PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ANALISA RASIO KEUANGAN GARUDA INDONESIA AIRLINES, SINGAPORE AIRLINES DAN THAILAND AIRLINES DENGAN UJI NON-PARAMETRIK (Periode: 2010 – 2014) (Studi Komparasi) Sutandi Universitas Buddhi Dharma Tangerang Email :
[email protected] Susanto Wibowo Universitas Buddhi Dharma Tangerang Email :
[email protected]
Abstrak Kompetisi maskapai penerbangan komersial yang melayani rute domestik maupun internasional di negara ASEAN semakin kompetitif mendekati diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Masing-masing negara sudah mempersiapkan diri dengan baik pada maskapai penerbangannya baik negara; Singapore, Malaysia, Thailand, Hongkong, Vietnam, Brunei Darusallam demikian juga Indonesia dengan maskapai Garuda Indonesia Airlines. Penelitian ini membandingkan kinerja keuangan maskapai penerbangan antara; Garuda Indonesia Airlines, Singapore Airlines dan Thailand Airlines dengan indikator analisa rasio keuangan dan indikator Du Pont System serta menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U. Data series laporan keuangan diambil dari tahun 2010-2014 berasal dari website masing-masing, bank sentral dan pasar saham yang ada dinegara masing-masing. Pengujian hipotesis mencakup analisa rasio keuangan; likuiditas (current rasio atau CR), aktivitas (total asset turn over atau TATO), solvabilitas (debt rasio atau DR), profitabilitas (net profit margin atau NPM) dan Du Pont System (return on investment atau ROI dan return on equity atau ROE). Hasil penelitian menunjukan perbandingan rasio keuangan Garuda Indonesia Arilines, Singapore Airlines dan Thailand Airlines ada yang berbeda signifikan dan ada yang tidak signifikan. Rata-rata rasio keuangan Garuda Indonesia Airlines yang lebih baik pada net profit margin (NPM) saja sedangkan current ratio (CR), total asset turn over (TATO), debt rasio (DR), return on investment (ROI) dan return on equity (ROE) kurang baik. Kata Kunci: Rasio Keuangan, Du Pont System, Kruskal Wallis dan Mann Whitney U.
152
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
PENDAHULUAN Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) siap diberlakukan pada awal bulan Januari 2016. Semuda negara di kawasan Asia Tenggara; Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Brunei Darusallam, Vietnam mempersiapkan diri dengan baik diberbagai sektor baik industri manufaktur maupun non manufaktur. Peran strategis industri maskapai penerbangan untuk menopang pariwisata sangat vital sekali. Kesiapan industri maskapai penerbangan Indonesia akan teruji pada saat pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Latar bekalakang persoalan yang terjadi selama ini di dalam industri maskapai penerbangan khususnya perusahaan pelat merah milik pemerintah yaitu Garuda Indonesia Airlines tidak kalah peliknya persoalan intern yang terjadi bahkan antar menteri sering beragumen di berbagai media televisi yang menyatakan akan menambah atau membeli pesawat yang baru disatu sisi Menteri yang lain berkata tidak perlu menambah armada yang baru. “Sepanjang tahun 2014 Garuda Indonesia Airlines rugi Rp. 4,89 triliun yang dipengaruhi oleh industri penerbangan dalam negeri dan internaional”, menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo. Selain itu, lanjut dia, kinerja keuangan Garuda juga dipengaruhi oleh adanya “impairment loss” yang dialami perusahaan sebesar 113,5 juta dolar AS dari proses “early termination”, re-evaluasi aset serta investasi yang dilakukan perusahaan penerbangan Merpati Nusantara Airline dan Gapura Angkasa. Arif menyebutkan total utang maskapai penerbangan pelat merah itu mencapai 40 juta dolar AS kepada Garuda, rinciannya 21,4 juta dolar AS pendapatan 2015 yang hilang dari 19 juta dolar AS pada 2014. (Sumber: www.jurnalasia.com/2015/03/23/). Bagaimana dengan kondisi kinerja keuangan Thailand Airlines dan Singapore ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Airlines, penulis akan membandingkan rasio kinerja keuangan kedua maskapai tersebut dengan maskapai Garuda Indonesia Airlines. Identifikasi masalah dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan Garuda Indonesia Airlines dibandingkan dengan Singapore Airlines dan Thailand