PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
PENGARUH PELAYANAN APARAT PAJAK DAN PENGETAHUAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KOTA SEMARANG (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di Kota Semarang) Lashuardi Widodo Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang Email :
[email protected] Sri Suprapti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UNTAG Semarang Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh otoritas pajak layanan dan pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak pada KPP Pratama di Semarang. Sampel adalah 100 wajib pajak orang pribadi yang secara teratur melaporkan kewajiban pajak dari jumlah wajib pajak yang terdaftar memiliki NPWP di Semarang sebanyak 151 082 wajib pajak. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan random sampling mengumpulkan informasi dari individu yang dipilih secara acak (random) hanya memberikan kesempatan yang sama yang tidak terbatas setiap elemen dari populasi untuk dipilih sebagai sampel. Analisis data penelitian menggunakan regresi linier berganda, dimana sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengukur apakah variabel penelitian layak untuk menguji hipotesis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada secara signifikan dan positif mempengaruhi otoritas Pelayanan Pajak Wajib Pajak terhadap Kepatuhan. Hasil lainnya menunjukkan bahwa ada secara signifikan dan positif mempengaruhi Wajib Pajak pengetahuan bagi Wajib Pajak Kepatuhan Kata Kunci: Pelayanan Aparat Pajak, Pengetahuan Pajak, Kepatuhan. Abstract The study aims to determine the effect of service tax authorities and tax knowledge to tax compliance on STO in Semarang. The sample was 100 individual taxpayer who regularly report the tax liability of the taxpayer number listed have a TIN in Semarang as many as 151 082 taxpayers. The sampling technique used in this research using random sampling are collecting information from individuals randomly selected (random) simply provides the same opportunity that is not limited to each element of the population to be selected as a sample. Research data analysis using multiple linear regression, where previously tested the validity and reliability testing to gauge whether the variables worthy research for testing the hypothesis further. The result showed that there was significantly and positively influence the Service Tax authorities against the Taxpayer Compliance. Other results showed that there was significantly and positively influence the knowledge Taxpayers for Taxpayer Compliance. Keywords: service tax authorities, tax knowledge, tax compliance.
ISBN : 978-602-14119-1-9
205
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
PENDAHULUAN Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan Pemerintah. Berdasarkan UU nomor 19 tahun 2012 tentang APBN tahun 2013 target penerimaan negara dari sektor pajak mencapai angka 78 %, hal ini dapat kita artikan bahwa pajak merupakan tulang punggung negara agar penyelenggaraan negara tetap berjalan. Pentingnya peran pajak dalam keberlangsungan suatu negara tidak diimbangi dengan peranan rakyat Indonesia terhadap pajak. Pada kuartal pertama tahun 2010, jumlah NPWP terdaftar mencapai 15,07 juta (IKPI.co.id 6/5/2010) diperkirakan saat ini telah mencapai 22 juta rakyat Indonesia yang telah memiliki NPWP. Dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta pada tahun 2010 (indonesiadata.co.id) dan sebanyak 134 juta jiwa merupakan golongan menengah dengan sekitar 20 % dari total jumlah penduduk Indonesia telah memiliki penghasilan rata-rata 1,5 juta rupiah perbulan (data riset ADB tahun 2010) atau sekitar 40 juta merupakan kategori menengah ke atas dan wajib ber-NPWP. Kesadaran membayar pajak tidak tumbuh dengan baik dimasyarakat, banyak masyarakat beranggapan bahwa pajak adalah pungutan yang bersifat paksaan yang merupakan hak pemerintah dengan tidak memberikan kontraprestasi secara langsung kepada pembayar pajak (Soemitro 2001). Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian. Prakarsa menyatakan bahwa ditemukan data yang mencengangkan selama tahun 2012, yakni potensi pajak yang hilang pada tahun itu diperkirakan mencapai Rp. 512 triliun, atau hampir mencapai 50 persen dari total penerimaan pajak. Menurutnya, potensi pajak yang hilang tahun ini antara lain akibat adanya permainan para petugas pajak korup dengan wajib pajak yang nakal. Akibatnya, meski proyeksi penerimaan pajak terlihat besar mencapai Rp. 1.033 triliun, namun
