1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 SUKADANA LAMPUNG TIMUR Oleh: Zaelani, Herpratiwi, Tarkono FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung e-mail :
[email protected] HP. 085269166550 Abstract: improvement in student learning outcomes of measuring instruments through demonstration methods in grade 10 of light vehicle engineering of public vocational high school (SMKN) 1 Sukadana Lampung Timur. This study aimed to improve learning by analyzing and finding: 1) learning implementation plan (RPP); 2) implementation of learning; 3) assessment; 4) and improvement in productive/vocational learning outcomes of light vehicle engineering. The approach of this study was a class action in three cycles in class 10 TKR1 and TKR2 SMKN 1 Sukadana, Lampung Timur. In cycle 1, each group was given worksheets and observed demonstrations, and students practiced all mechanical measuring instruments. In cycle 2, each group took turns, was given worksheets and more intensive, and the number of electrical measuring instruments and measured component variations were added. In cycle 3, each group was given worksheets, and pneumatic measuring instruments that were more precise and had achieved success indicators. Data were collected through observation, questionnaires, tests, documentation, and the collected data were analyzed descriptively. Conclusions of this study are: (1) learning implementation plan was designed through demonstration method with steps to set goals, work procedures, prepares tool, it can be observed and followed the students, each student to practice and administration tasks, (2) students’ activities in learning increased, (3) assessment was done using the essay with validity (0.80), reliability (0.85), level of difficulty (0.70), and discrimination power (0.57), (4) learning outcomes showed the following completeness: cycle 1 (21 students, or 65.63%), cycle 2 (27 students, or 84.63%), cycle 3 (27 students, or 84.38%). Keywords : demonstration method, learning outcomes, measuring instruments Abstrak: peningkatan hasil belajar penggunaan alat-alat ukur melalui metode demonstrasi pada kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan menganalisis dan menemukan: 1) RPP; 2) pelaksanaan pembelajaran; 3) asesmen; 4) peningkatan hasil belajar produktif/kejuruan Teknik Kendaraan Ringan.
2
Pendekatan penelitian ini adalah tindakan kelas dalam tiga siklus pada siswa kelas X TKR 1 dan TKR 2 SMK Negeri 1 Sukadana. Siklus 1 tiap kelompok diberikan LKS dan mengamati demonstrasi serta siswa mempraktikkan semua alat ukur mekanik, siklus 2 pergantian tiap kelompok, diberikan LKS dan lebih intensif serta penambahan jumlah alat ukur elektrik dan variasi komponen yang diukur, dan siklus 3 tiap kelompok diberikan LKS, alat-alat ukur pneumatik yang lebih presisi dan telah mencapai indikator keberhasilan. Data dikumpulkan dengan observasi, angket, tes, dokumentasi, dan dianalisis secara deskriptif. Kesimpulan penelitian adalah: (1) RPP dirancang melalui metode demonstrasi dengan langkah-langkah menentukan tujuan, prosedur kerja, menyiapkan alat, dapat diamati dan diikuti siswa untuk praktik dan pemberian tugas, (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat, (3) asesmen dengan soal esai nilai validitas (0,80), reliabilitas (0,85), tingkat kesukaran (0,70), dan daya pembeda (0,57), (4) hasil belajar siklus 1 ketuntasan 21 siswa atau (65,63%), siklus 2 ketuntasan 27 siswa atau (84,63%), siklus 3 ketuntasan 27 siswa atau (84,38%). Kata kunci: metode demonstrasi, hasil belajar, alat-alat ukur
PENDAHULUAN Tujuan
umum program
teknik
kendaraan
keahlian
ringan
1)
lapangan kerja mekanik otomotif serta
mengembangkan
sikap
menghasilkan lulusan yang beriman
profesional dalam bidang teknik
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
kendaraan ringan, 2) menyiapkan
Maha Esa, berakhlak mulia, serta
siswa agar mampu memilih karir,
sehat
dan
mampu berkompetisi dan mampu
yang
mengembangkan diri dalam lingkup
demokratis, 2) menyiapkan tenaga
keahlian teknik otomotif, khususnya
pelaksana di bidang teknik kendaraan
teknik
ringan yang memiliki pengetahuan,
menyiapkan siswa untuk mengisi
keterampilan, nilai dan sikap sebagai
tenaga kerja tingkat menengah yang
manusia yang bertanggung jawab
mandiri
dan mencintai profesi pekerjaannya.
