Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358
OPTIMALISASI PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII C DI SMPN 8 MATARAM Baiq Lika Supiantarini Guru IPA SMP Negeri 8 Mataram E-mail:ABSTRAK: Penelitian Tindakan Kelas ini di latar belakangi atas, masih rendahnya aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa kelas VII C di SMPN 8 Mataram. Di mana tujuan penelitian ini adalah (1) Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi belajar IPA siswa kelas VIIC di SMPN 8 Mataram (2) Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VIIC di SMPN 8 Mataram. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metodologi pengumpulan data secara kualitatif dari sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metoda eksperimen. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) siklus dengan 6 (enam) kali pertemuan, dengan proses pembelajaran sebagai berikut: (1) Pada siklus pertama dilakukan dengan 3 kali pertemuan dengan jumlah siswa perkelompok 6–7 orang siswa ,sedangkan pada siklus ke dua juga dilakukan 3 kali pertemuan dengan jumlah siswa perkelompok 4-5 orang siswa. (2) Pada tiap-tiap siklus dan masing-masing pertemuan siswa melakukan kegiatan pengaamatan ada yang dilakukan di dalam ruangan Laboratorium dan di lapangan sekolah (3) Tiap-tiap kelompok mencatat hasil pengamatannya pada table di lembar LKS yang sudah di bagikan oleg guru. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang didapat melalui hasil observasi dan pengolahan data menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam melakukan bimbingan eksperimen pada siswa kelas VII pada materi Ekosistem dan Pengelolaan Lingkungan bahwa (1) Untuk aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai rerata 11,5 dengan kategori aktiv, sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rerata 14 dengan kategori sangat aktiv (2) Untuk prestasi belajar siswa dari hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa dari 39 orang siswa jumlah siswa yang tuntas 28 orang dengan prosentase ketuntasan 72% sedangkan pada siklus II mengalami peningkat menjadi 34 orang dengan prosentase ketuntasan mencapai 87%. Hal ini terbukti dengan kegiatan guru untuk tiap siklus pengamatan menunjukkan perbaikan terhadap segala kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus sebelumnya, sehingga untuk pelaksanaan aktifitas pada siklus berikutnya menunjukkan hasil yanag lebih baik. Kata Kunci: Metode Eksperimen , Aktivitas Siswa dan Prestasi Belajar. PENDAHULUAN Mata pelajaran IPA memiliki karakteristik khusus dalam hal objek, persoalan, dan metode mempelajarinya. IPA sebagai ilmu, berkaitan dengan keterampilan proses ilmiah dan produk ilmiah. Agar dapat memahami IPA secara baik, siswa harus memiliki keterampilan proses ilmiah dan menguasai produk ilmiah. Produk ilmiah merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan IPA . Sebagai konsekuensinya, produk ilmiah harus diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran dan sistem penilaian mata pelajaran IPA. Menurut Sumiati (2004: 5) mengatakan bahwa “Pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara siswa materi pembelajaran dan guru”. Kegiatan pendidikan adalah suatu proses penularan ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik.
Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA disebabkan oleh banyak faktor misalnya faktor internal, kesehatan, phisik, intelegensi, bakat dan minat siswa. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor ekstern antara lain faktor keluarga, sekolah dan juga lingkungan masyarakat. Pada faktor intern minat merupakan salah satu faktor yang mendukung prestasi belajar siswa, seperti dikatakan oleh Ivor dalam Hamzah (2006: 28) dikatakan bahwa “Makin tinggi minat seseorang dalam mempelajari sesuatu, maka makin besar kemungkinan berhasilnya. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan konsep-konsep hidup dan kehidupan yang memerlukan aktivitas berpikir berdasarkan pola logika dan sesuai dengan konsep alami. Faktor lain yang merupakan penyebab kurangnya minat siswa dalam mempelajari IPA salah satunya adalah faktor guru, terutama dalam menggunakan metode
327
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram pembelajaran Hal ini dapat menjadi faktor penyebab ketika guru sebagai pembimbing tidak tepat dalam memilih metode, dan penggunaan metode didasarkan pada tuntutan materi yang akan dibelajarkan. Penggunaan metode yang tepat mampu memberikan kemampuan daya serap siswa dampaknya prestasi belajar siswa menjadi rendah. Hal ini dapat dilihat dari satu kali pertemuan sehingga dapat mempengaruhi minat yang selanjutnya dapat meningkatkan prestasi belajar. Melalui eksperimen siswa langsung dapat mengamati, mempelajari dan akhirnya menyimpulkan tentang apa, bagaimana, mengapa terjadi sesuatu dilandasi oleh logika dan alasan yang ilmiah. Metode eksperimen diperlukan mengingat bahwa siswa secara langsung terlibat dalam tujuan pembelajaran materi yaitu siswa dapat menggunakan mikroskop untuk mengenal benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Pola metode belajar seperti ini dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik untuk dapat ambil bagian secara individu misalnya sarana pembelajaran pendukung seperti laboratorium IPA dengan peralatan lengkap sesuai kebutuhan. Melalui eksperimen informasi yang diterima siswa adalah nyata sesuai dengan hasil pengamatan melalui perlakuan sesuai dengan petunjuk eksperimen yang telah dipersiapkan guru. Metode lain yang juga diperlukan adalah objektivitas practice dimana siswa langsung mencoba kemampuannya untuk melakukan eksperimen Berdasarkan fakta seperti yang tergambar dalam latar belakang di atas maka peneliti dalam hal ini adalah guru bidang studi IPA memandang perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Optimalisasi Penggunaan Metode Eksperimen Dalam Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VIIC di SMPN 8 Mataram Tahun Pelajaran 2013/2014” Hasil ulangan harian dimana dari 40 orang siswa hany 10 orang yang memperoleh nilai ≥ 74 (24%) dan yang di bawah nilai ≤ 74 adalah 30 orang (76%) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Apakah Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Prestasi Belajar IPA siswa kelas VIIC di SMPN 8 Mataram. 2. Apakah Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa kelas VIIC di SMPN 8 Mataram. Indikator ketercapaian dalam penelitian ini, yaitu:
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 1. Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat secara individual apabila hasil belajarnya mencapai ≥ 75, dan secara klasikal bila 85% siswa memperoleh nilai ≥ 74. 2. Dalam proses pembelajaran siswa sangat aktif dengan menggunakan metode eksperimen ini dimana sebelumnya aktifitasnya berkurang. 3. Dalam proses pembelajaran ini guru juga aktif dalam membimbing siswa melakukan eksperimen dan pengumpulan data hasil eksperimen. KAJIAN PUSTAKA 1. Metode Eksperimen Eksperimen dapat didefinisikan sebagai usaha sistematik yang direncanakan untuk menghasilkan data dalam rangka menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesa. Dengan demikian di dalam suatu eksperimen terdapat masalah yang harus dijawab, terdapat hipotesa yang harus diuji. Secara lengkap eksperimen terdiri dari rumusan masalah,hipotesis,variabel penelitian, definisi operasional variabel, pelaksanaan eksperimen untuk mengumpulkan data, menganalisa data dan menyimpulkan hasil eksperimen.