206
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
potensi pajak justru hilang secara luar biasa. (Setyo Budiantoro : 2012) Self assessment system perpajakan yang telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1983, yang sebelumnya menggunakan official assessment system, menggiring masyarakat untuk secara aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya termasuk dalam hal menghitung, menyetor dan melaporkan pajak kepada Negara. Dengan kata lain, sistem ini memberi wewenang , kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. (Waluyo dan Ilyas : 2000) Dalam penelitian Budiatmanto (1999) mengungkapkan bahwa adanya perubahan dari official assessment system ke self assessment system terbukti meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, dengan porsi kepatuhan adalah jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan. Setelah adanya reformasi pajak 1983 dengan mengubah official assessment system ke self assessment system penerimaan pajak meningkat secara signifikan, hal tersebut membuktikan bahwa kepatuhan Wajib Pajak semakin baik sejak reformasi pajak. Menurut Sri Mulyani, berdasarkan temuan Komisi Pemberantasan Korupsi yang berhubungan dengan kualitas layanan kantor pajak menilai masih ada yang cukup mengganggu, seperti tingkah laku aparat, sopan santun, pelayanan, SOP pada saat jam istirahat yang seharusnya kerja malah tidak bekerja. Hal-hal seperti itu yang harus diperbaiki. (Sri Mulyani, 2008) Lovelock and Wirtz mendefinisikan layanan sebagai tindakan atau perbuatan yang ditawarkan suatu pihak lain, yang dapat menciptakan nilai dan memberikan manfaat kepada pelanggan pada waktu dan tempat tertentu dengan menimbulkan perubahan keinginan atau kepentingan penerima layanan. (Loveloc and Wirtz : 2004)
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Penelitian Supriati dan Hidayati (2007) mengungkapkan bahwa kualitas dan profesionalisme aparat pajak menjadi satu pertanyaan besar. Kecurigaan atas profesionalisme aparat pajak membuat tingkat kepatuhan rakyat untuk membayar pajak menjadi terpengaruh. Penyebab utama Wajib Pajak melakukan upaya penghindaran pajak adalah kejadian masa lalu yang membentuk persepsi negative pada masyarakat terhadap instansi perpajakan berikut oknum-oknumnya. Persepsi tersebut juga dibentuk oleh sederetan kasus pajak yang membelit negeri ini dan banyak kasus korupsi lainnya yang sedang mewabah di Indonesia. Salah satu unsur yang diterapkan aparat pajak untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak adalah dengan cara mensosialisasikan peraturan pajak baik itu melalui penyuluhan secara langsung lewat seminar atau kelas pajak, maupun melalui media cetak ataupun elektronik. Dengan keberlanjutan pelaksanaan sosialisasi tersebut, diharapkan kesadaran wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya menjadi semakin baik sehingga mampu meningkatkan kepatuhan pajak. Alasan yang mendasari kurang antusiasnya Wajib Pajak dalam membayar pajak (kurang patuh pajak) ialah karena kurangnya pengetahuan tentang pajak. (Mardiasmo : 1997) Pengetahuan tentang peraturan perpajakan penting untuk menumbuhkan perilaku patuh, karena bagaimana mungkin Wajib Pajak diminta untuk menyerahkan SPT tepat waktu jika mereka tidak tahu kapan waktu jatuh tempo penyerahan SPT. (Asri Harahap : 2004) Data Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I menunjukan bahwa kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan tahun pajak 2011 untuk wilayah kota semarang baru mencapai 69%. Dari total 220 ribu Wajib Pajak yang wajib melaporkan SPT tahun pajak 2011, sebanyak 151.082 wajib pajak yang telah melaporkan kewajiban perpajakannya di 7 ISSN : 0854-1442
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Kantor Pelayanan Pajak se-Kota Semarang. Dari data tersebut terungkap bahwa lebih dari 30% wajib pajak yang terdaftar di kota Semarang tidak melaporkan kewajiban perpajakannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh pelayanan aparat pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama di kota Semarang ? 2. Apakah ada pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama di kota Semarang ? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan aparat pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama di kota Semarang. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama di kota Semarang. TELAAH PUSTAKA Pengertian Pajak Pengertian Wajib Pajak menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (pasal 2 UU KUP).
