STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)
Oleh: SYARIFATUL MAULA 107046202057
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ .اﻟﺤﻤﺪ ﷲ اﻟﺬي أرﺳﻞ رﺳﻮﻟﻪ ﺑﺎﻟﻬﺪى ودﻳﻦ اﻟﺤﻖ ﻟﻴﻈﻬﺮﻩ ﻋﻠىﺎﻟﺪﻳﻦ آﻠﻪ . وأﺷﻬﺪ أن ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪﻩ ورﺳﻮﻟﻪ.أﺷﻬﺪ أن ﻻاﻟﻪ اﻻاﷲ وﺣﺪﻩ ﻻﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ ,اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪ ﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ أﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ أﺟﻤﻌﻴﻦ أﻣﺎ ﺑﻌﺪ
Pada kesempatan ini penyusun menghaturkan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta bimbingan-Nya kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik di Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita baginda nabi agung Muhammad Saw beserta ahlul baitnya, dan para sahabat yang telah membuka keluasan ilmu pengetahuan serta dengan sabar mengajarkan pada ummatnya. Skripsi berjudul “Strategi Pemasaran Dana Pensin Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Dalam Peningkatan Jumlah Nasabah” disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu sebagai bentuk penghargaan dan rasa ta’dhim, penyusun haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Orang tua ku tercinta Ibunda Siti Saodah dan ayahanda Ahmad Baehaqi salam ta’dzim penulis haturkan kepada keduanya yang telah dengan sabar mendidik dan mengajarjan kepada penulis i
untuk gigih menuntut ilmu dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun, doa dan ridho. Keduanya adalah segalanya. Kakak-kakak beserta adik-adik ku tersayang (mba farda, mas udin mas usbat dek pipit dan dek dewi) yang dengan tulus selalu memberi dorongan kepada penulis, terimakasih atas doa’ dan motivasinya 2. Prof.Dr. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum 3. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum 4. Bapak mu’min Rouf, MA selaku Sekretaris Prodi serta doseen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan arahan serta semangat selama masa pekulihan hingga penulisan skripsi ini selesai 5. Bapak AM.Hasan Ali, MA dan Bapak Prof. Dr.H. Hasanudin, AF, MA sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangakan waktu di sela-sela kesibukan dalam memberikan masukan ataupun nasihat dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh dosen fakultas yang telah mentranfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis 7. Segenap staf akademik dan perpustakaan Fakultas Syariah serta perpustakaan Utama 8. Teman-teman Asuransi Syariah angkatan 2007 khususnya Asuransi A (Nani, Iis, Mila, Ulfha, Fika, Tiara, Dilla dan teman- teman putra yang tidak dapat disebut satu persatu 9. Rekan-rekan IMMAN , rekan-rekan IRMAFA, rekan-rekan NIELSEN dan rekan-rekan Yasmin 10. Suka duka dalam kesetiaan persahabatan merupakan suatu motivasi bagi penulis dalam menghasilkan karya ilmiah ini untuk Cibul, Zie, Irma, Dian kalian yang slalu membuat aku tersenyum disaat sedih, membuat aku bangun disaat terjatuh , membuat aku kuat disaat lemah, cepetan nyusul wisuda ya kawan..you are always be the best
ii
11. Untuk sahabat perjuanganku dalam penulisan skripsi untuk Siti Nur Mutia Andini, Alfian, Farhan semangat dan motivasi kalian yang membuat aku bisa lebih semangat dalam menulis skripsi, teman-teman kosan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih banyak atas motivasi dan segala bantuannya luph U All... Semoga kebaikan dan keikhlasan pihak-pihak yang terkait tersebut mendapat balasan dari Allah SWT Jazakumullah Khoiru Jaza. Akhir kata kami mengharap ampunan dan ridla Allah SWT semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan menambah khazanah pengetahuan dan perkembangan Muamalat Amin
Jakarta, 31 Mei 2011 M. 27 Jumadil Akhir 1432 H.
iii
Penyusun
ABSTRAK Pemerintah dengan kebijakan yang dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun telah memberikan kesempatan bagi Bank ataupun Perusahaan Asuransi Jiwa untuk menyelenggarakan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) kepada masyarakat luas. Kebijakan merupakan usaha Pemerintah untuk memelihara kesinambungan pendapatan karyawan perusahaan dan pekerja mandiri pada saat memasuki usia pensiun (retirement benefit). Sebagai implementasinya PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. telah mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang disingkat DPLK Muamalat, yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuanagn No. KEP-485/KM.17/1997 Tanggal 10 Oktober 1997. Penelitian pada DPLK Bank Muamalat Indonesia dilakukan oleh penulis untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK Syariah dalam peningkatan jumlah nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan library research dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran DPLK Bank Muamalat Indonesia berpengaruh secara positif dalam peningkatan jumlah nasabah. Kata Kunci: Syariah, strategi pemasaran
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………
i
Abstrak ……………………………………………………………………………………
iv
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..
v
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………
vii
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Belakang Masalah ..................................................
1
B.
Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ..............................
6
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................
7
D.
Kerangka Teori dan Konseptual ......................................................
8
E.
Review Studi Terdahulu ..................................................................
12
F.
Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ........................................
13
G.
Sistematika Penulisan ......................................................................
15
: KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK
A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi ........................................................................
17
2. Konsep Pemasaran ........................................................................
19
3. Pengertian Pemasaran ...................................................................
20
v
4. Pengertian Pemasaran Syariah ......................................................
22
5. Segmenting, Targeting, Positioning ..............................................
25
6. Bauran Pemasaran .........................................................................
31
B. DPLK
BAB III
BAB IV
1. Pengertian DPLK ..........................................................................
40
2. Fungsi dan tujuan DPLK ...............................................................
42
3. Jenis dan Program Dana Pensiun ..................................................
45
4. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun ...........................................
52
5. Syarat Kepersetaan dan Manfaat DPLK ......................................
54
: PROFIL DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA
1. Sejarah Berdirinya DPLK BMI .....................................................
57
2. Visi, Misi dan Tujuan DPLK BMI ................................................
58
3. Stuktur Organisasi dan Tata Kerja ................................................
59
4. Jenis Produk Dana Pensiun Muamalat ..........................................
64
5. Manfaat DPLK BMI .....................................................................
66
6. Mekanisme Prosedur peserta DPLK BMI .................................
68
: ANALISA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Aplikasi Strategi Pemasaran DPLK BMI .....................................
vi
74
B. Perkembangan Jumlah Peserta DPLK BMI ..................................
83
C. Kendala-kendala yang dihadapi DPLK Muamalat Dalam Memasarkan Produk ......................................................................
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................
91
B. Saran ..............................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1
: Perbedaan DPPK dan DPLK
Tabel 2
: Target Jumlah peserta DPLK BMI
Tabel 3
: Realisasi perkembangan jumlah peserta DPLK BMI
Tabel 4
: Perkembangan dana peserta DPLK BMI
vii
87
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia yang berkembang cepat dan pesat di berbagai sektor, dihadapkan pada timbulnnya dampak dan fenomena baru yang memberikan pengaruh dan perubahan, baik yang menguntungkan maupun merugikan, seperti bertambah besarnya risiko-risiko yang tidak dapat diduga, yaitu hilangnya harta atau jiwa. Segala risiko yang mungkin timbul, akibat hal-hal yang tidak diinginkann tersebut dan guna menutup kemungkinan dari risiko-risiko kerugian, maka kehadiran asuransi dibutuhkan untuk menjamin manusia dari berbagai risiko. Institusi ini telah menjadi basis bagi kehidupan modern dan mempunyai pengaruh yang sangan luas, dapat diaplikasikan di semua bidang. Saat ini kebutuhan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam kehidupan dan perekonomian, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti kematian, atau risiko dalam menghadapi kerugian atas harta benda yang dimiliki. Asuransi memang tidak bisa mencegah risiko, tapi setidaknya bisa menanggulangi dampak financial dengan risiko yang terjadi. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin
2
dapat mengganggu kesinambungan usahanya.1 Pada tahun 70 an sampai 80 an terutama masyarakat pedesaan di Indonesia berlomba-lomba masuk jadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap. Setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat masih berfikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pilihan pertama mereka adalah pegawai negeri karena pegawai negeri pada saat itu memberikan kepastian adanya pensiun disaat setelah mereka tidak bekerja. Program
pensiun
pada
kesejahteraan pada karyawan,
prinsipnya
bertujuan
memberikan
keberadaan kesejahteraan tersebut
jaminan
meningkatkan
karyawan memeperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan, atau bahkan meninggal dunia. Risiko-risiko tresebut memberikan dampak financial.2 Di Negara-negara maju penyelenggaraan program pensiun sudah dilakukan sejak tahun 1800 an sedangkan dalam pemerintahaan islam program pensiun diselenggarakan pada masa pemerintahaan Umar Bin khattab. Penyelenggaraan program pensiun sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap kesejahteraan karyawan dan penyelenggaraan ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun 1
2
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001) h.1
Dahlan Siamat, Manajemen Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI 2004), Edisi ke-4 h.465
3
perusahaan-perusahaan swasta. Pada masa ini belum banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun bagi karawannya sehingga relative banyak karyawan yang belum dapat menikmati hari tua mereka setelah tidak bekerja, para karyawan yang bekerja pada perusahaan swasta yang tidak menyelenggarakan program pensiun.3 Sampai akhir 2006, di Indonesia telah terdapat 23 unit bank syariah dan 105 BPR Syariah. Nilai aset bank syariah nasional terus mengalami pertumbuhan di mana hingga Desember 2006 telah mencapai Rp 26,72 triliun. Melalui berbagai formulasi kebijakan dan program akselerasi, BI juga telah menargetkan pangsa pasar bank syariah tahun 2008 untuk dapat mencapai lima persen. Selain itu, terdapat 36 unit asuransi syariah yang telah beroperasi. Total nilai emisi obligasi syariah yang tercatat di pasar modal hingga Juli 2006 sebanyak 17 produk dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp 2,21 triliun. Adapun reksa dana syariah dalam periode yang sama, membukukan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar Rp 566,8 miliar. Tentunya pertumbuhan lembaga keuangan syariah tersebut, secara lambat tapi pasti juga akan mendorong perkembangan dana pensiun syariah. Sampai sekarang, baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun syariah di antaranya; Bank Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia) dan Allianz. Lambannya pertumbuhan dana pensiun syariah disebabkan beberapa faktor di antaranya; keterbatasan regulasi; keterbatasan instrumen investasi, belum jelasnya model tata 3
Kasim, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada 1998). h.25
4
kelola dana pensiun syariah serta kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya dana pensiun syariah Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relative tertinggal disbanding dengan industri keuangan syariah yang lainnya. Hal ini disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi. Akan tetapi pesaing bukanlah sesuatu halangan yang harus ditakuti atau bahkan dimusuhi. Justru sebaliknya, para kompetitor harus dirangkul sebagai mitra komplementer yang saling sinergis, diantaranya pesaing akan membuka, menciptakan dan melebarkan pasar. Pesaing bias kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam memperbaiki kinerja manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan selalu lebih professional. Pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam menghasilkan produk ataupun jasa dengan bekerja secara lebih efisien dan kreatif. 4 Dalam mengelola program pensiun, diperlukan komitmen pendiri dan pengelola untuk mengelola dana peserta secara hati-hati (prudent), meminimalkan segala kemungkinan moral hazad untuk kepentingan pihak tertentu yang tidak ada kaitannya dengan upaya peningkatan kesejahteraan peserta. Selain itu juga dibutuhkan komitmen Pendiri untuk memenuhi kewajibannya, baik akibat adanya masa kerja lalu, maupun pendanaan untuk jangka panjang guna mencapai kekayaan yang cukup untuk membayar pensiun yang dilakukan melalui proses pengumpulan 4
Abdullah Amrin, Strategi pemasaran Syariah (Memenangkan Pesaing Usaha Bisnis Asuransi Dan Bank Syariah Secara Syariah, PT. Gramedia Widisarana Indonesia.( Jakarta: 2007). h.78
5
dan pengelolaan dana dengan memastikan bahwa investasi yang dilakukan sudah tepat dengan biaya seefisien mungkin. Oleh karena itu, dalam mengelola Dana Pensiun agar dapat memenuhi harapan para stakeholder, perlu dikelola secara profesional. Salah satunya dengan menerapkan Tata Kelola Dana Pensiun Yang Baik (Good Pension Fund Governance/GPFG). Karena apabila pengelolaan dana publik tersebut tidak dilaksanakan secara amanah dan mengabaikan aspek GPFG dapat menimbulkan penyalahgunaan bahkan penyimpangan yang pada gilirannya akan merugikan masyarakat peserta sebagai pemilik akhir dana tersebut. Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba (keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut strategi pemasaran, pengertian pemasaran sendiri yaitu suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.5 Dalam melakukan kegiatan pemasarn suatu perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang dilskukan untuk memprtahankan produk-produk agar tetap eksis, dalam jangka pendek biasanya untukmerebut hati konsumen terutama produk yang
5
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), cet ke-1, h.63
6
baru.6 Sebagai bank yang murni syariah, Bank Muamalat Indonesia harus mempunyai strategi tersendiri dalam mengembangkan dan memasarkan DPLK. Persoalannya adalah bagaimana membuat DPLK yang baik dan berkualitas yang nantinya akan dapat menarik minat masyarakat dalam membeli manfaat dari produk tersebut, dan bagaimana DPLK syariah tersebut dapat dipasarkan kepada masarakat, terutama kepada masyarakat yang beragama islam dan strategi apakah yang lebih tepat digunakan dalam pemasaran produk tersebut. Dari latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUNGAN (DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (STUDI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berbicara mengenai pemasaran akan berorientasi kepada suatu perusahaan, dimana
pemasaran sangat memegang peranan penting dalam kemajuan dari
perusahaan, namun hal ini juga harus diikuti dengan etika dalam memasarkan suatu produk ke pasaran. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang diuraikan. 6
Plilip Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: PT. indeks Gramedia Group, 2004), edisi 9, jilid 1 h.5
7
Dalam hal ini penulis ingin membatasi hanya pada strategi pemasaran DPLK terhadap peningkatan jumlah nasabah.
