e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII I Nengah Wira Astawa1, I Made Tegeh2, Wayan Romi Sudhita3 1,2,3 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected] ,
[email protected].
ABSTRAK Multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA untuk siswa SMP kelas VII. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran interaktif (2) mendeskripsikan hasil validasi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dan (3) menguji efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran interkatif terhadap pretasi belajar IPA siswa kelas VII SMP. Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan, penelitian pengembangan ini menggunakan model Borg & Gall sebagai tahapan pengembangan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data validasi ahli isi mata pelajaran, ahli media dan ahli desain pembelajaran serta data dari siswa. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner untuk ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran, uji coba perseorangan, dan uji coba kelompok kecil. Analisis data menggunakan tiga teknik yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif naratif, dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil evaluasi ahli isi sebesar 90% pada kualifikasi sangat baik. Ahli desain sebesar 91,8% pada kualifikasi sangat baik. Ahli media sebesar 93,3% pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji perorangan sebesar 91,3% pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 94,6% pada kualifikasi baik. Hasil uji lapangan sebesar 89% pada kualifikasi baik. Penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 12,207. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan yaitu hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media. Sehingga multimedia pembelajaran interaktif ini layak dan efektiv digunakan dalam pembelajaran IPA.
Kata kunci: multimedia interaktif, IPA, prestasi belajar.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
ABSTRACT Interactive learning multimedia in science subject for the seventh grade of junior high school students. The purposes of this study are (1) to describe the design of interactive learning multimedia development (2) to describe the validation result of interactive learning multimedia development (3) to examine the effectiveness of the use of interactive learning multimedia on the seventh grade of junior high school student’s achievement. This study is a development research which used Borg & Gall model as the development stage. The data in this study were collected from the validation of the course content expert, instructional media specialist, expert of the instructional design, as well as data of the student’s learning. The instrument used was questionnaire for the course content expert, instructional media specialist, expert of the instructional design, individual trial, and small group trial. The data analysis techniques were three, namely descriptive qualitative analysis technique, narrative descriptive analysis technique, and descriptive quantitative analysis technique. The result of the evaluation on the course content expert shows 90% falls on the very good qualification, instructional design expert with 91.8% on very good qualification and instructional media specialist 93.3% on the very good qualification. While the result of individual trial shows 91.3% on the good qualification, the small group with 94.6% on the good qualification, and the field tests shows 89% on the good qualification. The result of the manual learning outcome shows that t values 12.207 quantification. The value of t on the 5% significant table level was 2.021. So, the quantification of t is bigger than the significant table of t which made H0 rejected and H1 accepted. This means that there are significant differences between student learning outcomes before and after using the media. So multimedia interactive learning is feasible and effective at use in learning science. Key words: multimedia interactive, science, learning achievement.
PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dan sebagainya. Pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh penting untuk perkembangan generasi muda sebagai penerus bangsa.Pendidikan merupakan terobosan yang sangat efektif untuk mencetak generasi yang terampil, berbakat dan berkemampuan di semua bidangnya. Sekolah merupakan pendidikan formal yang diatur oleh pemerintah secara sistematis. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak besar pada berbagai bidang kehidupan, salah satunya yaitu bidang pendidikan khususnya pembelajaran. Pada proses pembelajaran, komputer telah dilibatkan sebagai sarana pembelajaran. Pada era persaingan global saat ini, ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat melalui berbagai inovasiinovasi yang semakin maju seiring dengan perkembangan zaman.Kemajuan di dalam bidang pengetahuan dan teknologi juga telah memberikan pengaruh besar terhadap bidang pendidikan, khususnya dalam media pembelajaran.Media pembelajaran merupakan saluran komunikasi yang berperan penting dalam penyampaian pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena proses pembelajaran hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Guru (pengajar) sebagai jantung proses pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan (skill) dan kreatifitas (creativity) untuk mengupayakan peningkatan prestasi belajar denganmelakukan pengembangkan media pembelajaran yang menarik, interaktif dan berdasarkan kurikulum yang benar. Dengan adanya alat bantu (media)
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
yang tepat dalam hal ini sangat memungkinkan siswa lebih cepat menyerap materi dan kemampuan yang diharapkan. Menurut Gilakjani (dalam Muliartha, 2012:6), penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran menyediakan kondisi belajar dengan kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya bagi peserta didik, kaya akan informasi dan sumber belajar, serta dapat disisipi dengan berbagai elemen berbasis multimedia pembelajaran. Penggunaan Multimedia dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dapat mengembangkan sumber belajar yang dinamis, serta menarik bagi indra yang berbeda dan beragam gaya belajar peserta didik. Pembelajaran Multimedia dapat mencakup unsur seperti simulasi, diagram interaktif, gambar, video dan bahan audio, kuis interaktif, teka-teki, dan hypermedia.Fleksibelitas menjadi konsep utama materi pembelajaran, dapat disajikan dalam berbagai mode (representasi), baik dalam bentuk visual maupun aural. Menurut Daryanto (2010:51) Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Menurut Alessi & Trollip (2001: 10), multimedia pembelajaran interaktif dapat dibagi menjadi delapan jenis yaitu: tutorials, hypermedia, drills, simulations, games, tool and open-ended-learning environment, test, and web-basedlearning. Dilihat dari penelitian yang relevan menurut Dedi Wahyudi (2014), Mahasiswa Universitas Islam Negeri Yogyakarta yang telah melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program Prezi (Studi di SMP Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Tahun Ajaran 2013-2014)”.Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif memperoleh kualitas sangat baik dan kelayakan media didukung dengan peningkatan hasil belajar peserta didik
setelah menggunakan media multimedia interaktif. Berdasarkan penjelasan di atas, multimedia interaktif dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.Laksmi Prihantoro dalam Trianto (2010) menyatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi.Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pngetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Maka dari itu, peran multimedia interaktif sangat penting dalam membantu proses pembelajaran IPA. Sedangkan realita yang terjadi dalam proses pembelajaran saat ini sebagian besar hanya menggunakan buku sebagai media untuk belajar. Guru menjelaskan kembali secara mendetail materi yang sudah ada dalam buku. Belajar menggunakan buku saja masih memiliki beberapa kekurangan, diantaranya belajar dengan buku meniadakan interaksi peserta didik dengan pendidik, tidak bisa menampilkan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
animasi yang akan membuat peserta didik tertantang dalam proses belajar mengajar dan akan membuat peserta didik cepat bosan dalam pemberian materi pembelajaran. Melalui proses belajar mengajar yang seperti itu, dirasa kurang optimal memberikan hasil belajar siswa. Terkait hal tersebut di atas, masih banyak guru belum memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam menunjang proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh di SMP N 6 Singaraja, melalui wawancara dengan guru mata pelajaran IPA khususnya biologi yaitu Drs. Ketut Surawan, ditemukan nilai yang kurang memuaskan dari siswa pada mata pelajaran IPA khususnya biologi, yaitu kurang dari ketentuan yang telah ditentukan sekolah dengan nilai minimal 75. Ada beberapa faktor masalah yang ditemukan pada proses pembelajaran IPA kelas VII yaitu: 1) Kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, 2) Guru kurang dalam mengembangkan media yang digunakan. Permasalahan yang paling menonjol dalam proses pembelajaran IPA adalah terbatasnya media pembelajaran yang menarik dan mampu memotifasi siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya pada mata pelajaran IPA. Penggunaan media yang masih sangat konvensional seperti papan tulis dirasa sudah tidak menarik lagi.Hal ini diduga sangat berpengaruh terhadap minat dan motifasi siswa untuk belajar.Oleh sebab itu, guru perlu merancang sebuah media pembelajaran yang menarik bagi siswa serta dapat memotifasi minat belajar siswa serta tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. Menyikapi masalah-masalah yang terjadi di SMP N 6 Singaraja, dan sangat pentingnya pembelajaran IPA bagi siswa, dilihat dari kehidupan sehari-hari serta dalam proses pembelajaran di sekolah, maka perlu diupayakan usaha peningkatan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA tersebut dengan mengembangkan sebuah multimedia pembelajaran interaktif yang dapat
membantu dalam proses pembelajaran sehingga siswa mudah mengerti dan tidak cepat bosan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif untuk membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPA.Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini mengangkat judul“Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap Di SMP Negeri 6Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka rumusan masalah, sebagai berikut. (1) Bagaimanakah rancangan bangun pengembangan multimedia pembelajaran interkatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VII di SMP N 6 Singaraja? (2) Bagaimanakah hasil validasi multimedia pembelajaran interkatif yang dikembangkan menurut review para ahli dan uji coba produk untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VII di SMP N 6 Singaraja? (3) Bagaimanakah efektivitas multimedia pembelajaran interkatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VII di SMP N 6 Singaraja? Berdasarkan pemaparan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, sebagai berikut. (1) Untuk mendeskripsikan rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VII di SMP N 6 Singaraja. (2) Untuk mendeskripsikan hasil validasi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan menurut review para ahli dan uji coba produk untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VII di SMP N 6 Singaraja. (3) Untuk menguji efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran interkatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VII di SMP N 6 Singaraja. METODE
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
Pengembangan adalah suatu proses dan upaya untuk menghasilkan dan memvalidasi produk pengembangan berupa materi, media, alat dan atau strategi pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan model Borg & Gall (Sutopo, 2009). Prosedur pengembangan produk menurut model ini terdiri dari 10 tahapan yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data awal, 2) perencanaan, 3) pembuatan produk awal, 4) uji coba awal, 5) perbaikan produk awal, 6) uji coba lapangan, 7) perbaikan produk operasional, 8) uji coba oporasional, 9) perbaikan produk akhir, dan 10) deseminasi nasional (dalam Muliartha, 2012). Dalam pengembangan multimedia pembelajaran, prosedur pengembangan yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap yaitu: (1) Penelitian dan pengumpulan data awal melalui kegiatan identifikasi perkiraan kebutuhan, mempelajari literature, dan meneliti dalam sekala kecil, yaitu berdasarkan hasil observasi yang diperoleh di SMP N 6 Singaraja, melalui wawancara dengan guru mata pelajaran IPA yaitu Drs. Ketut Surawan, ditemukan nilai yang kurang memuaskan dari siswa pada mata pelajaran IPA, yaitu kurang dari ketentuan yang telah ditentukan sekolah dengan nilai minimal 75. (2) Perencaan, setelah mempelajari literature selengkapnya dan memperoleh informasi yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah merencanakan pembuatan produk seperti membuat flowchart, storyboard, peta kompetensi dan garis besar program media. Aspek yang penting dalam perencanaan adalah pernyataan tujuan yang harus dicapai pada produk yang akan dikembangkan. (3) Pembuatan produk awal, setelah inisiasi dalam perencanaan lengkap utama dalam tahapan R&D adalah membuat bentuk awal produk pembelajaran yang dapat diuji coba.Tahapan pengembangan produk juga termasuk instrumen untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna.Sebelum uji coba dilaksanakan, diperlukan tanggapan dan saran dari para ahli, yaitu ahli media, ahli isi, dan ahli desain. (4) Uji coba awal, setelah produk
awal selesai dilakukan uji coba awal yaitu ahli yang berkaitan dengan bidang isi mata pelajaran, media pembelajaran, dan desain pembelajaran. Ahli isi atau bidang studi mata pelajaran pada penelitian pengembangan ini adalah seorang guru mata pelajaran IPA di SMP N 6 Singaraja kelas VII. Ahli desain pembelajaran ditunjuk untuk mereview produk multimedia adalah seorang tenaga teknolog pembelajaran yang spesifikasinya minimal S1 di Undiksha. Dan ahli media pembelajaran dengan spesifikasinya minimal S1 teknologi pembelajaran. Selain itu juga dilakukan uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil. (5) Perbaikan produk awal, setelah dilakukan uji coba awal, tahap berikutnya adalah perbaikan produk sesuai dengan data yang diperoleh dari uji coba awal. Data tersebut diperoleh dari saran para ahli dan digunakan untuk menyempurnakan produk. Para ahli tersebut adalah ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, dan ahli desain pembelajaran. (6) Uji coba lapangan, menggunakan 30 orang siswa yang dipilih secara acak dari kelas VII di SMP N 6 Singaraja. Ketiga puluh siswa tersebut sudah termasuk siswa yang berprestasi belajar tinggi, berprestasi belajar sedang, dan berprestasi belajar rendah.Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan produk yang di kembangkan. (7) Perbaikan produk operasional, setelah dilakukan uji coba lapangan, tahap berikutnya adalah mempelajari apakah produk pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya.Data yang diperoleh pada uji coba tersebut di analisis, dan pengembang melakukan perbaikan yang diperlukan.Perbaikan Produk Operasional yang menghasilkan Media pembelajaran Multimedia dalam bentuk CD-ROM dan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar mandiri. (8) Tahap ke-8 Uji Coba Operasional, Tahap ke-9 Perbaikan produk akhir, dan Tahap ke-10 Deseminasi Nasional tidak dilakukan. Penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke-1 sampai tahap ke-7, sesuai dengan kebutuhan, disesuaikan dengan penelitian yang bersekala kecil, dan keterbatasan pembiayaan.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
Uji coba produk, dilakukan dengan beberapa kegiatan meliputi: 1) Rancangan uji coba, Hasil dari penelitian pengembangan ini diuji tingkat validitas dan keefektifannya. Tingkat validitas media pembelajaran diketahui melalui hasil analisis data dari : a) Uji coba awal yang terdiri dari: uji para ahli, uji coba perorangan, dan uji coba kelompok kecil, b) Uji efektivitas produk, uji lapangan. Data yang diperoleh pada saat uji coba kemudian dianalisi dan digunakan untuk memperbaiki/revisi produk yang dikembangkan. Proses uji coba produk seperti ini diharapkan kualitas media yang dikembangkan menjadi lebih baik. Dan 2) Subyek coba. Subyek uji coba produk hasil penelitian pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA yaitu: (1) para ahli, (2) siswa, dan (3) guru. Uji coba lapangan kepada 1 kelas siswa minimal terdiri dari 30 orang siswa atau lebih kelas VIISMP N 6 Singaraja.Keseluruhan siswa dalam 1 kelas tersebut sudah termasuk siswa yang berprestasi belajar tinggi, berprestasi belajar sedang, dan berprestasi belajar rendah.Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan produk multimedia pembelajaran interaktif. Uji efektifitas produk merupakan uji yang sangat penting untuk menguji efektifnya sebuah produk yang dikembangkan dan berpengaruh pada hasil belajar. Tingkat efektifitas multimedia pembelajaran interaktifdiketahui melalui hasil penilaian pretest dan posttest setelah melakukan uji validasi dan produk dinyatakan sudah valid.Subjek uji efektivitas produk penelitian pengembangan multimedia pembelajaran interaktif menggunakan siswa kelas VII di SMP N 6 Singaraja.Dalam satu kelas tersebut sudah termasuk siswa yang berprestasi belajar tinggi, berprestasi belajar sedang, dan berprestasi belajar rendah. Adapun instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa angket. Angket adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban dari responden/subyek coba.