kebutuhan dunia kerja yang berkaitan
jasmani
menjadi
dan
warga
rohani, negara
kendaraan
dan
ringan,
untuk
3)
mengisi
dengan teknik kendaraan ringan, 4) Sedangkan
tujuan
khusus teknik
menyiapkan tamatan agar menjadi
kendaraan ringan yaitu menyiapkan
warga negara yang produktif, adaptif
siswa/tamatan 1) untuk memasuki
3
dan kreatif khususnya yang berkaitan
kompetensi kejuruan semester 1 dan
dengan teknik kendaraan ringan.
2 tahun 2013/2014 dapat dijelaskan bahwa siswa yang tuntas lebih
Pada Kurikulum 2013, Kompetensi
sedikit di banding siswa tidak tuntas
Dasar penggunaan alat – alat ukur
pada kompetensi dasar penggunaan
adalah salah satu mata pelajaran
alat – alat ukur dibandingkan dengan
dasar kejuruan yang harus dipelajari
kompetensi dasar yang lain. Oleh
oleh
Teknik
sebab itu pada kompetensi dasar
Kendaraan Ringan. Perlu diketahui
penggunaan alat – alat ukur perlu
bahwa
kompetensi
dilakukan analisa yang tepat untuk
penggunaan alat - alat ukur adalah
mengetahui permasalahan, misalnya
agar siswa dapat 1) mengetahui
masalah dari segi metode, model,
fungsi alat – alat ukur, 2) mengetahui
sarana, media, siswa dan sumber
konstruksi dan bagian – bagian dari
belajar. Setelah dianalisa maka yang
alat – alat ukur, 3) mengetahui
perlu dilakukan perbaikan adalah
cara/metode
dari metode dalam pembelajaran dan
siswa
kelas
tujuan
X
dari
pengukuran
serta
membacanya, 4) menggunakan alat – alat
ukur,
peningkatan kemampuan siswa.
5)
memelihara/memperbaiki alat – alat
Ada
ukur tersebut.
pembelajaran yang dapat diterapkan,
beberapa
macam
metode
dalam penelitian ini menerapkan Dalam
pembelajaran,
disampaikan
dengan
materi metode
metode demontrasi
pembelajaran sebagai
melalui
salah
satu
ceramah, tanya jawab dan tugas
alternatif meningkatkan hasil belajar
individu. Hal ini dilakukan karena
mata pelajaran produktif/kejuruan
terbatasnya peralatan praktik alat
kompetensi dasar penggunaan alat –
ukur yang tidak seimbang dengan
alat ukur siswa kelas X Teknik
jumlah siswa.
Kendaraan Ringan
(TKR) SMK
Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Berdasarkan
pada
nilai
ulangan
harian siswa mata pelajaran dasar
Tahun Pelajaran 2014/2015.
4
Berdasarkan observasi dari guru
perubahan
produktif teknik kendaraan ringan,
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas
diperoleh informasi siswa dalam
(PTK).
berdiskusi
masih
kurang
ke
arah
perbaikan
aktif,
prestasi belajar masih kurang dari
Pada
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
pembelajaran melalui demonstrasi
siswa cenderung kesulitan dalam
diharapkan
memahami konsep serta terkesan
pembelajaran siswa agar hasil belajar
siswa
dapat ditingkatkan pada kompetensi
cara
belajarnya
hanya
penelitian
ini
lebih
tepat
metode
dalam
menghafal.
dasar penggunaan alat – alat ukur
Hasil wawancara dari siswa terkait
sesuai dengan standar ketuntasan
nilai kompetensi dasar penggunaan
7,50,
alat – alat ukur rendah disebabkan
pembelajaran demontrasi siswa tidak
karena metode pembelajaran guru
ragu untuk berkomunikasi dengan
membosankan,
temannya
pengelolaan
karena
dengan
tentang
materi
metode
yang
pembelajaran kelas belum memadai
sedang dipelajari.
serta penggunaan media dan sumber
Dengan metode demonstrasi dapat
lain belum optimal, sehingga hal ini
disampaikan
disebabkan
berkomunikasi dengan orang lain,
dari
kemampuan
kompetensi guru lebih ditingkatkan.
