UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/ 2014)
oleh; Utun Cahyaman T; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.;2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.; 3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang penerapan metode bermain dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014, dengan jumlah 20 peserta didik terdiri atas 10 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Instrumen penelitian dan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan dilakukan tes unjuk kerja psikomotoris, tes afektif dan dan tes kognisi serta lembar pengamatan aktivitas peserta didik melalui dua orang pengamat. Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh dan meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.
Kata Kunci: Lompat Jauh, Metode Bermain
1
2 A. PENDAHULUAN Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang bisa dijadikan sebagai sarana mencapai prestasi maupun pencapaian tujuan pendidikan, oleh karena itu atletik adalah merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar sampai dengan tingkat SMU. Atletik dapat diajarkan sejak usia dini, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Harsono (1998:111) bahwa : “Atletik dapat diajarkan sejak usia 10 – 12 tahun”. Namun pengajaran atletik kepada anak-anak usia sekolah dasar harus secara khusus dan disesuaikan dengan kemampuan para siswa seusianya. Dalam kurikulum Penjaskes 1993 dijelaskan mengenai materi-materi pelajaran Penjaskes, di antaranya atletik, nomor-nomor dalam atletik yang harus diajarkan yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Cabang olahraga atletik terdiri atas beberapa nomor sebagai berikut : Nomor lari meliputi jarak dekat atau sprint, jarak menengah dan jarak jauh. Nomor jalan meliputi jalan cepat. Nomor lompat meliputi lompat jauh, loncat tinggi, lompat jangkit, dan loncat galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, lempar lontar martil, dan tolak peluru. Keterangan di atas masih memerlukan penjelasan yang lebih rinci lagi, akan tetapi sesuai dengan topik masalah yang diteliti, maka penulis hanya mengulas mengenai nomor lompat saja khususnya mengenai lompat jauh. Tujuan pada lompat jauh pada umumnya melompat untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Ada beberapa hal yang dikuasai siswa untuk mendapatkan hasil lompatan yang sejauhjauhnya, selain teknik dasar juga harus dilatih aspek fisik agar dapat menghasilkan lompatan yang baik, Harsono (1988:100) menjelaskan sebagai berikut : “Ada empat aspek yang harus dilatih yaitu : (1) Aspek fisik, (2) Aspek teknik, (3) Aspek Taktik, (4) Aspek mental”. Empat aspek itulah yang harus diberikan pada siswa agar dapat melaksanakan lompat jauh dengan hasil yang maksimal. Pembelajaran lompat jauh dapat menjadi salah satu kegiatan yang digemari dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar, sesuai dengan ciri melakukan unsur gerak yang ada dalam teknik lompat jauh. Namun tidak jarang lompat jauh menjadi kegiatan yang membosankan, untuk mengatasinya diperlukan kemasan baru dalam memberikan pembelajarannya agar lebih menarik dan menyenangkan.
3 Sesuai dengan yang dikemukakan Saputra (2001:4) sebagai berikut : “Guru harus
berusaha
seoptimal
mungkin
dalam
merancang
tugas
gerak
yang
menggembirakan. Tanpa itu mustahil mutu pengajaran akan meningkat. Bahkan akan tumbuh sikap tidak senang anak-anak terhadap kegiatan tersebut”. Kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran lompat jauh di sekolah cenderung kaku dan membosankan karena terlalu sedikit model dalam tugas gerak yang diberikan, apalagi siswa belum menguasai betul tentang konsep gerak yang sedang dipelajarinya. Karena sesuai dengan perkembangan tugas gerak, anak usia sekolah dasar pada umumnya sedang menjalani masa pertumbuhan dan mengalami bertambahnya pengalaman bergantung pada instruksi dan meniru pada orang lain. Maka dari itu contoh model yang baik akan menjadikan siswa menjadi lebih terampil dalam menguasai keterampilan geraknya. Dengan demikian seorang guru harus memberikan metode pengajaran yang tidak berorientasi pada pencapaian prestasi olahraga, karena metode mengajar yang berorientasi pada pencapaian prestasi olahraga menonjolkan peran guru. Dalam proses belajar mengajar dan kegiatannya pun berpusat pada guru. Model pembelajaran ini akan membuat siswa merasa jenuh atau merasa kurang senang. Frustrasi untuk mengikuti kegiatan pendidikan jasmani karena hal ini tidak sesuai dengan usianya. Dengan masalah tersebut, maka sudah menjadi keharusan guru penjas untuk mengubah suasana kejenuhan itu dengan cara memodifikasi proses pembelajaran terutama lompat jauh yang menjadi bahan kajian peneliti ini. Sebagai contoh : dengan menerapkan metode bermain. Oleh karena itu penulis mencoba untuk meneliti tentang penerapan metode bermain dalam upaya mneingkatkan hasil belajar lompat jauh. Dari uraian tersebut diatas, maka penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh dengan Menggunakan Metode Bermain (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/ 2014)”.
