PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KEBIASAAN BELAJAR ANAK KELAS TINGGI DI SD N 16 LUHAK NAN DUO DESA SARIAK KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT (Studi terhadap Orang Tua yang Memiliki Anak Usia SD)
JURNAL
Oleh
RAHAYU FITRI YANTI NPM. 10060244
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014 i
PERAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KEBIASAAN BELAJAR ANAK KELAS TINGGI DI SD N 16 LUHAK NAN DUO DESA SARIAK KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Rahayu Fitri Yanti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT In this reasearch is designed by the researcher, because parents’ roles in developing of pupils’ habit in study still weak and it effects toward pupils achievement. The aims of this research to analyze of : 1) giving pupils’ facilities in study. 2) developing pupils’ habit in study alone. Design of this research is quantiitative descriptive. Population of this research are 101 pupils. Technique of collecting population that is used by researcher is simple random sampling with the total sample 50 pupils. Technique of data collection is percentage technique. The result of this research, the researcher found that: 1) parents’ roles in giving facilities in study are good it can be seen as: a) parents give study place, b) parents give school equipment, c) parents give transportation and finansial. 2) parents’ roles in developing pupils’ study alone was categorized good enough such as: a) guiding pupils’ in study, b) giving a time to guide the pupils in study, c) helping the studen is in discussing the material, d) controling pupils’ time and way in study, e) housing atmosphere that calm in studying, f) comunicating with pupil. Keywords: Habitual Learning, Pupils, Parents. pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya juga mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Penelitian ini membatasi fokus penelitian pada 2 peran orang tua yaitu peran orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar dan peran orang tua dalam memandirikan belajar anak. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan di Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 3 November 2014. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang tua peserta didik di Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat peneliti menerima keluhan dari beberapa orang tua peserta didik, mereka mengatakan bahwa anak-anak mereka tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik, sehingga nilai yang diperoleh tidak memuaskan padahal mereka bilang bahwa mereka sudah membimbing anaknya dalam belajar di rumah. Namun ada juga sebagian orang tua yang tidak terlalu memperhatikan fasilitas belajar anaknya, dimana anak diminta untuk belajar sendiri, sedangkan orang tua sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasil dari wawancara dengan beberapa orang anak, masih ada juga anak yang belum lancar dalam membaca.
PENDAHULUAN Orang tua sangat berperan dalam proses belajar anak, di mana penanggung jawab terhadap anak sebagai anggota keluarga. Pendidikan dalam keluarga sangat besar pengaruhnya, karena pendidikan yang demikian membawa pengaruh terhadap anak dalam kehidupan selanjutnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dalyono (2010:59) bahwa tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan antara orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasi belajar anak. Di samping itu, faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah tempat tinggal, ada atau tidaknya peralatan/media belajar seperti papan tulis, gambar, peta, ada atau tidaknya kamar atau meja belajar, dan sebagainya, semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belajar anak. Djaali (2007:99) menyatakan bahwa orang tua perlu memperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan
ii
Anak juga mengatakan bahwa orang tuanya tidak terlalu mendukung dan membimbing anak dalam belajar, hal ini terlihat dari sebagian orang tua yang menyuruh anaknya membantu pekerjaan rumah seperti menyuci piring dan menyapu rumah ketika anak sedang belajar atau sedang mengerjakan PR maupun tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Peran orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar anak di Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. 2. Peran orang tua dalam mengembangkan kebiasaan belajar anak untuk mengajarkan kemandirian dalam belajar di Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peran Orang tua dalam Mengembangkan Kebiasaan Belajar Anak di Desa Sarik Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat?”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Peran orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar anak di Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. 2. Peran orang tua dalam mengembangkan kebiasaan belajar anak tentang kemandirian dalam belajar di Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Menurut Firman (Rafiola, 2011:11) bahwa peran adalah pola tindakan yang diharapkan dari seseorang dalam tata hubungan tingkah laku dengan satu orang atau lebih. Slameto (2010:76) menyatakan bahwa terciptanya suasana belajar yang baik di rumah, maka orang tua harus melakukan hal-hal yang bisa menunjang belajar anakanaknya, antara lain: 1. Ruang belajar harus bersih, tak ada baubauan yang mengganggu konsentrasi pikiran. 2. Ruang cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata. 3. Sarana yang cukup diperlukan untuk belajar Khumas, dkk (Andriani, 2012:13) menyatakan bahwa ada beberapa hal penting bagi orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang baik di rumah, antara lain:
