktif. Dan selanjutnya juga bisa diukur melalui kegiatankegiatan usahanya.
3. Apa yang membuat kopontren dapat bertahan sampai saat ini?
Jawab: Banyaknya santri yang setiap tahun-ketahun selalu meningkat
jumlahnya yang kemungkinan besar akan memberikan keuntungan yang baik bagi kegiaran usaha kopontren. Selanjutnya fasilitas belanja yang memadai, sehingga memudahkan bagi pengurus kopontren untuk
menjalankan usaha kopontrennya. Kemudian tidak adanya pesaing,
dikarenakan keberadaanya ada
di
dalam pondok pesantren, yang
kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yakni para santri-santri dan para ustadz-ustadzytrLgbermukim di dalam pondok.
Tangerang Selatan, 25 November 2014
o
n
Ahmad Zaelant
[Vdnancarai
Asep Suhendra
rd*
I-APORAI{ PERTANGGUNGJA\A/A8AN PENGU RUS KOPERASI PESANTREN ALAMANAH ALGONTORY
TAHUN BUKU 2013
Setragalmana yang dlatur dalam pasal 37 Undang-undfang no 17 tahun 2012 serta pasal 26 undang-undang no 25 tahun 1992 tentant perfoperaslan dan secara terperlncl leblh dljabarkan dalam pasal 13 ayat 3 dan pasa! 23 ayat 5 Anggaran Dasar Koperasl Serba Usaha Al-Amanah Al-Gontory ,muka rapat anggota tahunan ( RAT ) adalah merupakan suatu kewarlban ysng mutlak harus dllaksanakan oleh setlap p€ngurus koperasl,dlmana dalam rapat anggota tersebut pengurus
berkewajlban menyampalkan laporan pertantgunglauraban atas pelaksaneaan tugasnya. Dengan berPedoman pada ketentuan terr€but make dal;am kesempatan lnl kami selakr'l pengurus menyampaikab taporan pertansgunglawaban untuk pelaksanaan tugas kaml datam tahun buku 2013 sebagai berlkut :
t,
BTDANG ORGANTSAST
1.
Nama,Tempat dan Legalitas Koperasi a. Nama
Koperasi :
Koperasi Serba Usalra Al-Amanah Al-Gontory Kota Tangsel
b. Badan Hukum
Nomor'. Tanggal c. ljin
: 35lBHlPAD/KDK.10.4ltXlL999 : 22 Nopember 1999
Usaha Perdagangan { IUP
Nomor Tanggal Berlaku s/d
)
: 503.1/000398-BP2Tl30-08lPKltv/20L3
:08April 2013 : 08 April 2018
d. Surat Keterangan Domisili tJsah ( SKDLI)
Nomor Tanggal Berlaku s/d
503/14lSKDUlKel.Pre.B/Ut/20L3
:
:20 Maret 2013
:
20 Maret 2018
e.Tanda Daftar Perusahan ( TDP
Nomor Tanggal Berlaku s/d f.NPWP
)
:30.08.2.47.00096
:08 April 2013 : 08
April 2018
: 24.055.304.8-4 11-000
2.
KePengurusan Susunan Ketetapan RAT dan Rapat Pengurus Sebagaimana dimaklumi sesuai periode Serba Usaha Al'Amanah Al-Gontory Pengurus dan Pengawas Koperasi
berikut 2OLL2'2014 Adalah sebagay : Drs'Ahmad Rafe'l' M'M Ketua Sekretaris : Drs' Muhammidan Wijaya 'M'M Rusti3na, S.F'd.l Wakil Bendahara : Ahmad Kharizal Bendahara
Susunan Pengawas
Ma'mun
Penase
KH. Sundusi
Ketua
Drs AbdussYakur M.MPd
syahrii Shidiq s'Ag, M.MPd H. Aditya Warman $8, M'MPd
Sekretaris AmngSota
4. Manager dan Karyaw'an
:
KaryawanTetaP : 4Orang
Kasir
:
2 Orang
5. Keanggotaan
2012 berjumlah Jumlah anggota per 31' Desember berjumlah Masuk dalarn tahun buku 2013
: 56
Jumlah selun:hnYa
: - Anggota
Keluar dalanr tahun buku 2013 Jumlah Per 31 Desember 2013
:
Anggota
14 Ancflota 80 Anggota
:
80 Anggota
BIDANG USAHA
Kegiatan Usaha 2013 adalah yang dilaksanakan pada tahum bukuj Jenis kegiatan usaha
a. Pertokoan b. Seragam sekolah
c. Buku sekolah
d. Almari e. PerlengkaPan
f.
santri
Kalender
e. Piniaman Anggota h. Lain-lain
2.
