PEN NINGKAT TAN AKTIIVITAS DAN D HASIIL BELAJJAR BIOLO OGI SISW WA MELA ALUI MODEL PEM MBELAJA ARAN KOOPE ERATIF NUMBERE N ED HEAD DS TOGET THER DEN NGAN BANTUA AN LKS TEBAK T AL LUR di KELAS K X-44 SMAN 14 1 SIAK KABU UPATEN SIAK S
TESIS
Oleh YUL LIA FARID DA N NIM: 51869
Ditulis untuk memennuhi sebagai persyaratann dalam Menndapatkan ggelar Magistter Pendidikaan
PR ROGRAM M STUDI T TEKNOLOGI PEN NDIDIKAN N KON NSENTRA ASI PENDIDIKAN IIPA PR ROGRAM M PASCAS SARJANA A UNIIVERSITA AS NEGERI PADA ANG 2011
ABSTRACT
Yulia
Farida, 2011. Improving Students’ Activities and Learning Achievement in Biology through Cooperative Learning Model of Numbered Heads Together (NHT) by Using Students’ Worksheet “Tebal Alur” (guess the way) at X4 Grade of Senior High School Number 14 Siak Regency. Thesis Graduate Program of Padang State University.
The needed competency in Biology lesson requires students to be more maximal in learning. To achieve the goal, it is needed a good effort from teacher and students. The strategy and learning model that have been used is not able to improve the students’ activities and learning result yet. The effort is used to improve the cases are by using learning model of Numbered Heads Together (NTH) and helped by students’ worksheet “Tebak Alur” (guess the way). The purpose of this research is to improve students’ activities and their learning result in Biology through cooperative learning model of Numbered Heads Together (NHT) and students’ worksheet “Tebal Alur” (guess the way) This study was Classroom Action Research (CAR) which was done in two cycles. Every each of cycle consisted of four steps: planning, action, observation and reflection. The subject of this study was the students of X4 grade of senior high school number 14 Siak Regency. To gether the data, the researcher used observation sheet to observe students’ activity and Biology test to measure students’ achievement. The percentage technique was used to analyze students’ activities of each indicator. Students’ achievement showed by the number of students who passed the minimum standard score achievement criteria (KKM) and the students’ mean score of the last cycle. The result of data analysis on the first cycle and second cycle showed that there were improvements of students learning activities of each indicator. It gave the positive contribution on the result of the students’ learning. The amount of students above minimum standard score achievement criteria (KKM) increased from 60 % to 93%. The average score also increased from 64.7 % on the first to 77.5 % on the second cycle. It concluded that using of cooperative model learning of Numbered Heads Together (NHT) by helping students worksheet “Tebak Alur” (Guest the way) in learning biology improved learning activities and Biology achievement.
i
ABSTRAK Yulia Farida 2011, Peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur di kelas X4 SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran biologi menuntut siswa agar lebih maksimal dalam pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sebuah usaha yang bagus dari guru dan siswa-siswa. Strategi dan model pembelajaran yang telah digunakan selama ini belum dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan permasalahan ini dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan lembar kerja siswa tebak alur. Tujuan penelian ini adalah untuk mengungkapkan peningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah kelas X4 SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak dengan 40 siswa. Untuk mendapatkan data ini, peneliti menggunakan dua instrumen yaitu lembaran observasi aktivitas dan hasil tes biologi dari siswa. Aktivitas siswa setiap indikator yang diberikan dan dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Peningkatan hasil belajar bisa dilihat dari jumlah siswa yang tuntas sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan nilai rata-rata yang didapat dari akhir setiap siklus. Hasil analisis data pada siklus pertama dan kedua menunjukan bahwa ada peningkatan dari aktivitas belajar siswa setiap indikator. Hal ini memberikan kontribusi positif terhadap hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang tuntas sesuai KKM meningkat dari 60 % menjadi 93 % dan nilai rata-rata juga meningkat dari 64,07 % pada siklus pertama menjadi 77,5 % pada siklus kedua. Secara umum bisa disumpulkan bahwa penggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
ii
iii
iv
v
KATAPENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur di kelas X4 SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak”. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah ikhlas meluangkan waktu, fikiran dan tenaga untuk membantu dan membimbing penulis sejak dari awal. Untuk itu, penulis menghaturkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Lufri, M.S., selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Imam Mahadi, M.Sc., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan saran yang sangat bernilai bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang setulustulusnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar., sebagai Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang, beserta staf yang telah memberi pelayanan administrasi dengan baik. 2. Ibu
Dr. Yuni Ahda, M.Si., sebagai Ketua Konsentrasi Pendidikan IPA
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. 3. Ibu Dr. Yuni Ahda, M.Si, Ibu Dr. Latisma, Dj, M.Si, Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar selaku dosen penguji tesis yang telah memberikan sumbangan pemikiran serta saran dalam perbaikan dan penyempurnaan tesis. 4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen
Program Studi Pascasarjana Universitas
Negeri Padang dan Universitas Riau. 5. Bapak Kepala SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak dan rekan sejawat atas kerjasama yang diberikan dalam penelitian ini.
vi
6. Ibu Dr. Evi Suryawati, M.Pd, Dra. Darmawati, M.Si, dan Dra. Witnarti, sebagai validator data yang telah memberikan bimbingan, saran dalam membuat perangkat pembelajaran, lembar observasi dan tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini. 7. Ibu Sri Yanti, S.Pd, Nini Khairani, SE sebagai Observer yang telah meluang waktu untuk melakukan pengamatan dan memberikan masukan selama penelitian ini berlangsung. 8. Siswa X4 SMA Negeri 14 Siak yang telah berpartisipasi sebagai subjek penelitian. 9. Rekan-rekan Mahasiswa Program studi Teknologi Pendidikan dari Pekanbaru yang telah berbagi suka dan duka selama perkuliahan sampai penulisan tesis ini. 10. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penulisan tesis. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa hasil karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis demi kelancaran penyelesaian tesis ini, mendapat balasan dan ridha Allah SWT. Semoga tesis ini bermanfaat dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Amin. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Padang,
Juli 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT .....................................................................................................
i
ABSTRAK .......................................................................................................
ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................
7
D. Rumusan Masalah ........................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ................................................................................. 10 1. Aktivitas Belajar......................................................................... 10 2. Hasil Belajar ............................................................................... 13 3. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................ 15 4. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) ........... 17
viii
5. Lembaran Kerja Siswa (LKS) .................................................... 21 B. Penelitian Relevan ........................................................................ 23 C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 24 D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................... 27 B. Tempat Penelitian ...................................................................... 27 C. Waktu Penelitian ....................................................................... 27 D. Subyek Penelitian ...................................................................... 28 E. Definisi Operasional .................................................................. 28 F. Prosedur Penelitian .................................................................... 29 G. Instrumen Penelitian .................................................................. 34 H. Teknik Analisis Data ................................................................. 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I................................................. 38 B. Hasil Belajar Siklus I ................................................................. 42 C. Refleksi Siklus I ......................................................................... 43 D. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ............................................... 46 E. Hasil Belajar Siklus II ................................................................ 49 F. Refleksi Siklus II ........................................................................ 50 G. Peningkatan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Siklus I Dan Siklus II ..............................................................................
51
H. Perbandingn Hasil Belajar Siklus I dan II ..................................
53
ix
I. Penghargaan Kelompok ............................................................ 55 J. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 56 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 68 B. Implikasi........................................................................................ 69 C. Saran.............................................................................................. 70 DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 71
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Langkah- langakah Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 17 3.1. Interval dan Ketegori Aktivitas Belajar .................................................... 35 3.2. Nilai Perkembangan Individu ................................................................... 36 3.3. Tingkat Penghargaan Kelompok ............................................................... 37 4.1. Rincian Pelakasanaan Siklus I ................................................................. 38 4.2. Hasil pengamatan Aktivitas Siwa pada Pertemuan Pertama Siklus I ....... 39 4.3. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ............................................................. 43 4.4. Rincian Pelakasanaan Siklus II ................................................................. 47 4.5. Hasil pengamatan Aktivitas Siwa pada Pertemuan Pertama Siklus II ...... 47 4.6. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ............................................................. 49 4.7. Rata-rata Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II ..................................... 51 4.8. Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siklus I dan II ..................................... 53 4.9. Penghargaan yang diperoleh masing-masing kelompok pada Siklus I dan Siklus II .............................................................................................. 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Kerangka Berpikir melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur ........................ 25 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ......................................................... 30 4.1. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar siklus I ................................... 43 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar siklus II ................................. 49 4.3. Diagram Batang Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan II
52
4.4. Diagram Batang KetuntasanHasil Belajar Siklus I dan II ......................... 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................
73
Lampiran 2.
Lembaran Kerja Siswa ...........................................................
95
Lampiran 3.
Lembaran Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II
119
Lampiran 4.
Catatan Lapangan Siklus I dan II ...........................................
133
Lampiran 5.
Kisi-kisi Tes hasil Belajar Siklus I .......................................
142
Lampiran 6.
Tes hasil Belajar Siklus I ......................................................
144
Lampiran 7.
Kunci Jawaban Tes Siklus I..................................................
150
Lampiran 8.
Kisi-kisi Soal Hasil Belajar .................................................
154
Lampiran 9.
Tes Hasil Belajar Siklus II .....................................................
156
Lampiran 10. Kunci Jawaban Tes Siklus II .................................................
162
Lampiran 11. Hasil Tes Hasil Belajar Siklus I dan II .................................
164
Lampiran 12. Nilai perkembangan individu dan penghargaan kelompok Siklus I ....................................................................................
165
Lampiran 13. Nilai perkembangan individu dan penghargaan kelompok Siklus II ..................................................................................
166
Lampiran 14. Analisis Hasil Ulangan Harian Siklus I ..................................
167
Lampiran 15. Analisis Hasil Ulangan Harian Siklus II ................................
168
Lampiran 16. Dokomentasi melalui penggunaan pembelajaran kooperatif NHT dengan bantuan LKS Tebak Alur ..................................
xiii
169
Lampiran 17. Lembaran Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 18. Lembaran Validasi Lembaran Kerja Siswa Lampiran 19. Lembaran Validasi Lembaran Observasi Lampiran 20. Lembaran Validasi Tes hasil Belajar Lampiran 21. Surat Izin Penelitian
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pendidikan terutama di sekolah secara terus menerus harus dilaksanakan, karena sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi membimbing siswa untuk memiliki suatu pengetahuan, keterampilan, membentuk sikap positif dan kepribadian siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. KTSP menuntut kreatifitas guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Menurut Anwar (2009: 4), pelaksanaan KTSP merupakan tantangan bagi sekolah dan guru untuk semakin kreatif dan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru harus berupaya secara terus menerus mengembangkan mutu pembelajarannya di sekolah dengan menemukan hal-hal spesifik di lingkungan masing-masing, untuk dijadikan sebagai sumber belajar. Jadi, guru harus mampu merancang program pembelajaran serta mengembangkan ide-idenya dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk dapat siswa berbuat lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mengantarkan siswa kepada pemahaman yang lebih baik. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatiftas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:27) adalah kegiatan guru secara terprogram untuk membuat siswa belajar secara aktif. Guru sebagai pendidik harus melakukan rekayasa pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sejalan tuntutan dari kurikulum guru sebagai pendidik bukan hanya berfungsi untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari itu guru juga berkewajiban membimbing dan mengarahkan cara belajar siswa agar aktif dalam belajar untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk mencapai hasil yang lebih baik maka guru berperan penting dalam merancang dan mendesain rencana pembelajaran untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru harus tepat dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas X4 pada umumnya selama ini kurang bervariasi. Penggunaan metode pembelajaran juga yang sangat monoton sehingga kurang melibatkan siswa. Salah satu cara sering dilakukan adalah dengan menggunakan metode ceramah akibatnya aktivitas belajar relatif
rendah karena pembelajaran berpusat pada guru sehingga
banyak siswa kurang
termotivasi dalam belajar.
Hal ini dapat dilihat
kurangnya perhatian siswa selama mengikuti pelajaran. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di kelas X4 SMA Negeri 14 Siak terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan pembelajaran
sebagai berikut: banyak siswa kurang termotivasi dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa selama mengikuti pelajaran. Siswa kurang aktif sehingga kelas kurang berpusat pada siswa, banyak siswa tidak mau bertanya walaupun tidak mengerti dan jika ditanya siswa tidak menjawab, siswa lebih cendrung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru. Dan jika siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, sebagian siswa tidak berminat untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dan masih banyak mengerjakan sendiri-sendiri, siswa masih banyak bermain-main dan bercerita saja.
Ini berarti perhatian, rasa ingin tahu, keinginan
berprestasi,
kepercayaan diri dan pengembangan kemampuan berfikir siswa terhadap materi yang disajikan masih kurang. Kurangnya motivasi belajar siswa menyebabkan siswa kesulitan dalam pemahaman konsep-konsep materi pelajaran sehingga bisa dilihat setelah guru menyampaikan materi pembelajaran kemudian memberikan pertanyaan hanya 3 orang dari 40 siswa yang menjawab pertanyaan. Kemudian diberi kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan materi kurang yang dipahami, hanya 2 orang siswa yang bertanya. Hal ini terjadi karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep dari materi yang telah dipelajari. Sehingga pencapaian hasil belajar siswa dalam ulangan harian maupun ujian semester relatif rendah, ini ditandai dengan persentase KKM masih banyak di bawah standar. Dari KKM yang sudah ditetapkan yaitu 65, hanya 11 siswa yang yang tuntas atau sekitar 27,5% dari 40 siswa.
Berdasarkan masalah diatas, hal tersebut terjadi karena cara mengajar guru kurang bervariasi, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tidak menerapkan model-model pembelajaran, guru juga kurang maksimal memberikan bimbingan serta kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat siswa tidak berminat untuk belajar, akibatnya siswa tidak paham terhadap materi yang disamapaikan oleh guru, sehingga selama proses pembelajaran hanya berpusat pada guru dan guru lebih berperan aktif. Hal ini tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Peneliti berusaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode tanya jawab , diskusi dan pemberian tugas, dengan tujuan untuk memotivasi siswa serta mengupayakan perencanaan dan persiapan pembelajaran yang baik. Kondisi ini belum menampakkan hasil yang maksimal dapat lihat, masih banyak siswa yang tidak tuntas sesuai dengan KKM. Berdasarkan uraian diatas, peranan guru sangat menentukan hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan cara mengajar yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Upaya untuk mengatasi
masalah
ini
peneliti
mencoba
menerapkan
satu
model
pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur. Penerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan Lembaran
Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur diduga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) menekankan pada pemberian kesempatan belajar lebih luas dan dalam suasana
yang
kondusif
kepada
siswa
agar
memperoleh
konsep,
mengembangkan sikap nilai, keaktifan serta kentrampilan sosial seperti keterampilan
bekerjasama,
mengembangkan
sikap
demokratis
dan
keterampilan berpikir logis ( Ibrahim, 2001: 19 ). Keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads
Together ( NHT) ini menurut Lie (2004:58) adalah : 1). Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berkomunikasi secara aktif dalam menuangkan ide-ide dalam mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahuinya, 2). Mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama dalam memahami suatu bahan pelajaran, 3). Dapat digunakan dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (siswa). Selain itu keistemewaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) ialah dapat menjamin setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran, terutama siswa yang memiliki kemampuan yang kurang, karena peluang untuk melibatkan diri dan diakui keberadaannya oleh anggota kelompok yang lain merupakan suatu hal yang menarik minat mereka.
Instrumen untuk NHT dapat berupa LKS atau soal. Namun penulis memilih untuk menggunakan LKS. LKS lebih efektif dan efisien karena di Lembaran kerja siswa (LKS) sudah tercantum materi inti, langkah kerja dan pertanyaan yang akan dikerjakan siswa. Pada penelitian ini, peneliti mengunakan Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur karena pada materi di kelas X banyak materi yang mempelajari daur hidup suatu makhluk hidup. Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur merupakan LKS yang dilengkapi degan judul, tujuan, alat bahan, langkah kerja, materi inti dan pertayaan. LKS ini menyajikan gambar tahapan-tahapan dari suatu siklus atau daur hidup makhluk hidup yang disajikan dengan tidak berurutan. Kemudian siswa mengurutkan dengan benar. LKS Tebak Alur dapat digunakan untuk pembelajaran konsep tentang siklus/daur hidup makhluk hidup. Kelebihan memakai Lembaran Kerja Siswa (LKS)
Tebak Alur mempermudah
pemahaman dan penanaman konsep suatu siklus/daur hidup makhluk hidup, sehingga pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan dalam penyampaian konsep. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan penulis mewujudkan dalam bentuk penelitian tentang “ Peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur di kelas X4 SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran biologi di kelas X4 SMA Negeri 14 Siak sebagai berikut : 1. Hasil belajar siswa masih rendah. 2. Guru memberikan pembelajaran dengan metode yang tidak bervariasi. 3. Aktivitas belajar siswa masih rendah. 4. Keberanian siswa untuk bertanya masih kurang. 5. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru. 6. Pemahaman materi yang dipelajari belum mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. 7. Peneliti belum pernah menerapkan model-model pembelajaran 8. Motivasi belajar rendah
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, batasan masalah dari penelitian ini adalah “Peningkatan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa melalui model pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur”.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur.
2.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada pembatasan masalah dan rumusan masalah yang peneliti kemukan diatas, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengungkapkan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. 2. Untuk mengungkapkan
peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi guru, alternatif
untuk menggunakan strategi pembelajaran lebih
bervariasi dan bermakna, yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
2. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dalam memahami penerapan model Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur 3. Bagi Kepala Sekolah, sebagai sumbangan dalam suvervisi serta memotivasi guru lain untuk kreatif dalam memilih model pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam pembelajaran. Belajar menurut Dave Meier (Yamin, 2007 : 75) adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktifan. Aktivitas merupakan asas atau prinsip yang penting dalam belajar karena pada hakekatnya belajar adalah berbuat (learning to do). Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat. Diedrich (Sardiman, 2001:99) membuat daftar yang berisi macam kegiatan siswa yaitu sebagai berikut : a. Visual Activities, antara lain membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, melihat pekerjaan orang lain. b. Oral Activities, antara lain menyatakan pendapat, merumuskan, bertanya, memberi saran, wawancara, diskusi. c. Listening Activities, antara lain mendengarkan uraian, mendengarkan musik, mendengarkan pidato. d. Drawing activities, antara lain menggambar, membuat grafik, membuat diagram. e. Mental
Activities,
antara
lain
mengingat,
memecahkan
menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
soal,
f. Writing Activities, antara lain menulis cerita, karangan, laporan, angket. g. Emotional Activities, antara lain bergembira, bersemangat, berani, gugup. Raka Joni (Yamin, 2007:80) menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat di laksanakan apabila: 1. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa (students centered). 2. Pendidikan berperan sebagai pembimbing, supaya terjadi pengalaman belajar. 3. Tujuan kegiatan pembelajran tercapai (kompetensi dasar). 4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekan pada kreativitas, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan menciptakan siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep. 5. Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat, dengan kata lain bahwa dalam
belajar sangat
diperlukan adanya aktivitas, tampa aktivitas belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Sekolah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, sekolah arena untuk membangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah, aktivitas tidak cukup hanya mendengar dan mencatat saja.
Sanjaya (2009:135) menerangkan bahwa dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS). Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpanduan antara aspek kognitif, efektif, dan psikomotor secara seimbang. Aktivitas belajar dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: bekerjasama, mengerjakan tugas, menyumbangkan ide, menghargai pendapat, berinteraksi, menulis, mengembangkan hasil karya, bertanya, menjawab dan menanggapi. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, keaktifan peserta didik merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pendidikan. Menurut Supriyadi (2008) aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Mulyono (Septiadi, 2008) menyatakan bahwa aktivitas artinya “kegiatan/ keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan suatu
aktivitas. Dalam kegiatan pembelajaran aktivitas siswa memiliki manfaat yang sangat besar. Apabila siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
aktif, maka siswa tersebut akan memperoleh pengalaman langsung, dapat mengembangkan diri, memupuk kerjasama sekolah, masyarakat dan interpersonal, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, suasana belajar menjadi hidup/dinamis dan memperoleh prestasi yang baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam proses pengajaran berdampak sangat besar bagi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peran serta guru sangat diperlukan dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam setiap proses pembelajaran. Lufri (2007:122) menerangkan Kreativitas melahirkan aktivitas atau kreativitas ditunjukkan oleh adanya aktivitas. Orang yang mempunyai kreativitas tinggi biasanya menghasilkan berbagai aktivitas. Pembelajaran yang berbasis pada aktivitas (active learning) akan menuntut kreativitas berpikir lebih banyak dari pada pembelajaran biasa
2. Hasil belajar. Tugas utama seorang siswa adalah belajar sedangkan aktivitas belajar akan mendatangkan hasil belajar. Menurut Sudjana (2000:49) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan ini dapat ditunjukan dalam bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan kemampuan. Hasil belajar menurut Sudjana (2008:22) adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:200) adalah tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata symbol. Hasil belajar sering disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan yang diuji melalui evaluasi pembelajaran dalam bentuk pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan dari pelaksanaan evaluasi melalui tes sebagai alat ukur hasil belajar siswa adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan materi atau bahan pelajaran setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Setiap proses pembelajaran, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai, di samping di ukur dari prosesnya. Hasil belajar merupakan kemampuan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan dalam pengetahuan, sikap, kemampuan dan kentrampilan yang bersifat konsisten. Seperti yang dinyatakan Lufri (2007:10) bahwa “ hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda – beda”. Bloom mengelompokkan hasil belajar dalam tiga wilayah (domain) yaitu; (1) Ranah kognitif (pengetahuan), (2) Ranah efektif (sikap), dan (3) ranah psikomotor (kentrampilan).