sesuatu
dan
sehingga orang lain mengerti. Untuk itu diperlukan prinsip-prinsip (1)
Untuk mengatasi persoalan tersebut
menciptakan hubungan yang baik
maka
tindakan
sehingga menarik perhatian siswa,
memecahkan
(2) usahakan lebih jelas bagi orang
akan
sebagai
dilakukan
solusi
dan
permasalahan. Untuk meningkatkan
yang
hasil belajar siswa, perlu diadakan
memahaminya, (3) pikirkan pokok-
situasi
yang
pokok inti dari demonstrasi itu agar
merangsang
siswa benar-benar memahaminya, (4)
minat siswa untuk lebih antusias
demonstrasi dilaksanakan pada
berperan
waktu
pembelajaran
menyenangkan
dan
aktif
pembelajaran.
dalam
Untuk
proses
mengetahui
sebelumnya
yang
pelaksanaan
tepat. demonstrasi,
tidak
Untuk guru
5
perlu memperhitungkan/menentukan
melalui
demonstrasi,
(2)
waktu yang tepat agar demonstrasi
menganalisis
benar-benar berjalan lancar tanpa
pembelajaran
ada hambatan. Guru dan siswa
demonstrasi pada kompetensi dasar
memiliki kesempatan yang luas
penggunaan alat – alat ukur, (3)
untuk melaksanakan demonstrasi
menganalisis asesmen akhir dengan
tanpa terdesak oleh sesuatu hal.
menggunakan pembelajaran melalui
pelaksanaan melalui
metode
metode demonstrasi pada kompetensi Fakta di bahwa
(a)
lapangan
menunjukkan
rencana
pelaksanaan
dasar penggunaan alat – alat ukur, (4)
mendeskripsikan
peningkatan
pembelajaran belum sesuai dengan
hasil belajar penggunaan alat – alat
metode
yang
ukur dengan metode pembelajaran
pelaksanaan
melalui demonstrasi siswa kelas X
pembelajaran belum menggunakan
Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
metode
SMK Negeri 1 Sukadana Lampung
digunakan,
pembelajaran (b)
pembelajaran
yang
bervariasi, terutama pembelajaran
Timur Tahun Pelajaran 2014/2015.
melalui metode demontrasi pada kompetensi dasar penggunaan alat –
Pada penelitian ini, didasarkan pada
alat ukur, (c) asesmen belum sesuai
teori
dengan tujuan pembelajaran, (d)
konstruktivistik, yang ada kaitannya
pendekatan
pembelajaran
belum
dengan
mampu
memfasilitasi
dan
demonstrasi pada penggunaan alat-
memunculkan kemampuan siswa, (e)
alat ukur kelas X Teknik Kendaraan
prestasi belajar penggunaan alat –
Ringan.
belajar
kognitif
pembelajaran
dan
metode
alat ukur masih rendah . Teori belajar kognitif Piaget yang Penelitian
ini
(1)
digunakan pada pembelajaran di
mendesain
rencana
pembelajaran
SMK sebagian besar ditentukan oleh
yang tepat pada kompetensi dasar
kegiatan interaksi aktif antara anak
penggunaan
alat
bertujuan
–
alat
ukur
berdasarkan metode pembelajaran
dengan
lingkungan.
Pengetahuan
datang dari tindakan, Piaget yakin
6
bahwa pengalaman-pengalaman fisik
keahlian (sebagai informasi baru) itu
dan manipulasi lingkungan penting
yang disebut asimilasi, b) akomodasi
bagi
yaitu penyesuaian struktur kognitif
terjadinya
perubahan
perkembangan. Sementara itu bahwa
ke dalam situasi yang baru.
interaksi sosial dengan teman sebaya,
Contoh, jika siswa diberi ketrampilan
khususnya
kompetensi keahlian, maka berarti
berargumentasi
dan
berdiskusi membantu memperjelas
pemakaian
pemikiran
akhirnya
praktik kompetensi keahlian tersebut
memuat pemikiran itu menjadi lebih
dalam situasi yang baru dan spesifik
logis. Teori perkembangan Piaget,
itu yang disebut akomodasi, c)
memandang perkembangan kognitif
equilibrasi (penyeimbangan) yaitu
sebagai suatu proses di mana anak
penyesuaian
secara
antara
yang
aktif
pada
membangun
sistem
(aplikasi)
ketrampilan
berkesinambungan
asimilasi
dan
akomodasi.
makna dan pemahaman realitas me-
Contoh, agar siswa tersebut dapat
lalui pengalaman-pengalaman dan
terus berkembang dan menambah
interaksi-interaksi mereka.
ilmu ketrampilan praktiknya, maka yang bersangkutan menjaga stabilitas
Menurut Jean Piaget, bahwa proses
mental
dalam
dirinya
belajar sebenarnya terdiri dari tiga
memerlukan proses penyeimbangan
tahapan, yaitu a) asimilasi yaitu
antara
proses penyatuan (pengintegrasian)
kompetensi keahlian.
dasar
kejuruan
yang
dan
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.