(Modul Bio 2002) Menurut Abruscato (1996), sains mencakup keterampilan proses ilmiah, sikap ilmiah, dan keterkaitan sains dengan kehidupan sehari-hari. Dalam Pedoman Khusus Kurikulum biologi 2004, diuraikan bahwa biologi memiliki cakupan keterampilan proses ilmiah dan produk biologi. Keseluruhan cakupan sains ini harus diajarkan dalam kegiatan pembelajaran sains. 2. Metode Ilmiah Metode ilmiah merupakan serangkaian tahapan tertentu dan sistimatis yang digunakan untuk menelaah, mengamati, menganalisis dan menyimpulkan suatu keadaan yang selanjutnya melahirkan teori pertumbuhan sehingga menjadi ilmu pengetahuan. Metode ilmiah pada hakekatnya merupakan bentuk kerja ilmiah yang menekankan pada tingkat ketelitian pada setiap tahapan sehingga permasalahan yang dikaji dapat menghasilkan pemahaman sesuai dengan dasar-dasar ilmu kehidupan. 3. Kerja Ilmiah
328
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Kerja ilmiah adalah menemukan permasalahan, mengajukan hipotesis, melakukan percobaan untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Masalah merupakan suatu kesenjangan antara hal yang seharusnya (das sollen) dan kenyataan yang terjadi (das sein). Guna menjawab permasalahan ilmiah maka, peneliti mengajukan jawaban sementara yang perlu diuji kebenaran akan jawaban tersebut. Dalam menentukan sebuah hipotesis diperlukan pengetahuan yang dapat diperoleh dari landasan teori yang memerlukan pengembangan sehingga besifat ilmiah. 4. Sikap Ilmiah Selain menguasai metode ilmiah dalam mempelajari biologi diperlukan sikap yaitu sikap ilmiah. 5. Melakukan Eksperimen Eksperimen merupakan suatu tindakan percobaan untuk menguji kebenaran dari sebuah anggapan/teori. Melalui eksperimen dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan kajian pengamatan terutama yang menyangkut materi pembelajaran IPA. Pada KD 7.1 dan KD 7.4 merupakan salah satu bentuk kerja ilmiah yang dilakukan melalui tahapan tertentu yang semata-mata untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi pengaruh ekosistem dalam kehidupan dan dampak pencemaran lingkungan. 6. Aktivitas Pembelajaran Siswa Menurut Hamzah (2006: 47) Pembelajaran adalah “Suatu proses berupa tindakan dalam merubah prilaku suatu organisme melalui pemberian pengalaman, sedangkan belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Dari pengertian belajar tersebut, terdapat tiga ciri utama belajar yaitu: proses, perubahan prilaku dan pengalaman. Pembelajaran adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan serta pemberian pengalaman guna membentuk pemahaman. 7. Pengertian Prestasi Menurut Nurkencana (1983: 16) dikatakan bahwa ”Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan dan kerja keras baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu, konstan, dan berbekas”. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh setelah
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 melakukan suatu proses pembelajaran. Apabila dikaitkan dengan prestasi, maka prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan aktivitas pembelajaran Menurut Pidarta (1988: 2), dikatakan bahwa “Prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti/melalui proses pembelajaran”. Perubahan itu meliputi perubahan bentuk tingkah laku secara menyeluruh baik dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa sebagai hasil dari aktivitas dalam pembelajaran, sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil-hasil yang dicapai siswa setelah diukur dengan alat evaluasi sesudah melakukan proses pembelajaran pada materi uji kandungan bahan makan mata pelajaran biologi. METODE Penelitian ini dilakukan di kelas VII C SMP Negeri 8 Mataram dengan jumlah siswa 39 orang terdiri dari laki-laki 21 orang dan perempuan 18 orang. Rencangan dalam penelitian, yaitu:
Gambar 1. Bagan PTK 1. Perencanaan Dalam penelitian ini di rencanakan untuk mengetahui prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penggunaan metode eksperimen. Gambaran rencangan Siklus I secara berurutan dapat dirujuk dalam Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP). Untuk membantu proses belajar siswa direncanakan untuk memberikan LKS sebagai penuntun belajar. a. Melakukan Analisis Materi yang dijadikan PTK
329