207
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pelayanan Petugas Pajak (Fiskus) Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan caracara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan. Secara garis besar kualitas pelayanan pajak terdiri dari lima dimensi, yaitu Bukti langsung (tangibles), Kehandalan (reliability), Daya tanggap (responsiveness), Jaminan (assurance), dan Empati (empathy). Pengetahuan Pajak Widayati dan Nurlis (2010) mendefiniskan pengetahuan sebagai hasil kerja fikir yang merubah tidak tahu menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara. Masyarakat hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, pembayar pajak harus mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Adanya pemahaman tentang perpajakan diharapkan dapat mendorong kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Kepatuhan Pajak Gibson (1991) dalam Jatmiko (2006) mendefinisikan kepatuhan adalah motivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Perilaku patuh seseorang merupakan interaksi antara perilaku individu, kelompok dan organisasi. Sehingga dalam hubungannya terhadap Wajib Pajak, pengertian kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu ketaatan untuk melakukan ketentuanketentuan atas aturan perpajakan yang diwajibkan atau diharuskan untuk dilaksanakan. (Kiryanto, 2000) Penelitian Terdahulu Review penelitian terdahulu dalam penulisan proposal skripsi ini adalah seperti Tabel 1. Pengaruh Pelayanan Aparat Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Modernisasi institusi Direktorat Jenderal Pajak yang telah dilakukan
208
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
beberapa tahun terakhir ini selain bertujuan untuk meningkatkan capaian penerimaan negara melaui pajak dan penerimaan negara bukan pajak, juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diterima oleh Wajib Pajak sehingga kepatuhan dibidang perpajakan meningkat. Peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara peningkatan kemampuan teknis dan non teknis petugas pajak, fasilitas yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak, serta sistem informasi dan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pelayanan aparat pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak di kota Semarang. Pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pengetahuan tentang pajak dapat dilihat dari pengetahuan yang menyangkut tentang tata cara melaksanakan kewajiban pajak, kategori Wajib Pajak yang harus membayar pajak, serta bagaimana cara menghitung pajak terhutangnya. Menurut Supramono dan Damayanti (2000) menyatakan bahwa Wajib Pajak harus mengetahui besarnya pajak terhutang, kapan harus bayar, dan bata waktu pembayarannya. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan pada masyarakat khususnya Wajib Pajak, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengetahuan pajak terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak di kota Semarang.
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Tabel 1. Penelitian Terdahulu No 1
2
3
Penelitian (Peneliti, tahun, judul) Mohamad Rajif Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha Ukm Di Daerah Cirebon (2011) Jessica Novia Susanto Pengaruh Persepsi Pelayanan Aparat Pajak, Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak, Dan Persepsi Pengetahuan Korupsi Terhadap Kepatuhan (2013)
Variabel
Alat Analisis
Hasil
Pemahaman Regresi Pajak, Kualitas linier Pelayanan, berganda Ketegasan Sanksi Perpajakan, dan Kepatuhan
Variabel pemahaman, kualitas pelayanan dan ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan pajak.
Pelayanan, Pengetahuan Pajak dan Korupsi, dan Kepatuhan
Regresi linier berganda
Banu Witono Pengetahuan, Peranan Pengetahuan Kepatuhan Pajak Pada Kepatuhan Pajak Wajib Pajak (2008)
Regresi linier berganda
Pengujian masing-masing variable tidak mempengaruhi kepatuhan, namun jika pelayanan aparat pajak bersama-sama dengan persepsi pengetahuan wajib pajak dan pengetahuan korupsi akan memberikan pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak -Keadilan sistem pajak tidak dapat menjadi variable intervening antara pengetahuan pajak dengan kepatuhan pajak. ; -Pengujian variable pengetahuan pajak dan keadilan sistem pajak baik bersamasama maupun sendirisendiri menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan konsultan pajak ; -pengetahuan, persepsi, dan tingkat kepatuhan wajib pajak lebih baik dari konsultan pajak
ISSN : 0854-1442
209
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
4
Kusujarwati Anjarini ; Pemeriksaan, Buntoro Heri Kepatuhan Prasetyo, MM., Drs., Ak. ; dan Lia Dahlia Irani Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kpp Pratama Jakarta Sawah Besar Satu (2012) 5 Rika Rahmadian, Kesadaran Murtedjo wajib pajak, Pengaruh Kesadaran pelayanan, Wajib Pajak, sanksi pajak, Pelayanan Fiskus, kepatuhan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Jakarta Kembangan (2013) 6 Nazmel Nazir Pengetahuan Pengaruh pajak, sistem Pengetahuan Pajak administrasi Dan Sistem perpajakan, Administrasi dan kepatuhan. Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (2010) Sumber: Penelitian yang disarikan
Dari hubungan antar variabel di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian seperti pada Gambar 1. Pelayanan Aparat Pajak (X1)
H1
Kepatuhan (Y) Pengetahuan H2 Pajak (X2)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
210
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Regresi linier berganda
-adanya pengaruh positif antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi
Regresi linier berganda
-terdapat pengaruh antara kesadaran wajib pajak , pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
Regresi linier berganda
Tingkat pengetahuan pajak dan efektivitas sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh kumpulan dari elemen-elemen yang akan dibuat kesimpulan, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi (Uma Sekaran 2006). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di kota Semarang yang berjumlah 151.082 Wajib Pajak orang pribadi. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah Wajib Pajak orang pribadi yang rutin melaporkan kewajiban perpajakan.