Airlines serta untuk mengetahui apakah kinerja keuangan Garuda Indonesia Airlines lebih baik bila dibandingkan dengan maskapai kedua negara tersebut. Untuk menjawab pertanyaan dalam identifikasi masalah tersebut maka penulis akan menggunakan alat ukur rasio-rasio kinerja keuangan dengan menggunakan analisa rasio-rasio keuangan dan metode du pont system. Menurut Sjahrial (2006:48) metode du pont system merupakan alat ukur hubungan antar rasio keuangan secara menyeluruh yang menggabungkan data antara neraca dan rugi laba dalam menghasilkan laba (profitabilitas) ke dalam ROI dan ROE. Menurut Prastowo (2002:76) analisa laporan keuangan bertujuan untuk menilai efektifitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktifitas usahanya. TELAAH PUSTAKA Hipotesa Penelitian Menurut Sjahrial (2006:37) metode analisa rasio keuangan meliputi: cross sectional analysis yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan termasuk yang sejenis, time series analysis yaitu membandingkan kinerja keuangan dalam beberapa periode dengan analisa rasio keuangan, serta combined analysis yaitu gabungan antara cross sectional dan time series analysis. Dalam penelitian ini menggunakan gabungan antara cross sectional analysis dan time series analysi. Menurut Munawir (2007:31) tujuan kinerja keuangan perusahaan adalaha untuk mengetahui stabilitas usaha perusahaan dimana perusahaan mampu 153
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
melakukan usaha dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. Komponen rasio keuangan (Sjahrial, 2006:40) meliputi: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Hipotesis terhadap kinerja perusahaan maskapai penerbangan di Indonesia, Thailand dapat dirumuskan menggunakan: Indikator Rasio Likuiditas : current ratio (rasio lancar) atau CR. H1: Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Likuiditas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Singapore Airlines dan Thailand Airlines. Indikator Rasio Aktivitas : total asset turnover ratio (rasio perputaran total aktiva) atau TATO H2: Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Aktivitas pada kinerja perusahaan antara Garuda
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Indonesia Airlines dengan Singapore Airlines dan Thailand Airlines. Indikator Rasio Solvabilitas : debt ratio (rasio lancar) atau DR H3: Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Solvabilitas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Singapore Airlines dan Thailand Airlines. Indikator Rasio Profitabilitas : net profit margin ratio (rasio lancar) atau NPM H4: Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Profitabilitas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Singapore Airlines dan Thailand Airlines. Indikator Du Pont System : return on investment (ROI) dan return on equity (ROE) H5: Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Du Pont System pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Singapore Airlines dan Thailand Airlines. Diagram Alur Penelitian Diagram alur penelitian dapat digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian 154
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2005,54) penelitian deskriptif merupakan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode Pemilihan Sampel Menurut Djawranto (1994 : 43 & 420) sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, bendabenda, dst. Populasi dalam penelitian adalah perusahaan maskapai penerbangan terbaik dan terbesar yang ada di negara Asia Tenggara. Sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan: Garuda Indonesia Airlines (dari Indonesia), Singapore Airlines (Singapore) dan Thailand Airlines (Thailand). Penentuan sampel dari populasi tersebut diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling atau pengambilan sampel secara acak, yang didasarkan pada kriteria; perusahaan maskapai penerbangan adalah merupakan perusahaan yang terbaik di negara yang bersangkutan, perusahan tersebut harus sudah go public, perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun; 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember, untuk menghindari adanya waktu parsial dalam proses penghitungan rasio keuangannya. Metode Pengumpulan Data Proses pengumpulan data laporan keuangan perusahaan maskapai penerbangan tersebut dilakukan melalui internet, yaitu dari; bursa efek masingmasing negara dan dari website dengan laporan keuangan merupakan dokumen ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
