MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM WRITING PADA SISWA KELAS X SMKN 1 KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : YANTI FITRIYANTI 1021.0514 Program Studi PBS Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Model Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Teknik Quantum Writing pada Siswa Kelas X SMKN 1 Karangpawitan Garut Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini mengangkat dua permasalahan, yaitu efektifkah pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik Quantum Writing berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas X B-2 SMKN 1 Karangpawitan Garut tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 16 orang yang dijadikan sempel penelitian ini. Metode yang peneliti gunakan yaitu metode Deskriptif yaitu sebuah metode penelitian bertujuan untuk melihat dari hasil yang diteliti dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai informasi dari subjek penelitian untuk dapat diakumulasikan sebagai suatu cara untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing. Berdasarkan perbandingan hasil nilai tes awal dan tes akhir menulis deskripsi, diketahui bahwa terjadi adanya peningkatan setelah siswa mendapat perlakuan. Perolehan nilai rata-rata tes awal dan tes akhir siswa mendapat pembelajaran dengan menggunakan Teknik Quantum Writing dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil penelitian yang telah yang disertai pengolahan data, menunjukan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara hasil tulisan siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Ini membuktikan bahwa penerapan teknik Quantum Writing dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Kata Kunci : Menulis Karangan Deskripsi / Quantum Writing
PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk zoon politicon yang selalu membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan yang lainnya dalam menjalankan kehidupan. Proses komunikasi tersebut, tentu membutuhkan bahasa sebagai medianya. Cakupannya tidak hanya dalam kegiatan lisan tetapi juga kegiatan. Komunikasi lisan dan tulisan sangat erat berhubungan karena sifat penggunaanya yang saling berkaitan dalam bahasa. Dalam pernyataan tersebut dinyatakan bahwa komunikasi dalam bentuk tulisan sama pentingnya dengan komunikasi lisan. Namun dalam kenyataannya, keterampilan berkomunikasi lewat tulisan belum
mencapai hasil yang menggembirakan. Anggapan tersebut timbul karena kegiatan menulis memang meminta banyak waktu, tenaga serta perhatian yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut keterampilan yang kadang tidak dimiliki. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus. Tidaklah berlebihan jika dikatakan demikian karena dalam kegiatan menulis banyak persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya harus bermakna, jelas, atau lugas, merupakan satu kesatuan, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Selain itu menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk -
berkomunikasi tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam penyampaian komunikasi yang tidak langsung ini dibutuhkan sekali penulis yang mampu menuangkan gagasannya secara jelas, ringkas dan tepat. Tujuan keterampilan menulis disekolah adalah siswa dapat memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang dapat dipergunakan untuk mengarang. Selama kegiatan ini siswa disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara penataan atau penyusunan kata. Termasuk dalam kegiatan menulis adalah kegiatan menemukan kesalahan dalam menulis (tidak hanya ejaan dan tanda baca, tetapi kelengkapan atau kejelasan kalimat bahkan pemilihan kata). Siswa tidak hanya dilatih untuk menemukan sendiri, tetapi juga untuk memperbaiki dan membenahinya. Untuk menuju kearah itu, pendidik harus memberi kesempatan kepada siswa berlatih menulis yang baik disertai dengan dorongan-dorongan yang dapat merangsang potensi dalam menulis sehingga menulis itu tidak selalu dianggap sulit dan tidak menyenangkan. Ada juga yang beranggapan bahwa kemampuan menulis merupakan bakat. Jadi, bakat ini tidak dimiliki semua orang. Dengan kata lain, keterampilan menulis hanya akan dimiliki oleh orang yang berbakat dalam hal itu. Namun ternyata anggapan seperti ini sangat berbahaya karena dapat membunuh potensi seseorang dalam menulis. Karena dilapangan terjadi hal yang sebaliknya. Banyak penulis yang lahir bukan hanya didukung oleh bakat semata, bahkan pada awalnya ada yang membenci menulis, tetapi setelah mengalami latihan terus menerus, akhirnya jadilah penulis besar. Dengan demikian, menulis adalah sebuah proses. Proses berlatih dan terus berlatih. Memang tidak dapat disangkal, bahwa dapat berpengaruh juga, namun hanya sedikit. Berkenaan dengan hal diatas, ada ungkapan yang mengatakan, “Menulis itu bagaikan berenang. Betapapun seringnya seseorang mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang renang selama ia tidak menceburkan diri kedalam kolam renang”. Dari ungkapan tersebut, bisa ditarik kesimpulan jika kita ingin menulis, ya menulislah. Semakin seseorang sering menulis dia akan lebih terampil dalam menuangkan ide untuk membuat sesuatu tulisan atau cerita. Salah satu cara yang peneliti lakukan dalam hal ini yaitu dengan membiasakan siswa untuk menulis catatan harian. Pembiasaan menulis catatan harian, akan memudahkan seseorang mencurahkan ide yang ada dalam pikiran mereka melalui tulisan yang sifatnya lebih formal. Dari hasil pengamatan awal diperoleh gambaran bahwa siswa kelas X B-2 SMKN 1 Karangpawitan Garut, dalam pembelajaran