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan convenience sampling yaitu pengumpulan informasi dari individu yang dipilih secara acak dan sepenuhnya secara kebetulan pada populasi yang ada dilokasi dengan pertimbangan kemudahan agar penelitian berjalan efektif dan efisien. Dalam penentuan kecukupan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin : (Umar, 2002)
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Regresi Linier Berganda Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas antara lain Pelayanan Aparat Pajak (X1), Pengetahuan Wajib Pajak (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Hasil pengujian regresi linier berganda dapat dijelaskan pada Tabel 2. Dari hasil SPSS di Tabel 1, didapatkan persamaan garis linier berganda (yang dilihat dari koefisien tidak standar atau unstandardized coefficient) didapatkan sebagai berikut :
Keterangan : n = jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan (error) maksimum yang masih dapat ditoleransi 10% atau 0,1
= 99,93 responden .
dibulatkan
menjadi
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Y = 1,012 + 0,289 X1 + 0,464 X2 + e Hasil persamaan regresi menunjukan bahwa Pelayanan Aparat Pajak dan Pengetahuan Wajib Pajak mempunyai pengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
100
Tabel 2. Pengujian Regresi Linier Berganda Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Pelay anan Aparat Pajak Pengetahuan WP
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 1.012 .223 .289 .075 .464 .079
Standardized Coef f icients Beta .337 .517
t 4.546 3.835 5.879
Sig. .000 .000 .000
Collinearity Statistics Tolerance VIF .498 .498
2.007 2.007
a. Dependent Variable: Kepatuhan WP
Tabel 3. Hasil Output Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 26.925 16.020 42.945
df 2 97 99
Mean Square 13.462 .165
F 81.513
Sig. .000a
a. Predictors: (Const ant), Penget ahuan WP, Pelay anan Aparat Pajak b. Dependent Variable: Kepatuhan WP
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik ISSN : 0854-1442
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. (Ghozali, 2011). Hasil Uji normalitas dapat dijelaskan pada Gambar 2.
211
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kepatuhan WP 1.0
Expected Cum Prob
0.8
Melihat Gambar 3 terlihat tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi asumsi heteroskedastisitas. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini tidak terjadi gangguan asumsi heteroskedastisitas.
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 2. Grafik Normal Plot Dalam grafik normalitas plot pada Gambar 2 terlihat bahwa data mengumpul di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi yang berdistribusi data normal. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Hasil yang diperoleh dalam angka VIF ini nilainya yaitu < 10 yaitu untuk variabel Pelayanan Aparat Pajak (X1) sebesar 2,007; variabel Pengetahuan Wajib Pajak (X2) sebesar 2,007. Hal ini berarti tidak terdapat asumsi multikolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heterokedastisitas dapat dijelaskan pada Gambar 3. Scatterplot
Dependent Variable: Kepatuhan WP 4
Regression Studentized Residual
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
3
2
1
0
-1
-2 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Model) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model pada variabel bebas (X) dalam menerangkan variasi variabel terikat (Y). Dari hasil uji regresi didapatkan angka koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,627. Hal ini berarti bahwa variabel Pelayanan Aparat Pajak (X1) dan Pengetahuan Wajib Pajak (X2) memiliki konstribusi sebesar 62,70% dalam menerangkan terhadap WP (Y). Dan sisanya (100% - 62,70% = 37,30%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti, misalnya : sanksi perpajakan, kesadaran wajib pajak, budaya yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak dan faktor lainnya. Uji F Uji F (Anova) digunakan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama (simultan) antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Uji F juga dapat digunakan untuk menentukan apakah model suatu penelitian dinyatakan fit atau baik. Hasil pengujian menggunakan uji F ditampilkan pada Tabel 3. Dari hasil pengujian dengan SPSS didapatkan angka F hitung antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 81,513 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi 5% atau 0,05 artinya model regresi pada penelitian ini dinyatakan fit atau layak sebagai model penelitian.
