OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
AHMAD NURYADI 104093002988
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1430 H
i
PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN NETWORK OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : AHMAD NURYADI 104093002988
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1430 H
ii
PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN NETWORK OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : AHMAD NURYADI 104093002988
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Herlino Nanang, MT Nip. : 150 368 819
Zulfiandri, S.Kom Nip. : 150 368 821
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M.Kom
iii
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang bejudul
“PERANCANGAN INFRASTRUKTUR
JARINGAN
NETWORK OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN
KAMPUS
II
UNIVERSITAS
ISLAM
NEGERI
SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Jum’at, 20 Februari 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Jakarta, 20 Februari 2009
Penguji I
Penguji II
Arini, MT
Imam M. Shofi, MT Nip : 150 408 905
Mengetahui,
Dekan, Fakultas Sains dan Teknologi
Ketua Program Studi Sistem Informasi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nip :150 317 956
A’ang Subiyakto, M.Kom
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta,
Desember 2008
Ahmad Nuryadi 104093002988
v
ABSTRAK
Ahmad Nuryadi – 104093002988 Perancangan Infrastruktur
Jaringan Network Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dibimbing oleh Herlino Nanang dan Zulfiandri Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu lembaga kampus yang bergerak dibidang pendidikan. Sebagai instansi yang bergerak dibidang pendidikan, tentunya harus memberikan sistem informasi akademik yang terbaik. Oleh karena itu SIMPERTI adalah salah satu usaha untuk memberikan sistem informasi akademik yang terbaik untuk mahasiswa. Kebutuhan akan pengembangan sistem informasi itu ditopang penuh oleh sitem jaringan dan infrastruktur jaringan. Infrasturktur jaringan yang berjalan selama ini masih banyak gangguan sehingga banyak menghambat dalam proses pengembangan informasi, terutama pengembangan sistem informasi antara kampus I dengan kampus II yang sekarang ini infrastruktur jaringannnya menggunakan
media transmisi wirelees. Sudah diketahui, bahwa kekurangan
wireless sangat menghambat proses lalu lintas data. Oleh karena itu, dalam skripsi ini,
menganalisis
kelemahan
wireless
dan
mengajukan
pengembangan
infrastruktur jaringan network operation center (NOC) kampus I dengan wisma syahida kampus II dengan menggunakan fiber optic single mode.
Kata kunci
: Pengembangan Infrastruktur Jaringan, Wireless, Fiber Optic, Singlemode
Halaman
: (115 + xv)
Daftar Pustaka
: (1994 - 2008)
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas seluruh rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan penulisannya dengan lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Skripsi ini berjudul “Perancangan Infrastruktur Jaringan Network Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini, karena tanpa dukunga dari mereka, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung penulis adalah : 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrata. 2. Ketua Prodi Sistem Informasi Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom 3. Bapak Herlino Nanang, MT sebagai Pembimbing I penulis yang memberi banyak masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
telah
4. Bapak Zulfiandri, S.Kom sebagai pembimbing II penulis yang juga telah memberikan banyak bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Staf IT UIN terutama Bapak Tata Taftadjani yang sudah banyak membantu penulis ketika analisis langsung di lapangan. 6. Saudara Hadi yang sudah banyak membantu penulis dalam membuat simulasi 7. Saudara Dauz yang sudah membantu dalam memberikan layanan browsing dalam pencarian materi yang berkaitan. 8. Saudara-saudaraku di Sistem Informasi yang sudah menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama Teza, Sahrul, Marta, Sulton, Calvin dan teman-teman SI C angkatan 2004 yang lain. Terima kasih 9. Teman-teman WE yang telah membantu menghilangkan kejenuhan penulis ketika menyusun skripsi, terutama Ambon (Roma) Wahyu (Chelsea) dan Manchester United dengan Cristiano Ronaldo dan Rooney. 10. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan dan doanya. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk penulisan laporan yang lebih baik lagi, kritik dan saran dapat disampaikan ke penulis melalui
[email protected]
semoga skripsi ini dengan izan
Allah dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin. Ciputat, Februai 2009
Ahmad Nuryadi
viii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ..............................................................................................
i
Halaman Judul ................................................................................................
ii
Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................... iii Halaman Pengesahan Ujian .............................................................................
iv
Halaman Pernyataan .......................................................................................
v
Abstrak ...........................................................................................................
vi
Kata Pengantar ................................................................................................
vii
Daftar Isi .........................................................................................................
ix
Daftar Gambar ...............................................................................................
xiv
Daftar Tabel ..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
1.2
Perumusan Masalah .................................................................
3
1.3
Batasan Masalah ......................................................................
3
1.4
Tujuan Penelitian .....................................................................
4
1.5
Manfaat Penelitian ...................................................................
4
1.6
Metode Penelitian dan Pengembangan .....................................
5
1.6.1 Metode Penelitian ...........................................................
5
1.6.2 Metode Pengembangan ...................................................
6
Sistematika Penulisan ..............................................................
7
1.7
ix
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
8
2.1
Konsep Jaringan Komputer ......................................................
8
2.2
Pengelompokkan Jaringan Komputer .......................................
9
2.2.1
Jaringan Komputer Berdasarkan Area ...........................
9
2.2.2
Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar ...... 11
2.2.3
Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi ....................... 12
2.3
2.4
Topologi Jaringan Komputer ................................................... 13 2.3.1
Topologi Bus ................................................................ 14
2.3.2
Topologi Ring .............................................................. 15
2.3.3
Topologi Star ............................................................... 19
2.3.4
Topologi Tree .............................................................. 22
2.3.5
Topologi Mesh ............................................................. 24
Model OSI ............................................................................... 26 2.4.1 Layer Aplication .......................................................... 31 2.4.2 Layer Presentation ........................................................ 32 2.4.3 Layer Session ............................................................... 33 2.4.4 Layer Transport ............................................................ 35 2.4.5 Layer Network ............................................................. 35 2.4.6 Layer Data Link ........................................................... 36 2.4.7 Layer Phisical .............................................................. 36
2.5
Fiber Optic (FO) ...................................................................... 38
2.6
Metodologi Penelitian .............................................................. 53 2.6.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................... 53
x
2.6.2
Metode Pengembangan Sistem ..................................... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 57 3.1
Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 57
3.2
Metode Pengembangan Jaringan .............................................. 59
3.3
Tentang Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ...................... 60 3.3.1
Sejarah Singkat Univesitas ........................................... 60
3.3.2
Periode Perintisan ......................................................... 61
3.3.3
Periode ADIA (1957-1960) .......................................... 64
3.3.4
Periode Fakultas IAIN Al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963) ................................................................. 65
3.3.5
Periode IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002)
67
3.3.6
IAIN With Wider Mandate .......................................... 72
3.3.7
Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002) ................................................... 74
3.3.8
Visi, Misi, dan tujuan .................................................. 77
3.3.9
Motto .......................................................................... 78
3.3.10 Arah Pengembangan ................................................... 79 3.3.11 Struktur Organisasi ...................................................... 81 3.3.12 Dewan Penyantun ........................................................ 82 3.3.13 Rektor dan Pembantu Rektor ....................................... 82 3.3.14 Senat Universitas ......................................................... 82 3.3.15 Fakultas ....................................................................... 83
xi
3.3.16
Sekolah Pascasarjana .................................................. 83
3.3.17
Lembaga Penelitian .................................................... 84
3.3.18
Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat ...................... 84
3.3.19
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (Biro AAK) ................................................................ 84
3.3.20
Biro Perencanaan, Keungan, dan Sistem Informasi (Biro PKSI) ................................................................ 85
3.3.21
Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (Biro A UK) ............................................................... 85
3.3.22
Perpustakaan .............................................................. 86
3.3.23
Pusat Bahasa .............................................................. 86
3.3.24
Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) ............ 86
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN ................................................ 87 4.1
Analisis Masalah ...................................................................... 87
4.2
Solusi Yang Diusulkan ............................................................ 90
4.3
4.2.1
Kecepatan Fiber Optic ..................................................
90
4.2.2
Proses Transmisi Data pada FO ....................................
91
4.2.3
Perbandingan Harga FO dengan Wireless .....................
92
4.2.4
Perawatan (Maintenance) .............................................
93
4.2.5
Spesifikasi Device ........................................................
95
Tahap Perancangan .................................................................
96
4.3.1 Perancangan Desain Jaringan yang Disusulkan ..............
96
xii
4.3.2 Perancangan Kebutuhan Device .................................... 100 4.4
Simulasi Protoyping ................................................................ 102
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 108 5.1
Kesimpulan ............................................................................
108
5.2
Saran .....................................................................................
109
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110 LAMPIRAN ................................................................................................... 112
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Upper Layer (Layer Atas) ............................................................ 28 Gambar 2.2 Lower Layer (Layer Bawah) ........................................................ 29 Gambar 2.3 Fungsi Layer ................................................................................ 30 Gambar 2.4 Bagian-bagian Fiber Optic ........................................................... 42 Gambar 2.4 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 43 Gambar 2.6 Serat Optic ................................................................................... 44 Gambar 2.7 Bagian-bagian Serat Optic Single Mode ....................................... 45 Gambar 2.8 Single Mode ................................................................................ 47 Gambar 2.9 Multi Mode .................................................................................. 55 Gambar 2.10 Ilustrasi Network Development Life Cycle (NDLC) .................. 50 Gambar 4.1 Desain Jaringan NOC Menggunakan Wireless Bridge .................. 88 Gambar 4.2 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 92 Gambar 4.3 Desain Jaringan NOC Menggunakan Fiber Optic ......................... 96 Gambar 4.4 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus I ..................................... 98 Gambar 4.5 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus II .................................... 99 Gambar 4.6 Jalur Fiber Optic Sngle Mode ...................................................... 101 Gambar 4.7 Tampilan Software Packet Tracer 5.0 ......................................... 102 Gambar 4.8 Proses Pemilihan Switch pada Packet Tracer 5.0 ........................ 103 Gambar 4.9 Proses Pemilihan Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0 ................. 104 Gambar 4.10 Proses Pemilihan Device PC Generic pada Packet Tracer 5.0 ... 105 Gambar 4.11 Proses Pemilihan UTP Copper Straight-Trough pada Packet Tracer 5.0 ............................................................. 106 Gambar 4.12 Proses Simulasi Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0 ................. 107
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area .............................................. 10 Tabel 3.1 Pengurus IAIN dan Fakultas pada saat peresmian menjadi IAIN ..... 66 Tabel 3.2 Pimpinan ADIA/IAIN/UIN Jakarta (Lintasan Sejarah) .................... 75 Tabel 4.1 Perbandingan Kecepatan antara FO dengan Wireless ....................... 91 Tabel 4.2 Perbandingan Harga Antara FO dengan Wireless ............................ 92 Tabel 4.4 Perbandingan Perawatan Fiber Optic dengan Wireless ..................... 94
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sistem informasi sekarang ini semakin cepat berkembang, termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan perkembangan sistem informasi sekarang ini, diperlukan proses yang lebih cepat dan efesien dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan. Teknologi sistem informasi sekarang ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai bidang, Mulai dari bidang ekonomi dengan e-bussines, bidang pemerintahan dengan e-government, bidang pendidikan dengan e-learning, dan masih banyak bidang-bidang lainnya yang sangat tergantung dengan teknologi sistem informasi. Sejalan dengan kemajuan teknologi sistem informasi, terutama dibidang pendidikan, karena itulah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah membangun dan mengembangkan teknologi informasi yang terealisasikan dalam Sistem Informasi Perguruan Tinggi (SIMPERTI). Dalam memanfaatkan dan merealisasikan simperti, maka dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang dapat membantu kinerja dari sistem simperti.
1
2
Di dalam merealisasikan dan memanfaatkan Perguruan Tinggi Hidayatullah
Sistem Informasi
( SIMPERTI ), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
telah
membangun
infrastruktur
jaringan
yang
dapat
merealisasikan sistem SIMPERTI tersebut. Akan tetapi dengan seiringnya waktu berjalan
banyak berbagai macam gangguan yang sering ditemui
terutama dalam sistem jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center ( NOC ) dengan kampus II, yang sekarang ini infrastrukturnya memanfaatkan fasilitas wireless bridge. Permasalahan yang menjadi hambatan itu terjadi pada perangkat wireless,
seperti
gangguan
perubahan
cuaca
yang
mengakibatkan
terputusnya koneksi dari kampus I dengan kampus II, sambaran petir yang mengakibatkan
rusaknya
perangkat wireless,
Kendala
lainnya yang
mempengaruhi transmisi adalah backbone UTP yang cukup panjang dari distributor di lantai 1 ke radio (wireless) yang berada di roof gedung syahida, sementara distributor yang berada dilantai 1 merupakan distributor fiber optic ke setiap gedung di kampus 2 yang menyebabkan pada saat puncak akan menjadi kemacetan (bottleneck) dari distributor ke wireless. Dalam segi perawatan (maintenance) koneksi dengan menggunakan wireless memerlukan perawatan (maintenance) yang cukup berat dikarenakan wireless yang berada di atas gedung menjadi rentan terkena petir.
3
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : a.
Mengatasi masalah yang sering terjadi berupa : -
Terputusnya (Disconection) jaringan dari NOC ke kampus II akibat wireless yang rusak tersambar petir
b.
-
Lambatnya transmisi data
-
Kesulitan dalam perawatan (memaintenance) wireless
Membangun
dan
mengembangkan
infrastruktur
jaringan
yang
menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center ( NOC ) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida dengan menggunakan media transmisi fiber optic, yang diajukan penulis sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan yang sekarang ini terjadi.
1.3 Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis hanya membahas tentang : a.
Pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center ( NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida dari mulai permasalahan yang terjadi sampai cara mengantisipasi permasalahan tersebut.
4
b.