utama untuk menjadi sampel data sekunder. Metode Analisis Data Semua data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan indikator dan rasio-rasio keuangan dari data masing-masing laporan keuangan perusahaan maskapai penerbangan tersebut sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Untuk menjawab hipotesis dilakukan dengan uji non-parametrik yaitu: Kruskall Wallis dan Mann Whiteney U. Statistik Deskriptif Menurut M. Laksono Tri Rochmawan (2004) statistik deskriptif menjelaskan rasio-rasio keuangan sebagai proksi kinerja keuangan perusahaan. Perbedaan kinerja keuangan ke dua negara akan terlihat pada nilai rata-rata (mean) masing-masing rasio. Dan masing-masing rasio belum dapat digunakan untuk menguji hipotesis, karena itu diperlukan uji perbedaan statistik lebih lanjut dengan menyesuaikan distribusi datanya. Uji Univariate Pengujian perbedaan indikatorindikator kinerja keuangan perusahaan maskapai penerbangan di tiga negara ASEAN secara bersama-sama akan digunakan uji non-parametrik yaitu; Kruskal-Wallis untuk uji terdapat perbedaan dan Mann-Whitney-U untuk uji yang menegaskan adanya perbedaan secara signifikan sebagai pendamping. Beberapa tes yang dilakukan dalam menguji perbedaaan sampel lebih dari dua sampel yang sama maupun tidak sama (Imam Ghozali, 2001), yaitu: Descriptive, digunakan untuk melihat ringkasan statistik dari kedua sampel region, yang secara nyata terlihat perbedaan, namun demikian perlu dilakukan uji statistik selanjutnya. Jika distribusi tidak normal, maka akan digunakan uji non-parametrik Kruskal Wallis One-Way Analysis of Variance by Rank dengan tingkat signifikansi α = 5%. Uji tersebut
155
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
digunakan mengingat sampel jumlah data yang kecil kurang dari 30 data sampelnya. Jika P value ≤ 5% berarti terdapat perbedaan yang secara statistik untuk variabel proksi indikator kinerja dan karakteristik lainnya pada perusahaan maskapai penerbangan tersebut. Dengan demikian jika hipotesis alternatif benar, maka ada median yang berbeda (Imam Ghozali, 2002). Untuk uji signifikansinya, digunakan uji non-parametrik Man-Whitney U dengan
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
tingkat signifikansi α = 5%. Jika P_value ≤ 5% terdapat perbedaan yang signifikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara rinci perolehan data sampel dengan metode “purposive sampling” dalam penelitian ini data sampel dari negara; Indonesia, Singapore dan Thailand, sebagaimana Tabel 1.
Tabel 1. Perolehan Data Sampel NEGARA
TAHUN
2010 2011 INDONESIA 2012 (Garuda Indonesia 2013 Airlines) 2014 Rata-rata 2010 2011 THAILAND 2012 (Thailand Airlines) 2013 2014 Rata-rata 2010 2011 2012 SINGAPORE 2013 (Singapore Airlines) 2014 Rata-rata
CR 72.53 115.63 84.40 83.25 64.50 84.06 97.33 83.90 86.61 71.00 6.30 69.03 156.92 144.90 115.83 135.19 135.60 137.69
TATO 0.04 0.03 0.04 0.00 0.12 0.05 0.05 0.04 0.02 0.04 0.05 0.04 0.03 0.12 0.02 0.02 0.22 0.08
DR 74.61 58.09 55.72 62.18 70.45 64.21 74.24 0.08 77.04 81.46 86.56 63.88 69.01 63.73 23.89 24.73 31.25 42.52
NPM 26.53 0.88 0.76 19.81 0.09 9.61 0.08 0.05 0.00 0.03 0.00 0.03 0.03 0.09 0.03 0.03 0.03 0.04
ROI 1.01 0.03 0.03 0.08 0.01 0.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.08 1.01 0.05 0.06 0.61 0.36
ROE (0.01) 6.96 9.94 1.00 (40.60) (4.54) 19.30 (16.10) 9.80 (19.00) (81.70) (17.54) 1.60 7.90 2.50 2.90 2.70 3.52
Keterangan: CR (current ratio), TATO (total asset turn over), DR (debt ratio), NPM (net profit margin), ROI (return on investment), ROE (return on equity). Sumber: Data diolah, 2015
Uji Analisis Deskriptif Analisis deskriptif rasio keuangan tersebut secara umum dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kinerja perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airlines dibandingkan dengan Thailand Airlines dan Singapore Airlines rata-rata rasio keuangan menunjukkan hanya NPM (net profit margin) sebesar 9,61% lebih baik. Sementara Thailand Airlines tidak ada yang lebih baik rata-rata rasio keuangannya bila dibandingkan Indonesia dan Singapore. Akan tetapi Singapore Airlines yang lebih baik meliputi; CR (current ratio) sebesar 137,69 % kemudian TATO (total asset turn over) sebesar 0,81 156