1. Mempunyai ruang belajar sendiri, sehingga proses belajar anak tidak terganggu. 2. Penerangan, karena dengan penerangan ini anak bisa mendapat cahaya matahari maupun cahaya dari lampu listrik, sebab cahaya sangat penting bagi kegiatan belajar, dengan cahaya kita dapat membaca dan menulis dengan jelas. 3. Adanya suhu udara dalam ruangan, karena suhu udara di ruangan menjadikan ruangan menjadi bersih dan segar akan menjadi pendukung kegiatan belajar yang nyaman. 4. Tidak ada kebisingan dalam ruang belajar, karena suara bising dan gaduh dapat mengganggu konsentrasi belajar. 5. Perabotan belajar anak harus ditata dengan rapi agar anak bisa belajar dengan tenang. 6. Kursi dan meja belajar, sebab dengan adanya kursi dan meja belajar di ruang belajar anak akan menjadi konsentrasi dalam belajar. 7. Adanya lemari dan rak buku, karena dengan adanya almari dan rak buku merupakan perabotan yang dapat menunjang kegiatan belajar. 8. Adanya tanaman pohon pelindung, kerena dengan adanya pohon pelindung di depan rumah belajar akan menjadi sejuk dan nyaman. Menurut Silalahi (2010:174-175) ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, antara lain: 1. Agar anak memiliki kebiasaan teratur dalam belajar, hendaknya anak memiliki jadwal khusus yang disusun bersamasama dengan orang tua an anak, dan dipatuhi oleh anak. 2. Untuk mengajarkan anak tentang kemandirian dalam belajar, sebaiknya orang tua tidak duduk sepanjang waktu, menemani, dan membantu anak belajar. 3. Orang tua dapat memberikan pujian pada anak jika anak memberikan kemajuan yang berarti. Pujian ini disesuaikan dengan kemajuan yang dicapai anak; tidak terlalu berlebihan ataupun minimal. 4. Dalam hal teknik belajar, orang tua perlu mencoba mengenali kekuatan yang dimiliki anak dalam belajar, sehingga dapat membantu mencarikan teknik belajar yang tapat untuk anak.
ii
5.
Orang tua juga dapat membantu anak untuk menghilangkan kecemasan dan kejenuhan dalam belajar. Ahmadi (2007:257) menyatakan bahwa belajar adalah “proses perubahan di dalam diri manusia Menurut Qodratilah (Kamus Bahasa Indonesia, 2011:20) Anak adalah manusia yang masih kecil.
menjalani proses belajar di SD N 16 Luhak Nan Duo Desa Sariak Kabupaten Pasaman Barat. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket. Angket tersebut disusun oleh peneliti untuk mengungkapkan tentang masalah peran orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar anak dan peran orang tua dalam memandirikan anak dalam belajar. Sedangkan untuk analisis data menggunakan teknik analisis persentase dan rata-rata. Menghitung persentase masingmasing frekuensi yang diperoleh, dengan menggunakan teknik analisis persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Peran Orang Tua dalam Melengkapi Fasilitas Belajar Anak a. Menyediakan Tempat belajar Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam menyediakan tempat belajar anak rata-rata berada pada kriteria baik dengan persentase 75,86%. Slameto (2010:76) menyatakan bahwa terciptanya suasana belajar yang baik di rumah, maka orang tua harus melakukan hal-hal yang bisa menunjang belajar anak-anaknya, antara lain: ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran, ruang cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata, dan sarana yang cukup diperlukan untuk belajar. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam menyediakan tempat belajar untuk anak berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya mempertahankan bahkan lebih meningkatkan lagi peranannya dalam menyediakan tempat belajar anak, seperti menyediakan ruang belajar sendiri, ruang belajar yang bersih dan terang serta nyaman untuk belajar anak. Jika hal ini terus terjadi maka anak akan malas belajar, kurang bersemangat dalam belajar dan kurang berkonsentrasi saat belajar. Sehingga anak ketinggalan pelajaran karena jarang mengulang pelajaran di rumah, tidak dapat menjawab soal- soal ujian, bahkan nilai yang di peroleh anak pun kurang memuaskan.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif sebagaimana yang dikemukan oleh Lehmann (Yusuf, 2007:83) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah “salah suatu jenis penelitian yang bertujuan mendiskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas tinggi yang sedang menjalani proses belajar di SD N 16 Luhak Nan Duo Desa Sariak Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah 101 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Yusuf, (2007:191) yaitu teknik penarikan sampel secara acak”. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli di atas tujuan peneliti menggunakan teknik simple random sampling adalah untuk melihat peran orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar anak dan memandirikan anak dalam belajar. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Adapun data yang diintervalkan dalam penelitian ini adalah peran orang tua dalam mengembangkan kebiasaan belajar anak kelas tinggi di SD N 16 Luhak Nan Duo Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Sumber data yang digunakan penelitian ini adalah data primer dan sekunder. data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada peserta didik yang sedang menjalani proses belajar di SD N 16 Luhak Nan Duo Desa Sariak Kabupaten Pasaman Barat. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari tata usaha di SD Negeri 16 Luhak Nan Duo, yaitu data tentang jumlah peserta didik yang sedang
iii
b.
c.