3. Model Pembelajaran Kooperatif Dalam rangka pencapaian aktifitas belajar yang baik maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di kelas. Satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif
merupakan
pengembangkan
dari
konstruktivistik,yaitu siswa dapat membentuk dan menyusun konsep baru setelah proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif menurut Sholehatin (2008: 5) merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikap dan menyesuaikan dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama antar kelompok akan meningkatan motivasi produktivitas, dan hasil belajar. Menurut Johnson&Johnson (Isjoni, 2009:17) Cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka meliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (Poppy,dkk. 2007:11) adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Belajar kooperatif menekankan kerja kelompok, siswa belajar bersama, saling membantu. Kerja kelompok membuat siswa bersemangat untuk belajar aktif untuk saling menampilkan diri atau berperan diantara teman-teman sebaya.
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah kooperatif. Pembelajaran muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2007: 41) Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dibentuk kelompok kooperatif adalah untuk memberi kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkin pendidik mengelola kelas dengan efektif. Lie (2004:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dikategorikan pembelajaran kooperatif. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif ada 5 unsur yang harus terpenuhi seperti; 1) Saling ketergantungan positif 2) Tanggung jawab perorangan 3) Tatap muka 4) Komunikasi antar anggota 5) Evaluasi proses kelompok.
Ibrahim, dkk. (2000) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa langkah dapat dijelaskan melalui Tabel 2.1. berikut ini: Tabel 2.1. Langkah- langakah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa siswa belajar. Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada Menyajikan informasi siswa. Fase 3 : Guru menjelaskan kepada siswa Mengorganisasikan siswa ke dalam bagaimana cara membentuk kelompok belajar kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4: Guru membimbing kelompok Membimbing bekerja dan belajar belajar ketika mereka sedang bekerja menyelesaikan tugas bersama Fase 5: Guru mengavaluasi hasil belajar Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 : Guru mencari cara-cara untuk Memberi penghargaan menghargai kelompok.
4. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Model pembelajaran yang merupakan salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Heads Together (NHT). Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreatif, dan terlibat secara aktif dalam berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Menurut Trianto (2007:62) Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah jenis kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. Spencer Kagan ( Lie, 2004:59) mengembangkan pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor artinya setiap siswa dalam kelompok diberi nomor kepala dengan tujuan seperti; Membangkitkan semangat belajar siswa. Meningkatkan semangat kerjasama antar anggota kelompok. Menumbuhkan sikap bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Menurut Agus (2009:92) pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) memiliki sintak sebagai berikut: “Guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok
kecil.
Jumlah
kelompok
sebaiknya
mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang siswa dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam kelompok diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada tiaptiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok
menyatukan
kepalanya
“Heads
Together”
berdiskusi
memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal ini itu dilakukan terus
hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapatkan giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru”. Menurut Ibrahim (2000: 28) bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) melalui beberapa langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 1: Penomoran. Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3 orang sampai 5 orang. Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Langkah 2:
Mengajukan
pertanyaan.
Guru
mengajukan
sebuah
pertanyaan kepada Siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Langkah 3: Berfikir
bersama.
terhadapan
Siswa
menyatukan
pendapatnya
pertanyan, dan menyakinkan tiap anggota
dalam kelompoknya tentang jawaban bersama. Langkah 4: Menjawab. Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya dipanggil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Lankah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah (Ibrahim dalam Anonimous, 2008), yaitu sebagai berikut:
Langkah 1 : Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS) Tebak Alur yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
Langkah 2 : Pembentukan Kelompok Dalam
pembentukan
kelompok
disesuaikan
dengan
model
pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa. Guru member nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk secara acak yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai rata-rata ulangan harian (UH) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3 : Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS Tebak Alur kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap siswa mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS Tebak Alur atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Langkah 4 : Memanggil salah satu nomor untuk menjawab pertanyaan Dalam tahap ini, guru memberikan pertanyaan dan memanggil salah satu nomor siswa dengan secara acak untuk menjawab pertanyaan. Selanjutnya para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan. Bagi siswa yang pertama mengangkat tangan maka dialah yang berhak menjawab pertanyaan.
Langkah 5 : Memberi kesimpulan Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Langkah 6 : Memberikan penghargaan Pada tahap ini, guru memberikan penguatan kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik. Ditambah dengan diberinya penghargaan kepada kelompok terbaik diakhir siklus dengan membandingkan skor dasar dengan nilai perkembangan siswa yang diolah setelah siklus.
5. Lembaran Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Menurut Trianto (2010: 111) yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu lembar kerja yang dibuat oleh guru dengan tujuan mengarahkan siswa pada penguasaan konsep. LKS merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran bahkan ada juga
yang menanggapi LKS sebagai alat peraga pembelajaran. LKS berupa lembaran kertas yang berisi informasi maupun pertanyaan-pertanyaan yang
harus
dikerjakan
oleh
siswa.
LKS
ini
digunakan
untuk
mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam belajar baik digunakan sebagai penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Menurut Tugiman, dkk (2008, 16) LKS dipergunakan dalam proses pembelajaran, dimaksudkan untuk mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dan tidak dinilai melainkan diberi penguatan yang berhasil dan diberi bimbingan bagi yang mengalami kesulitan. Tugas –tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teoritis (LKS non eksperimen) dan tugas-tugas pratis (LKS eksperimen). Tugas tioritis (LKS non eksperimen) misal tugas membaca sebuah artikel tertentu kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis (LKS eksperimen) tugas berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya mengobservasi proses produk yang sederhana. Tujuan LKS dalam pembelajaran adalah memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan siswa dalam pembelajaran, mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, mengembangkan dan menerapkan materi yang sulit disampaikan secara lisan. Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS adalah untuk mengaktifkan siswa, membantu siswa mengembangkan konsep,
melatih siswa menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses serta membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari. 2. Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur LKS Tebak Alur merupakan LKS non eksperimen karena dalam LKS tebak alur menyajikan tugas –tugas berupa teoritis. LKS Tebak Alur dilengkapi dengan judul, tujuan, alat bahan, langkah kerja, materi inti dan pertayaan. Disamping itu LKS Tebak Alur menyajikan gambar tahapantahapan suatu siklus atau daur hidup
yang disajikan dengan tidak
berurutan kemudian siswa mengurutkan dengan benar. LKS Tebak Alur dapat digunakan untuk pembelajaran konsep tentang daur/siklus suatu makhluk hidup.. Kemudian kelebihan memakai Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur mempermudah pemahaman dan penanaman konsep suatu daur/siklus, sehingga pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan dalam penyampaian konsep (hhtp:// www.google.co.id=lks
tebak
alur.htm).
B. Penelitian Relevan 1. Nurhasanah Saily (2009) telah melakukan penelitian dengan
judul
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkat Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X.I SMA Negeri 1 Pekanbaru. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Kelas X.I pada mata pelajaran biologi 2. Nanik Riyanti (2010) telah melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Geografi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Ittihadul
Muslimin Koto gasib Kabupaten Siak. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Kelas XI pada mata pelajaran geografi.
C. Kerangka Pemikiran Pembelajaran biologi melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur
merupakan suatu cara yang dapat membantu siswa lebih mudah memahami konsep-konsep dalam pelajaran biologi. Dengan menggunakan model ini siswa terbimbing untuk bekerjasama dan saling berinteraksi antar sesama teman untuk memecahkan masalah. Selain itu siswa dapat saling membelajarkan (peerteaching) sehingga siswa berkemampuan tinggi dapat membantu teman-teman
yang berkemampuan
kurang dalam
menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran biologi. LKS Tebak Alur membantu siswa mempermudah memahami materi yang berbentuk siklus atau daur hidup. Melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas
belajar yang berdampak yang positif terhadap peningakatan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi . Untuk lebih jelas dapat digambarkan
kerangka pemikiran
penelitian ini pada gambar 2.1. : Aktivitas belajar siswa rendah
Hasil belajar siswa rendah
Pembelajaran model kooperatif Numbered Heads Together dengan bantuan LKS tebak alur
Peningkatan aktivitas belajar siswa
Peningkatan hasil belajar biologi siswa Gambar 2.1. Kerangka Berpikir melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi hipotesis tindakan adalah sebagai berikut: 1.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur
dapat meningkatan aktivitas belajar siswa mata pelajaran Biologi kelas X4 SMA Negeri 14 Siak. 2.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran biologi kelas X4 SMA Negeri 14 Siak
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan tujuan adalah untuk memperbaiki kenerja peneliti di kelas, sehingga meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
B. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak. Pemilihan tempat ini dikarenakan penulis merupakan guru tetap di SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak
C. Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2010/2011 yaitu 16 Maret – 10 Mei 2011 sejalan dengan proses pembelajaran berlangsung, yaitu 2 jam pelajaran (2 x 45’), pada materi Kingdom Plantae (Tumbuhan Lumut, Paku dan Biji) dan materi kingdom Animalia (Porifera, Coelenterata, Platyhelmintes dan Nemathelmintes)
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas X4 SMA Negeri 14 Siak Kabupaten Siak yang berjumlah 40 orang. Hal ini berdasarkan pengamatan peneliti selaku guru kelas X4 bahwa aktivitas belajar siswa rendah dan banyak siswa belum tuntas dalam pembelajaran.
E. Definisi Operasional 1. Aktivitas Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam pembelajaran. Diantara aktivitas itu adalah berkerja kelompok, mengerjakan LKS yang diberi oleh guru, menjawab pertayaan guru, menangapi jawaban dari kelompok lain. 2. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan ditandai dengan skala nilai berupa angka. 3. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah
model
pembelajaran dimana siswa di bagi dalam beberapa kelompok yaitu: siswa kelas X4 tediri dari 40 orang yang dibagi menjadi 8 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 orang , setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor. Guru memberikan LKS setiap kelompok dan masing-masing kelompok mengerjakan. Kemudian kelompok mendiskusikan jawaban dengan benar dan memastikan tiap kelompok dapat mengerjakannya. Selanjutnya guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka, Kemudian guru memanggil anggota kelompok lain secara acak untuk menanggapi dan siswa yang
dipanggil memberikan tanggapan, kelompok yang dipanggil harus dapat menerima tanggapan dari teman lain terakhir membuat kesimpulan bersama siswa tentang materi yang dipelajari. 4. LKS Tebak Alur merupakan LKS yang dilengkapi dengan judul, tujuan, alat bahan, langkah kerja, materi inti dan pertayaan. LKS Tebak Alur LKS yang menyajikan gambar tahapan-tahapan suatu siklus/daur makhluk hidup yang disajikan dengan tidak berurutan kemudian siswa mengurutkan dengan benar. LKS Tebak Alur dapat digunakan untuk pembelajaran konsep tentang siklus/daur hidup. Kemudian kelebihan memakai Lembaran Kerja Siswa (LKS) tebak alur mempermudah pemahaman dan penanaman konsep suatu siklus/daur, sehingga pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan dalam penyampaian konsep.
F. Prosedur Penelitian Prosedur atau rancangan kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui empat tahap yaitu: perencanaan (Planning), pelaksanaan tindakan (Action), pengamatan (Observation), dan refleksi (Reflection). Dengan empat kegiatan pokok, masalah yang ditemukan dicari solusinya yang berupa perencanaan perbaikan, pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan dengan disertai kegitan pengamatan, lalu direfleksikan melalui diskusi balikan sehingga menghasilkan tindakan berikutnya. Data yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together(NHT) di kelas yang diberi pada setiap siklus adalah hasil pengamatan oleh observer terhadap responden. Hasil pengamatan pada siklus
I merupakan data yang diolah dan analisis. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi pada siklus berikutnya yaitu siklus II.
Perencanaan Refleksi Siklus 1
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Siklus 2 Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008:16 ) Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan mengikuti model Kemmis Stephan & Mc. Taggart (Arikunto, 2008: 16). Satu siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanan tindakan, observasi, dan refleksi. Arikunto (2008: 17) menyatakan bahwa suatu siklus terdiri dari 4 komponen yaitu: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi materi yang akan diajarkan.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat: Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD),
Materi Pembelajaran,
Indikator Pencapaian Hasil Belajar, Kegiatan Pembelajran, Sumber Pembelajaran, Alat dan Bahan serta Evaluasi. Pada siklus pertama materinya adalah Plantae (Tumbuhan) yang terdiri 3 kali pertemuan, pertemuan pertama adalah tumbuhan lumut (bryophyta), pertemuan kedua tumbuhan paku (pterydophyta) dan pertemuan ketiga tumbuhan biji (spermatophyta). Pada siklus kedua materinya animalia ( hewan) yang terdiri dari 4 kali pertemuan, pertemuan 1 adalah porifera, pertemuan 2 Coelenterata, pertemuan 3 Platyhelminthes, pertemuan 4 Nemathelminthes. c. Mempersiapkan LKS Tebak Alur daur hidup pada makhluk hidup yang akan dikerjakan oleh siswa. d. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa. e. Menentukan observer, untuk mengisi lembar observer aktivitas siswa. Dalam pengisian lembar observasi tersebut diadakan kesepakatan cara pengisiannya. f. Merancang pembentukan kelompok yang terdiri dari lima orang siswa dalam satu kelompok, dan diberi nomor satu sampai lima. g. Mempersiapkan naskah soal dan kunci jawaban soal yang akan dipergunakan pada ulangan harian di akhir tiap siklus.
2. Tindakan (Action) Tindakan ini terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1. Pendahuluan. a.
Mengkondisikan siswa dengan memulai berdoa.
b.
Memberikan apersepsi pada siswa.
c.
Memotivasi siswa.
d.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan inti a.
Guru menjelaskan materi dengan ringkas
b.
Siswa diminta duduk dalam kelompoknya. Setiap kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5 sebelum dilakukan kegiatan. Kemudian setiap siswa dalam kelompok dibagikan LKS untuk didiskusikan (tentukan batas waktu untuk mengerjakan LKS). Setiap anggota kelompok mengetahui semua jawaban yang telah didiskusikan. Dalam kegiatan berdiskusi siswa dibimbing dan diawasi oleh guru.
c.
Setelah menyelesaikan LKS, guru memanggil salah satu nomor dari lima nomor secara acak dan nomor yang dipanggil akan menjawab pertanyaan.
d.
Peneliti dan observer mengisi lembar observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas.
3. Kegiatan Penutup a.
Membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran.
b.
Memberi tes secara lisan.
c.
Memberi penghargaan kepada kelompok setelah dilaksanakan ulangan harian.
d.
Memberi tugas untuk meringkas materi selanjutnya.
3. Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan selama tindakan dilakukan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Pengamatan dilakukan untuk melihat kemajuan atau peningkatan aktivitas belajar siswa selama tindakan dilakukan. Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap aktivitas siswa yaitu:. a. Mengerjakan LKS. b. Berdiskusi . c. Menjawab pertanyaan guru. d. Menanggapi pendapat teman. e. Bertanya kepada guru. f. Membuat diagram/alur
4. Refleksi (reflection) Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengkaji ulang kegiatan secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan selanjutnya. Apabila tindakan tingkat kriteria ketuntasan minimal hasil
belajar dan aktivitas perorangan siswa sudah mencapai 65 sedangkan kriteria kelas sudah mencapai 85%, maka tujuan penelitian dinyatakan tercapai dan tetap menggunakan tindakan semula. Apabila tindakan kriteria ketuntusan nilai hasil dan aktivitas perorangan belum mencapai 65 dan kriteria kelas belum mencapai 85% maka perlu
perbaikan atau
tambahan tindakan selanjutnya dilaksanakan pada siklus berikutnya.
G. Instrumen Penelitian Insrtumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Lembaran Observasi Lembaran observasi berisi item-item aktivitas siswa yang berkembang dalam proses pembelajaran. Lembaran observasi digunakan untuk mencatat aktivitas dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Seperti terlihat pada lampiran. 2. Tes hasil belajar Tes hasil belajar bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui pencapaian hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini tes hasil belajar yang akan dilaksanakan dalam bentuk soal Objektif yang terdiri 20 soal dan 5 uraian pada siklus I dan siklus II.
H. Teknik Analisis Data 1. Aktivitas belajar siswa Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus: P=
ி ே
X 100%
Keterangan:
P= Angka presentase F= Frekuensi Aktivitas siswa N= Banyak individu
Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dengan memberikan nilai atas observasi tersebut, sesuai dengan kategori penilaian dan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Interval Aktivitas Siswa No 1 2 3 4 5
Interval % 81 -100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 0 – 20
Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
(Arikunto, 2008) Berdasarkan kriteria di atas, maka indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah: Aktivitas siswa yang diharapkan, dapat dikatakan baik apabila berada pada interval; 61% - 80%. 2. Hasil belajar Analisis data hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses pembelajaran digunakan rumus: a. Ketuntasan individu Seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai minimal 65% dari jumlah soal yang diberikan. Ketuntasan belajar secara individu dihitung dengan menggunakan rumus:
Ketuntasan individu= skor yang diperoleh siswa x 100% Skor maksimal b. Ketuntasan klasikal Suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang-kurangnya 85%. Dari siswa tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Ketuntasan Klasikal = jumlah siswa yang tuntas x 100% Jumlah seluruh siswa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Indikator keberhasilan hasil belajar dalam penelitian ini adalah apabila 85% siswa yang memperoleh nilai 65 dan diatas 65. 3. Penghargaan kelompok Untuk penghargaan kelompok, langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghitung skor tes individu dan tes kelompok. Penghitungan skor tes individu ditunjukkan untuk menentukan nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai nilai kelompok. Nilai perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih skor dasar dengan skor hasil tes (Ulangan Harian). Tabel 3.2. Nilai Perkembangan Individu Skor test Lebih dari 10 point dibawah skor dasar 10 point hingga 1 point dibawah skor dasar Sama dengan skor dasar sampai 10 point diatas skor dasar Lebih dari 10 pint diatas skor dasar Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor dasar
Nilai Perkembangan 5 10 20 30 30
b. Memberikan penghargaan kelompok Skor
kelompok
dihitung
berdasarkan
rata-rata
nilai
perkembangan yang disumbangkan anggota kelompok: Tabel 3.3. Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata kelompok (X) 5 ≤ X ≤ 11,75 point 11,76 ≤ X ≤ 23,25 point 23,26 ≤ X ≤ 30 point Sumber : Slavin (1995)
Penghargaan Kelompok Baik (Good team) Kelompok Hebat (Great team) Kelompok Super (Super team
Tingkat penghargaan ini diberikan setelah satu siklus sebagai penguatan kepada kelompok super, dengan tujuan agar kelompokkelompok yang lain termotivasi untuk lebih aktif, dan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor yang maksimal bagi kelompoknya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh peneliti dalam dua siklus. Siklus pertama terdiri dari tiga pertemuan dan siklus kedua empat kali pertemuan. Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi pada hari selasa tgl 15 Maret 2011 tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur kepada siswa kelas X4 sekaligus pembagian kelompok. Setelah dilaksanakan penelitian, pada bab ini dipaparkan hasil analisis deskriptif data aktivitas dan hasil belajar biologi siswa tiap siklus beserta pembahasan.
A. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Kegiatan penelitian yang dilakukan pada siklus I sesuai dengan yang direncanakan. Rincian pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Rincian Pelakasanaan Siklus I Pertemuan I II III
Hari Rabu Rabu Rabu
Tanggal 16 Maret 2011 23 Maret 2011 30 Maret 2011
Selama pelaksanaan tindakan, pengamatan pada siklus I terhadap aktivitas siswa berdasarkan indikator aktivitas yang telah disusun sebelumya, maka diperoleh hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siwa pada Siklus I
No 1. 2. 3. 4. 5 6
Aktivitas siswa Mengerjakan LKS Berdiskusi Menjawab pertanyaan guru Menanggapi pendapat teman Bertanya kepada guru Membuat diagram (alur) Jumlah siswa
Berdasarkan Tabel 4.2
Pertemuan II
I
Ratarata
III
F
%
F
%
F
%
(%)
38 26 14 9 12 38
97 67 36 23 31 97
38 26 18 13 12 38
100 68 47 34 32 100
40 28 16 10 13 40
100 70 40 25 33 100
99 68 41 27 32 99
39
38
Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang Baik sekali
40
di atas, dapat dilihat bahwa pada setiap
indikator yang diamati juga mengalami peningkatan. Rata-rata aktivitas mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) pada pertemuan I, II, dan III adalah 99% yang dikategorikan baik sekali. Rata-rata berdiskusi adalah 68% berkategori baik . Rata-rata menjawab pertanyaan guru dari pertemuan I, II, dan III adalah 41% dengan kategori cukup. Rata-rata menanggapi pendapat teman adalah 27% berkategori kurang dan rata-rata aktivitas bertanya kepada guru pertemuan I, II, dan III adalah 32% dengan kategori kurang. Dapat dilihat bahwa aktivitas pada siklus I belum semua aktivitas siswa mencapai target yang diharapkan dalam penelitian ini. Berikut ini pembahasan masingmasing indikator. Pada pertemuan I, aktivitas belajar siswa masih rendah karena masih ada dari indikator yang dibawah kategori.