menulis deskripsi belum mampu menulis gagasan, pikiran dan perasaannya. Pada kesempatan ini peneliti ingin membantu siswa untuk merangsang kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis yaitu menggunakan teknik Quantum Writing. Teknik Quantum Writing merupakan cara untuk memunculkan potensi siswa dalam mengeluarkan apa saja yang ada dalam diri mereka saat menulis yang dilakukan dengan langkah-langkah yang cukup mudah dan menyenangkan bagi siswa. Kelebihan menggunakan teknik Quantum Writing ini siswa memilih teknik yang sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang dimiliki. Keterbatasan kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan menulis bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pembelajaran menulis dikelas yang belum maksimal, kemampuan guru dalam menyokong kemampuan menulis siswa, kesadaran siswa tentang manfaat dan pentingnya menulis, dan sebagainya. Untuk itulah peneliti ingin mencoba menerapkan teknik Quantum Writing dalam pembelajaran menulis karangan, salah satunya karangan Deskripsi yang terdapat dalam KTSP KELAS X B-2 SMK. Maka peneliti mengajukan judul penelitian “Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Teknik Quantum Writing Terhadap Siswa Kelas X B-2 SMKN 1 Karangpawitan Garut Tahun Ajaran 2011/2012”. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Model adalah suatu bentuk tiruan dari benda yang sesungguhnya sehingga memiliki bentuk dan sifat-sifat yang lain yang sama atau mirip dengan benda yang dibuatkan tiruannya, model dapat ditafsirkan sebagai suatu contoh konseptual atau prosedur dari suatu program, sistem atau proses yang dijadikan acuan atau pedoman dalam rangka memecahkan suatu masalah serta mencapai suatu tujuan. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen sistem pembelajaran. Konsep dan pemahaman pembelajaran dapat dipahami dengan menganalisis aktifitas komponen pendidik, peserta didik, bahan ajar, media, alat, prosedur, dan proses belajar. Perubahan dan munculnya beberapa konsep dan pemahamannya merupakan suatu bukti bahwa pembelajaran adalah suatu proses mencari kebenaran, menggunakan kebenaran dan mengembangkannya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia, khususnya yang berhubungan dengan upaya mengubah
perilaku, sikap pengetahuan dan pemaknaan terhadap tugas-tugas selama hidupnya. Dalam proses pembelajaran terdapat unsur-unsur yang akan menghasilkan hasil belajar. Maka pembelajaran bisa berkelanjutan sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi. Pembelajaran ialah pengalaman belajar yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai tujuan pengajaran (Tarigan, 1994 : 65). Selain itu dapat pula berarti mengalami, menghayati situasi yang aktual yang menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak pembelajaran, pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan seperti menjadi dewasa, pola perilaku, dan akan menambah informasi (Hastuti, 1997:4). Pengertian Menulis Salah satu dari keempat aspek keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan kegiatan mengungkapkan kegiatan ide, gagasan, perasaan, dan keinginan yang ingin disampaikan penulis pada pembaca. Menulis merupakan kegiatan menulis lambang-lambang yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat disampaikan oleh seseorang sehingga yang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (1994:21) bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka mengalami bahasa grafik itu. Sedangkan Hernowo dalam bukunya “Mengikat Makna” berpendapat bahwa menulis bukan hanya diartikan sebagai membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur dan sebagainya). Menulis adalah sesuatu yang lebih jauh dan dalam diri sekedar menguasai bahasa dan tanda baca. Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sifatnya produktif baik itu merupakan lambanglambang grafik, pikiran dan gagasan. Pendekatan Karangan Deskripsi Agar karangan sesuai dengan tujuan penulisnya, maka diperlukan pendekatan. Pendekatan adalah cara penulis melihat sesuatu yang akan ditulisnya. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realitas dan pendekatan impreesionistis. 1. Pendekatan Realistis Pendekatan ini penulis dituntut memotret hal/benda se-objektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Penulis harus bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian secara orisinil, tidak dibuat-buat dan harus dirasakan oleh
pembaca sebagai sesuatu yang wajar. 2. Pendekatan Impresionistis Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggmbarkan sesuatu secara subjektif. Pendekatan ini dimaksud agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi terhadap bagian-bagian yang dilihat dirasakan atau dinikmatinya. Konsep Dasar Quantum Writing Menurut D Porter (1999:16) Quantum dapat dipahami sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Teknik Quantum Writing adalah cara cepat dan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi menulis, yaitu melalui teknik menulis yang disajikan secara individu dengan bantuan objek atau gambar untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Teknik Quantum Writing mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Konsep Dasar Quantum Writing diatas dapat diterapkan dalam proses belajar menulis, sesuai dengan