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur jaringan ini meliputi perubahan dari wireless menjadi fiber optic (FO) dan perangkat yang mendukungnya.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui infrastruktur jaringan yang digunakan oleh Universitas Islam Negeri Jakarta.
b.
Untuk mengatasi masalah yang selama ini sering terjadi seperti yang sudah diuraikan dirumusan masalah.
c.
Untuk merealisasikan pembangunan dan pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian ini adalah: a.
Bagi Penulis -
Mengetahui
konsep
dari
pembangunan
dan
pengembangan
infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida di Universitas Islam Negeri Jakarta
5
b.
Bagi Universitas : -
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap infrastruktur jaringan yang digunakan.
-
Dapat
meningkatkan
kinerja
sistem
jaringan,
dan
dapat
memperkecil semua masalah dan hambatan yang terjadi sekarang ini. b.
Bagi Pemakai -
Mengefisienkan kinerja staf – staf yang terkait di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
-
Mengefisienkan kinerja rekan-rekan karyawan di tiap-tiap fakultas yang terkait.
1.6 Metode Penelitian dan Pengembangan 1.6.1
Metode Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian Pengembangan Infrastruktur Jaringan Network Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II UIN Jakarta ini adalah : a. Studi Pustaka Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku yang menjadi referensi, pedoman penulisan penelitian, skripsi atau diktat yang menunjang permasalahan yang tidak didapat dalam penelitian.
6
b. Metode Observasi Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data serta dokumentasi di Network Operation Center (NOC) UIN Jakarta, dan melakukan pengecekan ulang terhadap infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di Wisma Syahida c. Metode Wawancara Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan infrastruktur jaringan network operation
center
fakultas
III dengan
kampus
II. Serta
permasalahan atau kendala apa saja yang terjadi. d. Metode Explorasi Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan tambahan sekaligus rujukan dalam rangka mendapatkan referensi terbaru dan acuan untuk melengkapi penulisan skripsi.
1.6.2
Metode Pengembangan Dalam
penyusunan
skripsi
ini,
penulis
melakukan
metode
pengembangan dengan menggunakan metode network development life cycle (NDLC).
7
1.7 Sistematika Penulisan Secara garis besar, skripsi ini terbagi atas lima bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan secara singkat teori yang berkaitan dengan pengembangan infrastruktur jaringan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam pengembangan infrastruktur jaringan gedung fakultas III network operation center (NOC) dengan kampus II universitas islam negeri jakarta
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini menjelaskan dan menguraikan dari analisis sampai perancangan
pengembangan
infrastruktur jaringan
Network
Operation Center (NOC) pada gedung fakultas III dengan kampus II UIN jakarta. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, dan juga berisi saran-saran perbaikan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Jaringan Komputer Menurut definisi, yang dimaksud dengan jaringan komputer (computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Dalam bahasa yang populer dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau dari satu komputer ke perangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer yang terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras. (Sofana, 2008 : 3)
Jaringan komputer
dan
komputer merupakan teknologi
gabungan
antara teknologi
telekomunikasi. Gabungan teknologi
ini
melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencangkup pemakaian database, sofware aplikasi dan peralatan hardware secara bersamaan, sehingga penggunaan komputer yang sebelumnya hanya berdiri sendiri, kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang
8
9
terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti inilah yang disebut jaringan komputer (computer network). (Sofandi, 2008 : 2)
2.2
Pengelompokkan Jaringan Komputer 2.2.1
Jaringan Komputer Berdasarkan Area a.
Local Area Network (LAN) Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada area tertutup. Misalkan dalam satu gedung atau dalam satu ruangan. Kadangkala jaringan lokal disebut juga jaringan privat. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang menggunakan resource bersama-sama, seperti penggunaan printer secara bersama, menggunakan media penyimpanan secara bersama. (Sofana, 2008 : 4)
b.
Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama dengan LAN namun daerah cakupannya lebih luas. Daerah cakupan MAN bisa satu RW, beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama, satu kota, bahkan satu provinsi. Dapat dikatakan MAN merupakan pengembangan dari LAN. (Sofana, 2008 : 4)
10
c.
Wide Arew Network (WAN) Wide Area Network cakupannya lebih luas dari pada MAN. Cakupan WAN meliputi satu kawasan, satu negara, satu pulau, bahkan satu benua. Metode yang digunakan WAN hampir sama dengan yang digunakan LAN dan MAN. (Sofana, 2008 : 4)
d.
Internet Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada di dunia. Sehingga cakupannya sudah mencapai satu planet, bahkan tidak menutup kemungkinan mencakup antar planet. Koneksi antar jaringan komputer dapat dilakukan berkat dukungan protokol yang khas, yaitu internet protokol (IP). (Sofana, 2008 : 5) Tabel di bawah dapat digunakan untuk sekedar memberikan gambaran berapa kira-kira luas area LAN, MAN, WAN, dan Internet. Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area Jarak /cakupan (meter)
Contoh
Jenis
10 s/d 100
Ruangan
LAN
100 s/d 1000
Gedung
LAN
1000 s/d 10.000
Kampus
LAN
10.000 s/d 100.000
Kota
MAN
100.000 s/d 1.000.000
Negara
WAN
1.000.000 s/d 10.000.000
Benua
WAN
> 10.000.000
Planet
Internet
11
2.2.2
Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar a.
Wire Network Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakan bahan sejenis fiber optic atau serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan gabungan kabel tembaga dan serat optik. (Sofana, 2008 : 6)
b.
Wireless
Network
adalah
jaringan
tanpa
kabel
yang
menggunakan media penghantar gelombang radio atau cahaya infrared. Saat ini sudah semakin banyak outlet atau lokasi tertentu yang menyediakan layanan wireless network. Sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan akses internet tanpa kabel. Frequensi yang digunakan pada radio untuk jaringan komputer biasanya menggunakan frequensi tinggi, yaitu 2.4 GHz dan 5.8GHz. sedangkan penggunaan infrared umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang hanya melibatkan dua buah komputer tidak sepopuler gelombang radio. (Sofana, 2008 : 6)
12
2.2.3
Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi Berdasarkan fungsinya jaringan komputer
dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu : a.
Client Server Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu (boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server atau induk bagi komputer lain. Server melayani komputer lain yang disebut client. Layanan yang diberikan biasanya berupa akses web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak dipakai pada internet.
Namun
mengimplementasikan
LAN atau client
server.
jaringan Hal
lainbisa ini
sangat
bergantung peda kebutuhan masing-masing. (Sofana, 2008:6) b.
Peer to peer Peer to peer adalah jaringan komputer di mana setiap komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap komputer dapat menerima dan memberikan access dari/ke komputer lain. Peer to peer banyak diimplementasikan pada LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan pada MAN, WAN, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya adalah masalah manajemen dan security. (Sofana, 2008 : 6) Pada model ini semua komputer atau mesin yang terhubung mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama. Dalam hal ini tidak
ada
komputer
yang
menjadi pengendali utama.
13
Setiap host dalam model ini dapat menawarkan layanan ke peer lain dan juga dapat mengambil layanan dari peer lain. Model ini cocok untuk jaringan kecil. Fasilitas yang tersedia untuk model ini adalah berbagi file dan berbagi printer serta piranti lainnya. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).
2.3
Topologi Jaringan Komputer Topologi adalah suatu aturan/rules bagaimana menghubungkan komputer (node) satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara komponen-komponen
yang
berkomunikasi
melalui
media/peralatan
jaringan, seperti : server, workstation, hub/switch, dan pengkabelannya (media transmisi data). Ketika kita memutuskan untuk memilih suatu topologi maka kita perlu mengikuti beberapa spesifikasi tertentu. (Sofana, 2008 : 7) Ada dua jenis topologi, yaitu physical topology (topologi fisik) dan logical topology (topologi logika). Topologi fisik berkaitan dengan layout atau bentuk jaringan, seperti bagaimana memilih perangkat dan melakukan instalasi perangkat jaringan. Sedangkan topologi logika berkaitan dengan bagaimana data mengalir didalam topologi fisik. Jika topologi fisik bagaikan tubuh maka topologi logika dapat diibaratkan seperti darah yang mengalir dalam tubuh. (Sofana, 2008 : 7) Ada tiga topologi utama yang menjadi dasar bagi topologi yang lain, (Sofana, 2008 : 7) yaitu :
14
-
Bus
-
Ring
-
Star
Ada juga yang berpendapat lain bahwa topologi utama untuk LAN ada 5 buah, (Sofana, 2008 : 7) yaitu : -
Bus
-
Ring
-
Star
-
Tree
-
Mesh
2.3.1
Topologi Bus Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau ethernet bus topologies. Sebutan terakhir diberikan karena pada topologi bus digunakan perangkat jaringan atau network interface card (NIC) bernama ethernet. Jaringan yang menggunakan topologi bus dapat dikenali dari penggunaan sebuah kabel backbone (kabel utama) yang menghubungkan semua peralatan jaringan (device). Karena kebel backbone menjadi satu-satunya jalan bagi lalu lintas data maka
apabila
kabel
backbone
rusak
atau
terputus
akan
menyebabkan jaringan mati total. (Sofana, 2008 : 9) Topologi Bus merupakan topologi yang cukup sederhana. Setiap terminal terhubung ke media sebuah media kabel tunggal, sehingga
15
topologi ini lebih hemat dalam pengkabelannya. Kabel yang digunakan
antara
lain
RG
58,
RG
11,
dan
RG
8.
(http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008). Kelebihan dari topologi Bus adalah : 1. Layout kabel sederhana. 2. Pengembangannya cukup mudah. 3. Tidak membutuhkan kendali pusat. 4. Penambahan atau pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang sedang berjalan. Kekurangan topologi Bus adalah : 1. Deteksi dan isolasi kesalahan terbatas. 2. Kepadatan lalu lintas padat. 3. Keamanan data kurang terjamin. 4. Kecepatan akan menurun apabila pengguna bertambah banyak.
2.3.2
Topologi Ring Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali dari kabel bakcbone yang membentuk cincin. Setiap komputer terhubung dengan kabel backbone. Setelah sampai pada komputer terakhir maka ujung kabel akan kembali dihubungkan dengan komputer pertama. (Sofana, 2008 : 21)
16
Topologi Ring merupakan topologi yang setiap terminal yang terhubung dengan kabel akan memebentuk cincin atau lingkaran. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).
Kelebihan dari topologi Ring adalah : 1. Hemat kabel. 2. Tidak perlu penanganan bundel kebel secara khusus. 3. Dapat melayani lalu lintas yang padat. Kekurangan topologi Ring adalah : 1. Peka kesalahan 2. Pengembangan jaringan lebih kaku. 3. Kerusakan pada media atau terminal dapat melumpuhkan seluruh jaringan. 4. Lambat karena menunggu giliran token.
Cara kerja topologi ring dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut (Sofana, 2008 : 22): Apabila sebuah node ingin mengirim data maka node tersebut harus menunggu kehadiran token bebas. Token yang sampai di node pengirim kemudian ”ditempel” data yang akan dikirim. Selanjutnya data mengalir ke node penerima. Node lain tidak dapat mengirim data karena token sudah ”tidak bebas”. Setelah sampai di node penerima, data di-copy-kan dan data mengalir kembali hingga
17
ke node pengirim. Kemudian data ”dimusnahkan”dan token kembali ”bebas”. Token dapat diibaratkan seperti sebuah kereta api yang berjalan pada rel dan berhenti disetiap stasiun. Penumpang dapat naik kereta api dan kemudian kereta berangkat ke stasiun tujuan. Setelah tiba penumpang turun dan kereta melanjutkan perjalanan kembali. Walaupun ilustrasi ini tidak 100% cocok dengan kondisi sebenarnya, namun mudah-mudahan bisa memberikan gambaran umum bagaimana topologi ring bekerja. Hal yang menarik dari topologi ring adalah bagaimana data mengalir pada media transmisi data. Data mengalir dari satu arah, bisa searah jarum jam atau sebaliknya. Data mengalir dari satu node (komputer) ke node lainnnya hingga mencapai tujuan dan kembali ke node asal. Karena data mengalir satu arah artinya tidak akan pernah terjadi tabrakan data. Sehingga kecepatan transfer data relatif stabil. Setiap komputer mendapat giliran megirim data secara adil. Mekanisme inilah yang disebut dengan token passing scheme. Jadi, pada topologi ring tidak ada yang namanya collision detection karena tidak akan pernah terjadi “tabrakan data”. Selain itu pengiriman data dilakukan
tanpa
menggunakan
alamat
broadcast. Token akan mengalir setiap saat dalam lingkaran tertutup cincin hingga sebuah node menempelkan data untuk
18
dikirim. Dalam praktinya, adakalanya node lost atau “hilang”. Jika ini terjadi maka jaringan akan lumpuh total. Walaupun topologi ring telah dicoba oleh beberapa vendor komputer dengan banyak variasi, namun IBM diakui sebagai pelopor jaringan topologi ring dengan model jaringan yang disebut IBM token Ring. IBM Token ring telah menjadi standar yang disebut IEEE 802.5. Instalasi topologi ring relatif lebih sulit dibandingkan dengan bus. Selain itu, menambah atau mengurangi node pun relatif sukar. Setiap node memerlukan tepat dua node ”tetangganya” agar komunikasi data dapat berjalan. Apabila kabel terputus atau ada node yang rusak maka jaringan akan lumpuh. Beberapa karakteristik jaringan topologi ring antara lain (Sofana, 2008 : 23) : -
menggunakan sebuah kabel backbone untuk transmisi data.
-
Kabel yang digunakan berjenis twisted pair.
-
Ujung-ujung kabel backbone akan dihubungkan dengan node pertama sehingga membentuk cincin atau lingkaran tertutup.
-
Jika kabel putus atau node rusak/crash maka jaringan akan lumpuh.