Ini disebabkan karena proses
pembelajaran yang digunakan belum terbiasa maka siswa kurang memahami penerapan melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur sehingga proses pembelajaran belum berlangsung secara baik dan maksimal. Hal ini terlihat pada
Aktivitas
mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) pada pertemuan I, masih banyak siswa yang mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) secara individual, siswa tidak mau bekerjasama dengan teman kelompoknya karena lebih senang mengerjakan LKS secara mandiri. Bahkan pada pertemuan I ada satu siswa yang tidak mengejakan LKS dan membuat diagram (alur). Setelah peneliti menanya langsung kepada siswa penyebab tidak mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) karena siswa ada masalah yang dihadapinya. Pada aktivitas diskusi antara siswa, masih banyak siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompoknya umum siswa yang berkemampuan tinggi lebih cendrung mengerjakan LKS secara individu sementara siswa yang berkemampuan rendah
terbiasa menunggu jawaban dari temannya yang
dianggap berkemampuan lebih tinggi darinya. Hal ini menyebabkan proses kerjasama tidak tercipta. Kondisi ini menuntut peranan guru dalam membimbing siswa agar lebih aktif berdiskusi di dalam proses pembelajaran, dimana dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk membimbing siswa agar lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Pada aktivitas menjawab pertanyaan belum terlaksana dengan baik masih kategori cukup karena dalam mengerjakan LKS masih mengerjakan sendiri-sendiri, diskusi belum semuanya terlibat aktif sehingga belum percaya diri untuk menjawab pertanyaan guru karena takut salah. Pada aktivitas menanggapi pendapat teman dikategorikan kurang karena masih banyak siswa yang belum serius selama proses belajar mengajar melalui model Pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
dengan bantuan LKS Tebak Alur sehingga kurang menguasai materi pelajaran. Dan pada aktivitas bertanya kepada guru dikategorikan kurang karena sebagian siswa masih belum berani bertanya kepada guru walaupun belum mengerti atau belum paham materi yang dipelajari. Pada pertemuan II ini memperlihatkan bahwa siswa mulai terbiasa dengan model Pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Pada aktivitas mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) sudah lebih serius mengerjakannya namun ada satu kelompok yang belum benar mengurutkan alur daur hidup paku homospora yaitu kelompok BJI. Pada aktivitas berdiskusi sudah banyak yang aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya, sehingga mempermudah siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru, dan siswa lebih percaya diri untuk menanggapi pendapat temannya apabila teman salah dalam menjawab pertanyaan dari guru. Dan juga siswa sudah berani bertanya kepada guru apabila siswa mendapatkan kesulitan dalam materi pelajaran. Pada pertemuan III persentase aktivitas belajar siswa mengalami penurun dari pertemuan II yaitu pada indikator menjawab pertanyaan guru dan menanggapi pendapat teman. Pada indikator menjawab pertanyaan guru pada pertemuan sebelumnya 18 orang dengan persentase 47% berkurang menjadi 16 orang dengan persentase 40%. Dan untuk menanggapi pendapat teman menurun dari 13 orang 34% menjadi 10 orang 25%.
Hal ini
disebabkan oleh tingkat kesulitan materi yang berbeda pada setiap pertemuan ini terlihat
pada pertemuan III materi Tumbuhan berbiji (Spermatopyta)
siswa dalam diskusi mengalami kesulitan dalam membuat alur daur hidup tumbuhan berbiji karena itu siswa banyak bertanya kepada guru. Walaupun sudah membaca buku sumber dan dibimbing oleh guru tapi tetapi indikator menjawab pertanyaan guru dan menanggapi pendapat teman mengalami penurunan. Siswa sudah berusaha untuk menjawab pertanyaan guru dan menanggapi pendapat teman namun jawaban dari siswa belum sempurna. Sehingga pada pertemuan ini guru menjelaskan daur hidup tumbuhan biji (Spermatopyta) karena
pada LKS tumbuhan biji pertanyaan no 2 yaitu
jelaskan perbedaan proses pembentukan mikrospora dengan megaspora siswa belum sempurna menjawabnya. Hal ini dibuktikan sewaktu guru memanggil nomor, sudah 3 siswa yang dipanggil tidak ada siswa yang menjawab, kemudian guru memanggil siswa yang berkemampuan tinggi seperti, BJI 3, AND 2, NMT 3, jawaban dari siswa yang tiga ini hanya jawaban hampir sempurna hanya NMT 3. B. Hasil Belajar Siswa siklus I Ketuntasan hasil belajar biologi siswa dilihat dari hasil ujian siswa pada ulangan harian 1 setelah selesai siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1.
Tabel 4.3. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Jumlah siswa Persentase (%) 24 60 16 40 Ketuntasan Klasikal
Kategori Tuntas Belum Tuntas 60%
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I 70 Persentase Ketuntasan
60 50 40 30 20 10 0 Tuntas
Belum Tuntas Kategori Ketuntasan
Gambar 4.1. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan data dalam tabel 4.3 dan Gambar 4.1 diketahui ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I, dari 40 siswa terdapat 24 orang siswa yang dinyatakan tuntas secara individu dan 16 orang belum tuntas. Secara klasikal dinyatakan tuntas dengan persentase 60%. Ketuntasan klasikal pada siklus I belum mencapai ketentuan yang diinginkan dalam penelitian ini yaitu 85%.
C. Refleksi Siklus I Setelah peneliti melaksanakan tindakan selama tiga kali pertemuan pada siklus I, pelaksanaan yang dimaksud adalah menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) dengan bantuan Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur dan didukung oleh observasi terhadap kegiatan pembelajaran, ternyata rata-rata 40% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan siklus I, jika dibandingkan dengan aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan dari penelitian ini ditemukan hal-hal sebagai berikut: a. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I untuk aktivitas mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 99% dengan kategori baik sekali. b. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I untuk aktivitas berdiskusi mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 68% dengan baik. c. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I untuk aktivitas menjawab pertanyaan guru mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 41% dengan cukup. d. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I untuk aktivitas menanggapi pendapat teman mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 27% dengan kategori kurang. e. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I untuk aktivitas bertanya pada guru mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 32% dengan kategori kurang. Hasil belajar siswa masih rendah, belum mencapai target yang diharapkan dalam penelitian ini, rata-rata nilai siswa 64,07 dan tingkat ketuntasan klasikal adalah 60%. Rendahnya tingkat ketuntasan klasikal hasil
belajar biologi pada siklus I disebabkan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan karena selama ini metode yang digunakan hanya metode klasikal. Disamping itu siswa belum terbiasa berdiskusi dalam waktu yang singkat sehingga menjawab pertanyaan dalam LKS masih ada kelompok yang belum selesai mengerjakannya karena kerja sama dalam kelompok masih rendah ini bisa terlihat pada indikator menjawab pertanyaan guru masih rendah pada siklus I. Kemungkinan lain disebabkan banyaknya aktivitas-aktivitas yang menyita waktu belajar siswa dalam rangka persiapan Ujian Nasional siswa kelas XII, sehingga siswa tidak memiliki waktu untuk belajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa ada dampak positif pelaksanaan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, walaupun belum sesuai dengan indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Berdasarkan refleksi siklus I, perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Solusi yang dapat dilaksanakan dalam rangka perbaikan pembelajaran pada siklus II yaitu: a. Untuk aktivitas berdiskusi solusinya adalah menyuruh dan membimbing siswa berdiskusi dengan baik dalam mengerjakan tugas kelompok dan lebih efektif menggunakan waktu sewaktu penempelan gambar urutan daur hidup hewan
serta
menjawab
pertanyaan
kebersamaan dan tanggung jawab.
sehingga
menumbuhkan
rasa
b. Untuk aktivitas menjawab pertanyaan guru solusinya adalah guru meinstruksikan kepada siswa agar saling berinteraksi antara sesama teman dalam diskusi kelompok sehingga membantu teman yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Memotivasi siswa agar dalam diskusi apabila mendapat kesulitan dalam menjawab pertanyaan usahakan bertanya kepada guru untuk materi yang tidak mengerti. Kemudian guru mengusahakan pemanggilan nomor secara acak lagi sehingga siswa mendapatkan kesempatan yang sama. c. Untuk aktivitas menanggapi pendapat teman solusinya adalah memberikan pujian dan tepuk tangan terhadap siswa yang menanggapi pendapat teman. d. Untuk peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus II solusi perbaikannya adalah memberikan latihan setiap pertemuan yang berhubungan dengan materi yang dibahas dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat dengan cara memberi tugas merangkum materi yang akan dipelajari. e. Agar aktivitas siswa dapat meningkat maka tiap kelompok yang mendapatkan kategori terbaik diberi penghargaan berupa benda seperti: buku, pensil, pulpen dan penghapus.
D. Aktivitas Belajar Siswa siklus II Kegiatan penelitian yang dilakukan pada siklus II tidak sesuai dengan yang telah direncanakan karena ada pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Rincian pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Rincian Pelakasanaan Siklus II Pertemuan I II III IV
Hari Rabu Selasa Rabu Rabu
Tanggal 6 April 2011 12 April 2011 27 April 2011 3 Mei 2011
Hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada setiap pertemuan pada siklus II, selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh data aktivitas belajar yang tertera dalam Tabel 4.5 Tabel 4.5. Hasil pengamatan Aktivitas Siwa pada Pertemuan Pertama Siklus II Pertemuan No
Aktivitas
I
II
III
IV
F
%
F
%
F
%
F
%
Ratarata
Kategori Baik sekali Baik Sekali Baik Sekali
1.
Mengerjakan LKS
40
100
40
100
40
100
40
100
100 %
2.
Berdiskusi
30
75
33
83
36
90
37
93
85 %
29
73
31
78
33
83
35
88
81 %
15
38
19
48
21
53
23
58
49 %
Cukup
14
35
16
40
20
50
25
63
47 %
Cukup
40
100
40
100
40
100
40
100
100 %
Baik Sekali
3. 4. 5. 6.
Menjawab pertanyaan guru Menanggapi pendapat teman Bertanya kepada guru Membuat diagram (alur) Jumlah siswa
40
40
40
40
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar pada siklus II masing-masing indikator mengalami peningkatan. Rata-rata aktivitas mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) pada pertemuan I, II, III dan IV adalah 100% yang dikategorikan baik sekali. Rata-rata berdiskusi adalah 85 % berkategori baik sekali. Rata-rata menjawab pertanyaan guru dari pertemuan I, II, III, dan IV adalah 81% dengan kategori baik sekali. Rata-rata menanggapi
pendapat teman adalah 49% berkategori cukup dan rata-rata aktivitas bertanya kepada guru pertemuan I, II, III, dan IV adalah 47% dengan kategori cukup. Pada siklus II, aktivitas belajar siswa semakin meningkat pepertemuan dilihat dari masing-masing indikator tidak ada lagi yang berkategorikan kurang. Meningkatnya aktivitas siswa pada siklus II ini seiring dengan semakin mengerti dan tertariknya siswa dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa mengetahui dengan penting berdiskusi atau berkerjasama dalam kelompok kooperatifnya. Sehingga siswa lebih serius dan aktif berdiskusi untuk mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur), dan masing-masing anggota kelompok saling mengemukan pendapatnya dalam megurutkan alur dari daur hidup makhluk hidup dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS sehingga terlihat keaktifan dalam berdiskusi. Kemudian siswa tidak canggung untuk bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Aktif siswa dalam kerja kelompoknya sangat menentukan pada aktivitas menjawab pertanyaan guru. Hal ini terlihat pada aktivitas menjawab pertanyaan guru siswa bersemangat dan antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru. Begitu juga dengan menanggapi pendapat teman meningkat hal ini membuktikan bahwa siswa sudah memahami materi yang dipelajari apabila ada jawaban dari teman berbeda dengan kelompoknya maka siswa sudah berani menanggapinya. Tingginya aktivitas siswa pada siklus II juga disebabkan adanya pengumuman penghargaan kelompok setelah siklus I sehingga siswa berusaha lebih aktif dalam proses pembalajaran. Dan juga
meningkatnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur yang dilakasanakan secara terstruktur, terarah dan terbimbing. Dengan meningkatnya aktivitas siswa pada siklus I ke siklus II, menunjukan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas X4 SMAN 14 Siak Kabupaten Siak.
E. Hasil Belajar Siklus II Ketuntasan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.2. Tabel 4.6. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Jumlah siswa (%) 37 93 % 3 7% Ketuntasan Klasikal
Kategori Tuntas Belum Tuntas 93 %
Persentase Ketuntasan
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 100 80 60 40 20 0 Tuntas
Belum Tuntas Kategori Ketuntasan
Gambar 4.2. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan data dalam Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 diketahui ketuntasan hasil belajar biologi pada siklus II, dari siswa terdapat 37 orang siswa yang dinyatakan tuntas secara individu dan 3 orang belum tuntas. Secara klasikal dinyatakan tuntas dengan persentase 93%. Ketuntasan klasikal pada siklus II sudah mencapai ketentuan yang diinginkan dalam penelitian ini yaitu 85%. Tingginya tingkat ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus II disebabkan siswa sudah menyadari pentingnya kerjasama dan adanya tanggung jawab yang dibebankan selama pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas yang dapat berdampak pada hasil belajar.
F. Refleksi Siklus II Secara umun dapat dikatakan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dari hasil analisis data pada siklus II, apabila dibandingkan dengan siklus I dan indikator yang diharapkan dari penelitian ini ditemukan hal-hal sebagai berikut: 1. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus II untuk aktivitas mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 100% dengan kategori baik sekali. 2. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus II untuk aktivitas berdiskusi mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 85% dengan baik sekali. 3. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus II untuk aktivitas menjawab pertanyaan guru mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 81% dengan baik sekali.
4. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus II untuk aktivitas menanggapi pendapat teman mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 49% dengan kategori cukup. 5. Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus II untuk aktivitas bertanya pada guru mencapai indikator keberhasilan dari penelitian yaitu 47% dengan kategori cukup. Secara umum dapat dikatakan bahwa ada dampak positif pelaksanaan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I dan telah mencapai keberhasilan dalam penelitian. G. Peningkatan aktivitas belajar biologi siswa siklus I dan siklus II Hasil analisis data pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.3. Tabel 4.7. Rata-rata Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II Aktivitas Mengerjakan LKS Berdiskusi Menjawab pertanyaan guru Menanggapi pertanyaan teman Bertanya kepada guru Membuat diagram (alur)
Siklus
Kategori
I 99 % 68 % 41 %
II 100 % 85 % 81 %
Siklus I Baik Sekali Baik Cukup
Siklus II Baik Sekali Baik Sekali Baik Sekali
27 %
49 %
Kurang
Cukup
32 % 99 %
47% 100 %
Kurang Baik Sekali
Cukup Baik Sekali
P Persentase Aktivitas t Akti it
Penin ngkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II 100 80 60
Siklus I
40
Siklus II
20 0 1
2
3
4
Aktivitas
5
6
n Aktivitas Belajar Sikklus I dan Gambar 4.3. Diagraam Batang Peningkatan Siklus II Keterangan Aktivitass : S 1. Mengeerjakan LKS 2. Berdisskusi 3. Menjaawab pertanyyaan guru 4. Menan nggapi pendaapat teman 5. Bertannya kepada guru g 6. Memb buat diagram m (alur) Berrdasarkan Taabel 4.7 dann Gambar 4..3 dapat dikketahui bahw wa rata-rata aktivitas belajar mem mberikan gaambaran tenttang adanyaa peningkataan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke sikluus II. Pen ningkatan daapat dilihat ppada aktivitaas belajar sepperti mengerrjakan LKS dan mem mbuat diagraam (alur) paada siklus I 99% dan siklus II 1000%. Selisih peningkatannya sebeesar 1%. Paada aktivitass berdiskusii dari 68% meningkat menjadi 85% meniingkat 17%.. Aktivitas menjawab ppertanyaan mengalami m peningkatan dari 41% % menjadi 811% meningkkat 40%. Dann aktivitas menanggapi m pendapat teman mem miliki peninggkatan dari 27% 2 menjadii 49% menin ngkat 22%.
Sedangkan aktivitas bertanya kepada guru meningkat dari 32% menjadi 47% meningkat 15%. Secara umum aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dikarenakan adanya kesadaran siswa
tentang pentingnya
bekerjasama dan aktif dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran kooperatif yaitu siswa bekerjasama dan memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
H. Perbandingan Hasil belajar siklus I dan siklus II Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, dapat dilihat dari hasil ulangan harian I dan II yang dilakukan setiap akhir siklus dan telah dianalisis. Perbadingan hasil kedua siklus dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4. Tabel 4.8. Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siklus I dan II Siklus I
Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
24
16
37
3
Ketuntasan Kalsikal 60%
Ketuntasan Klasikal 93%
Persentase Ketuntasan
ntasan Klasikal Hasil Belajar Siklus II dan II Ketun 100% % 80% % 60% % 40% %
Tun ntas
20% %
Belum Tuntas
0% %
I
II Siklus
Gambar 4.4. 4 Diagram m Batang Keetuntasan Klaasikal Hasil Belajar Siklus I dan II Berrdasarkan daata Tabel 4.88 dan Gambaar 4.4 diagraam batang hasil belajar siswa, daapat dilihat bahwa b ada ppeningkatan n tingkat kettuntasan klassikal. Pada siklus I siswa s yang tuntas t hanyaa 60%, sedaangkan pada siklus II 933% dengan selisih 33%. 3 Suatuu kelas dikkatakan tunntas apabilaa ≥85% siiswa yang mempero oleh nilai ≥6 65 atau diataas Kriteria Ketuntasan K M Minimal (K KKM) yang telah diteetapkan. Berrdasarkan haasil pengamaatan peneliti selama prosses pembelajjaran dapat diambil suatu s kesimppulan secara umum tentaang temuan dari penelitiian siklus I dan II bahwa akttivitas belaajar siswa mengalamii peningkattan dalam penggunaaan model pembelajarann kooperatif Numbered H Heads Togetther (NHT) dengan bantuan b LKS S Tebak Aluur apabila diibandingkann dengan pem mbelajaran sebelum penggunaaan model ppembelajaraan kooperattif Numberred Heads Together (NHT) denggan bantuan LKS Tebak Alur.
I. Penghargaan Kelompok Setelah proses belajar mengajar melalui model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur, setiap kelompok akan memperoleh penghargaan kelompok yang dihitung berdasarkan nilai perkembangan siswa pada ulangan harian (UH). Dari lampiran, prediket penghargaan kelompok melalui pengunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9. Penghargaan Yang Diperoleh masing-masing kelompokpada siklus I dan siklus II Siklus I Nama kelompok
Skor kelompok
Lumut
20
Paku Biji Porifera Coelenterata Platyhelminthes Nemathelminthes Anelida
21 24 23 26 13 26 26
Penghargaan Hebat (Great Team) Hebat (Great Team) Super (Super Team) Super (Super Team) Super (Super Team) Baik (Good Team) Super (Super Team) Super (Super Team)
Siklus II Skor kelompok
Penghargaan
26
Super (Super Team)
24 19 26 24 26 30 26
Super (Super Team) Hebat (Great Team) Super (Super Team) Super (Super Team) Super (Super Team) Super (Super Team) Super (Super Team)
Dari tabel 4.9, dapat dilihat bahwa hasil skor penghargaan kelompok dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur cukup baik. Pada siklus I, dari 8 kelompok yang memperoleh penghargaan super adalah kelompok CLT, NMT, AND,BJI, PRF dan kelompok mendapatkan penghargaan hebat adalah PKU, LMT sedangkan penghargaan baik adalah PLT. Adanya peningkatan nilai perkembangan yang diperoleh siswa selama proses belajar mengajar melalui
penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. Hal ini disebabkan perbedaan skor dasar dengan ulangan harian I sudah sedikit peningkatan . Nilai siswa pada ulangan harian I lebih baik dari skor dasar sehingga masing-masing siswa berusaha mendapatkan nilai terbaik agar dapat menyumbangkan skor maksimal kepada kelompoknya. Pada siklus II penghargaan kelompok terjadi peningkatan dari penghargaan kelompok pada siklus I, yakni 7 kelompok mendapatkan penghargaan super dan 1 kelompok mendapatkan penghargaan hebat. Hal ini nilai ulangan harian I sebagai skor dasar siswa masih banyak yang rendah, sedangkan nilai ulangan harian II sudah banyak yang meningkat. Oleh sebab itu banyak siswa yang menyumbangkan nilai perkembangan yang tertinggi dan mengakibatkan pada siklus II penghargaan kelompok sangat berbeda dari siklus I. Terjadinya peningkatan penghargaan kelompok ini membuktikan bahwa nilai hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dari sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur.
J. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Aktivitas Belajar Aktivitas yang rendah merupakan salah satu permasalahan yang ditemukan pada kelas peneliti. Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur, peneliti sebagai guru selalu menggunakan metode pembelajaran
konvensional yang tidak bervariasi misalnya metode ceramah. Dalam pembelajaran konvensional, guru cenderung berperan sebagai sumber utama dan pembelajaran yang dilaksanakan terpusat pada guru, sehingga guru lebih aktif dengan cara menerangkan materi pelajaran sedangkan siswa menjadi pasif dan cenderung mendengarkan penjelasan guru. Menurut Roestiyah
(2008:)
terdapat
beberapa
kelemahan-kelemahan
dalam
penggunaan metode ceramah yaitu: pembelajaran sangat membosankan, guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa yang telah memahami uraiannya, siswa sebagian besar menjadi pasif, kurang kreatif, enggan mengeluarkan pendapat, siswa hanya mendengarkan, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur, dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dari hasil observasi dapat dilihat bahwa antara siklus I dan siklus II
mengalami
peningkatan yang signifikan yaitu dari rata-rata persentase 61% menjadi 77,0% dari masing-masing indikator. Pada aktivitas mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) terjadi kenaikan dari 99% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Siswa sudah mengerjakan LKS dengan baik dan benar hal ini sudah menampakkan kerjasama pada masing-masing kelompok.
Menurut Tugiman,dkk. (2008:12) ada beberapa tujuan dan manfaat LKS adalah sebagai berikut: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep. 3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses. 4. Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran. 5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. 6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. 7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Berdasarkan
tujuan dan manfaat LKS di atas menyatakan bahwa
proses pembelajaran sudah berubah dari mengajar berubah ke arah belajar atau diistilahkan dari teacher center ke arah student center. Kemudian ditambah lagi siswa sudah benar membuat diagram (alur) dari daur hidup suatu makhluk hidup yang disusun secara tidak berurutan oleh guru yang terdapat pada LKS Tebak Alur terus siswa mengurutkannya dengan benar yaitu dengan cara penempelan pada kertas lembaran jawaban siswa serta menjawab pertanyaan yang tersedia pada LKS yang dilakukan pada
kegiatan
diskusi
sehingga
siswa
mudah
memahami
konsep
dan
mengakibatkan pembelajaran lebih aktif dan kreatif Keaktifan siswa diharapkan terlihat secara nyata di dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok. Pada aktivitas berdiskusi dari rata-rata 68% pada siklus I menjadi 85% pada siklus II. Hal ini terbukti dalam diskusi untuk mengerjakan LKS Tebak Alur siswa sudah terlibat aktif dalam diskusi kelompoknya dan saling bekerjasama yang baik, saling bertukar pendapat sehingga siswa dapat menyelesaikan pekerjaan yang ada di LKS
masing-masing siswa dan mengetahui jawabannya.
Menurut
Kagen
Spencer
(Muslimin
2000:28)
pembelajaran
yang
menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang ada dalam pembelajaran. Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur yang digunakan dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana dan pola interaksi yang bersifat terbuka dan terjadi secara langsung diantara kelompok yang dapat meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran karena setiap waktu siswa melakukan diskusi saling membagi pengetahuan, saling bertukar pendapat. Menurut Isjoni (2009 : 23) model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT),
memungkinkan
siswa
untuk
mengembangkan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis, siswa bukan sebagai objek pembelajaran, namun dapat berperan sebagai tutor sebaya.
Aktivitas bertanya kepada guru juga meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditandai dengan siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS, sudah berani bertanya langsung kepada guru. Disinilah peranan guru sebagai fasilitator karena keberhasilan proses pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak bisa terlepas dari peranan guru sebagai fasilitator dan motivator untuk membimbing siswa agar lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Pada aktivitas menjawab pertanyaan mengalami peningkatan dari 41% pada siklus I menjadi 81% pada siklus II. Aktivitas menjawab pertanyaan terlaksana cukup baik karena siswa sudah bersemangat dan antusias menjawab pertanyaan dari guru. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan dari guru sangat dipengaruhi pada saat mengerjakan LKS, membuat diagram (alur) dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Setelah di refleksi untuk perbaikan pada
aktivitas menjawab pertanyaan guru peneliti
mengusahakan pemanggilan siswa lebih diacak lagi dengan tujuan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama dalam menjawab pertanyaan guru maka peneliti menentukan terlebih dahulu kelompok dan nomor yang akan menjawab masing-masing pertanyaan. Disamping peneliti juga mengatur strategi menjawab pertanyaan guru supaya keaktivitas lebih meningkat maka peneliti meseting terlebih dahulu
dengan cara satu
komponen pertanyaan satu siswa yang menjawabnya, seperti pada LKS Platyhelminthes pada kegiatan I struktur planaria ada 7 pertayaan, satu pertanyaan 1 orang siswa untuk menjawabnya, kemudian pada kegitan daur
hidup masing-masing urutan dari daur hidup satu siswa yang menjawabnya kemudian satu orang untuk menyimpulkan dari keseluruh dari daur hidup hewan tersebut. Maka pada siklus II pada indikator menjawab pertanyaan meningkat sampai 81 %. Dalam menanggapi pendapat teman juga terjadi peningkatan dari siklus I 27% ke siklus II 49% dengan kategori kurang. Hal ini terjadi karena kurangnya keberagaman pendapat diantara siswa. Kurang keberagaman pendapat ini karena hampir semua siswa sudah memahami materi sewaktu mereka berdiskusi di kelompoknya masing-masing. Secara umum aktivitas belajar biologi siswa meningkat dari siklus I ke siklus II tujuan
proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik
sehingga keaktifan siswa meningkat dan hasil belajar dapat mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Menurut Hamalik (2007: 170) di dalam diri siswa terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri, prinsip ini merupakan pengendali perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Tingginya aktivitas siswa pada siklus II di sebabkan adanya pengumuman penghargaan kelompok setelah siklus I sehingga siswa berusaha lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru memegang peranan penting untuk merangsang aktivitas siswa. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2001), bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, dalam hal ini guru memegang peranan penting untuk merangsang aktivitas karena apabila guru dapat merangsang
aktivitas siswa maka akan terjadi proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Model
pembelajaran
Numbered
Heads
Together
(NHT)
ini
memudahkan siswa dalam pembagian tugas dan mampu menjadikan siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya,
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat Etin ( 2008: 6) yaitu sikap saling ketergantungan positif antar anggota kelompok mampu menimbulkan rasa kebersamaan dan kesatuan tekad untuk sukses dalam belajar, siswa yang kurang bergairah dalam belajar akan merasa dibantu oleh siswa lain yang mempunyai gairah belajar tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan materi yang sedang dipelajari. Suasana belajar dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur lebih efektif
dan
dapat
terbina
nilai-nilai
kebersamaan
yaitu
mampu
mempraktekkan nilai gotong royong, nilai kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan memberi dan menerima, melaksanakan tanggung jawab siswa terhadap tugas kelompok. Belajar kelompok menyediakan kesempatan kepada anggota kelompok untuk mempelajari cara berpartisipasi secara efektif, belajar menjadi anggota yang baik, belajar cara berdiskusi, menghimpun
pemikiran-pemikiran,
menerima
kepemimpinan
dan
bekerjasama. Setiap siswa memiliki peran sehingga pembelajaran tidak membosankan dan perilaku yang tidak berhubungan dengan pembelajaran akan berkurang dengan sendirinya.
Hal ini bisa terlihat pada peningkatan aktivitas seperti mengerjakan LKS dan membuat diagram (alur) pada siklus I 99% dan siklus II 100%. Pada aktivitas berdiskusi dari 68% meningkat menjadi 85% pada siklus II. Aktivitas menjawab pertanyaan mengalami peningkatan dari 41% menjadi 81% . Dan aktivitas menanggapi pendapat teman memiliki peningkatan dari 27% menjadi 49%. Sedangkan aktivitas bertanya kepada guru meningkat dari 32% menjadi 47%.
2. Hasil Belajar Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat membawa perubahan terhadap hasil belajar yaitu meningkatnya hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian. Pada siklus I siswa yang tuntas hanya 60%, dari 40 0rang siswa yang tuntas 24 orang dan yang tidak tuntas 16 orang dengan rata-rata nilai 64,07. Hasil ulangan pada siklus I harian belum memenuhi ketentuan yang dicapai dalam penelitian ini. Rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dikarenakan belum memahami penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. Sehingga
masih
rendahnya presentase aktivitas belajar siswa untuk aktivitas diskusi belum semua terlibat aktif dalam diskusi kelompok karena masih banyak siswa yang mengerjakan LKS secara mandiri dan masih ada siswa yang menunggu jawaban dari temannya, sehingga pada aktivitas menjawab juga rendah karena kurang terlibat sebagian siswa dalam diskusi kelompoknya menyebabkan siswa kurang memahami konsep yang dipelajarinya. Inilah
salah satu penyebab siswa tidak berani menjawab pertanyaan guru, apalagi menanggapi pendapat teman, disamping itu belum berani bertanya kepada guru materi yang tidak mengerti. Pada siklus II nilai ulangan harian siswa meningkat dibandingkan dengan nilai ulangan harian siswa pada siklus I. Pada siklus I masih banyak siswa yang tidak tuntas dikarenakan belum terlalu memahami penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. Siswa kurang berperan aktif dikelompoknya sehingga penguasaan materi siswa kurang optimal. Sedang disiklus II nilai ulangan harian siswa 93% yang tuntas. Hal ini dikarenakan siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses pembelajaran,
seperti mengerjakan LKS,
berdiskusi, menjawab pertanyaan, bertanya kepada guru, menanggapi pertanyaan teman, membuat diagram (alur). Dengan keterlibatan secara langsung siswa dalam proses pembelajaran tersebut, dapat memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan, memudahkan pemahaman konsep siswa bantuan LKS Tebak Alur. Kemudian untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II peneliti memberikan tugas individu di rumah yang dilakukan setiap pertemuan dalam bentuk soal esay sesuai dengan materi yang dipelajari terus tugas dikumpulkan dan dinilai oleh peneliti kemudian dikembalikan lagi kepada siswa. Untuk memotivasi lagi siswa belajar di rumah juga guru memberikan tugas merangkum materi yang akan dipelajari. Kedua tugas ini dapat membantu siswa dalam belajar
dan meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I 60% menjadi 93%. Sedangkan pada siklus I hal ini tidak dilakukan oleh peneliti. Peningkatan hasil belajar tidak lepas dari pengunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
siswa
dapat bekerjasama dengan
anggota kelompoknya secara terstruktur, terarah dan terbimbing sehingga siswa dapat menyelesaikan kegiatan dan pertanyaan yang ada di LKS Tebak Alur. Peningkatan yang terjadi pada hasil belajar menurut Slameto, 2003 sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya penggunaan metode pembelajaran. Dengan demikian penggunaan metode kooperatif dalam pembelajaran terutama model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dan dapat berdampak langsung pada peningkatan hasil belajar siswa.
3. Hubungan Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan LKS Tebak Alur terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Menurut Syah (2003) taraf keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh strategi belajar yang dapat digunakan oleh guru. Untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi guru harus melakukan banyak cara untuk mengoptimalkan strategi pembelajaran. Guru
diharapkan mampu menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih model pembelajaran, metode atau strategi yang tepat. Oleh karena itu, guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada siswa. Untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan siswa pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur. Bantuan LKS pada model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) karena di LKS tersebut memuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan guru kepada siswa. Menurut Trianto (2010 : 111) Lembar Kerja Siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. LKS yang digunakan pada penelitian ini adalah LKS Tebak Alur, LKS ini berguna untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep tentang materi daur hidup suatu makhluk hidup. Pada penelitian yang peneliti laksanakan ada
salah satu indikator yang harus dicapai siswa
selama mengikuti pembelajaran yaitu menjelaskan perkembangbiakan makhluk hidup baik di materi plantae (tumbuhan) maupun materi animalia (hewan). Perkembangbiakan tumbuhan dan hewan yang dibahas pada penelitian ini yang mengalami metagenesis (pergiliran turunan) atau mengalami daur/siklus hidup. Untuk mempermudah pemahaman konsep
dan aktif siswa dalam pembelajaran maka digunakan LKS Tebak Alur. Lembaran Kerja Siswa (LKS) Tebak Alur ini menyajikan gambar tahapantahapan dari siklus/daur hidup makluk hidup secara tidak beraturan kemudian siswa dalam berdiskusi mengurutkan gambar dengan benar dan menjawab pertanyaan yang sudah tersedia di Lembaran Kerja Siswa (LKS). Berdasarkan uraian diatas nampak disini hubungan LKS Tebak Alur dengan kooperatif Numbered Heads Together (NHT), karena LKS Tebak alur membantu dalam proses pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) sesusai dengan langkah Numbered Heads Together (NHT) langkah 2 adalah mengajukan pertanyaan, pertanyaan diajukan sudah ada dalam LKS Tebak Alur kemudian langkah 3 adalah berfikir bersama, untuk langkah berfikir bersama siswa disini mengerjakan LKS dan menyatukan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS meyakinkan tiap anggota kelompok timnya mengetahui jawabannya. Langkah 4 adalah menjawab pertanyaan dengan siswa sudah mengerjakan LKS dengan menjawab pertanyaan dengan baik dan benar maka masing individu mendapatkan kesempatan bersama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Dapat disimpulkan melalui pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X4 SMA Negeri 14 Siak pada pelajaran biologi pada kategori baik. Berdasarkan hasil analisis data pada lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II yang mengalami peningkatan setiap indikator. Dapat dilihat siswa yang sudah bekerja kelompok dengan baik untuk mengerjakan LKS dan sudah berani untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, menanggapi pendapat teman serta bertanya kepada guru. 2. Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS Tebak Alur dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X4 SMA Negeri 14 Siak pada pelajaran biologi pada kategori baik sekali. Berdasarkan hasil analisis tes belajar siswa sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari ketuntasan siswa yang sudah mencapai KKM pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM adalah 60% dan pada siklus II adalah 93%.
B. Implikasi
70
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka beberapa implikasi penelitian yang dapat dikemukakan yaitu: 1. Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur dalam penelitian ini membawa dampak positif pada siswa yaitu dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X4. Selama proses pembelajaran berlangsung model pembelajaran ini dapat menumbuhkan kegairahan dan membangkitkan antusias siswa dalam berkompetisi antara sesama kelompok belajar sehingga terjadilah suasana belajar yang saling mengisi dari segi pengetahuan dan keahlian. Model pembelajaran ini juga memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreativitas dan terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada tiap individu, yang pada akhirnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur dalam penelitian ini membawa dampak positif pada guru lain untuk membuat suatu perubahan dalam pembelajaran dengan cara menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi pada penelitian tindakan kelas ini, Dapat dikemukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada guru-guru khususnya guru biologi, agar dapat menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa. 2. Diharapkan kepada guru yang melakukan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur pada indikator menjawab pertanyaan guru, guru harus memanggil nomor secara acak supaya anggota kelompok mendapat kesempatan yang sama. 3. Untuk melaksanakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur disarankan lebih efektif dalam pengunaan waktu pada penempelan gambar dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS supaya waktu untuk kegiatan berikut bisa terlaksana sesuai dengan waktu yang ditentukan. 4. Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan LKS tebak alur disarankan guru harus membimbing siswa dalam belajar secara terstruktur dan terarah.
DAFTAR RUJUKAN
Anwar, Syafri. 2009. Penelitian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press Agus, Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM: Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Akasara Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Etin Sholehatin, dkk. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. http://www.google.co.id=lks tebak alur.htm diakses tanggal 1 Desember 2010 Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta. Isjoni. 2009: Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Isjoni, Dkk. 2007. Paradigma Pembelajaran Bermakna. Bandung: Falah Production Oman, Karmana. 2007. Cerdas Belajar Biologi Kelas X. Grafindo. Bandung. Lie, Anita. 2004. Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperatif Learning Di ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo. Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa-University Press. Mufid, Masruhan.2007. Meningkat Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII A MTs Islamyah Sumpiuh- Banyumas. http: Mufid// bogspot.com.2007. Diakses September 2010. Nanik Riyanti. 2010. Penggunaan Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI 73
Madrasah Aliyah Ittihadul Muslimin Koto Gasib Kabupaten Siak. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Nurhasanah Saily. 2009. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X.I SMA NEGERI 1 PEKANBARU. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Poppy K. Devi.Dkk.2007. Model Pembelajaran Kooperatif. Bandung: sedc Sanjaya,Wina. 2009. Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardirman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Bumi Aksara. Slavin, Robert. E. 1995. Cooperatif Learning : Theorri, Research and Practice. Secon Edition. Massachutts, Allyn and Bacon Publisshers. Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya Suharsimi A. Dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Syah .2003. Psikologi belajar. Raja Grafindo. Jakarta. Tati, Suryati. 2007. Biologi SMA Kelas X. Yudistira. Bandung. Tim Penyusun. 2004. Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Tim Penyusun. 2003. Buku Pegangan Guru Biologi Ia. Klaten. Intan Pariwira Tugiman,dkk. 2008 Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru RPP dan LKS. Depdiknas. FKIP Universitas Riau Trianto. 2007. Model Pembelajaran Inovatif Beroreantasi Kontruktivistik. Prestaki Pustaka. Jakarta. Yamin Martinis, 2007. Kiat membelajarkan siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus I Pertemuan 1 ) Nama Sekolah
: SMAN 14 Siak
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester : X/ II Konsep
: Kingdom Plantae
Sub konsep
: Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Alokasi Waktu
: 2 X 45Menit
I. Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati II. Kompetensi Dasar 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi III. Indikator 1. Mengindentifikasi ciri-ciri umum plantae 2. Mengidentifikasi ciri tumbuhan lumut 3. Menyajikan contoh dari tumbuhan lumut 4. Menjelaskan perkembangbiakan tumbuhan lumut 5. Menemukan peranan tumbuhan lumut IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum plantae 2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri dari tumbuhan lumut 3. Siswa dapat membandingkan kelas dari tumbuhan lumut beserta contoh 4. Siswa dapat menjelaskan daur hidup lumut daun 5. Siswa dapat menjelaskan perbedaan generasi gametofit dan sporofit dari daur hidup tumbuhan lumut 6. Siswa dapat menentukan reproduksi generatif dan vegetatif dari daur hidup lumut
7. Siswa dapat menjelaskan peranan tumbuhan lumut bagi kehidupan V. Materi Pembelajaran • Plantae • Tumbuhan lumut VI. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan
: Pendekatan Konsep, Keterampilan Proses
2. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Heads Together 3. Metoda Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah VII. Langakah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) a. Apersepsi ( Mengkondisikan siswa siap untuk belajar dengan memulai berdoa dan menyampaikan tujuan pembelajaran) b. Motivasi : apa yang kamu ketahui tentang tumbuhan?( fase 1) B. Kegiatan Inti (70 menit) 1. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri plantae/ tumbuhan dan ciri tumbuhan lumut
( fase 2)
2. Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditunjuk (fase 3) 3. Guru membagikan nomor setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5 (fase 3 langkah1) 4. Guru membagikan LKS pada setiap angota kelompok yang berisi lembar kerja dan pertayaan ( fase 3 Langkah 2) 5. Anggota kelompok mendiskusikan pertayaan yang ada dalam LKS dan menyatukan pendapat dibawah bimbingan guru. (fase 4 langkah 3) 6. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan cara memanggil nomor, guru memanggil nomor secara acak. 7. Siswa yang terpanggil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru (fase 5 lankah 4)
C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 2. Guru memberikan tes secara lisan 3. Memberikan penghargaan (fase 6) 4. Guru memberikan tugas merangkum tumbuhan paku VIII. Sumber Belajar/ Bahan Ajar Buku Biologi kelas X, Buku Yudisthira,Grafindo,Esis,dan Erlangga, Intan Pariwara, LKS. IX. Penilaian 1. Jelaskan ciri umum dari plantae 2. Sebutkan 3 karakteristik dari tumbuhan lumut 3. Jelaskan perbedaan lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk 4. Jelaskan daur hidup lumut daun 5. Jelaskan perbedaan gametofit dan sporofit pada daur hidup lumut 6. Tentukan reproduksi generasi vegetatif dan generatif pada daur hidup lumut daun 7. Jelaskan peranan tumbuhan lumut
Mengetahui Kepala SMAN 14 Siak
Tasril,S.Pd,M.Pd NIP.196405121993031021
Perawang, 16 Maret Guru bidang studi
Yulia Farida,S.Pd Nip.197304042005012005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus I Pertemuan 2 ) Nama Sekolah
: SMAN 14 Siak
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester : X/ II
I.