kali kemudian DR (debt ratio) sebesar 0,81% selanjutnya ROI (return on investment) sebesar 0,36% teakhir ROE (return on equity) sebesar 3.52% (lihat Tabel – 1). Hasil analisis deskriptif terlihat bahwa CR, DR, TATO, ROI dan ROE perusahaan maskapai penerbangan Singapore Airlines lebih baik bila dibandingkan dengan Indonesia dan Thailand. Dan Indonesia hanya lebih baik di NPM (net profit margin) saja bila dibandingkan dengan Singapore dan Thailand. Perbedaan rata-rata rasio tersebut harus dibuktikan dengan menggunakan uji ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
non-parametrik Kruskal Wallis One-Way Analysis of Variance by Rank dan ManWhitney U dengan tingkat signifikansi α = 5%. Dengan demikian akan terjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Kemudian perbandingan nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Thailand nilai CR (0.917 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan yang disajikan di Tabel 3. Selanjutnya nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Singapore nilai CR (0.009 < 0.05) terdapat perbedaan yang signifikan yang disajikan dalam Tabel 4.
Uji Hipotesis Indikator Rasio Likuiditas : current ratio (rasio lancar) atau CR Nilai uji Kruskal Walls, CR atau current ratio (0,009 < 0.05) ke tiga group sampel mempunyai rata-rata CR ada perbedaan sebagaimana Tabel 2.
Tabel 2. Uji Kruskal-Wallis Untuk Uji Beda Ke Tiga Group Sampel a,b
Test Statistics CR Chi-Square
TATO
NPM
ROI
ROE
9.380
.186
3.920
9.529
10.407
.560
2
2
2
2
2
2
.009
.911
.141
.009
.005
.756
df Asymp. Sig.
DR
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Negara
Tabel 3. Uji Mann-Whitney U Untuk Uji Signifikansi Indonesia dan Thailand
Tabel 4. Uji Mann-Whitney U Untuk Uji Signifikansi Indonesia dan Singapore
ISBN : 978-602-14119-1-9
157
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Dengan demikian hasilnya; menolak H1 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Likuiditas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan dengan Thailand Airlines. Menerima H1 terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Likuiditas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan dengan Singapore Airlines. Dari Tabel 1, nilai rata-rata CR atau current ratio (84,06%) pada Indonesia dan Thailand (69,03%) kemudian Singapore (137,69%) ini artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp. 1,3769 aktiva lancar hal ini menunjukkan perusahaan maskapai penerbangan Singapore Airlines lebih baik dan mampu untuk segera memenuhi kewajiban keuangannya atau perusahaannya dalam memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo bila dibandingkan dengan Indonesia maupun Thailand. Indikator Rasio Aktivitas : total asset turnover ratio (rasio perputaran total aktiva) atau TATO Dari Tabel 2, nilai uji Kruskal Walls, TATO (0,911 > 0.05) ke tiga group sampel mempunyai rata-rata CR (current raio) tidak ada perbedaan kemudian perbandingan nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Thailand nilai TATO (0,589 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kemudian nilai uji ManWhitney U untuk Indonesia dan Singapore nilai TATO (0,916 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan (lihat Tabel 3 dan Tabel 4). Hasilnya; menolak H2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Aktivitas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlines dan Singapore Airlines. Dari Tabel 1, nilai rata-rata TATO atau total asset turn over (0,05 kali) pada Indonesia dan Thailand (0,40 kali) serta Singapore (0,81 kali) ini artinya bahwa semakin rendah angka tingkat perputaran aktiva, maka semakin tidak efisien 158
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