Realisasi Kegiatan Usaha Reallsasi kegiatan usaha pada Tahun Buku 2013 bila dibandingkan dengan
Tahun Buku 2012 mengalami p,eningkatan,lebih jelasnya dapat dilihat daritable omzet pertahun sebagai berikut Kesiatan usaha a. Pertokoan
Tahun Buku 2013
Tahun Buku 2012
b.Se:'cam Sekolah
Rp. 266.205.00000 Rp. 364.501.700.00
Rp. 187.940.000,00
Rp. 221.650.000,00
Rp. 205.800.000,00
rp. lz.sqc.qqqpo Rp. 29.250.000,00 Rp. 37.400.000,00
_tp.._21.5q0.q00,0q Ro. 22.300.0@,00 Ro. 24.750.000.00
c.Buku Sekolah
d.Almari e.Perlenckaoan Santri f.Kalender g.Pinjaman Anggota h.Lain-lain 3.
Rp.
250.000,00
Pendapatan Usaha Laba usaha a. Pertokoan b.Sercam Sekolah c.Buku Sekolah
d.Almari e.Perlenckaoan Santri f.Kalender g.Pinjaman Anggota h.Jasa Bank
i. iasa lain
4.
Rp. 328.57E.500.Q9
Tahun Buku 2013 Rp. 72.062.500,00 Rp. 51,005.000,00 Ro. 87.643.500,00 Rp. 42.630.000,00 Rp. 12.450.000,00 Ro. 10.500.000.00 Rp. 2.830.000,00 919.800,00
Rp. Ro.
Tahun Buku 2012 Rp. 43.008.000,00 Rp. 33.810.000,00 Ro. 65.400.000.00 Ro. 41.80C.000,00 Rp. 10.952.000,00 Ro, 7.521.000,00 Rp. 1.325.000,00 444.000,00
Rp.
250.000,00
Sisa Hasil Usaha
Tahun Buku 2012 Ro. 204.871 Slsa Hasil Usaha
ilr.
BIDANG PERMODAI.AN Keadaan Permodalan Tahun Buku 2013 bila dibandingkan dengan Tahun Buku 2012 ,mengalami kenaikan yang cukup signifikan sepertii table berikut ini.
l.
ModalSendiri Uraian Setoran Pokok Setoran Waiib Cadangan Koperasi Hibah SHU Tahun Berialan
Tahun Buku 2013 Rp. 8.000.000,00 Rp. 17,200.000,00 Rp. 102.892.590,00 Rp. 65.000.000,00 Ro. 137.728.800,00
Tahun Buku 2012 Rp. 6.500.000,00 Rp. 7.500.000,00 Rp. 85.743.625,00 Rp. 120,983.000,00
o z!o J
i2 B=s 6=-,
rxlo 3
E9?
ar ET z o o
og
N:a
3i q
e
-! E
>6
x 8
3
z
.inndnini.i!i ddididdididiF.
EEExSilEE
a
=21,3_-, S A 9t E <<:i< =t0 i lta a+!rlz zzE Eo4>e <<44<<<< ai++a<<<
F HEOEfrE*E
o !z +
?s _o 6o
2
(c
E
7-
t f; =
I 8
CJ
E1 D;
-l
d
E E
I
;
ra ra
d
I
R
8 ts c; o.
I
8
E.
g.
8
I
: !
I a = d E p
s
I
E.
8l
"i
8
,; E
d
n
a
tr
c H
a
E.
I
E
c B
I dE aP tsa Ea E
e
E
E
j
=
E E
;
.s
= =
.i
a
R Q
8
e 8'
8
!
-:
j j= =
t
E
a
a
E
=
E
II
E. E
o' o. o.
ts
a e
E.
I
it
8 8 8
I
e I a e Q R a 6 8 a a 6 E a g 8 :i d a 8' a 8 ts H.
P g.
6
!=
E E E
= =E = 3 =
= =
E
a I8I
e 8 E
a 8 E a 6
e I g. aa I I
15
d
E"
EA
d
t
8 8 a o.
!
=
; a
j ==
OE E E E l5 6 5 E E a
E E z =
9 e
z
E
e s
SA
E
€3
g
=
9
o9
E
.1
n
I E.
s
a
a
R
E E 6
d
g 6
{
8
E E E o.
E
R I
6
8 8 8
I
E.
a 8 c 8 E 8 a rl
I I
8 8
F E
a = E
E
E
e E
a
a
e
8'
I
n
sp
I
6 dE
ga
R
.l
d
d
E
d .i I a
ts
o.
E
.t
oi
I
;
E E q
:
I
I =
! t
E
2E 6 =
g
4
E
5
I !
'F-
d6
I I
!
I t5x I a I
, E
I
..!
E
8
=i 2
= E
e
2
!
d d
ct
a q
a
E
8'
E
I
9 e 8
6
i {
e
q E
o'
I
U
e
I 8g8
15
R P
E
P
-9
q E
e .E E -E
j
E. E
a 6 R e g a 8 6 a
I
e R a a I g 6 8 q 8 H E E 6
E
x
d
E 6 a ts E
a a
6 8 P
E
a a a a E
l
E 6 E E E E
E
88g 8 8 8 8 8 e
.q
p ? z E
II
z
! o
a
I a a I P R E 8 a 8 g ts a E E E. a5 E 8 6 a E ts E E E E E E 8 e g g 8 6 g 8 g 8 8 c 15 g fJ P rl rl a s
II
o' 9
e
I
I t5
:
E E E
E
4
II
8'
a
e 8 9
E E
I
E E
3
E
s3 i< l-
)
E
!
!
o8 z?
E
I
E
-i
E E
-g
g
,
E. E
8
=
:
8
d
d
I
E
8
:l!
I I 8'
d E .E =
E
4
I d
rl
a
e a E
R 6 a
8'
E q E
d
FT
o'
8
o.
I
a a
E
!
] f
E
d d ci
I
II
E
I
E
E
E e
t
a 8 8 8 E E a 8
d
E
=
ce = -qE E = J =
I
I
.E
z
FI
hl
-l d d
d
a
e a 8 8 E
d d
I
ts E. E.
E
R
6
a g g ga E. 8 ri 8' I E
e
a 8 8 a
a
!
] !
=
E B
*
d
c;
E.
a
8 a 8
8 6R d o.
a
e
Ei
T =
8 8 8
e I 8 g. I a a
.=
2
e E
=
I
,J
8 a B q
66
q E
hi
e
HARTATETAP KOPERASI PONOOK PESANTREN (KOPPONTREN ) AL,AMANAHAL.GONTONY PER.3I OESEMgER 2013
llama Barans 1
Tahun beli
Hib:h
3
HIbah
5
Ro Rp
3
2471
3
Rak Besi
2011
3.
2077
3
2011 2011 2011 2011 2011
3
3
2011
3
Rp Rp Rp
2011 2011 2011 2011 2011 2011
3
Rp
Kulkas 2 PintLi
13 EanEku Plastik
Xursi
15 77 Meja K.fe 18 Etalase Es Buah 19
20 KoflDordan tabunE gr
z2 Alat Pelebel h.rsa
2071
23 EtaEeSemDel 24 Kalkulator
2011 2011
25 Alat 8or
2072 2072 2072 2072 2072 2072 2012 2072 2072 2072
26 27 28 Meteran Ustrit 29 Hordens Salon Komputer 31 .,am Dlndine 33
34 Senner 5antri Baru 35 35 37
2At2
38 39 40 41,
RD RD
2011
10 11 Kulkas Es suah
llp
Rp
Etalase 9
\4
NllalSuku
10% Ro
RD
2011 2017
5
t2
Harsa beli
EtelaseToko
2
8
Thn
Rp
Ro Rp Rp
3
RD
3
Rp Rp
3
3 3
Rp Rp
3 3
2 2 2 2
2 2
z 2 2
250,OOO
6.000.000 150,000 1,400,000 1.800.000 680,000 400,000 300,000 150,000 700,000 900,000 240,000 250,000 125.000
Rp
35,000 500,000
Rp
1m,000
Rp
3.