2. Perumusan masalah Sebagai bahan penelitian ada beberapa hal yang difokuskan antara lain adalah: 1. Bagaimana strategi pemasaran Bank Muamalat Indonesia dalam peningkatan jumlah nasabah DPLK syariah? 2. Apa faktor dominan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah DPLK Syariah 3. Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK syariah terhadap peningkatkan jumlah nasabah dari tahun 2008-2010 ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan kajian skripsi ini secara umum adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK pada Bank Muamalat Indonesia 2. Untuk mengetahui factor dominan yang mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah DPLK 3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK syariah terhadap peningkatan jumlah nasabah. Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut diatas, diharapkan dari
8
hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, sebagai tambahan informasi dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain yang juga meneliti tentang strategi pemasaran lembaga keuangan syariah serta produk-produknya yang sebelumnya lebih dahulu dikenal lembaga keuagan konvensional 2. Bagi praktisi, membantu untuk lebih meningkatkan pelayanan serta memperluas usaha ke berbagai daerah dalam rangka melayani masyarakat serta dapat menentukan strategi yang akan diambil dalam peningkatan pemasaran produk tersebut 3. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dalam hal ini dapat memberikan pengetahuan tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
D. Kerangka Teori dan Konseptual Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, sttratageta (stratos : militer, dan ag: dsituasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.7
7
Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Manajemen; Back To Basic Approach (Jakarta: PT.Grafindo Persada) 2003. h.19
9
Menurut DR. Sukanto Reksohadiprodjo,
menjelasakan bahwa strategi
adalah pondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi ang digariskan adalah ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi. Menurut Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada hakikatna adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, meleinkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya8 Strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi. Strategi juga terkait dalam menentukan bagaimana suatu organisasi menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan sekeliling, terutama terhadap pesaingnya.9
Pemasaran umumnnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian dan harga sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi seorang manajer toko serba ada pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran (retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah pemasaran ang dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian 8
Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek,( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32 9
David Faulkner dan Gerry Johnson, Strategi Manajemen, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo)1995. h.3
10
dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan usaha untuk menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga yang dapat memberikan keuntungan padanya. Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh,
terpadu, dan
menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. 10 Pemasaran syariah adalah penerapan suau disiplin bisnis strategis yang Sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kertajaya, nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11
10
Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168 11
h.23
M.Nur Rianto Al Arief, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,2010)
11
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Badan Hukum yang dibentuk oleh Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi pesertanya. Sesuai UU nomor 11 Tahun 1992 yang ditunjuk menyelenggarakan Program DPLK adalah Bank dan PAJ dengan batasan bahwa kekayaan pengelolaan dana maupun program-programnya terlepas dari Badan Pendirinya. Hal ini dilakukan agar kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya dapat terjamin. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran peserta beserta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing sebagai manfaat pensiun. Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK akan tergantung sepenuhnya pada iuran pasti, hasil pengembangan dana tersebut serta lamanya menjadi peserta. Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan peserta agar dapat menyimpan atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan memperoleh keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul akibat dari pengembangan dana tersebut. Peserta DPLK adalah perorangan atau pribadi, baik karyawan suatu lembaga atau perusahaan maupun pekerja mandiri. Yang dimaksud pekerja mandiri di sini adalah pekerja atas usaha sendiri, bukan karyawan dari orang atau badan usaha.
12
Walaupun telah mengikuti program pensiun di perusahaannya, karyawan suatu lembaga atau perusahaan masih berkesempatan untuk mengikuti DPLK.12
E. Review Studi Terdahulu Untuk menghindari penelitian dengan obyek yang sama, maka diperlukan kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber keputusan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu: 1. Nurul Amalia, Tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan DPLK pada PT Bank Muamalat Indonesia (studi kasus PT Bank Muamalat Indonesia) jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 M/ 1427 H. Skripsi ini melihat bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap cara pengelolan DPLK menurut Ekonomi Syariah 2. Zakimaini Strategi Pemasaran Produk ful PROTEK PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Bank Muamalat Indonesia (studi Kasus PT Takaful Keluarga mampang). Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/ 1430 H. Skripsi ini melihat bagaimana Srategi perusahaan dalam memasarkan produk fulProtek yang ada pada PT Takaful Keluarga. 12
http:/Bumiputera.com di akses pada tanggal 08 Des 2010
13
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang sebelumnya adalah pada skripsi terdahulu menekankan pada strategi perusahaan dalam memasarkan produkbaik secara internal maupun eksternal sedangkan skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran dilihat dari strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.
F. Metode Penelitian dan teknik penulisan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif : ucapan atu tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan ini lansung menunjukkan setting dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subjek penyelidikan baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variable yang terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan, yang menghasilakn data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang terlibat dalam objek.13 Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakn jenis metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Library research (pengumpulan data melalui kepustakaan), membaca buku-buku atau literature yang berkaitan dengan tema skripsi, dalam hal ini bahan bacaan yang berkaitan dengan strategi pemasaran DPLK 13
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992) cet.ke 1 h.21
14
2. Field research (penelitian lapangan), dengan data langsung mengunjungi, mempelajari dan melakukan wawancara pada Bank Muamalat Indonesia. Dalam penelitian penulis mengguankan beberapa teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah : a). Observasi (pengamatan), merupakan metode pertama yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Dan ini berarti pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain.14 b). Wawancara (interview), merupakan cara
digunakan dengan tujuan
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan atau Tanya jawab,15 Berkaitan dengan skripsi ini, maka dilakukan secara langsung kepada pihak yang berwenang atas pemasaran produk DPLK Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan untuk sistematika penulisan, penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2005.
14
15
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: cv Alfabeta, 2006)h.138 Moh. Nadzir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia,2005
15
G. Sistematika penulisan Untuk lebih mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode
penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II
: STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK Dalam bab ini menguraikan tentang teoritis, meliputi pengertian strategi pemasaran , bauran pemasaran, segmenting targeting dan postionoing, pengertian DPLK, Jenis manfaat kepesertaan DPLK, fungsi dan tujuan DPLK dan syarat kepesertaan DPLK
BAB III
: PROFIL BANK MUAMALAT INDONESIA Didalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan yang mencakup sejarah perusahaan, kegiatan perusahaan dan jenis produk, visi misi dan tujuan perusahaan serta struktur organisasi dan tata kerja
BAB IV
: STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN
(DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN
JUMLAH NASABAH Di dalam bab ini merupakan penjelasan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran Bank Muamalat Indonesia terhadap peningkatan
16
jumlah nasabah perorangan (mandiri). BAB V
: PENUTUP Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dilihat dari uraian hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
17
BAB II KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK A. Pengertian Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Strategi adalah pusat dan inti yang khas dari manajemen strategik. Strategi mengacu pada perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi, strategi kebijakan dan sasaran organisasi.1 Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, stratageta (stratos : militer, dan ag : memimpin) artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral, konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.2 Sedangkan secara terminologi strategi menurut beberapa ahli sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1
George A. Steiner dan john B.Miner, kebijakan dan strategi manajemen, Ed.II, penerjemeh Ticoalu dan Agus Dharma, SH.M.Ed (Jakarta:Erlangga,1997)hal 6 2
Sofyan Asyari, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) cet ke -7 h.168
18
a) DR. Sukanto Reksohadiprodjo, menjelasakan bahwa strategi adalah pondasi tujuan
organisasi,
dalam hal
“agribisnis”
strategi
digariskan
adalah
ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.3 b) Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.4 Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan tentang strategi yaitu: a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi. b. Strategi merupakan satu kesatuan organisasi rencana terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus dipertimbangkan dan harus dipilih.5
Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan ahirnya harus dievaluasi terhadap strategi tersebut, karena strategi merupakan suatu
3
Sukanto Reksahadiprodjo, Manaajemen Strategik (Yogyakarta: BEFE, 1987), Edisi Pertama h.11 4
Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32 5
http;id.wikipedia.org/wiki/strateg.htm di akses pada tanggal 1 April 2011
19
alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat: 6
Menyatu (unified) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan.
Menyeluruh
(comprehensive)
yaitu
mencakup
seluruh
aspek
dalam
perusahaan.
Integral (integrated) yaitu strategi akan cocok atau sesuai dari seluruh tingkatan.
2. Konsep Pemasaran Pentingnya pemasarn berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga penting dilakukan untuk menghadapi pesaing yang semakin meningkat tentunya dengan melakukan strategi yang berbeda dalam rangka perkenalan dan pemasarn produk. William J.Stanton mendefinisikan pemasaran dalam 2 (dua) penngertian dasar yaitu: a. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar-menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia b. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar. 6
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Stratejik
( Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), cet ke-1 h.16
20
Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Didalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk-produk (barang-barang, layanan dan ide) value atau nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar serta prospek. Konsep tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran merupakan gabungan dari beragam aspek yang saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan suatu aktivitas yang bermanfaat bagi peningkatan nilai penjualan suatu produk atau jasa yang ditawarkan 3.
Pengertian Pemasaran Sering didengar banyak orang berbicara mengenai penjualan, pembelian,7
transaksi, dan perdagangan tetapi apakah sama istilah ini dengan pemasaran? Pemasaran umumnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian dan harga sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi seorang manajer toko serba ada
pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran
7
http://www.edukasi.net/mol/mo full.php?moid=117fname=eko206 10 htm di akses pada tanggal 4 maret 2011
21
(retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah pemasaran dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas berkaitan dengan usaha untuk menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga dapat memberikan keuntungan padanya. Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi American Marketing Association 1960, menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan mulai jauh sebelum barang-barang atau bahan-bahan masuk ke dalam proses produk Disamping pengertian yang telah disebukan di atas, terdapat pengertian sering kali digunakan dalam pembahasan tentang pemasaran, pengertian tersebut menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.8
8
Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168
22
Jadi strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan harapan bahwa unit bisnic akan mencapai sasaran pemasaran.9 Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke waktu , pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.