Menurut Tegeh & Kirna (2010:96) mengatakan bahwa “dalam penelitian pengembangan digunakan dua teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif”. Mendeskripsikan data dilakukan untuk menggambarkan data guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih dipahami oleh peneliti atau orang lain, sedangkan uji statistika digunakan untuk menentukan hasil analisis data yang berasal dari sampel dan menggunakan hasil tersebut sebagai hasil dari populasi. Analisis deskriptif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan paparan tersebut, maka dalam penelitian pengembangan ini digunakan dua macam teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Secara lebih rinci, teknik analisis data dipaparkan sebagai berikut. (1) Analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum. (Agung, 2012) Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif prosentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase dari masingmasing subyek adalah : ∑ (Jawaban x bobot tiap pilihan) Prosentase = x 100% n x bobot tertinggi (Tegeh, 2010: 101)
Keterangan: ∑ = jumlah n = jumlah seluruh item angket Selanjutnya, untuk menghitung prosentase keseluruhan subyek digunakan rumus: Prosentase = (F : N) x 100% Keterangan: F = jumlah prosentase keseluruhan subyek N = banyak subyek
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan
ketetapan
Tabel 3.2 Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 Tingkat Pencapaian Kualifikasi 90%-100% Sangat baik 75%-89% Baik 65%-74% Cukup 55%- 64% Kurang 0-54% Sangat Kurang
(2) Analisis deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategorikategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum. Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara.Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. (3) Analisis statistik inferensial. Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat efetivitas produk terhadap prestasi belajar siswa pada siswa SMP N 6 Singarajadi kelas VII sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan antara hasil pre-test dan post-test.Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas). Rumus untuk menghitung uji prasyarat dan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) adalah sebagai berikut. (a) Uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
sebagai
berikut.
Keterangan Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi Direvisi Direvisi (Tegeh, 2010: 101)
sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya sebagai berikut.
(Sumber : Koyan, 2012:90) Keterangan: x2 = chi-kuadrat fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan Kriteria pengujian: data berdistribusi normal jika pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan k-1. (b) Uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.Untuk menguji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji Fisher (F), sebagai berikut.
(Koyan, 2012:34) Kriteria pengujian H¬0 diterima jika Fhitung < Ftabel yang berarti sampel homogen.Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1. (c) Uji hipotesis. Teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah teknik analisis uji t berkorelasi atau dependen. Dasar penggunaan teknik uji t berkorelasi ini adalah menggunakan dua perlakuan yang berbeda terhadap satu sampel. Pada penelitian ini akan menguji perbedaan hasil belajar IPA sebelum dan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif terhadap satu kelompok. Rumus untuk uji-t berkorelasi adalah sebagai berikut.
(Koyan, 2012:29) Keterangan: = rata-rata sampel 1 (sebelum menggunakan media) = rata-rata sampel 2 (sesudah menggunakan media) s1 = simpangan baku sampel 1 (sebelum menggunakan media) s2 = simpangan baku sampel 2 (sesudah menggunakan media) s12 = varians sampel 1 s22 = varians sampel 2 r = korelasi antara dua sampel Hasil uji coba dibandingkan ttabel dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikasn (5%) prestasi belajar siswa sebelum menggunakan multimedia pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP N 6 Singarajadan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP N 6 Singaraja. H1 : Terdapat perbedaan yang signifikasi (5%) prestasi belajar siswa sebelum menggunakan multimedia pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP N 6 Singarajadan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif untuk mata pelajaran IPA kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP N 6 Singaraja. Hipotesis Statistiknya:
(Koyan, 2012:29)