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram b. Mengembangkan RPP dengan menggunakan metode eksperimen Siklus I Pertemuan 1,2,3 c. Mengembangkan Instrumen / Lembar Observasi Aktivitas Siswa d. Mengembangkan Instrumen Lembar Aktivitas Guru e. Menyusun LKS Pertemuan 1,2,3 f. Menyiapkan soal evaluasi siklus I g. Menyiapkan Format daftar Hadir h. Menyiapkan alat dekumentasi 2. Pelaksanaan Pada prinsipnya pelaksanaan dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Pengamatan Selama satu siklus belajar,aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan perkembangan belajar siswa di amati.Pengamatan aktivitas kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode eksperimen dalam proses pembelajaran. 4. Refleksi Data hasil pengamatan dan prestasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dan sesudah kegiatan pembelajaran dianalisis secara cermat untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan tindakan yang telah di rencanakan. Hasil analisis ini kemudian digunakan sebagai masukan untuk rencana perbaikan pada siklus berikutnya. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data digolongkan sebagai berikut : 1. Data Primer adalah data langsung yang diperoleh dari responden yang menjadi sumber data. Adapun yang merupakan data primer dalam penelitian ini adalah data hasil observasi yang diperoleh langsung dari pengamatan teman sejawat tentang pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan hasil evaluasi tiap sekolah 2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil jawaban angket yang diperoleh dari renponden (Pidarta, 1988: 43). Berdasarkan pendapat diatas maka sumber data primer dalam penelitian ini adalah data hasil observasi dari responden, sedangkan data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari dokumentasi sekolah yaitu data awal. Berdasarkan tujuan penelitian maka dari hasil analisa data akan terukur berupa aktivitas guru dalam penggunaan metode pembelajaran yaitu metode eksperimen.
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Langkah-langkah dalam analisis deskriptif kualitatif adalah sebagai berikut. 1. Identifikasi Untuk menemukan data, penulis mengumpulkan, menentukan atau menetapkan bagaimana siswa kelas VII SMPN 8 Mataram. Dalam hal ini, peneliti menemukan, mencari, menentukan, mengamati, mengumpulkan, dan menetapkan data-data yang berhubungan dengan persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode eksperimen di kelas VII SMPN 8 Mataram. Disamping itu juga pada tahap ini akan diidentifikasi hambatan dan cara mengatasi hambatan-hambatan dalam menerapkan metode eksperimen. 2. Klasifikasi Pada tahap klasifikasi ini, peneliti mengklasifikasikan data-data ke dalam kelompok tertentu, kemudian ditentukan data yang paling dominan dan terkait dengan pembelajaran gejala alam biotik dan abiotik dengan menggunakan metode ekpreimen meliputi kegiatan sebagai berikut. a. Persiapan Pada tahap persiapan, kegiatan klasifikasi dilakukan untuk mengelompokkan data-data yang terkait dengan persiapan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen. Pada tahap ini, ada beberapa hal yang menjadi fokus analisi antara lain b. Buku petunjuk kurikulum 1) Silabus 2) Program Tahunan 3) Program Semester 4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat beberapa hal penting antara lain. 1) Standar Kompetensi 2) Kompetensi Dasar 3) Indikator-indikator 4) Tujuan Pembelajaran 5) Metode yang digunakan 6) Media pembelajarn 7) Alat evaluasi 8) Lembar Kerja Siswa c. Pelaksanaan Dalam klasifikasi pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa kegiatan antara lain.
330
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram 1) Apersepsi 2) Kegiatan inti 3) Penggunaan metode 4) Penggunaan media 5) Kegiatan akhir d. Penilaian Dalam kegiatan penilaian terdiri dari beberapa bentuk antara lain. 1) Penilaian formatif 2) Penilaian Sumatif e. Tindak lanjut Pada kegiatan tindak lanjut terdiri dari kegiatan. 1) Remedial 2) Pengayaan 3. Evaluasi Sebelum mengevaluasi peneliti memaparkan fungsi masing-masing unsur dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan dan bagaiman antar unsur itu sehingga secara bersama-sama membentuk sebuah totalitas kebermaknaan dalam pembelajaran.