Pembelajaran
Contoh, bagi siswa yang sudah
menggunakan teori belajar Bruner,
mengetahui dasar-dasar kompetensi
belajar merupakan suatu proses aktif
keahlian teknik kendaraan ringan,
yang memungkinkan manusia untuk
jika
memperkenalkan
menemukan hal-hal baru di luar
kompetensi keahlian, maka proses
informasi yang diberikan kepada
pengintegrasian antara dasar-dasar
dirinya. Jika seseorang mempelajari
kompetensi (yang sudah ada dalam
sesuatu pengetahuan (misalnya suatu
benak siswa), dengan kompetensi
konsep matematika), pengetahuan itu
gurunya
di
SMK
yang
7
perlu dipalajari dalam tahap-tahap
dalam percakapan dan kerja sama
tertentu agar pengetahuan itu dapat
antar
diinternalisasi
mental
dalam
pikiran
individu
sebelum
yang
lebih
fungsi
tinggi
itu
(struktur kognitif) orang tersebut.
terserap ke dalam individu tersebut
Selanjutnya seiring dengan struktur
(Vygotsky, 1978). Sebagai makhluk
kognitif anak, maka Bruner dalam
sosial siswa
mengembangkan
masalah
teorinya
akan senang berbagi yang
tidak
mendasarkan atas dua asumsi yaitu:
diselesaikan
pertama,
dengan cara belajar kelompok, salah
perolehan
pengetahuan
secara
dapat individual
merupakan suatu proses interaktif,
satunya
adalah
pendekatan
artinya
belajar
penerapan metode
pembelajaran
berinteraksi dengan lingkungannya
melalui demontrasi.
orang
yang
secara aktif, perubahan terjadi pada diri individu dan lingkungannya.
Vygotsky
kedua,
kategori pencapaian siswa dalam
seseorang
mengkonstruksi
pengetahuannya menghubungkan
dengan informasi
yang
mengemukakan
upayanya
tiga
memecahkan
permasalahan,
yaitu
(1)
siswa
masuk dengan informasi yang telah
mencapai keberhasilan dengan baik,
dimilikinya(Asikin, 2004: 8-10).
(2) siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan, (3) siswa gagal
Pembelajaran di SMK menggunakan teori
belajar
Vygotsky,
meraih keberhasilan.
bahwa
proses pembelajaran akan terjadi
Teori belajar konstruktivistik yang
jika anak bekerja atau menangani
yang
tugas-tugas yang belum dipelajari,
membantu siswa berpikir secara
namun tugas-tugas tersebut masih
benar
berada dalam jangkauan mereka
berpikir sendiri untuk menemukan
disebut dengan zone of proximal
jawaban dari persoalan yang sedang
development.
dihadapinya.
Vygotsky
yakin
bahwa fungsi mental yang lebih tinggi
pada umumnya
muncul
dilaksanakan
dengan
di
SMK
membiarkannya
8
Pendekatan konstruktivisme adalah
sebagai kekuatan timbulnya interest,
pendekatan
yang
untuk membuat hubungan diantara
mengajak siswa untuk berfikir dan
ide-ide atau gagasannya, kemudian
mengonstruksi dalam memecahkan
memformulasikan kembali ide-ide
suatu permasalahan secara bersama-
tersebut, serta membuat kesimpulan;
sama sehingga didapatkan suatu
(3)
penyelesaian
mengkaji pesan-pesan penting bahwa
pembelajaran
yang
akurat.
(Saefudin,2008).
guru
bersama-sama
siswa
dunia adalah kompleks. Dimana terdapat
Konstruktivisme
bermacam-macam
merupakan
pandangan tentang kebenaran yang
pembelajaran
datangnya dari berbagai interpretasi;
pengetahuan
dan (4) guru mengakui bahwa proses
dibangun oleh manusia sedikit demi
belajar dan penilaiannya merupakan
sedikit
diperluas
suatu usaha yang kompleks, sukar
terbatas.
dipahami, tidak teratur dan tidak
landasan
berfikir
kontekstual,
yaitu
yang
melalui
hasilnya
konteks
yang
Dalam proses pembelajaran siswa
mudah dikelola.
membangun
pengetahuan
Teori belajar konstruktivistik yang
aktif
diterapkan
dalam
pembelajaran
akan
sendiri
melalui
keterlibatan
proses
pembelajaran
dalam
(Nurhadi,
2004).
kegiatan memberikan
sumbangan besar dalam membentuk siswa menjadi kreatif, produktif dan
Karakteristik dilakukan
pembelajaran dalam
konstruktivistik
teori
yang
mandiri.
belajar
adalah:
(1)
Menurut (Reigeluth,1983) variabel
membebaskan siswa dari belenggu
pembelajaran
kurikulum yang berisi fakta-fakta
variabel kondisi, (2) variabel metode,
lepas yang sudah ditetapkan, dan
dan (3) variabel hasil pembelajaran.
memberikan
Pembelajaran
kesempatan
kepada
ada
yang
3
yaitu:
baik
adalah
siswa untuk mengembangkan ide-
pengalaman
idenya
membuat
penemuan. Pada pembelajaran mata
kesimpulan; (2) menempatkan siswa
pelajaran produktif/kejuruan lebih
tersebut,
serta
belajar
(1)
melalui
9
tepat
menggunakan
metode
bagaimana hasilnya. Namun metode
eksperimen, discovery, atau inquiri
ini menjadi kurang bermakna apabila
approach yang menekankan pada
sesuatu
metode ilmiah.
terlalu kecil sehingga susah untuk
yang
didemonstrasikan
diamati. Apalagi jika penjelasan Salah
satu
alternatif
dalam
yang diberikan kurang lengkap dan
pencapaian
tujuan
tidak jelas. Dalam menggunakan
pembelajaran adalah memilih metode
metode ini sebaiknya dilakukan pada
yang tepat yaitu metode demonstrasi.
tempat
Metode
demonstrasi/peragaan
sesungguhnya, serta disertai dengan
sebagai metode mengajar merupakan
keberanian siswa untuk mencoba.
cara mengajar yang mana guru atau
Sebagai contoh, alat demonstrasi
ahli memperlihatkan kepada seluruh
yang paling pokok adalah papan tulis
siswa suatu benda asli, benda tiruan,
dan
atau suatu proses. Ini juga berarti
fungsinya yang multi proses. Dengan
bahwa metode demonstrasi adalah
menggunakan papan tulis guru dan
cara penyajian pelajaran dengan
siswa dapat menggambarkan objek,
memperagakan
dan
membuat skema, membuat hitungan
siswa
matematika, dan lain – lain peragaan
meningkatkan
mempertunjukkan
pada
dan
white
board,
tentang suatu proses, situasi atau
konsep
benda tertentu yang sedang dipelajari
memungkinkan.
baik
dalam
bentuk
oleh
serta
yang
mengingat
fakta
yang
sebenarnya
maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan
situasi
guru
METODE PENELITIAN
atau
sumber belajar lain yang harus di
Penelitian ini merupakan penelitian
demonstrasikan.
tindakan
(Classroom
Action
Research), pada tingkat kelas yang Dengan metode demonstrasi, siswa
direncanakan dalam beberapa siklus.
dapat mengamati dengan seksama
Apabila dalam beberapa siklus belum
apa yang terjadi, bagaimana proses,
dicapai nilai ketuntasan 7,50 maka
bahan apa saja yang diperlukan, serta
dilanjutkan ke siklus
berikutnya
10
sampai mencapai nilai ketuntasan
Prosedur dalam setiap siklusnya
7,50. Tindakan yang dilakukan yakni
diawali dengan perencanaan tindakan
dengan metode pembelajaran melalui
(planning),
penerapan
tindakan
–
(action), pengamatan (observing) dan
tahapan : perencanaan, pelaksanaan
mengevaluasi/merefleksi (reflection),
tindakan, pengamatan/ observasi dan
dan seterusnya sampai perbaikan
refleksi. Penelitian tindakan kelas
tercapai atau ada temuan tindakan
merupakan bentuk investigasi yang
yang
bersifat
keberhasilan tertentu.
demonstrasi
dengan
tahapan
reflektif,
kolaboratif,
partisipatif,
dan
spiral,
yang
tepat
alat-alat
perbaikan
menggunakan
proses,
isi,
metode
kerja,
kompetensi,
dan
situasi(Supardi, 2006:104).
kriteria
Sumber data belajar penggunaan
memiliki tujuan untuk melakukan sistem,
berdasarkan
ukur tes
diperoleh psikomotor
pembacaan dan penggunaan alat-alat ukur dilengkapi dengan penilaian sikap yang diperoleh melalui lembar
Penelitian dilaksanakan pada SMK
pengamatan
Negeri 1 Sukadana, Jalan Lintas
diperoleh melalui tes bentuk esai.
Timur
Ilir
Data tentang proses pelaksanaan
Kabupaten
pembelajaran penggunaan alat-alat
Lampung Timur, program keahlian
ukur diperoleh dari hasil pengamatan
Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
melalui Instrumen Penilaian Kinerja
telah terakreditasi dengan nilai B
Guru
sejak tahun 2012.
menggunakan deskriptif kuantitatif.
Desa
Kecamatan
Sukadana
Sukadana
dan
(IPKG).
Data
pengetahuan
dianalisis
Subjek penelitian penerapan metode pembelajaran melalui demonstrasi adalah siswa kelas
HASIL DAN PEMBAHASAN
X TKR 1
berjumlah 32 orang dan kelas X TKR
Hasil penelitian ini mendeskripsikan
2 yang berjumlah 32 orang Sekolah
peningkatan hasil pembelajaran mata
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
pelajaran produktif /kejuruan dengan
Sukadana
metode pembelajaran demonstrasi
2014/2015.
semester
genap
dengan
pendekatan
saintifik,
11
pelaksanaannya meliputi siswa, aktivitas evaluasi
guru, dan hasil
tiap-tiap
pembelajaran,
aktivitas
akhir kegiatan
peningkatan
hasil
Perencanaan merupakan suatu proses sebelum
dilakukan
pelaksanaan
tindakan. Perencanaan pembelajaran sangat
penting
dalam
kegiatan
belajar kejuruan melalui penerapan
pembelajaran,
karena
metode pembelajaran demonstrasi
acuan
dalam
dengan pendekatan K13 yang berupa
pembelajaran. Hal ini bertujuan agar
ranah kognitif dan psikomotor seperti
pelaksanaan
tertuang pada KD 4.5 , 4.6 , dan 4.7
berjalan
Berdasarkan hasil pada siklus 3
pembelajaran
diperoleh:
Menurut
(1)
nilai
perencanaan
guru
merupakan pelaksanaan
pembelajaran baik
dapat
dan dapat
Mulyasa
tujuan tercapai.
(2008:
pembelajaran yang dilakukan guru di
pentingnya
kelas X TKR 1 dan 2 sudah
pembelajaran
mencapai
keberhasilan
mendorong guru lebih siap dalam
dengan nilai 4,28 kategori sangat
kegiatan pembelajaran. Selain itu,
baik, (2) aktivitas belajar siswa kelas
RPP
X TKR 1 dan 2 sudah mencapai
mengefektifkan proses pembelajaran
indikator keberhasilan sebesar 75%
agar sesuai dengan perencanaan.
indikator
perencanaan
156) dalam
karena
memiliki
fungsi
akan
untuk
serta aktivitas guru sudah mencapai indikator
keberhasilan
sebesarr
Terdapat aspek yang menjadi inti
62,5%, (3) evaluasi kelas X TKR 1
dalam desain pembelajaran yaitu
siswa yang tuntas adalah 27 siswa
penetapan model pembelajaran yang
atau 84,38% dan sisanya 5 siswa atau
mencakup pemilihan metode dan
15,63% belum tuntas dari 32 siswa
skenario pembelajaran yang optimal
dan kelas X TKR 2 siswa yang tuntas
untuk mencapai tujuan yang telah
adalah 26 siswa atau 81,25% dan
ditetapkan.
sisanya 6 siswa atau 18,75% belum
tersebut, maka dalam penyusunan
tuntas, jadi sebagian besar siswa
RPP
sudah tuntas.
pembelajaran
di
Berdasarkan
dasarkan
pada
dengan
pendapat
konsep metode
demonstrasi bagi siswa. Perencanaan pembelajaran
dengan
metode
12
demonstrasi
karena
menekankan
pada
dapat
proses
dan
dikembangkan
harus
menyeluruh
utuh
dan
serta
aktivitas belajar sehingga dipilih
pencapaiannya,
metode sesuai dengan kebutuhan dan
koordinasi
antar
tujuan pembelajaran, yaitu diskusi
pelaksana
program
di
dengan teman untuk membangun
terutama
apabila
pembelajaran
konsep pengetahuan akademik guna
dilaksanakan
meningkatkan
teaching) atau moving class
daya
ingat
dan
5)
jelas harus
ada
komponen
secara
sekolah,
tim
(team
kemampuan psikomotor siswa. Pengamatan pada proses pelaksanaan Mulyasa
(2008:157)
mengemukakan beberapa
bahwa
prinsip
juga
pembelajaran dalam penelitian ini
terdapat
yaitu observasi terhadap aktivitas
yang
harus
siswa
dalam
belajar.
Hasil
diperhatikan dalam pengembangan
pengamatan
RPP yaitu: 1) kompetensi yang
pembelajaran metode demonstrasi
dirumuskan dalam RPP harus jelas,
ternyata
makin konkret kompetensi makin
aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan
mudah diamati dan makin tepat
pembelajaran penggunaan alat-alat
kegiatan-kegiatan
harus
ukur dengan metode demonstrasi
membentuk
dapat membuat siswa aktif karena: 1)
2)
membuat
dilakukan
yang
untuk
kompetensi
tersebut,
rencana
pelaksanaan
dapat
meningkatkan
pembelajaran
menjadi
pembelajaran harus sederhana dan
lebih jelas dan konkret, 2) perhatian
fleksibel serta dapat dilaksanakan
siswa dapat lebih terpusat, 3) siswa
dalam kegiatan pembelajaran dan
lebih
pembentukan
pembelajaran
kompetensi kegiatan
kompetensi siswa,
yang
3)
kegiatan-
disusun
dan
dikembangkan dalam RPP harus menunjang
dan
kompetensi
dasar
ditetapkan,
4)
sesuai yang RPP
mudah
memahami, lebih
menarik,
4) 5)
pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
dengan telah
Metode demonstrasi adalah cara
yang
menyampaikan
materi
pelajaran
13
melalui peragaan atau pertunjukan
sekaligus
kepada siswa mengenai suatu proses,
mencapai kompetensi dasar yang
situasi atau gejala tertentu yang
diharapkan. Media pembelajarannya
dipelajari
yaitu
pada
obyek
yang
sebagi
sarana
menggunakan
alat
untuk
peraga
sebenarnya. Demonstrasi merupakan
berupa alat-alat ukur yang disisipi
metode yang sangat efektif, sebab
pesan moral, yang dapat dijadikan
membantu
sebagai salah satu pelajaran budi
jawaban
siswa
untuk
mencari
dengan
usaha
sendiri
pekerti.
berdasarkan fakta atau data yang benar.
Metode
merupakan
demonstrasi
metode
penyajian
Tujuan asesmen pembelajaran dalam penelitian
ini
adalah
untuk
pelajaran dengan memperagakan dan
memperoleh data dan informasi yang
mempertunjukkan
siswa
lengkap dalam pembelajaran. Data
tentang suatu proses, situasi atau
ini digunakan untuk memperbaiki
benda
pelaksanaan pembelajaran kejuruan
tertentu,
maupun
kepada
baik
hanya
Sebagai
sebenarnya
sekedar
metode
demonstrasi
tidak
tiruan.
penggunaan alat-alat ukur dengan
penyajian,
menerapkan pembelajaran metode
terlepas
dari
demonstrasi.
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
Asesmen
peran
sekedar
penelitian ini menggunakan soal
tetapi
dalam bentuk esai karena: 1) siswa
demonstrasi dapat menyajikan bahan
dapat mengorganisasikan jawaban
pelajaran
Dalam
dengan pendapatnya sendiri, 2) siswa
strategi pembelajaran, demonstrasi
tidak dapat menerka-nerka jawaban
dapat digunakan untuk mendukung
soal, 3) tes ini sangat cocok untuk
keberhasilan strategi pembelajaran
mengukur dan mengevaluasi hasil
ekspositori dan inkuiri.
suatu proses belajar yang kompleks
siswa
memperhatikan,
lebih
hanya akan
konkret.
yang Metode
ini
juga
membangkitkan kreativitas
dapat siswa,
pembelajaran
sukar
mempergunakan
diukur tes
dalam
dengann
objektif,
4)
derajat ketepatan dan kebenaran
14
siswa dapat dilihat dari kalimat-
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
kalimatnya, 5) jawaban diungkapkan
daya pembeda. Nilai validitas pada
dalam kata-kata dan kalimat sendiri,
siklus 1 yaitu sebesar 0,87, siklus 2
sehingga tes ini dapat digunakan
sebesar 0,86 dan siklus 3 sebesar
untuk melatih penyusunan kalimat
0,80. Hasil ini menunjukkan bahwa
dengan bahasa yang baik dan cepat,
tingkat validitas butir soal telah
6) tes ini dapat melatih siswa untuk
mencapai kriteria yang sangat tinggi.
memilih fakta yang relevan dengan
Nilai
persoalan dan sukar dinilai secara
sebesar 0,91, siklus 2 sebesar 0,91,
tepat
siklus 3 sebesar 0,85. Hasil ini
mengorganisasikannya
reliabilitas
pada
siklus
1
sehingga dapat mengungkapkan satu
menunjukkan
bahwa
tingkat
hasil pemikiran yang terintegrasi
reliabilitas
soal
mencapai
secara utuh.
kriteria tinggi. Tingkat kesukaran
butir
soal adalah sedang, dan memiliki KESIMPULAN DAN SARAN
daya pembeda yang baik, 4) hasil belajar kemampuan siswa dalam
Berdasarkan penelitian
analisis ini
dari
dapat
hasil
penggunaan alat-alat ukur meningkat
diambil
pada setiap siklusnya. Pada siklus 1
kesimpulan sebagai berikut :
jumlah siswa yang mencapai nilai
1) pada kegiatan inti RPP sudah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dirancang dengan pendekatan K13
sebanyak 65,63%, siklus 2 sebanyak
yang diawali dari siswa mengamati,
84,38% dan siklus 3 sebanyak
menanya,
84,38%.
mengeksplorasi,
mengasosiasikan,
dan
mengkomunikasikan, pelaksanaan dengan
pembelajaran
pendekatan
K13, 3)
2)
proses
Berdasarkan hasil penelitian yang
sudah
sudah
pembelajaran
asesmen akhir siklus
dilaksanakan
memberikan
peneliti
saran-saran
sebagai
berikut:
pembelajaran
dengan
metode
1) bagi siswa agar mempermudah
demonstrasi
dilakukan
dengan
penggunaan
memperhatikan
nilai
validitas,
dilakukan
alat-alat dengan
ukur dapat
memperbanyak
15
latihan membaca dan menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
alat-alat ukur sesuai dengan materi pembelajaran, semakin banyak siswa berlatih maka siswa akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup
untuk
meningkatkan
kemampuannya dalam pembelajaran kejuruan Teknik Kendaraan Ringan, 2)
untuk
Asikin dan H. Zainal. 2004 PengantarMetode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
mempermudah
proses
Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
pembelajaran hendaknya guru dapat menggunakan metode demonstrasi untuk menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa sehingga siswa menjadi aktif. Guru perlu mengembangkan
pembelajaran
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Taching and Learning/CTL) dalam Penerapan KBK. Universitas Negeri Malang.
dengan pendekatan menggunakan metode
demonstrasi
alternatif
untuk
sebagai
meningkatkan
aktivitas belajar siswa. 3)
pihak
sekolah
selayaknya
mengupayakan untuk memberikan motivasi kepada guru supaya selalu menggunakan khususnya
media
alat-alat
ukur
belajar guna
peningkatan prestasi belajar kejuruan Teknik Kendaraan Ringan.
Reigeluth, C.M.D. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Curent Status. London: Lawren Erlbaum Associates, Publishers. Supardi, M.D. 2006. Metodologi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press Saefudin Sa’ud. 2008. Inovasi Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Vygotsky, L.S. 1978. Mind in society: the development of higher psychological processes. Cambridge, MA: Havard University Press