4 B. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Metode pebelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Salah satu cirri classroom action research adalah cylic atau adanya langkahlangkah yang terukur dan terencana dalam sebuah siklus. Sehingga rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam sebuah siklus. Rancangan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus melalui fase-fase planning (perencanaan), acting (tindankan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). (Kemmis dan Mc Taggart, 1992). Sebagai berikut. Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
SIKLUS selanjutnya
Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. Kelas ini tergolong kelompok siswa dengan tingkat keterampilan lompat jauh masih berkategori “sedang” bahkan cenderung “rendah”, sebuah kelas yang terdiri dari siswa dengan prestasi belajar yang rendah. Kondisi tersebut turut berakibat pada munculnya kesenjangan partisipasi dan prestasi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mata pelajaran penjasorkes.
5 Perencanaan Adapun tahap perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : 1. Membuat rencana pembelajaran yang di dalamnya tercakup tujuan pembelajaran. 2. Membuat lembar observasi untuk mengetahui proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 3. Membuat tugas gerak yang harus dilakukan siswa. 4. Membuat soal evaluasi setiap akhir siklus, untuk mengetahui hasil belajar perubahan setelah tindakan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan ini dilakukan pada jam pelajaran penjasorkes, penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dalam empat kali pertemuan. Siklus pertama menerapkan strategi pembelajaran penjasorkes dengan upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menerapkan metode bermain perorangan dengan jumlah repetisi lebih sedikit. Metode belajar komando. Siklus kedua menerapkan strategi pembelajaran penjasorkes dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh dengan menerapkan metode bermain perorangan dengan jumlah repetisi yang lebih banyak. Metode belajar kooperatif. Teknik Pengumpulan Data Fokus penelitian ini adalah partisipasi belajar siswa, kerjasama dan sikap peduli siswa terhadap teman. Untuk memeproleh data-data tersebut digunakan beberapa teknik dan alat pengumpul data di antaranya : 1. Teknik angket dan wawancara untuk data sikap Untuk mengetahui perkembangan proses dan atau pencapaian kompetensi sikap peduli siswa. 2. Teknik tes unjuk kerja (performance test) Digunakan untuk mengukur kinerja siswa di kelas. Penilaian ini mencakup hasil akhir serta proses pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa melakukan kegiatan belajar yang bersifat kolaboratif. 3. Teknik pemberian tugas kelompok Untuk mengukur aktivitas kelompok terhadap tugas yang diberikan, dan kepedulian
6 siswa terhadap teman yang mengalami kesulitan belajar. 4. Teknik observasi Digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengolah kelas pembaruan. Instrumen Penelitian Sesuai dengan dari penelitian ini, maka diperlukan data penelitian yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tes lompat jauh. Dalam penelitian ini penulis menerapkan tes lompat. Tes ini digunakan untuk mengukur hasil lompatan dari lompat jauh. Pelaksanaannya, subjek diberi kesempatan untuk melakukan lompat jauh sebanyak tiga kali lompatan. Hasil lompatan terjauh diambil menjadi data penelitian. Hasil lompatan dianggap sah jika pada saat menolak sampel tidak melewati papan tolak sedangkan hasil lompatan dianggap tidak sah jika pada saat menolak sampel tidak melebihi papan tolak. Hasil lompatan diukur dari papan tolak sampai ke bagian badan yang paling dekat ke papan tolak. Sebelum melakukan tes lompat jauh sampel diberikan pemanasan terlebih dahulu. Setelah melakukan pemanasan sampel di panggil satu persatu untuk melakukan lompat jauh. Setelah seluruh sampel selesai melakukan lompatan pertama diteruskan untuk melakukan lompatan berikutnya secara bergiliran Teknik Analisis Data Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yakni : (1) identifikasi data, (2) melihat pola-pola, dan (3) membuat interpretasi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang ditunjang meningkatnya hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014.