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 4. Menganalisis Langkah selanjutnya berupa kegiatan menganalisis pembelajaran dengan metode eksperimen. Pada kegiatan analisis ini, peneliti akan menghubungkan keseluruhan data yang sudah dikalsifikasikan dan mengamati, mencermati keterkaitan antara yang satu dengan yang lain. a. Aktivitas Siswa b. Aktivitas Guru c. Tes (Ulangan akhir )
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Hasil Penelitian Siklus I Pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan mulai tanggal 15 April 2014 sampai dengan tanggal 29 April 2014. Dan untuk kegiatan evaluasi akhir siklus dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2014. Data hasil observasi/ pengamatan siklus I dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I NILAI Aspek yang dinilai Rerata P1 P2 P3 Ketelitian 45 % 50 % 55 % 52,67 % Ketekunan 50 % 60 % 70 % 60 % Kerjasama 50 % 60 % 55 % 55 % Pada siklus I pengamatan sikap mencapai 60 % dan utuk kerjasama 55 siswa untuk ketelitian rata-rata %. Sedangkan hasil kinerja siswa dapat mencapai 52,67%, untuk ketekunan dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Kinerja Siswa (penilaian Penilaian Proses) Siklus NILAI Aspek yang dinilai Rerata P1 P2 P3 Menentukan Hipotesa 0% 0% 0% 0% Menentukan variable 0% 0% 0% 0% Tabel Pengamatan 75 % 65 % 50 % 63,33 % Menjawab pertanyaan 50 % 70 % 75 % 65 % Menarik Kesimpulan 0% 0% 0% 0% Pada siklus I Hasil Kinerja Siswa (penilaian Penilaian Proses) dilakukan tiga kali pertemuan dan ada beberapa aspek penilainan antara lain menentukan hipotesa masih 0% , menentuka variable 0% , mengisi tabel pengamatan 63,33 % , menjawab pertanyaan 65 % dan aspek menarik Table 3. Hasil Evaluasi siklus I No. Aspek 1 Jumlah Siswa 2 Nilai Tertinggi 3 Nilai Terendah 4 Rata-rata 5 Daya Serap
kesimpulan 0 % . Ada beberapa faktor yang menyebabkna aspek menentukan hipotesa, menentukan variabel dan menarik kesimpulan itu mencapai 0% karena sebagaian besar siswa agak kesulitan menentukan hipotesa dan variable serta kesimpulan dan kurang tersedianya cukup waktu. Keterangan 39 Orang 88 65 76.56 72 %
331
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram 6 7 8
%Jumlah Siswa yang tuntas % Jumlah Siswa yang tidak tuntas Indikator Kinerja Berdasarkan hasil evaluasi siklus I dari 39 orang siswa di kelas VII C nilai tertingginya 88 sedangkan nilai terendah 65, rata-rata kelasnya 76,65 , daya serapnya 72 % , banyaknya siswa Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Guru
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 28 11 74 yang tuntas 28 orang sedangkan yang tidak tuntas 11 orang , sedangkan indikator kinerja 74 jadi pada siklus I dianaggap belum memenuhi standar KKM yang sudah di tetapkan.
Aspek yang dinilai Aktivitas guru dalam membimbing siswa Keaktifan guru dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menciptakan suasana yang kondusif Kemampuan guru dalam menerapkan metode eksperimen Memberikan materi yang akan didiskusikan sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar Memamerkan hasil karya siswa Evaluasi Pembelajaran Jumlah Nilai rata-rata Katagori Indikator kinerja
P1 4 5 5
NILAI P2 4 5 5
P3 4 5 5
4
4
4
4
5
5
5
5
Rerata 4 5 5
0 0 0 0 1 1 1 1 25 25 25 25 77 77 77 77 Baik Baik Baik Baik 86 86 86 86 (SB) (SB) (SB) (SB) eksperimen, membimbing siswa dalam diskusi kelompok cukup baik dan indicator kinerjanya menunjukkan sangat baik.