4. Pengertian Pemasaran Syariah Pemasaran merupakan bentuk muamalah yang dibenarkan dalam islam, sepanjang dalam proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. 10
Pemasaran syariah adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan
nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurt Hermawan Kertajaya, 9
Yusuf Al Qardhawi, Halal dan Haram, Penerjemah: Drs. Abu Sa’id al Falahi & Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Lc.,( Jakarta: Rabbani Press, 2000).h.1 10
Muhamad Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya, Syariah Marketing, (Bandung: PT.Mizan Pustaka, 2006).h.26
23
nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11 Karakteristik yang ada pada pemasaran syariah : Ketuhanan (rabbaniyah) Salah satu cirri khas dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang religious. Jiwa seseorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil. Dengan konsep ini pemasar syariah akan sangat hati-hati dalam perilaku pemasarannya dan berusaha tidak merugikan konsumen. apabila seorang pemasar syariah hanya berorientasi pada keuntungan, maka ia dapat merugikan konsumen dengan memberikan janji palsu. Namun seorang pemasar syariah memiliki orientasi maslahah sehingga tidak hanya mencapai keuntungan, namun diimbangi pula dengan keberkahan di dalamnya. Sesuai dengan firman Allah :
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan 11
h.24
M.Nur Rianto Al Arief, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,2010)
24
sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs AlZalzallah :7-8)
Etis (akhlaqiyah) Keistemewaan yang lain dari pemasaran syariah adalah mengedepankan masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari agama manapun, karena hal ini bersifat universal Realistis (al-waqiyyah) Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatik anti modernitas, dan kaku, melainkan konsep pemasarn yang fleksibel. Pemasaran syariah bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa arab dan mengharamkan dasi. Namun syariah marketer harus tetap berpenampilan bersih, rapi dan bersahaja apapun gaya berpakaian yang dikenakan. Humanistis (insaniyyah) Keistimewaan yang lain adalah sifat humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Syariah islam adalah syaiah humanistis, diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa mempedulikan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status
25
5. Segmenting, Targeting, Positioning Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses STP adalah melakukan segmentasi pasar. Konsep segmentasi pasar pertama kali diperkenalkan oleh Wendell R. Smith pada tahun 1956, dalam artikel klasiknya yang berjudul “Product Differentation and Market Segmentation as Alternatif Marketing Strategies” yang dipublikasikan di journal of Marketing. Prinsip dasar segmentasi pasar adalah bahwa pasar tidak homogen dan konsekuensinya, penawaran pemasaran perlu dibedakan bagi kelompok pelanggan yang berbeda. Pada
prinsipnya,
segmentasi
pasar
bisa
diartikan
sebagai
proses
mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran perusahaaan dan alokasi sumber daa yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program pemasaran.12 Dalam rangka merelealisasikan manfaat potensional segmentasi pasar, perusahaan membutuhkan studi empiris mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, seta system manajemen ang bias menyesuaikan proses bisnis dengan kebutuhan dan keinginan tersebut. Konsumen melakukan pembelian atas dasar 12
Fandy Ciptono “Pemasaran jasa” Bayu Media Publising (Malang : 2005) hal : 63-73
26
manfaat yang diberikan, atau kemampuan produk dan jasa dalam membantu mereka memecahkan masalah sepesifik ang dihadapi. Perusahaan bias saja menawarkan beraneka macam produk dan jasa, namun konsumen hana membeli manfaat atau solusi atas masalahyang ditawarkan oleh produk dan jasa bersangkutan. Sebagai contoh, manfaat yang bias didapatkan seseorang melalui study lanjut program master bias bersifat fungsional (misalnya, meningkatkan rasa percaya diri dan gengsi dengan mendapatkan gelar akademis tambahan), dan ekonomis (contohnya, menambah peluang peningkatan pendapatan melalui promosi jabatan). Sesuai dengan namanya, prosedur segmentasi, targeting, dan positioning (STP) secara rinci meliputi tiga tahap pokok sebagai berikut :
a. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karekteristik, atau tingkah laku berbeda (homogeen) yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.13 Menurut wendel R.Smith, segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-lelompok sesuai dengan kebutuhan dan cirri-ciri konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mengadakan segmentasi 13
swasta Basu dan Irawan, Manajemen Pemasarn Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2002), cet ke-20, hal.89
27
pasar berati perusahaan telah menetapkan secara jelas kelompok-kelompok pasar yang sesuai untuk dilayani secara efektif dan efisien Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen, dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable tertentu, namun pada dasarnya variable yang digunakan tidak jauh berbeda. Variable utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar konsumen adalah segmentasi geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu, seperti Negara, regional, kota, kabupaten, kecamatan atau yang lainnya. Segmentasi demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti: umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaaan.14 Segmentasi psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas social, gaya hidup atau kepribadian. Segmentasi tingkah laku yaitu mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi produk manfaat, yaitu membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk. Sedangkan variable untuk melakukan segmentasi industrial adalah segmentasi berdasarkan demografik: yaitu jenis industry , ukuran perusahaan, lokasi perusahaan, 14
Leon. G.Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen,(Jakarta: PT.Indeks Group Gramedia, 2004), Edisi ke 7, h.59
28
dan lainnya. Karakteristik pengoperasian yaitu teknologi yang difokuskan, gaya hidup, status pengguna, kepribadian atau lainnya. Pendekatan pembeli, yaitu sifat hubungan yang ada, kriteria pembeli atau yang lainnya. Karakteristik personil industry, yaitu kesamaan pembeli, kesetiaan, sikap terhadap risiko atau lainnya, factor situsional, seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.15 Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena dalam suau pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan keinginannya. Jadi segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk dapat mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang paling efektif Karakterisasi segmen terdiri dari:
Identivikasi Artinya segmen yang diidentivikasi bener-benar berbeda dengan segmen-
segmen lain.
Measurebility. Artinya Identivikasi segmen dalam hal perbedaan karakteristik individual dan rumah tangga, atau karakteristik terukur lainnya haruus bias dilakukan.
15
Askar Yunianto, Segmentasi Pasar Sebagai Upaya Memenuhi Competitive Advantage Fokus Ekonomi, Vol 2, No 1, (April 2003): h.45
29
b. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting) Setelah perusahann selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar, artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian meemilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan. Evaluasi terhadap segmen pasar bisa dilakukan dengan menggunakn Sembilan kriteria yang bias dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yaitu : Pertama, ukuran dan potensi pertumbuhan segmen. Meskipun segmen yang besar dan berkembang kelihatannya lebih menarik, ukuran dan segmen potensi pertumbuhan yang cocok bagi seiap perusahaan dengan sumber dan kapabilitas organisasi. Tidak jarang sumber daya organisasi seperti ketersediaaan tenaga ahli, modal, jumlah gerai distribusi menjadi kendala bagi upaya perusahaaan untuk bersaing dalam pasaran tingkat pertumbbuhannya besar. Kedua, karakteristik striktural segmen yang terdiri atas kompetisi, kejenuhan segmen protektabilitas, dan risiko lingkungan. Perusahaan wajib mencermati intensitas dan dinamika persaingan yang berkaitan dengan hambatan masuk, hambatan keluar, ancaman pendatang baru, tekanan dari produk atau jasa substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, tawar menawar konsumen. Perudahaan juga perlu menilai, apakah para pesaing yang sudah ada saat ini telah melayani semua
30
kemungkinan segmen yang ada ataukah masih tersedia gabungan potensial dalam pasar yang bisa dimasuki perusahaan. Selain itu, identifikasi sebagai aspek risiko, seperti risiko bahwa inovasi dan temuan perisa diperusahaan tidak bias proteksi dengan hak cipta dan paten, dan risiko perubahan lingkungan. Ketiga, kesesuaain antara produk dan pasar dalam hal ini, terdapat 3 petanyaan kunci yang perlu dijawab yaitu: 1. Apakah melayani segmen tertentu bisa sesuai dengan kekuatan perusahaan dan citra yang diharapkan? 2. Adakah sinergi yang didapatkan dari melayani segmen tersebut? 3. Dapatkah perusahaan menanggung biaya memasuki segmen bersangkutan dan dapatkah perusahaan menetapkan harga produk sedemikian rupa sehingga memperoleh tingkat margin dan Return On Investmen (ROI) sebagimana diharapkan? Sejumlah perusahaan berusaha memasuki segmen yang menjanjikan ROI yang besar, namun tidak trelalu cocok dengan kapabilitas dengan organisasi saat ini.
c. Positioning Yaitu perancangan, penawaran,dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan mengannggap penting posisi perusahaan diantara pesaing.16
16 Rambat lupiyoadi, “manajemen pemasaran jasa teori dan praktik”(Jakarta:2001 PT Salemba Emban Patria) h48-49
31
Menurut Al Ries dan Trout, positioning bukanlah hanya menyangkut apa yang dilakukan terhadap produk (barang atau jasa) tetapi apa yang kita (pemasar) lakukan terhadap pikiran/benak konsumen. tujuan
dilakukan positioning adalah untuk
membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasa dari pesaing. Positioning merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen yang ada ataupun calon konsumen dapat menerima perusahaan tersebut dan produknya dibandingkan dengan perusahaan lain. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan dimana posisi yang akan ditempati dalam segmen tersebut.17 Langkah-langkah dalam positioning: Menurut kotler, setidaknya ada 3 langkah dalam melakukan positioning, yaitu: a. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing b. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol c. Menyampaikan keunggulan itu secara efeltif kepada target pasar
6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan marketing mix (bauaran pemasaran). Bauran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan 17
Kasmir, pemasaran bank, h.121
32
pemasar untuk membentuk karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. 18 Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.19 Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali oleh Jerome Mc Carthy yang merumuskannya mejadi empat (4P : Product, price, promotion, place). 1. Product (produk) Yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dengan tujuan mendapatkan perhatian untuk dibeli. Dalam kontek ini, produk bisa berupa apa saja baik berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Andrian Payne mendefinisikan produk sebagai
18
19
Fandy Ciptono “Pemasaran jasa” (Malang : 2005 Bayu Media Publising. hal : 30-31) ibid
33
konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan20. Dalam perspektif syariah produksi merupakan konsep yang penting. Alqur’an menggunakn konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan alqur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk Kebutuhan hidup manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia.21 Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (ghoror) bagi pembeli. Pasalnya disini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak. Selain keberadaan suatu produk, islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli bisa dengan mudah member penilaian.22 20
Andrian payne, The Essennce of servise Marketing (Yogyakarta:Andi,2001) cet. Ke-1 hal
156 21
Muhammad Firdaus dkk, dasar & strategi pemasaran syariah (Jakarta: PT. Renaisan, 2005) h.23 22
Kasmir, manajemen perbankan , Jakarta: (PT Raja Grafindo, 2007) h.141
34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk dalam perspektif syariah (fiqh muamalah) harus memenuhi standarisasi mutu keberadaan barang. Fiqh muamalah tegas mengharamkan praktik jual beli yang menipu dengan ketidakjelasan mutu dan keberadaan barang. Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur terpenting, karena
dapat
mempengaruhi
strategi
pemasaran
lainnya.
Pemilihan
jenis
produk/barang yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu : 1. Tahap perkenalan (introduction). pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betulbetul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah 2. Tahap pertumbuhan (growth). Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal
35
barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity) Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan. 4.Tahap kemunduran (decline) Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang
36
yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.23 3. Price (Harga) Harga merupakan keputusan bauran pemasaran berkenaan dengan kebijakan stategis dan praktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga, diantara berbagai kelompok pelanggan. Dalam konsep ekonomi islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Peneentuan harga dengan adanya pertemuan antara permintaan dan penawaran itu terjadi secara sukarela. Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan mendholimi. Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak berlebihlebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti dalam fiqh muamalah harga mestinya harus proporsional.24 Tujuan penentuan harga adalah: Pertama, untuk bertahan hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran.