-
Pengiriman data menggunakan metode token passing sceme dan dilakukan becara bergantian pada satu arah saja.
19
-
Tidak pengiriman pesan ke alamat broadcast sehingga tidak terjadi ”banjir data” atau collision (tabrakan data), jadi performa jaringan relatif stabil.
-
Rumit dan relatif mahal jika diimplementasikan pada jaringa kecil.
2.3.3
Topologi Star Topologi star dikenali dengan keberadaan sebuah sentral berupa hub yang menghubungkan semua node. Setiap node menggunakan sebuah kabel UTP atau STP yang dihubungkan dari ethernet card ke hub. Banyak sekali jaringan rumah, sekolah, pertokohan, laboratorium, dan kantor yang menggunakan topologi ini. Topologi star tampaknya yang paling populer di antara semua topologi yang ada. (Sofana, 2008 : 31) Pada awal kemunculannya, topologi
star tidak lebih baik
dibandingkan token ring. Hub yang masih digunakan akan menyebarkan data kesemua
komputer,
walaupun
komputer-
komputer tersebut bukan komputer penerima. Metode pengiriman data masih sama dengan topologi bus. Baik bus maupun star samasama menggunakan metode CSMA/CD. Jadi, bisa dibayangkan betapa ”sibuk” dan ”ramainya” lalu lintas data saat sebuah komputer sedang mengirim data. (Sofana, 2008 : 31)
20
Untuk mengatasi kendala tersebut, dibuatlah perangkat pengganti hub bernama switch. Switch lebih cerdas dibandingkan dengan hub. Switcht dapat mempelajari alamat hadrware setiap ethernet card pada jaringan. Ketika sebuah komputer mengirim data maka switch akan mengatur agar hanya komputer tujuan saja yang akan dikirim data. Komputer-komputer yang lain tidak akan dikirim data. Switch juga dapat mengatur pemakaian media jaringan. Pada satu
saat,
hanya
sebuah
komputer
saja
yang
diizinkan
menggunakan media untuk pengiriman data. Sehingga kecepatan maksimal dapat dicapai. (Sofana, 2008 : 31) Cara kerja topologi star mirip dengan bus. Yang membedakan hanyalah keberadaan hub atau switch sebagai sentral. Karena setiap node terhubung dengan hub, manakala ada kabel atau segmen yang putus, tidak akan menyebabkan jaringan lumpuh. Hanya segmen itu saja yang putus. (Sofana, 2008 : 32)
Beberapa karakteristik jaringan topologi star antara lain (Sofana, 2008 : 32) : -
Menggunakan sentral berupa hub atau switch.
-
Kabel yang digunakan berbentuk coaxial, UTP dan STP yang menghubungkan masing-masing node dengan hub.
21
-
Jika salah satu segmen kabel putus satu atau lebih node crash maka hanya segmen ini saja yang lumpuh, sementara jaringan tetap dapat berfungsi.
-
Jika hub atau sentral rusak maka jaringan akan lumpuh.
-
Pengiriman data menggunakan metode CSMA/CD (Carrier Sense Multi Access/Collision Detection) baseband.
-
Data mengalir pada sebuah kabel secara ”bolak-balik”.
-
Sering terjadi banjir data” dan collision (tabrakan data) sehingga menurunkan performa jaringan. Namun, hal ini dapat di antisipasi oleh switch yang dapat mengatur lalu lintas data sehingga kecepatan maksimal dapat dicapai.
-
Relatif lebih mahal dibandingkan topologi bus, namun proses instalsi mudah dan cocok diimplementasikan pada jaringan berskala kecil maupun besar.
Jaringan topologi star disebut sebagai 10BASE-T. Kecepatan data maksimal sekitar 10 Mbps. Dengan munculnya versi ethernet card yang mendukung kecepatan 100 Mbps (Fast ethernet atau 100BASE-TX)
hingga
1000 Mbps
(Gigabit
ethernet
atau
1000BASE-T), ditambah pula dengan dukungan switch yang sesuai, maka topologi star telah menjadi pilihan terbaik bagi hampir semua kebutuhan pemakai jaringan. (Sofana, 2008 : 33)
22
Topologi star memerlukan sebuah terminal pusat sebagai pusat kendali, sehingga setiap terminal yang ada akan terhubung dengan terminal tersebut. (http://leogandawijaya.wikipedia.org, 2008). Kelebihan dari topologi Star adalah : 1. Pemasangan kabel mudah. 2. Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah. 3. Tidak mengganggu beban jaringan yang lain. 4. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan. 5. Memudahkan pengelolaan jaringan.
Kekurangan dari topologi Star adalah : 1. Boros kabel. 2. Perlu penanganan khusus bundel kabel. 3. Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.
2.3.4.
Topologi Tree Topologi tree disebut juga topologi star-bus atau star/bus hybrid. Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan untuk menghubungkan
beberapa
LAN
dengan
LAN
lain.
Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing-masing hub dapat dianggap sebagai
akar (root) dari masing-masing pohon (tree).
Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi bus yang
23
disebabkan persoalan broadcast traffi,
dan kekurangan topologi
star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub. (Sofana, 2008 : 52) Topologi tree merupakan variasi dari topologi star. Seperti topologi star, terminal dalam tree dihubungkan ke central hub yang mengendalikan lalu lintas jaringan. Tetapi tidak semua terminal terhubung ke central hub. Pertama, ini memungkinkan terminal yang terhubung ke central hub lebih banyak, dan menambah jarak jangkauan sinyal. Kedua, dimungkinkan melakukan isolasi dan prioritas komunikasi dari komputer lain. Hal ini terjadi karena pemasangan beberapa hub secara cascade menyebabkan terminal yang terhubung
di hub terbawah akan
memiliki
prioritas
(bandwidth) paling kecil. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008). Kelebihan dari topologi Tree adalah : 1. Pemasangan kabel mudah. 2. Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah. 3. Tidak mengganggu beban jaringan yang lain. 4. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan. 5. Memudahkan pengelolaan jaringan. 6. Ada penambahan secondary hub Kekurangan dari topologi Tree adalah : 1. Boros kabel.
24
2. Perlu penanganan khusus bundel kabel. 3. Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.
2.3.5
Topologi Mesh Topologi mesh dapat dikenali dengan hubungan point to point atau satu-satu
ke setiap
komputer.
Setiap
komputer
terhubung
kekomputer lain melalui kabel, bisa menggunakan kabel coaxial, twisted pair, bahkan serat optik. Topologi mesh sangat jarang diimplementasikan. Selain rumit juga boros kabel. Apabila jumlah komputer semakin banyak maka instalasi kabel jaringan akan semakin rumit juga. Topologi mesh cocok digunakan pada jaringan yang sangat kritis. (Sofana, 2008 : 54) Topologi mesh melibatkan teknik pengiriman data yang lazim diterapkan pada router. Jika data dikirim pada jaringan mesh maka komputer akan menentukan route mana yang akan ditempuh. Hanya salah satu route saja yang digunakan walaupun tersedia kabel atau rute yang lain. Saat ini sudah banyak orang yang mengimplemantasikan jaringan wireless atau WLAN. WLAN merupakan contoh penerapan topologi mesh. Hanya saja media yang digunakan berupa gelombang elektromagnetik, bukan kabel. Sebagian ahli menyebutkan bahwa topologi mesh sebenarnya termasuk dalam kategori point to point. Karena data dapat langsung dikirim ke komputer tujuan tanpa harus melibatkan
25
komputer lain. Hanya saja bentuk jaringannya rumit. Namun, ketika salah satu kabel putus maka pengiriman data akan melalui rute lain. Sehingga mesh tidak cocok dikelompokkan dalam kategori point to point. Oleh sebab itu, ada pula ahli komputer yang menyebutkan mesh termasuk dalam kategori ”non permanent point to point”. (Sofana, 2008 : 55) Topologi mesh untuk setiap terminal memiliki jalur khusus pointto-point ke terminal lainnya. Dikatakan jalur khusus, karena jalur itu memang hanya digunakan untuk mentransfer data antara kedua terminal. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008). Kelebihan dari topologi Mesh adalah : 1. Minimnya masalah lalu lintas jaringan karena penggunaan jalur khusus. 2. Handal. 3. Kerusakan suatu jalur tidak akan mengganggu keseluruhan sistem. 4. Privasi dan keamanan terjamin, karena data tidak akan melalui komputer lain. 5. Identifikasi dan isolasi kerusakan lebih mudah dilakukan. Kekurangan dari topologi Mesh adalah : 1. Pengkabelan yang rumit. 2. Membutuhkan biaya besar. 3. Jumlah I/O port yang dibutuhkan.
26
Topologi adalah hal yang penting dari desain suatu jaringan. Jaringan yang baik dapat dibuat manakala kita memiliki pengetahuan yang memadai tentang peralatan jaringan, media transmisi, teknik instalasi, yang semuanya tercakup dalam materi topologi.
2.4
Model OSI Osi Reference Model for open networking atau model referensi jaringan terbuka OSI adalah sebuah model arsitektur jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan “model tujuh lapis OSI” (OSI sevel layer model). (Sofana, 2008:79)
Model
OSI
disebut
untuk
mengatasi
berbagai
kendala
internetworking akibat perbedaan arsitektur dan protokol jaringan. Dahulu, komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda sangat sulit dilakukan. Masing-masing vendor menggunakan protokol dan format yang berbeda-beda. Sehingga Intenazional Organization for Stadardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor yang berbeda. (Sofana, 2008 : 79)
27
Salah satu fungsi terpenting dari spesifikasi OSI adalah membantu terjadinya trasfer data antar host yang berbeda. Sebagai contoh, model OSI memungkinkan terjadinya transfer data di antara komputer yang menggunakan Unix dam PC atau Mac. (Lammle, 2005 : 9)
OSI bukanlah suatu model yang berbentuk fisik melainkan sebuah panduan
bagi pembuat aplikasi
agar bisa
membuat
dan
mengimplementasikan apliksi yang bisa berjalan di jaringan. OSI juga menyediakan
sebuah
kerangka
kerja
untuk
menciptakan
dan
mengimplementasikan standar-standar networking, peralatan, dan skema internetworking. (Lammle, 2005 : 9)
Tujuan
OSI adalah
untuk memungkinkan
komputer
dan
perangkat lunak yang terkait dan sarana pendukungnya berkomunikasi dalam
suatu
sarana
yang
tersusun
melalui
berbagai
jaringan
telekomunikasi. (Subiyantoro, 1996 :150)
OSI terdiri atas tujuh layer (lapisan) yang terjadi menjadi dua group. Tiga layer teratas mendefinisikan bagaimana aplikasi-aplikasi berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana aplikasi berkomunikasi dengar user. Empat layer dibawahnya mendefinisikan bagaimana data dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Gambar 2.1 memperlihatkan ketiga layer teratas (untuk selanjutnya disebut “upper layer”) dan
28
fungsinya, dan gambar 2.2 memperlihatkan empat layer dibawahnya (selanjutnya disebut “lower layer”) beserta
fungsinya. Gambar 2.1
memperlihatkan bahwa pengguna berhubungan dengan komputer pada application layer di mana layer ini juga bertanggung jawab dalam komunikasi aplikasi antar host. Perlu diingat bahwa upper layer sama sekali tidak mengetahui masalah network atau pengalamatan network karena masalah ini ditangani oleh lower layer. (Lammle, 2005 : 10)
Application
•
Menyediakan user interface
Presentation
• •
Menyediakan data
Session
•
Menangani pemrosesan seperti enkripsi Menjaga agar data dari masing-masing aplikasi tetap terpisah
Transport Network Data link Physical
Gambar 2.1 Upper layer (layer atas) (Lammle, 2005 : 10) Pada gambar 2.2 terlihat bahwa empat layer bawah (lower layer)-lah yang mendefinisikan bagaimana data dilewatkan melalui kabel atau melalui switch dan router. Lower layer ini juga menentukan bagaimana membangun kembali arus data yang berasal dari sumber aplikasi ke aplikasi di host tujuan. (Lammle, 2005 : 10)
29
Beberapa alat network yang beroperasi pada semua layer OSI diantaranya: -
network management stations (NMS)
-
server web dan aplikasi
-
gateways (bukan default gateway)
-
host network
pada dasarnya ISO bisa dianalogikan seperti Emily Post-nya dunia protokol network. (Emily Post adalah tokoh abad 19 yang merumuskan standar-standar etika hubungan sosial di amerika). Seperti Emily Post yang menulis buku yang menetapkan standar atau protokol untuk interaksi sosial manusia, ISO membuat referensi model OSI sebagai panduan untuk protokol network yang bersifat terbuka. Mendefinisikan tata cara dari model komunikasi, dewasa ini OSI tetap menjadi alat pembandingan yang paling populer untuk protokol-protokol network. (Lammle, 2005 : 11)
Transport
•
• Network
Data Link
•
Menyediakan pengalamatan secara logical, yang digunakan oleh router untuk menentukan rute
•
Menggabungkan paket menjadi byte dan byte menjadi frame Menyediakan akses ke media menggunakan alamat MAC Melakukan pendeteksian kesalahan, bukan pembetulan
• • Physical
Menyediakan baik metode pengiriman yang dapat diandalkan maupun tidak Melakukan perbaikan kesalahan sebelum pengiriman
• •
Memindahkan bit antar alat Menspesifikasikan tegangan (volt), kecepatan kabel (wire speed) dan susunan pin dalam kabel.