Pada tabel 5 diatas menjelaskan bahwa aktifitas guru dalam membimbing siswa, dalam pembelajaran, menciptakan suasana belajar, dalam menerapkan metode Tabel 5. Hasil Rekapitulasi Instrumen Aktivitas Siswa NILAI Aspek yang dinilai Rerata P1 P2 P3 Tahap Kegiatan Awal Siswa 5 5 5 5 Tahap Kegiatan Inti 4,7 4,7 4,6 4,7 Tahap Kegiatan Akhir 4 4,3 3,9 4 Pada table 6 hasil rekapitulasi 3) Guru masih kurang instrument aktivitas siswa menunjukkan memperhatikan siswa secara bahwa pada tahap kegiatan awal individual memiliki rerata 5, kegiatan inti 4) Guru membagi kelompok dengan memiliki rerata 4,7 dan kegiatan akhir anggota 6 sampai 7 orang per siswa memiliki rerata 4, dapat kelompok disimpilkan bahwa aktivitas sisswa pada b. Perbaikan Siklus I untuk siklus I ini dikategorikan bagus. pelaksanaan Siklus II Kekurangan dan perbaikan 1) Untuk antisipasi permasalahan pada siklus I, yaitu: yang terjadi pada siklus I maka a. Kekurangan pada Siklus I guru menjelaskan sepenuhnya 1) Petunjuk eksperimen tidak untuk pelaksanaan siklus II. disajikan secara lengkap 2) Penyajian secara lengkap sehingga timbul pertanyaan petunjuk praktik untuk siklus II bagi siswa. 3) Guru akan menjelaskan 2) Guru dalam menjelaskan fungsi pelaksanaan eksperimen secara masing-masing alat dilakukan klasikal secara kelompok
332
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 4) Guru membagi kelompok dengan mulai tanggal 14 Mei 2014 sampai anggota lebih sedikit (4 sampai 5 dengan tanggal 22 Mei 2014. Dan orang/kelompok) Untuk kegiatan evaluasi akhir siklus dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014. 2. Hasil Pelaksanaan Siklus Kedua Pelaksanaan penelitian siklus II Data hasil observasi siklu II dapat dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II NILAI Aspek yang dinilai Rerata P1 P2 P3 Ketelitian 75 % 70 % 80 % 75 % Ketekunan 80 % 85 % 85 % 83 % Kerjasama 80 % 80 % 85 % 82 % Pada kegiatan siklus ke II ada rerata 75 %, sedangkan ketekunan 83% tiga aspek penilian untuk aktivitas siswa dan kerjasama 82 %. Sedangkan hasil antara lain ketelitian sudah mencapa kinerja siswa dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Kinerja Siswa ( Penilaian Proses) Siklus II NILAI Aspek yang dinilai Rerata P1 P2 P3 Menentukan Hipotesa 90 % 90 % 90 % 90 % Menentukan variable 90 % 90 % 90 % 90 % Tabel Pengamatan 85 % 75 % 90 % 63,33 % Menjawab pertanyaan 90 % 90 % 85 % 88,33 % Menarik Kesimpulan 80 % 90 % 90 % 86,67 % Pada siklus ke II untuk hasil rerata 90% , dalam mengisi tael kinerja siswa (penilaian proses) pada pengamatan rerata 63,33% , menjawab aspekmenentuka hipotesesa siswa sudah pertanyaan 83,33 % dan dalam menarik mencapai rerata 90 %, menentkan variable kesimpulan mencapai rerata 86,67 %. Tabel 8. Hasil Evaluasi siklus II Aspek No. Keterangan 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Daya Serap % Jumlah Siswa yang tuntas % Jumlah Siswa yang tidak tuntas Pada hasil evaluasi siklus II yang diikuti oleh 39 orang siswa nilai tertingginya adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 30 dan rata-rata kelasnya 88,77 sedamgkan daya serapnya mencapai 87% , jadi dari 39 Tabel 9. Hasil Rekapitulasi Aktivitas Guru
39 Orang 100 30 85,77 87 % 34 (87 %) 5 (13%) orang siswa yang mengikuti evaluasi jumlah siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 34 orang atau setara dengan 87% sedangkan yang tidak tuntas 5 orang atau setara dengan 13%.