Konsep
: Kingdom Plantae
Sub Konsep
: Tumbuhan paku (Pterydophyta)
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
II. Kompetensi Dasar 3.3. Mendeskripsikan ciri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi III. Indikator 1. Mengindentifikasi ciri-ciri tumbuhan paku 2. Menjelaskan perkembangbiakan tumbuhan paku 3. Menyajikan contoh dari tumbuhan paku 4. Menemukan peranan tumbuhan paku IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebut ciri-ciri tumbuhan paku 2. Siswa dapat menjelaskan daur hidup paku homospora 3. Siswa dapat menjelaskan perbedaan generasi gametofit dengan sporofit 4. Siswa dapat menetukan fase generatif dan vegetatif pada perkembangbikan paku 5. Siswa dapat membedakan kelas dari tumbuhan paku dan contoh masing kelas 6. Siswa dapat membedakan paku berdasarkan sporanya 7. Siswa dapat menyebutkan peranan tumbuhan paku
V. Materi Pembelajaran •
Tumbuhan paku
VI. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan
: Pendekatan Konsep, Keterampilan Proses
2. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Heads Together 3. Metoda Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah VII. Langakah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) a. Apersepsi ( Mengkondisikan siswa siap untuk belajar dengan memulai berdoa dan menyampaikan tujuan pembelajaran b. Motivasi : guru memperlihatkan tumbuhan lumut dan tumbuhan paku apa yang kamu ketahui tentang perbedaan tumbuhan lumut dan paku. ( fase 1) B. Kegiatan Inti (70 menit) 1. Guru menjelaskan tentang ciri tumbuhan paku. ( fase 2 ) 2. Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditunjuk. ( fase 3 ) 3. Guru membagikan nomor setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5. (fase 3 langkah 1 ) 4. Guru membagikan LKS pada setiap anggota kelompok yang berisi lembar kerja dan pertayaan. (langkah 2) 5. Anggota kelompok mendiskusikan pertayaan yang ada dalam LKS dan menyatukan pendapat di bawah bimbingan guru. ( fase 4 langkah 3) 6. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan cara memanggil nomor, guru memanggil nomor secara acak. 7. Siswa yang terpanggil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru ( fase 5 langkah 3)
C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 2. Guru memberikan tes secara lisan 3. Memberikan penghargaan.( fase 6 ) 4. Guru memberikan tugas merangkum tumbuhan berbiji VIII.
Sumber Belajar/ Bahan Ajar Buku Biologi kelas X, Buku Yudisthira,Grafindo,Esis,dan Erlangga, Intan Pariwara LKS.
IX. Penilaian 1. Sebutkan 3 ciri tumbuhan paku 2. Jelaskan daur hidup paku homospora 3. Jelaskan perbedaan generasi gametofit dengan sporofit 4. Tentukan reproduksi vegetatif dan generatif pada daur hidup paku 5. Sebutkan 4 kelas tumbuhan paku dan jelaskan perbedaan masingmasingnya 6. Jelaskan perbedaan tumbuhan paku berdasarkan sporanya. 7. Sebutkan 5 manfaat tumbuhan paku
Mengetahui Kepala SMAN 14 Siak
Tasril,S.Pd,M.Pd NIP.196405121993031021
Perawang, 23 Maret 2011 Guru bidang studi
Yulia Farida,S.Pd Nip.197304042005012005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus I Pertemuan 3) Nama Sekolah
: SMAN 14 Siak
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester : X/ II
I.
Konsep
: Kingdom Plantae
Sub Konsep
: Tumbuhan berbiji (spermatophyta)
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
II.
Kompetensi Dasar 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup dibumi
III.
Indikator 1. Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan berbiji 2. Menjelaskan perkembangbiakan tumbuhan berbiji 3. Menyajikan contoh dari tumbuhan berbiji 4. Menemukan peranan tumbuhan berbiji
IV.
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebut ciri-ciri umum tumbuhan berbiji 2. Siswa
dapat
membandingkan
tumbuhan
gymnospermae
dan
angiospermae beserta contoh. 3. Siswa dapat membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil beserta contoh 4. Siswa dapat menjelaskan daur hidup tumbuhan angiospermae 5. Siswa dapat menyebutkan peranan tumbuhan berbiji V.
Materi Pembelajaran • Tumbuhan berbiji
VI.
Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan
: Pendekatan Konsep, Keterampilan Proses
2. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Heads Together 3. Metoda Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) a. Apersepsi (Mengkondisikan siswa siap untuk belajar dengan memulai berdoa dan menyampaikan tujuan pembelajaran b. Motivasi: mengapa tumbuhan biji dikatakan kormofita berbiji? (fase 1) B. Kegiatan Inti (70 menit) 1. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri tumbuhan berbiji (fase 2) 2. Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditunjuk (fase 3). 3. Guru membagikan nomor setiap anggota kelompok diberi nomo1-5 (fase 3 langkah 1) 4. Guru membagikan LKS pada setiap anggota kelompok yang berisi lembar kerja dan pertanyaan (langkah 2) 5. Anggota kelompok mendiskusikan pertayaan yang ada dalam LKS dan menyatukan pendapat dibawah bimbingan guru (fase 4 langkah 3). 6. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan cara memanggil nomor, guru memanggil nomor secara acak 7. Siswa yang terpanggil menjawab pertayaan yang diajukan oleh guru (fase 5 langkah 4).
C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 2. Guru memberikan tes secara lisan 3. Memberikan penghargaan.( fase 6 ) 4. Guru memberikan tugas merangkum philum porifera VIII.
Sumber Belajar/ Bahan Ajar Buku Biologi kelas X, Yudisthira,Grafindo,Esis,dan Erlangga, Intan Pariwara, LKS.
IX.
Penilaian 1. Sebutkan ciri tumbuhan berbiji 2. Jelaskan perbedaan tumbuhan gymnospermae dengan angiospermae beserta contoh 3. Jelaskan perbedaan tubuhan monokotil dengan tumbuhan dikotil 4. Jelaskan daur hidup tumbuhan angiospermae 5. Sebutkan peranan tumbuhan biji
Mengetahui Kepala SMAN 14 Siak
Perawang, 30 Maret 2011 Guru bidang studi
Tasril,S.Pd,M.Pd NIP.196405121993031021
Yulia Farida,S.Pd Nip.197304042005012005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus II Pertemuan 1 ) Nama Sekolah
: SMAN 14 Siak
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester : X/ II Konsep
: Kingdom Animalia
Sub Konsep
: Porifera
Alokasi Waktu
: 2 X 45Menit
I. Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati II. Kompetensi Dasar 3.4. Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan. III. Indikator 1.
Mengenal ciri-ciri umum animalia
2.
Mengidentifikasi ciri-ciri filum porifera
3.
Menjelaskan perkembangbiakan porifera
4.
Mengidentifikasi kelas porifera
5.
Menemukan peranan porifera dari literatur
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebut ciri-ciri umum animalia 2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri porifera 3. Siswa dapat menjelaskan tipe saluran air dan gambar berbagai porifera 4. Siswa dapat menjelaskan perkembangbiakan porifera vegetatif dan generatif. 5. Siswa dapat membandingkan kelas dari philum dari porifera 6. Siswa dapat menjelaskan peranan porifera V. Materi Pembelajaran •
Porifera
VI. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan
: Pendekatan Konsep, Keterampilan Proses
2. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Heads Together 3. Metoda Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) a. Apersepsi ( Mengkondisikan siswa siap untuk belajar dengan memulai berdoa dan menyampaikan tujuan pembelajaran b. Motivasi:
pada film kartun squarepants apakah yang berfungsi
sebagai porifera
(fase 1)
B. Kegiatan Inti (70 menit) 1. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri umum animalia dan porifera secara ringkas (fase 2) 2. Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditunjuk (fase 3) 3. Guru membagikan nomor setiap anggota kelompok diberi nomor 1 – 5 (fase 3 langkah 1) 4. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok dan masing-masing siswa yang berisi lembar kerja dan pertanyaan (langkah 2) 5. Setiap kelompok siswa mendiskusikan pertayaan yang ada dalam LKS dan menyatukan pendapat dibawah bimbingan guru (fase 4 langkah 3) . 6. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS akan menjawab soal dengan cara memanggil nomor, guru memanggil nomor secara acak 7. Siswa yang terpanggil menjawab pertayaan yang diajukan oleh guru (fase 5 langkah 4) C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1 Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 2. Guru memberikan tes secara lisan 3. Memberikan penghargaan.(fase 6)
4. Guru memberi tugas di rumah 1. Sebutkan ciri-ciri porifera 2. Sebutkan dan jelaskan 3 tipe saluran air pada porifera 3. Jelaskan fungsi sel di bawah ini a. Koanosit
c. Skleroplas
b. Amoebosit
d. Arkeosit
4. Sebutkan dan jelaska perbedaan dari 3 kelas philum dari porifera. 5. Sebutkan peranan dari porifera bagi kehidupan manusia. 5. Guru memberikan tugas merangkum philum Coelenterata VIII. Sumber Belajar/ Bahan Ajar Biologi kelas X, Yudisthira,Grafindo,Esis,dan Erlangga, LKS. IX. Penilaian 1. Sebutkan ciri umum dari animalia 2. Jelaskan ciri-ciri porifera 3. Jelaskan perbedaan tiga tipe saluran air pada porifera 4. Jelaskan perkebangbiakan porifera vegetatif dan generatif 5. Jelaskan 3 perbedaan dari masing-masing kelas dari porifera 6. Sebutkan peranan porifera dalam kehidupan manusia
Mengetahui Kepala SMAN 14 Siak
Perawang, 6 April 2011 Guru bidang studi
Tasril,S.Pd,M.Pd NIP.196405121993031021
Yulia Farida,S.Pd Nip.197304042005012005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus II Pertemuan 2 ) Nama Sekolah
: SMAN 14 Siak
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester : X/ II Konsep
: Kingdom Animalia
Sub Konsep
: Coelenterata
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
I. Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati II. Kompetensi Dasar 3.4. Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan. III. Indikator 1. Mengidentifikasi ciri-ciri umum coelenterata 2. Mengidentifikasi perbedaan klasifikasi filum coelenterata 3. Menjelaskan perkembangbiakan coelenterata 4. Menemukan peranan coelenterata dari literatur IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebut ciri-ciri umum coelenterata 2. Siswa dapat membedakan bentuk tubuh coelenterata 3. Siswa dapat membandingkan 3 kelas coelenterata 4. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Obelia sp 5. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Auria aurita 6. Siswa dapat menyebutkan peranan coelenterata V. Materi Pembelajaran • Coelenterata VI. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan
: Pendekatan Konsep, Keterampilan Proses
2. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Heads Together 3. Metoda Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) a. Apersepsi ( Mengkondisikan siswa siap untuk belajar dengan memulai berdoa dan menyampaikan tujuan pembelajaran b. Motivasi:
Tahukan kamu ubur-ubur dan karang ? apa ciri
karakteristik kedua hewan ini (fase 1) B. Kegiatan Inti (70 menit ) 1. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri umum coelenterata (fase 2) 2. Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditunjuk (fase 3) 3. Guru membagikan nomor setiap anggota kelompok diberi nomor 1 – 5 (fase 3 langkah 1) 4. Guru membagikan LKS pada setiap anggota kelompok yang berisi lembar kerja dan pertanyaan (langkah 2) 5. Anggota kelompok mendiskusikan pertayaan yang ada dalam LKS dibawah bimbingan guru (fase 4 langkah 3). 6. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan cara memanggil nomor, guru memanggil nomor secara acak 7. Siswa yang terpanggil menjawab pertayaan yang diajukan oleh guru (fase 5 langkah 4). C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 2. Guru memberi tes secara lisan 3. Guru memberikan penghargaan (fase 6) 4. Guru memberikan tugas untuk dirumah 1. Sebutkan 3 karateristik coelenterata
2. Sebutkan 2 bentuk coelenterata dan jelaskan perbedaan masingmasingnya 3. Buat gambar dan jelaskan daur hidup Obelia genuculata 4. Buat gambar dan jelaskan daur hidup Aurelia aurita 5. Sebutkan peranan coelenterata bagi kehidupan 5. Guru memberikan tugas merangkum philum Platyhelminthes VIII. Sumber Belajar/ Bahan Ajar Buku Biologi kelas X, buku Yudisthira,Grafindo,Esis,dan Erlangga, Intan Pariwara LKS. IX. Penilaian 1. Sebutkan ciri coelenterata 2. Jelaskan perbedaan bentuk tubuh coelenterata polip dan medusa 3. Jelaskan perbedaan 3 kelas dari coelenterata 4. Jelaskan daur hidup Obelia coelenterata 5. Jelaskan daur hidup dari Auria aurita 6. Sebutkan peranan coelenterata dalam kehidupan 7. Mengapa coelenterata bisa difungsikan sebagai taman laut
Mengetahui Kepala SMAN 14 Siak
Perawang, 12 April 2011 Guru bidang studi
Tasril,S.Pd,M.Pd
Yulia Farida,S.Pd
NIP.196405121993031021
Nip.197304042005012005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus II Pertemuan 3 ) Nama Sekolah
: SMAN 14 Siak
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester : X/ II Pokok Bahasan : Kingdom Animalia Topik
: Platyhelmintyes
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
I. Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati II. Kompetensi Dasar 3.4. Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan. III. Indikator 1. Mengenal ciri-ciri umum Platyhelminthes 2. Mengidentifikasi klasifikasi filum platyhelminthes 3. Menjelaskan daur hdup dari beberapa platyhelminthes 4. Menemukan peranan platyhelminthes dari literatur IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebut ciri-ciri umum plathyhelminthes 2. Siswa dapat menbedakan kelas dari filum plathyhelminthes 3. Siswa dapat menjelaskan struktur dari planaria 4. Siswa dapat menjelaskan perkembangbiakan planaria 5. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Faciola hepatica
6. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Clonorsis sinensis 7. Siswa dapat menjelaskan daur hidup dari Taenia solium 8. Siswa dapat menyebutkan peranan plathyhelminthes V. Materi Pembelajaran • Plathyhelminthes VI. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan Konsep, Keterampilan proses 2. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Heads Together 3. Metoda Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) a. Apersepsi (Mengkondisikan siswa siap untuk belajar dengan memulai berdoa dan menyampaikan tujuan pembelajaran b. Motivasi: di kamar mandi dan ditanah sering kita jumpai hewan panjang bulat berwarna putih kemerahan hewan apakah itu (fase 1) B. Kegiatan Inti (70 menit) 1. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri umum plathyhelminthes (fase 2) 2. Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditunjuk (fase 3) 3. Guru membagikan nomor setiap anggota kelompok diberi nomor 1 – 5 (fase 3 langkah 1) 4. Guru membagikan LKS pada setiap anggota kelompok yang berisi lembar kerja dan pertanyaan ( langkah 2 )
5. Anggota kelompok mendiskusikan pertayaan yang ada dalam LKS dan menyatukan pendapat dibawah bimbingan guru (fase 4 langkah 3). 6. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan cara memanggil nomor, guru memanggil nomor secara acak 7. Siswa yang terpanggil menjawab pertayaan yang diajukan oleh guru (fase 5 langkah 4 ). C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran 2. Guru memberikan kuis 3. Guru memberikan penghargaan (fase 6) 4. Guru memberi tugas untuk dirumah 1. Sebutkan 5 ciri dari Platyhelminthes 2. Jelaskan daur hidup Fasciola hepatica 3. Jelaskan daur hidup Clonorchis sinensis 4. Jelaskan daur hidup Taenia solium 5. Sebutkan inang tetap dan inang sementara dari cacing dibawah ini a. Fasciola hepatica b. Clonorchis sinensis c. Taenia solium 5. Guru memberikan tugas merangkum philum nemathelminthes VIII. Sumber Belajar/ Bahan Ajar
Buku Biologi kelas X, Yudisthira,Grafindo,Esis,dan Erlangga, Intan Pariwara, LKS. IX. Penilaian 1. Sebutkan 3 ciri platyhelminthes 2. Jelaskan perbedaan 3 kelas dari platyhelminthes. 3. Jelaskan struktur tubuh planaria 4. Jelaskan cara perkembangbiakan planaria dan apakah daya regenarasi 5. Jelaskan daur hidup Fasciola hepatika 6. Jelaskan daur hidup Clonorsis sinensis 7. Jelaskan daur hidup Taenia solium dan sebutakan inang sementara dari Taenia solium T.saginata 8. Jelaskan peranan platyhelminthes bagaimana cara mengatasi supaya tidak terinfeksi.
Mengetahui
Perawang, 27 April 2011
Kepala SMAN 14 Siak
Guru bidang studi
Tasril,S.Pd,M.Pd NIP.196405121993031021
Yulia Farida,S.Pd Nip.197304042005012005
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus II Pertemuan 4 ) Nama Sekolah
: SMAN 14 Siak
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester : X/ II Pokok Bahasan : Kingdom Animalia Topik
: Nemathelminthes
Alokasi Waktu
: 2 X 45 Menit
I. Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati II. Kompetensi Dasar 3. 4. Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan. III. Indikator 1. Mengenal ciri-ciri umum nemathelminthes 2. Mengidentifikasi klasifikasi filum nemathelminthes 3. Menjelaskan daur hdup dari kelas nemathelminthes 4. Menemukan peranan nemathelminthes dari literatur IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebut ciri-ciri umum nemathelminthes 2. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Ascaris lumbricoides (cacing perut) 3. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Ancylostoma duodenale (cacing tambang) 4. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Oxyuris vermicularis (cacing kremi) 5. Siswa dapat menjelaskan daur hidup Wuchereria bancrofti (cacing pilaria) 6. Siswa dapat menyebutkan peranan cacing filum nemathelminthes
V. Materi Pembelajaran • Nemathelminthes VI. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan
: Pendekatan Konsep, Keterampilan Proses
2. Model Pembelajaran : Kooperatif tipe Numbered Heads Together 3. Metoda Pembelajaran : Tanya Jawab, Diskusi, Pemberian tugas, Ceramah VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) a. Apersepsi (Mengkondisikan siswa siap untuk belajar dengan memulai berdoa dan menyampaikan tujuan pembelajaran) b. Motivasi: siapakah yang pernah penyakit cacingan? (fase 1 ) B. Kegiatan Inti (70 menit) 1. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri umum nemathelminthes (fase 2) 2. Guru menyuruh siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditunjuk (fase 3) 3. Guru membagikan nomor setiap anggota kelompok diberi nomor 1 – 5 (fase 3 langkah 1) 4. Guru membagikan LKS pada setiap anggota kelompok yang berisi lembar kerja dan pertanyaan (langkah 2). 5. Anggota kelompok siswa mendiskusikan pertayaan yang ada dalam LKS dan menyatukan pendapat dibawah bimbingan guru (fase 4 langkah 3). 6. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS akan menjawab pertanyan yang diajukan oleh guru dengan cara memanggil nomor, guru memanggil nomor secara acak 7. Siswa yang terpanggil menjawab pertayaan yang diajukan oleh guru (fase 5 langkah 4). C. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran
2. Guru memberikan tes secara lisan 3. Guru memberi penghargaan (fase 6) 4. Guru memberi tugas di rumah 1. Sebutkan 5 ciri dari nemathelminthes 2. Jelaskan daur hidup dari Ascaris lumbricoides (cacing perut) 3. Jelaskan daur hidup dari Ancylostoma duodenale (cacing tambang) 4. Jelaskan daur hidup dari Wuchereria brancrofti (cacing filaria) 5. Jelaskan bagaimana cara cacing filaria masuk kedalam tubuh manusia. 5. Guru memberikan tugas merangkum philum anelida VIII. Sumber Belajar/ Bahan Ajar Buku Biologi kelas X, Buku Yudisthira,Grafindo,Esis,dan Erlangga, Intan Pariwara LKS IX. Penilaian 1. Sebutkan 5 ciri cacing filum Nemathelminthes 2. Jelaskan daur hidup cacing Ascaris lumbricoides 3. Jelaskan daur hidup cacing Ancylostoma duodenale 4. Jelaskan daur hidup cacing Oxyuris vermicularis 5. Jelaskan daur hidup cacing Wuchereria bancrofti 6. Sebutkan peranan cacing nemathelminthes bagaimana upaya kita supaya tidak mendapat penyakit cacingan
Mengetahui Kepala SMAN 14 Siak
Perawang, 3 Mei 2011 Guru bidang studi
Tasril,S.Pd,M.Pd
Yulia Farida,S.Pd
NIP.196405121993031021
Nip.197304042005012005
Lampiran 2 LEMBARAN KERJA SISWA (LKS) TEBAK ALUR DAUR HIDUP LUMUT DAUN Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Tujuan
: 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi : Memahami ciri tumbuhan lumut, pergiliran keturunan/ daur hidup lumut, dan peranannya bagi manusia
Materi pembelajaran Tumbuhan lumut ( Bryopyta) Tumbuhan lumut secara evolusi paling sederhana dibandingkan paku dan tumbuhan biji karena merupakan peralihan antara tumbuhan bertalus (talopyta) dengan tumbuhan kormus (kormopyta) karena masih akar berupa rizoid. Batang tersusun atas sutu lapisan sel belum punya jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem (Tracheopyta). Daun hanya tersusun atas selapis sel dan sel-sel tersusun seperti jala dan mengandung kloroplas. Tumbuhan lumut mengalami pergiliran turunan disebut metagenesis, pergiliran turunan dua fase yaitu fase gametofit dominan/lebih lama hidup karena berupa tumbuhan lumut sedangkan fase sporofit lebih pendek hidupnya karena setelah sporogonium tua spora habis mati. Devisio tumbuhan lumut terdiri tiga kelas yaitu Musci (lumut daun), Hepaticae (lumut hati) dan Anthoceropsida (lumut tanduk). KEGIATAN I STRUKTUR TUBUH LUMUT DAUN 8 9 6
10 5 4
7
3 2 1
Pada gambar struktur lumut diatas tunjukan nomor 1. 6 2. 7 3. 8 4. 9 5. 10
KEGIATAN II DAUR HIDUP LUMUT DAUN Alat dan Bahan Sumber
: Gunting, lem, kertas kosong : Buku paket Biologi kelas X
Cara kerja : 1. Bacalah buku dan ringkasan materi di LKS serta kerjakan lembaran kerja ini dengan seksama 2. Guntinglah bagian-bagian gambar dan keterangannya serta urutan tiap tahapan dari Daur hidup lumut secara terpisah-pisah 3. Diskusikanlah bersama kelompok kerja bagaimana urutan reproduksi lumut daun yang benar 4. Tempelkanlah urutan daur hidup lumut daun sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu pada kertas kosong dengan menggunakan lem. Kemudian jawablah pertayaan
Sporangium
spora
anteridium
zygot
sporogonium
Tumbuhan lumut
arkegonium
sperma
protenema
ovum
Pertayaan : 1. Sebutkan ciri-ciri dari tumbuhan lumut 2. Jelaskan skema daur hidup lumut daun 3. Jelaskan bagaimana perbedaan antara keturunan sporofit dan gametofit 4. Tentukan generasi haploid(n) dan generasi diploid(2n) dalam siklus tersebut 5. Tentukan generasi reproduksi vegetatif dan generatif! 6. Sebutkan dan jelaskan 3 perbedaan tiga devisio tumbuhan lumut 7. Sebutkan 3 manfaat lumut bagi kehidup.