kiat-kiat Quantum Learning diantaranya : Anggaplah menulis sebagai kreatifitas yang menyenangkan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu observer (pengamatan), catatan lapangan, angket, dokumentasi, dan bentuk tes. Observasi dilakukan oleh para guru, kepala sekolah. Untuk mengetahui berlangsungnya pembelajaran. Setiap pertemuannya, pengamatan dilakukan dari awal kegiatan pembelajaran sampai pada kegiatan menulis karangan deskripsi. Catatan lapangan memuat tentang interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Catatan lapangan ini mencatat semua perilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pembelajaran dan juga perilaku siswa yang berkaitan dengan kesesuaian antara perilaku belajar yang dilaksanakan sebagai indikator tercapainya tujuan belajar yang ditetapkan. Wawancara dalam penelitian ini bertujuan sebagai alat untuk pengumpulan dan pencatatan data, informasi atau pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa secara langsung. Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah suatu pembicaraan formal yang dilakukan secara langsung antara
pewawancara yaitu observer dan yang diwawancara sebagai praktisi dengan proses pembelajaran. Dokumentasi digunakan untuk mengkaji keberhasilan perencanaa tindakan yang dilakukan. Dokumentasi ini berkaitan dengan (1) perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi, (2) karangan hasil kegiatan menulis Instrumen Penelitian Untuk memperoleh kebenaran yang obyektif dalam pengumpulan data, adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terrefleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data akan diuraikan sebagai berikut: 1. Angket Salah satu alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah angket. Tujuan dari pembuatan angket ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran. 2. observasi Peneliti menggunakan lembar observasi bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai sikap siswa dalam belajar, sikap guru dalam memberikan pelajaran, serta interaksi antara siswa dengan guru dalam memberikan pembelajaran, serta interaksi antara siswa dengan guru juga antara siswa dengan siswa selama proses pembelajaran itu berlangsung. 3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengkaji keberhasilan perencanaan, tindakan yang telah dilakukan selama pembelajaran mulai dari perencanaan sampai hasil kegiatan siswa. 4. Catatan Lapangan Adalah tulisan tentang kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung, berguna untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. 5. Bentuk Tes Adalah hasil karya anak berupa karangan deskripsi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Peretemuan I Hasil karangan siswa dianalisis dengan menggunakan lembar analisis. Adapun dari hasil analisis ini dapat diuraikan sebagai berikut: Yang menjadi faktor utama keberhasilan menulis karangan adalah memahami konsep, memahami proses penulisan sehingga akhirnya nanti siswa mampu menulis karangan dengan baik. Pada proses pemahaman konsep teknik Quantum Writing, terutama pada pemahaman tentang pengelompokan kalimat memberitahukan
baru 15,4% dari siswa yang sudah memahami pengelompokan kalimat memberitahukan dan 46,1% siswa yang masih kurang paham dalam pengelompokan kalimat memberitahukan, sedangkan 38,4% siswa yang cukup paham dalam pengelompokan kalimat memberitahukan tapi kurang tepat. Pada dasarnya anak kebanyakan belum paham cara pengelompokan kalimat memberitahukan. Pemahaman pada karangan deskripsi dengan paragraf yang menunjukan 53,8% anak masih kurang dalam menuliskan paragraf yang menunjukan 23,07% anak cukup paham dalam memahami model karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing anak yang dapat menyebutkan langkah-langkah penulisan lengkap yaitu 23,07% termasuk bagus, sedangkan 30,07% anak cukup memahami langkah-langkah penulisan karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing sedangkan 46,1% anak kurang memahami teknik Quantum Writing. Hasil analisis pada fokus penulisan karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing 30,7% berkualifikasi baik, dan proses penulisan yaitu 23,07% dan yang kurang 46,1% pada dasarnya anak belum memahami proses penulisan karangan deskripsi teknik Quantum Writing. Pada fokus pembelajaran kemampuan karangan deskripsi yang harus dikuasi oleh anak pada pembelajaran ini diantaranya mendeskripsikan tempat, menggambarkan objekobjek yang ada ditempat yang diamati, ketepatan ejaan, tanda baca dan tata bahasa menggambarkan paragraf yang menunjukan bahwa 15,4% anak berkualifikasi sangat bagus, 23,07% berkualifikasi bagus, yang berkualifikasi cukup 23,07% sedangkan berkualifikasi kurang 38,4%. Hasil Penelitian Peretemuan II Hasil karangan siswa dianalisis dengan menggunakan lembar analisis. Adapun dari hasil analisis ini dapat diuraikan sebagai berikut ; yang menjadi faktor utama keberhasilan menulis karangan adalah memahami konsep, memahami proses penulisan sehingga akhirnya siswa mapu menulis karangan yang baik. Hasil tulisan siswa berupa karangan deskripsi orang dari pelaksanaan pada tahap 1 dapat diperoleh data dari fokus pemahaman konsep teknik Quantum Writing, proses penulisan dan pembentukan kemampuan menulis sudah ada peningkatan walaupun belum begitu meningkat. Pada pemahaman tentang pengelompokan kalimat memberitahukan baru 30,7% sudah sangat baik (SB), sesuai dengan tema dan dikembangkan menjadi draf kasar akan lebih terarah.