1,000,000 1.500.000 1.050,000 3,000,000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
235,000 2,700.000
1,2m,000 3,300,000 850,000 110,000 90,000 450,000 700,000 1,100,000 1,050.000 500,000 2,500,000 2,000,000
Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp flp Rp Rp Ro Rp Rp Rp 8p Rp Rp Rp Rp Rp
Ro Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
1OO,0oo
150,000 105,t100
300,000 25,000 500,000 15,000 140,000 180,000 68,000 40,000 30,000 15,000 70,000 90,000 24,000 25.000 12,5CrO
3,500 50,000 10,000 23,500 270,000 120,000 330,000 85,000 11.000 9,000 45,000 70,000 110,000 105,ooo 50,000
8p Rp
Rp Rp Rp Rp ip Ro Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp flp Bp
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp
840,000 2,4oo,0oo 200,000
Rp Rp
4,800.0@ 120,m0 1,120,0m
Rp Rp
RD
Rp 8p Rp Rp Rp Rp Bp Rp
1.2140.0@
544,000 320.000 240,0Oo
Rp
120,000 560.000 720,000 192,000 200,000 100,000 28,000
8p
400,000
Rp
80.000 188,@O
Ro
2,160.0@
Rp
960,000 2,540.000 680,000
Rp Ro Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
54,500,000 91,125,000
Rp 20,366,500
Rp
179,557,000
2
2013
1
Rp
1
Rp
65,000,000 101,250.000
Rp
20!1
Rp
203,66s,000
200,000
800.000
1.200.m0
Rp 10,125,000
201,2
Rp
3,500 50,000 10,000 23,500 270,000 120,000 330,000 85,000 11,000
Ro Bp
Rp Ro Rp
RD Rp
zo72 2012
2S0,OO0
24000 25,000 12,500
Rp
88,000 72,000 360,000 560,000 a8o 0Oo 840,000 480,000 2.000.000 1,600,000
2 2 2
Rp
100,000 150,000 105,000 300.000 25.000 600,000 15,000 140.000 180,000 58,000 40,000 30,000 15,000 70,000 90,000
Ro Rp
9,000 45,000 70,000 110.000 105.000 60,000 250.000 200,000
Ro
Hlbah
Mobil
Jumlah Total Akumulasi Penyusutan tahun 2012 = Penyusutaii tahun 2013
.lumlahAkumulasi Penyusutan
Rp Rp Rp
Rp 3,741,500
5,5OO.oo0
3,741,500 20,356,500 24,108,000 Pomdok Aren, 31 Desember 2013
ffi::-""{d&,,'
slE a9=
z1* Ei< iri
t
J
z e
o
z z
2
o
o a F
=
]
d
8
ra
8
d
I
E
E
z I d o o o I
3
-9
'6
I
d
g
I
g e.
8
E.
I
I
e.
I
a
a
rl
E s.
E
!
i dr.ci i:!. E
s.4 r i .! '6 E
-9r
E
ts
.E
*3= \--1 t
E
q
#j .l
/2,
?
RENCANA ANGGAMN PENDAPATAN DAN BEIAN]A KOPERA5I SERSA UsAHA AL-AMANAH AL.GONTOSY TAHUN 8UI(U 2014
Jt]MLAH I
]UMLAH SELANJA
Rp Rp Rp
Rp
1,650,000 534,000 750,000 2,934,000
1.5 Puka 1.6 Slaya Manaserial
Pendapatan Penjualan 2.2 Lba 5eraSam
2.6l.aba PerlenEkapan SubJumlah
Rp Rp Rp Rp 8p Rp
1.1 lelanla P€nSurus 1.2 Gajlxaryewan
Rp Rp qp Rp 8p Rp
18,000,000 9,0O0,OOO
4,000,000 3,000,000 1,200,000 5,000,000
95,000,000
Rp
55,s00,000
40,200,000
48,245,000 85,s00,000 16,300,000
2.1ATl(
15,700,000
2.2 foto Copy
Rp
316,24t000
Rp
2.3 Tlnta Printer 2.4 Cetal Kwintanst, Benner dtt 2.5 kertas Hvs
319,179.000
2.5
Rp Rp fip Rp Rp
30q0OO
450,000
25q00o 90qOO0 150,000
2_1
Rp 3.1 Ejaya MT
3.2
Sosial
3.4 AkomodaslMonitoring 3.5 luran Koperasl tndut
3.5 Blaya Penyururan 3.7 Lisrrik 3.8 Tunjansan HariRaya 3.9 zakatlpajak 3,10 Peraw:tan dan Perbatkan
SHU
JUMLAH
TanSera ng
5elatan, 31 Oelember 2013
Rp Rp Rp Rp
2,050,000
6,0C0,000
3,300,000 3,600,000 1,0O0,00O
600,000
Rp
Rp Rp np Rp Rp
24,108,000
s,000,00o 45,000,000
3,000,000 4,510,000 8,000,000
Rp
104,1$.000
Rp
145,368,000
Rp Rp
172,811.000 319,179,000