Menyediakan Peralatan Belajar Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam menyediakan Menyediakan peralatan belajar anak rata-rata berada pada kriteria baik dengan persentase 65,00%. Hakim (Andriani, 2012:12) juga menyatakan bahwa ada beberapa faktor penting bagi orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang baik dirumah, antara lain: adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang memadai, keadaan lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap perkembangan dan proses pendidikan anak-anaknya. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam menyediakan peralatan belajar berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya menyediakan peralatan belajar yang cukup memadai dan orang tua perlu juga mempersiapkan dan mengatur peralatan belajar untuk anaknya. Jika hal ini terus diabaikan maka proses belajar anak tidak dapat berjalan dengan lancar, anak akan kurang berkonsentrasi dalam belajar karena peralatan belajarnya tidak memadai. Anak akan sering mengganggu teman belajarnya di sekolah karena anak akan meminjam peralatan belajar kepada temannya, karena ia belum memilikinya. Akibatnya anak kurang fokus pada guru yang sedang mengajar sehingga anak akan kurang paham dengan hal apa yang telah di sampaikan oleh gurunya di sekolah dan anakpun akan kesulitan dalam mengerjakan latihan- latihan yang di berikan oleh guru. Melengkapi Biaya dan Transportasi Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam melengkapi biaya dan transportasi anak rata-rata berada pada kategori baik dengan persentase 77,5%. Liang Gie (Rafiola, 2011:18) ada beberapa
perhatian dan perlakuan yang diharapkan dari orang tua dalam memberikan perhatian dalam kegiatan belajar anak adalah melengkapi biaya dan alat transportasi. Bagi anak yang jarak rumahnya jauh dari sekolah hal ini sangat penting, karena kelancaran pulang pergi kesekolah akan mempengaruhi kegiatan belajar. Bagi anak yang memakai jasa angkutan maka perlu biaya untuk membayar ongkos angkot. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam melengkapi biaya dan transportasi anak berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya memberi perhatian lebih untuk melengapi biaya dan transportasi karena sangat penting untuk pulang pergi anak ke sekolah. Jika hal ini diabaikan maka akan mempengaruhi hasil belajar anak karena ketelah pergi dan pulang sekolah anak akan merasa sangat lelah, karena berjalan kaki terlalu jauh misalnya. Sehingga ketika berada di sekolah anak sudah tidak berkonsentrasi lagi dalam belajar karena kelelahan dan perhatian anak dalama belajarpun berkurang, akibatnya anak tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan meteri, anakpun akan ketinggalan pelajaran, bahkan anak bisa saja mendapatkan nilai yang tidak memuaskan. 2. Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Kemandirian dalam Belajar a. Mendampingi Anak Saat Belajar Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam mendampingi anak saat belajar anak rata-rata berada pada kriteria cukup baik persentase 52,00%. The Liang Gie (Rafiola, 2011:18) ada beberapa perhatian dan perlakuan yang diharapkan dari orang tua dalam memberikan perhatian dalam kegiatan belajar anak adalah: mengawasi dan memdampingi anak belajar di rumah Orang tua perlu untuk mendampingi dan mengawasi kegiatan belajar anaknya, dengan begitu orang tua dapat mengetahui
iv
b.