7 Kriiteria Keberhasilan Penelitian ini dianggap berhasil jika telah memenuhi indikator kinerja : 1. Sekurang-kurangnya 75% siswa menunjukkan peran aktif dalam kegiatan pembelajaran penjasorkes dan memiliki tingkat keterampilan lompat jauh kategori baik. 2. Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai ulangan di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. 3. Sekurang-kurangnya 75% siswa berkarakter : kerjasama, tolaransi, jujur, sportif.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan guru menunjukkan pada pembahasan siklus I, terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi. Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rerata peroleh skor pada siklus I 60% menjadi 75%, mengalami kenaikan 15%. Begitu pun dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I rata-rata 70% dan pada siklus II 85% mengalami kenaikan 15%. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus I 65% dan pada siklus II 80% mengalami kenaikan sebesar 15%. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus I 80% dan pada siklus II 90% mengalami knaikan sebesar 10%. Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus I 70% sedangkan pada siklus I 85% mengalami kenaikan sebesar 15%. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat pada siklus I 70%, sedangkan pada siklus II 90% mengalami kenaikan sebesar 20%. Melalui metode bermain terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creative learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menonjol dalam model pembelajaran ini. Dengan menerapkan menggunakan metode bermain guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn) dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/ petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan
8 menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan terutama dalam langkah melakukan lompat jauh. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas prosentasi ketercapaian pada siklus I mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa lompat jauh dengan menerapkan metode bermain dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah belajar lompat jauh siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. D. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil temuan, analisis data dan refleksi pada setiap siklus serta pembahasan yang telah disajikan dalam bab-bab terdahulu, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode bermain dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas pada siklus I serta meningkat pada siklus II untuk laki-laki dan perempuan. 2. Proses meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014 dalam lompat jauh mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tergambar dari kenaikan nilai terendah untuk laki-laki dan perempuan pada siklus I, serta pada siklus II. 3. Besar persentase besar pula peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangsambung 3 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/ 2014 dalam lompat jauh cukup memuaskan hal ini dapat terlihat dari peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk laki-laki dan perempuan pada siklus I dan pada siklus II. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, maka penulis mengajukan saransaran sebagai berikut.
9 1. Untuk meningkatkan keterampilan lompat jauh pada siswa sekolah dasar, penulis menyarankan kepada para Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, pembina olahraga agar hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dan dapat digunakan sebagai alternatif bentuk latihan atau pembelajaran dalam rangka peningkatan hasil lompat jauh pada anak sekolah dasar dengan menerapkan metode bermain. 2. Kepada guru, agar mengaplikasikan model pembelajarnnya dan sebaiknya lebih kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran yang dilakukan bisa menyenangkan siswa, menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan tentunya tujuan pembelajaran itu sendiri tercapai. 3. Kepada sekolah, agar memfasilitasi dengan cukup agar kegiatan tersebut bisa tercapai. 4. Berbagai wawasan ilmu, menjadikan hasil penulisan ini sebagai refrensi demi kualitas pendidikan. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badriah, Dewi L. 2002. Fisiologi Olahraga. Bandung: Pustaka Ramadhan. Ballesteros, J. M. 1979. Pedoman Latihan Dasar Atletik (Terjemahan). Jakarta: PASI. Depdikbud. 1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Muslihin dan Sujarwo. 2003. Bentuk-bentuk Latihan Cabor Atletik. Tasikmalaya: Prodi PJKR Universitas Siliwangi. Depdiknas .2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai
Pustaka.
Surakhmad, Winarno. 1998. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.