Aspek yang dinilai Aktivitas guru dalam membimbing siswa Keaktifan guru dalam pembelajaran Kemampuan guru dalam menciptakan suasana yang kondusif Kemampuan guru dalam menerapkan metode eksperimen Memberikan materi yang akan didiskusikan sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar Memamerkan hasil karya siswa
NILAI
Rerata
P1 5 5 5
P2 5 5 5
P3 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5 5 5
333
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Aspek yang dinilai Evaluasi Pembelajaran Jumlah Nilai rata-rata Katagori Indikator kinerja
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 NILAI P1 5 32 91 Sangat Baik 86 (SB)
P2 5 32 91 Sangat Baik 86 (SB)
P3 5 32 91 Sangat Baik 86 (SB)
Rerata 5 32 91 Sangat Baik 86 (SB)
Berdasarkan hasil observasi dimana indicator kinerjanya > 86 rekapitulasi aktivitas guru pada siklus ke menunjukkan hasil rerata 91 % masuk dua yang di lakukan oleh observer dalam kategori sangat baik Table 10. Hasil Rekapitulasi Instrumen Aktivitas Siswa NILAI Aspek yang dinilai Rerata P1 P2 P3 Tahap Kegiatan Awal Siswa 5 5 5 5 Tahap Kegiatan Inti 4,7 4,7 4,6 4,7 Tahap Kegiatan Akhir 4,1 4,3 4,3 4,2 Berdasarkan hasil observasi pembelajaran melalui metode eksperimen aktivitas siswa pada siklus ke dua pada materi pembelajaran dapat dengan indicator kinerjanya > 76% meningkatkan hasil belajar dan aktivitas mencapai rerata 93% dengan kategori guru dan peserta didik dalam proses sangat baik. pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan guru IPA adalah untuk B. Pembahasan Hasil ini menunjukkan bahwa mengetahui efektifitas penggunaan metode ketuntasan belajar belum tercapai walaupun eksperimen dalam meningkatkan aktifitas aktivitas siswa berada pada kategori aktif. dan prestasi belajar siswa kelas VII C IPA Di samping itu guru belum menerapkan di SMP Negeri 8 Mataram. Berdasarkan aktifitas secara optimal sesuai skenario hasil penelitian menunjukkan bahwa: yang dibuat. Berdasarkan hasil evaluasi 1. Pembelajaran IPA pada materi pada siklus I menunjukkan bahwa Ekosistem dan Pengelolaan pelaksanaan metode eksperimen oleh guru Lingkungan dengan metode eksperimen bidang studi IPA telah memenuhi ketentuan dapat meningkatkan aktifitas siswa dan kriteria berdasarkan petunjuk aturan dalam proses sehingga tujuan praktik yang didasarkan pada silabus pembelajaran lebih cepat tercapai. pembelajaran. Terhadap aktifitas siswa dalam Hasil ini menunjukkan bahwa melakukan bimbingan semakin baik terjadi peningkatan hasil belajar yang dengan adanya tindakan refleksi untuk sangat signifikan dari siklus I ke siklus II setiap siklus. Berdasarkan hasil yaitu, pada akhir siklus I atau hasil observasi responden guru mendapat evaluasi pada kegiatan siklus I gambaran terhadap keterbatasan dan menunjukkan 72 % peserta didik yang kekurangan yang dilakukan selama tuntas, sedangkan pada akhir siklus II atau proses bimbingan berlangsung. kegiatan evaluasi siklus II menunjukkan 87 Pantauan dari responden dapat dijadikan % peserta didik yang tuntas. Aktivitas koreksi bagi guru dalam meningkatkan peserta didik tiap siklus yang selalu kualitas pembelajaran dan mempercepat dikategorikan aktif mengindikasikan bahwa tercapainya tujuan belajar. penerapan metode dengan metode 2. Berdasarkan hasil analisa data eksperimen dalam materi Ekosistem pada menunjukkan bahwa prestasi siswa juga sikus I dan Pengelolaan Lingkungan pada meningkat setelah melakukan siklus II diterima dengan baik oleh peserta kegiatan eksperimen, hal ini terjadi didik. Aktivitas guru yang masuk dalam karena dengan melakukan eksperimen kategori aktif menandakan bahwa guru siswa secara langsung mengetahui dan telah melakukan pengajaran dengan baik. memahami tujuan materi pembelajaran Pada akhir siklus II semua indikator yaitu siswa mengetahui beberapa penelitian telah tercapai, sehingga dapat komponen dalam ekosistem. dikatakan bahwa penerapan metode Peningkatan ini terukur melalui