Keputusan: Bila thitung ≥ t ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Bila thitung ≤ dari ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengembangan ini menggunakan model Borg & Gall sebagai tahapan pengembangan. Prosedur pengembangan produk menurut model ini terdiri dari 10 tahapan yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data awal, 2) perencanaan, 3) pembuatan produk awal, 4) uji coba awal, 5) perbaikan produk awal, 6) uji coba lapangan, 7) perbaikan produk operasional, 8) uji coba oporasional, 9) perbaikan produk akhir, dan 10) deseminasi nasional. Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-tahap yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif dan teknik analisis statistic inferensial. Validasi hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif IPA yaitu (1) menurut ahli isi berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 90%, (2) menurut ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 91,8%, (3) menurut ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 93,3%, berdasarkan uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 91,3%, (5) berdasarkan uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 94,6%, dan (6) berdasarkan uji coba lapangan berada pada kualifikasi baik yaitu 89%. Perhitungan secara manual diperoleh hasil harga t hitung > harga t tabel = 12,207 > 2,021 sehingga H1 diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media. Hasil uji efektivitas pengembangan multimedia pembelajaran interaktif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, diterangkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif IPA memberikan pengaruh yang signifikan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
terhadap hasil belajar siswa. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja, antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif IPA. Hasil perhitungan nilai ratarata seluruh siswa sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif adalah 86,17, lebih besar dari rata-rata sebelum menggunakan multimedia pembelajaran interaktif sebesar 62 dengan t hitung > harga t tabel = 12,207 > 2,021 pada taraf signifikansi 5%. Diidentifikasi bahwa multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap memiliki konstribusi besar dalam peningkatan hasil belajar siswa. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam proses pembuatan skrips ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulustulusnya kepada yang terhormat : 1. Dr. Nyoman Jampel, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. 2. Dr. I Komang Sudarma, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan. 3. Dr. I Made Tegeh, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Drs. Wayan Romi Sudhita, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Adrianus I Wayan Ilia YudaSukmana, S.Kom., M.Pd., selaku ahli media pembelajaran yang telah membantu memvalidasi multimedia pembelajaran interaktif. 6. I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., selaku ahli desain pembelajaran yang telah memvalidasi multimedia pembelajaran interaktif.
7. Drs. Ketut Surawan, selaku ahli isi pembelajaran yang telah membantu memvalidasi multimedia pembelajaran interaktif. 8. Para Dosen di Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha yang telah banyak memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi. 9. Drs. I Gusti Agung Oka Yadnya, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 6 Singaraja yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. 10. Drs. Ketut Surawan, selaku guru mata pelajaran IPA yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian dan membantu pelaksanaan uji coba media pembelajaran. 11. Semua siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 6 Singaraja yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini. 12. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini. 13. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA. Alessi,
S.M. & Trollip, S.R. (2001). Multimedia for learning, methods and development. Massachutsetts: Allyn and Bacon-A Pearson Education Company.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Baharuddin, H., Wahyuni, E. N. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar. Ruzz Media.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT GAVA MEDIA. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA. . 2009. Peranan Media Perencanaan dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Tersedia pada: http://www.mandikdasmen.depdikn as.go.id (diakses pada tanggal 10 Juni 2014). Hardianto, D. 2011. Mendesain Komputer Sebagai Media Alternatif Belajar Mandiri.Tersedia pada: http://staff.uny.ac.id, (diakses pada tanggal 30 Mei 2014). Inayah, AL. 2012. Hakikat Prestasi Belajar. Tersedia pada http://sditalinayah.wordpress.com/ kamus/prestasi-belajar/. Di akses pada tanggal 16 Juni 2014. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Muliartha, I W. 2012. “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Mata Pelajaran Teknik Pengambilan Gambar Untuk Pembelajaran Mandiri Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Sukasada”. Tesis (tidak diterbitkan), Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana, Undiksha. Sadiman, Arief S., dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Thobroni, M., Mustafa, Arif. 2011. Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: PT AR-RUZZ MEDIA. Tegeh, I M dan I M Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Tegeh, I M., Kirna I M. 2012. Metode Penelitian Pengembangan
Pendidikan. UNDIKSHA. Trianto. 2010. Terpadu. Aksara.
Singaraja:
Model Pembelajaran Jakarta: PT. Bumi
Undiksha. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma 3 Universitas Pendidikan Ganesha Edisi Revisi. Singaraja: UNDIKSHA.