23
Swastha Basu, Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta; Liberty, 1984 h. 127-134
24
Firdaus, dasar & strategi pemasaran syariah, h.24-25
37
Kedua, untuk memaksimalkan laba. Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba bisa ditingkatkan. Penentuan laba biasanya dapat dilakukan dengan harga yang murah atau tinggi. Ketiga, untuk memperbesar market share. Penentuan harga dengan harga dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan. Keempat, mutu produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin. Kelima, karena pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing.25 Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasuakan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangakan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Selain itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen saluran distribusi. Keduanya tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut kebutuhan jangka panjang. 25
Kasmir, pemasarn bank, h.153-154
38
4. Promotion (Promosi) Promosi adalah suatu cara langsung atau tidak langsung untuk mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merek tertentu. Sebuah perusahaan dapat melekukan kegiatan promosi dalam memperkenalkan produk-produknya pada konsumen. promosi merupakan salah satu variable dari marketing mix yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasarkan. Dalam islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan factor kejujuran dan menjauhi penipuan. Disamping itu metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah islam.26 Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi (promotion mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu: Pertama, periklanan (advertising). Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, Koran, majalah, radio atau televise.
26
Firdaus, dasar dan strategi pemasarn syariah, h.27
39
Kedua, promosi merupakan promosi yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik pelanggan untuk segera membeli.27 ketiga publisitas (publicity). Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau nasabahnya melelui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial. Keempat, penjualan pribadi. Merupakan promosi yang dilakukanmelelui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah. Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi penipuan. 4. Place (Distribusi) Pendistribusian dapat diartikan sebgai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan) dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu: 27
Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar‐dasar Pemasaran, Jakarta PT. Indeks, 2003, edisi ke‐9 Jilid 2 hal 34.
40
1. Menciptakan nilai tambah produk 2. Memperlancar arus saluran pemasaran Penempatan barang merupakan factor vital di dunia usaha. Berkaitan erat dengan posisi ini adalah sarana transportasi dan pengangkutan. Nabi SAW bersabda yang artinya: ”janganlah membeli barang dari kafilah yang belum tiba dipasar dan janganlah membeli barang yang belum ada (muttafaq alaih)”. keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap barang atau jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik misanya kepusan mengenai dimana sebuah perusahaan asuransi harus di dirikan. Selain itu kepusan mengenai pengguna perantara untuk meningkatkan aksesibititas jasa atau barang bagi para pelanggan misalnya, akankah menggunakan jasa orang lain ataukah harus memasarkan sendiri.
B. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 1. Pengertian DPLK Pengertian dana pension secara umum merupakan dana yang sengaja dipungut oleh perusahaan dari karyawannya dan merupakan pendapatan yang akan diperoleh seseorang detelah mengabdi dan bekerja selama sekian tahun. Pensiun atau diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia pensiun atau sebab-sebab lain.
41
Menurut UU No.11 Tahun 1992, tentang dana pensiun adalah: ”dana pensiun adalah badan hukum yangmengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.”28 Jadi dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola dana program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.29 Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari iuran yang dipotong bdari pendapat karyawan suatu perusahaan. Iuran ini kemudian diinvestasikan lagi ke dalam berbagai kegiatan usaha yang dianggap paling menguntungkan. Bagi perusahaan dana pensiun iuran yang dipungut dari para karyawan suatu perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan program pensiun kepada masyarakat luas, seperti yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang memberikan fasilitas penundaaan pajak penghasilan seperti dalam UU No.7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan: “iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang disetujui menteri keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun oleh karyawan dan penghasilan dana pensiun dari modal yang ditanamkan dalam bidang-
28
29
Republik Indonesia, UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana Pensiun
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2004), Edisi ke-4, h.466
42
bidang tertenu berdasarkan keputusan menteri keuangan tidak termasuk dari objek pajak.”30 Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank dan perusahaan asuransi jiwa yang menyelenggarakan program pensiin iuran pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pension pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Sesuai dengan Undang-undang no 11 tahun 1992 yang ditunjuk untuk menyelenggarakan program DPPLK adalah bank atau perusahaan asuransi jiwa dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun program-programnya terlepas dari badan pendirinya, hall ini dilakukan agar masa depan DPLK dan pesertanya terjamin.
2. Fungsi dan Tujuan DPLK a. Fungsi Program Dana Pensiun Program pension mempunyai tiga fungsi,31 meliputi fungsi asuransi, fungsi tabungan dan fungsi pensiun. Program pensiun memiliki fungsi asuransi karena
30
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta PT.Raja Grafindo Persada, 2002)h.310 31
Imam Sudjono, Dana pension Lembaga Keuangan, op.cit, h.35
43
memberikan jaminan kepada peserta untuk untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun. Program pensiun memiliki fungsi tabungan karena selama masa kerja karyawan atau pekerja mandiri harus membayar iuran premi. Program pensiun memiliki fungsi pensiun karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup. Fungsi asuransi Penyelenggara
program
pensiun
mengandung
azas
kebersamaaa
sebagaimana program asuransi, sebagai contoh seorang peserta program pension mengalami cacat atau meninngal karena kecelakaaan ang menyebabkannya kehilangan pendapatan. Sebelum memasuki usia pensiun, kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjiakn atas beban dana pensiun.
Fungsi tabunngan Karena dana pensiun bertugas mengumpulkan dan mengembangkan dana, maka dana tersebut merupakan akumulasi dari iuran peserta (pemberi kerja, karyawan, pemberi kerja bersama karyawan, pekerja mandiri), kemudian iuran itu akan diperlakukan seperti tabungan. Selanjutnya dana yang terkumpul akan dikembangkan yang nantinya akan digunakan untuk membayar manfaat pensiun peserta. Besarnya manfaat pensiun peserta tergantung pada:
44
1. Akumulasi dana yang disetor 2. Jangka waktu kepesertaan 3. Hasil pengembangan dana yang terkumpul. Sebagai contoh, seorang peserta (karyawan atau pekerja mandiri) inginn mengakhiri kepesertaannya. Kepada peserta tersebut, diberikan sejumlah dana yang besarnya sama dengan iuran yang telah dissetorkan kepada dana pensiun. Hal ini bertujuan untuk menjaga likuiditas dana pensiun dalam jangka panjang. Fungsi pensiun Fungsi ini rujukan dari azas pokok penyelenggaraan program pension yaitu azas penundaan manfaat pension. Artinya peserta akan diberikan jaminan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah pension.
b. Tujuan Dana Pensiun Program
pensiun
pada
prinsipnya
bertujuan
memberikan
jaminan
kesejahteraan kepada karyawan. Keberadaaan jaminankesejahteraaan tersebut memungkinkan karyawan memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan atu bahkan meninggal dunia. Risikorisiko tersebut memberikan dampak financial terutama bagi kehidupan karyawan dan keluarganya, sehingga kesejahteraan yang bersangkutan akan tergannggu dan
45
menimbulkan goncangan-goncangan yang pada gilirannya akan mengganngu kelangsu gan hidup yang ditinggalkan.32 Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan suatu keharusan bagi setiap pemberi kerja baik itu perlindungan keselamatan kerja, perlindungan kesehatan dan terutama sekali pemberi jaminan kesejahteraan. Dalam pemerintahan islam perlindungan trehadap tenaga kerja itu sendiri maupun ahli warisnya, telah diterapkan sejak zama rasulullah saw sesuia sabdanya. Artinya: barang siapa meninggalkan harta, maka itu adalah hak ahli warisnya, tetapi barang siapa yang meninggalkan ahli warisnya yang masih lemah maka hendaklah datang kepadaku (Hr.Bukhari) 3. Jenis dan Program Dana Pensiun Menurut UU No. 11 tahun 1992, jenis dana pensiun dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu: a.
Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) Dana pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah lembaga penghimpunan dana pension yang dibentuk pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan untuk para pekerjanya sendiri dan peserta program ini tidak bisa menjadi peserta DPPK lagi.
b. Dana pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK) 32
Dahlan siamat, manajmen lembaga keuangan, (Jakarta: lembaga penerbit fakultas ekonmi ui, 2004) edisi ke-4 h.465
46
Dana pensiun Lembaga Keuangan adalah badan hukum yang dibentuk oleh bank dan perusahaan asuransi jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan program pensiun pasti bagi pesertanya.
Perbedaan DPPK dan DPLK: Tabel 1 Dana
Pensiun
Pemberi
(DPPK)
Kerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
1. Diselenggarakan oleh pemberi 1. Diselenggarakan oleh bank atau kerja
perusahaan asuransi
2. Menjalankan program pension 2. Menjalankan program iuran pasti manfaat pasti 3. Manfaat pension sudah ditentukan 3. besarnya
Besarnya
tergantung
manfaat dari
kepesertaan,besarnya
pension masa
iuran
dan
pertumbuhan investasi 4. Pengelolaan dana sepenuhnya 4. Pilihan investasi ditentukan oleh kuasa DPPK
peserta
dan
perkembangannya
dilaporkan secara transparan 5.
Manajemennya
pemberi kerja
terpisah
dari 5. Dapat terus diikuti walaupun telah pindah ke perusahaan lain
47
6. Seluruh risiko investasi tanggung jawab pemberi kerja
Menurut UU No. 11 Tahun 1992, program dana pensiun yaitu sebagai berikut: 1. Program pensiun manfaat pasti (PPMP) Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut difened benefit plan adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun sehingga ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diterima oleh mereka yang bekerja dan menjadi peserta PPMP adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada Peserta dengan cara yang ditetapkan dalam perauran dana pensiun.
Kelebihan program pensiun manfaat pasti: a. Lebih menekankan pada hasil akhir. b. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji karyawan. c. Progam pensiun manfat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan bejalan. d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai usia pension.
48
Kelemahan program pensiun manfaat pasti: a. Perusahaan menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak mencukupi. b. Reletif lebih sulit untuk diadmimistrasikan. 1. Program pensiun Iuran pasti (PPIP) Program pensiun iuran pasti atau sering disebut dengan benefit contribution plan adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pension dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannnya dibukukan pada rekening masigmasing sebagai manfaat pensiun . Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK akan tergantung sepenuhnya pada besarnya iuran pasti. Hasil pengembangan dana tersebut diinvestasikan selama menjadi peserta. Kelebihan program pensiun iuran pasti: a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau diperkirakan. b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang akan dilakukan setiap tahunnya. c. Lebih mudah untuk diadministrasikan. Kelemahan program pension iuran pasti: a.
Penghasilan pada saat mencapai usia pension lebih sulit untuk diperkirakan.
b.
Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi.
49
Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan pesertanya agar dapat menyimpan atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan diperoleh keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul sebagai akibat dari penempatan dana tersebut.33 Di dalam DPLK, tidak ditetapkan secara pasti didalam peraturan dana pensiun terhadap manfaat pensiun yang diterima oleh peserta, tetapi hanya ditetapkan besarnya iuran pasti. Hal ini diebabkan karena manfaat yang akan diterima disesuaikan dengan pertumbuhan investasi setiap tahunnya, sehingga perolehan keuntungan dari waktu ke waktu pasti dan tidak tetap tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar dihasilkan oleh bank sebagai pengelola dana (mudharib), untuk itu pengelola dana akan berusaha mengoptimalkan keuntungan dari pemakai dana. Keuntungan ini dinamakan system bagi hasil. Yang dimaksud dengan system bagi hasil yaitu suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) yangbterjadi antara bank dengan nasbah penyimpan dana maupun antara bank dan nasabah penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada penyimpan adalah laba usaha yang telah dihitung selama satu periode tertentu.
33
Imam sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan op.cit, h.5-6
50
Apabila besar keuntungan ini telah ditetapkan terlebih dahulu secara pasti dimuka (fixed) dalam bentuk prosentase (0%), maka keuntungan yang diperoleh ini termasuk dalam bunga. Sedangkan membungakan uang merupakan kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena perolehan pengembaliannnya berupa bunga yang relative pasti dan tetap. Membungakan uanga adalah sa gat dilarang oleh Allah dan kegiatan ini tidak sesuai dengan syariat islam.
“Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”(QS. Lukman: 34)
Berdasarkan ayat tersebut apabila bunga ditetapkan di muka (fixed) dianggap mendahului takdir karena seolah-olah peminjaman uanga dipastikan akan
51
memperoleh keuntungan sehingga mampu membayar pokok pinjaman dan bunganya pada waktu yang telah ditetapkan.34
Firman Allah: Arrrum 30/39
“ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. Ali Imran Ayat 130
34
Karnaen A. Perwatmadja, peluang dan strategi operasional bank muamalat Indonesia, dalam buku berbagai aspek ekonomi islam, (Yogyakarta: tiara wacana, 1992)h. 146
52
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.
Demikianlah beberapa ayat yang menegaskan tentang pendirian islam terhadap bunga begitu pasti dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Bunga dan riba adalah sama dan dilarang dalam segala bentuknya.
4. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun Pada saat akan menerima pensiun, biasanya perusahaan dapat menawarkan dua macam system pembayaran kepada karyawannya. Pembayaran ini dituukan sesuai dengan kepentingan perusahaan dan karyawan itu sendiri. Dengan kata lain sistem pembayaran mengandug suatu maksud tertentu yang saling menguntungkan. Menurut keputusan menteri keuangan No.343/kmk.01.17/1998. Tanggal 13 juli 1998, pembayaran pensiun dapat dilakukan dengan 2 cara yitu: 1. Pembayaran secara sekaligus (lump sum)35 2. Pembayaran secara bulanan atau berkala (anuiti)
35
Ibid
53
Sulit menentukan cara mana yang lebih baik dari kedua cara pembayaran manfaat tersebut karena hal ini tergantung dari keinginan penerima manfaat pensiun.
Seseorang lebih cenderung memilih pembayaran manfaat dengan cara sekaligus, karena selain nilai uang yang diterima sekarang tentunya lebih tinggi daripada waktu yang akan dating, juga manfaat yang ditrima secara sekaligus dapat dipakai untuk melakukan suatu ussaha yang memberikan hasil secara kontinu. Namun tidak semua orang dapat berbuat demiakian, bahkan dalam banyak hal, pembayaran secara sekaligus oleh yang bersangkutan kemungkinan akan habis terpakai untuk dikonsumsi, maka dimasa yang akan datang yang bersangkutan akan mengalami kesuliatan keuangan. Karena pertimbanngan-pertimbangan di atas, maka banyak perusahaan baik swasta maupun pemerintah, memberikan manfaat pensiun kepada karyawan yang telah mencapai usian pensiun dengan jalan menggunakan sistem pembayaran dengan cara berkala atau bulanan, kebijakan semacam ini juga diberlakukan di Indonesia dengan UU No.11 Tahun 1992 tentang dana pensiun.36
36
Ibid
54
5. Jenis Kepesetaan dan Manfaat DPLK a. Jenis Kepesertaan Kepesertaan DPLK diperuntukkan bagi siapa saja, baik secara kumpulan maupun perorangan (mandiri) dengan persyaratan yang sangat mudah dan praktis. Kepesertaan kumpulan dengan jumlah peserta mulai dari 10 orang dari :
Perusahaan-perusahaan baik Swasta maupun BUMN
Institusi-Institusi / Badan Hukum yang bukan berbentuk perusahaan
Yayasan-Yayasan atau Lembaga-Lembaga
Organisasi-Organisasi atau Perkumpulan-Perkumpulan
Suatu kegiatan usaha yang memiliki tenaga kerja
Dan lain-lain yang dapat dikategorikan sekumpulan orang yang terorganisir
Kepesertaan secara perorangan atau mandiri ialah Siapapun dengan pekerjaan apapun dapat mendaftarkan diri secara mandiri menjadi peserta DPLK, apakah sebagai petani, pedagang mulai pedagang kaki lima sampai pedagang yang memiliki toko, para sopir, para pekerja kontrak/honorer, para pengusaha, para profesi (dokter, pengacara, artis, pengajar, notaris dll.), pegawai swasta sampai pegawai negeri dan siapapun juga yang telah mempunyai penghasilan. Bagi peserta kumpulan maupun peserta perorangan (mandiri) seperti yang tersebut di atas telah memiliki/terdaftar pada Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
55
atau DPLK lain, tetap dapat mendaftar menjadi peserta DPLK, sesuai ketentuan dalam UU No. 11 Tahun 1992, DPLK juga dapat menerima pengalihan kepesertaan seseorang dari Dana Pensiun lain baik Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) maupun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) lain. b. Manfaat Pensiun Jenis-Jenis Manfaat Pensiun :
1. Pensiun Normal
Yaitu Manfaat Pensiun di terima saat peserta masuk usia pensiun (sesuai Usia Pensiun pilihan).
2. Pensiun Dipercepat
Yaitu pensiun dikarenakan PHK atau tidak bekerja lagi (keluar dari perusahaan), peserta bisa mengajukan. Pensiun Dipercepat (minimal 10 tahun sebelum usia pensiun normal).
3. Pensiun Ditunda Adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, yang ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan Dana Pensiun;
56
4. Pensiun Cacat
Yaitu Manfaat Pensiun diterima bila peserta Cacat permanent tidak bisa bekerja lagi dan tidak dapat melanjutkan program pensiun DPLK (berhenti dari perusahaan).
5. Pensiun karena Peserta Meninggal
Yaitu Manfaat Pensiun akan dibayarkan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia. Manfaat pensiun akan dibayarkan kepada janda/duda atau ahli waris peserta.
57
BAB III PROFIL DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA A.
Sejarah Berdirinya DPLK BMI Program pensiun sebagaimana dimaksud Undang-undang No.11 tahun 1992
tentang dana pensiun, pada hakekatnya merupakan acuan untuk menciptakan kesejahteraan hari tua dan keluarga karyawan atau pekerja mandiri berupa kesinambungan penghasilan sesudah masa produktif.
Dana pensiun pertama kali dibentuk pada tanggal 12 september 1997 dengan nama Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk dan disingkat Dana Pensiun Muamalat seta berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuangan No. KEP-485/KM.17/1997 tanggal 10 Oktober 1997.
PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai Pendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengan pengelolaan berdasarkan Syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992, alhamdulillah Bank Muamalat menunjukkan kinerja yang senantiasa terus meningkat, baik dari aspek peningkatan aset maupun perluasanjaringan. Sebagai bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia, tentunya telah memiliki pengalaman yang luas, apalagi dengan dukungan teknologi
58
dan SDM yang professional. Di samping itu, adanya Dewan Pengawas Syariah yang beranggotakan ulama lebih memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil pengelolaan yang kompetitif, aman dan kepastian pengelolaan secara syariah.
Dengan dukungan jaringan Bank Muamalat tersebar di 22 provinsi di Indonesia, DPLK Muamalat siap memberikan layanan di setiap outlet baik untuk pendaftaran,
setoran,
maupun
pembayaran
manfaat
pensiun
di
kemudian
hariMengingat bahwa program pensiun merupakan program kesejahteraan jangka panjang, maka yang diperlukan adalah hasil yang optimal, pengelolaan yang aman dan efisien, serta layanan yang mudah dan menyenangkan.
B. Visi, Misi dan Tujuan DPLK BMI
Visi
Menjadi DPLK Syariah pertama yang mengedepankan transparansi, kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi sesuai syariah.
Misi
Mengembangkan sistem informasi dan layanan yang cepat, mudah, inovatif dan berkualitas.
59
Memberikan hasil investasi yang kompetitif sebagai wujud profesionalisme pengelolaan DPLK.
Tujuan Perusahaan
Tujuan Perusahaan Sebagai salah satu unit bisnis yang ada di lingkungan PT Bank Muamalat Indonsia Tbk, DPLK Muamalat mempunyai tujuan sebagai salah satu penghimpun fee base income dan dana jangka panjang bagi BMI selaku pendirinya C. Struktur Organisasi dan Tata Kerja STRUKTUR ORGANISASI DPLK MUAMALAT PENGAWAS KOMISARIS
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
PENGURUS DIREKSI PELAKSANA TUGAS PENGURUS PROCEDURE CONTROL Coordinator Staff
PEMASARAN Coordinator Marketing Staff Staff
INVESTASI Coordinator Adm Staff
OPERASIONAL Coordinator Customer Service Claim Staff General Admin Staff Accounting Staff
TEKNOLOGI Coordinator Staff
60
Tata kerja Sebagaimana yang telah terurai di atas, bahwasanya dengan struktur dalam sebuah organisasi. Maka dapat dilketahui tugas pokok dan kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing bagian struktur. a. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas melekukan penilaian dan pengawasan atas produk-produk yang akan ditawarkan dalam rangka menghimpun dan menyalurkan dari dan untuk masyarakat, agar berjalan sesuai syariat islam b. Dewan Komisaris Dewan Komisaris yang terdiri dari tiga orang atau lebih yang dipimpim oleh seorang komisaris utama bertugas dalam pengawasan intern DPLK, mengarahkan pelaksanaan yang dijalankan oleh direksi agar tetap mengikuti kebijakan dan ketentuan yang berlaku. c. Dewan Direksi Direksi terdiri dari seorang direktur utama, bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan DPLK sehari-hari sesuai dengan kebijakan umum yang telah disetujui.
61
d. Bagian Pemasaran Bagian pemasaran bertanggung jawab kepada pimpinan atau direktur perusahaan. Bagian pemasaran mempunyai beberapa tugas pokok yakni: 1.
Membantu pimpinan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran perusahaan.
2. Memimpin dan mengkordinir segala kegiatan pemasaran sesuai dengan tujuan dan kebijakan perusahaan. 3. Menjalin hubungan baik dengan agenagen perusahaaan. Bagian pemasaran membawahi 2 (dua) sub. Bagian yaitu: a. Penjualan Sub bagian penjualan bertanggung jawab kepada bagian pemasaran terkait dengan seluruh proses penjualan yang dilakukan perusahaan. b. Promosi Sub. Bagian promosi sebagai bagian dari pemasaran juga bertanggung jawab kepada bagian pemasaran. Sub.bagian promosi berperan aktif dalam mengelola pemasaran produk perusahaan. e. Bagian Investasi
Bagian Investasi sebagai bagian dari pengurus perusahaan yang bertanggung jawab dan berperan aktif untuk menginvestasikan dana peserta f. Bagian Operasional
62
Fungsi bidang operasional adalah sebagai aparat manajemen yang ditugaskan membantu direksi dalam melakukan tugas-tugass di bidang operasional perusahaan. Fungsi tersebut meliputi aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif secara efisien dan efektif dalam rangka pelaksanaan dan pengamanan pelayanan jasa-jasa perusahaan berdasarkan system dan prosedur operasional perusahaan yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebijaksanaan manajemen. g.
Customer Service Melayani peserta atau calon peserta dalam memberikan informasi yang
diperlukan
untuk bias lebih mengetahuai tentang DPLK, manfaat serta produk-
produk yang ditawarkan dan infomasi yang diperlukan. h.
Bagian Admministrasi Bagian administrasi sebagai salah satu unsure dari perusahaan bertanggung
jawab kepada pimpinan atau direktur perusahaan. Bagian administrasi mempunyai beberapa tugas pokok, yaitu; 1. Membantu pimpinan dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan di bidang administrasi serta kegiatan akuntansi perusahaan 2. Menetapkan kebijakan menagih, menyimpan dan mengeluarkan surat-surat berharga, membukukan dan menyusun laporan-laporan transaksi keuangan perusahaan.
63
3. Melakukan fungsi administrasi umum meliputi kepegawaian, urusan rumah tangga perusahann serta kearsipan perusahan. Bagian administrasi membawahi 2(dua) sub bagian yaitu: a. Pembelian Sub. Bagian penjualan bertanggungjawab kepada bagian administrasi terkait dengan selurh proses pembelian yang dilakukan perusahaan. b. Keuangan Sub bagian keuangan, mempunyai tugas yang meliputi pelaksanaan anggaran dan pelaksanann administrasi keuangan serta menyusun laporan keuangan perusahaan.
i.
Bagian Teknologi Bagian teknologi mempunyai tugas: 1. Membantu memelihara dan memastikan seluruh sistem aplikasi DPLK berfungsi dengan baik dan benar. Aplikasi terdiri dari : a. Aplikasi Liabilities. b. Aplikasi Accounting. c. Aplikasi Investasi. d. Aplikasi Aktiva Tetap. e. Aplikasi BDD.
64
f. Aplikasi Wasiat Ummat. g. Web Publis DPLK Muamalat. h. Web Internal DPLK Muamalat. i. Aplikasi Cetak Kartu kepesertaan DPLK Muamalat. 2. Melakukan proses cetak kartu kepesertaan, baik peserta baru maupun peserta lama (cetak ulang). 3. Memandu peserta untuk pembuatan account di web publis dplk. 4. Mengirim statemen via e-mail. 5. Mengupdate data transaksi di web publis dplk. 6. Menjalankan proses backup/restore secara rutin. 7. Memelihara hardware/software yang ada. 8. Menyiapkan rekening koran / statemen per semester. 9. Membantu membuat user baru untuk Aplikasi DPLK.
D. Jenis produk Dana Pensiun Muamalat Ada 2 (dua) jenis produk yang dimikliki oleh DPLK BMI yaitu: 1. Pensiun Umat Yaitu memberikan manfaat atas iuran peserta dan hasil pengembangan sesuai jenis investasi yang peserta pilih.1
1
Brosur DPLK Muamalat
65
Syarat peserta pensiun umat: a. Perorangan atau badan usaha b. Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah c. Iuran minimal Rp.50.000,- perbulan d. Menyertakan fotocopy ktp/sim/paspor dan kartu keluarga e. Biaya pendaftaran Rp.10.000 2. Wasiat umat Yaitu produk yang memberikan manfaat pension atas iuran peserta, hasil pengembangan sesuai jenis investasi yang peserta pilih dan proteksi bagi peserta selama masa kepesertaan, jika peserta meninggal dunia sebelum masa usia pension, maka ahli waris akam memperoleh manfaat pension sebesar nilai pertanggungan yang telah disepakati Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peserta (khususnya keluarga) adalah apabila peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun normal. Jumlah dana yang dapat dipergunakan untuk membeli anuitas/pensiun hanya sebesar dana yang terhimpun sampai saat itu, sehingga tidak sebesar yang direncanakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dana pensiun muamalat bekerjasama dengan asuransi takaful menyelenggarakan wasiat umat yaitu program DPLK yang dilengkapi dengan proteksi asuransi kematian. Dengan proteksi asuransi kematian (dengan premi yang cukup murah), maka jumlah dana yang akan diterima/dipakai
66
untuk membeli anuitas pensiun mendekati jumlah dana yang direncanakan, meskipun peserta meninggal dunia sebelum usia pension normal. Syarat peserta wasiat umat a. Perorangan atau badan usaha b. Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah c. Iuran minimal Rp.50.000,- perbulan d. Menyertakan fotocopy ktp/sim/paspor dan kartu keluarga e. Biaya pendaftaran Rp.10.000 f. Membayar iuran tambahan premi
E. Manfaat DPLK Muamalat Indonesia Dengan menjadi peserta dana pension Mu’amalat, akan timbul manfaat materi maupun non materi baik bagi perusahaan maupun karyawan.2 Bagi perusahaan: 1. Meningkatkan efisiensi: a. Penyelenggaraan administrasi ringan b. Tidak perlu memiliki tenaga khusus untuk melakukan investasi c. Iuran bagian perusahaan sebagai biaya, sehingga mengurangi pajak 2. Loyalitas karyawan yang dapat meningkatkan produktifitas kerja 3. Mengurangi tunn over karyawan potensial 2
ibid
67
4. Citra perusahaan meningkat Bagi karyawan; 1. Memiliki kepastin jaminan hari tua dan keluarga 2. Ketenangan dalam bekerja 3. Menambah pendapatan karena tidak kena pajak (PTKP) 4. Pengelolaan yang aman karena ditangani oleh tenaga professional dengan hasil yang optimal Sedangkan manfaat pension yang diterma oleh peserta/ahli warisnya adalah: 1. Bagi peserta: a. Pensiun Hari Tua (PHT). Mulai dibayarkan pada usia pension normal (anatara 45-65 tahun) tergantung kesepakatan pada saat pendaftaran. b. Pensiun Dipercepat dapat dibayarka sesudah usia peserta mencapai sekurang-kurangnya 10 tahun sebelum pensiun normal c. Pensiun Ditunda apabila peserta berhebti membayar iuran sebelum mencapai usia pensiun. Pembayaran akan dilakukan secepatnya mulai 10 tahun sebelum usia pension normal. d. Pensiun Cacat Yaitu Manfaat Pensiun diterima bila peserta Cacat permanent tidak bisa bekerja lagi dan tidak menginusiginkan melanjutkan program pensiun DPLK BNI (berhenti dari perusahaan). e. Pensiun karena Peserta Meninggal Yaitu Manfaat Pensiun akan dibayarkan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia.
68
Manfaat pensiun akan dibayarkan kepada janda/duda atau ahli warisnya. 2. Bagi keluarga: a. Pensiun janda/duda: dibayarkan kepada janda/duda seumur hidup b. Pensiun anak (yatim piatu: dibayarkan sampai anak berusia 25 tahun. 3. Pihak yang ditunjuk: Dalam hal peserta meninggal dunia dan tidak ada janda/duda atau anak, maka dana yang merupakan hak peserta dibayarkan kepada pihak yang ditunjuk oleh peserta
F.
Mekanisme prosedur peserta DPLK BMI Mekanisme pengelolaan dana peserta DPLK PT. Bank Muamalat sangat sederhana.3 Dengan diawalinya setoran iuran peserta untuk kemudian dana tersebut ditampung oleh pihak DPLK PT. Bank Mu’amalt Tbk pada rekening-rekening penampungan sesuai dengan pilihan paket investasi peserta, setelah kumpulan dana ditiap rekening tersebut telah mencapai jumlah yang memungkinkan untuk dinvestasikan, maka pihak DPLK PT. Bank Muamalat Tbk melakukan placement pada instrumen investasi pilihan peserta, adapun tempat, besar jumlah penempatan serta kesepakatankesepakatan yang menyangkut investasi menjadi wewenang penuh DPLK PT.
3
Hasil wawancara dengan ibu lely Damayanti, Staf Marketing tanggal 23 Maret 2011
69
Bank Muamalat Tbk yang disesuaikan dengan regulasi yang berlaku. Hasil atau return dari investasi yang diperoleh sepenuhnya akan didistribusikan kepada peserta setiap akhir bulan. Pihak DPLK PT. Bank Muamalat dalam mengadakan investasi menggunakan sistem deposito. Yaitu kerja sama pihak DPLK PT. Bank Muamalat Tbk dengan pihak peserta. Dalam hal penginvestasian, selanjutnya pihak DPLK PT. Bank Muamalat menginvestasikan dana peserta kepada pihak ketiga juga dengan menggunakan deposito, yaitu kerja sama pihak DPLK PT. Bank Muamalat Tbk dengan pihak yang akan mengelola dana peserta DPLK PT. Bank Muamalat Tbk dengan pembagian hasil yang disepakati pihak DPLK PT . Bank Muamalat Tbk. Dana peserta seluruhnya dimasukan kedalam deposito 100% pada Bank-Bank Umum Syari’ah (Bank Syari’ah Mandiri, Bank BNI Syari’ah), dan selebihnya pada BPRS4. Sehingga peserta hanya mengetahui return yang di berikan DPLK PT. Bank Muamalat Tbk sebagai hasil dari investasi tersebut. DPLK Bank Muamalat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan dana pensiun didasarkan pada aspek syari’at, yaitu dengan menggunakan prinsip mudharabah yaitu titipan bagi hasil dimana bank mengelola dana tersebut untuk memperoleh keuntungan yang layak, keuntungan tersebut dibagi sesuai 4
Ibid
70
kesepakatan bersama. Dalam pelaksanaan dana pensiun, DPLK Bank Mu’amalat Indonesia berpedoman pada unadang-undang No.11 tahun 1992 (tentang dana pensiun), peraturan pemerintah, keputusan presiden, peraturan menteri keuangan serta keputusan dan surat edaran direktur jendral.
71
BAB IV STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) SYARIAH DALAM MEMASARKAN PRODUK A. Aplikasi Strategi Pemasaran DPLK BMI Faktor keberkahan atau orientasi bentuk menggapai ridha Allah SWT merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia muslim. Para pengelola bisnis perlu mematok orientasi senantiasa berada dalam koridor syariat yang menjamin diraihnya keridhoan Allah SWT.1 DPLK Muamalat sebagai salah satu lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariah pasti tidak akan lepas dari persaingan antar lembaga keuangan yang lain. Melihat tingginya minat masyarakat terhadap pensiun, maka DPLK Syariah harus menyikapinya dengan baik. DPLK Syariah dapat melakukan pengembangan pengenalan produk-produk yang ditawarkan sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual yang dapat memberikan pengaruh kepada peserta maupun calon peserta untuk mengetahui lebih jauh tentang produk-produk DPLK Syariah. Layaknya perusahaan yang menawarkan produk dan jasa DPLK Muamalat juga memiliki langkah-langkah untuk memasarkan yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembanngan DPLK Muamalat, yaitu: 1
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,2002) Cet.1 h.18
72
1. Segmentasi Pasar DPLK dalam menjual produknya ke peserta membagi pasar menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pembagian pasar akan memudahkan DPLK dalam menentukan peserta atau konsumen sasarannya. Segmentasi pasar perlu dilakukan karena pada umumnya pasar untuk suatu produk atau jasa mempunyai banyak perbedaan terutama pada kebutuhan, keinginan dan daya beli. Dengan melakukan segmentasi pasar, perusahaan akan lebih mudah melayani berbagai kebutuhan dan keinginan pasar tersebut. Dalam melakukan segmentasi pasar terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh DPLK Muamalat yaitu: a. Dari segi daerah Dalam menentukan segmentasi yang geografis DPLK Muamalat lebih memfokuskan kepada daerah atau wilayah sekitar Jakarta. b. Dari segi usia Dari segi usia DPLK Muamalat memfokuskan kepada masyarakat yang berusia 18 tahun atau sudah menikah, karena mengingat syarat yang diajukan harus menggunakan foto copy KTP, SIM, PASPOR dan sebagainya. c. Dari segi pekerja Dari segi pekerja DPLK Muamalat tidak membedakan pekerja. Petani, pedagang mulai dari pedagang kaki lima sampai pedagang pedagang
73
yang memiliki toko, para sopir, para pekerja kontrak/honorer, para pengusaha, para profesi (dokter, pengacara, artis, pengajar, notaries dll), pegawai swasta sampai pegawai negeri dan siapapun juga yang telah mempunyai penghasilan. 2. Targeting atau Menetapakan Pasar Sasaran Setelah DPLK selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar, artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan. Dalam hal ini target sasaran yang dipilih oleh DPLK Muamalat yaitu semua kalangan tanpa membedakan suku, ras, daerah, status sosial baik karyawan maupun pekerja mandiri dari yang usianya 18 tahun sampai 64 tahun dan sudah mempunyai penghasilan.
3. Positioning atau Menentukan Pasar Positioning bukanlah hanya menyangkut apa yang dilakukan terhadap produk (barang atau jasa) tetapi apa yang pihak DPLK Muamalat lakukan terhadap pikiran/benak konsumen. Tujuan dilakukan positioning adalah untuk membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasa dari pesaing. Positioning merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana
74
konsumen yang ada ataupun calon konsumen dapat menerima perusahaan tersebut dan produknya dibandingkan dengan perusahaan lain. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan dimana posisi yang akan ditempati dalam segmen tersebut. DPLK Muamalat memposisikan perusahaannya berbeda dengan DPLK yang lainnya DPLK Muamalat adalah Lembaga Keuangan yang berprinsip syariah murni pertama di Indonesia sehinngga pasar akan terbuka bagi orangorang yang benar-benar ingin menghindari riba atau yang lainnya. Strategi pemasaran lain yang dilakukan oleh DPLK Muamalat yaitu: 1. Strategi Produk Dalam perspektif syariah produksi merupakan konsep yang penting. Alqur’an menggunakn konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan alqur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk Kebutuhan hidup manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sessuai dengan kebutuhan manusia. Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas
75
(ghoror) bagi pembeli. Pasalnya disini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak. Selain keberadaan suatu produk, islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli bisa dengan mudah memberi penilaian Strategi produk yang dilakukan oleh DPLK Muamalat dalam mengembangkan produknya dengan: a. Membuat logo dan motto Logo merupakan ciri khas suatu produk. Adapun logo dari DPLK Muamalat adalah : “Din” yang artinya agama, menggunakan logo tersebut karena DPLK Muamalat adalah sebuah lembaga Keuangan yang berprinsip syariah, jadi dalam pengelolaannya selalu berpedoman pada aruran agama islam (Alqur’an dan Hadits). Sedangkan motto adalah serangkaian kata-kata yang berisikan visi dan misi perusahaan dalam melayani peserta DPLK. Motto DPLK Muamalat adalah “Menata hari esok yang lebih baik”. b. Menciptakan merk Karena jasa memiliki keanekaragaman, maka setiap jasa harus memiliki nama, tujuannya agar lebih mudah dikenal oleh pembeli. Merk produk yang digunakan oleh DPLK Muamalat adalah pensiun umat dan wasiat umat,
76
dengan nama merk yang bernuansa islami diharapkan akan bias lebih menarik peserta. c. Menciptakan kemasan Kemasan merupakan pembungkus suatu produk, dalam DPLK kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan jasa kepada para peseta atau bentuk tawaran produk yang dapat menarik perhatian para peserta.
2. Strategi Promosi Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang sama pentingnya dengan bauran pemasaran yang lainnya, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan pesertanya. Promotion mix yang digunakan oleh DPLK Muamalat dalam memasarkan produk DPLK adalah sebagai berikut : a. Periklanan (advertising) Periklanan digunakan untuk menanamkan citra jangka panjang dan suatu cara yang efisien untuk mencapai sejumlah calon peserta baik yang berada di pusat kota, pinggiran kota maupun wilayah pedesaan, periklanan yang digunakan oleh DPLK Muamalat yaitu melalui: b. Media cetak Media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi.
77
Media cetak yang digunakan oleh DPLK Muamalat adalah melalui Koran diantaranya Koran Kontan, Republika, dan lain-lain. c. Media elektronik DPLK
Muamalat
menggunakan
internet
dalam
rangka
mengiklankan produk, peserta atau calon peserta bisa melihat gambaran DPLK Muamalat melalui web dengan cara membuka www.dplkmuamalat.com yang bisa diakses 24 jam melelui internet dimanapun peserta atau calon peserta berada. d. Media luar ruang DPLK Muamalat menggunakan brosur yang diberikan kepada setiap peserta atau calon peserta yang datang ke DPLK Muamalat, bentuk brosur ditampilkan semenarik mungkin yaitu dengan susunan layout yang menggunakan tata warna, disain, kata-kata dan grafis yang baik agar menimbulkan kesan ekslusif sehingga konsumen tertarik untuk membacanya. Brosur DPLK Muamalah memuat tentang persyaratan kepesertaan, produk yang dimiliki DPLK Muamalat, ragam pilihan investasi, manfaat pensiun bagi peserta, hak peserta serta keuntungannya baik bagi perusahaan, karyawan, maupun peserta. Dengan demikian para peserta dan calon peserta dapat mengenal dan mengetahui produk yang akan dipilihnya berdasarkan informasi yang didapatkan dai brosur tersebut. Peranan brosur untuk mempromosikan produk cukup
78
terlihat efisien, karena keberadaan brosur dalam strategi pemasaran yang dilakukan DPLK Muamalat cukup berperan bagi peningkatah peserta. e. Penjualan pribadi (personal selling) Cara inilah yang paling efektif dalam memasarkan produk, karena intinya apabila peserta puas akan pelayanan pihak DPLK maka peserta tersebut akan lebih bisa yakin dan tidak bisa dipungkiri bahwa peserta tersebut memberikan informasinya juga kepada tetangganya
sehingga
efek
yang
ditimbulkan
akan
lebih
menguntungkan,dalam hal ini DPLK mempunyai 3 orang marketer untuk memasarkan produknya baik produk pensiun umat maupun produk wasiat umat. Pelaksanaan personal selling pada DPLK yaitu sebagai berikut : Pihak DPLK langung bertatap muka dengan peserta atau calon peserta, sehinnga Pihak DPLK bisa menjelaskan secara langsung tentang DPLK secara rinci kepada pesertanya. Dalam meningkatkan jumlah peserta perorangan DPLK Muamalat menggunakan metode kerjasama dengan Bank Muamalat, cros saling antara produk Bank Muamalat dengan DPLK Muamalat. Sedangakan untuk meningkatkan jumlah peserta korporat dengan cara penunjukan PIC (Person In Charge) di masing-masing cabang Bank Muamalat untuk melakukan pemasarn produk DPLK. PIC tersebut bertugas memasarkan/
79
menawarkan produk DPLK Muamalat ke perusahaan, perguruan tinggi, yayasan maupun koperasi, mensosialisasikannya melalui presentasi produk dan manfaat menjadi peserta DPLK Muamalat. f. Publisitas Kegiatan publisitas yang diakukan oleh DPLK M,uamalat yaitu dengan cara mengundang masyarakat baik peserta ataupun calon peserta yang diselenggarakan oleh DPLK Muamalat dengan tujuan dapat menambah wawasan bagi peserta maupun calon peserta, dengan harapan peserta atau calon peserta mendapatkan dorongan dan semangat agar mau menjadi peserta DPLK Muamalat dan kemudian segera merealisasikan produk DPLK kepada orang lain.
3. Strategi Harga Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasuakan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangakan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Ahli ekonomi sering menganggap bahwa harga rendah untuk produk yang sama akan menghasilkan penjualan yang lebih tinggi dari pada harga yang tinggi.2 Selain itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya 2
Supranto, Nandan Limakrisnan, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis Edisi ke 2 Mitra Wacana Media Jakarta 2011 h.12 Jakarta
80
dengan karakteristik produk atau komitmen saluran distribusi. Keduanya tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut kebutuhan jangka panjang. Penetapan strategi pemasaran DPLK Muamalat dari segi harga dilihat sebagai pengembalian modal adalah dengan penerapan bagi hasil.
4. Strategi Distribusi Saluran distribusi merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi peserta maupun calon peserta untuk memilih suatu lembaga keuangan. Oleh karena itu, saluran distribusi dalam DPLK Muamalat diwakili oleh kantorkantor cabang Bank Muamalat yang terdapat di seluruh Indonesia. Bauran pemasaran umumnya terdiri 4 P (Produc, price, place, promotion) namun disamping ke 4 Bauran pemasaran tersebut dalam DPLK Muamalat terdapat strategi pelayanan atau service, sebab walaupun produknya bermutu bagus tetapi kalau pelayanannya jelek konsumen tidak akan puas.
B. Perkembangan Jumlah Peserta DPLK BMI Diawali oleh lahirnya Bank Muamalat, kegiatan ekonomi berbasis syariah semakin berkembang dan merambah hampir di semua sektor usaha. Misalnya, asuransi, perhotelan, pegadaian, reksadana, pasar modal, dan bahkan juga merambah ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Sejak berdirinya tahun 1997 hingga
81
saat ini DPLK Muamalat menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini tak terlepas dari kesadaran masyarakat akan arti pentingnya investasi sebagai persiapan memasuki hari tua atau masa pension Di bawah ini akan disajikan target jumlah peserta dan realisasi perkembangan jumlah peserta DPLK BMI sejak tahun 2008-2010 : Target Jumlah Peserta DPLK BMI Tahun 2008-2010
Tabel 2 Tahun
Target Jumlah Peserta
2008
3500
2009
4000
2010
4500
Sumber: Laporan Tahunan 2008-2010 Tabel 2 menggambarkan target jumlah peserta DPLK BMI pada Tahun 20082010, pada Tahun 2008 ditargetkan jumlah peserta DPLK BMI sebanyak 3500 peserta, pada Tahun 2009 ditargerkan jumlah peserta DPLK BMI sebanyak 4000 dan pada Tahun 2010 jumlah target peserta sebanyak 4500 peserta.
Realisasi Perkembangan Jumlah Peserta DPLK BMI Tahun 2008-2010
Tabel 3
82
Jenis
2008
2009
2010
Paket A
33529
37316
41167
Paket B
848
1822
2101
Paket C
1676
1897
2348
Jumlah
36053
41035
45616
Sumber : Laporan Tahunan 2008-201 Berdasarkan data dari tabel 3 terlihat bahwa realisasi jumlah peserta DPLK BMI Tahun 2008-2010 lebih tinggi dibandingkan dengan Target Jumlah peserta, hal ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukam DPLK BMI mampu menarik jumlah peserta lebih banyak dibandingkan dengan target. Jenis paket terdiri atas paket A (Deposito rupiah), paket B (Deposito rupiah dan Obligasi Syariah), paket C (Deposito rupiah, Reksadana Syariah dan Saham Syariah) dan terlihat Nampak bahwa jumlah peserta terbesar adalah paket A (Deposito rupiah) dengan tingkat kenaikan sebesar 3787 orang di tahun 2009 dan 3851 orang di tahun 2010. Hal ini dimungkinkan karena iuran setoran yang ringan sehingga banyaknya peminat dan didepositokan kedalam rupiah. Sedangkan jumlah peserta terkecil adalah pada peserta paket B (Deposito rupiah dan obligasi syariah) dengan kenaikan sebesar 974 orang di tahun 2009 dan 279 orang di tahun 2010. Hal ini dimungkinkan karena nilai
83
iuran n setoran tinnggi sehinggga sulit dijanngkau responnden. Dapatt dilihat secaara diagrram batang adalah a sebaggai berikut: Perk kembangan Jumlah Pesserta DPLK K BMI Dari Tahun 2008-2010
5000 00 4000 00 Jumlah Peserta P
41 1035
4 45616
3605 53
3000 00 2000 00
Pesertta
1000 00 0 2008 8
200 09
20 010
Tahun
Perkembangan n Dana Peseerta DPLK BMI Dari Tahun T 20088-2010 Tabel 4 JUMLAH TAHUN PAKET T P H DANA PE ESERTA 2008 A Iuuran Peserta : 84,945,633,721.37 Iuuran Pemberii kerja : 2,253,176,514.27 Peengembangaan : 28,782,767,137.06 Peeralihan : 1,721,478,683.19 Tootal : 117,703,056 1 ,055.90 B Iuuran Peserta : 4,224,574,923.19 Iuuran Pemberii kerja : 70,726,929.42 Peengembangaan : 1,409,145,148.01 : 191,658,958.20 Peeralihan : 5,896,105,958.82 Tootal C Iuuran Peserta : 12,056,759,037.23 Iuuran Pemberii kerja : 140,508,936.90 Peengembangaan : 642,923,203.35 Peeralihan : 526,704,187.96 Tootal : 12,081,048,958.74
84
2009
A
B
C
2010
A
B
C
Iuran Peserta : 109,063,217,395.08 Iuran Pemberi kerja : 5,966,861,137.41 Pengembangan : 40,208,474,373.10 Peralihan : 2,549,737,665.96 Total : 157,788,290,571.22 Iuran Peserta : 6,069,997,256.03 Iuran Pemberi kerja : 558,487,887.15 Pengembangan : 2,143,697,534.29 Peralihan : 329,498,567.20 Total : 9,101,681,244.67 Iuran Peserta : 16,214,859,725.10 Iuran Pemberi kerja : 610,802,890.75 Pengembangan : 4,510,683,712.35 Peralihan : 892,373,646.96 Total : 22,228,719,975.16 Iuran Peserta : 142,587,935,303.12 Iuran Pemberi kerja : 10,769,141,198,12 Pengembangan : 52,923,142,749.11 Peralihan : 3,515,188,798.75 Total : 209,822,408,049.10 Iuran Peserta : 9,307,918,716.52 Iuran Pemberi kerja : 1,090,255,725.35 Pengembangan : 3,298,095,365.95 Peralihan : 842,405,577.79 Total : 14,101,681,244.67 Iuran Peserta : 24,184,415,440.83 Iuran Pemberi kerja : 1,219,338,028.87 Pengembangan : 7,751,035,308.22 Peralihan : 2,196,154,434.34 Total : 35,350,943,212.27 Sumber; Hasil Wawancara dan Observasi
C. Kendala-kendala yang dihadapi DPLK Muamalat dalam memasarkan produknya Perkembangan industri lembaga keuangan di tanah air diakui sebagai batu loncatan mulai menggeliatnya kembali aktifitas perekonomian berbasis sistem
85
ekonomi Islam. Hal ini kemudian diikuti dengan tumbuh dan berkembangnya instrument sistem ekonomi Islam sepertri asuransi, perbankan, pegadaian, pasar modal dan sebagainya. Meskipun masih menguasai pangsa pasar yang relative kecil, telah banyak bukti bahwa sistem perekonomian syariah disambut sangat baik oleh masyarakat. Maraknya sambutan pasar terhadap jasa yang ditawarkan Lembaga Keungan Syariah telah menimbulkan optimis para pelaku bisnis dan ekonomi pada umumnya termasuk pemerintah untuk menggarap segmen ini. Keberpihakan pemerintah untuk mendukung sisitem ekonomi islam mulai dirasakan meskipun masih sedikit dibanding ekonomi konvensional. Pada awal tahun 2006 lalu untuk merespons perkembangan aktifitas perbankan syariah serta mendorong laju ekspansi usahanya, Bank Indonesia telah mengeluarkan regulasi baru tentang kegiatan Bank umum konvensional yang boleh melaksanakan kegiatan usaha penghimpunan dana nasabah berdasarkan prinsip syariah, yang dikenal dengan “office channeling system”.3 Namun dalam kenyataanya masih terdapat beberapa permasalahan yang menghambat laju pertumbuhan DPLK.
Devisit investasi yang memonitor
masuknya dana rupiah atau valas dalam posisi neraca tertentu, agar Bank Muamalat Indonesia tidak terkena imbas krisis global maka BMI tersebut melakukan antisipasi dengan meminjamkan pinjaman modal ke bank lain dan 3
www.yokikuncoro.wordpress.com tanggal 15 April 2011
86
dengan cara bagi hasil tidak menggunakan bunga. Dengan cara investasi ke bank lain (cari dana), maka BMI tersebut bisa mengatasi masalah likuiditas. Dengan adanya kerjasama dengan direksi dan menginvestasi ke bank lain maka BMI tersebut akan terhindar dengan masalah likuiditas, dan dengan adanya penyaluran kredit dengan bagi hasil yang akan dikurangi dengan over load. Dengan adanya UMKM BMI sangat beruntung untuk mengatas risiko kredit macet. Kendala yang dihadapi BMI tersebut adalah adanya jaminan atau pinjaman, dan adanya biaya administrasi bank (asuransi jaminan). Hal ini mungkin karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang produk maupun
jasa
perbankan
syariah
sehingga
masyarakat
enggan
untuk
memanfaatkanya. Ada beberapa kendala dan upaya untuk menghadapi likuiditas DPLK diantaranya sebagai berikut :
a. Kendala 1. Kurang dikenalnya produk-produk perbankan yang terbagi ke dalam prinsip simpanan yang biasa. 2. Sosialisasi tentang konsep, mekanisme, urgensi, atau bahkan keberadaan industri. 3. Masyarakat Indonesia masih belum memahami betul mengenai perbankan syariah, apalagi mengenai aplikasi dan produk-produk bank syariah.
87
4. Kebanyakan orang-orang hanya mengetahui bahwa bank syariah adalah bank tanpa bunga yang tidak menawarkan tambah kecuali dari aspek spiritual, dan 5. Kurangnya produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
2.
Upaya 1. Untuk menciptakan kesetimbangan yang adil diantara stakeholder melalui bermacam- macam peraturan, baik informal maupun formal. 2. Untuk mengontrol dana pensiun syariah dengan biaya yang relatif murah. 3. Menciptakan kesejahteraan pegawai atau peserta, dan Mendorong penyusunan pedoman tata kelola yang baik dilingkungan dana pensiun sekaligus memberikan acuan kepada pendiri, pemberi kerja, pengurus dan pengawasan dana pensiun.
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan, yaitu: 1. Dana pensiun Lembaga Keuangan adalah Badan Hukum yang dibentuk oleh
Bank
atau
menyelenggarakan
Perusahaan Program
Asuransi
Pensiun
Jiwa
Iuran
Pasti
(PAJ)
yang
(PPIP)
bagi
pesertanya. Dana pensiun yang dibentuk oleh PT Bank Muamalat Indonesia dinamakan DPLK BMI yang lebih dikenal dengan nama Dana Pensiun Muamalat. Bentuk program pensiun yang dikelola perusahaan ini adalah program pensiun iuran pasti. 2. DPLK Muamalat menerapkan strategi pemasaran yang meliputi empat komponen yaitu: strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. 3. Perkembangan jumlah peserta DPLK Muamalat dari tahun 2008 sampai 2010 menggambarkan bahwa perkembangan DPLK mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada Tahun 2008 jumlah peserta sebanyak 36053 peserta. Tahun 2009 jumlah peserta sebanyak 41035 dan Tahun 2010 jumlah peserta sebanyak 45616.
89
B. Saran Adapun beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan penelitian pada DPLK Muamalat adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya pihak DPLK Muamalat dalam melakukan kegiatan pemasaran lebih meningkatkan kinerja dan meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal, sehingga masyarakat sekitar dapat mengetahui produk-produk yang ada dan dapat menarik minat masyarakat sekitar untuk menjadi peserta DPLK Muamalat.
2. Untuk dapat dengan mudah diterima masyarakat luas, kedepannya DPLK Muamalat perlu melakukan perubahan secara menyeluruh baik dari segi penerapan sistemnya maupun dari segi kualitas SDM yang memiliki potensi pada bidangnya.
3. DPLK Muamalat harus lebih transparan dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat.
90
DAFTAR PUSTAKA Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Stratejik Jakarta: Binarupa Aksara, 1996
Al Arief, M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta, 2010.
Amrin Abdullah Strategi Pemasaran Syariah Memenangkan Pesaing Usaha Bisnis Asuransi Dan Bank Syariah Secara Syariah, Jakarta: PT.Gramedia Widisarana Indonesia, 2007. Asyauri, Sofyan, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Basu, Swastha, Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta: Liberty, 2002.
Ciptono, Fandy “Pemasaran Jasa” Malang : Bayu Media Publising, 2005.
Darmawi, Herman, Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara,2001.
Faulkner, David dan Gery Johnson, Strategi Manajemen, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,1995
91
Firdaus, Dasar & Strategi Pemasarn Syariah, Jakarta Renaisan, 2005. Furchan Arief, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional,1992
Kasim, Bank dan Lembaga Keuangan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1998
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002
Kotler, Philip, dan Amstrong, Gary, Dasar-dasar Pemsaran, Jakarta: PT Indeks, 2003
Lupiyoadi Rambat, “Manajemen Pemasaran Jasa Teori Dan Praktik” Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2001
Nadzir Moh, Metode Penelitian Bogor: Ghalia Indonesia,2005
Perwatmadja, A. Karnaen, Peluang dan Strategi Operasional Bank Muamalat Indonesia, Dalam Buku Berbagai Aspek Ekonomi Islam, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992
Payne Andrian, The Essennce of Servise Marketing Yogyakarta: Andi, 2001
Qardhawi, Yusuf, Halal dan Haram, Jakarta, Rabbani Press, 2000
92
.Schiffman G. Leon dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, Jakarta: PT.Indeks Group Gramedia, 2004.
Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2004 Steiner, A. George dan Miner, B. John, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Ed.II, Penerjemeh Ticoalu dan Agus Dharma, SH.M.Ed Jakarta:Erlangga,1997
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: cv Alfabeta, 2006)
Sukanto Reksahadiprodjo, Manaajemen Strategik Yogyakarta: BEFE, 1987
Supratikno Hendrawan, Advanced Strategic Manajemen; Back To Basic Approach Jakarta: PT.Grafindo Persada , 2003
Syula, M. Syakir dan Hermawan Kertajaya, Marketing Syariah, Bandung PT. Mizan Pustaka, 2006
Uchayana Onong, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990 )
Yunianto, Askar “Segmentasi pasar sebagai Upaya memenuhi Competitive Advantage, Dalam Fokus Ekonomi”, Vol 2, No 1, April 2003
93
Brosur DPLK Muamalat http://www.edukasi.net/mol/mo/full.php/moid=11&fname=eko206 10.htm, http:/Bumiputera.com di akses pada tanggal 08 Des 2010 http//id.wikipedia.org/wiki/strateg.htm di akses pada tanggal 1 April 2011
Hasil Interview Strategi Pemasaran Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Dalam Peningkatan Jumlah Nasabah Pada DPLK Bank Muamalat Indonesia
Responden : Ibu Leli Damayanti Jabatan
: Staf Marketing
1. DPLK BMI adalah penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuangan No. KEP-485/KM.17/1997 tanggal 10 Oktober 1997.
2. Jenis produk yang dimikliki oleh DPLK BMI yaitu pensiun umat dan wasiat umat, Pensiun Umat Yaitu memberikan manfaat atas iuran peserta dan hasil pengembangan sesuai jenis investasi yang peserta pilih. Wasiat umat Yaitu produk yang memberikan manfaat pension atas iuran peserta, hasil pengembangan sesuai jenis investasi yang peserta pilih dan proteksi bagi peserta selama masa kepesertaan.
3. DPLK BMI mempunyai manfaaat baik untuk karyawan, keluarga maupun perusahaan.
4. Mekanisme kepesertaaan BMI yaitu Dengan diawalinya setoran iuran peserta untuk kemudian dana tersebut ditampung oleh pihak DPLK PT. Bank Mu’amalt Tbk pada rekening-rekening penampungan sesuai dengan pilihan paket investasi peserta, setelah kumpulan dana ditiap rekening tersebut telah mencapai jumlah yang memungkinkan untuk dinvestasikan, maka DPLK PT. Bank Muamalat Tbk
pihak
melakukan placement pada instrumen
investasi pilihan peserta.
5. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh DPLK BMI yaitu dengan segmenting, Targeting, dan Positioning serta dengan bauran pemasaran 4 P ( Product, place, Price dan Promotion).
6. Dalam pemasarannya DPLK BMI menggunakan prinsip Syariah yang selalu mengutamakan kejujuran, dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. logo dari DPLK Muamalat adalah : “Din” yang artinya agama, menggunakan logo tersebut karena DPLK Muamalat adalah sebuah lembaga Keuangan yang berprinsip syariah, jadi dalam pengelolaannya selalu berpedoman pada aruran
agama islam (Alqur’an dan Hadits).sedangkan Motto DPLK Muamalat adalah “Menata hari esok yang lebih baik”.
7. DPLK mempunyai 3 orang marketer untuk memasarkan produknya baik produk pensiun umat maupun produk wasiat umat. Pelaksanaan personal selling pada DPLK yaitu sebagai berikut : Pihak DPLK langung bertatap muka dengan peserta atau calon peserta, sehinnga Pihak DPLK bisa menjelaskan secara langsung tentang DPLK secara rinci kepada pesertanya. Dalam
meningkatkan
jumlah
peserta
perorangan
DPLK
Muamalat
menggunakan metode kerjasama dengan Bank Muamalat, cros saling antara produk Bank Muamalat dengan DPLK Muamalat. Sedangakan untuk meningkatkan jumlah peserta korporat dengan cara penunjukan PIC (Person In Charge) di masing-masing cabang Bank Muamalat untuk melakukan pemasarn produk DPLK. PIC tersebut bertugas memasarkan/ menawarkan produk DPLK Muamalat ke perusahaan, perguruan tinggi, yayasan maupun koperasi, mensosialisasikannya melalui presentasi produk dan manfaat menjadi peserta DPLK Muamalat.
Interviewer
Syarifatul Maula