334
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram kemampuan siswa dalam menjabarkan hasil eksperimen pada lembar kerja siswa yang telah dipersiapkan guru, dan juga terhadap kemampuan di dalam menjawab soal evaluasi yang diberikan guru IPA. Hasil evaluasi siswa setelah proses pembelajaran melalui penggunaan metode eksperimen pada materi Ekosistem dan Pengelolaan Tabel 11. Peningkatan aktivitas guru, aktifitas siswa No
Jenis Tagihan
Vol. 2. No. 1 ISSN:2355-6358 Lingkungan yang diajarkan pada semester 2 kelas VII IPA sebagai gambaran kemampuan daya serap siswa. Selanjutnya data berupa hasil evaluasi disajikan dalam tabel. Adapun statistika peningkatan hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut: dan prestasi belajar siswa. Siklus I
Siklus II
1. 2. 3. 4. 5. 6 7 8
Nilai Rata-rata 76 , 56 83 , 08 Jumlah Siswa 39 39 Jumlah Siswa yang memperoleh nilai ≥ 74 11 8 Prosentase Ketuntasan 72 % 87 % Aktifitas Guru 11 13 Kategori Baik Baik Aktifitas Siswa 11,5 14 Kategori Aktif Sangat aktif Berdasarkan tabel di atas terlihat aktif dan cepat memahami tujuan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran sehingga prestasi meningkat. metode eksperimen pada materi pembelajaran “Ekosistem dan Pengelolaan DAFTAR RUJUKAN Lingkungan” telah mampu meningkatkan Anonim (2002). Pelatihan Terintegrasi aktivitas siswa dan prestasi belajar siswa. Berbasis Kompetensi Guru Mata Peningkatan aktifitas siswa dan prestasi Pelajaran BIOLOGI. Merancang belajar siswa merupakan kesimpulan dari Eksperimen.. Direktorat Sekolh penelitian tindakan kelas ini. Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan SIMPULAN Bersdasarkan hasil penelitian yang Nasional didapat melalui hasil observasi dan pengolahan Anonim. (2004). Pengetahuan Alam Bilingual. data menunjukkan bahwa : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama 1. Untuk aktivitas siswa pada siklus I Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan memperoleh nilai rerata 11,5 dengan Menengah Departemen Pendidikan kategori aktiv, sedangkan pada siklus II Nasional memperoleh nilai rerata 14 dengan kategori Hamzah, (2006). Perencanaan Pembelajaran. sangat aktiv Jakarta : Bumi Aksara. 2. Untuk prestasi belajar siswa dari hasil Nurkencana, (1983). Evaluasi Pendidikan. evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa Surabaya : Usaha Nasional. dari 39 orang siswa jumlah siswa yang Pidarta, Made. (1988). Perencanaan tuntas 28 orang dengan prosentase Pendidikan Partisipatori. Jakarta : ketuntasan 72% sedangkan pada siklus II Rineka Cipta mengalami peningkat menjadi 34 orang Sudjana, N. (1989). Dasar - Dasar Proses dengan prosentase ketuntasan mencapai Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru 87%. Algensindo Sumiati, (2006). Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima SARAN Berdasarkan fakta-fakta yang didapat melalui penelitian tindakan kelas ini peneliti dapat menyarakan: 1. Untuk mengontrol aktifitas siswa dalam pembelajaran diperlukan sebuah refleksi dari tindakan. 2. Metode eksperimen dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa lebih
335