Pada pemahaman peroses penulisan anak masih belum ada perubahan yang mencolok, yaitu pada penerapan ejaan baru 23,07% anak termasuk kategori bagus (B), kemudian 53,8% cukup paham (C), dan 23,07% anak kurang memahami bahasa. Pada pembentukan kemampuan menulis karangan deskripsi orang yang terlihat peningkatan terutama pada paragraf yang menunjukan yaitu anak sudah 23,07% menuliskan paragraf yang menunjukan dan yang masih kurang sekitar 15,4%. Hasil Penelitian Peretemuan III Hasil penelitian selama pertemuan ini dapat disimpulkan sebagai berikut; pada pelaksanaan tahap I pemahaman konsep, membuat pengelompokan dan mengembangkan menjadi draf kasar hasil tulisan siswa dianalisis dengan menggunakan lembar analisis dan pelaksanaan tindakan tiap pertemuan diamati dengan menggunakan lembar observasi. Hasil kemampuan analisis karangan deskripsi tempat, dipertemuan III secara jelas dapat dilihat pada tabel 4.8 berdasarkan tabel tersebut jelas dapat terlihat perubahan kemampuan siswa walaupun tidak mencolok, karena masih ada yang telah sesuai dengan yang diharapkan pada penulisan deskripsi tempat dengan teknik Quantum Writing. Namun demikian kemampuan siswa mulai dari pemahaman konsep sudah ada yang berkualifikasi sangat baik (SB), kemampuan menulis karangan deskripsipun, siswa ada yang berkualifikasi sangat baik (SB). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan seperti yang dipaparkan pada Bab IV, maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut: 1. Bentuk perencanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing perlu direncanakan secara seksama dengan memperhatikan karakteristik siswa. Berdasarkan ini maka perencanaan di laksanakan sebagai berikut: a. Mengenalkan konsep teknik Quantum Writing dengan memberikan model dan proses penulisan. b. Menentukan objek orang dan tempat yang dijadikan objek pengamatan. c. Membuat karangan deskripsi tempat dan deskripsi orang. 2. Bentuk pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing, pelaksanaannya perlu memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran mulai dari a. Pemahaman konsep teknik Quantum Writing dengan memberikan model pengelompokan
dan model karangan deskripsi. b. Pengenalan proses penulisan karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing untuk menanamkan pemahaman proses penulisan karangan. c. Penerapan konsep teknik Quantum Writing pada penulisan karangan deskripsi sesuai dengan langkah-langkah penulisan dan tema yang ditentukan. 3. Kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik Quantum Writing menunjukan hasil sebagai berikut : pada umum nya siswa sudah memiliki pemahaman konsep teknik Quantum Writing siswa memahami proses penulisan karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing, serta siswa mampu menulis karangan deskripsi dengan teknik Quantum Writing,dengan hasil yang diperoleh pada pertemuan III adalah sebagai berikut : pertemuan III ditandai dengan warna kuning dengan data sebagai berikut : 7,7% berkualifikasi kurang (K), 15,3% berkualifikasi cukup (C), dan 30,7% berkualifikasi baik (B), 47,1% berkualifikasi sangat baik (SB). DAFTAR PUSTAKA Akhadian, Sabarti, dkk (1988) Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia Jakarta : Erlangga De Porter B, dkk (1998) Quantum Learning Bandung : Kaifa Harnowo (2003) Quantum Writing MTC
Bandung:
Kasbolah, Kasihani (1998) Penelitian Tindakan Kelas Malang : Depdikbud Kosasih (2003) Ketatabahasaan dan Kesusastraan Indonesia Bandung : Yrama Widya Nursito (2002) Penuntun Pengarang Yogyakarta : Adicita Purdawarmita, WJS (2003) Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka Purwanto Ngalim, dkk (1997) Meteodologi Pengajar Bahasa Indonesia Bandung : Rakdakarya