LEMBARAN KERJA SISWA (LKS) TEBAK ALUR DAUR HIDUP TUMBUHAN PAKU HOMOSPORA Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Tujuan
: 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi
: Memahami ciri tumbuhan paku, pergiliran keturunan/ daur hidup paku homospora ,dan peranannya bagi manusia
Materi Pelajaran Tumbuhan Paku (Pterydophita) Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan batang yang sejati. Akar berupa serabut, batangnya sudah memiliki berkas pengangkut yaitu xylem dan floem dan daun muda menggulung. Daun berdasarkan ukurannya dibedakan atas 2 macam yaitu daun kecil (mikrofil) daun besar (makrofil), sedangkan berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku ada yang disebut tropofil berfungsi sebagai asimilasi makanan dan ada yang disebut sporofil yang menghasilkan spora. Tumbuhan paku mengalami metagenesis yaitu fase sporofit lebih dominan/lebih lama hidupnya fase gametofit. Alat dan Bahan : Gunting, lem, kertas kosong Sumber : Buku paket Biologi kelas X Cara kerja : 1. Bacalah buku, ringkasan materi di LKS dan kerjakan lembaran kerja ini dengan seksama 2. Guntinglah bagian-bagian gambar dan keterangannya serta urutan tiap tahapan dari Daur hidup paku secara terpisah-pisah 3. Diskusikanlah bersama kelompok kerja bagaimana urutan reproduksi tumbuhan paku homospora yang benar 4. Tempelkanlah urutan daur hidup paku sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu pada kertas kosong dengan menggunakan lem. Kemudian jawablah pertayaan
a
b
Protalium dewasa a.arkegonium b.anteridium
Telur(ovum)
Sporofit muda
spermatozoid
Protalium muda
spora
Spora berkecambah
Sporofit dewasa
zigot
sporangium
Pertayaan : 1. Sebutkan ciri-ciri dari tumbuhan paku 2. Jelaskan skema daur hidup paku homospora 3. Jelaskan bagaimana perbedaan antara keturunan sporofit dan gametofit 4. Tentukan generasi haploid(n) dan generasi diploid(2n) dalam siklus tersebut 5. Tentukan generasi reproduksi vegetatif dan generatif ! 6. Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan atas tiga sebutkan dan jelaskan 7. Sebutkan 4 kelas tumbuhan paku dan jelaskan perbedaan masingmasingnya 8. Sebutkan 5 manfaat tumbuhan paku dalam kehidupan manusia
LEMBARAN KERJA SISWA (LKS) TEBAK ALUR DAUR HDUP TUMBUHAN BERBIJI Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Tujuan
: 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati : 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi : Memahami ciri tumbuhan biji, pergiliran keturunan/ daur hidup tumbuhan biji, dan peranannya bagi manusia
Materi Pelajaran Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) Tumbuhan biji berukuran makroskopis dengan ketinggian yang sangat bervariasi, habitus atau perawakan tumbuhan berbiji yaitu pohon, perdu, semak dan herba, terjadi penyerbukan dan pembuahan, habitatnya kebanyakan di darat namun ada yang mengapung di air. Terdiri dua subdevisio yaitu gymnospermae/tumbuhan berbiji terbuka(contoh pakis haji,dammar,pinus dan malinjo). Angiospermae/tumbuhan berbiji tertutup dibagi atas dua kelas antara lain: monokotil/tumbuhan berkeping satu (contoh padi, jagung, kunyit,alangalang, bawang dll). Dikotil/ tumbuhan berkeping dua (contoh nangka). KEGIATAN I : DAUR HIDUP TUMBUHAN BIJI Alat dan Bahan Sumber
: Gunting, lem, kertas kosong : Buku paket Biologi kelas X
Cara kerja : 1. Bacalah lembar kerja ini dengan seksama 2. Guntinglah bagian-bagian gambar dan keterangannya serta urutan tiap tahapan dari Daur hidup Tumbuhan berbiji secara terpisah-pisah 3. Diskusikanlah bersama kelompok kerja bagaimana urutan reproduksi tumbuhan berbiji yang benar 4. Tempelkanlah urutan daur hidup tumbuhan berbiji sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu pada kertas kosong dengan menggunakan lem. Kemudian jawablah pertayaan
Megasporangium
mikrospora
Bakal biji dengan megasporangium
Nukeusendosperm
Megaspora yang bertahan hidup Gametofit jantan (Spermatozoid)
Zigot kepala putik tabung serbuk sperma sari
Perkecambahan biji
Bakal buah Mikrosporangium Embrio Eendosperm (cadangan makanan) Selaput biji
mikrosporosit
tabung serbuk sari
inti kandung lembaga skunder sel antipoda
Sel telur tankai putik
• fertilisasi Pelepas inti sperma
Bunga matang pada tumbuhan sporofit
Sperma Telur
sinergit
(MIKROFIL)
Pertayaan : 1. Sebutkan ciri-ciri dari tumbuhan berbiji 2. Jelaskan perbedaan proses pembentukan mikrospora dengan megaspora 3. Tentukan generasi haploid(n) dan generasi diploid(2n) dalam siklus tersebut 4. Sebutkan dua sub devisio dari tumbuhan berbiji dan jelaskan ciri-ciri masingmasing 5. Sebutkan 4 kelas dari sub devisio gymnospermae dan buat contoh masingmasing 6. Lengakapi tabel kelas dari angiospermae dibawah ini :
No
Aspek beda
1.
Akar
2.
Batang
3.
Daun
4.
Biji
5.
Tulang daun
6.
Kambium
7
Jumlah bagian bunga
8
Contoh
monokotil
7. Sebutkan manfaat tumbuhan berbiji bagi kehidupan manusia
dikotil
LEMBARAN KERJA SISWA (LKS) TEBAK ALUR DAUR HDUP PORIFERA Standar Kompetensi: 3. Memahami manfaat keanakaragaman hayati Kompetensi Dasar: 3.4. Mendeskripsikan ciri- ciri filum dalam dunia hewan Dan peranannya bagi kehidupan. Tujuan
: Memahami ciri-ciri porifera, klasifikasi, tipe saluran air porifera, dan peranannya bagi manusia
Materi Pelajaran PORIFERA Filum porifera lihat dari asal katanya poros = lubang-lubang kecil dan ferre = Mengandung, jadi porifera berarti hewan yang tubuhnya berpori-pori atau berlobang.Tubuhnya tersususun atas dua lapisan (ektoderm dan endoderm) antara kedua lapisan ini terdapat lapisan Mesoglea. Ekskresi dan respirasi dilakukan melalui permukaan tubuh. Reproduksi secara aseksual dengan tunas dan secara seksual. Bersifat monoseus atau hermaprodit.,. Porifera dibedakan atas 3 tipe saluran air yaitu: Ascon, Sycon, dan Rhagon/leucon. Porifera dibagi atas 3 kelas yaitu : Calcarea, Hexatinellida, dan Demospongia. Kegiatan I : DAUR HIDUP REPRODUKSI PORIFERA sperma larva
zigot
Porifera dewasa
Larva menempel
Larva yang dilepaskan Porifera muda
Pertanyaan. 1. Sebutkan cara reproduksi porifera aseksual dan seksual 2. Pada saat tidak menguntungkan porifera dapat membebtuk………. 3. Jelaskan hermaprodit atau berumah satu pada reproduksi porifera
KEGIATAN II : TIPE SALURAN AIR PORIFERA
5
Apakah tipe saluran air pada gambar diatas yang ditunjukan oleh bagian: A. …………. Jelaskan : ………………………………………………………………… …………………………………………………………………. …………………………………………………………………. ………………………………………………………………… B. …………. Jelaskan : …………………………………………………………………... …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… C. …………. Jelaskan : ………………………………………………………………….. …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… …………………………………………………………………… Pada gambar tipe saluran air di atas apakah yang ditunjukan oleh nomor-nomor berikut?
1. 2. 3. 4. 5.
……………………………….. ……………………………….. ……………………………….. ……………………………….. ………………………………..
KLASIFIKASI PORIFERA Lengkapi table di bawah ini! Kelas NO 1.
Aspek beda Susunan tubuh
Calcarea
Hexactinellida
Demospngiae
rangka
2. Habitat 3. Contoh Peranan Porifera antara lain 1. ……………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………
LEMBARAN KERJA SISWA (LKS) TEBAK ALUR COELENTERATA Standar Kompetensi: 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar : 3.4. Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan Tujuan
: Memahami ciri, daur hidup Coelenterata, dan peranannya bagi kehidupan manusia
Materi Pelajaran COELENTERATA Coelenterata berasal dari kata coilos = rongga dan enteron = usus, sering disebut hewan berongga gastrovaskuler yang difungsikan sebagai alat pencernaan makanan dan pengedar sari-sari makanan keseluruh tubuh. Tubuhnya terdiri atas 2 lapisan embrionik.Tubuhnya mempunyai 2 bentuk yaitu polip (hidup menetap), Medusa (hidupnya bergerak bebas). Memiliki tentakel yang dilengkapi dengan nematokist (sel penyegat).Reproduksi secara aseksual dan seksual Coelenterata dibagi atas 3 kelas yaitu Hydrozoa ( Hydra), Schypozoa (Aurelia), dan Anthozoa (Anemon laut & koral) KEGITATAN I BENTUK TUBUH COELENTERATA 1 2 3 3 4 4 5 5 6 6 2
(a)
1 (b)
Pertanyaan 1. Apakah yang ditunjuk oleh nomor pada gambar diatas 1………………….. . 2…………………… 3. ………………….
4. ………………………….. 5. ………………………….. 6. ………………………….
2. Tunjukan coelenterata bentuk polip dan medusa pada gambar diatas dan jelaskan perbedaan masing-masingnya
KEGAITAN II: DAUR HIDUP Obelia Alat dan Bahan Sumber
: Gunting, lem, kertas kosong : Buku paket Biologi kelas X
Cara kerja : 1. Bacalah lembar kerja ini dengan seksama 2. Guntinglah bagian-bagian gambar dan keterangannya serta urutan tiap tahapan dari Daur hidup Obelia secara terpisah-pisah 3. Diskusikanlah bersama kelompok kerja bagaimana urutan reproduksi Obelia yang benar 4. Tempelkanlah urutan daur hidup Obelia sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu pada kertas kosong dengan menggunakan lem. Kemudian jawablah pertayaan.
x y
medusa Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup dari Obelia 2. Sebutkan cara reproduksi aseksual dan seksual pada coelenterata 3. Larva bersilia disebut dengan………. 4. Pada koloni polip x dan y menujukan apa dan apa fungsinya
KEGIATAN III DAUR HIDUP Aurelia
Skisfistoma
skifistoma
Skifistoma
skifistoma
Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup dari Aurelia 2. Jelaskan proses strobilasi pada Aurelia 3. Tunas yang sudah matang melepaskan diri dari polip disebut…….. 4. Sebutkan peranan coelenterata pada kehidupan manusia
LEMBARAN KERJA SISWA (LKS) TEBAK ALUR PLATYHELMINTHES Standar Kompetensi: 3. Memahami manfaat keanakaragaman hayati Kompetensi Dasar: 3.4. Mendeskripsikan ciri- ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan. Tujuan
:
Memahami ciri, pergiliran keturunan/ daur hidup platyhelminthes, dan peranannya bagi manusia
Materi pelajaran PLATYHELMINTHES (cacing pipih) Platyhelminthes asal kata platy= pipih dan helminthes = cacaing, berarti Cacing bertubuh pipih seperti pita.Tubuhnya simetri bilateral, bersifat triloblastik acelomata. Saluran pencernaan belum sempurna yaitu mulut,faring,usus tanpa anus.respirasi dilakukan melalui permukaan tubuh. Ekskresi dilakukan oleh sel-sel api (flame cell). Sisstem saraf tangga tali. Reproduksi Platyhelminthes (cacing pipih) terdiri atas 3 kelas yaitu: Turbilaria contohnya Planaria, Trematoda contohnya cacing hati, dan Cestoda contohnya cacing pita. KELAS: TURBILARIA KEGIATAN I : STRUKTUR PLANARIA 2
3
7 1 4 5 6 Pada gambar planaria tunjunkan nomor 1. ………………………… 2. ………………………… 3. ………………………… 4. ………………………… 5. …………………………
6. ………………………… 7. …………………………
Perkembangbiakan planaria Pertanyaan 1. Gambar planaria diatas perkembangbiakan secara…………… 2. Jelaskan daya regenerasi pada planaria KEGIATAN II : DAUR HIDUP Faciola hepatika Alat dan Bahan Sumber
: Gunting, lem, kertas kosong : Buku paket Biologi kelas X
Cara kerja : 1. Bacalah lembar kerja ini dengan seksama 2. Guntinglah bagian-bagian gambar dan keterangannya serta urutan tiap tahapan dari Daur hidup platyhelminthes secara terpisah-pisah 3. Diskusikanlah bersama kelompok kerja bagaimana urutan reproduksi platyhelminthes yang benar 4. Tempelkanlah urutan daur hidup platyhelminthes sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu pada kertas kosong dengan menggunakan lem. Kemudian jawablah pertayaan
metaserkaria Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup dari Fasciola hepatica 2. Sebutkan hospes/inang tetap dan inang sementara dari Fasciola hepatica 3. Sebutkan larva yangberkembang dalam tubuh siput 4. Telur jatuh pada tempat yang sesuai menjadi larva……
KEGIATAN III : DAUR HIDUP Clonorchis sinensis
Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup dari Clonorchis sinensis 2. Sebutkan hospes/inang tetap dan inang sementara dari Clonorchis sinensis
KEGIATAN IV : DAUR HIDUP Taenia solium dan Taenia saginata
Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup dari Taenia solium atau Taenia saginata 2. Sebutkan hospes/inang tetap dan inang sementara dari Taenia solium dan Taenia saginata 3. Bagaimana cara penularan kedua cacing ini kepada manusia 4. Sebutkan peranan cacing platyhelminthes bagi kehidupan manusia
LEMBARAN KERJA SISWA (LKS) TEBAK ALUR NEMATHELMINTHES Standar Kompetensi: Memahami mamfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan Tujuan
: Memahami ciri-ciri dan pergiliran keturunan/ daur hidup Nematoda, dan peranannya bagi manusia
Materi Pelajaran NEMATHELMINTHES Nemathelminthes berasal dari kata nema= benang dan helminthes= cacing Nemathelminthes berarti cacing bulat panjang atau cacing benang. Bentuk tubuhnya Bulat panjang dan tidak beruas. Permukaan tubuhnya licin dan dilapisi oleh kutikula. Rongga tubuhnya tidak dilapisi oleh selaput peritoneum. Sistem pencenaan sempurna(mulut, kerongkongan, usus, anus). System saraf tangga tali. Sistem ekskresi dengan alat yang disebut pronefredia. Respirasi melalui seluruh permukaan tubuh. Alat kelamin terpisah. Umumnya parasit pada vertebrata. Nemathelminthes terdiri atas 3 kelas yaitu Nematoda, Archanthocephala, Nematomorpha. Pada nemathelminthes yang dibahas adalah kelas Nematoda, Contoh cacing perut ( Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale) cacing kremi (Oxyuris vermicularis ) cacing filaria(wuchereria bancrofti). KEGIATAN I: Daur hidup Ascaris lumbricoides (cacing perut) Alat dan Bahan : Gunting, lem, kertas kosong Sumber : Buku paket Biologi kelas X Cara kerja : 1. Bacalah lembar kerja ini dan buku dengan seksama 2. Guntinglah bagian-bagian gambar dan keterangannya serta urutan tiap tahapan dari Daur hidup nematoda secara terpisah-pisah 3. Diskusikanlah bersama kelompok kerja bagaimana urutan reproduksi cacing nemetoda yang benar
4. Tempelkanlah urutan daur hidup cacing nematoda sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu pada kertas kosong dengan menggunakan lem. Kemudian jawablah pertayaan
Pertayaan : 1. Buat skema daur hidup Ascaris lumbricoides (cacing perut). 2. Dimanakah hidup Ascaris lumbricoides pada manusia 3. Bagaimana cacing Ascaris lumbricoides bisa masuk kembali ke usus halus manusia. 4. Mengapa Ascaris lumbricoides parasit pada manusia. KEGIATAN II: DAUR HIDUP Ancylostoma duodenale ( Cacing Tambang)
Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup Ancylostoma duodenale (cacing tambang). 2. Dimanakah hidup Ancylostoma duodenale pada manusia 3. Bagaimana cacing Ancylostoma duodenale bisa masuk kembali ke usus halus manusia. 4. Mengapa Ancylostoma duodenale parasit pada manusia sehingga dapat menyebabkan penyakit………………
KEGIATAN III : DAUR HIDUP Oxyuris vermicularis (Cacing kremi)
Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup Oxyuris vermicularis (cacing kremi). 2. Dimanakah hidup dan bertelur Oxyuris vermicularis pada manusia 3. Bagaimana cacing Oxyuris vermicularis
bisa masuk kembali ke usus
halus manusia. 4. Mengapa Oxyuris vermicularis parasit pada manusia KEGIATAN IV : Wuchereria bancrofti (Cacing Filaria)
Pertanyaan 1. Buat skema daur hidup Wuchereria bancrofti (cacing filaria). 2. Dimanakah hidup Wuchereria bancrofti (cacing filaria) pada manusia 3. Bagaimana cacing Wuchereria bancrofti bisa masuk kembali ke tubuh manusia, dan apakah nama nyamuknya………………. 4. Mengapa parasit Wuchereria bancrofti pada manusia dan penyakitnya disebut……. 5. Sebutkan manfaat cacing nematoda bagi kehidupan manusia.
Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (SIKLUS I) Pertemuan: Pertama
Hari/Tanggal : Rabu/16 Maret 2011
Indikator yang diamati: 1. Mengerjakan LKS 2. Berdiskusi 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Menanggapi pendapat teman 5. Bertanya kepada guru 6. Membuat diagram (alur) Pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada nomor yang sesuai dengan kegiatan siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kelompok Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Biji
Porifera
Coelenterata
Kode siswa LMT 1 LMT 2 LMT 3 LMT 4 LMT 5 PKU 1 PKU2 PKU 3 PKU 4 PKU 5 BJI 1 BJI 2 BJI 3 BJI 4 BJI5 PRF 1 PRF 2 PRF3 PRF4 PRF 5 CLT 1 CLT 2 CLT 3 CLT 4 CLT 5
1 V V V V V V V V V V V V V I V V V V V V V V V V V
2 V V V V V V V V V V i V V V V V V V V
Indikator 3 4 V V V V V V V V V V V i i V -
5 V V V V i V V V
6 V V V V V V V V V V V V V I V V V V V V V V V V V
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Platyhelminthes
Nemathelmintes
Annelida
PLT 1 PLT 2 PLT 3 PLT 4 PLT 5 NMT 1 NMT 2 NMT 3 NMT 4 NMT 5 AND 1 AND 2 AND 3 AND 4 AND 5
Frekuensi Persentase
V V V V V V V V V V V V V V 38 97%
V V V V V V V V 26 67%
V V V V V V V V V 14 36%
V V V 9 23%
V V V V V 12 31%
V V V V V V V V V V V V V V 38 97%
Kriteria Penilaian aktivitas belajar siswa Baik Sekali : 81% - 100% Baik : 61% - 80% Cukup : 41% - 60% Kurang : 21% - 40% Kurang Sekali : 0% - 20%
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (SIKLUS I) Pertemuan: Kedua
Hari/Tanggal : Rabu/23 Maret 2011
Indikator yang diamati: 1. Mengerjakan LKS 2. Berdiskusi 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Menanggapi pendapat teman 5. Bertanya kepada guru 6. Membuat diagram (alur) Pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada nomor yang sesuai dengan kegiatan siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelompok Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Biji
Porifera
Coelenterata
Platyhelminthes
Kode siswa LMT 1 LMT 2 LMT 3 LMT 4 LMT 5 PKU 1 PKU2 PKU 3 PKU 4 PKU 5 BJI 1 BJI 2 BJI 3 BJI 4 BJI5 PRF 1 PRF 2 PRF3 PRF4 PRF 5 CLT 1 CLT 2 CLT 3 CLT 4 CLT 5 PLT 1 PLT 2 PLT 3
1 V V i V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
2 V V I V V V V V V V V V V V V V V V V
Indikator 3 4 V I I V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
5 V I V V V V V V V
6 V V i V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nemathelmintes
Annelida
PLT 4 PLT 5 NMT 1 NMT 2 NMT 3 NMT 4 NMT 5 AND 1 AND 2 AND 3 AND 4 AND 5
Frekuensi Persentase
V V V V V V V V V V V S 38 100%
V V V V V V V V S 26 68%
V V V S 18 47%
V V V V S 13 34%
V V V V S 12 32%
V V V V V V V V V V V S 38 100%
Kriteria Penilaian aktivitas belajar siswa Baik Sekali : 81% - 100% Baik : 61% - 80% Cukup : 41% - 60% Kurang : 21% - 40% Kurang Sekali : 0% - 20%
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (SIKLUS I) Pertemuan: Ketiga
Hari/Tanggal : Rabu/30 Maret 2011
Indikator yang diamati: 1. Mengerjakan LKS 2. Berdiskusi 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Menanggapi pendapat teman 5. Bertanya kepada guru 6. Membuat diagram (alur) Pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada nomor yang sesuai dengan kegiatan siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelompok Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Biji
Porifera
Coelenterata
Platyhelminthes
Kode siswa LMT 1 LMT 2 LMT 3 LMT 4 LMT 5 PKU 1 PKU2 PKU 3 PKU 4 PKU 5 BJI 1 BJI 2 BJI 3 BJI 4 BJI5 PRF 1 PRF 2 PRF3 PRF4 PRF 5 CLT 1 CLT 2 CLT 3 CLT 4 CLT 5 PLT 1 PLT 2 PLT 3
1 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
2 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Indikator 3 4 V V V V V V V V V V V V V V V V
5 V V V V V V V V V
6 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nemathelmintes
Annelida
PLT 4 PLT 5 NMT 1 NMT 2 NMT 3 NMT 4 NMT 5 AND 1 AND 2 AND 3 AND 4 AND 5
Frekuensi Persentase
V V V V V V V V V V V V 40 100%
V V V V V V V V V V V V V V 28 16 70% 40%
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 10 13 40 25% 33% 100%
Kriteria Penilaian aktivitas belajar siswa Baik Sekali : 81% - 100% Baik : 61% - 80% Cukup : 41% - 60% Kurang : 21% - 40% Kurang Sekali : 0% - 20%
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (SIKLUS II) Pertemuan: Pertama
Hari/Tanggal : Rabu/6 April 2011
Indikator yang diamati: 1. Mengerjakan LKS 2. Berdiskusi 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Menanggapi pendapat teman 5. Bertanya kepada guru 6. Membuat diagram (alur) Pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada nomor yang sesuai dengan kegiatan siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelompok Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Biji
Porifera
Coelenterata
Platyhelminthes
Kode siswa LMT 1 LMT 2 LMT 3 LMT 4 LMT 5 PKU 1 PKU2 PKU 3 PKU 4 PKU 5 BJI 1 BJI 2 BJI 3 BJI 4 BJI5 PRF 1 PRF 2 PRF3 PRF4 PRF 5 CLT 1 CLT 2 CLT 3 CLT 4 CLT 5 PLT 1 PLT 2 PLT 3
1 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
2 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Indikator 3 4 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
5 V V V V V V V V V V -
6 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nemathelmintes
Annelida
PLT 4 PLT 5 NMT 1 NMT 2 NMT 3 NMT 4 NMT 5 AND 1 AND 2 AND 3 AND 4 AND 5
Frekuensi Persentase
V V V V V V V V V V V V 40 100%
V V V V V V V V V V 30 75%
V V V V V V V V V V V V 29 73%
V V V V V 15 38%
V V V V 14 35%
V V V V V V V V V V V V 40 100%
Kriteria Penilaian aktivitas belajar siswa Baik Sekali : 81% - 100% Baik : 61% - 80% Cukup : 41% - 60% Kurang : 21% - 40% Kurang Sekali : 0% - 20%
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (SIKLUS II) Pertemuan: Kedua
Hari/Tanggal : Selasa/12 April 2011
Indikator yang diamati: 1. Mengerjakan LKS 2. Berdiskusi 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Menanggapi pendapat teman 5. Bertanya kepada guru 6. Membuat diagram (alur) Pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada nomor yang sesuai dengan kegiatan siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelompok Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Biji
Porifera
Coelenterata
Platyhelminthes
Kode siswa LMT 1 LMT 2 LMT 3 LMT 4 LMT 5 PKU 1 PKU2 PKU 3 PKU 4 PKU 5 BJI 1 BJI 2 BJI 3 BJI 4 BJI5 PRF 1 PRF 2 PRF3 PRF4 PRF 5 CLT 1 CLT 2 CLT 3 CLT 4 CLT 5 PLT 1 PLT 2 PLT 3
1 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
2 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Indikator 3 4 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
5 V V V V V V V V V V V
6 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nemathelmintes
Annelida
PLT 4 PLT 5 NMT 1 NMT 2 NMT 3 NMT 4 NMT 5 AND 1 AND 2 AND 3 AND 4 AND 5
Frekuensi Persentase
V V V V V V V V V V V V 40 100%
V V V V V V V V V 33 83%
V V V V V V V V V 31 78%
V V V V V V V 19 48%
V V V V V 16 40%
V V V V V V V V V V V V 40 100%
Kriteria Penilaian aktivitas belajar siswa Baik Sekali : 81% - 100% Baik : 61% - 80% Cukup : 41% - 60% Kurang : 21% - 40% Kurang Sekali : 0% - 20%
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (SIKLUS II) Pertemuan: Ketiga
Hari/Tanggal : Rabu/27 April 2011
Indikator yang diamati: 1. Mengerjakan LKS 2. Berdiskusi 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Menanggapi pendapat teman 5. Bertanya kepada guru 6. Membuat diagram (alur) Pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada nomor yang sesuai dengan kegiatan siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelompok Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Biji
Porifera
Coelenterata
Platyhelminthes
Kode siswa LMT 1 LMT 2 LMT 3 LMT 4 LMT 5 PKU 1 PKU2 PKU 3 PKU 4 PKU 5 BJI 1 BJI 2 BJI 3 BJI 4 BJI5 PRF 1 PRF 2 PRF3 PRF4 PRF 5 CLT 1 CLT 2 CLT 3 CLT 4 CLT 5 PLT 1 PLT 2 PLT 3
1 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
2 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Indikator 3 4 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
5 V V V V V V V V V V V V
6 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nemathelmintes
Annelida
PLT 4 PLT 5 NMT 1 NMT 2 NMT 3 NMT 4 NMT 5 AND 1 AND 2 AND 3 AND 4 AND 5
Frekuensi Persentase
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 40 36 33 100% 90% 83%
V
V V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 21 20 40 53% 50% 100%
Kriteria Penilaian aktivitas belajar siswa Baik Sekali : 81% - 100% Baik : 61% - 80% Cukup : 41% - 60% Kurang : 21% - 40% Kurang Sekali : 0% - 20%
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (SIKLUS II) Pertemuan: Keempat
Hari/Tanggal : Rabu /3 Mei 2011
Indikator yang diamati: 1. Mengerjakan LKS 2. Berdiskusi 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Menanggapi pendapat teman 5. Bertanya kepada guru 6. Membuat diagram (alur) Pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan memberi tanda ceklis (V) pada nomor yang sesuai dengan kegiatan siswa. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kelompok Tumbuhan Lumut
Tumbuhan Paku
Tumbuhan Biji
Porifera
Coelenterata
Platyhelminthes
Kode siswa LMT 1 LMT 2 LMT 3 LMT 4 LMT 5 PKU 1 PKU2 PKU 3 PKU 4 PKU 5 BJI 1 BJI 2 BJI 3 BJI 4 BJI5 PRF 1 PRF 2 PRF3 PRF4 PRF 5 CLT 1 CLT 2 CLT 3 CLT 4 CLT 5 PLT 1 PLT 2 PLT 3
1 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
2 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Indikator 3 4 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
5 V V V V V V V V V V V V V V V V V V
6 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nemathelmintes
Annelida
PLT 4 PLT 5 NMT 1 NMT 2 NMT 3 NMT 4 NMT 5 AND 1 AND 2 AND 3 AND 4 AND 5
Frekuensi Persentase
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 40 37 100% 93%
V V V V V V V V V V V 35 88%
V V V V V V V V V 23 58%
V V V V V V V 25 63%
V V V V V V V V V V V V 40 100%
Kriteria Penilaian aktivitas belajar siswa Baik Sekali : 81% - 100% Baik : 61% - 80% Cukup : 41% - 60% Kurang : 21% - 40% Kurang Sekali : 0% - 20%
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
Lampiran 4 CATATAN LAPANGAN SIKLUS I( 3 X Pertemuan) Hari / Tanggal Pertemuan Materi
: Rabu / 16 Maret 2011 :1 : Tumbuhan lumut
Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Pada saat siswa disuruh duduk pada kelompoknya masing-masing siswa kelihatan ribut, ketika diskusi kelas dengan menggunakan NHT siswa belum semuanya dapat mengikuti proses pembelajaran karena terlihat masih ada siswa yang tidak mengerjakan LKS, dan waktu penempelan gambar masih banyak yang bermainmain sehingga waktu yang digunakan untuk mengerjakan LKS berlebih yang sudah di rencanakan. Sebagian kelompok pada indikator diskusi masih rendah karena masih banyak mengerjakan LKS sendiri-sendiri Aktivitas guru: Setelah guru menjelaskan ciri umum plantae dan ciri tumbuhan lumut, guru menyuruh siswa berkelompok, pada diawalnya siswa sulit untuk ditenangkan, siswa dapat dikondisikan dengan baik. Guru membimbing dalam diskusi kelompok dan menjelaskan cara kerja penempelan gambar daur hidup tumbuhan lumut. Saran perbaikan Untuk pertemuan berikutnya supaya lebih efesien waktu untuk diskusi, sebelum mulai pembelajaran siswa sudah duduk berkelompok supaya waktu cukup sesuai yang diharapkan. Pada mengerjakan LKS lebih ditingkatkan kerja samanya.
Perawang, 16 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I( 3 X Pertemuan) Hari / Tanggal Pertemuan Materi
: Rabu / 23 Maret 2011 :2 : Tumbuhan Paku ( Pteridopyta)
Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Semua siswa sudah mengerjakan LKS dengan agak serius dan Siswa sudah bisa bekerja kelompok sehingga indikator diskusi dan menjawab pertanyaan sudah meningkat dari pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini ada 2 orang siswa yang tidak hadir. Aktivitas guru: Guru menjelaskan ciri-ciri tumbuhan paku dengan mendemontrasikan tumbuhan paku dan lumut yang dipegang oleh guru dan menjelaskan perbedaan dilihat secara struktur tubuhnya. Guru pergi ke masing-masing kelompok untuk membimbing siswa dalam diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan siswa apabila ada yang bertanya kemudian membimbing diskusi kelas. Saran perbaikan Pengaturan waktu ketika berdiskusi lebih diperhatikan lagi, supaya bisa dilaksanakan guru memberi penghargaan kepada siswa.
Perawang, 23 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I( 3 X Pertemuan) Hari / Tanggal Pertemuan Materi
: Rabu / 30 Maret 2011 :3 : Tumbuhan Biji (Spermatopyta)
Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Siswa dengan serius mendengar penjelasan guru tapi pada waktu kerja kelompok siswa mengalami kesulitan dalam membuat alur daur hidup tumbuhan biji, sehingga banyak siswa yang bertanya kepada guru. Pada menjawab pertanyaan tidak antusias seperti pertemuan kedua karena pemahaman pada materi kurang sehingga pada menjawab pertanyaan siswa masih banyak yang salah menjawab dan siswa yang menanggapi juga belum sempurna. Aktivitas guru: Guru menjelaskan ciri-ciri tumbuhan biji, guru mengingatkan waktu untuk bekerja kelompok. Guru membimbing diskusi, dari jawaban siswa kurang sempurna maka guru menjelaskan daur hidup tumbuhan angiospermae(pembuhan ganda) Saran perbaikan Tingkat kerja sama dalam mengerjakan LKS dan untuk menjawab pertanyaan guru siswa lebih diacak lagi
Perawang, 23 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN ULANGAN HARIAN SIKLUS 1 Hari / Tanggal Materi
: Senin / 4 April 2011 : Tumbuhan lumut, Paku, Biji
Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Siswa mengerjakan soal ulangan dengan baik dan tenang Aktivitas guru: Sebelum ulangan berlangsung guru menyuruh siswa mengumpulkan tasnya kedepan yang ada di meja siswa hanya pulpen dengan lembaran soal, kemudian mengatur tempat duduk siswa dengan menjarangkan meja supaya tidak bisa kerja sama, kemudian guru membagikan soal, selama siswa mengerjakan soal guru mengawasi siswa. Saran perbaikan Lebih ketat lagi pengawasan kemudian apabila ada siswa yang kerja sama dipindah duduknya ke depan.
Perawang, 4 Apil 2011 Guru Mata Pelajaran (Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II( 4 X Pertemuan) Hari / Tanggal Pertemuan Materi
: Rabu / 6 April 2011 :1 : Porifera
Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Siswa mengerjakan LKS sudah bekerja sama yang baik. sehingga indicator diskusi presentase meningkat dari pertemuan sebelumnya hal ini bisa terlihat siswa semangat dan antusias menjawab pertanyaan hampir semuanya mengacungkan tangan. Dan apabila jawaban teman salah siswa sudah banyak yang menanggapi. Aktivitas guru: Menjelaskan ciri-ciri porifera, guru berjalan ke masing-masing kelompok untuk melihat pekerjaan siswa dan sambil menjawab pertanyaan siswa apabila ada yang bertanya. Kemudian membimbing siswa untuk diskusi kelas. Saran perbaikan Pertemuan berikut lebih meningkat lagi kerja samanya lebih hati-hati membuat alur daur hidup makhluk hidup.
Perawang, 23 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II( 4 X Pertemuan) Hari / Tanggal : Selasa / 12 April 2011 Pertemuan :2 Materi : Coelenterata Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Siswa mengerjakan LKS dengan kerjasama yang baik dan menjawab pertanyaan, bertanya dan menanggapi pertanyaan lebih meningkat dari pertemuan sebelumnya. Hal ini terlihat pada indicator menjawab pertanyaan sudah sudah bersemangat. Aktivitas guru: Guru menjelaskan ciri dari coelenterata kemudian membagikan LKS ke setiap masing-masing kelompok, guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS sewaktu penempelan gambar. Apakah urutan alurnya sudah benar yang dikerjakan siswa. Saran perbaikan Pada indicator menjawab pertanyaan guru lebih hati-hati penunjukan siswa supaya lebih di acak lagi.
Perawang, 23 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II( 4 X Pertemuan) Hari / Tanggal : Rabu / 27 April2011 Pertemuan :3 Materi : Platyhelmintes (cacing pipih) Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Pembelajaran sudah nampak aktif dan berjalan dengan baik karena terlihat siswa sudah hampir semuanya antusias menjawab pertanyaan baik yang berkemampuan tinggi dan rendah. Aktivitas guru: Guru menjelaskan ciri-ciri Platyhelmintes, sewaktu siswa mengerjakan LKS guru berkeliling ke setiap kelompok membimbing siswa, sambil menjawab pertanyaan siswa apabila ada yang bertanya. Saran perbaikan Lebih ditingkatkan lagi kerja sama dalam diskusi, yang berkemampuan tinggi membantu temannya berkemampuan rendah.
Perawang, 23 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II( 3 X Pertemuan) Hari / Tanggal Pertemuan Materi
: Rabu / 3 Mei 2011 :4 : Nemathelmintes (cacing gilig)
Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Secara umum siswa sudah menyenangi dan masing-masing kelompok dapat menyelesaikan LKS sesuai dengan waktu yang ditentukan. Diskusi berlangsung aktif dan banyak siswa menjawab pertanyaan, bertanya dan menanggapi pendapat teman. Pembelajaran berlangsung dengan baik sesuai dengan yang diharapkan Aktivitas guru: Guru menjelaskan ciri-ciri nemathelmintes, dan membimbing siswa dalam diskusi, menyimpulkan pembelajaran bersama siswa , pemberian tes secara lisan serta memberi penghargaan pada siswa. Saran perbaikan Diharapkan Siswa lebih aktif lagi dan lebih memahami materi pelajaran dengan harapan guru berperan sebagai motivator dan fasilitator.
Perawang, 23 Maret 2011 Observer 1
Observer 2
Guru Mata Pelajaran
(Sri Yanti, S.Pd )
(Nini Khairani, SE)
(Yulia Farida,S.Pd)
CATATAN LAPANGAN ULANGAN HARIAN SIKLUS II Hari / Tanggal : Rabu / 10 Mei 2011 Materi : Porifera, Coelenterata, Platyhelmintes, Nemathelmintes Gambaran secara umum saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa: Siswa mengerjakan soal ulangan dengan baik dan tenang Aktivitas guru: Sebelum ulangan berlangsung guru menyuruh siswa mengumpulkan tasnya kedepan yang ada di meja siswa hanya pulpen dengan lembaran soal, kemudian mengatur tempat duduk siswa dengan menjarangkan meja supaya tidak bisa kerja sama, kemudian guru membagikan soal, selama siswa mengerjakan soal guru mengawasi siswa. Saran perbaikan Untuk menghindari agar siswa tidak bekerjasama buat soal dengan dua tipe
Perawang, 10 Mei 2011 Guru Mata Pelajaran (Yulia Farida,S.Pd)
Lampiran 5 KISI-KISI TES HASIL BELAJAR SIKLUS I Satuan Pendidikan Kelas/semester Standar Kompetensi
: SMAN 14 Siak : X/ 2 : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan ciri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup dibumi
Konsep
: Plantae (Tumbuhan)
Sub konsep
: Tumbuhan Lumut, Paku dan Biji
Waktu
: 60 Menit
No 1.
indikator Mengidentifikasi
Butir soal tumbuhan 1,2, 4
C1
C2
C3
4
2
1
5
3
C4
JLH 3
lumut 2.
Menjelaskan perkembangbiakan lumut
3,5,7
3.
Menjelaskan fungsi dari lumut
6
4.
Mengidentifikasi
tumbuhan 8, 9
3
7
6
1
8 ,9
2
paku 5. 6. 7. 8.
Menjelaskan perkembangbiakan paku Menyebutkan contoh dari paku Mengidentifikasi berbiji Menjelaskan
10,12, 13 14
10
tumbuhan 15, 16
16
13
12 14
1 2
15
17
3
17
1
perkembangbiakan angiospermae 9.
Menyebutkan
contoh 18
18
1
gymnospermae 10.
Menyebutkan tumbuhan
perbedaan 19 monokotil
1
19
dan
monokotil 11.
Menyebutkan tumbuahan berbiji
peranan 20
20
20
Esay No 1.
indikator Mengidentifikasi
tumbuhan
Butir soal 1
3.
C2
C3
C4
JLH 1
9
lumut,paku dan biji 2.
C1
Menjelaskan perkembangbiakan tumbuhan biji Menjelaskan metagenesis
9 1
2 9
3
1
paku 4.
Menyebutkan tumbuhan
perbedaan
monokotil
4
9
1
5
9
1
dan
dikotil 5.