Gambar 2.2 Lower layer (layer bawah) (Lammle, 2005 : 11)
30
Model referensi OSI terdiri atas tujuh layer, yaitu : -
Layer Application
-
Layer Presentation
-
Layer Session
-
Layer Transport
-
Layer Network
-
Layer Data Link
-
Layer Physical
Application Presentation Session
Transport Network
Data Link Phisical
•
File, cetak (print), Message, databse, dan layanan aplikasi
• •
Enkripsi data, kompresi dan layanan penerjemah
• •
Koneksi ujung ke ujung (end to end)
• •
Grouping data secara logika (framing)
Dialog control
Routing
Topologi fisiks
Gambar 2.3 Fungsi Layer (Lammle, 2005 : 12)
31
2.4.1
Layer Aplication Layer Application pada model OSI merupakan tempat dimana user berinteraksi dengan computer. Layer ini sebenarnya hanya berperan ketika dibutuhkan akses ke network. Sebagai contoh program internet explorer. Anda bisa membuang semua komponen networking dari sistem seperti TCP/IP, kartu NIC dan sebagainya. Anda masih tetap bias menggunakan internet explorer (IE) untuk melihat dokumen lokal HTML, tidak ada masalah! Tapi semua akan berubah menjadi kacau ketika anda mencoba sesuatu yang lain seperti melihat dokumen HTML yang harus diambil dengan HTTP atau mengambil file dengan FTP. Hal ini terjadi karena IE harus memberikan umpan balik terhadap perminataan tersebut dengan moncoba mengakses layer application. Yang sebenarnya terjadi di sini adalah layer application bertindak sebagai interface antara program struktur layer, dengan layer berikut di bawahnya. Ini dilakukan dengan menyediakan beberapa cara bagi aplikasi tersebut untuk mengirim informasi ke layer bahwa melalui susunan protokol tersebut. Dengan kata lain, IE tidaklah berada pada layer application, tapi IE berfungsi sebagai interface
dengan
protocol
layer
membutuhkan sumber daya remote.
application
ketika
IE
32
Selain itu, layer application juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasikan dan memastikan keberadaan partner komunikasi yang dituju cukup tersedia. Tugas ini sangatlah
penting karena
komunikasi
komputer
terkadang membutuhkan lebih dari sumber daya sebuah PC. Sering kali layer application menggabungkan komponen komunikasi yang berasal dari beberapa aplikasi network. Sebagai contoh yang sering digunakan adalah file transfer dan email seperti hanya juga remote access, aktivasi manajemen network, proses client/server dan informasi location. Banyak aplikasi network menyediakan layanan komunikasi melalui network skala besar, akan tetapi untuk saat ini dan internetworking di masa mendatang, kebutuhannya telah berkembang begitu pesat dan akan segera mencapai titik akhir dari kemampuan network sekarang. (Lammle, 2005 : 12)
2.4.2
Layer Presentation Layer Presentation, layer ini sesuai dengan namanya, menyajikan data ke layer application dan bertanggung jawab pada penerjemahan data dan format kode (program). Layer ini
pada
dasarnya
adalah
penerjemah
dan
melakukan fungsi pengkodean dan konversi. Teknik transfer data yang berhasil adalah dengan mengadaptasi data tersebut ke dalam format
yang
standar
sebelum
dikirimkan.
Komputer
33
dikonfigurasikan untuk menerima format data yan standar atau generic ini untuk kemudian diubah kembali kebentuk aslinya untuk dibaca oleh aplikasi bersangkutan (contohnya, EBCDIC ke ASC II) dengan menyediakan layanan penerjemahan, layer presentation memastikan agar data yang berhasil dari layer application di satu komputer dapat dibaca oleh layer application di komputer lain. (Lammle, 2005 : 12)
Lapisan Presentasi menentukan format data yang dipindahkan diantara aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi serangkaian
layanan
transformasi
data.
Presentasi
layer
menentukan syntax yang dipergunakan diantara entity aplikasi serta menyediakan modifikasi seleksi dan subsequent dari representasi yang dipergunakan. Contoh-contoh dari layanan-layanan khusus yang bisa ditampilkan pada lapisan ini adalah kompresi dan enkripsi data. (Stalling, 2001 : 53)
2.4.3
Layer Session Layer Session bertanggung jawab untuk membentuk, mengelola, dan kemudian memutuskan session-session antara layer-layer
presentation.
Layer
session
juga
menyediakan
koordinasi komunikasi antar sistem-sistem dan mengorganisasi komunikasinya dengan menawarkan tiga mode berikut : simplex,
34
half-duplex, dan full duplex. Kesimpulannya, layer session pada dasarnya menjaga terpisahnya data dari aplikasi yang satu dengan data dari aplikasi yang lain. (Lammle, 2005 : 14)
Lapisan
Session
menyediakan
mekanisme
untuk
mengontrol diaolog diantara aplikasi pada ujung sistem. Pada beberapa kasus, akan ada sedikit atau tidak diperlukan untuk layanan lapisan sesi, namun untuk beberapa aplikasi tertentu saja, service semacam itu diperlukan. Service-service kunci yang disediakan oleh lapisan sesi adalah sebagai berikut : -
Disiplin dialog (Dialogue discipline): ini bisa dua saluran simultan (full duplex) atau dua saluran pilihan (half duplex)
-
Pengelompokan (Grouping): aliran data bisa ditandai dengan cara menentukan kelompok data. Sebagai contoh, bila sebuah toko eceran sedang mentransmisikan data penjualan kepada suatu kantor cabang di daerah, data dapat ditandai dengan cara menentukan bagian akhir data penjualan untuk masingmasing departemen. Hal ini memberi tanda pada host komputer
untuk
mnyelesaikan
total
running
untuk
departemen tersebut dan mulai mencacah running baru untuk departemen berikutnya. -
Recovery: lapisan sesi dapat menyediakan suatu mekanisme pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara checkpoint,
35
sesi entity dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai dari checkpoint terakhir. (Stalling, 2001 : 53)
2.4.4
Layer Transport Layer Transport melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi tadi menjadi sebuah arus data. Layanan-layanan yang terdapat di layer transport melakukan baik segementasi maupun penyatuan kembali data yang tersegmentasi tersebut (reassembling), dari aplikasi-aplikasi upper-layer dan menggabungkan ke dalam arus data yang sama. Layanan-layanan ini menyediakan layanan transportasi dari ujung ke ujung, dan dapat membuat sebuah koneksi logika antara host pengirim dan host tujuan pada sebuah internetworking. (Lammle, 2005 : 15)
2.4.5
Layer Network Layer
Network
mengelola
pengalamatan
peralatan,
melacak lokasi peralatan dijaringan, dan menentukan cara terbaik untuk memindahkan data, artinya layer network harus mengangkut lalu lintas antar peralatan yang tidak terhubung secara local. Router (yang adalah peralatan layer 3) di atur di layer network dan menyediakan
layanan
(Lammle, 2005 : 21)
routing
dalam
sebuah
internetwork.
36
2.4.6
Layer Data Link Layer Data Link menyediakan transmisi fisik dari data dan menangani notifikasi error, topologi jaringan, dan flow control. Ini berarti layer ini akan memastikan bahwa pesan-pesan akan terkirim melalui alat yang sesuai di IAN menggunakan alamat perangkat keras (hardware address), dan menerjemahkan pesanpesan dari layer network menjadi bit-bit untuk dipindahkan oleh layer physical. Layer Data lingk melakukan format pada pesan atau data menjadi pecahan-pecahan yang disebut data frame, dan menambahkan sebuah header yang terdiri dari alamat perangkat keras tujuan dan asal. Informasi tambahan ini membentuk semacam kapsul yang membungkus data asli. (Lammle, 2005 : 24)
2.4.7
Layer Phisical Layer Physical melakukan dua hal : mengirim bit dan menerima bit. Bit hanya mempunyai dua nilai, 1 dan 0 kode morse dengan nilai numeris. Layer physical berkomunikasi langsung dengan berbagai jenis media komunikasi yang sesungguhnya. Berbagai jenis media yang berbeda merepresentasikan nilai bit ini dengan cara yang berbeda, beberapa menggunakan nada audio, sementara yang lain menggunakan yang disebut state transition yaitu perubahan tegangan listrik dari rendah ke tinggi dan
37
sebaliknya. Protokol tertentu diperlukan untuk setiap jenis media untuk menggambarkan pola bit yang sesuai untuk digunakan, bagaimana data diubah menjadi sinyal media, dan berbagai kualitas dari interface media fisik. (Lammle, 2005 : 27)
Lapisan Fisikal mencakup physical interface di antara device dan aturan bit-bit dilewatkan dari satu ke yang lain. Lapisan fisikal memiliki empat karakteristik penting, yaitu : 1.
Mekanis : Berkaitan dengan property fisik dari interface ke media transmisi. Biasnya spesifikasinya adalah dari konektor pluggable yang menggabungkan
satu
atau
lebih
signal
conductor, yang disebut sirkuit. 2. Elektir : Berkaitan dengan tampilan bit-bit (misalnya dalam hal tingkatan-tingakatan voltase serta laju transmisi bit 3. Fungsional : Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh sirkuit tunggal dari interface fisikal diantara sebuah sistem dengan media transmisi. 4. Prosedural : Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit berpindah melalui medium fisik. (Stalling, 2001 : 50)
38
2.5
Fiber Optic (FO) Deskripsi Fisik Serat Optic sangat tipis sekali, namun memiliki kemampuan tinggi memandu sebuah sinar optik. Serat optik terbuat dari berbagai jenis kaca dan plastik. Kerugian terendah dapat diperoleh dengan menggunakan serat yang terbuat dari ultrapured fused silica. Namun serat ultrapure ini sulit diproduksi. Ada juga jenis lain yaitu : serat kaca higher-loss multicomponent yang lebih ekonomis namun masih memberikan kinerja yang baik. Sedangkan serat plastik sedikit lebih mahal dan bisa dipergunakan untuk koneksi jarak, dimana tingkat kerugiannya masih dapat diterima. Sebuah kabel serat optik memiliki bentuk silindris dan terdiri dari tiga bagian konsentris, yaitu: inti, cladding, dan selubung. Inti merupakan bagian terdalam dan terdiri dari satu atau lebih untaian, atau serat, baik yang terbuat dari kaca maupun plastik, dan bentuknyapun tipis sekali. Inti memiliki diameter yang berkisar antara 8 samapai 100 µm. Masing-masing serat dikelilingi oleh cladding, yaitu berupa plastik atau kaca yang melapisi dan memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan plastik atau kaca yang berada pada inti. Interface diantara inti dan cladding bertindak sebagai pemantul untuk menahan cahaya yang akan lepas inti. Lapisan terluar, yang mengelilingi satu atau beberapa serat bundelan selubung disebut jacket (pelapis). Pelapis tersusun dari bahan plastik dan lapisan-
39
lapisan bahan lainnya untuk melindungi terhadap kelembaban, goresan, jepitan, dan bahaya-bahaya lingkungan liannya. (Stallings, 2001 : 117)
Fiber optic biasa disingkat dengan FO, merupakan kabel yang terbuat dari kaca (ada pula yang dari plastik) yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi yang sangat tinggi menjadikan kabel FO cocok digunakan sebagai saluran komunikasi. Dalam sistem transmisi Fiber Optic (FO), cahaya lampu dan sinyal optik, “bertugas” membawa informasi, baik dalam bentuk digital maupun analog. Dalam pengoperasiannya, cahaya itu “diikat” dalam serat (fiber). Proses saat cahaya melewati serat dinamakan total internal process. Untuk menuju serat, cahaya melewati celah antara cladding dan core. Saat cahaya mencapai ujung baris, dia akan diterima oleh receiver yang peka dengan cahaya. Dan setelah melalui semua tahapan itu, sinyal yang sebenarnya akan diproduksi.
Fiber sendiri terdiri dari dua bagian, core dan cladding. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indeks bias yang lebih rendah dari pada core, sehingga cahaya yang mengarah keluar dari core akan dipantulkan kembali kedalam core.Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian gelas yang menyusunnya. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
40
Penggunaan laser, dan bukan Light Emittting Diode (LED), sebagai sumber cahaya karena bentuknya yang lebih kecil, lebih bertenaga, dan jangkauan sinarnya lebih panjang.
Serat optik dapat dibagi menjadi 3 jenis: Single mode: serat optik dengan core yang sangat kecil, sekitar 8 mikro meter. Besar diameternya mendekati panjang gelombang, sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding. Kabel single mode dapat menjangkau jarak yang lebih jauh. Ia hanya mengirim satu sinyal pada waktu yang sama. Multi mode step index: serat optik dengan diameter core yang sedikit lebih besar dibanding single mode, sekitar 10 mikro meter. Ukuran tersebut membuat laser di dalamnya terpantul di dinding cladding, yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini. Kabel jenis ini dapat megirimkan data yang berbeda pada saat yang bersamaan. Namun, jika kabel single mode dapat menjangkau ratusan kilometer, kabel multi mode hanya mampu menjangkau kurang dari 550 meter.Multimode grade index: serat optik dengan diameter core yang terbesar, dibanding dua jenis serat optik lainnya. Jenis yang satu ini tidak terlalu banyak digunakan. Mengapa penemuan kabel FO, dapat dibilang, merupakan hal yang revolusioner di bidang telekomunikasi? Di bawah ini, beberapa keuntungan menggunakan FO dibanding kabel tembaga, antara lain: Harga kabel FO memang lebih mahal. Namun, untuk pemakaian yang sangat panjang, ia menjadi lebih murah dibanding kabel tembaga. Kabel FO sangat menghemat ruang, karena wujudnya yang begitu tipis. Cahaya
41
(sebagai sarana pembawa informasi dalam sistem FO) dapat membawa informasi dalam jumlah besar. Ia dapat mengangkut hingga hitungan gigabit per detik. Contoh, kabel fiber berukuran 0.75 inci memiliki kecepatan yang sama dengan 20 kabel tembaga. Kabel FO tidak terpengaruh dengan
gelombang elektromagnetik dan sinyal
Sehingga, kualitas data yang dihasilkan lebih jernih.
radio.
Kabel
FO
menawarkan tingkat keamanan data yang lebih tinggi dibanding sistem konvensional.
Sinyal
sistem
ini
tidak
dapat
diambil
alat
lain,
kecuali alat yang telah disetujui bersama. Tingkat kehilangan sinyal lebih kecil daripada kabel tembaga. FO memungkinkan pengiriman informasi dalam jarak jauh, sekalipun. Tidak mudah terbakar, karena tidak menggunakan
sinyal
elektronik
seperti
kabel
tembaga.
Setiap
perkembangan dari teknologi, pasti memiliki kekurangan masing-masing. Ada beberapa faktor yang menghambat efektifitas kerja FO, antara lain: Seperti saluran komunikasi lainnya, ada saat dimana sinyal yang dihasilkan melemah. Misalnya, dispersion yang dapat
mengurangi
kapasitas informasi yang diangkut. Serat lebih susah untuk disambung dibandingkan saluran biasa. Ujung sambungan serat harus dicocokkan dengan
akurat,
untuk
menghasilkan
saluran
yang
jernih.
(http://thoy.blogdetik.com/tag/fiber-optic/)
Jaringan
yang
menggunakan
fiber
optic
(FO)
biasanya
diperusahaan besar, dikarenakan harga dan proses pemasangannya lebih mahal dan sulit, dan biasanya terpasang pada jalur utama. Jaringan fiber
42
optic mempunyai kecepatan transfer data lebih dari 100Mbps dan dari segi keandalan tidak diragukan. Berbeda dengan media transmisi lainnya, pada serat optik gelombang pembawanya bukan gelombang elektromagnet atau listrik, akan tetapi sinar/cahaya laser, sehingga tidak ada intervensi. (Sofandi, 2008 : 2)
Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa fiber optik dijadikan satu dalam sebuah tempat yang dinamakan kabel optik dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa sinar dalam jarak yang sangat jauh. ( http:// dedenthea.wordpress.com /2007/02/17/apa-itu-fiber-optik)
Gambar 2.4 Bagian-bagian Fiber Optic
(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)
43
Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang dimana pengiriman sinar dilakukan. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam inti(core). Buffer Coating adalah plastic pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan.(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber optik/)
Proses Transmisi Data pada FO Sistem FO mengubah (encoding) informasi yang berbentuk digital ataupun analog kebentuk cahaya, yang nantinya cahaya ini dipancarkan (pancaran cahaya seperti laser) kealat penerima yang sangat sensitiv dengan cahaya dan di ubah lagi (decoding) menjadi signal aslinya, lalu sinyal ini di ubah (converted) menjadi output yang diinginkan Analog/digital Light source Laser/LED converter
Fiber Optic Cable
Detector
Gambar 2.5 Proses transmisi data/informasi pada fiber optic (Subiyantoro, 1996 : 369)
Analog/digital converter
44
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi. (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)
Gambar 2.6 Serat Optic (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)
45
Gambar 2.7 Bagian-bagian serat optik jenis single mode (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya
tidak
terpantul-pantul
ke
dinding
cladding.
(http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)
Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya
46
hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar yang tidak terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itu pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun gangguan fisik saja. Single mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optik yang bekerja menggunakan inti (core) serat fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8 sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang sedemikian kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja. Sinar yang dapat
dilewatkan
hanyalah
sinar dengan
panjang
gelombang 1310 atau 1550 nanometer.
Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil,
47
cepat,
dan
jauh
jangkauannya.
(http://www.pcmedia.co.id/
detail.asp?Id=1225&Cid=22&Eid=25)
Single Mode Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer)
Gambar 2.8 Single Mode (http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optikjenis ini. (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)
Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber optik-nya. Sinar yang berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic merupakan teknologi
transmisi
data
melalui
media
serat
optik
dengan
48
menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan akhirnya. Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini juga bertambah. Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi mode ini merupakan teknologi fiber optic yang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode. Ukuran core kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah teknologi fiber optik Multi mode ini. Ukuran core besar dan NA yang tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya. Yang pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di dalam kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu
49
kritis terhadap lajunya cahaya data. Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui,
LED
merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang berperan sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak kompleks dalam penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh dari
segi
harga
dibandingkan
dengan
single
mode.
(http://www.pcmedia.co.id/ detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)
Multi Mode mempunyai inti yang lebih besar (berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer)
Gambar 2.9 Multi Mode
(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)
50
2. Berdasarkan Indeks Bias Core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen. Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang
terjadi
dapat
diminimalkan.
(http://id.wikipedia.org
/wiki/Serat_optik)
Fiber optic adalah salah satu jenis kabel yang diterima dalam TIA/EIA-568-A/B dan sangat bagus untuk digunakan pada semua jenis topologi LAN. (Trulove, 2000 : 67)
Fiber optic (FO) merupakan sebuah kabel revolusioner karena dengan bentuk fisik yang sangat tipis (dapat hanya setebal sebuah rambut manusia), namun dapat menyalurkan informasi sangat besar yakni hingga bermiliar-miliar bits per detik. Hal ini dimungkinkan karena sistem fiber optic sangat efisien dalam meyalurkan informasi sehingga muatan yang dapat ditampung pun menjadi berkali-kali lebih banyak. Metode yang digunakan FO ialah sistem ini memadukan kesempurnaan dari dua teknologi
yakni,
teknologi
laser dan
juga
kehebatan
teknologi
manufacturing saat ini yang memungkin membuat sebuah kabel yang hanya setebal sebuah serat seperti halnya rambut manusia. Mengapa
51
menggunakan laser? Hal ini dikarenakan sistem FO mengubah (encoding) informasi yang berbentuk digital ataupun analog kebentuk cahaya, yang nantinya cahaya ini dipancarkan (pancaran cahaya seperti laser) kealat penerima yang sangat sensitive dengan cahaya dan di ubah lagi (decoding) menjadi signal aslinya.Lalu sinyal ini di ubah (converted) menjadi output yang diinginkan.Sistem FO memiliki banyak sekali kelebihan daripada generasi kabel sebelumnya, selain kelebihan-kelebihan yang disebutkan diatas, sistem fiber-optik juga memiliki keuntungan yang lain, antara lain:
1. Kabel serat FO berdiameter 0,75 inch dapat menggantikan fungsi 20 kabel lama yang berdiameter 3,5 inch. 2. FO kebal tidak terpengaruh dari gangguan gelombang elektromagnetik dan radio. Sehingga kabel FO dapat dipasang di instalasi-instalasi yang rawan ledakan seperti, instalasi penghasil gas bumi. 3. Kabel FO tidak mengeluarkan radiasi seperti halnya kabel lama, sehingga ramah lingkungan serta dapat menjaga aliran elektromagnetik dengan lebih baik dibandingkan kabel tembaga. 4. Informasi dapat disampaikan pada jarak yang sangat jauh tanpa memakai repeater (penunjang sinyal), seihngga sangat mengurangi biaya suatu perusahaan. (http://www.waena.org/serat-optik/)
Jenis-Jenis Konektor Konektor untuk menghubungkan perangkat jaringan dengan kabel fiber optik juga merupakan faktor yang sangat penting untuk lancarnya
52
komunikasi. Konektor juga yang akan berfungsi untuk menjaga agar serat kaca dalam kabel bisa terhubung dengan baik ke perangkat transmitter maupun receiver tanpa adanya gangguan dan masalah dalam hubungan ini. Ketepatan koneksi sangatlah penting untuk diperhatikan dalam pembuatan dan pemilihan konektor. Sedikit saja meleset dari jalur yang ditentukan, data tidak dapat dihantarkan dengan baik ke tujuannya. Maka dari itu, jenis konektor sangat bervariasi tergantung penggunaannya:
a. FC: Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang bisa diatur,
sehingga ketika
dipasangkan
ke perangkat,
akurasinya tidak akan mudah berubah. b. SC: Digunakan untuk kabel single mode dan bisa dicopot pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual akurasinya dengan perangkat. c. ST: Bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk multi mode maupun single mode kabel. Sangat mudah digunakan baik dipasang maupun dicabut. d. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan. e. D4: Konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
53
f. SMA: Konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama
menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring
dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang
lagi
penggunaannya.
(http://www.pcmedia.co.id/
detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)
Gambar 2.10 Konektor FC ((http://www.pcmedia.co.id/ detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)
2.6
Metodologi Penelitian 2.6.1
Teknik Pengumpulan Data Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain : 1. Studi Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca bukubuku dan website referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.
54
2. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti. (Keraf, 1994 : 162) 3. Wawancara Wawancara sebagai suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwewenang dalam suatu masalah). (Keraf, 1994 : 161) 4. Metode Explorasi Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan tambahan sekaligus rujukan dalam rangka referensi terbaru dan
mendapatkan
acuan untuk melengkapi penulisan
skripsi.
2.6.2
Metode Pengembangan Sistem Dalam
pengembangan
Infrastruktur
Jaringan
yang
menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di Wisma Syahida di Universitas Islam Negeri Jakarta, penulis menggunkan model pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) yakni pendekatan melalui beberapa tahap, yaitu Analysis, Design,
Simulation
Prototyping, Implementation,
Management. (goldman, 2003 : 470)
Monitoring,
55
Analysis
Design
Management
Simulation prototyping
Monitoring
Implementation Gambar 2.11 Ilustrasi Network Development Life Cycle (NDLC) (goldman, 2003 : 470)
Analysis -
Memahami dan menganalisa masalah.
-
Mengidentifikasi solusi yang diharapkan.
Design -
Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik.
-
Merancang solusi yang telah dipilih
Simulation Prototyping -
Membuat suatu prototype dari sistem yang akan dibangun berdasarkan solusi yang dipilih.
-
Melakukan simulasi terhadap prototype tersebut
56
Iimplementation -
Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih
Monitoring -
Melakukan pengawasan / monitoring terhadap jalannya sistem yang sedang diimplementasikan
Managemen -
Melakukan pemeliharaan dari sistem yang telah dibangun
57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data serta informasi yang relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu, sebelum penyusunan skripsi ini dilakukan, penulis melakukan riset atau penelitian terlebih dahulu untuk menjaring data serta informasi yang terkait. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: a.
Metode studi pustaka Penulis melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pengembangan infrastruktur jaringan, serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka.
57
58
b.
Metode observasi Penulis melakukan observasi agar dapat mengetahui secara langsung permasalahan yang terjadi pada infrastruktur jaringan wireless yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / network operation center ( NOC ) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida. Saat melakukan observasi, penulis terlibat langsung oleh kepala IT
dan staf-staf
yang terkait
dalam
pengembangan
infrastruktur jaringan wireless yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / network operation center ( NOC ) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida. Hal ini dilakukan karena dalam proses penyusunan skripsi penulis sangat membutuhkan informasi-informasi yang terkait. Observasi ini dilakukan dari tanggal 9 September sampai dengan tanggal 24 september 2008. c.
Metode wawancara Penulis melakukan wawancara
untuk
mendapatkan
data
dan
informasi yang berkaitan dengan infrastruktur jaringan network operation center fakultas III dengan kampus II. Serta permasalahan atau kendala apa saja yang terjadi. Dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan beberapa pihak pada saat riset di lapangan seperti Bapak Tata selaku kepala IT UIN Syarif Hidayatullah yang mengelola dan memaintenance yang berkaitan dengan IT, Bapak Asep Selaku koordinator maintenance IT di lapangan, penulis mendapatkan informasi mengenai infrastruktur
59
jaringan network operation center fakultas III dengan kampus II serta permasalahan yang sering terjadi. Wawancara ini dilakuka pada tanggal 13 oktober 2008 sampai dengan 15 oktober 2008. Hasil dari wawancara dapat dilihat pada halaman lampiran. d.
Metode explorasi Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan tambahan sekaligus rujukan dalam rangka mendapatkan referensi terbaru dan acuan untuk melengkapi penulisan skripsi.
3.2
Metode Pengembangan Jaringan Dalam
pengembangan
Infrastruktur
Jaringan
yang
menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / network operation center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida di universitas
islam
negeri jakarta, penulis menggunakan
model
pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) yakni pendekatan melalui beberapa tahap, yaitu Analysis, Design, Simulation Prototyping, Implementation, Monitoring, Management. Dalam menggunakan model pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) ini, penulis hanya menggunakan
beberapa
tahap
yaitu
Analysis,
Design,
Simulation
Prototyping, dikarenakan dalam penelitian studi kasus untuk pembuatan skripsi ini penulis tidak melakukan implementasi.
60
Tahap-tahap NDLC yang dilakukan yaitu : 1. Analysis Dalam tahap ini, penulis melakukan identifikasi masalah yang sering terjadi di dalam infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center (NOC) dengan kampus II. 2. Design Dalam tahap ini, penulis melakukan perancangan secara fisik, yang terdiri dari penempatan alat-alat jaringan. 3. Simulation Prototyping Dalam tahap ini, penulis melakukan simulasi dari perancangan yang telah didesain dengan menggunakan sofware
3.3
Tentang Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 3.3.1
Sejarah Singkat Universitas (Jamhari, 2007 : 3) Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merayakan "golden anniversary". Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan sebagai menyumbangkan
institusi
pengabdian masyarakat
program-program
peningkatan
yang
kesejahteraan
sosial. Selama setengah abad itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang
61
ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode
fakultas
IAIN
al-Jami'ah,
periode
IAIN
Syarif
Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah. 3.3.2
Periode Perintisan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetap-kan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pada
zaman
penjajahan
Belanda,
Dr.
Satiman
Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda. Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia.
62
Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh Muslim dengan membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris. Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain Drs. Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma'ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepin-dahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakulta baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1) Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan. Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi
63
Agama Islam Negeri (PTAIN) dan —sesuai dengan namanya — bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH. Muhammad Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syari'ah) dan Jurusan Dakwah. Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari bahasa Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asasasas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral masing-masing mendapatkan gelar Bachelor of Art (BA) dan Doctorandus (Drs). Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan sampai dengan dekade 1980-an.
64
3.3.3
Periode ADIA (1957-1960) Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2 tahun.ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da'wah wal Irsyad yang juga dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa tambahan mata kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional. Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul
65
Fiqh,
Tarikh
Tasyri'
Islam,
Hmu
Kalam/
Mantiq,
Ilmu
Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan. Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti kuliah di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas belajar. Mereka diselekasi
dari
pegawai
atau
guru agama
di lingkungan
Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia.
Kedua,
sesuai
dengan mandatnya
untuk
mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) Departemen Agama yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan guru agama Islam modern di sekolah umum. 3.3.4
Periode Fakultas IAIN al-Jami'ah Yogyakarta (1960-1963) Dalam perkembangan
satu
dekade,
meng-gembirakan.
PTAIN Jumlah
memperlihatkan mahasiswa
PTAIN
semakin banyak dengan area of studies yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies
66
menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi'ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama
Islam
Negeri
Hukumiyah. IAIN
(IAIN)
diresmikan
al-Jami'ah Menteri
al-Islamiyah
Agama
di
al-
Gedung
Kepatihan Yogyakarta.Nama dan jabatan pimpinan IAIN dan fakulas-fakultasnya pada saat diresmikan dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Pengurus IAIN dan Fakultas pada saat peresmian menjadi IAIN No. Jabatan 1. Rektor/ Presiden Institut 2. Sekretaris Senat 3. 4. 5. 6.
Nama Prof. Mr. RHA. Soenarjo Mr. Wasil Aziz
Dekan Fak. Tarbiyah Prof. Dr. H. Mahmud Yunus Dekan Fak. Adab Prof. H. Bustami A. Gani Dekan Fak. Prof. Dr. Muchtar Ushuluddin Yahya Dekan Fak. Syari'ah Prof.TM. Hasbi AshShiddieqy
Lokasi Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Yogyakarta Yogyakarta
67
Peresmian LAIN disambut antusias oleh umat Islam Indonesia. Beberapa daerah mengajukan penegerian perguruan tinggi Islam yang telah ada atau meminta untuk membuka fakultas yang sesuai dengan kondisi daerahnya. Aspirasi ini diperkuat oleh Ketetapan MPRS Nomor l/RIS/1963 lampiran A.ad 5 yang secara eksplisit dan tegas meminta perluasan IAIN. Dalam kurun waktu dua tahun, yaitu sejak 1960 sampai dengan 1963, IAIN berdiri di sembilan kota dengan perincian sebagai berikut: 1. Fakultas Tarbiyah di Jakarta, Yogyakarta, Malang, dan BandaAceh; 2. Fakultas Adab di Jakarta dan Yogyakarta; 3. Fakultas Ushuluddin di Jakarta dan Yogyakarta; 4. Fakultas Syari'ah di Yogyakarta, Banda Aceh, Banjarmasin, Palembang, Surabaya, Serang, dan Ujung Pandang; Selanjutnya, status dan struktur organisasi IAIN diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahuri 1985, dan disusul dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1987. 3.3.5
Periode IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002) IAIN mengalami perkembangan pesat. Perkembanganperkem-bangan tersebut tidak dapat lagi tertampung oleh kapasitas kelambagaan IAIN yang terpusat di Yogyakarta. Atas dasar ini, dipandang perlu mengembangkan IAIN menjadi institut yang
68
berdiri sendiri. Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI Nomor 49 Tahun 1963 tertanggal 25 Pebruari 1963 ditetapkan adanya dua LAIN, masing-masing IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengkordinasi fakultas-fakultas di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya. Sedangkan LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengkordinasi fakultas-fakultas yang berada di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera. Peresmian pembagian wilayah kordinasi dilakukan pada 18 Maret 1963 di Aula LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan dihadiri Menteri Agama. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berdiri sendiri dipimpin oleh Prof. Drs. H. Sunardjo sebagai Rektor. Pada saat peresmian itu, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki empat fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah, Fakultas Adab, dan Fakultas Ushuluddin di Jakarta dan Fakultas Syari'ah di Serang. Di samping itu IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga mengkordinasikan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari'ah di Banda Aceh dan Palembang. Selanjutnya, dalam masa dua tahun, dari 1963 sampai dengan 1965, dibuka fakultas-fakultas baru, yaitu Fakultas Tarbiyah di Serang, Cirebon, Padang dan Pekanbaru, dan Fakultas Syari'ah di Jambi. Nama Syarif Hidayatullah diambil dari nama asli Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo, sembilan penyiar Islam di
69
Pulau Jawa. Syarif Hidayatullah (1448-1568) adalah putra Nyai Rara Santang, puteri Prabu Siliwangi dan Pajajaran, yang menikah dengan Syarif Abdullah, penguasa di salah satu wilayah Mesir. Syarif
Hidayatullah
memiliki
banyak
gelar.
Antara
lain
Muhammad Nuruddin, Syaikh Nurullah, Sayyid Kamil, Maulana Syekh Makhdum Rahmatullah, dan Makhdum Jati. Setelah wafat ia diberi gelar Sunan Gunung Jati dan dimakamkan di Cirebon. Setelah mengalami pendidikan di tempat kelahirannya, Syarif Hidayatullah kembali ke ke Pajajaran dan berhasil menguasai Cirebon. Sejak itu Syarif Hidayatullah menjadi aktor penting penyiaran
Islam
Hidayatullah
di
berhasil
Jawa,
terutama
menempatkan
bagian
barat.Syarif
puteranya,
Maulana
Hasanuddin, sebagai penguasa Banten. Pada 1527 M., atas bantuan Faletehan (Fatahillah), dia berhasil menguasai Sunda Kelapa setelah mengusir pasukan Portugis yang dipimpin oleh Fransisco de Sa. Karena itu, Syarif Hidayatullah dikenal sebagai salah satu Walisongo yang memiliki peran ganda sebagai penguasan dan ulama. Syarif Hidayatullah melakukan dakwah langsung kepada pemimpin masyarakat dan bangsawan setempat dengan cara bijaksana (bi al-hikmah wa mauidha hasanah). la mulai dengan memberikan pengetahuan ajaran Islam atau tazkirah (peringatan) tentangpentingnya ajaran Islam dengan cara lemah lembut. la bertukar pikiran dari hati ke hati dengan penuh toleransi. Jika cara ini dianggap kurang berhasil maka ia menempuh cara berdebat atau mujadalah. Cara terakhir ini diterapkan terutama kepada orangorang yang secara terang-terangan menunjukkan sikap yang kurang setuju terhadap Islam. Metode dakwah yang dipergunakan oleh Syarif Hidayatullah telah berhasil menarik simpati masyarakat. la juga dikenal sebagai tokoh yang memiliki sikap sosial tinggi dengan banyak memberikan bantuan kepada masyarakat miskin. la
70
banyak bergaul dengan bahasa rakyat, sehingga ajarannya dapat dengan mudah diterima. Syarif Hidayatullah tidak bersikap frontal terhadap agama,
kepercayaan,
dan adat
istiadat
penduduk
setempat.
Sebaliknya ia memperlihatkan keindahan dan kesederhanaan Islam. Yang dilaku-kannya adalah menunjukkan kelebihan Islam dan persamaan derajat di antara sesama manusia. Dalam rangka membina keberagamaan masyarakat dan berbagai etnis, ia menjalin ikatan perkawinan dengan adik Bupati Banten, putri Kaunganten (1475), Ibu Maulana Hasanuddin; seorang putri Cina, Ong Tien, pada tahun 1481 (tidak memperoleh keturunan); putri Arab bernama Syarifah Bagdad, ibu dan Pangeran Jaya Kelana dan Pengeran Brata Kelana, dan Nyi Tepasari dari Majapahit, ibu dari Ratu Winahon dan Pangeran Pasarean. Syarif Hidayatullah memiliki peranan yang besar dalam pengukuhan kekuasaan Islam di Sunda Kelapa yang di kemudian hari ia beri nama Jayakarta dan diubah menjadi Batavia oleh Belanda. Penamaan LAIN Jakarta dengan Syarif Hidayatullah antara lain bertujuan menghargai jasa sekaligus menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi pengembangannya di masa yang akan datang. Atas
aspirasi
dan
perjuangan
masyarakat
Muslim
setempat, fakultas-fakultas yang berada di bawah kordinasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdiri sebagai IAIN yang mandiri. Antara lain, IAIN Ar-Raniry Banda Aceh berdiri 5 Oktober 1963, IAIN Raden Patah Palembang 22 Oktober 1964, IAIN Antasari
71
Kalimantan Selatan diresmikan pada 22 November 1964, IAIN Imam Bonjol Padang berdiri pada 21 November 1966, dan IAIN Sultan Taha Saifuddin Jambi berdiri pada 1967. Sejak diterbitkannya Keputusan Menteri Agama Nomor 15 Tahun 1988, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tendiri dan fakultas-fakultas Tarbiyah, Adab, Ushuluddin, Syari'ah dan Da'wah di Jakarta dan Fakultas Tarbiyah di Pontianak. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1997 tentang Perubahan Status Fakultas Daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka Fakultas Tarbiyah Pontianak berdiri sendiri sebagai STAIN Pontianak. Pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution (1973-1984), IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal luas sebagai "Kampus Pembahafu". Hal ini disebabkan karena Harun Nasution banyak mengadakan pernbaharuan-pembaharuan dalam pemikiran Islam dengan menekankan Islam rasional. Prof. Dr. Harun Nasution mengadakan perubahan kurikulum IAIN yang salah satunya dengan memasukkan mata kuliah filsafat dan menyelenggarakan Program Pascasarjana (PPs). PPs IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan PPs pertama di lingkungan LAIN di seluruh Indonesia. PPs ini mengawali kuliah perdananya pada tanggal 1 September 1982, setelah sebelumnya (30 Agustus 1982) diadakan peresmian pembukaannya. Pembukaan PPs yang ketika itu bernama Fakultas Pascasarjana
berdasarkan pada Surat
72
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, H. A. Timur Djaelani, MA. Nomor KEP/E/422/81 tanggal 13 Agustus 1981. Dalam Surat Keputusan tersebut dinyatakan bahwa LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan PPs. SK Dirjen tersebut dikuatkan dengan SK Menteri Agama RI Nomor 78 Tahun 1982 yang berisi ketetapan tentang pengangkatan Prof. Dr. Harun Nasution sebagai direkturnya. 3.3.6
IAIN With Wider Mandate IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik dan strategis. la tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pembangunan sosialkeagamaan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari'ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk
73
lebih memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama d,engan Islamic Development Bank (IDE) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern;
McGill
Development
University
Agencis
melalui Canadian
(CIDA);
Leiden
Internasional
University
(INIS);
Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu'amalat Indonesia
(BMI);
dan universitas-universitas
serta
lembaga-
lembaga lainnya. Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/ KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program
74
studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi,
Akuntansi,
Manajemen,
Sosial
Ekonomi
Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/ M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.3.7
Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002) Dengan
keluarnya
Keputusan
Presiden
Republik
Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 20021 AIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
resmi
berubah
menjadi
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
75
menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (SI) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi
Kesehatan
Masyarakat
Program Sarjana (SI) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004. Tabel 3.2 Pimpinan ADIA/IAIN/UIN Jakarta (Lintasan Sejarah) No. Nama 1. Prof. Dr. Mahmud Yunus 2. Prof. Bustami A. Gani
Institusi Jabatan ADIA Dekan
Periode 1957-1960
ADIA
1957-1960
3..
IAIN alDjami'ah IAIN alDjami'ah IAIN alDjami'ah IAIN Jakarta IAIN Jakarta IAIN Jakarta IAIN Jakarta IAIN Jakarta IAIN Jakarta IAIN
Wakil Dekan Rektor Dekan Tarbiyah Dekan Adab Rektor
1960-1963
Ketua Presidium Rektor
1969-1970
Rektor
1973-1984
Rektor
1984-1992
Rektor
1992-1998
Pj. Rektor
1998-Sep.
5.
Prof. R.A. Soenarjo, SH Prof. Dr. Mahmud Yunus Prof. Bustami A. Gani
6.
Prof. Drs. Soenardjo
7.
Prof. Bustami A. Gani
8.
Prof. M. Toha Yahya Umar, MA Prof. Dr. Harun Nasution Drs. Ahmad Syadali
4.
9. 10. 11. 12.
Prof. HM Quraish Shihab, MA Prof. Dr. Ahmad
1960-1963
1960-1963 1963-1969
1970-1973
76
13. 14. 15.
Sukardja
Jakarta
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA Prof. Dr. Komaruddin Hidayat
IAIN Jakarta IAIN Jakarta IAIN Jakarta
Sebagai
bentuk
98 Rektor
1998-2002
Rektor
2002-2006
Rektor
2006-2010
re-integrasi
ilmu,
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 rnenetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut: 1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Fakultas Adab dan Humaniora 3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 4. Fakultas Syari'ah dan Hukum 5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi 6. Fakultas Dirasah Islamiyah 7. Fakultas Psikologi 8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 9. Fakultas Sains dan Teknologi 10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 11. Sekolah Pascasarjana Hingga
tahun
Hidayatullah Jakarta
2006
wisuda
ke-65
UIN
Syarif
telah menghasilkan alumni sebanyak 33.099
orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata 1.273 Magister (S2), dan 426 Doktor (S3) serta 5.479 Sarjana Muda, 1.800 Diploma Tiga dan 4.947 Diploma Dua. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya
menyiapkan
peserta
didiknya
menjadi
anggota
masyarakatyangmemiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan
77
ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.
3.3.8
Visi, Misi, dan Tujuan Visi Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi
terkemuka
dalam
mengintegrasikan aspek
keilmuan, keislaman dan keindonesiaan. Misi 1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global; 2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan; 3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq; 4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian; 5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Tujuan 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan
78
ilmu pengetahuan, bidang keagamaan, sosial maupun sains dan teknologi; 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, sosial dan sains teknologi penggunaannya
untuk
serta
meningkatkan
mengupayakan
taraf
kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 3.3.9
Motto Motto Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 2006-2007. Knowledge mengan-dung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernen dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman,
79
studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains, dan teknologi modern —termasuk kedokteran—dalam perspektif integrasi ilmu. Sedangkan Piety mangandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam
bentuk kesalehan di kalangan sivitas
akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah] dan kesalehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas. Sedangkan Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merniliki kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam moto knowledge, piety, integrity terkan-dung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh. 3.3.10 Arah Pengembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjadi jendela keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic
80
exellence
of
Islam
in
Indonesia)
dan
barometer
perkembanganpembelajaran, penelitian, dan kerja-kerja sosial yang diselenggarakan kaum Muslim Indonesia dalam berbagai bidang ilmu. Dalam kerangka memperkuat peranannya tersebut UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen untuk mengembangkan diri
sebagai
Universitas
Riset
(Research
University)
dan
Universitas Kelas Dunia (World Class University). Universitas Riset dapat diartikan sebagai Universitas yang menjadikan tradisi riset sebagai basis normatif aktivitas universitas. Secara operasional, universitas riset adalah universitas yang mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis riset dengan menerapkan Kurkulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan SKS secara utuh; keseluruhan aktivitas penelitian menerapkan standar ilmiah penyelengaraan manajemen universitas mengacu pada penerapan to- \ tal quality management (TQM); dan mengupayakan produk-produk | unggulan perguruan tinggi yang diapresiasi publik. Sedangkan Universitas Kelas Dunia, dapat diartikan bahwa pengembangan UIN Syarif Hidayatullah diarahkan untuk membangun jaringan kerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Dunia. Jaringan kersajama itu dirancang dalam berbagai tingkatan, baik pembelajaran dalam bentuk pertukaran mahasiswa (exchange students), penelitian, dan program-program
81
pengabdian masyarakat (sosial services). Pada saat bersamaan pembangunan jaringan itu diharapkan dapat memberikan manf aat berupa pengakuan dunia internasional terhadap
UIN syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu universitas berkualitas dunia. 3.3.11 Struktur Organisasi Susunan Organisasi Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 414 Tahun 2002, Susunan Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut: a. Dewan Penyantun b. Rektor dan Pembantu Rektor c. Senat Universitas d. Fakultas: 1. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Adab dan Humaniora; 3. Ushuluddin dan Filsafat 4. Syari'ah dan Hukum 5. Dakwah dan Komunikasi 6. Dirasat Islamiyah 7. Psikologi 8. Ekonomi dan Ilmu Sosial 9. Sains dan Teknologi 10. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 11. Sekolah Pascasarjana e. Lembaga Penelitian f.
Lembaga Pengabdian pada Masyarakat
g. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan h. Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi
82
i. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian j. Unit Pelaksana Teknis 1. Perpustakaan 2. Pusat Bahasa dan Budaya 3.3.12 Dewan Penyantun Dewan Penyantun adalah forum yang terdiri atas tokohtokoh
masyarakat dan pemerintah
yang menaruh
perhatian
terhadap pengembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dewan Penyantun
bertugas memberi
saran
dan/atau
bantuan
bagi
pengembangan dan kemajuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.3.13 Rektor dan Pembantu Rektor Rektor dan Pembantu Rektor adalah unsur pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembantu Rektor meliputi Pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan Kelembagaan. 3.3.14 Senat Universitas Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan tugas pokoknya sebagai berikut. a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan UIN; b. Merumuskan
kebijakan
penilaian
prestasi
akademik
dan
kecakapan serta kepribadian sivitas akademika; c. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan perguruan tinggi; d. Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja UIN yang diajukan oleh Rektor;
83
e. Menilai
pertanggungjawaban
Rektor
atas
pelaksanaan
kebijakan yang telah ditetapkan; f. Merumuskan peraturan pelaksanaan, kebebasan akademik dan otonomi keilmuan pada UIN; g. Memberikan
pertimbangan
kepada
penyelenggara
UIN
berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi Rektor dan dosen yang dicalonkan memangku jabatan akademik di atas Rektor. h. Menegakkan
norma-norma
yang
berlaku
bagi
sivitas
akademika. i. Mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan pada civitas UIN yang memenuhi persyaratan. 3.3.15 Fakultas Fakultas
mempunyai
tugas mengkoordinasikan
dan
melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, agama, sains dan teknologi dan/atau seni tertentu. Dalam suatu fakultas dapat terdiri atas berbagai Jurusan/Program Studi. 3.3.16 Sekolah Pascasarjana (SP) Sekolah Pascasarjana bertugas menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pendidikan dan pengajaran jenjang Magister dan Doktor, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan sivitas akademika dan lembaga-lembaga lain.
kerjasama
dengan
fakultas
dan/atau
84
3.3.17 Lembaga Penelitian (Lemlit) Lembaga mengkordinasikan,
Penelitian
bertugas
melaksanakan,
mengembangkan, memantau
dan menilai
pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian serta mengusahakan serta mengendalikan administrasi dan sumber daya yang diperlukan. 3.3.18 Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan,
mengkordinasikan,
mengembangkan,
memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian kepada Masyarakat serta mengusahakan serta mengendailkan administrasi dan sumber daya yang diperlukan. 3.3.19 Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (Biro AAK) Biro
Administrasi
Akademik
dan
Kemahasiswaan
mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi di bidang akademik
dan
kemaha-siswaan
di
lingkungan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan administrasi akademik; b. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan dan alumni;
85
c. Pelaksanaan
administrasi
kerjasama
dan
administrasi
Kordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) 3.3.20 Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi (Biro PKSI) Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi di bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan administrasi perencanaan; b. Pelaksanaan administrasi keuangan dan Inventaris Kekayaan Negara c. Pelaksanaan administrasi sistem informasi 3.3.21 Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (Biro A UK) Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas memberikan layanan administrasi dibidang umum dan kepegawaian dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan administrasi umum; b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian c. Pelaksanaan administrasi organisasi dan tatalaksana
86
3.3.22 Perpustakaan Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan layanan bahan pustaka untuk keperluan
pendidikan, penelitian
dan
pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan menyelenggarakan fungsi: a. Penyediaan dan pengolahan bahan pustaka b. Pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka sertapengembangan kepustakaan dan pustakawan c. Pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan perguruan tinggi dan/ atau badan lain di dalam dan luar negeri 3.3.23 Pusat Bahasa Pusat Bahasa menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran bahasa; b. Pengembangan program pendidikan dan pengajaran bahasa.
3.3.24 Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Pusat Peningkatan lembaga
yang
dibentuk
dan
Jaminan
berdasarkan
Mutu
Statuta
merupakan UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini berperan melakukan konsolidasi dan mengakselerasi upaya-upaya internal perguruan tinggi dalam peningkatan/pengembangan
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta,
bekerja sama dengan unit/lembaga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lainnya. Lembaga ini terletak di Kam-pus I.
87
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1
Analisis Masalah Keadaan infrastruktur jaringan yang menghubungkan kampus II dengan network operation center (NOC) yang ada di fakultas III tepatnya di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekarang ini menggunakan infrastruktur jaringan berbasis Wireless. Dalam implementasinya infrastruktur network operation center (NOC) di fakultas III yang menghubungkan jaringan dengan kampus II, sekarang ini menggunakan wireless point to point dengan frekuensi 5,8 GHz, sebelumnya infrastruktur jaringan tersebut menggunakan wireless point to point dengan frekuensi 2,4 GHz dan telah dilakukan pergantian dari frekuensi yang sama sebanyak dua kali. Perubahan frekuensi dari 2,4 GHz menjadi 5,8 GHz, itu disebabkan karena banyak gangguan yang sering terjadi. Walaupun sudah dilakukan perubahan menjadi frekuensi yang cukup besar, akan tetapi kelemahan yang dimiliki wireless masih terus menjadi hambatan dalam proses lalu lintas data. Adapun permasalahan yang sering terjadi selama ini, itu terjadi pada device wireless itu sendiri, seperti disebabkan oleh gangguan perubahan cuaca yang mengakibatkan sering terputusnya koneksi dari 173
88
kampus I dengan kampus II, sambaran petir yang mengakibatkan rusaknya perangkat wireless, Kendala lainnya yang mempengaruhi transmisi adalah backbone UTP yang cukup panjang dari distributor di lantai 1 ke radio (wireless) yang berada di roof gedung Syahida, sementara distributor yang berada dilantai 1 merupakan distributor Fiber optic ke setiap gedung di kampus 2 yang menyebabkan pada saat puncak akan menjadi bottleneck dari distributor ke wireless. Dalam segi maintenance koneksi dengan menggunakan wireless memerlukan maintenance yang cukup berat dikarenakan wireless yang berada di atas gedung menjadi rentan terkena petir.
20
19 16 1
NOC
2 3
9 7 10 8
4
5
18
6
11 12 Kampus I LAN
17 13
14
15
Gambar 4.1 Desain Jaringan NOC Menggunakan Wireless
89
Keterangan : 1. Application Server 2. Databse Server 3. Intranet Portal Server 4. File Server 5. Domain Controller 6. NMS+Backup Server 7. Core Switch 8. Firewall 9. Router 10. De-Militerized Zone (DMZ) Switch 11. Internet Web Server 12. Mail Server 13. Kampus LAN 14. Kampus LAN 15. Kampus LAN 16. UTP 17. Switch Fakultas III 18. Fiber Optic (Multimode) 19. Wireless ke Kampus II (Wisma Syahida) 20. Internet
90
4.2
Solusi Yang Diusulkan Dari analisis dan permasalahan yang sering terjadi pada infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center (NOC) dengan kampus II, Untuk itu penulis ingin mengusulkan media fiber optic single mode ke dalam infrastruktur network operation center (NOC) di fakultas III yang menghubungkan sistem jaringan dengan kampus II, dimana untuk beberapa tahun mendatang media fiber optic akan menggantikan keberadaan wireless bridge yang saat ini menjadi media utama penghubung antara kampus I dengan kampus II. 4.2.1 Kecepatan Fiber Optic Kecepatan transmisi data menggunakan fiber optic singlemode sangat cepat, 50 kali lebih cepat dibandingkan fiber optic multimode. single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Kecepatan transmisi data pada single mode sama dengan kecepatan cahaya yang digunakannya. Kecepatan cahaya adalah 3 x 108 = 300.000.0000 m/s.
91
Tabel 4.1 Perbandingan Kecepatan antara FO dengan Wireless
Kecepatan
Wireless
Fiber Optic Singlemode
Sangat dipengaruhi oleh
Tidak dipengaruhi oleh
jarak
jarak
Dalam frekuensi 5 Ghz.
Sama dengan kecepatan
Kecepatan 54 Mbps
cahaya
3
108
x
=
300.000.0000 m/s. Bisa mencapai
hitungan
gigabit perdetik
Jaringan wireless mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jaringan fisik yang menggunakan kabel. Pada jaringan wireless yang menentukan jauh tidaknya sebuah jaringan tergantung dari kekuatan signal
yang dipancarkan,
sehingga
jarak
dan lokasi sangat
mempengaruhi kecepatan dari pancaran signal wireless.
4.2.2 Proses Transmisi Data pada FO Sistem FO mengubah (encoding) informasi yang berbentuk digital ataupun analog kebentuk cahaya, yang nantinya cahaya ini dipancarkan (pancaran cahaya seperti laser) kealat penerima yang sangat sensitiv dengan cahaya dan di ubah lagi (decoding) menjadi signal aslinya, lalu sinyal ini di ubah (converted) menjadi output yang diinginkan
92
Fiber Optic Cable Single Mode Berdiameter 8 mikro meter
Analog/digital Converter Light source (Catalys 2950) Laser/LED Konektor FC
Detector
Analog/digital Converter (Catalys 2950)
Konektor FC
Gambar 4.2 Proses transmisi data/informasi pada fiber optic single mode
4.2.3 Perbandingan Harga FO dengan Wireless Perbandingan harga FO (1500m) dengan wireless adalah 1 : 25. Biaya untuk instalasi fiber optic single mode outdoor : Tarikan FO / m single mode outdoor Rp.100,000.00/m x 1500 m Rp.150,000,000.00 (seratus lima puluh juta rupiah) Tabel 4.2 Perbandingan Harga antara FO dengan Wireless
Perkiraan Biaya
Wireless
Fiber Optic Single mode
500.000 s/d 6000.000
1 m fiber optic single mode
Tergantung dari fiturfitur
yang
Rp. 100,000.00
dimiliki
wireless
Jarak antara kampus I dengan kampus II ± 1500 m, sehingga kabel yang dibutuhkan untuk satu tarikan sebanyak 1500 m atau 1,5 Km.
93
kabel yang dibutuhkan untuk menghubungkan kampus I dengan kampus II sebanyak 8 core atau 3000 m untuk dua tarikan.
1 meter harga fiber optic single mode Rp.100,000.00 1 konektor jenis FC Rp. 90,000.00 1 buah patchcord fiber optik jenis single mode sc to fc Rp. 300,000.00 Anggaran dana yang harus dikeluarkan untuk pembelian fiber optic sebesar Rp. 100,000.00 x 3000m = Rp. 300,000,000.00 Untuk pembelian konektor jenis FC Rp. 90,000.00 x 16 konektor = Rp. 140,000.00 Untuk pembelian patchcord fiber optik jenis single mode sc to fc Rp. 300,000.00 x 8 patchcord = 2,400.000 (PT. Logaritma Prima Utama)
4.2.4 Perawatan (Maintenance) Perawatan
FO
lebih mudah
dibandingkan
dengan
wireless.
Perbandingan perawatan dapat dilihat di tabel 4.4 Wireless adalah salah satu perangkat yang rentan terkena petir sehingga untuk perawatannya berbeda dengan fiber optic.
94
Tabel 4.3 Perbandingan Perawatan Fiber Optic dengan Wireless Wireless Dilakukan
Perawatan
Fiber Optic
pengecekan
Dilakukan pembersihan
terhadap anti petir dan
dari masing - masing
grounding anti petir.
konektor dan dilakukan
Apabila cuaca sedang
sekali dalam dua bulan
buruk (Petir) wireless segera di matikan
Untuk
maintenance
fiber
optic
dilakukan
beberapa
tahap,
diantaranya : - Tahap pengecekan koneksi Tahap ini adalah tahap yang dilakukan untuk menjaga kestabilan koneksi dari fiber optic. Dalam tahap ini dibutuhkan alat pengecekan koneksi fiber optic yaitu fluke seri 4500, alat ini berfungsi untuk mengetest koneksi dari titik a ke titik b. - Tahap pembersihan (Cleaning) Tahap ini adalah tahap pembersihan dari masing-masing konektor fiber optic, biasanya tahap ini dilakukan sebanyak satu kali dalam dua bulan, dalam tahap ini dibutuhkan alat untuk melakukan pembersihan (cleaning) yaitu amplas fiber dan alkohol dengan kadar 60%. (PT. Logaritma Prima Utama)
95
4.2.5 Spesifikasi Device Dalam pengembangan infrastruktur fiber optic dibuthkan spesifikasi device diantaranya : a. Fiber optic jenis single mode outdoor 1500 m atau 1,5 km b. Konektor jenis sc to fc sebanyak 16 konektor Konektor jenis sc to fc ini akan di pasang di masing-masing ujung fiber optic. c. Terminasi Toolkit Alat ini digunakan untuk terminasi atau menyambungkan konektor
dengan
masing-masing
ujung
fiber
optik
(PT. Logaritma Prima Utama)
4.3
Tahap Perancangan Perancangan
yang
dilakukan
dalam
membangun
infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center (NOC) di fakultas III dengan kampus II (Wisma Syahida), penulis tidak banyak melakukan perubahan dari struktur desain jaringan tersebut, akan tetapi penulis hanya merubah desain atau perancangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center (NOC) di fakultas III dengan kampus II (Wisma Syahida) yang semulanya menggunakan wireless bridge menjadi fiber optic single mode.
96
4.3.1
Perancangan Desain Jaringan yang Diusulkan Dalam perancangan desain ini penulis tidak banyak melakukan perubahan dari desain jaringan yang sudah berjalan akan tetapi, penulis
hanya
melakukan
perubahan
pada
jaringan
yang
menghubungkan kampus I dengan kampus II, yang sebelumnya menggunakan media wireless dirubah menjadi media fiber optic. Lihat gambar 4.3.
20
Kampus II LAN
16 1
NOC
19
2 3
9 7 10 8
4
5
18
6
11 12 Kampus I LAN
17 13
14
15
Gambar 4.3 Desain Jaringan NOC Menggunakan Fiber Optic
97
Keterangan : 1. Application Server 2. Databse Server 3. Intranet Portal Server 4. File Server 5. Domain Controller 6. NMS+Backup Server 7. Core Switch 8. Firewall 9. Router 10. De-Militerized Zone (DMZ) Switch 11. Internet Web Server 12. Mail Server 13. Kampus I LAN 14. Kampus I LAN 15. Kampus I LAN 16. Kampus II LAN 17. Switch Fakultas III 18. Fiber Optic (Multimode) 19. Fiber Optic (Singlemode) 20. Internet
98
Tower WireLess Bridge yang akan diganti menjadi Fiber Optic Single Mode
Jalur Fiber Optic Single Mode ke Kampus II
Gambar 4.4 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus I
99
Tower Wireless Bridge yang akan diganti menjdi Fiber Optic Single Mode
Jalur Fiber Optic Single Mode dari
Kampus I
Gambar 4.5 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus II
100
4.3.2
Perancangan Kebutuhan Device Dalam perancangan backbone fiber optic single mode yang menghubungkan kampus I dengan kampus II tepatnya dari Network Operation Center (NOC) di fakultas III dengan wisma syahida di kampus II, memerlukan beberapa kebutuhan device yang mendukung diantaranya : a. Patchcord single mode jenis sc to fc, patchcord ini digunakan untuk menghubungkan catalys dengan box fo b. Catalys 2950 Catalys ini digunakan sebagai transmitter dan receiver yang berfungsi untuk mengubah pulsa elektronik ke cahaya dan sebaliknya.
101
Wisma Syahida AREA KAMPUS II
Jalan Raya (Kabel yang melewati jalan raya menggunakan gorong-gorong)
NOC / Wisma Syahida Spesifikasi Device - Catalys 2950 - Patchcord fiber optic jenis sc to fc - Konektor fc
AREA KAMPUS I
NOC
Keterangan : Kabel fiber optik single mode diameter 8 mikro meter (Kedalaman penguburan 100 cm
AREA KOMPLEK UIN
Belokan fiber optic maksimal 900
Belokan fiber optic 450
Gambar 4.6 Jalur Fiber Optic Single Mode
102
4.4
Simulasi Prototyping Dalam tahap ini, penulis
akan mensimulasikan
hasil
dari
perancangan yang sudah didesain utuk pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan Network Operation Center (NOC) dengan kampus II dengan menggunakan media transmisi fiber optic single mode. Adapun sofware yang digunakan untuk melakukan proses simulasi menggunakan Packet Tracer 5.0, ini adalah sofware terbaru yang dikeluarkan oleh cisco. Dalam proses simulasi ini, penulis hanya melakukan koneksi dari titik satu ke titik dua atau dari network operation center (NOC) di kampus I dengan wisma syahida di kampus II dengan menggunakan media transmisi fiber optic single mode.
Gambar 4.7 Tampilan Sofware Packet Tracer 5.0
103
Langkah-langkah Simulasi : 1. Buka Sofware Packet Tracer 5.0, kemudian gunakan device Switch pilih tipe switch generic letakkan di halaman kosong pada Tracer 5.0 lihat gambar 4.8
a
b
Gambar 4.8 Proses pemilihan switch pada Packet Tracer 5.0 Keterangan : a. Pilih tipe switch b. Pilih switch tipe Generic
Packet
104
2. Gunakan media trasmisi fiber optic untuk menghubungkan switch satu ke switch dua, lihat gambar 4.9.
a
b
Gambar 4.9 Proses pemilihan fiber optic pada Packet Tracer5.0 Keterangan : a. Pilih tipe connections b. Pilih media transmisi fiber 3. Pilih end device kemudian pilih pc generic dan letakkan di dekat switch satu dan dua, lihat gambar 4.11
105
a
b
Gambar 4.10 Proses pemilihan device pc generic pada Packet Tracer5.0 Keterangan : a. Pilih tipe end devices b. Pilih generic
4. Gunakan
media
transmisi
UTP
copper
straight-trough
untuk
menghubungkan dari pc generic ke switch generic, lihat gambar 4.11
106
a
b
Gambar 4.11 Proses pemilihan UTP copper straight-trough pada Packet Tracer 5.0 Keterangan : a. Pilih tipe connections b. Pilih copper straight-trough
5. Lakukan pengetesan koneksi dengan melakukan pengiriman paket ping dari pc 0 ke pc 1 dengan menggunakan pasilitas add simple pdu. lihat gambar 4.12
107
b a
Gambar 4.12 Proses simulasi fiber optic pada Packet Tracer 5.0 Keterangan : a. Pilih add simple pdu kemudian letakkan di pc 0 dan tarik ke pc 1 b. Hasil pengirimin paket ping berhsail
108
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan tugas akhir berserta saran untuk penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
5.1
Kesimpulan Berdasarkan uraian yang ada pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut : a. Fiber optic mempunyai kecepatan transfer data mencapai hitungan gigabit perdetik dan harga fiber optic lebih mahal dibandingkan harga wireless, dapat dilihat pada table 4.1 b. Dalam perawatan (maintenance) untuk fiber optic hanya melakukan pembersihan (clean up) sekali dalam waktu dua bulan dan itu lebih mudah dibandingan perawatan (maintenance) untuk wireless. dapat dilihat pada table 4.3 c. Perancangan infrastruktur jaringan fiber optic dapat dilihat pada gambar 4.6 d. Simulasi
dari
perancangan
infrasturktur
jaringan
fiber
optik
menggunakan sofware Packet Tracer 5.0 dapat dilihat pada gambar 4.7
194
109
5.2
Saran Saran-saran yang dapat penulis berikan dalam pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center dengan kampus II lebih lanjut adalah : a. Untuk pengembangan selanjutnya fiber optic lebih baik digunakan sebagai backbound yang menghubungkan kampus I dengan kampus II b. Agar terwujudnya suatu jaringan yang handal dan hasil yang maksimal maka manfaatkanlah fasilitas jaringan dengan baik. c. Perawatan (Memaintenace) adalah solusi utama dari kekuatan, kenyaman, dan keamanan suatu perangkat jaringan.
110
DAFTAR PUSTAKA
Dedenthea,
2007.
Apa
Itu
Fiber
Optik.
http://dedenthea.wordpress.com
/2007/02/17/apa-itu-fiber-optik. Jam 22 : 55. 27/ 11/08
Goldman, James. dkk. 2003. Applied Data Communications : a business-oriented approach. United States of America : John Wiley
Jamhari. Dkk. 2007. Pedoman Akademik 2007-2008 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta. Jakarta : Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores : Nusa Indah
Lammle, Todd. 2005. CCNA Cisco Certified Network Associate. Jakarta : Flex Media Komputindo.
Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer Membuat Jaringan Komputer (Wire & Wireless) untuk Pengguna Windows dan Linux. Bandung : Informatika.
196
111
Sopandi, Dede. 2008. Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung : Informatika
Stallings, William. 2001. Komunikasi Data Dan Komputer. Jakarta : Salemba Teknika
Subiyantoro. 1996. Telekomunikasi dan Komputer. Jakarta : Gunadarma
Truelove, James. 2000. Lan Wiring. United States of America : McGraw Hill Companies
http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008. Jam 23 : 01. 27/ 11/08
http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/ Jam 23 : 20. 27/ 11/08
http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik. Jam 23 : 20. 27/ 11/08
http://www.pcmedia.co.id/ detail.asp?Id=1225&Cid=22&Eid=25 Jam 22 : 23. 28/ 11/08
http://www.waena.org /serat-optik/ Jam 23 : 23. 27/ 11/08
112
LAMPIRAN
113
HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan Bapak Tata Tafdjani selaku staf IT Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 sampai dengan 15 oktober 2008, tempat wawancara di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia Gedung Rektorat dan Network Operation Center (NOC).
Media transmisi apa yang selama ini digunakan dalam menghubungkan kampus I tepatnya di Network Operation Center dengan kampus II Wisma Syahida ? Jawab :
Selama ini media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan kampus I dengan kampus II. Itu menggunakan wireless bridge.
Bagaimana keamanan dan kenyamanan didalam menggunakan media transmisi wireless yang selama ini digunakan ? Jawab :
segi keamanan dan kenyaman sudah cukup baik, akan tetapi apabila cuaca sedang buruk proses transmisi data sering terganggu.
Gangguan apa saja yang menjadi kendala dalam menggunakan wireless ? Jawab :
Gangguan yang sering terjadi dalam menggunkan wireless itu diakibatkan oleh buruknya cuaca, sehingga dalam proses transmisi data sering terganggu. Gangguan yang sangat fatal dan sudah tiga kali terjadi itu diakibatkan oleh sambaran petir dan mengakibatkan kerusakan yang sangat serius pada perangkat wireless.
114
Terdapat kesulitankah dalam memaintenance wireless bridge ? Jawab :
Koneksi dengan menggunakan Wireless memerlukan maintenance yang cukup berat dikarenakan wireless yang berada di atas gedung menjadi rentan terkena petir.
Selama menggunakan wireless, kerusakan yang terjadi disebabkan apa ? Jawab :
Kerusakan yang sering terjadi lebih banyak adalah masalah electrical yang disebabkan petir.
Sudah berapa kali melakukan pergantian wireless ? Jawab :
Sampai saat ini telah 3 kali melakukan pergantian perangkat wireless (board radio).
Bagaimana kepuasan pihak IT selama menggunakan media transmisi wireless yang menghubungkan kampus I dengan kampus II ? Jawab :
sampai saat ini pihak IT belum merasakan kepuasan yang maxsimal dari fungsi wireless
itu sendiri,
terutama
dari fungsi untuk
menghubungkan atau mengkoneksikan antara kampus I dengan kampus II, dikarenakan gangguan yang sering terjadi baik dari segi peralatan yang mendukungnya maupun dari segi cuaca dan sambaran petir.
115
Usaha kedapan, apa yang ingin bapak lakukan selaku kepala IT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memaintenance, dan memajukan Teknologi Sistem Informasi
khususnya
dalam
pengembangan
infrastruktur
jaringan
yang
menghubungkan kampus I dengan kampus II ? Jawab :
Usaha
kedepan
yang
kami
lakukan,
kami
ingin
melakukan
pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan kampus I dengan kampus II yang sekarang ini menggunakan media transmisi wireless, akan diganti menjadi media transmisi fiber optic single mode.
Sudah tiga kali dilakukan pergantian perangkat wireless, Berapa lamakah Ketahanan dan kekuatan wireless? Jawab :
Rata-rata kekuatan wireless mencapai 2-3 tahun.
Mengetahui, 15 Oktober 2008
Tata Taftadjani