PARTISIPASI WARGA DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP) DI KAMPUNG SAWANG KECAMATAN SIAU TIMUR SELATAN KABUPATEN SITARO
Oleh : STEVANDRI GANDARIA Abstrak Partisipasi merupakan suatu proses dan tujuan dalam mencapai tujuan pembangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi warga desa dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM-MP ) di desa Sawang, Kecamatan Siau Timur Selatan, Kabupaten Sitaro. Penelitian ini menggunakan dasar penelitian kualitatif. Hasil dari analisis menunjukan bahwa pelaksanaan PNPM-MP di desa Sawang, Kecamatan Siau Timur Selatan, Kabupaten Sitaro berjalan dengan baik dengan memperhatikan kualitas proyek pembangunan desa. Kata Kunci : Partisipasi, PNPM-MP, Desa
Pendahuluan Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks. Sejak zaman dulu, kemiskinan sudah di rasakan nenek moyang kita. Di Indonesia penduduk miskin masih menghantui masalah pembangunan. Hakikat penyebab kemiskinan sesungguhnya adalah melekat dalam diri individu atau social yang bersangkutan, masalah kemiskinan sangat terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu pengentasan kemiskinan adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sehingga mereka mampu berdaya, berdiri di atas kaki sendiri, atau memiliki daya tawar dan
daya saing untuk mampu hidup sendiri. Dengan kata lain penuntasan kemiskinan dapat di atasi melalui pendekatan pemberdayaan. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, Oranisasi, dan komunitas di arahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya ( Djohani, 2003 ) Tujuan dari konsep pemberdayaan masyarakat disini bukan untuk mencari dan menetapkan solusi, struktur penyelesaian masalah atau menghadirkan pelayanan bagi masyarakat melainkan lebih pada usaha bersama masyarakat sehingga mereka dapat mendefinisikan dan menangani masalah, serta terbuka untuk menyatakan kepentingan-kepentingannya sendiri dalam proses pengambilan keputusan. Konsep ini menjadi sangat penting terutama karena memberikan perspektif positif terhadap orang miskin. Orang miskin tidak lagi dipandang sebagai orang yang serba kekurangan (misalnya : kurang makan, kurang pendapatan, kurang sehat, kurang dinamis) dan objek pasif penerima pelayanan belaka, melainkan sebagai orang yang memiliki beragam kemampuan yang dapat dimobilisasi untuk perbaikan hidupnya Salah satu indikator penting dalam pemberdayaan masyarakat adalah seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat bukan sekedar keterlibatan masyarakat dalam pembangunan saja, partisipasi juga bukan sekedar alat atau mobilisasi tertentu untuk mencapai tujuan individu atau kelompok tertentu. Partisipasi merupakan suatu proses dan tujuan dalam mencapai tujuan pembangunan. Partisipasi masyarakat terlibat aktif baik fisik maupun psikis. Partisipasi mengandung
makna keterlibatan adanya kesadaran untuk berubah, terjadinya proses belajar menuju arah perbaikan dan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. Faktor internal yang meyebabkan kurangnya partisipasi individu atau kelompok masyarakat adalah Pengetahuan yang minim dari masyarakat terhadap program-program yang di buat oleh pemerintah, atau kurangnya penyuluhan dari pemerintah terhadap masyarakat tentang program-program pemerintah, umur, status warga, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan. Sedangkan factor eksternal yang mempengaruhi adalah Aparatur Desa, tokoh masyarakat dan fasilitator. Kebijakan yang tepat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah perencanaan partisipasif yang benar-benar melibatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan. Untuk itu pemerintah mengadakan sebuah program pemberdayaan masyarakat miskin guna mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia. Program ini berlandaskan dengan prinsip partisipatif yang melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM – MP ) Di Desa Sawang Kecamatan Siau Timur Selatan Kabupaten Sitaro, menurut pengamatan peneliti, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM – MP ) masih sangatlah kurang, dilihat dari adanya program – program pembangunan masih tidak berjalan dengan baik, seperti pembangunan drainase, talud di pinggir pantai, pembangunan jalan mengarah
ke perkebunan warga, peneliti mengkaji kurangnya partrisipasi masyarakat sehingga menghambat pembangunan yang ada, pemberdayaan terhadap masyarakat yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari pemerintah belum dilaksanakan secara optimal. Diharapkan pemberdayaan masyarakrat yang dilaksanakan di daerah ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, mengurangi
karena
hambatan
pemberdayaan yang
masyarakat
memisahkan
antara
dapat
:
membantu
masyarakat
dengan
pemerintahnya, mendorong masyarakat dan aparat pemerintah secara bersama – sama mancari jalan keluar dari berbagai masalah yang dihadapi, sekaligus berkontribusi dalam pembangunan daerah, membangun kapasitas lokal untuk mendorong pengelolaan pembangunan secara partisipatif dan meningkatkan kemungkinan mereplikasi serta menyumbangkan berbagai pengalaman dalam pengelolaan pembangunan secara partisipatif di era desentralisasi.
Metode penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dasar penelitian kualitatif yaitu dimana obyek atau masalah yang dipilih dan diamati, kemudian dianalisis secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang terintegritas dengan tujuan akan memperoleh informasi dari sejumlah informan yang dianggap dapat mewakili populasi (Burhan Bungin; 2002) Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi tetapi obyek penelitian atau situasi yang diamati secara mendalam aktivitas ( activity ) orange –
orang ( actors ) yang ada pada tempat ( place ) tertentu. ( Sugiyono 2011:215 ). Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan Spradley dimana social situation terdiri atas 3 elemen yaitu tempat ( place ), pelaku ( actors ) dan aktivitas ( activity ) yang berinteraksi secara sinegris. Objek inilah yang ditetapkan
oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono 2011;215 ).
Teknik pengumpulan data Teknik penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memperoleh suatu gambaran dengan jelas dengan jalan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Tujuan teknik observasi ini senada dengan yang dikemukakan oleh Nasution ( 1996:60 ) bahwa : “ Dengan berada secara pribadi dalam lapangan, peneliti memperoleh kesempatan mengumpulkan data yang lebih banyak , lebih terperinci dan lebih cermat .” Teknik ini penulis lakukan dengan jalan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Dengan melakukan obsevasi ini peneliti memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan keadaan lapangan.
Wawancara Wawancara merupakan satu teknik pengumpulan data dengan cara lisan terhadap informan, dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan. Seperti yang diungkapkan oleh Narbuko ( 2007:83 ) bahwa wawancara
adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi – informasi atau keterangan – keterangan. Maksud wawancara sebagai teknik penelitian seperti yang dikemukakan oleh Nasution ( 1996:73 ) bahwa : “ Tujuan wawancara untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandanganyan tentang dunia yaitu hal – hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.”
Teknik analisis data Analisis data merupakan suatu langkah dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan data dan analis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengakategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah didapatkan, yaitu dari hasil wawancara dan observasi maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis dari hasil pengumpulan data, dimana proses analisis data ini dimulai dengan menelaaaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu hasil wawancara dan pengamatan. Data yang didapatkan dilapangan akan dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan bagaimana partisipasi warga dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri yang ada di Kampung Sawang Kecamatan Siau Timur Selatan Kabupaten Sitaro.
Pembahasan Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang diharapkan, diperlukan keterlibatan masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Keikutserataan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur fisik adalah kesadaran yang tidak bisa muncul dengan sendirinya. Prasyarat untuk terjadinya partisipasi dalam pembangunan adalah adanya kesempatan, ada kemampuan dan keterampilan, serta ada kemauan dari masyarakat. Kesempatan harus diciptakan seluas – luasnya melalui berbagai aktivitas yang nyata dalam masyarakat. Kegiatan nyata ini hendaknya yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat itu sendiri. Partisipasi bisa muncul melalui kelompok – kelompok, lembaga swadaya masyarakat, kelompok – kelompok adat, ataupun satuan- satuan swadaya masyarakat yang lebih kecil lainnya. Adanya dukungan dari mereka merupakan dorongan bagi pemerintah daerah untuk mengklasifikasikan sekaligus memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kerana itu, tanpa adanya pertisipasi dipastikan suatu daerah tidak akan bisa melaksanakan pembangunan daerah dengan baik. Meski ada opsi lain yang dapat dijadikan sebagai alternative pengganti, yaitu menjadikan salah satu satu proyek dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM – MP ) sebagai salah satu tolak ukurnya yakni pembangunan talud dipinggir pantai yang selanjutnya secara kualitatif
ditelusuri melalui dimensi – dimensi sebagai mana dikemukakan oleh Davis yang di kutip oleh Sastropoetra ( 1988:16 ) terdiri atas : 1. Partisipasi pikiran. 2. Partisipasi tenaga. 3. Partisipasi keahlian. 4. Partisipasi uang.
1. Partisipasi Pikiran Mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pekerjaan proyek Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM - MP ) bukanlah hal yang mudah. Hal ini karena, masyarakat selalu beranggapan bahwa proyek – proyek Porgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM - MP ) merupakan proyek pemerintah yang pada dasarnya mempunyai anggaran yang cukup untuk melaksanakan proyek – proyek pembangunan Desa oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM – MP ), oleh karena itu setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan proyek – proyek pembangunan Desa harus mendapat upah Dalam melaksanakan pembangunan oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( PNPM – MP ) di kampung Sawang Kecamatan Siau Timur Selatan Kabupaten Sitaro, pembangunan yang akan dilaksanakan tidak langsung diputuskan sendiri oleh pemerintah desa setempat, melainkan melakukan pengumpulan gagasan atau usulan ide dari semua pihak yang melibatkan
masyarakat secara mendalam dalam keseluruhan agar semua kebutuhan masyarakat dapat tertampung
2. Partisipasi Selain partisipasi dalam bentuk pemikiran, tenaga merupakan salah satu bentuk partisipasi dari masyarakat Desa yang sangat potensial diarahkan dalam proses pembangunan Desa, khususnya dalam pengerjaan proyek – proyek fisik. Sejarah telah mencatat bahwa masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pedesaan dapat menyelesaikan berbagai pekerjaan atas dasar gotong royong atau swadaya.
3. Partisipasi keahlian Menyelesaikan suatu pekerjaan secara efektif dan efisien serrta berkualitas sangat ditentukan oleh tingkat keahlian yang dimiliki oleh pekerjanya. Keahlian tersebut juga harus ditunjang pula dengan motif dan kondisi kejiwaan dari para pekerja pada saat mereka berkerja.
4. Partisipasi barang Barang yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah barang – barang yang dimiliki oleh warga Desa yang secara sukarela disumbangkan kepada Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa oleh PNPM – MP. Dipandang dari sudut
ekonomi, sesungguhnya mereka bukanlah orang – orang yang memiliki kekayaan yang berlebihan, sehingga sebagian harta mereka disumbangkan kepada Desa. Akan tetapi, meskipun kehidupan mereka masih dalam taraf sederhana, mereka tetap rela untuk menyumbangkan sebagian harta mereka untuk kepentingan pembangunan Desa.
5. Partisipasi uang Diinformasikan oleh semua informan bahwa tidak terdapat partisipasi masyarakat Desa dalam bentuk uang pada saat pembangunan, kalaupun ada, hal itu dalam bentuk rokok dan minuman seperti kopi, sirup dan lain – lain untuk dikonsumsi bagi masyarakat yang terlibat dalam pengerjaan proyek.
kesimpulan 1. Meskipun terdapat hambatan – hambatan kecil dalam membangun dan mengarahkan partisipasi masyarakat Desa Sawang Kecamatan Siau Timur Selatan Kabupaten Sitaro, namun secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Desa tersebut telah cukup memadai dalam rangka pelaksanaan proyek PNPM – MP di Desa mereka. 2. Dari lima jenis partsipasi yang dikaji, ternyata bentuk partisipasi tenaga memiliki sumbangan yang sangat signifikan dalam pengerjaan proyek PNPM – MP.
Saran 1. Diharapkan agar kepala desa serta aparatnya semakin gigih dalam berupaya memperjuangkan aspirasi masyarakat desa guna mendapatkan proyek – proyek PNPM – MP sesuai skala prioritas kebutuhan masyarakat Desanya. 2. Agar kepala desa beserta jajarannya semakin menjalin hubungan yang baik dengan tokoh – tokoh masyarakat desa secara keseluruhan sehingga pertemuan – pertemuan yang mereka selenggarakan di masa yang akan datang dapat melahirkan gagasan – gagasan dan keputusan – keputusan yang lebih baik guna menyukseskan setiap program dan proyek yang telah berhasil diperjuangkan oleh kepala Desa. 3. Diharapkan kepala Desa dan aparatnya serta tokoh – tokoh masyarakat Desa Sawang Kecamatan Siau Timur Selatan Kabupaten Sitaro senantiasa bersinergi menjadi teladan bagi masyarakat dalam memelihara dan merawat hasil – hasil pembangunan yang dicapai di Desa Sawang Kecamatan Siau Timur Selatan Kabupaten Sitaro. Daftar pustaka Anwas, Oos M. 2005. Pembedayaan Masyarakat Di era Globalisasi. Alfabeta, Bandung. 2010 Televisi Pembangunan
Pedesaan. Jurnal Ilmiah terakreditas
pendidikan Dan kebudayaan. September 2010, Jakarta Ala, Andre Balo. Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan, Liberty, Yogyakarta, 1981 .
Ambar Teguh Sulistiyani, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu, Jakarta. Asngari, Pang S. 2006 Peranan Agen Pembaharuan/Penyuluh dalam Usaha Memberdayakan (empowerment) Sumber Daya Manusia Pengelola Agribisnis; Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Sosial Ekonomi IPB. Bogor. Bennis, Waren dan Mische, Michael 1995. Organisasi abad 21 (Reinventing melalui Reengineering), Terjemahan ; Irma Andriani Rachamayanti, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Bungin, Burhan, 2001. Metode penelitian kualitatif. PT. Raja Grafindo. Perkasa 2004 Jakarta. Canter, 1977. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan. Davis, Keith 1985. Perilaku Dalam Organisasi. Erlangga. Jakarta Djohani, R 2003 Partisipasi, Pemberdayaan, dan Demokrasi Komunitas Bandung : Studio Driya Media. Friedman, Lawrence M. Friedman, 1979, The Legal System. Russel Sage Foundation, New York. Ife, Jim & Tesoriero, Frank. 2008 Penerjemah Satrawan Manullang, dkk.
Community Development : Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Edisike-3, Pustaka Pelajar. Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Levitan, Sar A, 1980, Program in Aid Of The Poor For The 1980’s, Policy Studies in Employment and Welfare, Fouth Edition, The Johns Hopkinds Univercity Press, Baltimore and London. Mubyarto, 1997. Teori ekonomi dan penerapannya di Asia, Gramedia Pustaka Utama Implementasi. Jakarta: CSIS. Mubyarto & Sartono Kartodirjo. 1998. Pembangunan Pedesaan di Indonesia. Yogyakarta: Liberty. Nelson, Bryant dan White, 1982. Pembangunan Masyarakat. Liberty. Yogyakarta. Prasojo, Eko, 2009. Reformasi Kedua. Salemba, Jakarta
Prijono, O.S dan Pranaka, A.M.W. 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan
Payne M. 1997. Social Work and Community Care. London: McMillan.
Robinson, J.R 1994. CommunityDevelopment in Perspective. Lowa State : Univercity Press. Sastropoetro, Santoso 1990. Komunikasi Sosial. PT. Remaja Rosdakarya
Bandung. Soemardjan, Selo, 1962. Social changes in yogyakarta. Gramedia Pustaka Utama Yogyakarta. Soetrisno Loekmana. 1995. Menuju Partisipasi Masyarakat, Kanisius. Yogyakarta. Suparlan, Parsudi, 1993. Pengantar Suatu Metode Pendekatan Kualitatif. Pontianak : STAIN Pontianak. Suyono, Haryono. 2003 Memotong Rantai Kemiskinan. Yayasan Dana Sejahtera Mandiri . Jakarta. Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS. Jakarta: PT. Gramedia Syafiie, Inu Kencana 2013. Sistem Administrasi Publik Republik Indonesia. PT. Bumi Aksara. Van Den Ban, A. W dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian, Kanisius. Yogyakarta.
Sumber – Sumber lain : Undang-undang no 6 tahun 2014 tentang desa Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah Peraturan Pemerintah nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Desa Buku Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Edisi 2010
Buku Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan. Edisi 2010 Buku Petunjuk Teknis Optimalisasi Tahapan Kegiatan Program Nasional Pemberdayan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan, Edisi 2010