perusahaan mengelola total asetnya dalam menghasilkan penjualan. Perusahaan maskapai penerbangan Indonesia kurang baik dalam hal pengelolaan aset-asetnya, pihak manajemen perlu melakukan efisiensi dalam pengelolaan aset tersebut. Indikator Rasio Solvabilitas : debt ratio (rasio hutang) atau DR Dari Tabel 2, nilai uji Kruskal Walls, DR atau debt ratio (0,141 > 0.05) ke tiga group sampel mempunyai rata-rata DR tidak ada perbedaan kemudian perbandingan nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Thailand nilai DR (0,175 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kemudian perbandingan nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Singapore nilai DR (0,175 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan (lihat Tabel 3 dan Tabel 4). Hasilnya; menolak H3 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Solvabilitas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlinesa dan Singapore Airlines. Dari Tabel 1, nilai rata-rata DR atau debt ratio (64,21 %) pada Indonesia dan Thailand (63,88 %) serta Singapore (42,52 %) terlihat bahwa semakin rendah tingkat jumlah kewajiban atau hutang jangka panjangnya maka tingkat pinjaman perusahaan Singapore Airlines sebesar 42,52 % dari modal sendiri. Hal tersebut menunjukkan perusahaan Singapore Airlines semakin rendah nilai DR maka semakin kecil pula hutang-hutang perusahaannya sehingga perusahaan akan semakin cepat mampu untuk segera melunasi semua hutangnya pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini perusahaan Singapore Airlines nilai DR lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan Garuda Indonesia Airlines dan Thailand Airlines. Indikator Rasio Profitabilitas : net profit margin ratio (rasio margin laba bersih) atau NPM Dari Tabel 2, nilai uji Kruskal Walls, NPM atau net profit margin (0,009 < 0.05) ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
ke tiga group sampel mempunyai rata-rata NPM ada perbedaan kemudian perbandingan nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Thailand nilai NPM (0.009 < 0.05) terdapat perbedaan yang signifikan. Kemudian nilai uji ManWhitney U untuk Indonesia dan Thailand nilai NPM (0.009 < 0.05) terdapat perbedaan yang signifikan (lihat Tabel 3 dan Tabel 4). Hasilnya; menerima H4 Terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Profitabilitas pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlines dan Singapore Airlines. Dari Tabel 1, nilai rata-rata NPM atau net profit margin (9,61 %) pada Indonesia dan Thailand (0,03 %) serta Singapore (0,04 %) ini artinya bahwa semakin tinggi nilai NPM menunjukkan tingkat penjualan tinggi yang dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak yang besar. Perusahaan Garuda Indonesia Arilinesa lebih baik dalam hal kegiatan operasinya dibandingkan dengan perusahaan Thailand Airlines dan Singapore Airlines. Indikator Du Pont System : return on investment (ROI) dan return on equity (ROE) Dari Tabel – 2, nilai uji Kruskal Walls, ROI atau return on investment (0,005 ≤ 0.05) ke tiga group sampel mempunyai rata-rata ROI ada perbedaan kemudian perbandingan nilai uji ManWhitney U untuk Indonesia dan Thailand nilai ROI (0.005 ≤ 0.05) terdapat perbedaan yang signifikan. Kemudian nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Singapore nilai ROI (0.246 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan (lihat Tabel – 3 dan Tabel – 4). Hasilnya nilai ROI; menerima H5 terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Du Pont System pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlines. Dan menolak H5 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Du Pont System ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Singapore Airlines. Dari Tabel 2, nilai uji Kruskal Walls, ROE atau return on equity (0,756 > 0.05) ke tiga group sampel mempunyai rata-rata ROE ada perbedaan kemudian perbandingan nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Thailand nilai ROE (0,911 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kemudian perbandingan nilai uji Man-Whitney U untuk Indonesia dan Singapore nilai ROE (0,463 > 0.05) tidak terdapat perbedaan yang signifikan (lihat Tabel – 3 dan Tabel – 4). Hasilnya nilai ROE; menolak H5 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Du Pont System pada kinerja perusahaan antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlines dan Singapore Airlines. Dari Tabel 1, nilai rata-rata ROI atau return on investment (0,23 %) pada Indonesia dan Thailand (0,00 %) serta Singapore (0,36 %) ini artinya bahwa semakin tinggi nilai ROI menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva yang dimiliknya untuk menghasilkan laba semakin baik untuk Singapore ini mengindikasikan kemampuan manajemen dalam melakukan pengelolaan aktivanya sangat baik karena nilainya ROI lebih tinggi. Menurut Syamsudin (2009:64) ROI yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total aset di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Dari Tabel 1, nilai rata-rata ROE atau return on equity (-4,54 %) pada Indonesia dan Thailand (-17,54 %) serta Singapore (3,52 %) ini artinya bahwa semakin tinggi nilai ROE menunjukkan bahwa tingkat penghasilan bersih yang diperoleh perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan meningkat. Dalam hal ini Singapore Ailines lebih baik bila dibandingkan dengan Indonesia dan Thailand. 159
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Nilai ROI maupun ROE untuk perusahaan Singapore Airlines lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan Garuda Indonesia Airlines dan Thailand Airlines. Hal ini menunjukkan kemampuan manajamen perusahaan Singapore Airlines mampu untuk mengelola aktivanya dalam menghasilkan laba operasi dan mampu untuk mengelola modal yang diinvestasikan perusahaan lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan Garuda Indonesia Airlines dan Thailand Airlines. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulannya menunjukkan bahwa: 1. Indikator Rasio Likuiditas : current ratio (rasio lancar) atau CR Nilai uji Kruskal Walls dan uji ManWhitney U menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan indikator Rasio Likuiditas antara Garuda Indonesia Airlines dan Singapore Airlines dan tidak terdapat perbedaan signifikan dengan Thailand Airlines. Nilai rata-rata CR maskapai penerbangan Singapore Airlines (137,69 %) lebih baik dan mampu untuk segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo bila dibandingkan dengan Garuda Indonesia Airlines (84,06 %) dan Thailand Airlines (69,03 %) artinya setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin Rp. 1,3769. 2. Indikator Rasio Aktivitas : total asset turnover ratio (rasio perputaran total aktiva) atau TATO Nilai uji Kruskal Walls dan uji ManWhitney U menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Aktivitas antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlines dan Singapore Airlines. Nilai rata-rata TATO maskapai penerbangan Singapore Airlines (0,81 160
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
kali) lebih baik dan mampu untuk segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo bila dibandingkan dengan Garuda Indonesia Airlines (0,05 kali) dan Thailand Airlines (0,40 kali) artinya bahwa semakin rendah angka tingkat perputaran aktiva, maka semakin tidak efisien perusahaan mengelola total asetnya dalam menghasilkan penjualan. 3. Indikator Rasio Solvabilitas : debt ratio (rasio hutang) atau DR Nilai uji Kruskal Walls dan uji ManWhitney U menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Solvabilitas antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlines dan Singapore Airlines. Nilai rata-rata DR atau debt ratio (64,21 %) pada Indonesia dan Thailand (63,88 %) serta Singapore (42,52 %) terlihat bahwa semakin rendah tingkat jumlah kewajiban atau hutang jangka panjangnya maka tingkat pinjaman perusahaan Singapore Airlines sebesar 42,52 % dari modal sendiri. Hal tersebut menunjukkan perusahaan Singapore Airlines semakin rendah nilai DR maka semakin kecil pula hutang-hutang perusahaannya sehingga perusahaan akan semakin cepat mampu untuk segera melunasi semua hutangnya pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini perusahaan Singapore Airlines nilai DR lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan Garuda Indonesia Airlines dan Thailand Airlines. 4. Indikator Rasio Profitabilitas : net profit margin ratio (rasio margin laba bersih) atau NPM Nilai uji Kruskal Walls dan uji ManWhitney U menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari indikator Rasio Profitabilitas antara Garuda Indonesia Airlines dengan Thailand Airlines dan Singapore Airlines.
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Nilai rata-rata NPM atau net profit margin (9,61 %) pada Indonesia dan Thailand (0,03 %) serta Singapore (0,04 %) ini artinya bahwa semakin tinggi nilai NPM menunjukkan tingkat penjualan tinggi yang dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak yang besar. Perusahaan Garuda Indonesia Arilinesa lebih baik dalam hal kegiatan operasinya dibandingkan dengan perusahaan Thailand Airlines dan Singapore Airlines. 5. Indikator Du Pont System : return on investment (ROI) dan return on equity (ROE) Nilai uji Kruskal Walls dan uji ManWhitney U menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan indikator Du Pont System ROI atau return on investment antara Garuda Indonesia Airlines dan Thailand Airlines dan tidak terdapat perbedaan signifikan dengan Singapore Airlines. Nilai rata-rata ROI atau return on investment (0,23 %) pada Indonesia dan Thailand (0,00 %) serta Singapore (0,36 %) ini artinya bahwa semakin tinggi nilai ROI menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva yang dimiliknya untuk menghasilkan laba semakin baik untuk Singapore ini mengindikasikan kemampuan manajemen dalam melakukan pengelolaan aktivanya sangat baik karena nilainya ROI lebih tinggi. Nilai uji Kruskal Walls dan uji ManWhitney U menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan indikator Du Pont System ROE atau return on equity antara Garuda Indonesia Airlines dengan Singapore Airlines.dan Thailand. Nilai rata-rata ROE atau return on equity (-4,54 %) pada Indonesia dan Thailand (-17,54 %) serta Singapore (3,52 %) ini artinya bahwa semakin tinggi nilai ROE menunjukkan bahwa tingkat penghasilan bersih yang diperoleh perusahaan atas modal yang ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
diinvestasikan dalam perusahaan meningkat. Dalam hal ini Singapore Ailines lebih baik bila dibandingkan dengan Indonesia dan Thailand. Saran Implikasi dalam penelitian ini untuk manajerial adalah agar meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada di perusahaan dengan maksimal. Saran khususnya pihak regulator dalam hal ini pemerintah kiranya lebih sungguh lagi untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri penerbangan agar dapat berkompetisi di pasar global tersebut. Demikian juga untuk penelitian selanjutnya agar lebih bisa mempertajam penelitian ini tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan saja tetapi juga penelitian mengenai kinerja manajemen dan sumber daya manusia untuk industri penerbangan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim,www.jurnalasia.com/2015/03/23/) Arisandi. G. V. 2011. Analisa Laporan Keuangan Dengan Du Pont System Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan. Universitas Brawijaya. Malang. Tidak dipublikasikan. Djarwanto. 1994. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi.Yogyakarta : Liberty. Djarwanto. 1994. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Liberty.
161
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kelima, Jakarta: Rajwali Pers. Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Keempat Belas. Yogyakarta: Liberty. Martono dan Agus H. 2003. Manajemen Keuangan. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Percetakan Jalasutra. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Cetakan Keenam, Jakarta: Ghalia Indonesia Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi). Yogyakarta: YKPN. Sartono,
Percetakan
AMP
Agus. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga
Sjahrial, Dermawan. 2006. Pengantar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Syamsudin, Lukman. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
162
ISBN : 978-602-14119-1-9