Gambar 3. Grafik Scatter Plot
212
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pengujian Hipotesis (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel bebas secara individu dalam menerangkan kepatuhan Wajib Pajak. Hipotesis : a. H0 : = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Pelayanan Aparat Pajak (X1), dan Pengetahuan Wajib Pajak (X2) secara parsial (individu) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) b. Ha : 0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Pelayanan Aparat Pajak (X1), dan Pengetahuan Wajib Pajak (X2) secara parsial (individu) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 1) Uji Pengaruh antara Pelayanan Aparat Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka thitung antara Pelayanan Aparat Pajak (X1) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 3,835 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi 5% atau 0,05; berarti secara parsial (individu) terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara Pelayanan Aparat Pajak (X1) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa semakin baik Pelayanan Aparat Pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. 2) Uji Pengaruh antara Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka thitung antara Pengetahuan Wajib Pajak (X2) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 5,879 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi 5% atau 0,05 artinya secara parsial (individu) terdapat pengaruh secara positif dan signifikan
ISSN : 0854-1442
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
antara Pengetahuan Wajib Pajak (X2) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Pengaruh yang positif ini mengindikasikan bahwa semakin baik Pengetahuan Wajib Pajak, maka akan semakin meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Dan sebaliknya buruk pelayanan fikus, maka akan semakin menurunkan tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Pengaruh Pelayanan Aparat Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil penelitian menunjukkan secara parsial terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara Pelayanan Aparat Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa semakin baik Pelayanan Aparat Pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Aparat pajak dituntut untuk memberikan pelayanan yang ramah, adil, dan tegas sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajiban dalam membayar pajak dengan benar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Rajif (2011), dan Rika Rahmadian, Murtedjo (2013) menemukan bahwa pelayanan aparat pajak (fiskus) berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil penelitian menunjukkan secara parsial terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa semakin baik Pengetahuan Wajib Pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Banu Witono (2008) dan Nazmel Nazir (2010) menemukan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak. 213
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial (individu) terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara Pelayanan Aparat Pajak (X1) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y). 2. secara parsial (individu) terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara Pengetahuan Wajib Pajak (X2) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Saran Adapun saran-saran yang dapat diajukan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Aparat Pajak (Fiskus) berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Kondisi ini hendaknya ditindaklanjut oleh petugas pajak dengan cara : Petugas pajak (Fiskus) diharapkan memberikan pelayanan pajak dengan baik dan meningkatkan kegiatan sosialisasi perpajakan yang lebih rutin kepada Wajib Pajak orang pribadi, Fiskus telah memberikan penyuluhan untuk membantu pemahaman mengenai hak dan kewajiban WP, petugas pajak (Fiskus) harus lebih memperhatikan dan mempertimbangkan keberatan yang diajukan oleh WP atas pajak yang dikenakan, dan petugas pajak (Fiskus) mampu memberikan penjelasan bahwa membayar dan melunasi pajak adalah mudah / efisien. 2. Pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini hendaknya disikapi oleh petugas pajak dengan cara : Wajib Pajak paham dan berusaha memahami UU Perpajakan, Wajib Pajak selalu mengisi formulir pajak dengan benar, Wajib Pajak selalu menghitung pajak dengan jumlah yang benar, dan Wajib Pajak selalu membayar pajak tepat pada waktunya.
Agus Nugroho Jatmiko, 2006. “Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak: Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)”. Tesis Tidak Dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro
214
Banu Witono, 2008. Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Penelitian. Boediono, 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta. Imam Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP-UNDIP. Jessica Novia Susanto, 2013. Pengaruh Persepsi Pelayanan Aparat Pajak, Persepsi Pengetahuan Wajib Pajak, Dan Persepsi Pengetahuan Korupsi Terhadap Kepatuhan. Jurnal Universitas Surabaya Vol. 2 No. 1. Kusujarwati Anjarini; Buntoro Heri Prasetyo; Lia Dahlia Irani, 2012. Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kpp Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Jurnal Perpajakan Indonesia 2012. Universitas Pakuan. Mardiasmo,1997. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset.
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Mohamad Rajif, 2011. Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM di daerah Cirebon. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma.
Widayati dan Nurlis, 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang menjalankan pekerjaan bebas”, Sinopsium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Nazmel Nazir, 2010. Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik. Vol. 5 No. 2
Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam Suratno dan Purnama (2005) Analisis Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Kualitas Layanan Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Dua. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 7 No. 1
Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE Yogyakarta. Rika
Rahmadian, Murtedjo, 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Jakarta Kembangan. Jurnal Akuntansi Universitas Bina Nusantara.
Siti Kurnia Rahayu, 2010. Perpajakan Indonesia : Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta : Graha Ilmu. Siti Resmi, 2013. Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.
Soemitro, Rochmat dan Zainal Muttaqin, 2001. Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Uma Sekaran, 2006. Research Methods for Business. Salemba Empat: Jakarta. Waluyo, 2009. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. ISSN : 0854-1442
215