apakah anaknya dapat belajar dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam mendampingi anak saat belajar berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya mengawasi dan mendampingi anak belajar di rumah, dengan begitu orang tua dapat mengetahui kesungguhan anak dalam belajar. Jika hal ini terus diabaikan maka anak akan belajar dengan sesuka hatinya saja, karena tidak ada yang mendampingi dan memperhatikan kesungguhannya dalam belajar. Sehingga anak tidak menggunakan waktu belajarnya dengan baik, bahkan bisa saja anak tidak mengulang pelajarannya karena tidak ada yang mengawasi. Menyedikan waktu untuk mendampingi anak dalam belajar Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam menyediakan waktu untuk mendampingi anak dalam belajar anak rata-rata berada pada kriteria baik persentase 62,8%. The Liang Gie (Rafiola, 2011:18) ada beberapa perhatian dan perlakuan yang diharapkan dari orang tua dalam memberikan perhatian dalam kegiatan belajar anak adalah: orang tua perlu mengawasi dan menyediakan waktu belajar anaknya di rumah, karena dengan mengawasi penggunaan waktu belajar anaknya di rumah, orang tua dapat mengetahui apakah anaknya menggunakan waktu belajar dengan sebaik-baiknya di rumah. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam menyediakan waktu untuk mendampingi anak dalam belajar berada pada kategori cukup baik. Orang tua hendaknya lebih lagi dalam menyediakan waktu untuk mendampingi anak belajar di rumah. Dengan begitu orang tua mengetahui apakah anak menggunakan waktu belajar dengan baik atau tidak, anak belajar dengan sungguh- sungguh atau sambil bermain- main. Jika hal ini terus diabaikan maka anak tidak
c.
d.
v
memiliki kedisiplinan waktu dalam belajar dan anak akan belajar bila ia menginginkannya saja. Sehingga anak akan lebih sering lupa tentang pelajaran yang di ajarkan guru di sekolah, karena jarang mengulang pelajaran di rumah. Membantu membahas materi yang sulit Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam menyediakan tempat belajar anak rata-rata berada pada kriteria baik dengan persentase 68,3%. The Liang Gie (Rafiola, 2011:18) ada beberapa perhatian dan perlakuan yang diharapkan dari orang tua dalam memberikan perhatian dalam kegiatan belajar anak adalah: menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar jika orang tua berusaha mengatasi kesulitan belajar anaknya, maka berusahalah menolong anak untuk mengatasi kesulitan itu. Orang tua dapat membantunya dengan memberikan keterangan kepada anaknya pada waktu anak mengalami kesulitan belajar atau orang tua meminta bantuan pada yang lain yang dianggap mampu memberikan bimbingan belajar yang dibutuhkan anaknya untuk mengatasi kesulitan belajar. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam membantu membahas materi yang sulit berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya menolong anak dalam mengatasi kesulitan belajarnya, misalnya orang tua menjelaskan kembali kepada anak pelajaran yang belum ia mengerti ataupun meminta bantuan kepada yang lain yang dianggap mampu memberikan bimbingan belajar yang dibutuhkan anak. Jika hal ini terus diabaikan maka kesulitan-kesulitan belajar akan menumpuk sehingga anak akan ketinggalan pelajaran dan anak akan malas belajar dan akan mendapat nilai yang tidak memuaskan. Mengontrol waktu dan cara belajar Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam Mengontrol waktu dan cara
e.
belajar anak rata-rata berada pada kriteria baik dengan persentase 64,9%. Hasibuan (Rafiola, 2011:23) menjelaskan bahwa ada beberapa cara dalam meningkatkan peran orang tua terhadap pendidikan anak mereka yaitu: dengan mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak seperti anak diajarkan untuk belajar secara rutin tidak hanya belajar pada saat mendapatkan pekerjaan rumah (PR) saja. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam mengontrol waktu dan cara belajar berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya mengontrol waktu dan cara belajar anak, misalnya anak diajarkan belajar secara rutin, jangan membiasakan anak belajar ketika mau ujian atau ketika ada PR saja. Jika hal ini terus diabaikan maka kedisiplinan belajar tidak ada pada anak, dan anak akan belajar ketika mau ujian dan PR saja. Menciptakan suasana rumah yang tenang pada saat belajar Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam menciptakan suasana rumah yang tenang pada saat belajar anak rata-rata berada pada kriteria sangat baik dengan persentase 82,5%. Siahan (Rafiola, 2011:26) Suasana tenang dalam belajar erat kaitannya dengan tempat belajar dan hubungan antara perlengkapan yang disediakan orang tua dengan kegiatan belajar anak. Hakim (Andriani, 2012:12) juga menyatakan bahwa ada beberapa faktor penting bagi orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang baik dirumah, antara lain Keadaan lingkungan rumah yang cukup tenang. Di lapangan peneliti menemukan peran orang tua dalam menciptakan suasana rumah yang tenang saat belajar berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya membantu anak untuk menciptakan suasana yang tenang saat belajar, sehingga anak akan lebih bersemangat dan berkonsentrasi dalam belajar dan tidak terganggu dengan suasana
f.
vi
yang bising. Jika hal ini terus diabaikan maka konsentrasi anak saat belajarr akan berkurang, anak akan malas belajar karena terganggu dengan suara bising dan anakpun tidak bisa belajar dengan tenang karena memikirkan suasana rumah yang kacau. Akibatnya anak tidak jadi mengulang pelajaran karena terganggu dengan suasana bising yang ada di sekitar rmah, bahkan anak bisa ikut bergabung dengan suasana bising tersebut. Misalnya anak jadi ikut bercerita, mendengarkan musik ataupun menonton televisi. Menjalin komunikasi dengan anak Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa peran orang tua dalam Menjalin komunikasi dengan anak rata-rata berada pada kriteria baik persentase 68,2%. Ciri-ciri orang tua yang efektif mengarahkan anaknya dalam belajar disebutkan Clark (Akbar-Hawadi, 2001:94) yaitu: Komunikasi yang terus menerus dengan anak. Orang tua menanamkan tanggung jawab pada anak untuk masuk ke sekolah secara rutin, menyimak guru di kelas, dan berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah. Hakim (Andriani, 2012:12) juga menyatakan bahwa ada beberapa faktor penting bagi orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang baik dirumah, antara lain: Adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga. Di lapangan peneliti menemukan bahwa peran orang tua dalam menjalin komunikasi dengan anak berada pada kategori baik. Orang tua memang seharusnya memiliki komunikasi yang lancar dengan anak, orang tua mau mendengarkan cerita dan keluhankeluhan anak selama berada di sekolah dan memberikan saransaran untuk anak. Jika hal ini terus diabaikan maka tidak akan tercipta suasana belajar yang baik dirumah, karena suasana belajar yang baik di rumah bisa tercipta karena adanya hubungan yang harmonis diantara sesama keluarga.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil dan pembahasan yang peneliti peroleh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Peran orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar anak kelas tinggi di SD N 16 Luhak Nan Duo Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat rata-rata berada pada kriteria baik dengan persentase 72,07%. 2. Peran orang tua dalam mengembangkan kebiasaan belajar anak untuk mengajarkan kemandirian dalam belajar anak kelas tinggi di SD N 16 Desa Sariak Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat rata- rata berada pada kriteria baik dengan persentase 67,20%. Adapun saran yang diberikan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Orang tua, agar dapat lebih meningkatkan lagi dan mempertahankan serta menjalankan peranannya sebagai orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar dan mengajarkan kemandirian dalam belajar pada anak, agar anak memiliki kebiasaan yang baik dalam belajar dan mendapatkan nilai yang memuaskan dalam belajar di sekolah. 2. Guru, hendaknya dapat meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman dan wawasan kepada para orang tua tentang peran-peran yang harus dijalankan oleh orang tua untuk membantu anaknya dalam belajar dan juga berbagi pengetahuan tentang kebiasaan belajar seperti apa saja yang harus dikembangkan oleh orang tua pada anaknya. 3. Pimpinan kelurahan, hendaknya dapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu pendidikan luar sekolah terutama bagi para orang tua yang masih belum memiliki pengetahuan yang luas tentang peranannya sebagai orang tua dalam melengkapi fasilitas belajar anak dan memandirikan anak dalam belajar. 4. Pengelola program studi bimbingan dan konseling, sebagai bahan masukan untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas calon guru BK yang akan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dan masyarakat. 5. Peneliti, hendaknya dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan yang telah didapat selama perkuliahan pada
6.
masyarakat terutama pada orang tua agar mereka dapat menjalankan peranannya dalam melengkapi fasilitas belajar anak dan memandirikan anak dalam belajar. Peneliti selanjutnya, untuk jadi pedoman dan sumber ilmu pengetahuan dalam menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya. Agar dapat dilanjutkan tentang peran orang tua dalam mengembangkan kebiasaan belajar anak dari aspek yang lain, maka semua permasalahan yang dialami anak dan orang tua bisa terentaskan dengan baik.
KEPUSTAKAAN Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Akbar,
Reni-Hawadi. Perkembangan Gramedia.
2008. Psikologi Anak. Jakarta:
Andriani, Mira. 2012. Peran Orangtua dalam Membantu Kegiatan Belajar Anaknya di SMP Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi tidak diterbitkan. STKIP. Bungin,
Burhan. Penelitian Kencana.
(2011). Metodologi Kuantitatif. Jakarta:
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Rafiola,
Ryan Hidayat. 2011. Peran Orangtua dalam Membantu Kegiatan Belajar anak. Skripsi tidak diterbitkan. STKIP.
Silalahi,
Karlinawati. 2010. Keluarga Indonesia Aspek dan Dinamika Zaman. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
vii
Sudijono, Anas. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV.Alfabeta.
Yusuf A Muri. 2007. Metodoogi Penelitian. Padang:UNP.
viii