Menyebukan peranan tumbuhan lumut, paku dan biji
Lampiran 6 Tes Hasil Belajar Siklus I Pilihlah jawaban yang paling benar 1. Suatu tumbuhan kecil, berklorofil, berbatang dan berdaun, tumbuh di lerenglereng gunung berbatu. Tumbuhan itu melekat dengan bantuan rizoid. Kemungkinan tumbuhan itu adalah……… a. Bryophyta
d. Monokotil
b. Ptrydophyta
e. Dikotil
c. Angiospermae 2. Tumbuhan yang merupakan peralihan antara talophita ke kormophita adalah . . a. Pteridophita b. Alga c. Lichenes
d. Jamur e. Bryophyta
3. Generasi gametofit tumbuhan lumut daun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Kecuali: a. mampu melakukan fotosintesis b. menghasikan ovum dan spermatozoid c. memiliki susunan kromosom haploid d. Terdiri dari protalium e. umurnya lebih panjangdibanding sporofitnya 4. Alat pada lumut yang berfungsi untuk menempel dan menyerap air dan garam mineral adalah a. rizoma d. hald fast b. rhizoid e. akar rimpang c. hold fast 5. Generasi sporofit pada tumbuhan lumut adalah generasi yang menghasilkan . . . a. protonema d. spora b. gamet e. arkegonium c. anteridium 6. Salah satu contoh lumut daun yang digunakan sebagai bahan pengganti kapas dan bahan pembalut adalah……… a. Marchantia polymorpha c. Sphagnum fimbriatum b. Anreaa petrophilia d. Pogonatum cirratum e. Polytrichum commune
7. Berdasarkan siklus hidup tumbuhan di bawah ini, fase vegetatif adalah………
a. spora
sporogonium
zigot
b. Spora
tumbuhan lumut
c. Spora
gametofit
d. Spora
protenema
tumbuhan lumut
e. Spora
protenema
zigot
arkegonium
anteridium
8. Berikut adalah ciri-ciri tumbuhan : 1. mempunyai sorus 2. gametofit lebih dominan 3. mempunyai protonema 4. mempunyai tulang daun sejajar 5. tingkat sporofit lebih dominan dalam hidupnya 6. mempunyai protalium Ciri-ciri paku adalah … a. 1, 2 dan 3 d. 3, 4 dan 5 b. 1, 5 dan 6 e. 4, 5 dan 6 c. 2, 3 dan 4 9. Menurut fungsinya daun pteridophyta untuk fotosintesis yaitu . . . a. Mikrofil d. sporofil b. Tropofil e. higrofil c. Makrofil
10. Spora tumbuhan paku yang jatuh di lingkungan yang lembab akan tumbuh menjadi: a. sporogonium d. protalium b. sporangiofora e. protenema c. tumbuhan paku 11. Contoh tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yaitu makrospora dan mikrospora adalah . . . a. Filicinae d. selaginella b. Equisetum e. marchantia c Lycopodium 12. Tumbuhan paku yang bersimbiosis dengan ganggang sehingga dapat dimamfaatkan sebagai pupuk hijau adalah………… a. Selaginela d. paku resam b. Semanggi e. Aspelenium nidus c. Azolla pinata 13. Perhatikan gambar daur hidup tumbuhan paku dibawah ini! B
A
D C
I
F
H
E
G
Spora, Protalium muda, dan Sporofit dewasa secara berturut-turut adalah……… a. A, B dan C d. C, D dan G b. A, B dan H c. C, D dan H
e. F, G dan H
14. Skema pergiliran keturunan pada paku homospor spora 1 anteridium
2
3
Sel telur Zigot 4 sporangium 5
Generasi gametofit adalah yang berlabel………….. a. 1 d. 4 b. 2
e. 5
c. 3 15. Berikut adalah ciri-ciri tumbuhan biji 1) Berakar tunggang 2) Biji berkeping Satu 3) Biji berkeping dua 4) Tulang daun sejajar 5) Tulang daun menjari 6) Tidak berkambium Diantara ciri-ciri tersebut yang merupakan ciri tumbuhan dikotil adalah………. a. 1), 3), dan 5) d. 2), 3), dan 6) b. 1), 4), dan 5) e. 2), 4), dan 6) c. 1), 5), dan 6) 16. Pengamatan terhadap suatu jenis tumbuhan menunjukan ciri-ciri batang bercabang, berakar tunggang, berdaun, berbiji, dan terdapat strobilus. Dari ciri tersebut tumbuhan tersebut digolongkan ke dalam………… a. monokotil b. dikotil b. gymnospermae e. angiospermae c. crytogamae
17. Perhatikan gambar berikut !
Pembuahan ganda pada Angiospermae terjadi pada nomor a. 1 dengan 4 dan 2 dengan 6 d. 1 dengan 7 dan 2 dengan 5 b. 2 dengan 4 dan 3 dengan 7 e. 2 dengan 6 dan 2 dengan 5 c. 3 dengan 5 dan 3 dengan 7 18.Berikut adalah nama tumbuhan yang terdapat di kebun sekolah: 1. melinjo 4. pinus 2. palem 5. Pakis haji 3. Teh 6. puring Yang termasuk tumbuhan Gymnospermae adalah………….. a. 1, 2 dan 3 d. 2, 3 dan 6 b. 1, 4 dan 5 e. 2, 3 dan 4 c. 3, 5 dan 6 19. Tumbuhan berkeping satu dapat dengan mudah dibedakan dengan tumbuhan berkeping dua, yaitu dengan memperhatikan…….. a. warna bunganya d. bentuk bunganya b. warna daunnya e. bentuk buahnya c. jumlah kotiledonnya 20. Tumbuhan berikut ini banyak digunakan sebagai sumber karbohidrat adalah………. a. kacag hijau dan tebu d. tomat dan kelapa b. kencur dan kumis kucing e. padi dan kunyit c. padi dan jagung B. Esay 1. 2. 3.
Jelaskan 3 perbedaan ciri tumbuhan lumut dengan tumbuhan paku Jelaskan proses pembuhan ganda pada angiospermae Skema pergiliran turunan pada paku homospor
spora 1 anteridium
2
3
Sel telur Zigot 4 sporangium 5
Pada skema pergiliran turunan tumbuhan paku homospor diatas a. Tentukan nomor 1, 2, 3 dan 4 b. Tentukan apakah yang berfungsi sebagai gametofit dan sporofit c. Sebutkan 3 perbedaan generasi gametofit dan generasi sporofit 4. Sebutkan 5 perbedaan tumbuhan monokotil dengan dikotil 5. Sebutkan 2 peranan tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan biji dalam kehidupan
Lampiran 7 Kunci jawaban tes Siklus I 1. A 2. E 3. D 4. B 5. D 6. C 7. D 8. B 9. B 10. D 11. D 12. C 13. B 14. A 15. A 16. B 17. D 18. B 19. C 20. C Esay No 1.
Soal Jelaskan 3 perbedaan ciri tumbuhan lumut dengan tumbuhan paku
Jawaban Tumbuhan lumut - Akat rizoid - Belum memiliki pembuluh angkut (xylem dan floem) - Gametofit umur lebih panjang dari sporofit - Gamatofit: tumbuhan lumut - Sporofit : sporogonium Tumbuhan paku - akar serabut - sudah memliki pembuluh
bobot 6
angkut(xylem dan floem)
- gametofit umur lebih pendek dari sporofit
- gametofit: protalium - sporofit : tumbuhan paku 2.
Jelaskan proses pembuhan ganda pada tumbuhan biji
a. Pembentukan sperma Serbuk sari jatuh kepala putik, serbuk sari berubah menjadi buluh serbuk sari, buluh serbuk sari tumbuh ke ruang bakal biji, inti sel buluh serbuk sari membelah menjadi dua satu menjadi inti vegetative satu lagi menjadi inti genaratif kemudian inti generatif membelah menjadi dua, sehingga dalam buluh serbuk sari terkandung 3 inti yaitu 1 inti vegetatif dua inti generatif (inti sperma 1 dan inti sprma 2) b. Pembentukan ovum Sel induk megaspore membelah secara miosis menghasikan 4 sel megaspora haploid tiga diantara degenerasi satu tetap hidup, satu inti membelah tiga kali membentuk 8 inti , 3 inti pergi kelaza disebut antipoda , 3 inti pergi ke mikrofil 1 yang ditengah disebut ovum 2 yang mengapit ovum disebut sinergit, 2 inti berada ditengah. Inti sperma 1+ ovum zigot Inti sperma 2 + kandung lembaga skunder endosperm
8
3
Skema pergiliran turunan pada paku
a. 1. Protalium
homospor
2. Arkegonium 3. Spermatozoid 4. Tumbuhan paku b. gametofit : protalium sporofit : tumbuhan paku c. generasi gametofit 1. penghasil gamet 2. haploid 3. turunan vegetatif Generasi sporofit 1. Penghasil spora 2. Diploid 3. Turunan generatif
spora 1
anteridium
2
3
Sel telur
10
Zigot 4 sporangium 5 Pada skema pergiliran turunan tumbuhan paku homospor diatas a. Tentukan nomor 1, 2, 3 dan 4 b. Tentukan apakah yangberfungsi sebagai gametofit dan sporofit c. Sebutkan 3 perbedaan generasi gametofit dan generasi sporofit 4.
Sebutkan 5 perbedaan tumbuhan monokotil dengan dikotil
Monokotil 1. Akar serabut 2. Batang tidak bercabang dan tidak berkambium 3. Biji berkeping satu 4. Tulang daun 5. Bunga kelipatan Dikotil 1. Akar tunggang 2. Biji berkeping dua 3. Batang bercabang dan berkambium
10
4. Tulang daun 5. Bunga kelipatan
5.
Sebutkan 2 peranan tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan biji dalam kehidupan
a. Tumbuhan lumut 1. Sebagai obat hepatitis 2. Sebagai pengganti kapas b. Tumbuhan paku 1. Sebagai tanaman hias 2. Untuk sayuran c. Tumbuhan berbiji 1. Sebagai sumber karbohidrat 2. Sebagai
6
Lampiran 8 KISI-KISI TES HASIL BELAJAR SIKLUS II Satuan Pendidikan Kelas/semester Standar Kompetensi
: SMAN 14 Siak : X/ 2 : Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Konsep
: Animalia
Sub konsep
: Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, dan Nemathelmintes
Waktu
: 60 Menit
No
indikator
Butir soal 1
C1
C2
C3
C4
1.
Menjelaskan aliran air porifera
2.
Menjelaskan tipe saluran air
2
9
1
3.
Menjelaskan salah satu fungsi
3
9
1
9
JLH 1
strukrur perifera 4.
Menjelaskan mamfat perifera
1
4
9 5. 6. 7. 8.
Menjelaskan coelenterata Menyebutkan coelenterata
bentuk
9
dari
5
1
contoh
6
9
1
Menyebutkan fungsi nematokist dari coelenterata Menjelaskan daur hidup obelia
7
9
1
9
8
1
sp dari philum coelenterata 9.
peranan
9
Menjelaskan urutan daur hidup
10
Menyebutkan
9
1
coelenterata 10.
9
1
ubur-ubur Aurelia aurta 11
Menyebutkan platyhelminthes
ciri
dari
11
9
1
12.
Menyebutkan inang sementara
12
9
1
dari Fasciola hepatika dan Clonorchis sinensis 13.
Menjelaskan
daur
hidup
13
9
1
Fasciola hepatika
9
14
Menjelaskan daur Ascaris lumbricoides
hidup
14
15.
Menjelaskan daur hidup cacing tambang
15
16.
Menyebutkan jenis penyakit infeksi dari cacing filaria
16
17.
Menyebutkan penularan penyakit elaphantiasis Menyebutkan salah ciri dari cacing planaria Menyebutkan inang sementara dari Taenia solium Menjelaskan ciri dari cacing Oxyuris vermicularis
17
9
1
18
9
1
18. 19. 20.
1
9
1
9
1
19
9
1
20
9
1
Esay No
indikator
1.
Menjelaskan tipe saluran air
2.
Menjelaskan
Butir soal 1
C1
C2
C3
C4
JLH
9
1
bentuk
2
9
1
ciri
3
9
1
hidup
4
mengatasi
5
coelenterata 3.
Menyebuykan platyhelmintes
4.
Menjelaskan
daur
9
1
clonorcis sinensis 5.
Menjelaskan cara infeksi dari cacing
9
1
Lampiran 9 Tes Hasil Belajar Siklus II 1. Perhatikan struktur tubuh porifera berikut ini. 3
2 1
Aliran air dan masuk melalui bagian-bagian 1, 2, 3 secara berurutan yaitu melalui……. a. Oskulum, pori, dan spongocoel d. Pori, spongocoel, dan oskulum b. Pori, epitel bersilia, dan oskulum
e. Oskulum, spongocoel,
dan pori c. Pori, oskulum, dan spongocoel 2. Salah satu satu tipe saluran air pada Porifera adalah sycon, yaitu……… a. Ostium dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang tidak berhubungan langsung dengan spongocoel b. Ostium dihubungkan dengan saluran-saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang berhubungan langsung dengan spongocoel c. Tipe saluran pada Porifera yang paling sederhana d. Ostium dihubungkan dihubungkan dengan saluran lurus langsung ke spongocpoel e. Ostium keluar melalui oskulum 3. Sel amoebosit pada porifera berfungsi untuk………… a. Penopang tubuh
d. pelindung
b. Saluran air
e. menangkap makanan dari spongocoel
c. Mengedarkan sari makanan
4. Spongia yang digunakan sebagai spons mandi tergolong dalam kelas a.
Calcarea
b.
Demospongia
c.
Hexactinellida
d. Calcipongiae e. Hylospongiae
5. Bentuk tubuh coelenterata yang hidup menetap dan menempel pada dasar perairan disebut….. a.
Polip
b.
Medusa
c.
atol
d. karang e. aboral
6. Ubur-ubur merupakan binatang yang lunak yang hidup di lautan dan termasuk ke dalam golongan …………… a.
Mollusca
d. Coelenterata
b.
Echinodemata
e. Chordata
c.
Porifera
7. Bagian tubuh coelenterata yang dapat berfungsi sebagai alat pertahankan diri sekali melumpuhkan musuhnya disebut…………. a. Cakram kaki
d. mesoglea
b. Tentakel
e. gastrovaskuler
c. Nematokist 8. Daur hidup Obelia sp !
5
1 3 2 Berdasarkan gambar daur hidup Obelia, fase planula dan medusa adalah……..
a. 1 dan 2
c. 3 dan 4
e. 5 dan 1
b. 2 dan 3
d. 3 dan 5
9. Salah satu contoh hewan Coelenterata tubuh sehingga membentuk taman laut adalah………. a. Kelas Hyrozoa
d. Kelas Antozoa
b. Kelas Schyphozoa
e. Kelas Parazoa
c. Kelas Stenophora 10. Perhatikan gambar daur hidup ubur-ubur Aurelia aurita di bawah ini! D
C
A
B Urutan daur hidup dari A, B, dan C adalah………….. a. Efira – Strobila – Medusa
d. Planuala – Strobila – Efira
b. Planula – Skifistoma – Efira
e. Efira – Planula – Skifistoma
c. Efira – Planula – Skifistoma 11. Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis adalah cacing yang mempunyai inang sementara berupa……….. a. Siput dan ikan b. Siput dan manusia
d. nyamuk culek dan ikan e. kambing dan sapi
c. Kambing dan manusia 12. Berikut ini adalah fase-fase daur hidup Fasciola hepatica (cacing hati) 1. Mirasidium
5. Cacing dewasa
2. Telur
6. Metaserkaria
3. Sporokist
7. Serkaria
4. Redia Urutan yang benar dari daur hidupnya adalah………… a. 5 – 3 – 2 – 1 – 4 – 6 – 7 d. 2 – 1 – 3 – 4 – 7 – 6 – 5 b. 5 – 1 – 2 – 3 – 4 – 7 – 6
e. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7
c. 5 – 2 – 1 – 3 – 6 – 7 – 4 13. Eksresi cacing platyhelmintes adalah……………… a. sel api d. Pronefredia b. stigma e. kulit c. nefredia 14. Perhatikan Gambar daur hidup cacing!
Gambar di atas merupakan daur hidup cacing…………… a. Ancylostoma duodenale d. Clonorchis sinensis b. Oxyuris vermikularis
e. Ascaris lumbricoides
c. Taenia solium 15. Perhatikan gambar daur hidup cacing! Nama cacing dan cara penularan seperti pada gambar dibawah adalah………..
a. Ancylostoma duodenale, larva menembus kulit b. Ascaris lumbricoides, larva menembus kulit c. Wuchereria bancrofti, melalui makanan d. Taenia saginata, melalui makanan e. Fasciola hepatica, telor menembus kulit 16. Gambar dibawah ini, salah satu contoh penyakait yang disebabkan cacing melalui vektor nyamuk. Cacing yang menyebabkan penyakit tersebut adalah…………… a. Ascaris lumbricoides b. Necator americanus c. Ancylostoma duodenale d. Enterobius vermicularis e. Wuchereria brancofti 17. Hospes perantara yang dapat menularkan penyakit Elephantiasis adalah nyamuk dari marga... a. Glossina
d. Culex
b. Anopheles
e. Aedes
c. Cimek 18. Ciri cacing planaria adalah a. Mampu beradaptasi pada semua kondisi lingkungan b. Dapat melakukan reproduksi generatif c. Mempunyai kemampuan daya regenerasi tinggi d. Masa reproduksi sangat cepat e. Memiliki kait pada bagian kepalanya 19. Cacing mana yang penularannya kepada manusia melalui daging babi….. a. Taenia saginata
d. Taenia solium
b. Fasciola hepatica
e. Echinococcus granulosus
c. Clonorchis sinensis
20. Seorang anak kecil sering menggaruk anusnya karena gatal dan dokter diindetifikasi karena ada infeksi cacing. Cacing yang menginfeksi anak tersebut adalah…….. a. Ascaris lumbricoides
d. Taenia saginata
b. Oxyuris vermicularis
e. Ancylostoma duodenale
c. Wuchereria bancrofti Esay Jawab pertanyaan dengan tepat dan jelas 1. Jelaskan perbedaan 3 tipe saluran air pada porifera 2. Coelenterata mempunyai dua bentuk tubuh. Sebutkan dan jelaskan perbedaan bentuk masing-masing 3. Sebutkan 5 ciri perbedaan Platyhelminthes 4. Jelaskan daur hidup cacing Clonorsis sinensis 5. Jelaskan bagaimana cara tindakan kita untuk mencegah infeksi dari cacing.
Lampiran 10 Kunci jawaban tes Siklus II 1. D 2. A 3. C 4. D 5. D 6. C 7. D 8. E 9. B 10. A 11. D 12. B 13. E 14. E 15. A 16. C 17. E 18. A 19. B 20. C Esay No 1.
Jelaskan
Soal perbedaan
3
saluran air pada porifera
Jawaban tipe a. Tipe ascon Tipe saluran air dimana lubang ostium dihubungkan langsung dengan saluran lurus menuju spongocoel kemudian keluar ke oskulum b. Tipe sycon Tipe saluran air dimana lubang ostium dihubungkan dengan saluran bercabang langsung menuju ke spogocoel dan keluar ke oskulum c. Tipe leukon/rhagon
Bobot 9
Tipe saluran air dimana lubang ostium dihubungkan dengan saluran bercabang-cabang tidak langsung berhubungan dengan spongicoel. 2.
3.
4.
5.
Coelenterata mempunyai dua a. Polip: 1. bentuk seperti tabung bentuk tubuh. Sebutkan dan 2. hidup menetap/ tidak berpidah jelaskan perbedaan bentuk tetap 3. berkembang biak dengan masing-masing vegetative dengan tunas b. Medusa : 1. Bentuk seperti paying 2. Hidup berpindah tempat 3. Berkembangbiak dengan generatif Sebutkan 5 ciri perbedaan 1. Tubuh pipih, simetri bilateral 2. Tidak bersegmen Platyhelminthes 3. System ekskresi flame cel (sel api) 4. Tidak memiliki system peredaran darah 5. Respirasi dengan difusu melalui seluruh permukaan tubuh Dewasa di usus halus manusia dan Jelaskan daur hidup cacing bertelur- telur keluar bersama fesesClonorsis sinensis telur di makan oleh siput – dalam tubuh siput telur menjadi larva – larva keluar dari tubuh siput – larva termakan oleh ikan – ikan dimakan lagi oleh manusia dewasa kembali Jelaskan bagaimana cara 1. Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan sebelum makan, tindakan kita untuk mencegah 2. Makan makanan yang tertutup infeksi dari cacing. supaya terhindari lalat pembawa bibit penyakit 3. Apabila ke WC pakai sandal supaya larva cacing tidak masuk ke kulit, dan jaga kebersihan dengan mencuci kaki apabila bermain kotor. 4. Masak sayur, daging, ikan, udang dan siput dengan matang supaya larva mati 5. Mematikan larva nyamuk supaya terhidari dari gigitan nyamuk culek untuk mencegah penyakit kaki gajah
6
5
10
10
Lampiran 16. Dokumentasi melalui Penggunaan Pembelajaran Kooperatif NHT dengan bantuan LKS Tebak Alur
Gambar 1. Guru menjelaskan materi
Gambar 2. Guru menjelaskan materi sambil mendemontrasikan ciri tumbuhan lumut paku
Gambar 3. Siswa sedang menempel gambar daur hidup paku homospora
Gambar 4. Siswa sedang berdiskusi
Gambar 5. Siswa sedang mendiskusikan pertanyaan di LKS
Gambar 6. Siswa sedang mendiskusikan pertanyaan di LKS
Gambar 6. Siswa mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru
Gambar 7. Siswa mengacungkan tangan untuk menanggapi pendapat teman
Gamab 8. Siswa sedang menjelaskan daur hidup Obelia genuculata
Gamabar. 9. Siswa sedang menanggapi jawaban temannya tentang daur hidup Obelia genuculata
Gamabar 10. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran
Gambar 11. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik